d
B
t
p
b
K
M
A
S
I
R
a
s
u
y
n
e
P
1
0
2
Rencana Induk dan Pra Desain
Pengembangan SPAM
Arahan pola pemanfaatan ruang berdasarkan rencana tata ruang wilayah
Provinsi Jawa Barat dan Metropolitan Bandung
Analisis daya dukung pengembangan wilayah, terutama daya dukung lahan
untuk berbagai kegiatan budidaya dan sumberdaya air.
Penetapan status hutan berdasarkan SK Menteri Kehutanan
Penggunaan lahan eksisting (berdasarkan Citra SPOT 2004).
Konsep etruktur tata ruang yang akan diterapkan
Pengalokasian peruntukan lahan sesuai kebutuhan luas dan kesesuaiannya
Kawasan ini pada dasarnya merupakan kawasan yang berdasarkan anlisis daya
dukung mempunyai keterbatasan untuk dikembangkan akrena adanya faktor-
faktor limitasi yang menjadi kriteria (lereng, jenis tanah, curah hujan, ketinggian
serta zona bahaya gunung api, zona kerentanan gerakan tanah, dan zona
konservasi air potensial sangat tinggi). Kawasan lindung Bandung meliputi:
Kawasan hutan lindung adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas
yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun
bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta
memelihara kesuburan tanah. Perlindungan terhadap kawasan hutan
lindung dilakukan untuk memelihara dan mempertahankan kawasan hutan
dengan tutupan vegetasi. Kawasan hutan diharapkan dapat menjamin
ketersediaan unsure hara tanah, air tanah, dan air permukaan. Kawasan
hutan lindung di Kabupaten Bandung meliputi lahan seluas ± 34.240,39
Ha (19,43%), yang tersebar di bagian selatan dan utara Kabupaten
Bandung, yaitu: Kecamatan Cileunyi, Cilengkrang, Cimenyan, Ciwidey,
Rancabali, Pasirjambu, Pangalengan, Kertasari, Banjaran, Arjasari, Pacet,
Ibun, Paseh, Cimaung.
Laporan Akhir
di
VII-2
g
d
B
t
p
b
K
M
A
S
I
R
a
s
u
y
n
e
P
1
0
2 b. Kawasan Resapan Air
b. Sempadan Sungai
100 meter kiri – kanan sungai besar dan 50 meter di kiri – kanan anak
sungai yang berada di luar pemukiman
50 kiri – kanan sungai besar dan 25 meter kiri kanan anak sungai bila
berada di area permukiman
Kawasan sekitar mata air adalah kawasan di sekeliling mata air yang
mempunyai manfaat penting untuk mempunyai manfaat penting untuk
mempertahankan kelestarian fungsi mata air. Perlindungan terhadap
kawasan sekitar mata air dilakukan untuk melindungi mata air dari
kegiatan budidaya yang dapat merusak kualitas air dan kondisi fisik
dengan jari-jari 200 meter di sekitar mata air.
Kawasan rawan bencana alam adalah kawasan yang sering atau berpotensi
tinggi mengalami bencana alam. Perlindungan terhadap kawasan rawan
bencana alam dilakukan untuk melindungi manusia dan kegiatannya dari
bencana yang disebabkan oleh alam. Kawasan rawan bencana gerakan
tanah (longsor) secara umum menyebar di bagian utara dan selatan
Kabupaten Bandung, yaitu terdapat di Kecamatan Rancabali, Pasirjambu,
Rancabali, Cileunyi, Cilengkrang, Pangalengan, Kertasari, Cicalengka,
Nagreg. Kawasan bencana banjir terletak di Kecamatan Bojongsoang,
Baleendah, Pameungpeuk, Solokanjeruk, Majalaya, Cicalengka, Banjaran,
Rancaekek, Dayeuhkolot dan Katapang.
2. Kawasan Pertanian
3. Kawasan Pariwisata
terbangun.
sebagai kawasan
dengan potensi
linear
perkotaan.
daya
kecenderungan
sepanjang
Didalamnya
permukiman dan industri. Karena beberapa bagian kawasan yang
mempunyai daya dukung tinggi untuk pengembanga kawasan perkotaan
ini ternyata tumpang-tindih dengan kesesuaian lahan untuk pertanian,
maka dalam hal ini pola pemanfaatan ruang kawasan perkotaan tidak
sepenuhnya sama dukungnya
mempertimbangkan keberadaan lahan sawah beririgasi teknis sebagai
faktor kendala disamping perkembangan
1. Kawasan Permukiman
Laporan Akhir
termasuk
tetapi
kawasan
yang
VII-8
g
d
B
t
p
b
K
M
A
S
I
R
a
s
u
y
n
e
P
1
0
2 permukiman yang tumbuh alami, namun dalam pengembangannya
dibatasi sesuai
Bandung
dengna fungsi
diperuntukkan
yang
ruangnya/KWT
Terbangun disesuaikan dengan daya dukung dan daya tampung
lingkungan).
memiliki
bagi jenis
fungsi
(Koefisien
industri
pengolahan makanan dan industri yang tidak menggunakan air banyak.
Rencana luas kawasan Industri di Kabupaten Bandung adalah seluas ±
5.43,03 Ha
untuk
kecamatan lain terletak di kota-kota hirarki II dan III, yaitu Kecamatan
Soreang, Banjaran, Majalaya dan Cileunyi. Luas kawasan ini di Kab.
Bandung ± 2.251,22 Ha.
rumah
Laporan Akhir
Wilayah
melayani
Pameungpeuk,
VII-9
g
d
B
t
p
b
K
M
A
S
I
R
a
s
u
y
n
e
P
1
0
2
7.2 Pengembangan Wilayah/Daerah Pelayanan (Zonasi)
1. Cabang 1 Soreang
Kecamatan: Soreang,
Pasirjambu,
Banjaran,
Cimaung,
Pangalengan,
Kertasari,
Ciwidey,
Arjasari,
3. Cabang 3 Majalaya
Laporan Akhir
Rancabali,
Cangkuang,
Pameungpeuk, Katapang, Kutawaringin, Margaasih, Margahayu,
2. Cabang 2 Ciparay
Cilengkrang,
VII-10
g
d
B
t
p
b
K
M
A
S
I
R
a
s
u
y
n
e
P
1
0
2 Namum, berdasarkan perencanaan pengembangannya, sistem dibagi menjadi 4
jaringan dan sistem mandiri tiap kabupaten yang tidak terlayani oleh PDAM.
Sumber penyediaan sistem air bersih mandiri ini berasal dari mata air. Berikut
jaringan serta sistem yang direncanakan:
a. Jaringan 1
Kecamatan: Soreang dan Ketapang
b. Jaringan 2
Kecamatan: Margaasih, Margahayu, Dayeuhkolot
c. Jaringan 3
Kecamatan: Cicalengka, Rancaekek, Cileunyi
d. Sistem Mandiri
Kecamatan: Rancabali, Cimaung, Pasirjambu, Ciwidey, Pacet, Kertasari,
Pangalengan, Cilengkrang, Cimenyan, Nagrek
7.3Tingkat Pelayanan
Tingkat pelayanan adalah persentase jumlah penduduk yang dilayani dari total
jumlah penduduk pada daerah cakupan layanan, dimana besarnya tingkat
pelayanan diambil berdasarkan survey yang dilakukan oleh PDAM terhadap
jumlah permintaan air minum oleh masyarakat atau dapat juga dilihat
berdasarkan kemampuan yang dimiliki oleh PDAM dalam pemenuhan kebutuhan
air minum.
Proyeksi tingkat pelayanan PDAM pada akhir periode (2032) mengacu pada
target MDG’s, yakni sebesar 80% tingkat pelayanan Kabupaten Bandung,
dengan tingkat pelayanan per-5 tahun secara bertahap seperti di tabel berikut:
Tahun
2010 (eksiting)
2015
2020
2025
2030
Tingkat pelayanan
Tahap I atau disebut Tahap Mendesak (2011 – 2015), target pelayanan % dari
kondisi eksisting 16,63%. Untuk Tahap II (Program Jangka Panjang), sesuai
dengan kebutuhan air sebesar 1.200 l/det, target pelayanan meningkat menjadi
% dari cakupan wilayah pelayanan.
Berdasarkan Rencana SPAM IKK PDAM untuk periode mendesak, maka ada 5
program pengembangan, yaitu:
Sesuai penambahan debit kebutuhan air sebesar 1.200 l/det sumber yang
akan dikembangkan adalah:
Untuk lebih jelasnya dari uraian di atas dapat dijabarkan dalam bentuk grafik
pentahapan kapasitas sistem Rencana Induk SPAM untuk Sistem Bandung
Selatan Tahun 2010-2030 seperti pada Gambar 7. sebagai berikut:
Tahap I tidak ada pelayanan untuk Sistem Bandung Barat Timur, karena tidak
sumber air baku yang dapat dimanfaatkan dan akan dilayani pada tahap II. Untuk
Tahap II (2016 - 2020), target pelayanan 76% dari kondisi eksisting 15%. Untuk
periode tahun 2021–2030 tingkat pelayanan terus meningkat menjadi 91%.
Sumber air baku yang akan dimanfaatkan untuk pelayanan Sistem Bandung
Barat-Timur hingga tahun 2030 yang akan memfasilitasi Jaringan 3, adalah :
= 238 l/det
- Waduk Ciwidey, Q90% = 1.148 l/det
- Waduk Cibatarua, Q90% = 800 l/det
Total debit andalan waduk tersebut adalah 4.762 l/det dapat memenuhi
kebutuhan pada Sistem Bandung Barat-Timur sebesar 4.200 l/det pada tahap
II (2016 – 2020) nanti. Masih ada sisa supply dari waduk Cibatarua sebesar
562 l/det yang direncanakan untuk pelayanan tahap III. Untuk jatah
Kabupaten Bandung dialokasikan sebesar 454.53 l/det.
-
yang direncanakan akan dibangun di sekitar Bandung dengan kapasitas
4.792 l/det yang dipasang secara parsial mulai dari intake, IPA dan Jaringan
Distribusi Utama (JDU) secara parsial di wilayah pelayanan Sistem Bandung
Barat-Timur. Untuk Kabupaten Bandung dialokasikan debit sebesar 1122.17
l/det
:
2.800 l/det dibagi dalam 2 (dua) fase
Untuk lebih jelasnya dari uraian diatas dapat dijabarkan dalam bentuk grafik
pentahapan kapasitas sistem Rencana Induk SPAM untuk Sistem Bandung
Barat-Timur Tahun 2010-2030 seperti pada Gambar 7.4 sebagai berikut:
Berdasarkan rencana SPAM IKK PDAM untuk periode mendesak, ada 1 program
pengembangan, yaitu SPAM IKK Dayeuh Kolot dengan daerah pelayanan
Dayeuhkolot dan sekitarnya.
Berdasarkan rencana SPAM IKK PDAM untuk periode mendesak, ada 1 program
pengembangan, yaitu IKK Hungaria dengan daerah pelayanan Rancaekek,
Cicalengka dan Cikancung.
Sistem mandiri per-kecamatan ini menggunakan alokasi air yang berasal dari
mata air. Namun, keterbatasan jumlah mata air dan debit yang dihasilkan
menyebabkan tidak semua wilayah dan kabupaten yang bisa terlayani. Tercatat
hanya 10 kabupaten yang memiliki sumber mata air sendiri. Dan tidak
keseleruhan 10 kabupaten tersebut memiliki debit mata air yang cukup.
Perhitungan kebutuhan air minum didasarkan pada jumlah penduduk, jumlah dan
jenis kegiatan perkotaan yang memerlukan air, dan standar pemakaian air.
a. Domestik
b. Non Domestik
c. Pengairan
d. Industri Besar
1. Jaringan 1
-
-
2. Jaringan 2
Kecamatan Soreang
Kecamatan Katapang
Kecamatan Soreang
Kecamatan Katapang
Kecamatan Soreang
Kecamatan Katapang
: 69.86 l/det
: 69.55 l/det
b. Tahun 2020, kebutuhan air domestik 321,25 l/det
- : 147.40 l/det
: 173.85 l/det
c. Tahun 2025, kebutuhan air domestik 451,12 l/det
: 197.63 l/det
: 253.49 l/det
d. Tahun 2030, kebutuhan air domestik 621.61 l/det
-
-
Kecamatan Soreang
Kecamatan Katapang
: 259.55 l/det
: 362.06 l/det
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3. Jaringan 3
-
Kecamatan Margaasih
Kecamatan Margahayu
Kecamatan Dayeuhkolot
Kecamatan Margaasih
Kecamatan Margahayu
Kecamatan Margahayu
Kecamatan Dayeuhkolot
Kecamatan Margaasih
Kecamatan Margahayu
Kecamatan Dayeuhkolot
Kecamatan Cicalengka
Kecamatan Rancaekek
Laporan Akhir
: 93.30 l/det
: 82.08 l/det
: 38.42 l/det
b. Tahun 2020, kebutuhan air domestik 523.19 l/det
: 237.85 l/det
: 196.68 l/det
Kecamatan Dayeuhkolot : 88.66 l/det
c. Tahun 2025, kebutuhan air domestik 747.95 l/det
Kecamatan Margaasih : 353.72 l/det
: 274.90 l/det
: 119.33 l/det
d. Tahun 2030, kebutuhan air domestik 1049.03 l/det
: 515.30 l/det
: 376.40 l/det
: 157.33 l/det
VII-21
g
d
B
t
p
b
K
M
A
S
I
R
a
s
u
y
n
e
P
1
0
2 -
-
-
-
-
-
Kecamatan Cileunyi
Kecamatan Cicalengka
Kecamatan Rancaekek
Kecamatan Cileunyi
Kecamatan Cicalengka
Kecamatan Rancaekek
Kecamatan Cileunyi
Kecamatan Cicalengka
Kecamatan Rancaekek
Kecamatan Cileunyi
-
-
-
-
-
-
Kecamatan Rancabali
Kecamatan Cimaung
Kecamatan Pasirjambu
Kecamatan Ciwidey
Kecamatan Pacet
Kecamatan Kertasari
Kecamatan Cilengkrang
Kecamatan Cimenyan
Kecamatan Nagrek
Kecamatan Rancabali
Kecamatan Cimaung
Kecamatan Pasirjambu
Kecamatan Ciwidey
Kecamatan Pacet
Kecamatan Kertasari
Laporan Akhir
: 29.30 l/det
: 46.98 l/det
: 49.16 l/det
: 45.47 l/det
: 65.11 l/det
: 40.29 l/det
Kecamatan Pangalengan : 76.52 l/det
: 25.46 l/det
: 55.39 l/det
: 28.62 l/det
VII-22
g
d
B
t
p
b
K
M
A
S
I
R
a
s
u
y
n
e
P
1
0
2 -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Kecamatan Pangalengan : 154.40 l/det
Kecamatan Cilengkrang
Kecamatan Cimenyan
Kecamatan Nagrek
Kecamatan Rancabali
Kecamatan Cimaung
Kecamatan Pasirjambu
Kecamatan Ciwidey
Kecamatan Pacet
Kecamatan Kertasari
Kecamatan Cimenyan
Kecamatan Nagrek
Kecamatan Rancabali
Kecamatan Cimaung
Kecamatan Pasirjambu
Kecamatan Ciwidey
Kecamatan Pacet
Kecamatan Kertasari
Kecamatan Cilengkrang
Kecamatan Cimenyan
Kecamatan Nagrek
Kebutuhan Air Non Domestik adalah kebutuhan air untuk kegiatan penunjang
kota, yang terdiri dari kegiatan komersial yang berupa industri, perkantoran dan
lain – lain, maupun kegiatan sosial seperti sekolah, ruman sakit dan tempat
ibadah.
1. Jaringan 1
-
-
-
-
2. Jaringan 2
-
-
-
-
-
-
-
-
Kecamatan Soreang
Kecamatan Katapang
Kecamatan Soreang
Kecamatan Katapang
Kecamatan Katapang
Kecamatan Soreang
Kecamatan Katapang
Kecamatan Margahayu
Kecamatan Dayeuhkolot
Kecamatan Margaasih
Kecamatan Margahayu
Kecamatan Margaasih
Kecamatan Margahayu
Kecamatan Dayeuhkolot
Laporan Akhir
: 12.38 l/det
: 12.33 l/det
b. Tahun 2020, kebutuhan air non domestik 56.95 l/det
: 26.13 l/det
: 30.82 l/det
c. Tahun 2025, kebutuhan air non domestik 451,12 l/det
- Kecamatan Soreang : 35.03 l/det
: 44.94 l/det
d. Tahun 2030, kebutuhan air non domestik 621.61 l/det
: 46.01 l/det
: 64.18 l/det
VII-24
g
d
B
t
p
b
K
M
A
S
I
R
a
s
u
y
n
e
P
1
0
2 d. Tahun 2030, kebutuhan air non domestik 185.96 l/det
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Kecamatan Margaasih
Kecamatan Margahayu
Kecamatan Dayeuhkolot
3. Jaringan 3
- Kecamatan Cicalengka
Kecamatan Rancaekek
Kecamatan Cileunyi
Kecamatan Cileunyi
Kecamatan Cicalengka
Kecamatan Rancaekek
Kecamatan Cileunyi
Kecamatan Cicalengka
Kecamatan Rancaekek
Kecamatan Cileunyi
Kecamatan Cimaung
Kecamatan Pasirjambu
Kecamatan Ciwidey
Kecamatan Pacet
Kecamatan Kertasari
Kecamatan Cilengkrang
Kecamatan Cimenyan
Laporan Akhir
: 91.35 l/det
: 66.73 l/det
: 27.89 l/det
VII-25
g
d
B
t
p
b
K
M
A
S
I
R
a
s
u
y
n
e
P
1
0
2 -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Kecamatan Nagrek
Kecamatan Rancabali
Kecamatan Cimaung
Kecamatan Pasirjambu
Kecamatan Ciwidey
Kecamatan Pacet
Kecamatan Kertasari
Kecamatan Cimenyan
Kecamatan Nagrek
: 28.62 l/det
-
-
-
-
-
-
-
-
Kecamatan Rancabali
Kecamatan Cimaung
Kecamatan Pasirjambu
Kecamatan Ciwidey
Kecamatan Pacet
Kecamatan Kertasari
Kecamatan Cilengkrang
Kecamatan Cimenyan
Kecamatan Nagrek
Kecamatan Rancabali
Kecamatan Cimaung
Kecamatan Pasirjambu
Kecamatan Ciwidey
Kecamatan Pacet
Kecamatan Kertasari
: 75.15 l/det
: 142.06 l/det
: 138.33 l/det
: 118.22 l/det
: 193.35 l/det
: 107.18 l/det
Kecamatan Pangalengan : 181.73 l/det
: 70.80 l/det
: 147.67 l/det
: 78.12 l/det
Laporan Akhir
: 88.34 l/det
VII-26
g
d
B
t
p
b
K
M
A
S
I
R
a
s
u
y
n
e
P
1
0
2 -
-
Kecamatan Cimenyan
Kecamatan Nagrek
Kebocoran atau kehilangan air didefinisikan sebagai air yang tidak memberikan
pendapatan bagi PDAM. Besarannya dinyatakan dalam presentase antara air
yang hilang dengan air yang didistribusikan, dihitung dengna formula sebagai
berikut:
KA =( Ad−At )/ Ad
Dimana:
KA = Kehilangan Air
Ad = Air Terdistribusi
Sesuai dengan definisi bahwa kehilangan air adalah air yang tidak memberikan
pendapatan bagi PDAM. Maka pada dasarnya terdapat kebocoran air yang
sebenarnya tidak hilang secara fisik. Air tersebut tetap dimanfaatkan oleh
masyarakat tetapi tidak memberikan pendapatan bagi PDAM. Oleh karena itu,
sifat kehilangan air dalam suatu SPAM dapat dibedakan dalam dua kategori,
yaitu kehilangan air secara berupa air yang benar-benar hilang tidak
termanfaatkan, serta kehilangan air secara non fisik berupa kehilangan
pendapatan PDAM akibat adanya pemakaian air yang tidak tertagih. Kehilangan
jenis kedua ini biasa juga disebut kehilangan air komersial. Ilustrasi kehilangan
air dalam suatu SPAM disajikan pada Gambar .
Kebocoran
-
-
-
Fisik
Air Bersih yang diproduksi
Air Bersih yang dikonsumsi
1. Jaringan 1
Laporan Akhir
: 122.37 l/det
: 122.83 l/det
: 260.30 l/det
: 307.01 l/det
: 348.99 l/det
: 447.63 l/det
: 458.35 l/det
Kehilahan Air secara
Komersial
Gambar 7.7 Diagram kehilangan air dalam sistem penyediaan air minum
Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan kebutuhan air baku untuk Kabupaten
VII-28
g
d
B
t
p
b
K
M
A
S
I
R
a
s
u
y
n
e
P
1
0
2 -
2. Jaringan 2
-
-
-
-
-
-
-
3. Jaringan 3
-
Kecamatan Katapang
Kecamatan Margaasih
Kecamatan Margahayu
Kecamatan Dayeuhkolot
Kecamatan Margahayu
Kecamatan Dayeuhkolot
Kecamatan Margaasih
Kecamatan Margahayu
Kecamatan Dayeuhkolot
Kecamatan Cileunyi
Kecamatan Cicalengka
Kecamatan Rancaekek
Kecamatan Cileunyi
Kecamatan Cicalengka
Kecamatan Rancaekek
Kecamatan Cileunyi
Laporan Akhir
: 639.36 l/det
VII-29
g
d
B
t
p
b
K
M
A
S
I
R
a
s
u
y
n
e
P
1
0
2 -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Kecamatan Cicalengka
Kecamatan Rancaekek
Kecamatan Cileunyi
4. Sistem Mandiri per-Kecamatan
Kecamatan Rancabali
Kecamatan Cimaung
Kecamatan Pasirjambu
Kecamatan Ciwidey
Kecamatan Pacet
Kecamatan Kertasari
Kecamatan Cimenyan
Kecamatan Nagrek
Kecamatan Rancabali
Kecamatan Cimaung
Kecamatan Pasirjambu
Kecamatan Ciwidey
Kecamatan Pacet
Kecamatan Kertasari
: 387.23 l/det
: 1295.47 l/det
: 852.20 l/det
Kecamatan Cimaung
Kecamatan Pasirjambu
Kecamatan Ciwidey
Kecamatan Pacet
Laporan Akhir
: 98.17 l/det
: 209.10 l/det
: 109.33 l/det
VII-30
g
d
B
t
p
b
K
M
A
S
I
R
a
s
u
y
n
e
P
1
0
2 -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Kecamatan Kertasari
Kecamatan Cimenyan
Kecamatan Nagrek
Kecamatan Rancabali
Kecamatan Cimaung
Kecamatan Pasirjambu
Kecamatan Ciwidey
Kecamatan Pacet
Kecamatan Kertasari
Kecamatan Cimenyan
Kecamatan Nagrek
Jaringan 1 dan 2
Jaringan 3
Sistem Mandiri
Total
134.
90
108.
69
404.
94
648.
Untuk lebih jelasnya rekapitulasi kebutuhan air baku untuk Jaringan 1, Jaringan
2, Jaringan 3 dan sistem mandiri dapat dilihat di Tabel 7.2
Cabang
2010
Kebutuhan Air bersih (l/det)
2015
4
2020
623.7 1,491.2
6
500.2 1,233.8
1,632.7 3,516.3
9
2,756.7 6,241.4
9
1
1
2025
2,117.4
1,783.1
4,424.0
4
3
2030
2,950.2
0
2,534.9
8,324.6 10,945.3
Laporan Akhir
0
5,460.2
5
VII-31
g
d
B
t
p
b
K
M
A
S
I
R
a
s
u
y
n
e
P
1
0
2
masing-masing kabupaten/kota yang termasuk ke dalam Kabupaten Bandung
sebagaimana diuraikan di bawah ini.
Sumber Air Baku Sistem Penyediaan Air Minum Jaringan 1 dan Jaringan 2
Sumber air baku untuk Jaringan 1 dan Jaringan 2 adalah Sungai Cisangkuy dan
air permukaan lainnya yang berada di DAS Cisangkuy. Besarnya kebutuhan air
baku untuk sistem penyediaan air minum ditentukan berdasarkan kapasitas
perencanaan/kapasitas produksi pada Tahap I tahun 2012-2016 sebesar 844.45
l/det. Sumber air baku untuk jaringan 1 dan jaringan 2 ini berdasarkan sistem
penyediaan air minum regional Bandung Selatan menurut Metro Bandung.
Berkaitan dengan alokasi sumber air baku ada di wilayah Bandung Barat, yaitu
Waduk Saguling Tentakel Utara dan Selatan, sehingga total penambahan
kapasitas pada tahap I sebesar 1.700 l/det dan pada akhir tahun perencanaan
menambah kapasitas sebesar 1.200 l/det. Untuk sistem Bandung Selatan
terpenuhi sebesar 2.900 l/det sampai dengan tahun 2030. Dari debit yang dapat
diambil, sebesar 844.45 l/det dialokasikan untuk Kabupaten Bandung jaringan 1
dan 2.
Sesuai dengan debit andalan Sungai Cisangkuy yang ada saat ini mengalami
krisis, seperti telah dianalisis pada Bab VI Potensi Air Baku, dimana pada PDA
Cisangkuy – Kamasan, debit andal Sungai Cisangkuyu hanya sebesar 440 l/det.
Berdasarkan informasi dari PDAM Tirtawening Kota Bandung, sisa SIPA Sungai
CIsangkuy sebesar 590 l/det. Sehingga untuk memenuhi kekurangan air baku
Rencana Induk Pengembangan SPAM Kabupaten Bandung untuk jaringan 1 dan
2, direncanakan dari beberapa sumber lain. Diantaranya memanfaatkan Waduk
Saguling Tentakel Selatan dan Utara serta sumber air baku yang berada di DAS
Cisangkuy yaitu Waduk Cibatarua dan Waduk Santosa. Dengan memanfaatkan
Berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum, maka kebutuhan air baku untuk air
minum disajikan pada Skematik Pentahapan Alokasi Air
pengembangan SPAM Kabupaten Bandung jaringan 1 dan jaringan 2, dapat
dilihat pada Gambar 7.9 berikut ini.
1. Pada Tahap I Tahun 2011-2015 akan dibangun IPA kapasitas 1x350 l/det
Baku
dengan sumber air baku diambil dari Intake PLTA Cikalong sebesar 350 l/det
guna memenuhi kebutuhan sampai tahun 2015.
2. Untuk memenuhi kekurangan kapasitas sistem sebesar 1.050 l/det pada
tahun 2015, akan memanfaatkan air baku dari Waduk Saguling dari tentakel
untuk
utara dan tentakel selatan. Dari Tentakel Selatan sebesar 800 l/det dibawa ke
IPA Cililin sebesar kapasitas 800 l/det dan Waduk Saguling Tentakel Utara
sebesar 550 l/det. Dari kedua IPA tersebut air akan ditampung di Reservoir
Lagadar dengan kapasitas 1.050 l/det dengan sistem gravitasi dan sebesar
kapasitas 300 l/det. Selanjutnya, air minum yang terkumpul di reservoir
3
4
5
6
7
8
9
Lagadar akan didistribusikan ke sistem Bandung Selatan untuk pelayanan
Kabupaten Bandung dengan sistem pemompaan.
3. Untuk memenuhi kekurangan kapasitas sistem sebesar 1200 l/det pada tahun
2030 harus sudah tersedia air baku supplesi tambahan dari Waduk Santosa
sebesar 1200 l/det sesuai potensi debit yang ada. Dengan demikian pada
akhir perencanaan tahun 2030 ada penambahan kapasitas air baku sebesar
1200 l/det (IPA Sukamaju) dari supplesi Waduk Santosa 1200 l/det, dengan
konsekuensi Waduk Santosa dibangun sebelum tahun 2015.
Dari hasil pemeriksaan kualitas air baku (Baku mutu Air) di beberapa statsiun
oleh
Stasiun
*)
Waduk
1b
2
Rata-rata
Indonesia
Parameter
yang tidak
memenuhi
syarat
DO,COD,BOD
H2S,DO,COD,BOD
DO,COD,BOD
DO,COD,BOD
DO,COD,BOD
DO,Mn
DO,COD,BOD
DO,COD,BOD
DO,COD,BOD
Power,
Jumlah
skor
-30
-38
-18
-20
-20
-12
-18
-22
-22
-22
*) Titik pengamatan di tampilkan pada gambar 3.1
Status
mutu
***)
Sedang
Buruk
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
maka
pengambilan air baku Tentakel Saguling Selatan di stasiun 6 (Ciminyak) adalah
sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 7.1.
Tabel 7.1 Status mutu air Saguling untuk Air Baku Air Minum pada Bulan April
Parameter
yang tidak
memenuhi
syarat
H2S,Cl2,DO,Cu
2010
H2S,NH3,Cl2,DO,Cu
H2S,NH3,Cl2,DO,Cu
H2S,NH3,Cl2,DO,Cu,Zn
H2S,NH3,Cl2,DO,Cu
H2S,Cl2,DO,Cu
H2S,NH3,NO2-NCl2,DO,Cu
H2S,NH3,Cl2,DO,Cu
H2S,NH3,Cl2,DO,Cu
***) Status mutu perairan menurut sistem STORET (US EPA dalam center, 1977)
paling
Jumlah
skor
-40
-44
-36
-44
-38
-34
-38
-44
-28
-38
memungkinkan
Status
mutu
***)
Buruk
Buruk
Buruk
Buruk
Buruk
Buruk
Buruk
Buruk
Sedang
Buruk
Golongan D**)
Parameter
yang tidak
memenuhi
syarat
RSC
-
RSC
RSC
RSC
RSC
RSC
RSC
RSC
**) Kelas air mengacu kepada SK Gubernur Jawa Barat No. 39 tahun 2000 tentang peruntukan air dan baku mutu air pada sungai citarum di Jawa Barat
Stasiun 3 Cimerang dan stasiun 6 Ciminyak direkomendasikan titik pengambilan air baku utuk air minum yamg lebih unggul
dibandingkan dengan stasiun lainnya dilihat dari sisi baku mutu kualitas air baku.
Laporan Akhir
adalah
Jumlah
skor
-10
0
-10
-10
-10
-10
-10
-10
-10
-9
Status
mutu
***)
Baik
Baik sekali
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
titik
VII-34
g
d
B
t
p
b
K
M
A
S
I
R
a
s
u
y
n
e
P
1
0
2
Rencana sistem pengolahan air minum Jaringan 1 dan 2 yang berlokasi di
Kecamatan Sukamaju direncanakan dengan pertimbangan adanya perubahan
kualitas air baku yang disebabkan oleh perubahan musim dan berdasarkan hasil
analisa kualitas air baku.
Unit yang dipergunakan dalam pengolahan air bersih adalah sebagai berikut:
Intake, unit ini direncanakan untuk pengambilan air baku
Prasedimentasi, unit ini direncakan untuk menurunkan kekeruhan yang tinggi
yang ada dalam air baku.
Unit IPA terdiri dari:
-
-
Glokulasi, untuk menghilangkan/ menurunkan warna dan kekeruhan yang
ada dalam air
Sedimentasi, unit ini direncanakan untuk menunjang fungsi dari unit
sebelumnya (flokulator), yaitu menghilangkan/mengendapkan flok-flok
yang terjadi dari unit flokulator.
Filtrasi, unit ini direncanakan untuk menghilangkan beberapa flok yang
masih lolos dari unit sedimentasi
Klorinasi, unit ini direncanakan untuk menghilangkan bakteri dari organisme
lain yang membahayakan kesehatan.
Bangunan Penunjang (Kantor, Gudang dll)
Gambar 7.12
Rencana
Pengembangan
SPAM Kabupaten
Bandung Jaringan 1
dan 2 Tahun 2011-
2015
III
Laporan Akhir
Meter)
UNIT DISTRIBUSI (BULK WATER)
1 PENGADAAN PIPA DAN ACCESSORIES
- Pipa HDPE ND 1200 PN 12.5
- Pipa HDPE ND 1000 PN 12.5
- Pipa HDPE ND 800 PN 12.5
- Pipa HDPE ND 600 PN 12.5
- Pipa HDPE ND 500 PN 12.5
- Pipa HDPE ND 400 PN 12.5
- Pipa HDPE ND 350 PN 12.5
- Pipa HDPE ND 300 PN 12.5
- Meter Induk ND 600 (Bulk Water)
- Meter Induk ND 800 (Bulk Water)
- Acessories
m
m
m
m
m
m
m
m
Unit
Unit
21,040
20%
-
-
6,877
14,163
Jaringan 2
-
-
-
-
1
1
VII-39
g
d
B
t
p
b
K
M
A
S
I
R
a
s
u
y
n
e
P
1
0
2
Jaringan 2
Gambar 7.13
Rencana Pengembangan
SPAM Kabupaten Bandung
Jaringan 1 dan 2 Tahun 2015-
2030
Laporan Akhir
an (Tahun 2011 – 2030)
VII-40
g
d
B
t
p
b
K
M
A
S
I
R
a
s
u
y
n
e
P
1
0
2
Laporan Akhir
Skema Hidrolis Sistem Bandung
VII-41
g
d
B
t
p
b
K
M
A
S
I
R
a
s
u
y
n
e
P
1
0
2
Gambar 7.15 Rencana pipa induk Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Bandung Jaringan 1 tahap
1 dengan cakupan pelayanan Kota Soreang dan Katapang
Laporan Akhir
Margahayu, dan Dayeuh Kolot
VII-44
g
d
B
t
p
b
K
M
A
S
I
R
a
s
u
y
n
e
P
1
0
2 Gambar 7.17
Rencana pipa induk Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Bandung Jaringan 1 dan 2
tahap 2, cakupan pelayanan Kota Soreang, Katapang, Margaasih, Margahayu, dan Dayeuh Kolot
Untuk Sistem Bandung Barat-Timur, kebutuhan air minum pada Tahap I tahun
2010-2015 sebesar 3.400 l/det tidak dapat dilayani. Hal ini dikarenakan tidak ada
sumber air baku yang layak untuk dimanfaatkan sebagai air minum.
Pengembangan SPAM akan dimulai pada awal tahap II, yaitu pada tahun 2016-
2020 dengan penambahan kapasitas sebesar 4.200 l/det. Untuk periode tahun
2021–2030, dibutuhkan penambahan kapasitas sebesar 2.800 l/det, sehingga
sampai dengan akhir tahun perencanaan dibutuhkan air baku dengan kapasitas
7.000 l/det untuk Sistem Bandung Barat-Timur. Alokasi untuk Kabupaten
Bandung sebesar 454.53 l/det untuk tahap 1 dan sebesar 1119.88 l/det untuk
tahap 2. Jadi tambahan debit yang dibutuhkan oleh Kabupaten Bandung pada
tahap 2 sebesar 665.35 l/det
Sumber air baku untuk Sistem yang diandalkan adalah rencana pembuatan
waduk-waduk di sekitar Bandung Raya seperti Waduk Cipanengah, Waduk
Cimeta, Waduk Sukawana, Waduk Ciwidey, Waduk Citarik dan Waduk Cibatarua
dengan total potensi sebesar 4.762 l/det yang diharapkan tersedia di akhir tahun
2015. Sehingga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan SPAM pada Tahap II
tahun 2016-2020 untuk jaringan 3 penambahan dengan kapasitas sebesar 4.200
l/det.
Pada Tahap III tahun 2021-2030 dengan penambahan kapasitas sebesar 2.800
l/det. Sumber air baku yang akan dimanfaatkan adalah sisa supplesi Waduk
Cibatarua dengan potensi sekitar 562 l/det dan kekurangannya dengan
memanfaatkan Sungai Citarum PDA Nanjung dan air permukaan lainnya yang
berada di DAS Citarum sebesar 2300 l/det. SIPA yang diharapkan dari Sungai
Alternatif Terpilih
Pada Tahap II (2016-2020) akan memanfaatkan sumber air baku dari waduk-
waduk kecil di sekitar Bandung Raya sebesar 4.200 l/det (Intake Parsial).
Selanjutnya dari titik pengambilan air baku akan diolah di IPA Parsial seperti ada
di Cimahi, Ciwidey dan Majalaya dengan total kapasitas 4.200 l/det.
Pada Tahap III (2020-2030) akan memanfaatkan sumber air baku dari Sungai
Cisangkuy Intake Cikalong dengan supplesi dari Waduk Cibatarua sebesar 500
l/det dengan IPA di Sukamaju. Bulk Water Meter direncanakan akan dipasang di
Simpang Cibaduyut (jalan bypass), sehingga memudahkan pembagian
pendistribusian ke wilayah Barat dan Timur. Selain itu, juga memanfaatkan air
baku dari Sungai Citarum PDA Nanjung sebesar 900 l/det pada Tahap III dan
1400 l/det pada Tahap IV. Air dari Intake Nanjung akan diolah di IPA Lagadar
dengan kapasitas sebesar 1x900 l/det Tahap III dan 1x1400 l/det Tahap IV.
Selanjutnya air hasil pengolahan akan didistribusikan ke wilayah Barat dengan
Bulk Water Meter ada di sekitar Kota Cimahi. Dan untuk wilayah Timur dengan
Bulk Water Meter yang berlokasi di Cibiru.
Dari hasil pemeriksaan kualitas air baku (Baku Mutu Air) di PDA Nanjung
menunjukkan kualitas air Sungai Citarum PDA Nanjung buruk. Akan tetapi
secara kuantitas, air baku dari PDA Nanjung dengan debit andal Q90% sebesar
8.020 l/det, dapat dimanfaatkan sebagai air baku untuk air minum. Jika waduk-
waduk tersebut tidak terbangun maka, pilihan terakhir adalah Sungai Citarum
PDA Nanjung, dengan konsekuensi investasi tinggi dan O & M yang tinggi.
Sebagai bahan pertimbangan dalam pemanfaatan Sungai Citarum PDAM
Nanjung sebagai alternatif sumber air baku, maka diusulkan 6 (enam) titik lokasi
Laporan Akhir
Usulan 6 (enam) Titik Lokasi Sampling Air Untuk Pemeriksaan Kualitas Air Baku Waduk Saguling
Gambar 7.18
VII-48
g
d
B
t
p
b
K
M
A
S
I
R
a
s
u
y
n
e
P
1
0
2
Dari hasil pemeriksaan kualitas air oleh Laboratorium Kualitas Air Teknik
Lingkungan ITB Bandung per 18 November 2010, dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Sampling No. 2
2. KIMIA
3. BIOLOGIS :
Sampling No. 3
:
:
(Tentakel Utara/Cangkorah) :
Laporan Akhir
Umumnya baik, kecuali besi melebihi ambang batas
yaitu 2,24 mg/l (kadar maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l).
3. BIOLOGIS : Zat organik tinggi sebagai KMnO4 melebihi nilai
ambang batas yaitu 19.34 mg/l. Tingginya kadar zat organik, diperkirakan
karena Algae (kadar maksimum yang diperbolehkan 10 mg/l).
VII-49
g
d
B
t
p
b
K
M
A
S
I
R
a
s
u
y
n
e
P
1
0
2
1. FISIK : berkualitas baik (tidak berbau tidak berasa), tidak
berwarna, kekeruhan melebihi nilai ambang batas yaitu 7.8 NTU(kadar
maksimum yang diperbolehkan 5 NTU).
2. KIMIA : Umumnya baik kecuali, besi melebihi ambang batas
yaitu 0.59 mg/l (kadar maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l).
3. BIOLOGIS : Zat organik tinggi sebagai KMnO4 melebihi nilai
ambang batas yaitu 19.34 mg/l. Tingginya kadar zat organik, diperkirakan
karena Algae (kadar maksimum yang diperbolehkan 10 mg/l).
Sampling No. 4
(Tentakel Selatan) :
1. FISIK :
2. KIMIA :
3. BIOLOGIS
Berkualitas baik (tidak berbau tidak berasa dan tidak
berwarna), kekeruhan hasil test lab 1.2 NTU, warna = 15 NTU
Baik
: Zat organik tinggi sebagai KMnO4 melebihi nilai
ambang batas yaitu 19.34 mg/l. Tingginya kadar zat organik, diperkirakan
karena Algae (kadar maksimum yang diperbolehkan 10 mg/l).
Sampling No. 6
1. FISIK :
Baik
: Zat organik tinggi sebagai KMnO4 melebihi nilai
ambang batas yaitu 19.34 mg/l. Tingginya kadar zat organik, diperkirakan
karena Algae (kadar maksimum yang diperbolehkan 10 mg/l).
Berikut ini adalah rencana perletakan pipa induk untuk jaringan 3 SPAM
Kabupaten Bandung dengan wilayah pelayanan Cicalengka, Rancaekek dan
Cileunyi.
Gambar 7.19
Rencana pipa induk Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Bandung Jaringan 3 tahap
1 dengan cakupan pelayanan Cicalengka, Rancaekek, Cileunyi
Kecamatan Pacet
Pada tahap 2 dibangun 2 intake dari 2 mata air, yaitu mata air Ciharus sebesar
12.5 l/det dan mata air Cilembang sebesar 15 l/det. Selain itu jaringan perpipaan
dikembangkan dan jumlah sambungan rumah juga ditambah
Kecamatan Rancabali
Pada tahap 1 dibangun 2 intake dari 2 mata air, yaitu dari mata air Ciole-ole
sebesar 21.7 l/det dan 17 l/det dari mata air Cikoneng. Mata air Cikoneng ini
sebelumnya sudah pernah dimanfaatkan oleh warga sekitar sebesar 10 l/det
sehingga kapasitas awal dari mata air ini sebesar 27 l/det. Jaringan perpipaan
dan sambungan rumah dibangun di daerah ibukota Kecamatan Rancabali.
Pada tahap 2 dibangun 3 intake dari 4 mata air, yaitu mata air Sinumbra sebesar
15 l/det, 42 l/det dari mata air Weirkip, 2.4 l/det dari mata air Cisalada I, dan 23
l/det dari mata air Cikatomas II. Dibangun juga 1
Jaringan sistem penyediaan air minum Kecamatan Pasir Jambu hanya dibangun
pada 1 tahap karena ketiadaan sumber mata air yang tersedia. Dibangun 1
intake dari mata air Cikembang sebesar 14 l/det.
Kecamatan Cimaung
Pada tahap 1 dibangun 2 intake dari 2 mata air, yaitu mata air Ciakar sebesar 18
l/det dan mata air Salem sebesar 12 l/det. Dibangun juga jaringan perpipaan
diserta sambungan rumah
Pada tahap 2 dibangun 1 intake dari mata air Cimulek sebesar 11 l/det. Mata air
ini memfasilitasi daerah yang berbeda dari daerah pada tahap 1. Ditambah pula
sambungan rumah dan dikembangkan jaringan perpipaan.
Kecamatan Ciwidey
Kecamatan Cilengkrang
Pada tahap 1 dibangun 3 intake dari 3 mata air, yaitu berasal dari mata air
Cikahuripan sebesar 10 l/det, 20 l/det bersal dari mata air Sirebu, dan 10 l/det
berasal dari Cibingbin. Debit yang berasal dari 3 mata air ini dikumpulkan pada 1
reservoir sehingga air yang akan disalurkan keluar dari reservoir sebesar 40
l/det. Dibangun jaringan perpipaan dan sambungan rumah sampai di beberapa
daerah.
Pada tahap 2 debit ditambah dengan dibangun 3 intake tambahan yang berasal
dari 3 mata air, yaitu 10 l/det dari mata air Batu Satumbak, 5 l/det berasal dari
mata air Maranganan, 5 l/det berasal dari mata air Candid an 3 l/det berasal dari
mata air Balong Saladah. Jaringan perpipaan diperluas dan sambungan rumah
juga ditambah.
Kecamatan Cimenyan
Sumber mata air yang berasal dari Kecamatan Cimenyan sangat sedikit sekali
sehingga hanya bisa memberikan tambahan 2 l/det. Dibangun 3 intake
sederhana dari 3 mata air, yaitu mata air Limus Tilu sebesar 0.5 l/det, 0.5 l/det
berasal dari mata air Balong Cisaladah dan 1 l/det berasal dari mata air
Cipancar. Kesemuanya dibangun pada tahap 1. Tidak ada pembangunan pada
tahap 2.
Kecamatan Nagrek
Pada tahap pertama, dibangun 2 intake yang berasal dari 2 mata air, yaitu mata
air Cinagreg sebesar 13 l/det dan mata air Ciburial sebesar 22 l/det. Dibangun
pula 1 reservoir yang menampung debit dari kedua mata air tersebut sehingga
Untuk tahap kedua, dibangun 3 intake tambahan yang berasal dari 3 mata air
untuk menambah debit dan memperluas jaringan. Berasal dari mata air
Cileuweung sebesar 7 l/det, mata air Pameungpeuk sebesar 18 l/det dan 10 l/det
berasal dari mata air Ciburial. Jaringan perpipaan ditambah, begitu pula dengan
sambungan rumah.
Kecamatan Kertasari
Pada tahap 1 dibangun 2 intake dari 2 sumber air, yaitu 75 l/det berasal dari Situ
Cisanti dan 18 l/det berasal dari Cisanti 2. Dibangun pula reservoir untuk
mempung debit air yang berasal dari kedua sumber air tersebut sehingga dapat
disalurkan sebesar 93 l/det. Jaringan perpipaan dan sambungan rumah
disambung. Tidak ada pembangunan tahap 2.
Kecamatan Pangalengan
Pada tahap 1 dibangun 4 intake yang berasal dari 4 sumber mata air, yaitu mata
air Cibaruntak sebesar 19 l/det, mata air Cirawa sebesar 3.3 l/det, mata air Sasak
Batu sebesar 14 l/det, dan mata air Citere sebesar 27 l/det. Dari keempat mata
air ini dibangun 1 reservoir untuk menampung debit keseluruhan sehingga debit
yang dapat disalurkan sebesar 53.3 l/det. Akan dibangun jaringan perpipaan dan
sambungan rumah di area ibu kota kecamatan Pangalengan.
Pada tahap 2 dibangun banyak intake dari mata air yang ada, dan reservoir yakni
sebanyak 5 mata air untuk 1 reservoir, 4 mata air untuk 1 reservoir, 2 mata air
untuk 1 reservoir dan sisanya ada 1 mata air tanpa reservoir. Total akan
dibangun 12 intake untuk pembangunan tahap 2 ini. Reservoir pertama akan
menyalurkan sebesar 107.6 l/det yang berasal dari 5 mata air, yaitu mata air
Citiis sebesar 30 l/det, mata air Cibolang sebesar 15 l/det, Mata air Cileuweung
sebesar 39.1 l/det, mata air Ciburial sebesar 13.5 l/det, dan mata air Cisalawe
sebesar 10 l/det. Reservoir kedua akan menyalurkan debit sebesar 25.3 l/det
yang berasal dari 4 mata air, yaitu mata air Kileho 2 sebesar 4.8 l/det, mata air
Cadas Gantung I sebesar 7.5 l/det, mata air Cadas Gantung II sebesar 6 l/det,
dan mata air Curug Cirubah sebesar 7 l/det. Reservoir ketiga akan menampung
Peta jaringan perpipaan yang secara akurat memuat informasi: letal, dimensi,
jenis, tahun pemasangan, dan aksesoris yang terpasang
Meteran induk dan meteran di zona distribusi yang berfungsi baik
Peralatan deteksi kebocoran serta peralatan untuk melakukan perbaikan
Zona-zona distribusi/pelyanan air yang dilengkapi dengan aksesoris untuk
melakukan kontrol kehilangan air serta pelaksanaan perbaikan
SDM yang memiliki kemampuan berkaitan perbaikan dan pemasangan
jaringan perpipaan
SOP untuk O&M perpipaan
Dalam upaya mengurangi kehilangan air secara non fisik maka harus dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
Secara umum, seumber air dapat dibedakan menjadi sumber air permukaan dan
sumber air tanah. Untuk mengevaluasi sifat sumber air diperlukan data
pengukuran dalam periode yang cukup panjang. Pengukuran mencakup
kuantitas dan kualitas air. Khusus untuk airtanah, pengukuran kuantitas perlu
dilakukan dengan metode yang memedai sehingga diperoleh gambaran
mengenai kuantitas air dimusim kering dan musim basah. Oleh karena itu, bila
melakukan pengukuran maka harus dalam periode waktu selama 2 (dua) musim
yang berbeda.
Air Tanah
Kualitas air tanah pada umumnya memiliki kandungan FE dan Mn di atas standar
yang ditetapkan. Air tanah ini sebagian dimanfaatkan untuk membantu daerah
yang tidak terjangkau oleh pelayanan dari instalasi induk PDAM.
Air Permukaan
Sumber air permukaan di Kabupaten Bandung terdiri dari sungai dan waduk.
Ketersediaan waduk semakin terbatas karena adanya penggunaan untuk
kepentingan irigasi, industri dan Pembangkit Listrik PLN. Sungai-sungai utama
yang memiliki kapasitas yang cukup besar adalah Sungai Cikapundung, Sungai
Cisangkuy, Sungai Citarum yang memiliki banyak anak sungai. Pada musim
kemarau terjadi penurunan debit sungai, sehingga permukaan air sungai tersebut
mencapai ketinggian yang minimum.
Kualitas air baku dari Sungai Cikapundung, Sungai Cisangkuy, Sungai Citarum
relatif cuukup baik dan memenuhi persyaratan air baku untuk diolah menjadi air
minum. Fluktuasi kualitas air baku hanya sedikit dipengaruhi oleh adanya hujan
yang menyababkan meningkatnya kekeruhan tetapi selam ini masih dalam batas
yang dapat ditolerir untuk diolah menjadi air minum.
Salah satu hal yang juga perlu diantisipasi dalam menjaga kualitas air baku
permukaan adalah pengendalian kegiatan industri dipinggir atau di hulu sungai
yang member dampak pada penurunan kualitas air.
Pada Gambar 7.17 dapat dilihat peta lokasi pemantauan aliran permukaan
wilayah Citarum Hulu dan skema pemanfaatan Sungai Citarum dapat dilihat pada
Gambar 7.22.
Laporan Akhir
Peta Lokasi Pemantauan Aliran Permukaan Wilayah Citarum Hulu
Gambar 7.22
VII-59
g
d
B
t
p
b
K
M
A
S
I
R
a
s
u
y
n
e
P
1
0
2 SITU CISANTI
Q. Max
Q. Min
POS DUGA AIR
S. Cihejo
Citarum - Nanjung
= 377,85 M 3/dt
= 3,77850 M 3/dt
Q. Rata-rata = 72.41
Q = 834 L/dt
Q = 720 L/dt
S. Cibeet
Q = 680 L/dt
Q = 127,80 L /dt
S. Cikaro
Q = 115,4 L /dt
Citarum - Majalaya
3
Q. Max = 34,16 M /dt
Q. Min = 0,11
Q. Min = 2,55
M 3 /dt
Qrata2 = 1,33 M 3 /dt
M 3 /th
BENDUNG WALAHAR
Laporan Akhir
S. CITARUM
LAUT JAWA
PDAM KABUPATEN BANDUNG 200 L /dt
Rencana
.
Q = 110 L /dt
Pengambilan PT. BUANA SABAS FATTAH 300 L/dt
PT. INDO BUANA MAKMUR
PT. SIPATEX
WADUK SAGULING
WADUK CIRATA
WADUK JUANDA
BENDUNG CURUG
Gambar 7.23
Skematik Sungai Citarum
1,16 L /dt
PT. WARNA INDAH SAMA JAYA 1,1 L /dt
PT. BAMBU SAKTI 3,098 L /dt
: 226.30 Km
: 6.622 Km2
: 543.307 Ha
: 760 Bh
: 3 DI
: 3 Bendung
: 15 Perusahaan
: 8 Perusahaan
: 220.057 M 3 / Thn
: 6.220.800 M 3 / Thn
: 175.351.910 M 3 / Thn
: 181.792.767. M 3 / Thn
VII-60
g
d
B
t
p
b
K
M
A
S
I
R
a
s
u
y
n
e
P
1
0
2 7.8.2 Rekomendasi Sumber Air yang Digunakan
1. Kemudahan Pencapaian
2. Pemanfaatan
- Sistem grafitasi
- Sistem pompa
- Pengolahan Lengkap
- Pengolahan Sebagian
- Biaya Investasi
- Biaya Operasional
Tabel 7.3 Karakteristik Umum Jenis Sumber Air
Karakteristik
- Penyebaran geografis
- Tingkat pemanfaatan / pemakaian
Rendah
Tinggi (irigasi)
Ya
Jarang
Tidak
Ya
Rendah
Rendah
Rendah
Tinggi
Tinggi
Baik
Sedang
Sedang
Air Tanah
Tinggi
Beragam
Sangat jarang
Ya
Tidak
Ya
Sedang
Sedang
Rendah
Sedang
Rendah
Baik
Tinggi
Dalam : rendah
Dangkal : tinggi
Dari tabel tersebut terlihat bahwa sumber air baku yang paling menguntungkan
untuk dimanfaatkan sebagai sumber air
Air Permukaan
Rendah
Sedang s/d tinggi (irigasi)
Tidak
Melihat pada sisi ketersediaan air baku, maka satu-satunya alternatif sebagai
sumber air baku di Kabupaten Bandung adalah air permukaan. Pilihan
sumbernya adalah dari sungai utama dan waduk yang ada. Sesuai dengan
ketersediaan sarana dan prasaran SPAM eksisting serta kebutuhan air hingga air
perencanaan maka direkomendasikan menggunakan sumber air sebagai berikut:
Laporan Akhir
Ya
Ya
Tidak
Tinggi
Tinggi
Relatif tinggi
Tinggi
Tinggi
Buruk
Rendah
Tinggi
VII-61
g
d
B
t
p
b
K
M
A
S
I
R
a
s
u
y
n
e
P
1
0
2
Cabang 1 Soreang menggunakan sumber air dari Sungai Cisangkuy, Waduk
Santosa dan Mata air
Cabang 2 Ciparay menggunakan sumber air dari Sungai Citarum dan Mata
Air
Cabang 3 Majalaya menggunakan sumber air dari Sungai Citarum dan Mata
Air
berdasarkan prioritas adanya sumber air baku. Terkait dengan hal tersebut maka
hal yang perlu mendapat perhatian terpusat pada hal sebagai berikut:
Potensi pencemaran air baku
Area perlindungan air baku
Pengolahan buangan lumpur dari IPA
Karena ketersediaan air tanah tidak dapat diandalkan dalam hal kualitas, maka
air baku yang akan digunakan untuk SPAM Kabupaten Bandung adalah dari air
permukaan dari 2 sungai besar yang ada, yaitu Sungai Cisangkuy dan Sungai
Citarum serta mata air-mata air lainnya. Berkaitan dengan masalah kualitasnya,
potensi pencemaran bagi kedua sumber air baku tersebut adalah sebagai
berikut:
Pencemaran dari buangan industri disepanjang Sungai Cisangkuy dan
Sungai Citarum, dimana terdapat kawasan industri yang pembuangan
limbahnya ke 2 sungai besar tersebut
Pencemaran dari limbah rumah tangga, baik grey water maupun black water.
Pembuangna sampah kota yang dilakukan secara individu maupun oleh
kegiatan masyarakat dalam bentuk buangan limbah.
Mengenai buangna sampah dan peningkatan kekeruhan air baku akibat kegiatan
masyarat, maka hal yang perlu dilakukan adalah dengan mengadakan
penyuluhan dan pengawasan agar kegiatan masyarakat tersebut dapat
terkendali, dilaksanakan dengan yang benar sehingga dampaknya dapat
dieliminasi.
VII-64
Peta Lokasi Pemantauan Kualitas Air SUngai Citarum dan WAduk Saguling Periode Tahun
1996 &2007
t
I
s
e
g
a
y
1
0
2
d
p
b
S
u
n
P
B
A
R
K
M
g
d
B
t
p
b
K
M
A
S
I
R
a
s
u
y
n
e
P
1
0
2 7.9.2 Rekomendasi Pengamanan Sumber Air Baku
Area perlindungan air baku dari Sungai Cisangkuy dan Sungai Citarum adalah
daerah hulu yang menjadi tangkapan kedua sungai tersebut selain daerah dalam
Kabupaten Bandung sendiri. Untuk melestarikan ketersediaan air baku yang
memenuhi kualitas dan kuantitas maka perlu dilakukan kegiatan antara lain
reboisasi terhadap lahan yang sudah gundul, penyuluhan perlindungan hutan.
Buangan dari IPA berupa lumpur hasil sedimentasi dan suspended solid dalam
air baku. Kuantitas l umpur tergantung dari tingkat kekeruhan atau banyaknya
padatan terlarut dalam air baku. Sesuai dengan data yang ada, kuantitas lumpur
buangan dari semua IPA di area Kabupaten Bandung cukup banyak. Hal ini
disebabkan tingkat kekeruhan air dari Sungai Cisangkuy dan Sungai Citarum
cukup tinggi.
Jaringan 1 dan 2
-
-
Sungai Cisangkuy Intake Cikalong dengan debit Idle SIPA 350 l/det
Waduk Saguling Tentakel Selatan, sebesar 800 l/det
-
-
Waduk Saguling Tentakel Utara sebesar 250 l/det
Supplesi dari Waduk Santosa, sebesar 1.200 l/det
Besarnya perkiraan biaya untuk Jaringan 1 dan 2 Tahap I (tahap mendesak) dan
Jangka Panjang tersebut disajikan dengan perkiraan biaya air curah/Non SR
Jaringan 3
Sistem Mandiri
2
3
9
. Uraian
I. PENGADAAN FISIK
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
550
600
700
800
1000
Pemasangan SR
Pemasangan HU
Laporan Akhir
L/detik
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
m3
Vol
0
2171.43
7185.71
6914.29
3321.43
4757.14
0
0
0
0
0
0
3200.00
3400.00
0
51831
120
Jaringan 1 dan 2 (Selatan) tahap 1
Satuan
paket
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
paket
sambungan
sambungan
Harga
satuan
5,000,000.0
0
112.22
237.35
369.9
575.56
915.13
1,161.59
1,486.36
1,624.80
1,857.50
2,090.20
2,322.90
2,547.90
2,984.30
750,000
3,500
5,000
Jumlah Harga
0.00
243,677.71
1,705,529.29
2,557,594.29
1,911,681.43
4,353,404.14
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
8,153,280.00
10,146,620.00
0.00
181,408,500.00
600,000.00
Lokasi
Untuk Bendung
Untuk Bendung
Keterangan
1 bangunan
pemasangan terbagi 3 tahap 5
tahunan
pemasangan terbagi 3 tahap 5
tahunan
VII-67
g
d
B
t
p
b
K
M
A
S
I
R
a
s
u
y
n
e
P
1
0
2
1
3
4
5
6
7
II. NON - FISIK
Pembuatan DED
(sumber hingga distribusi)
Pelatihan pengelola keuangan
Pelatihan Manajemen Aset
Pelatihan Teknis Operasi
Survey Pelanggan
Penyuluhan kepada Masyarakat tentang air
bersih
Laporan Akhir
1
1
1
1
1
3
paket
paket
paket
paket
paket
paket
TOTAL
4,000,000
300,000
300,000
450,000
400,000
100,000
4,000,000.00
300,000.00
300,000.00
450,000.00
400,000.00
300,000.00
216,830,286.86
untuk jaringan 1&2
untuk jaringan 1&2
untuk jaringan 1&2
untuk jaringan 1&2
untuk jaringan 1&2
TERPILIH
VII-68
g
d
B
t
p
b
K
M
A
S
I
R
a
s
u
y
n
e
P
1
0
2
no
2
3
9
. Uraian
I. PENGADAAN FISIK
Pipa Transmisi
(PVC)
Reservoir
Ukuran/ kapasitas
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
550
600
700
800
1000
Pemasangan SR
Pemasangan HU
Laporan Akhir
L/detik
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
m3
Vol
0
714.29
9600.00
6357.14
7157.14
4757.14
0
1600.00
0
1600.00
0
0
15200.0
0
0
303265
230
0
Jaringan 1 dan 2 (Selatan) tahap 2
Satuan
paket
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
paket
sambunga
n
sambunga
n
Harga
satuan
5,000,000.0
0
112.22
237.35
369.9
575.56
915.13
1,161.59
1,486.36
1,624.80
1,857.50
2,090.20
2,322.90
2,547.90
2,984.30
750,000
3,500
5,000
Jumlah Harga
0.00
80,157.14
2,278,560.00
2,351,507.14
4,119,365.14
4,353,404.14
0.00
2,378,176.00
0.00
2,972,000.00
0.00
0.00
38,728,080.00
0.00
0.00
1,061,427,500.0
0
1,150,000.00
Lokasi
Untuk Bendung
Untuk Bendung
Keterangan
1 bangunan
pemasangan terbagi 3 tahap 5
tahunan
pemasangan terbagi 3 tahap 5
tahunan
VII-69
g
d
B
t
p
b
K
M
A
S
I
R
a
s
u
y
n
e
P
1
0
2
II. NON - FISIK
1
3
4
5
6
7
Pembuatan DED
(sumber hingga distribusi)
Pelatihan pengelola keuangan
Pelatihan Manajemen Aset
Pelatihan Teknis Operasi
Survey Pelanggan
Penyuluhan kepada Masyarakat tentang air
bersih
Laporan Akhir
1
1
1
1
1
3
paket
paket
paket
paket
paket
paket
TOTAL
4,000,000
300,000
300,000
450,000
400,000
100,000
4,000,000.00
300,000.00
300,000.00
450,000.00
400,000.00
300,000.00
1,125,588,749.5
7
TERPILIH
VII-70
g
d
B
t
p
b
K
M
A
S
I
R
a
s
u
y
n
e
P
1
0
2
no
.
2
3
9
Uraian
I. PENGADAAN FISIK
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
550
600
700
800
1000
Pemasangan SR
Pemasangan HU
Laporan Akhir
L/detik
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
m3
Vol
0
17985.71
5628.57
2228.57
3071.43
4500.00
0
8485.71
0
0
0
0
0
0
0
49128
100
Jaringan 3 (Barat-Timur) tahap 1
Satuan
paket
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
paket
sambungan
sambungan
Harga
satuan
5,000,000.0
0
112.22
237.35
369.9
575.56
915.13
1,161.59
1,486.36
1,624.80
1,857.50
2,090.20
2,322.90
2,547.90
2,984.30
750,000
3,500
5,000
Jumlah Harga
0.00
2,018,356.86
1,335,941.43
824,348.57
1,767,791.43
4,118,085.00
0.00
12,612,826.29
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
171,948,000.00
500,000.00
Lokasi
Untuk Bendung
Untuk Bendung
Keterangan
1 bangunan
pemasangan terbagi 3 tahap 5
tahunan
pemasangan terbagi 3 tahap 5
tahunan
VII-71
g
d
B
t
p
b
K
M
A
S
I
R
a
s
u
y
n
e
P
1
0
2
1
3
4
5
6
7
Pembuatan DED
(sumber hingga distribusi)
Pelatihan pengelola keuangan
Pelatihan Manajemen Aset
Pelatihan Teknis Operasi
Survey Pelanggan
Penyuluhan kepada Masyarakat tentang air
bersih
Laporan Akhir
1
1
1
1
1
3
paket
paket
paket
paket
paket
paket
TOTAL
4,000,000
300,000
300,000
450,000
400,000
100,000
4,000,000.00
300,000.00
300,000.00
450,000.00
400,000.00
300,000.00
200,875,349.57
TERPILIH
VII-72
g
d
B
t
p
b
K
M
A
S
I
R
a
s
u
y
n
e
P
1
0
2
no.
9
Uraian
I. PENGADAAN FISIK
Reservoir
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
550
600
700
800
1000
Pemasangan SR
Pemasangan HU
Pembuatan DED
Laporan Akhir
L/detik
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
m3
Vol
0
2428.57
14157.14
5328.57
371.43
671.43
0
5914.29
0
3571.43
0
3352.93
0
0
0
379602
100
1
Satuan
paket
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
paket
sambungan
sambungan
paket
Harga
satuan
0
112.22
237.35
369.9
575.56
915.13
1,161.59
1,486.36
1,624.80
1,857.50
2,090.20
2,322.90
2,547.90
2,984.30
750,000
3,500
5,000
4,000,000
Jumlah Harga
5,000,000.0
0.00
272,534.29
3,360,197.86
1,971,038.57
213,779.43
614,444.43
0.00
8,790,757.71
0.00
6,633,928.57
0.00
7,788,511.23
0.00
0.00
0.00
1,328,607,000.00
500,000.00
4,000,000.00
Lokasi
Untuk Bendung
Untuk Bendung
Keterangan
1 bangunan
pemasangan terbagi 3
tahap 5 tahunan
pemasangan terbagi 3
tahap 5 tahunan
VII-73
g
d
B
t
p
b
K
M
A
S
I
R
a
s
u
y
n
e
P
1
0
2
no
.
3
4
5
6
7
(sumber hingga distribusi)
Pelatihan pengelola keuangan
Pelatihan Manajemen Aset
Uraian
Pelatihan Teknis Operasi
Survey Pelanggan
Penyuluhan kepada Masyarakat tentang air
bersih
Ukuran/ kapasitas
Laporan Akhir
Vol
1
1
1
1
3
paket
paket
paket
paket
paket
Satuan
TOTAL
Harga
300,000
300,000
450,000
400,000
100,000
satuan
300,000.00
300,000.00
450,000.00
400,000.00
300,000.00
1,364,502,192.09
Mandiri tahap 1
Jumlah
Harga
untuk jaringan 1&2
untuk jaringan 1&2
untuk jaringan 1&2
untuk jaringan 1&2
Lokasi
TERPILIH
Keterangan
VII-74
g
d
B
t
p
b
K
M
A
S
I
R
a
s
u
y
n
e
P
1
0
2
I. PENGADAAN FISIK
2
3
9
1 INTAKE dan IPA
Pipa Transmisi
(PVC)
Reservoir
50
30
50
70
100
150
200
250
300
350
400
450
500
550
1000
Pemasangan SR
Pemasangan HU
Laporan Akhir
L/detik
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
m3
13
1228.5
7
5200.0
0
5157.1
4
8221.4
3
3342.8
6
357.14
0
0
0
0
0
0
0
2
4.587
100
paket
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
paket
sambunga
n
sambunga
n
(dalam Rp. 000,-)
5,000,000.0
0
50.12
76.43
98.32
112.22
237.35
369.9
575.56
915.13
1,161.59
1,486.36
1,624.80
1,857.50
2,090.20
750,000
3,500
5,000
65,000,000.0
0
137,870.29
1,234,220.00
1,907,627.14
4,731,925.43
3,059,148.86
414,853.57
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
1,500,000.00
16,054.50
500,000.00
Untuk Bendung
Untuk Bendung
instalasi baru, 1 bangunan @50
L/detik
1 bangunan
pemasangan terbagi 3 tahap 5
tahunan
pemasangan terbagi 3 tahap 5
tahunan
VII-75
g
d
B
t
p
b
K
M
A
S
I
R
a
s
u
y
n
e
P
1
0
2
II. NON - FISIK
1
3
4
5
6
7
Pembuatan DED
(sumber hingga distribusi)
Pelatihan pengelola keuangan
Pelatihan Manajemen Aset
Pelatihan Teknis Operasi
Survey Pelanggan
Penyuluhan kepada Masyarakat tentang air
bersih
Laporan Akhir
1
1
1
1
1
7
paket
paket
paket
paket
paket
paket
TOTAL
4,000,000
300,000
300,000
450,000
400,000
100,000
4,000,000.00
300,000.00
300,000.00
450,000.00
400,000.00
300,000.00
84,251,699.7
9
TERPILIH
VII-76
g
d
B
t
p
b
K
M
A
S
I
R
a
s
u
y
n
e
P
1
0
2
no
2
3
9
. Uraian
I. PENGADAAN FISIK
Pipa Transmisi
(PVC)
Reservoir
Ukuran/ kapasitas
50
30
50
70
100
150
200
250
300
350
400
450
500
550
1000
Pemasangan SR
Pemasangan HU
Laporan Akhir
L/detik
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
m3
Vol
9
0
10900.0
0
13357.1
4
5557.14
1000.00
0
0
0
0
0
0
0
0
1
7.645
100
Satuan
paket
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
meter
paket
sambunga
n
sambunga
n
Mandiri tahap 2
Harga
satuan
5,000,000.0
0
50.12
76.43
98.32
112.22
237.35
369.9
575.56
915.13
1,161.59
1,486.36
1,624.80
1,857.50
2,090.20
750,000
3,500
5,000
Jumlah
Harga
45,000,000.0
0
0.00
2,587,115.00
4,940,807.14
3,198,469.14
915,130.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
750,000.00
26,757.50
500,000.00
Lokasi
Untuk Bendung
Untuk Bendung
Keterangan
1 bangunan
pemasangan terbagi 3 tahap 5
tahunan
pemasangan terbagi 3 tahap 5
tahunan
VII-77
g
d
B
t
p
b
K
M
A
S
I
R
a
s
u
y
n
e
P
1
0
2
II. NON - FISIK
1
3
4
5
6
7
Pembuatan DED
(sumber hingga distribusi)
Pelatihan pengelola keuangan
Pelatihan Manajemen Aset
Pelatihan Teknis Operasi
Survey Pelanggan
Penyuluhan kepada Masyarakat tentang air
bersih
Laporan Akhir
1
1
1
1
1
7
paket
paket
paket
paket
paket
paket
TOTAL
4,000,000
300,000
300,000
450,000
400,000
100,000
4,000,000.00
300,000.00
300,000.00
450,000.00
400,000.00
300,000.00
63,668,278.7
9
untuk jaringan 1&2
TERPILIH
VII-78