Anda di halaman 1dari 13

MANAGEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA LAHAN

DI WILAYAH KAWASAN PEGUNUNGAN CANGAR

OLEH:
RESTI AMELIA SUSANTI
0810480202

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2010
LATAR BELAKANG

Lahan bisa mengalami kerusakan. Bahkan lahan termasuk wujud alam


yang mudah mengalami kerusakan. Salah satu contoh kerusakan lahan adalah
erosi. Terjadinya erosi identik dengan dataran tinggi. Pada makalah ini akan
dibahas masalah konservasi sumber daya lahan pertanian pada daerah dataran
tinggi Cangar yang tingkat erosinya cukup tinggi
Daerah pegunungan Cangar merupakan kawasan hutan alami yang di
alih fungsikan menjadi lahan pertanian melalui program ekstensifikasi pertanian,
namun pada prakteknya terdapat dampak yang buruk bagi keberlanjutan
ekosistem lahan maupun pertaniannya.
Hal ini dikarenakan wilayah pegunungan yang notabene merupakan
hutan alami di alih fungsikan menjadi lahan pertanian dapat meningkatkan erosi,
karena struktur akar tanaman hutan yang kuat mengikat tanah dan biodiversitas
tanaman dalam hutan alami lebih beraneka ragam dengan tutupan lahan atau
biasa disebut tanaman under storey lebih banyak sehingga apabila terjadi hujan,
air akan lebih cepat terserap ke dalam oleh akar-akar tanaman dan disimpan di
dalam tanah dalam jangka waktu yang lama. Namun ketika hutan alami itu
dibuka untuk lahan pertanian, penyerapan air hujan oleh tanah yang dibantu akar
tanaman tidak maksimal karena digantikan dengan struktur akar tanaman
pertanian yang lebih lemah.
Oleh karena itu pihak dinas perhutani harus mampu bekerja sama
dengan dinas pertanian kota batu dalam memplot lahan untuk pertanian terutama
di kawasan daerah pegunungan Cangar dan dibantu oleh para akademisi yang
mengerti tentang bahayanya pembukaan hutan secara besar-besaran dan tidak
memakai konsep yang matang untung keberlanjutan penggunaannya terutama
untuk pengalihfungsian menjadi lahan pertanian, selain itu masyarakat petani di
daerah pegunungan Cangar harus diberi pengarahan bahaya erosi dan
penggunaan teknologi sederhana yang ada untuk meminimalisir terjadinya erosi.
Karakteristik dan permasalahan kawasan pegunungan

Alih fungsi hutan alami menjadi lahan pertanian dengan adanya program
ekstensifikasi pertanian memberikan beberapa dampak buruk bagi
keberlangsungan ekosistem di dalamnya.

Gambar lahan di pegunungan daerah Cangar

Hutan dan pegunungan di daerah Cangar, Batu Jawa Timur banyak yang
dialih fungsikan oleh masyarakat sebagai tempat untuk bercocok tanam. Kondisi
ini selain mampu meningkatkan perekonomian penduduk, namun juga bisa
mengakibatkan lahan longsor di musim penghujan

Sedangkan dilihat dari gambar lahan pertanian tidak menggunakan


system terasiring secara benar. Penggunaan lahan pertanian yang tidak sesuai
dengan kelerengan yang ada juga sangat mendukung terjadinya erosi. Erosi
terjadi karena tanah yang lapuk dan mudah mengalami penghancuran, sehingga
top soil yang merupakan tanah subur terkikis dan terbawa laju air hujan
Kerusakan yang dialami pada lahan tempat erosi disebabkan oleh
kemunduran sifat –sifat kimia dan fisik tanah, yakni:
• kehilangan unsur hara dan bahan organik,
• menurunnya kapasitas infiltrasi dan kemampuan lahan menahan air,
• meningkatnya kepadatan dan ketahanan penetrasi lahan,
• serta berkurangnya kemantapan struktur lahan yang pada akhirnya
menyebabkan memburuknya pertumbuhan tanaman dan menurunnya
produktivitas

Hal ini dikarenakan lapisan atas tanah atau top soil setebal 15 sampai 30
cm mempunyai sifat– sifat kimia dan fisik lebih baik dibandingkan lapisan lebih
bawah. Banyaknya unsur hara yang hilang bergantung pada besarnya
kandungan unsur hara yang terbawa oleh sedimen dan besarnya erosi yang
terjadi. Di tempat lain, erosi menyebabkan hilangnya lapisan atas lahan yang
subur serta berkurangnya kemampuan lahan untuk menyerap dan menahan air.
Lahan yang terangkut tersebut diendapkan di tempat lain yaitu, di dalam sungai,
waduk, danau, saluran irigasi dan di atas lahan pertanian. Sebab–sebab erosi
lahan karena beberapa hal berikut :
• Lahan gundul atau tidak ada tanamannya;
• Lahan miring tidak dibuat teras–teras dan guludan sebagai penyangga air
dan lahan yang lurus;
• Lahan tidak dibuat tanggul pasangan sebagai penahan erosi;
• Pada lahan di kawasan hutan rusak karena pohon–pohon ditebang
secara liar sehingga hutan menjadi gundul;
• Pada permukaan lahan yang berlumpur digunakan untuk pengembalaan
liar sehingga lahan atas semakin rusak

Lahan pertanian di daerah pegunungan Cangar

Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali, namun


di kebanyakan tempat kejadian ini diperparah oleh aktivitas manusia dalam tata
guna lahan yang buruk, penggundulan hutan, kegiatan pertambangan,
perkebunan dan perladangan, kegiatan konstruksi atau pembangunan yang tidak
tertata dengan baik dan pembangunan jalan.
Untuk di daerah pegunungan Cangar terjadinya erosi sangat jelas terlihat
karena tata guna lahan pertanian yang buruk dan penggundulan hutan yang
kemudian digunakan untuk menjadi lahan pertanian. Selain itu, tanah yang
digunakan untuk menghasilkan tanaman pertanian biasanya mengalami erosi
yang jauh lebih besar dari tanah dengan vegetasi alaminya.
Alih fungsi hutan menjadi ladang pertanian meningkatkan erosi, karena
struktur akar tanaman hutan yang kuat mengikat tanah digantikan dengan
struktur akar tanaman pertanian yang lebih lemah. Erosi dalam jumlah tertentu
sebenarnya merupakan kejadian yang alami, dan baik untuk ekosistem. Namun
erosi yang berlebih tentunya dapat menyebabkan masalah, semisal dalam hal
sedimentasi, kerusakan ekosistem dan kehilangan air secara serentak.
Banyaknya erosi tergantung berbagai faktor. Faktor Iklim, termasuk
besarnya dan intensitas hujan / presipitasi, rata-rata dan rentang suhu, begitu
pula musim, kecepatan angin, frekuensi badai. faktor geologi termasuk tipe
sedimen, tipe batuan, porositas dan permeabilitasnya, kemiringan lahan. Faktor
biologis termasuk tutupan vegetasi lahan, makhluk yang tinggal di lahan tersebut
dan tata guna lahan oleh manusia.
Oleh karena itu praktek tata guna lahan yang baik dapat membatasi
erosi, menggunakan teknik semisal terrace-building, praktek konservasi ladang
dan penanaman pohon.

Gambar lahan pertanian di daerah pegunungan Cangar


Strategi managemen kawasan pegunungan/ perbukitan di daerah Cangar

Sebagai usaha untuk mengurangi erosi lahan dapat dilakukan upaya–


upaya konservasi. Tujuan konservasi lahan adalah untuk menjaga agar lahan
tidak tererosi. Usaha–usaha konservasi lahan ditujukan untuk mencegah
kerusakan, memperbaiki dan meningkatkan produktifitas lahan agar dapat
dipergunakan secara lestari. Lahan yang subur sangat diperlukan untuk
pertanian. Pertanian dapat memproduksi hasil bumi yang bermanfaat bagi
kebutuhan manusia.
Konservasi lahan dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu :
1. Metode Vegetatif
2. Metode Mekanik, dan

Metode Vegetatif
Metode vegetatif adalah penggunaan tanaman atau tumbuhan dan sisa–
sisa panen komoditas pertanian untuk mengurangi jumlah dan daya rusak tanah
oleh air hujan yang jatuh.

Gambar : countour strip cropping


Berikut bentuk–bentuk metode mekanik.
1. Reboisasi
Reboisasi adalah penanaman kembali hutan yang telah ditebang (tandus,
gundul). Reboisasi berguna untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia
dengan menyerap polusi dan debu dari udara, mempercepat penyerapan air
hujan sehingga meninimalisir terjadinya erosi, membangun kembali habitat dan
ekosistem alam, mencegah pemanasan global dengan menangkap karbon
dioksida dari udara, serta dimanfaatkan hasilnya (terutama kayu).

2. Countour strip cropping


Countour strip cropping adalah bercocok tanam dengan beberapa jenis
tanaman semusim dalam strip – strip yang berselang – seling menurut garis
kontur. Untuk lahan pertanian di daerah pegunungan Cangar countour strip
cropping berfungsi untuk menahan air hujan secara lebih baik dengan adanya
berbagai macam jenis tanaman dalam suatu kawasan lahan pertanian karena
bila hanya menanam satu jenis tanaman maka penyerapan air akar tanamannya
tidak akan maksimal dan kemungkinan terjadi erosi cukup besar

3. Croups rotation
Croups rotation adalah usaha penanaman jenis tanaman secara
bergantian dalam suatu lahan, hal ini bertujuan agar unsur hara dalam tanah
tetap terjaga dan tanah menjadi tidak jenuh sehingga lahan tetap subur .

Metode Mekanik

Metode mekanik adalah semua perlakuan fisik mekanik yang diberikan


terhadap lahan dan pembuatan bangunan untuk mengurangi aliran permukaan
dan erosi, serta meningkatkan kemampuan penggunaan lahan.

Gambar : Terassering
Berikut bentuk–bentuk metode mekanik.
1. Guliudan
Guliudan adalah tumpukan lahan yang dibuat memanjang searah garis kontur
atau memotong lereng untuk menahan erosi

2. Terassering
Terassiring adalah menanam tanaman dengan sistem berteras–teras di
daerah lereng. Sehingga air hujan bisa tertahan dan tidak langsung mengalir
ke dataran rendah.

Adapun skema perbaikan lahan di daerah Pegunungan Cangar adalah sbb:

1. Pembuatan Lahan Terasiring yang baik


Dilihat dari gambar pertama tidak menggunakan system terassiring yang
baik sehingga bila terjadi hujan maka akan terjadi run off , namun jika dibuat
system terassiring dengan baik maka air hujan akan tertahan di lahan dan
meminimalisir erosi.

2. Agroforestri di tengah-tengah hutan dengan sedikit celah


Gambar lahan di daerah pegunungan cangar

Integrated landscape

Agr

Hutan alami
pad
Agroforestri
sederhana
mahoni
Agroforestri kopi

padisengon
3. Membuat lanskap untuk lahan pertanian dataran tinggi

Gambar kondisi lahan pertanian di Cangar

Tingkatan Pengambilan Keputusan untuk Menyelesaikan Permasalahan di


kawasan Pegunungan Cangar

Sistem penggunaan lahan (Land Use System): segala bentuk kegiatan


manusia dalam mengelola lahan untuk mencapai tujuan tertentu (produksi)
pertanian dengan cara pembagian lahan milik pihak perhutani dan lahan milik
masyarakat
Hutan
Alami
Keputusan yang harus diambil oleh pihak perhutani dan masyarakat
petani adalah pembagian lahan pada dataran tinggi disini bertujuan untuk
menghindari agar wilayah lahan pertanian tidak semakin meninggi ke wilayah
hutan alami karena apabila hutan alami rusak akan timbul bencana yang lebih
besar daripada erosi seperti global warming, tanah longsor, air bah, bahkan
kekeringan.

AFmulti-
strata AF seder
hana

Pinu
mon

Milik PERHUTANI
KESIMPULAN

Masalah konservasi sumber daya lahan pertanian pada daerah dataran


tinggi Cangar yang tingkat erosinya cukup tinggi dapat ditanggulangi dengan
pembuatan terasiring yang baik, menggunakan system agroforestry, dan
pengaturan lanskap pada dataran tinggi.
Untuk keputusan yang harus diambil oleh pihak perhutani dan
masyarakat petani adalah pembagian lahan pada dataran tinggi mana yang
digunakan untuk lahan pertanian dan bagian mana yang tetap digunakan untuk
hutan alami.
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. 2010. Erosi. http://id.wikipedia.org/wiki/Erosi. Diakses tanggal 31


Agustus 2010

Tim Edukasi. 2009. Pedosfer. http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_full.php?


id=215&fname=index.html. Diakses tanggal 31 Agustus 2010

Muhdi. 2008. Pengambilan Keputusan dalam Pembukaan Wilayah Hutan


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/913/1/08E00707.pdf.
Diakses tanggal 31 Agustus 2010

Hairiah, Kurniatun. 2010. Daya Dukung Lahan dan Intensifikasi


Pertanian Slide Power Point. Fakultas Pertanian Univ. Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai