Anda di halaman 1dari 13

MIKROORGANISME LOKAL (MOL) NASI BASI

(Laporan Praktikum Bioteknologi Kehutanan)

Oleh

Hafizh Awandi
2014151046

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman membutuhkan nutrisi untuk menunjang pertumbuhannya. Pertumbuhan


tanaman akan optimum jika tanaman memperoleh unsur hara yang cukup. Cara
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman adalah
menambahkan bahan-bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan
biologi dalam tanah. Bahan organik memiliki kemampuan mengikat butiran-
butiran primer tanah menjadi butiran-butiran sekunder yang memberikan
pengaruh baik terhadap tanaman. Pengaruh baik ini berupa kemampuan tanah
menahan air, menyediakan unsur hara yang lebih baik bagi tanaman, serta
memperbanyak jumlah dan jenis mikroba-mikroba yang ada dalam tanah . Bahan
organik memiliki peran penting sebagai sumber energi dan pakan untuk
mendukung berbagai kehidupan serta perkembangbiakan mikroba dalam tanah
( Manure, 2014).

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencukupi kebutuhan nutrisi tanaman adalah
mengganti bahan-bahan kimia yang akan merusak lingkungan dengan
menggunakan mikroorganisme lokal (MOL). Adapun bahan utama pembuatan
MOL terdiri dari karbohidrat, glukosa, dan sumber mikroorganisme. Bahan dasar
untuk fermentasi larutan MOL dapat diperoleh dari hasil perkebunan, pertanian,
maupun limbah organik rumah tangga. Karbohidrat sebagai sumber nutrisi untuk
mikroorganisme diperoleh dari limbah-limbah organik seperti gandum, singkong,
air cucian beras, dan lain-lain. Glukosa berasal dari air kelapa, cairan gula merah,
maupun gula pasir. Serta sumber mikroorganisme berasal dari kulit buah yang
sudah busuk, terasi, keong, maupun nasi basi. Salah satu MOL yang
sering dibuat adalah MOL dari nasi basi (Hadinata, 2006).

1.2 Tujuan

Adapun tujuan praktikum ini sebagai berikut.


1. Mahasiswa dapat mengetahui proses pembuatan MOL nasi basi.
2. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat dari MOL nasi basi.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Mikroorganisme Lokal (MOL)

Mikroorganisme adalah jasad hidup yang berukuran sangat kecil (Kusnadi,2003).


Setiap sel yang dimiliki mikroorganisme mempunyai kemampuan untuk
melakukan aktifitas kehidupan. Mikroorganisme tidak hanya berdampak buruk
bagi kita manusia, namun juga memberikan manfaat bagi manusia. Sangat banyak
mikroorganisme yang dimanfaatkan di bidang kesehatan, pertanian, perkebunana,
dan lingkungan. Pembuatan MOL adalah salah satu pemanfaatan mikroorganisme
tersebut (Hadi, 2019).

Mikroorganisme Lokal (MOL) adalah larutan yang berasal dari bahan-bahan


alami dan bisa berupa limbah makanan, sebagai media berkembangnya
mikroorganisme. Dalam larutan MOL terdapat unsur hara mikro, makro,dan
mikroba yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang
pertumbuhan dan sebagai agen pengendali hama. Pada dasarnya pembuatan Mol
tidak jauh berbeda dari pembuatan pupuk kompos. Untuk mempercepat
pertumbuhan mikroorganisme biasanya ditambahkan gula, air kelapa, air cucian
beras, dan lainnya (Kumalasari, 2020).

2.2. Fermentasi

Fermentasi merupakan suatu proses perubahan kimia pada suatu substrat organik
melalui aktivitas enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme (Suprihatin, 2010).
Mikroba yang biasanya terlibat dalam fermentasi pangan adalah bakteri, khamir
dan kapang. Prinsip dasar fermentasi adalah mengaktifkan aktivitas mikroba
tertentu sehingga dapat merubah sifat bahan yang menghasilkan produk
fermentasi bermanfaat (Afrianti, 2013). Beberapa faktor yang mempengaruhi
fermentasi antara lain mikroorganisme, substrat (medium), pH (keasaman), suhu,
oksigen, dan aktivitas air.

Beberapa manfaat fermentasi yaitu bisa mengubah bahan organik kompleks


seperti protein, karbohidrat, dan lemak menjadi molekul-molekul yang lebih
sederhana dan mudah dicerna, mengubah rasa dan aroma yang tidak disukai
menjadi disukai dan mensintesis protein. Manfaat lain dari fermentasi adalah
bahan makanan lebih tahan disimpan dan dapat mengurangi senyawa racun yang
dikandungnya, sehingga nilai ekonomis bahan dasarnya menjadi jauh lebih baik
(Pamungkas, 2011).

2.3. Bioteknologi

Bioteknologi adalah gelombang ketiga dalam ilmu biologi dan mencerminkan


penggabungan ilmu dasar dan ilmu terapan, dimana transformasi bertahap ilmu
pengetahuan ke dalam teknologi. Bioteknologi merupakan penerapan biologi,
sistem organisme atau proses-proses untuk memproduksi dan industri jasa, etrdiri
dari sejumlah teknologi pada tingkat sel dan molekuler. Beberapa area dimana
teknologi ini sedang digunakan adalah industri kimia, industri makanan,
produktivitas pertanian, industri farmasi, perlindungan lingkungan, pengurangan
polusi dan lain-lainnya (Zulfiani dkk., 2013).
III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada hari Rabu, 27 Agustus-17 September 2021 yang


bertempat di Bandar Lampung, Lampung.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah botol plastik, jarum,
wadah/baskom, gelas takaran dan sendok. Sedangkan bahan yang digunakan
adalah air, gula pasir, dan nasi.

3.3 Langkah Kerja

Cara kerja dalam praktikum pembuatan MOL nasi adalah sebagai berikut.
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menyimpan nasi sisa pada wadah/baskom selama 5-7 hari di tempat lembab
agar nasi menjadi basi.
3. Setelah nasi menjadi basi, masukkan air dengan takaran 1 (satu) liter dalam
wadah/baskom berisi nasi basi.
4. Tambahkan gula pasir 5 (lima) sendok makan.
5. Aduk nasi basi dan gula menggunakan tangan sampai tercampur rata.
6. Masukkan ke dalam botol plastik dan lubangi tutup botol menggunakan jarum.
7. Tunggu sampai 14 hari untuk hasil akhir pembuatan MOL nasi.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil dari praktikum ini adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Pengamatan larutan MOL nasi


No Pengamatan Tanggal Keterangan
ke-
1 1 5-09-2021 Hari pertama pembuatan larutan MOL
nasi. Warna larutan putih keruh serta
berbau tapai manis.
2 2 9-09-2021 Warna masih keruh, nasi sudah mulai
terangkat keatas, aroma masih berbau
asam manis tapai.
3 3 16-09-2021 Warna masih terlihat keruh, aroma
asam tapai, kekentalan substrat masih
kental dan busa pada permukaan masih
banyak.

4.2 Pembahasan

Pada pembuatan MOL nasi basi, gula pasir berperan sebagai makanan untuk
perkembangan mikroorganisme yang terkandung dalam nasi. Sedangkan nasi
merupakan media tumbuh mikroorganisme, hal ini sesuai dengan (Mahmuda dkk.,
2020) yang menyatakan bahwa karbohidrat adalah substrat utama dalam
pertumbuhan mikroba dalam sebuah fermentasi. Nasi basi dan larutan gula
merupakan sumber nutrisi bagi mikroorganisme untuk melakukan pertumbuhan,
dimana nasi basi berperan sebagai sumber mikroorganisme juga penyedia
suplemen seperti protein, karbohidrat, serat dan vitamin. Pembuatan lubang pada
tutup botol dilakukan sebagai tempat keluarmasuknya udara dan membuang gas
yang terbentuk agar tidak meledak.

Berdasarkan tabel di atas, percobaan pembuatan MOL nasi basi belum dapat
dikatakan berhasil. Berhasil atau tidaknya MOL ini ditandai dengan perubahan-
perubahan yang terjadi, seperti aroma pada MOL nasi yang berbau menyerupai
tapai. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Mulyono (2016) yang menyatakan
bahwa MOL yang siap digunakan dan telah matang dicirikan dengan bau asam
seperti tapai. Selain itu, menurut Rahmah (2014), mikroorganisme yang
terkandung dalam MOL akan melakukan fermentasi bahan-bahan organik
sehingga menghasilkan asam organik yang berbau asam seperti tapai, perubahan
juga terjadi pada warna larutan MOL. Pada awal pengamatan larutan MOL
berwarna putih keruh, lalu pada akhir pengamatan warna larutan MOL berubah
menjadi masih sedikit keruh.
V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut.


1. Proses pembuatan MOL nasi basi menggunakan nasi sebagai substrat utama
dan gula pasir sebagai makanan untuk perkembangan mikroorganisme.
2. MOL mempunyai manfaat sebagai starter utama dalam pembuatan pupuk
cair, selain itu MOL berpotensi sebagai, pupuk hayati, dan sebagai pestisida
organik.
DAFTAR PUSTAKA

Afrianti, H. 2013. Teknologi Pengawetan Pangan. Alfabeta. Bandung.

Hadi, R. A. 2019. Pemanfaatan mol (mikroorganisme lokal) dari materi yang


tersedia di sekitaran lingkungan. Jurnal Agroscience. 9 (1): 93-104.

Kumalasari, S., Budiyanto., Wahyuningsih., dan Amelia, P. N.. 2020. Pembuatan


Mikroorganisme Lokal Dengan Bahan Baku Bonggol Pisang (MOLBOPI)
Sebagai Pupuk Cair Organik di Desa Bbeji, Unggaran Timur, Kabupaten
Semarang. Universitas negeri Semarang. Semarang.

Mahmuda, K., Salundik., dan Karti, P. D. M. H. 2020. Penggunaan


mikroorganisme lokal dari berbagai formula terhadap kualitas biourine
kambing terfortifikasi. Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil
Peternakan. 8 (1): 1-7.

Mulyono. 2016. Membuat Mikroorganisme Lokal (MOL) dan Kompos Sampah


Rumah Tangga. AgroMedia Pustaka. Jakarta.

Pamungkas, W. 2011. Teknologi fermentasi, alternatif solusi dalam upaya


pemanfaatan bahan pakan lokal. Jurnal Media Akuakultur Lokal. 6 (1): 43-
48.

Rahmah , A., Izzati, M., dan Parman, S. 2014. Pengaruh pupuk organik cair
berbahan dasar limbah sawi putih (Brassica chinensis L.) terhadap
pertumbuhan tanaman jagung manis (Zea mays L. var. Saccharata). Jurnal
Anatomi dan Fisiologi. 22 (1) : 65 – 71

Suprihatin. 2010. Teknologi Fermentasi. UNESA University Press. Surabaya.

Zulfiani., Juanengsih, N., dan Noor, M. F. 2013. Bioteknologi. UIN Jakarta Press.
Banten
LAMPIRAN
DOKUMENTASI

Gambar 1. Nasi yang didiamkan selama 1 malam

Gambar 2. Nasi setelah 4 hari


Gambar 3. Nasi setelah di fermentasi selama 4 hari

Gambar 4. Nasi yang difermentasi setelah 1 minggu

Anda mungkin juga menyukai