Bab 3
Rencana Pola Ruang Kota Cimahi
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Sub Wilayah Kota A dikembangkan dengan
sepenuhnya memperhatikan pola ruang wilayah yang ditetapkan dalam RTRW Kota
Cimahi, RTRWN, RTRW Provinsi Jawa Barat dan rencana lainnya yang terkait dengan
pengembangan wilayah SWK A. Pola Ruang di SWK A secara garis besar diwujudkan
dalam arahan zona lindung dan zona budidaya dengan mengedepankan kelestarian
lingkungan hidup mengingat besarnya kecendrungan pergeseran pemanfaatan kawasan
lindung dan RTH untuk kawasan budidaya.
Kawasan lindung (zona lindung) adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber
daya buatan. Zona lindung di Sub Wilayah Kota A terdiri dari zona perlindungan setempat
dan zona rawan bencana.
Rencana alokasi pola ruang untuk perlindungan terhadap kawasan bawahnya (resapan
air) di SWK A adalah seluas 58 Hektar. Zona resapan air ditetapkan di Kelurahan
Cipageran dan Kelurahan Citereup. Antara lain sub blok A.4.1, A.4.2, A.4.3, A.3.3,
A.3.4, A.6.3, A.6.2 dan A.6.1.
Hutan kota, adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yang
kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara maupun tanah
hak, yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang. Rencana Hutan
Kota Sub Wilayah Kota A akan dialokasikan di:
a. Sempadan Sungai
Rencana alokasi pola ruang untuk sempadan Sungai di SWK A adalah seluas ±
32,11301 hektar (3,16% dari luas wilayah).
Sempadan Sungai ditetapkan di Sebagian Kelurahan Padasuka Sub Blok A.1.1 dan
A.1.2, Sebagian Kelurahan Cimahi A.2.1 dan A.2.2, Kelurahan Citereup A.3.1,
A.3.2, A.3.3, A.3.4, A.4.1, A.4.2 dan A.4.3 dan Kelurahan Cipageran Sub Blok
A.5.2, A.5.3, A.5.1, A.5.2 dan A.5.3.
Penyediaan ruang terbuka hijau di bawah jalan layang dalam rangka sebagai area
resapan air, agar area di bawah tertata rapi, asri dan indah, menghindari
RTH Kota:
- Kawasan Publik, terdiri atas;
(1) Taman-taman perkotaan yang tersebar dalam tingkat taman lingkungan,
taman kelurahan dan taman RW;
(2) Pemakaman;
(3) Lapangan olahraga;
- Kawasan private, terdiri atas;
(1) Zona Pertanian;
(2) Zona Sempadan Bangunan;
(3) Halaman Rumah.
Untuk lebih jelas mengenai rencana ruang terbuka hijau Sub Wilayah Kota A
dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini.
Tabel 3.1
Rencana Ruang Terbuka Hijau Sub Wilayah Kota A
No Jenis RTH Luas (Ha)
A. Publik 13,1824
1 - Lapangan/Taman 12,1748
- Pemakaman 1,00776
B. Private 259,2264
2 - Pertanian 253,9623
- Sempadan Bangunan/Halaman 5,2641
Sumber : RDTR SWK A Kota Cimahi Tahun 2012-2032
Kawasan rawan bencana adalah daerah yang pernah mengalami bencana atau daerah yang
mempunyai potensi terjadinya bencana. Bencana yang paling sering terjadi di SWK A
adalah banjir dan yang longsor.
Bencana banjir dapat dikatagorikan sebagai proses alamiah atau fenomena alam,
yang dipicu oleh beberapa faktor penyebab seperti curah hujan, iklim,
geomorfologi wilayah, dan aktivitas manusia yang tidak terkendali dalam
mengeksploitasi alam, yang mengakibatkan kondisi alam dan lingkungan menjadi
rusak.
Kawasan rawan longsor lebih disebabkan oleh adanya kegiatan eksploitasi berlebih
pada kawasan perbukitan atau pegunungan yang sebagian besar disebabkan adanya
aktivitas penebangan/penggundulan hutan (alih fungsi lahan) akibat kegiatan
pembangunan. Daerah rawan longsor di kawasan pusat kota yaitu wilayah perbukitan
dan daerah aliran sungai yang masuk dalam tipologi A dan B.
Kawasan rawan bencana aliran lahar di sub wilayah kota A berada di Kelurahan
Cipageran. Luas daerah rawan aliran lahar yaitu 98 hektar.
Sub wilayah kota A yang dilalui oleh patahan lembang antara lain kelurahan
Cipageran dan Kelurahan Citereup. Kelurahan Cipageran dan Kelurahan Citereup
merupakan kelurahan yang berada di Kawasan Bandung Utara.
……………………..
Sub Wilayah Kota A merupakan wilayah yang dilalui oleh jaringan listrik
tegangan tinggi di Kelurahan Cipageran dan Kelurahan Citereup. Jaringan listrik
tegangan tinggi tersebut berada di sub blok A.6.1, A.6.2, A.6.3, A.3.1, A.3.2,
A.5.1, A.5.2 dan A.5.3. Luas sempadan SUTT yaitu 8,3212 Hektar ( 0,82% dari
luas SWK A).
Kawasan Budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia,
dan sumber daya buatan. Berdasarkan rencana penggunaan lahannya, maka kawasan
budidaya dibagi menjadi beberapa zona, yaitu: Zona Peruntukan Perumahan, Zona
Peruntukan Perdagangan dan Jasa, Zona Fasilitas Pelayanan, Zona Industri
Dengan di dasarkan kebijakan Tata Ruang Wilayah Kota Cimahi Tahun 2013-2033
dan juga dengan didasarkan pada hasil analisis maka rencana pengembangan kawasan
perumahan di Sub Wilayah Kota A meliputi:
Rendah 1 yaitu ketinggian 750 – 800 mdpl KDB 40% luas kavling minimal
100 m2
Rendah 2 yaitu ketinggian 800-900 mdpl KDB 30% luas kavling minimal
120 m2
Rendah 3 yaitu ketinggian > 900 mdpl KDB 20% luas kavling minimal 250
m2
Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa di Sub Wilayah Kota A memiliki luas
33,1113 hektar (3,26% dari luas SWK A). Lokasi zona perdagangan dan jasa SWK A
antara lain:
- Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa skala kota dan regional di sub
Wilayah Kota A diarahkan di Koridor jalan Amir Machmud
- Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa skala SWK diarahkan di Kelurahan
Cipageran sub blok…… seluas……. Di Jalan Kolonel Masturi-jalan
Sangkuriang-Jalan Encep Kartawira
- Kawasan perdagangan dan jasa skala kecamatan diarahkan di pusat perbelanjaan
pasar tradisional Pasar Atas
c. Zona Industri
Kawasan Peruntukan Industri di SWK A memiliki luas 3,8673 hektar (0,38 dari luas
wilayah SWK A) berada di Kelurahan Padasuka dengan sub blok A.1.2. Arahan
rencana zona industri diarahkan menjadi pengembangan Industri kecil/kerajinan.
- Wisata Alam
……………
- Wisata Buatan
…………….
………………
.................
......................
.......................
Sarana pelayanan merupakan sarana umum dan sosial kawasan yang terdiri dari sarana
pendidikan, sarana kesehatan, dan sarana peribadatan dan zona hankam. Sarana
kesehatan yang terdapat di Sub Wilayah Kota A yaitu Balai Pengobatan, Praktek
Dokter, Apotek, BKIA & RS Bersalin,puskesmas dan Rumah Sakit. Sedangkan sarana
pendidikan terdiri dari TK/ sederajat, SD/ sederajat, SMP/ sederajat, SMA/ sederajat,
serta sarana peribadatan berupa Masjid wilayah, masjid lingkungan, Mushola/Langgar.
Pada umumnya sarana pelayanan umum di Sub Wilayah A sudah lengkap dan
terditribusi secara merata ke seluruh Bagian.
Tabel 3.2
Ketersediaan Dan Kebutuhan Untuk Sarana Pendidikan
Sekolah Tersedia Kebutuhan lahan
Kelurahan SLT SLT
TK SD TK SD SLTP SLTA
P A
Cipageran 4 1 1 1 4.800 4.397 2.766 2.062
Citeureup 7 1 1 1 8.400 3.224 1.664 2.377
Cimahi 3 0 0 0 3.600 1.307 631 0
Padasuka 0 1 1 1 0 4.883 2.236 2.074
Menata dan meningkatkan rumah sakit bersalin yang telah ada saat ini
dengan meningkatkan kualitas dan tingkat pelayanannya, dapat di arahkan
secara vertikal dan arahan pengembangannya dapat diarahkan pada setiap
blok.
Tabel 3.3
Ketersediaan Dan Kebutuhan Untuk Sarana Kesehatan Tahun 2030
Kesehatan Tersedia Kebutuhan lahan
Kelurahan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Cipageran 15 9 5 5 2 4.512,19 - 1.579,27 7.219,50 1.804,88
Citeureup 14 8 4 4 1 4.065,07 - 1.422,77 6.504,11 1.626,03
Cimahi 5 3 1 1 0 1.415,90 - 495,56 2.265,43 566,36
Padasuka 18 11 5 5 2 5.420,32 - 1.897,11 8.672,50 2.168,13
fasilitas peribadatan gereja, pura dan vihara meskipun pada pada suatu
kelurahan kekurangan tapi dapat dilayani oleh fasilitas peribadatan yang
berada di keluarahan lainnya, sehingga tidak diperlukan penambahan
gereja, pura, dan vihara di Wilayah SWK A Kota Cimahi
Tabel 3.4
Ketersediaan Dan Kebutuhan Untuk Sarana Peribadatan Tahun 2030
Kebutuhan lahan
Kesehatan Tersedia
Kelurahan (m2)
1 2 1 2
Cipageran 18 2 5.414,63 2.632,11
Citeureup 16 1 4.878,08 2.371,29
Cimahi 6 0 1.699,07 825,94
Padasuka 22 2 6.504,38 3.161,85
Keterangan : 1 = langgar/mushola
2 = masjid lingkungan
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2011
Tabel 3.5
Ketersediaan Dan Kebutuhan Untuk Sarana Olahraga dan Bermain Tahun 2030
Kesehatan Tersedia Kebutuhan lahan (m2)
Kelurahan Taman & Taman &
Sarana Sarana
lapangan lapangan
Bermain Bermain
Olahraga Olahraga
Cipageran 18 2 22.560,94 13.536,57
Citeureup 16 1 20.325,34 12.195,20
Cimahi 6 0 7.079,48 4.247,69
Padasuka 22 2 27.101,58 16.260,.95
Kebutuhan sarana warung di tahun 2030 mencapai 617 unit dengan luas
61.653,87 m2
Kebutuhan Sarana Toko di tahun 2030 mencapai 51 unit dengan luas
61.653,87 m2
Kebutuhan pasar dan pertokoan lingkungan mencapai 5 unit dengan luas
69.360,61 m2
Tabel 3.6
Ketersediaan Dan Kebutuhan Untuk Sarana Perdagangan dan Jasa Tahun
2030
Kesehatan Tersedia Kebutuhan lahan
Kelurahan
1 2 3 4 1 2 3 4
Cipageran 180 15 2 - 18.048,76 18,048.76 20.304,85 13.536,57
Citeureup 163 14 1 - 16.260,27 16,260.27 18.292,81 12.195,20
Cimahi 57 5 0 - 5.663,58 5,663.58 6.371,53 4.247,69
Padasuka 217 18 2 - 21.681,26 21,681.26 24.391,42 16.260,95
Keterangan : 1 = warung
2 = toko
3= pasar dan pertokoan lingkungan
4= pusat perbelanjaan
5= Puskesmas
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2011
\\
Berikut ini Tabel 3.7 Rencana Penggunaan Lahan Kawasan Lindung dan Kawasan
Budidaya di Sub Wilayah Kota A tahun 2033
Tabel 3.7
Rencana Penggunaan Lahan Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya di Sub Wilayah Kota
A tahun 2033
No Pola dan Pemanfaatan Ruang Luas (Ha) Persentase (%)
1 Hijau 764,6409 75,35
A. Lindung 492,2321 48,51
1. Hutan Kota/Kawasan Resapan Air 451,7918 44,52
2. Rawan Bencana 0,0061 0,00
3. Sempadan Sungai 32,113 3,16
4. Sempadan SUTT 8,3212 0,82
B. Publik 13,1824 1,30
1. Lapangan/taman 12,1748 1,20
2. Pemakaman 1,0076 0,10
C. Private 259,2264 25,54
1. Pertanian 253,9623 25,03
2. Sempadan Bangunan/Halaman 5,2641 0,52