Anda di halaman 1dari 102

REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)

KABUPATEN PONOROGO

3 BAB
RENCANA STRUKTUR WILAYAH
KABUPATEN PONOROGO

REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)


KABUPATEN PONOROGO
TAHUN 2018

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah


Penelitian dan Pengembangan
Kabupaten Ponorogo
REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Rencana struktur ruang wilayah kabupaten adalah rencana yang mencakup sistem
perkotaan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah
pelayanannya dan jaringan prasarana wilayah kabupaten yang dikembangkan untuk
mengintegrasikan wilayah kabupaten selain untuk melayani kegiatan skala kabupaten
yang meliputi sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem
jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air, termasuk seluruh daerah hulu
bendungan atau waduk dari daerah aliran sungai, dan sistem jaringan prasarana lainnya.
3.1. Sistem Perkotaan
Rencana sistem perkotaan di wilayah kabupaten adalah rencana susunan kawasan
perkotaan sebagai pusat kegiatan di dalam wilayah kabupaten yang menunjukkan
keterkaitan saat ini maupun rencana yang membentuk hirarki pelayanan dengan cakupan
dan dominasi fungsi tertentu dalam wilayah kabupaten.
3.1.1. Rencana Kawasan Perkotaan dan Kawasan Perdesaan di Kabupaten
Ponorogo
Rencana sistem perkotaan wilayah Kabupaten Ponorogo dilihat dari penetapan
kawasan perdesaan dan penetapan kawasan perdesaan berdasarkan kondisi, kelengkapan
fasilitas dan karakteristik kegiatan yang terdapat pada setiap kecamatan sehingga dapat
ditetapkan kawasan perdesaan dan kawasan perdesaannya. Identifikasi kawasan
perkotaan dan perdesaan tersebut dimaksudkan untuk mengetahui dan menentukan jenis
kegiatan yang akan ditentukan sehingga sesuai dengan peruntukkan tanah dan ruangnya.
Kriteria penetapan batas kota di wilayah Kabupaten Ponorogo ditetapkan atas dasar
status kawasan sebagai kawasan perkotaan ibu kota kecamatan; khusus untuk Perkotaaan
Ponorogo wilayahnya meliputi seluruh administratif kecamatan dengan status sebagai
ibukota Kabupaten Ponorogo. Lihat tabel 3.1 dan rencana kawasan perdesaan dan
kawasan perkotaan

LAPORAN RENCANA III-2


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Tabel 3. 1 Kawasan Perkotaan dan Pedesaan di Kabupaten Ponorogo


NO KECAMATAN PERKOTAAN / DESA/ KELURAHAN
PERDESAAN
1 MLARAK Perkotaan Desa Mlarak
Desa Gontor
Desa Tugu
Desa Ngrukem
Desa Siwalan
Desa Joresan
Desa Nglumpang
Desa Gandu
Desa Jabung
Desa Bajang
Perdesaan Desa Candi
Desa Totokan
Desa Serangan
Desa Suren
Desa Kaponan
2 SAWOO Perkotaan Desa Sawoo
Desa Prayungan
Desa Bondrang
Desa Ketro
Desa Kori
Perdesaan Desa Tumpuk
Desa Pangkal
Desa Tumpak Pelem
Desa Tempuran
Desa Sriti
Desa Temon
Desa Tugurejo
Desa Grogol
Desa Ngindeng
3 SAMBIT Perkotaan Desa Sambit
Desa Bancangan
Desa Bangsalan
Desa Bedingin
Desa Besuki
Desa Bulu
Desa Campurejo
Desa Campursari
Desa Kemuning
Desa Wilangan
Desa Wringinanom
Perdesaan Desa Gajah
Desa Ngadisanan
Desa Maguwan
Desa Nglewan
Desa Jrakah
4 JETIS Perkotaan Desa Jetis
Desa Ngasinan
Desa Kutuwetan
Desa Kutukulon
Desa Kradenan
Desa Mojomati
Desa Coper

LAPORAN RENCANA III-3


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

NO KECAMATAN PERKOTAAN / DESA/ KELURAHAN


PERDESAAN
Desa Mojorejo
Desa Karanggebang
Desa Tegalsari
Desa Wonokerto
Desa Josari
Desa Turi
Desa Winong
Perdesaan -
5 BALONG Perkotaan Desa Balong
Desa Karangpatihan
Desa Ngampel
Perdesaan Desa Pandak
Desa Bulukidul
Desa Bulak
Desa Ngendut
Desa Sumberejo
Desa Ngumpul
Desa Ngraket
Desa Dadapan
Desa Singkil
Desa Karangan
Desa Bajang
Desa Jalen
Desa Karangmojo
Desa Sedarat
Desa Purworejo
Desa Tatung
Desa Muneng
6 SLAHUNG Perkotaan Desa Slahung
Desa Jebeng
Desa Galak
Desa Nailan
Desa Menggare
Desa Broto
Desa Gundik
Desa Caluk
Perdesaan Desa Tugurejo
Desa Senepo
Desa Kambeng
Desa Wates
Desa Ngilo – ilo
Desa Duri
Desa Ngloning
Desa Plancungan
Desa Truneng
Desa Simo
Desa Mojopitu
Desa Gombang
Desa Janti
Desa Crabak
7 JAMBON Perkotaan Desa Pulosari
Desa Jambon

LAPORAN RENCANA III-4


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

NO KECAMATAN PERKOTAAN / DESA/ KELURAHAN


PERDESAAN
Perdesaan Desa Blembem
Desa Srandil
Desa Bululor
Desa Krebet
Desa Menang
Desa Jonggol
Desa Poko
Desa Bringinan
Desa Sendang
Desa Karanglokidul
Desa Sidoharjo
8 PONOROGO Perkotaan Kelurahan Paju
Kelurahan Brotonegaran
Kelurahan Kepatihan
Kelurahan Surodikraman
Kelurahan Purbosuman
Kelurahan Tonatan
Kelurahan Bangunsari
Kelurahan Tamanarum
Kelurahan Kauman
Kelurahan Tambakbayan
Kelurahan Pinggirsari
Kelurahan Mangkujayan
Kelurahan Banyudono
Kelurahan Nologaten
Kelurahan Pakunden
Kelurahan
Cokromenggalan
Kelurahan Keniten
Kelurahan Jingglong
Kelurahan Beduri
Perdesaan ---
9 SUKOREJO Perkotaan Desa Sukorejo
Perdesaan Desa Morosari
Desa Sragi
Desa Kalimalang
Desa Karanglo Lor
Desa Golan
Desa Gandukepuh
Desa Nambangrejo
Desa Lengkong
Desa Nampan
Desa Bangunrejo
Desa Sidorejo
Desa Gelang Lor
Desa Kranggan
Desa Serangan
Desa Prajegan
Desa Gegeran
Desa Kedungbanteng
10 NGRAYUN Perkotaan Desa Ngrayun
Desa Baosan Kidul
Desa Wonodadi

LAPORAN RENCANA III-5


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

NO KECAMATAN PERKOTAAN / DESA/ KELURAHAN


PERDESAAN
Desa Sendang
Desa Binade
Desa Mrayan
Desa Baosan Lor
Desa Temon
Desa Selur
Desa Cepoko
Desa Gedangan
11 BADEGAN Perkotaan Desa Badegan
Desa Karangjoho
Desa Kapuran
Desa Bandaralim
Perdesaan Desa Dayakan
Desa Tanjunggunung
Desa Tanjungrejo
Desa Watubonang
Desa Biting
Desa Karangan
12 SAMPUNG Perkotaan Desa Sampung
Desa Carangrejo
Desa Tulung
Desa Ringinputih
Perdesaan Desa Gelangkulon
Desa Karangwaluh
Desa Glinggang
Desa Kunti
Desa Pagerukir
Desa Pohijo
Desa Jenangan
Desa Nglurup
13 BUNGKAL Perkotaan Desa Bungkal
Desa Nambak
Desa Kalisat
Desa Pager
Desa Belang
Desa Ketonggo
Desa Kunti
Desa Bancar
Desa Padas
Desa Bungu
Desa Kupuk
Desa Sambilawang
Desa Kwajon
Desa Bediwetan
Desa Bedikulon
Perdesaan Desa Pelem
Desa Koripan
Desa Bekare
Desa Munggu
14 PUDAK Perkotaan Desa Pudakkulon
Perdesaan Desa Pudakwetan
Desa Banjarjo

LAPORAN RENCANA III-6


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

NO KECAMATAN PERKOTAAN / DESA/ KELURAHAN


PERDESAAN
Desa Bareng
Desa Tambang
Desa Krisik
15 BABADAN Perkotaan Kelurahan Kertosari
Kelurahan Patihan Wetan
Kelurahan Kadipaten
Desa Babadan
Desa Cekok
Desa Japan
Desa Gupolo
Desa Polorejo
Desa Bareng
Desa Ngunut
Desa Lembah
Desa Pondok
Desa Purwosari
Perdesaan Desa Sukosari
Desa Trisno
16 JENANGAN Perkotaan Kelurahan Setono
Kelurahan Singosaren
Desa Jenangan
Desa Plalangan
Desa Ngrupit
Desa Sedah
Desa Pintu
Desa Panjeng
Desa Jimbe
Perdesaan Desa Mrican
Desa Nglayang
Desa Sraten
Desa Semanding
Desa Tanjungsari
Desa Paringan
Desa Wates
Desa Kemiri
17 NGEBEL Perkotaan Desa Ngebel
Desa Gondowipo
Desa Wagirlor
Desa Sahang
Desa Ngrogung
Desa Sempu
Perdesaan Desa Talun
Desa Pupus
18 PULUNG Perkotaan Desa Pulung
Desa Pulung Merdiko
Desa Sidoharjo
Perdesaan Desa Karang Patihan
Desa Tegal Rejo
Desa Bedruk
Desa Wagir Kidul
Desa Singgahan
Desa Patik

LAPORAN RENCANA III-7


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

NO KECAMATAN PERKOTAAN / DESA/ KELURAHAN


PERDESAAN
Desa Wotan
Desa Pluturan
Desa Pomahan
Desa Kesugihan
Desa Serag
Desa Banaran
Desa Bekiring
Desa Munggung
19 KAUMAN Perkotaan Desa Semanding
Desa Kauman
Perdesaan Desa Tegalombo
Desa Nongkodono
Desa Sukosari
Desa Ngrandu
Desa Nglarangan
Desa Bringn
Desa Pengkol
Desa Gabel
Desa Ciluk
Desa Tosanan
Desa Maron
Desa Sumoroto
Desa Plosojenar
Desa Carat
20 SOOKO Perkotaan Desa Sooko
Desa Suru
Desa Jurug
Perdesaan Desa Ngadirejo
Desa Klepu
Desa Bedoho
21 SIMAN Perkotaan Kelurahan Ronowijayan
Kelurahan Mangunsuman
Desa Siman
Desa Manuk
Desa Patihan Kidul
Perdesaan Desa Demangan
Desa Ngabar
Desa Madusari
Desa Beton
Desa Sekaran
Desa Brahu
Desa Kepuh Rubuh
Desa Sawuh
Desa Jarak
Desa Tranjangan
Desa Pijeran
Desa Ronosentanan
Desa Tajug
Sumber : RDTR BWP di Kabupaten Ponorogo Periode 2015, 2016, 2017 dan 2018;
RTRW Kabupaten Ponorogo 2012-2032

LAPORAN RENCANA III-8


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Peta 3. 1 Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di Kabupaten Ponorogo

LAPORAN RENCANA III-9


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

3.1.2. Rencana Sistem Perkotaan


Penetapan sistem perkotaan di Kabupaten Ponorogo memiliki pola yang
cukup kompleks. Kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Ponorogo
merupakan bagian dari kawasan perkotaan dengan perkembangan dan kondisi yang
sangat beragam. Sistem perkotaan di wilayah Kabupaten Ponorogo terdiri atas Pusat
Kegiatan Lokal, Pusat Pelayanan Kawasan dan Pusat Pelayanan Lingkungan.
a. Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
Pusat Kegiatan Lokal (PKL) merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi
untuk melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapa kecamatan. Pusat
Kegiatan Lokal (PKL) berada di Perkotaan Ponorogo;
b. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan pusat permukiman yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan, yang ditentukan
berdasarkan antara lain:
1) merupakan ibukota kecamatan;
2) proyeksi jumlah penduduk;
3) jenis dan skala fasilitas pelayanan; dan/atau
4) jumlah dan kualitas sarana dan prasarana.
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Perkotaan Jetis, Perkotaan Pulung,
Perkotaan Jambon, Perkotaan Slahung, Perkotaan Mlarak, Perkotaan Sawoo,
Perkotaan Sambit, Perkotaan Sukorejo, Perkotaan Ngrayun, Perkotaan
Badegan, Perkotaan Bungkal, Perkotaan Pudak, Perkotaan Babadan,
Perkotaan Jenangan, Perkotan Ngebel, Perkotaan Kauman, Perkotaan Sooko,
Perkotaan Balong, Perkotaan Siman, Perkotaan Sampung dengan wilayah
pelayanannya meliputi wilayah kecamatan yang bersangkutan.
c. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)
Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat permukiman yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala antardesa, yang ditentukan
berdasarkan antara lain:
1) proyeksi jumlah penduduk;
2) jenis dan skala fasilitas pelayanan eksisting;
3) jumlah dan kualitas sarana dan prasarana; dan/atau
4) aksesibilitas masyarakat sekitar terhadap pelayanan dasar.
REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) Desa Jetis, Kecamatan Jetis; PPL Desa
Pulung, Desa Pulung Merdiko, dan Desa Sidoharjo, Kecamatan Pulung; PPL
Desa Pulosari dan Desa Jambon, Kecamatan Jambon; PPL Desa Slahung,
Kecamatan Slahung; PPL Desa Mlarak dan Desa Gontor, Kecamatan Mlarak;
PPL Desa Sawoo, Kecamatan Sawoo; PPL Desa Sambit, Kecamatan Sambit;
PPL Desa Sukorejo, Kecamatan Sukorejo; PPL Desa Ngrayun, Kecamatan
Ngrayun; PPL Desa Badegan, Kecamatan Badegan; PPL Desa Bungkal,
Kecamatan Bungkal; PPL Desa Pudak Kulon, Kecamatan Pudak; PPL Desa
Babadan Kecamatan Babadan; PPL Desa Jenangan, Kecamatan Jenangan; PPL
Desa Ngebel, Kecamatan Ngebel; PPL Desa Semanding dan Desa Kauman,
Kecamatan Kauman; PPL Desa Sooko, Kecamatan Sooko; PPL Desa Balong,
Desa Karang Patihan, dan Desa Ngampel, Kecamatan Balong; PPL Desa
Siman, Kecamatan Siman; dan PPL Desa Sampung, Kecamatan Sampung.
Secara diagramatis, hubungan sistem perkotaan dan sistem perdesaan
tersebut dapat digambarkan pada Gambar dibawah ini.

PPDs PKL/PKLp
1 3 PPL 5

2 PPD 4 PPK

Gambar 3. 1 Diagram Hubungan Sistem Perkotaan dan Perdesaaan

Adapun arahan pengembangan pada kawasan perkotaan di Kabupaten


Ponorogo adalah sebagai berikut:
1) Pengembangan perkotaan di Kabupaten Ponorogo ini akan meningkat pesat,
hal ini di tandai dengan peningkatan permukiman dan infrastruktur
terutama pada perkotaan Ponorogo, Kecamatan Babadan, Kecamatan Jetis,

LAPORAN RENCANA III-11


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Kecamatan Kauman dan Kecamatan Mlarak. sehingga diperlukan


peningkatan infrastruktur yang memadai pada permukiman padat,
penyediaan perumahan baru, penyediaan Kasiba (Kawasan Siap Bangun)-
Lisiba (Lingkungan Siap Bangun) Mandiri. Pada setiap kawasan permukiman
disediakan berbagai fasilitas permukiman yang memadai sehingga menjadi
permukiman yang layak dan nyaman untuk dihuni;
2) Permukiman perkotaan yang merupakan bagian dari ibukota kecamatan
pengembangannya adalah untuk perumahan dan fasilitas pelengkapnya
sehingga menjadi permukiman yang nyaman dan layak huni;
3) Pada permukiman perkotaan yang padat terutama pada kawasan perkotaan
Ponorogo, Sukorejo dan Jetis dilakukan peningkatan kualitas lingkungan
permukiman perkotaan melalui perbaikan jalan lingkungan dan jalan
setapak, saluran pembuangan air hujan, pengadaan sarana lingkungan,
pembangunan sarana MCK (mandi, cuci, kakus) dan pelayanan air bersih;
serta
4) Kawasan permukiman baru pada kawasan perkotaan Pudak, Pulung, dan
Ngebel pengembangannya harus disertai dengan penyediaan infrastruktur
yang memadai, seperti penyediaan jaringan drainase dan pematusan,
pelayanan jaringan listrik, telepon, air bersih dan sistem sanitasi yang baik.
Kawasan permukiman baru harus menghindari pola enclove.
3.1.3. Rencana Sistem dan Fungsi Perwilayahan
Setiap kawasan perkotaan akan memiliki jangkauan pelayanan tertentu
sesuai dengan kegiatan perkotaan masing-masing. Penentuan kegiatan pelayanan
perkotaan dibuat sesuai dengan pusat kegiatan perkotaan masing-masing dan fungsi
yang harus didukung oleh wilayah pendukung masing-masing. Berdasarkan
pertimbangan tersebut, Kabupaten Ponorogo dibagi menjadi 5 (lima) wilayah
pengembangan dan masing-masing pusat Wilayah Pengembangan akan memiliki
fungsi dan peran sesuai dengan potensi yang dimilikinya sehingga setiap wilayah
akan mampu melayani berbagai kebutuhan terkait dengan pelayanan sosial dan
budaya, ekonomi, pertahanan dan keamanan yang diwujudkan dalam penyediaan
fasilitas dan pengembangan potensi utama sebagai kegiatan yang akan
dikembangkan. Adapun Wilayah Pengembangan di Kabupaten Ponorogo beserta
fungsi, peran dan arahan kegiatannya:

LAPORAN RENCANA III-12


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

A. Wilayah Pengembangan (WP) Ponorogo


WP Ponorogo terdiri dari Kecamatan Ponorogo, Siman, Babadan, Jenangan
dengan pusat pengembangan di Ponorogo. Kegiatan utama yang
dikembangkan adalah kegiatan penunjang pertanian, pariwisata, industri
dan pergudangan, perdagang dan jasa, pendidikan dan pemerintahan.
Pengembangan fasilitas kawasan perkotaan pada Wilayah Pengembangan
Ponorogo adalah :
1. Pusat pemasaran hasil pertanian;
2. Pusat pemerintahan Kabupaten;
3. Pariwisata regional;
4. Perdagangan dan jasa skala kabupaten;
5. Pusat kegiatan industri;
6. Pusat kesehatan skala kabupaten;
7. Pendidikan tinggi;
8. Pusat kegiatan olahraga skala Kabupaten;dan
9. Pusat kegiatan kesenian regional – nasional.
Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di Wilayah
Pengembangan Ponorogo adalah pengembangan kegiatan :
1. Pelayanan umum;
2. Perdagangan dan jasa;
3. Pariwisata;
4. Pendidikan;
5. Industri;
6. Pertanian;
7. Perkebunan;dan
8. Pengembangan kegiatan penunjangnya.
B. Wilayah Pengembanga (WP) Jetis
Wilayah Pengembangan (WP) Jetis meliputi Kecamatan Jetis, Mlarak,
Bungkal, Sambit dan Sawoo, dengan pusat di Perkotaan Jetis. Kegiatan utama
yang dikembangkan adalah kegiatan perdagangan dan jasa skala lokal dan
pusat pendidikan nasional. Pengembangan fasilitas kawasan perkotaan pada
Wilayah Pengembangan Jetis ini adalah:
1. Pusat Pendidikan Nasional;
2. Pusat Perdagangan dan jasa skala lokal;
3. Pemasaran hasil pertanian;

LAPORAN RENCANA III-13


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

4. Pusat peternakan;
5. Pusat kesehatan lokal.
Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di Wilayah
Pengembangan Jetis adalah pengembangan kegiatan :
1. Pendidikan;
2. Pertanian;
3. Peternakan;
4. Perdagangan dan Jasa;
5. Pelayanan Umum;
6. Pariwisata;
7. Kehutanan.
C. Wilayah Pengembangan (WP) Pulung
Wilayah Pengembangan (WP) Pulung meliputi Kecamatan Pulung, Sooko,
Ngebel dan Pudak, dengan Kecamatan Pulung sebagai pusat pelayanannya.
Kegiatan utama yang dikembangkan adalah kegiatan pusat agropolitan,
pusat pelayanan perdagangan dan jasa skala lokal, dan pusat kesehatan skala
lokal. Pengembangan fasilitas kawasan perkotaan pada Wilayah
Pengembangan Pulung adalah:
1. Pusat Agropolitan;
2. Pusat industri pengolahan dan pemasaran hasil pertanian;
3. Pusat peternakan;
4. Pusat pariwisata;dan
5. Perdagangan dan jasa skala lokal.
Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di Wilayah
Pengembangan Pulung adalah pengembangan kegiatan :
1. Pertanian;
2. Perkebunan;
3. Peternakan;
4. Industri Pengolahan;
5. Pariwisata;
6. Perdagangan dan jasa; dan
7. Kehutanan.
D. Wilayah Pengembangan (WP) Jambon
Wilayah Pengembangan Jambon meliputi Kecamatan Jambon, Sampung,
Sukorejo, Badegan, dan Kauman, dengan Kecamatan Jambon sebagai

LAPORAN RENCANA III-14


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

pusatnya. Kegiatan utama yang dikembangkan adalah kegiatan pertanian,


perdagangan dan jasa, dan industri pengolahan.
Pengembangan fasilitas kawasan perkotaan pada Wilayah Pengembangan
Jambon ini adalah:
1. Pertanian;
2. Perdagangan dan jasa skala lokal;
3. Industri pengolahan skala lokal
4. Pariwisata.
Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di Wilayah
Pengembangan Jambon adalah pengembangan kegiatan :
1. Pertanian;
2. Perdagangan dan jasa;
3. Industri pengolahan;
4. Pariwisata;
5. Kehutanan.
E. Wilayah Pengembangan (WP) Slahung
Wilayah Pengembangan Slahung meliputi Kecamatan Slahung, Balong, dan
Ngrayun dengan Kecamatan Slahung sebagai pusatnya. Kegiatan utama yang
dikembangkan adalah kegiatan kawasan agropolitan, perdagangan dan jasa
skala lokal, industri pengolahan dan pariwisata. Pengembangan fasilitas
kawasan perkotaan pada Wilayah Pengembangan Slahung adalah :
1. Pusat pertanian;
2. Perdagangan dan jasa skala lokal;
3. Industri pengolahan skala lokal;
4. Pariwisata.
Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di Wilayah
Pengembangan Slahung adalah pengembangan kegiatan :
1. Pertanian;
2. Perdagangan dan jasa;
3. Industri pengolahan;
4. Pariwisata;
5. Kehutanan.

LAPORAN RENCANA III-15


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

3.1.4. Pengembangan Fasilitas Kawasan Perkotaan


Kebutuhan pengembangan fasilitas kawasan perkotaan yang akan
direncanakan di Kabupaten Ponororo dijabarkan pada Tabel 3.2 kebutuhan
pengembangan fasilitas perkotaan di Kabupaten Ponorogo, untuk lebih jelasnya
lihat tabel di bawah ini :

LAPORAN RENCANA III-16


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Tabel 3. 2 Kebutuhan Pengembangan Fasilitas Perkotaan di Kabupaten Ponorogo


No. Wilayah Kecamatan Perdagangan Jasa Pendidikan Kesehatan Peribadatan Perkantoran Rekreasi dan Industri dan
Pengembangan Pendukung Olahraga & Wisata Potensi Lain
Wilayah
Pengembangan
1 Wilayah Ponorogo Pusat Pusat Jasa Skala SD, SMP, SMU, Penyediaan Pusat Pusat  Pusat Olahraga Pusat Usaha Mikro,
Pengembangan (sebagai Pusat Perdagangan Kabupaten, meliputi SMK, Perguruan fasilitas Peribadatan Perkantoran dan Kesenian Kecil dan
Bank, Hotel, Show Tinggi/akademi, Kabupaten,
Ponorogo Pelayanan dan Skala Kabupaten, kesehatan yang Kabupaten, Regional - Menengah, Pusat
Room, Pusat Informasi, perpustaan, meliputi
Ibukota meliputi Pasar Jasa Notariat, Money pendidikan non meliputi pusat meliputi Masjid, Perkantoran Nasional, pemasaran hasil
Kabupaten) Regional, Pasar Changer, koperasi formal (pondok kesehatan Islamic Centre, Pemerintah dan meliputi Sport produksi
Induk/Pasar simpan pinjam pesantren), Balai skala Gereja. Swasta, Balai Centre, Gedung Agropolitan
Khusus, Latihan Kerja kabupaten, pertemuan Pertunjukan -
Mall/Department RSU Kelas umum/ gedung Convention
serba guna
Strore, Pusat A/B/C, RS Centre. (Festival
Perbelanjaan, swasta, Seni dan
Ruko puskesmas Budaya).
rawat inap,  Pusat pelayanan
puskesmas, pariwisata
puskesmas
pembantu,
poliklinik, lab
medis dan
praktek dokter
bersama
Babadan Pasar, Pertokoan, Jasa Sosial - Ekonomi SD, SMP, SMU, Penyediaan Pusat Perkantoran Lapangan Pusat
Ruko, Pasar Hewan Skala Kecamatan, SMK, fasilitas Peribadatan Skala Olahraga, Wisata Industri/Pemasaran
Kecamatan, Balai
seperti perbankan, Perguruan kesehatan yang Skala Kecamatan Budaya Makam Hasil Pertanian dan
pertemuan
Jasa Koperasi Tinggi, meliputi / Lokal, seperti umum/ gedung Kyai Umar Sodiq, Arahan
Simpan Pinjam, pendidikan puskesmas Masjid, serba guna Makam KA Imam Pengembangan
Pegadaian, non formal rawat inap, Musholla, Gereja, Puro Industri besar &
Penginapan (Motel, (pondok puskesmas, Pura menengah lainnya.
Losmen) pesantren), puskesmas
perpustakaan, pembantu,
Balai Latihan poliklinik
Kerja
Siman Pasar, Pertokoan, Jasa Sosial - Ekonomi SD, SMP, SMU, Penyediaan Pusat Perkantoran Lapangan Pusat
Ruko, Pasar Hewan Skala Kecamatan, SMK, fasilitas Peribadatan Skala Olahraga, Wisata Industri/Pemasaran
Kecamatan, Balai
seperti Jasa Koperasi Perguruan kesehatan yang Skala Kecamatan alam Goa Bedali, Hasil Pertanian
pertemuan
Simpan Pinjam, Tinggi, meliputi / Lokal, seperti umum/ gedung Wisata Budaya (Industri Hasil
Pegadaian, pendidikan puskesmas Masjid, serba guna Masjid Abu Pertanian), UMKM
Penginapan (Motel, non formal rawat inap, Musholla, Gereja, Yahmin, Makam
Losmen) (pondok puskesmas, Pura Warok Guno Seco,
pesantren), puskesmas Makam Suminten,
perpustakaan, pembantu, dan Wisata Buatan
Balai Latihan poliklinik Kolam Renang

LAPORAN RENCANA III-17


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

No. Wilayah Kecamatan Perdagangan Jasa Pendidikan Kesehatan Peribadatan Perkantoran Rekreasi dan Industri dan
Pengembangan Pendukung Olahraga & Wisata Potensi Lain
Wilayah
Pengembangan
Kerja Kintamani
Jenangan Pasar, Pertokoan, Jasa Sosial - Ekonomi SD, SMP, SMU, Penyediaan Pusat Perkantoran Lapangan  Pusat Indusri/
Ruko, Pasar Hewan Skala Kecamatan, SMK, fasilitas Peribadatan Skala Olahraga, Wisata Pemasaran Hasil
Kecamatan, Balai
seperti Jasa Koperasi Perguruan kesehatan yang Skala Kecamatan Budaya Makam Pertanian
pertemuan
Simpan Pinjam, Tinggi, pusat meliputi / Lokal, seperti umum/ gedung Bathoro Katong (Industri Hasil
Pegadaian, pendidikan puskesmas Masjid, serba guna dan Makam Pertanian)
Penginapan (Motel, non formal rawat inap, Musholla, Gereja, Surodiningrat  Industri Pengolah
Losmen) (pondok puskesmas, Pura Hasil Perkebunan
pesantren) puskesmas
dan pembantu,
perpustakaan, poliklinik
Balai Latihan
Kerja
2 Wilayah Jetis (Pusat Pusat Perbankan, penginapan SD, SMP, SMU, Penyediaan Pusat Perkantoran Lapangan  Pusat Indusri/
Pengembangan Pelayanan) perdagangan (motel, hotel), money SMK, fasilitas Peribadatan pemerintah Olahraga, Wisata Pemasaran Hasil
changer, pegadaian, jasa Perguruan skala kecamatan
Jetis skala kesehatan yang Skala Kecamatan Budaya Masjid Pertanian
pengiriman dan jasa dan swasta
kecamatan/lokal, umum lainnya. koperasi Tinggi, meliputi / Lokal, seperti (kantor pos dan Tegalsari, Makam (Industri Hasil
meliputi Pasar, simpan pinjam pendidikan puskesmas Masjid, giro) KA Nur Salim, Pertanian)
Pertokoan, Ruko, non formal rawat inap, Musholla, Gereja, balai pertemuan Makam Waliyulloh  Industri Pengolah
Pasar Hewan, (pondok puskesmas, Pura umum/ gedung Hasil Perkebunan
dan lain-lain pesantren), puskesmas serba guna
perpustakaan, pembantu,
Balai Latihan poliklinik
Kerja
Mlarak Pusat Perbankan, SD, SMP, SMU, Penyediaan Pusat Perkantoran Lapangan  Pusat Indusri/
perdagangan dan penginapan (motel, SMK, fasilitas Peribadatan Skala Olahraga, Wisata Pemasaran Hasil
Kecamatan, Balai Budaya kesenian
jasa skala hotel), money Perguruan kesehatan yang Skala Kecamatan Pertanian
pertemuan
regional, seperti changer, pegadaian, Tinggi, pusat meliputi / Lokal, seperti umum/ gedung (Industri Hasil
Pasar, jasa pengiriman dan pendidikan puskesmas Masjid, serba guna Pertanian)
Pertokoan, Ruko, jasa umum lainnya. non formal rawat inap, Musholla, Gereja,  Industri Pengolah
pasar hewan dan koperasi simpan (pondok puskesmas, Pura Hasil Perkebunan
lain-lain pinjam pesantren) puskesmas  Pusat militer
dan pembantu,
perpustakaan, poliklinik
Balai Latihan
Kerja
Bungkal Pasar, Pertokoan, Jasa sosial, ekonomi SD, SMP, SMU, Penyediaan Pusat Perkantoran Lapangan  Indusri
Ruko, Pasar Hewan skala kecamatan SMK, fasilitas Peribadatan Skala Olahraga, Wisata Pengolahan Hasil
Kecamatan, Balai
pendidikan kesehatan yang Skala Kecamatan Alam berupa Pertanian
pertemuan
non formal meliputi / Lokal, seperti umum/ gedung Sendang Tunggu  Industri
(pondok puskesmas Masjid, serba guna Wulung, Air Terjun Pengolahan Hasil

LAPORAN RENCANA III-18


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

No. Wilayah Kecamatan Perdagangan Jasa Pendidikan Kesehatan Peribadatan Perkantoran Rekreasi dan Industri dan
Pengembangan Pendukung Olahraga & Wisata Potensi Lain
Wilayah
Pengembangan
pesantren) rawat inap, Musholla, Gereja, Watu Ondo, Perkebunan
puskesmas, Pura Sendang Bulus,
puskesmas Wisata Budaya
pembantu, Keseniang
poliklinik

Sawoo Pasar, Pertokoan, Jasa sosial, ekonomi SD, SMP, SMU, Penyediaan Pusat Perkantoran Lapangan  Indusri
Ruko, Pasar Hewan skala kecamatan SMK, pusat fasilitas Peribadatan Skala Olahraga, Wisata Pengolahan Hasil
Kecamatan, Balai
pendidikan kesehatan yang Skala Kecamatan Alam berupa Goa Pertanian
pertemuan
non formal meliputi / Lokal, seperti umum/ gedung Ngengor, Air  Industri
(pondok puskesmas Masjid, serba guna Terjun Kedung Pengolahan Hasil
pesantren) rawat inap, Musholla, Gereja, Klenteng, Perkebunan
puskesmas, Pura Gerojokan Coban
puskesmas Pelangi, Hutan
pembantu, Pinus Tunggor,
poliklinik Sungai Bawah
Tanah, Goa Mraten,
Goa Dasar,
Panorama Alam
Gunung, Wisata
Budaya Makam
Kalipo Kusumo,
Makam R.Iro
Danoyo, Makam
Brojonoto, Makam
Mbah Palang, serta
Wisata Buatan
Kolam Renang
Mitra
Sambit Pasar, Pertokoan, Jasa sosial, ekonomi SD, SMP, SMU, Penyediaan Pusat Perkantoran Lapangan  Indusri
Ruko, Pasar Hewan skala kecamatan SMK, fasilitas Peribadatan Skala Olahraga, Wisata Pengolahan Hasil
Kecamatan, Balai Alam Beji Sirah
pendidikan kesehatan yang Skala Kecamatan Pertanian
pertemuan
non formal meliputi / Lokal, seperti umum/ gedung Keteng, Gunung  Industri
(pondok puskesmas Masjid, serba guna Gajah, Bukit Kuwik, Pengolahan Hasil
pesantren) rawat inap, Musholla, Gereja, Kedung Lesung, Perkebunan
puskesmas, Pura Wisata Budaya
puskesmas Kesenian
pembantu,
poliklinik
3 Wilayah Pulung (Pusat Pusat Perbankan, penginapan SMU, SMK, Penyediaan Pusat Perkantoran Lapangan  Pusat industri
Pengembangan Pelayanan) perdagangan (motel, hotel), Diploma, fasilitas Peribadatan pemerintah Olahraga, Wisata pengolahan dan

LAPORAN RENCANA III-19


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

No. Wilayah Kecamatan Perdagangan Jasa Pendidikan Kesehatan Peribadatan Perkantoran Rekreasi dan Industri dan
Pengembangan Pendukung Olahraga & Wisata Potensi Lain
Wilayah
Pengembangan
Pulung skala kecamatan, pegadaian, jasa pendidikan non kesehatan yang Skala Kecamatan skala kecamatan Alam berupa Air pemasaran hasil
meliputi Pasar, pengiriman dan jasa formal (pondok meliputi / Lokal, seperti dan swasta Terjun Setapak, pertanian;
umum lainnya. pesantren), Balai puskesmas (kantor pos dan  Pusat Industri
Pertokoan, Ruko, Masjid, Sumber Air
koperasi simpan pinjam Latihan Kerja giro) Pengolah Hasil
Pasar Hewan, rawat inap, Musholla, Gereja, balai pertemuan Cepoko, Sumber Perkebunan
Sub terminal puskesmas, Pura umum/ gedung Air Mesu, Sumber  Sub terminal
Agribis puskesmas serba guna Air Bendorogo, agribisnis;
pembantu, wisata agro, Wisata  Pusat sistem
poliklinik Budaya berupa agropolitan dan
Makam Brotoseno, pengembangan
kawasan perdesaan
Makam
Djayengroono,
serta Wisata
Budaya Briliant
Water Park dan
Gita Water Park
Pudak Pasar, toko, sentra Jasa Sosial - Ekonomi SD, SMP, SMU, Penyediaan Pusat Perkantoran Lapangan  Pusat Indusri
produksi dan Skala Kecamatan, SMK, fasilitas Peribadatan Skala Olahraga, Wisata Pengolahan Hasil
pemasaran hasil seperti Jasa Koperasi Kecamatan, Balai Alam Air Terjun
pendidikan kesehatan yang Skala Kecamatan Pertanian
pertanian, pasar Simpan Pinjam, pertemuan
hewan Pegadaian, Penginapan non formal meliputi / Lokal, seperti umum/ gedung Coban Lawe, Air  Pusat Industri
(Motel, Losmen) (pondok puskesmas Masjid, serba guna Terjun Pletuk, Pengolah Hasil
pesantren) rawat inap, Musholla, Gereja, Tanah Goyang, Perkebunan Sub
terminal agribisnis;
puskesmas, Pura Kayangan, wisata
 Pusat sistem
puskesmas agro, Wisata agropolitan dan
pembantu, Budaya kesenian pengembangan
poliklinik kawasan perdesaan
Ngebel Pasar, toko, sentra Jasa Sosial - Ekonomi SD, SMP, SMU, Penyediaan Pusat Perkantoran Lapangan  Pusat Indusri
produksi dan Skala Kecamatan, SMK, fasilitas Peribadatan Skala Olahraga, Wisata Pengolahan Hasil
pemasaran hasil seperti Jasa Koperasi Kecamatan, Balai
pendidikan kesehatan yang Skala Kecamatan Alam Air Terjun Pertanian
pertanian, Pasar Simpan Pinjam, pertemuan
agro, pasar hewan Pegadaian, Penginapan non formal meliputi / Lokal, seperti umum/ gedung Selorejo, Air Terjun  Pusat Industri
(Hotel, Motel, Losmen) (pondok puskesmas Masjid, serba guna Sundan Pengolah Hasil
pesantren), rawat inap, Musholla, Gereja, Widodaren, Perkebunan Sub
terminal agribisnis;
Balai Latihan puskesmas, Pura Sumber Air Panas  Pengembangan
Kerja puskesmas Pandosan, Telaga agropolitan dan
pembantu, Ngebel, wisata pengembangan
poliklinik agro, Wisata kawasan perdesaan
Budaya kesenian  Pengembangan
energi panas bumi
Sooko Pasar, toko, sentra Jasa Sosial - Ekonomi SD, SMP, SMU, Penyediaan Pusat Perkantoran Lapangan  Pusat Indusri
produksi dan Skala Kecamatan, SMK, fasilitas Peribadatan Skala Olahraga, Wisata Pengolahan Hasil
pemasaran hasil seperti Jasa Koperasi Kecamatan, Balai
pendidikan kesehatan yang Skala Kecamatan Alam berupa Pertanian
pertanian, pasar Simpan Pinjam, pertemuan
hewan Pegadaian, Penginapan non formal meliputi / Lokal, seperti umum/ gedung Gunung Bedes, Air  Pusat Industri

LAPORAN RENCANA III-20


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

No. Wilayah Kecamatan Perdagangan Jasa Pendidikan Kesehatan Peribadatan Perkantoran Rekreasi dan Industri dan
Pengembangan Pendukung Olahraga & Wisata Potensi Lain
Wilayah
Pengembangan
(Motel, Losmen) (pondok puskesmas Masjid, serba guna Terjun Pletuk, Pengolah Hasil
pesantren) rawat inap, Musholla, Gereja, Sungai Plongko, Perkebunan Sub
terminal agribisnis;
puskesmas, Pura Gua Lowo, wisata
 Pusat sistem
puskesmas agro, Wisata agropolitan dan
pembantu, Budaya berupa pengembangan
poliklinik Makam Eyang kawasan perdesaan
Wireng, Makam
Eyang Blumbang
4 Wilayah Jambon (Pusat Pusat Perbankan, penginapan SD, SMP, SMU, Penyediaan Pusat Perkantoran Lapangan  Indusri
Pengembangan Pelayanan) perdagangan (motel, hotel), SMK, fasilitas Peribadatan Skala Olahraga, Wisata Pengolahan Hasil
pegadaian, jasa Kecamatan, Balai
Jambon skala kecamatan, pengiriman dan jasa pendidikan kesehatan yang Skala Kecamatan pertemuan Budaya Makam Pertanian
meliputi Pasar, umum lainnya. non formal meliputi / Lokal, seperti umum/ gedung Astana Srandil  Industri
Pertokoan, Ruko, koperasi simpan pinjam (pondok puskesmas Masjid, serba guna Pengolahan Hasil
Pasar Hewan pesantren), rawat inap, Musholla, Gereja, Perkebunan
Balai Latihan puskesmas, Pura
Kerja puskesmas
pembantu,
poliklinik
Kauman Pasar, Pertokoan, Jasa Sosial - Ekonomi SD, SMP, SMU, Penyediaan Pusat Perkantoran Lapangan Olahraga,  Indusri
Ruko, Pasar Hewan Skala Kecamatan, SMK, fasilitas Peribadatan Skala Wisata Budaya Pengolahan Hasil
Kecamatan, Balai
seperti Jasa Koperasi pendidikan kesehatan yang Skala Kecamatan Makam T. Pertanian
pertemuan
Simpan Pinjam, non formal meliputi / Lokal, seperti umum/ gedung Brotonegoro  Industri
Pegadaian (pondok puskesmas Masjid, serba guna Pengolahan Hasil
pesantren), rawat inap, Musholla, Gereja, Perkebunan
Balai Latihan puskesmas, Pura
Kerja puskesmas
pembantu,
poliklinik
Bandengan Pasar, Pertokoan, Jasa Sosial - Ekonomi SD, SMP, SMU, Penyediaan Pusat Perkantoran Lapangan Olahraga,  Indusri
Ruko, Pasar Hewan Skala Kecamatan, SMK, fasilitas Peribadatan Skala Wisata Alam Hutan Pengolahan Hasil
Kecamatan, Balai Wisata Kucur
seperti Jasa Koperasi pendidikan kesehatan yang Skala Kecamatan Pertanian
pertemuan
Simpan Pinjam, non formal meliputi / Lokal, seperti umum/ gedung  Industri
Pegadaian (pondok puskesmas Masjid, serba guna Pengolahan Hasil
pesantren), rawat inap, Musholla, Gereja, Perkebunan
Balai Latihan puskesmas, Pura
Kerja puskesmas
pembantu,
poliklinik
Sampung Pasar, Pertokoan, Jasa Sosial - SD, SMP, SMU, Penyediaan Pusat Perkantoran Lapangan Olahraga,  Indusri
Ruko, Pasar Hewan Ekonomi Skala SMK, fasilitas Peribadatan Skala Wisata Alam Guo Pengolahan Hasil
Kecamatan, Balai Lowo, Gua Borah,
Kecamatan, seperti pendidikan kesehatan yang Skala Kecamatan Pertanian
pertemuan

LAPORAN RENCANA III-21


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

No. Wilayah Kecamatan Perdagangan Jasa Pendidikan Kesehatan Peribadatan Perkantoran Rekreasi dan Industri dan
Pengembangan Pendukung Olahraga & Wisata Potensi Lain
Wilayah
Pengembangan
Jasa Koperasi non formal meliputi / Lokal, seperti umum/ gedung Air Terjun, Embung  Industri
Simpan Pinjam, (pondok puskesmas Masjid, serba guna Beji, Air Terjun Pengolahan Hasil
Pegadaian pesantren) rawat inap, Musholla, Gereja, Plasur, Sumber Air Perkebunan
puskesmas, Pura Mbeji, Wisata
puskesmas Budaya Situs Watu
pembantu, Dukun, Makam Kyai
poliklinik Sidik Pemono,
Makam Sentono
Sukorejo Pasar, Pertokoan, Jasa Sosial - SD, SMP, SMU, Penyediaan Pusat Perkantoran Lapangan  Indusri
Ruko, Pasar Hewan Ekonomi Skala SMK, fasilitas Peribadatan Skala Olahraga, Wisata Pengolahan Hasil
Kecamatan, Balai
Kecamatan, seperti pendidikan kesehatan yang Skala Kecamatan pertemuan Makam Ki Pertanian
Jasa Koperasi non formal meliputi / Lokal, seperti umum/ gedung Onggolono,  Industri
Simpan Pinjam, (pondok puskesmas Masjid, serba guna Klampis Ireng, Pengolahan Hasil
Pegadaian, pesantren) rawat inap, Musholla, Gereja, Suko Sewu, Wisata Perkebunan
Penginapan (Motel, puskesmas, Pura Budaya Gethuk
Losmen) puskesmas Golan
pembantu,
poliklinik
5 Wilayah Slahung (Pusat Pusat Jasa Sosial - SD, SMP, SMU, Penyediaan Pusat Perkantoran Lapangan Olahraga,  Indusri
Pengembangan Pelayanan) perdagangan Ekonomi Skala SMK, fasilitas Peribadatan Skala Wisata Alam Pengolahan Hasil
Kecamatan, Balai
Slahung skala kecamatan, Kecamatan, seperti pendidikan kesehatan yang Skala Kecamatan Gunung Pringgitan, Pertanian
pertemuan
meliputi Pasar, Jasa Koperasi non formal meliputi / Lokal, seperti umum/ gedung Makam Bupati  Industri
Pertokoan, Ruko, Simpan Pinjam, (pondok puskesmas Masjid, serba guna Gading Jaya, Wisata Pengolahan Hasil
dan pasar hewan Pegadaian, pesantren), rawat inap, Musholla, Gereja, Buatan berupa Perkebunan
Penginapan (Motel, Balai Latihan puskesmas, Pura kuliner
Losmen) Kerja puskesmas
pembantu,
poliklinik
Ngrayun Pasar, Pertokoan, Jasa Sosial - SD, SMP, SMU, Penyediaan Pusat Perkantoran Lapangan Olahraga,  Indusri
Ruko, Pasar Hewan Ekonomi Skala SMK, fasilitas Peribadatan Skala Wisata Alam Watu Pengolahan Hasil
Kecamatan, Balai
Kecamatan, seperti pendidikan kesehatan yang Skala Kecamatan Semaur, Air Terjun Pertanian
pertemuan
Jasa Koperasi non formal meliputi / Lokal, seperti umum/ gedung Sunggah,  Industri
Simpan Pinjam, (pondok puskesmas Masjid, serba guna Agrowisata Pengolahan Hasil
Pegadaian pesantren) rawat inap, Musholla, Gereja, Pertanian, Perkebunan
puskesmas, Pura Agrowisata Buah
puskesmas Durian, Gunung
pembantu, Pare, Gunung
poliklinik Manen, Jurug Carat,
Hutan Lestari, Jurug
Pitu, Gunung
Puncak, Watu Aglik,

LAPORAN RENCANA III-22


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

No. Wilayah Kecamatan Perdagangan Jasa Pendidikan Kesehatan Peribadatan Perkantoran Rekreasi dan Industri dan
Pengembangan Pendukung Olahraga & Wisata Potensi Lain
Wilayah
Pengembangan
Gunung Rawan,
Sumber Alam
Slindit, Penorama
Alam Baras
Balong Pasar, Pertokoan, Jasa Sosial - SD, SMP, SMU, Penyediaan Pusat Perkantoran Lapangan Olahraga,  Indusri
Ruko, Pasar Hewan Ekonomi Skala SMK, fasilitas Peribadatan Skala Wisata Alam Pengolahan Hasil
Kecamatan, Balai Gunung Masjid, Air
Kecamatan, seperti pendidikan kesehatan yang Skala Kecamatan Pertanian
pertemuan
Jasa Koperasi non formal meliputi / Lokal, seperti umum/ gedung Terjun Watu  Industri
Simpan Pinjam, (pondok puskesmas Masjid, serba guna Tawang, Kebun Pengolahan Hasil
Pegadaian pesantren) rawat inap, Musholla, Gereja, Buah Naga, Kebun Perkebunan
puskesmas, Pura Jeruk, Gunung
puskesmas Beruk, Air Terjun
pembantu, Kedung Mimang,
poliklinik Goa, Wisata Budaya
berupa kesenian
Sumber: Hasil Rencana, 2018

LAPORAN RENCANA III-23


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Peta 3. 2 Pembagian Wilayah Pengembangan di Kabupaten Ponorogo

LAPORAN RENCANA III-24


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Peta 3. 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Ponorogo

LAPORAN RENCANA III-25


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

3.2. Sistem Jaringan Prasarana


Rencana sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten adalah rencana
jaringan prasarana wilayah yang dikembangkan untuk mengintegrasikan wilayah
kabupaten dan untuk melayani kegiatan yang memiliki cakupan wilayah layanan
prasarana skala kabupaten. Dalam rencana sistem jaringan prasarana akan
membahas mengenai sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi, sistem
jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air, sistem jaringan prasarana
lainnya.
3.2.1. Sistem Jaringan Transportasi
Sistem jaringan transportasi di Kabupaten Ponorogo berupa jaringan
transportasi darat. Untuk transpotasi laut dan udara di Kabupaten Ponorogo tidak
ada sehingga pada pembahasan prasarana transportasinya langsung dibahas
transportasi darat yaitu sistem jaringan jalan, dan sistem jaringan kereta api.
 Sistem Jaringan Transportasi Darat
Berdasarkan arahan pengembangan struktur ruang, arahan pengembangan
transportasi darat di Kabupaten Ponorogo meliputi sistem jaringan jalan dan sistem
jaringan kereta api.
3.2.1.1. Sistem Jaringan Jalan
Jalan berdasarkan UU Nomor 38 Tahun 2004 tentang jalan adalah prasarana
transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap
dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada
permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau
air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Jalan yang terdapat di Kabupaten Ponorogo ialah jalan Kolektor Primer-1, Jalan
Kolektor Primer-2, serta Jalan Lokal Primer
A. Jaringan Jalan Nasional di Kabupaten Ponorogo
1. Jalan Kolektor Primer-1 (JKP-1)
Jalan nasional kolektor primer adalah jalan kolektor primer-1. Jalan
kolektor primer-1 adalah jalan yang menghubungkan antaribukota provinsi.
Ketentuan teknis tentang jalan Kolektor sistem Primer dijelaskan dalam Pasal 14
Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yang memaparkan bahwa :
1) Jalan kolektor primer didesain berdasarkan kecepatan rencana minimal 40
km / jam dengan lebar badan jalan minimal 9 meter;
2) Jalan kolektor primer mempunyai kapasitas yang lebih besar dari volume
lalu lintas rata-rata;

LAPORAN RENCANA III-26


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

3) Jumlah jalan masuk dibatasi dan direncanakan.


4) Persimpangan sebidang pada jalan kolektor primer dengan pengaturan
tertentu; serta
5) Jalan kolektor primer yang memasuki kawasan perkotaan dan/atau
kawasan pengembangan perkotaan tidak boleh terputus.
Jalan kolektor primer-1 yang melintasi Kabupaten Ponorogo berdasarkan
Kep.Men PUPR No. 248/KPTS/M/2015 Penetapan Ruas-ruas Jalan Nasional Dalam
Jaringan Jalan Primer Menurut Fungsinya Sebagai Jalan Arteri (JAP) dan Kolektor
Primer-1 (JKP-1) meliputi ruas jalan berikut:
a) Jalan Diponegoro (Ponorogo)
b) Jalan Alon-Alon Barat (Ponorogo)
c) Jalan Gatot Subroto (Ponorogo)
d) Ponorogo – Dengok
e) Batas Kab.Madiun – Batas Kota Ponorogo
f) Jalan Arif Rachman Hakim (Ponorogo)
g) Jalan Letjen S. Parman (Ponorogo)
h) Jalan MT. Haryono (Ponorogo)
i) Dengok – Batas Kabupaten Trenggalek.
2. Jalan Strategis Nasional
Rencana pengembangan jalan strategis nasional meliputi mengembangkan
Jalan Lingkar Wilis yang melintasi Ngebel – Pulung – Sooko.
B. Jaringan Jalan Provinsi di Kabupaten Ponorogo
Jaringan jalan provinsi yang terdapat di Kabupaten Ponorogo berupa Jalan
Kolektor Primer-2. Jalan Kolektor Primer 2 adalah jalan kolektor primer yang
menghubungkan antaribukota provinsi dan ibukota kabupaten. Ketentuan teknis
tentang jalan Kolektor sistem Primer dijelaskan dalam Pasal 14 Peraturan
Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yang memaparkan bahwa:
 Jalan kolektor primer didesain berdasarkan kecepatan rencana minimal 40
km / jam dengan lebar badan jalan minimal 9 meter;
 Jalan kolektor primer mempunyai kapasitas yang lebih besar dari volume
lalu lintas rata-rata;
 Jumlah jalan masuk dibatasi dan direncanakan.
 Persimpangan sebidang pada jalan kolektor primer dengan pengaturan
tertentu; serta

LAPORAN RENCANA III-27


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

 Jalan kolektor primer yang memasuki kawasan perkotaan dan/atau


kawasan pengembangan perkotaan tidak boleh terputus.
 Jalan Kolektor primer yang memasuki kawasan perkotaan dan/atau
kawasan pengembangan perkotaan tidak boleh terputus.
Jalan kolektor primer -2 berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Timur No.
188/127/KPTS/ 013/2016 tentang Penetapan Ruas-Ruas Jalan Dalam Jaringan Jalan
Primer Menurut Fungsinya Sebagai Jalan Kolektor-2 dan Jalan Kolektor-3 yang
terdapat di Kabupaten Ponorogo meliputi:
a) Ruas jalan Dengok – Batas Kab.Pacitan;
b) Ruas jalan Kota Ponorogo – Biting (Batas Provinsi Jawa Tengah);
c) Ruas jalan Hayam Muruk;
d) Ruas Jalan Trunojoyo.
C. Jaringan Jalan Kewenangan Kabupaten Ponorogo
1. Jalan Kolektor Primer-4 (JKP-4)
Jalan kolektor primer empat (JKP-4) ialah jalan yang menghubungkan
antaribukota kabupaten dan ibukota kecamatan. Jalan kolektor primer-4 yang
terdapat di Kabupaten Ponorogo meliputi:
a) Ruas jalan yang menghubungkan Ponorogo - Babadan yang melintasi
Keniten – Gupolo – Japan – Patihan Wetan;
b) Ruas Jalan yang menghubungkan Ponorogo – Ngebel yang melintasi
Singosare – Japan – Jimbe – Jenangan – Tanjungsari – Kemiri – Ngrogung –
Ngebel; dan
c) Ruas jalan yang menghubungkan Ponorogo – Pulung – Pudak yang
melintasi Tajug – Mrican – Sidoharjo – Pulung – Patik – Singgahan – Wagir
Kidul – Tambang – Pudak.
2. Jalan Lokal Primer
Jalan Lokal Primer sesuai dengan pasal 16 memiliki beberapa ketentuan
sebagai berikut :
 Jalan lokal primer di desain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah
20 Km / Jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 7,5 m
 Jalan Lokal Primer yang memasuki kawasan perdesaan tidak boleh
terputus
 Jalan yang menghubungkan secara berdaya guna pusat kegiatan nasional
dengan pusat kegiatan lingkungan, pusat kegiatan wilayah dengan pusat

LAPORAN RENCANA III-28


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

kegiatan lingkungan, antarpusat kegiatan lokal, atau pusat kegiatan lokal


dengan pusat kegiatan lingkungan, serta antarpusat kegiatan lingkungan.
 Jalan lokal primer yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan
ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat desa, antaribukota
kecamatan, ibukota kecamatan dengan desa, dan antardesa,
Rencana pengembangan jalan lokal primer sebagai jalan lingkar antar
wilayah Kecamatan/Kabupaten, meliputi:
a. Ruas jalan Duwet - Wringinanom;
b. Ruas jalan Duwet - Nailan;
c. Ruas jalan Bungkal - Kupuk;
d. Ruas jalan Bungkal - Kambeng;
e. Ruas jalan Bungkal - Ngrayun;
f. Ruas jalan Duwet - Ngasinan - Jetis;
g. Ruas jalan Wringinanom - Gajah; dan
h. Ruas jalan Nambak - Koripan.
Sedangkan sebagai penghubung antar jalan lokal primer adalah jalan
lingkungan primer dengan kualifikasi sebagai berikut :
 Jalan lingkungan primer di desain berdasarkan kecepatan rencana paling
rendah 15 km / jam dengan leber badan jalan paling sedikit 6,5 meter
 Persyaratan teknis jalan lingkungan primer sebagaimana dimaksud
diperuntukkan bagi kendaraan bermotor beroda tiga atau lebih
 Jalan lingkungan primer yang tidak diperuntukkan bagi kendaraan
bermotor beroda tiga atau lebih harus mempunyai lebar badan jalan paling
sedikit 3,5 meter
3. Jalan Strategis Kabupaten
Jalan Lingkar Kota Ponorogo merupakan jalan strategis Kabupaten
Ponorogo yang melintasi Desa Babadan, Desa Nguprit, Kelurahan Kadipaten, Desa
Japan, Kelurahan Singosaren, Kelurahan Mangunsuman, Kelurahan Ronowijayan,
Desa Patihan Kidul, Desa Siman, Desa Manuk, Desa Sawuh, Desa Bajang, Desa
Ngabar, Desa Winong, Desa Madusari, Desa Ngampel, Desa Bringin, Desa
Gandukepuh, Desa Sragi, Desa Kalimalang, Desa Gandukepuh, Desa Nambanrejo,
Desa Lengkong, Desa Nampan, Desa Kranggan, Desa Gelanglor, Desa Ngunut, Desa
Gupolo, Desa Japan dan Desa Pondok.

LAPORAN RENCANA III-29


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Peta 3. 4 Jalan Lingkar Kota Ponorogo

LAPORAN RENCANA III-30


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Dalam Pasal 33 Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan,


dijelaskan bahwa bagian-bagian jalan meliputi Ruang Manfaat Jalan, Ruang Milik
Jalan, dan Ruang Pengawasan Jalan. Ruang Manfaat Jalan meliputi badan jalan,
saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya. Ruang Milik Jalan meliputi ruang
manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat jalan. Ruang
Pengawasan Jalan merupakan ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang ada di
bawah pengawasan penyelenggara jalan
1. Ruang Manfaat Jalan
Dalam Pasal 34 Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan,
dijelaskan bahwa Ruang Manfaat Jalan :
a. Meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya;
b. Merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, tinggi, dan
kedalaman tertentu yang ditetapkan oleh penyelenggara jalan yang
bersangkutan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri;
serta
c. Hanya diperuntukkan bagi median, perkerasan jalan, jalur pemisah,
bahu jalan, saluran tepi jalan, trotoar (hanya diperuntukkan bagi lalu
lintas pejalan kaki), lereng, ambang pengaman, timbunan dan galian,
gorong-gorong, perlengkapan jalan, dan bangunan pelengkap lainnya.
2. Ruang Milik Jalan
Dalam Pasal 39 Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan,
dijelaskan bahwa :
a. Ruang Milik Jalan terdiri dari ruang manfaat jalan dan sejalur tanah
tertentu di luar ruang manfaat jalan;
b. Ruang Milik Jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh
lebar, kedalaman, dan tinggi tertentu;
c. Ruang Milik Jalan diperuntukkan bagi ruang manfaat jalan, pelebaran
jalan, dan penambahan jalur lalu lintas di masa akan datang serta
kebutuhan ruangan untuk pengamanan jalan;
d. Sejalur tanah tertentu dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau
yang berfungsi sebagai lansekap jalan; serta
e. Penggunaan ruang terbuka pada ruang milik jalan untuk ruang terbuka
hijau dimungkinkan selama belum dimanfaatkan untuk keperluan ruang
manfaat jalan.

LAPORAN RENCANA III-31


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

3. Ruang Pengawasan Jalan


Dalam Pasal 44 Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan,
dijelaskan :
a. Ruang pengawasan jalan merupakan ruang tertentu di luar ruang milik
jalan yang penggunaannya ada di bawah pengawasan penyelenggara
jalan;
b. Ruang pengawasan jalan diperuntukkan bagi pandangan bebas
pengemudi dan pengamanan konstruksi jalan serta pengamanan fungsi
jalan;
c. Ruang pengawasan jalan merupakan ruang sepanjang jalan di luar
ruang milik jalan yang dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu; serta
d. Dalam hal ruang milik jalan tidak cukup luas, lebar ruang pengawasan
jalan ditentukan dari tepi badan jalan.
Berdasarkan ketentuan di atas, maka bagian-bagian jalan dapat
digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3. 2 Bagian-bagian Jalan

Arahan lebar ruang manfaat jalan, ruang milik jalan dan ruang pengawasan
jalan Berdasarkan dengan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 dan PP Nomor 34
Tahun 2006 tentang Jalan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

LAPORAN RENCANA III-32


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Tabel 3. 3 Ruang Jalan dan Garis Sempadan Berdasarkan dengan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 dan PP Nomor 34 Tahun 2006 tentang
Jalan
Fungsi Jalan Badan Jalan Ruang Jalan Minimal Garis Sempadan
(Minimal) Diukur Dari As Jalan (Meter) Diukur Dari Tepi Badan Pagar (dari As Bangunan (dari
Meter Jalan (Meter) Jalan) Pagar-Teritis)
Rumaja Rumija Ruwasja Meter Meter
A Arteri Primer dan Sekunder 11
1 Perumahan (Rumah Tinggal) 5,5 12,5 15 12,5 8
2 Pemanfaatan lalu lintas diluar 5,5 12,5 15 12,5 8
pusat kegiatan

B Kolektor Primer dan Sekunder 9


1 Perumahan (Rumah Tinggal) 4,5 12,5 10 (Primer); 5 (Sekunder) 12,5 7
2 Kegiatan Usaha 4,5 12,5 10 (Primer); 5 (Sekunder) 12,5 7
3 Pendidikan 4,5 12,5 10 (Primer); 5 (Sekunder) 12,5 7

C Lokal Primer dan Sekunder 7,5


1 Perumahan (Rumah Tinggal) 3,75 7,5 7 (Primer); 3 (Sekunder) 7,5 3,25
2 Kegiatan Usaha 3,75 7,5 7 (Primer); 3 (Sekunder) 7,5 3,25
3 Pendidikan 3,75 7,5 7 (Primer); 3 (Sekunder) 7,5 3,25

D Lingkungan 6,5
1 Perumahan (Rumah Tinggal) 2,75 5,5 5 (Primer); 2 (Sekunder) 5,5 2,25
2 Kegiatan Usaha 2,75 5,5 5 (Primer); 2 (Sekunder) 5,5 2,25
3 Pendidikan 2,75 5,5 5 (Primer); 2 (Sekunder) 5,5 2,25

Keterangan:
Jalan kabupaten terdiri atas:
a. Jalan kolektor yang tidak termasuk jalan nasional dan jalan provinsi
b. Jalan lokal primer yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat desa, antar ibukota
kecamatan, ibukota kecamatan dengan desa, dan antardesa
c. Jalan sekunder yang tidak termasuk jalan provinsi dan jalan sekunder dalam kota; dan
d. Jalan strategis kabupaten.

LAPORAN RENCANA III-33


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Peta 3. 5 Rencana Pengembangan Jaringan Jalan di Kabupaten Ponorogo

LAPORAN RENCANA III-34


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

D. Terminal Penumpang
Terminal adalah salah satu komponen dari sistem transportasi yang
mempunyai fungsi utama sebagai tempat pemberhentian sementara kendaraan
umum untuk menaikkan dan menurunkan penumpang dan barang hingga sampai ke
tujuan akhir suatu perjalanan, juga sebagai tempat pengendalian, pengawasan,
pengaturan dan pengoperasian sistem arus angkutan penumpang dan barang,
disamping juga berfungsi untuk melancarkan arus angkutan penumpang atau
barang (Departemen Perhubungan, 1996). Sesuai dengan fungsinya sebagai tempat
pemberhentian sementara (transit) maka di dalam terminal akan terjadi
perpindahan penumpang atau barang dari satu jenis angkutan ke jenis moda
angkutan yang lainnya, sehingga tuntutan efisiensi dari suatu perjalanan bisa
tercapai. Berdasarkan tuntutan tersebut maka suatu terminal harus mampu
menampung, menata dan mengendalikan serta melayani semua kegiatan yang
terjadi akibat adanya perpindahan kendaraan, penumpang maupun barang sehingga
semua kegiatan yang ada pada terminal dapat berjalan lancar, tertib, teratur, aman
dan nyaman.
Terminal yang terdapat di Kabupaten Ponorogo berupa Terminal Utama
yaitu Terminal Seloaji Tipe A, dan terdapat 8 Sub Terminal. Adapun Terminal di
Kabupaten Ponorogo sebagai berikut:
Tabel 3. 4 Terminal di Kabupaten Ponorogo
No. Penetapan Tipe
1 Terminal Seloaji di Jalan Arif Rahman Hakim A
2 Sub Terminal Sahang Desa Sahang C
3 Sub Terminal Pulung Desa Pulung C
4 Sub Terminal Bungkal Desa Bungkal C
5 Sub Terminal Slahung Desa Slahung C
6 Sub Terminal Badegan Desa Badegan C
7 Sub Terminal Sooko Desa Sooko C
8 Sub Terminal Kesugihan Desa Serag C
9 Sub Terminal Sawoo Desa Sawoo C
Sumber: Dinas Perhubungan Dalam Angka, 2016

Terminal utama di Kabupaten Ponorogo adalah tetap mempertahankan


terminal yang ada yakni Terminal Seloaji di Kecamatan Babadan. Arahan
pengembangan terminal di Kabupaten Ponorogo antara lain :
a. Memperbaiki dan meningkatkan pelayanan terminal dan sub terminal yang
ada; dan
b. Peningkatan infrastruktur pendukung dan pelayanan terminal yang
memadai.

LAPORAN RENCANA III-35


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

E. Terminal Barang
Terminal Barang adalah terminal untuk perpindahan (bongkar muat)
barang dari moda transport yang satu ke moda transport yang lainnya. Terminal
barang yang terdapat di Kabupaten Ponorogo ialah terminal barang di Jalan Arif
Rahman Hakim. Rencana pengembangan terminal barang kedepannya tetap
mempertahankan yang ada.

3.2.1.2. Sistem Jaringan Kereta Api


A. Jaringan Jalur Kereta Api (KA)
Kereta api adalah bentuk transportasi rel yang terdiri dari serangkaian
kendaraan yang ditarik sepanjang jalur kereta api untuk mengangkut kargo atau
penumpang. Gaya gerak disediakan oleh lokomotif yang terpisah atau motor
individu dalam beberapa unit.
Transportasi kereta api ini sangat mendukung dalam proses pergerakan
barang dan manusia. Dalam pengembangan pelayanan transportasi kereta api lebih
lanjut, maka diperlukan adanya penyediaan fasilitas stasiun dan upaya menjaga dan
mengamankan jaringan rel kereta api, baik jaringan rel kereta api yang melintasi
jalan raya maupun konservasi/sempadan rel kereta api sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Dalam UU Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian dijelaskan bahwa
untuk kelancaran dan keselamatan pengoperasian kereta api, pemerintah
menetapkan pengaturan mengenai jalur kereta api yang meliputi daerah manfaat
jalan, daerah milik jalan dan daerah pengawasan jalan termasuk bagian bawahnya
serta ruang bebas di atasnya. Dalam ketentuan ini, yang dimaksud dengan daerah
manfaat jalan kereta api adalah jalan rel beserta tanah di kiri dan kanannya yang
dipergunakan untuk konstruksi jalan rel. Daerah milik jalan kereta api yaitu daerah
manfaat jalan kereta api beserta tanah di kiri dan kanannya yang dipergunakan
untuk pengamanan konstruksi.
Adapun untuk ketentuan-ketentuan tentang sepanjang jalan kereta api
sebagai usaha perlindungan terhadap jaringan jalan tersebut dimana lahan yang
termasuk jalan kereta api menurut UU RI No. 23 Tahun 2007 tentang
Perkeretaapian adalah :
1. Ruang Manfaat Jalur (Rumaja) Kereta Api
Lebar ruang manfaat jalur kereta api adalah ruang yang digunakan untuk
konstruksi jalan rel dan fasilitas operasi sesuai dengan jenis jalurnya, antara

LAPORAN RENCANA III-36


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

lain jalur tunggal, jalur ganda, jembatan dan terowongan. Lahan selebar ini
merupakan ruang bebas dari bangunan dan merupakan ruang bebas
pandang kereta api, untuk mengakomodasikan badan kereta api dan
perlengkapan lalu lintas kereta api. Ruang ini hanya diisi perlengkapan
kegiatan lalu-lintas kereta api yaitu kabel-kabel sinyal, telegram dan telepon.
Perlengkapan ini sangat penting bagi kelancaran terselenggaranya
perlengkapan tersebut terganggu, maka akan membahayakan keselamatan
perjalanan kereta api.
2. Ruang Milik Jalur (Rumija) Kereta Api
Ruang milik jalur kereta api sepanjang 6 meter dari sisi kanan dan sisi kiri
Ruang Manfaat Jalur rel kereta api, termasuk dalam daerah bebas pandang.
Kecelakaan kereta api bisa disebabkan kesulitan masinis untuk mendukung
kegiatan manusia, kapan akan lewat dan sebagainya. Lahan damija ini
digunakan untuk memperlancar perjalanan kereta api dari gangguan seperti
longsor, kendaraan lain yang melintas dan gangguan lainnya. Untuk
perlindungan kawasan sempadan kereta api antara lain meliputi upaya :
1. Penataan kawasan dengan cara merelokasi pada penduduk yang berada
di sempadan rel.
2. Pengadaan taman, jalan yang menguhubungkan antar kelurahan/desa,
serta penataan/perbaikan lahan sempadan.
a. Pendukung sistem transportasi berupa alat-alat dan perlengkapan
untuk kelancaran transportasi misalnya perlindungan badan rel,
kabel sinyal, telegrap, kabel telepon dan kabel listrik yang
membutuhkan lahan 6 meter dari poros rel.
b. Jalan yang berfungsi menghubungkan antar wilayah kecamatan yang
terdiri atas pembatas/utama, drainase, sistem penerangan jalan dan
badan jalan yang membutuhkan lahan seluas 10 meter yaitu :
 Tiga meter untuk taman/ pembatas antara pendukung
perlengkapan transportasi kereta api, drainase dan kebutuhan
sistem penerangan jalan;
 5 meter untuk badan jalan;
 2 meter untuk sistem penerangan jalan dan drainase; serta
 Taman kota yang didalamnya berisi tempat bermain dan taman
yang membutuhkan lahan 7 meter, sehingga total lahan 23 meter.

LAPORAN RENCANA III-37


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Konservasi sempadan rel kereta api pada daerah permukiman adalah 11,5
meter pada kiri dan kanan sepanjang rel kereta. Untuk konservasi sempadan rel
kereta api di wilayah Kabupaten Ponorogo sebaiknya diarahkan dapat memenuhi
standar kelayakan konservasi. Selain itu juga dilakukan konservasi dan revitalisasi
pada rel kereta yang telah mati yang ditujukan pada ruas-ruas potensial.
Untuk sempadan kereta api dapat difungsikan sebagai Ruang Terbuka Hijau
yaitu antara sempadan garis tepi rel kereta api hingga batas pinggir kereta api.
Dengan dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau, maka manfaat yang diperoleh
sangat banyak, yaitu :
1. Sebagai alat peredam suara yang ditimbulkan oleh mesin kereta api;
2. Untuk mengurangi polusi, akibat polusi asap kereta api maupun
kendaraan lain; dan
3. Untuk membatasi agar tidak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk
kegiatan baik kegiatan berdagang maupun mendirikan bangunan lainnya.
GAMBAR 5.4
SEMPADAN REL KERETA API

JALAN KERETA API

11,5 meter 11,5 meter

I II II I
23.00 meter

Gambar 3. 3 Sempadan Jaringan Kereta Api


KETERANGAN :
I : Kawasan Yang Diperkenankan untuk Pengembangan Bangunan
Keterangan : II : Kawasan Sempadan Jalan Kereta Api Yang Tidak Diperkenankan Adanya
Aktivitas.
I : Kawasan Yang diperkenankan untuk pengembang bangunan
Untuk Sempadan Kereta Api Dapat Difungsikan Sebagai Ruang Terbuka Hijau
Yaitu Antara Sempadan Garis Tepi Rel Kereta Api Hingga Batas Pinggir
Bandan Kereta Api.
II : Kawasan sempadan
Dengan dimanfaatkanjalan
Sebagaikereta
Ruang Terbukaapi
Hijau, yang tidak diperkenankan
Maka Manfaat adanya
Yang Diperoleh Sangat Banyak, Yaitu:
aktivitas 1. Sebagai Alat Peredam Suara Yang Ditimbulkan Oleh Mesin Kereta Api.
2. Untuk Mengurangi Polusi, Baik Akibat Dari Polusi Asap Dari Kereta Api
Maupun Oleh Kendaraan Lain.
3. Untuk Membatasi Dan Agar Tidak Dimanfaatkan Oleh Masyarakat Sekitar
Untuk Kegiatan, Baik Kegiatan Berdagang Maupun Mendirikan Bangunan
Lainnya.

LAPORAN RENCANA III-38


BAB V - 34
REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Rencana sistem jaringan kereta api di Kabupaten Ponorogo meliputi:


a. Reaktifikasi Rel KA Madiun - Ponorogo – Slahung;
b. Peningkatan sarana prasarana perkeretaapian di wilayah Kabupaten
Ponorogo; dan
c. Pengembangan jaringan kereta api komuter di wilayah Kabupaten Ponorogo
dengan jalur Madiun - Ponorogo - Slahung yang terintegrasi dengan moda
angkutan jalan dalam suatu sistem pelayanan angkutan multimoda.

B. Stasiun Kereta Api


Stasiun kereta api adalah tempat untuk menaikkan dan menurunkan
penumpang yang menggunakan jasa transportasi kereta api. Stasiun yang terdapat
di Kabupaten Ponorogo yaitu Eks. Stasiun Ponorogo dan Eks. Stasiun Slahung (Tidak
Beroperasi). Dengan adanya rencana reaktifikasi Rel KA Madiun – Ponorogo –
Slahung, maka Stasiun Ponorogo dan Stasiun Slahung diarahkan untuk diaktifkan
kembali.

Gambar 3. 4 Kondisi Eks Stasiun Ponorogo dan Eks Stasiun Slahung

LAPORAN RENCANA III-39


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Peta 3. 6 Rencana Pengembangan Terminal di Kabupaten Ponorogo

LAPORAN RENCANA III-40


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Peta 3. 7 Rencana Pengembangan Rel Kereta Api di Kabupaten Ponorogo

LAPORAN RENCANA III-41


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

3.2.2. Sistem Jaringan Energi


Listrik merupakan kebutuhan vital bagi setiap orang, baik digunakan untuk
kebutuhan rumah tangga sehari-hari, instansi, maupun aktivitas industri. Secara
umum pelayanan energi listrik di wilayah Kabupaten Ponorogo telah menjangkau
wilayah-wilayah perdesaan. Namun untuk mengoptimalkan pelayanan energi listrik
pada masa depan, diperlukan adanya peningkatan pelayanan utamanya pada
daerah-daerah yang menjadi pusat pertumbuhan wilayah dan wilayah yang menjadi
target pengembangan.
Sistem jaringan energi yang terdapat di Kabupaten Ponorogo berupa
jaringan infrastruktur ketenagalistrikan yang meliputi infrastruktur pembangkit
tenaga listrik dan sarana pendukungnya serta infrastruktur penyaluran tenaga
listrik dan sarana pendukungnya.
3.2.2.1. Infrastruktur Pembangkit Tenaga Listrik dan Sarana Pendukungnya
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), dan pembangkit
listrik lainnya.
Pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) atau Pembangkit Listrik
Tenaga Mikrohidro (PLTMH) dilakukan pada daerah yang memiliki sumber air dan
belum dimafaatkan secara optimal, seperti air terjun, sumber irigasi dan sungai.
PLTA yang terdapat di Kabupaten Ponorogo ialah PLTA Ngebel. Sedangkan untuk
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di Kecamatan Pulung.
Pengembangan sistem jaringan energi, meliputi:
1. pembangkit listrik tenaga air (PLTA), yang meliputi PLTA Ngebel di
Kecamatan Ngebel;
2. pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP), yang terdiri atas:
a) Pengembangan PLTP di Kecamatan Ngebel; dan
b) Pengembangan PLTP di Daerah Gunung Wilis.
3. pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH), yang meliputi
pengembangan PLTMH di pertemuan-pertemuan sungai besar di Kabupaten
Ponorogo.
3.2.2.2. Infrastruktur Penyaluran Tenaga Listrik dan Sarana Pendukungnya
Infrastruktur penyaluran tenaga listrik dan sarana pendukungnya berupa
jaringan transmisi tenaga listrik untuk meyalurkan tenaga listrik antarsistem,
jaringan distribusi tenaga listrik serta gardu induk. Infrastruktur penyaluran tenaga
listrik dan sarana pendukungnya yang terdapat di Kabupaten Ponorogo meliputi

LAPORAN RENCANA III-42


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET), saluran udara tegangan tinggi
(SUTT), saluran udara tegangan menengah (SUTM), saluran udara tegangan rendah
(SUTR) serta gardu induk. Rencana infrastruktur penyaluran tenaga listrik dan
sarana pendukungnya di Kabupaten Ponorogo, meliputi:
1. jaringan transmisi tenaga listrik untuk menyalurkan tenaga listrik
antarsistem, terdiri atas:
a) saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET), terdapat di:
1) Kecamatan Pudak;
2) Kecamatan Pulung;
3) Kecamatan Jenangan;
4) Kecamatan Babadan;
5) Kecamatan Sukorejo; dan
6) Kecamatan Sampung.
b) saluran udara tegangan tinggi (SUTT), terdapat di:
1) Kecamatan Jenangan;
2) Kecamatan Siman;
3) Kecamatan Balong; dan
4) Kecamatan Slahung.
2. jaringan distribusi tenaga listrik, terdiri atas:
a) saluran udara tegangan menengah (SUTM), terdapat di:
1) Kecamatan Ngrayun;
2) Kecamatan Slahung;
3) Kecamatan Bungkal;
4) Kecamatan Sambit;
5) Kecamatan Sawoo;
6) Kecamatan Sooko;
7) Kecamatan Pudak;
8) Kecamatan Pulung;
9) Kecamatan Mlarak;
10) Kecamatan Siman;
11) Kecamatan Jetis;
12) Kecamatan Balong;
13) Kecamatan Kauman;
14) Kecamatan Jambon;
15) Kecamatan Badegan;

LAPORAN RENCANA III-43


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

16) Kecamatan Sampung;


17) Kecamatan Sukorejo;
18) Kecamatan Ponorogo;
19) Kecamatan Babadan;
20) Kecamatan Jenangan; dan
21) Kecamatan Ngebel.
b) saluran udara tegangan rendah (SUTR), terdapat di:
1) Kecamatan Ngrayun;
2) Kecamatan Slahung;
3) Kecamatan Bungkal;
4) Kecamatan Sambit;
5) Kecamatan Sawoo;
6) Kecamatan Sooko;
7) Kecamatan Pudak;
8) Kecamatan Pulung;
9) Kecamatan Mlarak;
10) Kecamatan Siman;
11) Kecamatan Jetis;
12) Kecamatan Balong;
13) Kecamatan Kauman;
14) Kecamatan Jambon;
15) Kecamatan Badegan;
16) Kecamatan Sampung;
17) Kecamatan Sukorejo;
18) Kecamatan Ponorogo;
19) Kecamatan Babadan;
20) Kecamatan Jenangan; dan
21) Kecamatan Ngebel.
3. gardu induk, terdapat di Kecamatan Ponorogo.

Dasar penetapan ruang bebas berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor


18 Tahun 2015 tentang Ruang Bebas dan Jarak Bebas Minimum pada Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT), Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dan
Saluran Udara Tegangan Tinggi Arus Searah (SUTTAS) untuk penyaluran tenaga
listrik, meliputi:

LAPORAN RENCANA III-44


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

a. Jarak konduktor dari sumbu vertikal menara/tiang;


b. Jarak horizontal akibat ayunan (swing) konduktor pada kecepatan angin 15
m/detik (sudut ayunan 20°);
c. Jarak bebas impuls petir untuk SUTT dan SUTTAS atau jarak bebas impuls
switching untuk SUTET dan SUTTAS;
d. Jarak bebas minimum vertikal dari konduktor;
e. Lendutan konduktor didasarkan pada suhu konduktor maksimum (80°
untuk ACSR)
Penggunaan ruas bebas dan jarak bebas, meliputi:
a. Pembangunan, operasi dan pemeliharaan SUTT, SUTET dan SUTTAS untuk
memenuhi keselamatan ketenagalistrikan;
b. Menentukan obyek kompensasi tanah, bangunan dan tanaman di bawah ruas
bebas SUTT, SUTET dan SUTTAS.

Gambar 3. 5 Ruang Bebas SUTT 66 kV dan 150 kV Menara

LAPORAN RENCANA III-45


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Gambar 3. 6 Ruang Bebas SUTET 275 kV dan 500 kV Sirkit Ganda


Sumber : Peraturan Menteri ESDM Nomor 18 Tahun 2015 tentang Ruang Bebas dan Jarak
Bebas Minimum pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT), Saluran Udara Tegangan
Ekstra Tinggi (SUTET) dan Saluran Udara Tegangan Tinggi Arus Searah (SUTTAS) untuk
penyaluran tenaga listrik
Tabel 3. 5 Jarak Bebas Minimum Horizontal dari Sumbu Vertikal Menara / Tiang Pada
SUTT, SUTET, dan SUTTAS
Saluran Jarak Jarak dari Jarak Jarak bebas Total Pembulatan
Udara antar sumbu horizontal impuls petir L+H+I
tiang/ vertikal akibat (untuk SUTT (m)
menara menara/ ayunan dan SUTTAS)
tiang ke konduktor atau jarak
konduktor H (m) bebas impuls
L (m) switsing (untuk
SUTET)
I (m)
SUTT 66 160 1,80 1,37 0,63 3,80 4,00
kV tiang
baja
SUTT 66 60 1,80 0,68 0,63 3,11 4,00
kV tiang
beton
SUTT 66 300 3,00 2,74 0,63 6,37 7,00
kV Menara
SUTT 150 200 2,25 2,05 1,50 5,80 6,00
kV tiang
baja
SUTT 150 80 2,25 0,86 1,50 4,61 5,00
kV tiang
beton
SUTT 150 350 4,20 3,76 1,50 9,46 10,00
kV Menara
SUTET 275 400 5,80 5,13 1,80 12,73 13,00
kV Sirkit
Ganda
SUTET 500 450 12,00 6,16 3,10 21,26 22,00
kV Sirkit
Tunggal
SUTET 500 450 7,30 6,16 3,10 16,56 17,00
kV Sirkit
Ganda

LAPORAN RENCANA III-46


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Saluran Jarak Jarak dari Jarak Jarak bebas Total Pembulatan


Udara antar sumbu horizontal impuls petir L+H+I
tiang/ vertikal akibat (untuk SUTT (m)
menara menara/ ayunan dan SUTTAS)
tiang ke konduktor atau jarak
konduktor H (m) bebas impuls
L (m) switsing (untuk
SUTET)
I (m)
SUTTAS - 7,40 4,30 1,70 13,40 14,00
250 kV
SUTTAS - 9,00 5,30 3,30 17,60 18,00
500 kV
Sumber : Peraturan Menteri ESDM Nomor 18 Tahun 2015 tentang Ruang Bebas dan Jarak
Bebas Minimum pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT), Saluran Udara
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dan Saluran Udara Tegangan Tinggi Arus Searah
(SUTTAS) untuk penyaluran tenaga listrik

LAPORAN RENCANA III-47


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Peta 3. 8 Rencana Sistem Jaringan Energi di Kabupaten Ponorogo

LAPORAN RENCANA III-48


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

3.2.3. Sistem Jaringan Telekomunikasi


Prasarana telekomunikasi merupakan sarana untuk menunjang komunikasi
baik masyarakat maupun instansi/swasta. Teknologi telekomunikasi telah mampu
melayani seluruh wilayah Kabupaten Ponorogo, hal itu terlihat dengan banyaknya
jumlah pengguna telepon seluler pribadi yang terus meningkat, dan jaringan
internet yang terus merambah ke desa-desa walaupun penyebarannya belum
merata disetiap wilayah Kabupaten Ponorogo. Dengan semakin berkembangnya
teknologi, maka untuk peningkatan kebutuhan dan pelayanan masyarakat perlu
dilakukan peningkatan jumlah dan mutu telekomunikasi.
Sistem jaringan telekomunikasi dibagi menjadi dua yaitu jaringan tetap dan
jaringan bergerak. Pengertian jaringan tetap dan jaringan bergerak berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan
Telekomunikasi sebagai berikut:
 Penyelenggaraan jaringan tetap adalah kegiatan penyelenggaraan jaringan
untuk layanan telekomunikasi tetap yang dimaksudkan bagi
terselenggaranya telekomunikasi publik dan sirkit sewa.
 Penyelenggaraan jaringan bergerak adalah kegiatan penyelenggaraan
jaringan untuk layanan telekomunikasi bergerak.
3.2.3.1. Jaringan Tetap
Jaringan tetap berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000
tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi dibagi menjadi 3, yaitu:
 Penyelenggaraan jaringan tetap lokal adalah kegiatan penyelenggaraan
jaringan diwilayah yang ditentukan, menggunakan jaringan kabel dan atau
jaringan lokal tanpa kabel.
Penyelenggaraan jaringan tetap sambungan langsung jarak jauh (interlokal)
adalah kegiatan penyelenggaraan jaringan untuk menghubungkan jaringan
terutama jaringan tetap lokal termasuk sirkit sewa untuk jaringan tertutup.
 Penyelenggaraan jaringan tetap sambungan internasional.
Jaringan tetap lokal dan sambungan internasional (kabel dan non kabel)
dikembangkan diseluruh wilayah Kabupaten Ponorogo.
3.2.3.2. Jaringan Bergerak
A. Jaringan bergerak terestrial
Penyelenggaraan jaringan bergerak terestrial adalah penyelenggaraan
jaringan yang melayani pelanggan bergerak tertentu meliputi antara lain jasa radio

LAPORAN RENCANA III-49


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

trunking dan jasa radio panggil untuk umum. Jaringan terestrial dan jaringan satelit,
antara lain sebagai berikut:
 Dikembangkan secara berkesinambungan untuk menyediakan pelayanan
telekomunikasi dim seluruh wilayah nasional;
 Ditetapkan dengan kriteria:
 menghubungkan antarpusat perkotaan nasional;
 menghubungkan pusat perkotaan nasional dengan pusat kegiatan di
negara lain;
 mendukung pengembangan kawasan andalan;atau
 mendukung kegiatan berskala internasional.
 Kriteria teknis jaringan ditetapkan oleh Menteri yang tugas dan tangguing
jawabnya di bidang telekomunikasi.
Pengembangan jaringan bergerak terestrial dikembangkan diseluruh
Kabupaten Ponorogo.
B. Jaringan bergerak seluler
Penyelenggaraan jaringan bergerak seluler adalah penyelenggaraan jaringan
yang melayani telekomunikasi bergerak dengan teknologi seluler dipermukaan
bumi. Jaringan bergerak seluler dikembangkan diseluruh Kabupaten Ponorogo.
C. Jaringan bergerak satelit
Penyelenggaraan jaringan bergerak satelit berdasarkan PP RI Nomor 52
Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi adalah Penyelenggaraan
jaringan bergerak satelit adalah penyelenggaraan jaringan yang melayani
telekomunikasi bergerak melalui satelit
 Dikembangkan untuk melengkapi sistem jaringan telekomunikasi nasional
melalui satelit komunikasi dan stasiun bumi.
 Ditetapkan dengan kriteria teknis ketersediaan orbit satelit dan frekuensi
radio yang telah terdaftar pada Perhimpunan Telekomunikasi Internasional;
 Kriteria teknis jaringan ditetapkan oleh Menteri yang tugas dan tangguing
jawabnya di bidang telekomunikasi.
Rencana pengembangan prasarana telekomunikasi diarahkan pada
peningkatan jangkauan pelayanan dan kemudahan mendapatkannya. Dalam hal ini,
penyediaan tower BTS (Base Transceiver Station) yang sangat penting menjangkau
ke pelosok perdesaan sebagai prasarana pendukung. Terdapat ± 186 menara

LAPORAN RENCANA III-50


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

telekomunikasi di Kabupaten Ponorogo. Berikut merupakan jumlah menara


telekomunikasi di Kabupaten Ponorogo dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3. 6 Daftar Menara Telekomunikasi di Kabupaten Ponorogo
Kecamatan Jumlah Ketinggian Menara
1. Babadan 12 31 – 70
2. Badegan 8 45 – 72
3. Balong 10 40 – 72
4. Bungkal 6 42 – 72
5. Jambon 4 51 – 72
6. Jenangan 14 42 – 72
7. Jetis 7 51 – 72
8. Kauman 7 33 – 72
9. Mlarak 6 51 – 72
10. Ngebel 5 32 – 72
11. Ngrayun 6 27 - 72
12. Ponorogo 24 6 – 72
13. Pudak 4 20 – 82
14. Pulung 8 42 – 72
15. Sambit 9 45 – 72
16. Sampung 7 22 – 72
17. Sawoo 11 42 – 72
18. Siman 11 12 – 72
19. Slahung 14 52 – 72
20. Sooko 3 71 – 72
21. Sukorejo 10 42 – 72
Sumber: Dinas Perhubungan Dalam Angka, 2016

Tabel 3. 7 Rincian Menara Telekomunikasi di Kabupaten Ponorogo


PEMILIK TAHUN TINGGI
No. NAMA JALAN DESA KECAMATAN
MENARA PENDIRIAN MENARA
1 INDOSAT 2005 Jalan Batoro Katong Patihan Wetan Babadan 55
RT 04 RW 02
Jalan Raya Magetan
2 XL RT 03 RW 01 DK Sukosari Babadan 51
Dayang
3 AXIS 2009 Jalan Perikanan 066 Pondok Babadan 62
RT 01 RW 02
4 XL JALAN PERIKANAN Pondok Babadan 51
RT 02 RW 02
5 PROTELINDO 2006 Jalan Tanggulangin Babadan Babadan 70
6 PROTELINDO 2015 Dusun Banjarejo RT Trisono Babadan 52
04 RW 02
7 TELKOMSEL 2007 Dusun Karang Gayam Trisono Babadan 62
RT 20 RW 06
8 TELKOMSEL 2007 Dusun Telasih RT 01 Lembah Babadan 62
RW 01
Jalan Letjend S
9 XL Sukowati Dusun Ngunut Babadan 31
Kauman RT 03 RW 01
10 TELKOMSEL 2004 Dusun Jambean RT Cekok Babadan 62
01 RW 01

LAPORAN RENCANA III-51


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

PEMILIK TAHUN TINGGI


No. NAMA JALAN DESA KECAMATAN
MENARA PENDIRIAN MENARA
11 TBG 2005 Jalan Baran RT 01 RW Gupolo Babadan 55
01
12 IBS Jalan Seloaji RT 02 Kadipaten Babadan 52
RW 02
13 MITRATEL 2012 Dusun Tunggur RT 01 Karangan Badegan 72
RW 03
14 XL Dusun Sekar Putih RT Dayakan Badegan 71
01 RW 02
15 TELKOMSEL 2005 Dusun Badegan RT 04 Badegan Badegan 72
RW 02
16 TBG 2008 Dusun Badegan RT 03 Badegan Badegan 72
RW 02
17 INDOSAT 2006 Dusun Badegan RT 04 Badegan Badegan 70
RW 02
18 PROTELINDO Jalan Pringgodani Badegan Badegan 45
Dukuh Bandaralim
19 TELKOMSEL 2007 Lor RT 01 RW Bandaralim Badegan 72
01
Dukuh Bandaralim
20 IBS Lor RT 01 RW 01 Bandaralim Badegan 70
Jalan merdeka dusun
21 PROTELINDO 2012 Mojorumpuk Ngampel Balong 40
Jalan Basuki RT 02 Balong
22 TELKOMSEL 2005 RW 01 Dsn Balong 72
Sukomulyo
23 INDOSAT 2004 Jalan Diponegoro RT Karangan Balong 70
03 RW 01
24 PROTELINDO 2007 Jalan Kemajuan RT 03 Karangan Balong 62
RW 02
Jalan Raya Pacitan RT Balong
25 XL 02 RW 01 Dusun Karangan 51
Bagil
26 IBS Jalan Banyu Urip RT Singkil Balong 70
02 RW 01
27 TELKOMSEL 2007 Dusun Krajan RT 01 Ngumpul Balong 72
RW 01
28 TBG 2007 Dusun Waton RT 02 Ngumpul Balong 52
RW 01
29 TBG 2008 Dusun Sabet RT 01 Sumberejo Balong 52
RW 01
30 MITRATEL 2011 Jalan Ringin Kembar Tatung Balong 62
RT 03 RW 01
31 TELKOMSEL 2007 Dukuh Patran RT 01 Kupuk Bungkal 62
RW 02
32 INDOSAT 2007 Dukuh Patran RT 01 Kupuk Bungkal 72
RW 02
33 STP 2013 Jalan Tanjung RT 02 Bancar Bungkal 42
RW 01
RT 01 RW 01 ( Area
34 INDOSAT Pom Bensin Bungkal ) Bungkal Bungkal 65
Jalan Puntodewo RT
35 TELKOMSEL 2005 01 RW 02 Dusun Bungkal Bungkal 72
Kudo

LAPORAN RENCANA III-52


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

PEMILIK TAHUN TINGGI


No. NAMA JALAN DESA KECAMATAN
MENARA PENDIRIAN MENARA
Jalan Imam Bonjol RT
36 XL 01 RW 01 Dusun Bungkal Bungkal 51
Kudo
Jalan Raya Timur
37 XL Pasar Jambon Dusun Jambon Jambon 51
Kerebet RT 04 RW 01
Jalan Merdeka Dusun
38 TELKOMSEL 2005 Krajan RT 02 RW 01 Jambon Jambon 62
39 STP 2011 Jalan Mertokusumo Srandil Jambon 72
RT 03 RW 02
40 MITRATEL 2015 Dusun Kunden RT 05 Pulosari Jambon 52
RW 02
41 TBG 2015 Dusun Klego RT 01 Mrican Jenangan 62
RW 01
42 TBG Jalan Niken Gandini Singosaren Jenangan 62
RT 01 RW 04
43 XL Jalan Raden Katong Singosaren Jenangan 51
RT 03 RW 04
44 IBS Jalan Niken Gandini Singosaren Jenangan 52
RT 02 RW 02
45 MITRATEL 2015 Jalan Sidomampir RT Singosaren Jenangan 42
01 RW 03
Jalan Raya Ngebel KM
46 INDOSAT 2005 12 RT 01 RW 01 Jenangan Jenangan 70
47 TELKOM 1997 Jalan Raya Jenangan Jenangan Jenangan 42
RT 02 RW 01
Jalan Kalimantan RT Jenangan
48 TELKOMSEL 2007 03 RW 01 Dusun Jenangan 62
Krajan
49 RRI Dusun Tumpuk RT 01 Kemiri Jenangan 62
RW 02
50 TELKOMSEL 2015 Dusun Setono RT 04 Setono Jenangan 0
RW 01
51 TBG 2007 Jalan Raya Jenangan Plalangan Jenangan 52
RT 02 RW 02
52 TELKOMSEL 2003 Dusun Tenggang RT Ngrupit Jenangan 72
01 RW 03
53 STP 2013 Dusun Krajan RT 04 Semanding Jenangan 52
RW 02
54 TBG 2015 Dusun Krajan RT 06 Ngrupit Jenangan 42
RW 02
55 TELKOMSEL 2005 Dusun Wonoketro RT Wonoketro Jetis 72
03 RW 01
56 XL Jalan Pasar Hewan Wonoketro Jetis 51
57 INDOSAT 2005 Dusun Pasinan RT 02 Kupang Jetis 70
RW 02
58 IBS Dusun Krajan Barat Kutu Wetan Jetis 70
RT 01 RW 02
59 CENTRATAMA 2015 Dusun Karanglo Ngasinan Jetis 52
Jalan gajah mada Jetis
60 PROTELINDO dusun Ngasinan 54
Mantup RT 01 RW 01
61 TELKOMSEL 2007 Jalan Irian RT 02 RW Ngasinan Jetis 62

LAPORAN RENCANA III-53


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

PEMILIK TAHUN TINGGI


No. NAMA JALAN DESA KECAMATAN
MENARA PENDIRIAN MENARA
01
62 XL Dusun Cuwet RT 01 Ploso Jenar Kauman 71
RW 01
Jalan Pringgondani 37 Kauma
63 TELKOMSEL RT 02 RW 02 Sumoroto 72
64 TELKOM Jalan Diponegoro RT Sumoroto Kauma 33
01 RW 01
65 INDOSAT 2004 Jalan Raya Ra Kartini Carat Kauma 70
RT 01 RW 02
66 PROTELINDO Jalan Suropati RT 01 Kauman Kauma 45
RW 01
67 TELKOMSEL 2007 Dusun Krajan Rt 01 Nongkodono Kauma 72
Rw 01
68 PROTELINDO 2012 Dusun Samben RT 02 Bringi Kauma 40
RW 03
69 TELKOMSEL 2002 Jalan Bromo RT 02 Bajang Mlarak 72
RW 01
70 PROTELINDO Jalan Dahlia Gandu Mlarak 60
71 TELKOMSEL 2006 Dusun Joresan I RT Joresan Mlarak 72
01 RW 02
72 XL Jalan Gunung RT 01 Mlarak Mlarak 51
RW 01
73 PROTELINDO 2015 Dusun Purworejo RT Mlarak Mlarak 52
02 RW 01
74 PROTELINDO 2015 Dusun Sidowayah RT Tugu Mlarak 72
01 RW 01
75 TELKOM Jalan Tirto Agung Sahang Ngebel 32
76 MITRATEL 2011 Dusun Jati RT 01 RW Ngrogung Ngebel 72
02
77 TBG 2007 Dusun Nglingi RT 01 Ngebel Ngebel 72
RW 01
78 XL Dusun Kaleng RT 02 Ngebel Ngebel 71
RW 01
79 TELKOMSEL 2005 Dusun Semenok RT Ngebel Ngebel 62
03 RW 01
80 TELKOMSEL 2005 Dusun Krajan RT 03 Ngrayun Ngrayun 72
RW 01
81 INDOSAT 2005 Dusun Krajan RT 02 Temon Ngrayun 70
RW 02
82 TELKOMSEL 2008 Dusun Krajan RT 02 Temon Ngrayun 42
RW 02
83 STP 2011 Dusun Tempuran RT MRAYAN Ngrayun 72
03 RW 02
84 TELKOM 1989 Dusun Krajan Benade Ngrayun 27
85 NARAGITA 2011 Dusun Bendo RT 03 Baosan Kidul Ngrayun 70
RW 12
86 TELKOMSEL Jalan Dr Sutomo RT Bangun Sari Ponorogo 72
01 RW 05
87 PROTELINDO 2012 Jalan Dieng No 10 RT Bangun Sari Ponorogo 30
01 RW 06
Jalan Sultan Agung Ponorogo
88 TELKOM 1989 NO 23 RT 03 RW 05 Bangun Sari 27

LAPORAN RENCANA III-54


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

PEMILIK TAHUN TINGGI


No. NAMA JALAN DESA KECAMATAN
MENARA PENDIRIAN MENARA
89 STP 2011 Jalan Sidoluhur RT 04 Cokromenggalan Ponorogo 52
RW 02
90 TELKOMSEL 2003 Jalan Tejo Mantri RT Brotonegaran Ponorogo 42
02 RW 07
91 IBS Jalan Subali GG I RT Surodikraman Ponorogo 50
04 RW 04
92 INDOSAT Jalan Pacar Tonatan Ponorogo 55
Jalan Jend A Yani GG Ponorogo
93 TELKOMSEL 2006 III RT 02 RW 02 Purbosuman 42
Jalan Yos Sudarso GG Ponorogo
94 STI 2006 II RT 03 RW 07 Brotonegaran 60
Jalan Yos Sudarso GG Ponorogo
95 MITRATEL 2008 III RT 04 RW Brotonegaran 52
08
Jalan Kyai Sholikin 47
96 PROTELINDO 2015 RT 01 RW 01 ( Paju Ponorogo 42
Belakang RSUD )
Jalan Letjend S Ponorogo
97 TBG 2008 Sukowati GG II NO 11 Keniten 52
Jalan Letjend S Ponorogo
98 TELKOMSEL 2009 Sukowati GG II RT 03 Keniten 42
RW 03
99 MITRATEL 2015 Jalan MT Haryono GG Beduri Ponorogo 42
6
100 TELKOMSEL 2006 Jalan Tlutur RT 03 Jingglong Ponorogo 62
RW 01
Jalan Soekarno Hatta Ponorogo
101 TELKOM GG 6 RT 02 RW 01 Banyudono 32
Dusun Jarakan
102 PROTELINDO 2007 Jalan Merapi Banyudono Ponorogo 45
Jalan R Suprapto Ponorogo
103 INDOSAT 2007 Sukowati 34 RT 02 Keniten 52
RW 01
MASJID Ponorogo
104 AGUNG Jalan Alon Alon Barat Kauman 20
105 TELKOMSEL Jalan Alon Alon Timur Kauman Ponorogo 20
106 XL Jalan Wahid Hasyim Kauman Ponorogo 51
No 10
Jalan Astro Koro No Ponorogo
107 TELKOMSEL 2009 51 RT 03 RW 03 Tambak Bayan 42
108 INDOSAT 2003 Jalan Jula Juli RT 02 Tambak Bayan Ponorogo 55
RW 03
109 TELKOMSEL Jalan Ir Juanda Tonatan Ponorogo 6
110 TELKOMSEL 2006 Dusun Pudak Kidul Pudak Wetan Pudak 82
RT 01 RW 01
111 PROTELINDO 2011 Dusun Pudak Kidul Pudak Wetan Pudak 53
RT 01 RW 01
112 XL Dusun Pudak RT 02 Pudak Kulon Pudak 51
RW 01
113 TELKOM Dusun Krisik Pudak Kulon Pudak 20
114 PROTELINDO 2006 Dusun Krajan RT 01 Pulung Pulung 45
RW 03

LAPORAN RENCANA III-55


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

PEMILIK TAHUN TINGGI


No. NAMA JALAN DESA KECAMATAN
MENARA PENDIRIAN MENARA
115 TELKOMSEL 2005 Dusun Bedagan RT 03 Pulung Pulung 72
RW 02
Jalan Pulung Pulung
116 TELKOM 1997 Kesugihan RT 02 RW Pulung 42
03
117 TBG 2005 Dusun Badegan RT 02 PULUNG Pulung 70
RW 03
118 XL Dusun Badegan RT 01 PULUNG Pulung 51
RW 04
119 TELKOMSEL 2006 Dusun Krajan RT 02 Singgahan Pulung 72
RW 02
120 TELKOMSEL 2007 Dusun Krajan RT 01 Kesugihan Pulung 72
RW 01
121 INDOSAT 2008 Dusun Serag RT 02 Serag Pulung 52
RW 03
122 XL Jalan Jend Sudirman Besuki Sambit 51
RT 02 RW 02
Jalan Raya Ponorogo -
123 TELKOMSEL 2007 Trenggalek RT 03 RW Sambit Sambit 72
01
Jalan raya ponorogo - Sambit
124 PROTELINDO Trenggalek Besuki 70
125 INDOSAT 2006 Dusun Masangan RT Bulu Sambit 70
02 RW 02
126 TELKOMSEL Dusun Bulu GG II RT Bulu Sambit 72
02 RW 02
127 PROTELINDO 2008 Jalan Bibis GG II Campur Rejo Sambit 45
Jalan Puntodewo Sambit
128 TBG 2008 Dusun Krajan RT 01 Wringin Anom 52
RW 01
129 TBG 2008 Dusun Ngrancah RT Gajah Sambit 72
02 RW 01
130 TBG 2015 Dusun Ngelo RT 01 Bancangan Sambit 52
RW 01
131 MITRATEL 2012 Dusun Kunti RT 01 Kunti Sampung 72
RW 03
132 TELKOMSEL 2007 Dukuh Plebon RT 01 Carang Rejo Sampung 62
RW 01
133 TBG 2007 Jalan Irodrono RT 01 Tulung Sampung 72
RW 02
Dusun Sampung Sampung
134 TELKOMSEL 2005 Kidul RT 03 RW 02 Sampung 72
Dusun Sampung Sampung
135 TELKOM Kidul RT 04 RW 02 Sampung 22
136 STP 2008 Dusun Sampung RT Sampung Sampung 52
01 RW 02
137 MITRATEL 2011 Dukuh Jenangan RT Jenangan Sampung 72
03 RW 02
138 IBS Dusun Ngimo RT 03 Prayungan Sawoo 70
RW 01
139 TELKOMSEL Dusun Krajan RT 01 Sawoo Sawoo 42
RW 01
140 PROTELINDO 2011 Dusun Kacangan RT Sawoo Sawoo 62

LAPORAN RENCANA III-56


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

PEMILIK TAHUN TINGGI


No. NAMA JALAN DESA KECAMATAN
MENARA PENDIRIAN MENARA
05 RW 01
141 PROTELINDO Dusun Kacangan RT Sawoo Sawoo 60
05 RW 01
142 INDOSAT 2005 Dusun Krajan RT 01 Sawoo Sawoo 70
RW 02
143 XL Dusun Kacangan RT Sawoo Sawoo 51
05 RW 01
144 IBS Dusun Krajan RT 01 Tumpak Pelem Sawoo 70
RW 03
Jalan Sriwijaya Dusun Sawoo
145 MITRATEL 2012 Krajan RT 04 RW 01 Tempuran 72
146 PROTELINDO Dusun Blumbang RT Pangkal Sawoo 45
01 RW 05
147 TELKOMSEL 2010 Dusun Blumbang RT Pangkal Sawoo 42
01 RW 05
148 PROTELINDO 2008 Dusun Ngrambil RT Pangkal Sawoo 54
01 RW 01
149 IBS Dusun Bakalan RT 01 Tajug Siman 72
RW 02
150 TBG 2004 Jalan Kawung GG 1 Mangunsuman Siman 72
RT 02 RW 02
UNMUH Jalan Letjend Siman
151 PONOROGO Suprapto Ronowijayan 12
152 TELKOMSEL 2005 Jalan Di Panjaitan RT Siman Siman 72
02 RW 03
153 PROTELINDO Jalan Raya Siman Siman Siman 45
154 XL Jalan Pemuda RT 01 Sawuh Siman 51
RW 02
155 MITRATEL 2015 Jalan Punto Dewo Pijeran Siman 42
156 MITRATEL 2015 Jalan Margo Utomo Demangan Siman 42
RT 02 RW 02
157 STP 2011 Dusun Durungan RT Madusari Siman 52
01 RW 01
158 INDOSAT 2008 Dusun Mejasem RT Madusari Siman 52
01 RW 01
159 TELKOMSEL 2007 Dusun Mejasem RT Madusari Siman 42
01 RW 01
160 INDOSAT Dusun Tugu Nongko Tugu Rejo Slahung 70
Jalan Raya Ponorogo - Slahung
161 TELKOMSEL 2005 Pacitan RT 06 RW 02 Slahung 72
Dusun Tengger
162 INDOSAT 2005 Dusun Jeru Kuncen Slahung Slahung 70
Tengger
Jalan Raya Pacitan No Slahung
163 XL 88 RT 02 RW 02 Slahung 71
Jalan Sulawesi Dusun Slahung
164 IBS Tengger RT 02 RW 01 Slahung 70
Jalan Sulawesi Dusun Slahung
165 PROTELINDO Tengger RT 02 RW 01 Slahung 60
166 PROTELINDO Dusun Krajan Wates Slahung 54
167 MITRATEL 2012 Dusun Krajan Wates Slahung 72
168 PROTELINDO Dukuh Pundung RT Menggarae Slahung 54

LAPORAN RENCANA III-57


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

PEMILIK TAHUN TINGGI


No. NAMA JALAN DESA KECAMATAN
MENARA PENDIRIAN MENARA
03 RW 02
169 TBG 2008 Dusun Dongko RT 02 Nailan Slahung 52
RW 02
170 PROTELINDO 2009 Jalan Pisang Nailan Slahung 70
171 TELKOM Jalan Raya Pacitan RT Nailan Slahung 63
01 RW 02
172 TELKOMSEL 2007 Jalan A Yani RT 02 Jebeng Slahung 62
RW 02
173 MITRATEL 2011 RT 02 RW 01 Janti Slahung 62
174 TELKOMSEL 2005 Dusun Dalangan RT Sooko Sooko 72
01 RW 02
175 XL Dusun Dalangan RT Sooko Sooko 71
03 RW 01
176 TBG 2006 Dukuh Sombro RT 01 Gampingan Sooko 72
RW 03
177 TELKOMSEL 2009 Dusun Gadel Sidorejo Sukorejo 62
178 XL Dusun Pacar RT 01 Prajegan Sukorejo 51
RW 01
179 TBG 2007 Dusun Tambang RT Kedung Banteng Sukorejo 52
01 RW 03
180 TELKOMSEL 2005 Dusun Tambang RT Kedung Banteng Sukorejo 72
01 RW 03
181 PROTELINDO Dusun Lengkong RT Lengkong Sukorejo 42
01 RW 01
182 TBG 2015 Dusun Lengkong RT Lengkong Sukorejo 42
01 RW 01
183 TELKOMSEL 2006 Dusun Sekayu RT 04 Gandukepuh Sukorejo 62
RW 01
184 STP 2007 Dusun Sekayu RT 03 Gandukepuh Sukorejo 52
RW 01
185 TBG 2006 Dusun Krajan RT 03 Sukorejo Sukorejo 70
RW 03
186 TELKOMSEL 2007 Dusun Taji RT 01 RW Gelang Lor Sukorejo 62
02
Sumber: Dinas Perhubungan Dalam Angka, 2016

Rencana jaringan bergerak satelit meliputi:


a. Pengendalian dan penyesuaian ketinggian menara, kawasan tempur perlu
ijin dari Lanud Iswayudi, sedangkan diluar itu menyesuaikan perundang-
undangan;
b. Pengembangan sistem Base Transceiver Station (BTS) Terpadu.
c. Pengembangan Microcell di seluruh wilayah.

LAPORAN RENCANA III-58


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

3.2.4. Sistem Jaringan Sumber Daya Air


Air memiliki peranan yang penting bagi kehidupan dan segala bentuk
aktivitas masyarakat perkotaan dan perdesaan. Untuk itu keberadaan air baku perlu
untuk dikembangkan sehingga dalam pelayanan dapat merata pada setiap
masyarakat yang membutuhkan. Sistem jaringa sumber daya air membahas
mengenai rencana pengembangan sumber air dan prasarana sumber daya air.
3.2.4.1. Sumber Air
Sumber air sangatlah penting sebagai sumber kebutuhan air masyarakat
sehari-hari. Sumber air yang terdapat di Kabupaten Ponorogo meliputi sungai, mata
air, danau, embung serta Kabupaten Ponorogo sebagai daerah Cekungan Air Tanah
(CAT).
A. Air Permukaan
Air permukaan meliputi sungai, mata air, danau, embung, waduk, dan
sumber air lain yang terdapat pada permukaan tanah di wilayah Kabupaten
Ponorogo. Adapun potensi air permukaan di Kabupaten Ponorogo meliputi:
1) Terdapat 17 (Tujuh Belas) DAS di Kabupaten Ponorogo yang meliputi Sungai
Asin, Cemer, Gendol, Keying, Bedingin, Nambang, Slahung, Mayong, Pelem,
Munggu, Domas, Ireng, Sungkur, Galok, Gonggang, Pucang, Nglorok yang
terletak di Kecamatan Sampung, Kecamatan Sukorejo, Kecamatan Babadan,
Kecamatan Badegan, Kecamatan Kauman, Kecamatan Jambon, Kecamatan
Balong, Kecamatan Ponorogo, Kecamatan Jenangan, Kecamatan Siman,
Kecamatan Mlarak, Kecamatan Pulung, Kecamatan Sooko, Kecamatan Sawoo,
Kecamatan Jetis, Kecamatan Slahung, Kecamatan Bungkal, Kecamatan
Sambit, Kecamatan Ngrayun;
2) Mata air di Kabupaten Ponorogo sejumlah ± 293 (Dua Ratus Sembilan Puluh
Tiga) mata air yang terdiri dari Kecamatan Ngebel (113), Jenangan (18),
Pulung (70), Sokoo (35), Siman ( 2), Mlarak (1), Sawoo (3), Sambit (5),
Bungkal (7), Slahung (19), Balong (5), Badegan (11), Sampung (1), Bulukerto
(1), dan Sukorejo (2);
3) embung Sampung, Nglurup, Jenangan, Watu Bonang, Dayakan, Krebet, Duri,
Wates, Munggu, Sooko, Tegal Rejo, Candi, Japan, Jenangan, Nglayang,
Ngrogung, Kemiri, Ngrayun, dan Temon terdapat di Kecamatan Sampung,
Kecamatan Badegan, Kecamatan Jambon, Kecamatan Slahung, Kecamatan
Bungkal, Kecamatan Sooko, Kecamatan Pulung, Kecamatan Mlarak,
Kecamatan Jenangan, dan Kecamatan Ngrayun;

LAPORAN RENCANA III-59


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

4) Waduk meliputi Telaga Ngebel yang terletak di Kecamatan Ngebel.


Pemanfaatan air permukaan dilakukan dengan cara :
1) Air permukaan yang potensial digunakan sebagai sumber air minum irigasi
maupun pariwisata;
2) Pengaturan dalam bentuk kerjasama dengan proporsi yang seimbang;
3) Pengaturan komposisi antar wilayah dan pengaturan untuk kebutuhan
irigasi sehingga tidak terjadi kekurangan air bagi sawah beririgasi teknis dan
setengah teknis.
Berikut rincian air permukaan yang terdapat di Kabupaten Ponorogo dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3. 8 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Ponorogo
Panjang Manfaat
No Nama Sungai Asal Sumber Air
Sungai (Km) Irigasi (Ha)
1 Asin Tempuran 36,80 5.656
2 Cemer Nglegok 36,00 5.295
3 Gendol Kedungpring 33,20 376
4 Keying Cawet 29,00 5.071
5 Bedingin Cangkring 4,00 170
6 Nambang Dukung 6,00 248
7 Slahung Mati 35,90 4.154
8 Mayong Ciwung 13,70 789
9 Pelem Pelem 18,00 726
10 Munggu Munggu 7,70 576
11 Domas Klitik 12,40 590
12 Ireng Tambu Umbul 7,00 174
13 Sungkur Kresek 58,10 4.945
14 Galok Gebang 29,70 2.980
15 Gonggang Gonggang 36,00 25
16 Pucang Pucang 15,00 198

17 Nglorok - - 644
Sumber : Kabupaten Ponorogo Dalam Angka 2018

Tabel 3. 9 Mata Air di Kabupaten Ponorogo


Pemanfaatan
Lokasi Debit
No Nama Sumber (l/detik)
(l/detik)
Desa Kec. Irigasi Air Minum
1 Dacan Wagir Lor Ngebel 4.00 5.00 -
2 Pondok Wagir Lor Ngebel 0.25 0.25 -
3 Janggan Wagir Lor Ngebel 0.50 1.00 -
4 Sengon 1 Wagir Lor Ngebel 0.25 0.50 -
5 Sengon 2 Wagir Lor Ngebel 1.00 1.50 -
6 Sengon 3 Wagir Lor Ngebel 4.00 5.00 -
7 Pindan Wagir Lor Ngebel 0.50 1.00 -
8 Glodok Wagir Lor Ngebel 0.50 0.50 -
9 Sumber Wagir Lor Ngebel 0.80 2.00 -
10 Ngepro Wagir Lor Ngebel 0.30 0.50 -

LAPORAN RENCANA III-60


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Pemanfaatan
Lokasi Debit
No Nama Sumber (l/detik)
(l/detik)
Desa Kec. Irigasi Air Minum
11 Bugan Wagir Lor Ngebel 0.25 0.50 -
12 Poko Wagir Lor Ngebel 1.00 2.00 -
13 Santan 1 Wagir Lor Ngebel 0.50 1.00 -
14 Santan 2 Wagir Lor Ngebel 0.50 1.00 -
15 Krisik Wagir Lor Ngebel 3.00 5.00 -
16 Bungas Wagir Lor Ngebel 2.00 4.00 -
17 Banyu panas Wagir Lor Ngebel 0.50 1.00 -
18 Godog Wagir Lor Ngebel 0.50 1.00 -
19 Dung Kuwung Wagir Lor Ngebel 1.00 2.00 -
20 Sangu Banyu Gondowido Ngebel 5.00 10.00 -
21 Pragak 1 Gondowido Ngebel 0.50 0.50 -
22 Pragak 2 Gondowido Ngebel 0.40 1.00 -
23 Ngembak Gondowido Ngebel 0.50 1.00 -
24 Balik Gondowido Ngebel 1.00 2.00 -
25 Botokan Gondowido Ngebel 0.50 1.00 -
26 Jemberan Gondowido Ngebel 1.00 2.00 -
27 Glugo Gondowido Ngebel 3.00 5.00 -
28 Jaran 1 Gondowido Ngebel 3.00 7.00 -
29 Jaran 2 Gondowido Ngebel 0.30 0.50 -
30 Banyu Lirang Gondowido Ngebel 2.50 5.00 -
31 Brambang Gondowido Ngebel 0.50 1.00 -
32 Blikat Gondowido Ngebel 0,50 1.00 -
33 Corong Gondowido Ngebel 3.00 5.00 -
34 Nglingi Gondowido Ngebel 1.00 1.50 -
35 Jambu Talun Ngebel 3.00 7.00 -
36 Parang Kulon Talun Ngebel 4.00 7.00 -
37 Pasang Talun Ngebel 6.00 10.00 -
38 Kalipiji Talun Ngebel 3.00 5.00 -
39 Sejeruk 1 Talun Ngebel 0.40 1.00 -
40 Sejeruk 2 Talun Ngebel 0.50 1.00 -
41 Sidomukti Talun Ngebel 0.50 1.00 -
42 Mendak Talun Ngebel 1.50 3.00 -
43 Banyu Urip 1 Talun Ngebel 2.00 3.00 -
44 Banyu Urip 2 Talun Ngebel 2.50 3.00 -
45 Banyu Urip 3 Talun Ngebel 4.00 7.00 -
46 Kali Tengah Talun Ngebel 3.00 5.00 -
47 Pakel 1 Talun Ngebel 6.00 10.00 -
48 Pakel 2 Talun Ngebel 3.00 5.00 -
49 Baser Talun Ngebel 6.00 10.00 -
50 Celengan 1 Talun Ngebel 0.60 1.00 -
51 Celengan 2 Talun Ngebel 0.50 1.00 -
52 Celengan 3 Talun Ngebel 0.50 1.00 -
53 Pager Tengah Talun Ngebel 0.75 3.00 -
54 Argo Ploso Talun Ngebel 8.00 15.00 -
55 Banyon Talun Ngebel 1.50 3.00 -
56 Pondok Talun Ngebel 2.00 3.00 -
57 Prambanan Talun Ngebel 2.50 5.00 -
58 Bangle Talun Ngebel 1.00 1.50 -
59 Kembang 1 Talun Ngebel 1.00 2.00 -
60 Kembang 2 Talun Ngebel 0.80 2.00 -
61 Banyu Panas Talun Ngebel - - -

LAPORAN RENCANA III-61


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Pemanfaatan
Lokasi Debit
No Nama Sumber (l/detik)
(l/detik)
Desa Kec. Irigasi Air Minum
62 Widodaren Talun Ngebel 3,00 5.00 -
63 Macanan Talun Ngebel 2.50 3.00 -
64 Kayu Mas Ngrogung Ngebel 1.00 2.00 -
65 Tunggu Ngrogung Ngebel 1.00 3.00 -
66 Sekirik Ngrogung Ngebel 0.75 2.00 -
67 Kali Cilik Ngrogung Ngebel 8.00 15.00 -
68 Pondok Ngrogung Ngebel 2.00 3.00 -
69 Ngrombak Ngrogung Ngebel 1.50 4.00 -
70 Kadonan Ngrogung Ngebel 2.00 4.00 -
71 Culo Ngrogung Ngebel 2.50 5.00 -
72 Ngejrik Ngrogung Ngebel 0.80 1.00 -
73 Pulosari Ngrogung Ngebel 0.50 4.00 -
74 Sedandang Ngrogung Ngebel 10.00 15.00 -
75 Segentong Ngrogung Ngebel 4.00 5.00 -
76 Jati Ngrogung Ngebel 0.50 1.00 -
77 Daten Ngrogung Ngebel 1.00 2.00 -
78 Batokan Ngebel Ngebel 3.00 5.00 -
79 Betoro Ngebel Ngebel 2.50 4.00 -
80 Claket Ngebel Ngebel 4.00 5.00 -
81 Plunturan 1 Ngebel Ngebel 3.00 4.00 -
82 Plunturan 2 Ngebel Ngebel 0.60 1.00 -
83 Sekitik Ngebel Ngebel 0.30 0.50 -
84 Dukun 1 Ngebel Ngebel 1.00 2.00 -
85 Dukun 2 Ngebel Ngebel 1.50 4.00 -
86 Tipis Ngebel Ngebel 0.50 1.00 -
87 Sologenyo Ngebel Ngebel 1.00 2.00 -
88 Sobo Ngebel Ngebel 1.00 2.00 -
89 Selancing Ngebel Ngebel 4.00 7.00 -
90 Duwur Kali Ngebel Ngebel 2.00 3.00 -
91 Sepingit Ngebel Ngebel 0.30 0.50 -
92 Jawal 1 Ngebel Ngebel 0.25 0.50 -
93 Jawal 2 Ngebel Ngebel 0.30 0.50 -
94 Daram 1 Ngebel Ngebel 1.50 4.00 -
95 Daram 2 Ngebel Ngebel 2.00 3.00 -
96 Banyu Mili Sahang Ngebel 0.60 1.00 -
97 Banyu Lengo Sahang Ngebel 3.00 5.00 -
98 Dagong Sahang Ngebel 0.50 1.00 -
99 Ngedok Sahang Ngebel 0.25 0.50 -
100 Melikan Sahang Ngebel 0.80 2.00 -
101 Gempong Sahang Ngebel 1.00 1.50 -
102 Bujed Sahang Ngebel 0.50 1.00 -
103 Banjaran Sahang Ngebel 1.00 2.00 -
104 Menjangan Sahang Ngebel 2.50 5.00 -
105 Sekonang Sahang Ngebel 0.60 1.00 -
106 Bender Sahang Ngebel 0.50 1.00 -
107 Segendong Sahang Ngebel 2.50 5.00 -
108 Sedandang Wates Ngebel 7.00 9.00 -
109 Patuk Wates Ngebel 0.60 1.00 -
110 Pojok Wates Ngebel 0.30 0.50 -
111 Gempol Wates Ngebel 0.25 0.50 -
112 Bungkus 1 Wates Ngebel 0.80 2.00 -

LAPORAN RENCANA III-62


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Pemanfaatan
Lokasi Debit
No Nama Sumber (l/detik)
(l/detik)
Desa Kec. Irigasi Air Minum
113 Bungkus 2 Wates Ngebel 1.00 2.00 -
114 Grempang Paringan Jenangan 0.25 0.50 -
115 Beji 1 Paringan Jenangan 0.30 0.50 -
116 Kejuran Paringan Jenangan 1.50 3.00 -
117 Gandengan Paringan Jenangan 1.50 3.00 -
118 Dawung Paringan Jenangan 0.30 0.50 -
119 Copil Paringan Jenangan 0.30 1.00 -
120 Tuban Paringan Jenangan 1.00 2.00 -
121 Beji 2 Paringan Jenangan 3.00 - -
122 Sumber Tanjungsari Jenangan 0.80 3.00 -
123 Tajem 1 Pomahan Jenangan 0.80 3.00 -
124 Tajem 2 Pomahan Jenangan 1.00 2.00 -
125 Jenes 1 Pomahan Jenangan 0.60 3.00 -
126 Jenes 2 Pomahan Jenangan 1.30 3.00 -
127 Jenes 3 Pomahan Jenangan 1.00 2.00 -
128 Sabil Pomahan Jenangan 1.00 2.00 -
129 Jalinan Pomahan Jenangan 1.00 2.00 -
130 Sendang Pomahan Jenangan 0.80 2.00 -
131 Gesing Pomahan Jenangan 0.75 2.00 -
132 Plaosan Kesugihan Pulung 2.50 4.00 -
133 Sekelor Kesugihan Pulung 0.30 0.50 -
134 Seser 1 Kesugihan Pulung 0.80 2.00 -
135 Seser 2 Kesugihan Pulung 1.00 2.00 -
136 Waluh Lor Serag Pulung 0.30 0.50 -
137 Waluh Kidul Serag Pulung 0.80 2.00 -
138 Ngrejang Serag Pulung 1.00 2.00 -
139 Sumbul Wayang Pulung 3.00 4.00 -
140 Beji Wayang Pulung 9.00 - -
141 Mutih Wayang Pulung 1.00 2.00 -
142 Bendungan Wayang Pulung 6.00 7.00 -
143 Corat Wayang Pulung 3.00 5.00 -
144 Dukuh 1 Wayang Pulung 4.00 5.00 -
145 Dukuh 2 Wayang Pulung 1.00 2.00 -
146 Tundan 1 Wayang Pulung 4.00 5.00 -
147 Tundan 2 Wayang Pulung 3.00 4.00 -
148 Tundan 3 Wayang Pulung 2.00 3.00 -
149 Celengan Munggung Pulung 1.25 3.00 -
150 Seledok Munggung Pulung 2.00 3.00 -
151 Koyan Munggung Pulung 1.00 3.00 -
152 Sedondong 1 Munggung Pulung 1.50 3.00 -
153 Sedondong 2 Munggung Pulung 0.50 0.50 -
154 Nglegok Munggung Pulung 1.25 3.00 -
155 Claket Munggung Pulung 1.00 2.00 -
156 Sekucur Munggung Pulung 1.25 2.00 -
157 Taman Sari Munggung Pulung 5.00 3.00 0.60
158 Sejeruk Munggung Pulung 13.00 16.00 -
159 Turunsih Munggung Pulung 5.00 6.00 -
160 Klereman Munggung Pulung 4.00 5.00 -
161 Poko Munggung Pulung 4.00 5.00 -
162 Banyu Tuwo Munggung Pulung 13.00 18.00 -
163 Seser Munggung Pulung 5.00 6.00 -

LAPORAN RENCANA III-63


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Pemanfaatan
Lokasi Debit
No Nama Sumber (l/detik)
(l/detik)
Desa Kec. Irigasi Air Minum
164 Jeblok Munggung Pulung 1.00 1.00 -
165 Grinting Munggung Pulung 1.00 2.00 -
166 Tosari Munggung Pulung 0.50 0.50 -
167 Kendul Munggung Pulung 0.50 0.50 -
168 Panjen Munggung Pulung 0.60 0.50 -
169 Ngembak Wagir Kidul Pulung 3.50 5.00 -
170 Sembung Wagir Kidul Pulung 4.00 4.00 -
171 Grogolan Wagir Kidul Pulung 11.00 12.00 -
172 Bulusari Wagir Kidul Pulung 12.00 15.00 -
173 Girimarto 1 Banaran Pulung 13.00 15.00 -
174 Girimarto 2 Banaran Pulung 16.00 22.00 -
175 Jolotundo Banaran Pulung 17.00 20.00 -
176 Jeram Banaran Pulung 15.00 20.00 -
177 Coban Banaran Pulung 18.00 25.00 -
178 Beji 1 Banaran Pulung 4.00 5.00 -
179 Beji 2 Banaran Pulung 2.00 4.00 -
180 Petungrondo 1 Banaran Pulung 17.00 25.00 -
181 Petungrondo 2 Banaran Pulung 12.00 15.00 -
182 Petungrondo 3 Banaran Pulung 12.00 15.00 -
183 Sooro Banaran Pulung 10.00 12.00 -
184 Beji Banaran Pulung 9.00 50.00 50.00
185 Bendo Banaran Pulung 3.50 - 30.00
186 Kucur Singgahan Pulung 4,00 - 3.00
187 Plumutan Singgahan Pulung 3,00 - 2.00
188 Dakon Singgahan Pulung 2,00 - 2.00
189 Watupecah Singgahan Pulung 2,00 - 2.00
190 Sejojor 2 Singgahan Pulung 1,50 - 1.00
191 Duren Singgahan Pulung 1,25 - 1.00
192 Kembar Singgahan Pulung 0,50 - 0.50
193 Uni Singgahan Pulung 0,60 - 0.50
194 Krobyokan Singgahan Pulung 0,50 - 0.50
195 Punden Singgahan Pulung 0,50 - 0.50
196 Kalas Singgahan Pulung 0,40 - 0.50
197 Waru Singgahan Pulung 0,50 - 0,50
198 Balok Gede Singgahan Pulung 0,50 - 0,50
199 Sejojor 1 Singgahan Pulung 0,50 - 0,50
200 Putuk Suren Singgahan Pulung 0,40 - 0,50
201 Tunjungan Singgahan Pulung 0,75 - 1,00
202 Gampingan Jurug Sooko 5,00 5,00 -
203 Nglarangan 1 Jurug Sooko 3,00 3,00 -
204 Nglarangan 2 Jurug Sooko 7,00 7,00 -
205 Bulusari Jurug Sooko 3,00 3,00 -
206 Cawato Pudak Sooko 3,00 4,00 -
207 Bendo Pudak Sooko 2,00 3,00 -
208 Banyak Pudak Sooko 2,00 3,00 -
209 Sagorawo Pudak Sooko 3,00 4,00 -
210 Argo Cupu Pudak Sooko 2,00 3,00 -
211 Tumpak temu Pudak Sooko 3,00 4,00 -
212 Tumpak Laran Pudak Sooko 3,00 4,00 -
213 Condro Geni Pudak Sooko 2,00 3,00 -
214 Merning Pudak Sooko 2,00 3,00 -

LAPORAN RENCANA III-64


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Pemanfaatan
Lokasi Debit
No Nama Sumber (l/detik)
(l/detik)
Desa Kec. Irigasi Air Minum
215 Lawean Pudak Sooko 2,00 3,00 -
Tumpak
216
Sriwing Pudak Sooko 2,00 3,00 -
217 Watu Alas Sooko Sooko 2,00 3,00 -
218 Tretes Sooko Sooko 2,00 3,00 -
219 Banaran Sooko Sooko 3,00 5,00 -
220 Baraan Sooko Sooko 4,00 6,00 -
221 Sekebo 1 Sooko Sooko 4,00 6,00 -
222 Sekebo 2 Sooko Sooko 4,00 6,00 -
223 Lanti Sooko Sooko 5,00 8,00 -
224 Andang Sooko Sooko 3,00 4,00 -
225 Guntur Sooko Sooko 4,00 7,00 -
226 Suruh Sooko Sooko 3,00 5,00 -
227 Banyu Putih Sooko Sooko 3,00 4,00 -
228 Puring Sooko Sooko 3,00 4,00 -
229 Beji Sooko Sooko 4,00 6,00 -
230 Petung Moncal Sooko Sooko 2,00 3,00 -
231 Argo Wulan Sooko Sooko 2,00 3,00 -
Tumpak
232
Andang Sooko Sooko 4,00 6,00 -
233 Moro sawoo Sooko Sooko 3,00 4,00 -
234 Plapor Sooko Sooko 2,00 3,00 -
235 Gunung Tukul Sooko Sooko 2,00 3,00 -
236 Katekan Sooko Sooko 3,00 4,00 -
237 Ngembak Ronowijayan Siman 18,00 31,00 -
238 Sedodok Pijeran Siman 75,00 105,00 -
239 Kaponan Kaponan Mlarak 60,00 95,00 -
240 Bopong Grogol Sawoo 17,00 19,00 -
241 Gendong Grogol Sawoo 5,00 6,00 -
242 Krobyokan Ngadisanan Sawoo 6,00 7,00 -
243 Beji Maguwan Sambit 24,00 24,00 -
244 Gondang Maguwan Sambit 22,00 22,00 -
245 Cangkring Nglewan Sambit 16,00 16,00 -
246 Jamusan Ringin Anom Sambit 5,00 6,00 -
247 Sirah Keteng Bedingin Sambit 25,00 40,00 -
248 Karangan Kupuk Bungkal 30,00 45,00 -
249 Belang Belang Bungkal - - -
250 Pager Pager Bungkal 6,00 10,00 -
251 Joso Nambak Bungkal 6,00 10,00 -
252 Sirikan Nambak Bungkal 3,50 6,00 -
253 Tugu Nongko Tugu Rejo Slahung 3,00 5,00 -
254 Beji Tugu Rejo Slahung 2,00 3,00 -
255 Mutih Tugu Rejo Slahung 2,00 4,00 -
256 Bendungan Tugu Rejo Slahung 2,00 4,00 -
257 Corat Tugu Rejo Slahung 3,00 5,00 -
258 Dukuh 1 Tugu Rejo Slahung 3,00 4,00 -
259 Dukuh 2 Tugu Rejo Slahung 3,50 5,00 -
260 Tundan 1 Tugu Rejo Slahung 3,00 4,00 -
261 Tundan 2 Tugu Rejo Slahung 0,75 1,00 -
262 Tundan 3 Tugu Rejo Slahung 0,75 1,00 -
263 Bawang Wates Slahung 3,00 5,00 -

LAPORAN RENCANA III-65


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Pemanfaatan
Lokasi Debit
No Nama Sumber (l/detik)
(l/detik)
Desa Kec. Irigasi Air Minum
264 Klumprit Wates Slahung 2,00 3,00 -
265 Petung Wates Slahung 2,00 4,00 -
266 Banyu Utah Wates Slahung 8,00 13,00 -
267 Pringgitan Wates Slahung 2,00 3,00 -
268 Cemeng Wates Slahung 3,00 5,00 -
269 Wates Wates Slahung - 2,00 3,00
270 Sumber Adang Wates Slahung 6,00 8,00 -
271 Belik Gayam Wates Slahung 0,50 1,00 -
272 Jamur Duri Balong - 27,00 -
273 Beji Maron Kr. Patihan Balong 16,00 20,00 -
274 Belik Umbul Kr. Patihan Balong 15,00 20,00 -
275 Dung Cabe Kr. Patihan Balong 5,00 10,00 -
276 Beji Poko Poko Balong 8,00 10,00 -
277 Kucur Biting Badegan 3,00 3,00 -
278 Ngudai Pager Alu Bungkal 15,00 16,00 -
279 Temon Pager Alu Bungkal 7,00 6.00
280 Bandung Krebet Badegan 15,00 20,00 -
281 Dawe Krebet Badegan 17,00 40,00 -
282 Dung Cabe Krebet Badegan 12,00 35,00 -
283 Ireng Karangan Badegan 5,00 4,00 -
284 Pagotan Karangan Badegan 3,00 3,00 -
285 Cangkring Bulu Badegan 30,00 35,00 -
286 Kebolampang Bulu Badegan 5,00 6,00 -
287 Bandung Bulu Badegan 12,00 18,00 -
288 Widodaren Bulu Badegan 10,00 - -
289 Dung Cabe Bulu Badegan 8,00 - -
290 Ngetep Nglurup Sampung 12,00 - -
291 Gembung Puh Pelem Bulukarto 12,00 8,00 -
292 Suci Gegeran Sukorejo 20,00 25,00 -
293 Suru Gegeran Sukorejo 13,00 15,00 -
Sumber: Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, 2018

Tabel 3. 10 Embung di Kabupaten Ponorogo


Volume Panjang
No DAS Embung Lokasi
Juta (m3) (m)
1 Galok Sampung 0,6 119 Kec. Sampung
Nglurup 0,67 186 Kec. Sampung
Jenangan 0,57 238 Kec. Sampung
2 Sungkur Watu Bonang 0,24 100,3 Kec. Bedegan
Dayakan 0,27 122,65 Kec. Bedegan
Krebet 0,39 145,1 Kec. Jambon
3 Slahung Duri 0,45 77,1 Kec. Slahung
Wates 0,21 146,55 Kec. Slahung
4 Genting Munggu 1,41 300,7 Kec. Bungkal
5 Keyang Sooko 1,16 233,45 Kec. Sooko
Tegal Rejo 0,63 246,55 Kec. Pulung
Candi 0,95 194 Kec. Mlarak
6 Cemer Japan 2,67 143,25 Kec. Jenangan
Jenangan 1,22 193 Kec. Jenangan
Nglayang 3,72 316,35 Kec. Pulung
7 Asin Ngrogung 0,34 277 Kec. Jenangan

LAPORAN RENCANA III-66


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Volume Panjang
No DAS Embung Lokasi
Juta (m3) (m)
Kemiri 0,35 93 Kec. Jenangan
8 Nglerep Ngrayun 4,o1 87,75 Kec. Ngrayun
Temon 1,06 89,5 Kec. Ngrayun
Sumber : Penyusunan Master Plan Sumber Daya AIR Kabupaten Ponorogo 2006

Tabel 3. 11 Waduk Ngebel di Kabupaten Ponorogo


Keadaan Normal Keadaan Saat Ini
Debit
Elevasi
Masuk Volume Waduk Elevasi Waduk Volume Waduk
Waduk
lt/det (m) (m3) (m) (m3)
2 3 4 5 6
705 731,44 24.144.400
705 731,44 24.144.400
465 731,46 24.174.600
705 731,45 24.159.500
24.235.000

- 731,43 24.129.300
17,00

- 731,42 24.144.200
705 731,43 24.129.300
705 731,43 24.729.300
705 731,43 24.129.300
705 731,43 24.129.300
Sumber: UPT Ngebel, 2018

Tabel 3. 12 Waduk Ngebel Kabupaten Ponorogo (Lanjutan)


Limpas
Lama
an Curah Hujan (mm)
Debit yang dikeluarkan Pengeluaran Tanaman
Pelimp pada D.A Waduk
Air
ahan
Tebu Polowijo Bero
Untuk Nomor Nomor
Untuk Padi dan
Industri Total Jam/Hari lt/det St 58 St 58 A Habis
Irigasi Bibit Giling Sejenis Asli
Dll Ngebel Talun Panen
(ha) (ha)
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1000 - 1000 24 - 18 3
1000 - 1000 24 - 14 5
1000 - 1000 24 - 29 28
1000 - 1000 24 - - -
1000 - 1000 24 - 2 - 3763 170 0 185 0 0
1000 - 1000 24 - 13 20
1000 - 1000 24 - 24 6
1000 - 1000 24 - 3 -
1000 - 1000 24 - - -
1000 - 1000 24 - - -
Sumber: UPT Ngebel, 2018

Gambar 3. 7 Waduk Ngebel

LAPORAN RENCANA III-67


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

B. Air Tanah Pada Cekungan Air Tanah (CAT)


Cekungan air tanah (CAT) Kabupaten Ponorogo termasuk ke dalam CAT
Ngawi – Ponorogo sebagai pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan imbuhan
air tanah dan pengendalian pendayagunaan sumber air tanah di kawasan pelepasan
air.

Gambar 3. 8 CAT Ngawi - Ponorogo

Rencana sumber air di Kabupaten Ponorogo meliputi:


a. Melakukan perlindungan terhadap sumber-sumber air baik sungai, mata air,
embung serta waduk;
b. Pengembangan bendungan atau embung untuk antisipasi bencana
kekeringan;
c. Pengembangan sumur bor/sumur dalam untuk pengairan pertanian dan
kebutuhan masyarakat;
d. Melakukan perlindungan terhadap Daerah Aliran Sungai maupun sub DAS
guna menjamin aliran air dapat berfungsi normal serta kapasitas tampung
yang ada dapat optimal guna menghindari terjadinya luapan air sehingga
genangan dan banjir dapat terjadi melalui review terhadap tata guna tanah
pada sempadan air maupun review terhadap penanganan one river one
manajemen antara Pemerintah Daerah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah
Pusat sesuai kewenangannya masing-masing.

LAPORAN RENCANA III-68


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

3.2.4.2. Prasarana Sumber Daya Air


A. Sistem Jaringan Irigasi
Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi
untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa,
irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak. Daerah irigasi adalah
kesatuan lahan yang mendapat air dari satu jaringan irigasi. Daerah irigasi di
Kabupaten Ponorogo berjumlah 53 daerah irigasi dengan luas 1.073 Hektar yang
tersebar diwilayah Kabupaten Ponorogo. Rencana pengembangan sistem jaringan
irigasi di Kabupaten Ponorogo meliputi:
1. sistem jaringan irigasi berupa daerah irigasi kewenangan kabupaten
terdapat sejumlah kurang lebih 53 (lima puluh tiga) yang terdapat di
Kecamatan Babadan, Kecamatan Ngebel, Kecamatan Pulung, Kecamatan
Sooko, Kecamatan Mlarak, Kecamatan Sambit, Kecamatan Slahung,
Kecamatan Ngrayun, Kecamatan Jenangan, dan Kecamatan Badegan;
2. Mencegah terjadinya pendangkalan terhadap saluran irigasi;
3. Pembangunan dan perbaikan pintu-pintu air, serta bangunan bendung yang
berfungsi menampung air pada saat kemarau/kekeringan, dan mengurangi
beban saluran pengairan/jaringan irigasi pada saat hujan/debit air
meningkat.
Berikut merupakan daerah irigasi kewenangan Kabupaten Ponorogo dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.

LAPORAN RENCANA III-69


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Tabel 3. 13 Daerah Irigasi di Kabupaten Ponorogo


Lokasi Pengiriman/
No. DAERAH Daerah Irigasi Layanan Kejuron UPT
Bangunan Pengupdatetan
KEWENANGAN
Urut Nama DI Luas (Ha) T Semi T Sed Desa/ Desa/ Data
113 Kab. Ponorogo Sb. Pakem 16 0 Ngebel Babadan Aktif
Kab. Ponorogo Sb. Pakem 6 6 Tanjungsari Tanjungsari Ngebel Babadan
Kab. Ponorogo Sb. Pakem 4 4 Tanjungsari Tanjungsari Ngebel Babadan
Kab. Ponorogo Sb. Pakem 4 4 Tanjungsari Tanjungsari Ngebel Babadan
Kab. Ponorogo Sb. Pakem 2 2 Tanjungsari Tanjungsari Ngebel Babadan
129 Kab. Ponorogo Sb. Sooro 5 5 5 Banaran Banaran Singgahan Pulung Aktif
130 Kab. Ponorogo Sb. Beji 5 5 5 Banaran Banaran Singgahan Pulung Aktif
142 Kab. Ponorogo Sb. Klereman 3 3 3 Bekiring Bekiring Bekiring Pulung
143 Kab. Ponorogo Sb. Kelung 3 3 3 Bekiring Bekiring Bekiring Pulung Aktif
147 Kab. Ponorogo Sbr.Kacangan 6 0 Bekiring Bekiring Bekiring Pulung Aktif
172 Kab. Ponorogo Sb. Ploso 12 0 Ngadirejo Ngadirejo Sooko Pulung Aktif
174 Kab. Ponorogo Sb. Sooko 6 6 6 Sooko Sooko Sooko Pulung Aktif
220 Kab. Ponorogo Sbr. Kaponan 133 0 Mlarak Sambit Aktif
227 Kab. Ponorogo Sb. Ngembak 15 0 Tajug Tajug Ponorogo Sambit Aktif
232 Kab. Ponorogo Sb. Bopong 17 17 17 Grogol Grogol Ngindeng Sambit Aktif
233 Kab. Ponorogo Sb. Krobyokan 2 2 2 Ngadisanan Ngadisanan Ngindeng Sambit Aktif
234 Kab. Ponorogo Sb. Jamusan 11 11 11 Ringin Anom Ringin Anom Ngindeng Sambit Aktif
242 Kab. Ponorogo Sb. Beji 45 0 Ngindeng Sambit Aktif
243 Kab. Ponorogo Sb. Gondang 44 0 Maguwan Maguwan Ngindeng Sambit Aktif
244 Kab. Ponorogo Sb. Cangkring 30 0 Nglewan Nglewan Ngindeng Sambit Aktif
253 Kab. Ponorogo Sb. Joso 40 40 40 Bekare Bekare Koripan Karangan Aktif
254 Kab. Ponorogo Sb. Sirikan 52 0 Koripan Karangan Aktif
282 Kab. Ponorogo Sb. Karangan 159 0 Bungkal Karangan Aktif
283 Kab. Ponorogo Sb. Gunung Gede 12 12 12 Tugurejo Tugurejo Slahung Karangan Aktif
284 Kab. Ponorogo Sb. Tugunongko 15 15 15 Tugurejo Tugurejo Slahung Karangan Aktif
285 Kab. Ponorogo Sb. Sumber 4 4 4 Tugurejo Tugurejo Slahung Karangan Aktif
286 Kab. Ponorogo Sb. Guyangan 9 9 9 Tugurejo Tugurejo Slahung Karangan Aktif
288 Kab. Ponorogo Sb. Tugurejo 15 15 15 Tugurejo Tugurejo Slahung Karangan Aktif
289 Kab. Ponorogo Sb. Tlogowurung 17 17 17 Tugurejo Tugurejo Slahung Karangan
290 Kab. Ponorogo Sbr. Prapatan 14 14 14 Senepo Senepo Slahung Karangan Aktif
302 Kab. Ponorogo Sb. Papringan 1 0 Senepo Senepo Slahung Karangan Aktif

LAPORAN RENCANA III-70


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Lokasi Pengiriman/
No. DAERAH Daerah Irigasi Layanan Kejuron UPT
Bangunan Pengupdatetan
KEWENANGAN
Urut Nama DI Luas (Ha) T Semi T Sed Desa/ Desa/ Data
Sb. Sepetung/
303 Kab. Ponorogo 1 0 Senepo Senepo Slahung Karangan Aktif
Panjang
Sb. Seweru
319 Kab. Ponorogo 4 4 4 Wates Wates Duri Karangan Aktif
(Wates Krg)
320 Kab. Ponorogo Sb. Sepetung 16 16 16 Wates Wates Duri Karangan Aktif
321 Kab. Ponorogo Sb. Klumpit 4 4 4 Wates Wates Duri Karangan Aktif
322 Kab. Ponorogo Sb. Banyu Utah 33 33 33 Wates Wates Duri Karangan Aktif
323 Kab. Ponorogo Sb. Pringgitan 3 3 3 Wates Wates Duri Karangan Aktif
324 Kab. Ponorogo Sb. Belik Gayam 1 1 1 Wates Wates Duri Karangan Aktif
325 Kab. Ponorogo Sb. Cemeng 10 0 Wates Wates Duri Karangan Aktif
326 Kab. Ponorogo Sb. Bawang 43 43 43 Wates Wates Duri Karangan Aktif
Sb. Simbar
327 Kab. Ponorogo 15 15 15 Wates Wates Duri Karangan Aktif
Andong
365 Kab. Ponorogo Sb. Sledik 62 0 Binade Binade Ngrayun Karangan Aktif
Sb. Gupit
366 Kab. Ponorogo 20 0 Selur Selur Ngrayun Karangan Aktif
(Nglorok)
Karang
391 Kab. Ponorogo Sb. Belik Sentul 17 0 Karangan Aktif
Patihan
406 Kab. Ponorogo Sb. Kebolampang 4 4 4 Domas Sumoroto Aktif
407 Kab. Ponorogo Sb. Cangkring 48 0 Domas Sumoroto Aktif
414 Kab. Ponorogo Sb. Gemblung 6 6 6 Pohijo Pohijo Jenangan Sumoroto Aktif
426 Kab. Ponorogo Sb. Bandeng 12 0 Sumoroto Aktif
427 Kab. Ponorogo Sb. Bandung 4 0 Sumoroto Aktif
428 Kab. Ponorogo Sb. Beji 12 0 Sumoroto Aktif
429 Kab. Ponorogo Sb. Dawe 10 0 Sumoroto Aktif
430 Kab. Ponorogo Sb. Glatik 12 0 Sumoroto Aktif
431 Kab. Ponorogo Sb. Gunung Gajah 5 0 S Bangun Sumoroto Aktif
432 Kab. Ponorogo Sb. Ireng 10 0 Sumoroto Aktif
433 Kab. Ponorogo Sb. Krincing 3 0 S Bangun Sumoroto Aktif
434 Kab. Ponorogo Sb. Pagotan 12 0 Sumoroto Tidak Aktif
435 Kab. Ponorogo Sb. Watu Dukun 15 0 Badegan Sumoroto Aktif
Sumber: Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, 2018

LAPORAN RENCANA III-71


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

B. Sistem Pengendalian Banjir


Kabupaten Ponorogo memiliki potensi rawan akan bencana banjir. Faktor
penyebab banjir di Kabupaten Ponorogo yaitu hujan dengan intesitas lama, kondisi
saluran yang tidak bisa menampung, sedimentasi dan sampah yang tinggi. Daerah
yang rawan banjir di Kabupaten Ponorogo meliputi Kecamatan Ngrayun, Slahung,
Bungkal, Sambit, Sawoo, Sooko, Mlarak, Siman, Balong, Kauman, Sampung, Sukorejo,
Ponorogo, Babadan, Jenangan, Ngebel.
Rencana sistem pengedalian banjir di Kabupaten Ponorogo meliputi:
1) Normalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS);
2) Pembangunan bendungan, embung, maupun kolam retensi sebagai
pengendali banjir, wisata air maupun budidaya perikanan serta dapat
dijadikan sebagai konservasi air untuk air baku.
C. Jaringan Air Baku Untuk Air Bersih
Jaringan air baku untuk air bersih di Kabupaten Ponorogo meliputi Telaga
Ngebel, Sungai Mendak, dan 11 (sebelas) sumur dalam yang terdapat di
Kecamatan Siman, Kecamatan Babadan, Kecamatan Pulung, Kecamatan
Jenangan, Kecamatan Slahung, Kecamatan Sampung, Kecamatan Sambit,
Kecamatan Sooko dan Kecamatan Badegan.
Tabel 3. 14 Air Baku Untuk Air Bersih di Kabupaten Ponorogo
No Jenis / nama air kapasitas (l/dt) Lokasi
baku Total Sdh Kelurahan /Kecamatan
(minimum) dimanfaatkan
PDAM
1 Telaga Ngebel 1500 500 Desa Wagir Lor/ Kec. Ngebel
2 Sungai Mendak 600 200 Desa Wagir Kidul/Kec. Pulung
3 Sumur Dalam 15 0 Ds. Ronosenta nan/ Kec. Siman
4 Sumur Dalam 20 0 Kel. Kadipaten/ Kec. Babadan
5 Sumur Dalam 10 0 Desa Pulung/ Kec. Pulung
6 Sumur Dalam 10 0 Desa Jimbe/ Kec. Jenangan
7 Sumur Dalam 10 0 Desa Caluk/ Kec. Slahung
8 Sumur Dalam 10 0 Desa Tulung/ Kec. Sampung
9 Sumur Dalam 15 0 Desa Ngrupit/ Kec. Jenangan
10 Sumur Dalam 15 0 Ds Sambit/ Kec. Sambit
11 Sumur Dalam 10 0 Ds. Mrican/Kec. Jenangan
12 Sumur Dalam 10 0 Ds. Suru/Kec. Sooko
13 Sumur Dalam 10 0 Ds.Watu Bonang/ Kec.Badegan
Sumber: PDAM, 2016

LAPORAN RENCANA III-72


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Peta 3. 9 Sebaran Mata Air di Kabupaten Ponorogo

LAPORAN RENCANA III-73


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

3.2.5. Sistem Jaringan Prasarana Lainnya


Sistem jaringan prasarana lainnya membahas mengenai sistem penyediaan
air minum (SPAM), sistem pengelolaan air limbah (SPAL), sistem jaringan
persampahan serta sistem jaringan evakuasi bencana.
3.2.5.1. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
Kondisi eksisting pelayanan air minum di Kabupaten Ponorogo berupa
perpipaan yang pengelolaannya dilakukan oleh PDAM, HIPPAM dan WS-LIC dengan
total pelayanan 39,16%. Kapasitas produksi PDAM sebesar 294 liter/detik, dengan
cakupan pelayanan sebanyak 154.991 jiwa. HIPPAM yang terdapat di Kabupaten
Ponorogo 72 HIPPAM dengan pelayanan sebanyak 121.051 jiwa dan WS-LIC
melayani sebanyak 64.233 jiwa. Sumur bor/sumur dalam yang terdapat di
Kabupaten Ponorogo sejumlah 11 sumur.
A. Jaringan Perpipaan
1. Unit Air Baku
Unit air baku yang digunakan dalam SPAM di Kabupaten Ponorogo
sejumlah 13 air baku yang meliputi Telaga Ngebel, Sungai Mendak, dan 11
(sebelas) sumur dalam. Total kapasitas air baku sebesar 2.235 liter/detik
dan yang dimanfaatkan sebesar 700 liter/detik. Berikut merupakan
potensi air baku di Kabupaten Ponorogo dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
Tabel 3. 15 Potensi Air Baku di Kabupaten Ponorogo
No Jenis / kapasitas (l/dt) Lokasi Kecamatan Elevasi
nama air Total Sdh Kelurahan Elevasi Jarak ke potensi daerah
baku (minimum) dimanfaat /Kecamatan (m) area dilayani pelayanan
kan PDAM pelayanan (m)
(km)
1 Telaga 1500 500 Desa Wagir Lor/ 760 22,5 Jenangan, + 100 m +
Ngebel Kec. Ngebel Babadan, 200 m
Siman
2 Sungai 600 200 Desa Wagir 400 15 Pulumg dan + 150 m +
Mendak Kidul/Kec. Pulung Mlarak 200 m
3 Sumur 15 0 Ds. Ronosenta 150 10 Siman dan + 100 m
Dalam nan/ Kec. Siman Ponorogo
4 Sumur 20 0 Kel. Kadipaten/ 100 8 Ponorogo + 100 m
Dalam Kec. Babadan dan Babadan
5 Sumur 10 0 Desa Pulung/ Kec. 450 5 Kec. Pulung + 400 m
Dalam Pulung
6 Sumur 10 0 Desa Jimbe/ Kec. 180 12 Kec, + 150 m
Dalam Jenangan Jenangan
7 Sumur 10 0 Desa Caluk/ Kec. 200 6 Kec, Slahung + 160 m
Dalam Slahung
8 Sumur 10 0 Desa Tulung/ Kec. 260 15 Kec. + 200 m
Dalam Sampung Sampung
9 Sumur 15 0 Desa Ngrupit/ 130 8 Kec. + 100 m
Dalam Kec. Jenangan Jenangan,
Babadan dan

LAPORAN RENCANA III-74


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

No Jenis / kapasitas (l/dt) Lokasi Kecamatan Elevasi


nama air Total Sdh Kelurahan Elevasi Jarak ke potensi daerah
baku (minimum) dimanfaat /Kecamatan (m) area dilayani pelayanan
kan PDAM pelayanan (m)
(km)
Ponorogo
10 Sumur 15 0 Ds Sambit/ Kec. 120 8 Kec. Sambit + 110 m
Dalam Sambit
11 Sumur 10 0 Ds. Mrican/Kec. 178 5 Kec. Siman, + 110 m
Dalam Jenangan Jenangan,
Kota
12 Sumur 10 0 Ds. Suru/Kec. 435 5 kec.Sooko + 380 m
Dalam Sooko
13 Sumur 10 0 Ds.Watu Bonang/ 148 5 Kec.Badegan + 140 m
Dalam Kec.Badegan
Sumber: PDAM, 2016

2. Unit Produksi
SPAM di Kabupaten Ponorogo dibagi menjadi 14 IKK dengan kapasitas
terpasang 212,3 liter/detik, volume produksi sebesar 4.176.173
m3/tahun. Air baku minimum yang digunakan yaitu sumur dalam dan
mata air dengan sistem pengaliran menggunakan pompa dan gravitasi.
Berikut merupakan unit produksi SPAM di Kabupaten Ponorogo dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.

LAPORAN RENCANA III-75


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Tabel 3. 16 Unit Produksi di Kabupaten Ponorogo


No SPAM Kapasitas Volume Produksi Idle Air Baku Minimum reservoir Sistem Pengaliran Kecamatan
terpasang capacity Jenis/nama Kapasitas Jumlah Kap. Dilayani
Unit total
l/dt m3/tahun l/dt l/dt l/dt m3 Transmisi Distribusi
1 IKK KOTA 84 1.433.079 45,4 38,6 Sumur Dalam 67,2 1 750 Pompa Pompa Kec. Kota, Kec.
Siman
2 IKK BADEGAN 12 256.407 8,1 3,9 Sumur Dalam 9,6 1 50 Pompa Pompa Kec. Badegan, Kec.
Sampung
3 IKK BUNGKAL 2 4.428 0,1 1,9 Sumur Dalam 1,0 Pompa Pompa Kec. Bungkal
4 IKK SLAHUNG 2,5 67.083 2,1 0,4 Mata Air 2,5 Pompa Pompa Kec. Slahung
5 IKK SOOKO 7,5 125.147 4,0 3,5 Mata Air 7,5 Gravitasi Gravitasi Kec. Sooko
6 IKK BABADAN 5,5 133.811 4,2 1,3 Sumur Dalam 5,5 1 100 Pompa Pompa Kec. Babadan
7 IKK KAUMAN 3,5 86.170 2,7 0,8 Sumur Dalam 3,5 Pompa Pompa Kec. Kauman
8 IKK 26 667.845 21,2 4,8 MA dan Sumur Dalam 26,0 Gravitasi Gravitasi Kec. Jenangan
JENANGAN dan Pompa dan Pompa
9 IKK MLARAK 14,8 309.247 9,8 5,0 MA dan Sumur Dalam 14,0 Pompa Pompa Kec. Mlarak
10 IKK BALONG 3,5 87.417 2,8 0,7 Sumur Dalam 3,5 Pompa Pompa Kec. Balong
11 IKK PULUNG 28 597.067 18,9 9,1 MA dan Sumur Dalam 25,0 1 36 Gravitasi Gravitasi Kec. Pulung
dan Pompa dan Pompa
12 IKK SAWOO 5 83.678 2,7 2,3 Sumur Dalam 3,0 Pompa Pompa Kec. Sawoo
13 IKK SAMPUNG 15 294.166 9,3 5,7 Sumur Dalam 15,0 1 50 Pompa Pompa Kec. Sampung
14 IKK JETIS 3 30.628 1,0 2,0 Sumur Dalam 3,0 1 100 Pompa Pompa Kec. Jetis
TOTAL 212,3 4.176.173 132,4 79,9 186 6 1.086
Sumber: PDAM, 2016

LAPORAN RENCANA III-76


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

3. Unit Distribusi
Distribusi air PDAM Kabupaten Ponorogo, sistem distribusinya
tergantung jenis air bakunya. Air baku yang berasal dari sumur bor
menggunakan sistem pemompaan. Untuk mendistribusikan air ke
konsumen dipergunakan pipa diameter 25 mm hingga 400 mm, dengan
menggunakan pipa ACP, PVC, GI. Berikut merupakan Unit Distribusi
SPAM di Kabupaten Ponorogo dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3. 17 Unit Distribusi di Kabupaten Ponorogo
Penambahan Pj. Jar. Pipa s/d Bulan
Pjg Pipa awal Bulan
LOKASI Jaringan Pipa ini
NO Jenis dan dia Bantuan Bantuan Bantuan
PDAM PDAM PDAM
pipa (mm) dan lain- dan lain- dan lain-
(m) (m) (m)
lain (m) lain (m) lain (m)
BNA. PONOROGO
ACP 400 - 1.371 - - - 1.371
ACP 300 - 900 - - - 900
ACP 250 - 370 - - - 370
ACP 150 - 6.767 - - - 6.767
PVC 200 - 1.966 - - - 1.966
1 PVC 150 - 14.771 - - 14.771
PVC 100 497 17.182 - 497 17.182
PVC 75 3.649 40.173 - 3.649 40.173
PVC 50 6.917 57.756 - - 6.917 57.756
PVC 25 3.538 8.010 - - 3.538 8.010
GI 75 24 - - - 24 -
Jumlah 14.625 149.266 - - 14.625 149.266
IKK.
BADEGAN
PVC 100 150 - - - 150 -
PVC 75 3.000 325 - - 3.000 325
2 PVC 50 2.475 625 - - 2.475 625
GI 50 - 1.550 - - - 1.550
PVC 200 - 1.935 - - - 1.935
PVC 100 - 1.959 - - - 1.959
Jumlah 5.625 6.394 - - 5.625 6.394
IKK.
BUNGKAL
PVC 100 - 1.300 - - - 1.300
PVC 75 1.086 1.700 - - 1.086 1.700
3 PVC 50 - 3.700 - - - 3.700
PVC 40 - 900 - - - 900
PVC 25 - 2.740 - - - 2.740
GI 75 348 - - - 348 -
Jumlah 1.434 10.340 - - 1.434 10.340
IKK.
SLAHUNG
PVC 100 - 1.600 - - - 1.600
4 PVC 75 - 190 - - - 190
GI 75 - 1.200 - - - 1.200
PVC 50 - 2.617 - - - 2.617
PVC 40 - 1.765 - - 1.765

LAPORAN RENCANA III-77


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

LOKASI Penambahan Pj. Jar. Pipa s/d Bulan


Pjg Pipa awal Bulan
NO Jenis dan dia Jaringan Pipa ini
pipa (mm) PDAM Bantuan PDAM Bantuan PDAM Bantuan
(m) dan lain- (m) - dan lain- (m) dan lain-
lain (m) lain (m) lain (m)
PVC 25 60 264 - - 60 264
Jumlah 60 7.636 - - 60 7.636
IKK
SOOKO
GI 100 - 1.800 - - - 1.800
GI 75 - 4.000 - - - 4.000
GI 40 1.500 - 1.500
5
PVC 75 - 6.300 - - - 6.300
PVC 50 - 5.468 - - - 5.468
PVC 40 - 1.850 - - - 1.850
PVC 25 - 1.168 - - 1.168
Jumlah - 22.086 - - - 22.086
BABADAN
PVC 150 - 1.065 - - - 1.065
PVC 75 1.000 1.490 - - 1.000 1.490
6
PVC 50 2.940 3.985 - - 2.940 3.985
PVC 25 332 102 - - 332 102
Jumlah 4.272 6.642 - - 4.272 6.642
KAUMAN
PVC 150 - 1.740 - - - 1.740
PVC 100 - 740 - - - 740
PVC 75 - 4.880 - - - 4.880
7
PVC 50 - 9.790 - - - 9.790
PVC 40 - 4.950 - - - 4.950
PVC 25 - 1.780 - - - 1.780
Jumlah - 23.880 - - - 23.880
IKK
JENANGAN
PVC 150 - 2594 - - - 2.594
PVC 100 - 9985 - - - 9.985
PVC 75 6.597 7071 - - 6.597 7.071
PVC 50 8.893 15657 - - 8.893 15.657
8
PVC 40 4.979 - - - 4.979
PVC 25 941 5.543 - - 941 5.543
GI 100 - 1.595 - - - 1.595
GI 50 400 1.120 - - 400 1.120
GI 75 2.056 750 - - 2.056 750
Jumlah 18.887 49.294 - - 18.887 49.294
IKK
MLARAK
PVC 110 - 3084 - - - 3.084
PVC 75 3.522 8026 - - 3.522 8.026
9
PVC 50 2.851 9742 - - 2.851 9.742
PVC 40 3.789 - - - 3.789
PVC 25 - 1.686 - - - 1.686
Jumlah 6.373 26.327 - - 6.373 26.327
IKK BALONG
PVC 100 - 744 - - - 744
10
PVC 75 - 1.590 - - - 1.590
PVC 50 - 1.740 - - - 1.740

LAPORAN RENCANA III-78


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

LOKASI Penambahan Pj. Jar. Pipa s/d Bulan


Pjg Pipa awal Bulan
NO Jenis dan dia Jaringan Pipa ini
pipa (mm) PDAM Bantuan PDAM Bantuan PDAM Bantuan
PVC 40 (m) - dan lain-
5.720 (m) - dan lain- - (m) - dan lain-
5.720
lain (m) lain (m) lain (m)
PVC 25 - 6.148 - - - 6.148
Jumlah - 15.942 - - - 15.942
IKK SAWOO
ACP 150 - 833 - - - 833
PVC 75 - 845 - - - 845
11 PVC 50 - 790 - - - 790
PVC 25 246 600 - - 246 600
GI 50 - 1.600 - - - 1.600
Jumlah 246 4.668 - - 246 4.668
IKK SAMPUNG
PVC 100 - 5.500 - - - 5.500
PVC 75 - 6.400 - - - 6.400
PVC 50 - 10.450 - - - 10.450
PVC 37 - 2.000 - - - 2.000
12
PVC 25 - 6.950 - - - 6.950
GI 100 - 2.800 - - - 2.800
GI 75 - 1.050 - - - 1.050
- -
Jumlah - 35.150 - - - 35.150
IKK PULUNG
PVC 100 4.201 7.250 - - 4.201 7.250
PVC 75 4.200 816 - - 4.200 816
PVC 50 2.271 3.552 - - 2.271 3.552
PVC 150 900 7.296 - - 900 7.296
13
PVC 200 401 5.952 - - 401 5.952
GI 75 1.200 - - 1.200 -
GI 50 150 600 - - 150 600
GI 25 1.230 - - - 1.230
Jumlah 13.323 26.696 - - 13.323 26.696
IKK JETIS
PVC 200 - 1.050 - - - 1.050
PVC 150 1.691 - - - 1.691
PVC 100 3.934 - - - 3.934
14
PVC 75 3.420 - - - 3.420
PVC 50 588 - - 588 -
PVC 25 198 - - 198 -
Jumlah 786 10.095 - - 786 10.095
Sumber: PDAM, 2016

4. Unit Pelayanan
SPAM di Kabupaten Ponorogo melayani rumah tangga/niaga,
kantor/pemerintahan, masjid/musholla, sekolah, rumah sakit, gereja,
asrama, kran umum, dan industri. Jumlah pelanggan di Kabupaten
Ponorogo sebanyak 19.522 dengan jumlah terlayani sebanyak 147.676
jiwa. Berikut jumlah pelanggan di Kabupaten Ponorogo dapat dilihat pada
tabel dibawah ini

LAPORAN RENCANA III-79


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Tabel 3. 18 Pelanggan IKK Kabupaten Ponorogo


Jumlah Jiwa (Orang)
Jenis Kelompok Asumsi IKK Kota IKK Badegan IKK Bungkal IKK Slahung IKK Sooko
No
Pelanggan per SR Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Terlayani Terlayani Terlayani Terlayani Terlayani
Pelanggan Pelanggan Pelanggan Pelanggan Pelanggan
A Rumah Tangga / niaga 6 6.224 37.344 1.014 6.084 64 384 290 1.740 739 4.434
B Kantor / Pemerintah 20 57 1.140 14 280 3 60 3 60 11 220
C Sosial :
1 Masjid/musholla 50 58 2.900 9 450 5 0 7 350 11 550
2 Sekolah 100 50 5.000 7 700 1 0 4 400 7 700
3 Rumah sakit 50 7 350 1 50 0 0 0 0 1 50
4 Gereja 15 7 105 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Asrama 20 4 80 0 0 0 0 0 0 0 0
D Kran Umum 100 7 700 4 400 0 0 0 0 4 400
E Industri 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 6.414 47.619 1.049 7.964 73 444 304 2.550 773 6.354
Sumber: PDAM, 2016
Tabel 3. 19 Pelanggan IKK Kabupaten Ponorogo (Lanjutan)
Jumlah Jiwa (Orang)
Jenis Kelompok Asumsi IKK Babadan IKK Kauman IKK Jenangan IKK Mlarak IKK Balong
No
Pelanggan per SR Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Terlayani Terlayani Terlayani Terlayani Terlayani
Pelanggan Pelanggan Pelanggan Pelanggan Pelanggan
A Rumah Tangga / niaga 6 608 3,648 921 5,526 2.644 15.864 1.432 8.592 527 3.162
B Kantor / Pemerintah 20 3 60 7 140 18 360 12 240 11 220
C Sosial :
1 50 6 300 11 550 62 3.100 32 1.600 7 350
Masjid/ musholla
2 Sekolah 100 3 300 3 300 16 1.600 10 1.000 2 200
3 Rumah sakit 50 1 50 1 50 1 50 0 0 1 50
4 Gereja 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Asrama 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
D Kran Umum 100 15 1,500 3 300 68 6.800 3 300 4 400
JUMLAH 636 5,858 946 6,866 2.809 27.774 1.489 11.732 552 4.382
Sumber: PDAM, 2016

LAPORAN RENCANA III-80


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Tabel 3. 20 Pelanggan di IKK Kabupaten Ponorogo (Lanjutan)


Jumlah Jiwa (Orang)
Jenis Kelompok Asumsi IKK Sawoo IKK Sampung IKK Pulung IKK Jetis
No
Pelanggan per SR Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Terlayani Terlayani Terlayani Terlayani
Pelanggan Pelanggan Pelanggan Pelanggan
A Rumah Tangga / niaga 6 332 1.992 1.143 6.858 2.685 16.110 146 876
B Kantor / Pemerintah 20 6 120 10 200 18 360 4 80
C Sosial :
1 Masjid/musholla 50 8 400 12 600 37 1.850 2 100
2 Sekolah 100 0 0 6 600 25 2.500 0 0
3 Rumah sakit 50 0 0 1 0 1 50 0 0
4 Gereja 15 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Asrama 20 0 0 0 0 0 0 0 0
D Kran Umum 100 0 0 14 1.400 26 2.600 1 100
JUMLAH 346 2.512 1.186 9.658 2.792 23.470 153 1.156
Sumber: PDAM, 2016

LAPORAN RENCANA III-81


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

B. Bukan Jaringan Perpipaan


Sumur bor adalah salah satu jenis sumur buatan yang dibuat dengan
bantuan alat bor untuk mencapai kedalaman sumur yang cukup sehingga akan
bertemu dengan sumber air tanah yang melimpah. Sumur bor/sumur pompa air
yang dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang berjumlah 56 sumur.
Berikut sumur bor yang terdapat di Kabupaten Ponorogo dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.

LAPORAN RENCANA III-82


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Tabel 3. 21 Sumur Bor / Sumur Pompa Air di Kabupaten Ponorogo


No. Sumur Bor / Lokasi Debiet (Q) Lama Pemakaian Operasional dalam
No Keterangan
Mata Air Kecamatan Desa (Ltr/dtk) Jam/Hari 1 (satu) bulan (hari)
SDPO 025 Kauman Gabel 30 Ltr/dtk 10 jam / hari 25 hari Sumur Aktif
SDPO 027 Gabel 30 Ltr/dtk 10 jam / hari 25 hari Sumur Aktif
SDPO 026 Ciluk 30 Ltr/dtk 10 jam / hari 25 hari Sumur Aktif
1 SDPO 023 Semanding 30 Ltr/dtk 10 jam / hari 25 hari Sumur Aktif
SDPO 024 Semanding 30 Ltr/dtk 10 jam / hari 25 hari Sumur Aktif
SDPO 022 Nongkodono 30 Ltr/dtk 10 jam / hari 25 hari Sumur Aktif
SDPO 020 Ngrandu 30 Ltr/dtk 10 jam / hari 25 hari Sumur Aktif
SDPO 021 Ngrandu 20 Ltr/dtk 7 jam / hari 20 hari Sumur Aktif
SDPO 019 Pengkol 28 Ltr/dtk 8 jam / hari 20 hari Sumur Aktif
SDPO 049 Pengkol 30 Ltr/dtk 10 jam / hari 25 hari Sumur Aktif
SDPO Bringin - - - Sumur Rusak
SDPO Bringin - - - Sumur Rusak
Jumlah 12 Unit Aktif : 10 Unit Rusak 2 Unit

2 SDPO SAMBIT Sambit - Sumur Ambrol

SDPO 39 BALONG Bajang 25 Ltr/dtk 8 jam / hari 25 hari Sumur Aktif


SDPO Muneng - - - Sumur Rusak
3
SDPO Ngumpul - - - Sumur Rusak
SDPO 488 Balong 20 Ltr/dtk 8 jam / hari 25 hari Sumur Aktif
SDPO Sedarat - - - Sumur Rusak
SDPO 030 Ngampel 30 Ltr/dtk 10 jam / hari 25 hari Sumur Aktif
Jumlah 6 Unit Aktif : 3 Unit Rusak : 3 Unit

4 SDPO SLAHUNG Duri 30 Ltr/dtk 10 jam / hari 25 hari Sumur Aktif


SDPO Broto - - - Sumur Rusak

LAPORAN RENCANA III-83


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

No. Sumur Bor / Lokasi Debiet (Q) Lama Pemakaian Operasional dalam
No Keterangan
Mata Air Kecamatan Desa (Ltr/dtk) Jam/Hari 1 (satu) bulan (hari)
Jumlah 2 Unit Aktif : 1 Unit Rusak : 1 Unit

5 SDPO 029 SIMAN Madusari 30 Ltr/dtk 10 jam / hari 25 hari Sumur Aktif
SDPO 046 Sawuh 20 Ltr/dtk 7 jam / hari 20 hari Sumur Aktif
SDPO Siman - - - Sumur Rusak
SDPO 088 Brahu - - - Sumur Rusak
SDPO 531 Pijeran 20 Ltr/dtk 7 jam / hari 20 hari Sumur Aktif
SDPO Manuk 20 Ltr/dtk 7 jam / hari 20 hari Sumur Aktif
Sumur Dalam Tajuk 10 Ltr/dtk 7 jam / hari 20 hari Sumur Aktif
Jumlah 7 Unit Aktif : 4 Unit Rusak : 2 Unit

6 SDPO 530 MLARAK Joresan 25 Ltr/dtk 8 jam / hari 20 hari Sumur Aktif
SDPO 529 Gontor 20 Ltr/dtk 7 jam / hari 20 hari Sumur Aktif
SDPO Suren - - - Sumur Rusak
Jumlah 3 Unit Aktif : 2 Unit Rusak : 1 Unit

7 SDPO BUNGKAL Bungkal 20 Ltr/dtk 7 jam / hari 20 hari Sumur Aktif


SDPO Belang - - - Sumur Rusak
Jumlah 2 Unit Aktif : 1 Unit Rusak :1 Unit

8 SDPO SAWOO Bondrang 25 Ltr/dtk 7 jam / hari 20 hari Sumur Aktif


SDPO Bondrang 20 Ltr/dtk 7 jam / hari 20 hari Sumur Aktif
SDPO Prayungan - Sumur Rusak
SDPO Grogol - Sumur Rusak
Jumlah 4 Unit Aktif : 2 Unit Rusak : 2 Unit

9 SDPO 465 BABADAN Babadan 25 Ltr/dtk 8 jam / hari 25 hari Sumur Aktif

LAPORAN RENCANA III-84


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

No. Sumur Bor / Lokasi Debiet (Q) Lama Pemakaian Operasional dalam
No Keterangan
Mata Air Kecamatan Desa (Ltr/dtk) Jam/Hari 1 (satu) bulan (hari)
SDPO 037 Kadipaten 30 Ltr/dtk 10 jam / hari 25 hari Sumur Aktif
SDPO 047 Kadipaten 30 Ltr/dtk 10 jam / hari 25 hari Sumur Aktif
SDPO 033 Kadipaten - - - Sumur Rusak
Jumlah 4 Unit Aktif : 3 Unit Rusak : 1 Unit

10 SDPO 087 PONOROGO Purbosuman - - - Sumur Rusak


SDPO Kepatihan - - - Sumur Rusak
Jumlah 2 Unit Rusak : 2 Unit

11 SDPO 028 SUKOREJO Morosari - - - Sumur Rusak


SDPO 464 Sukorejo 30 Ltr/dtk 10 jam / hari 25 hari Sumur Aktif
SDPO 492 Sukorejo 25 Ltr/dtk 8 jam / hari 25 hari Sumur Aktif
SDPO 463 Serangan - - - Sumur Rusak
SDPO 466 Prajegan 30 Ltr/dtk 10 jam / hari 25 hari Sumur Aktif
SDPO 491 Prajegan 30 Ltr/dtk 10 jam / hari 25 hari Sumur Aktif
SDPO 490 Gegeran - - - Sumur Rusak
SDPO 092 Kedung Banteng - - - Sumur Rusak
SDPO 104 Kedung Banteng - - - Sumur Rusak
Jumlah 9 Unit Aktif : 4 Unit Rusak : 5 Unit
SDPO Suren - - - Sumur Rusak
Jumlah 3 Unit Aktif : 2 Unit Rusak : 1 Unit

12 SDPO 532 SAMPUNG Tulung - - - Debiet Kecil

13 Sumur Dalam JENANGAN Setono 10 Ltr/dtk 10 jam/hari 25 hari Sumur Aktif


Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

LAPORAN RENCANA III-85


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

3.2.5.2. Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL)


Limbah rumah tangga adalah seluruh limbah, baik berbentuk cair, gas akibat
pembakaran maupun padat, akibat aktivitas sehari-hari dalam kehidupan rumah
tangga. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
173/Menkes/Per/VIII/77 Bab I pasal 1 butir j, menyebutkan bahwa buangan rumah
tangga adalah buangan yang berasal bukan dari industri, melainkan berasal dari
rumah tangga, kantor, hotel, restaurant, tempat ibadah, tempat hiburan, pasar dan
pertokoan serta rumah sakit.
Berdasarkan sumbernya, air limbah dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
limbah domestik dan limbah non domestik/industri. Air limbah domestik adalah air
limbah yang berasal dari aktivitas rumah tangga maupun kegiatan sosial lainnya,
sedangkan limbah non domestik merupakan air buangan yang dihasilkan dari
proses produksi pada kegiatan industri.
Air limbah yang termasuk dalam golongan limbah domestik meliputi air
limbah bekas mencuci, mandi, kegiatan dapur dan kakus (WC). Untuk limbah WC
umumnya sebagian besar masyarakat sudah memiliki sarana sanitasi berupa WC
pribadi (rumah tangga). Untuk limbah rumah tangga lainnya berupa air buangan
bekas cuci, mandi dan dapur umumnya pembuangan dilakukan dengan dua pola.
Pertama dengan menggunakan saluran rumah/selokan dan dialirkan ke saluran
drainase tepi jalan, yang kedua dengan langsung membuang ke pekarangan rumah.
Keadaan ini kurang baik bagi kesehatan lingkungan, karena air tersebut
menimbulkan genangan yang menimbulkan bau dan merusak pemandangan. Selain
itu juga sangat potensial bagi penyebaran penyakit, karena menjadi tempat
bersarangnya nyamuk, lalat dan tikus.
Berdasarkan data Strategis Sanitasi Kabupaten Ponorogo Tahun 2017, dapat
diketahui bahwa cakupan pelayanan sistem pengelolaan air limbah di Kabupaten
Ponorogo meliputi tanpa akses (BABS) sebanyak 41.326 KK atau 16,58% dari total
populasi di Kabupaten Ponorogo, akses dasar (cubluk/ tangki septik individual tidak
layak) sebanyak 44.949 KK atau 18,03% dari total populasi di Kabupaten Ponorogo,
dan yang memiliki akses layak (SPALD-S) sebanyak 161.592 KK atau 64,83% dari
total populasi di Kabupaten Ponorogo.
Akses SPALD-S meliputi sistem setempat individual sebesar 123.285 KK dan
setempat komunal dengan sarana prasarana berupa MCK dan MCK++ sebesar
13.473 KK. Data cakypan layanan SPALD-S dibagi atas wilayah perkotaan dan
wilayah pedesaan yang dijelaskan pada tabel berikut:

LAPORAN RENCANA III-86


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Tabel 3. 22 Cakupan Layanan SPALD-S Kabupaten Ponorogo Wilayah Perkotaan


Tanpa
Akses Dasar Akses Layak
Jumlah Akses
No SPALD-S
Kecamatan penduduk Cubluk / Tangki
BABS
Perkotaan Septik Individual Skala Skala
(KK)
Tidak Layak (KK) Individual Komunal
1 Slahung - - - - -
2 Ngrayun - - - - -
3 Bungkal - - - - -
4 Sambit - - - - -
5 Sawoo - - - - -
6 Sooko - - - - -
7 Pulung - - - - -
8 Mlarak - - - - -
9 Jetis - - - - -
10 Siman 1.950 69 333 1.392 155
11 Balong - - - - -
12 Kauman - - - - -
13 Badegan - - - - -
14 Sampung - - - - -
15 Sukorejo - - - - -
16 Babadan 4.501 - 133 4.162 105
17 Ponorogo 18.580 6 1.021 16.732 621
18 Jenangan 2.268 414 186 1.647 20
19 Ngebel - - - - -
20 Jambon - - - - -
21 Pudak - - - - -
Jumlah 27.297 489 1.673 23.933 901
Sumber : Strategi Sanitasi Kabupaten Ponorogo Tahun 2017

Tabel 3. 23 Cakupan Layanan SPALD-S Kabupaten Ponorogo Wilayah Pedesaan


Tanpa
Jumlah Akses Dasar Akses Layak
Akses
penduduk SPALD-S
No Kecamatan Cubluk / Tangki Septik
Perdesaan BABS
Individual Tidak Skala Skala
(KK) (KK)
Layak (KK) Individual Komunal
1 Slahung 14.120 1.805 3.886 8.299 131
2 Ngrayun 15.997 5.770 5.539 2.959 1.676
3 Bungkal 10.216 948 1.359 5.606 2.253
4 Sambit 10.556 3.063 3.255 2.877 1.311
5 Sawoo 16.594 3.020 5.530 7.541 453
6 Sooko 6.305 1.949 806 3.131 419
7 Pulung 13.804 3.311 1.757 8.052 634
8 Mlarak 9.634 1.294 5.440 2.272 228
9 Jetis 8.556 - 1.443 6.824 239
10 Siman 9.961 300 2.443 6.956 261
11 Balong 12.326 2.291 243 9.700 42
12 Kauman 12.311 974 2.684 8.078 575
13 Badegan 8.857 2.119 1.579 5.038 71
14 Sampung 11.167 1.839 1.713 7.371 244

LAPORAN RENCANA III-87


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Tanpa
Jumlah Akses Dasar Akses Layak
Akses
penduduk SPALD-S
No Kecamatan Cubluk / Tangki Septik
Perdesaan BABS
Individual Tidak Skala Skala
(KK) (KK)
Layak (KK) Individual Komunal
15 Sukorejo 14.907 1.452 1.002 9.391 2.912
16 Babadan 13.173 20 353 12.171 580
17 Ponorogo - - - - -
18 Jenangan 13.171 1.178 2.216 9.526 202
19 Ngebel 5.653 156 1.650 2.780 1.067
20 Jambon 12.326 7.701 378 4.116 81
21 Pudak 2.338 1.647 - 597 94
Jumlah 221.970 40.837 43.276 123.285 13.473
Sumber : Strategi Sanitasi Kabupaten Ponorogo Tahun 2017

Berdasarkan hasil Studi EHRA Kabupaten Ponorogo Tahun 2016, kondisi


pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Ponorogo adalah sebagai berikut :
 Persentase penduduk yang melakukan BABS dengan hasil sebagai berikut
prosentase yang melakukan BABS sebesar 26% dan yang tidak sebesar 74
% seperti diagram di bawah ini

PERILAKU BABS

Ya, BABS;
25,9

Tidak;
74,1

Gambar 3. 9 Diagram Persentase Penduduk yang melakukan BABS


Sumber : EHRA Kabupaten Ponorogo Tahun 2016

 Tempat Buang Air Besar (BAB) Rumah Tangga skala kabupaten di


Kabupaten Ponorogo adalah di jamban pribadi sebanyak 91,3% dan di MCK
sebanyak 4,4% sedangkan sisanya yaitu 4,3% adalah responden yang masih
BAB di sembarang tempat (WC helikopter, sungai, kebun, selokan dan
lubang galian), seperti yang dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

LAPORAN RENCANA III-88


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

1600 1460
1400
1200
1000
Absolut Persen
800
600
400 11
91,3 20
200 70 11 92
4,4 0,7 5,8 5 0,3 4 0,3 0,7 1,3
0

Gambar 3. 10 Grafik Tempat BAB Rumah Tangga


Sumber : EHRA Kabupaten Ponorogo Tahun 2016

 Tempat penyaluran akhir tinja Rumah Tangga pada skala Kabupaten


disalurkan ke tangki septik sebanyak 79,1%, cubluk/ lobang tanah
sebanyak 11,3%, sungai sebanyak 0,4%, kolam sebanyak 0,7%, kebun
sebanyak 0,1% sedangkan sisanya sebanyak 7,8% tidak tahui dibuang
kemana.
1.400 1.266
1.200
1.000
800
600
400 79,1
180 11,3 0,4 0,7 0,1 124 7,8
200
6 11 1
0

Gambar 3. 11 Grafik tempat penyaluran akhir tinja


Sumber : EHRA Kabupaten Ponorogo Tahun 2016

 Persentase tangki septik dengan kualitas bersuspek aman: 50% sedangkan


sisanya tidak aman (50%) seperti pada diagram berikut.

LAPORAN RENCANA III-89


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

TANGKI SEPTICK SUSPEC AMAN

Suspek aman Tidak aman


50% 50%

Gambar 4. 1 Diagram Prosentase Tangki Suspek Aman dan Tidak Aman


Gambar 3. 12 Prosentase Kualitas Tangki Septick
Sumber : EHRA Kabupaten Ponorogo Tahun 2016

Rencana sistem pengelolaan air limbah meliputi:


1. sistem pembuangan air limbah (sewage) termasuk sistem pengolahan
berupa instalasi pengolahan air limbah (IPAL), terdapat di Kecamatan
Ponorogo dan Kecamatan Babadan;
2. sistem pembuangan air limbah rumah tanggga (sewerage) baik indiviual
maupun komunal, terdapat di setiap permukiman di Kabupaten Ponorogo;
3. Pengembangan Tempat pengelolaan limbah industri terpadu di Kecamatan
Ponorogo dan Kecamatan Babadan;
4. Penyediaan IPAL komunal di setiap permukiman;
5. Pembangunan IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja) Mrican, IPLT
Slahung dan IPLT Sampung; dan
6. Peningkatan teknologi pengolahan limbah.

LAPORAN RENCANA III-90


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Peta 3. 10 Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Ponorogo

LAPORAN RENCANA III-91


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

3.2.5.3. Sistem Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)


Kabupaten Ponorogo belum terdapat sistem pengelolaan limbah bahan
berbahaya dan beracun, namun kedepannya diperlukan pengembangan sistem
pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Kecamatan Ponorogo dan
Kecamatan Babadan.
3.2.5.4. Sistem Jaringan Persampahan
Rencana pengembangan persampahan meliputi arahan rencana pengelolaan
persampahan di kawasan perkotaan dan rencana pengelolaan persampahan di
kawasan perdesaan.
Secara umum pengelolaan sampah dilakukan dengan sistem :
a. Pengurangan sampah; dan
b. Penanganan sampah.
Pengurangan sampah meliputi kegiatan:
a. Pembatasan timbulan sampah;
b. Pendauran ulang sampah; dan/atau
c. Pemanfaatan kembali sampah.
Sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi:
a. Pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai
dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah;
b. Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari
sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat
pengolahan sampah terpadu;
c. Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau
dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat
pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir;
d. Pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan
jumlah sampah; dan/atau
e. Pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah
dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan
secara aman.
Tabel 3. 24 Lokasi dan Cakupan TPS dan TPA di Kabupaten Ponorogo
No. TPS Lokasi Cakupan Kelurahan/Desa
Jalan Pacar-Kel. Tonatan Kec.
1 TPS Pasar Ayam Kel. Tonatan
Ponorogo
Jalan Pahlawan (Ps.
Kel. : Bangunsari,
2 TPS Jalan Pahlawan Sepeda/Loak) -Kel. Bangunsari
Mangkujayan, Banyudono
Kec. Ponorogo

LAPORAN RENCANA III-92


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

No. TPS Lokasi Cakupan Kelurahan/Desa


Jalan Anggrek-Kel. Nologaten Kel. : Bangunsari, Kertosari,
3 TPS Jalan Anggrek
Kec. Ponorogo Nologaten
TPS PMK Kel : Taman arum, Kauman,
4 Dalam Kompleks Kantor Bupati
Mangkujayan Brotonegaran
Pasar Legi
TPS Pasar Legi/ Pasar Songgolangit- Kel.
5
Pasar Songgolangit Banyudono Kec. Ponorogo Kel : Banyudono, Nologaten
Jalan MT. Haryono- Kel. Kel : Jingglong, Mangkujayan,
6 TPS Asem Buntung
Mangkujayan Kec. Ponorogo Banyudono, Beduri
SMAN 1 Ponorogo
TPS SMA Negeri 1 Jalan L. Suprapto (Belakang
7 Kel : Ronowijayan,
Ponorogo SMAN 1 Ponorogo)
Mangunsuman, Singosaren
Kompleks Pondok Gontor II-
8 TPS Pondok Gontor II Kompleks Pondok Gontor II
Desa Medusari Kec. Siman
TPS Pasar Jetis (Pasar
9 Pasar Jetis- Kel. Jetis Kec. Jetis Pasar Jetis
Wage)
Pasar Sumoroto
Pasar Sumoroto- Ds. Plosojenar
10 TPS Pasar Sumoroto Kel : Plosojenar, Carat,
Kec. Kauman
Sumoroto
11 TPS Kedung Banteng Ds. Sukorejo Kec. Sukorejo Kedung Banteng
TPS Perum Kertosari Jalan utama menuju Perum Perum Kertosari
12
Indah Kertosari Indah Kel : Cekok, Keniten
TPS Perum Jalan Singajaya- Kel. Singosaren Perum Singosaren
13
Singosaren Kec. Jenangan Kel : Singosaren
Dalam Kompleks Perum Patihan Perum Patihan Kidul Permai
TPS Perum Patihan
14 Kidul Permai- Kel. Patihan Kidul
Kidul Permai Kel : Tajug, Patihan Kidul
Kec. Siman
TPS RSUD Dr. RSUD Dr. Harjono- Kel.
15 RSUD
Harjono Pekunden Kec. Ponorogo
Dalam Terminal Selo Aji- Kel.
16 TPS Terminal Selo Aji Terminal Selo Aji
Polorejo Kec. Babadan
17 TPS ISID Gontor Desa Gontor Kec. Siman ISID Gontor
Kompleks Pondok Mayak- Kec.
18 TPS Pondok Mayak Ponorogo (Timur Ponorogo City Pondok Mayak
Centre)
TPS Jalan Imam Jalan Imam Bonjol- Kec. Kel : Kauman, Brotonegaran,
19
Bonjol Ponorogo Pakunden
Kel : Kertosari, Patihan
TPS Jalan Jalan Batorokatong- Kel. Patihan
20 Wetan, Mangunsuman,
Batorokatong Wetan Kec. Babadan
Cokromenggalan
Kel. Cokromenggalan Kec.
21 TPS Cokromenggalan Kel : Cokromenggalan
Ponorogo
TPST-3R Jalan Jalan Sekar Putih-Kel. Tonatan
22 Kel : Ronowijayan, Tonatan
Sekarputih Kec. Ponorogo
23 TPST-3R Gontor -

24 TPST-3R Paju -

25 TPST-3R Kertosari Indah -


Rencana
26 Pembangunan TPST- Desa Sahang Kecamatan Ngebel -
3R

LAPORAN RENCANA III-93


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

No. TPS Lokasi Cakupan Kelurahan/Desa


27 TPA Mrican Desa Mrican Kec. Jenangan Kab. Ponorogo
Rumah Kompos dan
28 Pusat Daur Ulang - Kab. Ponorogo
Probosuman
Rumah Kompos
29 - Kab. Ponorogo
Plosojenang
Sumber: Masterplan Persampahan Kabupaten Ponorogo, 2014

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa terdapat 21 TPS, 4 TPST-3R,


1 TPA, 2 rumah kompos dan 1 pusat daur ulang di Kabupaten Ponorogo. Pada tahun
2020 diprediksi TPA Mrican tidak mampu menampung sampah di Kabupaten
Ponorogo karena letak TPA yang berdekatan dengan sungai sehingga kedepannya
dibutuhkan alternative TPA dalam menunjang perkembangan Kabupaten Ponorogo.
Tempat pembuangan akhir (TPA) merupakan tempat dimana sampah
mencapai tahap terakhir dalam pengelolaan sejak mulai timbul disumber,
pengumpulan, pemindahan/pengangkutan, pengolahan dan pembuangan. Metode
pengolahan sampah menggunakan sanitary landfill yaitu penutupan sampah
dilakukan setiap hari sehingga potensi gangguan yang timbul dapat diminimalkan.
Persyaratan lokasi TPA berdasarkan SNI dan UU RI Nomor 18 Tahun 2008
tentang tata cara pemilihan lokasi tempat pembuangan akhir sampan, kriteriannya
sebagai berikut:
 Bukan daerah rawan geologi (daerah patahan, daerah rawan longsor, rawan
gempa, dll);
 Bukan daerah rawan hidrogeologis yaitu daerah dengan kedalaman air tanah
kurang 3 meter, jenis tanah mudah meresapkan air, dekat dengan sumber
air;
 Bukan daerah rawan topografis (kemiringan lahan lebih dari 20%);
 Bukan daerah rawan terhadap kegiatan penerbangan di bandara (jarak
minimal 1,5 – 3 meter);
 Bukan daerah/kawasan yang dilindungi.
TPA perlu dilengkapi dengan:
 Jalan masuk/ akses yang menghubungkan TPA dengan jalan umum yang
telah tersedia;
 Jalan penghubung yang menghubungkan antara satu bagian dengan bagian
lain dalam wilayah TPA;

LAPORAN RENCANA III-94


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

 Jalan operasi/kerja yang diperlukan oleh kendaraan pengangkut menuju


titik pembongkaran sampah;
 Pada TPA dengan luas dan kapasitas pembuangan yang terbatas biasanya
jalan penghubung dapat juga berfungsi sekaligus sebagai jalan kerja
(operasi)

Rencana sistem jaringan prasarana lainnya persampahan meliputi:


a. Tempat penampungan sampah sementara (TPS) terdapat di Kecamatan
Ponorogo, Kecamatan Siman, Kecamatan Jetis, Kecamatan Kauman,
Kecamatan Sukorejo, Kecamatan Jenangan, Kecamatan Babadan;
b. Tempat Penampungan Sementara (TPS) dikembangkan pada seluruh
kecamatan Kabupaten Ponorogo;
c. tempat pengolahan sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) dan tempat
pengolahan sampah terpadu (TPST) meliputi:
1. tempat pengolahan sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) yang ada dan
dipertahankan di Kecamatan Ponorogo, Kecamatan Mlarak, dan
Kecamatan Babadan; dan
2. pembangunan dan pengembangan tempat pengolahan sampah Reduce,
Reuse, Recycle (TPS3R) dan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) di
seluruh kecamatan Kabupaten Ponorogo.
d. Tempat pemroresan akhir sampah (TPA) dikembangkan di Kecamatan
Jenangan, Kecamatan Jambon dan Kecamatan Balong.

LAPORAN RENCANA III-95


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Peta 3. 11 Rencana Jaringan Persampahan di Kabupaten Ponorogo

LAPORAN RENCANA III-96


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

3.2.5.5. Sistem Jaringan Evakuasi Bencana


A. Jalur Evakuasi
Dalam rencana tata ruang, jalur evakuasi termuat pada rencana struktur
ruang. Pada dasarnya perencanaan jalur evakuasi adalah untuk mencari jalan
tersingkat menuju daerah aman bagi masyarakat yang tinggal di daerah bencana,
dan jika tidak memungkinkan menjangkau daerah aman, maka di arahkan
kebangunan pengungsian terdekat yang ada. Jalur evakuasi berfungsi untuk
mobilisasi penduduk dari ancaman bahaya yang terjadi pada saat terjadi bencana.
Jalur evakuasi menggunakan jalan yang telah ada, baik jalan raya maupun jalan
lingkungan dan penataan jalur evakuasi disesuaikan dengan jumlah penduduk serta
perkiraan kapasitas tempat pengungsian di wilayah tersebut. Pengaturan masalah
jalur evakuasi dan penempatan rambu evakuasi yang diberlakukan akan merujuk
pada ketentuan yang telah disepakati baik nasional maupun internasional.
Ketentuan dalam Penyediaan Jalur Evakuasi Ketentuan yang perlu dipertimbangkan
dalam perencanaan jalur evakuasi, terdiri penyediaan jalur evakuasi ini berlaku
untuk semua jenis tipologi bencana, yang terdiri dari:
No Kriteria Penjelasan
1 Jaringan Jalan  Jaringan jalan yang dipilih merupakan jalan nasional, jalan
propinsi dan jalan by pass sehingga memudahkan proses
evakuasi.
 Jaringan jalan yang mengarah keupaya mitigasi missal yaitu
pola menyebar kearah dataran tinggi dengan jalan raya
radial yang dilengkapi dengan jalan lingkar (ring road)
secukupnya.
2 Jumlah Untuk daerah berpenduduk padat, dirancang jalur evakuasi
Penduduk berupa system blok, dimana pergerakan massa setiap blok
tidak tercampur dengan blok lainnya untuk menghindari
kemacetan. Beberapa scenario pengembangan jaringan jalan
untuk jalur evakuasi di kawasan berkepadatan penduduk padat
antara lain:
 Pelebaran jalan-jalan di daerah perkotaan yang memiliki
kepadatan tinggi untuk memudahkan proses evakuasi.
 Pengembangan jalan-jalan baru dari daerah perkotaan yang
memiliki kepadatan tinggi menuju tempat-tempat yang
aman. Jalan tersebut merupakan jalan koridor dari pusat
kota yang dapat mengurangi titik-titik kemacetan di
persimpangan jalan akibat pola jaringan jalan yang
berbentuk grid dan kelebihan kapasitas jalan.
3 Penyesuaian Jalur evakuasi untuk mitigasi perlu disesuaikan dengan
dengan Struktur struktur bangunan yang ada sehingga masyarakat dapat
Bangunan mengamankan diri menuju tempat-tempat penyelamatan
sementara atau permanen dengan cepat.
4 Model Pengembangan jaringan jalan pada kota bencana adalah untuk
Pengembangan meminimalkan waktu yang ditempuh masyarakat dari zona
Jaringan Jalan asal pada saat bencana menuju zona yang tujuan yang aman
pada kawasan dari bencana. Jaringan jalan eksisting akan tetap dipergunakan,

LAPORAN RENCANA III-97


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

No Kriteria Penjelasan
rawan bencana namun perlu adanya pengembangan untuk mengakomodir
upaya mitigasi bencana, antara lain:
1) Pelebaran ruas jalan dan radius persimpangan di daerah
perkotaan yang memiliki kepadatan tinggi.
2) Pengembangan jalan koridor dari pusat kota dan pusat
permukiman sebagai jalur alternatif.
3) Peningkatan/pelebaran jalan lingkungan di kawasan
permukiman pesisir pantai dan jalan-jalan di pegunungan.
4) Pelebaran jalan trotoar untuk pejalan kaki.
5) Kombinasi.

B. Ruang Evakuasi Bencana


Dalam rencana tata ruang, ruang evakuasi bencana termuat dalam rencana
pola ruang. Ruang evakuasi bencana berfungsi sebagai ruang yang diperuntukkan
untuk menampung penduduk yang sedang menghindari ancaman bencana.
Berdasarkan kegunaan dan jenis bencana yang dihadapi, ruang evakuasi dalam hal
ini juga terdiri dari 2 jenis, yaitu:
1. Tempat Evakuasi Sementara (TES) berupa Ruang penyelamatan diri (Escape
building) dan berfungsi sebagai tempat berkumpul (meltinpoint) penduduk
yang akan melanjutkan mobilisasike Tempat Evakuasi Akhir (TEA).
2. Tempat Evakuasi Akhir (TEA) berupa Ruang/Bangunan Evakuasi yang
merupakan tempat penampungan penduduk di kawasan aman dari bencana
dan dapat ditempati untuk jangka waktu tertentu.
Konsep penyediaan ruang evakuasi berupa TES dan TEA dijelaskan pada
gambar berikut.

Secara ketentuan teknis dan struktur bangunan, persyaratan untuk kedua


jenis bangunan untuk TES dan TEA sebagian besar sama. Namun terdapat beberapa
factor khusus lainnya yang perlu dipertimbangkan terkait dengan jenis bencananya.
Berikut kebutuhan terhadap Tempat Evakuasi Sementara (TES) dan Tempat
Evakuasi Akhir (TEA) berdasarkan jenis bencana alamnya.

LAPORAN RENCANA III-98


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Jenis Tempat Evakuasi Tempat Evakuasi


Sementara Akhir
Longsor 
Banjir 
Letusan Gunung  
Berapi
Gempa 
Tsunami  Bangunan Vertikal 

Dasar penyediaan ruang evakuasi ini mempertimbangkan beberapa aspek


antara lain jumlah penduduk, desain keruangan, desain konstruksi bangunan. Selain
itu penempatan ruang evakuasi juga mempertimbangkan jangkauan radius area
layanan (coverage area) serta waktu dan jarak tempuh terkait dengan kebutuhan
penyediaan ruang evakuasi yang harus dipenuhi untuk melayani area tertentu.
 Hunian Kembali
Pemukiman Kembali (resettlement) dalam penanggulangan bencana
merupakan upaya relokasi penduduk korban bencana alam karena lokasi
permukiman eksiting tidak layak dan menimbulkan risiko yang tinggi untuk
dijadikan sebagai lokasi permukiman. Pemukiman kembali atau relokasi
permukiman dapat dilakukan sebelum terjadi bencana, sesuai dengan kebijakan
pengurangan risiko bencana, atau dilakukan pasca bencana karena masyarakat tidak
dimungkinkan kembali kepermukiman semula. Standar lokasi permukiman kembali
(resettlement) untuk setiap jenis bencana secara umum memiliki kriteria yang sama.
Dalam penentuan lokasi untuk resettlement tidak hanya mempertimbangkan aspek
fisik dan lingkungan, namun juga kondisi social ekonomi masyarakatnya. Garis besar
standar yang memuat prosedur pemilihan lokasi dan syarat lokasi baru ditunjukkan
pada table berikut.
No Kriteria Penjelasan
1. Lokasi Sesuai dengan ketentuan pola ruang dan struktur ruang
2. Pertimbangan Aspek Pertimbangan aspek fisik dan lingkungan dalam penentuan
Fisik dan Lingkungan lokasi resettlement antara lain meliputi:
 Analisis Fisik: aspek geologi, kontur bentang alam, dan
tingkat kerusakan wilayah pasca terjadinya bencana.
 Karakteristik fisik dan lingkungan: terkait dengan
kondisi tanah, drainase, tingkat kerawanan, dll.
3. Pertimbangan Aspek Penentuan lokasi relokasi (resettlement) harus
Sosial Ekonomi Mempertimbangkan kondisi social ekonomi masyarakat
antara lain:
1) Kepemilikan lahan dan rumah yang sah secara hukum
2) Jarak yang tidak terlalu jauh dari tempat permukiman
asal
3) Tersedianya tempat tinggal yang layak
4) Ketersediaan layanan dasar (pendidikan, pasar, layanan
kesehatan, air dan sanitasi, serta transportasi)

LAPORAN RENCANA III-99


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

No Kriteria Penjelasan
5) Kesempatan untuk memperoleh bantuan
6) Tersedianya fasilitas umum (jalan, listrik, dan
komunikasi)
7) Ada sanak/kerabat yang tinggal di sekitar lokasi baru
8) Adanya pusat kegiatan ekonomi / kemudahan menuju
ke Lahan usaha, jaringan sosial, pekerja
4. Pertimbangan Penentuan lokasi relokasi (resettlement) harus
Psikologi Masyarakat Mempertimbangkan kondisi psikologis masyarakat antara
lain:
1) Aman dari bencana
2) Ada ikatan turun temurun
3) 3) Privasi
5. Tahapan dalam 1) Pemilihan lokasi
penentuan lokasi  Pemilihan lokasi merupakan unsur yang paling
permukiman kembali penting.
 Pilihan terhadap alternatif-alternatif lokasi dilakukan
bersama-sama dengan masyarakat yang menjadi
calon penghuni permukiman baru.
2) Studi Kelayakan
 Melakukan studi kelayakan lokasi alternative dan
 Mempertimbangkan potensi kawasan dari segi
lingkungan, Harga lahan, dan peluang ekonomi
lainnya untuk mata
 Pencarian masyarakat setempat.
 Pemilihan lokasi harus memperhitungkan dampak
Terhadap masyarakat setempat. Permasalahan
seperti Kualitas lahan, daya tamping lokasi, fasilitas
umum, sumberdaya, prasarana social dan komposisi
penduduk (stratifikasi sosial, jenis kelamin, etnik
minoritas) perlu Dipertimbangkan selama studi
kelayakan.
3) Perencanaan
 Perencanaan lokasi pemukiman kembali dilakukan
Dengan mempertimbangkan kearifan lokal dan
melibatkan Baik masyarakat calon penghuni maupun
masyarakat setempat.
 Identifikasi kebutuhan sarana dan prasarana
berdasarkan Analisis pemanfaatan sarana dan
prasarana di lokasi lama.
 Rencana pola permukiman dengan
mempertimbangkan Pola permukiman lama dan
kebutuhan pada lokasi yang baru.
4) Pembangunan Lokasi Pemukiman Kembali
 Luas lahan untuk pembangunan rumah harus
Berdasarkan tempat tinggal sebelumnya dan
kebutuhan di Kawasan baru.
 Pemukim kembali diberi alternative untuk
membangun Rumah mereka sendiri atau menerima
rumah yang sudah disediakan.
 Seluruh sarana dan prasarana serta fasilitas social
dan Umum harus sudah tersedia sebelum pemukim
diminta Untuk pindah kelokasi.
 Pembangunan dilakukan dengan melibatkan seluruh
stakeholder terkait, terutama masyarakat calon
penghuni.

LAPORAN RENCANA III-100


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Rencana jalur evakuasi bencana dan ruang evakuasi bencana di Kabupaten


Ponorogo meliputi :
a) Jalur evakuasi bencana banjir dengan memanfaatkan jaringan jalan utama di
Kecamatan Ngrayun, Slahung, Bungkal, Sambit, Sawoo, Sooko, Mlarak, Siman,
Balong, Kauman, Sampung, Sukorejo, Ponorogo, Babadan, Jenangan, Ngebel
untuk menuju tempat evakuasi sementara berupa fasilitas umum dan
lapangan terbuka;
b) Jalur evakuasi bencana longsor dengan memanfaatkan jaringan jalan utama
di Kecamatan Ngrayun, Slahung, Bungkal, Sawoo, Sooko, Pudak, Pulung, Jetis,
Balong, Badegan, Jenangan, Ngebel untuk menuju tempat evakuasi
sementara berupa fasilitas umum dan lapangan terbuka;
c) Jalur evakuasi bencana tanah gerak dengan memanfaatkan jaringan jalan
utama di Kecamatan Slahung, Kecamatan Bungkal, Kecamatan Sawoo,
Kecamatan Sooko, Kecamatan Pulung, Kecamatan Badegan untuk menuju
tempat evakuasi sementara berupa fasilitas umum dan lapangan terbuka;
d) Jalur evakuasi bencana angin dengan memanfaatkan jaringan jalan utama di
Kecamatan Ngrayun, Kecamatan Bungkal, Kecamatan Sambit, Kecamatan
Sawoo, Kecamatan Sooko, Kecamatan Pudak, Kecamatan Pulung, Kecamatan
Mlarak, Kecamatan Siman, Kecamatan Balong, Kecamatan Kauman,
Kecamatan Badegan, Kecamatan Ngebel untuk menuju tempat evakuasi
sementara berupa fasilitas umum dan lapangan terbuka;
e) Jalur evakuasi bencana kekeringan dengan memanfaatkan jaringan jalan
utama di Kecamatan Slahung, Kecamatan Bungkal, Kecamatan Pulung,
Kecamatan Mlarak, Kecamatan Balong, Kecamatan Jambon, Kecamatan
Badegan, Kecamatan Sampung, dan Kecamatan Jenangan untuk menuju
tempat evakuasi sementara berupa fasilitas umum dan lapangan terbuka;
dan
f) Jalur evakuasi bencana kebakaran dengan memanfaatkan jaringan jalan
utama di Kecamatan Ngrayun, Kecamatan Slahung, Kecamatan Bungkal,
Kecamatan Sambit, Kecamatan Sawoo, Kecamatan Sooko, Kecamatan Pudak,
Kecamatan Pulung, Kecamatan Siman, Kecamatan Jetis, Kecamatan Balong,
Kecamatan Kauman, Kecamatan Jambon, Kecamatan Badegan, Kecamatan
Sampung, Kecamatan Sukorejo, Kecamatan Ponorogo, Kecamatan Babadan,
dan Kecamatan Jenangan untuk menuju tempat evakuasi sementara berupa
fasilitas umum dan lapangan terbuka.

LAPORAN RENCANA III-101


REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN PONOROGO

Peta 3. 12 Rencana Jalur Evakuasi Bencana Kabupaten Ponorogo

LAPORAN RENCANA III-102

Anda mungkin juga menyukai