Anda di halaman 1dari 10

PAPER K3 PERTANIAN

(APLIKASI PENGGUNAAN PESTISIDA)

Oleh :

ALIFAH LUTHFIYAH THAMRIN

NURBAUNA

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2019
A. Pestisida

Pestisida secara harafiah dapat diartikan membunuh hama dan penyakit,

karena pestisida berasal dari kata pest yang artinya hama dalam arti luas

termasuk penyakit tanaman dan cide yang artinya membunuh. Menurut

Peraturan Pemerintah No. 7, Tahun 1973, pestisida ialah semua zat kimia atau

bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk (Djojosumarto

2008) :

1. Mengendalikan hama atau penyakit yang merusak tanaman, bagian

tanaman atau hasil-hasil pertanian.

2. Mengendalikan rerumputan liar atau gulma.

3. Mengatur atau mengendalikan pertumbuhan yang tidak diinginkan.

4. Mengendalikan atau mencegah hama pada hewan peliharaan atau ternak.

5. Mengendalikan hama-hama air.

6. Mengendalikan atau mencegah binatang-binatang yang dapat

menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang yang dilindungi

dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air .

Dari batasan-batasan tersebut, cakupan penggunaan pestisida sangat luas,

yaitu dalam bidang pertanian, perikanan, peternakan, kehutanan dan rumah

tangga.

Pestisida dianggap sebagai pilihan utama oleh petani, karena pestisida

memiliki beberapa keunggulan seperti: 1) Pestisida secara umum sangat

efektif untuk mengendalikan OPT, ketika tidak ada permasalahan resistensi,

2) Perlakuan pestisida dapat dilaksanakan secara cepat ketika dibutuhkan,

dengan senjang waktu yang minimal, dan mempunyai aktivitas penyembuhan

yang cepat dalam mencegah kehilangan hasil lebih lanjut, 3) Perlakuan

pestisida seringkali lebih murah dan memberikan keuntungan, terutama jika


perlakuan alternatif lain memerlukan banyak tenaga kerja, 4) Sifat-sifat,

penggunaan, dan cara aplikasinya mempunyai kisaran luas untuk menghadapi

berbagai macam keadaan hama, termasuk untuk mengendalikan ledakan

populasi OPT pada areal yang sangat luas.

Penggunaan pestisida yang tidak benar dan bijaksana, justru dapat

berdampak pada rusaknya ekosistem. Azas penggunaan pestisida yakni benar

dan bijaksana.  Aplikasi yang benar menjadikan pestisida menjadi efektif,

sedangkan aplikasi yang bijaksana dapat meminimalkan dampak negatif

pestisida terhadap pengguna, konsumen dan lingkungan serta efisien dan

ekonomis.

Pencampuran dua jenis pestisida atau lebih sebaiknya dihindarkan jika

tidak mengetahui secara jelas kesesuaiannya. Namun, dengan alasan

menghemat tenaga, waktu serta untuk meningkatkan efektifitasnya biasanya

petani mencampur beberapa jenis pestisida dalam satu kali aplikasi. Cara

mudah untuk mengetahui kesesuaian satu pestisida dengan lainnya selain

berdasarkan label yang ada, juga bisa dilihat dari tercampur tidaknya kedua

jenis pestisida tersebut jika dilarutkan.  Jika tidak bercampur merata atau

membentuk beberapa lapisan berarti pestisida tersebut tidak sesuai atau tidak

bisa dicampur.

B. Aplikasi Penggunaan Pestisida

Berdasarkan konsepsi PHT, penggunaan pestisida harus berdasarkan pada

enam tepat, yaitu (1) tepat sasaran, (2) tepat mutu, (3) tepat jenis pestisida, (4)

tepat waktu, (5) tepat dosis atau konsentrasi, dan (6) tepat cara penggunaan

(Dirjen Bina Produksi Hortikultura 2002).


1. Tepat Sasaran

Pestisida yang digunakan harus berdasarkan jenis OPT yang menyerang

tanaman. Oleh karena itu, sebelum menggunakan pestisida langkah awal

yang harus dilakukan adalah melakukan pengamatan terlebih dahulu

dengan tujuan untuk mengidentifikasi jenis OPT yang menyerang.

Langkah selanjutnya ialah memilih jenis pestisida yang akan digunakan.

Jika jenis OPT yang menyerang dari golongan serangga hama, maka

pestisida yang dipilih adalah insektisida. Secara lengkap jenis pestisida

yang umum digunakan untuk mengendalikan beberapa jenis OPT disajikan

pada Tabel 1.

2.

epat Mutu

Pestisida yang digunakan bahan aktifnya harus bermutu. Oleh karena itu

dipilih pestisida yang terdaftar dan diijinkan oleh Komisi Pestisida.

Pestisida yang tidak terdaftar, sudah kadaluarsa, rusak atau yang diduga

palsu tidak boleh digunakan karena efikasinya diragukan dan bahkan dapat

mengganggu pertumbuhan tanaman.


3. Tepat Jenis

Tentukan jenis pestisida apa yang harus digunakan, umumnya pestisida

memiliki kekhususan terhadap jenis OPT yang dapat dikendalikan

misalnya: bakterisida (pengendali penyakit yang disebabkan bakteri),

fungisida (pengendali jamur), insektisida (pengendali serangga), akarisida

(pengendali tungau), moluskisida (pengendali moluska seperti keongmas),

rodentisida (pengendali tikus), dsb.

4. Tepat Waktu Penggunaan

Penggunaan pestisida berdasarkan konsepsi PHT harus dilakukan

berdasarkan hasil pemantauan atau pengamatan rutin, yaitu jika populasi

OPT atau kerusakan yang ditimbulkannya telah mencapai Ambang

Pengendalian. Hal ini disebabkan keberadaan OPT pada tingkat populasi

tertentu secara ekonomi belum tentu merugikan. Waktu yang tepat untuk

melakukan penyemprotan adalah pada sore hari (± pukul 17.00), ketika

suhu udara < 30 oC dan kelembaban udara berkisar antara 50-80%.

Waktu pengendalian ditentukan berdasarkan: a) tahap rentan dari hama

yang menyerang, misalnya ulat yang masih kecil, b) banyaknya hama yang

paling tepat untuk dikendalikan sesuai ambang ekonominya, misal jumlah

ulat grayak 8 ekor/tanaman, c) kondisi lingkungan, misalnya jangan

melakukan aplikasi pestisida pada saat hujan, kecepatan angin tinggi,

cuaca panas terik, d) lakukan pengulangan sesuai dengan waktu yang

dibutuhkan. Waktu aplikasi merupakan salah satu faktor yang sangat

menentukan efektifitas pestisida yang diaplikasikan. Jika dikaitkan dengan

tahap perkembangan hama, maka dikenal waktu aplikasi pestisida yakni 1)

Aplikasi Preventif, dilakukan sebelum ada serangan hama dengan tujuan

untuk melindungi tanaman, 2) Aplikasi dengan Sistem Kalender (aplikasi


berjadwal, tetap banyak dilakukan oleh petani, misalnya seminggu sekali

atau bahkan seminggu dua kali), 3) Aplikasi Kuratif, aplikasi ini dilakukan

sesudah ada serangan hama dengan maksud untuk menghentikan serangan

atau menurunkan populasi OPT, dan 4) aplikasi berdasarkan ambang

pengendalian atau ambang ekonomi hama.

5. Tepat Dosis atau Konsentrasi

Daya racun pestisida terhadap jasad sasaran ditentukan oleh dosis atau

konsentrasi formulasi pestisida yang digunakan. Supaya pestisida yang

diaplikasikan efektif membasmi OPT sasaran, maka dosis/konsentrasi

pestisida harus ditetapkan secara tepat.  Dosis merupakan banyaknya

pestisida yang dibutuhkan untuk setiap satuan luas, misalnya dosis

pestisida A sebanyak 2 L/ha, pestisida B sebanyak 250 mL/pohon. 

Sedangkan konsentrasi adalah banyaknya pestisida yang dibutuhkan untuk

setiap satuan aplikasi, misalnya 2 mL/L, 0,5 ml/L. Kurangnya perhatian

petani terhadap dosis/konsentrasi pestisida ini sering menyebabkan

aplikasi pestisida yang salah.

Dosis atau konsentrasi formulasi pestisida yang lebih rendah atau lebih

tinggi dari yang dianjurkan akan memacu timbulnya generasi OPT yang

akan kebal terhadap pestisida yang digunakan. Dengan demikian

penggunaan pestisida harus mengikuti dosis atau konsentrasi formulasi

yang direkomendasikan pada label kemasannya.

6. Tepat Cara Penggunaan

Lakukan aplikasi pestisida dengan cara yang sesuai dengan formulasi

pestisida dan anjuran yang ditetapkan. Cara penggunaan pestisida di

antaranya cara penaburan, cara penyemprotan, cara penghembusan, cara

pengumpanan, cara fumigasi, dan cara pengasapan.


Sebelum melakukan penyemprotan pestisida perlu adanya langkah-

langkah persiapan, antara lain:

1. Menyiapkan bahan-bahan, seperti Pestisida yang akan digunakan

(harus terdaftar), fisiknya memenuhi syarat (layak pakai), sesuai jenis

dan keperluannya, dan peralatan yang sesuai dengan cara yang akan

digunakan (volume tinggi atau volume rendah).

2. Menyiapkan perlengkapan keamanan atau pakaian pelindung, seperti

sarung tangan, masker, topi, dan sepatu kebun.

3. Memeriksa alat aplikasi dan bagian-bagiannya, untuk mengetahui

apakah ada kebocoran atau keadaan lain yang dapat mengganggu

pelaksanaan aplikasi Pestisida. Jangan pernah menggunakan alat

semprot yang bocor.

4. Waktu mencampur dan menggunakan Pestisida sebaiknya jangan

langsung memasukkan pestisida ke dalam tangki. Siapkan ember dan

isi air secukupnya terlebih dahulu, kemudian tuangkan Pestisida sesuai

dengan takaran-takaran sesuai anjuran dan aduk hingga merata.

Kemudian larutan tersebut dimasukkan ke dalam tangki dan

tambahkan air secukupnya.

Selama penyemprotan di lapang, hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai

berikut:

1. Pada waktu menyemprot, operator pelaksana atau petani harus

memakai perlengkapan keamanan seperti sarung tangan, baju lengan

panjang, celana panjang, topi, sepatu kebun, dan masker/ sapu tangan

bersih untuk menutup hidung dan mulut selama aplikasi.

2. Jangan berjalan berlawanan dengan arah datangnya angin dan tidak

melalui area yang telah diaplikasi Pestisida.


3. Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada waktu pagi hari atau  sore

hari.

4. Selama menyemprot, tidak diperbolehkan makan, minum, atau

merokok.

5. Satu orang operator/petani hendaknya tidak melakukan aplikasi

penyemprotan Pestisida terus-menerus lebih dari 4 (empat) jam dalam

sehari.

6. Operator/petani yang melakukan aplikasi pestisida hendaknya telah

berusia dewasa, sehat, tidak ada bagian yang luka, dan dalam keadaan

tidak lapar.

7. Pada area yang telah disemprot dipasang tanda peringatan bahaya.

8. Bersihkan semua peralatan dan  pakaian setelah menyemprot serta

segera mandi.

9. Sisa campuran pestisida tidak dibiarkan/disimpan terus di dalam

tangki, karena lama-kelamaan akan menyebabkan tangki berkarat atau

rusak. Sebaiknya sisa tersebut disemprotkan kembali pada tanaman

sampai habis dan jangan membuang sisa cairan semprot atau wadah

kemasan pestisida di sembarang tempat, karena akan menyebabkan

pencemaran lingkungan.

C. Prosedur Pertolongan Pertama saat Kejadian Pestisida

1. Segera bersihkan pestisida yang tertumpah.

2. Jika tertumpah sedikit, gunakan sarung tangan saat membersihkannya.

3. Jangan menyiram tumpahan pestisida karena bisa membahayakan

organisme non target, gunakan bahan yang bisa  menyerap tumpahan

seperti serbuk kayu atau bahan lainnya yang bisa dengan mudah dibuang

pada tempat yang aman.


4. Jika tumpahan pestisida mengenai tubuh, segera bersihkan dengan air dan

sabun atau lihat petunjuk yang ada pada label pestisida.

5. Jika terkena pakaian segera lepaskan dang anti pakaian yang

terkontaminasi.

6. Jika terkena mata, siramlah mata perlahan-lahan selama sekitar 10-15

menit.

7. Jika terhirup, segera cari tempat terbuka untuk mendapatkan udara segar.
DAFTAR PUSTAKA

Ameriana. 2008. Perilaku Petani Sayuran dalam Menggunakan Pestisida Kimia. J. Hort 18

(1) : 95- 106. Balai Penelitian Tanaman Sayuran.

Djojosumarto, Panut. 2000. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Yogyakarta : Kanisius.

Djojosumarto, Panut. 2008. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Yogyakarta : Kanisius.

Keracunan Pestisida pada Petani-Petani Bali. Jurnal Bumi Lestari. Vol. 8 No.2. Hal. 154-

161. Bali. Universitas Udayana.

Anda mungkin juga menyukai