Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Administrasi Pulau Sulawesi

a. Luas wilayah

Sulawesi merupakan kepulauan terbesar ke-4 di Indonesia setelah

Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Sulawesi juga memiliki keindahan alam yang

luar biasa, dari gunungnya, laut, ekosistem alam, dsb. Pulau sulawesi , memiliki

luas lebih kurang 172.000 km2 dengan pulau-pulau kecil lainnya, luasnya

menjadi 188.000 km2. Daerah yang paling tinggi mencapai 3.478 mdpl,

sementara pun

cak paling tinngi Rantemario. Pulau Sulawesi berada pada koordinat

2°8’LU serta 120°17’BT. Pulau ini termasuk dalam Kepualuan Sunda Besar di

wilayah kepulauan Nusantara.

b. Batas-batas pulau sulawesi

1
Batas laut

 Sebelah Utara : Berbatasan dengan Laut Sulawesi,

 Sebelah Barat : Berbastasan dengan Selat Makassar,

 Sebelah Tenggara : Berbatasan dengan Laut Banda,

 Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Laut Flores,

 Sebelah Timur : Berbatasan dengan Laut Maluku

Batas darat

 Timur : Kepulauan Maluku

 Barat : Pulau Kalimantan

 Utara : Negara Filiphina

 Selatan : Pulau NTT dan NTB

c. Provinsi yang ada di Pulau Sulawesi

 Sulawesi Utara

 Sulawesi Barat

 Sulawesi Selatan

 Sulawesi Tengah

 Sulawesi Tenggara

 Gorontalo

d. Iklim

Kondisi iklim pulau Sulawesi tidak berbeda dengan iklim yang

dimiliki oleh pulau-pulau besar di Indonesia, yaitu iklim tropis yang

memiliki dua musim penghujan dan musim panas, dengan temperature

25°C-31°C. dan tingkat kelembapan 71%-76%.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana Kondisi Geomorfologi di Pulau Sulawesi?

2. Bagaimana kondisi perairan di Pulau Sulawesi?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Geomorfologi Pulau Sulawesi

2. Untuk memenuhi tugas kelompok Geomorfologi Imdonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PANDANGAN UMUM KONDISI PULAU SULAWESI

Sulawesi luasnya lebih kurang 172.000 km2. Bersama dengan luas pulau-

pulau kecil di sekitarnya, luasnya menjadi 188.000 km2. Sulawesi seluruhnya

terdiri dari tanah pegunungan, sehingga merupakan daerah yang paling banyak

pegunungan di bandingkan dengan pulau-pulau yang lebih besar di indonesia.

Kerangka khas seperti huruf K. Hal ini menyebabkan para ahli tertarik

dengan daerah ini. Pulau sulawesi terdiri dari 4 cabang yang sempit, atau lengan

yang di pisahkan oleh teluk-teluk yang telah dan di persatukan pada bagian

tengahnya. Kerangka sulawesi hampir mirip dengan Halmahera.

Sulawesi dikelilingi oleh basin-basin yang dalam, seperti:

3
1. Palung makasar yang memisahkan pulau Sulawesi dengan pulau Kalimantan

dalamnya 2000-2500 m (dalam maksimum 2717 m).

2. Palung Sulawesi (basin sulawesi) dengan filiphina yang dalamnya 5000-5500 m

(dalam maksimum 6220 m).

3. Di antara Sulawesi utara dan Maluku utara terbentang laut Maluku dalamnya

lebih 4000 m.

4. Di antara Sulawesi selatan dan Maluku selatan terdapat sebuah basin banda

utara dengan dalamnya 4500-5000 m (dalam maksimum 5250 m).

5. Di antara Sulawesi selatan dan kep. Sunda kecil (nusatenggara), terdapat

bagian barat dari basin banda selatan 4500 m, dan laut Flores (maksimum 5140

m).

Sebaliknya rangkaian-rangkaian pegunungan di Sulawesi mencapai 3000

m, yaitu pegunungan latimojong puncak tertinggi Ronte mario 3440 m. Banyak

relief Sulawesi yang perbedaan tinggi 7000-8000 m. Daerah sulawesi menunjukan

beberapa persamaan dengan kep. Filipina sulawesi di hubungkan dengan

Filipina oleh rangkaian Kep. Sangihe, saranggani, dan pergunuingan Sulawesi

adalah ujung selatan dan rangkaian pulau-pulau Asia. Timur, yaitu Busur samar

dari Filipina. Bagian selatan dan lengan selatan serta tenggara dan sulawesi

terjadi penemuan dari sistem pegunungan Sunda.

B. Morfologi masing-masing lengan sulawesi

Morfologi masing-masing lengan Sulawesi dapat dibagi atas:

1. Morfologi lengan Utara

Lengan utara sulawesi mempunyai kerangka yang berbelok-belok. Ujung

timur dengan arah timur laut barat daya, adalah daerah gunungapi yang

tertinggi di Minahasa dengan puncak tertinggi Gunung Klabat (1995 m)

Pegunungan Sanghe yang vulkanis menghubungkan Sulawesi dengan

Mindanou.

4
Pegunungan Sanghe terus ke Minahasa yang disertai oleh patahan

melintang, yang satu sepanjang pantai timur laut, yang satu lagi sampai ke teluk

Manado terus ke Kema dengan mata air Mandidi, yang satu lagi dari teluk

Amurang ke Belang. Bagian tengah dari lengan utara arah pegunungan timur-

barat di sisi gunung api telah padam. Lebar bagian tengah yaitu, Gorontalo 34

km, pada ujung barat lebarnya 110 km, puncak yang tertinggi Gunung Maling

(2707), Gunung Dako (2432). Diantara Telik Dondo di pantai selatan daerah

menyempit menjadi 30 km arah utara-selatan. Tanah genting yang sempit itu

membujur diantara tonombodan perigi leher (nech) dari lengan Utara. Leher isi

lebarnya 20-40 km, puncak yang tertinggi adalah Ogosmas (2665 m) pada ujung

selatannya. Depresi basin tengah dibentuk oleh lembah penguat

Randangan,pangunyaman, danau lemboto,bone dan Ongkong dumoga. Depresi

ini dinamakan Zone Lemboto. Zone lemboto selanjutnya sampai ke minahasa, ke

D Tondano pada kaki barat rangkaian pegunungan lembean.

Lengan utara terpisah dari lengan timur oleh teluk Tomini atau Teluk

Gorontalo yang lebarnya kurang lebih 100 km, pada sisi timurnya,bagian barat

melebar antara Tomini dan Poso 200 km. Teluk tomini dalam 4180 m. Kearah

barat dasar laut bertambah dangakal, kurang dari 200 m. Dibagian barat teluk

gorontalo terdapat pegunungan menengah ke bawah permukaan laut, yang

terdiri daripulau pulau tonggian. Pegunungan ini menurun sehingga terjadi atol

dan karang penghalang pada puncaknya. Diluar Pegunungan Togian terletak

5
vulkan aktif Una-Una yang tingginya 2000-5000 m diatas permukaan laut.

Pegunungan Togian bercabang dari semenanjung Buamelo dari lengan timur

Sulawesi yang dipisahkan oleh teluk Poh.

2. Morfologi lengan timur

Morfologi lengan timur sulawesi ke arah timur laut-barat daya dapat

dibedakan menjadi 3 bagian :

a. Semenanjung Buamelo, pada ujung timurnya terdapat puncaknya yang

tertinggi yaitu Gunung Balantak (1590 m), dibagian tengah dipisahkan oleh

tanah genting yang menyempit diantara teluk poh dan Teluk bersama.

b. Bagiantengah dari lengan timur, beransur-ansur bertambah lebar 20 km

sampai 80 km di sebelah utara bunku. Sumbu tengah ini dibentuk oleh

pegunungan batui dengan gunung Balutumpu (2400 m) yang melintasi bagian

ini secara diagonal, dengan arah timur lau-baratdaya.

c. Bagian barat dari Lengan timur, membujur antara garis Ujung Api Teluk

Kolokdo di bagian timur dan garis lemogo di bagian barat,lebarnya antara 75-

100

d. Daerah ini merupakan pegunungan yang tinggi dan puncak tertingginya

adalah Pegunungan Tokola (2628 m), dekat pantai selatan. Gunung Lumut

6
(2280 m) di bagian utara. Daerah pegunungan ini dilintasi oleh aliran Sungai

Bangka bermata air pada pegunungan Tokala dan bermuara dekat bangka

pada pantai timur laut.

3. Kepulauan Banggai

Banggai adalah cekungan sedimen yang terletak di antara lengan timur

dan Kepulauan Banggai. Cekungan ini terbentuk sebagai akibat adanya

pensesaran mendatar dari Sistem Sesar Sorong yang merupakan sesar transform

mengiri. Di daerah Kepulauan Sula dan Kepulauan Banggai, Sesar Sorongini

terurai menjadi Sesar Sula Selatan dan Sesar SulaUtara, yang di ujung kedua

sesar tersebut membentuk sesar naik Batui.

Kepulauan banggai terletak bagian timur dan dipisahkan oleh Teluk

Pelang dengan dalamnya 920 m, lebarnya 15-30 km. Pulau terbesar diantaranya

Pulau Peleng. Kepulauan ini termasuk kedalam jalur yang sudah stabil,

membentang ke arah timur melalui Kepulauan Sula, sampai kebagian Tenggara

Kepala Burung di Irian, serta merupakan batas antara Maluku Utara dan Maluku

Selatan.

7
4. Morfologi Lengan Tenggara

Morfologi Lengan Tenggara Sulawesi diantara Teluk Usu dan Teluk

tomini lebarnya kurang lebih 100 km. Tanah genting ini merupakan penghubung

bagian tengah dari pulau ini. Lengan Tenggara juga dapat dibagi atas tiga

wilayah berikut :

a. Bagian Utara berada antara Teluk Palupo Ujung Utara dari Teluk Bone, Teluk

Tolo dan Tomaiki. Daerah ini terdapat Pegunungan Verbeck dengan puncak

tertinggi Gunung Salura (1120 m). Dibagian tengahnya terdapat dua graben, D.

Matana (muka airnya 282 m diatas muka air laut,dalamnya 500 m), D.towuti

(muka airnya 293 m diatas muka air laut, dalam 203 m)

b. Bagian tengah tenggara lebarnya 170 km. Bagian barat terdapat Pegunungan

Mekonggka sampai setinggi 2790 m. Bagian timurnya terdapat sedimen

peridotik dan Mezoikum. Batas kedua daerah ini dibentuk oleh rangkaian

pegunungan Tangeansina, yang arahnya barat laut tenggara. Bagian yang

tertinggi terdapat pada sisi barat laut dan puncak yang tertinggi Tangkoleboke

(1783 m) dan sumbunya beransur-ansur tenggelam (menghilang) kearah

tenggara sampai kendari. Basin yang lebar diantara Pegunungan Tangeasina

8
dan rangkaian Mekongga, dialiri oleh sungai konaweha yang mengalir melalui

sebuah daratan aluvial yang luas alirannya yang lebih rendah, sebelum

bermuara di sebelah utara Kendari. Pantai timur di bagian tengah di bentuk

oleh aliran-aliran lain, arahnya barat laut-tenggara, yang arah tenggara

merupakan rangkaian yang tenggelam. Jalur ini berangsur-angsur tenggelam,

merupakan sejumlah teluk-teluk dan laut kecil,yaitu pulau salabang dan

kepulauan Manui Bagian diantara rangkaian Tangeasina dan pegunungan

pantai timur dialiri oleh sungai Lasolo.

c. Bagian Selatan dari lengan tenggara dipisahkan dengan bagian tengah oleh

depresi yang membujur dari arah timur-barat. Serta membentang dari kendari

dan Kolaka dan diikuti oleh dataran alluvial yang berawa-rawa. Bagian selatan

pegunungan yang tidak teratur yang mebujurarah timur- barat tingginya

kurang dari 1000 m, puncak yang tertinggi adalah gunung mandoke (981 m)

5. Morfologi Gugusan Kepulauan Buton dan Pulau Tukang Besi

Lengan tenggara dari sulawesi, pada ujungnya pecah menjadi pulau-

pulau yang merupakan gugusan kepulauan Buton. Pulau yang besar adalah

Pulau Buton, Pulau Muna, Pulau kabaena dan Pulau Woni, Pulau-pulau ini

dipisahkan dengan lengan tenggara oleh sempit dan merupakan antiklinarium,

yang cekung kearah barat laut. Lipatan-lipatan Neogen yang terdapat pada

beberapa tempat tertutup oleh rangkaian karang Pelestosin yang muncul.

Misalnya disebelah selatan Buton dengan 14 teras yang tingginya mencapai 703

m diatas permukaan laut dan sekarang menjadi Gunung Kontu.

Dari wowoni sebuah pegunungan tenggelam ke arah timur sampai ke

dasar basin Banda Utara, dalamnya mencapai 5100m, yang selanjutnya sampai

mencapai kelompok tukang besi, mulai dari button tengah ke arah tenggara.

Terdiri dari Pulau Hagonis dan Pulau kabia. Daerah ini dalam kurang lebih 2000

m. Bahasa muncul rangkaian karang yang tingginya 193 m di atas permukaan

laut. Dari sebelah baratdaya Buton beberapa pegunungan tenggelam ke arah

9
barat daya melalui pulau kecil kedatuang dan siumpa sampai palung bone.

6. Morfologi Lengan Selatan

Morfologi lengan selatan dari sulawesi, berbatasdengan sulawesi tengah,

sepanjang garis timur laut barat-daya yaitu palopo sampai teluk mandar dan

dari barat laut- tanggara yaitu muaraSungai sedang, melalui D.tempe sampai

muara sungai sadang. Bagian utara dari lengan selatan merupakan daerah yang

banyak bergunung-gunung dari sulawesi. Tanjung diantara magena dan

mamuju merupakan pegunungan dari selatan ke utara. Terdiri dari lapisan

tertier, dengan sebuah penutup rangkaian Pulau Karang dekat Majena.

Lebih jauh dari timur Massif Granit dari pegunungan Quarles muncul

sampai setinggi 3107 m, bagian timur dari pegunungan Quarles itu, dengan

gunung kalando (2963 m). Sebagian besar terdiri dari vulkanis tertier dari

susunan Andesit yang diterobos oleh intrusi diorit dan grano-diorit. Masif karua

(tingginya lebih dari 2500 m), pada sisi selatan adalah sebuah pusat erupsi dari

aliran tuff, dasitis-liparitis yang luas, yang mengisi lembah-lembah yang dalam,

tertoreh oleh canyon-canyon. Pegunungan Quale dipisahkan dari pegunungan

10
Latimojong, oleh lembah Sadang. Cabang-cabang yang luas dari pegunungan

Quarles, yaitu gunung matupu dan mamaso. Depresi ini merupakan sebuah

selat, terbukti dengan adanya lempung muda dengan karang laut, di kelilingi

D.tempe, D.tempe 9 m diatas permukaan laut dan dalamnya hanya 2 m.

Disebelah timur laut terletak D.sidenreng dan sebelah uatara D.Buaya (danau

yang kecil) danau ini dialiri oleh sungai Cenrana. Kompleks pegunungan selatan

merupakan daerah pengaliran sungai welana kearah utara terdapat puncak

tertinggi Lumpo Batang yaitu, Bontaian (2871 m) yang mempunyai sisa kawah

yang masih dapat dikenali.

Diluar pantai makasar terletak dangkalan Spermondo dengan sejumlah

rangkaian karang. Laut dangkal ini akhirnya menurun sampai ke Palung

Makasar dibagian barat dan Palung bone di bagian timur. Jalur dan rangkaian

pegunungan bagian barat dapat diikuti ke bagian yang lebih jauh kearah barat

daya, dan ke barat sepanjangrangkaian karang Pastlyon dan Paster sampai ke

rangkaian Karang Maria Roger Bergen.

Jalur rangkaian pegunungan bagian timur ataurangkaian bone

membentang ke arah selatan dan kemudian kearah timur melalui pulau selayar

sampai ke tanah jampea dan kalao. Diantaranya dua jalur yang menyebar ini

terdapat basin flores yang membentuk segitiga. Dasarnya lebih dari 5000 m

dalamnya, merupakan palung flores yang membujur arah timur-barat. Depresi

walace pada lengan selatan merupakan lanjutan utara dari basin flore yang

tertutup oleh vulkan Lempobatang.

7. Morfologi Lengan Sulawesi Tengah

11
Keempat cabang Sulawesi bersatu pada bagian tengah. Bagian tengah ini

mempunyai bentuk seperti baji, dengan dasarnya pada bagian barat, dan puncak

pada teluk tomini dan teluk tolo dibagian timur.

Bagian tengah Sulawesi dihubungkan ke arah timur laut oleh sebuah

garis barat laut-tenggara dari donggala lewat parigi dan lemono ke teluk tomini,

yang memisahkan lengan tenggara dan lengan timur, kerah tenggara dibatasi

oleh garis barat daya-timur laut, dari majene melalui Palupo ke Dongi sampai ke

teluk tomori. Garis ini memisahkan bagian tengah di lengan selatan

dantenggara. Daerah Sulawesi tengah dapat dibedakan:

a. Jalur barat (zone palu), terletak diantara pantai barat dan garis tengah yang

membentang dari Masambe dan selatan sampai ke Malakosa pada teluk

tomini. Sepanjang sisi barat dari depresi atau greben Tawelia.

b. Jalur tengah (zone poso), memnujur antara garis tengah dan garis utara-

selatan dari Lemoro Pada teluk poso Paleru,sampai i sampai ke pergunungan

Verbeek di lengan tenggara.

c. Jalur timur (zone Kolowadale), dihubungkan dengan garis Lemoro teluk

Tomari dan pegunungan verbeek.

Morfologi sulawesi tengah dimulai dari barat-timur dapat dibedakan

satuan-satuan petrografis sebagai berikut:

a. Jalur pantai barat kaki bukit Pegunungan Molenggraff, terdiri dari lapisan

12
terteir terlipat (ambang mammuju-doda)

b. Rangkaian pegunungan Molenggraff, yang membujur dari Donggaladengan

arah tenggara sampai masambe , puncak yang tertinggi gunung wankara (3122

m), gunung kasentoru (2855 m) dan gunung kambuno (2950 m)

c. Fossa Srasina, suoh Graben yang sempitsepanjang sisi timur dari rangkaian

pegunungan Molenggraff yang membentang dari teluk palu bagian utara

dengan arah tenggara sampai ke dataran antar pegunungan lebone dangaris

menengah.

d. Pegunungan X dan G, Nokelalaki (3311 m) diantara possa sarasina dan garis

menengah. Di sebelah Utara Parigi pegununganini bersambung dengan leher

di lengan utara.

e. Depresi pawedia atau graben dengan patahan sedang sepanjang sisi barat

membujur utara selatan dari Malakosa sampai Musambe.

f. Rangkaian pegunungan fennemadiantara depresi Tawedia dan depresi poso.

g. Depresi poso yang cekung kearah timur, dibentuk oleh lembah Sungai Poso,

Danau Poso (permukaan airnya 510 m diatas permukaan laut, dalamnya 440

m), dan lembah sungai Kodina Pegunungan Tokolekayu (1637 m) adalah

bagian relatif tinggi dari depresi ini.

h. Pegunungan kruyt dan pegunungan wenaripelu di sebelah timur depresi poso

tingginya 1300-1400 m.

i. Rangkaian pegunungan pampangeo puncak tertinggi gunungkajoga (2503 m)

diantara lemoro dan madomba.

j. Kaki timur dari rangkaian pegunungan pompangeo dibentuk oleh sebuah

jaluryang kompleks dari batua zone poso, zone kolonedale, sub zone peluru

yang membentung anatar lemoro-peleru.

k. Kaki timur rangkaian pegunungan pompangeo dibentuk oleh sebuah jalur

yang kompleks dari batua zone poso, zone kolonedale, subzone peleru yang

membentuk antara lemoro-peleru.

l. Depresi era membentang dari dataran maleno ke arah selatan sepanjang

13
lembah sungai ban sampai ke era dan dari sana ke kolaka (sulawesi tengah)

m. Tanah tinggi berbukit-bukit diantara depresi era teluk tomori dan terdiri dari

sedimen-sedimen mesozoikum serta jalur peridatik dan serpentin darisungai

makaleke dan tiu sampai madue

n. Depresi yang memisahkan bagian tengah dengan lengan timur dibentuk oleh

lembah sungai sumara dan teluk tomori.

C. Pengembangan Potensi Fisik di Sulawesi

Propinsi Sulawesi memiliki wilayah perairan yang potensial untuk


pengembangan usaha perikanan dan pengembangan wisata bahari, karena
disamping memiliki bermacam-macam hasil ikan, juga memiliki panorama laut
yang sangat indah. Beberapa jenis ikan hasil perairan laut Sulawesi Tenggara
yang banyak ditangkap nelayan adalah : Cakalang, Teri, Layang, Kembung,
Udang dll, disamping itu terdapat pula hasil lain seperti : Teripang, Agar-agar,
Japing-japing, Lola, Mutiara dll.

Hasil Penelitian yang telah dilakukan oleh ahli kelautan Indonesia dan luar
negeri menunjukkan bahwa Buton Timur (Kepulauan Tukang Besi) memiliki
potensi perairan untuk wisata bahari yang sangat indah bila dibandingkan
dengan daerah-daerah wisata bahari lainnya di Indonesia.

D. Kondisi Tanah di Sulawesi

1. Tanah Vulkanis

Ciri-cirinya :

a.       Butir tanahnya halus hingga menyerupai abu

b.      Tidak mudah terbang bila ditiup angin

c.       Tanahnya sangat subur

d.      Banyak mengandung unsur hara yang dibutuhkan tumbuhan

2. Tanah Laterit

Ciri-cirinya :

a.       Warnanya kekuning-kuningan sampai merah

14
b.      Tanahnya tdk subur

c.       Tanahnya tandus

3. Tanah Kapur (mediteran)

Ciri-cirinya :

a.       Tanahnya tidak subur

b.      Cocok untuk tanaman kayu jati

c.       Memiliki kandungan bahan organik yg rendah

Secara umum, kondisi tanahnya kurang subur, erosi lebih besar.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pulau Sulawesi merupakan kepulauan yang berbeda dengan pulau-pulau

lain di Indonesia yang memiliki karakteristik unik dibandingkan dengan pulau

yang lain, dari segi Geomorfologinya, yaitu sebagai berikut :

1. Sulawesi terbentuk kerena pertemuan tiga lempeng utama (lempeng

Eurasia, lempeng Indo-Australia, lempeng Pasifik), dan satu lempeng kecil

yaitu Philipina.

2. Pulau sulawesi memiliki enam morfologi lengan, yaitu morfologi lengan

utara,morfologi lengan timur,morfologi lengan tenggara, morfologi

gugusankepulauan buton dan pulau tukang besi,morfologi lengan

selatan,dan morfologi lengan sulawesi tengah.

3. Jika dilihat dari kondisi iklimnya Pulau Sulawesi tidak berbeda dengan
iklim yang dimiliki oleh pulau-pulau besar di Indonesia, yaitu : iklim tropis
yang memiliki dua musim penghujan dan musim panas, dengan
temperature 250 C-310 C. Dan tingkat kelembapan 71%-76%.

B. Saran
 Pada dasarnya apa yang ada di pulau Sulawesi merupakan

tanggung jawab bersama, baik itu pemerintah atau lembaga-

lembaga  yang terkait untuk selalu mempelajari kondisi kekinian pulau

Sulawesi, sehingga kita bisa memantau kondisi baik secara fisik maupun

non fisiknya. Dalam penulisan makalah ini penulis mengakui masih

banyak kekurangan. Untuk itu demi kesempurnaan makalah ini

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

berbagai pihak khususnya para pembaca

16
DAFTAR PUSTAKA

Karim, Sutarman dan Triyatno. 2011. Geomorfologi Indonesia. Geografi FIS


Universitas Negeri Padang: Unp press.

Zakaria, Zufiald, dan Sidarto.2015. Jurnal aktifitas Tektonik di Sulawesi dan


Sekitarnya Sejak Mesozoikum Hingga Kini Sebagai Akibat Interaksi Aktifitas
Tektonik Lempeng Tektonik Utama di Sekitarnya. 3(16).122-127.

S, Poedjoprajitno.2009.Jurnal evolusi Bentuk lahan daerah Manado dan


sekitarnya, Sulawesi Utara. 4(2).150-153.

Massinai, Altin, Muhammad. 2012. Jurnal Morfotektonik dalam mengontrol


Geomorfologi DAS Lengkese-jelata di Sulawesi Selatan. 2(1).

Qadafi EL ahmed. 2014. Geomorfologi pulau Sulawesi.


http://mylibraryxx.blogspot.com/2014/03/geomorfologi-pulau-sulawesi.html

S, Ketat, Desak.2009. Geomorfologi Indonesia.


https://dewaarka.files.wordpress.com/2009/12/geomorfologi-indonesia.pdf

17

Anda mungkin juga menyukai