Anda di halaman 1dari 1

Repotting Anggrek

Pendahuluan
Latar Belakang
Repotting Anggrek
Menurut literatur, repotting dapat dilakukan setiap dua tingga tiga tahun apabila media tanamtelah rusak/ hancur/ busuk atau menjadi asam(kisaran ph< 5) yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Selain itu, kegiatan ini dilakukan
apabila terdapat lapisan kerak berwarna putih pada media yang dapat mematikan tanaman jika terkena akar-akar. Dapat pula tanaman dan atau susunan akar telah tumbuh di luar pot.
Ada pun tata caranya adalah pertama dengan merendam terlebih dahulu media tanam dan pot yang akan dipakai dengan larutan fungisida seperti physan 20 atau dithane m-45 sesuai takaran selama beberapa menit. Selanjutnya mensterilkan
alat potong dengan larutan yang telah dibuat tadi. Media tanam pada setelah perlakuan tadi, di rendampada larutan vitamin B1 selama beberapa waktu atau kurang lebih satu malam dengan tujuan mengurangi stress pada anggrek yang akan
ditanam dan mempercepat pertumbuhan akar-akar barunya. Pada tahap selanjutnya, tanaman dikeluarkan dari pot yang lama dengan hati-hati sehingga akar tanaman tidak banyak yang terputus dan rusak. Untuk melepaskan akar-akar
tanaman yang telah melekat pada pott sebaiknya pot direndam seluruhnya dengan air biasa sampai akar-akar tanaman mulai lepas dari pot. Dapat juga dibantu dengan menggunakan pisau tipis. Setelah itu, semua media tanamyang masih
tersisa pada akar tanaman harus dibuang, juga dengan akar-akar tanaman yang telah busuk/ mati. Untuk jenis anggrek simpodial, rumpun dapat dipisah menjadi tiga. Rendam tanaman pada larutan vitamin B1 beberapa menit untuk mengurangi
stress dan memacu pertumbuhan akar baru. Setelah ditanam, diletakkan di tempat agak teduh dan lembab. Tahan selanjutnya yang perlu dilakukan adalah pemeliharaan dengan penyiraman awal tiga hingga empat kali dengan larutan vitamin
B1. (Anonim,-).Dendrobium
Menurut Willliams (1984), Dendrobium berasal dari kata dendron yang berarti pohon dan bios yang berarti hidup. Jenis anggrek ini memiliki tangkai bunga yang muncul dari pucuk tanaman atau dari ketiak-ketiak daun. Tangkai daun ada yang
panjang dan juga pendek dengan satu atau beberapa kuntum bunga dimana setiap bunga memiliki empat polinia yang tersusun dalam dua pasangan. (Gunadi, 1979). Anggrek ini memiliki tipe pertumbuhan simpodial dan akan menghasilkan
pertumbuhan tunas baru dari rimpangnya. Batang umumnya menebak disebut umbi semu atau pseudobulb. Umbi ini berfungsi untuk menyimpan air dan makanan sehingga dapat bertahan dalamkondisi kering.
Syarat tumbuh anggrek umumnya memerlukan suhu 28 + dua derajat celcius pada siang hari dengan suhu minimal 15 derajat celcius pada malamhari(Gunawan 2000).. Dengan kelembaban udara 65-70 % (Soeryowinoto, 1987). Menurut Bose
dan Battcharjee (1980) menyatakan bahwa intensitas cahaya yang tinggi dapat menyebabkan berkurangnya klorofil, penguningan, kering atau terbakar pada daun. Sedangkan bila kekurangan cahaya, tanaman menjadi lemah, sukulen dan tidak
dapat berbunga.
Pada media tanam anggrek selayaknya mempunyai sifat mudah ditangani mengandung
unsur-unsur yang cukup untuk pertumbuhan, tidak memegang air terlalu banyak
menyediakan aerasi dan drainase yang baik, merangsang pertumbuhan akar, awet,
mudah digunakan pada kondisi iklim berbeda, mudah didapat dan murah (Thio, 1961).
Beberapa macam media yang dipakai untuk menanam anggrek epiit antara lain: pakis,
potongan kayu/ kulit, mos, batuan kerikil, batu bata, batu apung, agregat arnag dan
sabut kelapa (Limartha, 1979). Gunadi(1979) mnengelompokkan bahan-bahan media
tumbuh untuk anggrek ke dalam dua jenis: yaitu media aktif yang berfungsi sebagai
perumahan akar serta menyediakan hara bagi tanaman. Seperti : pakis, sabut kelapa dan
kulit pinus. Sedangkan bahan media inert yang berfungsi hanya sebagai tempat akar
bertaut seperti arang, pecahan genting dan kerikil. Tujuan
dapat mempraktekkan teknik repotting anggrek
Metode
Bahan dan Alat
Bahan Tanaman : yang digunakan adalah tanaman dewasa anggrek dendrobiumyang sudah memiliki sekurangnya lima hingga enamtangkai per pot dan siap untuk dipisahkan bulbnya.
Media Tanam : arang kayu, pakir hancur dan humus kaliandra.
Pupuk : NPK slow release diberikan sesuai dosis rekomendasi, pupuk daun, disemprotkan ke tanaman satu minggu sekali.
Peralatan Lain : pisau atau parang untuk memisahkan anakan tanaman, sprayer.
Metode praktikum:
1. Siapkan bahan tanaman yang akan direpotting.
2. Siapkan wadah tanam pot dan media tanam arang kayu, pakis, hancur dan humus kaliandra. Media tanamarang kayu dan pakis hancur dicampur dengan perbandingan 1:1 (v/v).
3.Isi sepertiga bagian pot dengan media tanam.
4. Pisahkan bulb dari pohon induk, per bagian terdiri dari dua hingga tiga bulb, rendam sekitar dua menit dalam larutan fungi sida, bakterisida dan vitamin B1 sekitar dua menit.
5. Tanam bulb dalam pot yang sudah disiapkan, tambahkan media tanam.
6. Taburkan sedikit kaliandra di permukaan pot.
7. Taburkan pupuk slow release di permukaan pot.
8. Tempatkan tanaman di dalamgreen house dengan tingkat naungan 55%.
9. Siram tanaman sekurangnya dua hari sekali jika tidak hujan.
10. Penyemprotan pupuk daun dilakukan satu minggu sekali, konsentrasi pupuk sesuai perlakuan atau sesuai dosis rekomendasi.
11. Penyemprotan fungisida dan bakterisida dilakukan dua minggu sekalii sesuai dosis rekomendasi.
12. Pengamatan dilakukan terhadap : jumlah bulb, jumlah daun, jumlah akar, tinggi bulb, waktu muncul bulb baru, tinggi dan jumlah daun pada bulb baru, waktu muncul bunga, jumlah tangkai bunga yang muncul, panjang tangkai bunga, jumlah
kuntum bunga.




Hasil dan Pembahasan
Tidak terdapat pengamatan pada kegiatan praktikum ini.

Kesimpulan
Apabila dibandingkan dengan literatur, terdapat perbedaan pada perlakuan perendaman akar dan pot tanaman yang tidak dilakukan saat kegiatan praktikum, namun secara keseluruhan kegiatan sudah cukup mengacu pada literatur dengan
alternatif media yang lebih baik dan pemupukan yang lebih inovatif.

Daftar Pustaka


Anonim. Repotting. [terhubung berkala] http://www.kotagadang.net/art/index.php?topic=culture&section=repot tanggal akses: 2014/06/08
Bose TK dan Battcharjee.1980. Orchids of India. Naya Prakash. Calcuta. 538 p
Gunadi T. 1979. Anggrek dari Bibit Hingga Berbunga. PAI Cabang Bandung. Bandung.327 hal.
Gunawan LW. 2000. Budidaya Anggrek. Penebar Swadaya. Jakarta. 86 hal.
Limartha IP.1979. Anggrek Budidaya dan Pengembangannya. Lembaga Penelitian Hortikultura.40 hal

Purba DY. 2002. Pengaruh Media Tumbhu Terhadap Pertumbuhan Anggrek Dendrobium Bertachong x Devy[skripsi].Bogor(ID).Institut Pertanian Bogor
Soueyominoto, SM. 1987. Merawat Anggrek. Penerbit Kanisius. Jakarta. 87 hal
Thio Tjin L 1961. Tree fern as a growing medium of orchids. Amer. Orch.Soc.bull.30(1):13-14
Williams B.1 1984. Orchid for Every One.Treasure Press . London.208 p

Anda mungkin juga menyukai