TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Tanah
cadas, dll)
meliputi tubuh bumi, air dan ruang yang ada diatasnya. Dalam
pengertian ini tanah meliputi tanah yang sudah ada sesuatu hak yang ada
38
perundang-undangan yang berlaku. 44
bahwa dalam hukum tanah, kata tanah dipakai dalam arti yuridis sebagai
eksistensi sebagai benda yang bernilai ekonomis karena tanah selain itu
44
Anonim, 2007, Petunjuk teknis Direktorat Survey dan Potensi Tanah, Deputi Survey,
Pengukuran dan Pemetaan BPN RI, Jakarta, h. 6
45
Boedi, Harsono,1999, Hukum Agraria Indonesia Sejarah Pembentukan UU Pokok
Agraria. Djambatan Boedi, Jakarta, h.18
39
tidak menimbulkan masalah dalam kehidupan masyarakat. 46
Tanah menurut UUPA adalah hanya permukaaan bumi saja. Hal ini
macam hak atas permukaan bumi yang disebut tanah, yang dapat
bumi Indonesia. Dalam pada itu hanya permukaan bumi sajalah yang
disebut sebagai tanah, yang dapat dihaki oleh seseorang. Jadi siapa saja
tersendiri.
milik, hak atas tanah tersebut merupakan hak yang paling sempurna dan
46
John Salindeho, 1993, Masalah Tanah dalam Pembangunan, Sinar Grafika, Jakarta, h.23
40
Indonesia, tetap saja apabila ditemukan benda peninggalan bersejarah
Hak atas tanah adalah hak yang diberikan kepada seseorang atau
badan hukum yang meliputi atas permukaan bumi saja. Sedangkan hak
oleh pihak lain. Misalnya pada kasus apabila tanah yang dimiliki oleh
pemegang hak disewakan kepada pihak lain dan secara otomatis yang
47
Dyara Radhite Oryza Fea, 2018, Panduan Mengurus Tanah dan Perizinannya, Legality
Yogyakarta.
41
Di dalam hukum tanah yang berlaku di Indonesia, dikenal pula
atas seluruh bumi, air dan ruang angkasa termasuk kekayaan alam
Republik Indonesia.
48
Ibid, h. 12
42
bangsa merupakan hubungan hukum yang bersifat pribadi. Subjek
Republik Indonesia.
di dalam hak bangsa ada juga hak milik perseorangan atas tanah
negara.49
Dasar 1945, hubungan antara hukum negara dengan bumi, air, dan
49
Ibid, h. 15
43
dirumuskan dengan istilah “dikuasai”, yang bukan berarti
ayat 2 UUPA):
tersebut.
republik Indonesia. Baik tanah yang tidak atau belum maupun yang
50
Ibid, h. 16
44
sudah dihaki dengan hak-hak perseorangan.51
a) Hak atas tanah yang primer yaitu hak atas tanah yang
51
Ibid, h. 18
52
Ibid, h. 19
45
milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, dan hak
pakai.
hak pakai, hak gadai, hak sewa, hak usaha bagi hasil, hak
diwakafkan.
3) Hak jaminan atas tanah: hak tanggungan (pasal 23, 33, 39, 51
yang dapat dipunyai orang atau badan hukum atas tanah dengan
53
Ibid, h. 13
46
mengingat fungsi sosial. Berdasarkan Pasal 20 UUPA di sebutkan
lainnya.
dapat dipunyai orang atas tanah. Pemberian sifat ini tidak berarti
bahwa hak tersebut merupakan hak mutlak, tidak terbatas dan tidak
bertentangan dengan sifat hukum adat dan fungsi sosial dan tiap-
hak-hak atas tanah yang dapat dimiliki, hak rniliklah yang terkuat
dan terpenuh.
20 ayat (1) adalah hak yang turun temurun, terkuat dan terpenuh
Pasal 6. Pasal 6 ayat (2) menyatakan hak milik dapat beralih dan
dialihkan kepada pihak lain. Hal ini sejalan dengan definisi yang
47
segala macam keperluan selama waktu yang tidak terbatas
hak lain nya, seperti yang disebutkan dalam Pasal 20 UUPA diatas.
Pemberian sifat ini tidak berarti bahwa hak itu merupakan hak
54
Boedi Harsono, Op. Cit, h 292
55
AP. Parlindungan, 1986, Komentar Atas Undang-Undang Pokok Agraria, Alumni,
Bandung, h. 65
56
Effendy Perangin, 2005, Hukum Agraria di Indonesia, Suatu Telaah dari Sudut Pandang
Praktisi Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 237
48
dimaksudkan untuk membedakan dengan hak guna usaha, hak
bahwa diantar hak-hak atas tanah yang dapat dipunyai orang, maka
UUPA, yaitu:
1963.
57
G. Kartasapoetra, dkk, 1991, Hukum Tanah, Jaminan bagi Keberhasilan Pendayagunaan
Tanah, PT. Rineka Cipta Jakarta, h. 7
49
a) tanahnya jatuh kepada negara
kepentingan umum
b) Tanahnya musnah.
Hak Guna Usaha atau HGU diatur dalam Pasal 28 ayat (1)
dipunyai oleh:
58
Effendy Perangin, op. cit, h. 258
50
(2) Badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan
berkedudukan di Indonesia.
lama 25 tahun.
waktunya berakhir
(5) Diterlantarkan
51
dan apabila diperlukan dapat diperpanjang lagi selama 20
tahun.
baik tanah negara atau tanah milik seseorang atau badan hukum
haknya.
59
Ibid, h. 275
52
(2) Menggunakan tanah sesuai dengan peruntukannya dan
perjanjian pemberiannya.
(6) Pertanahan.
berakhir
(5) Diterlantarkan
4) Hak Pakai
53
langsung oleh negara atau tanah milik orang lain, yang memberi
Undang-undang.
Indonesia.
5) Hak Sewa
5 Tahun 1960. Dalam hukum adat hak sewa sering disebut dengan
“jual tahunan”.
54
Hak sewa atas tanah mempunyai sifat dan ciri-ciri sebagai
berkut:
pemiliknya.
meninggal dunia.
Tanggungan.
e) Dapat dilepaskan.
berkedudukan di Indonesia.
Indonesia.
55
perbuatan-perbuatan lain yang dimaksudkan untuk langsung atau
unsur pemerasan.
56
a) Hak membuka tanah dan memungut hasil hutan hanya dapat
peraturan pemerintah.
sementara, karena pada suatu ketika hak tersebut akan dihapus. Hal
60
Boedi Harsono, op,cit, h. 19
57
Oleh karena itu yang dimaksud hak atas tanah yang bersifat
sementara yaitu:
Hak usaha bagi hasil merupakan hak seseorang atau badan hukum
3) Hak Menumpang
58
4) Hak Sewa Tanah Pertanian
penyerahan hak, lelang, hibah atau cara lain yang disepakati dengan
ini berarti ada pihak yang kehilangan yaitu pemilik semula dan pihak
59
berarti orang tersebut langsung memperoleh hak milik. Hak milik
terus menerus dalam waktu yang sangat lama. Dari sinilah hak
hak milik berdasarkan perubahan dari suatu hak yang sudah ada.
60
Pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan adalah: Penjualan,
hak, lelang, hibah atau cara lain yang disepakati dengan pihak lain selain
pelepasan hak, penyerahan hak atau cara lain kepada Pemerintah guna
persyaratan khusus.
61
2) Pihak yang memerlukan tanah tidak boleh memiliki hak yang
sudah ada.
6. Pendaftaran Tanah
bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas
61
Irawan Soerodjo, 2002, Kepastian Hukum Hak Atas Tanah di Indonesia, Arkola,
Surabaya, h.104.
62
b. Tujuan Pendaftaran Tanah
ditegaskan dalam ayat (2) yaitu bahwa pendaftaran tanah itu meliputi:
memenuhi sahnya perbuatan hukum itu. Hal ini tidak terjadi dengan
sah menurut hukum. Pendaftaran jual beli atau hibah atau tukar
62
Effendi Parangin,1991, Hukum Agraria di Indonesia, Suatu Telaah Dari Sudut
Pandang Praktisi Hukum, Rajawali Press, Jakarta, h.95
63
menukar, bukan berfungsi untuk sahnya perbuatan itu tetapi sekedar
pemegang hak suatu bidang anah, satuan rumah susun dan hak-
tanda buktinya.
63
Ibid. h. 96.
64
c. Tata Cara Pendaftaran Tanah
64
Yulia Rumanti, loc.cit. h. 58
65
tanah yang belum terdaftar berdasarkan PP Nomor 10 Tahun 1960
hak-haknya
3) Penerbitan sertifikat
panitia pendaftaran.
66
Penyiapan peta dasar pendaftaran diperlukan agar setiap bidang
67
5) Pembuatan Surat Ukur. Untuk keperluan pendaftaran haknya,
pendaftaran, daftar tanah, surat ukur, buku tanah dan daftar nama.
hak tanah dan pemeiliharaan serta pemberian surat tanda bukti hak
1997 yaitu:
65
Hermanses.R, Op.Cit, h.2
68
1) Obyek pendaftaran tanah meliputi :
c. Tanah wakaf
e. Hak tanggungan
f. Tanah negara
dikuasai langsung oleh negara artinya tidak ada pihak lain diatas
tanah itu, tanah itu disebut juga tanah negara bebas.66 Menurut
Republik Indonesia dikuasai oleh negara. Jika di atas tanah itu tidak
ada hak pihak tertentu (orang atau badan hukum), maka tanah itu
disebut tanah yang langsung dikuasai negara, kalau diatas tanah itu
ada hak pihak tetentu, maka tanah itu disebut tanah hak, yang
66
Yani Pujiwati dkk, 1999, Pendaftaran Tanah Negara berdasarkon PP24/1997 Tentang
Pendaftaran Tanah, Jurnal Sosiohumaniora, Vol l.No.l.
69
pendaftaran tanah adalah pemegang hak atas tanah baik perorangan
67
Rusmadi Murad, 1991, Penyelesaian Sengketa Hukum Atas Tanah, Alumni, Bandung,
h.28
70
keseimbangan dalam pemeliharaan data, sehingga data yang
a. Torrens System
b. Asas Negatif
c. Asas Publisitas
d. Asas Spesialitas
f. Kepastian Hukum
g. Pemastian Lembaga.68
68
Parlindungan. A.P., Op cit, h.126
71
A.P. Perlindungan mengutip pandangan dari Sir Charles
akan merasa aman atas hak tersebut baik karena membeli tanah
tersebut.
7) Completeness of record :
69
Perlindungan. A.P., Op.Cit. h.127
72
7. Pejabat yang Berkaitan dengan Pendaftaran Tanah
3) Pejabat Lelang
4) Panitia Adjudikasi
73
B. Perspektif Islam tentang Tanah
Tanah adalah anugerah dari Allah SWT, Tuhan pemilik dan pengatur
alam semesta untuk umat manusia. Dengan kata lain, manusia wajib untuk
bawah ini:
Artinya:
Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh
Mahfuzh, Bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaku yang saleh.70
manusia. Hal ini hanya mungkin jika tanah dikelola oleh orang-orang yang
saleh sehingga dia tidak rakus hanya mementingkan diri sendiri. Agar tidak
dengan hal ini pendaftaran hak atas tanah menjadi suatu keharusan untuk
menjamin kemaslahatan umat manusia. Hal ini sesuai dengan syari‟at Islam
70
Al-Qur‟an Surah Al-Anbiya Ayat 105
74
agar manusia dapat mencapai kebaikan di dunia dan juga mencapai kebaikan
di alam akhirat.
Artinya:
Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: “Hai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia
telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu
pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah
kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi
memperkenankan (doa hamba-Nya)”.71
mengelola tanah adalah hamba Allah yang saleh agar dapat memakmurkan
adalah bentuk ibadah untuk mencari ridho Allah SWT semata-mata. Sejalan
hal ini, maka manusia tidak boleh membuat kerusakan di bumi, merusak alam,
71
Al-Qur‟an Surah Hud Ayat 61
75
C. Tinjauan Umum Tentang Hibah
1. Pengertian Hibah
kepada pihak lain yang dilakukan ketika masih hidup dan pelaksanaan
Biasanya pemberian tersebut tidak akan dicela oleh sanak keluarga yang
tidak menerima pemberian itu. Oleh karena itu, pada dasarnya seseorang
harus diadakan antara orang yang masih hidup. Dari rumusan pasal
72
Maman Suparman, 2017, Hukum Perdata Waris, Sinar Grafika, Jakarta, h.136
76
benda tetap maupun benda bergerak, termasuk juga segala piutang
penghibah.
meninggal dunia.
KUHPerdata).
Pada prinsipnya hibah itu tidak dapat ditarik kembali (Pasal 1666
alasan yang tercantum dalam Pasal 16688 KUHPerdata. Alasan itu, yaitu
sebagai berikut:
77
Dengan terjadinya penarikan hibah maka segala barang yang telah
fidusia, maka harus segera dilunasi oleh penerima hibah sebelum barang
yang dihibahkan.
batal.
lewatnya waktu satu tahun terhitung mulai hari terjadinya peristiwa yang
menjadi alasan tuntutan itu, dapat diketahuinya hal itu oleh si pemberi
telah diajukan tuntutan, ataupun orang ini telah meninggal dunia di dalam
78
Hibah antara suami isteri selama perkawinan tidak diperbolehkan,
Artinya:
“bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada
Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan
73
Ibid, h. 138
74
Al-Qur‟an Surah Al-Baqarah ayat 177
79
memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-
orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya,
mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang
menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-
orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang
bertakwa”. (Qs.Al-Baqarah Ayat 177).
Hadis lainnya yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar dan Ibnu Abbas R.a :
َع ِن اِبْ ِن عُ َمَر َوا بْ ِن َعبَّا ٍس عن النِب قَ َال الَ ََِي ُّل لِ َّلر ُج ِل أَ ْن يُ ْع ِط َي ِع ِطيَّةً ُُثَّ يَ ْرِج ُع
ِ ِ ِ ِ
ُفْيها إِالَ الْ َول َد فْي َما يُ ْعط ْي َولَ َده
75
Abdullah bin Abdurrahman Alu Bassam, 2002, Syarah Hadis Pilihan Bukhari Muslim,
PT.Darul Falah, Bekasi, h.811
80
Artinya :
“Ibnu „Umar dan Ibnu „Abbas r.a. berkata: Rasulullah Saw. bersabda:
Tidak halal bagi seseorang yang telah memberikan sesuatu pemberian
kemudian menariknya kembali, kecuali orang tua yang menarik kembali
hibah yang sudah memberikannya.”
Artinya :
Hibah juga diatur dalam pasal 1666 KUH Perdata, yakni hibah
76
Al-Hafizh Ibnu Hajar al-„Asqalani, 2009, Terjemah Bulughul Maram, At-Tibyan, Solo,
h.430
77
Enizar, 2013, Hadis Ekonomi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, h.56
81
Sebelum lahirnya PP No. 24 Tahun 1997, bagi mereka yang tunduk
kepada KUH Perdata surat hibah wasiat harus dibuat dalam bentuk
tertulis dari Notaris.78 Surat hibah wasiat yang tidak dibuat oleh Notaris
tidak memiliki kekuatan hukum. Mereka yang tunduk pada hukum adat
1997, setiap pemberian hibah tanah harus dilakukan dengan akta PPAT.80
beli atau tukar menukar bersifat obligatoir saja, dalam arti belum
memindahkan hak milik, karena hak milik ini baru berpindah dengan
disamping jual beli dan tukar menukar merupakan suatu title bagi
barang yang sudah ada. Jika ia meliputi barang-barang yang baru akan
ada dikemudian hari, maka sekedar mengenai itu hibahnya adalah batal.
Berdasarkan ketentuan ini maka jika dihibahkan suatu barang yang sudah
ada, bersama-sama dengan suatu barang lain yang baru akan ada
78
Pasal 1005 Kitab Undang-undang Hukum Perdata
79
Effendi Perangin, 1990, Mencegah Sengketa Tanah, cetakan ke-2, Rajawali, Jakarta, h.46
80
Pasal 37 ayat (1) dan Pasal 39 PP Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
82
dikemudian hari, penghibahan yang mengenai barang yang pertama
adalah sah, tetapi mengenai barang yang kedua adalah tidak sah.
Surah Al-Baqarah (2) ayat 177, Surah Ali Imran ayat 38, Pasal 210
diberi dan menerima sesuatu sebagai hibah kecuali mereka yang oleh
83
Adapun syarat-syarat syahnya pemberian hibah adalah sebagai
berikut :
dihibahkan itu. Jadi ukuran harga yang tidak terlalu tinggi itu
81
Sayyid Sabiq, sebagaimana dikutip oleh Amir Syarifiddin, 1985,Pelaksanaan
HukumWaris dalam Lingkungan Minangkabau, Jakarta, Gunung Agung. h. 159
84
2) Syarat-syarat Penerimaan Hibah
85
dilakukan oleh pemberi hibah dan juga bukan saksi yang
1672 KUHPerdata).
82
Ibid
86
menerima pernyataan (levering) benda yang dihibahkan itu,
83
Ibid, h.166
87
hutang atau beban itu harus dijelaskan, hutang atau beban
dalam kemiskinan.
bergerak.
1. Pengertian Anak
88
bantuan orang tua, faktor lingkungan juga memiliki peranan yang sangat
(minderjaring atau person under age), orang yang dibawah umur atau
onvervoodij).84
pengertian anak atau orang yang belum dewasa adalah mereka yang
belum berumur 21 (dua puluh satu) tahun, seperti yang dinyatakan dalam
Pasal 330 yang berbunyi belum dewasa adalah mereka yang belum
mencapai umur genap dua puluh satu tahun dan tidak lebih dahulu
adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun
84
Sholeh Soeaidy dan Zulkhair, 2001, Dasar Hukum Perlindungan Anak, CV. Novindo
Pustaka Mandiri, Jakarta, h. 5
85
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
86
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak
89
berdasarkan undang-undang lain yang berlaku bagi anak-anak ditentukan
yang dalam perkara anak nakal telah mencapai umur 8 (delapan) tahun
kawin.88
Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, anak adalah setiap
kandungan.89
adalah seorang yang masih di bawah umur tertentu, yang belum dewasa
87
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1990 tentang Ratifikasi
Konvensi Hak Anak
88
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak
89
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
90
bergantung dari sudut manakah pengertian anak dilihat dan ditafsirkan.
jiwa seseorang.90
menyepakati batasan umur anak secara jelas dan lugas agar nantinya tidak
90
Abintoro Prakoso, 2016, Hukum Perlindungan Anak, LaksBang PRESSindo,
Yogyakarta, h.42
91
undang nomor 1 tahun 1974, perempuan yang masih terikat dalam
perbuatan tertentu.
Jika salah satu atau kedua belah pihak dalam perjanjian ternyata
undang-undang.
92
Perjanjian yang dibuat oleh orang-orang yang tidak cakap bertindak
tidak ada. 91
Jadi, salah satu syarat agar suatu perjanjian sah, perjanjian tersebut
haruslah dibuat oleh orang yang cakap berbuat berdasarkan Pasal 1330
KUH Perdata, antara lain dibuat oleh orang yang sudah dewasa.
Berdasarkan Pasal 330 KUH Perdata, orang yang belum dewasa menurut
hukum adalah mereka yang belum mencapai umur genap 21 tahun dan
terbalik, maka orang yang dianggap dewasa dan cakap berbuat menurut
hukum adalah:
91
Munir Fuady, 2014, Konsep Hukum Perdata, Raja Grafindo Persada, Jakarta. h. 196
93
seseorang adalah 18 tahun. Umur dewasa 18 tahun ini telah diperkuat pula
94