Anda di halaman 1dari 35

Penggunaan

Biopestisida &
Pupuk
Firja Anisah
Sitti Alfianti Wulandari
1. Biopestisida
Let’s start with the first set of slides
Pengertian Biopestisida

Pestisida alami adalah pestisida yang terbuat dari bahan-bahan alami, dan
mudah didapat. Pestisida ini berguna untuk mengendalikan hama dan
penyakit tanaman tanpa mengganggu kelestarian lingkungan. Sebagai
catatan, pestisida alami ini hanya digunakan bila diperlukan. Jangan
menyemprotkan pestisida alami ini bila tidak terdapat hama pada
tanaman kita. Biarkan tanaman itu sendiri menangkal hama secara alami.
Salah satu contoh pestisida alami dari ekstrak tanaman bahan yang
digunakan : daun legum / kacang-kacangan yang masih muda dan Bio-
Starter.

3
Di bidang kesehatan, pestisida
merupakan sarana yang penting.
Terutama digunakan dalam
melindungi manusia dari gangguan
secara langsung oleh jasad tertentu
maupun tidak langsung oleh berbagai
vektor penyakit menular.

4
Cara Pembuatan Biopestisida

✢ Daun-daunan dicincang dan selanjutnya diberi larutan Bio-


Starter
✢ Bahan selanjutnya direndam selama 3-5 hari. selama
direndam bahan ditutupi dengan plastik hitam.
✢ Setelah 5 hari larutan dapat digunakan sebagai pestisida. dosis
pemakaian adalah 5 ml/ L air.

5
Beberapa Jenis Tanaman
Lain dan Manfaatnya Sebagai
Biopestisida Alami

6
1.Kaliandra
✢  Kandungan : Zat tanin ( getahnya )
✢  Fungsi : insektisida     
✢  Bagian yang digunakan : daun dan kulit batang
✢  Sasaran hama/penyakit : Walang
✢  Sifat racun : racun perut

7
2. Babadotan Leutik

✢ Kandungan : minyak terbang


✢ Fungsi : Insektisida
✢ Bagian yang digunakan : cabang dan daun
✢ Organisme hama sasaran : kumbang hama gudang
✢ Sifat racun : anti feedant

8
3. Lidah Buaya
✢ Fungsi : Fungisida
✢ Bagian yang digunakan : daun ( juice/gel )
✢ Sasaran hama/penyakit : layu leher akar

9
4. Pinang
✢ Fungsi : Nematisida
✢ Bagian yang digunakan : daun dan biji
✢ Sasaran hama/penyakit : bintil akar
✢ Sifat racun : Narkotika

10
5. Jukut Lokot Mala
✢ Fungsi : Insektisida
✢ Bagian yang digunakan : daun dan biji
✢ Sasaran hama/penyakit : belalang dan kupu-kupu
✢ Sifat racun : Antifeedant

11
 6. Belimbing Wuluh
✢ Fungsi : Insektisida
✢ Bagian yang digunakan : daun
✢ Sasaran hama/penyakit : bercak coklat
✢ Sifat racun : anti jamur

12
7. Bawang Merah
✢ Fungsi insektisida, bagian yang digunakan : daun, umbi.
Sasaran hama/penyakit : Aedes triseriatus
✢ Fungsi fungisida, bagian yang digunakan : daun, umbi.
Sasaran hama/penyakit : layu leher akar, bercak daun kering.
✢ Fungsi bakterisida, bagian yang digunakan : daun, umbi.
Sasaran hama/penyakit : bakteri bintil akar.

13
8. Bawang Putih
✢ Fungsi insektisida, bagian yang digunakan : daun, umbi.
Sasaran hama/penyakit : Aedes triseriatus
✢ Fungsi fungisida, bagian yang digunakan : daun, umbi.
Sasaran hama/penyakit : layu pucuk/petek, bercak kering.
✢ Fungsi bakterisida, bagian yang digunakan : daun, umbi.
Sasaran hama/penyakit : bakteri bintil akar

14
9. Laos
✢ Fungsi bakterisida, bagian yang digunakan : umbi / rimpang.
Sasaran hama/penyakit : bakteri bintil akar.
✢ Fungsi fungisida, bahan yang digunakan : umbi/rimpang.
Sasaran hama/penyakit : layu leher akar.

15
10. Sirsak
✢ Kandungan : buah yang mentah, biji, daun, dan akar :
mengandung senyawa annonain, biji mengandung minyak 42-
45%
✢ Fungsi : Insektisida
✢ Bagian yang digunakan : daun, biji, akar
✢ Sasaran hama/penyakit : kutu daun, ulat perusak daun, ulat
grayak, dan hama gudang.

16
11. Srikaya
✢ Kandungan biji : 42-45% lemak, annonain, dan resin.
✢ Fungsi : Insektisida
✢ Bagian yang digunakan : daun, biji, dan akar
✢ Sasaran hama/penyakit : kutu daun, kupu-kupu ulat sutra, ulat
grayak, ulat batang/ penggerek batang. 

17
2. Pupuk
Let’s start with the first set of slides
Pengertian Pupuk
Pupuk merupakan salah satu sumber nutrisi utama yang
diberikan pada tumbuhan. Dalam proses pertumbuhan,
pekembangan dan proses reproduksi setiap hari tumbuhan
membutuhkan nutrisi berupa mineral atau air, nutrisi yang
dibutuhkan oleh tumbuhan diserap melalui akar, batang dan
daun. Nutrisi tersebut memiliki berbagai fungsi yang saling
mendukung satu sama lainnya dan menjadi salah satu
komponen penting untuk meningkatkan pertanian (Dwi,
2007).

19
Fungsi Pupuk
Secara umum pupuk berfungsi sebagai sumber zat hara
untuk mencukupi kebutuhan nutrisi tanaman dan
memperbaiki struktur tanah. Pemberian pupuk pada media
tanam dapat meningkatkan kadar hara dan kesuburan.
Aktifitas pertanian yang secara terus menerus dilakukan
mengakibatkan tanah kehilangan unsur hara. Oleh sebab itu
untuk mengembalikan ketersediaan hara pada media tanam
diperlukan pemberian pupuk.

20
Jenis – Jenis Pupuk
1. Berdasarkan 2. Berdasarkan
Sumber Bahaya Bentuk Fisik
a). Pupuk Organik a). Pupuk Padat
b). Pupuk Anorganik b). Pupuk Cair 3. Berdasarkan
Unsur Hara yang
Berdasarkan Dikandung
BerdasarkanCar Cara Melepas a). Pupuk Majemuk
a Aplikasi Unsur Hara b). Pupuk Tunggal
a). Pupuk Daun a). Fast Resease
b). Pupuk Akar b). Slow Resease

21
Penggunaan
Pupuk

22
1. Memupuk dengan cara pemberian melalui
akar
Penggunaan Pupuk
1. Disebar (broad casting)
Pupuk yang disebarkan merata pada tanah-tanah di sekitar pertanaman
atau pada waktu pembajakan/penggaruan terakhir, sehari sebelum
tanam, kemudian diinjak-injak agar pupuk masuk ke dalam tanah.
a. Tanaman ditanam pada jarak tanam yang rapat, baik teratur dalam
barisan maupun tidak teratur dalam barisan
b. Tanaman mempunyai akar yang dangkal atau berada pada dekat
dengan permukaan tanah
c. Tanah mempunyai kesuburan yang relatif baik
d. Pupuk yang dipakai cukup banyak atau dosis permukaan tinggi
e. Daya larut pupuk besar, karena bila daya larutnya rendah maka yang
diambil tanaman sedikit

24
Penggunaan Pupuk
2. Ditempatkan di antara larikan/barisan
Pupuk ditaburkan di antara larikan tanaman dan kemudian ditutup kembali dengan
tanah. Untuk tanaman tahunan ditaburkan melingkari tanaman dengan jarak tegak
lurus daun terjauh (tajuk daun) dan ditutup kembali dengan tanah. Cara ini
dilakukan dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
a. Pupuk yang digunakan relatif sedikit
b. Jarak tanam antara tanaman yang dipupuk cukup jarang dan jarak antara barisan
pertanaman cukup jarang
c. Kesuburan tanah rendah
d. Tanaman dengan perkembangan akarnya yang sedikit
e. Untuk tanah tegalan atau darat
f. Bila mengkhawatirkan akan terjadi pengikatan unsur hara oleh tanah dalam
jumlah yang cukup besar

25
Penggunaan Pupuk
3. Ditempatkan dalam lubang
Pupuk dibenamkan ke dalam lubang di samping batang sejauh
kurang lebih 10 cm dan ditutup dengan tanah. Untuk tanaman
tahunan pupuk dibenamkan ke dalam lubang pupuk yang
melingkari tanaman dengan jarak tegak lurus dan terjauh
(tajuk daun) dan ditutup kembali dengan tanah. Cara ini
dilakukan dengan pertimbangan sama dengan cara
larikan/barisan.

26
2. Memupuk dengan cara disemprotkan melalui
daun (Spraying)
Penggunaan Pupuk
1. Konsentrasi larutan pupuk yang dibuat harus sangat rendah
atau mengikuti petunjuk dalam kemasan pupuk. Jangan
berlebihan, lebih baik kurang daripada berlebihan. Kalau
konsentrasinya lebih rendah dari anjuran maka untuk
mengimbanginya frekuensi pemupukan bisa dipercepat,
misalnya dianjurkan 10 hari bisa dipercepat jadi seminggu
sekali
2. Pupuk daun disemprotkan ke bagian daun yang menghadap ke
bawah. Hal ini disebabkan karena pada kebanyakan daun
tanaman, mulut daun (stomata) umumnya menghadap ke
bawah atau bagain punggung daun

28
Penggunaan Pupuk
3. Pupuk hendaknya disemprotkan ketika matahari tidak sedang
terik-teriknya. Paling ideal dilakukan sore atau pagi hari persis
ketika matahari belum begitu menyengat. Kalau dipaksakan
juga menyemprot ketika panas, pupuk daun itu banyak
menguap daripada diserap oleh daun
4. Penyemprotan pupuk daun jangan dilaksanakan menjelang
musim hujan. Resikonya pupuk daun akan habis tercuci oleh
air hujan dan lagipula pada saat seperti itu stomata sedang
menutup
5. Biasakanlah untuk membaca keterangan yang ada pada
kemasan pupuk, karena disinilah kuncinya.

29
Kapan Tanaman
Tidak
Boleh Disemprot

30
1. Setelah beberapa kali penyemprotan muncullah tunas baru yang
nantinya menjadi ranting dan daun. Bila tunas telah muncul,
penyemprotan dihentikan. Sebab tunas muda ini amat peka
terhadap pupuk, apalagi kalau dosisnya melebihi dari yang
dianjurkan. Tetapi bila nanti tunas baru itu telah berubah
menjadi ranting dan daun yang cukup kuat (tak menampakkan
gejala menumbuhkan daun muda lagi), barulah tanaman boleh
disemprot lagi.
2. Pada saat bunga mulai mekar penyemprotan harus dihentikan.
Kalau tidak bunga bakal buah yang dinanti-nanti akan rontok
semua dengan kata lain tanaman tadi akan keguguran. Ketika
bunga sudah menjadi pentil, penyemprotan dengan pupuk daun
boleh dilakukan lagi terutama hara P-nya tinggi, dengan catatan
yang disemprot bukan buahnya tetapi tetap pada daunnya
31
3. Satu lagi tanaman yang tidak bisa disemprot pupuk daun
ialah tanaman yang baru dipindah ke lapangan. Karena
tanaman itu masih terhitung masih muda dan lemas. Baru
setelah tanaman mulai segar kembali atau pulih dari pengaruh
pemindahan, pupuk daun bisa jalan lagi.

32
Cara pemupukan dengan
penyemprotan melalui daun
dilakukan dengan pertimbangan-
pertimbangan sebagai berikut:

33
1. Unsur hara sulit diambil tanaman melalui akar
tanah, misalnya tanaman yang tumbuh pada tanah
berpasir atau tanah-tanah yang berbatu
2. Bila unsur hara dibutuhkan tanaman dalam jumlah
yang sangat sedikit (unsur hara mikro)
3. Kondisi dan sifat fisik dari pupuk yang buruk
4. Bila pemakaian pupuk dengan cara pemberian
melalui akar tidak berhasil
5. Pengaruh maksimum dari pupuk terhadap tanaman
dapat diperoleh selama musim kering

34
Terimakasih ❤

Anda mungkin juga menyukai