Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN HASIL PENELITIAN

BIOTEKNOLOGI TERAPAN
PEMBUATAN MOL ABBI (Air Bekas Bilas Ikan) DAN BOKASHI
sebagai salah satu bahan penilaian kepala sekolah terhadap aktivitas pengembangan diri guru

Disusun Oleh
Ayu Megawati, S.P

SMK NEGERI 1 BATEALIT


Jalan Raya Batealit Bangsri KM 1 Bringin Batealit Jepara
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena petunjuk dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. laporan ini disusun guna
melengkapi sebagai salah satu bahan penilaian kepala sekolah terhadap aktivitas
pengembangan diri guru.
Laporan yang kami susun tidaklah sempurna tanpa bantuan dari berbagai pihak, untuk
itu kami mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bambang Riyanto, S.Pd., M.Pd Selaku kepala SMK Negeri 1 Batealit
2. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini
Mudah-mudahan laporan ini dapat bermanfaat bagi semua yang membaca. kami telah
berupaya untuk menampilkan yang terbaik dalam laporan ini, kehidupan tidak ada yang
sempurna kecuali yang memberi hidup, begitu juga laporan yang kami susun belum
sepenuhnya sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pembaca yang budiman guna menyempurnakan laporan ini.
Kudus, Desember 2020
Penulis

Ayu Megawati, SP
PENDAHULUAN
Pupuk merupakan nutrisi atau unsur hara yang ditambahkan kepada tanaman, dimana
tanaman kekurangan akan unsur hara. Nutrisi pupuk dapat berupa bahan organik atau non
organik ( mineral ). Pupuk berbeda dengan suplemen. Pupuk mengandung bahan bakar yang
diperlukan pertumbuhan tanaman, sementara suplemen seperti hormon tumbuhan membantu
kelancaran proses metabolisme.
Pupuk dapat berupa pupuk organik dan pupuk kimia.Pupuk kimia merupakan pupuk
berasal dari bahan-bahan kimia sehingga sangat berefek negatif pada lingkungan dan
menurunkan kuantitas dari tanaman, sedangkan pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari
sisa-sisa pembusukan atau pengomposan.Pupuk organik dapat berupa kompos, pupuk hijau,
ataupun kotoran ayam.Pupuk organik biasanya berupa zat padat.Akan tetapi, pupuk organik
juga dapat berupa pupuk cair.
Pupuk organik cair adalah larutan dari pembusukan bahan-bahan organik yang berasal
dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu
unsur.Kelebihan dari pupuk organik ini adalah dapat secara cepat mengatasi defesiensi hara,
tidak masalah dalam pencucian hara, dan mampu menyediakan hara secara cepat.Salah satu
pupuk organik cair adalah MOL (Mikro Organisme Lokal).
Berdasarkan uraian diatas, pembuatan MOL (Mikro Prganisme Lokal) ini sengatlah
penting untuk dikembangkan bagi petani lebih lanjut, petani akan mampu membuatnya sendiri
karena mudah dalam pembuatannya serta bahan yang digunakan sangat tidak sulit disediakan,
bersumber dari bahan yang hendak dibuang/limbah/tidak bisa dikonsumsi lagi. Disisi yag sama
petani juga nantinya akan membutuhkan pupuk cair yang bersifat organik dan murah sehingga
penggunaan pupuk kimia akan berkurang.
Dengan membuat MOL kita juga bisa membuat Bokasi, Bokashi adalah suatu kata
dalam bahasa jepang yang berarti “Bahan organik yang telah difermentasikan” jadi pupuk
organik bokashi merupakan hasil fermentasi bahan organik dari limbah pertanian (kotoran
ternak, jerami padi, sekam padi, serbuk gergaji, sampah, rumput dan lain-lain) yang diolah
dengan menggunakan aktifator Effective Microorganism (EM), dengan sistem bokashi ini kita
bias memanfaatkan limbah menjadi pupuk organic yang berkualitas dan dalam waktu yang
singkat.
Tujuan Praktikum
Tujuan pada praktikum pembuatan pupuk bokashi adalah sebagai berikut:
• Untuk mengetahui cara pembuatan MOL dan pupuk bokashi.
• Untuk mengetahui komponen-komponen yang dibutuhkan dalam pembuatan MOL dan
pupuk bokashi
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai
starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair. Bahan utama MOL terdiri
dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber mikroorganisme. Bahan dasar
untuk fermentasi larutan MOL dapat berasal dari hasil pertanian, perkebunan, maupun limbah
organik rumah tangga. Karbohidrat sebagai sumber nutrisi untuk mikroorganisme dapat
diperoleh dari limbah organik seperti air cucian beras, singkong, gandum, rumput gajah, dan
daun gamal. Sumber glukosa berasal dari cairan gula merah, gula pasir, sebagai sumber energi,
air kelapa dan urin sapi sebagai sumber mikroorganisme. Larutan MOL yang telah mengalami
proses fermentasi dapat digunakan sebagai dekomposer dan pupuk cair untuk meningkatkan
kesuburan tanah dan sumber unsur hara bagi pertumbuhan tanaman. Mikroorganisme
merupakan makhluk hidup yang sangat kecil, mikroorganisme digolongkan ke dalam golongan
protista yang terdiri dari bakteri, fungi, protozoa, dan algae (Darwis, 1992
Bokashi dapat digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat
fisik, kimia, dan biologi tanah. Pengaruh terhadap sifat fisik tanah yaitu melalui pembentukan
agregat tanah sehingga dapat memperbaiki struktur tanah. Pengaruh terhadap sifat kimia tanah
adalah meningkatnya kandungan unsur hara tanah, sedangkan pengaruhnya terhadap biologi
tanah adalah meningkatnya populasi dan aktivitas mikroorganisme sehingga ketersediaan
unsur hara akan meningkat pula (Gabesius, 2012).
METODE PENELITIAN
• Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan di laboratorium kultur jaringan tanaman, Agribisnis
Tanaman, SMK Negeri 1 Batealit pada bulan desember 2020.

• Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah botol aqua, drigen, selang, lem lilin,
tabung reaksi, karung, rafia, termometer, ember dan timbangan.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air bekas cucian ikan, air leri,
molase, dedaunan, dedak dan pupuk kandang.
• Langkah Kerja
• Pembuatan Mol
• Siapkan alat dan bahan
• Buat lubang kecil pada tutup botol untuk memasang selang sehingga
oksigen dari botol mol mengalir ke botol yang berisi air.
• Siapakan abbi 1000 ml, Air cucian beras 1500 ml dan 75 ml molase/gula
• Masukkan bahan-bahan tersebut ke dalam botol bekas aqua ( 1 l)/drigen
• Tutup rapat botol tersebut kemudian kocok botol tersebut agar gula dapat
larut
• Tunggu 14 hari dan di saring.
• Pembuatan Bokasi
• Siapkan alat dan bahan serta MOL Abbi yang sudah jadi
• Siapkan 5 kg dedaunan, 500 gram dedak, 500 gram pupuk kandang dan 500
ml mol.
• Aduk semua bahan tersebut secara homogen.
• Kemudian semprotkan MOL Abbi dalam adonan tersebut, jika MOL pekat
harus diencerkan, tapi karena MOL Abbi ini encer dan tidak pekat maka tak
perlu diencerkan
• Kemudian masukkan dalam karung dan tali dengan rafia.
• Simpan dan amati setiap 3 hari sekali selama 3 minggu.
• Parameter Pengamatan
Untuk parameter yang diamati adalah aroma, warna, bentuk dan temperatur.
HASIL DAN PEMBAHASAN
• MOL
Pengamatan Warna aroma Endapan Bentuk
1 Hitam Wangi + - Cair
2 Coklat Wangi ++ + Cair
3 Coklat Fermentasi ++ Cair bening
+++ kecoklatan
Pada praktikum pembuatan MOL Abbi ini satu minggu setelah pembuatan Mol, mol
masih berwarna hitam, namun sudah tercium aroma wangi dari pada saat pertama
berbau amis, dan tidak muncul endapan. Sedangkan pada 2 MSP warna Mol sudah
berubah menjadi coklat dan mempunyai endapan baunyapun wangi seperti Tape,
tandanya Mol sudah jadi dan siap disaring.
• Bokasi
Pengamatan Warna bentuk aroma Temperatur
1 Hitam Serasah daun Bau serasah 24 0C
2 Hitam Serasah daun Bau serasah 330C
3 Hitan Serasah daun Bau serasah 280C
keputihan
4 Hitan Serasah daun Bau serasah 250C
keputihan
5 Hitan Serasah daun Bau serasah 220C
keputihan
6 Hitan Serasah daun Bau serasah 210C
keputihan
pada 6 kali pengamatan, menunjukkan pada pengamatan 1, yaitu 3 hari setelah pencampuran
suhu masih rendah, tapi setelah 1 minggu dalam karung suhu naik, namun pada 9 hari setelah
pencampuran sampai pengamatan terakhir temperatur semakin menurun hal ini menunjukkan
bahwa bokasi sudah siap dipanen.
PENUTUP
• Kesimpulan
• Keberhasilan pembuatan MOL Abbi ini sudah mulai terlihat sejak 1 minggu setelah
pembuatan MOL. Dan pada minggu ke 2, MOL sudah jadi dan siap disaring.
• Untuk pembuatan bokashi sendiri, suhu meningkat derastis pada 6 hari setelah
pembuatan bokasi, dan mulai menurun hingga pengamtan ke 6. Jadi MOL siap
digunakan. Namun setelah 9 hari bokasi berubah warna menjadi hitam keputihan
karena terdapat jamur.
• Saran
Pada praktikum pembuatan MOL dan Bokasi ini rata-rata berhasil, dan tidak ada
kendala yang berat.
DAFTAR PUSTAKA
Http://www.Fiqhiardiansyah.blogspot.com/2013/04/mol-mikro-organisme-lokal

Anda mungkin juga menyukai