Anda di halaman 1dari 3

MORETAN

MORETAN (Mikroorganisme pertanian) yang secara umum merupakan cairan dari bahan-bahan alami
sebagai tempat hidup dan berkembangnya mikroorganisme, yang berguna untuk mempercepat
penghancuran baha-bahan organik atau dekomposer dan sebagai aktivator atau tambahan nutrisibagi
tumbuhan.

Manfaat moretan

1. Memperbaiki kondisi lingkungan fisik, kimia, dan biologi tanah, serta menekan pertumbuhan
hama dan penyakit dalam tanah.
2. Memperbaiki perkecambahan, pembungaan, pembentukan buah dan kematangan hasil
tanaman.
3. Meningkatkan kapasitas fotosintesa tanaman.
4. Meningkatkan manfaat bahan organik sebagai sumber pupuk.

MORETAN seebagai larutan stok

Alat dan bahan

 EM/Moretan biang (bibit) 0.5 liter


 Tetes tebu 0.5 liter
 Air cucian beras kental 20 liter
 Jrigen 20 liter untuk penyimpanan
 Ember besar untuk pencampuran

Langkah-langkah

Mencampurkan tetes tebu (0.5 liter) dengan air cucian beras (20 liter) didalam ember besar, diaduk
hingga tercampur merata kemudian memasukkan moretan biang (bibit) kedalamnya dan diaduk hingga
tercampur. Setelah tercampur rata disimpan dalam jrigen dan ditutup rapat. Larutan disimpan selama 1
minggu. Setelah larutan berbau seperti tapeberarti moretan siap digunakan untuk pembuatan pupuk.

Cara aplikasi

2 gelas (0.5 liter) larutan moretan di encerkan dengan air 14 liter (1 tanki semprot), pencampuran
dilakukan pada ember agar tercampur rata setelah itu dimasukkan kedalam semprotan baru
diaplikasikan(disemprotkan) ke pupuk kandang.
PGPR

PGPR adalah suatu inokulan campuran yang berbentuk cair.

PGPR mengandung

1. Rizobacterium
Azotobacter sp., Azospirilium sp., Pseudomonas sp., Lactobacillus sp., Bacillus polymyxa, dll
2. Zat perangsang tumbuh (Auxin, Giberellin, cytokinin)
3. Unsur hara makro dan mikro

Fungsi PGPR

1. Menekan perkembangan penyakit (Bioprotectant), melalui


 Induksi ketahanan secara sistemik (hama dan patogen)
 Produksi siderofon dan antibiotik (patogen perakaran)
 Kompetisi nutrisi (patogen perakaran)
2. Memproduksi fitohormon (Biostimulant), Produksi fito hormon (IAA, sitokinin, giberelin,
penghambat produksi etilen)
3. Meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman
 Meningkatkan penyerapan/pemanfaatan unsur N oleh bakteri pemfiksasi nitrogen
(Azospirilium, Rhizobium, dll)
 Meningkatkan kemampuan pengambilan unsur besi (Fe 3+) oleh penghasil siderofor
(Pseudomonas fluoresens)
 Meningkatkan kemampuan penyerapan unsur S oleh pemfiksasai sulfur (Thiobacillus)
 Meningkatkan ketersediaan P oleh pelarut fosfat (Bacillus, Pseudomonas)
 Meningkatkan ketersediaan unsur Mn2+ oleh bakteri pereduksi Mangan
4. Kandungan fitohormon akan meningkatkan perakaran halus, sehingga permukaan akar
bertambah, penyerapan nutrisi dan air meningkat, kebugaran tanaman bertambah yang akan
menambah ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit

Langkah-langkah pembuatan

Pembuatan biang (bibit) F1 PGPR

Bahan dan alat

 Akar bambu (+ rebung)


 Akar putri malu
 Akar sere
 Akar rumput gajah
 Akar alang-alang
Masing-masing 200gr
 Ember
Cara membuat

Meniapkan bahan masing-masing 200gr, bhan dipotong-potong (1cm) kemudian dimasukan dalam
ember dan direndam dengan air matang dingin sampai semua bahan terendam sempurna. Dibiarkan
selama 3 hari dan setiap hari diadukuntuk melepaskan enzim-enzim secara sempurna. Setelah 3
harilarutan disaring (sebagai F1)dan diperbanyak dalam media katul (F2) atau dapat langsung
dipergunakan.

Langkah-langkah membuat PGPR F2 (media katul)

 Alat dan Bahan


 Gula pasir 2 sendok
 Dedak (katul) 4 gelas
 Air 10 liter
 Terasi 1 ibu jari
 Air kapur seujung sendok makan
 Biang (bibit) PGPR F1 0.5 liter
 Ember/jrigen
 Panci dan pengaduk
 Kompor
 Saringan

Cara membuat
 Merebus semua bahan kecuali biang (bibit) PGPR hingga mendidih
 Setelah mendidih matikan api dan saring larutan
 Setelah dingin tambahkan biang (bibit) PGPR 0.5 liter, jika prosesnya benar maka akan muncul
gelembung setelah disimpan selama 3 hari dan bisa digunakan.

Cara aplikasi
0.5 liter PGPR dilarutkan dalam air bersih 14 liter (1 tangki) kemudian dapat di semprotkan/dikocor
kearea perakaran tanaman.

Anda mungkin juga menyukai