untuk
kelangsungan hidup manusia karena diperlukan dalam setiap kegiatan manusia, seperti
untuk pertanian, daerah industri, daerah pemukiman, jalan untuk transportasi, daerah
rekreasi atau daerah-daerah yang dipelihara kondisi alamnya
Sumberdaya lahan (land resources) didefinisikan sebagai lingkungan fisik terdiri dari iklim,
relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya
terhadap penggunaan lahan (Sastrwijaya 2000:8).
Penggunaan lahan (land use) adalah setiap bentuk campur tangan (intervensi)
manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik material
maupun spiritual.
Penggunaan lahan dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar yaitu :
1. pengunaan lahan pertanian dan
2. Penggunaan lahan bukan pertanian. Lahan yang digunakan untuk lahan pertanian
seperti persawahan, perkebunan, pertambakan.Adapun lahan yang di gunakan untuk
lahan bukan pertanian seperti pemukiman, perindustrian, fasilitas umum, dan tempat
rekreasi.
Penggunaan lahan suatu daerah dengan daerah lainnya berbeda, hal ini di karenakan oleh :
1.
2.
3.
4.
Di Indonesia, pemanfaatan lahan antara satu daerah dengan daerah lain jelas
berbeda,hal ini dikarenakan umumnya daerah-daerah di Indonesia berkembang menjadi
sebuah kota di latarbelakangi bukan hanya dari sektor pertanian saja, tapi juga ada yang
berkembang dari sektor pertambangan seperti Pangkal Pinang dan Dumai (Sastrawijaya
2000:38).
Begitu juga halnya di Palu Sulawesi Tengah, pemanfaatan lahan antara satu wilayah
dengan wilayah lain berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh karakteristik dan topografi
serta ekonomi masyarakatnya. Atas dasar latar belakang itulah penulis ingin mengadakan
penelitian dengan judul Pemanfaatan lahan di Desa Toaya Kecamatan Sindue, Kabupaten
Donggala.
BAB II
TINJAUAN TEORETIS
2.1 Lahan
Konsep lahan mengandung pengertian yang berbeda dari tanah maupun medan.
Lahan mencakup panjang dan lebar, sedangkan tanah mencakup panjang, lebar, dan
volume. Lahan merupakan bagian dari daerah yang mencakup lingkungan fisik termasuk
iklim, topografi, tanah, hidrologi, dan vegetasi alami yang semuanya mempengaruhi potensi
penggunaannya.
Menurut
FAO
menyatakan:
Lahan
adalah
wilayah
dipermukaan bumi yang dicirikan oleh suatu kumpulan sifat dan proses yang terkait dalam
ruang dan waktu dari bahan tanah, air, atmosfer, populasi binatang serta aktivitas manusia
baik dimasa lalu, maupun yang sedang berlangsung, seperti reklamasi lahan pantai atau
rawa pasang surut, penebangan hutan, atau tindakan konservasi tanah, akan memberikan
karakteristik lahan yang lebih spesifik. Termasuk juga dalam hal ini adalah akibat yang
merugikan, seperti terjadinya erosi dan salinitas tanah.
Sejalan dengan itu pengertian yang luas tentang lahan adalah suatu daerah
permukaan daratan bumi yang ciri-cirinya mencakup segala tanda pengenal, baik yang
bersifat cukup mantap maupun yang dapat diramalkan bersifat mendaur, dari biosfer,
atmosfer, tanah, geologi, hidrologi, dan populasi tumbuhan hewan serta hasil kegiatan
manusia pada masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang (FAO 1977). Dengan
demikian, pengertian lahan tidak hanya di mulai dari proses pembentukannya tapi juga dari
semua aspek yang berkaitan dengan lahan serta penggunaan lahan yang dilakukan
manusia baik di masalalu maupun yang sedang berlangsung.
di kota jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan desa sehingga lahan yang diperlukan
untuk pendidikanpun lebih luas pula. Di kota-kota besar, demikian banyaknya jumlah dan
jenisnya, baik negeri maupun swasta.
5). Fasilitas umum
Kota walaupun padat, masih menyediakan lahan untuk fasilitas umum berupa ruang
terbuka seperti lapangan olah raga, tempat-tempat rekreasi taman-taman kota, dan
sebagainya. Di kota-kota besar, fasilitas seperti ini lebih banyak terdapat karena jumlah
orang yang membutuhkannya lebih banyal pula.
6). Jalan raya
Jalan merupakan kebutuhan vital bagi kota. Tanpa kota mobilitas penduduk tidak
mungkin terjadi. Penduduk kota yang padat dengan mobilitas tinggi, memerlukan jaringan
jalan yang lebar dan rapat. Di kota-kota besar, banyak jalan-jalan yang dibuat dua jalur,
bahkan ada pula lahan yang luas. Banyak lahan-lahan masyarakat yang sebelumnya telah
didirikan rumah, atau lahan pertanian, terpaksa dibebaskan untuk pelebaran dan pembuatan
jalan baru.
7). Kawasan industri
Industri menjadi salah satu daya tarik kota yang menimbulkan urbanisasi
(pemindahan penduduk dari desa ke kota). Dalam rangka penataan kota dan keserasian
lingkungan pemerintah kota menyediakan lahan khusus yang digunakan menjadi kawasan
industri terutama industri pengolahan dalam skala besar. Lahan yang dipergunakan untuk
kawasan industri harus luas supaya dapat menampung bermacam-macam kegiatan industri
di tempat tersebut.
8. Lahan pertanian
Kota yang demikian padat dengan lahan yang terasa semakin sempit, masih
terdapat lahan yang digunakan untuk pertanian. Lahan dipinggiran kota masih ada yang
digunakan untuk lahan pertanian seperti untuk tanaman sayur-sayuran, buah-buahan dan
adapula digunakan untuk sawah yang merupakan sawah tadah hujan. Penduduk yang
tinggal di pinggiran kota sebagian diantaraannya masih ada mata pencahariaanya sebagai
petani.
Penggunaan lahan secara umum tergantung pada kemampuan lahan dan pada
lokasi lahan. Untuk aktivitas pertanian, penggunaan lahan tergantung pada kelas
kemampuan lahan yang dicirikan oleh adanya perbedaan pada sifat-sifat yang menjadi
6
penghambat
bagi
penggunaannya
seperti
tekstur
tanah,
lereng
permukaan
tanah, kemampuan menahan air dan tingkat erosi yang telah terjadi.
Sejalan dengan itu Andianto (1999:45) menyatakan bahwa: faktor-faktor yang
mempengaruhi penggunaan lahan adalah faktor fisik dan biologis, faktor pertimbangan
ekonomi dan faktor institusi (kelembagaan). Faktor fisik dan biologis mencakup kesesuaian
dari sifat fisik seperti keadaan geologi, tanah, air, iklim, tumbuh-tumbuhan, hewan dan
kependudukan. Faktor pertimbangan ekonomi dicirikan oleh keuntungan, keadaanpasar dan
transportasi. Faktor institusi dicirikan oleh hukum pertanahan, keadaan politik, keadaan
sosial dan secara administrasi dapat dilaksanakan.
Kerajaan Sindue Induk, dibagi menjadi beberapa desa yaitu: Desa Dalaka, Desa
Lero, Desa Toaya, Desa Masaingi, Desa Marana, Desa Karumba, dan Desa Enu.
Kaleburu, Desa Toaya. Dan kerajaan Sindue Sabora ibukotanya di Desa Tibo.
Kerajaan Sindue Tobata dibagi menjadi beberapa desa yaitu: Desa Oti, Desa
Alindau, Desa Sikara, Desa Ombo, dan di kerajaan Sindue Tobata ibukotanya di
Desa Oti.
Kerajaan Sindue Sirenja dibagi menjadi beberapa Desa yaitu: Desa Tondo, Desa
Dampal, Desa Tanjung Padang, Desa Balintuma, Desa Tompe, Desa Lompio, dan
Desa Lende. Dan kerajaanSindue Sirenja Ibukotanya di Desa Tondo.
Pembagian tersebut dilakukan berdasarkan atas persetujuan para tokoh adat yang
kemudian diputuskan oleh Bapak Karama, Bapak Didi Ponegau, Bapak Rinda Makalaya.
(dokumen dari Kantor Desa Toaya tahun 2012).
Pengertian dari Desa Toaya sendiri adalah sebuah Desa yang dimana itu merupakan
tempat penangkapan hewan dengan tali atau dengan serantai jalak, yang diartikan dengan
bahasa Kaili ditangkap dengan Paya, dan dari arti poaya itulah disebut Toaya dan jadilah
sebuah kampung Poaya dan disederhanakan menjadi desa Toaya, yang menunjukan bahwa
Desa Toaya ini dulu adalah tempat penggembalaan hewan/tempat penangkapan hewan
(sapi).
Arti Nama Toaya yaitu:
-To = Orang. Aya = Menjerat (jerat) menangkap hewan dengan tali jeratan. Ini berarti
menunjukkan bahwa Desa Toaya ini dulu adalah tempat pengembalaan hewan/
penangkapan hewan (sapi).
- To = Orang. Aya = Laki-laki. Ini berarti bahwa Desa Toaya dulunya tempat orang yang
perkasa dan berani (Dokumen dari kantor Desa Toaya, tahun 2012).
Ketika desa Toaya terbentuk yang dulunya masih disebut sebagai kepala kampung.
Dan kepala kampung yang pertama dipegang oleh Bapak DG. Boneyang kemudian
berlanjut terus sampai saat ini, yaitu sampai pada kepemimpinan yang ke 13.
3.2 KONDISI GEOGRAFIS
Desa Toaya berada di sebelah Utara Kota madya Palu yang berjarak sekitar 30 km
dan Desa Toaya merupakan Ibu Kota kecamatan. Desa Toaya mempunyai luas wilayah
sekitar 750 Ha dengan batas wilayah sebagai berikut:
-
JENIS KELAMIN
Laki_laki
2.
Perempuan
Jumlah
JUMLAH
2115
PERSENTASE
51,72%
1774
48,27%
4089
100%
Sumber: Data Profil Desa Toaya 2013
Tabel 2: Komposisi Penduduk Desa Toaya Menurut Umur dan Jenis Kelamin
No
Golongan Umur
Jenis Kelamin
Jumlah
Persentase
9
0-1 tahun
L
110
2-4 tahun
215
250
465
11,37
5-6 tahun
125
105
230
5,69
7-12 tahun
335
325
660
16,14
13-15 tahun
279
251
530
12,96
16-18 tahun
247
221
468
11,44
19-25 tahun
222
217
439
10,73
26-35 tahun
169
136
305
7,45
36-45 tahun
159
123
282
6,82
10
46-50 tahun
133
124
257
6,28
11
51-60 tahun
69
67
136
3,32
12
67-75 tahun
37
31
68
1,66
18
2.115
9
1.974
27
4.089
0,66
100%
13
P
115
225
5,50
Penduduk yang berumur 7-12 tahun, kemudian menyusul kelompok umur 13-15
tahun dengan persentase 12,96% dan persentase yang terkecil 0,66% adalah kelompok ddi
atas 75 tahun.
Perkembangan penduduk Desa Toaya dipengaruhi oleh tingkat kelahiran dan tingkat
kematian, dari data statistik desa menunjukkan bahwa tingkat kelahiran berjumlah 5 orang
per tahun dan tingkat kematian 7 orang per tahun, namun dengan adanya kesadaran
masyarakat untuk mengikuti program pemerintah khususnya ibu-ibu yang suda mengikuti
program keluarga berencana (KB) maka tingkat kelahiran di desa ini mulai menurun
sedangkan tingkat kematian bagi masyarakat desa umumnya yang meninggal adalah
mereka yang sudah usia lanjut.
(IPTEK) membuat segala sesuatunya dapat berubah dengan begitu cepat sehingga
segalanya dapat lebih mudah, apabila hal tersebut diimbangi dengan keinginan mempelajari
perkembangan melalui proses pendidikan terutama pendidikan yang dilakukan secara
formal.
Pendidikan juga merupakan salah satu bagian integral dalam masyarakat, oleh
sebab itu pembangunan tidak dapat dilakukan tanpa mengikut sertakan pembangunan
dibidang pendidikan dalam arti perbaikan dan peningkatan mutu serta taaraf akan ikut
sendiri dalam suatu proses yang utama dalam menyentuh perbaikan dan keberhasilan
pembangunan pada umumnya.
Selain itu bagi suatu masyarakat merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
perkembangan suatu daerah. Artinya semakin tinggi perkembangan tingkat pendidikan
masyarakat suatu daerah maka semakin besar pula kemungkinan daerah tersebut dapat
berkembang. Perkembangan terrsebut dapat terjadi pada sektor perkembangan fisik berupa
sarana dan prasarana yang diperlukan manusia dalam berbagai aktivitasnya, dan disamping
itu dapat pula terjadi perkembangan dalam segi sikap serta perilaku seseorang dalam suatu
lingkungan masyarakat yang heterogen. Ukuran dan kunci untuk melihat serta meraih
kesuksesan dalam suatu masyarakat terletak pada sektor pendidikan yang memadai,
apalagi dalam mengelola dan menjaga keseimbangan lingkungan alam maupun lingkungan
sosial sehingga kehidupan masyarakat atau manusia dapat lestari secara dinamis dalam
mengisi pembangunan.
Begitu penting pendidikan bagi suatu masyarakat maka dalam pembahasan ini
penulis merasa perlu untuk menemukan keadaan atau lokasi masyarakat dalam hal ini
tingkat pendidikan khususnya masyarakat yang ada di Desa Toaya, wilayah Kecamatan
Sindue. Sebagaimana data yang diperoleh dilokasi penelitian penulis hanya menguraikan
tingkat pendidikan masyyarakat Desa Toaya yang termasuk golongan usia dini sampai usia
remaja antara 7-30 tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tingkat Pendidikan
Taman Kanak-kanak
Jumlah
Persentase
287
7,72
11
Sekolaslh Dasar
897
23,64
SLTP
1.167
31,38
SLTA
1.024
27,54
361
3.718
9,70
100%
Sarjana
Jumlah
Sumber: Data Profil Desa Toaya 2013
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persentase terbesar 31,38% adalah penduduk
dengan tingkat pendidikan di Sekolah Lanjutan tingkat pertama dengan jumlah 1.167 jiwa.
Sedangkan persentase terkecil 7,72 adalah penduduk dengan tingkat pendidikan Taman
Kanak-kanak dengan jumlah 287 jiwa.
Melalui data yang digambarkan pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa tingkat
pendidikan masyarakat Desa Toaya relatif maju. Hal ini disebabkan karena sarana dan
prasarana yang cukup memadai untuk kebutuhan pendidikan. Adapun sarana pendidikan
yang ada di Desa Toaya meliputi Sekolah Taman Kanak-kanak 3 buah, Sekolah Dasar 3
buah, SMP 1 buah, SMA 1 buah, dan sekolah Muhammadiah 1 buah.
Dengan adanya fasilitas pendidikan tersebut, menunjukkan bahwa perhatian
pemerintah terhadap masalah pendidikan cukup baik, sehingga masyarakat di Desa Toaya
tidak sulit mendapatkan pendidikan anak-anak, mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak
sampai Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.
Agama
Agama merupakan salah satu unsur yang sangat menentukan dalam pembentukkan
akhlak dan moral yang baik, khususnya pendidikan akhlak bagi setiap individu dalamsuatu
kelompok masyarakat. Oleh karena itu, usaha secara terpadu dan berkesinambungan
dalam pembinaannya memerlukan perhatian yang sangat positif dari unsur pemerintah,
tokoh-tokoh agama sehingga dapat menciptakan kerukunan hidup beragama dan antar
umat beragama.
Kehidupan antar umat beragama adalah saling menghargai dan menghormati.
Agama adalah merupakan sesuatu yang suci dan sakral dan dianggap benar oleh pemelukpemeluknya. Hal ini ditegaskan dalam pasal 29 ayat 1 dan Undang_Undang Dasar 1945,
yang berbunyi:
-
12
Dengan demikian, pernyataan ini menegaskan kepada segenap rakyat Indonesia untuk
memeluk agama dan kepercayaannya sesuai dengan pilihannya masing-masing tanpa ada
rasa tekanan dari pihak manapun. Kenyataan ini dapat dilihat dari kehidupan beragama
pada masyarakat yang ada di Desa Toaya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4: Komposisi Penduduk Menurut Agama Yang Dianut
No
1
2
3
4
5
Agaman
Islam
Kristen Protestan
Kristen Katolik
Hindu
Budha
Jumlah
Sumber: Data Profil Desa Toaya 2013
Jumlah Penganut
4.045
48
4.039
persentase
99,96
00,04
100%
13
No
1
Fasilitas
Puskesmas
Jumlah
1 buah
Keterangan
Berfungsih baik
Posyandu
4 buah
Berfungsih baik
Dokter Praktek
2 orang
Aktif bertugas
4 orang
Aktif bertugas
4
Bidan Terlatih
Sumber: data Profil Desa Toaya 2013
Dengan adanya fasilitas kesehatan yang terdapat di Desa Toaya ini, diharapkan
dapat membantu pelayanan perawatan kesehatan penduduk. Namun hal tersebut tidak
dapat menjamin kesehatan penduduk seutuhnya, tanpa adanya partisipasi masyarakat dan
perhatian pemerintah. Perawatan kesehatan masyarakat yang dilakukan secara tradisional
menjadi tantangan yang berat dalam peningkatan mutu pelayanan ;medis modern, karena
masih banyak masyarakat yang yakin akan pengobatan yang mereka lakukan tersebut
walaupun sifatnya naturalistik. Ini adalah bagian dari budaya masyarakat yang perlu dihargai
keberadaanya.
Mata Pencaharian
Penduduk Desa Toaya sebagian besarnya adalah hidup dari mata pencaharian
sebagai petani. Pengolahan untuk tanaman padi dilakukan sebagai sistem irigasi, dan pada
musim kemarau lahan yang ada biasanya dimanfaatkan untuk tanaman palawija lainnya.
Dan tanah perkebunan yang ada sebagian besar dimanfaatkab penduduk desa untuk
ditanami beberapa jenis tanaman tertentu seperti jenis tanaman kelapa dan coklat dimana
kedua tanaman inilah dibudidayakan oleh penduduk Desa Toaya. Adapun mata pencaharian
penduduk Desa Toaya dapat dilihat pada tabel berikut:
JenisMata Pencaharian
Pegawai Negeri Sipil
Jumlah
228
Persentase
5,94
Pegawai Swasta
46
1,18
TNI/POLRI
16
0,32
Jasa
141
3,67
Guru
120
3,12
Petani
2.630
68,67
Pedagang
64
1,66
Peternak
541
14,12
14
9
10
Tukang Kayu
Tukang Batu
Jumlah
Sumber: Data Profil Desa Toaya 2013
20
0,54
30
3.835
0,78
100%
Adat Istiadat
Pada hakekatnya masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang saling
berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Dalam kehidupan masyarakat sangat
diperlukan adanya nuansa keharmonisan antar warga serta terjalinnya kerja sama yang
baik, yang nantinya akan membentuk kesatuan yang kokoh. Kesatuan masyarakat minimal
harus memiliki interaksi antar warga, dimana dalam setiap kehidupan masyarakat harus
mempunyai adat istiadat yang khas yang memiliki aturan atau norma-norma yang dapat
mengatur seluruh pola tingkah laku pada masyarakat yang bersangkutan.
Dalam konteks kehidupa sosial budaya masyarakat Desa Toaya, penulis akan
membahas tentang adat istiadat pengobatan penyakit, yaitu Upacara Pengobatan pada
Penyakit Mantaogana. Upacara ini dilaksanakan ketika ada salah satu keluarga yang sudah
banyak melakukan rujukan dari rumah sakit dan tidak ada perubahan dalam mencapai
kesembuhan. Ciri-ciri dari penyakit ini adalah orang yang sudah berperilaku lain terhadap
dirinya sendiri tanpa ia sadari, dimana terus menerus berbicara sendiri, ketika menjelang
malam ia sering kemasukan serta merasakan keadaan panas dan dingin dalam tubuhnya.
Hal ini sudah menjadi kepercayaan dan diyakini bagi masyarakat Desa Toaya yang dapat
dilihat dari norma adat yang berlaku dalam upaya pengobatan tradisional.
15
BAB IV
METODOLOGI PENELITAN
penelitian
kuantitatif
menuntut
adanya
rancangan
penelitian
yang
menspesifikasikan obyeknya secara eksplisit dieliminasikan dari obyekobyek lain yang tidak
diteliti. Metode penelitian kuantitatif membatasi sejumlah tata fikir logis tertentu, yaitu
korelasi, kausalitas dan interaktif, sedangkan obyek data ditata dalam tata fikir katagorisasi,
interfalisasi dan kontinuitas (Noeng, Muhadjir, 2000:12)
Lebih jauh lagi Noeng Muhadjir menjelaskan bahwa metode penelitian kuantitatif
dengan penetapan obyek studi yang spesifik, dieliminasikan dari totalitas atau konteks
besarnya, sehingga jelas obyek studi spesifiknya. Dari sini
dimunculkan hipotesis atau problematik penelitian, intsrumenisasi pengumpulan
data, dan teknik penyesuaian bila ada kekurangan atau kekeliruan dalam hal data,
administrasi, analisis dan semacamnya. Noeng Muhadjir menjelaskan bahwa sebagai
konsekuensi mendasar dalam metode penelitian kuantitatif adalah kerangka teori
dirumuskan sespesifik mungkin, dan menolak suatu ulasan yang meluas yang tidak
langsung relevan.
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat
serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Selanjutnya, metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat
gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan
akumulasi data dasar belaka. Metode ini lebih umum diberi nama metode survei, dimana
metode survei ini adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari
gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang
institusi sosial, ekonomi. Lebih lanjut dijelaskan dalam penelitian deskriptif tidak ada
perlakuan yang diberikan atau yang dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana
yang terdapat pada penelitian eksperimen. Sehubungan dengan hal ini, Arikuto (2006:78)
mengatakan bahwa:
Walaupun hipotesis sangat penting sebagai pedoman kerja dalam penelitian, namun
tidak selalu semua penelitian harus berorientasikan hipotesis. Jenis penelitian eksploratif,
survei, atau kasus dan penelitian development biasanya justru tidak berhipitesis. Tujuan
penelitian jenis ini bukan untuk menguji hipotesis tapi mempelajari tentang gejala-gejala
sebanyak-banyaknya.
4.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, maka dapat dilakukan secara rinci
semua pengumpulan data dengan cara-cara wawancara, observasi, dan dokumentasi.
-
Wawancara
Teknik ini dilakukan dengan cara mewawancarai beberapa orang informan yang
dianggap mampu memberikan atau keterangan yang akurat sesuai dengan yang
dibutuhkan peneliti.
Observasi
Teknik ini dilakukan dengan cara pengamatan dan penelitian langsung di lapangan,
sehingga penulis dapat mengamati kondisi sesungguhnya di lapangan tempat
Studi Kepustakaan
17
Teknik ini dilakukan dengan cara menelaah sejumlah literatur atau buku-buku
penunjang yang berkaitan dengan masalah yang diteliti guna memperdalam masalah
yang akan dibahas penulis sebelum melakukan penelitian ke lapangan.
18
BAB V PEMBAHASAN
19
c. Jaringan jalan
Prasarana trasportasi yang terdapat di Desa Toaya terdiri dari jaringan jalan
Terans Palu-sabang, yang membelah Desa Toaya. Adapun jaringan jalan lainnya di tata
dengan bagus, mulai dari pengerasan tanah, kerikil, sampai dengan pengerasan aspal.
Berdasarkan survei lapangan masih terdapat beberapa ruas jalan yang belum memadai
tapi sudah dalam tahap pembangunan maupun perbaikan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 5.3 dan 5,4
d. Jaringan drainase
Saluran drainase berfungsi untuk mengalirkan limpasan air hujan secara cepat.
Saluran drainase yang ada di Desa Mesjid Baro sampai saat ini sudah memadai. Hal ini
dikarenakan banyaknya aliran sungai yang mengalir di daerah ini sehingga saluran
pembuangan air terutama limpasan air hujan berjalan lancar juga di tunjang oleh
baiknya sistem irigasi Batee Iliek di daerah ini. Jenis saluran drainase yang ada di Desa
Mesjid Baro pada umumnya berupa saluran terbuka dan sudah memiliki kontruksi.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.5 dan 5.6
e. Jaringan listrik
Kebutuhan listrik di Desa Toaya sepenuhnya dilayani oleh Perusahaan Listrik Negara
(PLN), sistem jaringan listrik ini sudah terintegrasi dalam sistem jaringan listrik dalam skala
kecamatan yaitu Kecamatan Sindue. Keberadaan sistem jaringan listrik sudah sepenuhnya
tersedia dan terlayani dengan baik, karena Desa Toaya merupakan kawasan pemukiman,
pedagangan, dan layanan kesehatan disamping itu juga Desa Toaya merupakan ibu kota
kecamatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.7
f.
Toaya
Fasilitas peribadatan
Fasilitas peribadatan merupakan sarana mendekatkan diri kepada Allah S.W.T.
Fasilitas peribadatan yang terdapat di Desa Toaya berupa mesjid Al-Ikhlas, Tempat
peribadatan ini sering digunakan sebagai pusat kegiatan keagamaan masyarakat Desa
Toaya. Berdasarkan hasil survei, masyarakat Desa Toaya sangat mengutamakan
kebersihan tempat ibadah mereka, selain di lakukannya gotong royong seminggu sekali
di sekitar tempat ibadah, tiap harinya penduduk setempat juga mengangkat seorang
yang disebut bilal mesjid untuk mengontrol kebersihan tempat ibadah. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.8 Mesjid Al-Ikhlas dan 5.9 Mesjid Jami.
22
g. Fasilitas kesehatan
Ketersediaan sarana kesehatan dalam satu wilayah sangat diperlukan, terutama
untuk desa yang jauh dari pusat kota. Ketersedian sarana kesehatan disuatu daerah
sudah merupakan suatu kebutuhan, sarana kesehatan yang terdapat di Desa Toaya
yaitu Puskesmas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.10
Gambar
Toaya (Puskesmas)
h. Fasilitas pendidikan
Melalui data yang digambarkan pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa tingkat
pendidikan masyarakat Desa Toaya relatif maju. Hal ini disebabkan karena sarana dan
prasarana yang cukup memadai untuk kebutuhan pendidikan. Adapun sarana fasilitas
pendidikan yang ada di Desa Toaya meliputi Sekolah Taman Kanak-kanak 4 unit, Sekolah
Dasar 3 unit, SMP 1 buah, SMA 1 buah, dan sekolah Muhammadiah 1 buah. Lihat pada
gambar 5.11a, 5.11b, dan 5.11c.
23
i.
kantor Kecamatan, balai nikah, Kantor kepala desa, Kantor PLN, dan masi banyak kantorkantor lainya yang terletak ditengah-tengah desa toaya, hal ini di karenakan desa toaya
merupakan ibu kota Kecamatan Sindue. Dan Semunaya kondisinya sudah sangat memadai.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.12, 5.13, dan 5.14
24
j.
baca masyarakatnya, maka tiap kabupaten maupun desa mendapat alokasi dana maupun
buku-buku yang khusus ditujukan untuk pemberdayaan masyarakat desa setempat. Dalam
hal ini, tidak terkecuali Desa Toaya juga mendapatkan perhatian yang sama. Perpustakaan
Desa Toaya terletak dalam lingkungan balai desa. Dalam pemanfaatannya perpustakaan ini
dikelola oleh para remaja putri yang sebelumnya sudah mendapat bimbingan khusus dari
para perangkat desa. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Gambar 5.15.
Desa Toaya
26
6.1 Kesimpulan
Konsep lahan mengandung pengertian yang berbeda dari tanah maupun medan.
Lahan mencakup panjang dan lebar, sedangkan tanah mencakup panjang, lebar, dan
volume. Lahan merupakan bagian dari daerah yang mencakup lingkungan fisik termasuk
iklim, topografi, tanah, hidrologi, dan vegetasi alami yang semuanya mempengaruhi potensi
penggunaannya.
a. Ditinjau dari letak geografisnya Desa Toaya terletak di bagian Utara Kota Palu, dan
berjarak 30 Km dari titik 0 Km Kota Palu, dan terdiri atas 5 Dusun.
b. Lahan di Desa Toaya sebagian besar dimanfaatkan sebagai bahan terbagun yaitu
pemukiman, tanah perkebunan, dan Fasilitas umum dari Luas wilayah 750 Ha.
c. Desa Toaya sebagai salah satu desa yang terletak dilintas jalan Trans Sulawesi
Palu-Sabang pada dasarnya pola pemukiman cenderung linier (mengikuti arah
jalan)
6.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka penulis mengemukakan saran-saran
sebagai berikut:
1. Pemanfaatan lahan di Desa Toaya masih bisa dimaksimalkan lagi dengan sebaik
mungkin baik itu untuk pemukiman, ruko maupun untuk fasilitas lain seperti ruang
terbuka hijau.
2. Desa Toaya
yang
terletak
dilintas
jalan
Terans
Sulawesi
Palu-sabang
mempunyai peluang yang sangat besar untuk menjadi desa yang lebih maju dan
berkembang terutama dalam hal perdagangan, namun semua ini harus ditunjang
oleh keinginan dan kesadaran masyarakat serta perangkat desa dalam upaya
pengembangan desa.
27
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, F, 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: PT. Bina
Aksara
Haryoko. Andianto, 1999, Aplikasi PJ dan SIG dalam Evaluasi Lahan Untuk
Permukiman,Tesis,Yogyakarta: Program Pascasarjana UGM.
Rahim.SE. 1995.Kiat Pengelolaan Ekologis Lahan. Bandung: Rhenika Cipta.
Sastrawijaya tresna, 2000.Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rhineka Cipta.
28