Disusun oleh:
No Nama NPM
1 I ketut astra wijaya 15110042
2 Arisjatmiko 15110009
3 Pandu prastyo 15210062
4 Okta wiratamanyerupa 15210061
5 Gintara yoga 15110038
5 Bayu mardianto 15110018
8 Rifan budianto 15110070
9 Bondan wisnu 15110021
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Terdapat dua jenis tanaman buncis yang banyak dibudidayakan yaitu buncis tipe
merambat dan buncis tipe tegak. Buncis tipe metambat membutuhkan rambatan untuk
mendukung pertumbuhannya sedangkan buncis tipe tegak tidak membutuhkan tipe tegak.
Buncis merupakan salah satu jenis tanaman sayuran polong yang memiliki banyak kegunaan.
Buncis juga adalah jenis sayur yang kaya dengan protein dan vitamin ini membantu
menurunkan tekanan darah serta mengawal metabolisme gula dalam darah dan amat sesuai
dimakan oleh mereka yang mengidap penyakit diabetes atau hipertensi. Kandungan serat dan
enzim yang tinggi dapat membantu penurunan berat badan.
Sebagai bahan sayuran, polong buncis juga dapat dikonsumsi dalam keadaan muda atau
dikonsumsi bijinya. Polong buncis yang di petik pada masih muda memiiki rasa agak manis
sehingga sangat cocok untuk bahan sayuran. Polong buncis yang muda dapat di masak untuk
berbagai jenis masakan, misalnya sayuran kari, sayur lodeh, pelengkap bestik, gado-gado,
pecel, oseng-oseng, sayur asam,lalaban matang manis, lalaban mentah, dan
sebagainya.namun polong buncis yang sudah tua, kurang cocok untuk di buat sayur karena
kulitnya cukup keras.
Penanaman buncis tegak dalam polybag memerlukan media yang sesuai agar
pertumbuhan dan hasil dapat maksimal. Media tanam merupakan salah satu faktor penting
dalam budidaya tanaman. Media tanam sebagai tempat tumbuh tanaman harus dapat
menunjang pertumbuhan dan produksi tanaman diantarannya dapat menyediakan air, unsur
hara, dan memiliki prorositas yang baik.
Wadah media yang umum digunakan pada sayuran dalam plot adalah polybag.
Penggunaan polybag pada sayuran dalam plot adalah agar efesiensi dalam penyiraman an
pe,upukan tanaman dan dipindah-pindah, mudah dalam mengendalikan gulma, tidak
memerlukan lahan yang luas, dan nutrisi yang diberikan dapat diserap akar secara maksimal.
1.2 Manfaat
Kegiatan Praktik dilapangan mampu memberikan manfaat baik bagi mahasiswa. Dapat
berguna untuk menambah pengetahuan dilapang dan dapat mengembangkan dan
menerapkan teori di perkuliahan untuk dipratik. Dapat sebagai tambahan informasi dan
menjadi acuan dalam pembudidayaan buncis serta sebagai sumber informasi dan
pengetahuan umum tentang pertanian khususnya yang ada hubungannya dengan
pengaruh pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil buncis tegak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Mengandung unsur hara NPK sekaligus hara mikro CaO dan MgO yang sangat
dibutuhkan tanaman.
2. Dibuat menggunakan proses Odda sehingga bersifat mobile dan cepat bereaksi pada
tanaman.
4. Pengapliaksiannya yang cukup mudah sehingga biaya pemupukan relatif lebih kecil.
2) Penyiraman
Penyiraman perlu dilakukan setiap hari pagi dan sore. Penyiraman dilakukan dengan
menggunakan gembor hingga kapasitas lapang. Jika kondisi media telah basah karena air
hujan maka penyiraman dapat dihentikan.
3) Penyiangan
Penyiangan gulma dapat dilakukan paga gulma yang tumbuh dimedia tanam dan sekitar
polibag. Pada gulma yang tumbuh dimedia tanam penyiangan dilakukan dengan cara
dicabut, sedangkan gulma yang tumbuh disekitar polibag penyiangan yang dilakukan
dengan cara dicangkul.
4) Pengendalian hama dan peryakit
Pengendalian hama dan peryakit dengan cara penyemprotan insektisida atau fengisida
tergantung dari tinggkat serangan hama penyakit. Respon tanamna akibat perlu diamati
melalui tinggi tanaman (cm), jumlah daun, jumlah cabang, jumlah polong ,panjang
polong (cm) dan bobot polong (g).
4) Pemasangan turus atau lanjaran
Pemasangan turus atau lanjaran dilakukan untuk budidaya buncis tipe merambat. Turus
atau lanjaran dibuat dari bambu dengan ukuran panjang dan lebar ditancapkan di dekat
tanaman. Setiap dua batang turus yang berhadapan diikat menjadi satu pada bagian
ujungnya, sehingga akan tampak lebih kokoh. Pelaksanaan pemasangan turus dapat
dilakukan bersamaan dengan peninggian guludan yang pertama, yaitu pada saat tanaman.
Setiap jenis hewan tentunya menghasilkan kotoran yang memiliki kandungan hara unik.
Namun secara umum kotoran hewan mengandung unsur hara makro seperti nitrogen (N),
posfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan belerang (S). Bila dibandingkan
dengan pupuk kimia sintetis, kadar kandungan unsur hara dalam pupuk kandang jauh lebih
kecil. Oleh karena itu, perlu pupuk yang banyak untuk menyamai pemberian pupuk kimia.
Kotoran ayam sangat diminati petani sayuran daun karena reaksinya yang cepat, cocok
dengan karakter sayuran daun yang rata-rata mempunyai siklus tanam pendek. Pupuk ini
mempunyai kandungan unsur hara N yang relatif tinggi dibanding pupuk kandang jenis
lain. Terlebih lagi, unsur N dalam kotoran ayam bisa diserap tumbuhan secara langsung,
sehingga relatif tidak perlu proses dekomposisi terlebih dahulu.
Pupuk kandang ayam biasanya diambil dalam bentuk campuran dengan sekam padi,
terutama untuk kotoran ayam pedaging (broiler). Sekam padi digunakan para peternak
ayam sebagai alas kandang. Ketika kandang dibersihkan kotoran akan bercampur dengan
sekam tersebut. Sekam padi ikut memperkaya zat hara terutama untuk unsur K. Kotoran
ayam broiler juga mengandung unsur P yang lebih tinggi.
Selain beberapa kelebihannya, kotoran ayam rentan membawa bibit penyakit terutama
bakteri jenis Salmonella. Oleh karena itu pemanfaatannya harus hati-hati dan digunakan
sesuai kebutuhan. Kekhawatiran lain adalah penggunaan obat-obatan dan hormon pada
peternakan ayam akan terbawa kedalam kotoran ayam. Kontaminan ini tentunya tidak
diharapkan bagi para petani sayur organik.
Kotoran kambing teksturnya berbentuk butiran bulat yang sukar dipecah secara fisik.
Kotoran kambing dianjurkan dikomposkan dahulu sebelum digunakan hingga pupuk
menjadi matang. Ciri-ciri kotoran kambing yang telah matang suhunya dingin, kering
dan relatif sudah tidak bau. Kotoran kambing memiliki kandungkan K yang lebih tinggi
dibandingkan jenis pupuk kandang lainya. Pupuk ini sangata cocok diterpkan pada paruh
pemupukan kedua untuk merangsang tumbuhnya bunga dan buah.
BAB III
BAHAN DAN METODE
Alat:
1) Cangkul
2) Sprayer
3) Timbangan
4) Gunting
5) Gembur
6) Alat tulis
Bahan :
1) Tanah
2) Kompos kotoran kambing
3) Kompos kotoran sapi
4) Kompos kotoran ayam
5) Sekam padi
6) Pupuk NPK mutiara
7) Insektisida
8) Fungisida
9) Polibag
1) Persiapan untuk pratikum meliputi penyiapan lokasi dan bahan untuk pratikum.
2) Lokasi diratakan dan dibersihkan dari gulma.
3) Persiapkan bahan yang digunakan meliputi pupuk kandang kotoran kambing , kotoran
sapi, kotoran ayam dan sekam padi.
4) Masing-masing media tanam diaduk sesuai perlakuan yang diterapkan.pencampuran
media tanam perbandinannya 2:2:2.
5) Media tanam yang sudah diaduk yang sesuai perlakuan kemudian dimasukan kedalam
polybag.
6) Polibag yang digunakan adalah polibag hitam ukuran 30 cm.
7) Setelah selesai pengisian dipolibag kemudian disusun sesuai tata letaknya.
Keterangan
A1B1 = Tanah + pupuk kandang sapi polibag diameter 20 cm
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1 Hasil Pengamatan
Hari : Jumat
Tanggal : 04-11-2016
Ulangan Jumlah Daun
Perlakuan Sempel
I II III I II III
A2B3 1 mati mati 7 cm mati mati 22
2 9,5 cm 13 cm 4
16 cm 4 3
3 5 Cm 8 Cm 13 cm 3 3 4
4 7 Cm mati 8,7 cm 4 mati 3
5 5 cm 6 cm mati 2 2 mati
Hari : Jumat
Tanggal : 11-11-2016
Ulangan Jumlah Daun
Perlakuan Sempel
I II III I II III
A2b3 1 3 cm 3 cm 6 cm 3 4 4
2 8,5 cm 16 cm 21 cm 5 5 6
3 9 cm 14 cm 9 cm 5 4 5
4 9 cm 4 cm 8 cm 6 3 5
5 7,8 cm 9 cm 3 cm 4 6 3
Hari : Jumat
Tanggal :18-11-2016
Ulangan Jumlah Daun
Perlakuan Sempel
I II III I II III
A2b3 1 8 cm 9 cm 9 cm 3 7 7
2 15 cm 23 cm 26 cm 6 9 9
3 16 cm 18 cm 23 cm 8 9 9
4 16 cm 7 cm 13 cm 8 11 8
5 15,7 cm 13 cm 16 cm 7 9 7
Hari : Jumat
Tanggal : 25-11-2016
Ulangan Jumlah Daun
Perlakuan Sempel
I II III I II III
A2b3 1 17 cm 19 cm 21 cm 14 19 19
2 21cm 29cm 30 cm 18 21 18
3 19 cm 26 cm 33 cm 21 17 21
4 21 cm - 23 cm 19 - 19
5 24 cm 24 cm 27 cm 27 15 11
Hari : Jumat
Tanggal : 2-12-2016
Ulangan Jumlah Daun
Perlakuan Sempel
I II III I II III
A2b3 1 25 cm 26 cm 27 cm 20 28 27
2 29 cm 34 cm 35 cm 25 25 25
3 26 cm 32 cm 27 cm 29 24 31
4 26 cm - 26 cm 28 - 29
5 35 cm 31cm 31 cm 35 19 27
Jumlah Bunga
I II III
2
5 2
3
5 1 4
- - 5
-
4 -
4 3 3
Hari : Jumat
Tanggal : 9-12-2016
Ulangan Jumlah Daun
Perlakuan Sempel
I II III I II III
A2b3 1 35 cm 35 cm 38 cm 29 31 45
2 39cm 37 cm 40 cm 30 - 31
3 31 cm 25 cm 31 cm 37 30 40
4 30 cm - 38 cm 38 - 35
5 35 cm 45 cm 40 cm 40 27 40
Jumlah Bunga
I II III
3 5 4
- 4 2
5 - 2
- 5 3
2 - 4
1 - 2
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Dalam penanam buncis tegak ini hendaknya dalam budidaya memerhatikan syarat
tumbuh tanaman. Selain dalam memerhatikan syarat tumbuh dalam penanaman juga
memerhatikan kedalaman tanam, agar tidak terlalu dalam. Selanjutnya dalam pemeliharaan
meliputi penyiraman, pemupukan, penyiangan disarankan selalu rutin. Dalam pengendalian
gulma wajib diperhatikan, agar tanaman dapat tumbuh bagus.semoga penelitoian ini dapat
bermanfaat guna menambah pengetahuan dan wawasan tentang ilmu pertanian khususnya
dalam pertanian tanaman kacang-kacangan(buncis)