Anda di halaman 1dari 28

HUKUM

AGRARIA
DYAH AYU WIDOWATI
Macam Norma
Agama

Kesusilaan Kesopanan

Hukum
Klasifikasi Hukum

1. Hukum dilihat dari fungsinya


a. Hukum Materiil
b. Hukum Formil
2.Dilihat dari saat berlakunya:
a. ius constitutum
b. ius constituendum
3.Dilihat dari daya kerjanya/ sifat :
a. Hukum yang memaksa/ imperatif
b. Hukum
pelengkap/melengkapi/fakultatif
4.Dilihat dari bentuknya :
a. Hukum tertulis
b. Hukum tidak tertulis
5. Dilihat dari wilayah berlakunya :
a. Hukum Nasional
b. Hukum Internasional
c. Hukum Asing
6. Dilihat dari Isinya :
a. Lex Generalis
b. Lex Specialis
7. Pembagian Hukum Klasik :
a. Hukum Privat
b. Hukum Publik
CONCEPT OF
AGRARIAN LAW

Agrarian
Ager Agrarius Agrarian law

• Land • agricultu • Land with • Laws and


re its relation regulations
• A parcel to concerning
of land • cultivati agriculture land
on distribution
Definisi

HUKUM AGRARIA
Agraria berasal dari bahasa latin :
* Ager => Tanah, sebidang tanah;
* Agrarius=> perladangan, persawahan
dalam arti sempit (Hukum Pertanahan):
keseluruhan norma atau kaedah baik yang tertulis maupun
yang tidak tertulis yang mengatur masalah tanah/ obyeknya
adalah tanah
•dalam arti luas:
keseluruhan norma atau kaedah baik tertulis maupun yang
tidak tertulis yang mengatur masalah Bumi. Air, Ruang udara
maupun Kekayan Alam (BARAK) yang terkandung di
dalamnya, obyek yang dikaji adalah BARAK
Dalam UUPA ------- cakupannya sangat luas: BARAK
 Bumi
meliputi permukaan bumi yang disebut tanah, tubuh bumi di
bawahnya serta yang berada di bawah air
 Air
benda cair yang menjadi kebutuhan dasar
 Ruang Angkasa
Pasal 48 UUPA menyatakan bahwa : Hak guna ruang angkasa
memberi wewenang untuk mempergunakan tenaga dan unsur-
unsur dalam ruang angkasa guna usaha-usaha memelihara dan
memperkembangkan kesuburan bumi, air, serta kekayaan alam
yang terkandung didalamnya dan hal-hal lainnya yang
bersangkutan dengan itu
 Kekayaan Alam
meliputi baik yang terkandung di dalam bumi, maupun yang
terkandung di dalam air yang berada di perairan
Ruang lingkup

1. Secara Materiil
mengkaji keberadaan sumber daya agraria
Obyeknya: bersumber dari sumber daya agraria
2. Secara Formal
mengatur hubungan antara bangsa indonesia
dengan sumber daya agraria
Obyeknya adalah:
 hubungan hukum antara orang dengan sumber
daya agraria
 hubungan hukum antara orang yang berobyekkan
sumber daya agraria
HUKUM AGRARIA INDONESIA:
SEJARAH SINGKAT
 Zaman Sebelum Penjajahan

Pluralis

 Terutama tidak tertulis

 Komunal, Religius

 Terdapat pengaruh feodal


Zaman Penjajahan
 Tersusun berdasarkan sendi-sendi penjajahan

 Bersifat dualistis

 Tidak menjamin kepastian hukum bagi pribumi

 Domeinverklaring

Fungsinya : @ memberi dasar hukum bagi negara

@ memperlemah hak-hak rakyat

pribumi
SETELAH
ADANYA UUPA

Adanya Unifikasi Hukum

Adanya Kodifikasi

Adanya Kepastian Hukum


HUKUM AGRARIA NASIONAL: UUPA

Fungsi dan Peranan Hk Adat dlm Hk Agraria Nasional


 Konsiderans (Berpendapat): hk tanah nasional disusun berdasarkan hk adat ttg
tanah
 Penjelasan Umum: krn sebagian besar rakyat tunduk pada hukum adat, hukum
agraria baru akan didasarkan pula pd ketentuan-ketentuan hk adat, yg
merupakan hukum yang asli, yang disempurnakan dan disesuaikan
 Pasal 5: Hk agraria yg berlaku atas BARAK ialah hukum adat (dgn syarat-
syarat ttt) dan Penjelasan Ps 5 (hukum adat jadi dasar hukum agraria yg baru)
Jadi peranan hukum adat ada dua:
a. “berdasarkan”: mrpkan sumber pembentukan hk agraria: yg
diambil adalah konsepsi, asas-asas dan lembaga hukum nya
b. “ialah”: dalam hal belum ada prt agraria tertulis, maka yang
dipakai adalah norma hukum adat, dengan syarat-syarat:
 tidak bertentangan dengan kepentingan nasional dan negara
 tidak bertentangan dengan sosialisme Indonesia
 tidak bertentangan dengan peraturan UUPA
 tidak bertentangan peraturan perundangan lainnya.
Latar Belakang dan Tujuan UUPA

 Latar belakang:
1. Hukum dari masa HB tersusun berdasarkan tujuan dan sendi-sendi pemerintah jajahan
2. Bersifat dualistis (hukum tanah adat dan hukum tanah barat) 1. HAT Adat tidak tertulis;
2. HAT Barat: a). di daerah Gubernemen (Jawa, Bali, Madura): hak tanah disertai hak dan
kekuasaan kenegaraan, berupa “tanah partikelir ; hak tanah yang tidak disertai kekuasaan
kenegaraan, semata-mata bersifat hak kebendaan (zakelijk rechten), a.l. hak eigendom,
erfpacht, dan opstal - hak tanah yang bersifat hak perorangan (persoonlijke rechten) ; b). di
daerah-daerah swapraja di luar Jawa.
3. Tidak menjamin kepastian hukum bagi rakyat asli, karena
a) tiadanya perangkat hukum tertulis, lengkap, jelas, yang dilaksanakan secara konsisten;
b) tiadanya penyelenggaraan pendaftaran tanah yg efektif.
Tujuan UUPA:
1. Meletakkan dasar-dasar bagi pembentukan hukum agraria nasional, untuk
mencapai ini maka ditetapkan asas-asas penting, yaitu
a. Asas Kebangsaan
b. Asas Hak Menguasai Negara
c. Asas Pengakuan terhadap hak ulayat
d. Asas Fungsi Sosial
e. Asas Pengutamaan Warga negara Indonesiaa
f. Asas persamaan hak
g. Asas perlindungan bagi golongan warga negara yang lemah terhadap
sesama warga negara yang kuat kedudukan ekonominya.
h. Asas land reform
i. Asas penggunaan sumber daya agraria secara terencana
Lanjutan tujuan UUPA

2. Meletakkan dasar-dasar untuk mengadakan kesatuan dan


kesederhanaan hukum pertanahan, untuk mencapai tujuan ini maka:
I. Penghilangan dualisme
II. Diadakan ketentuan konversi
III. Dicabut beberapa peraturan agraria lama
IV. Diadakan pasal-pasal peralihan
3. Meletakkan dasar-dasar untuk memberikan kepastian hukum mengenai
hak-hak atas tanah bagi rakyat seluruhnya
Pengertian Hukum Tanah

Hukum Tanah adalah: Keseluruhan kaidah-kaidah hukum baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis
yang mengatur masalah tanah.
Ruang lingkup Hukum Tanah:
Psl 4 (1) UUPA: Tanah adalah permukaan bumi, termasuk tubuh bumi, air, dan ruang angkasa.
Jadi ada 3 dimensi: - permukaan bumi
- tubuh bumi
- ruang udara
Bicara masalah hukum pertanahan berarti bicara mengenai “Penguasaan Tanah” yang selalu berkaitan
dengan Obyek (tanah/ HAT) dan Subyek (pemegang HAT/ penyandang hak dan kewajiban)
Sifat Hukum Pertanahan

Hukum Pertanahan mengandung 2 macam sifat


1. Hukum Pertanahan bersifat Publik :
campur tangan pemerintah yang berkenaan dengan pengaturan persoalan-persoalan
hukum yang obyeknya tanah sangat dominan. Contoh Ps.2 (2) UUPA
2. Hukum Pertanahan bersifat Privat :
adanya pemberian kebebasan kepada masyarakat untuk melakukan perbuatan-
perbuatan hukum terhadap obyek hukum pertanahan. Tetapi kebebasan itu dalam
kerangka peraturan per UU an yang berlaku. Mis HAT dibatasi Psl 6, 10,15
SISTEMATIKA HAK
PENGUASAAN MENURUT UUPA
a. Hak Bangsa (pasal 1):beraspek publik dan
privat
b. Hak Menguasai negara (pasal 2):beraspek
publik
c. Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat (pasal
3): beraspek publik dan privat
d. Hak-hak Perorangan, beraspek privat
Hak Menguasai Negara

Meliputi 2 kategori:
 Tanah Negara:
Tanah yang masih langsung dikuasai oleh negara, belum dilekati/dimintakan hak atas
tanah oleh perorangan (Psl.14 ayat 1 UUPA)
Tanah yg dikuasai langsung oleh negara (“tanah negara”) ini meliputi juga:
 tanah-tanah yang diserahkan secara sukarela oleh pemiliknya;
 tanah-tanah hak yang berakhir jangka waktunya dan tidak diperpanjang lagi;
 tanah-tanah yang pemegang haknya meninggal dunia tanpa ahli waris;
 tanah-tanah yang ditelantarkan; dan
 tanah-tanah yang diambil untuk kepentingan umum
 Tanah Hak:
 Tanah yang telah dimintakan sesuatu hak atas tanah oleh perorangan atau dipunyai
oleh perorangan.
HAK MILIK

 Pengertian Ps.20(1):
 Turun-temurun
 Terkuat
 Terpenuh
 Badan hukum yang berhak mendapat hak milik
(menurut PP 38/1963):
 Bank-bank Negara;
 Koperasi pertanian;
 Badan-badan keagamaan;
 Badan-badan sosial.
Terjadinya (Ps.22)
 menurut hukum adat
 penetapan pemerintah
 ketentuan UU
Hapusnya (Ps.27), hapus bila:
1) tanahnya jatuh kpd negara, karena:
a. pencabutan hak oleh negara
b. penyerahan sukarela oleh pemiliknya
c. diterlantarkan
d. subjek hak tidak memenuhi syarat
e. dialihkan kepada orang yang tidak berhak
2) tanahnya musnah
HAK GUNA USAHA
Pengertian (Ps.28, 29): HGU adalah Hak
Atas Tanah utk:
 mengusahakan tanah negara
 usaha
pertanian,perkebunan,perikanan,petern
akan
 Subjek hak (Ps.30): 1.WNI; 2.Badan Hukum Indonesia
 Terjadinya (Ps.31): karena penetapan pemerintah
 Hapusnya (Ps.34):
1. jangka waktu habis
2. dihentikan karena pemegang hak tidak memenuhi kewajibannya
3. dilepaskan oleh pemegang hak secara sukarela
4. dicabut utk kepent.umum
5. diterlantarkan
6. tanahnya musnah
7. subjek haknya tidak memenuhi syarat.
HAK GUNA BANGUNAN
 Pengertian (Ps. 35):
hak utk mendirikan dan mempunyai
bangunan di atas tanah bukan miliknya
sendiri (bisa tanah negara, bisa tanah
milik org lain)
Cara terjadinya (Ps 37), krn:
 penetapan pemerintah
 perjanjian otentik

Subjek haknya (Ps.36):


1. WNI
2. Badan Hukum Indonesia

Hapusnya (Ps. 40): sama seperti HGU


HAK PAKAI

 Pengertian: hak utk menggunakan dan/atau memungut hasil di atas


tanah negara (berdasarkan penetapan pemerintah) atau tanah milik
org lain (berd. perjanjian dgn pemilik tanah)
 Subjek hak: 1. WNI; 2. Badan Hukum Indonesia; 3. Departemen,
Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pemerintah Daerah, 4. WNA
tinggal di Ind. 5. Perwakilan negara asing dan perwakilan badan
internasional. 6. badan sosial dan keagamaan, 7. Badan Hukum asing
yang punya perwakilan di Indonesia
PP 40/1996 (Psl 1): HPL adalah hak menguasai dari
Negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian
dilimpahkan kepada pemegangnya.
HPL merupakan bentuk khusus dari HMN, karena:
- Pemegang HPL berhak merencanakan
peruntukan atas tanah
- Pemegang HPL berhak menyerahkan bagian-
bagian tanah HPL kepada pihak ketiga dengan
hak atas tanah tertentu

Anda mungkin juga menyukai