Anda di halaman 1dari 10

REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)

KABUPATEN PONOROGO

5
BAB
PENETAPAN KAWASAN
STRATEGIS KABUPATEN

REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)


KABUPATEN PONOROGO
TAHUN 2018

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah


Penelitian dan Pengembangan
Kabupaten Ponorogo
REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Rencana tata ruang kawasan strategis Kabupaten perlu diprioritaskan


karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota
terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/lingkungan hidup. Kawasan strategis
merupakan kawasan yang di dalamnya berlangsung kegiatan yang mempunyai
pengaruh besar terhadap :
1. Tata ruang di wilayah sekitarnya;
2. Kegiatan lain di bidang yang sejenis dan kegiatan di bidang lainnya;
dan/atau
3. Peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Jenis kawasan strategis, antara lain, adalah kawasan strategis dari sudut
kepentingan pertumbuhan ekonomi, sosial budaya, pendayaan sumber daya alam
dan/atau teknologi tinggi, fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Adapun jenis-
jenis kawasan strategis adalah sebagai berikut:
a. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi dengan
kriteria:
1) memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh;
2) memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakan pertumbuhan
ekonomi kabupaten;
3) memiliki potensi ekspor;
4) memiliki pusat kegiatan yang mempunyai pengaruh terhadap sektor
dan pengembangan wilayah;
5) didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi;
6) ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal;
7) ditetapkan untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi
dalam rangka mewujudkan ketahanan energi;
8) memiliki pusat kegiatan pengelolaan, pengolahan, dan distribusi bahan
baku menjadi bahan jadi;
9) memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;
10) memiliki fungsi untuk mempertahankan tingkat produkai pangan dalam
rangka mewujudkan ketahanan pangan. Kawasan strategis ini
ditetapkan sebagai Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B);
11) kawasan yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal di
dalam wilayah kabupaten;
12) memiliki pusat pengembangan produk unggulan; dan/atau
13) memiliki pusat kegiatan perdagangan dan jasa.

LAPORAN RENCANA V-2


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

b. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya dengan kriteria


sebagai berikut:
1) merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau
cagar budaya baik yang terletak di daratan dan/atau di perairan;
2) memiliki pusat kegiatan warisan budaya yang bersifat kebendaan
berupa benda, bangunan, struktur dan situs cagar budaya;
3) merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya;
4) merupakan aset yang harus dilindungi dan dilestarikan;
5) merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya; dan/atau
6) memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya.
c. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya
alam dan/atau teknologi tinggidengan kriteria sebagai berikut:
1) diperuntukan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi berdasarkan lokasi dan posisi geografis sumber daya alam
strategis, pengembangan teknologi pengembangan teknologi
kedirgantaraan, serta tenaga atom dan nuklir;
2) memiliki sumber daya alam strategis;
3) memiliki fungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir;
dan/atau
4) memiliki fungsi sebagai pusat pemanfaatan dan pengembangan
teknologi kedirgantaraan; dan/atau
5) memiliki fungsi sebagai lokasi dan posisi geografis penggunaan
teknologi tinggi strategis lainnya.
d. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup, dengan kriteria sebagai berikut:
1) merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati;
2) merupakan kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan
ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan
akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan;
3) memberikan perlindungan keseimbangan neraca air yang setiap tahun
berpeluang menimbulkan kerugian;
4) memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro;
5) menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup;
6) memiliki pusat kegiatan pada kawasan rawan bencana dan mempunyai
risiko bencana alam; dan/atau

LAPORAN RENCANA V-3


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

7) sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai


dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.

Nilai strategis kawasan berdasarkan aspek eksternalitas, akuntabilitas, dan


efisiensi penanganan kawasan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
tentang Pemerintahan Daerah. Untuk mewujudkan Kabupaten Ponorogo sebagai
Kabupaten yang produktif yang bertumpu pada Agropolitan maka kawasan sebelah
Timur Ponorogo dan Pusat Ponorogo dipusatkan sebagai lokasi pengembangan
Agropolitan dengan asumsi tersedianya lahan untuk pengembangan dan lokasinya
yang strategis (Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta penggunaan lahan tahun
2008). Adapun produk unggulan dari kawasan agropolitan di Kabupaten Ponorogo
antara lain adalah jeruk keprok, durian, manggis, jagung dan padi, sedangkan untuk
industri rumah tangga, buah–buahan hasil perkebunan tersebut dapat dimanfaatkan
sebagai bahan baku untuk pembuatan kripik, dodol dan manisan yang biasanya
disebut juga Off Farm (kegiatan pertanian diluar kegiatan produksi).
5.1 Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Ponorogo antara lain meliput:
a. Kawasan agropolitan regional yang terdiri sistem agropolitan Wilis
(Kawasan Strategis Provinsi);
b. Kawasan perbatasan antarprovinsi Karismapawirogo (Kabupaten
Karanganyar, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sragen, Kabupaten Magetan,
Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten Ponorogo),
Golekpawon (Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten
Pacitan, dan Kabupaten Wonogiri) dan Tunggal Rogo Mandiri (Kabupaten
Tulungagung, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten
Madiun dan Kabupaten Kediri) (Kawasan Strategis Provinsi);
c. Kawasan Agropolitan berpusat di Kecamatan Pulung dan Kecamatan
Ponorogo;
d. Kawasan strategis Telaga Ngebel dan sekitarnya;
e. Kawasan strategis Lingkungan Industri Kecil (LIK) di Kecamatan Ponorogo;
f. Kawasan strategis pengembangan industri di Kecamatan Babadan.
5.1.1 Kawasan Agropolitan Regional Yang Terdiri Sistem Agropolitan Wilis
Kawasan agropolitan regional yang terdiri sistem Agropolitan Wilis
merupakan kawasan strategi Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan RTRW Provinsi

LAPORAN RENCANA V-4


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Jawa Timur Tahun 2012-2032, sistem Agropolitan Wilis meliputi Kota Madiun,
Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Ponorogo,
dan Kabupaten Pacitan. Pusat industri pengolahan produk terdiri dari:
 Industri pengalengan, pengeringan, dan kripik buah di Kabupaten
Madiun. Input terutama berasal dari Kabupaten Magetan dan Kabupaten
Ponorogo;
 Industri pengolahan kayu di Kabupaten Ponorogo. Input terutama
berasal dari Kabupaten Ngawi;
 Industri yang potensial dikembangkan di masa mendatang, yaitu
industri pakan ternak di Kabupaten Ngawi, dengan input terutama berasal
dari Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Magetan, Kabupaten Madiun, dan
Kabupaten Pacitan;
 Industri pengolahan makanan dan minuman hasil kelapa, kopi, dan
cengkeh, industri minyak kelapa, dan industri pupuk serta
pengembangan minyak atsiri di Kabupaten/Kota Madiun dengan input
dari Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Ngawi, dan
Kabupaten Magetan.
Pengembangan Sistem Agropolitan Wilis terkait Kabupaten Ponorogo
meliputi:
1. Kabupaten Ponorogo sebagai penghasil/ pengumpul bahan baku;
2. Sub sektor unggulan berupa kehutanan;
3. Kecamatan penghasil di Kecamatan Ngebel;
4. Komoditas utama meliputi padi, ubi kayu, cengkeh, kopi, kakao, panili, ikan
kolam (nila, lele), manggis, durian, jeruk, mangga, cabe, dan kacang panjang;
5. Prasarana/Sarana meliputi Pengembangan baru: jalan tol,jalan arteri primer,
jalan kolektor primer, jalan strategis nasional;
6. Kemungkinan pengembangan meliputi Eksport cengkeh, kopi, kakao, dan
panili, Industri bubuk kopi dan kakao/coklat, Industri panili, Pemasaran
regional/nasional, Pengolahan ikan regional, Pemasaran buah segar
regional, Industri pengalengan buah, Industri pengeringan buah/kripik
buah, Industri saos, Industri barang dari kayu, dan Eksport kayu;
7. Prioritas industri jangka pendek meliputi Industri pengolahan mebel di
Kabupaten Ponorogo;

LAPORAN RENCANA V-5


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

8. Prioritas industri jangka panjang meliputi Industri pengolahan bubuk


cengkeh, kopi, kakao, panili di Kabupaten Ponorogo.
5.1.2 Kawasan Perbatasan Antarprovinsi Karismapawirogo, Golekpawon
dan Tunggal Rogo Mandiri
Kawasan perbatasan antarprovinsi Karismapawirogo merupakan kawasan
strategi Provinsi yang terdapat di Kabupaten Ponorogo. Dalam menunjang
pengembangan ekonomi wilayah perbatasan dikembangkan kerjasama regional
baik antarprovinsi maupun antarkabupaten/kota. Karismapawirogo (Kabupaten
Karanganyar, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sragen, Kabupaten Magetan,
Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten Ponorogo), Golekpawon
(Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Pacitan, dan Kabupaten
Wonogiri) dan Tunggal Rogo Mandiri (Kabupaten Tulungagung, Kabupaten
Trenggalek, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Madiun dan Kabupaten Kediri).
5.1.3 Kawasan Agropolitan berpusat di Kecamatan Pulung dan Ponorogo
Pengembangan Kawasan agropolitan akan mendorong pertumbuhan
kawasan perdesaan khususnya pada daerah-daerah yang kurang berkembang.
Dengan pengembangan produk unggulan, pengolahan dan perluasan jaringan di
Kecamatan Pulung, Kecamatan Pudak, Kecamatan Ngebel. Selain kegiatan on farm
dikembangkan pula kegiatan off farm yaitu kegiatan pertanian di luar kegiatan
produksi seperti misalnya industri rumah tangga yang mengelola hasil buah –
buahan untuk dijadikan keripik, dodol dan manisan.
Zona pengembangan agropolitan di Kabupaten Ponorogo adalah di
Kecamatan Pulung, Kecamatan Pudak, Kecamatan Ngebel. Sedangkan pusat
pemasaran hasil pertanian diarahkan pada Kecamatan Ponorogo. Wilayah
pendukung sebagai penghasil komoditi adalah di Kecamatan Ngrayun, Slahung,
Sambit, Sampung, Sooko, Bungkal, Sawoo, Mlarak, Siman, Jetis, Balong, Kauman,
Jambon, Badegan, Sukorejo, Ponorogo, Babadan dan Jenangan sebagai penghasil
komoditi tanaman pangan, holtikultura dan perkebunan.
5.1.4 Kawasan Strategis Telaga Ngebel Dan Sekitarnya
Kawasan strategis Telaga Ngebel dan sekitarnya dikembangkan untuk
mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Ponorogo yaitu
Mewujudkan ruang wilayah yang produktif berbasis pertanian, pariwisata dan
pendidikan unggulan agar berwawasan lingkungan hidup di Jawa Timur’.
Telaga Ngebel dan sekitarnya merupakan wilayah strategis untuk pengembangan
kedepannya. Adanya rencana Jalan Lingkar Wilis, pengembangan panas bumi di

LAPORAN RENCANA V-6


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Ngebel serta adanya potensi wisata dan perikanan Telaga Ngebel, menjadikan
Telaga Ngebel dan sekitarnya menjadi daya tarik tersendiri dan dengan terbukanya
akses Lingkar Wilis akan semakin terbukanya pengembangan di Telaga Ngebel.
5.1.5 Kawasan Strategis Lingkungan Industri Kecil (LIK) di Kecamatan
Ponorogo
Lingkungan Industri Kecil (LIK) merupakan kawasan sentra industry batik
serta sentra gamelan dan reog yang terletak di Kelurahan Tambakbayan Kecamatan
Ponorogo. Dengan dibangunnya LIK ini akan mendorong perekonomian masyarakat
Kabupaten Ponorogo dan mampu menjaga dan melestarikan ciri khas Ponorogo
sebagai Kota Reog.

Gambar 5. 1 Pembangunan Lingkungan Industri Kecil Ponorogo

5.1.6 Kawasan Strategis Pengembangan Industri di Kecamatan Babadan


Kabupaten Ponorogo memiliki potensi pada sektor pertanian, perkebunan,
dan kerajinan. Banyaknya potensi yang dimiliki Kabupaten Ponorogo, pada
Kecamatan Babadan diarahkan sebagai pengembangan kawasan peruntukkan
industri guna memacu peningkatan perekonomian, meningkatkan taraf pendapatan
masyarakat serta membuka peluang investasi di Kabupaten Ponorogo.

5.2 Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Sosial Budaya


Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya di Kabupaten
Ponorogo, meliputi:
a. Kawasan strategis Makam Batoro Katong dan sekitarnya;dan
b. Kawasan strategis wisata budaya di Pusat Ponorogo dan sekitarnya

LAPORAN RENCANA V-7


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Kawasan strategis Makam Batoro Katong dan sekitarnya ialah dengan


melakukan pengamanan terhadap kawasan atau melindungi tempat serta ruang di
sekitar bangunan bernilai sejarah, situs purbakala dan kawasan dengan bentukan
geologi tertentu dengan membuat ketentuan-ketentuan yang perlu perhatian.
Sedangkan kawasan strategis wisata budaya di Pusat Ponorogo dan sekitarnya ialah
dengan melestarikan budaya atau ciri khas Ponorogo melalui event, pagelaran serta
atraksi budaya di Pusat Ponorogo.
5.3 Kawasan strategis dari Sudut Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung
Lingkungan Hidup
Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup, meliputi:
a. Kawasan pengembangan potensial panas bumi, meliputi Telaga Ngebel di
Kabupaten Madiun dan Kabupaten Ponorogo (Kawasan Strategis Provinsi);
b. Kawasan Cagar Alam Picis dan Cagar Alam Sigogor;dan
c. Daerah Aliran Sungai.
Rencana pengembangan pada kawasan ini adalah dengan melakukan
pengamanan terhadap kawasan atau melindungi tempat serta ruang di sekitarnya.
Kawasan ini menyimpan berbagai kehidupan flora dan fauna tertentu dan juga
memiliki fungsi penyelamat lingkungan hidup dengan berbagai fungsinya sebagai
cagar alam. Kawasan ini dapat digunakan juga sebagai kawasan wisata seperti
penelitian ataupun pengamatan bunga dan burung, juga dapat digunakan untuk
berbagai kepentingan penelitian flora dan fauna. Kelestarian hutan pada kawasan
ini harus tetap dijaga, dilarang pengadaan alih fungsi kecuali untuk fungsi lindung
itu sendiri.

LAPORAN RENCANA V-8


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Gambar 5. 2 Kawasan Strategis Kabupaten Ponorogo

LAPORAN RENCANA V-9


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Peta 5. 1 Kawasan Strategis Kabupaten Ponorogo

LAPORAN RENCANA V-10

Anda mungkin juga menyukai