PENDAHULUAN
Pada umumnya pupuk organik terbuat dari limbah berupa limbah rumah
tangga atau limbah kota dan limbah pertanian atau peternakan seperti kotoran
hewan ternak. Pupuk organik didapatkan dengan berbagai metode pembuatan
pupuk. Bentuk pupuk organik dapat berupa cairan maupun butiran atau padatan
tergantung pada teknik yang digunakan dalam pembuatan pupuk organik.
Salah satu produk pupuk organik adalah bokashi. Pupuk bokashi terbuat
dari bahan baru limbah pertanian yaitu kotoran ternak baik kotoran sapi maupun
kotoran ayam dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk bokashi.
Pupuk bokashi dibuat dengan memfermentasikan bahan-bahan organik dan
mengandalkan mikroorganisme sebagai pengurai bahan organik. Pupuk bokashi
memiliki kandungan hara yang baik bagi tanaman karena pupuk bokashi
mengandung berbagai mikroorganisme yang baik dalam menunjang keragaman
mikroorganisme didalam tanah.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui teknik pembuatan pupuk bokashi.
2. Mengetahui mutu pupuk bokashi yang layak diaplikasikan pada tanaman
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pemupukan tanaman adalah salah satu kegiatan penting yang dilakukan dalam
kegiatan budidaya tanaman. Pemupukan berguna menambah hara yang dibutuhkan
tanaman dalam memenuhi kebutuhan hara tanaman agar tanaman dapat menghasilkan
produksi yang lebih baik. Salah satu jenis pupuk yang diaplikasikan pada tanaman
adalah pupuk organik. pupuk organik merupakan iput hara bagi tanaman yang terbuat
dari bahan-bahan organik. Penambahan bahan organik kedalam tanah akan
memberikan hara yang baik bagi tanaman (Suthamathy dan Seran, 2013).
Penggunaan pupuk kimia berdampak negatif bagi kualitas tanah pada jangka
waktu panjang. Aplikasi pupuk kimia dapat digantikan dengan mengandalkan lebih
banyak bahan organik yang ditambahkan kedalam tanah. Salah satu jenis pupuk
organik yang dapat diaplikasikan pada tanaman adalah pupuk bokashi. Pupuk bokashi
yang diaplikasikan pada tanaman selain dapat memberikan nutrisi bagi tanaman juga
berdampak baik bagi kesehatan tanah. Pupuk bokashi dapat meningkatkan kesuburan
tanah dan memperbaiki sifat tanah yang telah rusak akibat pemberian bahan kimia
pada tanah pada kegiatan pertanian sebelumnya (Tufaila et al., 2014).
Pupuk bokashi yang dihasilkan harus memnuhi syarat mutu agar dapat
diaplikasikan pada tanaman. Menurut FFTC (1997) dalam Suriadikarta dan Setyorini
(2006), syarat minimal untuk pupuk organik adalah kandungan hara, pH, dan EC
harus dicantumkan, C/N rasio minimal 20, Kandungan bahan organik maksimal 60%,
kandungan air maksimal 35%, persentasi bahan serta pencantuman lama
pengomposan pupuk, kandungan logam serta stabilitas suhu.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
b) Di siapkan larutan EM4, Larutkan 1 sendok gula pasir kedalam 1500 air
bersih dan 10 ml EM4,aduk hingga rata.
c) Siramkan larutan EM4 yang telah di campurkan dengan air dan gula, siramkan
ke bahan organik hingga rata dengan kadar air 30-40% cirinya jika dikepal
adonanya memadat dan tidak terhambur.
d) Masukkan kedalam karung dan jaga kelembapannya aduk tiap hari dan suhu
maksimal 50 oC.
e) Setelah 7 hari , lihat perubahan warna bahan organik, bau yang muncul dan
keberadaan jamur putih dalam timbunan bahan organik
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahsan
Kegiatan praktikum ini yaitu Pembuatan Pupuk Bokashi. Bokashi (bahan
organik kaya akan sumber hayati) adalah pupuk kompos yang dihasilkan dari
proses fermentasi atau peragian bahan organik dengan teknologi EM4 (Effective
Mikroorganisme 4). Keunggulan penggunaan teknologi EM4 adalah pupuk
organik (kompos) dapat dihasilkan dalam waktu yang relatif singkat
dibandingkan cara konvensional. (Kartika Chrysti S, 2014)
Pada Minggu ke-0 tidak terjadi perubahan. Pada Minggu Pertama (hari ke
7) telah terjadi perubahan warna yaitu menjadi lebih gelap dan menjadi berbau
seperti fermentasi serta mulai tumbuh jamur berwarna putih. Pada Minggu Kedua
(hari ke 14) Tekstur dari daun mulai hancur, bau nya lebih menyengat dari
minggu pertama. Pada Minggu Ketiga (hari ke 21) Daun hampir hancur semua
tetapi masih terdapat bahan organic yang belum hancur bau nya sangat
menyengat dan muncul ulat berwarna putih.
Dari percobaan tersebut, dapat terlihat bahwa pupuk bokashi terbentuk
akibat adanya proses fermentasi bahan organik dengan teknologi EM-4
(Effective Microorganisme 4). Karena dengan menggunakan activator EM-4,
pembuatan pupuk bokashi bisa dengan cepat dibandingkan menggunakan cara
konvensional.
BAB V
PENUUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Sebaiknya pembuatan bokashi lebih dapat dioptimalkan dengan beberapa
fasilitas yang memadai yaitu berupa tempat mendiamkan pupuk dan alat lain
yang dapat menunjang perawatan bokashi selama proses dekomposisi.
DAFTAR PUSTAKA
Birnadi, S. 2014. Pengaruh Pengolahan Tanah dan Pupuk Organik Bokashi Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max L.) Kultivar Wilis.
Istek, 8(1): 29-46.
Samathamathy, N., and T.H Seran. 2013. Residual effect of Organic manure EM
Bokashi applied to Proceeding Crop of Vegetable Cowpea (Vigna unguiculata)
on succeeding Crop of Radish (Raphanus sativus). Agriculture and Forestry
Science, 1(1): 2-5.
Suriadikarta, D. A., dan D. Setyorini. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati.
Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian.
Tufaila, M., Yusrina dan S. Alam. 2014. Pengaruh Pupuk Bokashi Kotoran Sapi
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah Pada Ultisol Puosu Jaya
Kecamatan Konda, Konawe Selatan. Akroteknos, 4(1): 18-25.
LAMPIRAN