OLEH
USULAN PERENCANAAN
Danau merupakan sumber daya air tawar yang memberikan kontribusi besar
terhadap kehidupan baik dari segi ekologi, hidrolgi serta kegiatan sosial ekonomi
manusia. Hal ini berkaitan dengan fungsi danau yakni sebagai habitat berbagai
jenis organisme air, sumber air minum bagi masyarakat sekitar, sumber air untuk
kegiatan pertanian dan budidaya perikanan serta untuk menunjang berbagai jenis
insdustri (Purwanto dkk, 2013). Untuk memenuhi kepentingan manusia,
lingkungan sekitar danau diubah untuk dicocokkan dengan cara hidup manusia.
Pada dasarnya danau memiliki dua fungsi utama, yaitu fungsi ekologi dan
fungsi social ekonomi budaya. Fungsi ekologi danau adalah sebagai pengatur tata
air, pengendali banjir, habitat hidupan liar atau spesies yang dilindungi atau
endemik serta penambat sedimen, unsur hara dan bahan pencemar. Fungsi social
ekonomi budaya danau adalah memenuhi keperluan hidup manusia, antara lain
untuk air minum dan kebutuhan sehari-hari, sarana transportasi, keperluan
pertanian, tempat sumber protein, industri, pembangkit tenaga listrik, estetika,
olahraga, rekreasi, industri pariwisata, heritage, religi, dan tradisi.
Selain itu, danau juga berfungsi untuk mengatur sistem hidrologi; yaitu
dengan menyeimbangkan aliran air antara hulu dan hilir sungai, serta memasok air
ke kantung- kantung air lain seperti akuifer (air tanah), sungai dan persawahan.
Dengan demikian danau dapat mengendalikan dan meredam banjir pada musim
hujan, serta menyimpannya sebagai cadangan pada musim kemarau (Fauzi dkk,
2014)
Pariwisata merupakan industri yang mendunia dan menjadi suatu bisnis yang
semakin berkembang. Di Indonesia pariwisata telah memperlihatkan perannya
dengan nyata dalam memberikan konstribusinya terhadap kehidupan ekonomi,
sosial dan budaya bangsa. Salah satu jenis wisata yang popular di Indonesia
adalah wisata alam. Jenis inilah yang paling utama bagi wisatawan mancanegara
yang ingin mengetahui kebudayaan, kesenian dan segala sesuatu yang
dihubungkan dengan adat-istiadat dan kehidupan seni budaya kita. Namun
perkembangan tersebut dewasa ini agak terganggu.
Banyak pihak yang berharap bahwa sektor pariwisata dapat menjadi salah
satu pemasok utama devisa negara. Dibalik harapan besar Indonesia memang
memiliki potensi alam dan budaya luar biasa melimpah dan benar-benar layak
dibanggakan sebagai “tambang” industri jasa pariwisata yang masih luas dan
belum banyak terjamah. Dengan keragaman kekayaan alam dan budaya ini
pariwisata diharapkan mampu melakukan pengemasan yang berkualitas.
Pendayagunaan itu secara maksimal harus direkayasa sedemikian rupa agar tidak
merusak penyangga kekayaan alam budaya. Disamping itu, harus mampu secara
optimal memberi nilai tamba ekonomis bagi setiap daerah pemilik potensi wisata.
Adanya potensi alam, flora dan fauna, keindahan alam, keunikan budaya,
bahasa, latar belakang sejarah, dan keramahan penduduk lokal merupakan daya
tarik dari obyek wisata untuk dikunjungi oleh wisatawan domestik dan
mancanegara.Untuk pengembangan potensi alam yang belum dikelola sebagai
obyek wisata dan obyek wisata yang pengelolaannya belum intensif diperlukan
rencana pengembangannya. Disadari bahwa dengan adanya beberapa kendala
seperti keterbatasan dana, tenaga, sarana, dan prasarana menyebabkan
pengembangan kawasan pelestarian alam sebagai obyek wisata serta
pengembangan obyek wisata yang belum intensif tidak dapat dilaksanakan
sekaligus.
Salah satu kawasan wisata yang menarik adalah danau bandar khayangan yang
berada di kota Pekanbaru. Namun dinas kebudayaan dan pariwisata Pekanbaru
sebagai pengelola objek wisata danau bandar khayangan masih belum optimal
dalam mengelola kawasan wisata ini. Berdasarkan data dari dinas kebudayaan dan
pariwisata kota pekanbaru, jumlah kunjungan wisata danau bandar khayangan
pada tahun 2018 berjumah 8.709 orang. Hal ini jauh lebih sedikit dibanding
jumlah pengunjung objek wisata alam mayang yang mencapai 254.621 orang per
tahun. Salah satu faktor penyebab sedikitnya minat pengunjung yang datang
adalah karena minimnya fasilitas rekreasi yang ada di Danau Bandar Khayangan.
Kawasan wisata bila dilihat dari segi struktur kata-nya terdiri dari dua kata
dasar, yaitu Kawasan dan juga Wisata. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) edisi keempat (2008), masing- masing definisi dari kata-kata diatas adalah
sebagai berikut; Kawasan adalah daerah tertentu yang mempunyai ciri tertentu,
seperti tempat tinggal, pertokoan, industri, Sedangkan wisata yaitu bepergian
bersama-sama (untuk memperluas pengetahuan, bersenang-senang). Sementara
danau merupakan suatu cekungan pada permukaan bumi yang berisi air yang
sangat luas didaratan. (Nurhidayah, 2017).
Bone Bolango adalah salah satu kabupaten yang memiliki banyak potensi
wisata baik alam maupun wisata budaya. Salah satunya adalah kawasan danau
perintis yang berada di desa Huluduotamo kec. Suwawa dengan luas mencapai
6Ha. Danau ini menyajikan pemandangan alam yang sangat indah. Dengan
kecantikan dan keasrian yang dimiliki menjadikan danau ini sebagai salah satu
daya tarik dari kota Gorontalo. Mempunyai banyak potensi yang bisa di
kembangkan, terutama pada sector pariwisata.
Danau perintis merupakan tempat wisata air yang berada di kabupaten Bone
Bolango. Terjadinya penurunan ekosistem di danau perintis sehingga perlunya
revitalisasi yang merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan vitalitas suatu
kawasan. Perencanaan revitalisasi berbasis ekowisata terletak di danau perintis.
Tujuan utama dari perencanaan ini adalah memecahkan permasalahan yang
terjadi, yaitu menyediakan tempat rekreasi air dengan memiliki fasilitas
penunjang yang memadai dan sesuai bagi wisatawan dengan memperhatikan
keamanan dan kenyamanan. Metode yang digunakan dalam perancangan ini
adalah dengan melakukan studi lapangan, yaitu melihat lokasi yang sesuai untuk
perancangan, dan studi pustaka. Kemudian mengidentifikasi permasalahan yang
terjadi, baik di lokasi dengan melihat peraturan setempat dan kriteria perancangan
yang harus dicapai. Dari permasalahan yang di dapatkan kemudian dianalisis dan
menghasilkan konsep perancangan dengan tema ekowisata yaitu dengan maksud
menyelaraskan bangunan terhadap konservasi, lingkungan, budaya, ekonomi,
wisata. Hasil laporan berupa konsep perancangan dan penerapannya pada
rancangan sebagai pedoman untuk melanjutkan perancangan revitalisasi wisata
danau perintis di Bone Bolango berbasis ekowisata.
Judul tugas akhir yang saya pilih adalah “Revitalisasi wisata danau
perintis di Bone Bolango dengan pendekatan arsitektur ekowisata” dengan
pengertian sebagai berikut:
1. Revitalisasi
Revitalisasi adalah upaya untuk memvitalkan kembali suatu kawasan atau
bagian kota yang dulunya pernah vital/hidup, akan tetapi kemudian mengalami
kemunduran/degradasi. Skala revitalisasi ada tingkatan makro dan mikro.
Proses revitalisasi sebuah kawasan mencakup perbaikan aspek fisik, aspek
ekonomi dan aspek sosial. Pendekatan revitalisasi harus mampu mengenali dan
memanfaatkan potensi lingkungan (sejarah, makna, keunikan lokasi dan citra
tempat) (Danisworo, 2002). Revitalisasi sendiri bukan sesuatu yang hanya
berorientasi pada penyelesaian keindahan fisik saja, tapi juga harus dilengkapi
dengan peningkatan ekonomi masyarakatnya serta pengenalan budaya yang
ada. Untuk melaksanakan revitalisasi perlu adanya keterlibatan masyarakat.
Keterlibatan yang dimaksud bukan sekedar ikut serta untuk mendukung aspek
formalitas yang memerlukan adanya partisipasi masyarakat, selain itu
masyarakat yang terlibat tidak hanya masyarakat di lingkungan tersebut saja,
tetapi masyarakat dalam arti luas (Laretna, 2002)
2. Wisata
Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
kelompok orang , bersifat sementara, dengan mengunjungi tempat tertentu
untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya
tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara objek wisata
merupakan tempat yang menjadi pusat daya tarik dan dapat memberikan
kepuasan khusunta pengunjung. (Harahap, 2018 )
3. Danau
Danau adalah tanah atau daratan yang dikelilingi air dengan luas lebih
kecil dari benua dan lebih besar dari karang, yang dikelilingi air. Kumpulan
beberapa danau dinamakan danau – danau atau kedanauan dalam bahasa
Inggris: archipelago. Konversi PBB tentang hukum laut Internasional tahun
1982 (UNCLOS ’82) pasal 121, mendefinisikan danau sebagai “daratan yang
terbentuk secara alami dan dikelilingi oleh air, dan selalu di atas muka air pada
saat pasang naik tinggi”. Dengan kata lain, sebuah danau tidak boleh
tenggelam pada saat air pasang naik.
4. Bone Bolango
Kabupaten Bone-Bolango merupakan hasil pemekaran kabupaten
Gorontalo tahun 2003. Pada waktu dimekarkan kabupaten Bone-bolango.
Kabupaten Bone Bolango di bentuk berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 2003
tentang pembentukan Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Pohuwato
Provinsi Gorontalo. Luas Kabupaten Bone Bolango secara keseluruhan adalah
1.984,58 Km2. Jika dibandingkan dengan wilayah Provinsi Gorontalo. Luas
kabuoaten ini sebesar 16,24%. Kecamatan terluas di Kabupaten Bone Bolango
adalah Kecamatan Pinogu dan Kecamatan yang luas terkecil adalah kecamatan
Bulango Selatan.
5. Arsitektur Ekowisata
Ekowisata adalah perjalanan wisata ke suatu lingkungan baik alam yang
alami ataupun buatan serta budaya yang ada yang bersifat informatif dan
partisipatif yang bertujuan untuk menjamin kelestarian alam dan sosial-budaya.
Ekowisata menitikberatkan pada tiga hal utama yaitu, keberlangsungan alam
atau ekologi, memberi manfaat ekonomi, dan secara psikologis dapat diterima
dalam kehidupan social masyarakat (Hakim, 2004). Pengertian tentang
ekowisata mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Namun, pada
hakekatnva pengertian ekowisata adalah suatu bentuk wisata yang
bertanggungjawab terhadap kelestarian area yang masih alami (natural area),
memberi manfaat secara ekonomi dan mempertahankan keutuhan budaya bagi
masyarakat setempat.
1. Kawasan mati
Kawasan yang dimasud adalah kawasan yang tidak mampu untuk
mengatasi stabilitas kawasan tertentu baik disektor perekonomian,
pendidikan, dan kebudayaan yang dikarenakan lemahnya sumberdaya
masyarakat pada kawasan itu sendiri.
2. Kawasan hidup
Kawasan hidup yang kurang perhatian terhadap potensi atau sejarah
yang dimilki pada kawasan tertentu, sehingga terjadinya kurang kontrol
dan mengakibatkan pergeseran fungsi bahkan akan terjadi pergeseran
setting tradisionalnya. Revitalisasi kawasan wisata danau perintis,
revitalisasi perlu untuk direalisasikan apabila stabilitas pemberdayaan
pada kawasan tertentu pasif.
1. Nature based, yaitu ekowisata merupakan bagian atau keseluruhan dari alam itu
sendiri meliputi unsur-unsur sumber dayanya, dimana kekayaan keanekaragaman
hayati beserta ekosistemnya merupakan kekuatan utama dan memiliki nilai jual
paling utama terhadap pengembangan ekowisata.
Oleh karena itu, berdasarkan tiga komponen penting tersebut, maka tidak
secara otomatis setiap perjalanan wisata alam merupakan aktifitas wisata berbasis
ekologi (ecotourism).
b. Keindahan alam yang mendukung, misalnya flora dan fauna yang khas.
e. Makanan.
g. Paket program.
BAB III
METODOLOGI PERANCANGAN
Danau Perintis merupakan salah satu Danau yang akan menjadi kawasan
wisata alam yang terletak di Kabupaten Bone-Bolango yang memiliki potensi
alam yang indah dan masih asri, memiliki pepohonanan yang sejuk dan alami.
1. Prospek Proyek
Danau Perintis akan dikembangkan menjadi suatu kawasan alam danau
dengan memperhatikan potensi alam yang ada dikawasan danau tersebut dengan
tetap memperhatikan keberlanjutan ekosistem yang ada didalamnya. Penataan dan
pengembangan danau perintis lebih kepada pengembangan dan penataan fasilitas
yang mmendukung kegiatan wisata danau seperti gazebo, cottage, tempat
istirahat, rumah makan, dan fasilitas lain yang mendukung kegiatan wisata di
danau tersebut.
Bertitik tolak dari fungsi objek pada konteks pelayanan menyangkut aktifias
dimana merupakan integritas dari berbagai fungsi pelayanan yang spesifik
sebagai objek wisata dan rekreasi, maka secara umum pelaku – pelaku yang
berhubungan dengan objek dapat dikelompokan sebagai berikut:
2. Fasilitas
Dari hasil analisis pelaku dan aktifitasnya maka dapat disimpulkan objek ini
memerlukan fasilitas yang dapat menunjang semua kegiatan yang ada
didalamnya seperti rumah makan, mushola, parkir, ruang informasi, gazebo,
cottage, dan sebagainya.
3.1.4 Lokasi Dan Tapak
Lokasi pengembangan Kawasan wisata Danau Perintis terletak di Provinsi
Gorontalo Kabupaten Bone-Bolango di Desa Huluduotamo Kecamatan Suwawa
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (Survey
Lokasi), dalam hal proses pengambilan data, peneliti melakukan beberapa
metode, yaitu :
a. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan terhadap kondisi eksternal dan inernal tapak, dengan
tujuan untuk menentukan masalah dan potensi yang dapat mempengaruhi
bangunan serta kawasan nantinya.
b. Dokumentasi
Metode dokumentasi ini merupakan metode yang melengkapi
proses observasi perancangan kawasan wisata Danau Perintis, yang
berupa foto– foto kondisi eksisting di tapak dan sekitarnya, serta sumber-
sumber data yang tertulis dalam jurnal, artikel, atau makalah yang
berhubungan dengan obyek.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti dari sumber yang
sudah ada. Berikut ini proses pengambilan data yang digunakan dalam penelitian
yaitu :
a. Penelitian kepustakaan
Metode ini diperoleh dengan cara studi kepustakaan yang
dilakukan dengan membaca dan mengumpulkan serta menganalisa semua
buku – buku yang berhubungan dengan objek penelitian untuk membantu
penyelesaian penelitian ini.
b. Studi Internet
Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan cara
mengumpulkan data dengan cara browsing, download, dan search
melalui internet
1. Studi Literatur
pada beberapa bangunan kawasan wisata Danau yang berfungsi sama untuk
1.
2.
2.3
2.4
2.5
Babo James P. 2016. Peranan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam
Devy Helln Angga. 2017. Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam
http://katalogwisata.com/mengenal-Danau-nihiwatu-sebagai-Danau-terbaik-di-
https://www.google.co.id/amp/s/amp.kompas.com/travel/read/2017/01/03/072100
http://jadiberita.com/88236/Danau-nihiwatu-surga-indonesia-paling-sulit-
15 Juli 2019