Anda di halaman 1dari 2

Metode Pelaksanaan Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah participatory learning, yaitu program kegiatan pemberdayaan

masyarakat berupa belajar bersama dalam meningkatkan kompetensi warga belajar. Pihak Perguruan tinggi, dalam hal ini mahasiswa dan dosen bertindak sebagai pengarah dalam penyelengaraan seminar/sosialisasi program, dan nara sumber dalam seminar dan pelatihan. Aparat desa berperan sebagai narasumber dalam identifikasi kebutuhan masayarakat, dilibatkan dalam perencanaan kegiatan, dan pengawas pelaksanaan kegiatan. Masyarakat desa dilibatkan dalam perencanaan awal terutama dalan identifikasi kebutuhan , penyusunan penyelenggaraan teknis kegiatan, pencarian dan pemanfaatan sumber belajar, serta menjadi peserta kegiatan. Pada prinsipnya kegiatan bina desa teradiri atas tujuh tahapan yaitu : identifikasi masalah, analisis kebutuhan, penyusunan program, pelaksanaan program, monitoring dan evaluasi, lokakarya hasil, dan pelaporan. Semua tahapan tersebut melibatkan aparat dan masyarakat desa sesuai dengan fungsinya masing-masing. Berikut ini deskripsi ketujuh tahapan tersebut: 1. Identifikasi masalah, Identifikasi masalalah dilakukan oleh unit kegiatan mahasiswa yang dikordinir oleh pengurus Hima. Pihak aparat desa dan masyarakat dijadikan narasumber untuk informasi yang dibutuhkan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumentasi (mengkaji data statistk dalam profil desa), wawancara dengan aparat desa (kepala desa), masyarakat (tokoh masyarakat), dan observasi terhadap potensi lingkungan , dan sarana/prasarana desa. 2. Analisis kebutuhan, Analisis kebutuhan dilakukan berdasarkan data yang terkumpul, mempertimbangkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan (analisis SWOT). Pihak perguruan tinggi memiliki kelebihan dalam penguasaan teoretis-praktis dalam peningkatan sumber daya manusia, baik dalam manajemen pengelolaan pendidikan, perancangan kurikulum PAUD, penguasaan strategi pengembangan kurikulum dan bahan ajar, serta tenaga ahli berupa dosen yang memiliki kualifikasi S2 dan S3. Dari sisi masyarakat, masalah yang dihadapi masyarakat khususnya para penyelenggara PAUD dan masyarakat di desa. yang terkait dengan kompetensi perguruan tinggi adalah kebutuhan akan pembimbingan dalam hal : a. Sosialisasi akadamis bagaimana pola pengasuhan yang benar oleh orang tua anak terhadap anak usia dini; b. Pelatihan pengembangan bahan ajar yang sesuai dengan budaya dan lingkungan desa yang bisa dikembangkan ole h guru-guru PAUD c. Pemanfaatan teknologi yang bisa memudahkan guru-guru PAUD dalam membuat media dan bahan ajar bagi anak. d. Pelatihan manajemen pengelolaan sekolah (PAUD) sehingga sesuai dengan harapan orang tua, masyarakat, bangsa dan Negara secara professional.

3. penyusunan program, Program kegiatan disusun berdasarkan analisis kebutuhan. Program terdiri atas program seminar sosialisasi/penyuluhan kepada penyelenggara PAUD dan masyarakat serta pelatihan. Program seminar sosialisasi/penyuluhan diselenggarakan dengan sasaran penyelenggara PAUD dan masyarakat. Tujuan kegiatan ini adalah mensosialisasikan pemahaman yang benar bagaimana sebaiknya memperlakukan anak-anak usia dini. Selama ini telah terjadi pemamahan yang keliru bahwa pendidikan di PAUD dilakasanakan mirip dengan SD. Program pelatihan dilaksanakan secara berkala dan berkelenjutan terhadap guru-guru dan penyelenggara PAUD (yayasan/pemilik lembaga) 4. pelaksanaan program, Program sosialisasi dilakukan . Kali. Dengan sasaran para orang tua anak, dan guru-guru PAUD (tertutama yang belum mengenyam pindidikan di perguruan tinggi). Program pelatihan dilakukan . Dengan materi konsep dasar pendidikan/pengelolaan PAUD, pengembangan kurikulum berbasis spider web, kepemimpinan, manajemen administrasi dan keuangan PAUD, pengambilan data sumber bahan ajar, pengolahan sumber men jadi bahan ajar, editing video, pengemasan programpembelajaran dalam bentuk compact disk (CD), dan manajemen promosi. 5. monitoring dan evaluasi, Monitoring dilakukan secara melekat oleh team yang terdiri atas kepala desa (atau yang ditugasi) dengan dosen pembimbing. Monitoring dilakukan mulai dari proses identifikasi masalah, penyusunan program, sampai pelapolan/publikasi. 6. lokakarya hasil, Lokakarya dilakukan dalam dua bentuk. Lokakarya berbentuk pelatihan dilakukan kepada peserta (sasaran bina desa), lokakarya hasil dilakukan terhadap masyarakat luas di perguruan tinggi penyelenggara dengan mengundang aparat pemerintahan desa/kecamatan/ kabupaten untuk pengembangan program pada tataran yan lebih luas. 7. pelaporan. Pelaporan dilakukan oleh panitia penyelenggaran kegiatan dengan monitoring dari kepada desa dan perguruan tingi ( dosen pembimbing dan pimpinan program studi/fakultas). Laporan disampaikan kepada Aparat pemerintah desa, pimpinan perguruan, dan direktorat pembelajaran dan kemahasiswaan Dirjen Pendidikan tinggi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai