Anda di halaman 1dari 20

DED PENATAAN KAWASAN BENDUNGAN TAPIN

BAB II
TINJAUAN KEBIJAKAN

2.1. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

2.1.1. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG BENDUNGAN

Pasal 1
(1). Bendungan adalah bangunan yang berupa urukan tanah, urukan batu, dan
beton, yang dibangun selain untuk menahan dan menampung air, dapat pula dibangun
untuk menahan dan menampung limbah tambang, atau
menampung lumpur sehingga terbentuk waduk.
Pasal 101
(1). Perlindungan dan pelestarian waduk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100
ayat (2) huruf a, bertujuan untuk menjaga waduk agar terpelihara
keberadaan, keberlanjutan serta menjaga fungsi waduk terhadap kerusakan
atau gangguan yang disebabkan, baik oleh daya alam maupun tindakan
manusia.
(2) Perlindungan dan pelestarian waduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilaksanakan dengan cara menetapkan dan mengelola kawasan lindung

LAPORAN ANTARA II-1


DED PENATAAN KAWASAN BENDUNGAN TAPIN

waduk, vegetatif, dan/atau rekayasa teknik sipil melalui pendekatan sosial,


ekonomi, dan budaya masyarakat sekitar.
(3) Perlindungan dan pelestarian waduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilakukan melalui:
a. pemeliharaan kelangsungan fungsi daerah tangkapan air;
b. pengawasan penggunaan lahan pada daerah tangkapan air;
c. pembuatan bangunan pengendali erosi dan sedimentasi;
d. pengendalian pemanfaatan ruang pada waduk;
e. pengendalian pengolahan tanah pada kawasan hulu waduk;
f. pengaturan daerah sempadan waduk; dan
g. peningkatan kesadaran, partisipasi, dan pemberdayaan pemilik kepentingan dalam
pelestarian waduk dan lingkungannya.
Pasal 103
(1) Pengawasan penggunaan lahan pada daerah tangkapan air sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 101 ayat (3) huruf b, dilakukan oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan yang terkait dengan bidang sumberdaya air,
gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.
(2) Dalam hal Pemilik bendungan merupakan badan usaha, pengawasan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan yang terkait dengan bidang sumber daya air,
gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya serta Pemilik
bendungan.
(3) Dalam hal bendungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dimiliki oleh
badan usaha, Pemilik bendungan melakukan pemantauan penggunaan lahan
pada daerah tangkapan air.
(4) Apabila dari hasil pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
menunjukkan terjadinya perubahan penggunaan lahan pada daerah
tangkapan air, Pemilik bendungan harus melaporkan kepada menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan yang terkait dengan bidang sumber
daya air, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.

LAPORAN ANTARA II-2


DED PENATAAN KAWASAN BENDUNGAN TAPIN

2.1.2. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN GARIS SEMPADAN SUNGAI
DAN SEMPADAN DANAU

Pasal 1
(11). Sempadan danau adalah luasan lahan yang mengelilingi dan berjarak
tertentu dari tepi badan danau yang berfungsi sebagai kawasan pelindung
danau.
(12). Daerah tangkapan air danau adalah luasan lahan yang mengelilingi danau
dan dibatasi oleh tepi sempadan danau sampai dengan punggung bukit
pemisah aliran air.
Pasal 17
Penetapan garis sempadan danau dilakukan oleh :
a. Menteri, untuk danau yang berada pada wilayah sungai lintas provinsi,wilayah sungai
lintas negara, dan wilayah sungai strategis nasional;
b. gubernur, danau yang berada pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota;
dan
c. bupati/walikota, danau yang berada pada wilayah sungai dalam satu
kabupaten/kota.
Pasal 18 :
(1) Penetapan garis sempadan danau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17,
dilakukan berdasarkan kajian penetapan sempadan danau.
(2) Kajian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan berdasarkan pola
pengelolaan sumber daya air dan harus mempertimbangkan karakterisktik
danau, kondisi sosial budaya masyarakat setempat, dan kegiatan operasi dan
pemeliharaan danau.
(3) Dalam hal danau berada di dalam kawasan hutan, kajian sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), dilakukan melalui koordinasi dengan instansi yang
membidangi kehutanan.
(4) Batas garis sempadan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ditentukan paling sedikit berjarak 50 (lima puluh) meter dari tepi badan
danau.
(5) Dalam hal terdapat pulau di tengah danau, seluruh luasan pulau merupakan
daerah tangkapan air danau dengan sempadan danau di dalamnya.

LAPORAN ANTARA II-3


DED PENATAAN KAWASAN BENDUNGAN TAPIN

Pasal 23
(1) Sempadan danau hanya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan tertentu dan bangunan
tertentu.
(2) Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan;
b. pariwisata;
c. olah raga; dan/atau
d. aktivitas budaya dan keagamaan.
(3) Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. bangunan prasarana sumber daya air;
b. jalan akses, jembatan, dan dermaga;
c. jalur pipa gas dan air minum;
d. rentangan kabel listrik dan telekomunikasi;
e. prasarana pariwisata, olahraga, dan keagamaan;
f. prasarana dan sarana sanitasi; dan
g. bangunan ketenagalistrikan.
(4) Selain pembatasan pemanfaatan sempadan danau sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), pada sempadan danau dilarang untuk:
a. mengubah letak tepi danau;
b. membuang limbah;
c. menggembala ternak; dan
d. mengubah aliran air masuk atau ke luar danau.
Pasal 24
(1) Pemanfaatan sempadan sungai dan sempadan danau sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 22 dan Pasal 23 dilakukan berdasarkan izin dari Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya dalam pengelolaan sumber daya air.
(2) Pemberian izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan
mempertimbangkan rekomendasi teknis dari pengelola sumber daya air pada wilayah
sungai yang bersangkutan.

LAPORAN ANTARA II-4


DED PENATAAN KAWASAN BENDUNGAN TAPIN

2.2. PERATURAN DAERAH

2.2.1. Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 10 Tahun 2014 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Tapin Tahun 2014 - 2034

A. Tujuan Penataan Ruang


Tujuan penataan ruang wilayah daerah mewujudkan tatanan ruang
wilayah daerah sebagai daerah pertanian, perkebunan, pertambangan, perdagangan
dan jasa yang berwawasan lingkungan.
B. Kebijakan Penataan Wilayah Daerah
Kebijakan penataan ruang wilayah daerah terdiri atas:
a. peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi
wilayah secara merata dan berhirarki;
b. peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana yang terpadu
dan merata di seluruh wilayah;
c. peningkatan dan pengoptimalan pengembangan pertanian tanaman pangan dan
perkebunan;
d. pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi kawasan lindung;
e. pengendalian kegiatan pertambangan di wilayah Izin Usaha
Pertambangan(IUP)/Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) / pertambangan
rakyat;
f. pengembangan wisata berbasis lingkungan;
g. pengembangan kawasan strategis kabupaten; dan
h. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.
C. Strategi Penataan Wilayah Daerah
❖ Strategi untuk peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan
ekonomi wilayah terdiri atas:
a. menetapkan fungsi pusat kegiatan sesuai dengan pelayanannya;
b. menetapkan kegiatan utama pada pusat-pusat kegiatan agar masing-masing
dapat berkembang sesuai potensinya;
c. mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang potensial dan
belum terlayani oleh pusat pertumbuhan eksisting;
d. meningkatkan fungsi ibukota kecamatan sebagai pusat orientasi kegiatan
ekonomi dalam konteks sub regional dan lokal;
e. menjaga interkoneksi antar kawasan perkotaan dengan kawasan perdesaan,
dan antar kawasan perkotaan dengan wilayah sekitarnya;

LAPORAN ANTARA II-5


DED PENATAAN KAWASAN BENDUNGAN TAPIN

f. mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih


kompetitif dan lebih efektif dalam mendorong pengembangan wilayah
sekitarnya;
g. menyediakan sarana sosial ekonomi sesuai standar pelayanan minimal secara
merata; h. membagi perwilayahan pengembangan yang berorientasi pada
pemanfaatan potensi wilayah belakang; dan
h. meningkatkan sarana sosial ekonomi di pusat-pusat kegiatan sesuai dengan
fungsi dan hirarki pelayanannya.
❖ Strategi untuk peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana
terdiri atas:
a. meningkatnya kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan keterpaduan
pelayanan transportasi darat;
b. melakukan pemeliharaan rutin dan peningkatan jalan dan jembatan
kabupaten untuk mpmperlancar pergerakan penumpang dan barang intra
dan antar wilayah, antar moda serta menunjang pengembangan kawasan
strategis;
c. mengembangkan sistem angkutan umum secara lebih merata di seluruh
wilayah Kabupaten.
d. mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi tenrtama di kawasan
yang masih terisolir;
e. memperluas dan prasarana jaringan listrik di seluruh wilayah kabupateb
terutama ke desa-desa terpencil untuk mendukung pengembangan kegiatan
ekonomi kerakyatan;
f. memperluas pelayanan jaringan air minum kawasan perkotaan, perdesaan
dan kawasan permukiman baru;
g. meningkatkan kualitas, kuantitas dan keterpaduan jaringan prasarana
surmberdaya air;
h. meningkatkan kualitas, kuantitas dan keterpaduan jaringan prasarana
sanitasi lingkungan dan air limbah; dan
i. meningkatkan kualitas persampahan melalui teknologi ramah lingkungan.
❖ Strategi untuk peningkatan dan pengoptimalan pengembangan pertanian tanaman
pangan dan perkebunan terdiri atas:
a. menumbuh kembangkan pertanian tanaman pangan dan perkebunan sesuai
dengan potesi wilayah dan prospek pemasaran melalui intensifikasi,

LAPORAN ANTARA II-6


DED PENATAAN KAWASAN BENDUNGAN TAPIN

peremajaan, rehabilitasi dan optimalisasi;


b. meningkatkan sarana dan prasarana pendukung kegiatan pertanian,
perkebunan, peternakan dan perikanan;
c. mengoptimalkan kawasan pertanian tanaman pangan, perkebunan,
peternakan dan perikanan;
d. mengendalikan alih fungsi lahan pertanian;
e. memelihara dan meningkatkan jaringan irigasi pertanian;
f. menetapkan kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan;
g. meningkatkan produktivitas hortikultura dan perkebunan;
h. mengembangkan budidaya peternakan dengan nnernperhatikan persyaratan
lingkungan, kesehatan dan permukiman; dan
i. mengembangkan kegiatan industri pengolahan hasil pertanian.
❖ Strategi untuk pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi kawasan lindung
tediri atas:
a. menetapkan kawasan lindung di ruang darat;
b. memprioritaskan pemantapan kawasan lindung dan optimalisasi
pemanfaatan kawasan budi daya secara serasi, selaras, seimbang dan
berkelanjutan;
c. meningkatkan dan mengendalikan fungsi kawasan lindung;
d. mengkonservasi, merehabilitasi dan merestorasi kawasan lindung bersama
flora dan fauna yang telah menurun kualitasnya;
e. melahrkan penuntasan tata batas kawasan lindung dan disepakati
seluruhpemangku kepentingan;
f. mengelola kawasan lindung melalui kelembagaan legal formal otonom
dengan melibatkan dan meningkatkan peran serta masyarakat sekitarnya.
g. meningkatkan nilai ekonomi kawasan lindung setempat;
h. meningkatkan nilai ekonomi kawasan lindung tanpa mengabaikan fungsi
perlindungan melalui kegiatan pariwisata yang ramah lingkungan;
i. mengatur pola penggunaan lahan di sekitar kawasan lindung;
j. mewujudkan RTH dalam satu wilayah perkotaan luas paling sedikit 3O%
dari luas kawasan perkotaan tersebut sesuai dengan kondisi ekosistemnya;
k. mengembangkan kegiatan budidaya yang mempunyai daya adaptasi
bencana di kawasan rawan bencana;
l. meningkatkan kerjasama antar wilayah dalam pengelolaan kawasan hutan

LAPORAN ANTARA II-7


DED PENATAAN KAWASAN BENDUNGAN TAPIN

lindung;
m. mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi pengelolaan kawasan
lindung; dan
n. memanfaatkan ruang wilayah bagi setiap pemangku kepentingan melalui
prosedur dan mekanisme perizinan.
❖ Strategi pengendalian kegiatan pertambangan di wilayah lzin Usaha Pertambansan
(IUP) /lzin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK)/pertambangan rakyat terdiri atas:
a. memanfaatkan ruang beserta sumber daya tambang dan galian di kawasan
peruntukan pertambangan harus diperuntukan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat, dengan tetep memelihara sumber daya tersebut sebagai
cadangan pembangunan yang berkelanjutan dan tetap memperhatikan
kaidah-kaidah pelestarian fungsi lingkungan hidup dan mempertimbangkan
aspek teknik pertambangan dan otonomi daerah;
b. memberdayakan masyarakat di lingkungan sekitar kawasan pertambangan
guna kepentingan dan kesejahteraan masyarakat setempat;
c. menyediakan fasilitas fisik yang tersedia pada lokasi kawasan pertambangan
meliputi jalan, pelabuhan, jaringan listrik, tempat pembuangan sampah,
drainase, dan saluran limbah;
d. mewajibkan bagi pemrakarsa pertambangan untuk menyusun rencana kerja
eksplorasi pertambangan jangka menengah 5 (ima) tahunan dan jangka
pendek 1(satu) tahunan pada areal kontrak karya/kuasa pertambangan/ijin
pertambangan daerah / pertambangan rakyat;
e. mewajibkan bagi pemrakarsa pertambangan untuk menyusun rencana kerja
pasca penutupan tambang; dan
f. memperbaiki kualitas lingkungan kawasan pertambangan pasca tambang.
❖ Strategi unhrk pengembangan wisata berbasis lingkungan terdiri atas:
a. mengembangkan obyek wisata andalan prioritas;
b. membentuk zona wisata dengan disertai pengembangan paket wisata;
c. meningkatkan sarana dan prasarana wisata yang ada di masing-masing objek
wisata;
d. melakukan diversifikasi program dan produk wisata;
e. mngembangkan sarana dan prasarana mendukung budaya lokal;
f. mengembangkan pusat sentra industri kerajinan; dan
g. melestarikan tradisi/kearifan masyarakat lokal.

LAPORAN ANTARA II-8


DED PENATAAN KAWASAN BENDUNGAN TAPIN

❖ Strategi untuk pengembangan kawasan strategis kabupaten terdiri atas:


a. menata dan mengembangkan kawasan-kawasan strategis kabupaten;
b. menetapkan kawasan strategis kabupaten (KSK) yang berfungsi
meningkatkan, memperkuat dan mengembangkan perekonomian daerah;
dan
c. mengembangkan prasarana dan sarana bagi kawasan strategis.
❖ Strategi untuk peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara
terdiri atas:
a. mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungi khusus
pertahanan dan keamanan;
b. mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan sekitar
kawasan strategis nasional untuk menjaga fungsi Pertahanan dan keamanan;
c. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak
terbangun sekitar kawasan strategis nasional sebagai penyangga yang
memisahkan kawasan strategis nasional dengan kawasan budidaya
terbangun; dan
d. turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan TNI.
D. Rencana Struktur Ruang Wilayah Daerah
Rencana struktur ruang wilayah daerah terdiri atas :
a. pusat-pusat kegiatan;
b. sistem jaringan prasarana utama; dan
c. sistem jaringan prasarana lainnya.
❖ Pusat – Pusat Kegiatan
Rencana sistem pusat kegiatan yang ada dalam Perda No 10 Tahun 2014 tentang
RTRW Kabupaten Tapin Tahun 2014- 2034 terdiri atas:
a. Sistem Perkotaan
Sistem perkotaan sebagaimana dimaksud terdiri atas:
a. PKL dengan lokasi berada diperkotaan Rantau di Kecamatan Tapin Utara.
b. PKLp dpngan lokasi meliputi:
1. Perkotaan Binuang di Kecamatan Binuang; dan
2. Perkotaan Mergasari di Kecamatan Candi Laras Selatan.
c. PPK dengan lokasi meliputi:
1. Perkotaan Bakarangan;
2. Perkotaan Bungur;

LAPORAN ANTARA II-9


DED PENATAAN KAWASAN BENDUNGAN TAPIN

3. Perkotaan Candi Laras Utara;


4. Perkotaan Hatungun;
5. Pekotaan Lokpaikat;
6. Perkotaan Piani;
7. Perkotaan Salam Babaris; dan
8. Perkotaan Tapin Selatan.
b. Sistem Perdesaan.
Rencana sistem perdesaan berupa PPL sebagai Desa Pusat Pertumbuhan meliputi :
a. Kecamatan Bakarangan meliputi:
1. Desa Parigi
2. Desa Gadung Karamat dan
3. Desa Gadung.
b. Kecamatan Bungur meliputi:
1. Desa Linuh;
2. Desa Purut; dan
3. Desa Banua Padang
c. Kecamatan Binuang meliputi:
l. Desa Tungkap;
2. Desa Pulau Pinang; dan
3. Desa Pulau Pinang Utara.
d. Kecamatan Hatungun ditetapkan di Desa Batu Hapu.
e. Kecamatan Tapin Selatan meliputi:
1. Desa Tatakan;
2. Desa Suato Tatakan;
3. Desa Sawang; dan
4. Desa Harapan Masa.
f. Kecamatan Salam Babaris meliputi:
1. Desa Kambang Habang Baru; dan
2. Desa Pantai Cabe.
g. Kecamatan Tapin Tengah meliputi:
1. Desa Tirik;
2. Desa Kepayang; dan
3. Desa Pandatran.
h. Kecamatan Piani ditetapkan di Desa Baramban:

LAPORAN ANTARA II-10


DED PENATAAN KAWASAN BENDUNGAN TAPIN

i. Kecamatan Lokpaikat meliputi :


l. Desa Ayunan Papan; dan
2. Desa Bitahan.
j. Kecamatan Tapin Utara ditetapkan di Desa Lumbu Raya;
k. Kecamatan Candi Laras Selatan meliputi:
1. Desa Pabaungan Fantai; dan
2. Desa Baringin.
1. Kecamatan Candi Laras Utara berada di Desa Pariok.
❖ Sistem Jaringan Prasarana Utama
a. Rencana Sistem Jaringan Transportasi Darat
Rencana pembangunan terminal penumpang tipe C baru meliputi:
1. Terminal Rantau Baru di Kecamatan Tapin Utara;
2. Terrninal Binuang Baru di Kecamatan Binuang;
3. Terminal Margasari Baru di Kecamatan Candi Laras Selatan; dan
4. Terminal Batung di Kecamatan Piani.
Rencana pembangunan jembatan timbang meliputi :
1. Keeamatan Tapin Tengah;
2. Batung di Kecamatan Piani.
b. Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai meliputi:
a. wilayah sungai lintas provinsi berupa DAS Barito dengan Sungai Negara
melintasi :
1. Kecamatan Candi Laras Selatan; dan
2. Kecamatan Candi laras Utara;
b. wilayah sungai di dalam Kabupaten terdiri atas :
1. Sungai Tapin meliputi Kecamatan Piani, Kecamatan Bungur, Kecamatan Tapin
Utara, Kecamatan Bakarangan, Kecamatan Candi Laras Selatan;
2. Sungai Negara meliputi Kecamatan Candi Laras Utara dan Kecamatan Candi
Laras Selatan;
3. Sungai Binuang meliputi Kecamatan Binuang; dan
4. Anak Sungai lainnya meliputi 120 (seratus dua puluh) anak sungai yang
menjadi kewenangan Kabupaten.

Aset Sumberdaya Air meliputi :

LAPORAN ANTARA II-11


DED PENATAAN KAWASAN BENDUNGAN TAPIN

a. Waduk- Tapin di Kecamatan Piani seluas kurang lebih 5.472 (lima ribu empat
ratus tujuh puluh dua) hektar;
b. Waduk Tapin di Kecamatan Bungur seluas kurang lebih 14.955 (empat belas
ribu sembilan ratus lima puluh lima) hektar; dan
c. Bendung Pulau Pinang di Kecamatan Tapin Selatan.
Jaringan air baku untuk air minum terdiri atas :
a. sungai meliputi :
1. Sungai Tapin;
2. Sungal Nagara; dan
3. Sungai Binuang.
b. mata air meliputi :
1. mata air di Desa Hatungan, Desa Baru Hapu, Desa Gunung Ulin, Desa
Kembang Kuning, dan Kecamatan Binuang;
2. mata air di Desa Baramban, Desa Bagandah, Desa Batu Ampar, Desa
Harakit, Desa Balawalan, Desa Batung-Lapin, Desa Miawa, Desa Gunung
Barung , Desa Buni'in Kecamatan Piani;
3. mata air di Desa Rantau Bujur, Desa Hangui, Desa Linuh, Dess Limpana
Kecamatan Bungur dan
4. mata air di Desa Matang Batas, Desa Asam Randah, Desa Bagak, Sarang
Burung Tungkap dan Desa Bagak Kecamatan Hatungun.
❖ Sistem Jaringan Prasarana Lainnya
Rencana Sistem Jaringan Prasarana Pengelolaan Lingkungan
Rencana pengembangan Instalasi Pengolatran Air Bersih (IPA) meliputi :
1. Bakarangan di Kecamatan Bakarangan;
2. Binuang di Kecamatan Binuang;
3. Bungur Kecamatan Bungur;
4. Margasari Hulu di Kecamatan Candi Laras Selatan
5. Margasari Hilir Kecamatan Candi Laras Utara
6. Hatungun di Kecamatan Hatungun;
7. Lokpaikat di Kecamatan Lokpaikat;
8. Miawa di Kecamatan Piani;
9. Salam Babaris di Kecamatan Salam Babaris;
10. Tambarangan di Kecamatan Tapin Selatan;
11. Rantau di Kecamatan Tapin Utara; dan

LAPORAN ANTARA II-12


DED PENATAAN KAWASAN BENDUNGAN TAPIN

12. Tambaruntung di Kecamatan Tapin Tengah.


E. Rencana Pola Ruang Wilayah Daerah
Kawasan Hutan Lindung
Kawasan hutan lindung seluas kurang lebih 11.362 (sebelas ribu tiga ratus enam puluh
dua) hektar berada di Kecamatan Piani, Kecamatan Lokpaikat dan Kecamatan
Hetungan.
Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan sempadan sungai meliputi :
a. Kecamatan Bakarangan seluas kurang lebih 258 (dua ratus lima puluh delapan)
hektar;
b. Kecamatan Bungur seluas kurang lebih 548 (Iima rahrs empat puluh delapan) hektar
c. Kecamatan Piani seluas kurang lebih 843 (delapan ratus empat puluh tiga) hektar;
d. Kecamatan Tapin Utara seluas kurang lebih 165 (seratus enarn puluh lima) hektar;
e. Kecamatan Binuang setuas kurang lebih 4O (empat putuh) hektar;
f. Kecamatan Candi Laras Selatan seluas kurang lebih 879 (delapan ratus tujuh puluh
sembilan) hektar; dan
g. Kecamatan Candi Laras Utara seluas kurang lebih 840 (delapan ratus empat puluh)
hektar.
Kawasan sekitar danau dan waduk meliputi :
a. Danau Lokpaikat di Kecamatan Lokpaikat;
b. Waduk Tapin di Kecamatan Piani; dan
c. Waduk Tapin di Kecamatan Bungur
Kawasan sekitar mata air meliputi :
a. mata air di Desa Hatungan, Desa Batu Hapu, Desa Gunung Ulin, Desa Kembang
Kuning, dan Kecamatan Binuang
b. mata air di Desa Baramban, Desa Bagandah, Desa Batu Ampar, Desa Harakit, Desa
Balawaian, Desa Batung-lapin, Desa Miawa, Desa Gunung Barung, Desa Buni'in
Kecamatan Piani;
c. mata air di Desa Rantau Bujur, Desa Hangui, Desa Linuh, Desa Limpana, Kecamatan
Bungur; dan
d. mata air di Desa Matang Batas, Desa Asam Randah, Desa Bagak, Sarang Burung
Tungkap Kecamatan Hatungun. kawasan dengan radius sekurang-kurangnya 2OO
(dua ratus) meter di lokasi hulu sungai dan mata air.

LAPORAN ANTARA II-13


DED PENATAAN KAWASAN BENDUNGAN TAPIN

Kawasan Rawan Bencana Alam


Kawasan rawan longsor meliputi :
a. Kecamatan Bungur;
b. Kecamatan Piani; dan
c. Kecamatan Hatungun.
Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
Hutan Produksi Tetap (HP) seluas kurang lebih 6.859 (enam ribu delapan ratus lima
puluh sembilan) hektar metiputi ;
a. Kecamatan Bungur seluas kurang lebih 621 (enam ratus dua puluh satu) hektar;
b. Kecamatan Piani seluas kurang lebih 2,999 (dua ribu sembilan ratus sembilan puluh
sembilan) hektar;
c. Kecamatan Lokpaikat seluras kurang lebih 2.653 (dua ribu enam ratus lima puluh tiga)
hektar; dan
d. Kecamatan Hatungun seluas kurang lebih l.O3O (seribu tiga puluh) hektar.
Kawasan Peruntukan Pertanian
Kawasan peruntukan hortilkultura meliputi: komoditas jeruk seluas 1.151 (seribu seratus
lima puluh satu) hektar meliputi :
1. Kecamatan Binuang seluas kurang lebih 81 (delapan puluh satu) hektar;
2. Kecamatan Tapin Selatan seluas kurang lebih 74 (tujuh puluh empat) hektar;
3. Kecamatan Salam Babaris seluas kurang lebih 49 (empat puluh sembilan) hektar;
4. Kecamatan Tapin Tengah seluas kurang lebih 39 (tiga puluh sembilan) hektar;
5. Kecamatan Bungur seluas kurang lebih 121 (seratus dua pufuh sattr) hektar;
6. Kecamatan Piani seluas kurang lebih 43 (empat puluh tiga) hektar;
7. Kecamatan Lokpaikat seluas kurang lebih 11O (seratus sepuluh) hektar;
8. Kecamatan Tapin Utara seluas kurang lebih 26 (dua puluh enam) hektar;
9. Kecamatan Bakarangan seluas kurang lebih 36 (tiga puluh enam) hektar;
10. Kecamatan Candi Laras Selatan seluas kurang lebih 294 (dua ratus sembilan puluh
empat) hektar; dan
11. Kecamatan Candi Laras Utara seluas kurang lebih 278 (dua ratus tujuh puluh
delapan) hektar.
Kawasan Peruntukan Peternakan
Kawasan peruntukan peternakan diperuntukkan bagi kegiatan ternak besar, kecil dan
unggas, tidak dikembangkan dalam bentuk padang penggembalaan ternak sehingga
batasan lokasinya tidak dapat dipetakan secara tegas yang diarahkan secara terpadu dan

LAPORAN ANTARA II-14


DED PENATAAN KAWASAN BENDUNGAN TAPIN

terintegrasi bercampur dengan kawasan peruntukan pertanian dan perkebunan meliputi


:
a. Ternak besar dikembangkan secara berkelompok maupun individu tergabung dalam
permukiman perdesaan, peruntukar pertanian dan perkebunan dalam arti luas
meliputi ;
1. ternak sapi potong terdapat di Kecamatan Binuang, Kecamatan Hatungun,
Kecamatan Tapin Selatan, Kecamatan Salam Babaris, Kecamatan Bungur,
Kecamatan Tapin Tengah, Kecamatan Bakarangan Kecamatan Lokpaikat,
Kecamatan Piani, dan Kecamatan Tapin Utara;
2. ternak kerbau terdapat di Kecamatan Bungur, Kecamatan Tapin Tengah,
Kecamatan Lokpaikat, Kecamatan Candi Laras Setatan, dan Kecamatan Candi
Laras Utara.
b. Ternak kecil berupa ternak kambing dan domba dikembangkan srecara
berkelompok maupun individu tergabung dalam permrrkiman perdesaan,
peruntukan pertanian dan perkebunan meliputi :
1. Kecamatan Binuang;
2. Kecamatan Hatungun;
3. Kecamatan Tapin Selatan;
4. Kecamatan Salam Babaris;
5, Kecamatan Bungur;
6. Kecamatan Piani; dan
7. Kecamatan Tapin Utara.
c. Ternak unggas dikembangkan dalam bentuk usaha ternak ayam ras, ayam buras dan
itik diarahkan untuk tidak berdampingan langsung dengan kawasan perrnukiman,
sebarannya meliputi :
1. Kecamatan Bungur;
2. Kecamatan Tapin Tengah;
3. Kecamatan Bakarangan;
4. Kecamatan Lakpaikat;
5. Kecamatan Piani;
6, Kecamatan Candi Laras Selatan;
7. Kecamatan Candi Laras Utara; dan
8. Kecamatan Tapin Utara.

LAPORAN ANTARA II-15


DED PENATAAN KAWASAN BENDUNGAN TAPIN

Kawasan Peruntukan Perkebunan


Komoditas karet meliputi :
1. Kecamatan Tapin Selatan;
2. Kecamatan Piani;
3. Kecamatan Bungur;
4. Kecamatan Salam Babaris;
5. Kecamatan Lokapikat;
6. Kecamatan Binuang; dan
7. Kecamatan Hatungun
Kawasan Peruntukan Pertambangan
Mineral logam meliputi:
a. Emas meliputi :
1. Desa Kelumpang Kecamatan Salam Babaris; dan
2. Desa Miawa Kecamatan Piani.
b. Mangan terdapat di kecamatan piani; dan
c. Besi terdapat di kecamatan piani.
Mineral bukan logam meliputi:
a. Intan berada di Desa Miawa Kecamatan Piani;
b. Kaolin meliputi :
1. Desa Tatakan Kecamatan Tapin Selatan;
2. Desa Bitahan Kecamatan Lokpaikat;
3. Desa Binderang Kecamatan Lokpaikat;
4. Desa Lokpaikat Kecamatan Lokpaikat; dan
5. Desa Salam Babaris Kecamatan Salam Babaris.
c. Batu lempung (clay, blay clay, fire clay) meliputi:
1. Desa Kambang Habang Kecmatan Salam Babaris;
2. Desa Pantai Cabe Kecamatan Salam Babaris;
3. Desa Pualamsari Kecamatan Binuang;
4. Desa Bungur Kecamatan Bungur;
5. Desa Tambarangan Kecamatan Tapin Selatan;
6. Desa Sidodadi Kecamatan Lokpaikat.
d. Batu gamping kapur meliputi:
1. Desa Kambang Habang Kecamatan Salam Babaris;
2. Desa Batu Hapu Kecamatan Hatungun;

LAPORAN ANTARA II-16


DED PENATAAN KAWASAN BENDUNGAN TAPIN

3. Desa Pualamsari Kecamatan Binuang;


4. G. Tamngin Kecamatan Hatungan;
5. G. Kapayang;
6. G.Batu Dinding Kecamatan Bungur;
7. G. Talikur Kecamatan Bungur;
8. G. Barung Kecamatan Piani;
9. G. Pulankapitu Kecamatan Piani;
10. Desa Beramban Kecamatan Piani;
11. Desa Talikur Kecamatan Bungur;
12. Desa Pantai walang Kecamatan Bungur;
13. G.L,ampinit Kecamatan Bungur;
14. 6B Sandar Kecamatan Salam Babaris;
15. Desa Batu Ampar Kecamatan Piani;
16. Desa Suato Kecamatan Tapin Selatan; dan
17. Desa Kambang Habang Kecamatan Salam Babaris.
e. Batu pasir kuarsa meliputi:
1. Desa Kambang Kuning Kecamatan Binuang;
2. G.Gambir Kecamatan Tapin Selatan;
3. G.Galumbag;
4. Desa Tungkap Kecamatan Binuang;
5. Sido Mukti Kecamatan Hatungun;
6. Desa Suato Kecamatan Tapin Selatan;
7. Desa Tatakan Kecamatan Tapin Selatan;
8. Karang Nangka Kecamatan Hatungun;
9. Tungkap Kecamatan Binuang;
10. Desa Burakai Kecamatan Hatungun;
11. Desa Kambang Habang Kecamatan Salam Babaris;
12. Desa Sawang Kecamatan Tapin Selatan;
13. Desa Tampunang Hulu Kecamatan Bungur;
14. Desa Banua Padang Kecamatanr Bungur; dan
15. Desa Harapan Masa Kecamatan Bungur
f. Fosfat meliputi:
1. Desa Beramban Kecamatan Piani;
2. Desa Talikur Kecamatan Piani;

LAPORAN ANTARA II-17


DED PENATAAN KAWASAN BENDUNGAN TAPIN

3. G. Lampinit Kecamatan Bungur;


4. Kecamatan Piani; dan
5. Kecamatan Salam Babaris
g. Batuan meliputi:
❖ Granit meliputi :
1. l. G. Bahr Dikdang Kecamatan Piani;
2. G. Karau Kecamatan Piani;
3. G. Datar Gatus Kecamatan Piani;
4. G.Hatalayang Kecamatan Piani;
5. Desa Harakit Kecamatan Piani;
6. Desa Batung Kecamatan Piani;
7. Desa Bagandah Kecamatan Piani;
8. Desa Belawaian Kecamatan Piani; dan
9. Desa Ranai Kecamatan Piani.
❖ Andesit meliputi:
1. l. G. Bagak - Asam Randah Kecamatan Hatungun;
2. G. Batu Belawang;
3. G.Haripit Kecamatan Hahrngun;
4. G.Batuago Kecamatan Hatungun;
5. Desa Hariaman Kecamatan Piani;
6. Desa Pipitak Jaya Kecamatan Piani; dan
7. Desa Sambung Makmur Kecamatan Piani;
❖ Marmer meliputi
1. Gunung Talikur Kecamatan Piani;dan
2. Gunung Talikur Kecamatan Hatungun.
Kawasan Peruntukan Permukiman
Kawasan perrnukiman perkotaan diimbangi dengan tersediarrya pusat pelayanan yang
terkonsentrasi disekitar perkotaan PKLp, PPK dan PPL meliputi:
1. Kecamatan Bakarangan;
2. Kecamatan Lokpaikat;
3. Kecamatan Bungur;
4. Kecamatan Piani;
5. Kecamatan Salam Babaris;
6. Kecamatan Hatungun;

LAPORAN ANTARA II-18


DED PENATAAN KAWASAN BENDUNGAN TAPIN

7. Kecamatan Tapin Selatan;


8. Kecamatan Tapin Tengah; dan
9. Kecamatan Candilaras Utara.
Kawasan Peruntukan Pariwisata
Kawasan peruntukan pariwisata alam meliputi:
1. wisata alam Rute Miawa Loksado di Kecamatan Piani;
2. wisata alam Binuang di Kecamatan Binung;
3. wisata alam Pandahan di Kecamatan Tapin Tengah;
4. wisata alam air terjun Hangui di Kecamatan Bungur;
5. wisata dam air terjun Mandian Jumit di Kecamatan Piani;
6. wisata alam air terjun Durian Takah di Kecamatan Piani;
7. wisata alam Paranginan Ratu di Kecamatan Lokpaikat;
8. wisata alam Gunung Lampinit di Kecamatan Bungur;
9. wisata alam Gunung Bilanang di Kecamatan Bungur;
10. wisata alam Tirta sungai Margasari di Kecamatan Candi Laras Selatan dan
Kecamatan Candi Laras Utara;
11. wisata Goa Batu Hapu di Kecamatan Binuang; dan
12. wisata Goa Baramban di Kecamatan piani.
Kawasan peruntukan pariwisata budaya terdiri atas :
a. Kawasan wisata budaya :
1. Perahu naga di Kecamatan Candi Laras Utara;
2. Maayun anak di Kecamatan Tapin Utara;
3. Situs Candi Laras di Kecamatan Candi Laras Selatan; dan
4. Aruh Ganal di Kecamatan Piani.
b. Kawasan wisata religius :
1. makam Datuk Sanggul di Kecamatan Tapin Selatan;
2. makam Syech Salman Al Parisi di Kecamatan Bakarangan; dan
3. majelis tatim di Kecamatan Tapin Tengah.
F. Kawasan Strategi Kabupaten
1. Kawasan Strategis Kabupaten {KSK) dari sudut pendayagunaan sumberdaya alam
dan/atau teknologi berupa Waduk Tapin sebagai Pembangkit Energi Listrik berada
di Desa Pipitak Jaya Kecamatan Piani.
2. Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) dari sudut fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup berupa Hutan Lindung di Kecamatan Piani.

LAPORAN ANTARA II-19


DED PENATAAN KAWASAN BENDUNGAN TAPIN

LAPORAN ANTARA II-20

Anda mungkin juga menyukai