Anda di halaman 1dari 47

Pupuk dan Pemupukan

Onny Chrisna P. Pradana, M.Si.


Akbar Hidayatullah Zaini, S.P., M.P

Program Studi Mekanisasi Pertanian


Jurusan Teknologi Pertanian
Politeknik Negeri Lampung
A. Definisi dan
Klasifikasi Pupuk
DEFINISI

Pupuk adalah bahan yang diberikan ke dalam tanah baik (organik,


anorganik) untuk mengganti kehilangan unsur hara dari dalam tanah dan
bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman.

Ilmu Pemupukan adalah ilmu yang bertujuan menyelidiki tentang zat-zat


apakah yang perlu diberikan kepada tanah untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman dalam rangka meningkatkan produksinya agar
tercapai hasil yang tinggi.
Dasar-dasar pemupukan
•Analisis tanah → untuk mengetahui
kandungan unsur hara yang
tersedia maupun terikat.
•Analisis tanaman → untuk
mengetahui besarnya unsur hara
yang diperlukan tanaman dalam
satu siklus hidupnya.
KLASIFIKASI PUPUK
1. Berdasarkan Pembuatannya
a. Pupuk Alam (Organik), misalnya pupuk kandang, pupuk hijau,
Kompos.
▪ Organik Alami→ pupuk yang bahannya dari bahan organik,
sedangkan proses dekomposisinya berlangsung secara
alamiah.
▪ Organik Buatan→ pupuk yang bahannya dari bahan organik,
serta proses dekomposisinya dibantu oleh manusia
b. Pupuk Buatan (Anorganik), misalnya Urea, TSP, NPK, Za.
▪ Anorganik alami→ pupuk yang bahannya berasal dari galian,
komposisi unsurnya tergantung dari alam.
▪ Anorganik buatan→ pupuk yang bahannya selain bahan
organik, dan bukan bahan galian, prosesnya dikerjakan/dibuat
oleh manusia, komposisi unsurnya ditentukan sesuai keinginan.
2. Berdasarkan kandungan unsur hara, dibagi menjadi:
a. Pupuk tunggal (single fertilizer) → yaitu pupuk yang
hanya mengandung 1 macam unsur, misalnya:
▪ Urea :N
▪ TSP :P

b. Pupuk majemuk (compound fertilizer) → yaitu pupuk


yang mengandung lebih dari 1 macam unsur hara ,
misalnya:
▪ DAP: N dan P
▪ YaraMila: N, P dan K
An Organic Fertilizer

➢ Pupuk tunggal
mengandung satu macam
unsur hara
Urea  46 % N
➢ Pupuk majemuk
mengandung lebih dari
satu macam unsur hara
ZA  21 % N
 24 % S
➢ TSP  48 % P2O5
➢ SP 36  36 % P2O5
 5%S

➢ KCl  60 % K2O
➢ ZK  90 % K2O
Pupuk Majemuk
➢ Untuk kemudahan aplikasi
➢ Mengandung lebih dari satu unsur hara

➢ PHONSKA : NPKS 15 – 15 – 15 - 10
(15 % N, 15 % P2O5, 15 % K2O, 10 % S)
➢ NPK Mg 12 – 12 – 17 – 2
➢ NPK 10 – 10 – 10
Keuntungan dan Kerugian Pupuk Anorganik

• Keuntungan : • Kelemahan/Kerugian:
✓ Mudah diperoleh ✓ Harga mahal
✓ Pengangkutan mudah ✓ Ketergantungan
✓ Hasil cepat tampak ✓ Mempengaruhi pH tanah
✓ Kandungan hara jelas
(kuantitatif)
✓ Kebutuhan dapat dihitung
PENYERAPAN PUPUK
PRINSIP PEMUPUKAN
Sebelum melakukan pemupukan, beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu:
1. Tanaman yang akan dipupuk
2. Jenis tanah yang akan dipupuk
3. Jenis pupuk yang digunakan
4. Jumlah (dosis) pupuk yang digunakan
5. Waktu pemupukan
6. Cara Pemupukan
Waktu pemupukan
Pemupukan → menjelang atau awal musim hujan.
pH tanah asam →kapur kaptan (CaCO3) agar pH tanah naik
sehingga pemupukan memberikan respon yang baik
pertumbuhan tanaman.
Cara pemupukan
1. Memupuk dengan cara pemberian melalui akar
2. Memupuk dengan cara pemberian melalui daun
Memupuk melalui akar
1.Disebar (broad casting)
Pupuk yang disebarkan merata pada
tanah-tanah di sekitar pertanaman atau
pada waktu pembajakan/penggaruan
terakhir, sehari sebelum tanam, kemudian
diinjak-injak agar pupuk masuk ke dalam
tanah.
Cara pemupukan → tanaman padi,
kacang-kacangan dan lain-lain yang
mempunyai jarak tanam rapat.
Kerugian cara ini ialah merangsang
pertumbuhan rumput pengganggu/gulma
dan kemungkinan pengikatan unsur hara
tertentu oleh tanah lebih tinggi.
2.Ditempatkan di antara larikan/barisan

 Pupuk ditaburkan di antara larikan tanaman dan


kemudian ditutup kembali dengan tanah.
 Untuk tanaman tahunan ditaburkan melingkari
tanaman dengan jarak tegak lurus daun
terjauh (tajuk daun) dan ditutup kembali
dengan tanah.
3.Ditempatkan dalam lubang

 Pupuk dibenamkan ke dalam lubang di


samping batang sejauh kurang lebih 10 cm
dan ditutup dengan tanah.
 Untuk tanaman tahunan pupuk dibenamkan
ke dalam lubang pupuk yang melingkari
tanaman dengan jarak tegak lurus dan
terjauh (tajuk daun) dan ditutup kembali
dengan tanah.
 Cara ini dilakukan dengan pertimbangan
sama dengan cara larikan/barisan.
Pertimbangan pemupukan dengan cara disebar adalah:

1. Tanaman ditanam pada jarak tanam yang rapat, baik teratur


dalam barisan maupun tidak teratur dalam barisan.
2. Tanaman mempunyai akar yang dangkal atau berada pada dekat
dengan permukaan tanah.
3. Tanah mempunyai kesuburan yang relatif baik.
4. Pupuk yang dipakai cukup banyak atau dosis permukaan tinggi.
5. Daya larut pupuk besar, karena bila daya larutnya rendah maka
yang diambil tanaman sedikit.
Pertimbangan cara pemupukan ditempatkan di antara
larikan/barisan :
1. Pupuk yang digunakan relatif sedikit
2. Jarak tanam antara tanaman yang dipupuk cukup jarang
dan jarak antara barisan pertanaman cukup jarang
3. Kesuburan tanah rendah
4. Tanaman dengan perkembangan akarnya yang sedikit
5. Untuk tanah tegalan atau darat
6. Bila mengkhawatirkan akan terjadi pengikatan unsur
hara oleh tanah dalam jumlah yang cukup besar
Memupuk melalui daun
❑ Pupuk dilarutkan ke dalam air dengan konsentrasi sangat rendah
kemudian disemprotkan langsung kepada daun dengan alat
penyemprot biasa (Hand Sprayer ).
❑ Pada hamparan yang luas dapat digunakan pesawat terbang.
❑ Sebelum memberikan pupuk ke daun ada beberapa hal yang dianggap mutlak
diketahui dulu, yaitu:
1. Konsentrasi larutan pupuk yang dibuat harus sangat rendah atau mengikuti petunjuk
dalam kemasan pupuk. Jangan berlebihan, lebih baik kurang daripada berlebihan.
Kalau konsentrasinya lebih rendah dari anjuran maka untuk mengimbanginya
frekuensi pemupukan bisa dipercepat, misalnya dianjurkan 10 hari bisa dipercepat
jadi seminggu sekali.
2. Pupuk daun disemprotkan ke bagian daun yang menghadap ke bawah. Hal ini
disebabkan karena pada kebanyakan daun tanaman, mulut daun (stomata) umumnya
menghadap ke bawah atau bagain punggung daun.
3. Pupuk hendaknya disemprotkan ketika matahari tidak sedang terik-teriknya. Paling
ideal dilakukan sore atau pagi hari persis ketika matahari belum begitu menyengat.
Kalau dipaksakan juga menyemprot ketika panas, pupuk daun itu banyak menguap
daripada diserap oleh daun.
4. Penyemprotan pupuk daun jangan dilaksanakan menjelang musim hujan. Resikonya
pupuk daun akan habis tercuci oleh air hujan dan lagipula pada saat seperti itu
stomata sedang menutup.
5. Biasakanlah untuk membaca keterangan yang ada pada kemasan pupuk, karena
disinilah kuncinya.
Larangan menyemprot daun tanaman:
1. Setelah beberapa kali penyemprotan muncullah tunas baru yang nantinya
menjadi ranting dan daun. Bila tunas telah muncul, penyemprotan dihentikan.
Sebab tunas muda ini amat peka terhadap pupuk, apalagi kalau dosisnya
melebihi dari yang dianjurkan. Tetapi bila nanti tunas baru itu telah berubah
menjadi ranting dan daun yang cukup kuat (tak menampakkan gejala
menumbuhkan daun muda lagi), barulah tanaman boleh disemprot lagi.
2. Pada saat bunga mulai mekar penyemprotan harus dihentikan. Kalau tidak
bunga bakal buah yang dinanti-nanti akan rontok semua dengan kata lain
tanaman tadi akan keguguran. Ketika bunga sudah menjadi pentil,
penyemprotan dengan pupuk daun boleh dilakukan lagi terutama hara P-nya
tinggi, dengan catatan yang disemprot bukan buahnya tetapi tetap pada
daunnya
3. Satu lagi tanaman yang tidak bisa disemprot pupuk daun ialah tanaman yang
baru dipindah ke lapangan. Karena tanaman itu masih terhitung masih muda
dan lemas. Baru setelah tanaman mulai segar kembali atau pulih dari pengaruh
pemindahan, pupuk daun bisa jalan lagi.
Pertimbangan cara pemupukan dengan penyemprotan
melalui daun:
1. Unsur hara sulit diambil tanaman melalui akar tanah, misalnya
tanaman yang tumbuh pada tanah berpasir atau tanah-tanah yang
berbatu
2. Bila unsur hara dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang sangat
sedikit (unsur hara mikro)
3. Kondisi dan sifat fisik dari pupuk yang buruk
4. Bila pemakaian pupuk dengan cara pemberian melalui akar tidak
berhasil
5. Pengaruh maksimum dari pupuk terhadap tanaman dapat
diperoleh selama musim kering
Organic fertilizer

• pupuk kandang  sisa/kotoran hewan


• kompos  sisa tanaman yg dibuat oleh
manusia agar mengalami proses
dekomposisi  jerami, bagas, bokashi
• humus  sisa tanaman yg telah
terdekomposisi
• Tanah  20 % Bahan Organik
Keuntungan dan Kerugian Pupuk Organik
• Keuntungan : • Kelemahan/Kerugian:
✓ Perekat butiran tanah ✓ Tidak ringkas, volumemetrik
✓ Sumber utama unsur N, P dan S (bervolume besar)
✓ Meningkatkan kemampuan tanah ✓ Pengangkutan/distribusi lebih sulit
menahan air dan hara ✓ Hasil pemupukan tidak cepat tampak
✓ Sumber energi bagi jasad mikro
Modification organic fertilizer

• pupuk organik yang dirubah


bentuk
• bentuk dan penampilan lebih
baik
• tetap bersifat organik
• ringkas tidak volumemetrik
PUPUK HAYATI

PUPUK HAYATI : BAHAN


YANG MENGANDUNG
MIKROBA AKTIF yang
memiliki peranan positif
bagi tanaman
B. Perhitungan dan Konversi
Kebutuhan Pupuk
Contoh Soal 1

❑ Urea (45% N) → dalam 100 kg urea, terkandung 45 kg N.


❑ Misalkan, dari hasil analisis dibutuhkan 150 kg N, berapa
gram pupuk urea yang dibutuhkan?

45 kg N = 100 kg Urea
150 kg N = …(y)... Kg Urea
45 y = 100 x 150
45 y = 15.000
y = 333,33 kg Urea

atau

100/45 x 150 kg = 333,33 kg urea


 Misalkan data di atas merupakan data untuk
kebutuhan per ha.
 Kemudian yg ditanyakan berapa kebutuhan
pupuk urea jika luasannya hanya 750 m2 ?

10.000 m2 = 333,33 kg
750 m2 = …(y)… kg
10.000 y = 750 x 333,33.
y = (750 x 333,33) : 10.000
y = 25 kg urea

atau

750/10.000 x 100/45 x 150 = 25 kg


Contoh Soal 2
Pada percobaan dosis pemupukan N pada tanaman
sorgum, akan diterapkan 2 perlakuan dosis pemupukan
(N1 = 90 kg N/ha dan N2= 135 kg N/ha).

Selain pupuk N sebagai perlakuan di atas, perlu diberikan


pupuk dasar kepada setiap perlakuan sebanyak 75 kg P2O5
dan 60 kg K2O per ha.

Ukuran petak percobaan 7,5 m x 10 m. Hitunglah


kebutuhan pupuk:
(1) Urea pada N1
(2) Urea pada N2
(3) SP-36
(4) KCl
Diketahui:

Urea (45% N), artinya setiap 100 kg Urea


terdapat 45 kg N.

SP-36 (36% P2O5), artinya setiap 100 kg


SP-36 terdapat 36 kg P2O5.

KCl (60% K2O), artinya setiap 100 kg KCl


terdapat 60 kg K2O.
Jawaban (1):

▪ Tentukan jumlah pupuk Urea pada dosis N1

▪ Dengan kandungan Urea 45% N maka dosis N1 =


100/45 x 90 = 200 kg Urea per hektar.

▪ Selanjutnya hitung kebutuhan pupuk untuk ukuran


7,5 m x 10 m:

Kebutuhan Urea = (75/10.000) x 200 = 1,5 kg per


petak.
Jawaban (2):

 Tentukan jumlah pupuk Urea pada dosis N2.

 Dengan kandungan Urea 45% N maka dosis N2 = 100/45


x 135 = 300 kg Urea per hektar.

 Selanjutnya hitung kebutuhan pupuk untuk ukuran 7,5


m x 10 m:

Kebutuhan Urea = (75/10.000) x 300 = 2,25 kg per petak.


Jawaban (3):

❖ SP-36 = 100/36 x 75 = 208,3 kg SP-36/ha.

❖ Untuk petak berukuran 7,5 m x 10 m:

Kebutuhan SP-36 = (75/10.000) x 208,3 = 1,56


kg per petak.
Jawaban (4):

o KCL = 100/60 x 60 = 100 kg KCl/ha

o Untuk petak berukuran 7,5 m x 10 m:

Kebutuhan KCl = (75/10.000) x 100 = 0,75


kg per petak.
Contoh Soal 3

Di suatu daerah ditetapkan dosis pemupukan


90 kg N dan 20 kg P2O5. Pupuk yang tersedia
adalah Complesal 20-20-0 dan Urea.

Berapakah masing-masing pupuk yang harus


disediakan ?
 Dosis per hektar: 90 kg N + 20 kg P2O5

 Complesal 20-20-0 memenuhi kebutuhan 20 kg N


dan 20 kg P2O5, dan sisanya sebanyak 70 kg N
dipenuhi dengan Urea.

 Jadi jumlah pupuk yang harus disediakan adalah


100 kg Complesal 20-20-0 yang mengandung 20 kg
N dan 20 kg P2O5.

 Pupuk Urea sebanyak 100/45 x 70kg = 155 kg.


Soal

Suatu areal pertanaman seluas 1 hektar akan


dipupuk dengan dosis 60 kg N + 100 kg P2O5 +
50 kg K2O

Pupuk yang tersedia adalah pupuk majemuk


NPK 15-15-15, Urea (45% N) dan TSP (46%
P2O5).

Hitung berapa kebutuhan pupuk NPK, Urea,


dan TSP?

Anda mungkin juga menyukai