Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLGI TERAPAN

PRODUKSI MOL

Oleh :
Bagus Irvianur Ramadhan (A1C020075)
Nabila Octaviani Nurdin (A1C020077)
Helmi Fauzi (A1C020079)
Iva Nirwana (A1C020081)
Rizka Fadhila (A1C020085)
Bastian Seno Aji (A1C020087)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2021

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................i
I. PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................1
II. TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................2
III. METODOLOGI..................................................................................................3
A. Alat dan bahan.............................................................................................3
B. Prosedur kerja..............................................................................................3
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................................5
A. Hasil.............................................................................................................5
B. Pembahasan.................................................................................................9
V. KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................13

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………14

LAMPIRAN………………………………………………………………………..15

ii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

MOL adalah mikroorganisme yang terbuat dari bahan-bahan alami


sebagai medium berkembangnya mikroorganisme yang berguna untuk
mempercepat penghancuran bahan organic. MOL adalah larutan hasil
fermentasi yang berbahan dasar dari berbagai sumber daya disekitar kita
yang berasal dari hasil pertanian, perkebunan, dan limbah organik rumah
tangga. Bahan utama MOL terdiri dari karbohidrat, glukosa, dan sumber
mikroorganisme.
Pembuatan MOL(mikroorganisme lokal) berasal dari bahan –bahan
organic yang mudah busuk agar pembentukan MOL menjadi lebih cepat.
Larutan MOL mengandung unsur hara dan bakteri yang berpotensi sebagai
perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan dan sebagai pengendali
hama dan penyakit tanaman. Pembuatan MOL sangat sederhana dan murah,
salah satunya dengan menggunakan nasi basi sebagai media pembusukan.
Apabila masyarakat dapat membuatnya dengan baik maka dapat
mendatangkan rezeki dan juga dapat melestarikan lingkungan.
Peranan MOL dalam kompos selain sebagai penyuplai nutrisi juga
berperan sebagai komponen bioreaktor yang bertugas menjaga proses
tumbuh tanaman secara optimal. MOL merupakan salah satu decomposer
sedang berkembang pesat pada sistem pertanian organik saat ini. MOL
sangat diperlukan dalam sistem pertanian untuk menciptakan produk
pertanian yang berkualitas dan sehat serta menciptakan pertanian
berkelanjutan (Kesumaningwati, 2015).

B. Tujuan

1. Mengetahui bagaimana cara pembuatan MOL berbahan dasar nasi bekas


beserta manfaatnya

1
II. TINJAUAN PUSTAKA

MOL (Mikroorganisme Lokal) adalah kumpulan mikroorganisme


yang biasa “diternakkan”, fungsinya dalam konsep “zero waste” adalah
untuk “starter” pembuatan kompos organik. MOL mengandung Azotobacter
sp., Lactobacillus sp., ragi, bakteri fotosintetik dan jamur pengurai selulosa
yang berfungsi dalam penguraian senyawa organik. Dengan MOL ini maka
konsep pengomposan bisa selesai dalam waktu 3 mingguan (Hadi,2019).
Hadi (2019) juga menyatakan bahwa bahan utama pembuatan MOL
terdiri dari 3 jenis komponen, yaitu : Karbohidrat (Bisa dari Air cucian
beras), bisa dari nasi bekas (basi), bisa dari singkong, kentang, gandum.
Yang paling sering memang dengan air tajin, selanjutnya yaitu Glukosa
(Bisa dari gula merah bata diencerkan dengan air, bisa dari cairan gula pasir,
bisa dari gula batu dicairkan, bisa dari air gula dan air kelapa), yang terakhir
yaitu Sumber Bakteri (Bisa dari bahan sampah dapur yang mudah
membusuk atau sayur kemarin yang telah basi.
Bisa juga dari buah-buahan yang busuk, bonggol pisang, eceng
gondok dll, lalu bisa juga dari air kencing, atau apapun yang mengandung
sumber bakterinya. Tinggal pilih bahan yang paling mudah didapat disekitar
kita. Setelah bahan dipilih dari salah satu di atas, kemudian dimasukkan ke
dalam drum plastik dan diberi air, hingga bahan tenggelam. Setelah 4 atau 5
hari MOL ini sudah bisa dipakai.
MOL dapat dipakai dan dimanfaatkan dalam pembuatan pupuk
kompos. Kompos merupakan bahan-bahan organik (sampah organic) yang
telah mengalami proses pelapukan karena adanya interaksi antara
mikroorganisme yang bekerja di dalamnya. Penggunaan kompos sangat baik
karena dapat memberikan beberapa manfaat. Tanaman yang dipupuk
dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada tanaman
yang dipupuk dengan pupuk kimia, misalnya hasil panen lebih tahan
disimpa, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak (Hadi,2019).

2
III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Centong.
b. Corong.
c. Ember.

2. Bahan

a. Air.
b. Molase.
c. Nasi yang sudah ditumbuhi jamur.

B. Prosedur Kerja

1. Menambahkan jamur nasi.

Nasi basi diletakkan di wadah dan didiamkan di tempat


terbuka yang lembab selama sekitar 3 hingga 5 hari hingga tumbuh
jamur berwarna orange yaitu rhizopus oiligosphorus.

2. Mencampur nasi berjamur dengan air gula.

1) Nasi dihancurkan dengan cara diremas-remas (gunakan sarung


tangan).
2) Campur dengan air dan gula dengan perbandingan satu liter
air, 4 sendok makan gula, dan 4 sendok makan nasi.
3) Masukkan campuran bahan MOL tersebut ke dalam botol
plastik, tutup bagian atasnya dengan plastik atau tutup botol,
beri lubanng sedikit.

3
3. Fermentasi,

Diamkan campuran bahan MOL dalam botol tersebut selama


kurang lebih 2 pekan. Setiap 2 hari, buka tutup botol dan kocok
ringan agar lebih bercampur. Tutup kembali botol dan lanjutkan
fermentasi.

4. Evaluasi fermentasi.

Fermentasi berhasil jika dihasilkan cairan berbau seperti tapai


dan berwarna putih keruh, pH hasil fermentasi sekitar 3-4.

4
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Alat dan Bahan


a. Alat

1) Centong

Gambar 1. Centong.

2) Corong

Gambar 2. Corong.

5
3) Ember.

Gambar 3. Ember.

b. Bahan
1) Air

Gambar 5. Air.

2) Molase

Gambar 6. Molase.

6
3) Nasi yang sudah ditumbuhi jamur

Gambar 4. Nasi yang sudah ditumbuhi jamur.

2. Prosedur Kerja
a. Menumbuhkan jamur nasi

Nasi basi diletakkan di wadah dan didiamkan di tempat


terbuka yang lembab selama sekitar 3 hingga 5 hari hingga
tumbuh jamur berwarna orange yaitu rhizopus oiligosphorus.

Gambar 7. Nasi yang sudah ditumbuhi jamur.

b. Mencampur nasi berjamur dengan air gula

4) Nasi dihancurkan dengan cara diremas-remas (gunakan


sarung tangan).

7
Gambar 2. Nasi yang sudah ditumbuhi jamur dihancurkan.

5) Campur dengan air dan gula dengan perbandingan satu


liter air, 4 sendok makan gula, dan 4 sendok makan nasi.

Gambar 8. Ditambahkan berbagai macam campuran.

6) Masukkan campuran bahan MOL tersebut ke dalam botol


plastik, tutup bagian atasnya dengan plastik atau tutup
botol, beri lubanng sedikit.

Gambar 9. Masukkan campuran ke dalam botol.

c. Fermentasi

Diamkan campuran bahan MOL dalam botol tersebut


selama kurang lebih 2 pekan. Setiap 2 hari, buka tutup botol
dan kocok ringan agar lebih bercampur. Tutup kembali botol
dan lanjutkan fermentasi.

Gambar 10. Campuran bahan yang telah dimasukkan ke botol.

8
d. Evaluasi Fermentasi

Fermentasi berhasil jika dihasilkan cairan berbau seperti tapai dan


berwarna putih keruh, pH hasil fermentasi sekitar 3-4.

Gambar 11. Campuran MOL yang tidak berwarna putih keruh.

B. Pembahasan

Menurut Juanda, Irfan dan Nurdiana (2011), MOL (mikroorganisme


lokal) merupakan kumpulan mikro-organisme yang bisa diternakkan, yang
berfungsi sebagai starter dalam pembuatan bokasi atau kompos.
Pemanfaatan limbah pertanian seperti buah-buahan tidak layak konsumsi
untuk diolah menjadi MOL dapat meningkatkan nilai tambah limbah, serta
mengurangi pencemaran lingkungan.
Menurut Arum Asriyanti Suhastyo, dkk (2013) MOL adalah cairan
yang dapat dibuat dari bahan yang tersedia di sekitar kita seperti sisa
sayuran, rebung, keong mas, buah maja, daun gamal, bonggol pisang, nasi,
urine kelinci, dan lain-lain.
Purwasasmita dan Kunia (Dalam Arum, dkk, 2013) MOL adalah
cairan yang berbahan dari berbagai sumber daya alam yang tersedia
setempat. MOL mengandung unsur hara makro dan mikro dan juga
mengandung mikroba yang berpotensi sebagai perombak bahan organik,
perangsang pertumbuhan dan sebagai agen pengendali hama penyakit
tanaman. Berdasarkan kandungan yang terdapat dalam MOL tersebut, maka
MOL dapat digunakan sebagai pendekomposer, pupuk hayati, dan sebagai
pestisida organik terutama sebagai fungisida.

9
MOL adalah mikro organisme lokal, yaitu sekumpulan
mikroorganisme yang berfungsi sebagai pupuk organik cair, starter dalam
pembuatan kompos organik dengan kata lain MOL akan mempercepat
proses pengomposan dan sebagai dekomposer yang akan mempercepat
penguraian senyawa-senyawa organik. MOL dapat dibuat dengan sangat
sederhana yakni dapat memanfaatkan limbah dari rumah tangga atau
memanfaatkan sisa dari tanaman, buah-buahan, kotoran hewan, nasi basi,
bonggol pisang dan lain sebagainya (Arifan dkk, 2020).
Metode yang digunakan pada praktikum Pertanian Organik dengan
materi pembuatan MOL yaitu nasi dijamurkan sampai terdapat warna
oranye, kemudian dicampurkan dengan larutan gula dengan komposisi satu
liter air untuk lima sendok makan gula. Dalam pembuatan MOL ini gula
berfungsi sebagai sumber makanan dan hidupnya bakteri yang ada di jamur.
Nasi dimasukkan dengan cara diremas-remas sedikit demi sedikit hingga
halus. Campuran nasi yang berjamur dengan larutan gula diaduk dalam
ember dan dibiarkan selama satu minggu hingga berbau seperti tapai. MOL
sudah dikatakan siap pakai, apabila tercium bau masam manis seperti .
MOL kemudian siap digunakan sebagai starter kompos, dilarutkan kembali
dengan air dengan perbandingan 1:5. MOL yang telah dilarutkan dengan air
dipindahkan ke dalam botol agar tertutup dan tidak tumpah (Arifan,dkk,
2020).
Dalam dekomposisi bahan baku MOL terjadi perubahan-perubahan
kimia. Perubahan ini antara lain tergantung pada pH, kadar karbohirat,
oksigen dan mikroorganisme. Makin lama waktu pembuatan MOL
berlangsung, maka dekomposisi bahan organik juga akan semakin lama.
Akibatnya, pH menjadi rendah karena terjadi peningkatan konsentrasi ion-
ion H+. Ion-ion H+ ini akan menentukan keasaman MOL (Dwijoseputro,
2010).
Bahan baku MOL adalah media tumbuh mikroorganisme yang
mengandung unsur hara yang dibutuhkan mikroorganisme untuk
memperoleh energi, membentuk sel dan melakukan biosintesis produk-

10
produk metabolit. Unsur hara bisa menjadi faktor pembatas pertumbuhan
mikroorganisme apabila kurang tersedia dari yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan mikroorganisme. Proses metabolisme ini berlangsung akibat
aktivitas biokimia mikroorganisme yang memanfaatkan unsur hara berupa
karbohidrat, protein, lemak, mineral maupun vitamin. Setiap
mikroorganisme menghasilkan enzim yang berbeda untuk memecah
senyawa kompleks polisakarida, protein dan lemak (Batara, 2015).
Dalam praktikum ini, nasi berperan sebagai unsur hara berupa
karbohidrat , pH hasil fermentasi sekitar 3-4. Penelitian Harizena (2012)
menyimpulkan bahwa penggunaan MOL nasi basi dengan dosis 200 mL
memberikan kualitas kompos yang terbaik. Temperatur optimum yang
dibutuhkan mikroorganisme untuk merombak bahan adalah 35o-55oC.
Keadaan suhu yang kurang optimum menyebabkan bakteri-bakteri yang
menyukai panas (yang bekerja dalam timbunan itu) tidak akan berkembang
secara optimal sehingga pembuatan kompos akan berlangsung lebih lama.
Nilai pH optimum bahan organik yang dapat dikomposkan berkisar
antara 5,5-8,0.. Perubahan pH pada tahap awal hingga akhir pengomposan
menunjukkan proses pengomposan berjalan dengan baik. Hal ini berarti
aktivitas mikroorganisme, baik bakteri dan jamur adalah optimum.
Tidak banyak yang mengetahui bahwa nasi basi bisa dijadikan
sebagaicairan pengganti bahan kimia.. Nasi basi sering menjadi limbah
terbuang begitu saja.. Padahal nasi basi bisa dijadikan bahan bioaktifator,
unsur pembuatan pupuk kompos. Nasi basi yang sudah menjadi cairan jauh
lebih bagus dalam mempercepat proses pembusukan sampah. Mengandung
mikroorganisme yang terdiri dari bahan-bahan alami yang ada disekitar,
mudah didapat tanpa harus mengeluarkan uang banyak.
MOL dari nasi bekas tidak merusak lingkungan dan juga tidak
berbahaya bagi manusia dan hewan. Pembuatan cairan MOL sangat
sederhana sekali yakni melalui proses fermentasi yang ditambahdengan
larutan gula. MOL ini sangat bermanfaat untuk kebutuhan masyarakat
umum dalam menyuburkan tanah.

11
Dalam pembuatan MOL ini, jamur berwarna orange yaitu rhizopus
oiligosphorus berfungsi sebagai media fermentasi dimana di dalamnya
terdapat mikroorganisme aktif yang berfungsi saat proses fermentasi
berlangsung. Jamur tersebut mempunyai persamaan yaitu menghasilkan
fermen atau enzim yang dapat mengubah substrat menjadi bahan lain.
Sedangkan gula berfungsi sebagai sumber makanan dan hidupnya bakteri
yang ada di jamur. Sedangkan nasi basi dimanfaatkan sebagai starter (kultur
mikroorganisme) pembuatan pupuk organik cair. Waktu 2 hari diperlukan
untuk membiakkan mikroorganisme yang ada dalam nasi basi.
Pada praktikum acara 7 tentang pembuatan mol, terdapat kendala-
kendala yang praktikan alami. Dikarenakan praktikum ini dilaksanakan
melalui media daring maka kendala utamanya adalah kerjasama kelompok.
Dalam praktikum yang seharusnya diadakan secara kerja sama antar
anggota kelompok agar semua berjalan dengan baik, namun adanya
pandemic COVID membuat praktikan mengalami kendala dalam upaya
menyelesaikan beberapa permasalahan yang terjadi saat praktikum
berlangsung. Kerja kelompok secara daring bisa dibilang tidak berjalan
secara maksimal. Karena tidak semua individu memiliki unsur komunikasi
yang bagus dalam menghadapi permasalahan yang ada. Namun itulah
tantangan bagi kami semua. Selain masalah tersebut, praktikan rasa
praktikum berjalan dengan lancar.

12
KESIMPULAN

1. Nasi basi bisa dijadikan sebagai cairan pengganti bahan


kimia.. Nasi basi bisa dijadikan bahan bioaktifator, unsur
pembuatan pupuk kompos. Nasi basi yang sudah menjadi
cairan jauh lebih bagus dalam mempercepat proses
pembusukan sampah. Mengandung mikroorganisme yang
terdiri dari bahan-bahan alami yang ada disekitar, mudah
didapat tanpa harus mengeluarkan uang banyak.
2. Bahan utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu
karbohidrat,glukosa, dan sumber mikroorganisme.
3. Fermentasi adalah perombakan anaerob karbohidrat yang
menghasilkan pembentukan produk fermentasi yang stabil.
4. Jamur rhizopus oiligosphorus berfungsi sebagai media
fermentasi dimana di dalamnya terdapat mikroorganisme
aktif yang berfungsi saat proses fermentasi berlangsung.
Jamur tersebut menghasilkan fermen atau enzim yang dapat
mengubah substrat menjadi bahan lain. Sedangkan gula
berfungsi sebagai sumber makanan dan hidupnya bakteri
yang ada di jamur. Nasi basi dimanfaatkan sebagai starter
(kultur mikroorganisme) pembuatan pupuk organik cair

SARAN

Semoga pandemic COVID segera berakhir. Diharapkan


praktikum segera dilaksanakan secara langsung tanpa adanya
daring.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hadi, Roni Assafaat. 2019. PEMANFAATAN MOL


(MIKROORGANISME LOKAL) DARI MATERI YANG
TERSEDIA DI SEKITAR LINGKUNGAN. Dalam Jurnal
Agroscience 9 (1), 93-104.
Juanda, Irfan, dan Nurdiana. 2011. PEGARUH METODE DAN LAMA
FERMENTASI TERHADAP MUTU MOL (MIKROORGANISME
LOKAL). Dalam Jurnal Floratek (6), 140 - 143.
Suhastyo, Arum Asriyanti, Iswandi Anas, Dwi Andreas Santosa, Yulin
Lestari. 2013. STUDI MIKROBIOLOGI DAN SIFAT KIMIA
MIKROORGANISME LOKAL (MOL) YANG DIGUNAKAN
PADA BUDIDAYA PADI METODE SRI (System of Rice
Intensification). Dalam Jurnal Sainteks X(2), 29 - 39.
Arifan, Fahmi, Wilis Ari Setiyati, R.TD Wisnu Broto, Aprillia Larasati
Dewi. 2020. Pemanfaatan Nasi Basi Sebagai Mikro Organisme Lokal
(MOL) Untuk Pembuatan Pupuk Cair Organik di Desa Mendongan
Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang. Dalam Jurnal
Pengabdian Vokasi 01 (4), 252-255.

14
LAMPIRAN

15
16
17
18
19

Anda mungkin juga menyukai