KABUPATEN PONOROGO
4 BAB
RENCANA POLA RUANG
merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai, serta
mengamankan aliran sungai.
Garis Sempadan Sungai Berdasarkan PP No. 38 Tahun 2011 tentang Sungai,
meliputi:
1. Garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan ditentukan
paling sedikit berjarak 3 m (tiga meter) dari tepi luar kaki tanggul sepanjang
alur sungai
2. Garis sempadan pada sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan
sebagaimana dimaksud dalam ditentukan:
a. paling sedikit berjarak 10 m (sepuluh meter) dari tepi kiri dan kanan
palung sungai sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai kurang
dari atau sama dengan 3 m (tiga meter);
b. paling sedikit berjarak 15 m (lima belas meter) dari tepi kiri dan kanan
palung sungai sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai lebih
dari 3 m (tiga meter) sampai dengan 20 m (dua puluh meter); dan
c. paling sedikit berjarak 30 m (tiga puluh meter) dari tepi kiri dan kanan
palung sungai sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai lebih
dari 20 m (dua puluh meter).
3. Garis sempadan sungai besar tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan
ditentukan paling sedikit berjarak 100 m (seratus meter) dari tepi kiri dan
kanan palung sungai sepanjang alur sungai.
4. Garis sempadan sungai kecil tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan
ditentukan paling sedikit 50 m (lima puluh meter) dari tepi kiri dan kanan
palung sungai sepanjang alur sungai
Kawasan sempadan sungai di Kabupaten Ponorogo adalah:
1. Penetapan kawasan perlindungan sempadan sungai meliputi:
a. Perlindungan pada sungai besar di luar kawasan permukiman ditetapkan
minimum 100 meter kiri-kanan sungai. Termasuk sungai besar antara
lain Sungai Asin, Cemer, Gendol, Keying, Bedingin, Nambang, Slahung,
Mayong, Pelem, Munggu, Domas, Ireng, Sungkur, Galok, Gonggang,
Pucang, Nglorok;
b. Perlindungan terhadap anak sungai di luar permukiman ditetapkan
minimum 50 meter;
c. Pada sungai besar dan anak sungai yang melewati kawasan permukiman
ditetapkan minimum 15 meter. Kawasan ini hampir ada di setiap
kecamatan, bahkan pada sekitar aliran sungai ini banyak yang digunakan
untuk keperluan sehari-hari oleh masyarakat setempat.
2. Pengelolaan kawasan sempadan sungai di Kabupaten Ponorogo, dilakukan
melalui:
a. Pembatasan kegiatan yang tidak berkaitan dengan perlindungan
setempat;
b. Kawasan perlindungan setempat sepanjang sungai dibatasi untuk
kepentingan pariwisata dan mengupayakan sungai sebagai latar belakang
kawasan fungsional;
c. Bangunan sepanjang sempadan sungai yang tidak memiliki kaitan dengan
pelestarian atau pengolahan sungai dilarang untuk didirikan;
d. Sungai yang melintasi kawasan perdesaan dan kawasan perkotaan
dilakukan re-orientasi pembangunan menghadap ke arah sungai;
e. Sempadan sungai yang memiliki luasan yang cukup luas dapat
diperuntukkan untuk kawasan wisata melalui penataan kawasan tepian
sungai;
f. Sungai yang memiliki arus deras dijadikan salah satu bagian dari wisata
alam-petualangan seperti arung jeram, out bond, dan kepramukaan;
g. Sungai yang arusnya lemah dan bukan sungai yang menyebabkan
timbulnya banjir dapat digunakan untuk pariwisata.
Kawasan Sekitar Waduk
Kawasan sekitar waduk merupakan kawasan tertentu di sekeliling waduk
yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi
waduk.
Adapun kriteria penetapan kawasan sekitar waduk sebagai berikut :
1. Daratan dengan jarak 50 (lima puluh) meter sampai dengan 100 (seratus)
meter dari titik pasang air waduk tertinggi; atau (tambahan mengikuti
peraturan perundangan yang berlaku);
2. Daratan sepanjang tepian waduk yang lebarnya proporsional terhadap
bentuk dan kondisi fisik waduk.
Di Kabupaten Ponorogo terdapat waduk yaitu Waduk Ngebel yang terletak
di Kecamatan Ngebel. Di Waduk Ngebel saat ini dimanfaatkan untuk perikanan
budidaya ikan air tawar. Guna meminimalisasi adanya erosi dan sedimentasi pada
waduk, maka perlu upaya perlindungan sekitar waduk dari kerusakan lingkungan.
Kawasan Konservasi
Kawasam konservasi yang terdapat di Kabupaten Ponorogo adalah kawasan
suaka alam (KSA) berupa cagar alam. Kawasan ini memiliki ciri khas tertentu, baik
di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan
pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga
berfungsi sebagai sistem penyangga kehidupan.
Cagar alam yaitu kawasan yang ditunjuk mempunyai keanekaragaman jenis
tumbuhan, satwa dan tipe ekosistem, mewakili formasi biota tertentu dan atau unit-
unit penyusun, mempunyai kondisi alam baik biota maupun fisiknya yang masih asli
dan tidak atau belum terganggu oleh manusia, mempunyai luas dan bentuk tertentu
agar menunjang pengolahan efektip dan daerah penyangga yang cukup luas,
mempunyai ciri khas dan dapat merupakan satu-satunya pada suatu daerah, serta
keberadaannya memerlukan upanya konservasi.
Cagar alam di Kabupaten Ponorogo berdasarkan RTRW Nasional (PP Nomor
13 Tahun 2017) meliputi Cagar Alam Gunung Picis dan Sigogor yang terletak di
Kecamatan Ngebel. Berdasarkan Penetapan Kawasan Hutan (Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK. 2137/MENLHK-PKTL/KUH/PLA.2/
2017 tentang Peta Perkembangan Pengukuhan Kawasan Hutan Provinsi Jawa Timur
Sampai Dengan Tahun 2016), cagar alam di Kabupaten Ponorogo seluas ± 203,6
hektar.
Gambar 4. 2 Cagar Alam Gunung Picis dan Cagar Alam Gunung Sigogor
Kriteria kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang
memiliki hasil budanya manusia yang bernilai tinggi yang dimanfaatkan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan. Kawasan cagar budaya di Kabupaten Ponorogo
meliputi:
1. Kawasan Masjid dan Makam Kyai Hasan Besari Tegal Sari di Kecamatan
Jetis;
2. Kawasan Makam Batoro Kathong di Kecamatan Jenangan;
3. Kawasan Situs Purbakala Sukosewu di Kecamatan Sukorejo;
4. Kawasan Makam Raden Jayengrono di Kecamatan Pulung;
5. Kawasan Astana Srandil di Kecamatan Jambon; dan
6. Kawasan makam Prabu Joyonegoro di Kecamatan Slahung.
cabe besar, tomat, melinjo, terong. Sedangkan sentra produk holtikultura buah-
buahan di Kecamatan Ngebel dan Pulung yang dihasilkan adalah buah durian, jeruk
keprok, alpukat, mangga, nangka dan pepaya.
Tabel 4. 3 Potensi Holtikultura Sayur-Sayuran di Kabupaten Ponorogo
No. Nama Potensi Holtikultura Sayur-Sayuran
Kecamatan
1 Ngrayun Cabe Rawit, Petai, Kacang Panjang, Cabe Besar
2 Slahung Melinjo
3 Bungkal Bawang Merah, Cabe Rawit, Petai, Kacang Panjang, Cabe Besar,
Tomat, Melinjo, Terong
4 Sambit Bawang Merah, Petai, Cabe Besar
5 Sawoo Bawang Merah, Cabe Rawit, Petai, Cabe Besar
6 Sooko Cabe Rawit, Petai, Kacang Panjang, Melinjo
7 Pudak Bawang Merah, Bawang Daun, Kubis, Petsai/ Sawi, Wortel, Cabe
Rawit, Buncis, Petai, Kacang Panjang, Cabe Besar, Tomat, Melinjo,
Terong
8 Pulung Bawang Daun, Wortel, Buncis
9 Mlarak Bawang Merah, Cabe Rawit
10 Siman Bawang Merah, Cabe Rawit
11 Jetis Bawang Merah, Cabe Besar, Melinjo
12 Balong Cabe Rawit, Cabe Besar, Tomat, Terong
13 Kauman Cabe Rawit, Kacang Panjang, Tomat, Melinjo, Terong
14 Jambon Cabe Rawit, Kacang Panjang, Cabe Besar, Terong
15 Badegan Melinjo
16 Sampung Bawang Merah, Kacang Panjang, Cabe Besar, Tomat, Terong
17 Sukorejo Bawang Merah, Cabe Rawit, Kacang Panjang, Cabe Besar
18 Ponorogo Melinjo
19 Babadan Bawang Merah, Cabe Rawit, Tomat, Melinjo
20 Jenangan Bawang Merah, Cabe Rawit, Petai, Cabe Besar, Tomat, Melinjo,
Terong
21 Ngebel Petai, Kacang Panjang
Sumber: Rencana, 2018
Tabel 4. 4 Potensi Holtikultura Buah-Buahan di Kabupaten Ponorogo
No Nama Kecamatan Potensi Tanaman Holtikultura
1 Ngrayun Jeruk Keprok
2 Slahung Alpukat, Pisang
3 Bungkal Durian, Nangka
4 Sambit Nangka, Pepaya, Pisang
5 Sawoo Alpukat
6 Sooko Alpukat, Pisang
7 Pudak Alpukat, Pisang
8 Pulung Alpukat, Durian, Jeruk Keprok, Nangka, Pepaya
9 Mlarak Nangka, Pepaya, Pisang
10 Siman Pisang
11 Jetis Durian, Nangka
12 Balong Durian, Nangka, Pisang
13 Kauman Durian, Nangka, Pepaya
14 Jambon Pisang
15 Badegan Durian, Pisang
kedalaman. Suhu di pusat bumi diperkirakan mencapai 5400 °C. Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi, Panas Bumi adalah sumber energi
panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, serta batuan bersama mineral ikutan
dan gas lainnya yang secara genetik tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem Panas
Bumi.
Kawasan Panas Bumi di Kabupaten Ponorogo ditetapkan di dua lokasi yang
meliputi:
1. Panas Bumi di Daerah Gunung Wilis berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor
2775 K/30/MEM/2014 tentang penetapan wilayah kerja pertambangan panas
bumi di Daerah Gunung Wilis Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Kediri, Kabupaten
Tulungagung, Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Madiun;dan
2. Panas Bumi di Telaga Ngebel berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 1788
K/33/MEM/2007 tentang penetapan wilayah kerja pertambangan panas bumi di
daerah Telaga Ngebel Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Madiun Provinsi Jawa
Timur.
b. Wisata Budaya
Wisata budaya yang terdapat di Kabupaten Ponorogo sebanyak ±101 wisata
budaya yang terdiri dari kesenian, festival, grebeg, pentas wayang, kirab,
dayangan, serta situs, makam dan masjid. Wisata budaya terletak di
Kecamatan Babadan, Kecamatan Balong, Kecamatan Bungkal, Kecamatan
Jambon, Kecamatan Jenangan, Kecamatan Jetis, Kecamatan Kauman,
Kecamatan Mlarak, Kecamatan Ngebel, Ponorogo, Kecamatan Pudak,
Kecamatan Pulung, Kecamatan Sambit, Kecamatan Sampung, Kecamatan
Sawo, Kecamatan Siman, Kecamatan Slahung, Kecamatan Sokoo dan
Kecamatan Sukorejo. Berikut wisata budaya di Kabupaten Ponorogo sebagai
berikut:
Tabel 4. 7 Wisata Budaya di Kabupaten Ponorogo
No Wisata Budaya Lokasi Kecamatan
1 Makam Kyai Umar Sodiq Dsn. Babadan Ds. Babadan Kec.Babadan
2 Makam KA Imam Puro Dsn. Danyang Ds. Sukosari Kec.Babadan
3 Grebeg Maulud Dsn. Ngrambang Ds. Pondok Kec.Babadan
4 Grebeg Rojabiyah Dsn. Kajang Ds. Pondok Kec.Babadan
5 Seni Reyog 11 Group Kec. Balong
6 Gajah Gajahan 6 Group Kec. Balong
7 Karawitan 15 Group Kec. Balong
8 Campursari 3 Group Kec. Balong
9 Hadroh 4 Group Kec. Balong
10 Wayang Kulit 2 Group Kec. Balong
11 Musik Dangdut 3 Group Kec. Balong
12 Musik Odrot Desa Sumberejo Kec. Balong
13 Ketoprak Cahyo Budoyo Tanggungrejo Karangpatihan Kec. Balong
14 Makam Setono Desa Sumberejo Kec. Balong
15 Masjid Baitul Mutaqin Desa Sumberejo Kec. Balong
16 Makam Mbah Raden Dsn. Karangan Ds. Karangan Kec. Balong
17 Seni Reyog 20 group Kec. Bungkal
18 Karawitan 2 group Kec. Bungkal
19 Dongkrek Krido Manggolo Dkh. Pondok Ds. Belang Kec. Bungkal
20 Kongkil Martopuro Dkh. Pondok Ds. Belang Kec. Bungkal
21 Gajah Gajahan 3 group Kec. Bungkal
22 Unto Untoan Dkh. Ringin Surup Kec. Bungkal
23 Jaranan Thek Dkh. Ringin Surup Kec. Bungkal
24 Jaranan Thek Dkh. Suki Ds. Sambilawang Kec. Bungkal
25 Trebang Solawatan Dkh. Simo Ds.Bediwetan Kec. Bungkal
26 Makam Astana Srandil Desa Srandil Kec. Jabon
27 Makam Bathoro Katong Kelurahan Setono Kec. Jenangan
28 Makam Surodiningrat Gondoloyo Kel. Setono Kec. Jenangan
29 Masjid Tegalsari Ds. Tegalsari Kec. Jetis
30 Maulid Nabi Muhammad SAW Masjid Al-Iskaq Ds. Coper Kec. Jetis
31 Makam KA Nur Salim Dkh. Mantub Ds. Ngasinan Kec. Jetis
32 Makam Waliyulloh Masjid Kradenan Kulon Kec. Jetis
c. Wisata Buatan
Wisata buatan di Kabupaten Ponorogo sebanyak 40 wisata dengan jenis
wisata berupa sentra industri, kuliner, kolam pemancingan, kolam renang
dan taman. Adanya pengembangan taman wisata keanekaragaman hayati
(taman kehati) yang berisikan tempat edukasi, rekreasi dan rest area di
Kecamatan Babadan diharapkan memberi nuansa wisata baru di Kabupaten
Ponorogo. Wisata buatan terletak di Kecamatan Babadan, Kecamatan Balong,
Kecamatan Jetis, Kecamatan Ngrayun, Kecamatan Ponorogo, Kecamatan
Pulung, Kecamatan Sawo, Kecamatan Siman, Kecamatan Slahung, Kecamatan
Sokoo, dan Kecamatan Sukorejo. Wisata buatan di Kabupaten Ponorogo
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4. 8 Wisata Buatan di Kabupaten Ponorogo
No. Wisata Buatan Lokasi Kecamatan
1 Nasi Tahu Dsn. Kates Ds. Pandak Kec.Balong
2 Tempe Kripik Terdapat di 5 Lokasi Kec.Balong
3 Kolam Pemancingan Dsn. Krajan Ds. Bulak Kec.Balong
4 Kolam Pemancingan Dsn. Krajan Ds. Bulak Kec.Balong
5 Kolam Pemancingan Tanggungrejo Karangpatihan Kec.Balong
6 Sale Pisang Desa Sumberejo Kec.Balong
7 Sale Pisang Dsn. Ngecrak Ds. Bulukidul Kec.Balong
8 Rangginan Desa Sumberejo Kec.Balong
9 Kerupuk Terigu Desa Sumberejo Kec.Balong
10 Ice Cream Desa Sumberejo Kec.Balong
Rencana pola ruang di Kabupaten Ponorogo meliputi cagar alam, hutan lindung,
hutan produksi, kawasan pertanian, kawasan permukiman, industri. Berikut merupakan
luasan rencana pola ruang Kabupaten Ponorogo, sebagai berikut:
Tabel 4. 9 Rencana Pola Ruang Kabupaten Ponorogo
Rencana Pola Ruang Luas (Ha)
A Kawasan Lindung
Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap
1 15997,27
Bawahannya - Hutan Lindung
2 Kawasan Konservasi - Cagar Alam 203,63
3 Kawasan Perlindungan Setempat - Sempadan 2818,97
4 Kawasan Lindung Geologi - Sempadan Mata Air 514,93
B Kawasan Budidaya
1 Hutan Produksi Tetap 30.819,84
2 Hutan Produksi Terbatas 6,57
3 Kawasan Pertanian