BAB II
TINJAUAN KEBIJAKAN
Pasal 1
(1). Bendungan adalah bangunan yang berupa urukan tanah, urukan batu, dan
beton, yang dibangun selain untuk menahan dan menampung air, dapat pula dibangun
untuk menahan dan menampung limbah tambang, atau
menampung lumpur sehingga terbentuk waduk.
Pasal 101
(1). Perlindungan dan pelestarian waduk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100
ayat (2) huruf a, bertujuan untuk menjaga waduk agar terpelihara
keberadaan, keberlanjutan serta menjaga fungsi waduk terhadap kerusakan
atau gangguan yang disebabkan, baik oleh daya alam maupun tindakan
manusia.
(2) Perlindungan dan pelestarian waduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilaksanakan dengan cara menetapkan dan mengelola kawasan lindung
Pasal 1
(11). Sempadan danau adalah luasan lahan yang mengelilingi dan berjarak
tertentu dari tepi badan danau yang berfungsi sebagai kawasan pelindung
danau.
(12). Daerah tangkapan air danau adalah luasan lahan yang mengelilingi danau
dan dibatasi oleh tepi sempadan danau sampai dengan punggung bukit
pemisah aliran air.
Pasal 17
Penetapan garis sempadan danau dilakukan oleh :
a. Menteri, untuk danau yang berada pada wilayah sungai lintas provinsi,wilayah sungai
lintas negara, dan wilayah sungai strategis nasional;
b. gubernur, danau yang berada pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota;
dan
c. bupati/walikota, danau yang berada pada wilayah sungai dalam satu
kabupaten/kota.
Pasal 18 :
(1) Penetapan garis sempadan danau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17,
dilakukan berdasarkan kajian penetapan sempadan danau.
(2) Kajian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan berdasarkan pola
pengelolaan sumber daya air dan harus mempertimbangkan karakterisktik
danau, kondisi sosial budaya masyarakat setempat, dan kegiatan operasi dan
pemeliharaan danau.
(3) Dalam hal danau berada di dalam kawasan hutan, kajian sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), dilakukan melalui koordinasi dengan instansi yang
membidangi kehutanan.
(4) Batas garis sempadan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ditentukan paling sedikit berjarak 50 (lima puluh) meter dari tepi badan
danau.
(5) Dalam hal terdapat pulau di tengah danau, seluruh luasan pulau merupakan
daerah tangkapan air danau dengan sempadan danau di dalamnya.
Pasal 23
(1) Sempadan danau hanya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan tertentu dan bangunan
tertentu.
(2) Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan;
b. pariwisata;
c. olah raga; dan/atau
d. aktivitas budaya dan keagamaan.
(3) Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. bangunan prasarana sumber daya air;
b. jalan akses, jembatan, dan dermaga;
c. jalur pipa gas dan air minum;
d. rentangan kabel listrik dan telekomunikasi;
e. prasarana pariwisata, olahraga, dan keagamaan;
f. prasarana dan sarana sanitasi; dan
g. bangunan ketenagalistrikan.
(4) Selain pembatasan pemanfaatan sempadan danau sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), pada sempadan danau dilarang untuk:
a. mengubah letak tepi danau;
b. membuang limbah;
c. menggembala ternak; dan
d. mengubah aliran air masuk atau ke luar danau.
Pasal 24
(1) Pemanfaatan sempadan sungai dan sempadan danau sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 22 dan Pasal 23 dilakukan berdasarkan izin dari Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya dalam pengelolaan sumber daya air.
(2) Pemberian izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan
mempertimbangkan rekomendasi teknis dari pengelola sumber daya air pada wilayah
sungai yang bersangkutan.
2.2.1. Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 10 Tahun 2014 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Tapin Tahun 2014 - 2034
lindung;
m. mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi pengelolaan kawasan
lindung; dan
n. memanfaatkan ruang wilayah bagi setiap pemangku kepentingan melalui
prosedur dan mekanisme perizinan.
❖ Strategi pengendalian kegiatan pertambangan di wilayah lzin Usaha Pertambansan
(IUP) /lzin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK)/pertambangan rakyat terdiri atas:
a. memanfaatkan ruang beserta sumber daya tambang dan galian di kawasan
peruntukan pertambangan harus diperuntukan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat, dengan tetep memelihara sumber daya tersebut sebagai
cadangan pembangunan yang berkelanjutan dan tetap memperhatikan
kaidah-kaidah pelestarian fungsi lingkungan hidup dan mempertimbangkan
aspek teknik pertambangan dan otonomi daerah;
b. memberdayakan masyarakat di lingkungan sekitar kawasan pertambangan
guna kepentingan dan kesejahteraan masyarakat setempat;
c. menyediakan fasilitas fisik yang tersedia pada lokasi kawasan pertambangan
meliputi jalan, pelabuhan, jaringan listrik, tempat pembuangan sampah,
drainase, dan saluran limbah;
d. mewajibkan bagi pemrakarsa pertambangan untuk menyusun rencana kerja
eksplorasi pertambangan jangka menengah 5 (ima) tahunan dan jangka
pendek 1(satu) tahunan pada areal kontrak karya/kuasa pertambangan/ijin
pertambangan daerah / pertambangan rakyat;
e. mewajibkan bagi pemrakarsa pertambangan untuk menyusun rencana kerja
pasca penutupan tambang; dan
f. memperbaiki kualitas lingkungan kawasan pertambangan pasca tambang.
❖ Strategi unhrk pengembangan wisata berbasis lingkungan terdiri atas:
a. mengembangkan obyek wisata andalan prioritas;
b. membentuk zona wisata dengan disertai pengembangan paket wisata;
c. meningkatkan sarana dan prasarana wisata yang ada di masing-masing objek
wisata;
d. melakukan diversifikasi program dan produk wisata;
e. mngembangkan sarana dan prasarana mendukung budaya lokal;
f. mengembangkan pusat sentra industri kerajinan; dan
g. melestarikan tradisi/kearifan masyarakat lokal.
a. Waduk- Tapin di Kecamatan Piani seluas kurang lebih 5.472 (lima ribu empat
ratus tujuh puluh dua) hektar;
b. Waduk Tapin di Kecamatan Bungur seluas kurang lebih 14.955 (empat belas
ribu sembilan ratus lima puluh lima) hektar; dan
c. Bendung Pulau Pinang di Kecamatan Tapin Selatan.
Jaringan air baku untuk air minum terdiri atas :
a. sungai meliputi :
1. Sungai Tapin;
2. Sungal Nagara; dan
3. Sungai Binuang.
b. mata air meliputi :
1. mata air di Desa Hatungan, Desa Baru Hapu, Desa Gunung Ulin, Desa
Kembang Kuning, dan Kecamatan Binuang;
2. mata air di Desa Baramban, Desa Bagandah, Desa Batu Ampar, Desa
Harakit, Desa Balawalan, Desa Batung-Lapin, Desa Miawa, Desa Gunung
Barung , Desa Buni'in Kecamatan Piani;
3. mata air di Desa Rantau Bujur, Desa Hangui, Desa Linuh, Dess Limpana
Kecamatan Bungur dan
4. mata air di Desa Matang Batas, Desa Asam Randah, Desa Bagak, Sarang
Burung Tungkap dan Desa Bagak Kecamatan Hatungun.
❖ Sistem Jaringan Prasarana Lainnya
Rencana Sistem Jaringan Prasarana Pengelolaan Lingkungan
Rencana pengembangan Instalasi Pengolatran Air Bersih (IPA) meliputi :
1. Bakarangan di Kecamatan Bakarangan;
2. Binuang di Kecamatan Binuang;
3. Bungur Kecamatan Bungur;
4. Margasari Hulu di Kecamatan Candi Laras Selatan
5. Margasari Hilir Kecamatan Candi Laras Utara
6. Hatungun di Kecamatan Hatungun;
7. Lokpaikat di Kecamatan Lokpaikat;
8. Miawa di Kecamatan Piani;
9. Salam Babaris di Kecamatan Salam Babaris;
10. Tambarangan di Kecamatan Tapin Selatan;
11. Rantau di Kecamatan Tapin Utara; dan