TINJAUAN PUSTAKA
A. Lahan Pertanian
26
Selanjutnya berkenaan dengan istilah lahan pertanian pangan
berkelanjutan ini, pada Undang Undang No. 41/ 2009 dapat dijelaskan
berikut:
27
Definisi lain juga dikemukakan oleh Arsyad yaitu:
lain)
dan lainnya)
umum)
salah satu objek yang diatur oleh Hukum Agraria, bahkan tanah tidak
hanya untuk manusia yang hidup saja tetapi bagi manusia yang
hukum agrarian itu bukanlah tanah dalam berbagai aspeknya, akan tetapi
28
tanah dari aspek yuridis nya yaitu yang berkaitan langsung dengan hak
yang dimaksud pada pasal 4 UUPA, bahwa : “Dalam hukum tanah, kata
tanah dipakai dalam arti yuridis sebagai suatu pengertian yang telah
diberi batasan resmi oleh UUPA sebagaimana dalam pasal 4 bahwa hak
secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan organik yang telah
melapuk (yang berpartikel padat disertai dengan zat cair dan gas yang
29
Seperti halnya yang dikemukakan oleh Hardiyatmo (1992),
bumi yang berasal dari material induk yang telah mengalami proses
hasil pelapukan.”1
dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu Lahan basah dan Lahan
kering. Berikut ini adalah penjelasan dua macam bentuk fisik dan
1
https://eprints.uny.ac.id/64033/4/03.BAB%20II.pdf di akses pada tanggal 15 Januari 2022
30
mengalir atau tergenang, tawar asin atau payau, termasuk di
2.1.1 Sawah
terukur. Oleh karena itu, pola tanam pada sawah teknis ini
31
Sawah jenis ini biasanya terdapat di daerah-daerah yang
2.1.2 Gogorancah
padi sawah
2.1.4 Lebak
penghujan
32
Pasang Sururt merupakan lahan yang trebentuk oleh
2.2.1 Ladang
33
kemudian hari dapat dibuka kembali setelah subur kembali.
dibuka kembali.
2.2.2 Tegalan
34
karena keadaan topografinya tidak mendatar dan tidak
2.2.3 Kebun
2.2.4 Pekarangan
2
https://www.weare.id/pengertian-lahan-pertanian/ di akses pada tanggal 27 Januari 2022 pukul
19.07 WIB.
35
kewajiban dan/atau larangan bagi pemegang haknya untuk berbuat
hak atas tanah adalah hak yang memberi wewenang kepada yang
perkebunan.
bahwa “Atas dasar ketentuan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 dan hal
hal sebagai yang dimaksud dalam Pasal 1, Bumi, air, dan ruang
36
terkandung didalamnya pada tingkatan tertinggi berwenang atau
dalam pasal 4 ayat (1) ialah hak milik, hak guna usaha, hak guna
memungut hasil hutan, dan hak-hak lain yang tidak termasuk dalam
huruf h, ialah hak gadai, hak usaha bagi hasil, hak menumpang, dan
sebagai berikut:
37
Hak milik adalah hak turuntemurun, terkuat dan
disini mengandung arti bahwa hak milik atas tanah tidak hanya
dapat dibebani oleh hak atas tanah lainnya seperti hak pakai,
kepada orang lain dengan hak guna bangunan atau hak pakai.
Hak milik tidak berinduk kepada hak atas tanah lain. Dilihat
38
digunakan untuk usaha pertanian maupun untuk bangunan.
dari hak milik ini adalah warga negara indonesia dan badan
hukum.
tanah yang dikuasai langsung oleh negara, hak guna usaha ini
beralih dan dialihkan pada pihak lain. Hak guna usaha ini
39
milik tanah tidak dapat memberikan hak guna usaha melalui
hak ini telah diatur dalam pasal 2 PP. No. 40 Tahun 1996 yaitu
beralih kepada orang lain dengan cara jual beli, tukar menukar,
40
sendiri. Jangka waktu kepemilikan hak ini paling lama 30
dan (2) PP. Nomor 40 Tahun 1996 dengan cara jual beli, tukar
41
jiwa dan ketentuan undang-undang. Hak ini diatur dalam pasal
42
Pembayaran
Pembayaran untang
Pembebasan utang
43
Adapun Hak Atas Tanah yang sifatnya sementara
1. Hak Gadai
3. Hak Menumpang
44
Hukum adat memberikan pengertian mengenai hak
3
Pratiwia, Ratna Nur, and Fatma Ulfatun Najichab. "Mengenal Macam-Macam Hak Atas Tanah
Di Indonesia Sesuai Dengan Uupa."
45
fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya
potensi lahan itu sendiri. Alih fungsi lahan juga dapat diartikan
lebih baik.
lahan pada dasarnya merupakan hal yang wajar terjadi, namun pada
46
transformasi dalam pengalokasian sumberdaya lahan dari satu
perkotaan menuntut ruang yang lebih luas ke arah luar kota bagi
ada tidak terjamin dan pencetakan lahan sawah baru relatif kecil.
4
https://adoc.pub/tinjauan-pustaka-lestari-2009-mendefinisikan-alih-fungsi-lah.html di akses pada
tanggal hari jumat tanggal 28 Januari 2022 pukul 16.22
47
conditio sine-quanon untuk mewujudkan peran sektor pertanian
isu penting adalah ketersediaan lahan yang saat ini dianggap sudah
cepat dari pertambahan lahan pertanian baru), lahan per petani yang
48
ketersediaan lahan potensial yang belum dikembangkan dan lahan
bahwa:
49
dengan alih fungsi lahan pertanian tersebut tetap saja luas lahan
berkelanjutan.6
5
Ayu, I. K., & Heriawanto, B. K. (2018). Perlindungan Hukum Terhadap Lahan Pertanian Akibat
Terjadinya Alih Fungsi Lahan di Indonesia. JU-ke (Jurnal Ketahanan Pangan), 2(2), 122-130.
6
Undang-undang republik Indonesia nomor 41 tahun 2009 tentang perlindungan lahan
berkelanjutan, h. 3
50
Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan
51
berkelanjutan melalui tata cara yang diatur sesuai dengan ketentuan
9
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Penetapan Dan Alih
Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, h. 2
52
3.3 Macam-Macam Alih Fungsi
mengubah hidup yang lebih baik dari keadaan saat ini dan ingin
53
g. Konversi multi bentuk atau tanpa bentuk; konversi dipengaruhi
lahan sebelumnya.
10
Ita rustiani ridwan, faktor-faktor penyebab dan dampak konversi lahan pertanian
54
pemilik lahan dalam menetukan perubahan penggunaan
a. Pertumbuhan penduduk
b. Nilai jual
55
dijual hasil yang diperoleh lebih cepat dan lebih tinggi
c. Peluang usaha
d. Mutu tanah
56
Pertumbuhan ekonomi, perubahan pendapatan
penggunaan lahan.
11
Ningsih, R. (2018). Analisis Faktor-Faktor Terjadinya Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap
Status Pekerjaan dan Pendapatan Petani di Desa Krawang Sari Kecamatan Natar Kabupaten
Lampung Selatan Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan
Lampung).
57