Muba OKI
Bangka (40%) (51,8%)
Musi
Rawas
Muara
enim
Fungsi lahan rawa
Lahan rawa merupakan bagian dari sumber daya alam
yang mempunyai fungsi :
• Pelestarian sumber daya air
• Peredam banjir
• Habitat sebagai kehidupan hayati
• Pengendali iklin (melalui kemampuannya dalam
menyerap dan menyimpan karbon
Pengelolaan Lahan Rawa
Fungsi dan potensi hutan rawa gambut
• Tanah gambut terbentuk dari akumulasi sisa sisa
tanaman purba yang mati dan sebagian mengalami
perombakan, mengandung minimal 12-18% Corganik
dengan ketebalam minimal 50 cm.
• Secara taksonomi tanah disebut juga disebut tanah
gambut, histosol, atau organosol bila memiliki
ketebalan lapisan gambut > 40 cm, dila bulk density >
0,1 g/cm3
Fungsi dan potensi hutan rawa gambut
• Istilah gambut memiliki makna ganda yaitu sebagai
bahan organic (peat) dan sebagai tanah organic (peat
soil)
• Gambut sebagai bahan organik merupakan sumber
energi, bahan untuk media perkecambahan biji dan
pupuk organik sedangkan gambut sebagai tanah
organik digunakan sebagai lahan untuk melakukan
berbagai kegiatan pertanian dan dapat dikelola dalam
sistem usaha tani.
PP No. 27 tahun 1991
• Lahan rawa dimanfaatkan untuk konservasi sumber
air, yang bertujuan untuk :
• Mempertahankan keseimbangan ekosistem rawa
sebagai sumber air
• Mengatur perlindungan dan pengawetan rawa
sebagai sumber air
• Mengatur pengembangan rawa sebagai sumber daya
lainnya
Hutan Rawa Gambut Memiliki Multifungsi :
•Sebagai cadangan atu penyimpan air (aquifer)
•Gambut merupakan ekosistem khas yang kaya
akan keanekaragaman hayati. Jenis-jenis floranya
antara lain : durian burung durio carinatus,
ramin gonystylus sp. , terentang camnosperma
sp., gelam melaleuca sp., gembor alseodaphne
umbeliflora, jelutung.
Hutan Rawa Gambut Memiliki Multifungsi :
• Sebagai penyangga lingkungan/ ekologi
• Sebagai lahan pertanian
• Sebagai habitat flora (tanaman) dan fauna (ikan, burung,
satwa liar lain dan sebagainya)
• Sebagai bahan baku briket arang maupun media tumbuh
tanaman
• Memiliki kemampuan untuk menyimpan atau memendam
(Sink) dan menyerap karbon (sequestration) dalam jumlah
cukup besar yang berarti dapat membatasi lepasnya gas
rumah kaca ke atmosfer.
• Gambut juga merpakan salah satu penyusun bahan
bakar yang terdapat di permukaan
• Gambut mempunyai kemampuan dalam menyerap air
sangat besar,bawahnya karena itu meskipun tanah
dibagian atasnya sudah kering, di bagian bawahnya
tetap lembab dan bahkan relative masih basah karena
mengandung air. Sehingga memiliki bahan bakar
bawah permukaan air daripada bahan bakar
permukaan
Pengambangan lahan rawa sebagai pertanian
Tambak di lahan rawa
Daerah rawa pasang surut yang
telah dibuka untuk tambak yaitu
di kabupaten banyuasin dengan
luas 30.825 Ha dan di di
kabupaten ogan komering ilir
9.328 Ha.
Laju kerusakan hutan di dunia meningkat
• Tahun 2992 telah mencapai 900.000 Ha/ tahun (world bank,1991)
• Tahun 1991 laporan lain menunjukkan laju 1,3 juta Ha/tahun (Anonim
1991)
• Data pengamatan terakhir dari badan planologi kehutanan (2005)
diperoleh bahwa laju deforestasi baik pada Kawasan hutan maupun
diluar Kawasan hutan pada periode antara 1997 sampai tahun 2000 di
Indonesia sekitar 2,83 juta Ha termasuk di dalamnya kerusakan hutan
rawa gambut
• Dakhir tahun 2008 dilaporkan tingkat degradasi menurun menjadi
sekitar satu juta Ha.
Beberapa strategi yang dilakukan
• Pemanfaatan lahan gambut harus memberikan
dampak pengembahan ekonomi dan sosial
• Keberadaan hutan rawa gambut yang ada harus tetap
dijaga dari kerusakan, sehingga fungsi ekologis , sosial,
ekonomi, budaya dan lingkungan yang memengaruhi
hajat hidup manusia tidak terganggu
• Menurunkan dan dapat mencegah timbulnya
kebakaran di lahan gambut
Beberapa strategi yang dilakukan
• Dalam rangka mengurangi masalah yang dihadapi
diperlukan sesuatu langkah yang urgen yaitu
pendekatan ekonomi baru. Hal ini mencakup masalah
carbon stock (penympanan karbon), konservasi
biodiversity melalui pendekatan bioright
• Pendekatan ekonomi baru melalui suatu strategi
implementasi untuk konservasi hutan rawa gambut
dan rehabilitasi lahan rawa gambut yang terdegrasi,
yang dilakukan secara ilmiah
Beberapa pertimbangan untuk melestarikan hutan
rawa gambut :
• Hutan rawa gambut yang masih ada harus dijaga
kelestariannya. Di lain pihak hutan rawa gambut yang
mengalami degrasi perlu segera dilakukan rehabilitasi
baik hidrologi maupun revegetasi
• Diharapkan tidak ada lahgi konversi lahan rawa
gambut yang berlebihan dalam upaya
mempertahankan kelestarian fungsi ekologisnya dan
lingkungan hidup
Beberapa pertimbangan untuk melestarikan hutan
rawa gambut :
• Sesuai dengan keppres 32 tahun 1992, bahwa Kawasan
lahan rawa gambut yang memilii etebalan gambut >3 m
yang terletak di hulu merupakan Kawasan lindung/
konservasi, guna menjaga fungsi hutan rawa gambut
sebagai reservoir air, rosot karbon (Carbon requestration)
dan menyimpan karbon (Carbon storage)
• Selain itu tidak hanya Kawasan yang ketebalan gambutnya
>3 m yang ditetapkan sebagai Kawasan lindung, tetapi
kawaan gambut dangkal ( < 1 m) apabila di bagian
bawahnya terdapat lapisan pasir kuarsa (Kerangas) perlu
ditetapkan sebagai Kawasan lindung.
Beberapa pertimbangan untuk melestarikan hutan
rawa gambut :
• Pembuatan drainase dalam, di lahan gambut sedapat
mungkin dihindari. Apabila pembangunan drainase
saat ini telah terjadi, hal ini perlu hati-hati dengan
mengantisipasi subsidensi dan terjadi emisi CO.
penurunan muka air tanah dijaga tidak terlalu lama
dan menjaga pembasahan gambut diatasnya untuk
menjaga subsidensi dan tereksposnya lapisan pirit
yang bersifat racun untuk tanaman.
• Potensi dan pengembahan daerah rawa di sumatera
selatan terdiri dari raa pasang surut seluas 455.949 Ha
• Sudah dikembangkan atau direklamasi seluas 430.121
Ha (Pemanfaatannya untuk sawah 12.763 ha, kebun
56.934 ha, tambak 7.946 ha, keperluan lainnya 95.504
ha dan yang belum dimanfaatkan 86.974 ha)
sedangkan rawa lebak 157.846 ha
• Sudah direklamasi 120.685 ha (pemanfaatannya untuk
sawah 48.782 ha, kebun 1.500 ha, keperluan lainnya
23.229 ha dan yang belum dimanfaatkan 47.046 ha)
• Luas keseluruhan daerah rawa gambut pada tahun 2002
adalah 11.754,4 ha atau sekitar 32,22% dari luas wilayah
kota Palembang yang luasnya 400,6 km2
• 48,42% merupakan rawa yang dapat direklamasi untuk
kegiatan sektor perkotaan. Sedangkan sisanya merupakan
rawa konservasi, yang dapat dibudidayakan untuk kegiatan
pertanian lahan basah dengan persyaratan tertentu atau
sebagai ruang terbuka.
• Pelaksanaan konservasi rawa berdasarkan azas
kemanfaatan untuk umum, keseimbangan dan kelestarian
untuk melindungi fungsi dan manfaat rawa
• Kawasan jakabaring kota Palembang yang sebagian
besar merupakan dataran rendah atau daerag rawa
lebak
• Sebagian lagi daerah rawa pasang surut yang
dipengaruhi oleh pasang surut air laut dengan range
2-3 m, sehingga menyebabkan banjirnya Kawasan
penduduk sekitar Kawasan reklamasi yang untuk
pemukiman penduduk lama atau bagi pemukiman
penduduk yang telah lama berdiri.
• Kondisi banjir yang terus menerus ini, akibat urugan
bangunan baru dengan level yang lebih tinggi, maka
diperlukan suatu kebijakan tentang penimbunan
tanah rawa bagi bangunan baru untuk menyiapkan
kolam-kolam atau tampungan harus sama dengan
besarnya volume air rawa saat ini, dengan membuat
pintu air pada sungai-sungai yang ada seperti sungai
kedukan, sungai aur, sungai ogan, sungai solok udang,
sungai solok seluang, saluran-saluran lainnya yang
dapat menendalikan banjir akibat pasang surut.
Reklamasi Rawa
•Upaya meningkatka fungsi dan pemanfaatan
rawa untuk kepentingan masyarakat luas,
tujuannya adalah untuk mencapai terwujudnya
kesejahteraan masyarakat melalui penyiapan
prasarana dan sarana bagi keperluan lahan
pemukiman, pertanian, perkebunan, perikanan,
industry, perhubungan, fasilitas olahraga dan
objek wisata.
Reklamasi lahan dengan …
•Teknologi hidro, yaitu dengan membuat jaringan
tata air (drainase sistem)
•Teknologi kimia (penaburan kapur, untuk
menetral kondisi fisik lahan)
•Teknologi mekanikal (merubah struktur tanah
agar sesuai untuk lahan pertanian)
Reklamasi lahan dengan …
•Teknologi fisika (Teknik pembakaran lahan, untuk
porositas tanah)
•Teknik bio organik (proses pelapukan tanah atau
penghancuran bahan organic) dan
•Teknologi hoard with soil/ timbunan tanah
(menambah tanah timbunan dari luar untuk
rawa lebak bagi pembangunan infrastruktur).
•Wilayah rawa lebak jakabaring yang termasuk
wilayah kelurahan 15 ULU dan Kelurahan 8 ULU
darat, merupaka daerah rawa yang tergenang
sepanjang musim basah, namun daerah rawa
jakabaring ini cukup strategis bilamana
dikembangkan karena dekat dengan pusat kota,
terletak diujung jembatan musi.
• Daerah reklamasi rawa jakabaring yang terletak +-
1,5 kilometer dari ujung selatan jembatan ampere,
awalnya merupakan daerah rawa lebak, yang
dijadikan areal budi daya pertanian berupa tanaman
sayur, perikanan air tawar dan lahan persawahan
secara musiman oleh petani lokal atau warga
setempat.
• Kawasan pemukiman penduduk yang lama banyak
berada di arah hilir sedangkan Kawasan pemukiman
baru yang terus dikembangkan melalui
pengembangan dengan perumahan-perumahan,
berada di bagian hulu Kawasan jakabaring.
TERIMA KASIH
MANAJEMEN KEBAKARAN
LAHAN BASAH
6
Misi dalam Pelaksanaan PPM
Bina
Kelembagaan
TRI BINA (Organisasi)
7
Ciri-Ciri Kearifan Lokal
╸ Bertahan dari pengaruh budaya/konsep luar
╸ Mengakomodir dan mengintegrasikan
budaya/konsep dari luar
╸ Mengendalikan dan memberikan arah
penerapan budaya/konsep luar
8
Ruang Lingkup
Bersifat lokal/tradisional
Sudah lama/baru
muncul/akan dibentuk
A B C
Yellow 10 20 7
Blue 30 15 10
Orange 5 24 16
11
Identifikasi Potensi/Kearifan
Lokal Lahan Basah
SDM Demografi penduduk (usia, jenis kelamin,transmigrasi dll)
Perilaku
Sumber Air
Ling Jamban
kungan Limbah (sampah/limbah padat dan limbah cair Usaha
Vegetasi Lahan Basah (tumbuhan yang bisa hidup) Petani, Berdagang,
Pengarajin
Orga Pimpinan pemerintah desa/adat/agama
nisasi Organisasi kesehatan (posyandu, posbindu lansia,
12
THANKS!
Any questions?
You can find me at:
╸ Fennyetrawati.unsri@gmail.com
13
Program
Indonesia
Sehat dengan
Pendekatan
Keluarga
Fenny Etrawati, S.KM, M.KM
Outline
Prioritas pembangunan kesehatan
tahun 2015-2019
Pendekatan keluarga dalam pencapaian
pembangunan kesehatan
Peran Puskesmas dalam pendekatan
keluarga
Peran Pemangku kepentingan dalam
pendekatan keluarga
2
Prioritas
pembangunan
kesehatan
tahun 2015-2019
EDIT IN GOOGLE SLIDES EDIT IN POWERPOINT®
Click on the button under the Click on the button under the
presentation preview that says presentation preview that says
"Use as Google Slides Theme". "Download as PowerPoint
template". You will get a .pptx file
You will get a copy of this
that you can edit in PowerPoint.
document on your Google Drive
and will be able to edit, add or Remember to download and install
delete slides. the fonts used in this presentation
(you’ll find the links to the font files
You have to be signed in to your
needed in the Presentation design
Google account.
slide)
• Pengarusutamaan kesehatan
• Penguatan Preventif Promotif
• Pemberdayaan Masyarakat
Penguatan Yankes
• Akses yankes
• Optimalisasi system rujukan
• Continuum of care
• Intervensi berbasis risiko kesehatan
The Affective
Function Perkembangan individu dan psikososial
The Socialization
Function Pembentukan norma & tingkah laku
The Reproduction
Function Mempertahankan generasi&keluarga
The Economic
Function Pemenuhan ekonomi keluarga
The Health Care
Function Mempertahankan kesehatan keluarga 9
Pengembangan
Kunjungan Rumah
• Updating Data
Keluarga
• Promosi Kesehatan
• Tindak lanjut
yankes dalam
gedung
• Desain PPM dan
manajemen PKM
Pemberdayaan
(Indeks Keluarga
Sehat/IKS)
12
Upaya Puskesmas Mencapai Kecamatan Sehat
13
Pendekatan Siklus Hidup u/ Mencapai Keluarga Sehat 14
Pelayanan Puskesmas Terintegrasi & Mengikuti Siklus Hidup 15
Indikator keluarga sehat
1. Ikut program Keluarga Berencana (KB)
2. Ibu bersalin di fasilitas kesehatan
3. Bayi diimunisasi dasar lengkap
4. ASI eksklusif
5. Pemantauan tumbang balita
6. Pendobatan TB sesuai standar
7. Pengobatan teratur penderita
hipertensi
8. Pengobatan dan pemeliharaan ODGJ
9. Tidak ada yang merokok
10. Keanggotaan JKN
11. Akses sarana air bersih
12. Akses jamban sehat
Peran Puskesmas
dalam pendekatan
keluarga
18
Kegiatan Utama Fasilitas Jaringan
UKM Esensial Implementasi PK
UKM Puskesmas
• Promkes • Building public • Pustu • Pendataan
• Kesling health policy • Pusling prokesga o/
• KIA-KB • Community • Bidan Desa Pembina
Empowerment keluarga
• Gizi
• Family • Mengelola
• P2P
Empowerment pangkalan data
• POAC intervensi
kesehatan
• Penyuluhan o/
Pembina
• Yankes
dalam&luar
gedung
• Pengelolaan SI
19
Peran Pemangku
kepentingan dalam
pendekatan keluarga
Peran Kemenkes RI Peran Dinkes Prov.
• Kebijakan dan • Pengembangan SDM
pedoman • Koordinasi &
• Pengembangan SDM Bimbingan
• Koordinasi dan • Pemantauan dan
Bimbingan Pengendalian
• Pemantauan &
pengendalian
Peran Dinkes Kab/Kota
• Pengembangan SDM
• Koordinasi & Bimbingan
• Pemantauan dan Pengendalian
Peran Lintas Sektor
• Mendukung penyelenggaraan program
kesehatan yg terkati sektor masing2
21
Contoh Peran Lintas Sektor
22
Contoh Peran Lintas Sektor
23
Thanks!
Any questions?
You can find me at:
✓ fennyetrawati.unsri@
gmail.com
24
362.11
Ind
p
PEDOMAN UMUM PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN
KELUARGA
TIM BUKU
Penasehat : Nila Farid Moeloek (Menteri Kesehatan Republik Indonesia)
Pengarah : Untung Suseno Sutarjo (Sekretaris Jenderal), Anung Sugihantono
(Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat), M. Subuh (Direktur Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit), Bambang Wibowo (Direktur
Jenderal Pelayanan Kesehatan), Maura Linda Sitanggang (Direktur
Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan), Purwadi (Inspektur
Jenderal), Siswanto (Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan), Usman Sumantri (Kepala Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan).
Penyusun : Akmal Taher (Staf Khusus Menkes Bidang Peningkatan Pelayanan
Kesehatan), Yudhi Prayudha Ishak Djuarsa (Staf Khusus Menkes
Bidang Tata Kelola Pemerintahan dan Reformasi Birokrasi), Sri Henni
Setiawati (Staf Ahli Menkes Bidang Peningkatan Kapasitas Kelem-
bagaan dan Desentralisasi), Trisa Wahjuni Putri (Kepala Pusat Analisis
Determinan Kesehatan), Ernawati Roeslie (Pusat Analisis Determinan
Kesehatan), Abdul Aziz (Pusat Analisis Determinan Kesehatan), Habibi
Nur Eka Putra (Pusat Analisis Determinan Kesehatan), Ario Baskoro
(Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat), Trihono (Health Policy
Unit), Tini Suryanti (Health Policy Unit), Bambang Hartono (Health
Policy Unit), Lalu Hendi Hutomo (Health Policy Unit)
Koordinator Teknis: Pusat Analisis Determinan Kesehatan Kementerian Kesehatan
Sebagai pedoman umum, dokumen ini bukanlah dokumen yang statis. Oleh karena
itu, selama perjalanan pelaksanaan program terhadap dokumen ini akan dilakukan
revisi secara periodik. Dengan demikian, “Pedoman Umum Program Indonesia
Sehat Dengan Pendekatan Keluarga” ini dapat membimbing kita ke arah keber-
hasilan pembangunan kesehatan periode 2015 – 2019.
Menyadari permasalahan yang demikian itu, mau tidak mau kita harus membuat
skala prioritas. Untuk mencapai Indonesia Sehat, dalam kurun waktu 2015 – 2019,
sektor kesehatan diarahkan untuk memfokuskan upaya guna:
1 Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
2 Menurunkan prevalensi balita pendek (stunting).
3 Menanggulangi penyakit menular HIV-AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria.
4 Menanggulangi penyakit tidak menular Hipertensi, Diabetes, Obesitas, Kanker,
dan Gangguan Jiwa.
Agar sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien, maka
upaya-upaya tersebut diselenggarakan secara terintegrasi sejak dari perencanaan
sampai ke pelaksanaan, pemantauan dan evaluasinya. Sasarannya pun difokuskan
kepada keluarga, dengan dihidupkannya kembali “Pendekatan Keluarga”.
1 PENDAHULUAN 1
2
PRIORITAS PEMBANGUNAN KESEHATAN
TAHUN 2015-2019 5
A. Gambaran Pembangunan Kesehatan di Indonesia 5
B. Tantangan Pembangunan Kesehatan 14
C. Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kesehatan 14
3
PENDEKATAN KELUARGA DALAM PENCAPAIAN
PRIORITAS PEMBANGUNAN KESEHATAN 19
A. Konsep Pendekatan Keluarga 19
B. Keluarga Sebagai Fokus Pemberdayaan 23
C. Pelaksanaan Pendekatan Keluarga 28
D. Pendekatan Keluarga Sebagai Kunci Keberhasilan 33
4
PERAN PUSKESMAS DALAM PENDEKATAN KELUARGA
A. Penguatan Subsistem Dalam Sistem Kesehatan Nasional 35
35
5
PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM
PENDEKATAN KELUARGA 47
A. Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 47
B. Peran Dinas Kesehatan Provinsi 48
C. Peran Kementerian Kesehatan 49
D. Peran dan Tanggung Jawab Lintas Sektor 53
DAFTAR TABEL
AIDS =
Acquired Immunodeficiency Syndrome
AKB = Angka Kematian Bayi
AKI = Angka Kematian Ibu
AKMS = Advokasi, Komunikasi, dan Mobilisasi Sosial
ANC =
Ante Natal Care
ARV = Anti Retro Viral
ASI = Air Susu Ibu
BBLR = Berat Bayi Lahir Rendah
CFR = Case Fatality Rate
DOTS = Directly Observed Treatment, Short-course
DTPK = Daerah Terpencil, Perbatasan, dan Kepulauan
FKTP = Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
GP2SP = Gerakan Pekerja Perempuan Sehat Produktif
HIV = Human Immunodeficiency Virus
IIS = Indikator Individu Sehat
IKS = Indeks Keluarga Sehat
IMD = Inisiasi Menyusui Dini
IMS = Infeksi Menular Seksual
DAFTAR SINGKATAN
3
IMS = Indikator Masyarakat Sehat
ITS = Indikator Tatanan Sehat
IUFD = Intra Uterine Fetal Death
JKN = Jaminan Kesehatan Nasional
KB = Keluarga Berencana
MDGs = Millenium Development Goals
MP ASI = Makanan Pendamping ASI
ODHA = Orang Dengan HIV-AIDS
PHBS = Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PKPR = Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
PMT = Pemberian Makanan Tambahan
PMT AS = Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah
Polindes = Pondok Bersalin Desa
PONED = Pelayanan Obstetri Neonatal Esensial Dasar
PONEK = Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif
Posbindu = Pos Pembinaan Terpadu
Pos UKK = Pos Upaya Kesehatan Kerja
PENDAHULUAN
1
P rogram Indonesia Sehat meru-
pakan salah satu program
dari Agenda ke-5 Nawa Cita, yaitu
Indonesia Sehat selanjutnya menjadi
program utama Pembangunan Kese-
hatan yang kemudian direncanakan
Meningkatkan Kualitas Hidup Manu- pencapaiannya melalui Rencana
sia Indonesia. Program ini didukung Strategis Kementerian Kesehatan
oleh program sektoral lainnya yaitu Tahun 2015-2019, yang ditetapkan
Program Indonesia Pintar, Program melalui Keputusan Menteri Kesehatan
Indonesia Kerja, dan Program R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/
Indonesia Sejahtera. Program 52/2015.
Gambar 1. Penjabaran Visi & Misi Presiden Menjadi Program Indonesia Sehat
2
4 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
Bab
komplikasi, anemia, ibu hamil yang men- sementara untuk Angka Kematian Paska
derita diabetes, hipertensi, malaria, dan Neonatal (AKPN) terjadi penurunan dari
empat terlalu (terlalu muda <20 tahun, 15/1000 menjadi 13/1000 kelahiran
terlalu tua >35 tahun, terlalu dekat jarak- hidup, dan angka kematian anak balita
nya 2 tahun, dan terlalu banyak anaknya juga turun dari 44/1000 menjadi 40/
>3 orang). Sebanyak 54,2 per 1000 1000 kelahiran hidup. Penyebab ke-
perempuan di bawah usia 20 tahun telah matian pada kelompok perinatal adalah
melahirkan, sementara perempuan yang Intra Uterine Fetal Death (IUFD), yakni
melahirkan pada usia di atas 40 tahun sebanyak 29,5% dan Berat Bayi Lahir
sebanyak 207 per 1000 kelahiran hidup. Rendah (BBLR) sebanyak 11,2%. Hal ini
Masalah ini diperberat dengan fakta berarti faktor kondisi ibu sebelum dan
masih adanya umur perkawinan pertama selama kehamilan amat menentukan
pada usia yang amat muda (<20 tahun) kondisi bayinya. Tantangan ke depan
sebanyak 46,7% dari semua perempuan adalah mempersiapkan calon ibu agar
yang telah kawin. benar-benar siap untuk hamil dan melahir-
kan serta menjaga agar terjamin keseha-
2) Kematian Bayi dan Balita. Dalam 5 tahun tan lingkungan yang mampu melindungi
terakhir, Angka Kematian Neonatal (AKN) bayi dari infeksi.
tetap sama yakni 19/1000 kelahiran,
Untuk usia di atas neonatal sampai satu yaitu 2,5 kali lipat dibanding prevalensi
tahun, penyebab utama kematian ada- terendah di Provinsi NTT (15.2%). Pre-
lah infeksi khususnya pnemonia dan valensi obesitas sentral naik di semua
diare. Ini berkaitan erat dengan perilaku provinsi, namun laju kenaikan juga ber-
hidup sehat ibu dan juga kondisi ling- variasi, tertinggi di Provinsi DKI Jakarta,
kungan setempat. Maluku, dan Sumatera Selatan. Men-
cermati hal tersebut, pen-didikan gizi
b. Gizi Masyarakat. Perkembangan masa- seimbang yang proaktif serta PHBS
lah gizi di Indonesia semakin kompleks, menjadi suatu kewajiban yang harus
sebab selain masih menghadapi masa- dilaksanakan di masyarakat.
lah kekurangan gizi, masalah kelebihan
gizi juga menjadi persoalan yang harus c. Penyakit Menular. Untuk penyakit me-
kita tangani dengan serius. Dalam Ren- nular, prioritas masih tertuju pada penya-
cana Pembangunan Jangka Menengah kit HIV/AIDS, tuberkulosis, malaria,
Nasional 2010-2014, perbaikan status demam berdarah, influenza dan flu
gizi masyarakat merupakan salah satu burung. Di samping itu, Indonesia juga
prioritas dengan menurunkan prevalensi belum sepenuhnya berhasil mengenda-
balita gizi kurang (underweight) men- likan penyakit neglected diseases seperti
jadi 15% dan prevalensi balita pendek kusta, filariasis, leptospirosis, dan lain-
(stunting) menjadi 32% pada tahun lain. Angka kesakitan dan kematian
2014. Hasil Riskesdas tahun 2007 yang disebabkan oleh penyakit menular
dan tahun 2013 menunjukkan fakta yang yang dapat dicegah dengan imunisasi
memprihatinkan di mana underweight seperti polio, campak, difteri, pertusis,
meningkat dari 18,4% menjadi 19,6%, hepatitis B, dan tetanus baik pada mater-
stunting juga meningkat dari 36,8% nal maupun neonatal sudah sangat
menjadi 37,2%, sementara wasting menurun, bahkan pada tahun 2014,
(kurus) menurun dari 13,6% menjadi Indonesia telah dinyatakan bebas polio.
12,1%. Riskesdas tahun 2010 dan
tahun 2013 menunjukkan bahwa kela- Kecenderungan prevalensi kasus HIV
hiran dengan Berat Badan Lahir Rendah pada penduduk usia 15 - 49 tahun me-
(BBLR) <2500 gram menurun dari 11,1% ningkat. Pada awal tahun 2009, pre-
menjadi 10,2%. Tidak hanya terjadi valensi kasus HIV pada penduduk usia
pada usia balita, prevalensi obesitas 15 - 49 tahun hanya 0,16% dan me-
yang meningkat juga terjadi di usia ningkat menjadi 0,30% pada tahun
dewasa. Hal ini terbukti dari peningkatan 2011, meningkat lagi menjadi 0,32%
prevalensi obesitas sentral (lingkar perut pada 2012, dan terus meningkat men-
>90 cm untuk laki2 dan >80 cm untuk jadi 0,43% pada 2013. Namun angka
perempuan) dari tahun 2007 ke tahun Case Fatality Rate (CFR) AIDS menurun
2013. Untuk tahun 2013, prevalensi dari 13,65% pada tahun 2004 men-
tertinggi di Provinsi DKI Jakarta (39,7%) jadi 0,85 % pada tahun 2013.
d. Penyakit Tidak Menular. Penyakit tidak beban kesehatan yang signifikan. Data
menular cenderung terus meningkat dan Riskesdas tahun 2013 menunjukkan
telah mengancam sejak usia muda. prevalensi gangguan mental emosional
Selama dua dekade terakhir ini, telah (gejala-gejala depresi dan ansietas)
terjadi transisi epidemiologis yang signi- sebesar 6% untuk usia 15 tahun ke atas.
fikan, yakni penyakit tidak menular telah Hal ini berarti lebih dari 14 juta jiwa
menjadi beban utama, sementara beban menderita gangguan mental emosional
penyakit menular masih berat juga. di Indonesia. Sedangkan untuk gangguan
Indonesia sedang mengalami double jiwa berat seperti gangguan psikosis,
burden diseases, yaitu beban penyakit prevalensinya adalah 1,7 per 1000
tidak menular dan penyakit menular penduduk. Ini berarti lebih dari 400.000
sekaligus. Penyakit tidak menular utama orang menderita gangguan jiwa berat
meliputi hipertensi, diabetes melitus, kan- (psikosis). Angka pemasungan pada
ker dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik orang dengan gangguan jiwa berat
(PPOK). Jumlah kematian akibat rokok sebesar 14,3% atau sekitar 57.000
terus meningkat dari 41,75% pada tahun kasus.
1995 menjadi 59,7% di 2007. Selain
itu dalam survei ekonomi nasional 2006 Gangguan jiwa dan penyalahgunaan
disebutkan penduduk miskin menghabis- NAPZA juga berkaitan dengan masalah
kan 12,6% penghasilannya untuk kon- perilaku yang membahayakan diri,
sumsi rokok. Oleh karena itu, deteksi dini seperti bunuh diri. Berdasarkan laporan
harus dilakukan secara proaktif menda- dari Mabes Polri pada tahun 2012
tangi sasaran, karena sebagian besar ditemukan bahwa angka bunuh diri
tidak mengetahui bahwa dirinya mende- sekitar 0.5 % dari 100.000 populasi,
rita penyakit tidak menular. Pengenda- yang berarti ada sekitar 1.170 kasus
lian Penyakit Tidak Menular (PTM) antara bunuh diri yang dilaporkan dalam satu
lain dilakukan melalui pelaksanaan Pos tahun. Prioritas untuk kesehatan jiwa ada-
Pembinaan Terpadu Pengendalian Pe- lah mengembangkan Upaya Kesehatan
nyakit Tidak Menular (Posbindu-PTM) Jiwa Berbasis Masyarakat (UKJBM) yang
yang merupakan upaya monitoring dan ujung tombaknya adalah Puskesmas
deteksi dini faktor risiko penyakit tidak dan bekerja bersama masyarakat, men-
menular di masyarakat. Sejak mulai cegah meningkatnya gangguan jiwa
dikembangkan pada tahun 2011 Pos- masyarakat.
bindu-PTM pada tahun 2013 telah ber-
tambah jumlahnya menjadi 7225 Pos- Selain permasalahan kesehatan di atas
bindu di seluruh Indonesia. terdapat juga berbagai permasalahan
yang masih perlu mendapatkan perhatian
e. Kesehatan Jiwa. Permasalahan kesehatan khusus, misalnya masalah kesehatan ling-
jiwa sangat besar dan menimbulkan kungan, masalah penyakit tropis yang
b). Tuberkulosis:
(1). Identifikasi terduga TB di antara
anggota keluarga, termasuk
anak dan ibu hamil.
(2). Memfasilitasi terduga TB atau
pasien TB untuk mengakses pe-
layanan TB yang sesuai standar.
(3). Pemberian informasi terkait peng-
endalian infeksi TB kepada
anggota keluarga, untuk men-
cegah penularan TB di dalam
keluarga dan masyarakat
(4). Pengawasan kepatuhan peng-
obatan TB melalui Pengawas
Menelan Obat (PMO).
c). Malaria:
(1). Skrining ibu hamil pada
daerah berisiko.
a). HIV-AIDS: (2). Pembagian kelambu untuk ibu
(1). Peningkatan konseling dan tes hamil dan balita.
pada ibu hamil. (3). Pemeriksaan balita sakit di wila-
(2). Diagnosis dini pada bayi dan yah timur Indonesia.
balita.
(3). Konseling dan tes pada populasi 4). Upaya Pengendalian Penyakit Tidak
kunci, pasien infeksi menular seksual Menular (PTM)
(IMS), dan pasien Tuberkulosis (TB) Dalam rangka mengendalikan penyakit
anak usia sekolah, usia kerja, dan tidak menular, khususnya Hipertensi,
usia lanjut. Diabetes Mellitus, Obesitas, dan Kanker,
dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai
DESA
PEND. SIAGA/
KELUARGA UKBM
KELUARGA
?
PHBS ? KELUARGA
? ?
KELUARGA SEHAT
PHBS MASYARAKAT
?
?
MASYARAKAT SEHAT
KELUARGA
?
PHBS ? KELUARGA
? ?
KELUARGA SEHAT
PEND. DESA
KELU- SIAGA/
ARGA UKBM
Dengan mengunjungi keluarga di rumahnya, arga juga dapat dimotivasi untuk memper-
Puskesmas akan dapat mengenali masalah- baiki kondisi kesehatan lingkungan dan ber-
masalah kesehatan (dan Perilaku Hidup bagai faktor risiko lain yang selama ini meru-
Bersih dan Sehat-PHBS) yang dihadapi kelu- gikan kesehatannya, dengan pendampi-
arga secara lebih menyeluruh (holistik). Indi- ngan dari kader-kader kesehatan UKBM
vidu anggota keluarga yang perlu mendapat- dan/atau petugas profesional Puskesmas
kan pelayanan kesehatan kemudian dapat (gambar 3). Untuk itu, diperlukan pengatu-
dimotivasi untuk memanfaatkan UKBM yang ran agar setiap keluarga di wilayah Puskes-
ada dan/atau pelayanan Puskesmas. Kelu- mas memiliki Tim Pembina Keluarga.
PUSKESMAS
?
?
UKBM:? Posyandu,
? Posbindu PTM,
PAUD, Poskestren, Posmaldes, dll
? ?
Pentingnya pendekatan keluarga juga lahir menjadi bayi, tumbuh menjadi anak
diamanatkan dalam Rencana Strategis balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa
(Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun muda (usia produktif), dan akhirnya men-
2015 – 2019. Dalam Renstra disebut- jadi dewasa tua atau usia lanjut (lihat
kan bahwa salah satu acuan bagi arah gambar 6). Untuk dapat melaksanakan
kebijakan Kementerian Kesehatan ada- pelayanan kesehatan yang berkesinam-
lah penerapan pendekatan pelayanan bungan terhadap seluruh tahapan siklus
kesehatan yang terintegrasi dan ber- hidup manusia, maka fokus pelayanan
kesinambungan (continuum of care). Hal kesehatan harus pada keluarga. Dalam
ini berarti bahwa pelayanan kesehatan pemberian pelayanan kesehatan, individu-
harus dilakukan terhadap seluruh taha- individu harus dilihat dan diperlakukan
pan siklus hidup manusia (life cycle), sebagai bagian dari keluarganya.
sejak masih dalam kandungan, sampai
USIA
LANJUT
USIA • Status Gizi
PRODUKTIF • Aktivitas fisik
? • Pengendalian
IBU HAMIL & USIA SEKOLAH penyakit
IBU MENYUSUI BAYI & BALITA & REMAJA degenerative
• Cek up
kesehatan
berkala
• Status Gizi
• Diet Seimbang
• PHBS
PUS &? WUS
? • Diteksi Dini dan
• Status Gizi
tata laksana
• Diet Seimbang
PTM dan PL
• Status Gizi • Aktivitas fisik
• Perlindungan
• Status Gizi • Diet Seimbang • PHBS
terhadap
• Diet Seimbang • Stimulasi • Pelajaran
kesehatan
• Diteksi Dini perkembangan sekolahan intra
• Status Gizi • Kespro
PTM & PM anak (PAUD) ekstrakurikuler
• Diet Seimbang • Cek up
• Pola asuh teori dan
• Diteksi Dini kesehatan
yang benar praktek
PTM & PM berkala
• Kespro
Pangan Air (air bersih, Perumahan dan Energi (fosil, Akses (Pendidikan,
(laut, darat) sanitasi, irigasi) lingkungan sehat terbarukan) kesehatan)
S
5. Subsistem Sediaan Farmasi, Alat
istem Kesehatan Nasional (SKN) Kesehatan, dan Makanan.
sebagaimana dimaksudkan da- 6. Subsistem Manajemen, Informasi,
lam Peraturan Presiden Nomor dan Regulasi Kesehatan.
72 Tahun 2012 bertujuan untuk 7. Subsistem Pemberdayaan Masya-
menjamin terselenggaranya pem- rakat.
5. Prinsip Teknologi Tepat Guna. Berda- dan lintas sektor serta melaksanakan
sarkan prinsip teknologi tepat guna, sistem rujukan yang didukung dengan
Puskesmas menyelenggarakan pelaya- manajemen Puskesmas.
nan kesehatan dengan memanfaatkan
teknologi tepat guna yang sesuai Berkaitan dengan pelaksanaan prinsip-
dengan kebutuhan pelayanan, mudah prinsip tersebut, Puskesmas tetap melaku-
dimanfaatkan, dan tidak berdampak kan upaya kesehatan lainnya di luar dua
buruk bagi lingkungan. belas indikator keluarga sehat di wilayah
kerjanya. Sesuai dengan Keputusan
6. Prinsip Keterpaduan dan Kesinambungan. Menteri Kesehatan Nomor 1529/
Berdasarkan prinsip keterpaduan dan Menkes/SK/X/2010 tentang Pedoman
kesinambungan, Puskesmas menginteg- Umum Pengembangan Desa dan Kelu-
rasikan dan mengoordinasikan penye- rahan Siaga Aktif, Puskesmas mengoor-
lenggaraan UKM dan UKP lintas program dinasikan dan membina desa-desa dan/
atau kelurahan-kelurahan di wilayah
Kesehatan, serta UKM dengan pendeka- secara sinergis akan menuju kepada ter-
tan Pemberdayaan Keluarga, Pemberda- capainya keluarga-keluarga sehat di wilayah
yaan Masyarakat, dan Pembangunan Ber- kerja Puskesmas. Kesimpulan tersebut dapat
wawasan Kesehatan. Kedua upaya tersebut disajikan dalam gambar. 9 di bawah ini.
Bentuk dan isi dari Profil Kesehatan Kelu- g. Buku Saku (Panduan Hidup Sehat) untuk
arga, baik dalam bentuk manual maupun Keluarga.
elektronik, harus ditetapkan oleh Kemente- h. Kurikulum Pembekalan Petugas Pembina
rian Kesehatan sebagai contoh (prototype). Keluarga.
Pengadaan/penggandaannya dapat dila- i. Modul-modul untuk Pembekalan Petugas
kukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi dan/ Pembina Keluarga.
atau Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. j. Kurikulum Pelatihan Petugas Pengolah
Demikian pun isi dari paket informasi kese- dan Penganalisis Profil Kesehatan
hatan keluarga, serta kurikulum dan modul Keluarga.
untuk pembekalan tenaga Pembina Kelu- k. Blanko atau Prototipe Blanko Profil Kese-
arga. Secara lebih terinci hal-hal yang perlu hatan Keluarga (cetakan dan elektronik).
disiapkan oleh Kementerian Kesehatan ada- l. Paket Informasi Kesehatan Keluarga
lah sebagai berikut. atau prototipenya.
1. Kebijakan dan Pedoman m. Media penyuluhan/lembar balik untuk
Kebijakan dan pedoman yang harus petugas Pembina Keluarga atau proto-
disiapkan oleh Kementerian Kesehatan tipenya.
meliputi, hal-hal berikut. n. Aplikasi (perangkat lunak) pemantauan
a. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Program Indonesia Sehat dengan Pende-
Pedoman Umum Program Indonesia katan Keluarga yang terintegrasi dengan
Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Sistem Informasi yang ada.
b. Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Pedoman Pemantauan dan Evaluasi 2. Pengembangan Sumber Daya
Terpadu Program Indonesia Sehat Dengan adanya peningkatan alokasi
dengan Pendekatan Keluarga. anggaran untuk sektor kesehatan, Kemen-
c. Peraturan Menteri Kesehatan tentang terian Kesehatan dapat menyediakan
Peta Jalan (Road Map) Menuju Kelu- dana untuk pelaksanaan program kese-
arga Sehat. hatan prioritas dengan pendekatan
d. Buku (Petunjuk Teknis) untuk sosialisasi keluarga. Penyediaan dana dilakukan
kepada para pemangku kepentingan. secara bertahap, sesuai dengan pen-
e. Buku (Petunjuk Teknis) untuk para pe- tahapan pelaksanaan program prio-
tugas Puskesmas pelaksana kunju- ritas, dan terutama diperuntukkan bagi:
ngan rumah (Pembina Keluarga), ka- a. Kelengkapan sarana dan prasa-
der, dan petugas Nusantara Sehat. rana Puskesmas.
f. Buku (Petunjuk Teknis) untuk Petugas b. Penyelenggaraan pelatihan tenaga
Puskesmas Pengolah dan Penganalisis kesehatan.
Profil Kesehatan Keluarga. c. Biaya operasional.
Selain itu juga mengkaji Profil Kesehatan sistem pelaporan dari Dinas Kese-
dari provinsi yang bersangkutan. Dengan hatan Provinsi ke Kementerian
demikian, tim tersebut sebelum datang Kesehatan, sehingga Kementerian
berkunjung sudah memiliki agenda per- Kesehatan dapat mengetahui IKS
masalahan yang akan dibantu pemeca- tingkat provinsi dari masing-masing
hannya di provinsi yang dikunjunginya. provinsi di Indonesia, dan menghi-
tung IKS tingkat nasional.
4. Pemantauan dan Pengendalian
Pemantauan dan pengendalian di- Rumus-rumus yang digunakan serupa
laksanakan dengan mengembangkan dengan yang digunakan di tingkat
4 Bayi mendapat air susu ibu (ASI) 1. Tersedianya pelayanan konseling ASI Kemenkes & jajarannya
eksklusif selama 6 bulan di PUSKESMAS & FKTP lain
7 Penderita hipertensi melakukan 1. Akses pelayanan terpadu PTM di FKTP Kemenkes & jajarannya
pengobatan secara teratur
2. Tersedianya posbindu PTM disetiap desa/ - Kemendagri/Pemda &
kelurahan yang berfungsi dengan baik jajarannya
- Kemen PDT
8 Penderita gangguan jiwa 1. Akses pelayanan terpadu PTM di FKTP Kemenkes & jajarannya
mendapatkan pengobatan
dan tidak ditelantarkan 2. Promosi oleh NAKES/di FASKES Kemenkes & jajarannya
tentang pengobatan & perlakuan
terhadap penderita gangguan jiwa
10 Keluarga mempunyai akses/ 1. Tersedianya sarana air bersih sampai - Kemenpu & jajarannya
memiliki sarana air bersih ke desa/kelurahan - Kemendagri/Pemda &
jajarannya
- Kemen PDT
11 Keluarga mempunyai akses/ 1. Tersedianya jamban sehat disetiap - Kemenpu & jajarannya
menggunakan jamban sehat keluarga - Kemendagri/Pemda &
jajarannya
- Kemen DPT
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu terobosan untuk memenuhi hak rakyat akan
kesehatan. Setelah berjalan beberapa waktu program JKN saja tidaklah cukup untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat, bahkan bila tidak cermat, program upaya kesehatan perorangan itu
dikhawatirkan akan menggeser prioritas program kesehatan ke arah kuratif-rehabilitatif.
Untuk menjamin tercapainya peningkatan derajat kesehatan masyarakat, prioritas harus ke arah
promotif-preventif, dibarengi dengan pemberdayaan masyarakat dan pembangunan sektor lain
yang berwawasan kesehatan.
Buku panduan ini berisi konsep pendekatan keluarga sebagai salah satu jurus jitu untuk menggarap
sisi kesehatan, agar masyarakat yang sehat tidak menjadi sakit, bahkan menjadi lebih prima
kesehatannya. Caranya adalah dengan mengembangkan indeks keluarga sehat, yang merupakan
komposit indikator dari 12 indikator keluarga sehat, yang dirumuskan dari 4 program prioritas yaitu :
• Menurunkan angka kematian ibu
• Menurunkan angka kematian bayi dan prevalensi stunting
• Mengendalikan penyakit menular khususnya HIV (HIDS, tuberkolosis dan malaria)
• Mengendalikan penyakit tidak menular khususnya hipertensi, diabetes melitus, obesitas, kanker
dan gangguan jiwa.
Melalui pendekatan keluarga, Puskesmas akan mempunyai database keluarga sehat yang meliputi
seluruh keluarga yang tinggal di wilayah kerjanya. Berbasis database inilah kemudian Puskesmas
merancang kegiatan promotif-preventif yang efektif dan effisien, sehingga terjadi percepatan
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Bila masyarakat sehat, proporsi yang sakit atau
keparahan penyakitnya akan berkurang, sehingga memperbaiki implementasi JKN di Indonesia.