Anda di halaman 1dari 24

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Permasalahan ...................................................................................................2
1.3 Tujuan Khusus...................................................................................................2
1.4 Urgensi Penelitian .............................................................................................2
1.5 Target Temuan ...................................................................................................2
1.6 Kontribusi Terhadap Ilmu Arsitektur.................................................................2
1.7 Luaran/Manfaat Kegiatan.................................................................................2
Bab II Tinjauan Pustaka ...........................................................................................3
2.1 EDUKASI WISATAWAN TERHADAP AGRESIVITAS MONYET EKOR PANJANG
(MACACA FASCICULARIS) ........................................................................................3
2.2 KONSEP KAMUFLASE ARSITEKTUR......................................................................................4
Bab III Metode Penelitian ........................................................................................8
3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian ...........................................................................8
3.2 Metode Penelitian ..............................................................................................8
Bab IV Biaya Dan Jadwal Kegiatan.......................................................................11
4.1 Anggaran Biaya Penelitian ..............................................................................11
4.2 Jadwal Penelitian.............................................................................................11
Daftar Pustaka ........................................................................................................12
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota Dan Dosen Pembimbing ............................13
Lampiran 2 Justifikasi Anggaran Kegiatan ............................................................21
Lampiran 3 Susunan Organisasi Tim Kegiatan Dan Pembagian Tugas ................22
Lampiran 4 Surat Pernyataan Ketua Kegiatan .......................................................23

i
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pulau Kembang adalah sebuah delta yang terletak di tengah Sungai
Barito yang termasuk di dalam wilayah administratif Kecamatan Alalak,
Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan. Pulau Kembang terletak
di sebelah barat Kota Banjarmasin. Pulau Kembang ditetapkan sebagai hutan
wisata berdasarkan SK. Menteri Pertanian No. 788/Kptsum12/1976 dengan luas
60 Ha.
Pulau Kembang merupakan habitat bagi kera ekor panjang (monyet) dan
beberapa jenis burung. Kawasan pulau Kembang juga merupakan salah satu
objek wisata yang berada di dalam kawasan hutan di Kabupaten Barito Kuala.
Kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan di Pulau Kembang adalah berinteraksi
dengan kera, dimulai dari membeli sebungkus kacang yang dijual di depan
gerbang wisata. Fungsi kacang adalah agar menarik perhatian kera sehingga
wisatawan dapat melihat lebih dekat dan berinteraksi dengan kera- kera
tersebut.
Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis, Raffles 1821) telah hidup
berdampingan dan saling berinteraksi dengan manusia sejak ribuan tahun lalu.
Interaksi interspesies ini terjadi di tempat yang disakralkan atau larangan yang
sering disebut oleh pengunjung dengan istilah monkey temples atau monkey
forest. Monkey forest tersebar di Asia Selatan dan Asia Tenggara, dan beberapa
diantaranya telah berubah menjadi destinasi wisata, yang sangat berkontribusi
dalam pendapatan ekonomi masyarakat lokal (Schilaci, et al., 2010; Fuentes
dan Gamerl, 2005).
Pengunjung sering memberikan makanan kepada monyet ekor panjang.
Setelah monyet mengambil makanan tersebut, pengunjung akan berusaha untuk
menyentuh monyet. Interaksi yang sangat dekat ini berkonsekuensi
menyebabkan terjadinya peningkatan agresifitas monyet ekor panjang terhadap
pengunjung yaitu menyerang pengunjung (Fa, 1992).
Monyet ekor panjang bisa menularkan SFV (simian foamy virus) dan
Herpes B yang berasal dari mukosa monyet tersebut melalui gigitannya ketika
menyerang pengunjung. Pengunjung juga berpotensi terkena gangguan
pernafasan seperti parainfluenza, flu A dan B, serta campak dari interaksi tidak
langsung dengan populasi monyet ekor panjang. Penyebab pengunjung terkena
serangan adalah karena tingkah laku pengunjung itu sendiri seperti memulai
kontak mata dan melakukan kontak fisik dengan monyet ekor panjang,
menginjak ekor, mengganggu, atau membiarkan monyet ekor panjang
memanjat tubuh mereka (Fuentes dan Gamerl, 2005).
Berdasarkan fakta di lapangan, didapatkan bahwa adanya masalah
keamanan bagi wisatawan yang berinteraksi dengan kera ekor panjang di
Pulau Kembang. Hal ini dikarenakan tidak adanya batas antara pengunjung
dengan kera ekor panjang yang lincah dan agresif. Sehingga banyak
pengunjung yang diganggu. Contoh gangguan yang umumnya dialami
wisatawan adalah perampasan barang oleh monyet yang hidup bebas di Pulau
Kembang.

1
Gambar 1.1 Interaksi Monyet Dan Pengunjung Di Pulau Kembang

Melihat permasalahan tersebut, sehingga diperlukan upaya untuk


memperbaiki jalannya interaksi antara manusia dan monyet dengan merancang
titian yang aman bagi interaksi wisatawan dengan kera ekor panjang.

1.2 PERMASALAHAN
Bagaimana rancangan titian yang aman bagi interaksi wisatawan dengan
kera ekor panjang dengan tetap menjaga kealamian ekosistem Pulau Kembang?

1.3 TUJUAN KHUSUS


Tujuan dari penelitian ini adalah merancang titian yang aman bagi
wisatawan Pulau Kembang dengan tetap menjaga kealamian ekosistem Pulau
Kembang.

1.4 URGENSI PENELITIAN


Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan di
lingkungan lahan basah berupa masalah keamanan wisatawan Pulau Kembang
serta mampu menganalasis data mahasiswa sehingga menghasilkan penelitian
yang berkualitas dan memiliki potensi untuk dipublikasikan di jurnal ilmiah
khususnya mahasiswa Prodi Arsitektur, Universitas Lambung Mangkurat.

1.5 TARGET TEMUAN


Target temuan penelitian ini adalah desain arsitektur berupa titian yang
aman bagi wisatawan di Pulau Kembang.

1.6 KONTRIBUSI TERHADAP ILMU ARSITEKTUR


Dengan adanya kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
teori/konsep arsitektur di lahan basah.

1.7 LUARAN/MANFAAT KEGIATAN


Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah laporan kemajuan,
laporan akhir dan artikel ilmiah mengenai penyelesaian masalahan yang ada di
lingkungan lahan basah khususnya Pulau Kembang, Banjarmasin, Kalimantan
Selatan

2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 EDUKASI WISATAWAN TERHADAP AGRESIVITAS MONYET


EKOR PANJANG (MACACA FASCICULARIS)
Kategori tingkah laku provokasi dari pengunjung yang menginisiasi
terjadinya tingkah laku agresif monyet ekor panjang adalah sebagai berikut
(dimodifikasi dari O’Leary, 1993):
1. Food exposure (memperlihatkan/ membawa makanan) yaitu
pengunjung memperlihatkan atau membawa makanan di dekat monyet
ekor panjang.
2. Feeding (memberi makanan) yaitu memberi makan monyet tanpa ada
kontak fisik dengan cara meletakkan atau melempar makanan kepada
monyet.
3. Contact feeding (memberi makan ditangan) yaitu memberi makanan
dengan menggunakan tangan kepada monyet sehingga jari tangan bisa
bersentuhan dengan monyet.
4. Threat (mengancam) yaitu pengunjung melakukan tindakan berupa
memfoto atau berfoto dengan monyet dari jarak dekat (±1 m), gerakan
lain yang menyebabkan monyet terancam.
5. Direct contact (menyentuh) yaitu meletakkan tangan ketubuh monyet.
6. Close contact (berdekatan) yaitu memposisikan tubuh dekat monyet
dalam jarak ≤1 m.
7. Eye contact (kontak mata) menatap tajam ke arah monyet sehingga
berhadap-hadapan.
8. Hiting (memukul) yaitu memukul atau menendang monyet dengan
tangan atau kaki atau benda lain.
Tingkah laku pengunjung yang berkaitan dengan bentuk ancaman
(threat) lebih beresiko tinggi menimbulkan tingkah laku agresif monyet ekor
panjang. Menatap tajam kearah monyet merupakan bentuk provokasi
pengunjung yang paling sering menimbulkan agresif. Berfoto dengan monyet
juga menjadi penyebab timbulnya agresif monyet. Namun biasanya bentuk
provokasi seperti ini terjadi setelah pengunjung melakukan provisioning
terhadap monyet.
Direct contact dan close contact merupakan bentuk provokasi lanjutan
dari provokasi pengunjung yang terkait dengan makanan. Pengunjung yang
memberi makanan kepada monyet, selanjutnya akan mendekati dan menyentuh
monyet untuk keperluan hiburan (seperti memfoto atau berfoto dengan monyet)
atau kepuasan tersendiri karena telah berhasil menaklukkan monyet (Ilham, et
al., 2016). Hal ini juga diungkap oleh Orams (2002), bahwa berdekatan dengan
binatang merupakan hal yang sangat berarti bagi pengunjung dimana
pengunjung akan merasa dekat dengan alam.

3
Berdasarkan hal tersebut, untuk menghindari agresi monyet yang lebih
tinggi terhadap pengunjung, maka sebaiknya pemberian makanan terhadap
monyet dikurangi. Upaya ini bisa dilakukan oleh pihak pemerintah wisata
setempat dengan cara mengeluarkan suatu aturan atau larangan kepada
pengunjung terhadap monyet. Seperti yang telah dilakukan di Padangtegal, Bali
yaitu adanya papan informasi yang berisi himbauan kepada pengunjung untuk
tidak menyentuh atau menggertak monyet, meminta bantuan kepada pemandu
dalam pemberian makanan kepada monyet, atau dilarang me- nyembunyikan
makanan didepan monyet (Fuentes, 2006).
Agar prospek ekowisata tidak suram, prakondisi yang disarankan segera
dibenahi adalah pencegahan perilaku agresif monyet dengan cara mengatur
jarak interaksi antara monyet dengan wisatawan. Khususnya monyet jantan
dewasa dan wisatawan laki-laki dewasa. Cara yang mungkin dapat ditempuh
dengan pengaturan kembali tempat berjualan makanan, pelarangan wisatawan
membawa dan memberi makan monyet (Fa, 1992; O’Leary and Fa,
1993; Chin, 2007), dan juga pelarangan mengganggu ketenangan monyet,
kemudian meningkatkan daya dukung kawasan sehubungan dengan dinamika
populasi monyet.

2.2 KONSEP KAMUFLASE ARSITEKTUR


Kami menerapkan konsep kamuflase arsitektur dalam desain titian
kami. Dengan desain titian yang berkamuflase dengan alam, sehingga
menciptakan adanya batasan antara pengunjung dan monyet di Pulau Kembang,
sehingga pengunjung tetap dapat melihat aktivitas para monyet akan tetapi para
monyet tidak akan menyadari adanya kehadiran pengunjung di sekitar mereka.
Di dalam jurnal karya Muhammad Ridha Pahlifi yang berjudul
“PERANCANGAN MARKAS KOMANDO GABUNGAN KHUSUS DI
KALIMANTAN TIMUR (KAMUFLASE FASAD)’’. Dimana pada
perancangan tersebut menggunakan konsep kamuflase arsitektur.

a. Analisa Kamuflase
Kamuflase adalah suatu metode yang memungkinkan sebuah
organisme atau benda yang biasanya mudah terlihat menjadi tersamar atau
sulit dibedakan dari lingkungan sekitarnya. Contoh-contohnya adalah belang
pada harimau, zebra, belalang, dan seragam tempur motif loreng pada
tentara modern. Kamuflase memang suatu bentuk tipuan dan
penyamaran.
Kata kamuflase dalam bahasa Indonesia dipinjam dari bahasa
Belanda, yang pada gilirannya meminjam dari bahasa Perancis, 'camoufler'
yang berarti 'menyamarkan'.
b. Analisa Kamuflase militer
Dalam peperangan pada masa lampau kamuflase tidak banyak
digunakan. Pasukan-pasukan pada abad ke-19 cenderung mengenakan
warna-warna yang cerah dan berani, serta rancangan-rancangan yang
mencolok. Semua ini dimaksudkan untuk membuat lawan kecil hati,
4
meruntuhkan mental dan nyali, menarik rekrut, memperkuat ikatan dalam
kesatuan atau mempermudah identifikasi satuan dalam kabut perang.
Satuan-satuan perintis yang lebih kecil dan tidak reguler pada abad
ke-18 adalah orang-orang pertama yang mengadopsi warna-warna hijau dan
coklat pucat. Pasukan-pasukan besar mempertahankan warnanya hingga
akhirnya diyakinkan untuk menggantinya. Setelah menderita banyak korban,
tentara Britania di India pada 1857 mencelup warna celana mereka yang
merah menjadi warna-warna netral, mulanya dengan warna lumpur yang
disebut khaki (dari bahasa Urdu yang berarti 'berdebu'). Ini hanyalah upaya
sementara, dan baru menjadi standar di kalangan dinas militer di India pada
tahun 1880-an. Tapi baru setelah Perang Boer Kedua pada 1802, seragam
seluruh tentara Britania distandarkan dengan warna ini untuk seragam
tempur mereka.
Amerika Serikat segera mengikuti Britania, mengadopsi warna khaki
pada tahun yang sama. Rusia mengikutinya, sebagian, pada 1908. Tentara
Italia menggunakan grigio-verde ("kelabu-hijau") di Pegunungan Alpen
dari 1906 dan seluruh tentara pada 1909. Jerman mengadopsi warna
feldgrau("kelabu lapangan") pada 1910.
Tentara-tentara lainnya tetap mempertahankan warna-warna yang
lebih cerah. Pada permulaan Perang Dunia I Perancis mengalami kekalahan
besar karena pasukan-pasukannya mengenakan celana merah (garance)
sebagai seragam mereka. Ini diubah pada awal 1915, sebagian karena korban
yang jatuh dan sebagian lagi karena warna merah diproduksi di Jerman.
Tentara Perancis juga mengadopsi jaket dengan warna baru "biru
cakrawala". Tentara Belgia mulai menggunakan seragam khaki pada 1915.

c. Analisa Kamuflase Warna


Warna adalah salah satu cara untuk berkamuflase pada lingkungan.
Kamuflase bisa muncul secara alami maupun dibuat oleh manusia. Pada
hewan, kamuflase muncul secara alami. Misalnya binatang bunglon.
Hewan ini bisa berubah warna menyamai tempat dimana dia hinggap.
Misalnya jika dia hinggap di atas daun, maka bunglon akan berwarna
hijau daun. Dan jika berada di atas tanah maka dia akan berubah warna
kecoklatan seperti tanah.
Hewan bunglon ini bisa berubah warna apa saja secara alami
sesuai dengan tempat yang dihinggapinya, tetapi sebenarnya dia memiliki
warna asli, yaitu kebanyakan berwarna hijau. Warna primer menurut
teori warna pigmen dari Brewster adalah warna- warna dasar.
Warna-warna lain dibentuk dari kombinasi warna-warna primer. Ini
kemudian dikenal sebagai warna pigmen primer yang dipakai dalam dunia
seni rupa. Campuran dua warna primer menghasilkan warna sekunder.
Campuran warna sekunder dengan warna primer menghasilkan warna
tertier. Namun dalam penelitian lebih lanjut, dikatakan tiga warna primer
yaitu:
1. Merah seperti darah
2. Kuning seperti warna tengah telur
5
3. Biru seperti warna langit atau permukaan air laut

d. Analisa Kamuflase Bentuk


Unsur bentuk adalah segala hal yang memiliki diameter tinggi dan
lebar.Bentuk menurut kamus adalah lengkung , keluk , lentur , wujud atau
rupa. Bentuk adalah sebuah istilah yang bisa mengandung beberapa makna,
bentuk bisa menunjukkan sebuah kondisi khusus misalnya bentuk benda
padat/solid atau cair. Bentuk itu sendiri memiliki suatu bentuk dasar yang
merupakan aspek prinsip yang membantu kita mengidentifikasi serta
mengatagorikan bentuk. Bentuk dasar merujuk pada garis batas khusus
sebuah figur bidang atau konfigurasi bidang permukaan atau suatu volume.
Dari geometri kita mengenal bentuk-bentuk dasar yaitu :
a. Lingkaran, adalah sebuah bidang yang melengkung di setiap titik yang
memiliki jarak yang sama dari sebuah titik pusat kedalam kurva tersebut.
b. Segitiga, adalah sebuah figure bidang yang ditutup 3 sisi dan memiliki
3 buah sudut . Jumlah besar ketiga sudutnya adalah 180°.
c. Bujursangkar, adalah sebuah figure bidang yang memiliki 4 sisi yang
sama panjangnya dan 4 buah sudut tegak lurus.

e. Analisa Kamuflase Fasad


Fasade bangunan yang baik merupakan suatu kesatuan desain antara
atap, dinding serta terintegrasi dengan denah ruang dan struktur yang ada di
dalamnya. Untuk bisa menyatukan elemen-elemen tersebut maka dipakai
berbagai macam konsep perancangan yang bisa menjadi dasar ide atau
pemikiran dalam merancang. Salah satunya dengan konsep “Folding” atau
melipat, menekuk suatu bidang sehingga mendapatkan sebuah fasade
bangunan.
Folding Architecture merupakan suatu proses menghasilkan
bentukan dalam desain arsitektur yang pada intinya bereksperimen untuk
menghasilkan suatu bentuk konfigurasi melalui suatu proses. Penerapannya
ke dalam perancangan arsitektur menggunakan metode “borrowing” yakni
meminjam karakter kertas dan mentransformasikannya kedalam sebuah
bentuk melalui proses lipat, potong, tekan dan lain-lain.
Metode Kamuflase Fasad adalah suatu cara membuat bangunan
tersamar. Yang menjadi sorotan yaitu bangunan tersebut tetap terlihat dan
berwujud tetapi tersamar pada lingkungannya. Yang akan menunjukan
bahwa bangunan militer juga bisa selaras dengan alam dan tersamar.

Contoh lain penerapan konsep kamuflase arsitektur ada di dalam jurnal


karya Naufal Aditya Ramadhan dan Wahyu Setyawan yang berjudul
“EKOTOURISME : ARSITEKTUR DALAM KONSERVASI SATWA”. Dimana
salah satu desain mereka yaitu Skywalk yang menggunakan konsep kamuflase
tersebut.
Untuk merespon badak yang merupakan soliter sehingga tidak nyaman
dengan keberadaan mahluk lain disekitarnya, sehingga diperlukan arsitektur yang
dapat bersifat sebagai kamuflase manusia. Hal ini bertujuan agar manusia tetap
dapat melihat badak dari dekat namun badak tidak terganggu dengan keberadaan

6
manusia tersebut. Jalur skywalk meminimalkan kerusakan namun tetap
memaksimalkan lahan sehingga pengunjung dapat melihat aktivitas secara
menyeluruh. Oleh karena itu jalur skywalk berbentuk zig zag. Dalam menentukan
alur skywalk ini digunakan metode Behavior Mapping. Penggunaan metode
Behavior Mapping dalam diaplikasikan dalam desainYakni dalam penentuan titik

pertemuan interaksi antara manusia dan Badak Sumatera. Kegiatan safari dibagi
menjadi beberapa titik yang disesuaikan dengan perilaku badak yang akan diamati

seperti area berkubang, area salt licking, area minum, dan area makan (Gambar ).
Skywalk akan dilengkapi dengan barrier yang akan bersifat sebagai kamuflase dari

badak (Gambar ). Barrier ini dapat ditanami tumbuhan sehingga badak hanya akan
melihatnya sebagai pohon atau tumbuhan yang ada disekitarnya.
Gambar 2.1 Konsep penataan alur skywalk.

Gambar 2.2 Layout skywalk

Gambar 2.3 Ilustrasi skywalk safari

7
Jadi, kami menggunakan konsep kamuflase arsitektur di dalam desain titian di
Pulau Kembang. Karena berdasarkan tinjauan di atas, didapatkan bahwa konsep
kamuflase arsitektur cocok diterapkan di perancangan titian di Pulau Kembang.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN


Penelitian ini dilakukan di Pulau Kembang, Desa Pulau Alalak,
Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan
Gambar 3.1 Lokasi Pulau Kembang

Gambar 3.2 Suasana Pulau Kembang

Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April hingga Agustus
2020

3.2 METODE PENELITIAN


Penelitian ini menggunakan pendekatan perancangan arsitektural
programming oleh Pena (1995). Metode perancangan arsitektural
programming adalah proses perancangan melalui penelusuran hingga
menemukan masalah keseluruhan, sehingga pemecahan masalah
perancangan (desain) lebih holistik. Dua tahap utama dari proses perancangan
ini adalah: (1) penyusunan program (analisis) dan (2) rancangan skematik
(sintesis). Penyusunan program (analisis) adalah proses penelusuran masalah
dan rancangan skematik (sintesis) adalah proses pemecahan masalah.

3.2.1 Penyusunan Program (analisis)

8
Proses penyusunan program (analisis) terdiri dari lima langkah
rangkaian program, yaitu:
1. Tetapkan Sasaran
2. Kumpulkan dan analisis Fakta
3. Ungkapkan dan uji Konsep
4. Tentukan Kebutuhan
5. Nyatakan Masalah
Langkah-langkah tersebut di atas dapat dilakukan tidak berurutan,
kecuali langkah terakhir (Langkah 5), karena produk terakhir dari
penyusunan program (analisis) adalah pernyataan permasalahan yang
berguna sebagai langkah pertama untuk menuju desain. Penyusunan
Program juga mempertimbangkan 4 (empat) aspek perancangan, yaitu:
1. Aspek Fungsi
Menyatakan aktivitas yang akan terjadi sehingga
memerlukan ruang, hingga diperoleh jumlah ruang yang
diperlukan untuk memenuhi fungsi bangunan
2. Aspek Bentuk
Berhubungan dengan konteks/lingkungan, tempat
arsitektur tersebut akan dibangun

3. Aspek Ekonomi
Menyangkut pertimbangan ekonomi yang akan
membatasi desain.
4. Aspek Waktu
Meliputi 3 (tiga) klasifikasi waktu, yaitu: masa lampau,
tantangan masa sekarang dan proyeksi-proyeksi masa yang
akan datang.
Gambar 3.3. Kerangka Metode Penelitian
Sumber: diolah dari Pena (1995)

3.2.2 Rancangan Skematik (sintesis)


Desain Skematik (premilinary design) merupakan tahapan awal
desain sebuah arsitektur setelah melalui proses menyatakan
permasalahan arsitektural. Desain skematik dimulai dari eksplorasi

9
ide/gagasan, imajinasi dan kreatifitas yang disajikan dalam sketsa-
sketsa arsitektural dan memanfaatkan software Microsoft Office
Word, Sketchup, AutoCAD, Photoshop, CorelDRAW dengan teknik
rendering menggunakan software Vray, Lumion, Photoshop, guna
menampilkan wujud bangunan yang semirip mungkin aslinya. Tahap
ini penting dan akan menentukan hasil akhir sebuah desain.

10
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya Penelitian


NO JENIS PENGELUARAN BIAYA (Rp)
1 Perlengkapan yang diperlukan 4.355.000
2 Bahan Habis Pakai 1.397.500
3 Perjalanan 4.250.000
4 Administrasi (20%) 2.500.000
TOTAL (Rp) 12.502.500
DIBULATKAN (Rp) 12.500.000

TERBILANG: Dua Belas Juta Lima Ratus Ribu Rupiah

4.2 Jadwal Penelitian


BULAN
KEGIATAN
April Mei Juni Juli Agustus
Persiapan Penelitian
Persiapan Observasi
Lokasi
Observasi Lokasi
Penyusunan Data
Penelitian
Analisis Data
Perumusan Konsep
Rancangan Desain
Pelaporan

11
DAFTAR PUSTAKA

Ainul, Mardiah.2016. Agresi Provokasi Dan Non-Provokasi Pada Monyet Ekor


Panjang (Macaca Fascicularis, Raffles 1821) Terhadap Pengunjung Di
Kawasan Gunung Meru. Other thesis. Universitas Andalas.
Mardiah, A., Rizaldi,& Novarino, W. (2015). Agresi Provokasi dan Non-Provokasi
pada Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis, Raffles 1821) Terhadap
Pengunjung di Kawasan Gunung Meru. Journal of Biologi Universitas
Andalas (J. Bio. UA.), 4(4), 258-263.
Djuwantoko, Utami, N.R.,& Wiyono. (2008). Perilaku Agresif Macaca
Fascicularis Pada Wisatawan. Journal of Biodiversitas, 9(4), 301-305. Ramadhan,
N. A., & Setyawan, W. (2018). Ekoturisme: Arsitektur dalam Konservasi
Satwa. JURNAL SAINS DAN SENI ITS, 7(2), 2337-3250.
Pahlifi, M. R. (2016). Perancangan Markas Komando Gabungan Khusus Di
Kalimantan Timur (Kamuflase Fasad). eJournal Teknik Arsitektur, 1(1), 1-
18.

12
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing
Ketua Pelaksana
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Ahmad Zaki
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Fakultas Teknik
4 Program Studi Arsitektur
5 NIM 1710812210001
6 Tempat, Tanggal Lahir Buntok, 18 November 19999
7 E-mail Ahmadzaki1811@gmail.com
8 Nomor Telepon/HP 082159393313

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
SD NEGERI
MAWAR 7 SMP NEGERI 1 SMA NEGERI 1
Nama Institusi
BANJARMASIN BANJARMASIN BANJARMASIN
Jurusan - - MIPA
Tahun Masuk-
Lulus 2005 - 2011 2011 - 2014 2014 - 2017

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


Nama Pertemuan Waktu dan
No. Judul Artikel Ilmiah
Ilmiah/Seminar Tempat
1.
2.

D.Penghargaan 10 Tahun Terakhir


Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Penghargaan Tahun

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan hibah Program Kreativitas Mahasiswa Tahun
2019.
Banjarbaru, 15 Desember 2019

AHMAD ZAKI
13
Anggota Pelaksana 1
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Muhammad Farras Adithia
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Fakultas Teknik
4 Program Studi Arsitektur
5 NIM 1710812110014
6 Tempat, Tanggal Lahir Banjarmasin, 6 Desember 1998
7 E-mail Adithiafarras50@gmail.com
8 Nomor Telepon/HP 082252171012

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
SDN RAJA 3 SMA NEGERI 1
PANGKALAN SMP NEGERI 1 PANGKALAN
Nama Institusi
BUN ARUT SELATAN BUN
Jurusan - - MIPA
Tahun Masuk-
Lulus 2005 - 2011 2011 - 2014 2014 - 2017

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


Nama Pertemuan Waktu dan
No. Judul Artikel Ilmiah
Ilmiah/Seminar Tempat
1.
2.

D. Penghargaan 10 Tahun Terakhir


Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan
Penghargaan Tahun

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan hibah Program Kreativitas Mahasiswa Tahun
2019.
Banjarbaru, 15 Desember 2019

M. FARRAS ADITHIA

14
Anggota Pelaksana 2
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Muhammad Faturrahman
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Fakultas Teknik
4 Program Studi Arsitektur
5 NIM 1710812310010
6 Tempat, Tanggal Lahir Banjarmasin, 27 November 1999
7 E-mail Fatur8481@gmail.com
8 Nomor Telepon/HP 087841752747

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
SD NEGERI
KEBUN BUNGA 4 SMP NEGERI 6 SMA NEGERI 7
Nama Institusi
BANJARMASIN BANJARMASIN
BANJARMASIN
Jurusan - - MIPA
Tahun Masuk-
Lulus 2005 - 2011 2011 - 2014 2014 - 2017

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


Nama Pertemuan Waktu dan
No. Judul Artikel Ilmiah
Ilmiah/Seminar Tempat
1.
2.

D.Penghargaan 10 Tahun Terakhir


Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Penghargaan Tahun

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan hibah Program Kreativitas Mahasiswa Tahun
2019.
Banjarbaru, 25 Oktober 2019

M. FATURRAHMAN

15
BIODATA DOSEN PEMBIMBING
A. IDENTITAS DIRI
1. Nama Lengkap (dengan DR. BANI NOOR MUCHAMAD, S.T,
gelar) M.T. (L)
2. Jabatan Fungsional Lektor Kepala / IVA
3 Jabatan Struktural -
4. NIP 19720430 199703 1 003
5. NIDN 0030047201
6. Tempat dan Tanggal Lahir Martapura 30 April 1972
7. Alamat Rumah Kompleks Balittan I No. 4 Banjarbaru
8. Nomor Telepon/Fax 0813 28729596
9. Alamat Kantor Jl. A. Yani Km 35 Banjarbaru. Kal-Sel
10. Nomor Telepon/Fax --
11. Alamat e-mail/web bani_nm@yahoo.co.id
http://blogbnm.wordpress.com
12 Lulusan yang telah S1 = +/- 20 orang
dihasilkan
1 Arsitektur Vernakular 1 & 2
13 Mata Kuliah yang Diampu 2 Studio Perancangan Arsitektur 2
3 Prasarana Lingkungan Perumahan

B. RIWAYAT PENDIDIKAN
PROGRAM S1 S2 S3
Nama Universitas Islam Universitas Universitas
Perguruan Indonesia Hasanuddin Gadjah Mada
Tinggi
Bidang Ilmu Arsitektur Arsitektur Arsitektur
Tahun Masuk 1991 1999 2009
Tahun Lulus 1995 2001 2013
Judul Skripsi/ Gedung Pameran Rumah Arsitektur
Tesis Kerajinan. Konsep Bubungan Hunian Suku
Adaptif Re-Use Tinggi. Dayak Bukit.
Taman Sari.
Nama Ir. Ahmad Prof. Dr. Ir. Prof. Ir. Tony
Pembimbing/ Syaifuddin, MT. Yulianto Atyanto
Promotor Soemalyo, DEA. Dharoko,
M.Phil.; Ph.D.

C. PENGALAMAN PENELITIAN
Pendanaan
No. Thn Judul Penelitian Sumber Jml
(Juta)
1 2008 Pengkajian Revitalisasi Simbol-Simbol Balitbangda 50
Arsitektur Budaya Banjar Dalam Kebijakan Prov. Kal-
Pembangunan Sarana Publik di Kalimantan Sel
Selatan

16
Pendanaan
No. Thn Judul Penelitian Sumber Jml
(Juta)
2 2009 Studi Lokasi Model Replika Keraton Balitbangda 50
Banjar. Banjarmasin Prov. Kal-
Sel
3 2010 Kajian Model Arsitektur Keraton Banjar di Balitbangda 75
Kalimantan Selatan Prov. Kal-
Sel
4 2010 Studi Arsitektur Keraton Banjar. DPU Kab. 40
Banjar
5 2013 Tipologi Permukiman Balai-Adat Suku DP2M 47
Dayak Bukit di Kalimantan Selatan DIKTI
6 2014 Model Hunian Produktif-Sehat berbasis DP2M 50
Konsep Optimalisasi DIKTI

D. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


Pendanaan
No. Thn Judul Pengabdian kepada masyarakat Sumber Jml
(Juta)
1 2009 Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka DPU 10
Pelaksanaan "Penyusunan Petunjuk Kal-Sel
Pelaksanaan Pengembangan Perumahan dan
Perencanaan Teknis di Kawasan Cagar Budaya
5 2009 Workshop Pembuatan Instruksi Kerja (IK) Unlam 40
Tiap-Tiap Laboraorium dan Lokakarya
Penyusunan Buku Penjamin Mutu Program
Studi
6 2009 Workshop/Sosialisasi Tata Pesuratan dan Unlam 40
Kearsipan UNLAM

E. PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM


JURNAL
No. Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/ Nama Jurnal
Nomor
1 2008 Rekonstruksi Tipologi Vol. 36, No. 2, DIMENSI TEKNIK
Ruang dan Bentuk December ARSITEKTUR.
Istana Kerajaan Banjar 2008, 115-126. Univ. Kristen Petra.
Di Kalimantan Selatan
2 2010 Konsep Optimalisasi Vol. 8 No. 1 Jurnal TESA
Ruang Permukiman Juni 2010. Arsitektur.
Kumuh berdasar Profil Hal. 29-41. Universitas Kristen
Jumlah Penghuni Soegiapranata
3 2013 Muchamad, B N, et.al. Volume 35, Forum Teknik.
2013. Perubahan Hunian Nomor 1. Universitas Gadjah
Suku Dayak Bukit di Januari 2013. Mada
Kalimantan Selatan. Halaman 1-11

17
4 2013 Muchamad, B N, et.al. Vol. 6 No. 1, Jurnal Arsitektur dan
2013. Transformasi April 2013. Perencanaan (JAP)
Permukiman Suku Hal. 18-25 Universitas Gadjah
Dayak Bukit (Dari Mada
Pondok menjadi
Kampung).
5 2013 Muchamad, B N, et.al. Volume 2, Jurnal Lanting.
2013. Tipologi Balai- Nomor 2, Jur. Arsitektur
Adat Suku Dayak Bukit. Agustus 2013, Fakultas Teknik
Halaman 83- UNLAM
89

F. PENGALAMAN PENYAMPAIAN MAKALAH


Nama pertemuan Waktu dan
No. Judul Artikel Ilmiah
Ilmiah/Seminar Tempat
1 Seminar Nasional Riset Arsitektur Melayu Banjar: Jurusan Teknik
Arsitektur dan Ajaran Islam dalam Arsitektur dan
Perencanaan (SERAP) 1 Budaya Melayu Banjar Perencanaan
HUMANISME, berkaitan dengan Konsep Universitas
ARSITEKTUR DAN Arsitekturnya Gadjah Mada. 16
PERENCANAAN Januari 2010.
2 Seminar Nasional Model Ekspresi Arsitektur Universitas
Metode Riset dalam . Udayana Bali, 3
Arsitektur Juni 2010
3 Seminar Jelajah Budaya Huma dalam Jurusan Teknik
Arsitektur Nusantara Pembentukan Makna Balai Arsitektur. ITS.
101010. Adat Suku Dayak Bukit di 11 Oktober 2010
Kalimantan Selatan
4 11th International The Concept of Floating Jurusan Teknik
Conference on Construction as a Model Arsitektur. ITS.
Sustainable for Sustainable 14 – 16 Oktober
Environmental Development in Wetland 2010
Architecture Area
(SENVAR).
5 Seminar 60 th Penguatan Riset Institut
Pendidikan Arstektur Arsitektural dan Teknologi
ITB Relevansinya dengan Bandung
Profesi Arsitek
6 Seminar 60 th Pengalaman dan Institut
Pendidikan Arstektur Kesadaran terhadap Teknologi
ITB Arsitektur: Wacana dan Bandung
Konsep dalam Metode
Pengajaran Arsitektur
7 Seminar Internasional Local Wisdom in UKDW
CIB “Wetland Architecture Yogyakarta. 21-
22 Januari 2011

18
Nama pertemuan Waktu dan
No. Judul Artikel Ilmiah
Ilmiah/Seminar Tempat
8 Seminar Nasional Kedudukan Life Style Universitas
SCAN#2. dalam Proses Atmajaya,
Berarsitektur”. Yogyakarta. 31
Mei 2011.
9 Seminar Nasional Analisis Tipomorfologi Universitas
Mitigasi Bencana. Sebagai Pendekatan Sultan Agung
Perencanaan Terhadap Semarang, 26
Ancaman Bencana Di Kota Juli 2011
Banjarmasin”.
10 Seminar City Branding. ‘Konsep Ekspresi Kota’ Universitas
sebagai pendekatan untuk Dipenegoro,
membangun citra-kota. Agustus 2011
Kasus: kota semarang.
11 International Conference The Truly of Indonesian Universitas
on Indonesian Architecture Case: the Gadjah Mada, 9
Architecture and Origin of Dayak Bukit’s July 2012
Planning #1 Houses.
12 International Graduate CONCEPT OF KINSHIP University of
Students Conference on (BUBUHAN) AS A Gadjah Mada 30
Indonesia #4 BASIS OF Oktober 2012
DEVELOPMENT. Case:
Settlement Program of
Dayak Meratus tribes in
South Kalimantan.
13 13th International Transformation of Dayak Universitas
Conference on Bukit’s Houses. Kristen Duta
Sustainable Wacana , 29-30
Environmental Nov 2012
Architecture
(SENVAR#13) &
CONVEEESH #2

G. PENGALAMAN PENULISAN BUKU


Jumlah
No. Tahun Judul Buku Penerbit
Halaman
1 2006 Kajian Reka Ulang Replika 132 Dinas Kebudayaan
Keraton Banjar di Kuin dan Pariwisata
Provinsi Kal-Sel
2 2007 Anatomi Rumah Bubungan 119 Pustaka Banua,
Tinggi Banjarmasin
3 2007 Anatomi Rumah Adat Balai 121 Pustaka Banua,
Banjarmasin
4 2008 Anatomi Ukiran Tradisional 130 Wastu Lanas
Banjar Grafika, Surabaya

19
5 2011 Model Arsitektur Keraton 122 Pustaka Book
Banjar, Pendekatan Model Publisher
Berdasarkan Kajian Historis
dan Arkeologis

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. dan apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
resikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
persyaratan sebagai salah satu syarat pengajuan hibah PKM-P.

Banjarbaru, 15 Desember 2019


Dosen Pendamping

20
Lampiran 2 Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. JENIS PERLENGKAPAN VOLU SATUA HARGA SATUAN
NILAI (Rp)
(35%) ME N (Rp)
Flashdisk 256 GB 3 pcs 575.000 1.725.000
Memory Card 16 GB 1 pcs 130.000 130.000
Laser Meter 1 pcs 1.000.000 1.000.000
Sewa Kamera DSLR 1 ls 500.000 500.000
Sewa Komputer Grafis 1 ls 1.000.000 1.000.000
SUB TOTAL (Rp) 4.355.000
2. BAHAN HABIS PAKAI VOLU SATUA HARGA SATUAN
NILAI (Rp)
(10-15%) ME N (Rp)
Kertas A4 80 gr 2 pcs 50.000 100.000
Kertas A3 80 gr 2 pcs 100.000 200.000
Tinta Printer 4 pcs 100.000 400.000
Sketchbook A4 3 pcs 30.000 90.000
Drawing Pen 0,1 3 pcs 12.500 37.500
Drawing Pen 0,3 3 pcs 12.500 37.500
Drawing Pen 0,5 3 pcs 12.500 37.500
Pensil Mekanik 3 pcs 15.000 45.000
Spidol Artline 70 (12 warna) 3 lusin 100.000 300.000
Spidol Whiteboard 1 lusin 120.000 120.000
Batrei AA 1 pcs 30.000 30.000
SUB TOTAL (Rp) 1.397.500
VOLU SATUA HARGA SATUAN
3. PERJALANAN (30-40%) NILAI (Rp)
ME N (Rp)
Transportasi ke tempat
5 Kali 750.000 3.750.000
Penelitian
Operasional Observasi
5 Kali 100.000 500.000
Lapangan
SUB TOTAL (Rp) 4.250.000
VOLU SATUA HARGA SATUAN
4. Administrasi (20%) NILAI (Rp)
ME N (Rp)
Cetak Poster 1 pcs 100.000 100.000
Administrasi Penelitian 1 ls 500.000 500.000
Pendaftaran Seminar Nasional 3 org 500.000 1.500.000
Publikasi Jurnal Nasional 1 ls 400.000 400.000
SUB TOTAL (Rp) 2.500.000
TOTAL (Rp) 12.502.500
DIBULATKAN (Rp) 12.500.000

TERBILANG: Dua Belas Juta Lima Ratus Ribu Rupiah

21
Lampiran 3 Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
Alokasi
Program Bidang Waktu
Uraian Tugas
No. Nama / NIM Studi Ilmu (jam/minggu
)
- Mengkoordinasi tim
- Bertanggungjawab
terhadap pelaksanaan
Ahmad Zaki program
10
1. (17108121100 Arsitektur Teknik - Koordinasi
jam/minggu
01) dalam hal
pembimbingan
dengan dosen
pembimbing
- Membantu
pelaksanaan setiap
kegiatan dalam
program
- Bertanggungjawab
terhadap ketua tim
Muhammad
- Bertanggungjawab
Farras Adithia 10
2. Arsitektur Teknik dalam
(17108121100 jam/minggu
mempersiapkan
14)
sarana dan prasarana
penelitian
- Bertanggungjawa
dalam
mempersiapkan
sampel penelitian
- Membantu
pelaksanaan setiap
kegiatan dalam
program
- Bertanggungjab
Muhammad
terhadap ketua tim
Faturrahman 10
3. Arsitektur Teknik - Bertanggungjawab
(17108123100 jam/minggu
dalam membuat
10)
laporan hasil
penelitian
- Bertanggungjawab
dalam melakukan
analisis sampel

22
Dosen Pendamping

23

Anda mungkin juga menyukai