Anda di halaman 1dari 15

Pembelajaran 11.

Dasar-dasar Pupuk dan


Pemupukan

A. Kompetensi

Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan mampu menganalisis


pemupukan tanaman pangan dan sayuran.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Memahami konsep pupuk dan pemupukan tanaman


2. Menerapkan konsep pupuk dan pemupukan tanaman
3. Menganalisis pemupukan tanaman pangan dan sayuran

C. Uraian Materi

1. Pupuk dan Klasifikasi Pupuk

Pupuk adalah bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara baik
organik atau anorganik yang ditambahkan pada media tanam atau
tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman
sehingga mampu berproduksi dengan baik. Pupuk berbeda dari suplemen.
Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, sementara suplemen seperti hormon tumbuhan
membantu kelancaran proses metabolisme (Rajiman, 2020). Pupuk dapat
dikelompokkan berdasarkan bentuk fasenya, reaksi kimia, cara
pelepasan/penyediaan hara, proses pembuatannya, dan jumlah unsur
hara yang terkandung didalamnya, kadar haranya, penggunaannya, dan
kandungan unsur haranya.
● Berdasarkan bentuk fasenya, pupuk dapat digolongkan menjadi tiga
golongan yaitu :
1. Fase padat : Bentuk Kristal (ZA), granuler (SP-36), briket (Urea tablet).
2. Fase cair : WuxalTM, ammonia cair.

260 I Agribisnis Tanaman


3. Fase gas : ammonia (NH3)
● Berdasarkan reaksi kimianya, pupuk dapat dibedakan menjadi: (1)
pupuk masam, (2) pupuk basa dan (3) pupuk netral. Pupuk asam adalah
pupuk yang diberikan ke dalam tanah cenderung akan menyebabkan
lebih asam (pH lebih rendah), misal Urea, ZA. Pupuk netral: yaitu pupuk
yang diberikan ke dalam tanah tidak akan mempengaruhi pH tanah,
misal Kapur amonium sendawa campur CaCO 3. - Pupuk Basa yaitu
pupuk yang diberikan ke dalam tanah cenderung akan menyebabkan
lebih basa (pH lebih tinggi), misal: NaNO3.
● Berdasarkan cara pelepasan hara / penyediaan hara bahan pupuk dapat
digolongkan menjadi (1) pupuk pelepas hara cepat, misalnya urea dan
(2) pupuk pelepas hara perlahan. Pupuk pelepas hara perlahan dapat
terjadi karena kelarutannya memang kecil, misalnya fosfat alam, atau
dapat dibuat dengan penyelaputan (coating), misalnya SCU (Sulphur
coated urea) atau karena dibuat suatu campuran sehingga kelarutannya
menurun, misalnya urea-formaldehida.
● Berdasarkan senyawanya pupuk digolongkan menjadi dua, yaitu pupuk
organik dan pupuk anorganik. Contoh pupuk organik adalah kompos,
pupuk kandang, pupuk hijau, guano. Sedangkan contoh pupuk
anorganik : Urea, ZA, KCl.
● Berdasarkan proses pembuatannya, bahan pupuk dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu pupuk alam (misalnya pupuk kandang, pupuk fosfat
alam, guano) dan pupuk buatan (pupuk yang dibuat di pabrik) misalnya
: urea, ZA.
● Berdasarkan kadar unsur haranya, pupuk dibagi menjadi 3, yaitu: (1)
Pupuk kadar hara tinggi yaitu pupuk yang mengandung hara lebih dari
30% misalnya urea mengandung 45% N. (2) Pupuk kadar hara sedang
yaitu pupuk yang mengandung hara 20- 30% misalnya abu dapur
mengandung 10-30% K2O. (3) Pupuk kadar hara rendah yaitu pupuk
yang mengandung hara kurang dari 20% misalnya FMP mengandung K
19% (< 20%)
● Berdasarkan penggunaannya, pupuk dibagi menjadi dua, yaitu: (1)
Pupuk daun yaitu pupuk yang diberikan ke tanaman dengan cara

Agribisnis Tanaman I 261


dilarutkan kemudian disemprotkan pada permukaan daun, dan (2)
pupuk akar/tanah yaitu pupuk yang diberikan melalui akar atau tanah
● Berdasarkan jumlah unsur hara yang terkandung didalamnya, pupuk
dibagi menjadi tiga, yaitu (1) pupuk tunggal (single fertilizers) jika hanya
mengandung satu unsur hara saja sebagai penambah kesuburan,
contoh pupuk ini yaitu Urea, TSP, SP-36, dan (2) pupuk majemuk
(compound fertilizers) jika mengandung dua atau lebih unsur hara pokok
(makro maupun mikro), misalnya nitrofosfat / NP (23-23-0), (3) Pupuk
campuran yaitu pupuk yang dibuat dengan mencampur pupuk tunggal
yang memiliki kadar hara yang tinggi disebut sebagai pupuk campur
(mixed fertilizers). Semua pupuk belum tentu dapat dicampur secara
langsung tanpa menimbulkan dampak negatif atau kerugian. Beberapa
pupuk akan menimbulkan masalah jika dicampur. Pupuk yang akan
menimbulkan masalah antara lain: - Pupuk yang mempunyai sifat
higroskopis yang tinggi, sehingga ketika dicampur pupuk akan
menggumpal. - Pencampuran pupuk akan menyebabkan kehilangan
haranya (menguap). - Pencampuran akan membentuk senyawa baru,
sehingga hara tidak tersedia bagi tanaman. Berdasarkan sifat yang
ditimbulkan akibat pencampuran pupuk, dapat dibedakan menjadi 5
kriteria. Sebagai pedoman mencampur pupuk dapat dilihat pada
Tabel…….Adapun kriteria dampak pencampuran pupuk sebagai
berikut.
A = Selalu dapat dicampur
B = Dapat dicampur menjelang pemakaian
C = Campuran menjadi keras, tetapi mudah dihaluskan dan disimpan
D = Campuran menjadi keras
E = Sama sekali tidak dapat dicampur

262 I Agribisnis Tanaman


Tabel 7. Pedoman dalam mencampur pupuk

Keterangan: 1. Amonium Sulfat (ZA) 2. Sendowo Chilli 3. Urea 4.


Kalkstikstof 5. Bungki, Guano 6. Doble Superfosfat (DS) 7. Fosfat Alam
Tepung Tulang 9. Ammophos 10.KCl 11. ZK, PK 12. Nitrophoska
13.Kapur, Napal 14.Pupuk Kandang (Rajiman, 2020)

1. Pengertian dan Tujuan Pemupukan


Pemupukan adalah tindakan memberikan tambahan unsur-unsur hara
pada kompleks tanah, baik langsung maupun tidak langsung sehingga
mampu menyumbangkan bahan makanan bagi tumbuhan/ tanaman.
Pemupukan pada prinsipnya merupakan pemberian bahan penyedia hara
guna menambah atau menggantikan hara yang telah digunakan atau
hilang. Pemupukan bertujuan untuk memenuhi nutrisi yang dibutuhkan
tanaman agar tanaman tumbuh secara optimal dan menghasilkan produksi
dengan mutu yang baik.
Pemupukan dilakukan disebabkan dalam tanah hara mengalami
perubahan berupa menguap, tercuci, perkolasi, diserap tanaman dan
dibawa panen. Latar belakang pemupukan disebabkan oleh:
- Tanah miskin hara.

Agribisnis Tanaman I 263


- Pertumbuhan tanaman terhambat walaupun sudah dilakukan
penyiangan dan ditemukan gejala kekurangan unsur hara.
- Pertumbuhan tanaman perlu dipercepat untuk mengurangi risiko akibat
persaingan dengan gulma.
- Ingin meningkatkan hasil pertambahan pertumbuhan (tiap volume) per
satuan luas pada akhir daur.

Kegiatan memupuk tanaman meliputi: memilih jenis pupuk dan menghitung


kebutuhan pupuk.
3. Menghitung Kebutuhan Pupuk
Penggunaan pupuk seringkali berlebihan atau kurang, sehingga hasil
pertanian tidak dapat optimal. Dalam menentukan kebutuhan pupuk suatu
lahan harus memperhatikan dosis pupuk yang diberikan, kandungan hara
pupuk yang digunakan dan kehilangan hara dari lahan. Pemberian jumlah
pupuk yang tidak tepat akan berakibat fatal terhadap tanaman dan tanah.
Akibat yang timbul dari pemberian pupuk yang tidak tepat antara lain:
- Kematian tanaman yang diusahakan.
- Timbulnya gejala atau penyakit tanaman yang baru.
- Kerusakan/degradasi tanah.
- Tidak ekonomi.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka pemberian pupuk perlu
diperhitungkan secara cermat.
Faktor yang berpengaruh terhadap perhitungan kebutuhan pupuk adalah
: fase/umur tanaman, dan kandungan unsur hara dalam pupuk. Pupuk
diberikan sesuai porsi pertumbuhan atau melihat kondisi tanaman.
Semakin besar tanaman, dosis yang dibutuhkan semakin banyak, karena
semua bagian tanaman terutama daun dan batang harus terkena pupuk.
Demikian komposisi nutrisi dalam pupuknya bervariasi tergantung fase
pertumbuhan. Pada awal pertumbuhan kebutuhan unsur hara N, P, dan K
seimbang, selanjutnya pada fase vegetative aktif, kebutuhan unsur N
relative lebih tinggi dibanding unsur yang lain. Pada pertumbuhan
generative, kebutuhan unsur P dan K lebih tinggi dibanding unsur N.
Contoh perhitungan kebutuhan pupuk (1)

264 I Agribisnis Tanaman


Pada umur 1 bulan, tanaman perlu dipupuk dengan pupuk daun. Dosis
pupuk pertanaman 25 cc larutan. Konsentrasi larutan 2 gr per liter air.
Berapa jumlah gram pupuk yang dibutuhkan apabila jumlah tanamannya
1000 tanaman?

Jawab

Diketahui :

Dosis pupuk per tanaman = 25 cc

Jumlah tanaman yang akan = 1000 tanaman


dipupuk

Konsentrasi pupuk yang = 2 gr/liter


digunakan

Ditanyakan : Jumlah pupuk yang dibutuhkan?

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus mengetahui berapa volume


larutan pupuk yang harus dibuat.
● Dosis pupuk per tanaman 25 cc larutan. Jumlah tanaman yang
akan dipupuk adalah 1.000, sehingga volume larutan pupuk yang
dibutuhkan adalah: 1.000 x 25 cc = 25.000 cc = 25 liter.
● Konsentrasi larutan adalah 2 gr per liter
● Jadi pupuk yang dibutuhkan adalah: 25 lter x 2 gr/liter = 50 gram

Contoh perhitungan kebutuhan pupuk (2)

Pada percobaan pemupukan tanaman kedelai direkomendasikan


pemberian pupuk N 100 kg, P2O5 75 kg dan K2O 50 kg untuk ukuran petak
10m x 10m.

Berapa kebutuhan pupuk:

1. Urea
2. SP-36
3. KCl

Diketahui:

Urea (45% N), artinya setiap 100 kg Urea terdapat 45 kg N

SP-36 (36% P2O5), artinya setiap 100 kg SP-36 terdapat 36 kg P2O5

Agribisnis Tanaman I 265


KCl (60%K2O), artinya setiap 100 kg KCl terdapat 60 kg K2O

Langkah untuk menghitung kebutuhan pupuk tersebut adalah sebagai


berikut:

JAWABAN :

Tentukan jumlah kebutuhan pupuk urea, SP-36, dan KCl per hektar

Dengan kandungan Urea 45% N maka dosis urea per hektar = 100/45 x
100 = 222.22 kg Urea per hektar;

Selanjutnya untuk menghitung kebutuhan pupuk untuk ukuran 10 m x 10 m

Kebutuhan Urea = (10x10)/10 000)) x 222 = 2.22 kg per petak

Dengan kandungan SP-36 36% P2O5 maka dosis SP-36 per hektar =
100/36 x 75 = 208.33 kg

Selanjutnya untuk untuk menghitung kebutuhan pupuk SP-36 untuk petak


berukuran 10 m x 10 m

Kebutuhan SP-36 = (10x10)/10000) x 208.3 = 2.083 kg per petak

Dengan kandungan KCl 60% K20, maka dosis KCl per hektar = 100/60 x
50 = 83.33 kg

Selanjutnya untuk untuk menghitung kebutuhan pupuk KCl untuk petak 10


m x 10 m

Kebutuhan KCl = (10x10)/10000) x 83.33 = 0.83 kg per petak

Contoh latihan (3)

● Pupuk kotoran ayam


Diketahui : Dosis per hektar = 5 ton/ha = 5000 kg/ha

Ditanya : Dosis per (1.8 m x = 2.16 m2


1.2 m)

Jawab = 5000 kg = X

10000 m2 2.16 m2

= 5000 x = 1.08 kg
X 2.16

10000

● Urea

Diketahui : Dosis per hektar = 150 kg/ha = 150000 gr/ha

266 I Agribisnis Tanaman


Jumlah tanaman per = 71000
hektar tanaman

Ditanya : Dosis per tanaman

Jawab : 150000 = 2.11 gr/tanaman

71000

● SP-36

Diketahui : Dosis per hektar = 125 kg/ha = 125000 gr/ha

Jumlah tanaman per = 71000


hektar tanaman

Ditanya : Dosis per tanaman?

Jawab : 125000 = 1.76 gr/tanaman

71000

Menghitung kebutuhan pupuk per hektar

●Direkomendasikan dosis: 120 kg N, 90 kg P 2O5 dan 50 kg K2O


●Pupuk yang tersedia: Urea, TSP, dan KCl (Urea 45%N, TSP 46% P2O5,
KCl 60% K2O)
Perhitungannya:

Urea = 120 X 100 = 266.7 kg

45

TSP = 90 X 100 = 195.65 kg

46

KCl = 50 X 100 = 83.3 kg

60

Menghitung kebutuhan pupuk per luasan tertentu

● Luas sawah 750 m2


● Dosis pemupukan 120 kg N, 90 kg P2O5, dan 50 kg K2O
● Pupuk yang tersedia: Urea, TSP, dan KCl (Urea 45%N, TSP 46% P2O5,
KCl 60% K2O)

Agribisnis Tanaman I 267


Perhitungannya:

Urea = 750 X (120/45 x = 20 kg


100)
1000
0

TSP = 750 X (90/46 x 100) = 14.6 kg

1000
0

KCl = 750 X (50/60 x 100) = 6.25 kg

1000
0

4. Aplikasi Pemupukan

Untuk meningkat keberhasilan pemupukan terhadap hasil pertanian pemupukan


harus dilakukan dengan tepat cara dan waktu.

a. Cara Pemupukan
Cara pemberian pupuk pada tanaman disesuaikan dengan bentuk pupuk
dan jenis tanaman yang dipupuk. Pemberian pupuk agar bermanfaat bagi
tanaman harus mempertimbangkan waktu dan cara pemberiannya.
Penggunaan pupuk diharapkan mampu meningkatkan produksi secara
optimal. Pemilihan cara pemupukan yang baik sangat tergantung pada jenis
tanah, kadar lengas, daya fiksasi tanah terhadap hara, pengolahan, jenis
tanaman, sistem perakaran, kemampuan tanaman menyerap hara dan
macam pupuk yang diberikan.
Ada beberapa cara pemupukan yang dilakukan pada usaha tani yaitu:
1. Cara Disebar. Pemupukan ini dilakukan dengan cara menyebar pupuk
secara merata di seluruh areal lahan yang ditanami. Pemberian pupuk
cara sebar dapat dilakukan sebelum atau sesudah ada tanaman.
Pemupukan dengan cara sebar akan menghemat tenaga, namun dalam
pelaksanaannya harus dihindari tanaman dalam kondisi basah,
terutama pemupukan N dan K. Jika dalam kondisi basah daun dapat
terbakar. Pemupukan ini umumnya dilakukan pada pupuk dasar dan

268 I Agribisnis Tanaman


susulan, seperti tanaman padi, jagung, kedelai dll. Pupuk yang
disebarkan merata pada tanah-tanah di sekitar pertanaman atau pada
waktu pembajakan/penggaruan terakhir, sehari sebelum tanam,
kemudian diinjak-injak agar pupuk masuk ke dalam tanah.
Pemupukan dengan cara disebar harus memperhatikan beberapa hal,
yaitu:
- Tanaman ditanam pada jarak tanam yang rapat, baik teratur dalam
barisan maupun tidak teratur dalam barisan.
- Tanaman mempunyai akar yang dangkal atau berada pada dekat
dengan permukaan tanah.
- Tanah mempunyai kesuburan yang relatif baik.
- Pupuk yang dipakai cukup banyak atau dosis permukaan tinggi.
- Daya larut pupuk besar, karena bila daya larutnya rendah maka yang
diambil tanaman sedikit.
Namun pemupukan dengan cara disebar tentunya akan mengurangi
efektivitas pemupukan. Secara umum pemupukan cara disebar
menyebabkan kerugian yang berupa:
- Penyebaran atau pencampuran pupuk tidak merata pada semua
lapisan olah tanah.
- Memerlukan jumlah yang besar, karena sebagian akan mengalami
kehilangan melalui pencucian dan penguapan.
- Memerlukan alat atau tangan dalam mengaplikasikan.

Pemupukan dengan cara disebar membutuhkan kondisi yang ideal


terutama lingkungan, khususnya ketika pemupukan susulan. Pada
saat pemupukan susulan diusahakan daun dalam kondisi kering, jika
kondisi basah pupuk akan menempel pada daun dan menyebabkan
plasmolisis atau daun mengering terbakar. Bahaya daun terbakar
terutama pada pupuk nitrogen dan kalium.

2. Cara Dibenamkan. Pemupukan dengan cara dibenam dapat dilakukan


pada jalur dengan meletakkan pupuk padat atau menyemprotkan cairan
ke dalam tanah sebelum tanam. Pembenaman pupuk dapat dilakukan
dengan menggunakan alat sederhana (bajak atau garu).

Agribisnis Tanaman I 269


Pembenaman pupuk dapat dilakukan dengan 4 cara yaitu:
- Pembenaman lapisan bajak, yaitu dengan cara pupuk diletakkan di
bekas alur bajak, kemudian ditutup dengan pembalikan tanah alur
berikutnya.
- Pembenaman dalam Pupuk N, yaitu pupuk N disebar di permukaan
tanah, kemudian dibalik pada waktu pembajakan, sehingga pupuk
posisinya berada dalam tanah. Pemberian pupuk dilakukan sebelum
lahan diairi.
- Pembenaman Setempat, yaitu pupuk diberikan pada alur atau lubang
tertentu dekat tanaman atau memasukkan pupuk ke dalam lubang di
samping tanaman dengan jarak tertentu. Perlakuan pemupukan model
ini umumnya dilakukan pada tanaman tahunan.
- Pembenaman pupuk melalui penugalan di sekitar tanaman. Penugalan
biasanya dilakukan pada tanaman palawija.

Pemupukan dengan cara dibenamkan perlu mempertimbangkan


beberapa hal, yaitu:
- Pupuk yang digunakan relatif sedikit.
- Jarak tanam antara tanaman yang dipupuk cukup jarang dan jarak
antara barisan pertanaman cukup jarang.
- Kesuburan tanah rendah.
- Tanaman dengan perkembangan akarnya yang sedikit.
- Untuk tanah tegalan atau darat.
- Bila mengkhawatirkan akan terjadi pengikatan unsur hara oleh tanah
dalam jumlah yang cukup besar.
3. Melalui Daun. Pemupukan dilakukan dengan cara menyemprotkan
pupuk melalui daun. Pemupukan melalui daun harus lebih hati-hati
terutama dalam menentukan dosis larutan yang digunakan, karena
pemupukan melalui daun terdapat beberapa kendala yaitu:
- Pinggir daun sering terbakar karena larutan terlalu pekat.
- Memerlukan frekuensi yang lebih banyak, karena hara yang diberikan
rendah.
- Biaya persatuan hara tinggi.

270 I Agribisnis Tanaman


Penggunaan pupuk melalui daun harus mempertimbangkan beberapa
aspek antara lain:

- Unsur hara sulit diambil tanaman melalui akar tanah, misalnya tanaman
yang tumbuh pada tanah berpasir atau tanah-tanah yang berbatu.
- Jumlah unsur hara yang dibutuhkan tanaman sangat sedikit (unsur
hara mikro).
- Kondisi dan sifat fisik pupuk yang buruk. Pemupukan lewat daun
dilakukan dengan cara pupuk dilarutkan ke air dengan konsentrasi
sangat rendah kemudian disemprotkan langsung kepada daun.
Pemberian pupuk melalui daun harus mempertimbangkan:
- Konsentrasi larutan pupuk dibuat sangat rendah atau mengikuti
petunjuk dalam kemasan pupuk. Pembuatan konsentrasi larutan pupuk
jangan terlalu pekat.
- Pupuk daun disemprotkan ke bagian daun yang menghadap ke bawah,
karena stomata umumnya menghadap ke bawah.
- Penyemprotan dilakukan pagi atau sore ketika matahari belum begitu
menyengat. Hal ini bertujuan untuk mengurangi penguapan hara pada
saat penyemprotan.
- Penyemprotan pupuk daun jangan dilaksanakan menjelang musim
hujan dengan tujuan untuk menghindari pencucian oleh air hujan.
4. Melalui Udara. Pupuk padat maupun cair dapat diberikan lewat udara
dengan cara disebar melalui pesawat udara. Pemupukan melalui udara
umumnya dilakukan pada lahan yang curam, sukar dilewati, lahan luas
atau pemupukan di hutan dan padang rumput.
5. Melalui Injeksi ke Dalam Tanah. Pemupukan dengan injeksi bertujuan
untuk mengurangi kehilangan hara akibat penguapan. Pada umumnya
pemupukan dengan injeksi dilakukan pada pupuk dengan kadar N yang
tinggi. Pemupukan dilakukan dengan pupuk dimasukkan injeksi
kemudian dimasukkan ke tanah.
6. Melalui Sprinkler Irigation. Pemupukan ini merupakan langkah
efisiensi, karena pemupukan dilakukan dengan memasukkan pupuk ke
penampungan, kemudian dipompa dan disemprotkan ke udara,

Agribisnis Tanaman I 271


sehingga membasahi tanaman. Model ini banyak diterapkan pada
model pertanian aeroponik dan perkebunan kopi.
b. Waktu Pemupukan
Waktu pemupukan memiliki hubungan erat dengan ketersediaan hara
dan kebutuhan hara oleh tanaman. Pemberian pupuk pada waktu yang
tepat berarti menyediakan hara sesuai dengan kebutuhannya. Secara
umum kebutuhan hara tanaman akan mengalami kenaikan sejalan
dengan umur tanaman. Soetejo et al., (1988) menyebutkan bahwa
waktu aplikasi juga menentukan pertumbuhan tanaman. Berbedanya
waktu aplikasi akan memberikan hasil yang tidak sesuai dengan
pertumbuhan tanaman. Waktu pemberian pupuk berhubungan dengan
sifat kelarutan pupuk. Sifat kelarutan pupuk ada 2 yaitu mudah larut dan
sukar larut. Pupuk yang sukar larut (P dan K), umumnya diberikan
sebelum tanam. Pupuk yang mudah larut (N) diberikan sesuai dengan
kebutuhan tanaman. Pemberian pupuk pada tanaman secara umum
dilakukan pada fase pertumbuhan vegetatif dan generatif. Pemberian
pupuk nitrogen umumnya diberikan pada waktu pertumbuhan vegetatif,
sedangkan pupuk P dan K diperlukan saat pertumbuhan generatif.

D. Rangkuman

Pupuk adalah bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara baik organik
atau anorganik yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk
mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu
berproduksi dengan baik. Pupuk dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk
fasenya, reaksi kimia, cara pelepasan/penyediaan hara, proses pembuatannya,
dan jumlah unsur hara yang terkandung didalamnya, kadar haranya,
penggunaannya, dan kandungan unsur haranya.

Berdasarkan bentuk fasenya, pupuk dapat digolongkan menjadi tiga golongan,


yaitu :

1. Fase padat : Bentuk Kristal (ZA), granuler (SP-36), briket (Urea tablet).

272 I Agribisnis Tanaman


2. Fase cair : WuxalTM, ammonia cair.

3. Fase gas : ammonia (NH3)

Berdasarkan reaksi kimianya, pupuk dapat dibedakan menjadi: (1) pupuk masam,
(2) pupuk basa dan (3) pupuk netral. Berdasarkan cara pelepasan hara /
penyediaan hara bahan pupuk dapat digolongkan menjadi (1) pupuk pelepas hara
cepat, misalnya urea dan (2) pupuk pelepas hara perlahan, misalnya fosfat alam,
SCU (Sulphur coated urea), dan urea-formaldehida. Berdasarkan senyawanya
pupuk digolongkan menjadi dua, yaitu pupuk (1) organik contohnya pupuk organik
adalah kompos, pupuk kandang, pupuk hijau, guano, dan (2) pupuk anorganik
contohnya pupuk anorganik : Urea, ZA, KCl. Berdasarkan proses pembuatannya,
bahan pupuk dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pupuk alam (misalnya pupuk
kandang, pupuk fosfat alam, guano) dan pupuk buatan (pupuk yang dibuat di
pabrik) misalnya : urea, ZA. Berdasarkan kadar unsur haranya, pupuk dibagi
menjadi 3, yaitu: (1) Pupuk kadar hara tinggi yaitu pupuk yang mengandung hara
lebih dari 30% misalnya urea mengandung 45% N. (2) Pupuk kadar hara sedang
yaitu pupuk yang mengandung hara 20- 30% misalnya abu dapur mengandung
10-30% K2O. (3) Pupuk kadar hara rendah yaitu pupuk yang mengandung hara
kurang dari 20% misalnya FMP mengandung K 19% (< 20%). Berdasarkan
penggunaannya, pupuk dibagi menjadi dua, yaitu: (1) Pupuk daun yaitu pupuk
yang diberikan ke tanaman dengan cara dilarutkan kemudian disemprotkan pada
permukaan daun, dan (2) pupuk akar/tanah yaitu pupuk yang diberikan melalui
akar atau tanah. Berdasarkan jumlah unsur hara yang terkandung didalamnya,
pupuk dibagi menjadi tiga, yaitu (1) pupuk tunggal (single fertilizers) jika hanya
mengandung satu unsur hara saja sebagai penambah kesuburan, contoh pupuk
ini yaitu Urea, TSP, SP-36, dan (2) pupuk majemuk (compound fertilizers) jika
mengandung dua atau lebih unsur hara pokok (makro maupun mikro), misalnya
nitrofosfat / NP (23-23-0), (3) Pupuk campuran Kegiatan memupuk tanaman
meliputi: memilih jenis pupuk dan menghitung kebutuhan pupuk.
Pemupukan adalah tindakan memberikan tambahan unsur-unsur hara pada
kompleks tanah, baik langsung maupun tidak langsung sehingga mampu
menyumbangkan bahan makanan bagi tumbuhan/ tanaman. Pemupukan pada
prinsipnya merupakan pemberian bahan penyedia hara guna menambah atau
menggantikan hara yang telah digunakan atau hilang. Pemupukan bertujuan untuk

Agribisnis Tanaman I 273


memenuhi nutrisi yang dibutuhkan tanaman agar tanaman tumbuh secara optimal
dan menghasilkan produksi dengan mutu yang baik. Untuk meningkat
keberhasilan pemupukan harus dilakukan dengan tepat cara dan waktu. Ada
beberapa cara pemupukan yang dilakukan pada usaha tani yaitu: cara sebar, cara
dibenamkan, melalui daun, melalui udara, melalui injeksi ke dalam tanah, dan
melalui sprinkler irrigation.
Waktu pemberian pupuk berhubungan dengan sifat kelarutan pupuk. Sifat
kelarutan pupuk ada 2 yaitu mudah larut dan sukar larut. Pupuk yang sukar larut
(P dan K), umumnya diberikan sebelum tanam. Pupuk yang mudah larut (N)
diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pemberian pupuk pada tanaman
secara umum dilakukan pada fase pertumbuhan vegetatif dan generatif.
Pemberian pupuk nitrogen umumnya diberikan pada waktu pertumbuhan vegetatif,
sedangkan pupuk P dan K diperlukan saat pertumbuhan generatif. Pembelajaran
12. Dasar-dasar Penanaman

274 I Agribisnis Tanaman

Anda mungkin juga menyukai