Anda di halaman 1dari 3

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Kegiatan fasilitasi pengendalian pencemaran limbah domestik area danau maninjau ini
dilakukan untuk mendapatkan informasi terkait pencemaran limbah domestik di area
Danau Maninjau serta aktivitas-aktivitas yang dilakukan di sekitaran danau Maninjau
guna tercipta dan terbentuknya pengelolaan limbah domestik dalam wujud ekoriparian
di Danau Maninjau. Data/informasi yang diperlukan dalam fasilitasi pengendalian
pencemaran limbah domestik area danau maninjau seperti peta lokasi dan lingkungan
sekitar, data fisik, biofisik, regulasi, sosial budaya dan sejarah, dan data sumber
pencemar.
Pembangunan ekoriparian akan dilaksanakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan dengan bekerjasama dengan Pemprov Sumbar dan Pemkab Agam. Proaktif
dari perangkat pemerintahan terendah (Nagari dan Jorong) di Kab. Agam sangat
mempengaruhi terwujudnya optimalisasi pelaksanaan kegiatan ini.
Lokasi fasilitasi pengendalian pencemaran limbah domestik ini di Kabupaten Agam.
Sasaran dari kegiatan ini yaitu terbentuknya ekoriparian di Danau Maninjau sebagai
pengendalian pencemaran limbah domestik di sekitar area Danau Maninjau.

Ekoriparian merupakan pemanfaatan sepadan sungai dan danau yang dapat dijadikan
sebagai prasarana wisata dengan mengusung tema wisata edukasi lingkungan dengan
mempertimbangkan ekosistem yang ada dan dalam pengelolaannya dengan melibatkan
peran serta masyarakat. Adapun zona riparian adalah area yang terdapat di tepi sungai,
telaga, danau, dan rawa. Zona riparian merupakan salah satu bentuk ekoton (perbatasan
dua ekosistem), yaitu merupakan batas antara ekosistem akuatik dan ekosistem
terestrial. Fasilitas ekoriparian pada dasarnya ada 2 (dua) yang harus tersedia, antara
lain sebagai berikut:

1. Fasilitas pengelolaan lingkungan, berupa :


 IPAL domestik untuk mengolah air limbah domestik, dalam bentuk septic tank
komunal yang didesain dimana gas metan yang dihasilkannya dapat
dimanfaatkan.
 Rumah kompos untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk organik.

Laporan Pemantauan Pengendalian Pencemaran Limbah Domestik Area Danau Maninjau 2022

I-1
Pendahuluan

 Wetland untuk mengolah air limbah domestik secara vegetatif dan


memberikan nilai tambah estetika ekoriparian.
 Fasilitas pengelolaan lingkungan lainnya yang dikembangkan sesuai kemajuan
IPTEK sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan yang ada.
2. Fasilitas pendukung, antara lain sebagai berikut:
 Alun-alun sebagai ruang berkumpul atau peralihan.
 Jalan setapak.
 Agroforestri.
 Perpaduan wisata alam dan Outbond.
 Fasilitas lain sepanjang tidak bertentangan dengan fasilitas pengelolaan
lingkungan.

Konsep pengembangan ekoriparian menggunakan pendekatan fungsi dan


zona/ruang. Perencanaan lanskap ekoriparian terdiri dari 3 (tiga) zona:

1. Zona lindung/inti

Dilakukan optimalisasi fungsi sempadan Sungai melalui pembatasan aktivitas


masif yang dapat mengubah kondisi alami sempadan sungai sebagai fungsi
konservasi, dan optimalisasi lahan basah.

2. Zona Penyangga
Dilakukan optimalisasi fungsi sepadan sungai melalui penataan lanskap
ekoriparian dengan fasilitas penunjang seperti rekreasi sederhana yang tidak
mengubah kondisi alami sempadan sungai dan optimalisasi lahan basah yang
ada.

3. Zona Pengembangan
Pada zona pengembangan diaplikasikan konsep waterfront dalam bentuk
penaatan bangunan lanskap dan vegetasi dengan fungsi estetis maupun
ekonomis di sempadan sungai sebagai wadah interaksi sosial dan peningkatan
ekonomi masyarakat sekitar.

Danau Maninjau merupakan danau yang akan dikembangkan menjadi kawasan


ekoriparian. Danau Maninjau merupakan sebuah danau vulkanik yang berada tepat
di jantung Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Terletak di ketinggian kurang lebih
460 meter diatas permukaan laut, danau ini membentang seluas 100 km persegi

Laporan Pemantauan Pengendalian Pencemaran Limbah Domestik Area Danau Maninjau 2022

I-2
Pendahuluan

dengan kedalaman rata- rata 105 meter. Dengan luasnya tersebut, Maninjau
menjadi danau terluas kesebelas di Indonesia. Sehubungan kondisi tersebut, maka
pada tahun 2022 ini Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat perlu
memfasilitasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam pengumpulan
data dan informasi seperti peta lokasi dan lingkungan sekitar, data fisik, data
biofisik, data peraturan, data sosial budaya dan sejarah, dan data sumber
pencemaran, serta pembangunan ekoripariannya.

Laporan Pemantauan Pengendalian Pencemaran Limbah Domestik Area Danau Maninjau 2022

I-3

Anda mungkin juga menyukai