Anda di halaman 1dari 14

KELMPOK 7

Meilany Lestari Arsinah


(2210311320037) (2210311120021)

Gusti Siti salsabela Azzahro Kharisma Rizky Amelia


(2210311220071) (2210311320045)

Lusy Amanda Aurulia Shofa Asfia Muhtar


(2210311320021) (2210311320039)

Rizka Amaliya Rizky Aulia


(2210311320035) (2210311120025)
(Topik 1)
1. Arti penting lingkungan lahan basah adalah sebagai sumber dan pemurni air, pelindung pantai dan penyimpan karbon terbesar
di planet ini. Lahan basah juga sangat penting untuk pertanian dan perikanan. Oleh karenanya dunia tanpa lahan basah seperti
dunia tanpa air.

2. kondisi lahan basah ialah muka air yang dangkal, dekat dengan permukaan tanah, serta memiliki vegetasi khas. lahan basah
juga merupakan ekosistem peralihan (ekoton) antara ekosistem perairan (aquatic) dan ekosistem daratan (terrestrial) adanya
dominasi rejim air dan adanya tanaman (hidrofit) yang mempunyai daya adaptasi yang baik terhadap kondisi lahan yang
senantiasa jenuh (tergenang air). Lahan basah terjadi dimana air bertemu dengan tanah. Adapun lahan basah alami yaitu rawa-
rawa air tawar, hutan bakau (mangrove), rawa gambut, hutan gambut, paya-paya dan riparian (tepian sungai). sedangkan lahan
basah buatan meliputi waduk, sawah, saluran irigasi, dan kolam.

3. Klasifikasi SDA :
Berdasarkan Pemanfaatannya :
• Langsung (tanpa proses pengolahan) : udara, air, bahan pangan
• Tidak langsung (Melalui proses pengolahan) : minyak, besi, bahan tambang lainnya.
Berdasarkan Tipe /Jenisnya :
• Tidak pernah habis (Perpetual Natural Resources) : matahari, angin, gelombang dll.
• Tidak dapat diperbahurui (Non Renewable Natural Resources) : tembaga, besi, emas, batubara, minyak dll.
• Dapat diperbaharui (Renewable Natural Resources) : hutan, satwa, deposit air tanah dll.
4. Konsep lahan / tanah
Lahan ialah hamparan darat yang merupakan suatu keterpaduan sejumlah sumberdaya alam dan budaya, mengandung sejumlah ekosistem dan
sekaligus juga menjadi bagian dari ekosistem-ekosistem yang dikandungnya (Kurnain, 2020). Lahan adalah Tanah terbuka, garapan dan yang
belum diolah yang di atasnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan masyarakat.
• Adapun fungsi lahan bagi kehidupan manusia sebagai lokasi dan benda ekonomi, lahan bisa difungsikan sebagai tempat usaha,benda
kekayaan, dapat diperjual belikan, bisa difungsikan sebagai jaminan dan lain-lain
5. Konsep lahan basah wilayah-wilayah di mana tanahnya jenuh dengan air, baik bersifat permanen (menetap) atau musiman, lahan basah
merupakan ekosistem peralihan antara ekosistem perairan (aquatic) dan ekosistem daratan (terrestial). Konsep lingkungan lahan basah
Hamparan darat ( teristerik ), yang terbentuk oleh unsur abiotik, biotik, dan antropogen, Unsur Abiotik ( Fisik ) ialah tanah beserta
kehidupan yang ada di dalamnya, atmosfer, timbulan ( relief ), Unsur biotik mencakup biosfer berupa flora dan fauna alami.
6. Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti planet termasuk planet bumi, lapisan udara ini mengandung 4 unsur gas diantaranya
gas nitrogen, oksigen, karbondioksida dan argon. Biosfer adalah zona kehidupan di bumi yang menyatukan seluruh makhluk hidup dan
hubungan antar mereka, termasuk interaksinya dengan unsur litosfer (batuan), hidrosfer (air), dan atmosfer (udara) Bumi. Hidrosfer
adalah lapisan air yang berada di permukaan bumi. Litosfer meliputi bagian atas kerak bumi yang menjadi bagian terluar dari struktur
bumi. Pedosfer adalah seluruh lapisan tanah dalam permukaan bumi. Antroposfer adalah lapisan yang menjadi tempat hidup manusia.
7. Fungsi lahan basah adalah sebagai penyimpanan air, stabilisasi kondisi iklim setempat khususnya curah hujan dan temperatur,
sebagai pendukung kehidupan secara langsung, seperti sumber air minum dan habitat beraneka ragam mahluk.

nilai dan manfaat lahan basah adalah penyedia berbagai macam produk dari tanaman dan fauna, potensi bagi kegiatan rekreasi dan
pariwisata, dan sebagai penyedia, regulasi, pendukung, budaya. Lahan basah seringkali dijadikan sebagai penggerak ekonomi lokal.
Dengan menggunakan lahan basah secara bijaksana dan diversifikasi mata pencaharian masyarakat lokal akan memungkinkan bagi kita
untuk mengurangi laju tren penurunan lahan basah, sekaligus mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial. sebagai pendukung
kehidupan secara langsung, seperti sumber air minum dan habitat beraneka ragam mahluk, tapi juga memiliki berbagai fungsi ekologis
seperti pengendali banjir, pencegah intrusi air laut, erosi, pencemaran, dan pengendali iklim global.

8. - Ekonomi lingkungan Ilmu yang membahas kegiatan manusia melakukan alokasi berbagai sumber daya lingkungan yang tersedia
dan dapat dimanfaatkan dalam proses pengolahan (produksi) untuk menghasilkan berbagai barang dan jasa guna memenuhi
kebutuhan manusia sesuai tingkat kebutuhan setiap saat dengan tetap terpeliharanya lingkungan hidup (Effendie, 2016)
- Ekonomi lingkungan lahan basah yaitu kegiatan masyarakat dalam memanfaatkan lingkungan lahan basah untuk bisa menghasilkan
barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia.
9. ilmu ekonomi yang dapat di integrasikan dan dikembangkan dalam cakupan lingkungan lahan basah :
- yakni pertanian yang dimana lahan basah dapat mendukung pertanian dalam bentuk lahan yang memadai. pertanian dilahan
basah yang di sertai dengan mengintegrasikan pengelolaan berbasiskan lahan basah ke dalam kawasan pertanian, ketahanan,
pangan jangka panjang dapat terjamin dan keanekaragaman hayati pun meningkat.
-lahan basah juga mendukung perekonomian masyarakat dalam bidang perkebunan seperti kelapa sawit dah karet
- lahan basah di bidang perikanan yakni contohnya tambak ikan dikalimantan tengah tepatnya aranio yang berfokus
memproduksi ikan nilajadi itu tadi adalah perkembangan ilmu ekonomi dilahan basah
(Topik 2)
1. Berdasarkan sebaran lahan basah dunia, posisi pertama ditempati oleh Brazil dengan luas wetland sekitar 31,1 juta hektar.
Sedangkan Indonesia menempati posisi kedua dengan total luasan sekitar 22,5 juta hektar. Wetland terbesar di dunia berada di
kawasan Benua Amerika dan Asia. Lembaga dunia juga telah merilis peta yang dapat dijadikan acuan mengenai sebaran lahan
basah dunia. Peta tersebut diberi nama Global Wetlands yang diterbitkan di Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR).
Pada peta kita dapat melihat luasan lahan basah dan sebarannya dengan resolusi spasial satelit yang dapat diakses melalui internet.
(tambahan foto sebaran wetland di dunia).

2. Di Indonesia, lahan basah tersebar di Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi hingga Papua. Di kalimantan Selatan lahan basah
tersebar salah satunya di Hulu sungai, Banjarmasin, Banjarbaru, Dll

3. Ada 2 tipologi
1. Lahan Basah Alami :
○ Lahan basah pesisir laut (Berair Asin), meliputi 12 sub-tipe lahan basah pesisir
○ Lahan basah pedalaman (Berair Tawar), meliputi 20 sub-tipe lahan basah pedalaman
2. Lahan basah buatan, yang meliputi 10 sub-tipe lahan basah buatan

4. Tipologi lahan basah menurut zonasi pengaruhkekuatan pasang dan jangkauan intrusi air laut dibedakan menjadi 3 (tiga) zona :
○ Zona II : Rawa pasang surut air tawar
○ Zona I : Rawa pasang surut air payau / pantai
○ Zona III : Rawa lebak atau rawa non-pasang surut
5. Contoh lahan basah alami yaitu rawa-rawa air tawar, hutan bakau (mangrove), rawa gambut, hutan gambut, payau payau
Lahan basah buatan, waduk, sawah, saluran irigasi dan kolam.

6. Lahan rawa adalah lahan yang sepanjang tahun, atau selama waktu yang panjang dalam setahun, selalu jenuh air (saturated)
atau tergenang (waterlogged) air dangkal. Lahan rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yang terkandung di dalamnya,
tergenang secara terus menerus atau musiman, terbentuk secara alami di lahan yang relatif datar atau cekung dengan endapan
mineral atau gambut dan ditumbuhi vegetasi yang merupakan suatu ekosistem (PP 73 tahun 2013)

• Swamps adalah lahan yang secara tipikal berupa campuran dari gambut dan mineral yang selalu tergenang dan biasanya
relatif subur.
• Bog adalah rawa yang tergenang air dangkal, dimana permukaan tanahnya tertutup lapisan vegetasi yang melapuk.
• Peat/gambut adalah histosol, lahan rawa yang mempunyai ketebalan lapisan gambut > 50 cm dengan kadar bahan organik
> 20% (12% C-organik), tergantung pada kadar liatnya.
• Fen adalah rawa yang tanahnya jenuh air.

7. rawa pasang surut adalah rawa yang terletak di tepi pantai, dekat pantai, muara sungai atau dekat muara sungai dan tergenangi
air yang dipengaruhi pasang surut air laut. secara umum, lahan rawa pasang surut termasuk masam (PH <5,5), mempunyai
tingkat kesuburan yang rendah, dan kahat unsur mikro khususnya pada tanah gambut.
8. Secara istilah, rawa lebak berasal dari bahasa jawa lebak yang berarti lembah atau dataran yang rendah.
Adapun Secara umum tingkat kesuburan lahan rawa lebak lebih baik dibandingkan dengan lahan rawa
pasang surut. Luas lahan rawa lebak di Indonesia sekitar 13,28 juta hektar (sekitar 1/3 luas lahan rawa),
tersebar di Papua 6,31 juta hektar, Kalimantan 3,58 juta hektar, Sumatera sekitar 2,79 juta hektar, dan
Sulawesi 0,61 juta hektar.

9. lahan rawa gambut merupakan salah satu tipologi lahan yang dijumpai pada Agroekosistem rawa, baik
pada lahan rawa pasang surut maupun lahan rawa lebak.Lahan rawa gambut mempunyai dua fungsi, yaitu
fungsi lindung atau konservasi dan fungsi budidaya atau produksi.
(Topik 3)
1. KARAKTERISTIK UNIK LAHAN RAWA :
• Terbatasnya molekul oksigen
• Penurunan senyawa penerima elektron dan terakumulasinya senyawa - senyawa tereduksi
• Teroksidasinya lapisan atas tanah yang tergenang
• Terjadinya pertukaran senyawa terlarut antara tanah dan air,
• Terjadinya akumulasi bahan organik
• Adanya tumbuhan air.
2. Rawa pasang surut adalah rawa yang terletak di tepi pantai, dekat pantai, muara sungai atau dekat muara sungai dan tergenangi
air yang dipengaruhi pasang surut air laut. lahan basah yang dipengaruhi pasang surut air asin/laut (tidal wetlands). Lahan rawa
pasang surut terdiri dari lahan sulfat masam dan lahan gambut yang telah lama diusahakan petani. Secara nasional, potensi lahan
ini sangat luas untuk peningkatan produksi pangan. Lahan rawa pasang surut banyak ditemukan di tiga pulau besar yakni Papua,
Sumatera, dan Kalimantan, dan sebagian kecil di Sulawesi dan Maluku. air tawar adalah suatu bentuk menyeluruh atau tatanan
yang ada di dalam air tawar dan sekitarnya yang terdiri dari makhluk hidup di dalam air tersebut dan lingkungan air
tawar itu sendiri
Menurut ragam hidrologi, lahan rawa pasang surut dibagi ke dalam empat tipologi luapan :
Tipe luapan A : wilayah mendapat luapan pasang
Tipe luapan B : wilayah pasang tunggal
Tipe luapan C : wilayah tidak mendapat luapan pasang
Tipe luapan D : wilayah resapan air tanah
- Pedologi adalah ilmu yang mempelajari berbagai aspek geologi tanah, didalamya ditinjau berbagai hal mengenai
pembentukan tanah, morfologi tanah dan klasifikasi tanah.
- Sulfat Masam sebagai tanah yang mengandung mineral sulfida (terutama pirit) atau mineral lainnya hasil oksida mineral
sulfida (terutama pirit) atau mineral lainnya hasil oksida mineral sulfida.
- Lahan pasang surut sering mendapat pangaruh salinitas air laut terutama pada musim kemarau
-Gambut (peatland overflow) adalah peristiwa dimana air meluap dari permukaan gambut ke permukaan tanah di sekitarnya
karena adanya peningkatan level air tanah yang disebabkan oleh hujan yang berkepanjangan atau karena tingginya muka air di
daerah sekitarnya

3. 1. lahan rawa lebak tengahan merupakan lahan rawa lebak bagian tengah, yg tdk tergenang pada pertengahan musim kering
2. hidrotofografi dangkal lahan rawa lebak pematang (dangkal) merupakan lahan rawa lebak bagian atas atau pinggir atau
pematang tidak tergenang pada awal musik kering
3. lebak dalam adalah bagian lebak yang dalam airnya dan sukar mengering kecuali pada musim kemarau panjang. disebut juga
“lebak lebung” , ikan yang terperangkap waktu air banjir telah surut
4. tanah gambut biasanya menempati wilayah lebak tengahan dan lebak dalam khusunya di lingkungan dan sebagian besar
merupakan gambut dangkal
5. tanah mineral yang menyusun lahan rawa lebak hampir seluruhnya berkembang dari bahan endapan sungai, profile tanah
lebak ditemukan pada lapisan yang mengandung bahan sulfidik (pirit) tanah yang mengandung lapisan bahan sulfidik termasuk
tipologi lahan rawa pasang, pasang surut yang disebut lahan potensial
4. Lahan rawa gambut adalah lahan yang terbentuk dari endapan organik yang padat dan lembut yang terbentuk dari
sisa-sisa tumbuhan yang terakumulasi di tempat yang lembab dan basah. Karakteristik utama dari lahan rawa gambut
adalah kandungan bahan organik yang tinggi dan kelembaban yang tinggi juga.
Hidrotopografi:Ombrogen: artinya bahwa lahan rawa gambut menerima air hujan sebagai sumber utama air tanahnya.
Topogen: artinya lahan rawa gambut memiliki kontur yang cenderung datar atau sedikit miring.
Pedologi/tipologi:Dangkal: ketebalan gambut hanya mencapai 50 cm sampai 100 cm.Sedang: ketebalan gambut antara
100 cm sampai 400 cm.
Dalam: ketebalan gambut antara 400 cm sampai 700 cm.
Sangat dalam: ketebalan gambut lebih dari 700 cm.
Beberapa karakteristik tambahan dari lahan rawa gambut adalah:pH tanah yang rendah, yaitu berkisar antara 3,0 sampai
5,5, sehingga tanaman yang ditanam di lahan ini harus tahan terhadap keasaman tanah.
5. Aktivitas ekonomi masyrakat sesuai dengan tipologi dan lahan basah adalah dengan aktivas ekonomi bertani, berkebun, tambak
ikan dan lain-lain
6. Aktivitas ekonomi yang dapat dikembangkan pada lahan rawa pasang surut pantai seperti pengelolaan tambak garam dan
mencari ikan pantai
7. Aktivitas ekonomi yang dapat dikembangkan pada lahan rawa pasang surut air tawar seperti melakukan budidaya ikan air tawar,
tambak udang
8. Aktivitas ekonomi yang dapat dikembangkan pada lahan rawa lebak seperti tanaman pangan dan hortikultura
9. Aktivitas ekonomi yang dapat dikembangkan pada lahan rawa gambut adalah melakukan budidaya ikan seperti ikan gabus,
toman, jelawat dan sebagainya adapun juga melakukan kegiatan bertani
(Topik 4)
1. Pemahaman Kajian Cerdas Interaksi Alamiah / Ekonomi Pada Lingkungan Lahan Basah dan cakupan bidang kajian di dalamnya
• Interaksi alamiah antar komponen dalam sistem lahan basah meliputi proses transformasi dan translokasi bahan dan energi sesuai
dengan prinsip keseimbangan bahan dan energi.
• Cakupan bidang kajian di dalamnya Pendidikan, Ekonomi, Teknik, Pertanian, Perikanan, Kehutanan, Sosial,, Budaya, Politik,
Lingkungan, Kesehatan, Hukum, pemberdayaan masyarakat, pengembangan kelembagaan dan peraturan dll.

2. Dimensi utama kajian lingkungan lahan basah


1. Dimensi Sosial (People)
2. Dimensi Lingkungan & Kesehatan (Planet)
3. Dimensi Ekonomi (Profit)
4. Dimensi Hukum & Regulasi (Law)
5. Dimensi Budaya dan Kearifan Lokal (Local wisdom)

3. Peluang kajian lingkungan lahan basah


Potensi LB di Indonesia sangat luas : 35-50 juta ha, dimanfaatkan baru sekitar 13-15 juta.
● Tersebar di 18 provinsi - 300 kota/kabupaten
● Landscape dalam hamparan yang luas
● Sebagian sudah di tata-ruang dalam skim-skim /unit pengelolaan
● Lumbung pangan dan energi masa depan
4. Kajian lahan basah banjarbakula yang termasuk lingkunhan lahan basah gambut, rawa, sungai ,perairan laut
yang memiliki garis pantai yang membentang dari kawasan sungai barito ,pantai batu lima ,pantai takisung
sampai pantai batakan.Cakupan Luas 340.446 Ha ( 30,34 % luas 5 Kabupaten / kota ; 9,07 % luas wilayah
Kalsel dan 34,04 % dari luas lahan basah di Kalsel ) Melibatkan Pemerintah Pusat , Provinsi kalsel , 2 Kota
( Banjarmasin , Banjarbaru ) dan 3 kabupaten ( Banjar , Barito Kuala dan Tanah Laut ) Merupakan kawasan
Strategis Provinsi (KSP ) dan Kawasan Strategis Nasional ( KSN ) ( RON ) jumlah penduduk kawasan ini
tahun 2015 sekitar 1.904.427 jiwa ( 52,5 % dari jumlah penduduk Kalsel ),Merupakan wilayah kajian /
penelitian terkait pembangunan kawasan di Lingkungan Lahan Basah. Memerlukan Koordinasi , Integrasi ,
Sinkronisasi , Simplifikasi dan Mekanisme dalam perencanaan dan penganggaran pembangunan

5. Istilah lahan-basah (wetland) diangkat setelah penandatanganan Konvensi tentang Lahan-basah Penting
Internasional, terutama sebagai Habitat Burung Air (The Convention on Wetlands of International Importance
Especially as Waterfowl Habitat) di kota Ramsar, Iran yang terletak di tepi Laut Kaspia pada tanggap 2
Februari 1971. “Lahan-basah mencakup wilayah payau, rawa, gambut, atau perairan, baik alami maupun
buatan, permanen atau sementara, dengan air yang mengalir atau diam (menggenang), tawar, payau, atau asin;
termasuk wilayah dengan air laut yang kedalamannya pada saat pasang rendah (surut) tidak melebihi enam
meter.
Terdapat 3 kategori lahan-basah berdasarkan pada letaknya secara umum dan kaitannya dengan aktivitas manusia,
yaitu lahanbasah laut, lahan-basah daratan, dan lahan-basah buatan. Indonesia sangat berkepentingan atas kelestarian
lahanbasah, karena luas lahan-basahnya mencapai 40 juta ha (Wetlands International, 2009). Berikut ini adalah
definisi atau kriteria kelas dalam lahan basah Kelas Landasan Cadas (Rock Bottom), Kelas Landasan Lepasan
(Unconsolidated Bottom), Kelas Hamparan Akuatik (Aquatic Bed), Kelas Karang (Reef), Kelas Hamparan Sungai
(Streambed), Kelas Pesisir Bercadas (Rocky Shore), Kelas Pesisir Lepasan (Unconsolidated Shore), Kelas Lahan-
basah Ganggang-Lumut (Moss-Lichen Wetland), Kelas Tumbuhan Tingkat-awal (Emergent Plants), Lahan-basah
Semak-belukar (Scrub-Shrub Wetlands), Lahan-basah Berhutan (Forested Wetlands).

Anda mungkin juga menyukai