Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN INDUSTRI


‘‘PEMELIHARAAN TANAMAN KOPI”

Disusun oleh :

Nama : Rini Sari Dewi Nasution

NPM : E1J019020

Shift : A1, Senin (08:00-12:00)

Dosen : Prof. Dr. Ir. Alnopri, M. Sc.

Co-ass : 1. Yoga Suprimansyah (E1J017027)

2. Maria Asri Siagian (E1J018068)

PROGRAM STUDI
AGROEKOTEKNOLOGI JURUSAN
BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU 2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN INDUSTRI

[PEMELIHARAAN TANAMAN KOPI]

Oleh :
Rini Sari Dewi Nasution
E1J019020

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui


Oleh co assisten pada
Tanggal 05 Mei 2022

Mengesahkan Bengkulu, 05 Mei 2022


Co-Ass Co-Ass Praktikan,

Maria Asri Siagian Yoga Suprimansyah Rini Sari Dewi Nasution


NPM. E1J018068 NPM. E1J017027 NPM. E1J019020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah Subhanahu wa ta'ala yang telah
memberikan kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Pemeliharaan Tanaman
Kopi” tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu mata kuliah dan Co-asisten praktikum atas
bimbingan, pengarahan, dan kemudahan yang telah diberikan kepada penulis dalam pengerjaan
laporan ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan laporan ini. Maka
dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca sekalian.
Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Bengkulu, 05 Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB 1..............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Tujuan....................................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................3
BAB III............................................................................................................................................5
METODOLOGI...............................................................................................................................5
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum...............................................................................................5
3.2 Bahan dan Alat.......................................................................................................................5
3.3 Cara Kerja..............................................................................................................................5
BAB IV............................................................................................................................................6
HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................................................6
4.1 Hasil.......................................................................................................................................6
4.2 Pembahasan............................................................................................................................6
BAB IV............................................................................................................................................8
KESIMPULAN................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................9
LAMPIRAN..................................................................................................................................10

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama dibudidayakan dan
memiliki nilai ekonomis yang lumayan tinggi. Konsumsi kopi dunia mencapai 70% berasal dari
spesies kopi arabika dan 26% berasal dari spesies kopi robusta. Kopi berasal dari Afrika, yaitu
daerah pegunungan di Etopia. Namun, kopi baru dikenal oleh masyarakat dunia setelah tanaman
tersebut dikembangkan di luar daerah asalnya yaitu Yaman di bagian selatan Arab, melalui para
saudagar Arab (Rahardjo, 2012).
Peningkatan produktivitas dan mutu hasil kopi dapat dilakukan dengan cara memperhatikan
teknik budidaya tanaman kopi mulai dari penanaman hingga perawatan. Kegiatan penanaman
diawali dengan pemiliahan varietas yang sesuai dengan kondisi lahan, serta penentuan jarak
tanam kopi yang disesuaikan dengan kemiringan tanah. Pemupukan dilakukan dengan
memperhatikan waktu, dosis dan jenis pupuk serta cara pengaplikasiannya. Selain itu, perlu
adanya pemangkasan agar tanaman kopi tetap rendah sehingga mudah dalam perawatan,
pembentukan cabang-cabang produktif, mempermudah masuknya cahaya,serta mempermudah
pengendalian hama dan penyakit (Prastowo, 2010).
Permasalahan yang muncul yaitu masih rendahnya produktivitas kopi dalam pengusahaan
kopi di Indonesia, agar dapat meningkatkan produktivitas dapat dilakukan dari proses pembibitan
yang sangat penting bagi pertumbuhan kopi. Bibit yang baik akan menghasilkan buah kopi yang
banyak. Agar mendapatkan hasil produktivitas kopi yang maksimal selama masa pembibitan
media tanam dan pemupukan harus diperhatikan (Dewantara et al., 2017).
Peningkatan produktivitas tanaman kopi dapat dilakukan sejak masa pembibitan. Masa
pembibitan merupakan masa yang penting dalam pertumbuhan kopi. Bibit yang baik akan
menghasilkan buah kopi yang banyak dan juga berkualitas sehingga mampu bersaing dipasar
lokal maupun internasional. Penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus akan
menyebabkan kerusakan fisik pada tanah. Maka dari itu perlu dicari alternatif pupuk yang dapat
diperoleh dengan mudah, tidak mengganggu lingkungan dan pengaruhnya baik untuk
pertumbuhan bibit kopi.

1
1.2 Tujuan
Adapun tujuan praktikum adalah untuk melakukan dan mampu melakukan pemeliharaan
tanaman kopi dengan baik dan benar.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sebagai salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia setelah kolombia, brazil dan
Vietnam, produksi kopi di Indonesia mencapai 600.000 ton per tahun dimana lebih dari 80%
dihasilkan dari perkebunan yang dikelola rakyat. Kopi menempati posisi ke empat setelah kayu,
karet dan kelapa sawit sebagai penghasil devisa dari ekspor komoditi pertanian yang tinggi
dalam perekonomian Indonesia. Kopi dapat digunakan sebagai bahan baku industri makanan,
minuman dan kosmetik (Pertiwi dan Ardian, 2016).
Saat ini perkembangan kopi di Indonesia terus mengalami kemajuan yang cukup
signifikan ( Menurut Nuril, 2003), beberapa daerah di Indonesia dikenal sebagai penghasil kopi
terbaik dunia. Lampung dikenal sebagai penghasil kopi terbesar di Indonesia yang memiliki jenis
kopi robusta. Di Pulau Sumatera saja misalnya banyak jenis kopi berkualitas yang juga sudah
dikenal hingga ke mancanegara. Indonesia sebagai negara kepulauan nusantara memiliki pesona
rasa kopi nusantara yang sangat beragam dan rasanya pun merupakan rasa yang berstandar
kualitas ekspor. Salah satu keistimewaan kopi yang ada di Indonesia, seperti kopi sumatera
adalah perawatan dan pengelolaanya dilakukan dengan sangat intensif sehingga rasa dan aroma
yang dihasilkan bisa lebih baik. Selain itu, beberapa daerah di Indonesia juga sudah mulai
mengembangkan teknik budidaya tanaman kopi secara organik. Saat ini jenis tanaman organik
yang lebih sehat ternyata lebih diminati oleh para pecinta kopi di tingkat dunia. Hal ini
merupakan cara yang dilakukan oleh para petani kopi di Indonesia untuk mempertahankan daya
jual kopi Indonesia di tingkat dunia. Kopi nusantara yang tersebar di beberapa kawasan di
Indonesia umumnya memiliki kualitas rasa yang cukup baik. Hal ini disebabkan karena
Indonesia merupakan negara beriklim tropis dimana tanaman kopi akan sangat cocok tumbuh di
kawasan yang beriklim tropis. Kawasan pegunungan di Indonesia dengan curah hujan yang
cukup serta penetrasi cahaya matahari yang baik dan suhu tropis yang mendukung membuat
tanaman kopi yang ada di Indonesia bisa tumbuh dengan kualitas yang baik. Bahkan untuk jenis
kopi luwak misalnya, Indonesia bahkan diakui sebagai kopi luwak terbaik di tingkat dunia.
Kopi arabika merupakan jenis tanaman kopi yang dapat tumbuh optimal di dataran tinggi.
Kopi arabika tumbuh baik dengan citarasa yang bermutu pada ketinggian di atas 1000 meter dari
permukaan laut. Menurut Rahardjo (2012), kopi arabika adalah jenis tanaman dataran tinggi

3
antara 1250-1850 meter dari permukaan laut dengan suhu sekitar 17-21 ˚C. Kopi jenis lain yang
berkembang di Indonesia dalah kopi robusta. Kopi robusta merupakan jenis tanaman kopi yang
dapat tumbuh di daerah dataran menengah sampai rendah. Kopi robusta dapat tumbuh optimal
pada ketinggian dibawah 1000 meter dari permukaan laut. Menurut Ryan (2016), tanaman kopi
robusta tumbuh di dataran dengan ketinggian 400-700 meter di atas permukaan laut. Tanaman
kopi robusta menghendaki curah hujan 2000-3000 mm per tahun.
Pada kopi, curah hujan sangat berpengaruh terhadap produktivitas tanaman, terutama
selama proses pembungaan dan pembentukan buah. Pada umumnya, tanaman kopi dapat tumbuh
di area dengan kondisi tanah yang gembur dan subur dengan pH sekitar 4,5-6,0. Pertumbuhan
tanaman kopi dapat ditunjang dengan penyinaran secara teratur. Tanaman kopi dapat tumbuh
optimal apabaila mendapat intensitas cahaya matahari secara langsung. Tanaman kopi termasuk
tanaman yang tidak tahan terhadap goncangan angin kencang. Selain merusak percabangan dan
membuat pohon rebah, angin kencang juga meningkatkan penguapan air di permukaan tanah dan
daun yang menyebabkan tanaman mengalami kekeringan (Anggara, 2011).
Pemupukan merupakan salah satu cara untuk menjaga ketersediaan unsur hara. Pupuk
yang diberikan pada masa pembibitan ada dua jenis yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik.
Pupuk organik merupakan pupuk bagian dari alam sisa-sisa organisme yang hidup, sisa tanaman
ataupun sisa bagian dari hewan yang telah terurai. Pupuk organik mengandung unsur hara mikro
dan makro yang dibutuhkan oleh tanaman pada masa pertumbuhan. Pupuk kandang, pupuk hijau,
kompos dan pupuk guano merupakn beberapa jenis pupuk organic (Handayani et al., 2011).

4
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum


Adapun waktu dan lokasi praktikum acara ini adalah sebagai berikut
: Waktu : Senin, 09 Mei 2022
Tempat : Lahan Percobaan Lab Agronomi Fakultas Pertanian UNIB

3.2 Bahan dan Alat


Alat yang digunakan yaitu : Cangkul, sendok bebek
Bahan yang digunakan yaitu : Pupuk NPK

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Membersihkan gulma di sekitar tanaman kopi dengan menggunakan cangkul
2. Membuat lubang tugal kanan dan kiri batang tanaman kopi
3. Pupuk tanaman kopi dengan pupuk NPK dengan dosis 2 sendok bebek per batang
4. Menabur pupuk NPK ke lubang yang telah di tugal dan tutup kembali dengan tanah

5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil dari praktikum ini adalah :
Kegiatan Gambar
Pemberian pupuk NPK dengan membuat dua
lubang dikanan dan kiri tanaman kopi

Penutupan kembali lubang untuk pupuk NPK

4.2 Pembahasan
Kegiatan praktikum pemeliharaan tanaman kopi kali ini dilaksanakan pada pagi hari di
lahan percobaan laboratorium Universitas Bengkulu. Setelah minggu sebelumnya dilakukan
penanaman kopi, maka selanjutnya dilakukan perawatan tanaman kopi. dikarenakan minggu
sebelumnya telah dilakukan penyiangan gulma pada saat penanaman maka tidak terlalu banyak
gulma yang berada disekitar tanaman kopi tersebut. Pembersihan gulma hanya dilakukan dengan
mencabut secara langsung atau dengan menggunakan cangkul apabila ingin membersihkan
gawangan tanaman kopi. Setelah bersih, kemudian dilakukan pemupukan menggunakan pupuk
NPK sesuai dengan takaran atau dosis yang dibutuhkan oleh tanaman kopi.

6
Kopi adalah suatu jenis tanaman yang terdapat di daerah tropis dan subtropis yang dapat
hidup di dataran rendah dan dataran tinggi. Kondisi lingkungan tumbuh tanaman kopi yang
berpengaruh terhadap produktivitas tanaman kopi adalah tinggi tempat dan curah hujan. Menurut
Ryan (2016), faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kopi antara lain, ketinggian
tempat, curah hujan, kondisi tanah, intensitas cahaya, dan angin agar pertumbuhan tanaman kopi
bisa optimal. Secara garis besar, di Indonesia terdapat dua jenis kopi yang keduanya tumbuh dan
berkembang secara optimal pada dua kondisi iklim yang berbeda. Kedua jenis kopi tersebut yaitu
kopi arabika untuk dataran tinggi dan kopi robusta untuk dataran menengah sampai rendah.
Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi produksi tanaman kopi adalah aspek
pemangkasan. Menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (2010), manfaat dan
fungsi pemangkasan tanaman kopi pada umumnya adalah agar pohon tetap rendah sehingga
mudah perawatannya, membentuk cabang-cabang produksi yang baru, mempermudah masuknya
cahaya dan mempermudah pengendalian hama dan penyakit. Pangkasan dilakukan bukan hanya
untuk menghasilkan cabang-cabang saja (pertumbuhan vegetatif) tetapi juga untuk menghasilkan
banyak buah.
Pemberian pupuk untuk tanaman kopi bisa menggunakan pupuk organik atau pupuk
buatan. Tujuan pemupukan adalah untuk menjaga daya tahan tanaman, meningkatkan produksi
dan mutu hasil. Pemupukan pada tanaman kopi harus tepat waktu, dosis dan jenis pupuk serta
cara pemberiannya. Kebutuhan pupuk dapat berbeda-beda antar lokasi, jenis tanah, iklim,
varietas dan umur tanaman. Pemberian pupuk organik dilakukan setahun dua kali dengan dosis
pupuk organik yaitu 10 - 20 kg / pohon / tahun (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2014).
Pupuk anorganik memiliki unsur yang paling dominan dijumpai yaitu unsur N, P dan K.
Pemberian pupuk NPK memberikan pengaruh yang baik pada kandungan hara dan tanaman
karena adanya unsur hara makro yang dapat membantu dalam masa pertumbuhan tanaman
(Sutejo, 2002). Menurut Lingga dan Marsono (2001), salah satu jenis pupuk NPK adalah NPK
majemuk Phonska. Kelebihan dari pupuk NPK Phonska adalah merangsang pertumbuhan
tanaman khususnya batang. Menurut Minarsih et al.(2013), pemberian pupuk majemuk NPK
dengan dosis sebanyak 1,5 g/tanaman ukuran polibag 15 cm x 20 cm berpengaruh nyata terhadap
bobot kering tajuk tanaman kakao sebesar 2,7 g, bobot kering akar 1,03 g, bobot basah akar 5,7
g, jumlah daun 17,3 helai dibandingkan dosis lainnya.

7
BAB IV
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dalam praktikum ini yaitu pemeliharan tanaman
kopi seperti penyiangan, pemupukan, penyiraman, dan pengendalian OPT harus dilakukan agar
tanaman kopi dapat tumbuh dengan baik dan terhindar dari penyakit maupun hama yang
menyerang.

8
DAFTAR PUSTAKA

Anggara, Anies., Marini dan Sri. 2011. Kopi Si Hitam Menguntungkan: Budidaya dan
Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit Cahaya Atma Pustaka.

Dewantara, F. R., J. Ginting dan Irsal. 2017. Respon pertumbuhan bibit kopi robusta (Coffea
robusta L.) terhadap berbagai media tanam dan pupuk organik cair. Jurnal
agroteknologi FP USU. 5(3): 676- 684.

Minarsih, M. A. Syamsul, A. Maria, V. R. dan Rasdi, E. 2013. Pengaruh pemberian kompos kulit
buah kakao sebagai campuran media tanam pembibitan dan pupuk NPK (15:15:15)
terhadap pertumbuhan bibit kakao Theobroma cacao L. Jurnal Agrotek Tropika. 2: 189-
194.

Pertiwi, I. dan Ardian. 2013. Pemberian pupuk vermikompos pada bibit kopi robusta.
Departement of Agrotecnology, Faculty of Agricultur, Riuan University. 8:1-2.

Prastowo, Bambang, dkk. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Kopi. Jakarta: Pusat Penelitian dan
Pengembangan Perkebunan.p. 20-26.
Rahardjo, Pudji. 2012. Panduan Budi Daya Pengelolaan Kopi Arabika dan Robusta. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Ryan dan Soemaro. 2016. Pengelolaan Lahan untuk Kebun Kopi. Malang: Penerbit Gunung
Samudra.

Sutejo, M. M. 2002. Pupuk dan Cara Penggunaan. Jakarta : Rineka Cipta.

9
LAMPIRAN

Berikut ini lampiran kegiatan penanaman kopi :

Anda mungkin juga menyukai