Cakupan
Karakteristik
Ketentuan Teknis
1. Kawsan
Permikiman
sebagai berikut :
Perkotaan
yang
membangun
perumahan
pada
radius
yang
diperkenankan
pada
kawasan
permukiman
Kemiringan Lereng
Kemiringan
lereng atau
topografi
suatu
Kawasan
akan
ikut
TABEL III.1
KESESUAIAN PENGGUNAAN LAHAN BERDASARKAN KEMIRINGAN LERENG
Peruntukan Lahan
Jalan Raya
Gudang
Parkir
Taman Bermain
Perdagangan
3-5
5-10
10-15
15-20
20-30
30-40
>40
Tapak Industri/pabrik
Drainase
Permukiman
Trotoar
Bidang resapan septic
Bangunan terhitung
Pertanian
Padang rumput
Pertambangan
Tangga public
Rekreasi
Sumber : Sampurno, Kumpulan Edaran Kuliah Geologi Teknik, Jurusan Teknik Geologi, ITB
William M. Marsih, Landscape Planning Environmental Application,2d. ed.,1991
Pertimbangan Geologi
Cakupan
Kehadiran sesar aktif atau yang mungkin aktif dan pusat episentrum
yang ada dengan skala magnitude dan intensitas.
Kontur muka air tanah atau keadaan muka air tanah dan potensial
air permukaan.
Penyebaran luas setiap daerah banjir yang ada dan yang mungkin
ada, penyebaran daerah bencana geologi lainnya seperti longsoran
dan ablasan, gunung api dengan penyebaran produk, dan batasabatasan penyebaran banjir gelombang pasang.
TABEL III.2
HUBUNGAN ANTARA KEADAAN GEOLOGI DENGAN PENGGUNAAN LAHAN
Keadaan Geologi
Bangunan
Bangunan
Ringan
Berat
Kestabilan Lereng
Ketebalan Tanah
Bencana Alam
batuan
Sumber : Sampurno, Kumpulan Edaran Kuliah Teknik, Jurusan Teknik Geologi ITB
Keterangan : + Banyak Berpengaruh
0 Kurang Berpengaruh
TABEL III.3
PERLETAKAN MATERIAL PADA BERBAGAI SUDUT KEMIRINGAN ( 0 )
No
Jenis Material
Sudut Kemiringan
Maksimum
33 0
35 0 45 0
45 0 60 0
35 0 50 0
35 0 45 0
15 0 25 0
50 0 90 0
65 0 90 0
Pertimbangan
Geologi
banyak
memerlukan
jaringan
jalan
yang
berarti
Pembuatan
turap-turap
alami
yang
melindungi
daerah
permukiman dari bahaya longsoran dan memakai tumbuhantumbuhan yang dapat membantu kestabilan tanah.
GAMBAR 3.1
TANAH KONSTRUKSI PANGGUNG
GAMBAR 3.2
TURAP DENGAN PEMECAHAN VEGETASI
Pelandaian
Lereng
TABEL III.4
LUAS LAHAN YANG TIDAK BOLEH DIOLAH
BERDASARKAN KEMIRINGAN LAHAN
Kemiringan Lahan
Cincinnati
0 15 %
32,5 %
48 %
15 % - 25 %
62,5 %
65 %
25 % - 35 %
92,5 %
84 %
> 35 %
100 %
100 %
Pedoman
Pelandaian
Lereng
bentukan akhir dari kontur terolah sebaiknya digunakan bentukbentuk kontur yang alami (bentuk melengkung misalnya) dan
hindari bentu-bentuk yan tidak alami (bentuk geometris, turap yang
lurus misalnya).
2. Seluruh kontur dan kemiringan lereng yang terolah di dalam lahan
sebaiknya ditanami dengan tanaman penahan longsor dan mudah
tumbuh.
3. Ukuran turap harus mempertimbangkan kekuatan tanah, sifat aliran
air, keselamatan penghuni sekitar dan skala visual. Ditinjau dari
keselamatan dan kesan visual maka turap tidak boleh lebih tinggi
dari 3 meter. Apabilah ketinggian tanah yang akan ditahan lebih
tinggi dari batas tersebut maka harus dibuat terasering, atau
dipecahkan dengan turap-turap berundak dengan kemiringan total
tidak lebih dari 300.
GAMBAR 3.3
CONTOH BENAR/SALAH BENTUK TURAP
Jenis Tanah
TABEL III.5
PERUNTUKAN RUANG BERDASARKAN JENIS TANAH
Jenis Tanah
Grumusol
Karakteristik
Lapisan
solum
Fungsi Kawasan
tanah Lindung
Peruntukan Ruang
Kemiringan
Lereng
Hutan Lindung
> 15 %
Tanaman tahunan/perkebunan
> 15 %
cm,
berwarna
Budidaya Pertanian
< 15 %
Tahunan
sampai liat
Budidaya
Pertanian
Lahan
< 15 %
Basah
Hutan Lindung
> 15 %
Tanaman tahunan/perkebunan
> 15 %
Budidaya Pertanian
< 15 %
Tahunan
berdebu.
Permeabilitas
dan
Budidaya
Pertanian
Lahan
< 15 %
Basah
rendah
dan
Hutan Lindung
> 15 %
Tanaman tahunan/perkebunan
> 15 %
Litosol
pasir.
Regosol
< 15 %
Tahunan
Budidaya
Basah
Pertanian
Lahan
< 15 %
Jenis Tanah
Litosol
Coklat
Karakteristik
Fungsi Kawasan
Budidaya Pertanian
warna
coklat
Budidaya Pertanian
< 15 %
Pertanian
Lahan
< 15 %
Hutan Lindung
> 15 %
Tanaman tahunan/perkebunan
> 15 %
kemerahan.
Tekstur
> 15 %
Basah
Tanaman tahunan/perkebunan
Budidaya
Produktivitas rendah.
Kemerahan
> 15 %
Tahunan
Lereng
Hutan Lindung
Coklat
Kemiringan
kasar
(berpasir/berkerikil),
Litosol
Peruntukan Ruang
kasar
< 15 %
Tahunan
(berpasir/berkerikil),
Budidaya
Pertanian
Lahan
< 15 %
Basah
Litosol
tebal
Merah
Kekuningan,
atau
Litosol
kuningan.
Coklat,
warna
merah,
Budidaya Pertanian
kekuning-
Tekstur
lempung
Podsolik
Merah
struktur
Kekuningan,
sampai berpasir.
gumpal
Hutan Lindung
> 15 %
Tanaman tahunan/perkebunan
> 15 %
< 15 %
Tahunan
Budidaya
Pertanian
Lahan
< 15 %
Basah
dan
infiltrasi lambat.
Sumber : SK. Gub. Ka. DATI I Jabar No. 413.21/SK.222-HUK.91 Tentang Kriteria Lokasi dan Standar Teknis
Penataan ruang di Kawasan Puncak.
Ketinggian
Lahan
Utara
merupakan
wilayah
konservasi
air
sehingga
TABEL III.6
PERUNTUKAN LAHAN BERDASARKAN KETINGGIAN LAHAN
DI WILAYAH BANDUNG UTARA
Ketinggian
Karakteristik
Peruntukan Lahan
Fungsi Kawasan
Lahan
750 -1000 m Ketinggian < 1000 m dpl kecuali lahan Pertanian Tanaman Budidaya
yang sudah ditanami tanaman tahunan Tahunan
Pertanian
regosol,
litosol,
rezina,
dan
Lahan
Lahan
regosol,
litosol,
rezina,
dan
Permikiman
Permukiman
Pedesaan
Hutan
Produksi Budidaya
Terbatas
Pertanian
Tanaman Tahunan/
Perkebunan
Hutan Lindung
mempunyai
kurang 15%
kemiringan
tidak
Lindung
GAMBAR 3.4
BEBERAPA PEMECAHAN PERESAPAN AIR LARIAN
Pertimbangan
Konservasi Air
Memperbesar KDH.
pemukiman
berkepadatan
tinggi
tetapi
hanya
GAMBAR 3.5
LAHAN PERKERASAN JALAN (SETAPAK/PEDESTRIAN)
Air Tanah
Air Tanah
TABEL III.8
PENATAAN RUANG BERDASARKAN
ZONA KONSERVASI AIR TANAH
Zona
Karakteristik
Wilayah
Ketentuan Teknis
Konservasi
Air Tanah
I
menurun
mencapai
permukaan tanah)
Cimahi
Selatan,
Utara,
Cimahi
- Penurunan
mencapai
6,61
m/tahun.
Cimahi
Tengah,
semua kedalaman.
- Khusus
untuk
keperlu
hanya
diperbolehk
- Kedudukan
muka
air
tanah - Kec.
Cileunyi, - Untuk
Rancasari,
cikeruh,
Rancaekek,
keperluan
indus
Cicalengka,
Cikacung,
air
Ciparay,
Banjaran,
Pamengpek,
Margahayu,
Katapang, Soreang.
tanah
debit
pada
pengambilan
akuif
<
III
dikembangkan.
Unt
tanah
kedalaman
pada
<
80
akuif
m
- Merupakan
utara,
cekungan Bandung.
Parompong,
Lembang
Ngemprah,
dan
air
tanah
wilayah
ini
dilarang
semua
kedalaman
di
pada
kecuali
tangga
penduduk
setempat.
V
- Tersebar
kecamatan.
dikembangkan
lebih
bmt
terutama
Konservasi Air
Rata-rata
KoefisienRun-
Rekayasa
Teknis
Pengelolaan
sampah
dilakukan
oleh
masyarakat
dalam
Intensitas
Pemanfaatan
Ruang
GAMBAR 3.6
KODE PENULISAN PERUNTUKAN DAN BESARAN INTENSITAS BANGUNAN
RATA-RATA PADA BLOK PERUNTUKAN
Jenis Peruntukan
Budidaya
Lahan
Pertanian
Basah
55
45
3
Batas KDH
Batas KLB
Batasan KDB
Fungsi Utama
Sumber : Hasil Analisis
Difinisi
Batasan
GSJ
GSJ
GSB
BLOK
PERUNTUKAN
GSJ
GSJ
Pertimbangan
Penetapan
Kepadatan
Bangunan
TABEL III.9
KLASIFIKASI KEPADATAN BANGUNAN
KLASIFIKASI
KEPADATAN BANGUNAN
Sangat Rendah
< 10 bangunan/ha
Rendah
11 40 bangunan/ha
Sedang
41 60 bangunan/ha
Tinggi
61 80 bangunan/ha
Sangat Tinggi
> 81 bangunan/ha
Prinsip
Kepadatan
sebagai berikut :
Bangunan
Klasifikasi
Kepadatan
Bangunan
TAEL III.10
PENETAPAN KEPADATAN BANGUNAN DI WILAYAH BANDUNG UTARA
Perdesaan
08%
KDB
Maks
Kepadatan
Bangunan
8 15 %
Perkotaan
15 30
30 40
15 %
12 %
6%
2,5
1,25
Sangat
Sangat
Rendah
Rendah
Rendah
Sumber : Hasil Perhitungan
Rendah
Klasifikasi
Sangat
0%
0 15 %
Kepadatan Kepadatan Kepadatan
15 30
30 40
Tinggi
Sedang
Rendah
40 %
30 %
20 %
6%
2%
50
25
17
1,25
rumah/a
rumah/ha
rumah/ha
Sedang
Rendah
Rendah
rumah/ha rumah/ha
Sangat
Sangat
Rendah
Rendah
Penetapan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
Blok Peruntukan
Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Blok Peruntukan
Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Blok Peruntukan adalah rasio
Definisi
KDB
Blok
wilayah
,luas
,blok
terbangun
,peruntukan X 100 %
Perhitungan KDB berdasarkan pada luas wilayah terbangun yang
Komponen
Perhitungan
KDB
Blok Peruntukan
Ketentuan Teknis
TABEL III. 11
KLASIDIKASI KDB BLOK PERUNTUKAN
KLASIFIKASI
Sangat Rendah
> 75 %
Rendah
50% - 75%
Sedang
20% - 50%
Tinggi
5% - 20%
Sangat Tinggi
< 5%
Sumber : Kepmen PU No. 640/KPTS /1986 tentang Perencanaan Tata Ruang Kota
Definisi
TABEL III.12
KLASIFIKASI KLB BLOK PERUNTUKAN
KLASIFIKASI
Sangat Rendah
KLB = 2 x KDB
Rendah
KLB = 4 x KDB
Sedang
KLB = 8 x KDB
Tinggi
KLB = 9 x KDB
Sangat Tinggi
KLB = 20 x KDB
Ketentuan Teknis
Deinisi
Ketentuan teknis
Ruang bebas tersebut adalah ruang yang dimiliki oleh masingmasing pemilik blok peruntukan, namun penggunaannya hanya
untuk penempatan pelayanan jaringan utilitas umum.
Ketentuan
Penetapan Tipe
Hunian
baik
dikawasan
permukiman
perkotaan
maupun
2. KDB yang diperbolehkan antara 10% - 15% dan KDH 85% - 90%,
dengan KLB boleh lebih dari dua dengan persyaratan bangunan
tahan gempa dan dengan batasan ketinggian bangunan seperti yang
telah ditentukan dalam Bab 4. Ruang terbuka hijau minimal
Penyediaan
Prasarana Utama
Perencanaan
Kebutuhan Fasilitas
Lingkungan
A. Jaringan Drainase
Perencanaan
Sistem Drainase
untuk
berdasarkan
perhitungan
kondisi
batas
dimasa
mendatang,
dan
harus
tidak
kurang
dari
0,5%
untuk
permukaan
1,5%.
Pembuangan
berikut:
Air
Kotor
Definisi
Ketentuan
Perencanaan Sistem
sebagai berikut:
Air Bersih
maupun
memperhitungkan
tingkat
kebutuhan
puncak,
kemungkinan-kemungkinan
harus
sudah
penanggulangan
D. Sistem Persampahan
Ketentuan
Perencanaan Sistem
berikut :
Persampahan
sebagai
tempat
pembuangan
sampah
sementara.
Definisi
Jalan adalah jalur yang direncanakan atau digunakan untuk lalu lintas
kendaraan dan orang. Orang saluran air minum, saluran air limbah,
jaringan listrik, telepon, gas, dan lain-lain ditempatkan diantara garis
sepdan pagar dengan saluran air hujan.
Jalan Masuk
Definisi
Cakupan
Yang termasuk jalan local sekunder atau jalan masuk adalah jalan
poros lingkungan perumahan.
Jalan
Poros
Lingkungan
Perumahan
adalah
jalan
masuk
Ketentuan Teknis
: 11 m
: 4,5 m
:1m
Pertimbangan
Perencanaan
Jalan Komplek
Definisi
Cakupan
lingkungan
perumahan
yang
dipergunakan
untuk
perumahan
yang
hanya
dipergunakan
untuk
Ketentuan Teknis
: 7,5 m
: 3,6 m
: 3,6 m
Perencanaan
dengan mudah.
5. Jalan Perumahan
GAMBAR 3.8
CONTOH BENAR/SALAH PEMBUATAN JALAN
GAMBAR 3.9
CONTOH BENAR/SALAH JALAN KOMPLEK PERUMAHAN PADA
LAHAN BERKONTUR
Prinsip Penataan
Ruang
Bangunan
Klasifikasi
Kepadatan
Bangunan
TABEL III.13
PENETAPAN KEPADATAN BANGUNAN DI WILAYAH BANDUNG UTARA
Perdesaan
08%
KDB
Maks
Kepadatan
Bangunan
8 15 %
Perkotaan
15 30
%
15 %
12 %
6%
2,5
1,25
Sangat
0%
-
Sangat
Sangat
Rendah
Rendah
Rendah
Sumber : Hasil Perhitungan
Rendah
Klasifikasi
0 15 %
30 40
15 30
30 40
Sedang
Rendah
40 %
30 %
20 %
6%
2%
50
25
17
1,25
rumah/a
rumah/ha
rumah/ha
Sedang
Rendah
Rendah
rumah/ha rumah/ha
Sangat
Sangat
Rendah
Rendah
Penetapan KLB
TABEL III.14
PENETAPAN KDB MAKSIMUM BERDASARKAN
KEMIRINGAN LERENG MAKSIMUM 30%
KDB Maksimum
Kemiringan
Lereng Rata-rata
0% - 8%
8% - 15%
15% - 30%
30% - 40%
> 40%
Sumber : Hasil Perhitungan
Perkotaan
37% - 40%
32% - 37%
10% - 32%
0% - 10%
0%
Perdesaan
12% - 15%
7% - 12%
0% - 7%
0%
0%