TOPIK:
PERKEMBANGAN
ARSITEKTUR NUSANTARA
OLEH:
Ir. Pakhri Anhar, MT.
PERIODENISASI ARSITEKTUR
INDONESIA:
1. Arsitektur Era Hindu dan Budha, seperti
arsitektur candi.
2. Arsitektur Era Islam
3. Arsitektur Vernakular Nusantara
4. Arsitektur Kolonial
5. Arsitektur Pasca Kemerdekaan
ARSITEKTUR ERA HINDU-BUDHA
DI INDONESIA
Arsitektur Era Hindu dan
Budha
Tarumanegara/ Jawa Barat 7 prasasti Purnawarman, abad ke 4 - Batu Jaya, Kerawang Budha
5
Sriwijaya 5 buah prasasti, tahun 683 M Arca Budha, 600 M Muara Takus, 1064 M. Budha
Biara, Padang Lawas, 1024 M
Mataram/ Jawa Tengah Canggal, 732 M Lingga Yoni Gunung Wukir Hindu
Arjuna, 809 M Klp C, Dieng Hindu
Kanjuruhan/ Jawa Timur/ Dinasti Sanjaya Kanjuruhan Dinoyo, 760 M Lingga Badut Hindu, Syiwa
3 prasasti, 856M Wiraha Ratu Boko Hindu-Budha
Raja Balitung, 907 M
Keluarga Warmadewa Sanur, 914 M Padas, Gunung Kawi, Tampak Siring Hindu
Airlangga Pucangan dikenal dengan prasasti Arca Wisnu dan Garuda (garuda Belahan, Jawa Timur Hindu
calcutta mukha)
Candi Plaosan
Candi Sewu
Candi Sewu
(Hindu-
Budha)
Candi
Singosari
Candi
Prambanan
Prasasti
Lingga Yoni
Prasasti Yupa
ARSITEKTUR ERA ISLAM DI
INDONESIA
Arsitektur Era Islam
Secara Umum:
1. Orientasi bangunan ke arah barat
2. Atap tumpuk (1, 3, 5)
3. Puncak atap ada mustuko atau memolo
4. Parit berair (kulah)
5. Tiang soko guru
Tatanan/Susunan Ruang
1. Ruang utama, tempat sholat
2. Mihrab, tempat imam pemimpin sholat
3. Mimbar, kursi, tempat pada pemimpin agama
berceramah, berkhotbah.
4. Maksurah, ruang khusus tembus pandang
untuk para pemimpin sholat
5. Halaman terbuka, lapangan terbuka, taman
dan disertai pancuran air untuk berwudhu
6. Serambi, koridor atau selasar
7. Menara (minoret)
8. Tempat berwudhu untuk bersuci sebelum
sholat
MESJID KUDUS SALAH SATU
PERWUJUDAN AKULTURASI
KEBUDAYAAN ISLAM DAN HINDU
DI INDONESIA
Masjid Baiturrahim (Aceh)
Masjid Chengho
Beberapa Ciri dan Model Arsitektur
Islam
Mihrab Masjid
Mihrab
Mihrab Masjid
adalah bagian penting yang selalu hadir dalam arsitektur sebuah masjid. Sebab,
Mihrab
mihrab adalahtempat
merupakan bagiantempat
pentingimam
yang memimpin
selalu hadirshalat.
dalam arsitektur sebuah masjid.
Fase-fasenya:
1. Periode abad 16 sampai 18
2. Awal tahun 1800 sampai 1920
3. Tahun 1920 1940 an
Periode 1600 - 1800
1. Bangunan masih berorientasi pada gaya bentuk
bangunan asli di Belanda.
2. Bentuk empat persegi panjang. Lebar cendrung
kecil namun bangunan memanjang. Hal ini
terkait dengan efisiensi infrastruktur.
3. Atap cendrung curam dan dinding depan
bertingkat bergaya Belanda di ujung teras.
4. Bangunan tidak berorientasi dan belum
menyesuaikan dengan iklim setempat
5. Contoh kediaman Reine de Klerk (sebelumnya
kediaman Gubernur Jendral Belanda) di Batavia
Periode 1800 - 1920
1. Pemerintah Belanda mengambil alih Hindia
Belanda dari VOC
2. Gaya neoklasik yang melanda Eropah dengan
segala kemegahannya diterjemahkan secara
bebas. Hasilnya terwujudlah arsitektur kolonial
yang disesuaikan dengan lingkungan lokal,
iklim, dan material yang ada di tempat
(Indische architectuur)
3. Ciri-ciri arsitektur indis yang berkembang:
a. Denah simetris 1 lantai, terbuka, pilar di serambi depan
dan belakang. Mempunyai serambi tengah menuju
ruang tidur dan ruang lainnya
b. Pilar menjulang ke atas bergayaYunani, terdapat gevel
atau mahkota di serambi depan dan belakang.
c. Menggunakan atap perisai
Periode 1920 1940 an
1. Pendatang arsitek Belanda di Indonesia,
khususnya dengan berdirinya Technische
Hogeschool (sekarang ITB)
2. Basic rancangan mengacu pada arsitektur
klasik, namun sangat memperhatikanc
kondisi-kondisi tropis yang ada.
3. Arsitek Belanda yang baru ini mulai
memasukkan arsitektur lokal dalam
arsitektur kolonial, sehingga muncul konsep
arsitektur eklektik.
Ciri Umum:
1. Menggunakan gevel (gable) dengan
berbagai variasi curvilinier gable, stepped
gable, gambrel gable, maupun bentuk
pediment
2. Penggunaan tower (biasa pada gereja) pada
bangunan
3. Penggunaan dormer pada bangunan
4. Penyesuaian terhadap iklim tropis basah,
dengan cara: ventilasi yang lebar dan tinggi,
dan galeri (istilah sekarang selasar) untuk
menghambat sinar matahari langsung
Biro Arsitek Terkenal
1. W. Lemei (pembawa gaya art deco)
2. Herman Thomas Karsten (museum sonobudoyo
Yogyakarta, lebih dikenal perencana kota)
3. Henri Maclaine Pont (Kampus ITB sekarang)
4. C.P. Wolf Schoemaker (Villa Isola Bandung)
5. C. Citroen (Balai Kota Surabaya)
6. MJ. Hulswit dan Peter JH. Cuypers, Edward Cuypers
(Balai kota Jakarta, sekarang Museum Fatahillah)
7. AIA (Algemeen Infineurs Architecten, FJL Ghysell,
Hein Avon Essen, F. Stlitz): stasiun kota, Jakarta
8. Beberapa arsitek lain yang tidak menetap: PAJ
Munjen, HP Berlage, Klinkhamer and Ouendag, J.
Gerber (hotel Homan,1939)
Kolonial Art Deco
Kolonial Formalisme
Gedung BI
Bangunan kantor pos dan bank indonesia di
Yogyakarta, karya arsitektur kolonial
Gedung BNI Yogyakarta, bersebelahan dengan kantor
pos, yang merupakan bangunan kolonial
ARSITEKTUR PASCA KEMERDEKAAN
DI INDONESIA
Tinjauan Umum
1. Arsitektur Indonesia periode awal pasca
kemerdekaan dipengaruhi oleh modernisme
arsitektur Belanda ,khususnya Delf dan de stijl.
2. Pengaruh ini terkait dengan banyaknya arsitek
Indonesia lulusan Belanda (Silaban) maupun
lulusan pertama dari ITB (Technische
Gogeschool).
3. Selain itu adanya kebijakan dari Pemerintah
Indonesia tentang program nasionalisasi
(Demokrasi terpimpin) menyebabkan
terputusnya kesinambungan arsitektur
Indonesia Modern dengan tradisi arsitektur
Hindia Belanda.
Bentuk dan Pola Karya Arsitektur
Indonesia I
1. Aliran Delf dan De Stijl menjadi kiblat awal
arsitektur Indonesia.
2. Pola dan Bentuknya adalah berupa gabungan
bangunan kotak dan sistem grid rasional yang
memungkinkan penggunaan unsur pracetak
dari luar.
3. Arsitek pada saat itu mengerjakan pekerjaan
tersebut secara mandiri, sehingga detail
apapun dibuat sendiri. Hal ini terkait dengan
dipulangkannya arsitek Belanda karena
progranl nasionalisasi.
Periode I Arsitek Indonesia
Karya Arsitek
Luar Negeri Di
Indonesia,
dengan konsep
futuristiknya Hotel Ritz Carlton
RANGKUMAN