Komponen % Volume
Molase/gula merah 5% (w/v) 50 gram
Jus Kecambah (tauge) 2.5% (v/v) 25 mL
Jus sayuran dan buah/kompos 20% (v/v) 200mL
Jus akar-akaran sebagai sumber bakteri 10 % (v/v) 100 mL Gambar 1. Bioreaktor Biang Bakteri
Cara Kerja :
Tahap 2. Pembuatan Pupuk Hayati Cair
1. Membuat jus kecambah (tauge) (masukkan 100 gr kecambah ke dalam 1 Liter air lalu
Alat Bahan
dihaluskan dengan blender dan disaring). Ember/topless bertutup Molase/Gula merah
2. Membuat jus sayuran/buah-buahan (masukkan sayuran sebanyak 250 gr ke dalam 1 Pompa celup Kotoran dan urin sapi
Liter air lalu dihaluskan dengan blender dan disaring). Tongkat pengaduk Inokulum (biang pupuk)
3. Membuat jus akar tanaman sebagai sumber mikroba (masukkan 100 gram akar Jus sayur-buah
dicampur dengan 1 L air lalu dihaluskan dengan blender dan disaring). 2.1 Pupuk Cair Hayati (untuk 7 L pupuk)
4. Masukan 100 mL jus akar, 25 mL jus kecambah tauge, 200 mL jus sayuran dan buah,
Cara Kerja :
serta 50 gram gula merah ke dalam blender, dan dihaluskan hingga semua komponen
tercampur. 1. Siapkan bahan-bahan berikut ini :
5. Campuran ditepatkan volumenya hingga 1 L.
Komposisi % Volume
6. Masukkan campuran ke dalam botol air mineral 1,5 L, dan rangkai bioreaktor seperti Kotoran sapi 20% 1.4 kg
pada gambar 1. Urin sapi 10% 700 mL
7. Nyalakan aerasi bioreaktor. Jus sayuran-buah 20% 1,4 L
8. Campuran disimpan (inkubasi) selama 2 hari dengan pompa yang selalu menyala. Larutan Molase/Gula merah 5% 350 gram
Biang pupuk (inokulum) 10% 700 mL
Air 30%
2. Dipasangkan pompa sirkulasi di dasar ember/topless.
3. Haluskan gula merah (350 gram) menggunakan blender dicampur dengan jus
sayuran dan buah, lalu saring.
4. Masukkan kotoran sapi,urin sapi, campuran gula merah-jus sayur, dan air ke dalam
wadah.
5. Dilakukan pengadukan hingga merata.
6. Campuran lalu disaring dan dimasukkan ke dalam ember produksi.
2
7. Ditambahkan 700 mL biang pupuk, diaduk sampai merata. f) Meningkatkan produksi senyawa metabolit sekunder sebagai bahan baku obat,
8. Tutup ember/topless dan nyalakan pompa celup. pestisida dan sebagainya
9. Inkubasi (ditumbuhkan) selama 1 minggu dengan pompa sirkulasi yang selalu g) Pelarutan Mineral-Mineral Kompleks di Tanah
menyala. h) Berperan Penting dalam Penyedia Nitrogen untuk Tanaman
- Bakteri yang mampu memfiksasi nitrogen adalah Azotobacter, Azomonas,
V. Aplikasi Pupuk Hayati ke Lahan
Azotococcus, Rhizobium, dan Cyanobacteria.
1. Pupuk hayati yang sudah siap diencerkan dengan air dengan tingkat pengenceran 10-
100 kali.
2. Untuk penyimpanan dapat dilakukan dalam wadah tertutup dengan tidak menutup
kedap selama proses fermentasi masih berjalan aktif untuk menghindari
pembentukan gas yang dapat menyebabkan wadah menggembung.
3. Untuk aplikasi awal, tingkat pengenceran dilakukan 10 kali dengan menggunakan 1 L
pupuk hayati lalu menambahkan air sebanyak 9 L.
4. Untuk pemakaian pada pemupukan ke 2 dapat dilakukan dengan pengenceran 25
kali sedangkan untuk aplikasi ke 3 dapat dilakukan dengan tingkat pengenceran 50
kali. Pupuk hayati yang telah diencerkan tinggal disiramkan (disemprotkan) ke lahan
perkebunan.
5. Komposisi pemakaian terlebih dahulu dilakukan percobaan untuk melihat persentase
optimum pengenceran pupuk cair hayati. (Pengenceran pada no 4 dan 5 belum
berdasarkan percobaan).
3
4