Anda di halaman 1dari 20

SUMBER DAYA TANAH

KELOMPOK 7
(Nur Afni. S, Nur Irmayanti Mulyani)

A. PENDAHULUAN

Sumber daya alam seperti tanah sangat penting bagi keberadaan manusia karena
memberikan input untuk semua usaha manusia, termasuk pertanian, industri, tempat
tinggal, dan pelestarian lingkungan alam untuk penelitian ilmiah. Kemampuan dan
lokasi properti adalah penentu utama bagaimana properti itu digunakan.

Akibatnya, nilai pasar dan nilai ekonomi properti bervariasi karena sumber
kehidupan manusia yang paling efektif dan memiliki nilai produksi yang tinggi,
tanah di daerah perkotaan yang digunakan untuk tujuan industri dan komersial
biasanya memiliki nilai pasar tertinggi. Tujuan penggunaan sumber daya lahan untuk
berbagai tujuan adalah menciptakan produk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
seiring dengan berkembangnya populasi dan ekonomi, semakin banyak kebutuhan
bagi orang-orang.

Sumber daya tanah adalah sumber daya alam yang dapat diperbarui. Erosi tanah
merupakan penyebab utama kerusakan sumber daya tanah, sehingga pemanfaatannya
secara bijak harus dilakukan tindakan konservasi untuk menghentikan erosi yang
menurunkan kesuburan tanah. Adapun ulah manusia khususnya yang berkaitan
dengan pertanian, dapat menyebabkan penurunan kualitas tanah, antara lain: a).
penyalahgunaan lahan pertanian b). hilangnya lahan pertanian c). pencurian tanah
pertanian dan d). pencemaran lahan pertanian.

B. SUMBERDAYA TANAH

1. PENGERTIAN TANAH
Di bagian paling atas permukaan bumi terdapat lapisan kerak tipis yang disebut
tanah. Istilah "tanah" mengacu pada zona material lepas yang terdiri dari batuan yang
rusak dan lapuk yang dikombinasikan dengan bahan organik yang membentuk
pedosfer. Bagian paling atas dari kerak bumi, atau tanah, adalah benda fisik tiga
dimensi dengan panjang, lebar, dan kedalaman. Tanah tersebut berbeda dari bahan di
bawahnya dalam hal sifat-sifatnya dikarenakan interaksi antara iklim, organisme,
bahan induk, dan relief dari waktu ke waktu. Iklim, organisme, bahan induk, relief
(topografi), dan waktu adalah lima unsur pembentuk tanah. Sedangkan bahan induk
dan relief merupakan sumber bahan dan tempat dalam proses pembentukan tanah,
sedangkan iklim, organisme, dan waktu merupakan variabel aktif pembentuk tanah.

Sumber daya alam seperti tanah sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia
karena diperlukan untuk semua usaha manusia, termasuk pertanian, industri,
perumahan, jalan untuk transportasi, rekreasi, dan daerah yang menjaga kondisi
alamnya untuk tujuan ilmiah.

2. MACAM PENGGUNAAN TANAH

Berbagai jenis penggunaan tanahLahan terbangun dan tidak terbangun adalah dua
kategori umum yang digunakan untuk menggambarkan wilayah kota. Maju
Perumahan, bisnis, perdagangan, jasa, dan perkantoran semuanya ada di darat.
Sementara itu, lahan yang belum dikembangkan dipisahkan menjadi lahan yang
belum dikembangkan untuk kegiatan non perkotaan dan lahan yang belum
dikembangkan yang digunakan untuk kegiatan perkotaan (pemakaman, rekreasi,
transit, dan ruang terbuka). (pertanian, perkebunan, perairan, produksi dan
pertambangan sumber daya alam). Penting untuk memahami unsur-unsur
penggunaan lahan untuk menentukan penggunaan lahan di wilayah tertentu. Unsur-
unsur yang membentuk penggunaan lahan dapat diidentifikasi berdasarkan berbagai
kategori pengguna lahan dan tindakan yang dilakukan terhadap lahan tersebut.
Menurut Maurice Yeates, tata guna lahan suatu wilayah terdiri dari: perumahan,
komersial, industri, jalan, dan publik.
Berbagai jenis penggunaan tanah. Secara umum, tanah di bagian kota terbagi
menjadi tanah sudah dikembangkan dan tanah belum dikembangkan. Tanah yang
sudah dikembangkan terdiri dari perumahan, industri, perdagangan, jasa dan
perkantoran. Sedangkan tanah belum dikembangkan yang digunakan untuk aktivitas
kota (Pemakaman, rekreasi, transit, ruang terbuka) dan tanah belum dikembangkan
ialah non aktivitas (pertanian, perkebunan, air, produksi dan pertambangan sumber
daya alam). Penting untuk memahami unsur-unsur penggunaan lahan untuk
menentukan penggunaan lahan di wilayah tertentu. Berdasarkan jenis pengguna
lahan yang berbeda dan aktivitas yang dilakukan di lahan tersebut, komponen
penggunaan lahan dapat ditentukan. Menurut Maurice Yeates, tata guna lahan suatu
wilayah terdiri dari: perumahan, komersial, industri, jalan, dan publik.

Menurut Hartshorne, unsur-unsur tata guna lahan dapat dibagi menjadi bebrapa
bagian yaitu sebagai berikut:

a. Penggunaan Pribadi, yang mencakup penggunaan lahan untuk keperluan


perumahan, bisnis, dan industri.

b. Penggunaan Publik, Organisasi ini menggunakan lahan untuk tujuan rekreasi dan
pendidikan.

c. Jalan

Sedangkan menurut Lean dan Goodall, mengkategorikan elemen penggunaan lahan


sebagai berikut:

a. penggunaan lahan yang menguntungkan. Penggunaan lahan yang tidak


menguntungkan diperlukan juga penggunaan lahan yang menguntungkan. Karena
penggunaan lahan yang tidak menguntungkan tidak harus bersaing dengan wilayah
yang digunakan untuk tujuan yang menguntungkan. Komponen penggunaan lahan
meliputi beberapa tujuan yaitu ritel, perumahan, komersial, industri, dan bisnis.
Penggunaan lahan tidak dapat dipisahkan dari penggunaan lahan lain yang biasanya
tidak menguntungkan, seperti penggunaan ruang untuk jalan, taman, tempat
pembuangan sampah, sekolah, dan rumah sakit. Jika penggunaan lahan yang
menguntungkan dari satu tempat dapat mempengaruhi penggunaan lahan lainnya
maka pembelian sarana dan prasarana akan meningkat. Ketika lahan digunakan
dengan membangun mesin untuk penggunaan tanah sekitarnya, baik nilai tanah
maupun nilai keuntungan secara umum yang dapat meningkat dan menjadi dekat
satu sama lain, ini akan memungkinkan penggunaan lahan ganda untuk bekerja sama
dan meningkatkan keuntungan mereka.

b. Penggunaan lahan yang tidak menguntungkan. Komponen penggunaan lahan ini


mencakup bagaimana lahan digunakan untuk jalan raya, taman, sekolah, dan gedung
pemerintah.

Dari pernyataan di atas bahwa penggunaan lahan yang menguntungkan dan


penggunaan lahan yang tidak menguntungkan sangat berkorelasi. Penggunaan lahan
komersial, industri, publik, dan semi publik, serta yang terkait dengan perumahan,
adalah penggunaan lahan utama. Setiap penggunaan lahan dijelaskan sebagai berikut:

a. Untuk penggunaan lahan komersial, pencampuran vertikal dapat digunakan untuk


menggabungkan tujuan komersial dan residensial. Perdagangan grosir dan bisnis
besar harus dipisahkan dari penggunaan lahan pemukiman.

b. Untuk lahan industri, adanya lahan industri tidak hanya dapat menciptakan
lapangan kerja tetapi juga menambah nilai dengan menampilkan struktur dan
pemandangan yang menakjubkan. Sektor-sektor yang perlu dijauhkan dari
pemukiman antara lain pengolahan hasil tambang, industri kimia dan baja, serta
industri minyak dan kimia.

c. Penggunaan lahan untuk stasiun pemadam kebakaran, gereja, sekolah, taman


bermain, kuburan, rumah sakit, terminal, dan fasilitas lainnya termasuk dalam
kategori penggunaan lahan publik dan semi publik.

3. ASPEK KONSERVASI SUMBERDAYA TANAH

Definisi konservasi adalah perlindungan, pelestarian, dan pemeliharaan, atau


menjaga sesuatu yang aman atau terjamin. Pelestarian sumber daya bumi tanpa
mengurangi efisiensi adalah makna konservasi yang berkaitan dengan sumber daya
lahan. Praktek konservasi tanah melibatkan pengaturan setiap persil tanah sehingga
memanfaatkan sumber daya alam sebaik mungkin daripada memperlakukannya
dengan cara yang sebaliknya akan mengakibatkan kerusakan tanah. Konservasi tanah
adalah sebagai upaya untuk menghentikan kerusakan tanah akibat erosi dan
memulihkan tanah yang rusak karena erosi. Untuk menghentikan erosi, memulihkan
tanah yang rusak, dan menjaga serta meningkatkan produktivitas tanah, digunakan
praktik konservasi tanah. Upaya konservasi tanah tidak mengakibatkan larangan
penggunaan lahan.

Klasifikasi tujuan konservasi dan sumber daya tanah dibagi menjadi beberapa
kategori berikut:

a. Sumber daya lahan yang dapat diperbarui, atau yang selalu ada yang berpotensi
untuk diperbarui, seperti air. Sumber daya ini selalu tersedia, Walaupun tidak
dipakai  atau sebaliknya. Namun, kita harus menggunakannya dengan benar karena
penyalahgunaan sumber daya tersebut dapat berdampak negatif bagi kita, seperti
polusi.

b. Sumber daya lahan yang tidak dapat diperbarui, atau sumber daya yang
keseluruhan susunan fisiknya tetap dan tidak dapat diperbarui atau diproses ulang.
Logam, bahan tanah atau bijih mineral seperti uranium dan mangan, batu bara, batu,
pasir, dan minyak tanah hanyalah beberapa contoh. Penggantian jangka panjang
untuk batu bara, minyak tanah, dan gas alam dimungkinkan, tetapi kami tidak dapat
mengantisipasi peningkatan kuantitas fisik keseluruhan sumber daya ini dalam waktu
dekat. Sumber daya yang dapat dikonsumsi seperti batu bara dan mineral serta
sumber daya yang dapat didaur ulang seperti logam merupakan bagian kedua dari
sumber daya tanah yang tidak dapat diperbarui ini.

c. Ada bahan tanah yang dapat diperbarui dan tidak dapat diperbarui. Sumber daya
ini memiliki kualitas yang mirip dengan sumber daya aliran, yaitu dapat diganti
seiring waktu. Pemeliharaan bertujuan untuk melestarikan sumber daya sehingga
populasi masa depan dapat menggunakannya.
Tiga teknik konservasi tanah dijelaskan dalam buku Ilmu Tanah 2016 oleh Muhajir
Utomo dan rekan. Teknik-teknik tersebut adalah:

a. Metode agronomis, yaitu memanfaatkan peran tumbuhan atau tanaman dengan


teknik budidaya untuk meningkatkan infiltrasi, menurunkan limpasan
permukaan, dan menekan erosi.

b. Teknik agronomi meliputi pergiliran tanaman, penanaman tanaman penutup,


penanaman dalam jalur, tumpang sari, pertanian warna, penanaman pohon,
aforestasi, dan reboisasi berdasarkan pengaturan, desain, dan tujuan. Pendekatan
pertanian merupakan pendekatan yang murah dan sederhana. Pendekatan ini
bekerja baik di pedesaan dan perkotaan, di daerah datar atau pegunungan, dan di
daerah budidaya atau konservasi.

c. Manajemen tanah. Dengan memodifikasi tanah, pengelolaan tanah mengurangi


efek erosi dari curah hujan sekaligus meningkatkan kualitas tanah. Penambahan
bahan organik, seperti pupuk hijau, pupuk kandang, mulsa yang terbuat dari sisa-
sisa tanaman, pembajakan konservasi, pembenah tanah, dan sistem drainase,
merupakan komponen dari teknik pengelolaan tanah. Sebagian besar daerah
budidaya dengan topografi datar hingga bergelombang menggunakan teknik
pengelolaan tanah.

d. Pendekatan mekanik, yang memperlambat limpasan permukaan dan


menyalurkannya menggunakan gaya tidak merusak, merupakan teknik untuk
melestarikan tanah. Ini melibatkan perawatan tanah secara fisik atau mekanis.
Selain itu, teknik bermotor bekerja untuk meningkatkan infiltrasi, meningkatkan
aerasi tanah, dan memasok tanaman dengan air. Pembuatan gundukan, rorak,
sengkedan, teras gundukan, teras bangku, saluran pengalihan, dan cek dam atau
kolam adalah bagian dari teknik mekanik. Dibandingkan dengan metode lain,
yang satu ini dapat mengurangi erosi lebih banyak. Namun, pendekatan ini tidak
terlalu mengurangi polusi gas karbondioksida.

4. ASPEK EKONOMI SUMBER DAYA TANAH


a. Sewa Tanah (Land Rent) Sebagai Surplus Ekonomi

Gagasan penting dalam ekonomi sumber daya lahan adalah sewa lahan. Secara
umum, orang percaya bahwa membayar sewa adalah hadiah atau syarat untuk
mendapatkan sebidang tanah atau struktur dari pemilik. Definisi "sewa" berikut
ini. 1) Sewa Kontrak, yaitu pembayaran yang dilakukan oleh penyewa kepada
pemilik tanah berdasarkan perjanjian sewa yang dibuat dalam jangka waktu
tertentu, dan 2) Sewa Tanah, yang merupakan surplus perusahaan.

Pengertian sewa tanah adalah surplus pendapatan dari penggunaan tanah atas
pengeluaran yang dibayarkan untuk pengeluaran lain, seperti tenaga kerja, modal,
bahan mentah, dan energi yang digunakan untuk mengubah sumber daya alam
menjadi barang atau produk, tidak terkait dengan tanah. Konsep persewaan dapat
diuji dengan menggunakan pendekatan nilai rata-rata. Pendekatan ini
membandingkan harga produk yang dimungkinkan oleh penggunaan tanah dengan
biaya tipikal (selain biaya tanah) yang dibayarkan untuk membeli bahan baku
yang dibutuhkan untuk membuat produk. Menangani Marginal Value, yaitu selisih
antara harga objek terbaru dan biaya input per unit terbaru, adalah cara lain untuk
menangani gagasan sewa selain Pendekatan Nilai Rata-Rata.

Karena kesuburan dan lokasinya, sewa tanah dapat muncul sebagai surplus fiskal,
sewa tanah adalah pembayaran untuk menggunakan sebidang properti untuk
tujuan tertentu.

Land Rent  = Penerimaan – biaya produksi (selain biaya untuk tanah)

= (produksi x harga/unit produk) - biaya produksi (selain biaya


untuk
tanah)

Faktor-faktor berikut ini akan mempengaruhi besarnya biaya sewa tanah: 1.


Penggunaan tanah (hotel, taman, dll), 2). Pertanian terkadang bergantung pada
kesuburan tanah, 3). Teknologi yang digunakan dalam pemanfaatan tanah, 4).
Aksesibilitas (berkaitan dengan jarak dari tanah ke lokasi tempat hasil dilempar).
Jika tanah menghasilkan sewa yang lebih besar dari perspektif ekonomi,
penggunaan tanah dikatakan lebih efisien. Besarnya sewa tanah, yang juga
mewakili nilai tanah, dipengaruhi oleh kesuburannya, kedekatannya dengan pusat
kegiatan ekonomi, dan pasar untuk hasil tanah tersebut. Ada jarak yang dekat
antara lokasi tanah dan pusat kegiatan ekonomi, Semakin jauh jaraknya, semakin
buruk hubungan antara sewa ekonomi dan jarak. Ini menyiratkan bahwa rente
ekonomi akan semakin rendah semakin jauh tanah tersebut dari pusat tindakan
ekonomi.

b). Teori Sewa Tanah Klasik

Pertumbuhan ekonomi sangat terbantu oleh karya ekonom klasik seperti Thomas
Robert Malthus (1766-1834), David Ricardo (1772-1823), dan Adam Smith
(1723-1790). Ini juga mencakup teori tentang sewa tanah yang didasarkan pada
beberapa konsep fundamental yang telah dijelaskan oleh para filsuf yang
menjalankan aliran pemikiran. Kontribusi keuangan paling signifikan untuk
membiayai produksi dan distribusi, dalam buku Wealth of Nations Adam Smith
yang terkenal, adalah upah, sewa.

Menurut Smith sewa pada dasarnya adalah monopoli harga sehubungan dengan
sewa. Jumlah wilayah subur yang dibutuhkan terbatas, dan siapa pun yang
memilikinya dapat membebankan sejumlah uang kepada pengguna. Sewa
bukanlah kompensasi bagi pemilik modal atau investor, juga bukan gaji bagi
pekerja. kekayaan nasional yang mahal atau tingkat upah hanya memperburuk
masalah sewa yang mahal. Adam Smith mengembangkan teori Uneraned
Increment yang terkenal dalam studinya tentang sewa. Selain itu, Adam Smith
telah menunjukkan dalam beberapa gagasannya bahwa kompensasi atas
penggunaan tanah tidak dianggap sebagai faktor penentu harga, Namun, harga
produk termasuk hasil sisa, yang diwakili oleh sewa tanah. Pemilik atau pengurus
harta menerima dan menikmati sisanya. Menurutnya, tinggi rendahnya upah
(beserta bunga dan keuntungan) yang menjadi faktor penentu tinggi rendahnya
harga barang, bukan sewa tanah yang menurutnya adalah bagian yang
menentukan harga atau biaya produksi. Namun, dampak sisa dari harga pokok
itulah yang menentukan tinggi atau rendahnya harga sewa tanah. (setelah
rendahnya biaya produksi). Dalam hal itu, Adam Smith bergantung pada ide-ide
yang diungkapkan Turgot sebelumnya, sebagaimana dibuktikan oleh perbedaan di
tengah produksi. Smith mengklaim bahwa jumlah tanah subur mempengaruhi
tingkat sewa tanah.

Ide Malthus tentang sewa tanah adalah pertimbangan lain. Walaupun analisis
Malthus dimaksud untuk mendorong teorinya tentang populasi, namun tetap
memberikan kontribusi gagasan hasil yang semakin berkurang, yang akhirnya
diterima sebagai instrumen analisis fundamental dalam teori klasik dan bagian
dari teori ekonomi umum. Dia mengembangkan konsep tersebut dengan
memikirkan tentang properti. Ketika pupuk dan tenaga kerja digunakan untuk
meningkatkan produktivitas tanah, sebidang tanah tertentu akan menghasilkan
lebih banyak hasilnya. Namun, setelah titik tertentu, menjadi tidak
menguntungkan untuk terus melakukannya.Bahkan jika biaya ditambahkan terus-
menerus, peningkatan biaya tidak akan meningkatkan hasil secara proporsional;
pada kenyataannya, hal itu akan memperburuk hasil. Seiring bertambahnya
populasi dan kebutuhan sumber daya produksi untuk mendukung keberadaan
manusia berkembang, pembayaran untuk penggunaan tanah dalam proses
produksi juga meningkat. Karena itu, kami terus-menerus membutuhkan lebih
banyak tanah, tetapi hanya ada sedikit lahan dengan tanah subur. Namun,
kebutuhan dan tuntutan masih mendesak, sehingga mau tidak mau kita harus terus
melakukannya.

Teori sewa tanah dan populasi adalah dua konsep yang memainkan peran utama
dalam struktur dasar analisis dan proses pemikiran Malthus. Teori sewa tanah
Malthus sebanding dan konsisten dengan teori Ricardo, yang didasarkan pada
LDR. Malthus mengklaim bahwa sewa lahan yang tinggi dan tersedianya lahan
yang subur akibat meningkatnya akses masyarakat menjadi penyebab mahalnya
biaya pangan. Di Era Turgot melihat kepercayaan luas bahwa kecenderungan
dominan terbatas pada produksi pertanian. Pola ini, menurut Malthus, berlaku
untuk semua penggunaan sumber daya alam. Akibatnya, semakin sulit untuk
memberikan sarana kehidupan yang berkelanjutan kepada populasi yang terus
bertambah.

Didalam buku David Ricardo tahun 1817 Prinsip Ekonomi Politik dan Perpajakan
membahas masalah distribusi kekayaan karena, menurutnya terlepas dari
kenyataan bahwa dia sendiri telah belajar banyak dari Smith dan Malthus analisis
mereka tidak terlalu meyakinkan. Adam Smith menegaskan bahwa sewa tanah
adalah harga monopolistic, Ricardo setuju dengan Smith tetapi menambahkan
lebih banyak detail, Karena setiap orang ingin memiliki harta, meskipun tidak
diragukan lagi itu tidak berharga. Ricardo mengklaim bahwa tanah dimulai
sebagai "barang bebas", dan pada akhirnya akan menjadi satu. Secara alami,
petani pertama menetap di wilayah yang paling produktif. Tapi begitu tanah yang
baik hilang, orang akan menetap di tanah yang kurang produktif. Sejak saat itu,
tanah yang subur menjadi semakin mahal karena setiap inci persegi tanah itu
menghasilkan lebih banyak dan tetap langka. Harga lahan subur akan meningkat
jika proses ini berlanjut dan orang-orang sudah memiliki lebih sedikit lahan.

Hanya jika hasil panen membenarkan biaya penanaman, Pertanian akan


praktekkan di daerah yang paling tidak produktif. Setelah diproses, hasilnya hanya
sebesar itu. Konsekuensinya, sewa untuk tanah yang lebih subur tidak kompensasi
untuk tenaga kerja melainkan pembayaran yang dihasilkan dari akses ke sumber
daya alam yang terbatas. Jumlah yang dibayarkan oleh Ricardo ini dikenal sebagai
"sewa tanah", bukan sebagai gaji atau kompensasi tenaga kerja atau input lainnya.
Siapapun yang memiliki atau menguasai tanah dengan kualitas lebih tinggi dari
tanah marjinal akan mendapatkan keuntungan melalui kelebihan di atas biaya.
Surplus meningkat seiring dengan peningkatan kualitas properti. Dengan
demikian, tekanan permintaan dan penawaran yang meningkat justru
menguntungkan mereka yang memiliki atau menguasai lahan subur. Ada berbagai
jenis tanah; ada yang subur, ada yang kurang subur, dan ada yang sama sekali
tidak subur, menurut teori sewa tanah Ricardo.

Karena produktivitas tanah subur yang lebih besar, biaya rata-rata dan biaya
marjinal untuk memproduksi unit produksi juga lebih murah. Biaya rata-rata dan
biaya marjinal untuk mengelola lahan meningkat seiring dengan menurunnya
kesuburan tanah. Laba per hektar lahan berkurang dengan meningkatnya biaya.
Mengingat pembenaran yang diberikan, masuk akal jika sewa properti yang subur
lebih tinggi daripada tanah yang kurang produktif. Adam Smith dan Ricardo
sama-sama setuju bahwa biaya tenaga kerja yang digunakan dalam produksi suatu
barang menentukan harga alaminya, tetapi mereka tidak setuju apakah sewa tanah
harus dihitung sebagai biaya produksi. Namun, Ricardo memperhitungkan biaya
tenaga kerja yang melekat untuk memproduksi bangunan dan mesin adalah modal.
Oleh karena itu, ketika seorang pemilik modal melakukan pengembalian, mereka
mengambil sesuatu yang diproduksi melalui apa yang mereka kerja. Oleh karena
itu, menurut Ricardo, ada perselisihan antara pengusaha dan pekerja tentang
pembagian keuntungan. Sewa pada dasarnya menurunkan pendapatan.
Keuntungan jangka panjang biasanya turun menjadi nol, sementara pemilik tanah
akan mendapatkan keuntungan dari surplus tanpa harus berusaha keras untuk itu.

David Ricardo telah memperluas gagasan Adam Smith dengan cara yang lebih
menyeluruh dan terorganisir. Akibatnya, teori sewa tanah Ricardo mengikuti
struktur filosofis yang sama dengan teori upahnya, serta teorinya tentang nilai dan
harga. Validitas LDR, yang sebelumnya Turgot gambarkan sebagai tren produksi
pertanian di sekolah fisiokratis, dipertimbangkan sebagai tambahan dari ini.
Menurut Ricardo, kesulitan dalam menyediakan lahan dan pangan bagi penduduk
yang terus bertambah menjadi penyebab naiknya sewa lahan. Sekarang jelas
bahwa ide Turgot, LDR, berfungsi sebagai inspirasi bagi teori sewa tanah David
Ricardo dan berfungsi sebagai fondasinya.

5. PENENTUAN HARGA TANAH

Tanah yang dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) setiap tahunnya sebagai
barang yang berbadan hukum. Biaya tanah berfungsi sebagai dasar untuk
menghitung pajak ini. Biasanya, pemerintah daerah mendasarkan harga properti
pada Nilai Jual Objek Pajak. (NJOP). Nah, NJOP di satu lokasi pasti bisa berbeda
dengan NJOP di daerah lain.

a) NJOP

Untuk memahami apa arti istilah tersebut, pertama-tama kita harus


mempertimbangkan etimologinya. Pemerintah menggunakan NJOP untuk
menetapkan basis pajak. Saya tidak yakin apakah ini untuk masalah jual beli atau
apakah kompensasi penggusuran akan diberikan. Biasanya, basis NJOP ini
digunakan untuk menentukan nilai tanah. NJOP adalah biaya rata-rata yang
ditentukan oleh pembelian dan penjualan yang jujur. NJOP dihitung dengan
membandingkan harga dengan barang serupa, nilai akuisisi baru, atau biaya
penggantian NJOP, jika belum ada transaksi jual beli atas tanah tersebut. NJOP
biasanya menampilkan harga per meter persegi lahan. Ini dapat digunakan untuk
mempelajari lebih lanjut.

b) Untuk menentukan biaya per meter persegi lahan dengan menggunakan Survei
Harga Pasar, NJOP. Namun, di pasar real estat, harga ini mungkin lebih tinggi dari
harga rata-rata NJOP. Mengingat bahwa penawaran dan permintaan mendorong
pasar, tidak diragukan lagi ini adalah sebuah kemungkinan. Biaya akan naik atau
menjadi lebih mahal jika permintaan lebih banyak. Sementara itu, jika semakin
banyak orang yang memberikan tanahnya, maka harga tanah tersebut bisa turun
akibat meningkatnya permintaan. Untuk menentukan harga lahan saat membeli
tanah, harga pasar ini juga bisa dijadikan patokan. Kita dapat menentukan biaya
riil tanah per meter persegi dengan melihat harga lahan terdekat.maka kita akan
tahu berapa sebenarnya harga dari tanah per meter pada umumnya di wilayah itu.
Sehingga, kita paham cara mengetahui harga tanah di suatu daerah. Tidak
kemahalan, dan syukur bisa lebih murah.

c). Memilih tempat dengan bijak sangat penting untuk dilakukan memahami harga
tanah di suatu kawasan berdasarkan fasilitas yang ada di sekitarnya. Nah, cara ini
biasanya diperhitungkan saat menentukan harga properti per meter persegi.
Karena ketersediaan pelayanan sosial dan fasilitas umum biasanya disebut
strategis. Sekolah, pasar, rumah sakit, apotik, titik kumpul, akses gerbang tol,
stasiun kereta api, dan lokasi strategis lainnya. real estat industri biasanya
berhubungan dengan layanan industri. Misalnya, pelabuhan, bandara, gedung
pemerintahan, atau area komersial.

6. FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN TINGGINYA HARGA


TANAH

Harga tanah selalu naik dan tidak dipengaruhi oleh satu elemen pun. Di mana pun
itu, biaya tanah biasanya meningkat setiap tahun. Berikut penjelasan unsur-unsur
yang menjadi penyebab mahalnya harga tanah:

a). Pengaturan strategis di darat

Merupakan kebenaran universal bahwa semakin strategis lokasi sebuah properti,


semakin besar biaya untuk menjualnya. Pemahaman ini, bahwa lokasi tanah yang
strategis terutama ditentukan oleh pertimbangan ekonomi, tercermin dari kenaikan
harga tanah. Misalnya, sebidang tanah yang perlu dibeli berada di tengah kota dan
dekat dengan pusat administrasi dan komersialnya. Tidak mempertimbangkan
apakah lingkungan sosial dan fisik mendukung. Ketersediaan fasilitas dan layanan
publik, sebagai contoh. Ketika tanah dekat dengan jalan lingkungan, harganya
otomatis diatur berdasarkan tata letak blok, saluran drainase, jaringan listrik,
jaringan PDAM, serta taman lingkungan, antara lain variabel. terutama jika
struktur terletak di sebidang tanah di daerah pemukiman. Dengan sendirinya,
fasilitas tambahan dan mendasar ini semakin meningkatkan nilai ekonomi tanah.

b. Penguasaan tanah oleh beberapa pihak

Pada kenyataannya, kepemilikan tanah oleh beberapa kelompok dapat


menyebabkan harga tanah naik. Pemangku kepentingan khusus ini biasanya
mencakup investor, pengembang, dan organisasi pemilik modal. Mereka memiliki
kemampuan untuk memperoleh properti dalam skala ribuan hektar, mengolahnya,
dan kemudian menjualnya kembali. Dengan cara ini, mereka bisa mendapatkan
keuntungan dari penjualan properti dengan faktor dua sampai tiga. Harga properti
akan terus naik semakin banyak investor dan pengembang melakukan ini.

c. Meningkatnya permintaan properti

Salah satu penyebab naiknya harga tanah adalah permintaan akan pengembangan
real estate, khususnya perumahan. Hal ini disebabkan oleh peningkatan
pembangunan real estate di Indonesia, khususnya di Jakarta. Hampir semua jenis
rumah saat ini banyak diminati di lingkungan sekitar. dimulai dengan rumah
pendukung, rumah tapak, dan rumah bisnis. Peningkatan pembangunan ekonomi
dan peningkatan investasi dalam industri ini keduanya berkontribusi terhadap
permintaan real estat yang meningkat pesat.

d. Terletak di kawasan padat penduduk

Harga tanah biasanya akan naik untuk pemilik tanah di daerah berpenduduk padat.
Hal ini lebih lanjut didukung oleh pengamatan bahwa tanah yang terletak di
daerah berpenduduk biasanya mendapat manfaat dari aktivitas komersial dan
pembangunan yang lebih besar daripada tanah yang terletak di daerah yang
kurang padat penduduknya. Biaya properti meningkat dengan tingkat
pembangunan suatu daerah. Biasanya, tanah banyak dicari oleh pengembang di
daerah padat penduduk karena lebih mudah dipasarkan dan dijual. Dibandingkan
dengan tanah biasa, tanah yang berada di kawasan padat penduduk atau
pemukiman memiliki legalitas yang lebih lengkap dan terjamin, melindungi
pemiliknya.

e. Keberadaan benda-benda di atas tanah

Ternyata keberadaan benda-benda di atas tanah berdampak pada seberapa besar


kenaikan nilainya. Hal-hal ini dapat berupa struktur tertentu yang bernilai
ekonomis dan produktif. Masyarakat terus memiliki keraguan tentang masalah ini.
Kenyataannya, keberadaan tanaman yang menguntungkan dan produktif seperti
kelapa sawit, kopi, coklat, karet, kelapa, dan karet dapat mendongkrak harga
tanah. terutama jika tanaman ini dapat ditanam dan menghasilkan keuntungan.
f. Tingginya biaya pematangan lahan

Masalah pengurusan dan perijinan yang ada menjadi penyebab naiknya harga
tanah. Ketika datang ke persiapan properti, ada biaya tambahan. Oleh karena itu,
selain biaya pembelian properti, Anda juga harus membayar biaya pendaftaran,
sertifikasi, dan izin pembangunan. Biaya tambahan ini dikeluarkan untuk
membantu penyiapan lahan sehingga setiap lahan yang dimiliki atau dibeli bebas
dari masalah perizinan yang tidak sah.

7. BAGAIMANA MENCEGAH KENAIKAN HARGA TANAH

Ketersediaan lahan dalam skala besar telah menjadi kebutuhan untuk


pertumbuhan. Namun, memperoleh tanah menjadi semakin sulit setiap hari.
Akibatnya, harga tanah meningkat sehingga pemerintah kesulitan memperoleh
tanah untuk pembangunan, baik untuk keperluan pribadi maupun untuk
menyediakan rumah bagi masyarakat. Konsep pembentukan Bank Tanah juga
terinspirasi oleh keadaan ini. Bank Tanah adalah organisasi unik yang mengawasi
administrasi pertanahan dan melaksanakan tugas-tugas seperti perencanaan,
perolehan, pengadaan, pengelolaan, penggunaan, dan distribusi tanah. Fungsi
Bank tanah digunakan untuk menyeimbangkan system, sehingga orang dengan
status lebih rendah juga dapat menguasai aset. Untuk mengatur nilai tanah dan
meningkatkan harga rumah, diperlukan bank tanah. Bank Tanah berfungsi sebagai
pengelola dan penyedia tanah nasional untuk kepentingan umum dan kepentingan
pembangunan yang objek tanahnya berasal dari berbagai sumber. Bank Tanah
pada akhirnya akan mengambil bentuk Badan Layanan Umum. Karena bank tanah
dapat memastikan tersedianya tanah untuk kebutuhan pembangunan di masa
depan, memiliki bank tanah adalah cara terbaik untuk mencegah kenaikan harga
tanah.

STUDI KASUS
Berikut adalah hasil penelitian yang diterbitkan pada bulan Juni 2004 dengan
judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Tanah Untuk
Permukiman (Studi Kasus: Kabupaten Banyumanik).

Tujuh kecamatan dipilih sebagai daerah penelitian berdasarkan penelitian yang


dilakukan di Kecamatan Banyumanik yang memiliki 11 kecamatan, diantaranya
Kecamatan Pudak Payung, Kecamatan Banyumanik, Kecamatan Jabungan,
Kecamatan Srondol Kulon, Kecamatan Padalangan, Kecamatan Gedawang, dan
Kecamatan Ngesrep. Ketujuh kecamatan tersebut dinilai mencerminkan harga
tanah di Kecamatan Banyumanik.

Waktu tempuh ke pusat kegiatan ekonomi berdampak pada harga tanah, sehingga
semakin cepat waktu tempuh dari lokasi tanah ke pusat kegiatan ekonomi akan
menyebabkan kenaikan harga tanah di atas nilai sebelumnya. Sebaliknya, jika
jarak tempuh dari lokasi tanah ke pusat aksi ekonomi memakan waktu lebih lama,
harga tanah akan lebih rendah dari sebelumnya. Hal ini dimungkinkan karena
aksesibilitas lokasi yang tinggi serta dianggap strategis karena mudah dijangkau
dari pusat kegiatan ekonomi.

Variabel jarak ke jalur angkutan umum terdekat juga bertanda negatif,


menunjukkan bahwa harga tanah akan naik semakin dekat sebuah properti dengan
jalur angkutan umum dan sebaliknya. Hal ini berkaitan dengan kemudahan untuk
berpindah-pindah dan beraktivitas, sehingga memiliki sebidang tanah yang dekat
dengan jalur transportasi umum akan menaikkan harga tanah tersebut. Koefisien
variabel status tanah bertanda positif, menunjukkan bahwa harga tanah akan lebih
besar pada tanah yang telah bersertifikat hak milik (SHM) daripada tanah yang
belum bersertifikat. Yang terakhir adalah variabel lokasi lahan dalam klasifikasi
kelas jalan, yang dalam penelitian ini memberikan skor satu hingga empat untuk
setiap kelas jalan, dengan jalan protokol mendapat skor empat, jalan ekonomi
mendapat skor tiga, jalan lingkungan mendapat skor skor dua, dan gang menerima
skor satu. Nilai positif untuk variabel lokasi tanah klasifikasi kelas jalan
menunjukkan bahwa menambahkan satu kelas jalan ke daerah di mana tanah itu
berada akan menaikkan harga tanah. Hal ini layak dilakukan karena letaknya yang
sangat strategis dan visibilitas yang tinggi karena adanya jalan yang lebih lebar di
depan lokasi tanah aksesibilitas yang tinggi dibandingkan dengan tanah yang
terletak di jalan kecil atau gang.

Kesimpulan berikut dapat diperoleh berdasarkan temuan analisis yang dilakukan:


Jarak antara lokasi sebidang tanah dengan jalur angkutan umum terdekat, status
kepemilikan tanah, dan letak tanah relatif terhadap sebidang tanah lainnya di
klasifikasi kelas jalan merupakan faktor-faktor yang berpengaruh signifikan
terhadap harga tanah di Kecamatan Banyumanik untuk digunakan sebagai tempat
tinggal. Harga tanah di Kecamatan Banyumanik dipengaruhi secara negatif oleh
faktor waktu tempuh untuk daerah yang memiliki hub komersial. Harga tanah di
Kecamatan Banyumanik dipengaruhi secara negatif oleh perbedaan jarak antara
lokasi tanah dengan jalur angkutan umum terdekat. Variabel untuk posisi
kepemilikan tanah adalah positif. Pada kategorisasi kelas jalan variabel lokasi
lahan bertanda positif.

Faktor yang paling kuat mempengaruhi besarnya harga tanah di Kecamatan


Banyumanik adalah klasifikasinya pada kelas jalan diikuti dengan variabel jarak
lokasi tanah dari jalur transportasi terdekat; dan, ketiga, oleh variabel waktu
perjalanan ke pusat kegiatan ekonomi. Variabel kondisi lahan datang terakhir.

Sumber : https://journals.ums.ac.id/index.php/JEP/article/view/4032

C. RANGKUMAN

Sumber daya alam seperti tanah sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia
karena diperlukan untuk semua usaha manusia, termasuk pertanian, industri,
perumahan, jalan untuk transportasi, rekreasi, dan daerah yang menjaga kondisi
alamnya untuk penelitian ilmiah. Lahan terbangun dan tidak terbangun adalah dua
kategori umum yang digunakan untuk menggambarkan wilayah kota. Perumahan,
bisnis, industri, perdagangan, jasa, dan perkantoran membentuk lahan yang
dikembangkan. Sementara itu, lahan yang belum dikembangkan dipisahkan
menjadi lahan yang belum dikembangkan untuk kegiatan non perkotaan dan lahan
yang belum dikembangkan yang digunakan untuk kegiatan perkotaan
(pemakaman, rekreasi, transit, dan ruang terbuka). (pertanian, perkebunan,
perairan, produksi dan pertambangan sumber daya alam). Penggunaan lahan yang
bermanfaat dan tidak produktif adalah kategori lain yang komponen penggunaan
lahannya dapat dipisahkan. Penggunaan lahan yang tidak menguntungkan
diperlukan untuk penggunaan lahan yang menguntungkan. Sedangkan
penggunaan lahan untuk jalan raya, taman, sekolah, dan gedung pemerintahan
merupakan penggunaan lahan yang tidak menguntungkan.

Praktek konservasi tanah melibatkan pengaturan setiap persil tanah sehingga


memanfaatkan sumber daya alam sebaik mungkin daripada memperlakukannya
dengan cara yang sebaliknya akan mengakibatkan kerusakan tanah. Tiga kategori
membuat klasifikasi sumber daya tanah untuk tujuan konservasi: sumber daya
tanah terbarukan, atau sumber daya tanah yang selalu ada atau dapat diperbarui,
seperti air. Selain itu, ada bahan yang tidak terbarukan, atau yang ada memiliki
lahan yang keseluruhan fisiknya telah ditetapkan dan tidak dapat diperbarui atau
diproses ulang. Terakhir, ada sumber daya alam yang dapat diperbarui dan tidak
dapat diperbarui.

Karena kesuburan dan lokasinya, sewa tanah dapat muncul sebagai surplus fiskal.
Intinya, sewa tanah adalah pembayaran untuk menggunakan sebidang tanah untuk
tujuan tertentu. Jika tanah menghasilkan sewa yang lebih besar dari perspektif
ekonomi, penggunaan tanah dikatakan lebih efisien. Jumlah sewa tanah juga
mewakili nilai tanah, yang besarnya ditentukan oleh kesuburannya, kedekatannya
dengan pusat kegiatan ekonomi, dan daya jual produknya. Posisi tanah yang
strategis, kepemilikan tanah yang banyak, permintaan akan real estate yang
meningkat, populasi yang padat, keberadaan objek di atas tanah, dan mahalnya
harga tanah menjadi faktor yang menentukan harganya yang tinggi, Memiliki
cadangan tanah adalah cara terbaik untuk menghentikan kenaikan harga tanah
karena dapat memastikan bahwa akan selalu ada tanah yang tersedia untuk
kebutuhan pembangunan di masa depan.
D. PERTANYAAN UNTUK DISKUSI

1. Apa penyebab kenaikan konstan harga tanah?

2. Mengapa harga tanah selalu naik, dan mengapa harga tanah di kota lebih tinggi
daripada harga tanah di pedesaan?

3. Bisakah bank tanah menghentikan kenaikan harga tanah?

4. Mengapa harga tanah sangat tinggi karena lokasinya yang menguntungkan?

E. DAFTAR PUSTAKA

Kurniwati, T., & Mudakir, B. (2017). Analisis Faktor - Faktor Yang


Mempengaruhi Harga Tanah Untuk Penggunaan Perumahan (Studi Kasus:
Kecamatan Banyumanik). In Jurnal Ekonomi Pembangunan: Kajian
Masalah Ekonomi dan Pembangunan (Vol. 5, Issue 1, p. 57).

Summa. (2020). Pengelolaan Sumber Daya Alam. Makalah, 3(7123341075), 1–


18.

Sumargo, B. (2002). Perkembangan Teori Sewa Tanah dalam Perspektif


Pemikiran Ekonomi. The Winners, 3(2), 188.

Landoala, T. (2013). Jenis-Jenis Penggunaan Lahan. Jembatan4.Blogspot.Com.

(Konservasi Tanah: Definisi Dan Metodenya, 2020)

(Cara Mengetahui Harga Tanah Di Suatu Daerah Dengan Tepat, 2021)

Erawan, A. (2015). 6 Faktor Penting Penentu Meningkatnya Harga Tanah.


www.rumah.com.

Akbar, N. (2018). Bank Tanah, Cara Pemerintah Kendalikan Harga Tanah. Jurnal
Ekonomi.

Utomo, M. (2016). Buku Ilmu Tanah, Dasar-Dasar dan Pengelolaan.


Opac.Perpusnas.Go.Id.
Fauzi, A. (2018). Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Pustaka.Ut.Ac.Id.

Anda mungkin juga menyukai