Anda di halaman 1dari 13

Materi Teknis

RDTR Kota Cimahi Tahun 2015-2035

Bab 3
Rencana Pola Ruang Kota Cimahi

3.1 RENCANA POLA RUANG

3.1.1 RENCANA POLA RUANG SUB WILAYAH KOTA A

Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Sub Wilayah Kota A dikembangkan dengan
sepenuhnya memperhatikan pola ruang wilayah yang ditetapkan dalam RTRW Kota
Cimahi, RTRWN, RTRW Provinsi Jawa Barat dan rencana lainnya yang terkait dengan
pengembangan wilayah SWK A. Pola Ruang di SWK A secara garis besar diwujudkan
dalam arahan zona lindung dan zona budidaya dengan mengedepankan kelestarian
lingkungan hidup mengingat besarnya kecendrungan pergeseran pemanfaatan kawasan
lindung dan RTH untuk kawasan budidaya.

3.1.1.1 Pola Ruang Zona Lindung

Kawasan lindung (zona lindung) adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber
daya buatan. Zona lindung di Sub Wilayah Kota A terdiri dari zona perlindungan setempat
dan zona rawan bencana.

1. Zona Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahnya (Resapan Air dan Hutan


Kota)

Rencana alokasi pola ruang untuk perlindungan terhadap kawasan bawahnya (resapan
air) di SWK A adalah seluas 58 Hektar. Zona resapan air ditetapkan di Kelurahan
Cipageran dan Kelurahan Citereup. Antara lain sub blok A.4.1, A.4.2, A.4.3, A.3.3,
A.3.4, A.6.3, A.6.2 dan A.6.1.

Hutan kota, adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yang
kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara maupun tanah
hak, yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang. Rencana Hutan
Kota Sub Wilayah Kota A akan dialokasikan di:

PEMERINTAH KOTA CIMAHI Bab 3-1


Materi Teknis
RDTR Kota Cimahi Tahun 2015-2035

1. Kelurahan Cipageran Kawasan Jl Kolonel Masturi berbentuk jalan memanjang


seluas 11.760 m2;

2. Kelurahan Cipageran Kawasan Jl Sangkuriang berbentuk jalur memanjang


seluas 2940 m2;

3. Kawasan Jl Encep Kartawira berbentuk jalur memanjang seluas 4.480 m 2;

2. Zona Perlindungan Setempat

a. Sempadan Sungai

Rencana alokasi pola ruang untuk sempadan Sungai di SWK A adalah seluas ±
32,11301 hektar (3,16% dari luas wilayah).

Sempadan Sungai ditetapkan di Sebagian Kelurahan Padasuka Sub Blok A.1.1 dan
A.1.2, Sebagian Kelurahan Cimahi A.2.1 dan A.2.2, Kelurahan Citereup A.3.1,
A.3.2, A.3.3, A.3.4, A.4.1, A.4.2 dan A.4.3 dan Kelurahan Cipageran Sub Blok
A.5.2, A.5.3, A.5.1, A.5.2 dan A.5.3.

Rencana penataan sempadan Sungai di Sub Wilayah Kota A adalah sebagai


berikut :

o Sekurang-kurangnya 5 meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul di luar


kawasan perkotaan dan 3 meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul di
dalam kawasan perkotaan;
o Sekurang-kurangnya 100 meter di kanan kiri sungai besar dan 50 meter di
kanan kiri sungai kecil yang tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan;
o Sekurang-kurangnya 10 meter dari tepi sungai untuk sungai yang mempunyai
kedalaman tidak lebih dari 3 meter;
o Sekurang-kurangnya 15 meter dari tepi sungai untuk sungai yang mempunyai
kedalaman lebih dari 3 meter sampai dengan 20 meter;
o Sekurang-kurangnya 30 meter dari tepi sungai untuk sungai yang mempunyai
kedalaman lebih dari 20 meter;

3. Ruang Terbuka Hijau

Penyediaan ruang terbuka hijau di bawah jalan layang dalam rangka sebagai area
resapan air, agar area di bawah tertata rapi, asri dan indah, menghindari

PEMERINTAH KOTA CIMAHI Bab 3-2


Materi Teknis
RDTR Kota Cimahi Tahun 2015-2035

kekumuhan, menghindari permukiman liar, menutupi bagian-bagian struktur jalan


yang tidak menarik, memperlembut bagian/struktur bangunan yang berkesan kaku.

RTH Kota:
- Kawasan Publik, terdiri atas;
(1) Taman-taman perkotaan yang tersebar dalam tingkat taman lingkungan,
taman kelurahan dan taman RW;
(2) Pemakaman;
(3) Lapangan olahraga;
- Kawasan private, terdiri atas;
(1) Zona Pertanian;
(2) Zona Sempadan Bangunan;
(3) Halaman Rumah.

Untuk lebih jelas mengenai rencana ruang terbuka hijau Sub Wilayah Kota A
dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini.

Tabel 3.1
Rencana Ruang Terbuka Hijau Sub Wilayah Kota A
No Jenis RTH Luas (Ha)
A. Publik 13,1824
1 - Lapangan/Taman 12,1748
- Pemakaman 1,00776
B. Private 259,2264
2 - Pertanian 253,9623
- Sempadan Bangunan/Halaman 5,2641
Sumber : RDTR SWK A Kota Cimahi Tahun 2012-2032

4. Zona Rawan Bencana

Kawasan rawan bencana adalah daerah yang pernah mengalami bencana atau daerah yang
mempunyai potensi terjadinya bencana. Bencana yang paling sering terjadi di SWK A
adalah banjir dan yang longsor.

a. Kawasan Rawan Bencana Banjir

Bencana banjir dapat dikatagorikan sebagai proses alamiah atau fenomena alam,
yang dipicu oleh beberapa faktor penyebab seperti curah hujan, iklim,
geomorfologi wilayah, dan aktivitas manusia yang tidak terkendali dalam
mengeksploitasi alam, yang mengakibatkan kondisi alam dan lingkungan menjadi
rusak.

PEMERINTAH KOTA CIMAHI Bab 3-3


Materi Teknis
RDTR Kota Cimahi Tahun 2015-2035

b. Kawasan Rawan Longsor

Kawasan rawan longsor lebih disebabkan oleh adanya kegiatan eksploitasi berlebih
pada kawasan perbukitan atau pegunungan yang sebagian besar disebabkan adanya
aktivitas penebangan/penggundulan hutan (alih fungsi lahan) akibat kegiatan
pembangunan. Daerah rawan longsor di kawasan pusat kota yaitu wilayah perbukitan
dan daerah aliran sungai yang masuk dalam tipologi A dan B.

Bentuk penanggulangan terhadap terjadinya bencana longsor dilakukan dengan


upaya-upaya sebagai berikut :

 Hindarkan daerah rawan bencana untuk pembangunan permukiman dan


prasarana utama lainnya.
 Meningkatkan/memperbaiki dan memelihara drainase baik air permukaan
maupun air tanah (fungsi drainase adalah untuk menjauhkan air dari lereng,
menghindari air meresap ke dalam lereng atau menguras air dalam lereng ke luar
lereng).
 Pembuatan bangunan penahan, jangkar (anchor) dan filling.
 Terasering dengan sistem drainase yang tepat.
 Penghijauan dengan tanaman yang sistem perakarannya dalam dan jarak tanam
yang tepat (khusus untuk lereng curam, dengan kemiringan lebih dari 40%
sebaiknya tanaman tidak terlalu rapat serta diselingi dengan tanaman-tanaman
yang lebih pendek dan ringan serta dibagian dasar ditanami rumput.
 Khusus untuk reruntuhan batu dapat dibuatkan tanggul penahan baik berupa
bangunan konstruksi, tanaman maupun parit.
 Pengenalan daerah rawan longsor.
 Melakukan pemadatan tanah disekitar perumahan.
 Stabiliasai lereng dengan pembuatan terase dan penghijauan.
 Penutupan rekahan-rekahan diatas lereng untuk mencegah air masuk secara
cepat ke dalam tanah.
 Mendirikan bangunan dengan pondasi yang kuat.

c. Kawasan Rawan Bencana Aliran lahar

Kawasan rawan bencana aliran lahar di sub wilayah kota A berada di Kelurahan
Cipageran. Luas daerah rawan aliran lahar yaitu 98 hektar.

d. Kawasan Rawan Bencana Patahan Lembang

PEMERINTAH KOTA CIMAHI Bab 3-4


Materi Teknis
RDTR Kota Cimahi Tahun 2015-2035

Sub wilayah kota A yang dilalui oleh patahan lembang antara lain kelurahan
Cipageran dan Kelurahan Citereup. Kelurahan Cipageran dan Kelurahan Citereup
merupakan kelurahan yang berada di Kawasan Bandung Utara.

5. Zona Lindung Lainnya

a. Sempadan Jalur Pengamanan Jalan, Median Jalan

……………………..

b. Zona Jalur Hijau Jaringan Listrik Tegangan Tinggi

Sub Wilayah Kota A merupakan wilayah yang dilalui oleh jaringan listrik
tegangan tinggi di Kelurahan Cipageran dan Kelurahan Citereup. Jaringan listrik
tegangan tinggi tersebut berada di sub blok A.6.1, A.6.2, A.6.3, A.3.1, A.3.2,
A.5.1, A.5.2 dan A.5.3. Luas sempadan SUTT yaitu 8,3212 Hektar ( 0,82% dari
luas SWK A).

3.1.1.2 Pola Ruang Zona Budidaya

Kawasan Budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia,
dan sumber daya buatan. Berdasarkan rencana penggunaan lahannya, maka kawasan
budidaya dibagi menjadi beberapa zona, yaitu: Zona Peruntukan Perumahan, Zona
Peruntukan Perdagangan dan Jasa, Zona Fasilitas Pelayanan, Zona Industri

a. Zona Peruntukan Perumahan

Dengan di dasarkan kebijakan Tata Ruang Wilayah Kota Cimahi Tahun 2013-2033
dan juga dengan didasarkan pada hasil analisis maka rencana pengembangan kawasan
perumahan di Sub Wilayah Kota A meliputi:

1. Pengembangan Perumahan Di SWK A di arahkan memiliki kepadatan Sedang


dengan KDB maksimal 60% dan KLB maksimal 1,2

2. Pengembangan perumahan Di SWK A di arahkan memiliki kepadatan Rendah


yang terdiri dari 3 jenis rendah antara lain:

 Rendah 1 yaitu ketinggian 750 – 800 mdpl KDB 40% luas kavling minimal
100 m2

PEMERINTAH KOTA CIMAHI Bab 3-5


Materi Teknis
RDTR Kota Cimahi Tahun 2015-2035

 Rendah 2 yaitu ketinggian 800-900 mdpl KDB 30% luas kavling minimal
120 m2

 Rendah 3 yaitu ketinggian > 900 mdpl KDB 20% luas kavling minimal 250
m2

3. Hunian vertikal Di SWK A di arahkan di wilayah yang memiliki kepadatan


tinggi diarahkan di Kelurahan……………. Sub blok ……………

b. Zona Perdagangan dan Jasa

Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa di Sub Wilayah Kota A memiliki luas
33,1113 hektar (3,26% dari luas SWK A). Lokasi zona perdagangan dan jasa SWK A
antara lain:

- Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa skala kota dan regional di sub
Wilayah Kota A diarahkan di Koridor jalan Amir Machmud
- Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa skala SWK diarahkan di Kelurahan
Cipageran sub blok…… seluas……. Di Jalan Kolonel Masturi-jalan
Sangkuriang-Jalan Encep Kartawira
- Kawasan perdagangan dan jasa skala kecamatan diarahkan di pusat perbelanjaan
pasar tradisional Pasar Atas

c. Zona Industri

Kawasan Peruntukan Industri di SWK A memiliki luas 3,8673 hektar (0,38 dari luas
wilayah SWK A) berada di Kelurahan Padasuka dengan sub blok A.1.2. Arahan
rencana zona industri diarahkan menjadi pengembangan Industri kecil/kerajinan.

d. Zona Peruntukan Pariwisata

- Wisata Budaya Zona di sub wilayah kota A diarahkan di Kelurahan Cipageran


sub blok…… seluas ….. yaitu berada di Kampung Seni Jalan Kolonel Masturi.

- Wisata Alam

……………

- Wisata Buatan

…………….

e. Zona Peruntukan Perkantoran

PEMERINTAH KOTA CIMAHI Bab 3-6


Materi Teknis
RDTR Kota Cimahi Tahun 2015-2035

- Rencana pengembangan kawasan pemerintahan di Sub Wilayah Kota A akan


terbagi kedalam kawasan pemerintahan berada di Jalan Julaeha karmita
Kelurahan Cimahi berada di sub blok A.2.2. Pengembangan Sub Wilayah Kota
A dilakukan melalui peningkatan kawasan Perkantoran Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD). Luas kawasan perkantoran di Sub Wilayah Kota A yaitu
0,6733 Hektar (0,07% Hektar dari luas SWK-A). Rencana peruntukan
perkantoran dengan penyediaan ruang terbuka publik yang dapat digunakan
untuk interaksi sosial.

- Rencana pengembangan perkantoran swasta

………………

f. Kawasan Pertahanan dan Keamanan

.................

g. Kawasan Ruang Terbuka Non Hijau

......................

h. Kawasan Ruang Untuk Sektor Informal

.......................

i. Kawasan Evakuasi Bencana

Kawasan evakuasi bencana di sub wilayah kota A terdapat di Kelurahan Cipageran


meliputi jalan pasirkiara, jalan cidahu, jalan cimenteng, jalan cipageran asri terhubung
dengan jalan kolonel masturi.

j. Zona Fasilitas Pelayanan

Sarana pelayanan merupakan sarana umum dan sosial kawasan yang terdiri dari sarana
pendidikan, sarana kesehatan, dan sarana peribadatan dan zona hankam. Sarana
kesehatan yang terdapat di Sub Wilayah Kota A yaitu Balai Pengobatan, Praktek
Dokter, Apotek, BKIA & RS Bersalin,puskesmas dan Rumah Sakit. Sedangkan sarana
pendidikan terdiri dari TK/ sederajat, SD/ sederajat, SMP/ sederajat, SMA/ sederajat,
serta sarana peribadatan berupa Masjid wilayah, masjid lingkungan, Mushola/Langgar.
Pada umumnya sarana pelayanan umum di Sub Wilayah A sudah lengkap dan
terditribusi secara merata ke seluruh Bagian.

1. Pelayanan Sarana Pendidikan

PEMERINTAH KOTA CIMAHI Bab 3-7


Materi Teknis
RDTR Kota Cimahi Tahun 2015-2035

 Hampir semua kelurahan memiliki fasilitas pendidikan yang sangat


mencukupi dibandingkan dengan jumlah penduduk berdasarkan usia.

 Ketersediaan jumlah sekolah lebih banyak dibandingkan tingkat


kebutuhan masyarakat tetapi untuk Kelurahan Cimahi membutuhkan
fasilitas pendidikan SLTA karena tidak tersedianya sekolah tersebut di
kelurahan ini.

 Pelayanan sarana pendidikan dari tingkat TK sampai SMA sebagai


berikut:

Tabel 3.2
Ketersediaan Dan Kebutuhan Untuk Sarana Pendidikan
Sekolah Tersedia Kebutuhan lahan
Kelurahan SLT SLT
TK SD TK SD SLTP SLTA
P A
Cipageran 4 1 1 1 4.800 4.397 2.766 2.062
Citeureup 7 1 1 1 8.400 3.224 1.664 2.377
Cimahi 3 0 0 0 3.600 1.307 631 0
Padasuka 0 1 1 1 0 4.883 2.236 2.074

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2011

2) Pelayanan Sarana Kesehatan

 Fasilitas kesehatan yang berlokasi di Wilayah SWK A Kota Cimahi sudah


beragam, antara lain rumah sakit bersalin, bidan, puskesmas, posyandu dan
balai pengobatan. Wilayah pelayanan fasilitas kesehatan tersebut untuk
rumah sakit bersalin sudah memenuhi untuk SWK A Kota Cimahi

 Menata dan meningkatkan rumah sakit bersalin yang telah ada saat ini
dengan meningkatkan kualitas dan tingkat pelayanannya, dapat di arahkan
secara vertikal dan arahan pengembangannya dapat diarahkan pada setiap
blok.

PEMERINTAH KOTA CIMAHI Bab 3-8


Materi Teknis
RDTR Kota Cimahi Tahun 2015-2035

 Untuk bidan, puskesmas, posyandu dan balai pengobatan sudah tersebar


pada tiap kelurahan dan rumah sakit bersalin hanya terdapat di Kelurahan
Citereup;

 pemanfaatan ruang untuk fasilitas kesehatan di Wilayah SWK A Kota


Cimahi sudah cukup dengan skala pelayanan yang mampu menjangkau
seluruh Wilayah SWK A Kota Cimahi

 Apotik disesuaikan dengan kondisi yang ada dan disebar di seluruh


lingkungan perumahan.

Tabel 3.3
Ketersediaan Dan Kebutuhan Untuk Sarana Kesehatan Tahun 2030
Kesehatan Tersedia Kebutuhan lahan
Kelurahan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Cipageran 15 9 5 5 2 4.512,19 - 1.579,27 7.219,50 1.804,88
Citeureup 14 8 4 4 1 4.065,07 - 1.422,77 6.504,11 1.626,03
Cimahi 5 3 1 1 0 1.415,90 - 495,56 2.265,43 566,36
Padasuka 18 11 5 5 2 5.420,32 - 1.897,11 8.672,50 2.168,13

Keterangan : 1 = balai pengobatan


2 = tempat praktek dokter
3= apotek
4= BKIA & RS Bersalin
5= Puskesmas
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2011

3) Pelayanan Sarana Peribadatan

 perhitungan diketahui bahwa jumlah eksisting mesjid sudah cukup


bahkan berlebih

 fasilitas peribadatan gereja, pura dan vihara meskipun pada pada suatu
kelurahan kekurangan tapi dapat dilayani oleh fasilitas peribadatan yang
berada di keluarahan lainnya, sehingga tidak diperlukan penambahan
gereja, pura, dan vihara di Wilayah SWK A Kota Cimahi

PEMERINTAH KOTA CIMAHI Bab 3-9


Materi Teknis
RDTR Kota Cimahi Tahun 2015-2035

 penentuan lokasi suatu fasilitas peribadatan adalah jumlah penduduk di


kawasan tersebut yang memeluk agama dari fasilitas peribadatan yang
akan dibangun. Hal ini perlu diperhatikan agar tidak menimbulkan
permasalahan sosial di lokasi pembangunan fasilitas tersebut.

Tabel 3.4
Ketersediaan Dan Kebutuhan Untuk Sarana Peribadatan Tahun 2030
Kebutuhan lahan
Kesehatan Tersedia
Kelurahan (m2)
1 2 1 2
Cipageran 18 2 5.414,63 2.632,11
Citeureup 16 1 4.878,08 2.371,29
Cimahi 6 0 1.699,07 825,94
Padasuka 22 2 6.504,38 3.161,85

Keterangan : 1 = langgar/mushola
2 = masjid lingkungan
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2011

4) Pelayanan Sarana Olah Raga dan Bermain

 Sarana olahraga merupakan salah satu tempat hiburan bagi masyarakat,


untuk itu perlu dilakukannya analisis kebutuhan lahan maupun jumlah
serta daya tampung unit kegiatan olahraga.

 Sarana olahraga yang berupa taman bermain yang memiliki skala


pelayanan lingkungan akan didistribusikan pada setiap sub blok;

Tabel 3.5
Ketersediaan Dan Kebutuhan Untuk Sarana Olahraga dan Bermain Tahun 2030
Kesehatan Tersedia Kebutuhan lahan (m2)
Kelurahan Taman & Taman &
Sarana Sarana
lapangan lapangan
Bermain Bermain
Olahraga Olahraga
Cipageran 18 2 22.560,94 13.536,57
Citeureup 16 1 20.325,34 12.195,20
Cimahi 6 0 7.079,48 4.247,69
Padasuka 22 2 27.101,58 16.260,.95

PEMERINTAH KOTA CIMAHI Bab 3-10


Materi Teknis
RDTR Kota Cimahi Tahun 2015-2035

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2011

5) Pelayanan Sarana Perdagangan dan Jasa

 Kebutuhan sarana warung di tahun 2030 mencapai 617 unit dengan luas
61.653,87 m2
 Kebutuhan Sarana Toko di tahun 2030 mencapai 51 unit dengan luas
61.653,87 m2
 Kebutuhan pasar dan pertokoan lingkungan mencapai 5 unit dengan luas
69.360,61 m2

Tabel 3.6
Ketersediaan Dan Kebutuhan Untuk Sarana Perdagangan dan Jasa Tahun
2030
Kesehatan Tersedia Kebutuhan lahan
Kelurahan
1 2 3 4 1 2 3 4
Cipageran 180 15 2 - 18.048,76 18,048.76 20.304,85 13.536,57
Citeureup 163 14 1 - 16.260,27 16,260.27 18.292,81 12.195,20
Cimahi 57 5 0 - 5.663,58 5,663.58 6.371,53 4.247,69
Padasuka 217 18 2 - 21.681,26 21,681.26 24.391,42 16.260,95

Keterangan : 1 = warung
2 = toko
3= pasar dan pertokoan lingkungan
4= pusat perbelanjaan
5= Puskesmas
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2011

\\

Berikut ini Tabel 3.7 Rencana Penggunaan Lahan Kawasan Lindung dan Kawasan
Budidaya di Sub Wilayah Kota A tahun 2033

Tabel 3.7
Rencana Penggunaan Lahan Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya di Sub Wilayah Kota
A tahun 2033
No Pola dan Pemanfaatan Ruang Luas (Ha) Persentase (%)
1 Hijau 764,6409 75,35
A. Lindung 492,2321 48,51
1. Hutan Kota/Kawasan Resapan Air 451,7918 44,52
2. Rawan Bencana 0,0061 0,00
3. Sempadan Sungai 32,113 3,16
4. Sempadan SUTT 8,3212 0,82
B. Publik 13,1824 1,30
1. Lapangan/taman 12,1748 1,20
2. Pemakaman 1,0076 0,10
C. Private 259,2264 25,54
1. Pertanian 253,9623 25,03
2. Sempadan Bangunan/Halaman 5,2641 0,52

PEMERINTAH KOTA CIMAHI Bab 3-11


Materi Teknis
RDTR Kota Cimahi Tahun 2015-2035

2 Budidaya 250,1491 24,65


A. Perumahan dan Kw Permukiman 212,2394 20,91
1. Kepadatan Rendah 86,1089 8,49
2. Kepadatan Sedang 126,1305 12,43
B. Perkantoran 0,6733 0,07
C. Jasa 37,2364 3,67
1. Koridor Perdagangan dan Jasa 33,1113 3,26
2. Pendidikan 0,2578 0,03
3. Industri 3,8673 0,38

PEMERINTAH KOTA CIMAHI Bab 3-12


Sumber : Rencana Detail Tata Ruang Sub Wilayah Kota A, Tahun 2011

PEMERINTAH KOTA CIMAHI Bab 3-13

Anda mungkin juga menyukai