Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tanah
Pedosfer atau tanah adalah lapisan kulit bumi yang tipis terletak di bagian
paling atas permukaan bumi. Tanah merupakan suatu gejala alam permukaan daratan
yang membentuk suatu zone dan biasa disebut pedosfer, tersusun atas bahan lepas
berupa pecahan dan lapukan batuan bercampur dengan bahan organik
(Notohadiprawiro, 1993). Dokuchaiev (1870) dalam E-dukasi.net mengatakan bahwa
tanah adalah suatu benda fisis yang berdimensi tiga terdiri dari panjang, lebar, dan
dalam yang merupakan bagian paling atas dari kulit bumi dan mempunyai sifat-sifat
yang berbeda dengan bahan yang ada di bawahnya sebagai hasil kerja interaksi antara
iklim, kegiatan oganisme, bahan induk dan relief selama waktu tertentu, ada lima faktor
pembentuk tanah yaitu: iklim, organisme, bahan induk, relief (topografi) dan waktu.
1
Iklim, organisme dan waktu adalah faktor pembentuk tanah yang aktif, sedangkan
bahan induk dan relief merupakan penyedia bahan dan tempat dalam proses
pembentukan tanah.
Sumberdaya tanah merupakan sumberdaya alam yang sangat penting untuk
kelangsungan hidup manusia karena diperlukan dalam setiap kegiatan manusia, seperti
untuk. pertanian, daerah industri, daerah pemukiman, jalan untuk transportasi, daerah
rekreasi atau daerah-daerah yang dipelihara kondisi alamnya untuk tujuan ilmiah.
Sitorus (2001) mendefinsikan sumberdaya lahan (land resources) sebagai
lingkungan fisik terdiri dari iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada
di atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan. Oleh karena itu
sumberdaya lahan dapat dikatakan sebagai ekosistem karena adanya hubungan yang
dinamis antara organisme yang ada di atas lahan tersebut dengan lingkungannya
(Mather. 1986).
B. Macam-macam Penggunaan Tanah

1
Suparmoko,M. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Ghalia Indonesia. Yogyakarta. 2008. Hlm
12
1. Penggunaan tanah pada umumnya tergantung pada kemampuan tanah dan pada
lokasi tanah.
2. Penggunaan tanah yang paling besar adalah untuk aktivitas pertanian, yang
meliputi penggunaan untuk pertanian tanaman pangan, pertanian tanaman keras,
untuk kehutanan maupun untuk ladang pengembalaan dan perikanan.
3. Tanah memiliki nilai ekonomi dan nilai pasar yang berbeda-beda.
4. Pemanfaatan sumberdaya tanah untuk berbagai penggunaan bertujuan untuk
menghasilakan barang-barang pemuas kebutuhan manusia yang terus meningkat.2
C. Aspek Konservasi Sumberdaya Tanah
Konservasi dapat didefinisikan sebagai perlindungan, pengawetan dan
pemeliharaan atau dengan kata lain menjaga sesuatu dalam keadaan selamat atau aman
Jika diterapkan pada sumberdaya tanah definisi untuk konservasi adalah pengawetan
sumber daya bumi tanpa mengurangi efisiensi.
Klasifikasi sumberdaya tanah untuk tujuan konservasi adalah:
1. Sumber daya tanah yang dapat diperbaharui (Flow resources).
Yaitu sumber daya tanah yang sifatnya terus menerus ada atau dapat
diperbaharui, misalnya sumber daya seperti air Walaupun tidak dipakai atau
sebaliknya dipakai terus menerus sumberdaya ini selalu tersedia, tetapi kita harus
menggunakan sebagaimana mestinya, karena kesalahan dalam menggunakan
sumber daya tersebut akan merugikan kita, misalnya terjadi pencemaran.
2. Sumberdaya tanah yang tidak dapat diperbaharui.
Yaitu sumberdaya tanah yang mempunyai sifat dimana total fisiknya tetap
dan tidak dapat diperbaharui atau diolah ulang. Sebagai contoh: logam, mineral
tanah atau bijih-bijih mineral seperti uranium dan mangaan, batubara, batu-batuan,
pasir dan minyak tanah Batubara, minyak tanah dan gas alam dapat dicarikan
gantinya dalam waktu yang panjang, tetapi kita tidak dapat mengharapkan adanya
kenaikan kuantitas fisik total dari sumber daya tersebut dalam waktu yang dekat
Sumber daya tanah yang tidak dapat diperbaharui ini dibagi lagi menjadi dua yaitu:
sumber daya yang habis terpakai seperti batu bara dan mineral dan sumber daya
yang bisa didaur ulang seperti logam.

2
Anomin. Sumber Daya Tanah. Jakarta: PT.Gramedia Pusaka Utama. 2013
3. Sumber daya tanah yang mempunyai sifat dapat diperbaharui dan tidak dapat
diperbaharui
Sumberdaya-sumberdaya ini mempunyai sifat seperti flow resources yaitu
bahwa mereka dapat digantikan sepanjang waktu, pemeliharaan ditujukan untuk
penyelamatan, untuk keperluan penggunaan sumberdaya yang tersedia bagi
generasi-generasi yang akan datang. Pada waktu tertentu sumberdaya tersebut
dapat juga dianggap sebagai sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, yaitu
dimana mereka dapat menjadi sangat berkurang pertumbuhannya karena
pemakaian yang habis habisan atau pemakaian yang tidak memandang akibatnya.
Sumberdaya ini meliputi tanam-tanaman, hutan, padang pengembaraan dan padang
rumput.3
Metode dalam konservasi tanah
Ada 2 metode atau cara popular yang digunakan dalam melakukan
konservasi tanah yakni:
1. Metode Vegetatif
Metode vegetative dapat dilakukan dengan cara penghutanan atau
penghijauan penanaman dengan rumput makanan ternak.penanaman
dengan tanaman penutup tanah permanen dan pergiliran tanaman dengan
tanaman pupuk hijau Fungsinya untuk melindungi tanah terhadap daya
perusak aliran air di atas permukaan tanah,dan memeperbaiki kapasitas
inflitrasi air ke dalam tanah.
2. Metode mekanis
Metode mekanik dapat dilakukan dengan cara pengolahan lahan
secara kountur pembuatan teras.perbaikan drainase dan pembangunan
irigasi pembuatan waduk dan dam penghambat,corak unggul dan lain-lain.
Metode konservasi tanah ini berfungsi untuk memperlambat aliran.
permukaan serta untuk menampung dan menyalurkan air permukaan
dengan kekuatan yang tidak merusak.

D. Aspek Ekonomi Sumberdaya Tanah

3
Genesis,N. Ekonomi Sumber Daya Tanah. Jakarta : Gramedia Utama Pusaka. 2013. Hlm 115
Sewa tanah merupakan konsep penting dalam teori ekonomi sumberdaya
tanah, sewa tanah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ;
1. Sewa tanah (contract rent) sebagai pembayaran dari penyewa kepada pemilik
melalukan kontrak sewa dalam jangka waktu tertentu.
2. Keuntungan usaha (economic rent atau land rent) yang merupakan surplus
pendapatan diatas biaya produksi atau harga input tanah yang memungkinkan
faktor produksi tanah dapat dimanfaatkan dalam proses produksi.4
a. Sewa tanah (Land Rent) sebagai Surplus Ekonomi
Sewa Tanah secara sederhana dapat didefinisikan sebagai surplus ekonomi
yaitu kelebihan nilai produksi total diatas biaya total.
b. Penggunaan dari Nilai Produk dan Kurva Biaya untuk Ilustrasi Konsep “Land
Rent” yang merupakan Surplus Ekonomi setelah Pembayaran Biaya Produksi

c. Ilustrasi perbedaan kesuburan tanah pada besarnya “Land Rent”

4
Tejoyuwono, Notohadiprawiro. Pengelolaan Sumberdaya Tanah. Jurnal ilmu tanah. Vol 3. No 5. 2010.
Halaman 77
d. Teori Sewa Tanah Model Klasik
Teori sewa model klasik yang banyak digunakan adalah konsep swa dari
David Ricardo dan Von Thunenq
David Ricardo
1) Memberikan konsep sewa atas dasar perbedaan dalam kesuburan tanah
terutama pada masalah sewa di sektor pertanian
2) Analisis David Ricardo bedasarkan asumsi bahwa daerah pemukiman baru
terdapat sumberdaya tanah yang subur dan berlimpah
3) Teori Sewa model Ricardo ditentukan bedasarkan perbedaan dalam kualitas
tanah hanya melihat faktor kemampuan tanah untuk membayar sewa tanpa
memperhatikan faktor lokasi tanah.
Von Thunen
1) Memberikan konsep bahwa sewa tanah berkaitan dengan perlunya biaya
transport dari daerah yang jauh ke pusat pasar
2) Pengaruh biaya transport kaitannya dengan perpindahan produk dari berbagai
lokasi ke pasar terhadap sewa tanah.
3) Semakin jauh jarak lokasi tanah dari pasar, akan menyebabkan semakin tinggi
biaya transportasi
4) Penggunaan sumberdaya tanah pada umumnya ditentukan oleh kemampuan
tanah, khususnya untuk pertanian dan oleh lokasi ekonomi yaitujarak
sumberdaya tanah dari pusat pasar, misalnya untuk penggunaan daerah industri,
pemukiman, perdagangan atau rekreasi 5

E. Penentuan Harga Tanah


Salah satu cara dalam menentukan nilai atau faktor produksi yang berasal
dari alam seperti tanah adalah dengan menggunakan konsep yang disebut sewa tanah
(economic rent). Yang dimaksud economic rent adalah; Perbedaan nilai produk yang
dihasilkan oleh tanah tersebut dikurangi dengan seluruh biaya produksi tidak termasuk

5
Suparmoko,M. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Ghalia Indonesia. Yogyakarta. 2008. Hlm
177
pajak atau royalti, danpungutan lainnya serta laba yang layak yang harus diterima oleh
pengusaha.
F. Faktor Penentu Kenaikan Harga Tanah
Unsur-Unsur yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya harga tanah yaitu ;
1. Kegunaan dan Kepuasan (utility)
Kegunaan dan kepuasaan adalah kemampuan suatu barang untuk
memberikan jasa atau memenuhi kebutuhan.Kemampuan untuk memberikan
kepuasaan ini harus dimiliki oleh suatu benda agar ia memiliki nilai.
2. Kelangkaan (scarcity)
Kelangkaan merupakan konsep yang sifatnya relative dan harus
dipertimbangkan dalam hubungannya dengan permintaan dan penawaran serta
penggunaan alternative dari suatu benda.
3. Permintaan (demand)
Permintaan merupakan konsep ekonomi yang menunjukkan tidak hanya
kebutuhan, tetapi juga adanya kekuataan financial untuk memenuhi kebutuhan
tersebut
4. Kemudahan untuk dipindahkan (transferability)
Transferability merupakan konsep keabsahan (legal concept) yang harus
dipertimbangkan dalam menentukan harga suatu barang khususnya tanah.6
G. Mencegah Kenaikan Harga Tanah
Untuk mencegah kenaikan haerga tanah dapat diusulkan agar pemerintah
berusaha untuk mengalihkan dana yang tersedia dalam masyarakat kea rah investasi
yang produktif dan bukan untuk spekulasi tanah.
Pengenaaan pajak hendaklah disesuaikan dengan peruntukan yanah yang
diperjualbelikan di kemudian hari. Apabila tanah digunakan untuk kegiatan yang
produktif hendaknya dikenakan pajak yang relative lebih rendah dan bila tanah dibeli
untuk kegiatan yang tidak produktif hendaknya dikenakan pajak yang relative tinggi. 7

6
Naraya, Adi Prasetya. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga tanah. Jurnal Teknik PWK. Vol 2. No 2.
2013

Anda mungkin juga menyukai