Anda di halaman 1dari 24

Teknis

Pengendalian OPT

Oleh :
Suhardi
di KWT. Lestari Pulokadang, Canden, Jetis
Selasa, 15 November 2022

Balai Proteksi Tanaman Pertanian


2022
PENDAHULUAN
• Pekarangan adalah areal tanah yang biasanya berdekatan
dengan sebuah bangunan. Jika bangunan tersebut
rumah, maka disebut pekarangan rumah.
• Pekarangan dapat berada di depan, belakang atau
samping sebuah bangunan, tergantung seberapa luas
sisa tanah yang tersedia setelah dipakai untuk bangunan
utamanya.
• Keberhasilan pemanfaatan pekarangan dapat berhasil
jika tanaman dibudidayakan dengan baik terutama
tentang pemupukan, pemberian air, dan pengendalian
organisme penggangu tanaman (OPT).
Jenis-jenis Tanaman Perkarangan
• Sumber pangan keluarga, seperti
sayur-sayuran, umbi-umbian dan
buah-buahan.
• Sumber obat-obatan (Apotik Hidup).
• Sumber bumbu, rempah masakan.
• Sumber keindahan/estetika.
Jenis Tanaman Sayur-sayuran
di Pekarangan Rumah
• Kangkung
• Bayam
• Sawi
• Selada
• Tomat
• Cabai
• Bawang
Jenis-jenis OPT
pada Tanaman Sayur-sayuran

• Kutu daun (Aphis gossypii Glover)


• Thrips (Thrips parvispinus Karny)
• Lalat buah (Bactrocera sp.)
• Ulat grayak (Spodoptera sp.)
• Ulat buah (Helicoverpa spp)
Kutu daun (Aphis gossypii Glover)
Pengendalian:
1. Penanaman tanaman refugia
sebagai habitat musuh alami
2. Dengan cara mengutip dan
membunuh hama yang terdapat
pada tanaman dan media tanam.
3. Menyemprot dengan menggunakan
air sabun
4. Penggunaan pestisida nabati dan
APH
5. Penggunaan likat kuning
Tanaman Refugia Likat Kuning
Thrips (Thrips parvispinus Karny)
Pengendalian:
1. Penanaman tanaman refugia sebagai
habitat musuh alami
2. Dengan cara mengutip dan
membunuh hama yang terdapat pada
tanaman dan media tanam.
3. Menyemprot dengan menggunakan
air sabun
4. Penggunaan pestisida nabati dan APH
5. Penggunaan likat kuning

Tanaman Refugia Likat Kuning


Lalat buah (Bactrocera sp.)
Pengendalian:
1. Penanaman tanaman refugia
sebagai habitat musuh alami
2. Dengan cara mengutip dan
membunuh hama yang terdapat
pada tanaman dan media
tanam.
3. Memasang perangkap lalat
buah
Ulat grayak (Spodoptera sp.)
Pengendalian:
1. Penanaman tanaman refugia
sebagai habitat musuh alami
2. Dengan cara mengutip dan
membunuh hama yang terdapat
pada tanaman dan media tanam.
3. Penggunaan pestisida nabati,
seperti ekstrak tembakau dan
bawang putih
4. Penggunaan likat kuning
Ulat buah (Helicoverpa spp)
Pengendalian:
1. Penanaman tanaman refugia
sebagai habitat musuh alami
2. Dengan cara mengutip dan
membunuh hama yang terdapat
pada tanaman dan media tanam.
3. Penggunaan pestisida nabati,
seperti ekstrak tembakau dan
bawang putih
4. Penggunaan likat kuning
Ulat Buah
TEKNIK BUDIDAYA
TANAMAN PEKARANGAN
• PEMUPUKAN YANG MENGGUNAKAN BAHAN
ORGANIK, SEPERTI PUPUK KANDANG, KOMPOS
DAN PUPUK ORGANIK CAIR
• PENYIRAMAN TANAMAN YANG MENCUKUPI
• PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT YANG
RAMAH LINGKUNGAN DENGAN
MENGGUNAKAN BAHAN-BAHAN ALAMI,
MUSUH ALAMI DAN AGENS PENGENDALI
HAYATI (APH)
PEMUPUKAN
 Untuk tanaman buah dan yang dibudidayakan di lahan pekarangan
sebaiknya menggunakan pupuk organik agar lebih sehat dan jauh
dari residu bahan kimia.
 Jenis pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang atau
pupuk kompos, baik berbentuk curah maupun granula.
 Pemberian pupuk dilakukan pada saat pembuatan media tanam
dengan menambah volume pupuk kompos atau pupuk kandang ke
dalam media tanam, misalnya 2:1:1 yaitu kompos, tanah dan
sekam.
 Pupuk susulan dapat berupa pupuk organik cair yang telah tersedia
di toko-toko sarana pertanian atau dengan cara membuat sendiri.
 Intensitas pemberian pupuk organik dilakukan satu kali dalam 3
atau 4 hari, dengan cara melarutkan 10-100 ml pupuk dalam 1 liter
air dan disiramkan secara merata pada media tanam.
PEMBUATAN PUPUK
ORGANIK CAIR SECARA SWADAYA
• Saat ini banyak pupuk organik cair yang tersedia di toko
saprodi pertanian, namun alangkah lebih baik jika pupuk
organik tesebut dapat diracik sendiri dari bahan-bahan
yang sederhana dan tersedia di sekitar kita.
• Pupuk organik cair biasanya digunakan sebagai
pelengkap dengan cara disemprotkan ke daun atau
disiramkan pada permukaan tanah dekat tanaman.
• Beberapa jenis pupuk organik cair yang dapat dibuat
sendiri antara lain:
 Mikro Organisme Lokal (MOL)
 Plant Growth-Promoting Rhizobacteria (PGPR)
Mikro Organisme Lokal (MOL)
• MOL Buah-buahan untuk aerasi. Lubang aerasi ini bisa
Bahan-bahan: menggunakan selang yang tersambung
• Buah-buahan yang sudah busuk. Bisa buah dengan botol pembuangan, atau setiap 2
hari sekali dibuka
apa saja seperti: pepaya, pisang, mangga,
apel, salak, dll 8. Semua bahan kemudian difermentasi
• Air kelapa 5 Liter selama dua minggu sebelum digunakan.
• Gula Merah 1 kg
• Air cucian beras 10 liter Penggunaan:
1. MOL ini bisa digunakan untuk
pengomposan maupun untuk
Cara pembuatan: penyemprotan ke tanaman.
1. Limbah buah-buahan dihaluskan. Bisa 2. Untuk pengomposan, encerkan larutan
dengan cara ditumbuk atau diparut. fermentasi dengan perbandingan 1:5 air,
2. Masukkan ke dalam tempat (drum). kemudian disemprotkan ke bahan-bahan
3. Tambahkan air kelapa yang akan dikomposkan.
4. Tambahkan gula 3. Sedangkan untuk penyemprotan
5. Tambahkan air cucian beras tanaman, larutkan larutan fermentasi
sebanyak 30 kali. Penyemprotan
6. Semua bahan diaduk sampai tercampur
dilakukan pada pagi hari atau sore hari ke
merata. permukaan daun. Penyemprotan
7. Tutup drum dengan penutu. Beri lubang dilakukan selang dua minggu.
Plant Growth-Promoting Rhizobacteria
(PGPR)
Bahan-bahan: 4. Setelah 15 hari PGPR siap
• 100 gr rendaman akar bambu digunakan.
• 400 gr gula pasir Penggunaan:
• 200 gr terasi  Sebelum digunakan PGPR
• 10 ltr air disaring agar terpisah ampas
dengan airnya.
Cara pembuatan:
 Cara aplikasinya bisa
1. Rendam 100 gr akar bambu dalam
disemprotkan ke lahan,
air matang dingin 2-4 hari.
disemprotkan ke tanaman, atau
2. Rebus 400 gr gula pasir, 200 gr merendam benih atau bibit yang
terasi, dan 10 liter air sampai akan digunakan.
mendidih selama 20 menit.
 PGPR juga bisa diaplikasikan
3. Setelah dingin semua bahan dengan cara pengocoran
dimasukkan ke dalam wadah langsung ke akar tanaman.
kemudian ditutup rapat.
PENYIRAMAN
• Intensitas penyiraman sangat tergantung pada volume media
tanam, populasi tanaman, dan fase pertumbuhan tanaman.
• Semakin besar ukuran tanaman serta populasinya, maka intensitas
penyiraman harus lebih sering.
• Namun demikian, penyiraman umumnya dilakukan 1 sampai 2 kali
sehari disesuaikan dengan keadaan cuara dan penyinaran matahari.
• Perlakuan penyiraman harus benar-benar diperhatikan pada saat
fase pembungaan dan pembesaran buah, keterlambatan
penyiraman akan menyebabkan bunga atau bakal buah menjadi
rontok.
PENGENDALIAN HAMA
• Pengendalian hama dapat dilakukan secara fisik atau dengan cara
mengutip dan membunuh hama yang terdapat pada tanaman dan
media tanam.
• Penggunaan pestisida nabati yang dapat dibuat sendiri dengan
menggunakan bahan-bahan yang terdapat di sekitar rumah.
Pestisida nabati dapat dibuat dengan menggunakan ekstrak daun
nimba, tembakau, mengkudu, brotowali, atau menggabungkan
beberapa bahan-bahan tersebut.
• Penggunaan likat kuning, untuk mengendalikan kutu daun dan
thrips.
• Perangkap lalat buah untuk mengendalikan lalat buah.
• Penanaman tanaman refugia sebagai habitat musuh alami dari
hama yang dapat mengendalikan ulat grayak dan ulat buah.
• Menggunakan Agens Pengendali Hayati (APH)
PENGENDALIAN HAMA

Tanaman Refugia Perangkap lalat buah Likat Kuning


JENIS-JENIS PESTISIDA NABATI

Daun Nimba Tembakau

Mengkudu Brotowali
Pestisida Nabati Ekstrak Daun Nimba,
Tembakau, Mengkudu dan Brotowali
Bahan-bahan: fermentasikan atau diamkan
• 100 g daun nimba selama satu minggu.
• 20 g tembakau 4. Saring bahan pestisida
• 1 kg mengkudu menggunakan kain halus, lalu
• 20 g brotowali siap digunakan.

Cara pembuatan : Penggunaan:


1. Semua bahan dihaluskan dengan • Sebelum digunakan, enceran
cara ditumbuk, diblender atau pestisida nabati tersebut
dicacah secara terpisah. menggunakan air dengan
perbandingan 1:10 liter.
2. Tempatkan semua bahan dalam
satu wadah, lalu tambahkan air 1 • Semprotkan secara merata ke
liter. bagian tanaman yang terdapat
serangan hama
3. Tutup rapat wadah, lalu
PENGENDALIAN PENYAKIT
• Pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan
memberikan agensia hayati. Agensia hayati secara
terbatas telah mulai tersedia di kios-kios pertanian.
• Apabila tidak tersedia agensia hayati, pengendalian
penyakit dapat dilakukan dengan cara memusnahkan
tanaman terserang sehingga tidak menulari tanaman
lainnya.
• Untuk penyakit virus yang penyebarannya dengan
serangga, diantaranya kutu pucuk atau kutu daun, maka
pengendalian dapat dilakukan dengan cara menghalangi
serangga vektor melalui aplikasi pestisida nabati.
JENIS-JENIS APH

Untuk mengendalikan Penyakit Untuk mengendalikan Hama

Anda mungkin juga menyukai