Dalam hukum tanah kata sebutan “tanah” dipakai dalam arti yuridis,
sebagai arti suatu pengertian yang telah diberi batasan resmi oleh (Undang-
Undang Pokok Agraria)UUPA, sebagai suatu pengertian yang telah diberi batasan
Dalam pasal 4 dinyatakan, bahwa atas dasar hak menguasai dari Negara
ditentukan adanya macam-macam hak atas permukaan bumi, yang disebut tanah,
Tanah diberikan kepada dan dipunyai oleh orang dengan hak-hak yang
tidak akan bermakna jika penggunaannya terbatas hanya pada tanah sebagia
permukaan bumi saja. Untuk keperluan apapun tidak bisa tidak, pasti diperlukan
juga penggunaan sebagian tubuh bumi yang ada dibawahnya dan air serta ruang
dinyatakan bahwa hak-hak atas tanah bukan hanya memberikan wewenang untuk
disebut “tanah”, tetapi juga tubuh bumi yang ada di bawahnya dan air serta ruang
Dengan demikian maka yang dipunyai dengan hak atas tanah itu adalah
tanahnya, dalam arti sebagian tertentu dari permukaan bumi. Tetapi wewenang
1
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia (Jakarta: Universitas Trisakti 2013), hal 18-19
menggunakan yang yang bersumber pada hak tersebut diperluas hingga meliputi
juga penggunaan “sebagian tubuh bumi yang ada di bawah tanah dan air serta
Tubuh bumi dan air serta ruang yang dimaksudkan itu bukan kepunyaan
Sedalam berapa tubuh bumi itu boleh digunakan dengan setinggi berapa
yang dibangun.
adalah :
2
Ibid hal 19
2. Keadaan bumi di suatu tempat
dan sebagainya)
Istilah tanah juga berasal dari kata land atau ground atau soil atau earth
(bahasa Inggris), sementara itu dalam bahasa belanda disebut dengan aarde
atau groundgebied atau land. Pengertian tanah dapat dibaca dalam pasal 2
“Alienated land within the meaning of the State land law, land occupied under
Dalam definisi in, tanah dilihat dari aspek penguasaannya. Tanah dari aspek
Martin Dixon menyajikan pengertian tanah. Tanah (land) adalah Both the
physical asset and the rights which the owner or others may enjoy in or
over it” (2002:2). Pengertian tanah dalam konsep ini, meliputi konsep
tanah dari aspek fisik dan aspek pemanaatannya tanah dari aspek fisiknya
diatasnya.
3
H.M Arba, Hukum Agraria Indonesia(Jakarta: Sinar Grafika , 2015) hal 8-10
sumber mineral maupun lahan-lahan pertanian) dan dihayati sebagai
Konstruksi tanah dalam pengertian ini adalah sama dengan wilayah (area) .
yaitu 4:
2. Potensi budaya
1. Hutan
2. Sungai-sungai
3. Gunung
5. Lahan-lahan pertanian
4
Ibid hal 9
Tanah dari fungsi budaya merupakan bertemunya dua atau lebih budaya
undang atau pandanan yang dikeukakan ole para ahli maka, konsepsi
Dengan mengacu kepada tiga hal diatas, maka pengertin tanah dapat
dapat dikusai oleh Negara, masyarakat adat, dan atau perorangan dan
5
Ibid hal 10