Nusantara
RUMAH BUGIS
di Kab. Pangkajene dan Kepulauan
1
Sumber :
Hartawan dkk. 2015. Perubahan Sistem Struktur Bangunan Rumah Bugis Sulawesi Selatan. Yogyakarta:Universitas Gadjah Mada
Desa Belae
Keluraha
Kabupate Kecamatan n Biraeng
n
Minasaten
Pangkep e
Sumber:
Google image, Google map. 2
Rian Hidayat, 2017. Makalah Suku Bugis. Dikutip dari https://www.academia.edu/36168656/MAKALH_SUKU_BUGIS. 13 Mei
2019. Ismail Suardi Wekke. 2013. Islam dan Adat: Tinjauan Akulturasi Budaya dan Agama Dalam Masyarakat Bugis. Jurnal Analisis.
Vol. 13(1): 28-35.
Rumah adat Bugis, rumah panggung dengan material kayu. Rumah
Bugis berbentuk segi empat yang berasal dari filasafat orang bugis yang dikenal
dengan filsafat sulappa eppa. Sulappa eppa yang diterapkan pada rumah Bugis
menunjukkan simetri dan keseimbangan dari pencarian tatanan dan harmoni yang
juga diterapkan pada aspek politik, sosial, spiritual, dan kultural. Ciri rumah
Bugis terletak pada bentuknya yang memanjang ke belakang.
Orientasi rumah Bugis awalnya dapat memilih salah satu arah mata angin tetapi
setelah mendapat pengaruh Islam menjadi Timur-Barat. Masyarakat Bugis pada
dapat memilih salah satu arah mata angin tetapi setelah mendapat zaman dahulu
seringkali membangun rumahnya dekat dengan tempat mereka bekerja atau
rumah sanak saudara. Pada rumah Bugis terdapat alliri posi (tiang pusar) yang
menjadi sumber sumange’ yang mana menunjukkan sentralitas pada rumah
Bugis. Tiang ini akan dihias dan tari-tarian dilakukan disekitarnya. Motif-motif
pada Rumah Bugis juga memiliki keterkaitan terhadap aspek-aspek tersebut.
Sumber : 3
Etta Adil. 2018. Rumah Adat, Tradisi Menre’ Bola, dan Dapur Orang Bugis Makassar di https://palontaraq.id/2018/04/24/rumah-adat-tradisi-menre-bola-
dan-dapur-orang-bugis-makassar/ (diaksses 13 Mei 2019)
Aspek Visual
Sedangkan ornamen fauna yang digunakan ada tiga macam diantaranya adalah
ayam jantan yang bermakna keuletan dan keberanian, kepala kerbau dengan
makna simbol kekayaan atau simbol status pemilliknya serta naga yang
memiliki makna wanita lemah lembut tetapi memiliki kekuatan. Ornamen
fauna biasa diletakkan pada Timpa Laja.
Sumber :
Sani, Andi Asrul, Bambang Supriyadi dan R.Siti Rukayah. 2015. Bentuk Dan Proporsi Pada Perwujudan Arsitektur Vernakular Bugis. Jurnal Teknik Sipil &4
Perencanaan.Volume 17(2): 99-100.
Marwati, Kurniati Rizka Rishalatul Qur’ani. 2016. Pengaruh Adat Terhadap Fasad Rumah Tradisional Bugis Bone. Jurnal Teknosains. Vol.10(1): 69 – 88.
Aspek Spasial
Rakkeang
Ale Bola
Awa Bola
a. Bagian atas (Rakkeang), biasanya digunakan untuk menyimpan padi yang baru dipanen,
b. Bagian tengah (Ale Bola): bagian dimana yang menjadi tempat tinggal,
c. Bagian bawah atau kolong (Awa Bola) yang berfungsi untuk menghindari serangan
binatang buas untuk naik ke atas, atau pada zaman sekarang digunakan untuk
menempatkan kendaraan pribadi.
Sumber : .
5
Gunawan, Y. 2015. Budaya Tektonika Bugis di
Kabupaten Bone.
Pembagian Ruang secara Horisontal
1. “Lontang Risaliweng” (ruang depan)
Merupakan ruang yang bersifat semi privat, memiliki fungsi
untuk menerima tamu, tempat tidur tamu, tempat untuk
melakukan musyawarah, tempat menyimpan benih serta tempat
Lontang Rilaleng untuk membaringkan mayat sebelum dikebumikan. Ruang ini
juga menjadi tempat berkomunikasi dengan orang-orang luar
yang telah diizinkan untuk masuk. Orang luar sebelum
memasuki ruang ini akan diterima terlebih dahulu pada ruang
T transisi atau biasa dikenal dengan tamping.
ampin
2. “Lontang Retenggah/Latte Retengngah” (ruang tengah)
Lontang Retengga g
Suasana kekeluargaan pada ruang ini sangat kental, sehingga
bersifat privat dan memiliki fungsi sebagai sebagai ruang
tidur kepala keluarga dan anak-anak yang belum dewasa,
tempat makan serta melahirkan.
4. “Lego-lego” (Teras)
Lego-lego berfungsi sebagai tempat untuk menereima tamu
sebelum masuk ke ruang depan rumah atau tempat bersantai
para penghuni rumah.
5. “Tamping”
Lego-lego Tamping merupakan ruang yang berfungsi untuk kegiatan
memasak dan mencuci.
Sumber :
6
Wasilah, A. Hildayanti. 2016. Filosofi Penataan Ruang Spasial Vertikal Pada Rumah Tradisional Saoraja Lapinceng Kabupaten Barru. Jurnal RUAS, Volume
14 No 2, Desember 2016, ISSN 1693-3702.
Abidah, Andi. 2012. Rumah Tradisional Duri dan Bugis (Studi Kasus : Ruang Horizontal). Jurnal Forum Bangunan, Volume 10 Nomor 2, Juli 2012.
Aspek Struktural
Sumber:
Hasan, Raziq, Hendro Prabowo. 2002. Perubahan Bentuk dan Fungsi Arsitektur Tradisional Bugis di Kawasan Pesisir Kamal Muara, Jakarta Utara
(Form and Function Change of the Buginese Traditional Architecture At Kamal Muara Coastal Area, North Jakarta. Department of Architecture
Gunadarma University Jakarta,
Indonesia. 7
Arsitektur [di] Nusantara: Pengantar Mengenal Bangunan Nusantara
8
Arsitektur [di] Nusantara: Pengantar Mengenal Bangunan
Nusantara
Aspek Sosial Budaya
Sao-raja
Bola
Pola Pemukiman Pallaon ruma
Makkulau, M. Farid W. 2018. Rumah Adat, Menre’ Bola, dan Dapur Orang Bugis Makassar. https://palontaraq.id/2018/04/24/rumah-adat-tradisi-
menre-bola- dan-dapur-orang-bugis-makassar/. Diakses pada 24 Maret 2019.
Dalam membangun rumah, ada beberapa rangkaian upacara adat menre 2. Mappatettong Bola (membangun rumah)
bola (naik rumah) yang harus dilakukan. Upacara ini dipimpin oleh panrita Upacara adat ini dilakukan untuk memohon restu pada Tuhan
bola atau sanro bola (dukun) dan diselenggarakan oleh tuan rumah. agar rumah yang dibangun diberkahi dan dilindungi dari segala hal
Tahapan upacara tersebut adalah : yang bersifat buruk bagi penghuninya. Dilakukan di lokasi rumah yang
1. Makkarawa Bola didirikan dengan menyampaikan pada roh halus yang ada di tempat itu
Upacara adat ini dilakukan untuk memohon restu pada Tuhan agar untuk meminta ijin mendirikan rumah baru. Sehari menjelang
diberikan perlindungan dan keselamatan hingga rumah selesai pembangunan rumah, dilakukan pembacaan Kitab Barzanji pada
dibangun. Bahan yang harus dipersiapkan untuk memulai upacara malam harinya.
ini adalah darah dua ekor ayam, tempurung kelapa, dan daun waru. 3. Maccera Bola
Upacara dimulai dengan 3 tahapan, yaitu : Setelah rumah berumur satu tahun, dilakukan upacara maccera
1. Makkattang (waktu menghaluskan tiang dan peralatan) bola yang berarti memberi darah ayam pada rumah itu dan
2. Mappa (waktu mengukur, melubangi tiang dan peralatan) merayakannya. Saat mengoleskan darah pada tiang rumah, sanro bola
3. Mappatama areteng (waktu memasang kerangka) mengucapkan beberapa mantra yang tujuannya agar rumah itu
terhindar dari bahaya.
Sumber :
Kemendikbud. 2014. Menre Bola Baru (Upacara Adat Bugis Naik Rumah). https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbsulsel/menre-bola-baru-upacara10
adat-bugis-naik-rumah/. Diakses pada 24 Maret 2019