Anda di halaman 1dari 4

PUPUK HAYATI CAIR menjadi sumber karbon, nitrogen, mineral, hormon pertumbuhan dan komponen lain yang

penting untuk pertumbuhan tanaman (Oladejo et.al.,2015). Pemanfaatan limbah sayuran,


I. Pendahuluan gula merah dan akar-akaran bernodul sebagai sumber mikroba menjadikan pupuk hayati
dapat lebih murah dalam produksinya dibandingkan dengan produksi pupuk anorganik.
Pupuk adalah bahan tambahan yang diaplikasikan pada tanah dan tanaman yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kondisi kesuburan tanah secara kandungan Penelitian yang dilakukan Adiprasetyo (2014) menunjukkan bahwa penggunaan pupuk
kimia, fisis, dan biologis tanah. Berdasarkan bahan bakunya, pupuk dibagi menjadi pupuk hayati dalam pertanian kelapa sawit telah terbukti meningkatkan sifat karakteristik tanah
anorganik (pupuk yang dibuat secara sintetis berbahan dasar mineral/senyawa kimia khususnya dalam electrical conductivity tanah, kandungan fosfor tanah, dan pH tanah.
buatan, contoh : Pupuk NPK), pupuk organik (pupuk yang berbahan dasar materi sisa Dengan perbaikan karakteristik tanah tersebut, maka asupan nutrisi hara tanaman dapat
tanaman dana tau kotoran hewan yang mengandung zat hara dan bahan organik tanah), lebih optimal, dan berdampak pada peningkatan produktivitas tanaman sawit. Selain itu,
dan pupuk hayati (pupuk yang menggunakan agen-agen mikroba aktif seperti bakteri, penggnaan pupuk hayati terbukti mampu mengurangi penggunaan pupuk kimia buatan, dan
jamur, dan mikroalga yang berfungsi sebagai penyedia unsur hara di tanah bagi tanaman) menghemat biaya produksi sekitar Rp 509.093/hektare/tahun. Oleh karena itu, pupuk
(Purba,2015). hayati sangat berpotensi untuk digunakan dalam pertanian.
Penggunaan pupuk anorganik dalam kegiatan intensifikasi pertanian memang II. Tujuan :
memberikan peningkatan produktivitas tanaman, namun memiliki dampak negatif pada 1. Membuat inokulum (biang) pupuk hayati cair
lingkungan, seperti merusak kualitas fisis dan biologi tanah disamping pencemaran 2. Membuat pupuk hayati cair
terhadap bada perairan. Penggunaan pupuk anorganik secara intensif dapat menurunkan III. Alat dan Bahan :
porositas, daya ikat air dan mengakibatkan tanah menjadi keras dan kompak. Pemakaian
Alat Bahan
pupuk anorganik secara intensif juga dapat menurunkan keragaman dan kelimpahan
Blender Molase/Gula merah
mikrobiota tanah yang justru memainkan peran vital terhadap eksistensi tanaman. Secara Timbangan Kotoran dan urin sapi
umum dapat dikatakan bahwa penggunaan pupuk anorganik secara intensif tidak Botol air mineral 1,5 L Biang pupuk
mendukung keberlangsungan sistim budidaya dalam jangka panjang. Stick balon Kompos, limbah sayur dan buah
Selang aerator Dakron
Penggunaan pupuk organik dan pupuk hayati dapat menjadi solusi bagi permasalahan
Aerator Vaseline/clay
yang ditimbulkan oleh penggunaan pupuk anorganik secara intensif. Pupuk hayati
Saringan santan Akar tanaman dan bintil akar
mengandung mikroorganisme yang menghasilkan berbagai enzim sehingga dapat Gelas ukur 1 L, 100 mL
melakukan pengikatan nitrogen udara, dekomposisi materi organik menjadi unsur hara dan Sumber listrik
fitohormon, melarutkan unsur dari batuan mineral, disamping meningkatkan kapasitas Pompa sirkulasi
penyerapan akar terhadap unsur hara dalam tanah yang secara keseluruhan dapat menjaga Saringan
kesuburan tanah secara berkesinambungan. Pada umumnya, pupuk hayati mengandung Ember
konsorsium mikroba seperti kelompok bakteri Rhizobium, Azotobacter, Azospirillum, Pengaduk
Pseudomonas, dan Bacillus yang banyak ditemukan di akar tanaman dan tersebar di tanah a. Sumber Mikroba (Jus akar kacang-kacangan) :
(Sudiarti,2015). 1. Bintil akar tanaman kacang-kacangan seperti kedelai, mimosa, kacang tanah,
dan kacang babi.
Dalam produksi pupuk hayati, dapat memanfaatkan limbah kotoran sapi dan urin sapi
b. Sumber Nutrisi :
sebagai sumber materi organik dan sumber nitrogen yang dapat diproses oleh mikroba
1. Gula merah
1
2. Kecambah tauge
3. Limbah sayuran/buah-buahan

IV. Cara Kerja

Tahap 1 : Pembuatan Biang/Inokulum Mikroba (Untuk 1 Liter Inokulum)

Komponen % Volume
Molase/gula merah 5% (w/v) 50 gram
Jus Kecambah (tauge) 2.5% (v/v) 25 mL
Jus sayuran dan buah/kompos 20% (v/v) 200mL
Jus akar-akaran sebagai sumber bakteri 10 % (v/v) 100 mL Gambar 1. Bioreaktor Biang Bakteri
Cara Kerja :
Tahap 2. Pembuatan Pupuk Hayati Cair
1. Membuat jus kecambah (tauge) (masukkan 100 gr kecambah ke dalam 1 Liter air lalu
Alat Bahan
dihaluskan dengan blender dan disaring). Ember/topless bertutup Molase/Gula merah
2. Membuat jus sayuran/buah-buahan (masukkan sayuran sebanyak 250 gr ke dalam 1 Pompa celup Kotoran dan urin sapi
Liter air lalu dihaluskan dengan blender dan disaring). Tongkat pengaduk Inokulum (biang pupuk)
3. Membuat jus akar tanaman sebagai sumber mikroba (masukkan 100 gram akar Jus sayur-buah
dicampur dengan 1 L air lalu dihaluskan dengan blender dan disaring). 2.1 Pupuk Cair Hayati (untuk 7 L pupuk)
4. Masukan 100 mL jus akar, 25 mL jus kecambah tauge, 200 mL jus sayuran dan buah,
Cara Kerja :
serta 50 gram gula merah ke dalam blender, dan dihaluskan hingga semua komponen
tercampur. 1. Siapkan bahan-bahan berikut ini :
5. Campuran ditepatkan volumenya hingga 1 L.
Komposisi % Volume
6. Masukkan campuran ke dalam botol air mineral 1,5 L, dan rangkai bioreaktor seperti Kotoran sapi 20% 1.4 kg
pada gambar 1. Urin sapi 10% 700 mL
7. Nyalakan aerasi bioreaktor. Jus sayuran-buah 20% 1,4 L
8. Campuran disimpan (inkubasi) selama 2 hari dengan pompa yang selalu menyala. Larutan Molase/Gula merah 5% 350 gram
Biang pupuk (inokulum) 10% 700 mL
Air 30%
2. Dipasangkan pompa sirkulasi di dasar ember/topless.
3. Haluskan gula merah (350 gram) menggunakan blender dicampur dengan jus
sayuran dan buah, lalu saring.
4. Masukkan kotoran sapi,urin sapi, campuran gula merah-jus sayur, dan air ke dalam
wadah.
5. Dilakukan pengadukan hingga merata.
6. Campuran lalu disaring dan dimasukkan ke dalam ember produksi.

2
7. Ditambahkan 700 mL biang pupuk, diaduk sampai merata. f) Meningkatkan produksi senyawa metabolit sekunder sebagai bahan baku obat,
8. Tutup ember/topless dan nyalakan pompa celup. pestisida dan sebagainya
9. Inkubasi (ditumbuhkan) selama 1 minggu dengan pompa sirkulasi yang selalu g) Pelarutan Mineral-Mineral Kompleks di Tanah
menyala. h) Berperan Penting dalam Penyedia Nitrogen untuk Tanaman
- Bakteri yang mampu memfiksasi nitrogen adalah Azotobacter, Azomonas,
V. Aplikasi Pupuk Hayati ke Lahan
Azotococcus, Rhizobium, dan Cyanobacteria.
1. Pupuk hayati yang sudah siap diencerkan dengan air dengan tingkat pengenceran 10-
100 kali.
2. Untuk penyimpanan dapat dilakukan dalam wadah tertutup dengan tidak menutup
kedap selama proses fermentasi masih berjalan aktif untuk menghindari
pembentukan gas yang dapat menyebabkan wadah menggembung.
3. Untuk aplikasi awal, tingkat pengenceran dilakukan 10 kali dengan menggunakan 1 L
pupuk hayati lalu menambahkan air sebanyak 9 L.
4. Untuk pemakaian pada pemupukan ke 2 dapat dilakukan dengan pengenceran 25
kali sedangkan untuk aplikasi ke 3 dapat dilakukan dengan tingkat pengenceran 50
kali. Pupuk hayati yang telah diencerkan tinggal disiramkan (disemprotkan) ke lahan
perkebunan.
5. Komposisi pemakaian terlebih dahulu dilakukan percobaan untuk melihat persentase
optimum pengenceran pupuk cair hayati. (Pengenceran pada no 4 dan 5 belum
berdasarkan percobaan).

- Limbah kotoran + urin sapi :


PEMBAHASAN A. Mengandung Senyawa Anorganik : Cu, P, K, Zn, Mn, Ca, Co, Fe, H, O
B. Mengandung Senyawa Organik : Nitrogen , Karbon, dan Sulfur
1. Dampak Penggunaan pupuk kimia berlebihan : C. Mengandung C/N rasio rendah : Lebih mudah terurai , menambah ketersediaan
- Pengerasan tanah, hilangnya kesuburan tanah, kontaminasi logam berat, zat hara tanah
kontaminasi senyawa sida di tanah. D. Bintil Akar : sumber mikroorganisme fungsional
- Solusi : Substitusi dengan menggunakan pupuk hayati (pupuk dengan tambahan
mikroorganisme fungsional untuk menyuburkan tanah dan tanaman). - Gula merah : sumber gula sederhana
- Mekanisme biofertilizer : - Sayur : sumber nutrisi, sumber gula, dan sumber nitrogen
a) Melakukan proses dekomposisi berbagai limbah oraganik di alam - Kecambah tauge : sumber nitrogen
b) Merangsang pertumbuhan tanaman  produksi hormon2 pertumbuhan (IAA,
giberelin, sitokinin)
c) Mempercepat proses perbungaan
d) Meningkatkan proses biosintesis senyawa biokimia
e) Menghambat patogen

3
4

Anda mungkin juga menyukai