Kabupaten Gresik
BAB – 5
RENCANA POLA RUANG
Tabel 5.1. Kriteria Pengklasifikasian Zona dan Sub Zona Kawasan Lindung
KRITERIA
ZONA dan SUBZONA KODE DEFINISI
PERENCANAAN
Zona Badan Air BA Air permukaan bumi yang berupa
sungai, danau, embung, waduk, dan
sebagainya
Zona Perlindungan PS daerah yang diperuntukkan bagi
Setempat kegiatan pemanfaatan lahan yang
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur
dalam tata kehidupan masyarakat
untuk melindungi dan mengelola
lingkungan hidup secara lestari, serta
dapat menjaga kelestarian jumlah,
kualitas penyediaan tata air,
kelancaran, ketertiban pengaturan, dan
pemanfaatan air dari sumber-sumber
air, termasuk didalamnya kawasan
kearifan lokal dan sempadan yang
berfungsi sebagai kawasan lindung
antara lain sempadan pantai, sungai,
mata air, situ, danau, embung, dan
waduk, serta kawasan lainnya yang
memiliki fungsi perlindungan setempat
Ruang Terbuka Hijau RTH Area memanjang/jalur dan atau Dialokasikan pada pada
mengelompok, yang penggunaannya pusat-pusat pelayanan
lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh sesuai dengan hierarki
tanaman, baik yang tumbuh tanaman taman yang akan
secara alamiah maupun yang sengaja direncanakan
ditanam Memiliki jalan akses
minimum berupa jalan
lingkungan (untuk taman
lingkungan, jalan kolektor
untuk taman kecamatan dan
taman kota)
Memperhatikan ketentuan
ketentuan yang terkait
dengan perencanaan RTH
perkotaan.
Taman Kota RTH-2 taman yang ditujukan untuk melayani lokasi taman berada pada
penduduk satu Kota wilayah Kota yang
bersangkutan
luas taman minimal 0,3 m2
per penduduk RW dengan
luas minimal 144.000 m2
dapat dilengkapi dengan
fasilitas olahragam dan
kompleks olahraga dengan
minimal RTH 80-90%
dengan fasilitas yang
terbuka untuk umum
Taman Kecamatan RTH-3 taman yang ditujukan untuk melayani lokasi taman berada pada
penduduk satu Kecamatan wilayah Kecamatan yang
bersangkutan
luas taman minimal 0,2 m2
per penduduk RW, dengan
KRITERIA
ZONA dan SUBZONA KODE DEFINISI
PERENCANAAN
luas minimal 24.000 m2
Taman Kelurahan RTH-4 taman yang ditujukan untuk melayani lokasi taman berada pada
penduduk satu kelurahan wilayah kelurahan yang
bersangkutan
luas taman minimal 0,3 m2
per penduduk RW, dengan
luas minimal 9.000 m2
Pemakaman RTH-7 Penyediaan ruang terbuka hijau yang ukuran makam 1 m x 2 m;
berfungsi utama sebagai tempat jarak antar makam satu
penguburan jenazah. dengan lainnya minimal 0,5
Selain itu juga dapat berfugsi sebagai m; tiap makam tidak
daerah resapan air, tempat diperkenankan dilakukan
pertumbuhan berbagai jenis vegetasi, penembokan/ perkerasan;
pencipta iklim mikro serta tempat pemakaman dibagi dalam
hidup burung serta fungsi sosial beberapa blok, luas dan
masyarakat disekitar seperti jumlah masing-masing blok
beristirahat dan sebagai sumber disesuaikan dengan kondisi
pendapatan pemakaman setempat;
batas antar blok
pemakaman berupa
pedestrian lebar 150-200 cm
dengan deretan pohon
pelindung disalah satu
sisinya;
batas terluar pemakaman
berupa pagar tanaman atau
kombinasi antara pagar
buatan dengan pagar
tanaman, atau dengan
pohon pelindung;
ruang hijau pemakaman
termasuk pemakaman tanpa
perkerasan minimal 70%
dari total area pemakaman
Jalur Hijau RTH-8 Jalur penempatan tanaman serta
elemen lansekap lainnya yang terletak
di dalam ruang milik jalan (RUMIJA)
maupun di dalam ruang pengawasan
jalan (RUWASJA), Sering disebut jalur
hijau karena dominasi elemen
lansekapnya adalah tanaman yang
pada umumnya berwarna hijau
Zona Ekosistem EM peruntukan ruang yang merupakan
Mangrove kesatuan antara komunitas vegetasi
mangrove berasosiasi dengan fauna
dan mikro organisme sehingga dapat
tumbuh dan berkembang pada daerah
sepanjang pantai terutama di daerah
pasang surut
Sumber : Permen ATR No. 11/2021 dan Permen ATR No. 14/2021
Kriteria dan karakteristik zona dan sub zona kawasan budidaya di WP Gresik Utara
adalah sebagai berikut :
Tabel 5.2. Kriteria Pengklasifikasian Zona dan Sub zona Kawasan Budidaya
ZONA KODE DEFINISI KRITERIA PERENCANAAN
ZONA HUTAN PRODUKSI
Hutan Produksi HP peruntukan ruang yang merupakan
bagian dari kawasan budi daya
yang dikembangkan untuk
mengembangkan kegiatan hutan
produksi
ZONA PERTANIAN
Pertanian tanaman pangan P-1 peruntukan ruang yang ruang yang secara teknis dapat
dikembangkan untuk menampung digunakan untuk lahan pertanian
kegiatan yang basah
berhubungan dengan pengusahaan ruang yang apabila digunakan
mengusahakan tanaman pangan untuk kegiatan pertanian lahan
basah ataupun lahan kering
dapat memberikan manfaat baik
ekonomi, ekologi maupun sosial
kawasan pertanian tanaman
lahan basah dengan irigasi teknis
tidak boleh dialihfungsikan
memperhatikan ketentuan pokok
tentang perencanaan dan
penyelenggaraan budi daya
tanaman serta tata ruang dan
tata guna tanah budi daya
tanaman
mengacu kepada Undang-
Undang terkait LP2B dan baku
sawah ATR
Hortikultura P-2 peruntukan ruang yang ruang yang secara teknis dapat
dikembangkan untuk menampung digunakan untuk lahan pertanian
kegiatan yang kering tanaman pangan maupun
berhubungan dengan pengusahaan palawija
mengusahakan Hortikultura ruang yang secara teknis dapat
digunakan untuk lahan
Hortikultura
ZONA KAWASAN
PERUNTUKAN INDUSTRI
Kawasan Peruntukan industri KPI Merupakan Peruntukan dikembangkan pada lingkungan
industri yang dilengkapi dengan dengan tingkat kepadatan
Zona Lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.
Zona lindung pada WP Gresik Utara meliputi zona badan air, zona perlindungan setempat,
zona RTH, zona cagar budaya, zona ekosistem mangrove dengan penjelasan sebagai
berikut:
5.3.1.1. Zona Badan Air
Badan air adalah air permukaan bumi yang berupa sungai, danau, embung, waduk,
dan sebagainya. Badan air pada WP Gresik Utara seluas 35,25 Ha meliputi :
a. SWP A seluas 5,91 Ha (lima koma sembilan satu hektare) terdapat di Blok I.A.1, Blok
I.A.2;
b. SWP B seluas 16,15 Ha (enam belas koma satu lima hektare) terdapat di Blok I.B.1,
Blok I.B.2, Blok I.B.3, Blok I.B.4;
c. SWP C seluas 3,60 Ha (tiga koma enam nol hektare) terdapat di Blok I.C.3, Blok I.C.4;
dan
d. SWP D seluas 9,60 Ha (sembilan koma enam nol hektare) terdapat di Blok I.D.1, Blok
I.D.2, Blok I.D.3, Blok I.D.4.
Penanganan untuk zona badan air adalah pelestarian waduk, mata air dan sungai
dengan mencegah kegiatan budidaya pada zona tersebut.
Terdapat kegiatan di sempadan sungai dengan jarak 0-5 meter (berbatasan dengan
sawah, industri dan gudang, tambak dan permukiman). Untuk sempadan sungai yang
berbatasan langsung dengan permukiman yaitu di Desa Ujungpangkah Wetan, Desa
Randuboto. Kondisi sempadan sungai di WP Gresik Utara adalah berbatasan dengan
permukiman, tegalan dan sawah. Jarak sempadan sungai di WP Gresik Utara adalah 0-5
meter sehingga belum sesuai dengan arahan Permen PUPR No 28 Tahun 2015.
Terdapat waduk pada WP Gresik Utara yaitu Waduk Ngawen 1, Waduk Ngawen 2,
Waduk Ngawen 3 di Desa Ngawen, Waduk Wadeng, Waduk Wotan, Waduk Krapkyak di
Desa Campurejo dan Waduk Bolo dengan kondisi eksisting saat ini sempadan sebesar 10
meter. Kondisi waduk saat ini merupakan sumber air baku untuk wilayah Gresik Utara.
Berdasarkan aturan Penetapan sub zona sempadan pantai (Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan No. 17 Tahun 2008 tentang Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir
dan Pulau-pulau Kecil) bahwa daratan sepanjang tepian yang lebarnya proporsional dengan
bentuk dan kondisi fisik pantai, minimal 100 (seratus) meter dari titik pasang tertinggi ke
arah darat.
Adapun Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor
28/PRT/M/2015 Tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai Dan Garis Sempadan Danau
yang dapat diterapkan di WP Gresik Utara. Penetapan garis sempadan sungai dan garis
sempadan danau bertujuan:
fungsi sungai dan danau tidak terganggu oleh aktifitas yang berkembang di
sekitarnya;
kegiatan pemanfaatan dan upaya peningkatan nilai manfaat sumber daya yang ada di
sungai dan danau dapat memberikan hasil secara optimal sekaligus menjaga
kelestarian fungsi sungai dan danau; dan
daya rusak air sungai dan danau terhadap lingkungannya dapat dibatasi.
Ketentuan garis sempadan sungai adalah sebagai berikut :
a. Garis sempadan pada sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan
- paling sedikit berjarak 10 (sepuluh) meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai
sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai kurang dari atau sama
dengan 3 (tiga) meter;
MATERI TEKNIS V-10
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik
- paling sedikit berjarak 15 (lima belas) meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai
sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai lebih dari 3 (tiga) meter
sampai dengan 20 (dua puluh) meter; dan
- paling sedikit berjarak 30 (tiga puluh) meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai
sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai lebih dari 20 (dua puluh)
meter.
b. Garis sempadan Sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan :
- sungai besar dengan luas daerah aliran sungai lebih besar dari 500 (lima ratus)
Km2 yaitu garis sempadannya 100 meter
- sungai kecil dengan luas daerah aliran sungai kurang dari atau sama dengan 500
(lima ratus) Km2 yaitu garis sempadannya 50 meter
c. Garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan ditentukan paling
sedikit berjarak 3 (tiga) meter dari tepi luar kaki tanggul sepanjang alur sungai.
d. Garis sempadan sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan ditentukan paling
sedikit berjarak 5 (lima) meter dari tepi luar kaki tanggul sepanjang alur sungai.
Arahan penanganan untuk zona sempadan pantai pada WP Gresik Utara adalah
sebagai berikut :
penetapan garis sempadan pantai minimal 100 meter untuk wilayah yang masih
belum terbangun
MATERI TEKNIS V-11
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik
Arahan penanganan untuk zona sempadan sungai pada WP Gresik Utara adalah
sebagai berikut :
Sub zona sempadan sungai ditetapkan yaitu sepanjang garis sempadan minimal 3
meter untuk wilayah yang sudah terbangun dan sungai bertanggul
Penetapan garis sempadan sungai minimal 10 meter untuk wilayah yang belum
terbangun dna sungai tidak bertanggul
Pencegahan kegiatan budidaya disepanjang sungai yang dapat mengganggu atau
merusak kualitas air, kondisi fisik dan dasar sungai serta alirannya
MATERI TEKNIS V-12
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik
1. TAMAN
Sesuai dengan aturan Permen ATR No. 14 tahun 2022 tentang Pedoman Penyediaan
dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan, bahwa penyediaan RTH publik untuk
kawasan adalah minimal 20%. Jumlah RTH publik di wilayah WP Gresik Utara sangat
minim. Untuk itu perlu pengembangan Ruang Terbuka Hijau taman baik RTH Taman
Rukun Warga, RTH Taman Kelurahan, RTH Taman Kecamatan maupun RTH Taman
Kota. Untuk di WP Gresik Utara dikembangkan Taman Kelurahan.
Taman Kota (RTH-2) Pengembangan RTH Taman Kelurahan dapat
dikembangkan pada skala Kota. RTH Taman kota dapat dimanfaatkan penduduk
untuk melakukan berbagai kegiatan sosial pada satu kota atau bagian wilayah
kota. Taman ini dapat berbentuk sebagai RTH (lapangan hijau), yang dilengkapi
dengan fasilitas rekreasi, taman bermain (anak/balita), taman bunga, taman
khusus (untuk lansia), fasilitas olah raga terbatas, dan kompleks olah raga dengan
minimal RTH 30%. Semua fasilitas tersebut terbuka untuk umum. Luas untuk
taman Kecamatan yaitu setiap taman dengan luas minimum 50.000 m2 dengan
sebaran di pusat wilayah/kota.
Taman Kecamatan (RTH-3): Pengembangan taman dapat dikembangkan
dalam satu kecamatan. Pengembangan taman dapat berupa taman aktif dengan
MATERI TEKNIS V-15
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik
fasilitas utama lapangan olahraga, dengan jalur trek lari di seputarnya, atau dapat
berupa taman pasif untuk kegiatan yang lebih bersifat pasif, sehingga lebih
didominasi oleh ruang hijau dengan KDH 70-80%. Luas untuk taman Kecamatan
yaitu setiap taman dengan luas minimum 15.000 m2 dengan sebaran di pusat
kecamatan.
Taman Kelurahan (RTH-4): Pengembangan RTH Taman Kelurahan dapat
dikembangkan di masing-masing Kelurahan/Desa. Rencana pengembangan
taman kelurahan di alokasikan di samping Kantor Kelurahan/Kantor Desa atau
pada tanah kas desa. Luas untuk taman Kelurahan yaitu setiap taman dengan
luas minimum 5.000 m2 dengan sebaran di masing-masing Kelurahan.
Taman Kelurahan dapat berupa taman aktif yang setidaknya tersedia bangku
taman dan fasilitas mainan anak-anak. Luas ruang hijau minimal seluas 90% dari
luas taman sisanya dapat berupa pelataran yang diperkeras sebagai tempat
melakukan berbagai aktifitas.
Berdasarkan kondisi eksisting dan permasalahan RTH pada wilayah perencanaan, maka
penanganan untuk RTH pada WP Gresik Utara meliputi :
Pengoptimalan Alun-alun Sidayu sebagai RTH skala Kota (RTH-2)
Pengembangan sabuk hijau (green belt) industri sebagai taman kota (RTH-2) di KPI
Pengembangan taman di WP Gresik Utara yaitu taman skala Kecamatan (RTH-3) di
Pusat WP pada lahan asset dan dekat kantor kecamatan
Pengembangan taman skala Desa/Kelurahan (RTH-4) pada tanah kas desa dan lahan
asset
Pengembangan taman di gerbang masuk Kabupaten Gresik (Desa Banyutengah)
Pengembangan pulau jalan dan taman di masing-masing Desa
Pengembangan jalur hijau pada jalan dengan peningkatan vegetasi
Mempertahankan RTH eksisting (lapangan) dengan peningkatan vegetasi
Mengoptimalkan lahan Tanah Aset untuk pengembangan tamandan makam
Pengembangan taman RW (RTH-5) dan taman RW (RTH-6) pada zona perumahan
Mewajibkan pada pengembangan perumahan baru untuk mengalokasikan RTH publik
Pengembangan RTH privat sebesar 10% pada fungsi perumahan, SPU, perkantoran,
perdagangan jasa serta industri dan gudang
Pengembangan taman RT di lingkungan permukiman dapat berupa lapangan
olahraga mini ataupun taman pasif di sudut gang (taman PKK), dengan luas setiap
taman minimum 250 m2. Taman RT Taman Rukun Tetangga (RT) dapat
dimanfaatkan penduduk sebagai tempat melakukan berbagai kegiatan sosial di
lingkungan RT tersebut dan dapat pula dimanfaatkan sebagai suatu community
garden dengan menanam tanaman obat keluarga/apotik hidup, sayur, dan buah-
buahan yang dapat dimanfaatkan oleh warga.
Pengembangan Taman RW di lingkungan permukiman dapat berupa lapangan olah
raga yang masih terdapat pepohonan dan jenis bangunan permainan anak, dengan
luas minimum setiap taman yaitu 1.250 m2 .
c. SWP C seluas 9,73 Ha (sembilan koma tujuh tiga hektare) terdapat di Blok I.C.1,
Blok I.C.3, Blok I.C.4;
d. SWP D seluas 4,88 Ha (empat koma delapan delapan hektare) terdapat di Blok
I.D.1, Blok I.D.2, Blok I.D.3, Blok I.D.4
Berdasarkan tabel di atas, bahwa kebutuhan RTH di WP Gresik Utara sebesar 8,51%,
sehingga dalam mencapai 20% masih memerlukan penyediaan sebesar 11,49%. Berikut
upaya penyediaan dalam mencapai RTH 20% :
Pembebasan lahan
Sewa lahan
Pengembangan taman pada skala Desa dan Kecamatan
Penyediaan RTH pada lahan aset dan tanah kas desa
Penyediaan RTH melalui kerjasama dengan CSR
Penyediaan RTH untuk perumahan baru
Penyediaan RTH untuk pengembangan KPI
Penyediaan RTH di zona perdagangan jasa, SPU dan perkantoran
Penyediaan RTH pada lahan bekas tambang
RTH pada halaman perkantoran, pertokoan, dan tempat usaha, selain tempat utilitas
tertentu, dapat dimanfaatkan pula sebagai area parkir terbuka, carport, dan tempat untuk
menyelenggarakan berbagai aktivitas di luar ruangan seperti upacara, bazar, olah raga, dan
lain-lain.
Mempertahankan perkebunan yanga da yaitu kebun manga, palawija, buah naga dan
tanaman kebun lainnya
Pengembangan perkembangan sebagai kawasan agropolitan dan pendukung
agroindustri
Untuk menentukan jumlah unit rumah dan berapa luasan yang diperlukan maka
dipergunakan ketentuan dari SKB Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum dan
Menteri Perumahan Rakyat No.648–384/1992, No.739/KPTS/1992 dan No/009/KPTS/1992
dan No/009/KPTS/1992 tentang Pengaturan Kapling/Blok Permukiman adalah:
- Rumah kapling kecil seluas 50 m2 – 200 m2
- Rumah kapling sedang seluas 200 m2 – 300 m2
- Rumah kapling besar seluas 300 m2 – 500 m2
Berikut kebutuhan rumah di WP Gresik Utara :
Tabel 5.4. Kebutuhan Rumah pada WP Gresik Utara Tahun 2039
No Penduduk Rmh Rmh Rmh Total
. Desa Th 2039 Kav Kecil Kav Sedang Kav Besar Keb. Rumah
1 Purwodadi 2.193 263 132 44 439
2 Golokan 6.070 728 364 121 1.214
3 Ngawen 2.825 339 169 56 565
4 Asem Papak 1.208 145 73 24 242
5 Sidomulyo 1.125 135 67 22 225
6 Kauman 81 40 13
673 135
7 Bunderan 1.328 159 80 27 266
8 Pengulu 82 41 14
680 136
Raci Tengah
9 227 113 38
Raci Kulon 1.891 378
Zona sarana pelayanan umum (SPU) di WP Gresik Utara seluas 46,89 hektar
meliputi:
(1) Sub-zona sarana pelayanan umum skala kota (SPU-1) sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a seluas 1,77 Ha (satu koma tujuh tujuh hektar) tersebar pada:
a. SWP A seluas 1,19 Ha (satu koma satu sembilan hektar) terdapat di Blok I.A.1,
Blok I.A.2;
b. SWP B seluas 0,42 Ha (nol koma empat dua hektar) terdapat di Blok I.B.1; dan
c. SWP C seluas 0,16 Ha (nol koma satu enam hektar) terdapat di Blok I.C.1.
(3) Sub-zona sarana pelayanan umum skala Kecamatan (SPU-2) sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a seluas 12,43 Ha (dua belas koma empat tiga hektare) tersebar
pada :
a. SWP A seluas 7,54 Ha (tujuh koma lima empat hektare) terdapat di Blok I.A.1,
Blok I.A.2
b. SWP B seluas 1,54 Ha (satu koma lima empat hektare) terdapat di Blok I.B.1, Blok
I.B.2, Blok I.B.3, Blok I.B.4;
c. SWP C seluas 2,36 Ha (dua koma tiga enam hektare) terdapat di Blok I.C.1, Blok
I.C.4; dan
d. SWP D seluas 0,99 Ha (satu koma sembilan sembilan hektare) terdapat di Blok
I.D.1, Blok I.D.2.
(4) Sub-zona sarana pelayanan umum skala Kelurahan (SPU-3) sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a seluas 25,20 Ha (dua puluh lima koma dua nol hektare) tersebar
pada :
a. SWP A seluas 7,30 Ha (tujuh koma tiga nol hektare) terdapat di Blok I.A.1, Blok
I.A.2;
b. SWP B seluas 6,06 Ha (enam koma nol enam hektare) terdapat di Blok I.B.1, Blok
I.B.2, Blok I.B.3, Blok I.B.4;
c. SWP C seluas 6,43 Ha (enam koma empat tiga hektare) terdapat di Blok I.C.1,
Blok I.C.2, Blok I.C.3, Blok I.C.4; dan
d. SWP D seluas 5,41 Ha (lima koma empat satu hektare) terdapat di Blok I.D.1,
Blok I.D.2, Blok I.D.3, Blok I.D.4.
(5) Sub-zona sarana pelayanan umum skala RW (SPU-4) sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a seluas 7,48 Ha (tujuh koma empat delapan hektare) tersebar pada:
a. SWP A seluas 2,82 Ha (dua koma delapan dua hektare) terdapat di Blok I.A.1,
Blok I.A.2;
b. SWP B seluas 1,70 Ha (satu koma tujuh nol hektare) terdapat di Blok I.B.1, Blok
I.B.2, Blok I.B.3, Blok I.B.4;
c. SWP C seluas 1,57 Ha (satu koma lima tujuh hektare) terdapat di Blok I.C.1, Blok
I.C.3, Blok I.C.4; dan
d. SWP D seluas 1,38 Ha (satu koma tiga delapan hektare) terdapat di Blok I.D.1,
Blok I.D.2, Blok I.D.3
Tabel 5.5. Proyeksi Kebutuhan SPU Pendidikan di WP Gresik Utara Tahun 2039
Penduduk
No. Desa Th 2039 TK SD SMP SMA
1 Purwodadi 2.193 2 1 0 0
2 Golokan 6.070 5 4 1 1
3 Ngawen 2.825 2 2 1 1
4 Asem Papak 1.208 1 1 0 0
5 Sidomulyo 1.125 1 1 0 0
6 Kauman 673 1 0 0 0
7 Bunderan 1.328 1 1 0 0
8 Pengulu 680 1 0 0 0
Raci Tengah
9 2
Raci Kulon 1.891 1 0 0
Wadeng
10 6
Sukorejo 8.034 5 2 2
11 Sambi Pondok 850 1 1 0 0
12 Kertosono 2.977 2 2 1 1
13 Mojo Asem 686 1 0 0 0
14 Mriyunan 2.213 2 1 0 0
15 Sedagaran 984 1 1 0 0
16 Srowo 1.380 1 1 0 0
17 Lasem 3.035 2 2 1 1
18 Gedangan 2.784 2 2 1 1
19 Randuboto 4.283 3 3 1 1
20 Doudo 1.636 1 1 0 0
21 Wotan 3.452 3 2 1 1
Surowiti
22 2
Siwalan 1.876 1 0 0
23 Prupuh 2.348 2 1 0 0
24 Banyu Tengah 3.702 3 2 1 1
25 Pantenan 3.400 3 2 1 1
26 Campurejo 13.869 11 9 3 3
27 Dalegan 7.897 6 5 2 2
28 Ketanen 3.148 3 2 1 1
29 Cangaan 3.236 3 2 1 1
30 Ngemboh 3.541 3 2 1 1
31 Banyu Urip 7.419 6 5 2 2
32 Gosari 2.867 2 2 1 1
33 Bolo 3.527 3 2 1 1
Glatik
34 2
Tanjungawan 2.356 1 0 0
35 Sekapuk 5.456 4 3 1 1
36 Pangkah Wetan 11.417 9 7 2 2
37 Pangkah Kulon 9.070 7 6 2 2
38 Kebon Agung 1.571 1 1 0 0
137.005 110 86 29 29
Sumber : Hasil Rencana
MATERI TEKNIS V-45
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) WP Gresik Utara. Kabupaten Gresik
b. Fasilitas Peribadatan
Sarana peribadatan merupakan sarana kehidupan untuk mengisi kebutuhan rohani
yang perlu disediakan di lingkungan perumahan yang direncanakan selain sesuai peraturan
yang ditetapkan, juga sesuai dengan keputusan masyarakat yang bersangkutan. Oleh
karena itu, berbagai macam agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat penghuni
yang bersangkutan, maka kepastian tentang jenis dan jumlah fasilitas peribadatan yang
akan dibangun baru dapat dipastikan setelah lingkungan perumahan dihuni setelah
beberapa waktu. Pendekatan perencanaan yang diatur dengan memperkirakan populasi dan
jenis agama serta kepercayaan dan kemudian merencanakan alokasi tanah dan lokasi
bangunan peribadatan sesuai dengan tuntutan religius.Adapun standar teknis yang berlaku
untuk fasilitas peribadatan berdasarkan SNI No. 03-1733 tahun 2004 tentang Tata Cara
Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan adalah sebagai berikut:
Musholla/Langgar dengan penduduk pendukung 250 jiwa, dengan luas lahan minimal
Penduduk Masjid
No. Desa Th 2039 Musholla warga
18 Gedangan 2.784 11 1
19 Randuboto 4.283 17 2
20 Doudo 1.636 7 1
21 Wotan 3.452 14 1
Surowiti
22 8
Siwalan 1.876 1
23 Prupuh 2.348 9 1
24 Banyu Tengah 3.702 15 1
25 Pantenan 3.400 14 1
26 Campurejo 13.869 55 6
27 Dalegan 7.897 32 3
28 Ketanen 3.148 13 1
29 Cangaan 3.236 13 1
30 Ngemboh 3.541 14 1
31 Banyu Urip 7.419 30 3
32 Gosari 2.867 11 1
33 Bolo 3.527 14 1
Glatik
34 9
Tanjungawan 2.356 1
35 Sekapuk 5.456 22 2
36 Pangkah Wetan 11.417 46 5
37 Pangkah Kulon 9.070 36 4
38 Kebon Agung 1.571 6 1
137.005 548 55
Sumber : Hasil Rencana
c. Fasilitas Kesehatan
Sarana kesehatan berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,
memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan
masyarakat sekaligus untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk. Dasar penyediaan
sarana ini adalah didasarkan pada jumlah penduduk yang dilayani oleh sarana tersebut.
Sarana yang dibutuhkan sebagai berikut :
Posyandu yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan untuk anak-anak usia
balita dengan jumlah penduduk pendukung 1.250 jiwa, luas lahan yang dibutuhkan
60 m2, dan radius pencapaian 500 meter dengan lokasi di tengah kelompok tetangga
tidak menyeberang jalan
Tempat Praktek Dokter merupakan fasilitas kesehatan yang tersebar di pemukiman
penduduk. Dalam menghitung menghitung proyeksi digunakan asumsi bahwa 1 unit
tempat praktek dokter dapat melayani 5.000 penduduk dengan luas lahan yang
dibutuhkan 300 m2.
Penduduk Balai
No. Desa Th 2039 Pengobatan Posyandu
27 Dalegan 7.897 3 6
28 Ketanen 3.148 1 3
29 Cangaan 3.236 1 3
30 Ngemboh 3.541 1 3
31 Banyu Urip 7.419 3 6
32 Gosari 2.867 1 2
33 Bolo 3.527 1 3
Glatik
34 1
Tanjungawan 2.356 2
35 Sekapuk 5.456 2 4
36 Pangkah Wetan 11.417 5 9
37 Pangkah Kulon 9.070 4 7
38 Kebon Agung 1.571 1 1
137.005 55 110
Sumber : Hasil Rencana
Pengembangan perdagangan jasa skala SWP yaitu dikembangkan pada jalan jalan
lokal pada WP Gresik Utara. Untuk kegiatannya seperti toko, warung, dan lain-lain.
Arahan pengembangan dan penanganan perdagangan jasa skala SWP adalah :
Pengembangan perdagangan jasa skala SWP pada jalan lokal
Perdagangan jasa di jalan lokal wajib menyediakan parkir off street
Pengendalian aturan intensitas bangunan
Luas Luas
Luas sub
Zona Sub Zona zona zona
zona (Ha)
(Ha) (%)
Badan Air Badan Air 35,25 35,25 0,45%
Perlindungan Setempat Perlindungan Setempat 21,50 21,50 0,28%
RTH Taman Kota 14,08 124,33 1,60%
Taman Kecamatan 16,95
Taman Kelurahan 15,92
Pemakaman 39,71
Jalur Hijau 37,67
Ekosistem Mangrove Ekosistem Mangrove 14,28 14,28 0,18%
Badan Jalan Badan Jalan 310,23 310,23 3,99%
Hutan Produksi Hutan Produksi Tetap 780,75 780,75 10,05%
Pertanian Tanaman Pangan 1070,76 3173,18 40,85%
Hortikultura 2098,42
Peternakan 4,00
Perikanan Perikanan Budi Daya 146,34 146,34 1,88%
Kawasan Peruntukan
Industri Kawasan Peruntukan Industri 1037,60 1037,60 13,36%
Pariwisata Pariwisata 45,07 45,07 0,58%
Perumahan Perumahan Kepadatan Tinggi 673,61 1628,93 20,97%
Perumahan Kepadatan Sedang 749,66
Perumahan Kepadatan Rendah 205,66
Sarana Pelayanan Umum SPU Skala Kota 1,77 46,89 0,60%
SPU Skala Kecamatan 12,43
SPU Skala Kelurahan 25,20
SPU Skala RW 7,48
Perdagangan dan Jasa Skala
Perdagangan dan Jasa Kota 69,99 382,97 4,93%
Perdagangan dan Jasa Skala
WP 118,10
Perdagangan dan Jasa Skala
SWP 194,88
Perkantoran Perkantoran 19,69 19,69 0,25%
7767,0 100,00
Grand Total 7767,01 1 %
Sumber : Hasil Rencana