Anda di halaman 1dari 2

Sistem Kemitraan Inti Plasma untuk

Kesejahteraan Petani Sawit

SAMARINDA - Sistem kemitraan usaha inti plasma bagi petani sawit di Kaltim
merupakan upaya untuk mensejahterakan petani. Karena itu, kebijaksanaan
pemerintah dalam pembangunan perkebunan kelapa sawit menjadi primadona
dan diyakini mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi petani, terutama
ketika melaksanakan sistem kemitraan inti plasma.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kaltim Hj
Halda Arsyad mengatakan, sistem tersebut telah dilakukan sebelum memasuki
pembangunan kebun untuk jangka panjang.
"Keberhasilan sistem kemitraan tergantung pada penerapan dan kuncinya
adalah peningkatan intensitas hubungan inti dan plasma berdasarkan
kepercayaan satu dengan yang lainnya. Artinya, dalam kemitraan harus ada
komitmen yang saling menguntungkan, baik petani dan perusahaan inti," kata
Halda Arsyad saat dikonfirmasi terkait hasil kajian tentang tingkat pendapatan
petani plasma mandiri dan plasma swadaya perkebunan sawit, Kamis (31/10).
Menurut dia, tolok ukur keberhasilan kemitraan dapat dilihat dari kinerja kebun
produksi yang menunjukkan produktivitas kebun apakah naik atau turun, harga
pokok produksi terkendali, kualitas tandan buah segar (TBS) terus meningkat,
stabilitas pasokan bahan baku terjamin, adanya kelembagaan petani yang kuat
dan kelancaran angsuran kredit.
Selama ini pemerintah telah menggalakkan program kemitraan dalam
perkebunan sawit rakyat dan perkebunan besar swasta. Diharapkan, program

ini akan memberikan pengetahuan dan peningkatan produktifitas juga


pendapatan petani sawit rakyat, jelasnya.
Dari studi kasus yang dilakukan, disimpulan, perusahaan milik negara maupun
swasta di tiga kabupaten, yakni Kabupaten Paser, Kutai Kartanegara dan Kutai
Timur yang menjadi sampel telah melaksanakan sistem kemitraan inti plasma
sesuai dengan Peraturan Menteri yang mewajibkan setiap perusahaan
perkebunan sawit mengalokasikan 20 persen lahan riil yang dimiliki untuk petani
plasma.
Pola kemitraan inti plasma yang sudah dilaksanakan perusahaan milik negara
telah berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan petani dengan
memberikan manfaat berupa pendapatan, lapangan pekerjaan, peningkatan
pengetahuan dan manajerial administrasi serta keterampilan.
Dari pola kemitraan tersebut, Balitbangda Kaltim menyarankan agar dalam
kesepakatan kerja sama antara perusahaan inti dengan plasma perlu intervensi
dari pemerintah daerah setempat, melalui lembaga yang berwenang.
Selain itu, perlu sosialisasi dari berbagai pihak tentang sistim dan konsep inti
plasma. Ada intervensi dari pemerintah daerah agar persoalan sengketa batas
ataupun kepemilikan lahan serta perlu pembekalan atau pelatihan kepada para
pengurus koperasi yang menjadi mitra perusahaan.(jay/hmsprov)

Anda mungkin juga menyukai