Anda di halaman 1dari 16

Dasar - Dasar Ilmu Pendidikan

Tentang
“Hakikat Ilmu Pendidikan & Landasan Pendidikan dan Penerapannya”

Disusun Oleh Kelompok 2:


Aldi Noprianto 19045161
Oktavia Wulandari 19231083
Salsabila Rizdida 19231143
Putri Hamidah 19045036
Thomas Hidayat 19003035
Irfan Jalil 19086354

Dosen pengampu:
Dra Hj. Sri Hartati, M.Pd

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2021
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdullillah kami ucapkan kehadirat allah ‫ سبحانه و تعالى‬yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia berupa kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis makalah ini dengan sebaik-baiknya. Selanjutnya shalawat dan
salam penulis hadiahkan kepada pucuk pimpinan umat islam sedunia yakni nabi muhammad

‫ﷺ‬ yang telah menyelamatkan manusia dari zaman jahiliah ke zaman yang berilmu

pengetahuan, moral dan etika. Sehingga dengan perjuangan dan pengorbanan beliulah kita
dapat merasakan manisnya ilmu dan iman.
Makalah ini dapat kami susun tidak terlepas dari bantuan, kerja sama dari semua
pihak yang terlibat. Seperti ada istilah “tak ada gading yang tak retak” makalah ini belum
sepenuhnya sempurna, untuk itu penulis sebagai penyaji meminta saran dan kritikan yang
bersifat membangun dari pembaca untuk penyempurnaan hasil makalah yang selanjutnya.
Demikian makalah ini kami sajikan semoga bermanfaat untuk para pembaca,
terutama bagi penulis yang menyajikan makalah ini.

Padang, 02-08-2021

Penulis
DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................................................
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................


A. Latar Belakang .........................................................................................................
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................
C. Tujuan ......................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................................


A. Pengertian Ilmu Pendidikan ....................................................................................
B. Ilmu Pendidikan Secara Ilmu Teoritis, Empiris, Praktis, Dan Normative ..........
C. Peran dan Kedudukan Ilmu Pendidikan Dalam Penyelenggaraan Pendidikan ....
D. Landasan Pendidikan dan Penyelenggaraan Dalam Pendidikan...........................

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................


A. Kesimpulan ...............................................................................................................
B. Saran .........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Potensi yang diberikan Allah kepada manusia tidak akan berkembang dengan
sendirinya secara sempurna tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak lain sekalipun
potensi yang dimilikinya bersifat aktif dan dinamis. Potensi kemanusiaan itu akan
bergerak terus-menerus sesuai dengan pengaruh yang didatangkan kepadanya. Hanya
saja intensitas pengaruh itu akan sangat bervariasi sesuai dengan kemauan dan
kesempatan yang diperolehnya yang dapat menentukan pengalaman
dan kedewasaan masing-masing. Oleh karena itu, manusia sering disebut sebagai
makhluk yang dapat dididik dan menididik atau makhluk pendidikan.
Memahami manusia sebagai makhluk pendidikan, berarti memahami manusia
sebagai objek dan subjek pendidikan. Pemahaman ini berimplikasi pada pemahaman
tentang keberadaan manusia di muka bumi. Keberadaan manusia adalah karena
karyanya. Untuk berkarya manusia memiliki potensi untuk mempengaruhi dan
dipengaruhi serta dapat berubah dari satu keadaan ke keadaan lain yang lebih baik.
Oleh sebeb itu penulis akan menjabarkan secara menyeluruh, pengertian
pendidikan ilmu pendidikan di segala aspek, dan kedudukan ilmu pendidikan dalam
penyelengaraan pendidikan.

B. Rumusan masalah
a. Apa Pengertian Ilmu Pendidikan, menurut al-qura’n, pakar dari luar negeri pakar
dalam negeri ?
b. Apa pengertian Ilmu Pendidikan berdasarkan ilmu teoritis, empiris,praktis , dan
normative peranan?
c. Bagaimana kedudukan ilmu pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan?
d. Apa pengertian Landasan Pendidikan berdasarkan religius, Sosiologis,. Kultural,
Hukum, Psikologis
e. Bagaimana Penerapan masing-masing landasan dalam Pendidikan

C. Tujuan
a. Mengetahui Pengertian Ilmu Pendidikan, menurut al-quran, , pakar dari luar
negeri pakar dalam negeri
b. Mengetahui Ilmu Pendidikan berdasarkan ilmu teoritis, empiris,praktis , dan
normative peranan
c. Mengetahui kedudukan ilmu pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan
d. Mengetahui landasan Pendidikan berdasarkan religius, Sosiologis,. Kultural,
Hukum, Psikologis
e. Mengetahui Penerapan masing-masing landasan dalam Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Pendidikan


Pada hakikatnya dalam memahami pengertian pendidikan terlebih dahulu
perlu diketahui dua istilah dalam dunia pendidikan yaitu pedagogi yang berarti “pendidikan”
dan pedagogia yang artinya “ilmu pendidikan”. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani
paedagigia (paedos dan agoge) yang berarti “saya membimbing, memimpin anak”.
Berdasarkan asal kata tersebut, maka pendidikan memiliki pengertian seorang yang
tugasnya membimbing anak di dalam pertumbuhannya kepada arah berdiri sendiri serta
bertanggung jawab (Suryapermana & Imroatun, 2017).
Berikut ini akan di jelaskan pengeritian ilmu pendidikan menurut al-quar’an,
pakar luar negeri, dan pakar dalam negeri.

a) Menurut al-quran,
Pendidikan menurut bahasa al-Quran sepadan dengan kata tarbiyah yang
berasal dari kata raba, yarbu, tarbiyyatan artinya bertambah dan berkembang,
sebagaimana disebutkan dalam Surat Ar Rum [30] ayat 39 artinya “Dan sesuatu riba
(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia,maka riba
itu tidak menmbah pada sisi Allah..”. Ada juga yang berpendapat tarbiyah terambil
dari kata rabiya yarba yang artinya tumbuh dan berkembang. Dan pendapat ketiga
tarbiyah berasal dari kata rabba yarubbu yang artinya memelihara, menumbuhkan
sesuatu sedikit demi sedikit sehingga mencapai batas kesempurnaan (Syahidin,
2009).
Kata tarbiyah diambil dari istilah al-Quran, berasal dari kata rabbi artinya
Tuhan (pendidik). Memang salah satu sifat Allah adalah Rabbi, sang pemilik,
pengarah, pendidik pembimbing, dan pemberi petunjuk kepada segenap makhluk
Nya. Tarbiyah artinya pendidikan yang mengandung makna proses pemberian
petunjuk bagi yang belum tahu jalan, bimbingan bagi manusia muda untuk mencapai
kedewasaan, dan pengarahan bagi manusia yang sudah memiliki pengetahuan.
Pendidikan menurut al-Quran adalah suatau usaha yang dilakukan baik oleh
perorangan maupun kelompok, informal maupun formal, dalam rangka
mempersiapkan suatu generasi yang memiliki kepribadian muslim yang paripurna,
dengan meneladani pola hidup Nabi Muhammad SAW. Upaya tersebut dapat
dilakujkan dengan tiga cara, yakni: menjaga dan melindungi potensi peserta didik;
mengembangkan segala potensi, kecenderungan, dan bakat yang dimiliki peserta
didik kearah yang lebih baik; mengarahkan potensi peserta didik kearah kedewasaan
rohani dan jasmani menuju kesempurnaan; dan proses pendidikan ini dilakukan
secara bertahap, berkesinambungan, utuh, dan terus menerus. Semua upaya itu
bertitik tolak dari keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT (Purwanto, 2015).
Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 3 disebutkan: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menajdi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Suatu landasan pendidikan yang memadukan antara potensi jasmani dan


rohani, antara pengembangan akal dan spiritual, guna mencetak peserta didik yang
memiliki mentalitas yang cerdas dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b) Pakar dari luar negeri


berikut ini pengertian pendidikan oleh pakar luar negeri yaitu:
1. Langeveld; Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan
bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada kedewasaan anak itu, atau
lebih tepat dapat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan hidupnya
sendiri.
2. JJ. Rousseau; pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada
masa kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.
3. Hoogveld mendefinisikan pedagogik ialah ilmu yang mempelajari masalah
membimbing anak ke arah tujuan tertentu, yaitu agar kelak ia mampu secara
mandiri menyelesaikan tugas hidupnya. Sehingga dengan kata lain pedagogik
ialah ilmu mendidik anak
4. John Dewey, The General theory of education. John Dewey tidak
membedakan filsafat pendidikan dengan teori pendidikan, sebab itu dia
mengatakan pendidikan adalah teori umum pendidikan.
5. Highet (1954) mengibaratkan praktek pendidikan sebagaimana orang melukis
sesuatu, mengarang lagu, menata sebuah taman bunga, atau menulis surat
untuk sahabat.
6. Gallagher (1970: 78)) seni mendidik itu merupakan: (1) keterampilan jenius
yang hanya dimiliki beberapa orang; dan (2) mereka tidak dapat menjelaskan
secara sistematis bagaimana mereka mempraktekan keterampilan itu Praktek
pendidikan diakui sebagai seni, implikasinya fungsi mendidik yang utama
adalah menghasilkan suatu karya yang utuh, unik, sejati (bukan pura- pura
atau dibuat-buat, anak tidak boleh dikorbankan sebagai kelinci percobaan),
dan tiap pihak memperoleh manfaat. Selain itu, pendidik harus kreatif,
skenario atau persiapan mengajar hanya dijadikan rambu-rambu saja, yang
lebih penting adalah improvisasi. Pendidik harus memperhatikan minat,
perhatian, dan hasrat anak didik. Pengakuan pendidikan sebagai seni, tidak
harus menggoyahkan pengakuan bahwa pendidikan dapat dipelajari secara
ilmiah. Idealnya, pendidikan adalah aplikasi ilmu (ilmu pendidikan) tetapi
sekaligus pula adalah seni. Studi ilmiah antara lain telah menghasilkan ilmu
pendidikan. Orang dapat menjadi pendidik (khususnya pendidik profesional)
dengan mempelajari ilmu pendidikan. Persyaratan pendidikan sebagai ilmu
telah meliputi tiga hal sebagai berikut: 1)Memiliki objek studi baik baik objek
material maupun objek formal, 2) Memiliki sistematika, 3) Memiliki metode.

c) Pakar dalam negeri


Menurut Suwarno (1985: 23) dalam (Suryapermana & Imroatun, 2017)
terdapat beberapa pengertian pendidikan yang dikemukakan oleh parakar dalam
negeri antara lain:
1. Ki Hajar Dewantara; Pendidikan adalah tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-
anak, adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak itu agar mereka sebagai manusia dan sebagai
anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya.
2. Redja Mudyahardjo; Secara luas pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah
segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan
sepanjang hidup. Secara sempit pendidikan adalah sekolah. Pendidikan adalah
pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan
formal
3. Umar Tirtarahardja dan Lasula; Pendidikan seperti sasarannya yaitu manusia,
mengandung banyak aspek yang sangat kompleks. Oleh karena itu beliau
mengemukakan beberapa batasan pendidikan yang berbeda berdasarkan
fungsi, yaitu:
1) Pendidikan sebagai proses transformasi budaya.
2) pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi.
3) Pendidikan sebagai proses penyiapan warga negara.
4) Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja.
4. Ahmad D. Marimba; Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara
sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik
menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
5. Sudirman N. dkk.; Pendidikan adalah usaha yang dijalankan oleh seseorang
atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup
atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.
6. Menurut Driyarkara, Ilmu pendidikan adalah pemikiran ilmiah tentang realitas
yang kita sebut pendidikan (mendidik dan dididik). Pemikiran ilmiah bersifat
kritis, metodis, dan sistematis.

B. Ilmu Pendidikan Secara Ilmu Teoritis, Empiris, Praktis, Dan Normative

a) Ilmu Teoritis
Ilmu pendidikan bersifat teoritis, karena memberikan uraian teoritis
tentang sistem pendidikan sepanjang zaman dengan mengingat latar belakang
kebudayaan dan filsafat yang berpengaruh pada jaman-jaman tertentu secara
teratur dan logis tentang masalah-masalah dan ketentuan-ketentuan pendidikan.

b) Empiris
Ilmu pengetahuan harus bersifat empiris artinya kesimpulan atau konklusi
ilmu pengetahuan yang diambil harus tunduk kepada pemeriksaan atau verifikasi
indra manusia, maka kaidah logika formal dan hukum sebab-akibat harus menjadi
dasar kebenaran yang bersifat realistas, objektif dan netral.
c) Praktis
Ilmu pendidikan bersifat praktis, karena memberikan pemikiran tentang
masalah dan ketentuan-ketentuan pendidikan yang langsung ditujukan kepada
perbuatan mendidik. Ilmu ini menempatkan diri di dalam fenomena atau situasi
pendidikan dan mengarahkan diri kepada perwujudan atau realisasi dari ide-ide
yang dibentuk dan kesimpulan-kesimpulan yang diambil.

d) Normative
sebagai ilmu pengetahuan normatif, ilmu pendidikan merumuskan kaidah
atau pedoman atau ukuran tingkah laku. Sesuatu yang normatif berarti berbicara
tentang baik buruknya perilaku manusia. Ilmu pendidikan merumuskan peraturan-
peraturan terhadap tingkah laku manusia untuk mencapai keteraturan hidup,
karena keteraturan hidup akan menjamin kelangsungan keeratan (kohesi)
hubungan antar manusia (hubungan sosial manusia).

Ciri-ciri pendidikan sebagai ilmu normatif


Ilmu pengetahuan normatif selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kehidupan
yang tidak hanya diperoleh dari pengalaman dan praktek mendidik dan
pendidikan, tapi juga didapat dari sumber normatif yaitu norma masyarakat,
norma filsafat (pandangan hidup seseorang atau masyarakat) keyakinan beragama
atau rasa spirit keagamaan yang dianutnya.
Ilmu pengetahuan normatif erat kaitannya dengan pengetahuan filsafat,
sehingga melahirkan filsafat pendidikan. Guru atau pendidikan harus selalu
mengikat diri sesuai kaidah filsafat pendidikan.
Pendidikan normatif meliputi pendidikan agama, etika, budi pekerti yang
tergolong pendidikan pengembangan kepribadian ( sesuai amanat UU No. 20
tahun 2003). Menentukan dasar-dasar dan tujuan hidup manusia (peserta didik)
karena perilaku atau tindakan peserta didik dalam kehidupan.Dari keterangan
diatas dan ciri-ciri yang telah diterangkan diatas dapat disimpulkan, bahwa
pendidikan dikatakan sebagai ilmu normatif adalah memberikan aturan-aturan
terhadap tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari. Aturan-aturan
tersebut mencakup etika, norma agama, dan lain sebagainya yang jelas mengatur
tentang tingkah laku manusia dalam kehidupannya.
C. Peran dan Kedudukan Ilmu Pendidikan Dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Ilmu pendidikan mempunyai Peranan sebagai perantara dalam membentuk
masyarakat yang mempunyai landasan individual, sosial dan unsur dalam
penyelenggaraan pendidikan. Pada skala mikro pendidikan bagi individu dan
kelompok kecil berlangsung dalam skala unsur tebatas seperti antara unsur sahabat,
antara seorang guru dengan satu atau sekelompok kecil siswanya, serta dalam
keluarga antara suami dan isteri, antara orang tua dan anak serta anak lainnya.
Pendidikan dalam skala mikro diperlukan agar manusia sebagai individu berkembang
semua potensinya dalam arti perangkat pembawaanya yang baik dengan lengkap (
Hidayat & Abdillah, 2019).
Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya
mewujudkan tujuan nasional dan Penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan Nasional
bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani
dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak
diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai
kultural, dan kemajemukan bangsa. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan
yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna. Pendidikan sistem terbuka:
fleksibilitas pilihan dan waktu penyelesaian program lintas satuan dan jalur
pendidikan. Pendidikan multimakna: proses pendidikan yang diselenggarakan dengan
berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, pembentukan watak dan kepribadian,
serta berbagai kecakapan hidup.
Ilmu pendidikan adalah ilmu yg mempelajari serta memproses pengubahan
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, pembuatan mendidik.
Ilmu pendidikan sebagai suatu ilmu harus dapat bersifat:
1. Empiris, karena objeknya dijumpai dalam dunia pengalaman.
2. Rohaniah, karena situasi pendidikan berdasar atas tujuanmanusia tidak
membiarkan peserta didik kepada keadaanalamnya.
3. Normatif, karena berdasar atas pemilihan antara yang baik dan
yang buruk.
4. Histories, karena memberikan uraian teoritis tentang sitem sistem
pendidikan sepanjang zaman dengan mengingat latar belakang kebudayaan
dan filsafat yang berpengaruh pada zaman tertentu.
5. Praktis, karena memberikan pemikiran tentang masalah dan ketentuan
pendidikan yang langsung ditujukan kepada perbuatan mendidik.

Kedudukan ilmu pendidikan itu berada di tengah-tengah ilmu


yang lain dalam penyelenggaraan pendidikan. Ilmu pendidikan ialah suatu llmu
pengetahuan yang membahas masalah yamg berhubungan dengan pendidikan,
sedangkan, definisi yang terpenting dari suatu pendidikan itu sendiri yaitu:
1. Meningkatkan pengetahuan, pengertian, kesadaran, dan toleransi.
2. Meningkatkan questioning skills dan kemampuan menganalisis sesuatu
termasuk pendidikannya.
3. Meningkatkan kedewasaan individu.
Untuk perkembangan Negara, diperlukan pendidikan yang menghargai
kreativitas dan supaya negara dapat membuat sesuatu yang baru dan lebih baik, dan
tidak hanya meng-copy dari negara lain. Pendidikan adalah fenomena yang
fundamental atau asasi dalam hidup manusia dimana ada kehidupan disitu pasti ada
pendidikan.
Pendidikan sebagai gejala sekaligus upaya memanusiakan manusia itu sendiri.
Dalam perkembangan adanya tuntutan adanya pendidikan lebih baik, teratur untuk
mengembangkan potensi manusia, sehingga muncul pemikiran teoritis tentang
pendidikan. Pendidikan adalah upaya sadar untuk mengembangkan potensi-potensi
yang dimiliki manusia, melahirkan teori-teori pendidikan.

D. Landasan Pendidikan dan Penerapannya Dalam Pendidikan


Landasan pendidikan secara singkat dapat dikatakan sebagai tempat bertumpu
atau dasar dalam melakukan analisis kritis terhadap kaidah-kaidah dan kenyataan
tentang kebijakan dan praktik pendidikan. Kajian analisis kritis terhadap kaidah dan
kenyataan tersebut dapat dijadikan titik tumpu atau dasar dalam upaya penemuan
kebijakan dan Pratik pendidikan yang tepat guna dan bernilai guna. Dengan kata lain,
dapat dikatakan bahwa landasan pendidikan merupakan dasar bagi upaya
pengembangan kependidikan dalam segala aspeknya. Terdapat beberapa landasan
yang dapat dijadikan sebagai titik tumpu dalam melakukan analisis kritis terhadap
kaidah-kaidah dan kenyataan dalam rangka membuat kebijakan dan pratik
pendidikan, yakni sebagai berikut.
1. Religius
Landasan religius merupakan landasan yang paling mendasari dari landasan-
landasan pendidikan, sebab landasan agama adalah landasan yang diciptakan oleh
Allah swt. Bahkan setiap pendidikan nasional mengharuskan setiap peserta didik
mengikuti pendidikan agama. Karena sistem pendidikan agama diharapkan
sebagai penyeru pikiran-pikiran produktif dan berkolaborasi dengan kebutuhan
zaman yang semakin modern. Pendidikan agama adalah hak setiap peserta didik
dan bukan negara atau organisasi keagamaan. Contoh penerapannya yaitu
pembelajaran agama di sekolah, kegiatan sosial membantu sesama.

2. Sosiologis
Pendidikan merupakan peristiwa sosial yang berlangsung dalam latar interaksi
sosial. Dikatakan demikian, karena pendidikan tidak dapat dilepaskan dari upaya
dan proses saling mempengaruhi antara individu yang terlibat di dalamnya. Dalam
posisi yang demikian, apa yang dinamakan pendidik dan peserta didik, menunjuk
kepada dua istilah yang dilihat dari kedudukannya dalam interaksi sosial. Artinya,
siapa yang bertanggungjawab atas perilaku dan siapa yang memilki peranan
penting dalam proses mengubahnya. Karena itu, proses pendidikan untuk
menunjukkan siapa yang menjadi pendidik dan siapa yang menjadi peserta didik
secara permanen, karena keduanya dapat saling berubah fungsi dan kedudukan.
Contoh penerapannya yaitu gotong toyong lingkungan sekolah, dan pelaksanaan
piket kelas.

3. Kultural
Peristiwa pendidikan adalah bagian dari peristiwa budaya. Hal tersebut
dikarenakan pendidikan dan kebudayaan mempunyai hubuangan timbal balik.
Kebudayaan dapat dilestarikan dan dikembangkan dengan jalan mewariskannya
dari satu generasi ke genarasi berikutnya melalui pendidikan, baik pendidikan
informal, nonformal, maupun formal. Salah satu penerapannya adalah dalam
bentuk pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
4. Hukum
Pendidikan merupakan peristiwa multidimensi, bersangkut paut dengan
berbagai aspek kehidupan manusia dan masyarakat. Kebijakan, penyelenggaraan
dan pengembangan pendidikan dalam masyarakat perlu disalurkan oleh titik
tumpu hukum yang jelas dan sah. Dengan berlandaskan hukum, kebijakan,
penyelenggaraan, dan pengembangan pendidikan dapat terhindar dari berbagai
benturan kebutuhan. Setidaknya dengan landasan hukun segala hak dan kewajiban
pendidik dapat terpelihara. Contoh penerapannya dalam dunia pendidikan seperti
penerapan UU guru dan dosen, keputusan kenaikan kelas selama setahun sekali
dan sebagainya.

5. Psikologi
Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia. Oleh sebab itu,
landasan psikologis merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang
pendidikan. Landasan psikologis pendidikan terutama tertuju kepada pemahaman
manusia, khususnya berkenaan dengan proses belajar manusia. Pemahaman
terhadap peserta didik, terutama sekali yang berhubungan dengan aspek kejiwaan,
merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam pendidikan. Oleh karena itu, hasil
kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya, pengetahuan
tentang aspek-aspek pribadi, urutan, dan ciri-ciri pertumbuhan setiap aspek, dan
konsep tentang cara-cara yang paling tepat untuk pengembangan kepribadian.
Contoh penerapannya seperti dengan diadakannya kegiatan bimbingan konseling,
pemberian apresiasi terhadap prestasi peserta didik dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada hakikatnya dalam memahami pengertian pendidikan terlebih dahulu
perlu diketahui dua istilah dalam dunia pendidikan yaitu pedagogi yang berarti “pendidikan”
dan pedagogia yang artinya “ilmu pendidikan”. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani
paedagigia (paedos dan agoge) yang berarti “saya membimbing, memimpin anak”.
Berdasarkan asal kata tersebut, maka pendidikan memiliki pengertian seorang yang
tugasnya membimbing anak di dalam pertumbuhannya kepada arah berdiri sendiri serta
bertanggung jawab. Pendidikan menurut bahasa al-Quran sepadan dengan kata
tarbiyah yang berasal dari kata raba, yarbu, tarbiyyatan artinya bertambah dan
berkembang. Ilmu pendidikan mempunyai Peranan sebagai perantara dalam
membentuk masyarakat yang mempunyai landasan individual, sosial dan unsur dalam
penyelenggaraan pendidikan. Pada skala mikro pendidikan bagi individu dan
kelompok kecil berlangsung dalam skala unsur tebatas seperti antara unsur sahabat,
antara seorang guru dengan satu atau sekelompok kecil siswanya, serta dalam
keluarga antara suami dan isteri, antara orang tua dan anak serta anak lainnya.
Pendidikan dalam skala mikro diperlukan agar manusia sebagai individu berkembang
semua potensinya dalam arti perangkat pembawaanya yang baik dengan lengkap.

B. Saran
Dengan mempelajari hakikat ilmu pendidikan, kita sebagai calon pengajar
akan lebih siap dalam melaksanakan kegiatan mendidik sesuai dengan landasan-
landasan yang ada dan lebih menyadari akan tanggung jawab sebagai pendidik.
Kepada pembaca di harapkan kritik dan sarannya, supaya kedapannya kami bisa lebih
baik lagi dalam pembuatan makalahnya.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, R., & Abdillah. (2019). Ilmu Pendidikan: Konsep, Teori Dan Aplikasinya. Medan.
Purwanto, Y. (2015). Analisis Terhadap Metode Pendidikan Menurut Ajaran Al-Quran dalam
Membentuk Karakter Bangsa. Jurnal PendidikanAgama Islam-Ta’lim, 13(1), 17-36.
Suryapermana, N., & Imroatun. (2017). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan.
Syahidin. (2009). Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al-Quran. Bandung:
Alfabeta.
Syafril dan Zelhendri Zen. 2017. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Depok: Kencana

Anda mungkin juga menyukai