Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

BIAYA DAN KELAYAKAN


PENGEMBANGAN PROYEK
4.1 Rencana Anggaran Biaya Proyek

Rencana anggaran biaya proyek adalah perkiraan besarnya biaya yang dibutuhkan
dalam kaitan-nya dengan Perencanaan Pembangunan Reservoir Penunjang DI Sajau
Hilir. Berdasarkan hasil perhitungan, perkiraan anggaran biaya yang diperlukan adalah
sebesar Rp. x.xxx.xxx.xxx,-. Perhitungan secara rinci biaya proyek Pembangunan
Reservoir Penunjang DI Sajau Hilir disajikan pada Laporan Rencana Anggaran
Biaya, sedangkan rekapitulasi hasil perhitungan disajikan pada Tabel 4 – 1.

Tabel 4 - 1 Rencana Anggaran Biaya Pembangunan Reservoir Penunjang DI Sajau Hilir.

No. Uraian Volume Harga


1
2
3
4
5
6
7
-
-
-
-
-
    Jumlah
  PPN 10%
  Jumlah Total
    Dibulatkan
Terbilang    
 

4.2 Analisa Kelayakan Usahatani

Analisa kelayakan usahatani dimaksudkan untuk mengevaluasi sejauh mana usahatani


yang diusulkan tersebut dapat memberikan manfaatkan kepada petani, khususnya
ditinjau dari aspek peningkatan pendapatan. Analisa dilakukan dengan mengkaji pen-
dapatan yang diperoleh dari pola usulan yang selanjutnya dibandingkan dengan kondisi
eksisting saat ini (tanpa proyek). Berbagai parameter yang dievaluasi mencakup peneri-
maan hasil, biaya usahatani, serta pendapatan bersih selama periode waktu tertentu.
Terdapat sejumlah asumsi yang digunakan sebagai landasan perhitungan. Beberapa
asumsi tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Usahatani yang diterapkan sesuai dengan pola tanam usaha tani yang
direkomendasikan Konsultan, yaitu pola tanam Padi - Padi - Palawija :

 Musim Tanam I (MT-1) Nop I s/d Feb II : Padi – 1


 Musim Tanam II (MT-2) Mar I s/d Juni II : Padi - 2
 Musim Tanam III (MT-3) Juli I s/d Okt II : Palawija (Jagung)

2. Luas pengusahaan tanaman yang digunakan dalam perhitungan adalah setiap


hektar untuk masing-masing pola tanam.
3. Penerimaan usaha tani diperhitungkan sebesar nilai produksi tanaman sesuai
dengan pola tanamnya.
4. Harga satuan sarana produksi dan produk usahatani diperhitungkan menggunakan
harga konstan (dianggap tetap selama umur proyek), namun tak persis sama
dengan harga sekarang. Harga yang ditetapkan dalam perhitungan dapat dilihat
pada Tabel 4 – 2.
5. Pengeluaran usahatani yang diperhitungkan meliputi biaya sarana produksi (bibit,
pupuk, dan obat-obatan), peralatan, serta tenaga kerja luar keluarga. Tenaga kerja
keluarga dalam hal ini tidak diperhitungkan dalam komponen biaya, mengingat
pola usahatani yang diterapkan umumnya masih bersifat subsisten.
Tabel 4 - 2 Perkiraaan Harga Satuan Sarana Produksi dan Hasil Usahatani
Komponen Harga Satuan (Rp)
No Varietas Asumsi
Biaya Saat Ini Akan Datang
I Benih
a Padi Unggul /kg /kg Naik 25% dr harga sekarang
b Jagung Unggul /kg /kg Naik 25% dr harga sekarang
c Kacang Tanah Unggul /kg /kg Naik 25% dr harga sekarang
II Pupuk
/kg /kg
a Urea - Semua jenis pupuk naik ± 25% dari harga
/kg /kg
b SP36 - sekarang
/kg /kg
c KCl -
/kg /kg
d ZA -
III Obat-obatan
Herbisida/ /ltr /ltr Naik 25% dr harga sekarang
-
Fungisida
IV Upah Tenaga
- /HOK /HOK Naik 20% dr harga sekarang
Kerja
V Hasil Panen
a Padi /kg /kg Naik 14 % dr harga sekarang
-
b Jagung /kg /kg Naik 25% dr harga sekarang
-
c Kedelai /kg /kg Harga tetap
-
4.2.1 Biaya Usahatani

1. Pola Tanam Eksisting


Dalam melakukan kegiatan usahataninya, mulai dari penyiapan lahan, tanam,
pemeliharaan, panen dan pasca-panen, petani mengeluarkan sejumlah biaya. Biaya ini
meliputi pengadaan benih/bibit, pupuk, pestisida maupun upah tenaga kerja. Dalam
memperhitungkan biaya usahatani tersebut, harga-harga sarana produksi disesuaikan
dengan kebiasan atau kultur masyarakat dalam mengusahakan budidaya pertanian.
Perhitungan biaya usaha tani untuk pola tanam eksisting (padi dan palawija) disajikan
pada Tabel 4 – 3 sampai 4 – 6.

Tabel 4 - 3 Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja Usahatani Tanaman Padi (Eksisting)


  Kuantitas Jumlah
No. Uraian Harga Satuan
(Rp)
  Volume Satuan (Rp)
1 Persemaian 20 HOK
2 Pengolahan Lahan 20 HOK
3 Penyiapan Penanaman Bibit 12 HOK
4 Penanaman Benih di Lahan 25 HOK
5 Pemeliharaan    
  - Pemberian air Irigasi 8 HOK
  - Pemupukan lanjutan 4 HOK
  - Pencegahan dan pengendalian hama 4 HOK
6 Pemanenan 10 HOK
   Jumlah 103  

Tabel 4 - 4 Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja Usahatani Tanaman Palawija, Jagung (Eksisting )
  Kuantitas Jumlah
No. Uraian Harga Satuan
  Volume Satuan (Rp) (Rp)
1 Persemaian 5 HOK
2 Pengolahan Lahan 15 HOK
3 Penyiapan Penanaman Bibit 12 HOK
4 Penanaman Benih di Lahan 20 HOK
5 Pemeliharaan    
  - Pemberian air Irigasi 2 HOK
  - Pemupukan lanjutan 4 HOK
  - Pencegahan dan pengendalian hama 4 HOK
6 Pemanenan 8 HOK
  Jumlah  70  

Tabel 4 - 5 Analisa Kebutuhan Sarana Produksi Pertanian untuk Tanaman Padi (Eksisiting)
  Harga
Kuantitas Jumlah
No. Uraian Satuan
  Volume Satuan (Rp) (Rp)
1 Benih Unggul 60,00 kg
2 Pemupukan    
  - Urea 100,00 kg
  - ZA 80,00 kg
  - KCl 90,00 kg
3 Pestisida + alat (sprayer) 2,00 ltr
4 Sewa mesin perontok 1,00 ls/Ha
 5 Sewa hand traktor 1,00 ls/Ha
6 Lain-lain (10 % dr total biaya) 10% -
        Jumlah

Tabel 4 - 6 Analisa Kebutuhan Sarana Produksi Pertanian untuk Tanaman Jagung (Eksisting)
Kuantitas Harga Satuan Jumlah
Uraian
No. Volume Satuan (Rp) (Rp)
1 Benih Unggul 30,00 kg
2 Pemupukan  
  - Urea 40,00 kg
  - SP 36 50,00 kg
  - ZA 0,00 kg
  - KCl 0,00 kg
  - Pupuk kandang 0,00 kg
3 Pestisida + alat (sprayer) 5,00 ltr
4 Sewa mesin perontok 1,00 ls/Ha
 5 Sewa hand traktor 1,00 ls/Ha
6 Lain-lain (10 % dr total biaya) 10% -
      Jumlah

2. Pola Tanam Usulan


Selain terdapat perubahan pola tanam direkomendasikan pengusahaan tani dengan
mene-rapkan pola usaha tani modern yaitu dengan penggunaan bibit maupun pupuk
sesuai dengan kebutuhan, dengan maksud dapat meningkatkan produktivitas lahan
sehingga ke-untungan yang diperoleh petani akan meningkat pula. Usaha pertanian
modern ini harus ditunjang dengan penerapan manejemen usahatani yang modern pula,
dimana peran serta instansi pemerintah yang terkait seperti penyuluh lapangan maupun
badan pemberi pinjaman modal usaha lebih ditingkatkan. Analisa biaya usahatani
usulan untuk komoditas padi dan palawija disajikan pada Tabel 4 – 7 sampai Tabel 4 –
10 berikut:

Tabel 4 - 7 Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja Usahatani Usulan Tanaman Padi


Kuantitas Harga Satuan Jumlah
No. Uraian
Volume Satuan (Rp) (Rp)
1 Persemaian 25 HOK
2 Pengolahan Lahan 20 HOK
3 Penyiapan Penanaman Bibit 14 HOK
4 Penanaman Benih di Lahan 50 HOK
5 Pemeliharaan  
- Pemberian air Irigasi 8 HOK
- Pemupukan lanjutan 4 HOK
- Pencegahan & pengendalian hama 4 HOK
- Penyemprotan daun – 1 4 HOK
- Penyemprotan daun – 2 4 HOK
- Penyemprotan daun – 3 4 HOK
6 Pemanenan 10 HOK
   Jumlah 147 1.764.000

Tabel 4 - 8 Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja Usahatani Tanaman Palawija, Jagung (Usulan)
Harga
Kuantitas Jumlah
No. Uraian Satuan
Volume Satuan (Rp) (Rp)
1 Benih Unggul 30,00 Kg 6.000 180.000
2 Pemupukan     -
  - Urea 40,00 Kg 1.500 60.000
  - SP 36 50,00 Kg 1.850 92.500
  - ZA 0,00 Kg 1.500 -
  - KCl 0,00 Kg 2.375
  - Pupuk kandang 0,00 Kg 1.000 -
3 Pestisida + alat (sprayer) 5,00 Ltr 50.000 250.000
4 Sewa mesin perontok 1,00 ls/Ha 530.000 530.000
  Sewa hand traktor 1,00 ls/Ha 400.000 400.000
5 Lain-lain (10 % dr total biaya) 10 % - 1.512.500 151.250
      Jumlah 1.663.750

Tabel 4 - 9 Analisa Kebutuhan Sarana Produksi Pertanian Tanaman Padi (Usulan)


Harga
Kuantitas Jumlah
No. Uraian Satuan
Volume Satuan (Rp) (Rp)
1 Benih Unggul 60,00 Kg 4.375 262.500
2 Pemupukan    
- Urea 245,00 Kg 1.500 367.500
- SP 36 92,50 Kg 1.850 171.125
- ZA 105,00 Kg 1.500 157.500
- KCl 90,00 Kg 2.375 213.750
- Pupuk kandang 23,50 Kg 1.000 23.500
3 Pestisida + alat (sprayer) 2,00 Ltr 50.000 100.000
4 Sewa mesin perontok 1,00 ls/Ha 530.000 530.000
5 Sewa hand traktor 1,00 ls/Ha 400.000 400.000
6 Lain-lain (10 % dr total biaya) 10% - 2.225.875 222.588
      Jumlah 2.448.463

Tabel 4 - 10 Analisa Kebutuhan Sarana Produksi Pertanian Tanaman Palawija, Jagung (Usulan)
Harga
Kuantitas Jumlah
No. Uraian Satuan
Volume Satuan (Rp) (Rp)
1 Benih Unggul 30,00 Kg 6.000 180.000
2 Pemupukan       -
  - Urea 40,00 Kg 1.500 60.000
  - SP 36 50,00 Kg 1.850 92.500
  - ZA 0,00 Kg 1.500 -
  - KCl 0,00 Kg 2.375 -
  - Pupuk kandang 0,00 Kg 1.000 -
3 Pestisida + alat (sprayer) 5,00 Ltr 50.000 250.000
4 Sewa mesin perontok 1,00 ls/Ha 530.000 530.000
5 Sewa hand traktor 1,00 ls/Ha 400.000 400.000
6 Lain-lain (10 % dr total biaya) 10,00% - 1.512.500 151.250
        Jumlah 1.663.750

4.2.2 Pendapatan Bersih Usahatani


1. Pola Tanam Eksisting

Pendapatan bersih usahatani adalah selisih antara nilai penerimaan hasil dikurangi
seluruh biaya usahatani. Berdasarkan hasil Analisa, pendapatan bersih untuk tanaman
padi (eksisiting) sebesar Rp. xxxxxxxx/Ha. (Tabel 4 – 11), untuk tanaman jagung
adalah Rp. xxxxxxxx /Ha, (Tabel 4 – 12).

Pola tanam eksisting adalah Padi – Palawija – Palawija dengan luas tanam masing-
masing 44 Ha – 44 Ha – 4 Ha (Tabel 4 – 13). Sehingga pendapatan bersih DI Sajau
Hilir dalam setahun sebesar Rp. xxxxxxxxxx,-

Tabel 4 - 11 Analisa Pendapatan Bersih per Hektar Tanaman Padi (Eksisting )


  Harga
Kuantitas Jumlah
No. Uraian Satuan
  Volume Satuan (Rp) (Rp)
I Biaya        
1 Tenaga Kerja 103 HOK
2 Biaya Sarana Produksi Pertanian Bahan dan Alat 1 ls
  Jumlah    
       
II Penerimaan gabah kering panen (GKP) 6 ton
       
III Keuntungan Bersih    
        Dibulatkan

Tabel 4 - 12 Analisa Pendapatan Bersih per Hektar Tanaman Palawija, Jagung (Eksisting )

  Kuantitas Harga Jumlah


Uraian
No. Satuan (Rp)
  Volume Satuan (Rp)
I Biaya        
1 Tenaga Kerja 70 HOK
2 Biaya Sarana Produksi Pertanian Bahan dan Alat 1 ls
  Jumlah    
       
II Penerimaan jagung pipilan kering 5 ton
       
III Keuntungan Bersih    
        Dibulatkan

Tabel 4 - 13 Luas Areal Tanam untuk Pola Tanam Eksisiting


Tahun ke -
Areal Tanam
1 2 3 4 5 dst 25
MT - 1 Padi 44 44 44 44 44 44 44
MT - 2 Palawija 44 44 44 44 44 44 44
MT - 3 Palawija 44 44 44 44 44 44 44

2. Pola Tanam Usulan

Dengan menerapakan pola usahatani yang modern serta pemberian air irigasi yang baik
dari Embung/ Reservoir ini diharapakan akan menambah produktivitas tanaman untuk
tiap ton/Ha-nya. Dari hasil analisa pendapatan bersih usahatani untuk tanaman padi
pada pola tanam usulan didapatkan hasil Rp. xxxxxx,- (Tabel 4 – 14) dan tanaman
jagung Rp. xxxxx,- (Tabel 4 – 15). Dengan perkembangan luas tanam (Tabel 4 – 16)
akan didapatkan kenaikan penerimaan DI Sajau Hilir menjadi Rp. xxxxxx,- untuk tahun
pertama, meningkat setiap tahunnya sesuai dengan tahapan pengembangan areal 15 Ha.
yang diperkirakan meningkat 25% untuk setiap tahunnya, sehingga pada tahun ke-
empat penerimaan yang akan dicapai DI Sajau Hilir adalah sebesar Rp. xxxxxxxx
konstan sampai umur Embung (25 tahun).

Tabel 4 - 14 Analisa Pendapatan Bersih per Hektar Tanaman Padi Pola Tanam Usulan
  Harga
Kuantitas Jumlah
No. Uraian Satuan
  Volume Satuan (Rp) (Rp)
I Biaya        
1 Tenaga Kerja 147 HOK
Biaya Sarana Produksi Pertanian Bahan dan
2 Alat 1 ls
  Jumlah    
       
II Penerimaan Gabah Kkering Panen (GKP) 6,5 ton
       
III Keuntungan Bersih    

        Dibulatkan

Tabel 4 - 15 Analisa Pendapatan Bersih per Hektar Tanaman Jagung Pola Tanam Usulan
  Harga
Kuantitas Jumlah
No. Uraian Satuan
  Volume Satuan (Rp) (Rp)
I Biaya      
1 Tenaga Kerja 102 HOK
Biaya Sarana Produksi Pertanian Bahan
2 dan Alat 1 ls
  Jumlah  
     
II Penerimaan jagung pipilan kering 6,0 ton
     
III Keuntungan Bersih  

    Dibulatkan

Tabel 4 - 16 Luas Areal Tanam untuk Pola Tanam Usulan


Tahun ke - ........
Areal Tanam
1 2 3 4 5 dst 25
MT - 1 Padi 47.75 51,5 55,25 58,5 59 59 59
MT - 2 Padi 47.75 51,5 55,25 58,5 59 59 59
MT - 3 Palawija 47.75 51,5 55,25 58,5 59 59 59

4.3 Analisa Kelayakan Proyek

Maksud dan tujuan analisa/evaluasi proyek dalam kaitannya dengan pembangunan


Embung Grogol adalah untuk melakukan perhitungan atau perkiraan (forecasting) agar
dapat diketahui apakah rencana proyek layak secara ekonomis, dalam arti memberi
keuntungan finansial. Parameter yang akan digunakan dalam analisis ini adalah Net
Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR) dan Internal Rate Return (IRR) serta
akan diuji juga dengan Analisis Sensitivitas.

Dalam analisis ini digunakan asumsi dan definisi sebagai berikut:


1. Komponen Biaya (Cost) terdiri dari biaya investasi, biaya operasi dan pemeliharaan
(O dan P). Biaya investasi ialah biaya pembangunan embung sebesar Rp.
xxxxxxx,-; Biaya O dan P diasumsikan 1% dari biaya investasi yaitu sebesar Rp.
xxxxxx,-.
2. Manfaat/Benefit adalah selisih antara penerimaan bersih usahatani setelah proyek
dengan usahatani eksisting.
3. Manfaat bersih adalah selisih antara Manfaat/Benefit dengan Biaya.
4. Umur proyek adalah 25 tahun.

4.3.1 Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) atau Nilai Sekarang Neto adalah selisih nilai sekarang
Penerimaan dikurangi dengan nilai sekarang Biaya. NPV merupakan alat untuk
mendeteksi kelaikan suatu proyek; apakah dengan pengeluaran sejumlah investasi
tertentu, pada kondisi tingkat suku bunga tertentu, proyek dapat memberikan
keuntungan. Apabila NPV > 0 berati manfaat proyek lebih besar dari biaya, dan
sebaliknya. NPV dirumuskan sebagai:

n Bt  C t
NPV   t
t 1 (1  r )

Dimana:
Bt = Manfaat/Benefit, Penerimaan
Ct = Biaya/Cost, Pengeluaran
r = Tingkat suku bunga
t = Indeks tahun
n = Umur Proyek
1/(1 + r)t = Discount Factor, Df

Hasil analisa Net Present Value, NPV disajikan pada Tabel 4 – 17 dan perhitungan
secara rinci disajikan pada Lampiran Analisa Kelayakan Proyek

Tabel 4 - 17 Hasil Analisa Net Present Value (NPV) Embung


Grogol – Kab. Kediri (dalam Juta Rupiah)
No Uraian NPV
1 NPV pada tingkat suku bunga = 12 %
2 NPV pada tingkat suku bunga = 17 %
3 NPV pada tingkat suku bunga = 24 %

Dari Tabel di atas menunjukkan pada berbagai tingkat suku bunga (r ) proyek masih
memberikan keuntungan. Untuk kondisi sekarang, dimana suku bunga ± 17%
keuntungan yang akan diperoleh dengan adanya pembangunan adalah ± Rp.xxxxxx.

4.3.2 Benefit Cost Ratio (BCR)


Benefit Cost Ratio, BCR atau Nisbah Manfaat – Biaya adalah suatu alat analisis
investasi yang membandingkan nilai sekarang dari Manfaat terhadap Biaya. BCR > 1
menandakan bahwa nilai manfaat dibanding dengan biaya adalah lebih besar, begitu
juga sebaliknya. Nilai BCR ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:
n Bt

t 1 (1  r )t
BCR  n Ct
 t
 Ko
t 1 (1  r )

Dimana:
Ko = Investasi awal (Initial investment)

Hasil analisa Benefit Cost Ratio, BCR disajikan pada Tabel 4 – 18 dan perhitungan
secara rinci disajikan pada Lampiran Analisa Kelayakan Proyek

Tabel 4 - 18 Hasil Analisa Benefit Cost Ratio (BCR) Embung


Grogol – Kab. Kediri
No Uraian BCR
1 BCR pada tingkat suku bunga = 12 %
2 BCR pada tingkat suku bunga = 17 %
3 BCR pada tingkat suku bunga = 24 %

Dari Tabel di atas menunjukkan pada berbagai tingkat suku bunga (r ) proyek masih
layak untuk dilaksanakan dengan nilai BCR > 1.

4.3.3 Internal Rate Return (IRR)


Tingkat Investasi atau Internal Rate Return, IRR adalah suatu tingkat suku bunga
(dalam hal ini sama artrinya dengan discount rate) yang menunjukkan jumlah nilai
sekarang netto (NPV) sama dengan jumlah seluruh biaya (cost) proyek. Dengan kata
lain, tingkat investasi adalah suatu tingkat suku bunga dimana seluruh net cash flow
sesudah di-present value-kan sama dengan jumlah biaya investasi (investment cost),
yang dinyatakan dengan rumus:
n Bt  Ct
Ko  
t 1 (1  r )t
Bt  Ct

dimana (1  r )t mencerminkan discounted net cash flow untuk setiap tahun.


Penyelesain rumus ini membutuhkan cara trial and error, yaitu dengan mencoba-coba
setiap nilai suku bunga agar dapat memenuhi persamaan tersebut di atas.

Dari hasil analisa didapatkan nilai IRR pada tingkat suku bunga xxx % sehingga proyek
tersebut layak dibangun sebab tingkat suku bunga saat ini ± 17% (< IRR). Perhitungan
secara rinci dapat dilihat pada Lampiran Analisa Kelayakan Proyek

4.3.4 Analisis Sensitivitas


Tujuan dari analisis sensitivitas ini adalah untuk mengetahui sejauh mana parameter-
parameter NPV, BCR dan IRR akan berubah dengan adanya kesalahan asumsi atau
perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya ataupun manfaat. Analisis sensitivitas
dalam kaitannya dengan pembangunan Embung Sajau Hilir yang akan dikaji adalah
apabila terjadi:
 Penurunan Manfaat sebesar 15%
 Kenaikan Biaya sebesar 15 %
 Penurunan Manfaat sebesar 15% dan Kenaikan Biaya sebesar 15 %

1. Analisis Sensitivitas – 1 (Penurunan Manfaat sebesar 15%)

Dari hasil analisa sensitiviatas – 1 menunjukkan bahwa pada berbagai tingkat suku
bunga proyek masih layak untuk dilaksanakan. Hasil analisis disajikan pada Tabel 4 –
19 dan perhitungan secara rinci dapat dilihat pada Lampiran Analisa Kelayakan
Proyek

Tabel 4 - 19 Analisa Sensitivitas – 1 (Penurunan Manfaat sebesar 15%)


No Uraian Nilai Keterangan
1 NPV pada suku bunga (r) :
12%
17%
24%
2 BCR pada suku bunga
12% Proyek Layak/Tidak Layak !
17% Proyek Layak/Tidak Layak !
24% Proyek Layak/Tidak Layak !
3 IRR
2. Analisis Sensitivitas – 2 (Kenaikan Biaya sebesar 15 %)

Dari hasil analisa sensitiviatas – 2 menunjukkan bahwa pada berbagai tingkat suku
bunga proyek masih layak untuk dilaksanakan. Hasil analisis disajikan pada Tabel 4 –
20 dan perhitungan secara rinci dapat dilihat pada Lampiran Analisa Kelayakan
Proyek.

Tabel 4 - 20 Analisa Sensitivitas – 2 (Kenaikan Biaya sebesar 15%)


No Uraian Nilai Keterangan
1 NPV pada suku bunga (r) :
12%
17%
24%
2 BCR pada suku bunga
12% Proyek Layak/Tidak Layak !
17% Proyek Layak/Tidak Layak !
24% Proyek Layak/Tidak Layak !
3 IRR
3. Analisis Sensitivitas – 3 (Penurunan Manfaat sebsar 15 dan Kenaikan Biaya sebesar
15 %)

Dari hasil analisa sensitiviatas – 3 menunjukkan bahwa pada berbagai tingkat suku
bunga proyek masih layak untuk dilaksanakan. Hasil analisis disajikan pada Tabel 4 –
21 dan perhitungan secara rinci dapat dilihat pada Lampiran Analisa Kelayakan
Proyek.

Tabel 4 - 21Analisa Sensitivitas – 3 (Penurunan Manfaat sebesar 15% dan


Kenaikan Biaya sebesar 15%)
No Uraian Nilai Keterangan
1 NPV pada suku bunga (r) :
12%
17%
24%
2 BCR pada suku bunga
12% Proyek Layak/Tidak Layak !
17% Proyek Layak/Tidak Layak !
24% Proyek Layak/Tidak Layak !
3 IRR

Anda mungkin juga menyukai