Anda di halaman 1dari 4

HUKUM AGRARIA

A. Pengertian Hukum Agraria


 Agraria berasal dari kata akker (Belanda)
 Agros (Yunani) berarti tanah atau sebidang tanah
 Agrarius (Latin) berarti peladangan, persawahan, pertania
 Agrarian (Inggris) berarti tanah untuk pertanian
 Setelah diberlakukan UUPA (UU 5/1960) ruang lingkup agraria meliputi bumi, air dan kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya bahkan batas batas tertentu ruang angkasa
B. Pengertian Tanah, Air dan Ruang Angkasa
 Pengertian tanah menurut UUPA hanya permukaan bumi tetapi dalam penggunaannya tanah
meliputi juga tubuh bumi, air dan ruang angkasa
 Boedi Harsono membagi hukum agraria dalam arti luas dan arti sempit
1. Hukum Agraria dalam arti luas = mengatur hak penguasaan atas sumber sumber alam seperti
hukum tanah, hukum air, hukum pertambangan, hukum perikanan, dan hukum yang mengatur
penguasaan ruang angkasa
2. Hukum Agraria dalam arti sempit = disamakan dengan hukum tanah
 Pengertia bumi (yang disebut tanah) menurut UUPA No. 5 Tahun 1960 TentangPeraturan Dasar
Pokok Pokok Agraria LN Tahun 1960 No 104 dan tambahan LN 2043 yang dikenal dengan UUPA,
menurut Pasal 1 ayat 4 junto pasal 4 ayat 1 adalah : ‘’Permukaan Bumi dan tubuh bumi
dibawahnya serta yang berada dibawah air ‘’.
 Pengertian tanah meliputi permukaan bumi yang berada dibawah air termasuk air laut
 Pengertian air meliputi baik perairan pedalaman maupun air yang berada di laut wilayah
Indonesia, yang dimaksud dengan air pedalaman adalah air sungai, air danau maupun air yang
dibawah tanah
 Pengertian ruang angkasa adalah ruang diatas bumi dan air di wilayah Indonesia (pasal 1 ayat 6)
 Pasal 48 ruang angkasa adalah ruang di atas bumi dan air yang mengandung tenaga dan unsur
unsur yang dapat digunakan untuk usaha memelihara dan memperkembangkan keseluruhan
bumi, air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
 Pengertian kekayaan alam yang terkandung di dalamnya adalah kekayaan alam yang
terkandung di dalam bumi disebut bahan galian yaitu unsur kimia, mineral termasuk batu
batuan yang merupakan endapan alam ( UU No 11 Th 1967) yang dirubah dengan UU No. 4
Tahun 2009 Tentang Pertambangan, serta kekayaan alam yang terkandung diatas bumi seperti
tumbuh tumbuhan (hutan) yang diatur dalam UU No. 5 Tahun 1967 yang telah diubah dengan
UU No. 41 Tahun 1999 Junto UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Kehutanan
C. TANAH
 Utrecht mengatakan bahwa hukum agraria adalah menjadi bagian dari hukum tata usaha
negara, karena mengkaji hubungan hukum antar orang dan bumi, air dan ruang angkasa dalam
seluruh wilayah negara dan mengatur wewenang yang bersumber pada hubungan tersebut,
misalnya jual beli tanah, sewa menyewa.
 Pengertian Hukum Tanah menurut KBBI :
1. Permukaan bumi atau lapisan bumi yang diatas sekali
2. Keadaan bumi disuatu tempat
3. Permukaan bumi yang diberi batas
4. Bahan bahan dari bumi
 Tanah secara yuridis = permukaan bumi
 Tanah meliputi aspek fisik dan aspek pemanfaatannya. Asper fisik adalah terdapat di dalam
permukaan bumi maupun di atasnya. Sedangkan aspek pemanfaatannya merupakan tanah
yang dapat digunakan dan dinikmati oleh pemiliknya atau orang lain baik yang diatas/ dibawah
tanah tersebut.
 Tanah menurut Maria R. Adalah suatu wilayah berpotensi ekonomi yang mampu menghidupi
kelangsungan manusia (bisa berupa hutan, sungai, gunung gunung, sumber mineral/lahan
pertanian) dan hayati sebagai perpangkatan budaya dan komunitas yang bersangkutan.
Disamping itu fungsi tanah :
1. Potensi Ekonomis
2. Potensi Budaya
 Hak atas tanah adalah hak yang memberikan wewenang kepada pemegang haknya untuk
mempergunakan dan mengambil manfaatnya.
 Tanah berfungsi ekonomis dapat berupa :
1. Hutan
2. Sungai
3. Gunung
4. Sumber Mineral
5. Lahan Pertanian
 Tanah dari fungsi potensi budaya merupakan bertemunya dua/lebih budaya dalam masyarakat
 Dasar Hukum Pembentukan Hukum Agraria = Pasal 33 ayat (3) UUD 1945
 Dari ketentuan Pasal 33 ayat (3) dapat disimpulkan bahwa :
1. Bahwa bumi air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikelola untuk mencapai
kemakmuran rakyat
2. Pengelolaan bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikelola negara
3. Tujuan pengelolaan bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya adalah untuk
sebesar besarnya kemakmuran rakyat
D. Tujuan Hukum Agraria Nasional
Adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Untuk mencapai tujuan negara di atas, maka dalam bidang agraria perlu adanya tujuan
perubahan yaitu :
1. Kesatuan hukum agraria yang berlaku bagi seluruh rakyat Indonesia
2. Menyederhanakan HK Agraria dan menghilangkan sifat dualisme
3. Memberikan jaminan kepastian hukum
E. Asas Asas Hukum Agraria Nasional
1. Asas Kenasionalan (Pasal 1 UUPA) yang menentukan bahwa seluruh wilayah Indonesia adalah
kesatuan tanah air dari seluruh rakyat Indonesia yang bersatu sebagai bangsa Indonesia.
Seluruh bumi, air dan ruang angkasa termasuk kekayaa alam yang terkandung didalamnya
dalam wilayah RI sebagai karunia Tuhan YME adalah bumi, air dan ruang angkasa bangsa
Indonesia dan merupakan kekayaan nasional bahkan hubungan antar bangsa Indonesia dan
bumi, air serta ruang angkasa adalah hubungan yang BERSIFAT ABADI
2. Asas Kekuasaan Negara
3. Asas Pengakuan terhadap hak ulayat

F. Sejarah Hukum Agraria Sebelum Kemerdekaan

1. AGRARISCHE WET 1870


Adalah UU yang dibuat dinegara Belanda sebagai tambahan pada pasal 62 RR yang kemudian menjadi
pasal 51 IS pada tahun 1925, isinya sebagai berikut ;
a. Gubernur Jendera tidak boleh menjual tanah
b. Dalam larangan di atas tidak termasuk tanah yang tidak luas yang diperuntukan bagi perluasan kota
dan desa serta pembangunan kegiatan usaha kerajinan
c. Gubernur Jenderal dapat menyewakan tanah menurut ordonansi, tidak termasuk yang tidak boleh
disewakan tanah kepunyaan pribumi
d. Diberikan tanah dengan hak erfpacht tidak lebih 75 tahun
e. Gubernur Jenderal menjaga jangan sampai terjadi pemberian tanah yang melanggar hak rakyat
pribumi
f. Gubernur jenderal tidak boleh mengambil tanah yang telah dibuka oleh rakyat pribumi untuk
keperluan mereka sendiri kecuali untuk keperluan keperluan penanaman tanaman yang
diselenggarakan atas perintah penguasa dengan pemberian ganti rugi
g. Hak turun temurun/hak milik adat atas permintaan pemiliknya dapat diberikan kepadanya hak
eigendom.

2. TUJUAN AGRARISCHE WET


a. Memberikan jaminan hukum pada pengusaha agar dapat berkembang karena hanya punya hak sewa
20th
b. Memberikan kemungkinan pada pemerintah untuk memberikan hak erfpacht dengan jangka
waktunya 75 tahun pada para pengusaha
c. Para pengusaha dapat menyewa tanah rakyat yang tadinya dilarang.
d. Pribumi dimungkinkan mendapatkan Hak Agrarische Eigendom [ hal ini jarang dipakai karena
prosedurnya yang ribet ]
Kemudian sebagai salah satu peraturan pelaksana Agrarische Wet adalah Agrarische Besluit,
yang dengan VERKLARING [Pernyataan Milik] yang menyatakan semua tanah yang pihak lain tidak
dapat membuktikan bahwa tanah itu eigendomnya adalah domein negara

Fungsi Domein Verklaring


1. Sebagai landasan hukum oleh pemerintah Kolonial untuk memberikan tanah dengan hak hak barat
yang diatur dalam KUHPerdata
2. Fungsi pembuktian pemilikan. Setiap tanah harus ada pemilikannya dan setiap pemilik tanah harus
dapat membuktikan kepemilikan hak atas tanahnya, sehingga rakyat pribumi banyak dirugikan.

Asas Hukum Agraria


1. Negara Menguasai
2. Azas Pengakuan Hak Ulayat
3. Hukum Agraria berdasarkan hukum adat
4. Asas semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial, berarti bahwa hak atas tanah apapun yang ada
pada seseorang tidaklah dapat dibenarkan bahwa tanahnya itu akan dipergunakan atau tidak
dipergunakan semata untuk kepentingan pribadinya, sehingga bermanfaat baik bagi kesejahteraan dan
kebahagiaan bagi masyarakat dan negara
5. Asas Kebangsaan
6. Asas Persamaan Hak
7. Asas tanah pertanian harus dikerjakan atau diusahakan secara aktif oleh pemiliknya
8. Asas Perencanaan

HUKUM AGRARIA BARAT, seperti hak eigendom, hak opstal dan hak erfpacht. Hak hak tersebut
terdaftar dikantor kadaster sehingga punya tanda bukti kepemilikan hak
HUKUM AGRARIA TIMUR, seperti hak ulayat, hak yasan yang dicatat dalam buku desa dan
dapat didaftarkan baik secara perorangan seperti yasan, gadai, sewa, BH, maupun secara desa seperti
tanah komunal, bengkok, kuburan [ dipunyai oleh desa, didaftarkan dalam buku desa dan diatur oleh
desa ]
Tanah bengkok diberikan untuk pejabat
Hak gadai dalam hukum adat adalah transaksi jual dimana pemilik tanah menyerahkan tanah
miliknya pada orang lain untuk diusahakan dan menikmati hasilnya dengan menerima pembayaran
sejumlah uang dengan perjanjian tanah itu akan kembali pada pemilik apabila uang yang telah
diterimanya dikembalikan pada pemilik gadai [waktu tidak ditentukan/tidak ada batasan waktu]
Setelah dikeluarkan UU No 56 Perpu Tahun 1960 Pasal 7 ayat 1 jangka waktu gadai paling lama
7 tahun.
Yurisprudensi MA No. 8/110/k/1970; jangka waktu gadai yang sudah 7 tahun kembali tanpa
tebusan
Hak Sewa Atas Tanah Pertanian Dalam Hukum Adat; merupakan transaksi jual seperti jual
tahunan dan jual oyodan disini pemilik tanah menyerahkan tanahnya untuk dinikmati dengan jangka
waktu tertentu dengan menerima uang sewa.

HAK BAGI HASIL DALAM HUKUM ADAT


1. Maro [pembagian antara pemilik dan penggarap ½ ]
2. Sepertiga [2/3 pemilik dan 1/3 penggarap]
3. Mrapat
Untuk mengatasi unsur pemerasan makan diterbitkan UU Bagi Hasil, UU No. 2 tahun 60 dengan
pembagian 1 banding 1 setelah dikurangi 25% untuk biaya pemeliharaan [biaya produksi].
Bentuk UU Bagi Hasiil harus tertulis dan dihadapan kepala desa disaksikan minimal 2 orang
saksi serta diketahui camat. Pembagiannya 1:1 setelah hasil panennya dikurangi 25% untuk biaya
pemeliharaan dan biaya produksi, sisanya 75% dibagi 2

G. HUKUM AGRARIA SETELAH KEMERDEKAAN HINGGA TAHUN 1960


Pasal 33 ayat 3, Bumi air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan sebesar besarnya kemakmuran rakyat. Ketentuan ini sebagai landasan pemerintah
untuk membentuk peraturan pertanahan/agraria.

Anda mungkin juga menyukai