Anda di halaman 1dari 21

AKAR BAMBU

Cara Membuat PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobakter)


Membuat PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobakteri)
Info Praktis – Apa itu PGPR ? PGPR adalah singkatan dari “Plant Growth
Promoting Rhizobakteri” atau “Bakteri Pemacu Pertumbuhan“. Bakteri PGPR
hidup berkoloni disekitar perakaran tanaman dan bersifat menguntungkan bagi
tanaman. Bakteri ini memiliki peran yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman
dan memberi keuntungan bagi proses fisiologi tanaman. Dalam istilah bahasa
Indonesia, PGPR dikenal dengan istilah RPTT atau “Rhizobakteria Pemacu
Tumbuh Tanaman“. Untuk mendapatkan produk PGPR tidaklah sulit, karena sudah
banyak produsen yang memproduksi dan memasarkan PGPR. Namun yang menjadi
kendala, distribusi produk PGPR tersebut belum mampu menjangkau seluruh petani
di Indonesia.

Bahan dasarnya adalah akar bambu dan beberapa bahan lain yang pastinya banyak
tersedia dirumah anda. Bagaimana cara membuatnya ?
Berikut langkah-langkah membuat PGPR :
Alat dan Bahan
1. Akar bambu 1 ons
2. Dedak 1 kg
3. Terasi 2 ons
4. Molasses/tetes tebu, air nira, gula merah atau gula pasir 4 ons
5. Kapur sirih 1 ons
6. Air bersih 10 liter
7. Jerigen atau Tong
Cara Membuat PGPR
1. Akar bambu direndam dengan air matang (dalam keadaan dingin) selama kurang
lebih 4 – 5 hari
2. Gula pasir, dedak dan terasi direbus hingga mendidih selama kurang lebih 20 – 25
menit, kemudian dinginkan
3. Setelah dingin, masukkan semua bahan kedalam tong atau jerigen dan ditutup
rapat
4. Buka penutup dan aduk setiap pagi, kemudian ditutup kembali
5. Setelah kurang lebih 2 minggu, PGPR biasanya sudah jadi dan siap untuk
digunakan
Cara Menggunakan PGPR
Sebelum digunakan PGPR disaring agar terpisah ampas dengan airnya. Cara
aplikasinya bisa disemprotkan ke lahan, disemprotkan ke tanaman, atau merendam
benih atau bibit yang akan digunakan. PGPR juga bisa diaplikasikan dengan cara
pengocoran langsung keakar tanaman.
Baca selengkapnya disini : Cara Aplikasi PGPR
Demikian cara membuat PGPR dengan bahan akar bambu. Akar bambu yang
digunakan adalah akar bambu beserta sedikit tanah yang menempel pada akar
tersebut. Semoga bermanfaat…
Salam mitalom !!!

CARA MEMBUAT PUPUK ORGANIK PERANGSANG AKAR


joko samudro November 30, 2014 pertanian, pupuk organik, Teknik Budidaya, Tips

Akar merupakan bagian tanaman yang memiliki fungsi utama menyerap berbagai
macam unsur hara yang terdapat dalam tanah , Perakaran yang baik adalah syarat
utama untuk menjamin kesehatan semua jenis tanaman. Faktor penting dalam
meraih kesuksesan budidaya secara organik baik itu tanaman pangan atau
pembudidayaan tanaman hias yang harus di perhatikan adalah
baiknya pertumbuhan akar.

Ilustrasi : Sistem Akar Tanaman


BAHAN PUPUK CAIR ORGANIK PERANGSANG AKAR
Semua bahan-bahan untuk pembuatan pupuk cair perangsang akar, adalah murni
memanfaatkan limbah organik yang terbuang di sekitar kita. Adapun bahan yang
perlu di siapkan adalah sebgai berikut :

1 – Air cucian beras yang pertama ( air leri ) 2 liter , Untuk mengetahui
manfaat Air cucian beras baca juga
:http://www.organikilo.co/2014/10/manfaat-air-cucian-beras-untuk-
pertanian.html
2 – Air kelapa tua ( muda juga boleh ) 2 liter , Untuk mengetahui manfaat
Air kelapa baca juga :http://www.organikilo.co/2014/10/manfaat-air-
kelapa-untuk-pertanian.html
3 – Rebung bambu 5 kg
4 – Bonggol Pisang 5 Kg , Untuk mengetahui manfaat bonggol pisang baca
juga : http://www.organikilo.co/2014/10/manfaat-bonggol-gedebog-
pisang-untuk.html
5 – Molase ( tetes tebu ) jika kesulitan menggunakan gula juga boleh 20%
dari total bahan

CARA PEMBUATAN PUPUK CAIR ORGANIK PERANGSANG AKAR


Cara mengolah ke-semua bahan menjadi pupuk perangsang akar tidaklah begitu
sulit , caranya adalah bonggol pisang dan rebung bambu dihancurkan dengan cara
ditumbuk atau menggunakan blender sampai benar-benar halus. Langkah berikutnya
adalah mencampurkan bubur bonggol pisang + rebung bambu dengan Air
cucian beras (air leri ) , Air kelapa dan Molase ( tetes tebu ) kemudian di
aduk hingga tercampur dengan rata.
Setelah ke-semua bahan yang sudah di campur siap , Masukkan campuran tadi ke
dalam jerigen bersih dengan menggunakan sistem aerob ( pada tutup botol di beri
lubang untuk memasukkan selang sebagai proses aerobnya ). sistem aerob adalah
Ujung selang yang satu masuk pada jerigen bersih yang telah di isi semua bahan
pupuk cair organik perangsang akar dan ujung satunya masuk ke botol yang telah di
isi dengan air.
Ilustrasi: sistem aerob pembuatan pupuk organik cair

Proses fermentasi atau penguraian oleh mikroba alami ini dibiarkan lebih kurang 2
minggu , pada saat fermentasi berjalan sebaiknya jerigen di goyang atau di kocok
tiap hari 1 kali.

CIRI-CIRI PUPUK CAIR ORGANIK PERANGSANG AKAR YANG TELAH JADI


Untuk mengetahui proses fermentasi pupuk organik cair buatan anda telah selesai
atau pupuk cair telah jadi , tanda-tandanya adalah terjadinya perubahan bau pupuk
cair yang mirip tapai ” bukan bau yang tidak sedap” . Jika terjadi perubahan bau
yang kurang sedap pada pupuk cair setelah 2 minggu , berarti proses pembuatan
mengalami kegagalan atau mungkin ada selang yang bocor .
CARA APLIKASI PUPUK CAIR ORGANIK PERANGSANG AKAR
Aplikasi pupuk cair ini tidak boleh diberikan ( semprot / siram ) secara
langsung terhadap tanaman , jika diberikan secara langsung dapat berakibat
over dosis atau tanaman malah mati . Meskipun organik ia perlu di campur
dengan air dengan dosis atau takaran rata-rata 1 : 48 ( pupuk cair organik
perangsang akar 1 liter : air 48 liter ) sesuaikan dengan kondisi tanaman .
TIPS: Aplikasi Pupuk organik Cair untuk tanaman dapat menggunakan semprot atau
siram dengan interval 7 hari sekali untuk hasil yang maksimal.
Nah , demikian ulasan tentang cara membuat pupuk cair organik perangsang
akar , Apakah anda tertarik untuk berbudidaya dengan pola organik ?? . Semoga
membawa manfaat untuk anda , SALAM sukses !!.
Cara Mudah Membuat PGPR Dari Akar Bambu
Azriel KJ 01.30 Budidaya , Organik Tidak ada komentar

Apabila diterjemahkan kurang lebih menjadi demikian “Bakteri Perakaran Pemacu


Pertumbuhan Tanaman atau disimngkat BP3T”. Sobat Tani semua sudah tidak asing
lagi dengan yang namanya PGPR, atau mungkin malah sudah hafal dengan semua
hal yang berkaitan dengan PGPR.Disini akan saya ulas sedikit lagi tentang PGPR
mulai dari manfaat dan cara kerja sampai dengan cara pembuatannya. PGPR
merupakan Campuran bakteri Pseudomonas Flourescence dan Bacillus Ploymixa
yang mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman dan mengendalikan penyakit.

Cara kerja PGPR dalam peningkatan kualitas tanaman:


Menekan Perkembangan penyakit (Bioprotectant)
 Induksi ketahaman secara sistemik terhadap hama dan patogen.
 Produksi siderofor dan antibiotik terhadap patogen perakaran
 Kompetisi nutrisi terhadap patogen perakaran
Memproduksi fitohormon (BioStimulant)
 IAA (Indole Acetic Acid)
 Sitokini
 Giberelin
 Penghambat produksi etilen
Meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman (Biofertilizer)
 Meningkatkan penyerapan dan pemanfaatan unsur N oleh PGPR pemfiksasi
Nitrogen
 Meningkatkan kemampuan pengambilan unsur besi oleh PGPR penghasil
siderofor
 Meningkatkan kemampuan penyerapan unsur S oleh PGPR pemfiksasi Sulfur
 Menigkatkan ketersediaan P oleh PGPR pelarut Fosfat
 Menigkatkan ketersediaan Mangan oleh PGPR pereduksi Mangan
Bahan utama (Starter)

 Perakaran tanaman Bambu Tali dengan sedikit tanah yang masih menempel.
Bahan Media Dasar

 Bekatul 1 Kg
 Kapur sirih 100 gr
 Gula merah 400 gr
 Tepung ikan 100 gr
 Terasi 100 gr
 Air 10 lt
Cara pembuatan (Starter)

 Akar bambu dipotong kecil-kecil dan dimasukkan kedalam botol plastik yang
berisi air matang, rendam (inkubasi) potongan akar tersebut ±4 hari.
 Saring potongan akar bambunya dan simpan airnya sebagai biang/Starter
PGPR
 Masukkan dalam botol, tutup rapat dan simpan untuk menunggu media PGPR
selesai dibuat.
Cara Pmbuatan Media

 Semua bahan 1-6 di rebus hingga mendidih.


 Dinginkan sampai benar-benar dingin.
 Saring larutan tersebut.
 Campurkan Isolat/Starter PGPR dengan media dan simpan dalam jerigen
yang tertutup rapat.
 Di inkubasikan selama 12 hari (setiap hari tutup dibuka sesaat untuk
mengeluarkan udara hasil fermentasi dan di goyang-goyang untuk mempercepat
pembelahan sel bakgteri).
Cara Aplikasi PGPR

 Campurkan 350ml PGPR dalam air 1 tangki.


 Diaplikasikan pada lahan yang belum ditanami,
 Aplikasi selanjutnya setiap minggu sekali mulai umur 14hst.
Demikian ulasan PGPR dan cara pembuatannya versi penulis yang pernah
penulis coba dengan hasil yang maksimal. Apabila tanah mengalami asem-asemen
aplikasi di kombinasikan dengan treatmen mengatasi tanah asem-asemen.

Fungsi dan Manfaat PGPR untuk tanaman


PGPR atau Plant Growth Promoting Rhizobacteria, kalau diterjemahkan artinya
kurang lebih : Rizobakteri Pemacu Pertumbuhan Tanaman, telah menjadi sesuatu
yang sangat penting di seluruh dunia dan diakui menjadi sesuatu yang sangat
menguntungkan bagi dunia pertanian. PGPR dapat menjadi salah satu solusi
ketergantungan terhadap produk pupuk kimia sintetis, sehingga dapat menjaga
pertumbuhan pertanian secara berkesinambungan dan mendukung visi secara global
mengenai pembangunan, perlindungan dan pelestarian lingkungan yang sudah
terlanjur rusak oleh aplikasi pupuk kimia sintetis. Riset ilmiah yang melibatkan
berbagai disiplin ilmu terus menerus dilakukan untuk lebih memahami penerapan
PGPR, efek terhadap fisiologi dan pertumbuhan tanaman, mekanisme PGPR dalam
menginduksi dan membantu sistem ketahanan tanaman terhadap penyakit, fungsi
PGPR sebagai biokontrol terhadap pathogen yang merugikan tanaman, sebagai
pupuk organik, dan menjadi alternatif alami untuk peningkatan produksi,
pembentukan koloni rizosfera pada akar tanaman dan masih banyak lagi tujuan
penelitian lainnya.
Penggunaan mikroorganisme untuk tujuan meningkatkan penyerapan nutrisi
tanaman adalah sesuatu yang sangat penting diketahui dalam pertanian organik
(Freitas dkk, 2007). Selama beberapa dekade terakhir, pemanfaatan PGPR untuk
pertanian ini telah meningkat di berbagai tempat.
Mengutip artikel dari Plant Growth Promoting Rhizobacteria : Fundamentals and
Aplications by Marcia do Vale BF, et al, terdapat beberapa manfaat dari PGPR ini, di
antaranya :
1. Meningkatkan nutrisi mineral terlarut dan pengikatan nitrogen, sehingga
nutrisi dapat terserap oleh tanaman
2. Menekan pertumbuhan patogen dalam tanah, (dengan salah satunya
menghasilkan Hidrogen Sianida dan antibiotik), berfungsi sebagai biokontrol
terhadap serangan patogen yang terdapat dalam tanah
3. Meningkatkan daya tahan stress tanaman terhadap kekeringan, saliniti, dan
racun-racun metal/logam
4. Menghasilkan fitohormon seperti indole-3-acetic acid (lebih dikenal dengan
istilah IAA), auksin, sitokinin, dan giberelin

Jadi secara garis besar, fungsi umum PGPR dalam meningkatkan pertumbuhan
tanaman dibagi menjadi 3 bagian (Tenuta, 2006 ; Cattelan, et all, 1999, Kloepper,
1993)
1. Sebagai pemacu atau perangsang pertumbuhan (biostimulants) dengan
mensintesis dan mengatur konsentrasi berbagai jenis zat pengatur tumbuh
(fitohormon) seperti auksin, sitokinin, giberelin, dan etilen dalam lingkungan
akar
2. Sebagai penyedia unsur hara (biofertilizers) dengan mengikat nitrogen dari
udara secara asimbiosis dan melarutkan unsur hara P yang terikat dalam
tanah
3. Sebagai pengndali patogen yang berasal dari tanah (bioprotectans) dengan
cara menghasilkan berbagai senyawa atau metabolit anti patogen
PGPR secara komersial sudah banyak beredar dan terkandung dalam pupuk
majemuk hayati. Berikut akan kita ulas cara praktis yang dapat kita lakuka untuk
membuat PGPR sendiri :
Cara Pembuatan PGPR
Bahan :
1. Akar bambu + tanahnya : 1 kantong kresek / ½ kg (lebih banyak lebih baik)
2. Akar kacang tanah : 1 ons (lebih banyak lebih baik)
3. Akar putri malu : 1 ons (lebih banyak lebih baik)
4. Air : 3 liter
5. Gula merah/pasir : ½ kg
6. Air kelapa : 2 liter
Cara buat :
 Untuk bahan 1, 2, 3 bila ada ketiganya bila tidak ada bisa salah satunya, tapi
yang terbaik adalah akar bambu
 Potong kecil-kecil semua akar
 Masukan semua bahan kedalam wadah yang dapat ditutup rapat
 Biarkan selama 2-3 hari dan kocok-kocok setiap hari
CARA MEMPERBANYAK PGPR
Bahan :
1. Gula merah/molases : 3 kg
2. Dedak : 3 kg
3. Terasi mentah : 1 kg
4. Air kelapa : 5 liter
5. Biang PGPR : 1 liter
6. Air : 100 liter
Cara buat :
 Gula merah, dedak dan terasi mentah dididihkan dengan air 10 liter selama
30 menit, kemudian biarkan sampa benar-benar dingin
 Masukan air kelapa, air 90 liter, dan biang PGPR dalam drum
 Tutup rapat, dan biarkan selama 2 minggu, sebaiknya pake aerator
Dosis :
 1 liter + air 10 liter
 Siram / kocor pada lahan sebelum tanam, dan seminggu sekali setelah tanam
sebanyak 3 – 4 kali
Untuk merendam benih tambahkan SOT HCS dengan perbandingan 1 : 1
Demikian ulasan singkat mengenai fungsi dan manfaat PGPR dan cara praktis untuk
membuatnya. Semoga dapat bermanfaat.

Fungsi PGPR dan Cara membuat PGPR serta aplikasi ke tanaman


BY INDONESIA BERTANAM 5 JANUARI 2015
Promoting Rhizobakteri adalah sejenis bakteri yang hidup di sekitar perakaran tanaman.
Bakteri tersebut hidupnya secara berkoloni menyelimuti akar tanaman. Bagi tanaman
keberadaan mikroorganisme ini akan sangat baik. Bakteri ini memberi keuntungan dalam
proses fisiologi tanaman dan pertumbuhannya.
Akar adalah sumber kehidupan, disana terjadi pertukaran udara, unsur hara, dekomposisi
dll

Fungsi PGPR
Fungsi PGPR bagi tanaman yaitu mampu memacu pertumbuhan dan fisiologi akar serta
mampu mengurangi penyakit atau kerusakan oleh serangga. Fungsi lainnya yaitu sebagai
tambahan bagi kompos dan mempercepat proses pengomposan. Pengurangan pestisida
dan rotasi penanaman dapat memacu pertumbuhan populasi dari bakteri – bakteri yang
menguntungkan seperti PGPR.

Inokulasi benih
Ada banyak cara untuk menambah pertumbuhan tanaman. Salah satunya adalah dengan
menginokulasikan agens hayati untuk membantu tanaman dalam memperoleh unsur –
unsur hara yang dibutuhkan, misalnya untuk menambah nitrogen bisa diinokulasikan
bakteri Rhizobium agar mampu memfiksasi nitrogen bebas. Cara inokulasi ini juga
memungkinan untuk menambah manfaat nutrisi lainnya seperti menambah larutan
phosphat, oksidasi belerang, melelehkan besi dan tembaga.
Kandungan phosphor sangat terbatas bagi pertumbuhan tanaman. Meskipun di alam
jumlahnya melimpah, tetapi masih dalam bentuk batuan yang keras, sehingga manfaat
bagi tanaman sangat terbatas. PGPR mampu berperan sebagai bakteri pelarut phosphate.
Kelompok bakteri PGPR ini yaitu Bacillus, Rhizobium dan Pseudomonas.
Ada empat nutrisi utama yang dibutuhkan tanaman setelah N, P dan K adalah belerang (S).
Unsur belerang juga tidak bisa langsung diserap oleh tanaman, tetapi harus melalui proses
transformasi / oksidasi oleh bakteri sebelum diserap oleh tanaman. Kelompok bakteri yang
mampu mengoksidasi belerang ini ialah kelompok bakteri yang hidup di tanah. Inokulasi
pada benih tanaman yang membutuhkan unsur belerang tinggi, cukup berhasil
menggunakan bakteri PGPR.
Kelebihan PGPR
Aplikasi PGPR mampu mengurangi kejadian dan keparahan penyakit. Beberapa bakteri
PGPR yang diinokulasikan pada benih sebelum tanam dapat memberi pertahanan pada
tudung akar tanaman. Hal inilah yang membuat bakteri PGPR mampu mengurangi
keparahan dari penyakit dumping-off (Pythium ultimatum) di tanaman. Beberapa bakteri
PGPR mampu memproduksi racun bagi patogen tanaman, misalnya bakteri Bacillus subtilis
mampu melawan cendawan patogen.
Berikut kelebihan dari PGPR diantaranya :
– Menambah fiksasi nitrogen di tanaman kacang – kacangan
Memacu pertumbuhan bakteri fiksasi nitrogen bebas
– Meningkatkan ketersediaan nutrisi lain seperti phospat, belerang, besi dan tembaga
– Memproduksi hormon tanaman
Menambah bakteri dan cendawan yang menguntungkan
– Mengontrol hama dan penyakit tumbuhan
Tantangan PGPR
Ada beberapa kekurangan dalam produksi PGPR ini diantaranya :
Kekonsistenan pengaruh bakteri PGPR di laboratorium dengan di lapangan kadang –
kadang berbeda.
Bakteri ini harus dapat diperbanyak dan diproduksi dalam bentuk yang optimum baik
vialibilas maupun biologinya selama diaplikasikan di lapangan. Beberapa bakteri PGPR
harus dilakukan re-inokulasi setelah diaplikasikan di lapangan seperti Rhizobia.
Tantangan lainnya berkaitan dengan regulasi / kebijakan suatu negara. Di beberapa negara
kontrol terhadap produksi agens antagonis ini sangat ketat. Walaupun produk tersebut
tidak berefek negatif pada manusia.

Cara Membuat PGPR


Biang PGPR
Biang PGPR dibuat dari akar bambu sekira 250 gram yang direndam dalam air selama tiga
tiga malam.

Bahan:
– 20 liter air
– 1/2 kg dedak/bekatul
– Terasi
– 1 sdm air kapur sirih
Cara membuat:
– Campur semua bahan, kemudian didihkan.
– Setelah dingin, campurkan 1 liter “biang PGPR”. Tutup rapat. Diamkan satu hingga dua
mingggu.
PGPR kelapa
Selain cara di atas, biang PGPR juga dapat dikembangkan menggunakan air kelapa segar
ditambah gula merah (tetes tebu lebih baik) dan kemudian difermentasi selama seminggu.
Aplikasi PGPR
PGPR dan PGPR kelapa yang telah jadi dapat diaplikasikan ke tanah sekitar tanaman
dengan perbandingan; 200 cc PGPR untuk 14 Liter air.
Benih yang direndam PGPR dapat merangsang pertumbuhan akar.
Catatan:
Bakteri PGPR adalah bakteri tanah yang masa hidupnya tidak panjang. Karena itu perlu
mengembalikan populasinya setiap akan menebar benih.

Adapun cara aplikasi PGPR adalah sebagai berikut:


PGPR Untuk perlakuan benih.
– Benih yang dibeli dari toko dan diduga mengandung pestisida cuci dulu sampai bersih
hingga 3 – 4 kali.
– Rendam benih dalam larutan PGPR dengan konsentrasi 10 ml per liter air selama 10
menit hingga 8 jam tergantung jenis benihnya. Kemudian kering anginkan di tempat yang
teduh sebelum dilakukan penanaman.
PGPR Untuk perlakuan bibit.
– Jika untuk perlakuan bibit dan stek atau biakan vegetatif lain tinggal direndam beberapa
saat saja lalu langsung ditanam. Konsentrasi yang diperlukan adalah 10 ml per liter air.

PGPR Untuk perlakuan pada tanaman.


– Buat PGPR dengan konsentrasi 5 ml per liter air.
Untuk aplikasi pada tanaman semusim (cabe, terong, timun dll) siramkan 1 – 2 gelas aqua
larutan tadi ke daerah perakaran. Jika untuk tanaman tahunan jumlah larutan yang
digunakan dapat diperkirakan sendiri sesuai dengan umur dan jenis tanaman, sebagai
ukuran adalah siram daerah perakaran sampai basah.

PERBANYAKAN PGPR
Jenis Bakteri : Pseudomonas fluerescens dan Bacillus polimixa
1. Bahan
– Terasi 100 grm
– Kapur 50 grm
– Dedak halus 100 grm
– Air 10 lt
– Gula pasir 150 grm
– Biang (inokulum) PGPR
2. Cara
– Terasi, dedak halus, gula pasir, dan kapur direbus dalam air.
– Setelah mendidih didinginkan dalam suhu kamar, kemudian disaring.
– Masukkan biang PGPR ke dalam air hasil saringan,
– selanjutnya diinkubasikan selama 3 hari dan siap untuk diaplikasikan.
3. Aplikasi
– PGPR yang telah diinkubasi selama 3 hari, dapat diaplikasikan untuk tanaman.
– Encerkan terlebih dahulu dengan perbandingan 200 cc larutan PGPR dalam 20 liter air.
– Hasil pengenceran dapat dikocorkan pada tanaman dengan konsentrasi 200 cc per
tanaman (umur 1 bulan setelah tanam atau 40 hari setelah tanam).
– Aplikasi dianjurkan pada sore hari setelah pukul 15.00 WIB atau pagi hari sebelum pukul
09.00 WIB.
– Untuk pembenihan, rendam terlebih dahulu bibit yang akan disemai dalam larutan PGPR
selama 10 menit, kemudian disemai.
– Sedangkan untuk bibit yang akan dipindah tanam, terlebih dahulu dicelupkan dalam
larutan PGPR selama 10 menit, selanjutnya siap untuk ditanam.

Inilah upaya inovatif para petani dalam menggantikan pupuk kimia


dengan pupuk organik, dalam rangka memperbaiki kesuburan tanah dan
penekanan terhadap biaya usaha tani.

Daun Bambu Mulai Dilirik Petani


Kini mereka tidak lagi tergantung pada pupuk dan pestisida kimia. Setelah mendapat
bimbingan dari beberapa LSM yang peduli mereka telah menerapkan pertnaian yang
ramah lingkungan. Berdasarkan pengalaman bertahun-tahun dalam penggunaan
kompos, beberapa petani mengatakan pupuk kandang yang kandungannya tunggal,
ternyata menyebabkan pertumbuhan tanaman terlalu subur sehingga sangat disukai
oleh hama tikus maupun wereng.
Oleh karena itu petani Dukuh Waru mengembangkan kreatifitasnya untuk
meningkatkan mutu kompos dengan menggunakan “bahan dasar” dan “bahan
tambahan”. Bahan dasar, merupakan bahan-bahan penyusun kompos yang
diperlukan dalam jumlah besar dan tersedia di wilayah setempat seperti jerami,
kotoran ternak maupun abu sekam. Sedangkan bahan tambahan adalah: kapur,
bakteri dan starbio.
Setelah menggunakan kompos yang dibuat dengan bakteri, petani masih merasa
belum puas karena tanaman padinya masih kuning dan kerdil. Mereka menduga
bahwa hal ini disebabkan oleh rendahnya pH tanah, yang belum bisa diselesaikan
hanya dengan menggunakan kompos.
Berdasarkan informasi dari salah satu petani di desa lain, daun bambu mengandung
banyak unsur P dan K. Kedua unsur ini sangat berguna bagi perbaikan struktur
tanah dan bagi pertumbuhan tanaman. Petani tersebut telah mencoba di lahannya
sendiri. Dengan menambahkan daun bambu kering ke lahan sawah, ia tidak perlu
lagi menggunakan pupuk P dan K. Dengan demikian petani tersebut tidak lagi
menggunakan pupuk kimia sama sekali setelah memakai kompos ditambah dengan
daun bambu kering. Beberapa orang petani Dukuh Waru mencoba pengalaman
tersebut di lahan mereka. Ternyata dari hasil percobaannya terbukti, bahwa
kesuburan dan produksi padi yang dipupuk dengan “P” dan “K” kimia tidak berbeda
dengan padi yang hanya diberikan daun bambu kering.
Mulai saat itu, daun bambu yang semula hanya dibakar dan dibiarkan berserakkan di
kebun “tegalan” sekarang seperti menjadi barang berharga dan selalu mendapat
perhatian bagi semua orang di Dukuh Waru.
Banyak ahli yang mengatakan bahwa pengembangan kompos atau pupuk organik
memiliki banyak kendala, diantaraya diperlukannya jumlah besar kompos/pupuk
organik untuk per luasan lahan. Sehingga sering jumlahnya tidak mencukupi dan
memerlukan biaya angkut yang tinggi.
Satu lagi, yang sering dianggap sebagai kendala dalam pembuatan dan penerapan
kompos adalah banyaknya waktu maupun tenaga yang diperlukan. Sehingga banyak
petani yang tidak bersedia untuk menggunakan teknologi yang kurang praktis ini.
Menghadapi persoalan semacam itu, petani Dukuh Waru pun belajar bagaimana
membawa kompos dan bahan organik sebanyak mungkin ke sawah tanpa perlu
menambah jam kerja. Petani Dukuh Waru membawa daun bambu dan kotoran
hewan ketika berangkat ke sawah sehari 2 kali. Dan itu dilakukan oleh perempuan
maupun laki-laki. Cara yang diterapkan oleh petani di Dukuh Waru tersebut
membuat kendala penerapan pupuk kompos dan pupuk organik lainnya menjadi
“tidak berarti”. Persoalan jumlah, mereka atasi dengan menggunakan daun bambu
dan seresah tanaman lainnya. Persoalan biaya pengangkutan mereka atasi dengan
mengangkutnya pada waktu musim kemarau, dimana petani tidak banyak
pekerjaan.

Perangsang Akar, Bunga dan Daun


Senin, 11 November 2013 08:16:17 - Oleh : wab

PERANGSANG AKAR
Bahan-bahan untuk membuat pupuk cair perangsang akar, adalah :
1. bonggol pisang/rebung bambu 10 kg
2. air leri 2 liter
3. air kelapa 2 liter
4. tetes tebu/gula/berenuk/maja 20% dari total bahan
Cara Pembuatan :
Bonggol pisang (Ambil pisang yang belum berbuah)/rebung bambu muda di tumbuk
sampai halus kemudian campurkan air kelapa, air leri dan tetes tebu di aduk sampai
rata.
Masukkan campuran tadi ke dalam derigen (system aerob) pada tutup botol di beri
lobang untuk memasukkan selang sebagai proses aerobnya. Ujung selang yang satu
masuk pada derigen yang berisi pupuk cair dan satu ujungnya masuk ke botol yang
berisi air.
Proses di biarkan selama 2 minggu.
Ciri-ciri pupuk cair jadi yaitu : bau pupuk cair mendekati bau tape, atau agak kecut,
bukan bau yang kurang sedap. Jika yang muncul bau kurang sedap berarti ada
proses yang bocor pada saat pembuatan.
Manfaat dan Fungsi air kelapa :
Selain kaya mineral, air kelapa juga mengandung gula antara 1,7 sampai 2,6 % dan
protein 0,07 hingga 0,55 %. Mineral lainnya antara lain natrium (Na), kalsium (Ca),
magnesium (Mg), ferum (Fe), cuprum (Cu), fosfor (P) dan sulfur (S). Disamping
kaya mineral, air kelapa juga mengandung berbagai macam vitamin seperti asam
sitrat, asam nikotinat, asam pantotenal, asam folat, niacin, riboflavin, dan thiamin.
Terdapat pula 2 hormon alami yaitu auksin dan sitokinin sebagai pendukung
pembelahan sel embrio kelapa.
Penelitian di National Institute of Molecular Biology and Biotechnology (BIOTECH) di
UP Los Baños mengungkapkan bahwa dari air kelapa dapat diekstrak hormon yang
kemudian dibuat suatu produk suplemen disebut cocogro. Hasil penlitian
menunjukkan bahwa produk hormon dari air kelapa ini mampu meningkatkan hasil
kedelai hingga 64 %, kacang tanah hingga 15 % dan sayuran hingga 20-30 %.
Dengan kandungan unsur kalium yang cukup tinggi, air kelapa dapat merangsang
pembungaan pada anggrek seperti dendrobium dan phalaenopsis.
Manfaat air cucian beras :
"Air cucian beras memiliki kandungan nutrisi yang melimpah di antaranya
karbohidrat berupa pati sebesar 85-90 persen, protein glutein, selulosa,
hemiselulosa, gula, dan vitamin yang tinggi," ujar Yayu.
Percepatan pertumbuhan bakteri P. fluorescens pada formula air cucian beras dapat
ditambahkan ekstrak tempe dan gula.
PERANGSANG BUNGA
Untuk pupuk cair perangsang bunga dan buah, kami menggunakan formulasi
sebagai berikut :
Larutan A
1. Serabut kelapa 2 kg
2. 2. Air 10 liter
Cara Pembuatan :
Serabut kelapa di tumbuk bagian belakangnya yang bertujuan untuk memudahkan
proses penyerapan air kemudian masukkan kedalam wadah (drum plastik) lalu di
berikan air setelah itu di tutup biarkan selama 2 minggu, pasca 2 minggu air akan
berubah berwarna merah kecoklat-coklatan, air di saring kemudian di gunakan untuk
penyemprotan tanaman ( semua tanaman), karena larutan ini sangat bagus untuk
memperkuat batang tanaman dan meransang pertumbuhan bunga
Larutan B
1. Buah-buahan yang busuk
2. Air Cucian beras
3. Air kelapa
Cara Pembuatan :
Buah-buahan di hancurkan kemudian di campur dengan air cucian beras dan air
kelapa di masukkan dalam derigen dengan sistem aerob di biarkan selama 15 hari.
Setelah 15 hari larutan di saring dan endapan sebaiknya di buang di bawah pohon
sebagai pupuk sedangkan airnya untuk penyemprotan.
Larutan B ini sangat baik untuk merangsang pertumbuhan bunga dan buah.
Aplikasi di lahan :
Campurkan larutan A dan larutan B, hasil campuran tersebut di sebut sebagai
larutan induk yang kemudian di campur lagi dengan air biasa, perbandingan bisa di
upayakan sendiri dengan melakukan uji coba di lahan masing-masing, karena apa
yang kami di terapkan di Ngawi tentunya akan berbeda jika di terapkan di daerah
lain, sebagai gambaran kombinasi larutan yang kami gunakan setiap 10 cc/liter air.
Waktu Penyemprotan :
Penyemprotan untuk pemupukan ini efektifnya pagi antara jam 07.00 - 11.00
Penyemprotan yang baik adalah berbentuk kabut

PERANGSANG TUMBUH
Untuk pupuk cair perangsang tumbuh dapat di ambil dari tanaman muda/tunas
karena hormon tumbuh masih cukup tinggi.
Untuk bahan-bahan yang bisa di gunakan untuk membuat perangsang tumbuh, di
antaranya adalah :
1. Tanaman semanggi, pupus melon, azola, pucuk kangkung = 10 kg
2. Air kelapa = 2 - 5 liter
3. air leri = 2 - 5 liter
4. Tetes tebu/buah maja/gula 20% dari larutan
Cara pembuatan :
tanaman semangi, Azola mulai dari akar, daun dan cabang di tumbuk bersamaan
dengan pupus melon setelah benar-benar halus campurkan air kelapa, tetes dan air
leri/cucian beras. Setelah semuanya tercampur masukkan ke dalam derigen dengan
model aerob selama 14 hari.
pasca 14 hari campuran di saring kemudian bisa di gunakan.
catatan : saringan kasar dapat di taruh di bawah tanaman atau di sebar di lahan
sebagai kompos (sekalipun kandungan utamanya sudah berkurang)
Aplikasi :
Sangat baik di gunakan untuk tanaman bunga atau tanaman daun lainnya.
Sedangkan untuk aplikasi pada tanaman berbuah seperti padi, kacang, buah-
buahan, kedelai, dll dapat di aplikasikan pada awal tanam sebelum tumbuh bunga.
Dosis antara 5-10 cc/liter air
Keterangan :
Jika bahan-bahan no. 1 tidak ada dapat di ganti dengan tanaman lain yang
pertumbuhan (liar) bagus dan bagian yang di ambil adalah pupus/pucuk/tunasnya.
CARA MUDAH FERMENTASI URINE SAPI UNTUK PUPUK ORGANIK CAIR
Salam pertanian. Dalam dunia pertanian ternyata urine sapi (air kencing sapi) sangat
bermanfaat sekali bagi petani karena urine sapi ini dapat digunakan sebagai pupuk
cair. Sebelum digunakan sebagai pupuk pertanian urine sapi ini sebaiknya di
fermentasi terlebih dahulu.Salah satu cara memfermentasi urine sapi salah tersebut
adalah:
BAHAN:
1. Urine sapi 20 liter
2. Gula merah 1 kg atau tetes tebu 1 liter
3. Segala jenis empon-empon(Lengkuas, kunyit, temu ireng, jahe, kencur,
brotowali) masing-masing ½ kg
4. Air rendaman kedelai 1 gelas atau Urea 1 sendok makan
5. Lebih bagus jika dicampur dengan bakteri dekomposer
Air 4 liter
CARA PEMBUATAN:
1. Empon-empon ditumbuk dan direbus sampai mendidih
2. Setelah dingin campur dengan semua bahan yang lain
3. Ditutup rapat dalam jerigen dan didiamkan selama 3 minggu
4. Setiap hari sekali tutup dibuka untuk membuang gas yang dihasilkan
CARA PENGGUNAAN:
1. Gunakan urine tersebut dengan kadar 10% (1 urine:10 air)
2. Untuk seedtreatmen benih/biji direndam selama semalam
3. Untuk bibit perendaman selama maksimal 10 menit
4. Untuk pupuk cair yang diaplikasi lewat daun gunakan 1 liter urine per tangki
MANFAAT:
1. Zat perangsang pertumbuhan akar tanaman pada benih/bibit
2. Sebagai Pupuk daun organic
3. Dengan dicampur pestisida bisa membuka daun yang keriting akibat serangan
thrip

Pembuatan PGPR ( Plant Growth Promoting Rhizobacter )


PEMBUATAN PGPR
PGPR merupakan pupuk organik yang memanfaatkan kerja dari bakteri
perakaran. Dimana PGPR ini dimaksudnya sebagai pupuk untuk merangsang
pembentukan akar tanaman terutama pada fase vegetative dan pembenihan. PGPR
ini mengambil bakteri perakaran dari simbiosis akar dengan bakteri.
Bahan – bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan PGPR :
1. Akar bambu, akar ini banyak mengandung bakteri PF ( Pseudomonas Flouren ),
dimana bakteri ini bisa meningkatkan kelarutan P dalam tanah.
2. Akar Kacang, di akar kacang ada simbiosis dari bakteri Ryzobium dengan bintil –
bintil akar kacang yang berfungsi untuk meningkatkan kelarutan N dalam tanah.
3. Akar Rumput Gajah / Jagung, akar ini bisa bersimbiosis dengan jamur Mikoriza
yang bisa meningkatkan unsure mikro tanah yaitu Mg, Cu, Mn, Fe dll.
Proses pembuatan PGPR
1. Proses penginokulasian bakteri
Bahan A
- Akar dibersihkan dan dipotong kecil – kecil, kemudian direndam dengan tetes
250ml + air 2 liter biarkan selama 3 hari.
2. Proses pembuatan Nutrisi untuk bakteri dan fermentasi
Bahan B
- Bahan – bahannya adalah : Tetes 1 liter, dedak 1 Kg, terasi 0,5gr, semua bahan
tersebut dimasak, setelah dingin campur dengan 1 liter air leri ( air cucian beras )
3. Proses pencampuran inokulasi dengan makanan
- Bahan A dicampur dengan bahan B dalam kondisi dingin.
- Kemudian disaring dan dimasukkan dalam jurigen 30 liter.
- Larytan dalam jurigen difermentasi selama 1 minggu, tiap 2 hari sekali dibuka
dan di aduk.
PGPR yang sudah jadi member aroma khas akar segar. Dilakukan
penyemprotan PGPR pada tanaman umur 7 HST, 25 HST yang memberikan dampak
akar padi lebih kuat dan berserabut, di banding dengan yang tidak menggunakan
PGPR. Dan lebih tahan terhadap serangan jamur dan bakteri di musim hujan ini.

Rebung Sebagai Sumber Pupuk Organik

Rebung sebagai sumber pupuk organik


Bambu adalah evergreen abadi kayu dalam keluarga rumput. Ini adalah
tercepat, eco-friendly rumput di bumi. Terus-menerus menghasilkan pertumbuhan
baru dan tunas baru, bambu yang tumbuh pada tingkat yang berkisar up dua hingga
empat kaki per hari. Ada lebih dari 70 genera bambu diklasifikasikan dan dibagi
menjadi sekitar 1.000 spesies. Bambu tumbuh di iklim yang beragam, mulai dari
pegunungan yang dingin wilayah tropis. Daerah besar hanya dengan bambu asli
tidak termasuk Eropa dan Antartika.
Irisan rebung “Memotong tip” adalah hak cipta oleh pengguna Flickr:
aerodrom (aerodrom Ito) di bawah Creative Commons Attribution license.
Jenis Bambu tumbuh tanpa menggunakan bahan kimia atau pupuk, 100
persen biodegradable, dan di samping digunakan sebagai pupuk organik,
menawarkan berbagai manfaat lingkungan.
Rebung yang baru bambu culms (atau pertumbuhan tanaman) yang keluar
dari tanah. Rebung dimakan, digunakan dalam berbagai masakan Asia dan kaldu,
dan tersedia di supermarket dalam berbagai bentuk irisan, dalam versi yang segar
dan kaleng.
Fakta Hoshi Lab di Universitas Tokai di Jepang melakukan penelitian yang
menggunakan bambu arang dalam tanah untuk teh dan bayam. Setelah 3 tahun
percobaan ini, arang bambu disimpan pH tanah dalam kisaran yang cocok untuk
pertumbuhan pohon teh. Tinggi dan volume pohon teh dalam plot itu, rata-rata, 20
persen dan 40 persen lebih besar dari kontrol negatif. Plot yang terbaik
pertumbuhan pohon teh telah diperlakukan dengan 100 g hancur Arang bambu
(ukuran partikel sekitar 5 milimeter) per meter persegi per tahun. Meskipun pupuk
organik yang mengandung rebung tidak commerically diproduksi, arang bambu
dijual oleh Master Garden produk.
Fitur Bambu memiliki properti antibacterial yang hama dan patogen tidak
suka; oleh karena itu, bambu tidak memerlukan penggunaan pestisida. Unsur-unsur
antibakteri dan antijamur bambu mencegah dan mengurangi wabah penyakit
tanaman dan pohon. Menggabungkan rebung ke tanah pohon atau tanaman untuk
mempromosikan penyakit perlawanan. Untuk iklim dingin pertahanan,
menggabungkan rebung dengan pupuk untuk membantu dengan perlindungan
selama bulan-bulan musim dingin. Rebung adalah sumber potasium yang diperlukan
untuk pertumbuhan tanaman. Kalium mempromosikan sistem akar yang sehat, kuat
pertumbuhan dan air retensi.
Fungsi rebung pupuk terutama terdiri dari rebung dan nitrogen. Pupuk
organik ini menyebar ke seluruh wilayah tanam dan benar-benar terintegrasi ke
dalam tanah. Menggunakan bambu sebagai pupuk akan membantu
mempertahankan lebih banyak air tanah, membuat lebih oksigen dan kimiawi
seimbang tanah. Tumbuh bambu di wilayah sebenarnya yang membutuhkan pupuk
aplikasi atau memotong-motong rebung dan ringan tersebar di seluruh wilayah.
Tanah yang diperbaiki oleh bambu tingkat produksi gas dan sirkulasi. Bambu
menyerap dua pertiga lebih karbon dioksida dari atmosfer dan menghasilkan 35
persen lebih banyak oksigen daripada sebagian besar pohon. Sistem akar membantu
untuk mencegah erosi tanah dan meningkatkan tanah dengan menghilangkan
kelebihan nitrogen.
Peringatan Hindari penanaman bambu dalam 50 meter dari tanaman atau semak-
semak. Bambu adalah pengumpan kelaparan yang dapat dengan cepat menguras
tanah kelembaban. Menyediakan ini banyak ruang akan masih memungkinkan
tanaman untuk menerima bambu yang pemupukan manfaat tanpa kehilangan nutrisi
yang.
Diposkan oleh Himpunan Petani Organik Cianjur Indonesia Bambu Akar
Kita coba pelajari bersama-sama salah satu bahan organik yang ada dalam tanaman
bambu ini yang perlu kita maanfaatkan. Tanaman bambu sangat banyak
kegunaanya dari atas samapai bawah, batang dapat digunakan sebagai bahan tiang
penyangga, kulitnya dapat digunakan sebagai anyaman bambu, daunya bisa
digunakan sebagai bahan bakar perapian. Pada kesempatan kali ini kita akan
mempelajari akar pada tanaman bambu
Mengapa akar bambu bisa dijadikan sebagai PUPUK ? coba kita sama-sama
mengamati apakah pembaca pernah melihat ada yang memupuk tanaman bambu,
hayo coba diingat-ingat. Tanpa perlu saya jawab pembaca sudah tau jawabanya,
pada akar bambu terdapat bakteri yang bernaung disekitar akar bambu dan ini juga
yang menyebabkan mengapa akar bambu tidak dipupuk tapi tumbuh dengan
lebatnya. Kita cari tau apakah ada bakteri dalam akar bambu, mari kita test
bersama-sama. Ikuti langkahanya siapkan air yang sudah dimasak dan telah dingin,
ambil 2 gengam akar bambu masukkan kedalam air dan rendamlah 3-4 hari serta
ditutup rapat. Apa yang terjadi, apabila kita lihat ada hewan putih menggambang
diatas air itulah bakteri yang akan kita manfaatkan sebagai bahan/biang pembaut
pupuk cair organik. Selanjutnya siapkan alat dan bahan pembuatnya :
1. 500 gr gula pasir
2. 200 gr trasi
3. 1 kg dedak halus/bekatul
4. Penyedap rasa secukupnya
5. 10 lt air
6. Jeligen 10 liter
Selanjutnya rebus bahan 1 s/d 4 sampai mendidih dengan air 10 liter selama 15-20
menit. Setelah dingin campurkan dengan air dari rendaman akar bambu yang telah
kita buat kemudian tuangkan ke dalam jerigen dan tutup rapat (jangan sekali-kali
mencampurkan air rendaman akar bambu yang sudah jadi dicampur dengan air
yang masih panas, bakteri dari akar bambu bisa mati). Tiap 2 hari sekali
diaduk/dikocok setelah 15 hari pupuk dari akar bambu siap digunakan.
Cara penggunaanya apabila akan disemprotkan saringlah terlebih dahulu sedangkan
untuk dikocor bisa langsung digunakan. Dosis penggunaan 1 gelas aqua untuk 1
tangki kapasitas 14 liter. Jangka waktu penyemprotan tiap dua minggu sekali. Berani
mencoba, harus karena pupuk ini aman dan ramah lingkungan, sekian dan selamat
mencoba.
( By Yusuf B THL-TBPP Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas )
Diposkan oleh Himpunan Petani Organik Cianjur Indonesia di 14.30 Tidak ada
komentar:

Perangsang akar

Bahan-bahan untuk membuat pupuk cair perangsang akar, adalah :

1. bonggol pisang/rebung bambu 10 kg


2. air leri 2 liter
3. air kelapa 2 liter
4. tetes tebu/gula/berenuk/maja 20% dari total bahan
Cara Pembuatan :
Bonggol pisang (Ambil pisang yang belum berbuah)/rebung bambu muda di tumbuk
sampai halus kemudian campurkan air kelapa, air leri dan tetes tebu di aduk sampai
rata.
Masukkan campuran tadi ke dalam derigen (system aerob) pada tutup botol di beri
lobang untuk memasukkan selang sebagai proses aerobnya. Ujung selang yang satu
masuk pada derigen yang berisi pupuk cair dan satu ujungnya masuk ke botol yang
berisi air.
Proses di biarkan selama 2 minggu.
Ciri-ciri pupuk cair jadi yaitu : bau pupuk cair mendekati bau tape, atau agak kecut,
bukan bau yang kurang sedap. Jika yang muncul bau kurang sedap berarti ada
proses yang bocor pada saat pembuatan.
Manfaat dan Fungsi air kelapa :
Selain kaya mineral, air kelapa juga mengandung gula antara 1,7 sampai 2,6 % dan
protein 0,07 hingga 0,55 %. Mineral lainnya antara lain natrium (Na), kalsium (Ca),
magnesium (Mg), ferum (Fe), cuprum (Cu), fosfor (P) dan sulfur (S). Disamping
kaya mineral, air kelapa juga mengandung berbagai macam vitamin seperti asam
sitrat, asam nikotinat, asam pantotenal, asam folat, niacin, riboflavin, dan thiamin.
Terdapat pula 2 hormon alami yaitu auksin dan sitokinin sebagai pendukung
pembelahan sel embrio kelapa.
Penelitian di National Institute of Molecular Biology and Biotechnology (BIOTECH) di
UP Los Baños mengungkapkan bahwa dari air kelapa dapat diekstrak hormon yang
kemudian dibuat suatu produk suplemen disebut cocogro. Hasil penlitian
menunjukkan bahwa produk hormon dari air kelapa ini mampu meningkatkan hasil
kedelai hingga 64 %, kacang tanah hingga 15 % dan sayuran hingga 20-30 %.
Dengan kandungan unsur kalium yang cukup tinggi, air kelapa dapat merangsang
pembungaan pada anggrek seperti dendrobium dan phalaenopsis.
Manfaat air cucian beras :
“Air cucian beras memiliki kandungan nutrisi yang melimpah di antaranya
karbohidrat berupa pati sebesar 85-90 persen, protein glutein, selulosa,
hemiselulosa, gula, dan vitamin yang tinggi,” ujar Yayu.
Percepatan pertumbuhan bakteri P. fluorescens pada formula air cucian beras dapat
ditambahkan ekstrak tempe dan
gula.http://serbaserbiorganik.wordpress.com/nutrisi/pupuk-cair-organik/perangsang-
akar/

Pengertian MOL dan MOL Akar Bambu


Disela-sela istirahat Sehabis UAS Kuliah nih, Pusing, Bete apalagi, Galau juga iya nih,
Ok deh disini admin mau ngenalin cara cara pembuatan MOL (Microorganisme Lokal)
yang hakikatnya sangat mudah dibuat dan sangat membantu para petani kita,
Sebelumnya admin juga pernah menang Teknologi Tepat Guna dengan
Menganggkat MOL ini ke para Petani Desa, Maklum deh mahasiswa pertanian kalo
cuma bisa demo buat apa? iya nggak? lebih baik sering seringin tuh saling belajar
sama petani. Ok deh tanpa perlu panjang lebar hehe,,, disimak yah :)

Micro Organisme Lokal


(MOL)

MOL adalah larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar dari berbagai sumberdaya
yang tersedia setempat. Larutan MOL mengandung hara mikro, makro dan bakteri
yang berpotensi sebagai dekomposer, perangsang tumbuhan, agens pengendali
hama / penyakit dan pestisida organic terutama sebagai fungisida. MOL mempunyai
fungsi beranekaragam tergantung dari bahannya. Kita harus membuat lebih dari
satu macam MOL dan dalam pengaplikasiannya sebaiknya dikombinasikan dengan
MOL-MOL yang lain agar hemat biaya.

Tiga bahan utama dalam pembuatan MOL:

1. Glukosa (Gula) : Bahan ini sebagai sumber energi bagi


mikroorganisme yang bersifat spontan (lebih mudah dimakan mereka). Sumber
glukosa bisa didapat dari: gula, molases, air kelapa, air nira, tetes dll
2. Karbohidrat : Bahan ini dibutuhkan mikroorganisme sebagai sumber
energi. Sumber karbohidrat bisa diperoleh dari: air cucian beras, nasi
bekas/basi, singkong, kentang, gandum, bekatul dll
3. Sumber Bakteri (mikroorganisme lokal) : Bahan yang
mengandung banyak mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanaman antara
lain: bonggol pisang, rebung bambu, keong mas, aneka buah-buahan, aneka
sayuran , nasi, urine, pucuk daun labu, tapai, singkong, buah maja dll. Biasaya
dalam MOL tidak hanya mengandung 1 jenis mikroorganisme tetapi beberapa
mikroorganisme diantaranya: Rhizobium sp, Azospirillium sp, Azotobacter sp,
Pseudomonas sp, Bacillus sp dan bakteri pelarut phospat.

Berikut kami sajikan macam-macam bahan dasar MOL:

Mol Akar Bambu : Mengandung Rhizobium Bacteria yaitu bakteri yang hidup di
sekitar perakaran tanaman. Keberadaan mikroorganisme ini memberi keuntungan
yaitu:
 Mampu memacu pertumbuhan dan fisiologi akar.
 Mampu mengurangi penyakit atau kerusakan oleh serangga.
 Meningkatkan ketersediaan nutrisi lain seperti phospat, belerang, besi dan
tembaga.
 Memproduksi hormon tanaman, menambah bakteri dan cendawan
menguntungkan serta mengontrol hama dan penyakit tanaman

Bahan :
 Akar bambu : 1 ons
 Gula pasir : 4 ons
 Trasi : 2 ons
 Dedak halus : 1 kg
 Air : 10 lt
 Penyedap rasa : secukupnya

Cara Membuat dan Cara Aplikasi :

Rendam akar bambu dalam air matang dingin 2-4 hariRebus bahan 2 s/d 6 selama
20 menit setelah mendidih. Setelah dingin masukkan akar bambu dan simpan
anaerob 2 – 3 minggu, saring lalu siap digunakan, campurkan 1ltr/ tanki,
semprotkan ke lahan yang belum ditanami. ulangi setiap 20 hari sekali !

Perlakuan berbagai tanaman dengan Mol Akar Bambu:

PERLAKUAN
JENIS TANAMAN PERLAKUAN SUSULAN
BENIH

Tanaman yang
direndam 5 - 1 minggu setelah tanam- 2 minggu
memiliki umur
menit setelah tanam
produktif ± 30 hari

Tanaman yang
memiliki direndam 5 – 15 - 3 minggu setelah tanam- 5 minggu
umur produktif ± 60 menit setelah tanam
hari

Tanaman yang
memiliki direndam 15 – - 3 minggu setelah tanam- 7 atau 9
umur produktif ± 3 30 menit minggu setelah tanam
bulan

Tanaman yang direndam 2 – 8 - 1 minggu sebelum pindah tanam- 3


memiliki jam atau 5 minggu setelah tanam
umur produktif ± 3 –
4 bln

Tanaman yang
memiliki direndam 8 – 12 - Setiap bulan sampai umur 1 bulan
umur produktif 12 jam sebelum panen
bulan

Tanaman disemaikan
direndam 12 – - 1 minggu sebelum pindah tanam-
dg umur kurang
18 jam Selanjutnya 1 bulan sekali
lebih 3 tahun

direndam 18 –
Tanaman tahunan - Penyiraman 1 bulan sekali.
24 jam

Anda mungkin juga menyukai