Anda di halaman 1dari 2

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK

INDONESIA NOMOR 28/PRT/M/2015 TENTANG PENETAPAN GARIS SEMPADAN


SUNGAI DAN GARIS SEMPADAN DANAU
Manado
WALIKOTA MANADO PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN DAERAH KOTA
MANADO NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA
MANADO TAHUN 2014 – 2034
Paragraf 2 Kawasan Perlindungan Setempat Pasal 33
(1) Kawasan perlindungan setempat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 huruf b terdiri atas
: a. sempadan pantai; b. sempadan sungai; dan c. kawasan sekitar mata air. (2) Kawasan
sempadan pantai yang merupakan bagian dari kawasan perlindungan setempat terdiri dari :
a. kawasan di sepanjang pesisir pantai Kota Manado yang bukan merupakan kawasan
reklamasi dan merupakan kawasan yang dilindungi kelestarian fungsi pantai ditetapkan
dengan jarak sempadan pantai minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat; b.
kawasan reklamasi pantai dan pantai terbangun ditetapkan dengan jarak sempadan 0 meter
dari titik pasang tertinggi ke arah darat dengan persyaratan harus ada rekayasa konstruksi;
c. kawasan sempadan pantai sebagaimana dimaksud pada huruf a berada di Kecamatan
Bunaken; dan d. kawasan reklamasi sebagaimana dimaksud pada huruf b yaitu di
Kecamatan Wenang, Kecamatan Malalayang, Kecamatan Tuminting dan Kecamatan Sario.
(3) Kawasan sempadan sungai yang merupakan bagian dari kawasan perlindungan
setempat terdiri dari : a. sungai besar di luar kawasan permukiman memiliki sempadan 100
meter di kanan-kiri badan sungai meliputi Sungai Tondano, Sungai Sawangan, Sungai
Bailang, Sungai Malalayang, dan Sungai Sario; b. sungai besar di dalam kawasan
permukiman tidak memiliki talud sempadan 15 meter di kanan-kiri badan sungai meliputi
Sungai Tondano, Sungai Sawangan, Sungai Bailang, Sungai Malalayang, dan Sungai Sario;
c. sungai besar di dalam kawasan permukiman memiliki talud sempadan 5 meter dikanan-
kiri badan sungai meliputi sungai Tondano, Sungai Sawangan, Sungai Bailang, Sungai
Malalayang, dan Sungai Sario; d. sungai kecil di luar kawasan permukiman memiliki
sempadan 50 meter di kanan-kiri badan sungai meliputi Sungai Kolongan, Kuala Warukus,
Kuala Ranopasu, Lumandangan, Dahiangan, Paniki, Pandu, Pangiang, Bakung, Molas,
Tongkaina, dan Tona; e. sungai kecil di dalam kawasan permukiman tidak memiliki talud
sempadan 10 meter di kanan-kiri badan sungai meliputi Sungai Kolongan, Kuala Warukus,
Kuala Ranopasu, Lumandangan, Dahiangan, Paniki, Pandu, Pangiang, Bakung, Molas,
Tongkaina, dan Tona; dan f. sungai kecil di dalam kawasan permukiman memiliki talud
sempadan 3 meter di kanan-kiri badan sungai meliputi Sungai Kolongan, Kuala Warukus,
Kuala Ranopasu, Lumandangan, Dahiangan, Paniki, Pandu, Pangiang, Bakung, Molas,
Tongkaina, dan Tona. (4) Kawasan sekitar mata air yang merupakan bagian dari kawasan
perlindungan setempat terdiri dari mata air – mata air yang ada di Kecamatan Malalayang,
Kecamatan Tikala, Kecamatan Paal Dua, Kecamatan Wanea, Kecamatan Mapanget,
Kecamatan Bunaken.

Bima
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 9 TAHUN 2011 T E N T A N G
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BIMA TAHUN 2011-2031
Peraturan Daerah Kota Bima Nomor 4 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bima
Tahun 2011 - 2031

Bagian Kedua Kawasan Lindung Pasal 25 (1) Rencana pengelolaan kawasan lindung
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf a meliputi semua upaya
perlindungan, konservasi, dan pelestarian fungsi sumber daya alam dan lingkungannya
guna mendukung kehidupan secara serasi yang berkelanjutan dan tidak dapat
dialihfungsikan menjadi kawasan budidaya. (2) Kawasan lindung sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 24 ayat (1) huruf a meliputi: a. kawasan hutan lindung; b. kawasan yang
memberikan perlindungan bagi kawasan bawahannya; c. kawasan perlindungan setempat;
d. kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya; e. kawasan rawan bencana
alam; dan f. kawasan lindung geologi. (3) Kawasan hutan lindung sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf a adalah seluas kurang lebih 83.190 Ha meliputi: Kawasan hutan lindung
persebarannya terletak pada kelompok hutan Maria (RTK 25) , Pamali (RTK 52), Tambora
(RTK 53), Soromandi (RTK 55), Toffo Rompu (RTK 65), Nipa Pusu (RTK 66), Kota
Donggomasa (RTK 67). (4) Kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan
bawahannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b berupa Kawasan resapan air
meliputi: Kawasan Gunung Tambora dan Kawasan Doro Daria, Kawasan Doro Sando,
Kawasan Doro Donggo; (5) Kawasan perlindungan setempat sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf c meliputi: a. kawasan sempadan sungai dilakukan pengelolaan sungai yaitu :
1. kegiatan pinggir sungai mampu melindungi dan memperkuat serta pengaturan aliran air,
dengan tanaman keras dan rib pengendali saluran air; 2. daerah sempadan untuk sungai
kecil masing-masing selebar 50 meter dijadikan kawasan lindung pada kawasan non
pemukiman dan selebar 10 meter untuk sungai yang melewati pemukiman; dan 3. sungai
yang terdapat di tengah pemukiman dapat dilakukan dengan membuat jalan inspeksi
dengan lebar jalan 10 meter.
b. kawasan sekitar danau atau waduk diarahkan ke seluruh kawasan sekitar danau dan
waduk yang tersebar di Kabupaten Bima : Pela Parado, Campa, Rababaka, Sumi, lebarnya
berimbang dengan bentuk kondisi fisik danau/waduk antara 50-100 meter dari titik pasang
tertinggi ke arah darat; Rencana kawasan sekitar danau/waduk di Kabupaten Bima yaitu
sekitar Danau Vulkanik Gunung Tambora, kawasan Waduk Sumi di Kecamatan Lambu,
Bendungan Pela Parado di Kecamatan Parado, Waduk Roka, Waduk Ncera di Kecamatan
Belo; c. kawasan mata air, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 200 m disekitar
mata air dan tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Bima, yaitu di Kecamatan
Tambora 3 titik, Kecamatan Sanggar 2 titik, Kecamatan Donggo 2 titik, Kecamatan Bolo 4
titik, Kecamatan Madapangga 1 titik, Kecamatan Woha 2 titik, Kecamatan Monta 4 titik,
Kecamatan Parado 2 titik, Kecamatan Belo 1 titik, Kecamatan Wawo 1 titik, Kecamatan
Lambitu 1 titik, Kecamatan Sape 3 titik, dan Kecamatan Wera 2 titik; d. sempadan pantai,
Kawasan sempadan pantai ditetapkan pada kawasan sepanjang tepian pantai sejauh 100
meter dari pasang tertinggi secara proporsional sesuai dengan bentuk, letak dan kondisi fisik
pantai; dan e. ruang terbuka hijau kota. Kawasan Hutan Kota yang berfungsi sebagai Ruang
Terbuka Hijau (RTH) dikembangkan pada Ibukota Kabupaten dan Kota Kecamatan.
Pontianak
PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA
TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN PERDAGANGAN DAN JASA PUSAT
PELAYANAN KOTA KECAMATAN PONTIANAK SELATAN

PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG


RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA PONTIANAK TAHUN 2013-2033
Paragraf 2 Kawasan Perlindungan Setempat Pasal 18 (1) Kawasan perlindungan setempat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf b adalah kawasan sempadan sungai.
(2) Kawasan sempadan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup areal
seluas kurang lebih 53 (lima puluh tiga) hektar terdapat di daratan sepanjang tepian Sungai
Kapuas, Sungai Landak dan Sungai Malaya serta saluran drainase primer dengan jarak
minimal 15 (lima belas) meter untuk Sungai Kapuas dan Sungai Landak dan 10 (sepuluh )
meter untuk Sungai Malaya dan saluran drainase primer diukur dari titik pasang air sungai
tertinggi

Anda mungkin juga menyukai