Lahan Gambut
Lahan gambut memiliki peranan yang sangat penting ditinjau dari segi ekonomi
dan ekologi. Lahan gambut menyediakan hasil hutan berupa kayu dan non kayu,
penyimpanan air, pensuplai air dan pengendali banjir, serta merupakan habitat
bagi keanekaragaman hayati. Dalam pengembangan pembangunan berbagai
sektor, pemanfaatan lahan gambut menjadi alternatif cadangan terakhir bila
tidak memungkinkan bagi pengembangan pada lahan mineral, dengan
memprioritaskan hanya pada lahan gambut yang terdegradasi. Sedangkan,
untuk kawasan hutan gambut sebaiknya tetap dipertahankan sebagai hutan
gambut.
Lahan gambut yang telah terdegradasi dan akan dimanfaatkan untuk melakukan
budidaya kelapa sawit perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
PENILAIAN KESESUAIAN LAHAN
Dalam melakukan budidaya tanaman kelapa sawit pada lahan gambut perlu
dipertimbangkan dan memastikan lahan gambut sesuai untuk kelapa sawit,
dalam hal ini yang paling penting adalah memastikan bahwa lokasi yang akan
dipergunakanan tidak bertentangan dengan peraturan, dan layak untuk
dilaksanakan usaha.
Keberhasilan dalam budidaya pada lahan gambut juga sangat tergantung pada
faktor-faktor pembatas diantaranya adalah: kematangan gambut, kedalaman
gambut, kedalaman lapisan pirit, frekuensi dan lama genangan. Dengan ini
budidaya kelapa sawit di lahan gambut akan membutuhkan input yang sangat
besar.
PEMBUKAAN LAHAN YANG BAIK
Pengolahan Lahan Tanpa Bakar/zero burning adalah hal yang harus diperhatikan
juga, karena lahan gambut yang sudah kering dan terbakar akan banyak
mengalami kerugian, baik kehilangan unsure hara yang terkandung dalam bahan
organik, kehilangan musuh alami hama, dan secara umum akan terjadi
pelepasan karbon dalam bentuk asap.
Dampak kebakaran di lahan gambut adalah
Terdegradasinya kondisi lingkungan
Kesehatan manusia
Kebakaran hutan dan lahan gambut telah menimbulkan asap yang berakibat
terjadinya pencemaran udara sehingga akan menimbulkan penyakit pernapasan,
asma, bronchitis, pneumonia, kulit dan iritasi mata.
Hilangnya kesempatan ekonomi bagi masyarakat
Dampak langsung kebakaran bagi masyarakat yaitu berupa hilangnya sumber
mata pencaharian masyarakat yang masih menggantungkan hidupnya pada
hutan (berladang, beternak, berburu/menangkap ikan)serta terganggunya
transportasi.
Kegiatan pembukaan PLTB dapat dilakukan dengan Pemotongan pohon,
Pemancangan jalur tanam, perumpukan searah jalur tanam, Pembuatan jalan
dan saluran tata air, Desain kebun dan Penanaman cover crops
TATA AIR (WATER MANAGEMENT)
Tata air merupakan hal yang harus diperhatikan karena sifat tanah gambut yang
sudah kering tidak dapat lagi menjadi basah. Beberapa tujuan mengelola air
adalah
Penunasan
Pengendalian gulma
Pemeliharaan jalan
PEMUPUKAN
Pada gambut subur, jenis dan dosis pupuk hampir sama dengan pada tanah
mineral. sedangkan pada gambut dgn kadar ca dan mg relatif lebih tinggi
dibanding k, 1) tidak perlu pengapuran, dan 2) aplikasi dosis kcl 3,0 5,0
kg/phn/thn, Pupuk mikro wajib diberikan (Cu, Zn, Fe, B)
WASPADA TERHADAP API
Antisipasi terjadinya kebakaran lahan dan kebun diperlukan beberapa hal
diantaranya adalah pembangunan menara pengawas api, penyiapan sarana dan
prasarana pemadam api, perlunya marka tingkat bahaya api dan pembuatan
organisasi pengendalian kebakaran.