Anda di halaman 1dari 37

PEMBUATAN RORAK

TANAMAN KAKAO
Oleh : Sri Hartati
Di KT. Sumbergiri, Kanigoro, Mangunan, Dlingo
09 Agustus 2023
• Curah hujan yang sering berubah terutama akibat perubahan iklim
mengakibatkan banyak lahan pertanian yang mengalami kekeringan
pada musim kemarau maupun banjir pada musim hujan. Sebagian
lahan pertanian yang dimanfaatkan untuk budidaya tanaman
perkebunan ada yang tidak menanam sesuai dengan kontur di
lapangan. Hal ini mengakibatkan tanaman yang ditanam sering
mengalami longsor pada musim hujan.
• Longsor umumnya disebabkan karena banyaknya air masuk ke dalam
tanah sedangkan pada saat kejadian, tanah tidak dapat menahan air.
Ada beberapa hal yang menyebabkan kejadian tersebut, tekstur tanah
yang lebih banyak pasir, struktur tanah liat, ataupun perakaran
tanaman yang tidak mampu menangkap air jatuh ke dalam tanah.
• Salah satu cara yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah
tersebut adalah dengan membuat rorak.

• Rorak merupakan lubang-lubang buntu yang dibuat dengan ukuran tertentu


dan dibuat pada bidang yang sejajar dengan kontur pada bidang olah. Rorak
berfungsi untuk menjebak dan meresapkan air ke dalam tanah serta
menampung sedimen-sedimen. Rorak ini juga bisa dimanfaatkan sebagai
seumber kompos dengan menambahkan bahan-bahan organik yang mudah
melapuk.
• Efektivitas aplikasi rorak cukup tinggi dalam menekan terjadinya erosi
hingga 71% dimana tergantung struktur tanah dan kondisi penutup
tanah. Selain itu juga tergantung pada semakin pendeknya jarak
aplikasi rorak denga lereng maka akan semakin efektif dalam
menekan erosi dan aliran permukaan serta dapat meningkatkan kadar
air tanah (Monde, 2010; Brata, 1998; Murtilaksono et al., 2008).
• Rorak yang dibuat biasanya tidak menggunakan biaya yang mahal
sehingga dapat diterapkan di lahan pertanian baik yang ditanami
dengan tanaman perkebunan, pangan, dan hortikultura.
• Dampak Aliran Permukaan Terhadap Ketersediaan Hara Tanah
Kondisi tanah menentukan ketersediaan hara di dalam tanah
• Unsur hara tersedia pada tanah yang subur dengan seimbangnya sifat
fisika, kimia, dan biologi tanah. Pada saat terjadi aliran permukaan
yang cepat dan menyebabkan erosi, hara tanah juga ikut terbawa
bersamaan dengan sedimen tanah.
• Ada beberapa kerusakan yang diakibatkan oleh erosi yang tinggi pada
lahan pertanian, diantaranya:
1.Hancurnya agregat tanah
2.Tanah dan lahan terdegradasi
3.Tanah mudah jenuh oleh air
4.Tanah kehilangan hara dan bahan organic
5.Kurangnya kemampuan tanah mengikat hara sehingga mempengaruhi
pertumbuhan tanaman.
• Ada beberapa faktor yang menjadi pemicu besarnya erosi yang terjadi
di lahan pertanian, diantaranya:
1.Tanah berlereng dan cukup curam
2.Tanaman yang ditanam jaraknya tidak rapat
3.Curah hujan yang tinggi sehingga struktur tanah menjadi pecah
4.Kegiatan pengolahan tanah yang tidak tepat
5.Tidak menerapkan kaedah konservasi tanah dan air
• Teknik Konservasi Tanah Dengan Membuat Rorak
Rorak merupakan tempat/lubang ataupun peresapan air yang dibuat
pada bidang olah atau saluran peresapan (Dariah et al., 2004). Pada
lahan kering, pembuatan rorak ditujukan untuk pemanen air hujan dan
aliran permukaan. Pembuatan rorak yang merupakan upaya konservasi
air adalah untuk menampung air dan meresapkannya ke dalam tanah
serta dimaksudkan untuk mengurangi aliran permukaan dan
menampung sedimen/endapan akibat proses erosi serta menyediakan
air tanah yang dibuat pada lahan dengan kemiringan > 8% (Gambar).
• Menurut Arsyad (2006) dimensi rorak yang disarankan adalah 60 cm
dengan lebar 50 cm dan panjang sekitar 400 - 500 cm. Panjang rorak
ini dibuat sejajar ataupun memotong lereng, dengan jarak ke samping
antar satu rorak antara 100 – 150 cm sedangkan jarak horizontalnya
sekital 20 m (pada lereng landai – agak miring) dan 10 m untuk lereng
yang lebih curam. Agus et al., (1999) menyatakan bahwa umumnya
rorak mempunyai panjang 100 – 200 cm dan lebar 25 – 50 cm dengan
kedalaman hingga 20 – 30 cm.
• Pembuatan rorak relative sangat murah dan dapat dibuat dalam jumlah
yang banyak. Biasanya untuk 1 hektar lahan dapat mencapai 150 –
250 rorak. Selain itu, pemeliharaannya juga sangat mudah, dimana
pada saat rorak sudah terisi sedimen, maka harus digali, namun juga
dapat digunakan sebagai sumber bahan organic tanah dengan
memasukkan sisa-sisa tanaman sekitar untuk dijadikan kompos.
• Ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan dalam pembuatan rorak
di bidang pertanian
a.Persiapan Lapangan
1.Pengukuran kembali
2.Pematokan tanda letak rorak
• b.Pembuatan Rorak
1.Rorak-rorak dibuat di antara tanaman pokok (tanaman
semusim/tahunan/keras).
2.Bentuk rorak dapat berupa lubang-lubang biasa (dangkal atau dalam) atau
berupa saluran buntu.
3.Ukuran rorak (lebar dan dalamnya) disesuaikan dengan curah hujan, jenis
tanaman dan keperluannya namun dengan kedalaman 40-60 cm.
4.Rorak juga berfungsi juga seperti sumur peresapan. Menurut Brata (2004)
untuk menghindari genangan berkepanjangan pada rorak maka disarankan
membuat lubang tambahan hingga kedalaman lapisan padas.
5.Rorak dapat diisi dengan sampah organik (sumber kompos)
• c. Pemeliharaan
• Dalam pemeliharaan rorak, yang dapat dilakukan yaitu memindahkan
endapan pada rorak ke bidang olah.
Menurut Dariah et al., (2004) rorak yang dibuat sebanyak 200
buah/hektar dengan volume 1 m3 maka dapat menampung air sekitar
200 m3/hektar atau setara dengan 20 mm air hujan. Jumlah aliran
permukaan yang dapat dikendalikan akan lebih besar lagi jika
diperhitungkan laju infiltrasi, evaporasi, dan proses lainnya yang
mempengaruhi besarnya aliran permukaan tanah.
• Hasil penelitian dari Noeralam (2002) bahwa rorak yang
dikombinasikan dengan mulsa secara vertical dapat mengurangi erosi
sebesar 94% terutama pada lahan yang agak curam dengan kemiringan
10-25%. Rorak ini juga dapat dijadikan sebagai sumber air di lahan
pertanian terutama yang dijadikan sumur resapan.
Rorak yang telah dibuat perlu dibaringi dengan teknik konservasi lainnya, seperti peletakan dan
pengaturan ranting/cabang pangkasan kopi untuk menghalangi laju aliran nair sehingga jumlah air
masuk ke dalam tanah menjadi meningkat, dan meminimalkan run off sehingga kehilangan lapisan tanah
akibat erosi menjadi menurun.
TERIMAKASIH
SARUNGISASI TANAMAN
KAKAO

• Oleh : Sarjono
• Di KT. Sumbergiri, Kanigoro, Mangunan, Dlingo
• 09 Agustus 2023
• Pengendalian secara mekanik dengan melakukan penyarungan
terhadap buah kakao. Pengendalian dengan cara ini dapat
menghalangi aktifitas hama PBK untuk meletakkan telur pada kulit
buah. Penyarungan dilakukan pada buah muda dengan ukuran buah
antara 8 – 10 cm, menggunakan plastik ukuran 30 x 15 cm.
pengendalian hama PBK dengan menggunakan penyarungan buah
dapat mengurangi serangan hingga 0%
• alternatif pilihan tenologi pengedalian hama PBK yaitu secara
mekanik dengan melakukan sarungisasi buah muda. Sarungisasi
memiliki keunggulan relatif lebih praktis, efisien, mudah diperoleh,
tidak beracun, dan efektif menekan serangan hama PBK hingga 99%,
dengan sarungisasi buah tersebut hama tidak dapat meletakkan telur
pada kulit buah sehingga buah terhindar dari serangan larva dan
tusukan hama dewasa.
• Teknik penanggulangan hama PBK dengan sarungisasi menggunakan
kantong plastik sudah direkomendasikan sejak tahun 1980-an. Cara
tersebut cukup efektif melindungi buah dari serangan hama PBK, akan
tetapi memerlukan biaya dan tenaga kerja yang besar
• Untuk mengurangi biaya tenaga kerja, petani Sulawesi Selatan telah
mengembangkan alat penyelubungan buah yang sederhana terbuat
dari bambu atau paralon, dengan alat ini dapat menghemat waktu
dan tenaga karena petani tidak perlu memanjat pohon kakaonya
untuk menyelubungi buah yang tinggi.
• Metode sarungisasi dapat mengubah pola pikir petani kakao untuk
dapat melakukan pengendalian hama kakao tanpa menggunakan
pestisida, sarungisasi menggunakan alat sederhana dan dapat
meningkatkan harga jual.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai