KABUPATEN PONOROGO
3 BAB
RENCANA STRUKTUR WILAYAH
KABUPATEN PONOROGO
Rencana struktur ruang wilayah kabupaten adalah rencana yang mencakup sistem
perkotaan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah
pelayanannya dan jaringan prasarana wilayah kabupaten yang dikembangkan untuk
mengintegrasikan wilayah kabupaten selain untuk melayani kegiatan skala kabupaten
yang meliputi sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem
jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air, termasuk seluruh daerah hulu
bendungan atau waduk dari daerah aliran sungai, dan sistem jaringan prasarana lainnya.
3.1. Sistem Perkotaan
Rencana sistem perkotaan di wilayah kabupaten adalah rencana susunan kawasan
perkotaan sebagai pusat kegiatan di dalam wilayah kabupaten yang menunjukkan
keterkaitan saat ini maupun rencana yang membentuk hirarki pelayanan dengan cakupan
dan dominasi fungsi tertentu dalam wilayah kabupaten.
3.1.1. Rencana Kawasan Perkotaan dan Kawasan Perdesaan di Kabupaten
Ponorogo
Rencana sistem perkotaan wilayah Kabupaten Ponorogo dilihat dari penetapan
kawasan perdesaan dan penetapan kawasan perdesaan berdasarkan kondisi, kelengkapan
fasilitas dan karakteristik kegiatan yang terdapat pada setiap kecamatan sehingga dapat
ditetapkan kawasan perdesaan dan kawasan perdesaannya. Identifikasi kawasan
perkotaan dan perdesaan tersebut dimaksudkan untuk mengetahui dan menentukan jenis
kegiatan yang akan ditentukan sehingga sesuai dengan peruntukkan tanah dan ruangnya.
Kriteria penetapan batas kota di wilayah Kabupaten Ponorogo ditetapkan atas dasar
status kawasan sebagai kawasan perkotaan ibu kota kecamatan; khusus untuk Perkotaaan
Ponorogo wilayahnya meliputi seluruh administratif kecamatan dengan status sebagai
ibukota Kabupaten Ponorogo. Lihat tabel 3.1 dan rencana kawasan perdesaan dan
kawasan perkotaan
Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) Desa Jetis, Kecamatan Jetis; PPL Desa
Pulung, Desa Pulung Merdiko, dan Desa Sidoharjo, Kecamatan Pulung; PPL
Desa Pulosari dan Desa Jambon, Kecamatan Jambon; PPL Desa Slahung,
Kecamatan Slahung; PPL Desa Mlarak dan Desa Gontor, Kecamatan Mlarak;
PPL Desa Sawoo, Kecamatan Sawoo; PPL Desa Sambit, Kecamatan Sambit;
PPL Desa Sukorejo, Kecamatan Sukorejo; PPL Desa Ngrayun, Kecamatan
Ngrayun; PPL Desa Badegan, Kecamatan Badegan; PPL Desa Bungkal,
Kecamatan Bungkal; PPL Desa Pudak Kulon, Kecamatan Pudak; PPL Desa
Babadan Kecamatan Babadan; PPL Desa Jenangan, Kecamatan Jenangan; PPL
Desa Ngebel, Kecamatan Ngebel; PPL Desa Semanding dan Desa Kauman,
Kecamatan Kauman; PPL Desa Sooko, Kecamatan Sooko; PPL Desa Balong,
Desa Karang Patihan, dan Desa Ngampel, Kecamatan Balong; PPL Desa
Siman, Kecamatan Siman; dan PPL Desa Sampung, Kecamatan Sampung.
Secara diagramatis, hubungan sistem perkotaan dan sistem perdesaan
tersebut dapat digambarkan pada Gambar dibawah ini.
PPDs PKL/PKLp
1 3 PPL 5
2 PPD 4 PPK
4. Pusat peternakan;
5. Pusat kesehatan lokal.
Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di Wilayah
Pengembangan Jetis adalah pengembangan kegiatan :
1. Pendidikan;
2. Pertanian;
3. Peternakan;
4. Perdagangan dan Jasa;
5. Pelayanan Umum;
6. Pariwisata;
7. Kehutanan.
C. Wilayah Pengembangan (WP) Pulung
Wilayah Pengembangan (WP) Pulung meliputi Kecamatan Pulung, Sooko,
Ngebel dan Pudak, dengan Kecamatan Pulung sebagai pusat pelayanannya.
Kegiatan utama yang dikembangkan adalah kegiatan pusat agropolitan,
pusat pelayanan perdagangan dan jasa skala lokal, dan pusat kesehatan skala
lokal. Pengembangan fasilitas kawasan perkotaan pada Wilayah
Pengembangan Pulung adalah:
1. Pusat Agropolitan;
2. Pusat industri pengolahan dan pemasaran hasil pertanian;
3. Pusat peternakan;
4. Pusat pariwisata;dan
5. Perdagangan dan jasa skala lokal.
Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di Wilayah
Pengembangan Pulung adalah pengembangan kegiatan :
1. Pertanian;
2. Perkebunan;
3. Peternakan;
4. Industri Pengolahan;
5. Pariwisata;
6. Perdagangan dan jasa; dan
7. Kehutanan.
D. Wilayah Pengembangan (WP) Jambon
Wilayah Pengembangan Jambon meliputi Kecamatan Jambon, Sampung,
Sukorejo, Badegan, dan Kauman, dengan Kecamatan Jambon sebagai
No. Wilayah Kecamatan Perdagangan Jasa Pendidikan Kesehatan Peribadatan Perkantoran Rekreasi dan Industri dan
Pengembangan Pendukung Olahraga & Wisata Potensi Lain
Wilayah
Pengembangan
Kerja Kintamani
Jenangan Pasar, Pertokoan, Jasa Sosial - Ekonomi SD, SMP, SMU, Penyediaan Pusat Perkantoran Lapangan Pusat Indusri/
Ruko, Pasar Hewan Skala Kecamatan, SMK, fasilitas Peribadatan Skala Olahraga, Wisata Pemasaran Hasil
Kecamatan, Balai
seperti Jasa Koperasi Perguruan kesehatan yang Skala Kecamatan Budaya Makam Pertanian
pertemuan
Simpan Pinjam, Tinggi, pusat meliputi / Lokal, seperti umum/ gedung Bathoro Katong (Industri Hasil
Pegadaian, pendidikan puskesmas Masjid, serba guna dan Makam Pertanian)
Penginapan (Motel, non formal rawat inap, Musholla, Gereja, Surodiningrat Industri Pengolah
Losmen) (pondok puskesmas, Pura Hasil Perkebunan
pesantren) puskesmas
dan pembantu,
perpustakaan, poliklinik
Balai Latihan
Kerja
2 Wilayah Jetis (Pusat Pusat Perbankan, penginapan SD, SMP, SMU, Penyediaan Pusat Perkantoran Lapangan Pusat Indusri/
Pengembangan Pelayanan) perdagangan (motel, hotel), money SMK, fasilitas Peribadatan pemerintah Olahraga, Wisata Pemasaran Hasil
changer, pegadaian, jasa Perguruan skala kecamatan
Jetis skala kesehatan yang Skala Kecamatan Budaya Masjid Pertanian
pengiriman dan jasa dan swasta
kecamatan/lokal, umum lainnya. koperasi Tinggi, meliputi / Lokal, seperti (kantor pos dan Tegalsari, Makam (Industri Hasil
meliputi Pasar, simpan pinjam pendidikan puskesmas Masjid, giro) KA Nur Salim, Pertanian)
Pertokoan, Ruko, non formal rawat inap, Musholla, Gereja, balai pertemuan Makam Waliyulloh Industri Pengolah
Pasar Hewan, (pondok puskesmas, Pura umum/ gedung Hasil Perkebunan
dan lain-lain pesantren), puskesmas serba guna
perpustakaan, pembantu,
Balai Latihan poliklinik
Kerja
Mlarak Pusat Perbankan, SD, SMP, SMU, Penyediaan Pusat Perkantoran Lapangan Pusat Indusri/
perdagangan dan penginapan (motel, SMK, fasilitas Peribadatan Skala Olahraga, Wisata Pemasaran Hasil
Kecamatan, Balai Budaya kesenian
jasa skala hotel), money Perguruan kesehatan yang Skala Kecamatan Pertanian
pertemuan
regional, seperti changer, pegadaian, Tinggi, pusat meliputi / Lokal, seperti umum/ gedung (Industri Hasil
Pasar, jasa pengiriman dan pendidikan puskesmas Masjid, serba guna Pertanian)
Pertokoan, Ruko, jasa umum lainnya. non formal rawat inap, Musholla, Gereja, Industri Pengolah
pasar hewan dan koperasi simpan (pondok puskesmas, Pura Hasil Perkebunan
lain-lain pinjam pesantren) puskesmas Pusat militer
dan pembantu,
perpustakaan, poliklinik
Balai Latihan
Kerja
Bungkal Pasar, Pertokoan, Jasa sosial, ekonomi SD, SMP, SMU, Penyediaan Pusat Perkantoran Lapangan Indusri
Ruko, Pasar Hewan skala kecamatan SMK, fasilitas Peribadatan Skala Olahraga, Wisata Pengolahan Hasil
Kecamatan, Balai
pendidikan kesehatan yang Skala Kecamatan Alam berupa Pertanian
pertemuan
non formal meliputi / Lokal, seperti umum/ gedung Sendang Tunggu Industri
(pondok puskesmas Masjid, serba guna Wulung, Air Terjun Pengolahan Hasil
No. Wilayah Kecamatan Perdagangan Jasa Pendidikan Kesehatan Peribadatan Perkantoran Rekreasi dan Industri dan
Pengembangan Pendukung Olahraga & Wisata Potensi Lain
Wilayah
Pengembangan
pesantren) rawat inap, Musholla, Gereja, Watu Ondo, Perkebunan
puskesmas, Pura Sendang Bulus,
puskesmas Wisata Budaya
pembantu, Keseniang
poliklinik
Sawoo Pasar, Pertokoan, Jasa sosial, ekonomi SD, SMP, SMU, Penyediaan Pusat Perkantoran Lapangan Indusri
Ruko, Pasar Hewan skala kecamatan SMK, pusat fasilitas Peribadatan Skala Olahraga, Wisata Pengolahan Hasil
Kecamatan, Balai
pendidikan kesehatan yang Skala Kecamatan Alam berupa Goa Pertanian
pertemuan
non formal meliputi / Lokal, seperti umum/ gedung Ngengor, Air Industri
(pondok puskesmas Masjid, serba guna Terjun Kedung Pengolahan Hasil
pesantren) rawat inap, Musholla, Gereja, Klenteng, Perkebunan
puskesmas, Pura Gerojokan Coban
puskesmas Pelangi, Hutan
pembantu, Pinus Tunggor,
poliklinik Sungai Bawah
Tanah, Goa Mraten,
Goa Dasar,
Panorama Alam
Gunung, Wisata
Budaya Makam
Kalipo Kusumo,
Makam R.Iro
Danoyo, Makam
Brojonoto, Makam
Mbah Palang, serta
Wisata Buatan
Kolam Renang
Mitra
Sambit Pasar, Pertokoan, Jasa sosial, ekonomi SD, SMP, SMU, Penyediaan Pusat Perkantoran Lapangan Indusri
Ruko, Pasar Hewan skala kecamatan SMK, fasilitas Peribadatan Skala Olahraga, Wisata Pengolahan Hasil
Kecamatan, Balai Alam Beji Sirah
pendidikan kesehatan yang Skala Kecamatan Pertanian
pertemuan
non formal meliputi / Lokal, seperti umum/ gedung Keteng, Gunung Industri
(pondok puskesmas Masjid, serba guna Gajah, Bukit Kuwik, Pengolahan Hasil
pesantren) rawat inap, Musholla, Gereja, Kedung Lesung, Perkebunan
puskesmas, Pura Wisata Budaya
puskesmas Kesenian
pembantu,
poliklinik
3 Wilayah Pulung (Pusat Pusat Perbankan, penginapan SMU, SMK, Penyediaan Pusat Perkantoran Lapangan Pusat industri
Pengembangan Pelayanan) perdagangan (motel, hotel), Diploma, fasilitas Peribadatan pemerintah Olahraga, Wisata pengolahan dan
No. Wilayah Kecamatan Perdagangan Jasa Pendidikan Kesehatan Peribadatan Perkantoran Rekreasi dan Industri dan
Pengembangan Pendukung Olahraga & Wisata Potensi Lain
Wilayah
Pengembangan
Pulung skala kecamatan, pegadaian, jasa pendidikan non kesehatan yang Skala Kecamatan skala kecamatan Alam berupa Air pemasaran hasil
meliputi Pasar, pengiriman dan jasa formal (pondok meliputi / Lokal, seperti dan swasta Terjun Setapak, pertanian;
umum lainnya. pesantren), Balai puskesmas (kantor pos dan Pusat Industri
Pertokoan, Ruko, Masjid, Sumber Air
koperasi simpan pinjam Latihan Kerja giro) Pengolah Hasil
Pasar Hewan, rawat inap, Musholla, Gereja, balai pertemuan Cepoko, Sumber Perkebunan
Sub terminal puskesmas, Pura umum/ gedung Air Mesu, Sumber Sub terminal
Agribis puskesmas serba guna Air Bendorogo, agribisnis;
pembantu, wisata agro, Wisata Pusat sistem
poliklinik Budaya berupa agropolitan dan
Makam Brotoseno, pengembangan
kawasan perdesaan
Makam
Djayengroono,
serta Wisata
Budaya Briliant
Water Park dan
Gita Water Park
Pudak Pasar, toko, sentra Jasa Sosial - Ekonomi SD, SMP, SMU, Penyediaan Pusat Perkantoran Lapangan Pusat Indusri
produksi dan Skala Kecamatan, SMK, fasilitas Peribadatan Skala Olahraga, Wisata Pengolahan Hasil
pemasaran hasil seperti Jasa Koperasi Kecamatan, Balai Alam Air Terjun
pendidikan kesehatan yang Skala Kecamatan Pertanian
pertanian, pasar Simpan Pinjam, pertemuan
hewan Pegadaian, Penginapan non formal meliputi / Lokal, seperti umum/ gedung Coban Lawe, Air Pusat Industri
(Motel, Losmen) (pondok puskesmas Masjid, serba guna Terjun Pletuk, Pengolah Hasil
pesantren) rawat inap, Musholla, Gereja, Tanah Goyang, Perkebunan Sub
terminal agribisnis;
puskesmas, Pura Kayangan, wisata
Pusat sistem
puskesmas agro, Wisata agropolitan dan
pembantu, Budaya kesenian pengembangan
poliklinik kawasan perdesaan
Ngebel Pasar, toko, sentra Jasa Sosial - Ekonomi SD, SMP, SMU, Penyediaan Pusat Perkantoran Lapangan Pusat Indusri
produksi dan Skala Kecamatan, SMK, fasilitas Peribadatan Skala Olahraga, Wisata Pengolahan Hasil
pemasaran hasil seperti Jasa Koperasi Kecamatan, Balai
pendidikan kesehatan yang Skala Kecamatan Alam Air Terjun Pertanian
pertanian, Pasar Simpan Pinjam, pertemuan
agro, pasar hewan Pegadaian, Penginapan non formal meliputi / Lokal, seperti umum/ gedung Selorejo, Air Terjun Pusat Industri
(Hotel, Motel, Losmen) (pondok puskesmas Masjid, serba guna Sundan Pengolah Hasil
pesantren), rawat inap, Musholla, Gereja, Widodaren, Perkebunan Sub
terminal agribisnis;
Balai Latihan puskesmas, Pura Sumber Air Panas Pengembangan
Kerja puskesmas Pandosan, Telaga agropolitan dan
pembantu, Ngebel, wisata pengembangan
poliklinik agro, Wisata kawasan perdesaan
Budaya kesenian Pengembangan
energi panas bumi
Sooko Pasar, toko, sentra Jasa Sosial - Ekonomi SD, SMP, SMU, Penyediaan Pusat Perkantoran Lapangan Pusat Indusri
produksi dan Skala Kecamatan, SMK, fasilitas Peribadatan Skala Olahraga, Wisata Pengolahan Hasil
pemasaran hasil seperti Jasa Koperasi Kecamatan, Balai
pendidikan kesehatan yang Skala Kecamatan Alam berupa Pertanian
pertanian, pasar Simpan Pinjam, pertemuan
hewan Pegadaian, Penginapan non formal meliputi / Lokal, seperti umum/ gedung Gunung Bedes, Air Pusat Industri
No. Wilayah Kecamatan Perdagangan Jasa Pendidikan Kesehatan Peribadatan Perkantoran Rekreasi dan Industri dan
Pengembangan Pendukung Olahraga & Wisata Potensi Lain
Wilayah
Pengembangan
(Motel, Losmen) (pondok puskesmas Masjid, serba guna Terjun Pletuk, Pengolah Hasil
pesantren) rawat inap, Musholla, Gereja, Sungai Plongko, Perkebunan Sub
terminal agribisnis;
puskesmas, Pura Gua Lowo, wisata
Pusat sistem
puskesmas agro, Wisata agropolitan dan
pembantu, Budaya berupa pengembangan
poliklinik Makam Eyang kawasan perdesaan
Wireng, Makam
Eyang Blumbang
4 Wilayah Jambon (Pusat Pusat Perbankan, penginapan SD, SMP, SMU, Penyediaan Pusat Perkantoran Lapangan Indusri
Pengembangan Pelayanan) perdagangan (motel, hotel), SMK, fasilitas Peribadatan Skala Olahraga, Wisata Pengolahan Hasil
pegadaian, jasa Kecamatan, Balai
Jambon skala kecamatan, pengiriman dan jasa pendidikan kesehatan yang Skala Kecamatan pertemuan Budaya Makam Pertanian
meliputi Pasar, umum lainnya. non formal meliputi / Lokal, seperti umum/ gedung Astana Srandil Industri
Pertokoan, Ruko, koperasi simpan pinjam (pondok puskesmas Masjid, serba guna Pengolahan Hasil
Pasar Hewan pesantren), rawat inap, Musholla, Gereja, Perkebunan
Balai Latihan puskesmas, Pura
Kerja puskesmas
pembantu,
poliklinik
Kauman Pasar, Pertokoan, Jasa Sosial - Ekonomi SD, SMP, SMU, Penyediaan Pusat Perkantoran Lapangan Olahraga, Indusri
Ruko, Pasar Hewan Skala Kecamatan, SMK, fasilitas Peribadatan Skala Wisata Budaya Pengolahan Hasil
Kecamatan, Balai
seperti Jasa Koperasi pendidikan kesehatan yang Skala Kecamatan Makam T. Pertanian
pertemuan
Simpan Pinjam, non formal meliputi / Lokal, seperti umum/ gedung Brotonegoro Industri
Pegadaian (pondok puskesmas Masjid, serba guna Pengolahan Hasil
pesantren), rawat inap, Musholla, Gereja, Perkebunan
Balai Latihan puskesmas, Pura
Kerja puskesmas
pembantu,
poliklinik
Bandengan Pasar, Pertokoan, Jasa Sosial - Ekonomi SD, SMP, SMU, Penyediaan Pusat Perkantoran Lapangan Olahraga, Indusri
Ruko, Pasar Hewan Skala Kecamatan, SMK, fasilitas Peribadatan Skala Wisata Alam Hutan Pengolahan Hasil
Kecamatan, Balai Wisata Kucur
seperti Jasa Koperasi pendidikan kesehatan yang Skala Kecamatan Pertanian
pertemuan
Simpan Pinjam, non formal meliputi / Lokal, seperti umum/ gedung Industri
Pegadaian (pondok puskesmas Masjid, serba guna Pengolahan Hasil
pesantren), rawat inap, Musholla, Gereja, Perkebunan
Balai Latihan puskesmas, Pura
Kerja puskesmas
pembantu,
poliklinik
Sampung Pasar, Pertokoan, Jasa Sosial - SD, SMP, SMU, Penyediaan Pusat Perkantoran Lapangan Olahraga, Indusri
Ruko, Pasar Hewan Ekonomi Skala SMK, fasilitas Peribadatan Skala Wisata Alam Guo Pengolahan Hasil
Kecamatan, Balai Lowo, Gua Borah,
Kecamatan, seperti pendidikan kesehatan yang Skala Kecamatan Pertanian
pertemuan
No. Wilayah Kecamatan Perdagangan Jasa Pendidikan Kesehatan Peribadatan Perkantoran Rekreasi dan Industri dan
Pengembangan Pendukung Olahraga & Wisata Potensi Lain
Wilayah
Pengembangan
Jasa Koperasi non formal meliputi / Lokal, seperti umum/ gedung Air Terjun, Embung Industri
Simpan Pinjam, (pondok puskesmas Masjid, serba guna Beji, Air Terjun Pengolahan Hasil
Pegadaian pesantren) rawat inap, Musholla, Gereja, Plasur, Sumber Air Perkebunan
puskesmas, Pura Mbeji, Wisata
puskesmas Budaya Situs Watu
pembantu, Dukun, Makam Kyai
poliklinik Sidik Pemono,
Makam Sentono
Sukorejo Pasar, Pertokoan, Jasa Sosial - SD, SMP, SMU, Penyediaan Pusat Perkantoran Lapangan Indusri
Ruko, Pasar Hewan Ekonomi Skala SMK, fasilitas Peribadatan Skala Olahraga, Wisata Pengolahan Hasil
Kecamatan, Balai
Kecamatan, seperti pendidikan kesehatan yang Skala Kecamatan pertemuan Makam Ki Pertanian
Jasa Koperasi non formal meliputi / Lokal, seperti umum/ gedung Onggolono, Industri
Simpan Pinjam, (pondok puskesmas Masjid, serba guna Klampis Ireng, Pengolahan Hasil
Pegadaian, pesantren) rawat inap, Musholla, Gereja, Suko Sewu, Wisata Perkebunan
Penginapan (Motel, puskesmas, Pura Budaya Gethuk
Losmen) puskesmas Golan
pembantu,
poliklinik
5 Wilayah Slahung (Pusat Pusat Jasa Sosial - SD, SMP, SMU, Penyediaan Pusat Perkantoran Lapangan Olahraga, Indusri
Pengembangan Pelayanan) perdagangan Ekonomi Skala SMK, fasilitas Peribadatan Skala Wisata Alam Pengolahan Hasil
Kecamatan, Balai
Slahung skala kecamatan, Kecamatan, seperti pendidikan kesehatan yang Skala Kecamatan Gunung Pringgitan, Pertanian
pertemuan
meliputi Pasar, Jasa Koperasi non formal meliputi / Lokal, seperti umum/ gedung Makam Bupati Industri
Pertokoan, Ruko, Simpan Pinjam, (pondok puskesmas Masjid, serba guna Gading Jaya, Wisata Pengolahan Hasil
dan pasar hewan Pegadaian, pesantren), rawat inap, Musholla, Gereja, Buatan berupa Perkebunan
Penginapan (Motel, Balai Latihan puskesmas, Pura kuliner
Losmen) Kerja puskesmas
pembantu,
poliklinik
Ngrayun Pasar, Pertokoan, Jasa Sosial - SD, SMP, SMU, Penyediaan Pusat Perkantoran Lapangan Olahraga, Indusri
Ruko, Pasar Hewan Ekonomi Skala SMK, fasilitas Peribadatan Skala Wisata Alam Watu Pengolahan Hasil
Kecamatan, Balai
Kecamatan, seperti pendidikan kesehatan yang Skala Kecamatan Semaur, Air Terjun Pertanian
pertemuan
Jasa Koperasi non formal meliputi / Lokal, seperti umum/ gedung Sunggah, Industri
Simpan Pinjam, (pondok puskesmas Masjid, serba guna Agrowisata Pengolahan Hasil
Pegadaian pesantren) rawat inap, Musholla, Gereja, Pertanian, Perkebunan
puskesmas, Pura Agrowisata Buah
puskesmas Durian, Gunung
pembantu, Pare, Gunung
poliklinik Manen, Jurug Carat,
Hutan Lestari, Jurug
Pitu, Gunung
Puncak, Watu Aglik,
No. Wilayah Kecamatan Perdagangan Jasa Pendidikan Kesehatan Peribadatan Perkantoran Rekreasi dan Industri dan
Pengembangan Pendukung Olahraga & Wisata Potensi Lain
Wilayah
Pengembangan
Gunung Rawan,
Sumber Alam
Slindit, Penorama
Alam Baras
Balong Pasar, Pertokoan, Jasa Sosial - SD, SMP, SMU, Penyediaan Pusat Perkantoran Lapangan Olahraga, Indusri
Ruko, Pasar Hewan Ekonomi Skala SMK, fasilitas Peribadatan Skala Wisata Alam Pengolahan Hasil
Kecamatan, Balai Gunung Masjid, Air
Kecamatan, seperti pendidikan kesehatan yang Skala Kecamatan Pertanian
pertemuan
Jasa Koperasi non formal meliputi / Lokal, seperti umum/ gedung Terjun Watu Industri
Simpan Pinjam, (pondok puskesmas Masjid, serba guna Tawang, Kebun Pengolahan Hasil
Pegadaian pesantren) rawat inap, Musholla, Gereja, Buah Naga, Kebun Perkebunan
puskesmas, Pura Jeruk, Gunung
puskesmas Beruk, Air Terjun
pembantu, Kedung Mimang,
poliklinik Goa, Wisata Budaya
berupa kesenian
Sumber: Hasil Rencana, 2018
Arahan lebar ruang manfaat jalan, ruang milik jalan dan ruang pengawasan
jalan Berdasarkan dengan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 dan PP Nomor 34
Tahun 2006 tentang Jalan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3. 3 Ruang Jalan dan Garis Sempadan Berdasarkan dengan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 dan PP Nomor 34 Tahun 2006 tentang
Jalan
Fungsi Jalan Badan Jalan Ruang Jalan Minimal Garis Sempadan
(Minimal) Diukur Dari As Jalan (Meter) Diukur Dari Tepi Badan Pagar (dari As Bangunan (dari
Meter Jalan (Meter) Jalan) Pagar-Teritis)
Rumaja Rumija Ruwasja Meter Meter
A Arteri Primer dan Sekunder 11
1 Perumahan (Rumah Tinggal) 5,5 12,5 15 12,5 8
2 Pemanfaatan lalu lintas diluar 5,5 12,5 15 12,5 8
pusat kegiatan
D Lingkungan 6,5
1 Perumahan (Rumah Tinggal) 2,75 5,5 5 (Primer); 2 (Sekunder) 5,5 2,25
2 Kegiatan Usaha 2,75 5,5 5 (Primer); 2 (Sekunder) 5,5 2,25
3 Pendidikan 2,75 5,5 5 (Primer); 2 (Sekunder) 5,5 2,25
Keterangan:
Jalan kabupaten terdiri atas:
a. Jalan kolektor yang tidak termasuk jalan nasional dan jalan provinsi
b. Jalan lokal primer yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat desa, antar ibukota
kecamatan, ibukota kecamatan dengan desa, dan antardesa
c. Jalan sekunder yang tidak termasuk jalan provinsi dan jalan sekunder dalam kota; dan
d. Jalan strategis kabupaten.
D. Terminal Penumpang
Terminal adalah salah satu komponen dari sistem transportasi yang
mempunyai fungsi utama sebagai tempat pemberhentian sementara kendaraan
umum untuk menaikkan dan menurunkan penumpang dan barang hingga sampai ke
tujuan akhir suatu perjalanan, juga sebagai tempat pengendalian, pengawasan,
pengaturan dan pengoperasian sistem arus angkutan penumpang dan barang,
disamping juga berfungsi untuk melancarkan arus angkutan penumpang atau
barang (Departemen Perhubungan, 1996). Sesuai dengan fungsinya sebagai tempat
pemberhentian sementara (transit) maka di dalam terminal akan terjadi
perpindahan penumpang atau barang dari satu jenis angkutan ke jenis moda
angkutan yang lainnya, sehingga tuntutan efisiensi dari suatu perjalanan bisa
tercapai. Berdasarkan tuntutan tersebut maka suatu terminal harus mampu
menampung, menata dan mengendalikan serta melayani semua kegiatan yang
terjadi akibat adanya perpindahan kendaraan, penumpang maupun barang sehingga
semua kegiatan yang ada pada terminal dapat berjalan lancar, tertib, teratur, aman
dan nyaman.
Terminal yang terdapat di Kabupaten Ponorogo berupa Terminal Utama
yaitu Terminal Seloaji Tipe A, dan terdapat 8 Sub Terminal. Adapun Terminal di
Kabupaten Ponorogo sebagai berikut:
Tabel 3. 4 Terminal di Kabupaten Ponorogo
No. Penetapan Tipe
1 Terminal Seloaji di Jalan Arif Rahman Hakim A
2 Sub Terminal Sahang Desa Sahang C
3 Sub Terminal Pulung Desa Pulung C
4 Sub Terminal Bungkal Desa Bungkal C
5 Sub Terminal Slahung Desa Slahung C
6 Sub Terminal Badegan Desa Badegan C
7 Sub Terminal Sooko Desa Sooko C
8 Sub Terminal Kesugihan Desa Serag C
9 Sub Terminal Sawoo Desa Sawoo C
Sumber: Dinas Perhubungan Dalam Angka, 2016
E. Terminal Barang
Terminal Barang adalah terminal untuk perpindahan (bongkar muat)
barang dari moda transport yang satu ke moda transport yang lainnya. Terminal
barang yang terdapat di Kabupaten Ponorogo ialah terminal barang di Jalan Arif
Rahman Hakim. Rencana pengembangan terminal barang kedepannya tetap
mempertahankan yang ada.
lain jalur tunggal, jalur ganda, jembatan dan terowongan. Lahan selebar ini
merupakan ruang bebas dari bangunan dan merupakan ruang bebas
pandang kereta api, untuk mengakomodasikan badan kereta api dan
perlengkapan lalu lintas kereta api. Ruang ini hanya diisi perlengkapan
kegiatan lalu-lintas kereta api yaitu kabel-kabel sinyal, telegram dan telepon.
Perlengkapan ini sangat penting bagi kelancaran terselenggaranya
perlengkapan tersebut terganggu, maka akan membahayakan keselamatan
perjalanan kereta api.
2. Ruang Milik Jalur (Rumija) Kereta Api
Ruang milik jalur kereta api sepanjang 6 meter dari sisi kanan dan sisi kiri
Ruang Manfaat Jalur rel kereta api, termasuk dalam daerah bebas pandang.
Kecelakaan kereta api bisa disebabkan kesulitan masinis untuk mendukung
kegiatan manusia, kapan akan lewat dan sebagainya. Lahan damija ini
digunakan untuk memperlancar perjalanan kereta api dari gangguan seperti
longsor, kendaraan lain yang melintas dan gangguan lainnya. Untuk
perlindungan kawasan sempadan kereta api antara lain meliputi upaya :
1. Penataan kawasan dengan cara merelokasi pada penduduk yang berada
di sempadan rel.
2. Pengadaan taman, jalan yang menguhubungkan antar kelurahan/desa,
serta penataan/perbaikan lahan sempadan.
a. Pendukung sistem transportasi berupa alat-alat dan perlengkapan
untuk kelancaran transportasi misalnya perlindungan badan rel,
kabel sinyal, telegrap, kabel telepon dan kabel listrik yang
membutuhkan lahan 6 meter dari poros rel.
b. Jalan yang berfungsi menghubungkan antar wilayah kecamatan yang
terdiri atas pembatas/utama, drainase, sistem penerangan jalan dan
badan jalan yang membutuhkan lahan seluas 10 meter yaitu :
Tiga meter untuk taman/ pembatas antara pendukung
perlengkapan transportasi kereta api, drainase dan kebutuhan
sistem penerangan jalan;
5 meter untuk badan jalan;
2 meter untuk sistem penerangan jalan dan drainase; serta
Taman kota yang didalamnya berisi tempat bermain dan taman
yang membutuhkan lahan 7 meter, sehingga total lahan 23 meter.
Konservasi sempadan rel kereta api pada daerah permukiman adalah 11,5
meter pada kiri dan kanan sepanjang rel kereta. Untuk konservasi sempadan rel
kereta api di wilayah Kabupaten Ponorogo sebaiknya diarahkan dapat memenuhi
standar kelayakan konservasi. Selain itu juga dilakukan konservasi dan revitalisasi
pada rel kereta yang telah mati yang ditujukan pada ruas-ruas potensial.
Untuk sempadan kereta api dapat difungsikan sebagai Ruang Terbuka Hijau
yaitu antara sempadan garis tepi rel kereta api hingga batas pinggir kereta api.
Dengan dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau, maka manfaat yang diperoleh
sangat banyak, yaitu :
1. Sebagai alat peredam suara yang ditimbulkan oleh mesin kereta api;
2. Untuk mengurangi polusi, akibat polusi asap kereta api maupun
kendaraan lain; dan
3. Untuk membatasi agar tidak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk
kegiatan baik kegiatan berdagang maupun mendirikan bangunan lainnya.
GAMBAR 5.4
SEMPADAN REL KERETA API
I II II I
23.00 meter
saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET), saluran udara tegangan tinggi
(SUTT), saluran udara tegangan menengah (SUTM), saluran udara tegangan rendah
(SUTR) serta gardu induk. Rencana infrastruktur penyaluran tenaga listrik dan
sarana pendukungnya di Kabupaten Ponorogo, meliputi:
1. jaringan transmisi tenaga listrik untuk menyalurkan tenaga listrik
antarsistem, terdiri atas:
a) saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET), terdapat di:
1) Kecamatan Pudak;
2) Kecamatan Pulung;
3) Kecamatan Jenangan;
4) Kecamatan Babadan;
5) Kecamatan Sukorejo; dan
6) Kecamatan Sampung.
b) saluran udara tegangan tinggi (SUTT), terdapat di:
1) Kecamatan Jenangan;
2) Kecamatan Siman;
3) Kecamatan Balong; dan
4) Kecamatan Slahung.
2. jaringan distribusi tenaga listrik, terdiri atas:
a) saluran udara tegangan menengah (SUTM), terdapat di:
1) Kecamatan Ngrayun;
2) Kecamatan Slahung;
3) Kecamatan Bungkal;
4) Kecamatan Sambit;
5) Kecamatan Sawoo;
6) Kecamatan Sooko;
7) Kecamatan Pudak;
8) Kecamatan Pulung;
9) Kecamatan Mlarak;
10) Kecamatan Siman;
11) Kecamatan Jetis;
12) Kecamatan Balong;
13) Kecamatan Kauman;
14) Kecamatan Jambon;
15) Kecamatan Badegan;
trunking dan jasa radio panggil untuk umum. Jaringan terestrial dan jaringan satelit,
antara lain sebagai berikut:
Dikembangkan secara berkesinambungan untuk menyediakan pelayanan
telekomunikasi dim seluruh wilayah nasional;
Ditetapkan dengan kriteria:
menghubungkan antarpusat perkotaan nasional;
menghubungkan pusat perkotaan nasional dengan pusat kegiatan di
negara lain;
mendukung pengembangan kawasan andalan;atau
mendukung kegiatan berskala internasional.
Kriteria teknis jaringan ditetapkan oleh Menteri yang tugas dan tangguing
jawabnya di bidang telekomunikasi.
Pengembangan jaringan bergerak terestrial dikembangkan diseluruh
Kabupaten Ponorogo.
B. Jaringan bergerak seluler
Penyelenggaraan jaringan bergerak seluler adalah penyelenggaraan jaringan
yang melayani telekomunikasi bergerak dengan teknologi seluler dipermukaan
bumi. Jaringan bergerak seluler dikembangkan diseluruh Kabupaten Ponorogo.
C. Jaringan bergerak satelit
Penyelenggaraan jaringan bergerak satelit berdasarkan PP RI Nomor 52
Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi adalah Penyelenggaraan
jaringan bergerak satelit adalah penyelenggaraan jaringan yang melayani
telekomunikasi bergerak melalui satelit
Dikembangkan untuk melengkapi sistem jaringan telekomunikasi nasional
melalui satelit komunikasi dan stasiun bumi.
Ditetapkan dengan kriteria teknis ketersediaan orbit satelit dan frekuensi
radio yang telah terdaftar pada Perhimpunan Telekomunikasi Internasional;
Kriteria teknis jaringan ditetapkan oleh Menteri yang tugas dan tangguing
jawabnya di bidang telekomunikasi.
Rencana pengembangan prasarana telekomunikasi diarahkan pada
peningkatan jangkauan pelayanan dan kemudahan mendapatkannya. Dalam hal ini,
penyediaan tower BTS (Base Transceiver Station) yang sangat penting menjangkau
ke pelosok perdesaan sebagai prasarana pendukung. Terdapat ± 186 menara
17 Nglorok - - 644
Sumber : Kabupaten Ponorogo Dalam Angka 2018
Pemanfaatan
Lokasi Debit
No Nama Sumber (l/detik)
(l/detik)
Desa Kec. Irigasi Air Minum
11 Bugan Wagir Lor Ngebel 0.25 0.50 -
12 Poko Wagir Lor Ngebel 1.00 2.00 -
13 Santan 1 Wagir Lor Ngebel 0.50 1.00 -
14 Santan 2 Wagir Lor Ngebel 0.50 1.00 -
15 Krisik Wagir Lor Ngebel 3.00 5.00 -
16 Bungas Wagir Lor Ngebel 2.00 4.00 -
17 Banyu panas Wagir Lor Ngebel 0.50 1.00 -
18 Godog Wagir Lor Ngebel 0.50 1.00 -
19 Dung Kuwung Wagir Lor Ngebel 1.00 2.00 -
20 Sangu Banyu Gondowido Ngebel 5.00 10.00 -
21 Pragak 1 Gondowido Ngebel 0.50 0.50 -
22 Pragak 2 Gondowido Ngebel 0.40 1.00 -
23 Ngembak Gondowido Ngebel 0.50 1.00 -
24 Balik Gondowido Ngebel 1.00 2.00 -
25 Botokan Gondowido Ngebel 0.50 1.00 -
26 Jemberan Gondowido Ngebel 1.00 2.00 -
27 Glugo Gondowido Ngebel 3.00 5.00 -
28 Jaran 1 Gondowido Ngebel 3.00 7.00 -
29 Jaran 2 Gondowido Ngebel 0.30 0.50 -
30 Banyu Lirang Gondowido Ngebel 2.50 5.00 -
31 Brambang Gondowido Ngebel 0.50 1.00 -
32 Blikat Gondowido Ngebel 0,50 1.00 -
33 Corong Gondowido Ngebel 3.00 5.00 -
34 Nglingi Gondowido Ngebel 1.00 1.50 -
35 Jambu Talun Ngebel 3.00 7.00 -
36 Parang Kulon Talun Ngebel 4.00 7.00 -
37 Pasang Talun Ngebel 6.00 10.00 -
38 Kalipiji Talun Ngebel 3.00 5.00 -
39 Sejeruk 1 Talun Ngebel 0.40 1.00 -
40 Sejeruk 2 Talun Ngebel 0.50 1.00 -
41 Sidomukti Talun Ngebel 0.50 1.00 -
42 Mendak Talun Ngebel 1.50 3.00 -
43 Banyu Urip 1 Talun Ngebel 2.00 3.00 -
44 Banyu Urip 2 Talun Ngebel 2.50 3.00 -
45 Banyu Urip 3 Talun Ngebel 4.00 7.00 -
46 Kali Tengah Talun Ngebel 3.00 5.00 -
47 Pakel 1 Talun Ngebel 6.00 10.00 -
48 Pakel 2 Talun Ngebel 3.00 5.00 -
49 Baser Talun Ngebel 6.00 10.00 -
50 Celengan 1 Talun Ngebel 0.60 1.00 -
51 Celengan 2 Talun Ngebel 0.50 1.00 -
52 Celengan 3 Talun Ngebel 0.50 1.00 -
53 Pager Tengah Talun Ngebel 0.75 3.00 -
54 Argo Ploso Talun Ngebel 8.00 15.00 -
55 Banyon Talun Ngebel 1.50 3.00 -
56 Pondok Talun Ngebel 2.00 3.00 -
57 Prambanan Talun Ngebel 2.50 5.00 -
58 Bangle Talun Ngebel 1.00 1.50 -
59 Kembang 1 Talun Ngebel 1.00 2.00 -
60 Kembang 2 Talun Ngebel 0.80 2.00 -
61 Banyu Panas Talun Ngebel - - -
Pemanfaatan
Lokasi Debit
No Nama Sumber (l/detik)
(l/detik)
Desa Kec. Irigasi Air Minum
62 Widodaren Talun Ngebel 3,00 5.00 -
63 Macanan Talun Ngebel 2.50 3.00 -
64 Kayu Mas Ngrogung Ngebel 1.00 2.00 -
65 Tunggu Ngrogung Ngebel 1.00 3.00 -
66 Sekirik Ngrogung Ngebel 0.75 2.00 -
67 Kali Cilik Ngrogung Ngebel 8.00 15.00 -
68 Pondok Ngrogung Ngebel 2.00 3.00 -
69 Ngrombak Ngrogung Ngebel 1.50 4.00 -
70 Kadonan Ngrogung Ngebel 2.00 4.00 -
71 Culo Ngrogung Ngebel 2.50 5.00 -
72 Ngejrik Ngrogung Ngebel 0.80 1.00 -
73 Pulosari Ngrogung Ngebel 0.50 4.00 -
74 Sedandang Ngrogung Ngebel 10.00 15.00 -
75 Segentong Ngrogung Ngebel 4.00 5.00 -
76 Jati Ngrogung Ngebel 0.50 1.00 -
77 Daten Ngrogung Ngebel 1.00 2.00 -
78 Batokan Ngebel Ngebel 3.00 5.00 -
79 Betoro Ngebel Ngebel 2.50 4.00 -
80 Claket Ngebel Ngebel 4.00 5.00 -
81 Plunturan 1 Ngebel Ngebel 3.00 4.00 -
82 Plunturan 2 Ngebel Ngebel 0.60 1.00 -
83 Sekitik Ngebel Ngebel 0.30 0.50 -
84 Dukun 1 Ngebel Ngebel 1.00 2.00 -
85 Dukun 2 Ngebel Ngebel 1.50 4.00 -
86 Tipis Ngebel Ngebel 0.50 1.00 -
87 Sologenyo Ngebel Ngebel 1.00 2.00 -
88 Sobo Ngebel Ngebel 1.00 2.00 -
89 Selancing Ngebel Ngebel 4.00 7.00 -
90 Duwur Kali Ngebel Ngebel 2.00 3.00 -
91 Sepingit Ngebel Ngebel 0.30 0.50 -
92 Jawal 1 Ngebel Ngebel 0.25 0.50 -
93 Jawal 2 Ngebel Ngebel 0.30 0.50 -
94 Daram 1 Ngebel Ngebel 1.50 4.00 -
95 Daram 2 Ngebel Ngebel 2.00 3.00 -
96 Banyu Mili Sahang Ngebel 0.60 1.00 -
97 Banyu Lengo Sahang Ngebel 3.00 5.00 -
98 Dagong Sahang Ngebel 0.50 1.00 -
99 Ngedok Sahang Ngebel 0.25 0.50 -
100 Melikan Sahang Ngebel 0.80 2.00 -
101 Gempong Sahang Ngebel 1.00 1.50 -
102 Bujed Sahang Ngebel 0.50 1.00 -
103 Banjaran Sahang Ngebel 1.00 2.00 -
104 Menjangan Sahang Ngebel 2.50 5.00 -
105 Sekonang Sahang Ngebel 0.60 1.00 -
106 Bender Sahang Ngebel 0.50 1.00 -
107 Segendong Sahang Ngebel 2.50 5.00 -
108 Sedandang Wates Ngebel 7.00 9.00 -
109 Patuk Wates Ngebel 0.60 1.00 -
110 Pojok Wates Ngebel 0.30 0.50 -
111 Gempol Wates Ngebel 0.25 0.50 -
112 Bungkus 1 Wates Ngebel 0.80 2.00 -
Pemanfaatan
Lokasi Debit
No Nama Sumber (l/detik)
(l/detik)
Desa Kec. Irigasi Air Minum
113 Bungkus 2 Wates Ngebel 1.00 2.00 -
114 Grempang Paringan Jenangan 0.25 0.50 -
115 Beji 1 Paringan Jenangan 0.30 0.50 -
116 Kejuran Paringan Jenangan 1.50 3.00 -
117 Gandengan Paringan Jenangan 1.50 3.00 -
118 Dawung Paringan Jenangan 0.30 0.50 -
119 Copil Paringan Jenangan 0.30 1.00 -
120 Tuban Paringan Jenangan 1.00 2.00 -
121 Beji 2 Paringan Jenangan 3.00 - -
122 Sumber Tanjungsari Jenangan 0.80 3.00 -
123 Tajem 1 Pomahan Jenangan 0.80 3.00 -
124 Tajem 2 Pomahan Jenangan 1.00 2.00 -
125 Jenes 1 Pomahan Jenangan 0.60 3.00 -
126 Jenes 2 Pomahan Jenangan 1.30 3.00 -
127 Jenes 3 Pomahan Jenangan 1.00 2.00 -
128 Sabil Pomahan Jenangan 1.00 2.00 -
129 Jalinan Pomahan Jenangan 1.00 2.00 -
130 Sendang Pomahan Jenangan 0.80 2.00 -
131 Gesing Pomahan Jenangan 0.75 2.00 -
132 Plaosan Kesugihan Pulung 2.50 4.00 -
133 Sekelor Kesugihan Pulung 0.30 0.50 -
134 Seser 1 Kesugihan Pulung 0.80 2.00 -
135 Seser 2 Kesugihan Pulung 1.00 2.00 -
136 Waluh Lor Serag Pulung 0.30 0.50 -
137 Waluh Kidul Serag Pulung 0.80 2.00 -
138 Ngrejang Serag Pulung 1.00 2.00 -
139 Sumbul Wayang Pulung 3.00 4.00 -
140 Beji Wayang Pulung 9.00 - -
141 Mutih Wayang Pulung 1.00 2.00 -
142 Bendungan Wayang Pulung 6.00 7.00 -
143 Corat Wayang Pulung 3.00 5.00 -
144 Dukuh 1 Wayang Pulung 4.00 5.00 -
145 Dukuh 2 Wayang Pulung 1.00 2.00 -
146 Tundan 1 Wayang Pulung 4.00 5.00 -
147 Tundan 2 Wayang Pulung 3.00 4.00 -
148 Tundan 3 Wayang Pulung 2.00 3.00 -
149 Celengan Munggung Pulung 1.25 3.00 -
150 Seledok Munggung Pulung 2.00 3.00 -
151 Koyan Munggung Pulung 1.00 3.00 -
152 Sedondong 1 Munggung Pulung 1.50 3.00 -
153 Sedondong 2 Munggung Pulung 0.50 0.50 -
154 Nglegok Munggung Pulung 1.25 3.00 -
155 Claket Munggung Pulung 1.00 2.00 -
156 Sekucur Munggung Pulung 1.25 2.00 -
157 Taman Sari Munggung Pulung 5.00 3.00 0.60
158 Sejeruk Munggung Pulung 13.00 16.00 -
159 Turunsih Munggung Pulung 5.00 6.00 -
160 Klereman Munggung Pulung 4.00 5.00 -
161 Poko Munggung Pulung 4.00 5.00 -
162 Banyu Tuwo Munggung Pulung 13.00 18.00 -
163 Seser Munggung Pulung 5.00 6.00 -
Pemanfaatan
Lokasi Debit
No Nama Sumber (l/detik)
(l/detik)
Desa Kec. Irigasi Air Minum
164 Jeblok Munggung Pulung 1.00 1.00 -
165 Grinting Munggung Pulung 1.00 2.00 -
166 Tosari Munggung Pulung 0.50 0.50 -
167 Kendul Munggung Pulung 0.50 0.50 -
168 Panjen Munggung Pulung 0.60 0.50 -
169 Ngembak Wagir Kidul Pulung 3.50 5.00 -
170 Sembung Wagir Kidul Pulung 4.00 4.00 -
171 Grogolan Wagir Kidul Pulung 11.00 12.00 -
172 Bulusari Wagir Kidul Pulung 12.00 15.00 -
173 Girimarto 1 Banaran Pulung 13.00 15.00 -
174 Girimarto 2 Banaran Pulung 16.00 22.00 -
175 Jolotundo Banaran Pulung 17.00 20.00 -
176 Jeram Banaran Pulung 15.00 20.00 -
177 Coban Banaran Pulung 18.00 25.00 -
178 Beji 1 Banaran Pulung 4.00 5.00 -
179 Beji 2 Banaran Pulung 2.00 4.00 -
180 Petungrondo 1 Banaran Pulung 17.00 25.00 -
181 Petungrondo 2 Banaran Pulung 12.00 15.00 -
182 Petungrondo 3 Banaran Pulung 12.00 15.00 -
183 Sooro Banaran Pulung 10.00 12.00 -
184 Beji Banaran Pulung 9.00 50.00 50.00
185 Bendo Banaran Pulung 3.50 - 30.00
186 Kucur Singgahan Pulung 4,00 - 3.00
187 Plumutan Singgahan Pulung 3,00 - 2.00
188 Dakon Singgahan Pulung 2,00 - 2.00
189 Watupecah Singgahan Pulung 2,00 - 2.00
190 Sejojor 2 Singgahan Pulung 1,50 - 1.00
191 Duren Singgahan Pulung 1,25 - 1.00
192 Kembar Singgahan Pulung 0,50 - 0.50
193 Uni Singgahan Pulung 0,60 - 0.50
194 Krobyokan Singgahan Pulung 0,50 - 0.50
195 Punden Singgahan Pulung 0,50 - 0.50
196 Kalas Singgahan Pulung 0,40 - 0.50
197 Waru Singgahan Pulung 0,50 - 0,50
198 Balok Gede Singgahan Pulung 0,50 - 0,50
199 Sejojor 1 Singgahan Pulung 0,50 - 0,50
200 Putuk Suren Singgahan Pulung 0,40 - 0,50
201 Tunjungan Singgahan Pulung 0,75 - 1,00
202 Gampingan Jurug Sooko 5,00 5,00 -
203 Nglarangan 1 Jurug Sooko 3,00 3,00 -
204 Nglarangan 2 Jurug Sooko 7,00 7,00 -
205 Bulusari Jurug Sooko 3,00 3,00 -
206 Cawato Pudak Sooko 3,00 4,00 -
207 Bendo Pudak Sooko 2,00 3,00 -
208 Banyak Pudak Sooko 2,00 3,00 -
209 Sagorawo Pudak Sooko 3,00 4,00 -
210 Argo Cupu Pudak Sooko 2,00 3,00 -
211 Tumpak temu Pudak Sooko 3,00 4,00 -
212 Tumpak Laran Pudak Sooko 3,00 4,00 -
213 Condro Geni Pudak Sooko 2,00 3,00 -
214 Merning Pudak Sooko 2,00 3,00 -
Pemanfaatan
Lokasi Debit
No Nama Sumber (l/detik)
(l/detik)
Desa Kec. Irigasi Air Minum
215 Lawean Pudak Sooko 2,00 3,00 -
Tumpak
216
Sriwing Pudak Sooko 2,00 3,00 -
217 Watu Alas Sooko Sooko 2,00 3,00 -
218 Tretes Sooko Sooko 2,00 3,00 -
219 Banaran Sooko Sooko 3,00 5,00 -
220 Baraan Sooko Sooko 4,00 6,00 -
221 Sekebo 1 Sooko Sooko 4,00 6,00 -
222 Sekebo 2 Sooko Sooko 4,00 6,00 -
223 Lanti Sooko Sooko 5,00 8,00 -
224 Andang Sooko Sooko 3,00 4,00 -
225 Guntur Sooko Sooko 4,00 7,00 -
226 Suruh Sooko Sooko 3,00 5,00 -
227 Banyu Putih Sooko Sooko 3,00 4,00 -
228 Puring Sooko Sooko 3,00 4,00 -
229 Beji Sooko Sooko 4,00 6,00 -
230 Petung Moncal Sooko Sooko 2,00 3,00 -
231 Argo Wulan Sooko Sooko 2,00 3,00 -
Tumpak
232
Andang Sooko Sooko 4,00 6,00 -
233 Moro sawoo Sooko Sooko 3,00 4,00 -
234 Plapor Sooko Sooko 2,00 3,00 -
235 Gunung Tukul Sooko Sooko 2,00 3,00 -
236 Katekan Sooko Sooko 3,00 4,00 -
237 Ngembak Ronowijayan Siman 18,00 31,00 -
238 Sedodok Pijeran Siman 75,00 105,00 -
239 Kaponan Kaponan Mlarak 60,00 95,00 -
240 Bopong Grogol Sawoo 17,00 19,00 -
241 Gendong Grogol Sawoo 5,00 6,00 -
242 Krobyokan Ngadisanan Sawoo 6,00 7,00 -
243 Beji Maguwan Sambit 24,00 24,00 -
244 Gondang Maguwan Sambit 22,00 22,00 -
245 Cangkring Nglewan Sambit 16,00 16,00 -
246 Jamusan Ringin Anom Sambit 5,00 6,00 -
247 Sirah Keteng Bedingin Sambit 25,00 40,00 -
248 Karangan Kupuk Bungkal 30,00 45,00 -
249 Belang Belang Bungkal - - -
250 Pager Pager Bungkal 6,00 10,00 -
251 Joso Nambak Bungkal 6,00 10,00 -
252 Sirikan Nambak Bungkal 3,50 6,00 -
253 Tugu Nongko Tugu Rejo Slahung 3,00 5,00 -
254 Beji Tugu Rejo Slahung 2,00 3,00 -
255 Mutih Tugu Rejo Slahung 2,00 4,00 -
256 Bendungan Tugu Rejo Slahung 2,00 4,00 -
257 Corat Tugu Rejo Slahung 3,00 5,00 -
258 Dukuh 1 Tugu Rejo Slahung 3,00 4,00 -
259 Dukuh 2 Tugu Rejo Slahung 3,50 5,00 -
260 Tundan 1 Tugu Rejo Slahung 3,00 4,00 -
261 Tundan 2 Tugu Rejo Slahung 0,75 1,00 -
262 Tundan 3 Tugu Rejo Slahung 0,75 1,00 -
263 Bawang Wates Slahung 3,00 5,00 -
Pemanfaatan
Lokasi Debit
No Nama Sumber (l/detik)
(l/detik)
Desa Kec. Irigasi Air Minum
264 Klumprit Wates Slahung 2,00 3,00 -
265 Petung Wates Slahung 2,00 4,00 -
266 Banyu Utah Wates Slahung 8,00 13,00 -
267 Pringgitan Wates Slahung 2,00 3,00 -
268 Cemeng Wates Slahung 3,00 5,00 -
269 Wates Wates Slahung - 2,00 3,00
270 Sumber Adang Wates Slahung 6,00 8,00 -
271 Belik Gayam Wates Slahung 0,50 1,00 -
272 Jamur Duri Balong - 27,00 -
273 Beji Maron Kr. Patihan Balong 16,00 20,00 -
274 Belik Umbul Kr. Patihan Balong 15,00 20,00 -
275 Dung Cabe Kr. Patihan Balong 5,00 10,00 -
276 Beji Poko Poko Balong 8,00 10,00 -
277 Kucur Biting Badegan 3,00 3,00 -
278 Ngudai Pager Alu Bungkal 15,00 16,00 -
279 Temon Pager Alu Bungkal 7,00 6.00
280 Bandung Krebet Badegan 15,00 20,00 -
281 Dawe Krebet Badegan 17,00 40,00 -
282 Dung Cabe Krebet Badegan 12,00 35,00 -
283 Ireng Karangan Badegan 5,00 4,00 -
284 Pagotan Karangan Badegan 3,00 3,00 -
285 Cangkring Bulu Badegan 30,00 35,00 -
286 Kebolampang Bulu Badegan 5,00 6,00 -
287 Bandung Bulu Badegan 12,00 18,00 -
288 Widodaren Bulu Badegan 10,00 - -
289 Dung Cabe Bulu Badegan 8,00 - -
290 Ngetep Nglurup Sampung 12,00 - -
291 Gembung Puh Pelem Bulukarto 12,00 8,00 -
292 Suci Gegeran Sukorejo 20,00 25,00 -
293 Suru Gegeran Sukorejo 13,00 15,00 -
Sumber: Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, 2018
Volume Panjang
No DAS Embung Lokasi
Juta (m3) (m)
Kemiri 0,35 93 Kec. Jenangan
8 Nglerep Ngrayun 4,o1 87,75 Kec. Ngrayun
Temon 1,06 89,5 Kec. Ngrayun
Sumber : Penyusunan Master Plan Sumber Daya AIR Kabupaten Ponorogo 2006
- 731,43 24.129.300
17,00
- 731,42 24.144.200
705 731,43 24.129.300
705 731,43 24.729.300
705 731,43 24.129.300
705 731,43 24.129.300
Sumber: UPT Ngebel, 2018
Lokasi Pengiriman/
No. DAERAH Daerah Irigasi Layanan Kejuron UPT
Bangunan Pengupdatetan
KEWENANGAN
Urut Nama DI Luas (Ha) T Semi T Sed Desa/ Desa/ Data
Sb. Sepetung/
303 Kab. Ponorogo 1 0 Senepo Senepo Slahung Karangan Aktif
Panjang
Sb. Seweru
319 Kab. Ponorogo 4 4 4 Wates Wates Duri Karangan Aktif
(Wates Krg)
320 Kab. Ponorogo Sb. Sepetung 16 16 16 Wates Wates Duri Karangan Aktif
321 Kab. Ponorogo Sb. Klumpit 4 4 4 Wates Wates Duri Karangan Aktif
322 Kab. Ponorogo Sb. Banyu Utah 33 33 33 Wates Wates Duri Karangan Aktif
323 Kab. Ponorogo Sb. Pringgitan 3 3 3 Wates Wates Duri Karangan Aktif
324 Kab. Ponorogo Sb. Belik Gayam 1 1 1 Wates Wates Duri Karangan Aktif
325 Kab. Ponorogo Sb. Cemeng 10 0 Wates Wates Duri Karangan Aktif
326 Kab. Ponorogo Sb. Bawang 43 43 43 Wates Wates Duri Karangan Aktif
Sb. Simbar
327 Kab. Ponorogo 15 15 15 Wates Wates Duri Karangan Aktif
Andong
365 Kab. Ponorogo Sb. Sledik 62 0 Binade Binade Ngrayun Karangan Aktif
Sb. Gupit
366 Kab. Ponorogo 20 0 Selur Selur Ngrayun Karangan Aktif
(Nglorok)
Karang
391 Kab. Ponorogo Sb. Belik Sentul 17 0 Karangan Aktif
Patihan
406 Kab. Ponorogo Sb. Kebolampang 4 4 4 Domas Sumoroto Aktif
407 Kab. Ponorogo Sb. Cangkring 48 0 Domas Sumoroto Aktif
414 Kab. Ponorogo Sb. Gemblung 6 6 6 Pohijo Pohijo Jenangan Sumoroto Aktif
426 Kab. Ponorogo Sb. Bandeng 12 0 Sumoroto Aktif
427 Kab. Ponorogo Sb. Bandung 4 0 Sumoroto Aktif
428 Kab. Ponorogo Sb. Beji 12 0 Sumoroto Aktif
429 Kab. Ponorogo Sb. Dawe 10 0 Sumoroto Aktif
430 Kab. Ponorogo Sb. Glatik 12 0 Sumoroto Aktif
431 Kab. Ponorogo Sb. Gunung Gajah 5 0 S Bangun Sumoroto Aktif
432 Kab. Ponorogo Sb. Ireng 10 0 Sumoroto Aktif
433 Kab. Ponorogo Sb. Krincing 3 0 S Bangun Sumoroto Aktif
434 Kab. Ponorogo Sb. Pagotan 12 0 Sumoroto Tidak Aktif
435 Kab. Ponorogo Sb. Watu Dukun 15 0 Badegan Sumoroto Aktif
Sumber: Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, 2018
2. Unit Produksi
SPAM di Kabupaten Ponorogo dibagi menjadi 14 IKK dengan kapasitas
terpasang 212,3 liter/detik, volume produksi sebesar 4.176.173
m3/tahun. Air baku minimum yang digunakan yaitu sumur dalam dan
mata air dengan sistem pengaliran menggunakan pompa dan gravitasi.
Berikut merupakan unit produksi SPAM di Kabupaten Ponorogo dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
3. Unit Distribusi
Distribusi air PDAM Kabupaten Ponorogo, sistem distribusinya
tergantung jenis air bakunya. Air baku yang berasal dari sumur bor
menggunakan sistem pemompaan. Untuk mendistribusikan air ke
konsumen dipergunakan pipa diameter 25 mm hingga 400 mm, dengan
menggunakan pipa ACP, PVC, GI. Berikut merupakan Unit Distribusi
SPAM di Kabupaten Ponorogo dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3. 17 Unit Distribusi di Kabupaten Ponorogo
Penambahan Pj. Jar. Pipa s/d Bulan
Pjg Pipa awal Bulan
LOKASI Jaringan Pipa ini
NO Jenis dan dia Bantuan Bantuan Bantuan
PDAM PDAM PDAM
pipa (mm) dan lain- dan lain- dan lain-
(m) (m) (m)
lain (m) lain (m) lain (m)
BNA. PONOROGO
ACP 400 - 1.371 - - - 1.371
ACP 300 - 900 - - - 900
ACP 250 - 370 - - - 370
ACP 150 - 6.767 - - - 6.767
PVC 200 - 1.966 - - - 1.966
1 PVC 150 - 14.771 - - 14.771
PVC 100 497 17.182 - 497 17.182
PVC 75 3.649 40.173 - 3.649 40.173
PVC 50 6.917 57.756 - - 6.917 57.756
PVC 25 3.538 8.010 - - 3.538 8.010
GI 75 24 - - - 24 -
Jumlah 14.625 149.266 - - 14.625 149.266
IKK.
BADEGAN
PVC 100 150 - - - 150 -
PVC 75 3.000 325 - - 3.000 325
2 PVC 50 2.475 625 - - 2.475 625
GI 50 - 1.550 - - - 1.550
PVC 200 - 1.935 - - - 1.935
PVC 100 - 1.959 - - - 1.959
Jumlah 5.625 6.394 - - 5.625 6.394
IKK.
BUNGKAL
PVC 100 - 1.300 - - - 1.300
PVC 75 1.086 1.700 - - 1.086 1.700
3 PVC 50 - 3.700 - - - 3.700
PVC 40 - 900 - - - 900
PVC 25 - 2.740 - - - 2.740
GI 75 348 - - - 348 -
Jumlah 1.434 10.340 - - 1.434 10.340
IKK.
SLAHUNG
PVC 100 - 1.600 - - - 1.600
4 PVC 75 - 190 - - - 190
GI 75 - 1.200 - - - 1.200
PVC 50 - 2.617 - - - 2.617
PVC 40 - 1.765 - - 1.765
4. Unit Pelayanan
SPAM di Kabupaten Ponorogo melayani rumah tangga/niaga,
kantor/pemerintahan, masjid/musholla, sekolah, rumah sakit, gereja,
asrama, kran umum, dan industri. Jumlah pelanggan di Kabupaten
Ponorogo sebanyak 19.522 dengan jumlah terlayani sebanyak 147.676
jiwa. Berikut jumlah pelanggan di Kabupaten Ponorogo dapat dilihat pada
tabel dibawah ini
No. Sumur Bor / Lokasi Debiet (Q) Lama Pemakaian Operasional dalam
No Keterangan
Mata Air Kecamatan Desa (Ltr/dtk) Jam/Hari 1 (satu) bulan (hari)
Jumlah 2 Unit Aktif : 1 Unit Rusak : 1 Unit
5 SDPO 029 SIMAN Madusari 30 Ltr/dtk 10 jam / hari 25 hari Sumur Aktif
SDPO 046 Sawuh 20 Ltr/dtk 7 jam / hari 20 hari Sumur Aktif
SDPO Siman - - - Sumur Rusak
SDPO 088 Brahu - - - Sumur Rusak
SDPO 531 Pijeran 20 Ltr/dtk 7 jam / hari 20 hari Sumur Aktif
SDPO Manuk 20 Ltr/dtk 7 jam / hari 20 hari Sumur Aktif
Sumur Dalam Tajuk 10 Ltr/dtk 7 jam / hari 20 hari Sumur Aktif
Jumlah 7 Unit Aktif : 4 Unit Rusak : 2 Unit
6 SDPO 530 MLARAK Joresan 25 Ltr/dtk 8 jam / hari 20 hari Sumur Aktif
SDPO 529 Gontor 20 Ltr/dtk 7 jam / hari 20 hari Sumur Aktif
SDPO Suren - - - Sumur Rusak
Jumlah 3 Unit Aktif : 2 Unit Rusak : 1 Unit
9 SDPO 465 BABADAN Babadan 25 Ltr/dtk 8 jam / hari 25 hari Sumur Aktif
No. Sumur Bor / Lokasi Debiet (Q) Lama Pemakaian Operasional dalam
No Keterangan
Mata Air Kecamatan Desa (Ltr/dtk) Jam/Hari 1 (satu) bulan (hari)
SDPO 037 Kadipaten 30 Ltr/dtk 10 jam / hari 25 hari Sumur Aktif
SDPO 047 Kadipaten 30 Ltr/dtk 10 jam / hari 25 hari Sumur Aktif
SDPO 033 Kadipaten - - - Sumur Rusak
Jumlah 4 Unit Aktif : 3 Unit Rusak : 1 Unit
Tanpa
Jumlah Akses Dasar Akses Layak
Akses
penduduk SPALD-S
No Kecamatan Cubluk / Tangki Septik
Perdesaan BABS
Individual Tidak Skala Skala
(KK) (KK)
Layak (KK) Individual Komunal
15 Sukorejo 14.907 1.452 1.002 9.391 2.912
16 Babadan 13.173 20 353 12.171 580
17 Ponorogo - - - - -
18 Jenangan 13.171 1.178 2.216 9.526 202
19 Ngebel 5.653 156 1.650 2.780 1.067
20 Jambon 12.326 7.701 378 4.116 81
21 Pudak 2.338 1.647 - 597 94
Jumlah 221.970 40.837 43.276 123.285 13.473
Sumber : Strategi Sanitasi Kabupaten Ponorogo Tahun 2017
PERILAKU BABS
Ya, BABS;
25,9
Tidak;
74,1
1600 1460
1400
1200
1000
Absolut Persen
800
600
400 11
91,3 20
200 70 11 92
4,4 0,7 5,8 5 0,3 4 0,3 0,7 1,3
0
24 TPST-3R Paju -
No Kriteria Penjelasan
rawan bencana namun perlu adanya pengembangan untuk mengakomodir
upaya mitigasi bencana, antara lain:
1) Pelebaran ruas jalan dan radius persimpangan di daerah
perkotaan yang memiliki kepadatan tinggi.
2) Pengembangan jalan koridor dari pusat kota dan pusat
permukiman sebagai jalur alternatif.
3) Peningkatan/pelebaran jalan lingkungan di kawasan
permukiman pesisir pantai dan jalan-jalan di pegunungan.
4) Pelebaran jalan trotoar untuk pejalan kaki.
5) Kombinasi.
No Kriteria Penjelasan
5) Kesempatan untuk memperoleh bantuan
6) Tersedianya fasilitas umum (jalan, listrik, dan
komunikasi)
7) Ada sanak/kerabat yang tinggal di sekitar lokasi baru
8) Adanya pusat kegiatan ekonomi / kemudahan menuju
ke Lahan usaha, jaringan sosial, pekerja
4. Pertimbangan Penentuan lokasi relokasi (resettlement) harus
Psikologi Masyarakat Mempertimbangkan kondisi psikologis masyarakat antara
lain:
1) Aman dari bencana
2) Ada ikatan turun temurun
3) 3) Privasi
5. Tahapan dalam 1) Pemilihan lokasi
penentuan lokasi Pemilihan lokasi merupakan unsur yang paling
permukiman kembali penting.
Pilihan terhadap alternatif-alternatif lokasi dilakukan
bersama-sama dengan masyarakat yang menjadi
calon penghuni permukiman baru.
2) Studi Kelayakan
Melakukan studi kelayakan lokasi alternative dan
Mempertimbangkan potensi kawasan dari segi
lingkungan, Harga lahan, dan peluang ekonomi
lainnya untuk mata
Pencarian masyarakat setempat.
Pemilihan lokasi harus memperhitungkan dampak
Terhadap masyarakat setempat. Permasalahan
seperti Kualitas lahan, daya tamping lokasi, fasilitas
umum, sumberdaya, prasarana social dan komposisi
penduduk (stratifikasi sosial, jenis kelamin, etnik
minoritas) perlu Dipertimbangkan selama studi
kelayakan.
3) Perencanaan
Perencanaan lokasi pemukiman kembali dilakukan
Dengan mempertimbangkan kearifan lokal dan
melibatkan Baik masyarakat calon penghuni maupun
masyarakat setempat.
Identifikasi kebutuhan sarana dan prasarana
berdasarkan Analisis pemanfaatan sarana dan
prasarana di lokasi lama.
Rencana pola permukiman dengan
mempertimbangkan Pola permukiman lama dan
kebutuhan pada lokasi yang baru.
4) Pembangunan Lokasi Pemukiman Kembali
Luas lahan untuk pembangunan rumah harus
Berdasarkan tempat tinggal sebelumnya dan
kebutuhan di Kawasan baru.
Pemukim kembali diberi alternative untuk
membangun Rumah mereka sendiri atau menerima
rumah yang sudah disediakan.
Seluruh sarana dan prasarana serta fasilitas social
dan Umum harus sudah tersedia sebelum pemukim
diminta Untuk pindah kelokasi.
Pembangunan dilakukan dengan melibatkan seluruh
stakeholder terkait, terutama masyarakat calon
penghuni.