Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
ACARA I
PUPUK ORGANIK CAIR (POC)

Disusun Oleh :

Nama : Shinta Fitria


Npm : E1J019080
Shift : A-2
Waktu : Senin 14:00-15:40
Dosen : Prof. Ir. Marulak Simarmata, M.Sc., PhD
Co-Ass : Jefdi Karosekali (E1J018032)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk memenuhi ketersediaan yang cukup dan kontinu serta nutrisi yang tinggi bagi
tanaman maka dilakukan pemupukan. Pemupukan dilakukan untukmenyediakan unsur-unsur hara
yang dibutuhkan oleh tanaman dalam setiap periode tumbuhnya. Peningkatan produktivitas pada
tanaman rumput dapatdiusahakan dengan pengelolaan tanah yang baik, pemupukan dan
pemeliharaantanaman. Dengan pemupukan kesuburan lahan garapan dapat dipertahankan atau
bahkan dapat ditingkatkan sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanamanrumput yang
dibudidayakan. Nutrisi atau unsur-unsur hara yang ditambahkankepada tanaman, dimana
tanaman yang kekurangan akan unsur hara. Nutrisi pupukdapat berupa bahan organik atau non
organik (mineral). Pupuk berbeda dengansuplemen. Pupuk mengandung bahan bakar yang
diperlukan pertumbuhantanaman, sementara suplemen seperti hormon tumbuhan membantu
kelancaran proses metabolisme pada tanaman

Pupuk dapat berupa pupuk organik dan pupuk kimia. Pupuk kimiamerupakan pupuk
berasal dari bahan-bahan kimia sehingga sangat berefek negatif pada lingkungan dan
menurunkan kuantitas dari tanaman, sedangkan pupukorganik adalah pupuk yang berasal dari
sisa-sisa pembusukan atau pengomposan.Pupuk organik dapat berupa kompos, pupuk hijau,
ataupun kotoran ayam. Pupukorganik biasanya berupa zat padat. Akan tetapi, pupuk organik juga
dapat berupa pupuk cair (Setiawan, 2010).

Pupuk organik cair adalah larutan dari pembusukan bahan-bahan organikyang berasal dari
sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandunganunsur haranya lebih dari satu
unsur.Kelebihan dari pupuk organik ini adalah dapatsecara cepat mengatasi defesiensi hara, tidak
masalah dalam pencucian hara, danmampu menyediakan hara secara cepat.Salah satu pupuk
organik cair adalah MOL (Mikro Organisme Lokal) (Setiawan, 2010).

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum, sebagai berikut :


Mampu membuat pupuk organik cair dari gulma dengan metode fermentasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untukmenyediakan hara esensial
bagi pertumbuhan tanaman. pupuk juga merupakanVitamin bagi tanah yang dapat membuat
tanah lebih gembur dan subur dengantanah yang gembur dan subur itulah, maka tanaman dapat
tumbuh danmenghasilkan Buah dan Daun yang besar, sehat, dan dalam jumlah
banyak.Berdasarkan sumber atau bahan bakunya, pupuk terbagi menjadi dua, yaitu
PupukOrganik dan nonorganic (Nurmayulis dkk, 2014).

Secara umum, pupuk merupakan suatu bahan yang digunakan untuk menambahhara tanah
dan menambah kesuburan tanah sehingga tanaman yang ditanam padamedia tersebut dapat
memperoleh cukup hara guna memenuhi kebutuhan untuktumbuh dan berkembang secara
optimal. Pupuk organik adalah pupuk yang berasaldari bahan-bahan organik yang ramah terhadap
lingkungan, seperti tumbuhan, hewan,ataupun limbah organik lainnya, sedangkan pupuk organik
cair merupakan pupukorganik yang memiliki wujud berupa cairan sehingga pupuk ini mudah
larut saatdigunakan. (Leovini, 2012)

Menurut Hadisuwito, (2012) terdapat 2 jenis pupuk organik cair yang diperolehmelalui
proses pengomposan, yaitu :

1. Pupuk Organic Air Yang Melaui Proses Pelarutan Bahan-Bahan Organic Yang Telah Jadi
Atau Setengah Jadi Ke Dalam Air

Jenis pupuk yang dilarutkan dapat berupa pupuk hijau, pupuk kandang, pupukkompos, atau
campuran semuanya. Pupuk organic semacam ini mempunyaikarakteristik yang tidak jauh beda
dengan pupuk organic padat, hanya saja wujudnyayang berbeda yaitu berupa cairan. Ibarat yang
lebih mudah seperti kita membuat teh, jika teh tubruk, kita tinggal memasukkan airnya, tapi jika
teh celup kita tinggalmencelupkan teh dalam air, dan air dari tehh tadi dapat dijadikan pupuk.
Pupuk cairdengan tipe seperti ini suspense larutannya kurang stabil dan mudah mengendap.
Kitatidak bisa menyimpan pupuk jenis ini dalam waktu yang terlalu lama. Setelah pupukorganic
cair jadi harus langsung digunakan. Caranya : dengan menyiramkan pupuk organic cair ini
langsung kepermukaan tanah disekitar tanaman, tidak disemprotkan kedaun. Tentunya dengan
menambahkan beberapa liter air untuk aplikasinya.

2. Pupuk Organik Cair Yang Dibuat Dari Bahan-Bahan Organic Yang Difermentasikan
Anaerob Dengan Bantuan Organism Hidup.

Bahan bakunya berupa material organic yang belum terkomposkan. Unsure harayang
terkandung dalam larutan ini benar-benar berbentuk cair. Jadi larutannya lebihstabil. Bila
dibirkan tidak mengendap. Oleh sebab itu sifat dan karakteristiknyapun berbeda dengan pupuk
organic cair yang terbuat dari bahan padat.

Pupuk organik cair mengandung nitrogen yang menyusun dari semua protein,asam nukleat
dan klorofil, juga mengandung unsur hara mikro antara lain unsur Mn,Zn, Fe, S, B, Ca dan Mg.
Unsur hara mikro tersebut berperan sebagaiKatalisator dalam proses sintesis protein dan
pembentukan klorofil (Taufika, 2012)
BAB III
METODOLOGI

3.1 Bahan dan Alat


 Bahan :
1. 2 kg (Sisa Sayuran dari Pasar)
2. Kotoran sapi 0.5 kg (kalau ada yang segar)
3. EM4: 5 ml
4. Gula merah 25 g
5. Air 5 liter
 Alat :
1. Parang/pisau
2. Talenan
3. Ember volume 10 L
4. Termometer

3.2 Cara Kerja

1. Mencingcang semua bahan-bahan hijauan, tujuannya adalah mempercepat prosess


fermentasi.
2. Masukan semua bahan organik yang sudah dicintang dan kotoran sapi ke dalam ember
dengan komposisi (padatan : air = 1 : 1).
3. Diaduk-aduk hingga merata.
4. Melarutkan 5 ml bioaktivator EM-4 dan 25 gram gula merah dalam 1 liter air aduk hingga
merata.
5. Menambahkan larutan bioaktivator ke dalam ember yang berisi bahan baku pupuk.
6. Menutup ember dengan rapat (tidak boleh ada celah)
7. Membuka dan aduk setiap dua hari untuk mengeluarkan gas selama proses fermentasi
agar suhu terjaga konstan. Tutup kembali sampai rapat.
8. Setelah 14 hari saring larutan pupuk. Bagian cair dapat digunakan sebagai POC dan
bagian yang kasar bisa digunakan sebagai pupuk organik padat.
9. Menyimpan didalam Botol Aqua ukuran 2 L
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Hasil

Foto Hasil pengamatan


Suhu POP pada pengamatan pertama pada
tanggal, 11/Maret/2022 bersuhu 29,5°C.
Tekstur pada daun bahan organil masih agak
kasar, bau belum menyengat, daun mulai layu

Suhu POP pada pengamatan kedua tanggal


14/03/2022 = 29°C. Tekstur POP masih dalam
bentuk cacahan, berwarna coklat dan sudah
sedikit mulai membusuk, terutama di bagian
daun yang lunak.

Suhu pop rabu 23 maret 2022 suhu 28,5 Drajat.


Dengan kondisi bahan mulai membusuk namun
untuk bagian yang berkayu belum membusuk.
Suhu POP pada pengamatan pertama pada
tanggal 6/04/2022, bersuhu 30°C

Bentuk POP pada pengamatan terakhir terlihat


sudah membusuk, tidak mengeluarkan bau

1.2 Pembahasan

Pada praktikum pembuatan pupuk organic padat ini kami menggukan limbah tanaman
sayuran, krinyuh, eceng gondok dll yang dicacah kecil kecil, kemudian dimasukkan kekantong
plastic dan diberi larutan EM-4. Proses pengomposan akan segera berlangsung setelah bahan
bahan mentah dicampur dan dikubur dalam tanah berkedalaman ±50Cm.

Dilihat dari hasil pengamatan yang telah dilaksanakan pada 11/Maret/2022 Tekstur POP pada
daun bahan organil masih agak kasar, bau belum menyengat, daun mulai layu, hal ini
dikarenakan POP masih baru di buat. Pada pengamatan kedua 14/03/2022 = 29°C. Tekstur POP
masih dalam bentuk cacahan, berwarna coklat dan sudah sedikit mulai membusuk, terutama di
bagian daun yang lunak. Menurut Isroil (2007) Proses pengomposan secara sederhana dapat
dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap pematangan. Selama tahap-tahap awal
proses, oksigen dan senyawa-senyawa yang mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh
mikroba mesofilik. Suhu tumpukan kompos akan meningkat dengan cepat dan akan diikuti
dengan peningkatan pH kompos. Suhu akan meningkat hingga di atas 50oC - 70oC. Suhu akan
tetap tinggi selama waktu tertentu. Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba
termofilik, yaitu mikroba yang aktif pada suhu tinggi. Pada pengamatan ketiga pada rabu 23
maret 2022 suhu 28,5°C kondisi bahan organik mulai membusuk namun untuk bagian yang
berkayu belum membusuk. Pada saat ini terjadi dekomposisi atau penguraian bahan organik yang
sangat aktif. Mikroba-mikroba di dalam kompos dengan menggunakan oksigen akan
menguraikan bahan organik menjadi CO2, uap air dan panas . Setelah sebagian besar bahan
terurai, maka suhu akan berangsurangsur mengalami penurunan. Pada saat ini terjadi pematangan
kompos tingkat lanjut, yaitu pembentukan komplek liat humus. Selama proses pengomposan
akan terjadi penyusutan volume maupun biomassa bahan. Pengurangan ini dapat mencapai 30 –
40% dari volume atau bobot awal bahan. Hasil oksidasi bahan organik dilepas ke udara dalam
bentuk CO2. Pada pengamatan terkhir POP pada pengamatan pertama pada tanggal 6/04/2022,
POP bersuhu 30°C . Menurut Djuarnani (2009) proses pengomposan yang terjadi secara alami
berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama. Pembuatan kompos memerlukan waktu 2-3
bulan bahkan ada yang memerlukan waktu hingga 6-12 bulan tergantung dari bahan baku (2009).

Djuarnani dkk. (2005) menyatakan, mikroorganisme yang berperan dalam pengomposan


melakukan aktivitas metabolisme diluar sel tubuhnya. Sementara itu, reaksi biokimia yang terjadi
dalam selaput air tersebut membutuhkan oksigen dan air. Karena itu, dekomposisi bahan organik
sangat tergantung dari kelembapan lngkungan dan oksigen yang diperoleh dari rongga udara
yang terdapat di antara partikel bahan yang dikomposkan. Lebih lanjut dijelaskan oleh Setyorini
dkk. (2003),timbunan kompos harus selalu lembab dengan kandungan lengas 50-60% agar
mikroorganisme tetap beraktivitas.Kelebihan air akan 11 mengakibatkan volume udara jadi
berkurang, sebaliknya bila terlalu kering proses dekomposisi akan berhenti.Timbunan bahan
kompos yang semakin basah harus sering diaduk atau dibalik untuk menjaga dan mencegah
pembiakan bakteri anaerob karena penguraian bahan pada kondisi anaerob akan menimbulkan
aroma busuk.

Sampah-sampah yang berasal dari hijauan, biasanya tidak membutuhkan air sama sekali
pada waktu awal, tetapi bahan untuk cabang atau ranting kering dan rumput-rumputan
memerlukan air yang cukup. Aktivitas mikroorganisme aerob memerlukan oksigen selama proses
perombakan berlangsung (terutama bakteri dan jamur). Ukuran partikel dan struktur bahan dasar
kompos mempengaruhi sistem aerasi.Semakin kasar struktur maka semakin besar volume pori
udara dalam campuran bahan yang didekomposisi.Pembalikan timbunan bahan kompos selama
proses dekomposisi berlangsung sangat dibutuhkan dan berguna mengatur pasokan oksigen bagi
aktivitas mikroorganisme.
Ciri-ciri pupuk organik padat yang bagus yaitu : memiliki bau dan aroma seperti tanah,
pupuk yang baunya masih seperti kotoran atau bau pesing jangan digunakan, karena akan
menimbulkan fermentasi lanjutan dalam tanah yang bisa mengganggu pertumbuhan tanaman,
memiliki warna kehitam-hitaman seperti warna humus, memiliki suhu rendah yang stabil
walaupun disimpan dalam jangka panjang. Menurut Isroi (2007) faktor-faktor yang
mempengaruhi proses pengomposan seperti ukuran partikel, aerasi, porositas, kelembaban,
temperatur/suhu, derajat keasaman, kandungan hara, kandungan bahan berbahaya.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Mengidentifikasikan tumbuhan lokal dilakukan dengan mengamati kandungan,dan tipe


bahan yang akan dibuat untuk menjadi kompos seperti lama atau tidaknya terurai
2. Teknologi pembuatan kompos menggunakan bahan tanaman harus diperhatikan
prosesnya. Proses terjadinya pupuk kompos dengan berubahnya tekstur, warna, bau, dan
suhu pada pupuk tersebut.
3. Pupuk organic atau kompos dibuat dengan beberapa tahap yaitu tahap persiapan alat,tahap
pencacahan dan pembuatan kompos,tahap pengadukan kompos,dan tahap pengemasan
kompos
4. Pembuatan pupuk organik dari bahan local harus dipersipkan alat dan bahan dalam
pembuatannya serta proses pengomposan yang dilakukan dengan baik dan benar agar
pembuatan kompos tidak gagal.

5.2 Saran

Dalam melakukan praktikum praktikan diharuskan lebih konsentrasi agar memahami cara
pembuatan pupuk organic padat
DAFTAR PUSTAKA

Hadisuwito, S. 2012. Membuat Pupuk Organik Cair. Agromedia Pustaka. Jakarta. Helena

Leovini. 2012. Pemanfaatan pupuk organik cair pada budidaya tanaman tomat(solanum
lycopersicum l.) Universitas gadjah mada. Yogyakarta

Nurmayulis dkk. 2014. Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Buncis Tegak (Phaseolus Vulgaris L.)
Akibat Pemberian Pupuk Kotoran Hewan Dan Beberapa Pupuk Organik
Cair.Jurnal pertumbuhan dan hasil tanaman . Agrologia, Vol.3, No.2, Oktober
2014, Hal. 91-96

Setiawan, B. S. 2010. Membuat Pupuk Kandang Secara Cepat. Penebar Swadaya. Jakarta

Taufika, R. 2011.Pengujian beberapa dosis pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman wortel [hasil penelitian]. Padang. Fakultas pertanian. Universitas andalas.
Padang

Anda mungkin juga menyukai