Berikut ini
beberapa cara mudah membuat auksin, sitokinin dan giberelin :
AUKSIN
Bahan :
1
5
1
1
Cara Pembuatan :
Keong mas/bekicot/tauge direbus dengan air sampai 60 derajat saja, kemudian
diambil dagingnya, cangkang dibuang.
Setelah dingin, masukkan EM4/MOL, aduk dan campur sampai rata.
Masukkan dalam wadah, tutup dengan plastik lalu ikat dengan karet.
Simpan dan letakkan pada tempat yang teduhm biarkan selama 12-15 hari.
SITOKININ
Bahan :
1
5
1
1
Cara Pembuatan :
Bonggol pisang dicacah atau diblender atau langsung gunakan air kelapa
campur dengan semua bahan.
Aduk sampai rata,
masukkan dalam wadah kemudian tutup dengan plastik dan ikat memakai karet.
Simpan dan diamkan selama 12-15 hari pada tempat yang teduh.
GIBERELIN
Bahan :
1
5
1
1
Cara Pembuatan :
Kupas rebung bambu, atau biji jagung
cacah kecil-kecil
campur dengan semua bahan lainnya.
Aduk sampai rata,
masukkan dalam wadah kemudian tutup denga plastik dan ikat memakai karet.
Simpan dan diamkan selama 12-15 hari pada tempat yang teduh.
Untuk mengetahui secara detil, mengenai ZPT, bisa mampir ke link tentang Mengena
l ZPT (Hormon Tanaman)
Kandungan bahan:
download (1)Ciri-ciri pupuk cair jadi yaitu : bau pupuk cair mendekati bau tape,
atau agak kecut, bukan bau yang kurang sedap. Jika yang muncul bau kurang sedap
berarti ada proses yang bocor pada saat pembuatan.
Manfaat dan Fungsi air kelapa :
Selain kaya mineral, air kelapa juga mengandung gula antara 1,7 sampai 2,6 % dan
protein 0,07 hingga 0,55 %. Mineral lainnya antara lain natrium (Na), kalsium (
Ca), magnesium (Mg), ferum (Fe), cuprum (Cu), fosfor (P) dan sulfur (S). Disampi
ng kaya mineral, air kelapa juga mengandung berbagai macam vitamin seperti asam
sitrat, asam nikotinat, asam pantotenal, asam folat, niacin, riboflavin, dan thi
amin. Terdapat pula 2 hormon alami yaitu auksin dan sitokinin sebagai pendukung
pembelahan sel embrio kelapa.
Penelitian di National Institute of Molecular Biology and Biotechnology (BIOTECH
) di UP Los Baos mengungkapkan bahwa dari air kelapa dapat diekstrak hormon yang
kemudian dibuat suatu produk suplemen disebut cocogro. Hasil penlitian menunjukk
an bahwa produk hormon dari air kelapa ini mampu meningkatkan hasil kedelai hing
ga 64 %, kacang tanah hingga 15 % dan sayuran hingga 20-30 %. Dengan kandungan u
nsur kalium yang cukup tinggi, air kelapa dapat merangsang pembungaan pada anggr
ek seperti dendrobium dan phalaenopsis.
Manfaat air cucian beras :
Air cucian beras memiliki kandungan nutrisi yang melimpah di antaranya karbohidra
t berupa pati sebesar 85-90 persen, protein glutein, selulosa, hemiselulosa, gul
a, dan vitamin yang tinggi, ujar Yayu.
Percepatan pertumbuhan bakteri P. fluorescens pada formula air cucian beras dapa
t ditambahkan ekstrak tempe dan gula.
Untuk pupuk cair perangsang bunga dan buah, kami menggunakan formulasi sebagai b
erikut :
Larutan A
Serabut kelapa sebanyak 2 kg
Air 10 liter
Cara Pembuatan :
Serabut kelapa di tumbuk bagian belakangnya yang bertujuan untuk memudahkan pros
es penyerapan air kemudian masukkan kedalam wadah (drum plastik) lalu ditambahka
n air, setelah itu drum ditutup rapat biarkan selama 2 minggu, setelah 2 minggu
air akan berubah berwarna merah kecoklat-coklatan. Air di saring kemudian diguna
kan untuk penyemprotan tanaman ( semua tanaman), karena larutan ini sangat bagus
untuk memperkuat batang tanaman dan meransang pertumbuhan bunga
Larutan B
Buah-buahan yang busuk
Air Cucian beras
Air kelapa
Cara Pembuatan :
download (2)Buah-buahan dihancurkan kemudian di campur dengan air cucian beras/a
ir leri di tambah dengan air kelapa, kemudian semua bahan dimasukkan dalam jerig
en/drum dengan sistem aerob dibiarkan selama 15 hari. Setelah 15 hari larutan di
saring dan endapan sebaiknya di buang di bawah pohon sebagai pupuk padat sedang
kan airnya untuk penyemprotan.
Larutan B ini sangat baik untuk merangsang pertumbuhan bunga dan buah.
Aplikasi di lahan :
Campurkan larutan A dan larutan B, hasil campuran tersebut disebut sebagai larut
an induk yang kemudian di campur lagi dengan air biasa, perbandingan bisa diupay
akan sendiri dengan melakukan uji coba di lahan masing-masing, karena apa yang k
ami diterapkan di Ngawi tentunya akan berbeda jika diterapkan di daerah lain, se
bagai gambaran kombinasi larutan yang kami gunakan setiap 10 cc/liter air.
Waktu Penyemprotan :
Penyemprotan untuk pemupukan ini efektifnya pagi antara jam 07.00
11.00
MOL selain berfungsi sebagai activator dekomposisi bahan-bahan organik, mol juga
berperan sebagai penyedia unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. MOL m
emiliki banyak kegunaan, yaitu:
Dimanfaatkan sebagai POC (Pupuk Organik Cair)
Dimanfaatkan sebagai dekomposer atau biang kompos untuk pembuatan kompos
Dimanfaatkan untuk pestisida nabati untuk mengusir hama tanaman
Adapun cara pembuatan mol dari rbung bambu, sebagai berikut:
Bahan:
Rebung sebanyak 1 kg
Air cucian beras sebanyak 3 liter
Buah maja sebanyak 1 butir
Gula merah sebanyak 1-2 ons
Cara membuat:
Rebung ditumbuk halus atau dapat juga di iris tipis.
Masukkan semua bahan. dalam wadah/drum.
Tutup rapat dan diamkan selama 15 hari.
MOL siap digunakan.
Aplikasi:
1 : 5 untuk pengomposan
1 : 15 untuk penyemrotan pada tanaman.
MOL selain berfungsi sebagai activator dekomposisi bahan-bahan organik, mol juga
berperan sebagai penyedia unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. MOL m
emiliki banyak kegunaan, yaitu:
Dimanfaatkan sebagai POC (Pupuk Organik Cair)
Dimanfaatkan sebagai dekomposer atau biang kompos untuk pembuatan kompos
Dimanfaatkan untuk pestisida nabati untuk mengusir hama tanaman
3. Cara membuat:
Campur semua bahan, kemudian didihkan.
Setelah dingin, campurkan 1 liter
mingggu.
4. Aplikasi PGPR
PGPR yang telah jadi dapat diaplikasikan ke tanah sekitar tanaman dengan perban
dingan 200 cc PGPR untuk 14 Liter air.
Benih yang direndam PGPR dapat merangsang pertumbuhan akar.
Catatan:
Bakteri PGPR adalah bakteri tanah yang masa hidupnya tidak panjang. Karena itu p
erlu mengembalikan populasinya setiap akan menebar benih.
Semoga bermanfaat.
Apabila diterjemahkan kurang lebih menjadi demikian Bakteri Perakaran Pemacu Per
tumbuhan Tanaman atau disimngkat BP3T . Sobat Tani semua sudah tidak asing lagi de
ngan yang namanya PGPR, atau mungkin malah sudah hafal dengan semua hal yang ber
kaitan dengan PGPR.Disini akan saya ulas sedikit lagi tentang PGPR mulai dari ma
nfaat dan cara kerja sampai dengan cara pembuatannya. PGPR merupakan Campuran ba
kteri Pseudomonas Flourescence dan Bacillus Ploymixa yang mampu meningkatkan per
tumbuhan tanaman dan mengendalikan penyakit.
Cara kerja PGPR dalam peningkatan kualitas tanaman:
Menekan Perkembangan penyakit (Bioprotectant)
Induksi ketahaman secara sistemik terhadap hama dan patogen.
Produksi siderofor dan antibiotik terhadap patogen perakaran
Kompetisi nutrisi terhadap patogen perakaran
Memproduksi fitohormon (BioStimulant)
IAA (Indole Acetic Acid)
Sitokini
Giberelin
Penghambat produksi etilen
Meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman (Biofertilizer)
Meningkatkan penyerapan dan pemanfaatan unsur N oleh PGPR pemfiksasi Nitroge
n
Meningkatkan kemampuan pengambilan unsur besi oleh PGPR penghasil siderofor
Meningkatkan kemampuan penyerapan unsur S oleh PGPR pemfiksasi Sulfur
Menigkatkan ketersediaan P oleh PGPR pelarut Fosfat
Menigkatkan ketersediaan Mangan oleh PGPR pereduksi Mangan
Bahan utama (Starter)
Perakaran tanaman Bambu Tali dengan sedikit tanah yang masih menempel.
Bahan Media Dasar
Bekatul 1 Kg
2.
air leri
3.
4.
2 liter
Cara Pembuatan :
Bonggol pisang (Ambil pisang yang belum berbuah)/rebung bambu muda di tumbuk sam
pai halus kemudian campurkan air kelapa, air leri dan tetes tebu di aduk sampai
rata.
Masukkan campuran tadi ke dalam derigen (system aerob) pada tutup botol di beri
lobang untuk memasukkan selang sebagai proses aerobnya. Ujung selang yang satu m
asuk pada derigen yang berisi pupuk cair dan satu ujungnya masuk ke botol yang b
erisi air.
Proses di biarkan selama 2 minggu.
Ciri-ciri pupuk cair jadi yaitu : bau pupuk cair mendekati bau tape, atau agak k
ecut, bukan bau yang kurang sedap. Jika yang muncul bau kurang sedap berarti ada
proses yang bocor pada saat pembuatan.
PERANGSANG BUNGA
Untuk pupuk cair perangsang bunga dan buah, kami menggunakan formulasi sebagai b
erikut :
Larutan A
1.
Serabut kelapa 2 kg
2.
2. Air 10 liter
Cara Pembuatan :
Serabut kelapa di tumbuk bagian belakangnya yang bertujuan untuk memudahkan pros
es penyerapan air kemudian masukkan kedalam wadah (drum plastik) lalu di berikan
air setelah itu di tutup biarkan selama 2 minggu, pasca 2 minggu air akan berub
ah berwarna merah kecoklat-coklatan, air di saring kemudian di gunakan untuk pen
yemprotan tanaman ( semua tanaman), karena larutan ini sangat bagus untuk memper
kuat batang tanaman dan meransang pertumbuhan bunga
Larutan B
1.
2.
3.
Air kelapa
Cara Pembuatan :
Buah-buahan di hancurkan kemudian di campur dengan air cucian beras dan air kela
pa di masukkan dalam derigen dengan sistem aerob di biarkan selama 15 hari. Sete
lah 15 hari larutan di saring dan endapan sebaiknya di buang di bawah pohon seba
gai pupuk sedangkan airnya untuk penyemprotan.
Larutan B ini sangat baik untuk merangsang pertumbuhan bunga dan buah.
Aplikasi di lahan :
Campurkan larutan A dan larutan B, hasil campuran tersebut di sebut sebagai laru
tan induk yang kemudian di campur lagi dengan air biasa, perbandingan bisa di up
ayakan sendiri dengan melakukan uji coba di lahan masing-masing, karena apa yang
kami di terapkan di Ngawi tentunya akan berbeda jika di terapkan di daerah lain
, sebagai gambaran kombinasi larutan yang kami gunakan setiap 10 cc/liter air.
Waktu Penyemprotan :
Penyemprotan untuk pemupukan ini efektifnya pagi antara jam 07.00 - 11.00
Penyemprotan yang baik adalah berbentuk kabut
PERANGSANG TUMBUH
Untuk pupuk cair perangsang tumbuh dapat di ambil dari tanaman muda/tunas karena
hormon tumbuh masih cukup tinggi.
Untuk bahan-bahan yang bisa di gunakan untuk membuat perangsang tumbuh, di antar
anya adalah :
1.
2.
3.
4.
Cara pembuatan :
tanaman semangi, Azola mulai dari akar, daun dan cabang di tumbuk bersamaan deng
an pupus melon setelah benar-benar halus campurkan air kelapa, tetes dan air ler
i/cucian beras. Setelah semuanya tercampur masukkan ke dalam derigen dengan mode
l aerob selama 14 hari.
pasca 14 hari campuran di saring kemudian bisa di gunakan.
catatan : saringan kasar dapat di taruh di bawah tanaman atau di sebar di lahan
sebagai kompos (sekalipun kandungan utamanya sudah berkurang)
Aplikasi :
Sangat baik di gunakan untuk tanaman bunga atau tanaman daun lainnya.
Sedangkan untuk aplikasi pada tanaman berbuah seperti padi, kacang, buah-buahan,
kedelai, dll dapat di aplikasikan pada awal tanam sebelum tumbuh bunga.
Salam pertanian. Dalam dunia pertanian ternyata urine sapi (air kencing sapi) sa
ngat bermanfaat sekali bagi petani karena urine sapi ini dapat digunakan sebagai
pupuk cair. Sebelum digunakan sebagai pupuk pertanian urine sapi ini sebaiknya
di fermentasi terlebih dahulu.Salah satu cara memfermentasi urine sapi salah ter
sebut adalah:
BAHAN:
1.
2.
3.
Segala jenis empon-empon(Lengkuas, kunyit, temu ireng, jahe, kencur, br
otowali) masing-masing kg
4.
5.
Air 4 liter
CARA PEMBUATAN:
1.
2.
3.
4.
Setiap hari sekali tutup dibuka untuk membuang gas yang dihasilkan
CARA PENGGUNAAN:
1.
2.
3.
4.
angki
Untuk pupuk cair yang diaplikasi lewat daun gunakan 1 liter urine per t
MANFAAT:
1.
2.
3.
Dengan dicampur pestisida bisa membuka daun yang keriting akibat serang
an thrip
CARA PEMBIAKAN REZOBAKTERIA SEBAGAI PGP (PLANT GROWTH PROMOTING)
PGPR (PLANT GROWTH PROMOTING REZOBAKTERIA) adalah Bakteri sekitar perakaran yang
dapat memacu pertumbuhan tanaman dan juga merupakan agens (mikroba) pengendali
hayati yang menguntungkan bagi Tumbuhan. Bakteri ini hidupnya di sekitar perakar
an (Rhizosper) di mana terdapat eksudat yang dikeluarkan akar sebagai nutrusi ba
gi mikroba. PGPR yang bersumber pada akar rumpun bambu, rumput gajah yang mengan
dung bakteri Pseudomonas flourenscens, Bacillus polymixa, Bakteri tersebut mampu
memacu pertumbuhan tanaman melalui beberapa cara, di antaranya:
Mengeluarkan cairan yang mampu melarutkan mineral (misal pospat) sehingga menjad
i unsur hara yang tersedia
Merombak dan mengurai bahan organik (dekomposisi baha
n organik) menjadi nutrisi tanama
n
Mengeluarkan enzim dan hormon yang berguna untuk memacu pertumbuhan tanaman
Mengeluarkan antibiotik yang mampu menghanbat pertumbuhan dan perkembangan mikro
ba yang bersifat patogenik (mikroba penyebab penyakit)
Cara pengambilan dan pembiakan PGPR
1. 100 gr akar bamba atau rumput gajah atau putri malu (sebagai biang) direndam
selama 2-4 hari dalam 1 liter air masak yang telah di dinginkan
2. Membuat adonan bahan nutrisi bakteri dengan komposisi sbb:
400 gr gula pasir, 200-400gr terasi, 1 kg dedak halus/bekatul, 10 liter air beni
ng, Penyedap rasa secukupnya
3. Adonan bahan nutrisi tersebut direbus sampai mendidih tunggu selama 15-20 men
it dari mulai mendidih lalu diangkat dari atas kompor /tungku. Diamkan adonan te
rsebut sampai dingin (tunggu sampai temperatur adonan sama dengan temperature ud
ara luar)
4. Peras adonan dengan kain sehingga menjadi larutan kental kemudian di campur
dengan air rendaman akar rumput gajah
5. Masukan campuran larutan tersebut kedalam jerigen/wadah tertutup
6. Diamkan selama 7 hari. Tiap 2 hari sekali, diaduk
Mengeluarkan enzim dan hormon yang berguna untuk memacu pertumbuhan tanaman
Mengeluarkan antibiotik yang mampu menghanbat pertumbuhan dan perkembangan mikro
ba yang bersifat patogenik (mikroba penyebab penyakit)
Cara pengambilan dan pembiakan PGPR
1. 100 gr akar bamba atau rumput gajah atau putri malu (sebagai biang) direndam
selama 2-4 hari dalam 1 liter air masak yang telah di dinginkan
2. Membuat adonan bahan nutrisi bakteri dengan komposisi sbb:
400 gr gula pasir, 200-400gr terasi, 1 kg dedak halus/bekatul, 10 liter air beni
Root Up
a. Harga
: Rp. 25.000/100 gr
b. Peranan produk
: Root up adalah hormon pertumbuhan akar, untuk mera
ngsang pertumbuhan akar pada perbanyakan vegetative (cangkok,stek). Root up meng
andung fungsida untuk mencegah jamur, cendawan, infeksi dan berbagai penyakit di
bagian yang terluka / terkena sayatan.
c. Dosis
: 75 mg/ml/tanaman
Rootone merupakan tepung bubuk putih. Produk ini mengandung auksin yang merupaka
n zat pengatur tumbuh (ZPT). Jika digunakan dalam dosis kecil, part per million
(ppm), auksin ternyata dapat berfungsi untuk
merangsang perpanjangan sel, pembentukan bunga dan buah, pertumbuhan
akar pada stek batang, memperpanjang titik tumbuh, serta mencegah gugur
daun dan buah. Kandungan rootone secara lengkap adalah sebagai berikut : Naphtal
ene acetamida (NAD) 0,067%, metil 1 Naphthalene acetamida (m-NAD) 0.013 %. Metil
1 Napthalene Acetic Acid (MNAA) 0.003%, Indol Butyric Acid (IBA) 0,057% dan thy
ram 4 %. (soemarno, 1975 dalam Astuti,2000).
Berdasarkan hasil penelitian pemakaian IBA dan NAA lebih baik jika dibandingkan
dengan pemakaian IAA karena keduanya mempunyai sifat kimia lebih stabil dan mobi
litas lebih rendah dalam bagian tanaman. Hal ini menyebabkan pemakaiannya lebih
berhasil jika dibandingkan dengan IAA, karena IBA dan NAA tetap berada di tempat
pemberian, tidak menyebar ke bagian lain.(Kusumo, 1984).
Natrium NAA atau natrium (naphthyl acetic acid / asam naftali asetat) juga memil
iki kegunaan mendorong pembungaan serempak pada tanaman. Dengan konsentrasi 5-10
Atonik
(Karena pemilik toko tidak mengizinkan penulis mengambi foto, maka foto ini diam
bil dari situs http://www.lembahpinus.com)
Harga
: Rp. 45.000/500 mL
Peranan Produk
: Produk ini mengandung atonik. Adapun atonik A
tonik adalah gabungan garam natrium 5
nitroquicol dan garam natrium dari para hi
trophenol (Kusumo, 1984).
Kandungan lengkap dari atonik adalah sebagai berikut:
Natrium senyawa fenol, yaitu 0,2% Na-Ortonitrofenol (C6H4NO3Na), 0,3% Na-paranit
rofenol (CP6H4NO3Na), 0,1% Na-5 nitroquaniakol (C7H6N04Na) dan 0,05% Na-2,4 dinit
rofenol (C6H3N2O5Na). Ion Na+ berfungsi sebagai karier metabolit dalam proses me
tabolisme, dan ion Na+ mampu menggantikan sebagian fungsi ion K+ (Etty Sumiati,
1989).
Dosis
Frekuensi
: 0,5 ml / 1L
: 2 minggu sekali disiram ke media.
Penggunaan atonik ini dengan cara disiramkan ke media tanam ditujukan untuk memu
dahkan transfer ion ion di dalam tanah sehingga jalur pengangkatan nutrisi dari
dalam media ke bagian tanaman akan menjadi lebih lancar
3.
Super Gib
(Karena pemilik toko tidak mengizinkan penulis mengambi foto, maka foto ini diam
bil dari situs http://www.pupukag.blogspot.com)
a. Harga
b. Peranan Produk
c. Dosis
Terapkan pola pergiliran tanaman terutama dengan tanaman yang kondisi tanahnya a
naerob (padi).
Gunakan pupuk kandang/kompos yang sudah matang. Bilamana masih mentah akan mengu
ndang hama penyakit.
Tanaman yang sehat di beri nutrisi yang seimbang dan ketidak seimbangan nutrisi
akan mengundang serangan penyakit.
Gunakan jarak tanam yang dianjurkan untuk mendapatkan sirkulasi udara yang cukup
, udara disekitar tanaman tidak lembab, tanaman/cukup cukup menerima sinar matah
ari dan diasumsikan tanaman cukup mendapatkan nutrisi.
Bersihkan gulma di lahan yang dibudidayakan.
Pada saat pemberian pupuk dasar gunakan kapur (kaptan atau dolomite) dengan dosi
s 2 - 4 ton per hektar untuk menaikkan pH tanah. Pada pH tanah normal membatasi
pertumbuhan dan perkembangan cendawan dan bakteri tertentu.
Atur jarak tanaman sesuai dengan yang dianjurkan, yaitu pada saat penanaman musi
m hujan jarak tanam lebih lebar dibandingkan pada saat musim kemarau, maksudnya
memberikan ruang pergerakan udara disekitar tanaman lebih lancar untuk mengurang
i kelembaban (udara yang lembab mengundang penyakit).
Hindari penggunaan air dari selokan/kali/saluran irigasi untuk penyiraman daun,
bahan pencampur pupuk/pestisida atau sebaiknya gunakan air tanah/sumur.
Tidak menggunakan pupuk Nitrogen berlebihan, karena tanaman menjadi sukulen/geta
s yang mudah di dilukai oleh hama penyakit.
Sebelum pengolahan tanah, seluruh bagian tanaman atau gulma dibuang dari lahan y
ang akan dijadikan kegiatan budidaya dan pada saat pengolahan tanah balikkan tan
ah yang dibawah ke atas atau sebaliknya serta buang/bersihkan sisa-sisa tanaman/
tumbuhan/akar yang tertinggal.
I. Cara Pemakaian Pestisida
Pemakaian pestisida dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
- Disemprot untuk mengendalikan hama penyakit yang menyerang dari mulai pangkal
batang tanaman sampai ke pucuk tanaman.
- Di kocor untuk mengendalikan hama penyakit yang menyerang akar tanaman.
Efektifnya penggunaan insektisida adalah langsung kena sasaran dan pada saat pop
ulasi hama relative banyak.
Gunakan pestisida dengan kandungan bahan aktif yang sesuai dengan sasaran hama p
enyakit
Penggunaan pupuk dan pestisida dapat dicampurkan/digabung untuk perlakuan penyem
protan/ pengecoran dengan cara :
- Sebelum melakukan penyemprotan/pengecoran siapkan dulu alat (ember, gelas cor,
sprayer, pengaduk) dan bahan (pestisida, air).
- Volume pestisida dan air yang dicampurkan dan kemudian diaduk harus sesuai den
gan dosis yang dianjurkan.
- Sebaiknya larutan pestisida yang disemprotkan/dicor ke tanaman adalah 1 jenis
insektisida atau fungisida saja, namun untuk pertimbangan efisiensi tenaga kerja
dapat di campurkan.
- Pertama masukkan bahan yang berbentuk tepung/padat dan diaduk dengan air, sela
njutnya masukkan bahan cair (pestisida) yang berbahan dasar bukan minyak (diaduk
) dan terkhir adalah bahan cair (pestisida) berbahan dasar minyak (diaduk).
- Setelah bahan diaduk rata masukkan ke tangki semprot/sprayer.
Sprayer harus layak pakai dengan hasil semprot larutan yang keluar berbentuk kab
ut.
Waktu atau lamanya penyemprotan tidak terlalu cepat/terburu-buru atau sebaliknya
lambat, dimana hasil yang diinginkan adalah seluruh tanaman tertutupi larutan p
estisida.
Bilamana penyemprotan terlalu cepat ada beberapa bagian tanaman terlewat ketutup
larutan pestisida dan menjadi sasaran masuknya penyakit/ jamur/bakteri dan seba
liknya kelau lambat, maka yang terjadi adalah pemborosan.
Pemakaian fungisida dilakukan 3 - 5 hari sekali pada kondisi lingkungan lembab d
an basah, perlakuan 7 - 10 sekali pada kondisi lingkungan yang kelembabannya sed
ang dan kering. Penerapan pengulangan pemakaian jenis pestisida kontak - kontak
- sistemik dengan memiliki cara kerja ganda dan tunggal serta berbahan aktif ber
beda.
II. Jenis Insektisida dan Sasaran Hamanya.
Serangan Tikus (memakan buah)
1. Sasaran adalah buah yang mulai menguning/masak dengan gejala buah bagian bawa
h rusak dan sisa buah tercecer ditanah.
2. Waktunya pada malam hari.
3. Pengendalaian,
- Tanaman liar di sekitar kebun dibersihkan.
- Parit digenangi air.
- Diberi umpan beracun.
Serangan Siput/Bekicot (memakan batang tanaman muda) :
1. Sasaran adalah batang tanaman muda dengan gejala batang tanaman putus (sepert
i di potong)
2. Waktunya pada malam hari
3. Pengendalian,
- Ditebar sekam mentah di sekeliling lahan budidaya.
- Gunakan bahan kimia dengan merk dagang Metadek, Metocol dan Mesurol 50 WP.
Serangan Thrips parvispinus (menghisap cairan tanaman).
1. Sasaran adalah daun tunas daun, bunga dan buah dengan gejala keriting dan tan
aman menjadi kerdil.
2. Waktunya pada pagi dan sore hari. Disiang hari bersembunyi di celah-celah dau
n pucuk yang belum membuka.
3. Pengendalian,
- Pangkas daun yang terserang lalu musnahkan/dibakar.
- Semprot tanaman dengan beberapa insektisida, seperti Tetrin 30 EC, Kanon 400 E
C, Actara 25 WG, Curracron 500 EC, Agrimec 18 EC, Supracide 40 EC.
Serangan Kutu Daun/Aphis gossypii (menghisap cairan daun),
1. Sasaran adalah pucuk tanaman dengan gejala pucuk tanaman mejadi keriting.
2. Waktunya pada siang hari
3. Pengendalian,
- Pangkas daun yang terserang lalu musnahkan/dibakar.
- Semprot tanaman dengan beberapa insektisida, seperti Actara 20 WG, Curracron 5
00 EC. Supracide 40 EC, Tetrin 30 EC, Marshall 200 EC,
Serangan Kumbang daun/Aulacophora sp./Oteng-oteng (pemakan daun),
1. Sasaran adalah jaringan perakaran sampai pangkal batang pada stadia larva den
gan gejala tanaman menjadi layu dan pada stadia dewasa memakan daun dengan gejal
a bekas gigitan pada daun berbentuk lingkaran.
2. Waktunya pada siang hari.
3. Pengendalian,
- Penyemprotan dan pengecoran menggunakan beberapa insektisida, seperti Actara 3
,5 gr/17 liter, Larvin 75 WP, Orthene 75 SP, Curacron 500 EC, Pegassus 500 EC, S
upracide 40 EC, Trichtorphon dan Carbaryl.
Ulat Daun Spodoptera litura/Palpita/ulat jengkal/ulat grayak
1. Sasaran adalah daun dengan gejala daun menggulung dan berlubang-lubang akhirn
ya meranggas.
2. Waktunya siang hari.
3. Pengendalian,
- Agrimec 5 ml/17 liter, Decis 2,5 EC, Matador 25 EC, Curacron 500 EC, Buldok 25
EC.
Lalat Buah/Dacus sp./Bactrocera cucurbitae. (menghisap cairan buah)
1. Sasaran buah dari mulai pembentukan buah sampai buah matang dengan gejala tim
bul bercak bulat hitam bekas tusukan dan menyimpan telur, kemudian buah membusuk
di dalam karena jamur ikut berkembang.
2. Waktu pada siang hari
3. Pengendalian,
- Buah yang terserang dimusnahkan/dibuang
- Bungkus buah dengan kertas/kantong plastic
- Gunakan bahan perangkap/atraktan (mis. Metyl eugenol) di oleskan di dalam beka
s botol aqua yang dasarnya sudah dipotong.
- Semprotkan ke tanaman beberapa insektisida, seperti Supracide 40 EC, Curacron
500 EC,
Ulat Buah Heliothis armigera -> Curracron 500 EC, Supracide 40 EC.
Tungau/Tetranychus cinnabarinus/Hemitarsonemus latus. (menghisap cairan daun).
1. Sasaran adalah daun denga gejala daun melengkung dan terpelintir, berwarna ku
ning atau coklat. Bagian bawah daun berwarna abu-abu dengan jarring halus dan te
rdapat sekumpulan titik-titik berwarna kuning, oranye atau merah.
2. Waktu siang hari
3. Pengendalian,
- Mencabut dan membakar tanaman yang terserang.
- Semprot tanaman dengan beberapa insektisida, seperti Mitisun 570 EC, Omite 570
EC, Antimit 570 EC, Samite 135 SC, Marshall 200 EC, Applaud 100 EC, Pegassus 50
0 SC, Oberon 240 SC. Dan kocor dengan akarisida Meothrin 50 EC, Mitac 200 EC.
Serangan Nematoda/Melodogyne sp. (menghisap cairan akar).
1. Sasaran adalah bagian bawah tanaman (akar, pangkal batang) dengan gejala tana
man seluruhnya layu di siang hari dan pada pagi serta sore hari daun kembali seg
ar, beberapa hari kemudian tanaman mati. Akar tanaman benjol/bengkak/berbintil.
Bilamana tanaman dicabut pada pangkal batang/akar tanaman akan terlihat binatang
kecil seperti cacing (pj 0,5 - 4 Mm) menempel atau berada dalam pangkal batang.
2. Waktu 3. Pengendalian,
- Setelah penaburan/penebaran pupuk kandang/kompos seluruh bedengan ditabur deng
an salah setu jenis fungisida berbahan aktif karbofuran (Furadan 3 G dan Curater
r 3 G), Natrium metam (Nupam 370 AS), Fenamifos (Nemacur 10 G) dan Rhocap 10 G.
- Campurkan dengan pupuk pada saat ngecor dan diseling dengan cara ditabur disek
itar lubang tanam.
III. Jenis Fungisida dan Sasaran Penyakitnya (Jamur dan Bakteri)
Embun Tepung (Erysiphe cichoracearum)
Gejala serangan : spora jamur yang disebarkan oleh angin dengan gejala terdapat
bercak-bercak putih seperti tepung pada sisi bawah daun dan membesar menutupi da
un. Pada bagian atas daun tampak bercak nekrosis kekuningan.
Pengendalian : Semprot tanaman dengan beberapa fungisida, seperti Rubigan 120 EC
, Bavistin 50 WP, Derosal 60 WP, Afugan 300 EC, Calixin 750 EC.
Embun Bulu/Downy mildew/busuk daun/Pseudoperonospora Cubensis.
Gejala serangan : bercak-bercak warna kuning agak bersudut yang mengikuti tulang
daun/dibatasi tulang daun dan akhirnya menjadi ke coklat-coklatan/mengering (di
balik daun terlihat spora berwarna kelabu)
Pengendalian : Semprot tanaman dengan beberapa fungisida, seperti Dithane 80 DWG
, Previcure-N, Anvil 50 EC, Manzate 200
Bercak Daun (Cercospora spp.)
Gejala serangan : Bercak-bercak bulat kecil pada daun dengan warna dibagian dala
m lingkaran selalu berbeda dengan tepi lingkaran, ditengah berwarna pucat sampai
putih dan tepinya berwarna lebih tua. Bercak akan meluas hingga mencapai diamet
er 0,5 cm. Selain menyerang daun juga menyerang batang dan tangkai daun.
Pengendalian : Semprot tanaman dengan beberapa fungisida, seperti Daconil 75 WP,
Trineb 80 WP, Velimex 80 WP, Promaneb 80 WP, Bavistin 50 WP, Score 250 EC, Antr
acol 70 WP.
Bercak Bakteri (Pseudomonas lachrymans)
Gejala serangan : Tampak bintik-bintik berwarna coklat ditengah dikelilingi ling
karan klorosis tidak beraturan, gejalanya dapat dilihat di permukaan daun sebela
h atas. Di buah gejalanya ditandai adanya bercak coklat.
Pengendalian : Semprot tanaman dengan bakterisida (Agrept atau lainnya). Menekan
perkembangan bakteri dengan beberapa fungisida -> Cupravit OB 21, Kocide 60 WDG
, Trimiltox.
Antraknose (Colletotrichum lagenarium)
Gejala serangan : Serangan pada daun berupa bercak bulat coklat muda selanjutnya
menyatu dan menjadi coklat tua sampai hitam. Pada keadaan lembab cendawan membe
ntuk badan buah dalam lingkaran-lingkaran berwarna merah jambu. Pada buah terlih
at bercak-bercak berbentuk coklat tua (spora merah jambu), fifik buah menjadi lu
nak dan membusuk
Pengendalian : Semprot tanaman dengan beberapa fingisida, seperti Champion 77 WP
- Campurkan dengan pupuk pada saat ngecor dengan salah satu jenis bakterisida se
cara berselang-seling antara bakterida dan bakteristatik di lakukan pada setiap
pengecoran (5 hari sekali).
Layu tanaman karena cendawan busuk pangkal batang (Mycosphaerella melonis)
Gejala Serangan,
- Pangkal batang mula-mula seperti tercelup minyak, kemudian keluar lendir berwa
rna merah coklat.
- Tanaman tiba-tiba layu dan mati dan disekitar tanah perkaran ditemui benang-be
nang halus(miselium) berwarna putih.
Pengendalian,
- Tanaman yang terserang dimusnahkan/dibakar
- Kocor tanaman dengan beberapa fungisida, seperti Nordox 56 WP, Champion 77 WP,
Funguran 80 WP, Cefka 97 SP, Kasumin 5/75 WP, Cupravit OB 21, Vandozeb 80 WP, D
elsen MX 80 WP, Ridomilgold MZ 4/64 WP, Antila 80 WP, Manzate 200.
K e s i m p u l a n.
- Identifikasi dan catat sedini mungkin ketidak normalan pertumbuhan tanaman, ap
akah gejala tersebut akibat kekurangan/kelebihan nutrisi, hama, penyakit atau pe
rubahan factor lingkungan (cuaca dan sumber air) yang saling mempengaruhi satu d
engan lainnya.
- Ambil tindakan secepatnya sesuai dengan sasaran yang sudah teridentifikasi un
tuk menekan kerusakan tanaman yang lebih besar. .
Sumber:Dinas Pertanian & Kelautan