Anda di halaman 1dari 19

ZPT dapat dibuat secara sederhana oleh siapa saja, termasuk petani.

Berikut ini
beberapa cara mudah membuat auksin, sitokinin dan giberelin :
AUKSIN
Bahan :
1
5
1
1

Kg Keong mas / Bekicot / Tauge


Lt Air,
Kg Gula / Tetes tebu,
gelas EM4/MOL

Cara Pembuatan :
Keong mas/bekicot/tauge direbus dengan air sampai 60 derajat saja, kemudian
diambil dagingnya, cangkang dibuang.
Setelah dingin, masukkan EM4/MOL, aduk dan campur sampai rata.
Masukkan dalam wadah, tutup dengan plastik lalu ikat dengan karet.
Simpan dan letakkan pada tempat yang teduhm biarkan selama 12-15 hari.
SITOKININ
Bahan :
1
5
1
1

Kg bonggol pisang/air kelapa


Lt air,
Kg gula/tetes tebu
gelas EM4/MOL

Cara Pembuatan :
Bonggol pisang dicacah atau diblender atau langsung gunakan air kelapa
campur dengan semua bahan.
Aduk sampai rata,
masukkan dalam wadah kemudian tutup dengan plastik dan ikat memakai karet.
Simpan dan diamkan selama 12-15 hari pada tempat yang teduh.
GIBERELIN
Bahan :
1
5
1
1

Kg rebung bambu, atau biji jagung


Lt air,
Kg gula/tetes tebu,
gelas EM4/MOL

Cara Pembuatan :
Kupas rebung bambu, atau biji jagung
cacah kecil-kecil
campur dengan semua bahan lainnya.
Aduk sampai rata,
masukkan dalam wadah kemudian tutup denga plastik dan ikat memakai karet.
Simpan dan diamkan selama 12-15 hari pada tempat yang teduh.
Untuk mengetahui secara detil, mengenai ZPT, bisa mampir ke link tentang Mengena
l ZPT (Hormon Tanaman)
Kandungan bahan:

Air kelapa,bonggol pisang = Sitokimin


Tauge,bekicot,keong = Auksin
Biji jagung,rebung bambu = Giberelin.
Bawang merah = Sitokimin,Auksin
Rumput laut = Sitokimin,Auksin,Giberelin.
Hormon/ZPT komplek:
Ekstrak Daun sirih
Brotowali.
Cangkang Kelapa sawit plus Guano.
Pucuk daun pada tanaman tak berbunga.
Dan tak berbuah yang dipetik pada waktu subuh.
MOL selain berfungsi sebagai activator dekomposisi bahan-bahan organik, mol juga
berperan sebagai penyedia unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. MOL m
emiliki banyak kegunaan, yaitu:
Dimanfaatkan sebagai POC (Pupuk Organik Cair)
Dimanfaatkan sebagai dekomposer atau biang kompos untuk pembuatan kompos
Dimanfaatkan untuk pestisida nabati untuk mengusir hama tanaman
Adapun cara pembuatan mol dari gedebong pisang, sebagai berikut:
Bahan:
Gedebong pisang sebanyak 1 kg
Gula jawa sebanyak 1,5 ons
Cara membuat:
Gedebong pisang dipotong tipis secara melintang.
Masukkan semua bahan dalam wadah.
Tutup dan biarkan selama 2 minggu.
Setelah 2 minggu ambil airnya dengan cara diperas.
MOL perasan dari campuran diatas siap digunakan.
Aplikasi:
1 : 1.000 untuk pupuk daun.
1 : 5 untuk pengomposan
Bahan-bahan untuk membuat pupuk cair perangsang akar, adalah :
bonggol pisang/rebung bambu 10 kg
air leri
2 liter
air kelapa 2 liter
tetes tebu/gula/berenuk/maja 20% dari total bahan
Cara Pembuatan :
Bonggol pisang (Ambil pisang yang belum berbuah)/rebung bambu muda di tumbuk sam
pai halus kemudian campurkan dengan air kelapa, air leri dan tetes tebu lalu dia
duk sampai rata.
Masukkan campuran tadi ke dalam jerigen (system aerob) pada tutup botol di beri
lobang untuk memasukkan selang sebagai proses aerobnya. Ujung selang yang satu m
asuk pada derigen yang berisi pupuk cair dan satu lagi ujungnya dimasukan ke bot
ol yang berisi air.
Proses di biarkan selama 2 minggu.

download (1)Ciri-ciri pupuk cair jadi yaitu : bau pupuk cair mendekati bau tape,
atau agak kecut, bukan bau yang kurang sedap. Jika yang muncul bau kurang sedap
berarti ada proses yang bocor pada saat pembuatan.
Manfaat dan Fungsi air kelapa :
Selain kaya mineral, air kelapa juga mengandung gula antara 1,7 sampai 2,6 % dan
protein 0,07 hingga 0,55 %. Mineral lainnya antara lain natrium (Na), kalsium (
Ca), magnesium (Mg), ferum (Fe), cuprum (Cu), fosfor (P) dan sulfur (S). Disampi
ng kaya mineral, air kelapa juga mengandung berbagai macam vitamin seperti asam
sitrat, asam nikotinat, asam pantotenal, asam folat, niacin, riboflavin, dan thi
amin. Terdapat pula 2 hormon alami yaitu auksin dan sitokinin sebagai pendukung
pembelahan sel embrio kelapa.
Penelitian di National Institute of Molecular Biology and Biotechnology (BIOTECH
) di UP Los Baos mengungkapkan bahwa dari air kelapa dapat diekstrak hormon yang
kemudian dibuat suatu produk suplemen disebut cocogro. Hasil penlitian menunjukk
an bahwa produk hormon dari air kelapa ini mampu meningkatkan hasil kedelai hing
ga 64 %, kacang tanah hingga 15 % dan sayuran hingga 20-30 %. Dengan kandungan u
nsur kalium yang cukup tinggi, air kelapa dapat merangsang pembungaan pada anggr
ek seperti dendrobium dan phalaenopsis.
Manfaat air cucian beras :
Air cucian beras memiliki kandungan nutrisi yang melimpah di antaranya karbohidra
t berupa pati sebesar 85-90 persen, protein glutein, selulosa, hemiselulosa, gul
a, dan vitamin yang tinggi, ujar Yayu.
Percepatan pertumbuhan bakteri P. fluorescens pada formula air cucian beras dapa
t ditambahkan ekstrak tempe dan gula.
Untuk pupuk cair perangsang bunga dan buah, kami menggunakan formulasi sebagai b
erikut :
Larutan A
Serabut kelapa sebanyak 2 kg
Air 10 liter
Cara Pembuatan :
Serabut kelapa di tumbuk bagian belakangnya yang bertujuan untuk memudahkan pros
es penyerapan air kemudian masukkan kedalam wadah (drum plastik) lalu ditambahka
n air, setelah itu drum ditutup rapat biarkan selama 2 minggu, setelah 2 minggu
air akan berubah berwarna merah kecoklat-coklatan. Air di saring kemudian diguna
kan untuk penyemprotan tanaman ( semua tanaman), karena larutan ini sangat bagus
untuk memperkuat batang tanaman dan meransang pertumbuhan bunga
Larutan B
Buah-buahan yang busuk
Air Cucian beras
Air kelapa
Cara Pembuatan :
download (2)Buah-buahan dihancurkan kemudian di campur dengan air cucian beras/a
ir leri di tambah dengan air kelapa, kemudian semua bahan dimasukkan dalam jerig
en/drum dengan sistem aerob dibiarkan selama 15 hari. Setelah 15 hari larutan di

saring dan endapan sebaiknya di buang di bawah pohon sebagai pupuk padat sedang
kan airnya untuk penyemprotan.
Larutan B ini sangat baik untuk merangsang pertumbuhan bunga dan buah.
Aplikasi di lahan :
Campurkan larutan A dan larutan B, hasil campuran tersebut disebut sebagai larut
an induk yang kemudian di campur lagi dengan air biasa, perbandingan bisa diupay
akan sendiri dengan melakukan uji coba di lahan masing-masing, karena apa yang k
ami diterapkan di Ngawi tentunya akan berbeda jika diterapkan di daerah lain, se
bagai gambaran kombinasi larutan yang kami gunakan setiap 10 cc/liter air.
Waktu Penyemprotan :
Penyemprotan untuk pemupukan ini efektifnya pagi antara jam 07.00

11.00

Penyemprotan yang baik adalah berbentuk kabut.

MOL selain berfungsi sebagai activator dekomposisi bahan-bahan organik, mol juga
berperan sebagai penyedia unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. MOL m
emiliki banyak kegunaan, yaitu:
Dimanfaatkan sebagai POC (Pupuk Organik Cair)
Dimanfaatkan sebagai dekomposer atau biang kompos untuk pembuatan kompos
Dimanfaatkan untuk pestisida nabati untuk mengusir hama tanaman
Adapun cara pembuatan mol dari rbung bambu, sebagai berikut:
Bahan:
Rebung sebanyak 1 kg
Air cucian beras sebanyak 3 liter
Buah maja sebanyak 1 butir
Gula merah sebanyak 1-2 ons
Cara membuat:
Rebung ditumbuk halus atau dapat juga di iris tipis.
Masukkan semua bahan. dalam wadah/drum.
Tutup rapat dan diamkan selama 15 hari.
MOL siap digunakan.
Aplikasi:
1 : 5 untuk pengomposan
1 : 15 untuk penyemrotan pada tanaman.
MOL selain berfungsi sebagai activator dekomposisi bahan-bahan organik, mol juga
berperan sebagai penyedia unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. MOL m
emiliki banyak kegunaan, yaitu:
Dimanfaatkan sebagai POC (Pupuk Organik Cair)
Dimanfaatkan sebagai dekomposer atau biang kompos untuk pembuatan kompos
Dimanfaatkan untuk pestisida nabati untuk mengusir hama tanaman

Adapun cara pembuatan mol dari Tapai/Tape, sebagai berikut:


Bahan :
Tapai (tape) = 1 ons
Air = 1,2 liter
Botol air mineral = 1,5 liter
Gula psir = 5 sendok makan
Cara membuat:
Masukkan semua bahan kedalam botol.
Kocok-kocok sebentar agar campuran merata.
Biarkan tanpa ditutup selama 4-5 hari (usahakan benda atau hewan tidak masuk
ke dalam botol).
MOL siap digunakan.
Aplikasi:
1 : 5 untuk pengomposan
1 : 15 untuk pengocoran langsung di sekitar akar tanaman (usakan tidak menge
nai batang tanaman ).
Mengenal PGPR.
pgpr2
Perangsangan akar
PGPR (Plant growth-promoting rhizobacteria) adalah bakteri yang memicu pertumbuh
an tanaman. Bakteri yang terdapat dalam PGPR merupakan jenis bakteri yang biasa
hidup di akar tanaman. Mikroorganisme ini hidup berkoloni di sekitar akar tanama
n dan membantu memacu pertumbuhan tanaman. Setelah membaca wikipedia, PGPR ini p
ertama kali diteliti oleh Kloepper dan Schroth tahun 1978. Mereka menemukan bahw
a keberadaan bakteri yang hidup di sekitar akar ini mampu memacu pertumbuhan tan
aman jika diaplikasikan pada bibit/benih. Tidak hanya itu, tanaman nantinya akan
beradaptasi terhadap hama dan penyakit.
Proses bakteri PGPR memacu pertumbuhan
Bakteri PGPR ini mampu mengikat nitrogen bebas dari alam yang sering disebut fi
kasi nitrogen bebas. Nitrogen bebas ini diubah menjadi amonia kemudian disalurka
n ke tanaman. Bakteri akar ini juga mampu menyediakan beragam mineral yang dibut
uhkan tanaman seperti besi, fosfor, atau belerang. PGPR juga memacu peningkatan
hormon tanaman. Peningkatan hormon tanaman inilah yang secara langsung mempengar
uhi pertumbuhan tanaman.
Cara Membuat PGPR
1. Biang PGPR
Biang PGPR dibuat dari akar bambu sekira 250 gram yang direndam dalam air selama
tiga hari tiga malam. Dapat juga direndam dengan air kelapa.
2. Bahan:
20 liter air
1/2 kg dedak/bekatul
Terasi
1 sdm air kapur sirih
250 gram gula merah / tetes tebu

3. Cara membuat:
Campur semua bahan, kemudian didihkan.
Setelah dingin, campurkan 1 liter
mingggu.

biang PGPR . Tutup rapat. Diamkan satu hingga dua

4. Aplikasi PGPR
PGPR yang telah jadi dapat diaplikasikan ke tanah sekitar tanaman dengan perban
dingan 200 cc PGPR untuk 14 Liter air.
Benih yang direndam PGPR dapat merangsang pertumbuhan akar.
Catatan:
Bakteri PGPR adalah bakteri tanah yang masa hidupnya tidak panjang. Karena itu p
erlu mengembalikan populasinya setiap akan menebar benih.
Semoga bermanfaat.
Apabila diterjemahkan kurang lebih menjadi demikian Bakteri Perakaran Pemacu Per
tumbuhan Tanaman atau disimngkat BP3T . Sobat Tani semua sudah tidak asing lagi de
ngan yang namanya PGPR, atau mungkin malah sudah hafal dengan semua hal yang ber
kaitan dengan PGPR.Disini akan saya ulas sedikit lagi tentang PGPR mulai dari ma
nfaat dan cara kerja sampai dengan cara pembuatannya. PGPR merupakan Campuran ba
kteri Pseudomonas Flourescence dan Bacillus Ploymixa yang mampu meningkatkan per
tumbuhan tanaman dan mengendalikan penyakit.
Cara kerja PGPR dalam peningkatan kualitas tanaman:
Menekan Perkembangan penyakit (Bioprotectant)
Induksi ketahaman secara sistemik terhadap hama dan patogen.
Produksi siderofor dan antibiotik terhadap patogen perakaran
Kompetisi nutrisi terhadap patogen perakaran
Memproduksi fitohormon (BioStimulant)
IAA (Indole Acetic Acid)
Sitokini
Giberelin
Penghambat produksi etilen
Meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman (Biofertilizer)
Meningkatkan penyerapan dan pemanfaatan unsur N oleh PGPR pemfiksasi Nitroge
n
Meningkatkan kemampuan pengambilan unsur besi oleh PGPR penghasil siderofor
Meningkatkan kemampuan penyerapan unsur S oleh PGPR pemfiksasi Sulfur
Menigkatkan ketersediaan P oleh PGPR pelarut Fosfat
Menigkatkan ketersediaan Mangan oleh PGPR pereduksi Mangan
Bahan utama (Starter)
Perakaran tanaman Bambu Tali dengan sedikit tanah yang masih menempel.
Bahan Media Dasar
Bekatul 1 Kg

Kapur sirih 100 gr


Gula merah 400 gr
Tepung ikan 100 gr
Terasi 100 gr
Air 10 lt
Cara pembuatan (Starter)
Akar bambu dipotong kecil-kecil dan dimasukkan kedalam botol plastik yang be
risi air matang, rendam (inkubasi) potongan akar tersebut 4 hari.
Saring potongan akar bambunya dan simpan airnya sebagai biang/Starter PGPR
Masukkan dalam botol, tutup rapat dan simpan untuk menunggu media PGPR seles
ai dibuat.
Cara Pmbuatan Media
Semua bahan 1-6 di rebus hingga mendidih.
Dinginkan sampai benar-benar dingin.
Saring larutan tersebut.
Campurkan Isolat/Starter PGPR dengan media dan simpan dalam jerigen yang ter
tutup rapat.
Di inkubasikan selama 12 hari (setiap hari tutup dibuka sesaat untuk mengelu
arkan udara hasil fermentasi dan di goyang-goyang untuk mempercepat pembelahan s
el bakgteri).
Cara Aplikasi PGPR
Campurkan 350ml PGPR dalam air 1 tangki.
Diaplikasikan pada lahan yang belum ditanami,
Aplikasi selanjutnya setiap minggu sekali mulai umur 14hst.
PERANGSANG AKAR
Bahan-bahan untuk membuat pupuk cair perangsang akar, adalah :
1.

bonggol pisang/rebung bambu 10 kg

2.

air leri

3.

air kelapa 2 liter

4.

tetes tebu/gula/berenuk/maja 20% dari total bahan

2 liter

Cara Pembuatan :
Bonggol pisang (Ambil pisang yang belum berbuah)/rebung bambu muda di tumbuk sam
pai halus kemudian campurkan air kelapa, air leri dan tetes tebu di aduk sampai
rata.
Masukkan campuran tadi ke dalam derigen (system aerob) pada tutup botol di beri
lobang untuk memasukkan selang sebagai proses aerobnya. Ujung selang yang satu m
asuk pada derigen yang berisi pupuk cair dan satu ujungnya masuk ke botol yang b
erisi air.
Proses di biarkan selama 2 minggu.
Ciri-ciri pupuk cair jadi yaitu : bau pupuk cair mendekati bau tape, atau agak k
ecut, bukan bau yang kurang sedap. Jika yang muncul bau kurang sedap berarti ada
proses yang bocor pada saat pembuatan.

Manfaat dan Fungsi air kelapa :


Selain kaya mineral, air kelapa juga mengandung gula antara 1,7 sampai 2,6 % dan
protein 0,07 hingga 0,55 %. Mineral lainnya antara lain natrium (Na), kalsium (
Ca), magnesium (Mg), ferum (Fe), cuprum (Cu), fosfor (P) dan sulfur (S). Disampi
ng kaya mineral, air kelapa juga mengandung berbagai macam vitamin seperti asam
sitrat, asam nikotinat, asam pantotenal, asam folat, niacin, riboflavin, dan thi
amin. Terdapat pula 2 hormon alami yaitu auksin dan sitokinin sebagai pendukung
pembelahan sel embrio kelapa.
Penelitian di National Institute of Molecular Biology and Biotechnology (BIOTECH
) di UP Los Baos mengungkapkan bahwa dari air kelapa dapat diekstrak hormon yang
kemudian dibuat suatu produk suplemen disebut cocogro. Hasil penlitian menunjukk
an bahwa produk hormon dari air kelapa ini mampu meningkatkan hasil kedelai hing
ga 64 %, kacang tanah hingga 15 % dan sayuran hingga 20-30 %. Dengan kandungan u
nsur kalium yang cukup tinggi, air kelapa dapat merangsang pembungaan pada anggr
ek seperti dendrobium dan phalaenopsis.
Manfaat air cucian beras :
"Air cucian beras memiliki kandungan nutrisi yang melimpah di antaranya karbohid
rat berupa pati sebesar 85-90 persen, protein glutein, selulosa, hemiselulosa, g
ula, dan vitamin yang tinggi," ujar Yayu.
Percepatan pertumbuhan bakteri P. fluorescens pada formula air cucian beras dapa
t ditambahkan ekstrak tempe dan gula.

PERANGSANG BUNGA
Untuk pupuk cair perangsang bunga dan buah, kami menggunakan formulasi sebagai b
erikut :
Larutan A
1.

Serabut kelapa 2 kg

2.

2. Air 10 liter

Cara Pembuatan :
Serabut kelapa di tumbuk bagian belakangnya yang bertujuan untuk memudahkan pros
es penyerapan air kemudian masukkan kedalam wadah (drum plastik) lalu di berikan
air setelah itu di tutup biarkan selama 2 minggu, pasca 2 minggu air akan berub
ah berwarna merah kecoklat-coklatan, air di saring kemudian di gunakan untuk pen
yemprotan tanaman ( semua tanaman), karena larutan ini sangat bagus untuk memper
kuat batang tanaman dan meransang pertumbuhan bunga
Larutan B
1.

Buah-buahan yang busuk

2.

Air Cucian beras

3.

Air kelapa

Cara Pembuatan :

Buah-buahan di hancurkan kemudian di campur dengan air cucian beras dan air kela
pa di masukkan dalam derigen dengan sistem aerob di biarkan selama 15 hari. Sete
lah 15 hari larutan di saring dan endapan sebaiknya di buang di bawah pohon seba
gai pupuk sedangkan airnya untuk penyemprotan.
Larutan B ini sangat baik untuk merangsang pertumbuhan bunga dan buah.
Aplikasi di lahan :
Campurkan larutan A dan larutan B, hasil campuran tersebut di sebut sebagai laru
tan induk yang kemudian di campur lagi dengan air biasa, perbandingan bisa di up
ayakan sendiri dengan melakukan uji coba di lahan masing-masing, karena apa yang
kami di terapkan di Ngawi tentunya akan berbeda jika di terapkan di daerah lain
, sebagai gambaran kombinasi larutan yang kami gunakan setiap 10 cc/liter air.
Waktu Penyemprotan :
Penyemprotan untuk pemupukan ini efektifnya pagi antara jam 07.00 - 11.00
Penyemprotan yang baik adalah berbentuk kabut

PERANGSANG TUMBUH
Untuk pupuk cair perangsang tumbuh dapat di ambil dari tanaman muda/tunas karena
hormon tumbuh masih cukup tinggi.
Untuk bahan-bahan yang bisa di gunakan untuk membuat perangsang tumbuh, di antar
anya adalah :
1.

Tanaman semanggi, pupus melon, azola, pucuk kangkung = 10 kg

2.

Air kelapa = 2 - 5 liter

3.

air leri = 2 - 5 liter

4.

Tetes tebu/buah maja/gula 20% dari larutan

Cara pembuatan :
tanaman semangi, Azola mulai dari akar, daun dan cabang di tumbuk bersamaan deng
an pupus melon setelah benar-benar halus campurkan air kelapa, tetes dan air ler
i/cucian beras. Setelah semuanya tercampur masukkan ke dalam derigen dengan mode
l aerob selama 14 hari.
pasca 14 hari campuran di saring kemudian bisa di gunakan.
catatan : saringan kasar dapat di taruh di bawah tanaman atau di sebar di lahan
sebagai kompos (sekalipun kandungan utamanya sudah berkurang)
Aplikasi :
Sangat baik di gunakan untuk tanaman bunga atau tanaman daun lainnya.
Sedangkan untuk aplikasi pada tanaman berbuah seperti padi, kacang, buah-buahan,
kedelai, dll dapat di aplikasikan pada awal tanam sebelum tumbuh bunga.

Dosis antara 5-10 cc/liter air


Keterangan :
Jika bahan-bahan no. 1 tidak ada dapat di ganti dengan tanaman lain yang pertum
buhan (liar) bagus dan bagian yang di ambil adalah pupus/pucuk/tunasnya.

CARA MUDAH FERMENTASI URINE SAPI UNTUK PUPUK ORGANIK CAIR

Salam pertanian. Dalam dunia pertanian ternyata urine sapi (air kencing sapi) sa
ngat bermanfaat sekali bagi petani karena urine sapi ini dapat digunakan sebagai
pupuk cair. Sebelum digunakan sebagai pupuk pertanian urine sapi ini sebaiknya
di fermentasi terlebih dahulu.Salah satu cara memfermentasi urine sapi salah ter
sebut adalah:

BAHAN:
1.

Urine sapi 20 liter

2.

Gula merah 1 kg atau tetes tebu 1 liter

3.
Segala jenis empon-empon(Lengkuas, kunyit, temu ireng, jahe, kencur, br
otowali) masing-masing kg
4.

Air rendaman kedelai 1 gelas atau Urea 1 sendok makan

5.

Lebih bagus jika dicampur dengan bakteri dekomposer

Air 4 liter

CARA PEMBUATAN:
1.

Empon-empon ditumbuk dan direbus sampai mendidih

2.

Setelah dingin campur dengan semua bahan yang lain

3.

Ditutup rapat dalam jerigen dan didiamkan selama 3 minggu

4.

Setiap hari sekali tutup dibuka untuk membuang gas yang dihasilkan

CARA PENGGUNAAN:
1.

Gunakan urine tersebut dengan kadar 10% (1 urine:10 air)

2.

Untuk seedtreatmen benih/biji direndam selama semalam

3.

Untuk bibit perendaman selama maksimal 10 menit

4.
angki

Untuk pupuk cair yang diaplikasi lewat daun gunakan 1 liter urine per t

MANFAAT:
1.

Zat perangsang pertumbuhan akar tanaman pada benih/bibit

2.

Sebagai Pupuk daun organic

3.
Dengan dicampur pestisida bisa membuka daun yang keriting akibat serang
an thrip
CARA PEMBIAKAN REZOBAKTERIA SEBAGAI PGP (PLANT GROWTH PROMOTING)
PGPR (PLANT GROWTH PROMOTING REZOBAKTERIA) adalah Bakteri sekitar perakaran yang
dapat memacu pertumbuhan tanaman dan juga merupakan agens (mikroba) pengendali
hayati yang menguntungkan bagi Tumbuhan. Bakteri ini hidupnya di sekitar perakar
an (Rhizosper) di mana terdapat eksudat yang dikeluarkan akar sebagai nutrusi ba
gi mikroba. PGPR yang bersumber pada akar rumpun bambu, rumput gajah yang mengan
dung bakteri Pseudomonas flourenscens, Bacillus polymixa, Bakteri tersebut mampu
memacu pertumbuhan tanaman melalui beberapa cara, di antaranya:
Mengeluarkan cairan yang mampu melarutkan mineral (misal pospat) sehingga menjad
i unsur hara yang tersedia
Merombak dan mengurai bahan organik (dekomposisi baha
n organik) menjadi nutrisi tanama
n
Mengeluarkan enzim dan hormon yang berguna untuk memacu pertumbuhan tanaman
Mengeluarkan antibiotik yang mampu menghanbat pertumbuhan dan perkembangan mikro
ba yang bersifat patogenik (mikroba penyebab penyakit)
Cara pengambilan dan pembiakan PGPR
1. 100 gr akar bamba atau rumput gajah atau putri malu (sebagai biang) direndam
selama 2-4 hari dalam 1 liter air masak yang telah di dinginkan
2. Membuat adonan bahan nutrisi bakteri dengan komposisi sbb:
400 gr gula pasir, 200-400gr terasi, 1 kg dedak halus/bekatul, 10 liter air beni
ng, Penyedap rasa secukupnya
3. Adonan bahan nutrisi tersebut direbus sampai mendidih tunggu selama 15-20 men
it dari mulai mendidih lalu diangkat dari atas kompor /tungku. Diamkan adonan te
rsebut sampai dingin (tunggu sampai temperatur adonan sama dengan temperature ud
ara luar)
4. Peras adonan dengan kain sehingga menjadi larutan kental kemudian di campur
dengan air rendaman akar rumput gajah
5. Masukan campuran larutan tersebut kedalam jerigen/wadah tertutup
6. Diamkan selama 7 hari. Tiap 2 hari sekali, diaduk
Mengeluarkan enzim dan hormon yang berguna untuk memacu pertumbuhan tanaman
Mengeluarkan antibiotik yang mampu menghanbat pertumbuhan dan perkembangan mikro
ba yang bersifat patogenik (mikroba penyebab penyakit)
Cara pengambilan dan pembiakan PGPR
1. 100 gr akar bamba atau rumput gajah atau putri malu (sebagai biang) direndam
selama 2-4 hari dalam 1 liter air masak yang telah di dinginkan
2. Membuat adonan bahan nutrisi bakteri dengan komposisi sbb:
400 gr gula pasir, 200-400gr terasi, 1 kg dedak halus/bekatul, 10 liter air beni

ng, Penyedap rasa secukupnya


3. Adonan bahan nutrisi tersebut direbus sampai mendidih tunggu selama 15-20 men
it dari mulai mendidih lalu diangkat dari atas kompor /tungku. Diamkan adonan te
rsebut sampai dingin (tunggu sampai temperatur adonan sama dengan temperature ud
ara luar)
4. Peras adonan dengan kain sehingga menjadi larutan kental kemudian di campur
dengan air rendaman akar rumput gajah
5. Masukan campuran larutan tersebut kedalam jerigen/wadah tertutup
6. Diamkan selama 7 hari. Tiap 2 hari sekali, diaduk
Zat Pengatur Tumbuh (Root up, Atonik & Super Gib)
Posted on Maret 3, 2012 | Meninggalkan komentar
Seringkali kita mendengar kata-kata ZPT. Zat pengatur tumbuh atau disingkat ZPT
merupakan senyawa bahan organik selain unsur-unsur hara, yang mempunyai sifat se
perti hormon tumbuhan, dan dalam jumlah kecil dapat mendorong, menghambat ataupu
n memodifikasi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan (Moore, 1979).
Saya melakukan kunjungan pada tanggal 28 Agustus pukul 15:00 ke Tani Jaya d/h to
ko Ba Yen yang beralamat di Jalan Djulaeha Karmita no 30 (depan SDN Karsawinaya)
Cimahi. Toko Ba Yen merupakan toko saprotan di cimahi yang menjual bibit, pupuk
dan obat-obat pertanian.
Saya mencatat ada 3 buah ZPT yang diperjualbelikan secara bebas di toko Bayen te
rsebut. Adapun ke 3 ZPT tersebut adalah:
1.

Root Up

a. Harga

: Rp. 25.000/100 gr

b. Peranan produk
: Root up adalah hormon pertumbuhan akar, untuk mera
ngsang pertumbuhan akar pada perbanyakan vegetative (cangkok,stek). Root up meng
andung fungsida untuk mencegah jamur, cendawan, infeksi dan berbagai penyakit di
bagian yang terluka / terkena sayatan.
c. Dosis

: 75 mg/ml/tanaman

Rootone merupakan tepung bubuk putih. Produk ini mengandung auksin yang merupaka
n zat pengatur tumbuh (ZPT). Jika digunakan dalam dosis kecil, part per million
(ppm), auksin ternyata dapat berfungsi untuk
merangsang perpanjangan sel, pembentukan bunga dan buah, pertumbuhan
akar pada stek batang, memperpanjang titik tumbuh, serta mencegah gugur
daun dan buah. Kandungan rootone secara lengkap adalah sebagai berikut : Naphtal
ene acetamida (NAD) 0,067%, metil 1 Naphthalene acetamida (m-NAD) 0.013 %. Metil
1 Napthalene Acetic Acid (MNAA) 0.003%, Indol Butyric Acid (IBA) 0,057% dan thy
ram 4 %. (soemarno, 1975 dalam Astuti,2000).
Berdasarkan hasil penelitian pemakaian IBA dan NAA lebih baik jika dibandingkan
dengan pemakaian IAA karena keduanya mempunyai sifat kimia lebih stabil dan mobi
litas lebih rendah dalam bagian tanaman. Hal ini menyebabkan pemakaiannya lebih
berhasil jika dibandingkan dengan IAA, karena IBA dan NAA tetap berada di tempat
pemberian, tidak menyebar ke bagian lain.(Kusumo, 1984).
Natrium NAA atau natrium (naphthyl acetic acid / asam naftali asetat) juga memil
iki kegunaan mendorong pembungaan serempak pada tanaman. Dengan konsentrasi 5-10

ppm, disemprotkan ke seluruh bagian tanaman terutama stomata daun,terbukti dapa


t memunculkan bunga.
Seperti yang kita ketahui Auksin berperan dalam menghambat peluruhan atau peront
okan daun, bunga dan buah sehingga mendukung pertumbuhan bunga dan buah. Hal ini
disebabkan karena auksin dapat bereaksi pada tanaman dengan menghasilkan inhibi
tor bagi senyawa tertentu. Inhibitor yang terbentuk dapat berfungsi sebagai peng
hambat terbentuknya zat etilen. Pembentukan etilen dalam jumlah besar pada tanam
an yang sedang tumbuh akan merangsang terjadinya absisi peluruhan perontokan dar
i berbagai macam organ tanaman (Pangaribuan, 2004). Adapun auksin alami banyak t
erdapat didalam cairan biji jagung muda yang masih berwarna kuning, air seni sap
i, ujung koleoptil tanaman oat, umbi bawang merah dan air kelapa.(www.suaramerde
ka.com)
2.

Atonik

(Karena pemilik toko tidak mengizinkan penulis mengambi foto, maka foto ini diam
bil dari situs http://www.lembahpinus.com)

Harga
: Rp. 45.000/500 mL
Peranan Produk
: Produk ini mengandung atonik. Adapun atonik A
tonik adalah gabungan garam natrium 5
nitroquicol dan garam natrium dari para hi
trophenol (Kusumo, 1984).
Kandungan lengkap dari atonik adalah sebagai berikut:
Natrium senyawa fenol, yaitu 0,2% Na-Ortonitrofenol (C6H4NO3Na), 0,3% Na-paranit
rofenol (CP6H4NO3Na), 0,1% Na-5 nitroquaniakol (C7H6N04Na) dan 0,05% Na-2,4 dinit
rofenol (C6H3N2O5Na). Ion Na+ berfungsi sebagai karier metabolit dalam proses me
tabolisme, dan ion Na+ mampu menggantikan sebagian fungsi ion K+ (Etty Sumiati,
1989).
Dosis
Frekuensi

: 0,5 ml / 1L
: 2 minggu sekali disiram ke media.

Penggunaan atonik ini dengan cara disiramkan ke media tanam ditujukan untuk memu
dahkan transfer ion ion di dalam tanah sehingga jalur pengangkatan nutrisi dari
dalam media ke bagian tanaman akan menjadi lebih lancar

3.

Super Gib

(Karena pemilik toko tidak mengizinkan penulis mengambi foto, maka foto ini diam
bil dari situs http://www.pupukag.blogspot.com)

a. Harga

: Rp. 14.500/ 5gram/ tablet

b. Peranan Produk

: Produk ini mengandung Giberelin.

c. Dosis

: 1 tablet untuk 14 -17 Liter air.

d. Frekuensi penggunaan : 1 bulan sekali

Giberelin merupakan zat pengatur tumbuh yang berfungsi mendorong perkembangan bi


ji, menghilangkan dormansi biji, perkembangan kuncup, pemanjangan batang dan per
tumbuhan daun; mendorong pembungaan dan perkembangan buah secara partenogenesis;
mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar.Tempat dihasilkannya adalah meri
stem apikal tunas ujung dan akar daun muda.(Kusumo, 1984) Giberelin alami banyak
ditemukan di umbi bawang merah.(www.suaramerdeka.com)
Tambahan penjelasan untuk foto, sehubungan toko Ba Yen tidak mengizinkan saya un
tuk mengambil foto produk secara langsung dari kamera, maka saya mohon maaf kare
na terpaksa menggunakan gambar yang saya ambil dari situs online saprotan yaitu
lembah pinus.com.
Menurut saya tidak ada zat pengatur tumbuh yang spesifik untuk jenis tanaman ter
tentu. Namun ZPT itu spesifik untuk bagian tertentu dari tanaman. Misalnya Root
up yang mengandung auksin sangat cocok digunakan untuk batang tanaman yang akan
distek. Dengan pemebrian hormon auksin pada batang setek maka akan merangsang t
umbuhnya akar pada batang setek tersebut.
Faktor Lingkungan.
Pada musim hujan (kelembaban tinggi) intensitas serangan tinggi umumnya adalah j
amur/cendawan.
Pada musim kemarau intensitas serangan tinggi adalah hama. Adapun penyakit yang
timbul adalah virus karena dibawa oleh vector/hama seperti Aphids, Thrip, Tungau
dan kutu kebul,
Kualitas air yang baik bersumber dari air tanah (sumur dangkal atau sumur dalam)
, kualitas air permukaan yang kurang baik bersumber dari selokan/kali buangan ai
r limbah pertanian dan kualitas air yang buruk adalah selokan/kali tempat buang
limbah rumah tangga.
Tanaman yang sehat tumbuh pada tanah yang cocok dengan tektur pasir, liat, berle
mpung dan gembur (kaya kandungan bahan organic) -> media tanam dapat menyimpan n
utrisi dan akar tanaman mampu tumbuh dan berkembang dengan baik.
Berisiko tinggi menggunakan lahan yang sebelumnya bekas tanaman se
family (Cucurbitacea) atau dengan tanaman dari family terung-terungan (Solanacea
e) atau bersebelahan dengan lahan yang sedang diusahakan dengan jenis tanaman da
ri salah satu family di atas.
Bersihkan tanaman liar/gulma di sekitar lahan yang dibudidayakan, karena pada um
umnya dapat menjadi inang alternative bagi hama dan penyakit.
Tindakan dilokasi Usaha
Tanaman melon adalah tanaman semusim dengan umur yang pendek/singkat (sekitar 2
bulan), sehingga gangguan pada setiap tahapan pertumbuhannya akan langsung berpe
ngaruh terhadap hasil produksi.
Untuk itu perlakuan pengendalian terhadap hama penyakit di fokuskan pada tindaka
n pencegahan dengan maksud tidak memberi kesempatan pada hama penyakit untuk mas
uk, tumbuh dan berkembang di area lahan yang diusahakan. Adapun tindakan penangg
ulangan adalah lolosnya serangan hama penyakit tertentu untuk segera ditangani.
Tindakan pencegahan adalah memberi perlakuan pestisida secara rutin/terjadwal pa
da bagian atas tanaman dan pada bagian bawah tanaman (perakaran) dengan sasaran
hama penyakit yang dominan menyerang tanaman melon.
Bagian tanaman yang terserang (daun, buah, cabang) dirompes atau tanaman yang te
rserang dicabut dan dibuang ke tempat yang aman dari kemungkinan menular atau di
bakar agar tidak menular ke tanaman yang lain.
Hindari air yang menggenang di parit terlalu lama, maksimal air diganti/dibuang
setiap 2 hari sekali untuk menghindari kelembaban yang tinggi di area perakaran
dan udara di sekitar tanaman.
Bersihkan tanaman liar/gulma (mis: rumput & perdu) disekitar area yang diusahaka
n/budidaya.
Hujan turun dimasim kemarau atau hujan turun sebentar disiang hari harus segera
disemprot dengan larutan fungisida keseluruh bagian tanaman dan tanah sekitar ta
naman lalu kocor tanaman dengan larutan kapur dan fungisida.

Terapkan pola pergiliran tanaman terutama dengan tanaman yang kondisi tanahnya a
naerob (padi).
Gunakan pupuk kandang/kompos yang sudah matang. Bilamana masih mentah akan mengu
ndang hama penyakit.
Tanaman yang sehat di beri nutrisi yang seimbang dan ketidak seimbangan nutrisi
akan mengundang serangan penyakit.
Gunakan jarak tanam yang dianjurkan untuk mendapatkan sirkulasi udara yang cukup
, udara disekitar tanaman tidak lembab, tanaman/cukup cukup menerima sinar matah
ari dan diasumsikan tanaman cukup mendapatkan nutrisi.
Bersihkan gulma di lahan yang dibudidayakan.
Pada saat pemberian pupuk dasar gunakan kapur (kaptan atau dolomite) dengan dosi
s 2 - 4 ton per hektar untuk menaikkan pH tanah. Pada pH tanah normal membatasi
pertumbuhan dan perkembangan cendawan dan bakteri tertentu.
Atur jarak tanaman sesuai dengan yang dianjurkan, yaitu pada saat penanaman musi
m hujan jarak tanam lebih lebar dibandingkan pada saat musim kemarau, maksudnya
memberikan ruang pergerakan udara disekitar tanaman lebih lancar untuk mengurang
i kelembaban (udara yang lembab mengundang penyakit).
Hindari penggunaan air dari selokan/kali/saluran irigasi untuk penyiraman daun,
bahan pencampur pupuk/pestisida atau sebaiknya gunakan air tanah/sumur.
Tidak menggunakan pupuk Nitrogen berlebihan, karena tanaman menjadi sukulen/geta
s yang mudah di dilukai oleh hama penyakit.
Sebelum pengolahan tanah, seluruh bagian tanaman atau gulma dibuang dari lahan y
ang akan dijadikan kegiatan budidaya dan pada saat pengolahan tanah balikkan tan
ah yang dibawah ke atas atau sebaliknya serta buang/bersihkan sisa-sisa tanaman/
tumbuhan/akar yang tertinggal.
I. Cara Pemakaian Pestisida
Pemakaian pestisida dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
- Disemprot untuk mengendalikan hama penyakit yang menyerang dari mulai pangkal
batang tanaman sampai ke pucuk tanaman.
- Di kocor untuk mengendalikan hama penyakit yang menyerang akar tanaman.
Efektifnya penggunaan insektisida adalah langsung kena sasaran dan pada saat pop
ulasi hama relative banyak.
Gunakan pestisida dengan kandungan bahan aktif yang sesuai dengan sasaran hama p
enyakit
Penggunaan pupuk dan pestisida dapat dicampurkan/digabung untuk perlakuan penyem
protan/ pengecoran dengan cara :
- Sebelum melakukan penyemprotan/pengecoran siapkan dulu alat (ember, gelas cor,
sprayer, pengaduk) dan bahan (pestisida, air).
- Volume pestisida dan air yang dicampurkan dan kemudian diaduk harus sesuai den
gan dosis yang dianjurkan.
- Sebaiknya larutan pestisida yang disemprotkan/dicor ke tanaman adalah 1 jenis
insektisida atau fungisida saja, namun untuk pertimbangan efisiensi tenaga kerja
dapat di campurkan.
- Pertama masukkan bahan yang berbentuk tepung/padat dan diaduk dengan air, sela
njutnya masukkan bahan cair (pestisida) yang berbahan dasar bukan minyak (diaduk
) dan terkhir adalah bahan cair (pestisida) berbahan dasar minyak (diaduk).
- Setelah bahan diaduk rata masukkan ke tangki semprot/sprayer.
Sprayer harus layak pakai dengan hasil semprot larutan yang keluar berbentuk kab
ut.
Waktu atau lamanya penyemprotan tidak terlalu cepat/terburu-buru atau sebaliknya
lambat, dimana hasil yang diinginkan adalah seluruh tanaman tertutupi larutan p
estisida.
Bilamana penyemprotan terlalu cepat ada beberapa bagian tanaman terlewat ketutup
larutan pestisida dan menjadi sasaran masuknya penyakit/ jamur/bakteri dan seba
liknya kelau lambat, maka yang terjadi adalah pemborosan.
Pemakaian fungisida dilakukan 3 - 5 hari sekali pada kondisi lingkungan lembab d
an basah, perlakuan 7 - 10 sekali pada kondisi lingkungan yang kelembabannya sed
ang dan kering. Penerapan pengulangan pemakaian jenis pestisida kontak - kontak
- sistemik dengan memiliki cara kerja ganda dan tunggal serta berbahan aktif ber

beda.
II. Jenis Insektisida dan Sasaran Hamanya.
Serangan Tikus (memakan buah)
1. Sasaran adalah buah yang mulai menguning/masak dengan gejala buah bagian bawa
h rusak dan sisa buah tercecer ditanah.
2. Waktunya pada malam hari.
3. Pengendalaian,
- Tanaman liar di sekitar kebun dibersihkan.
- Parit digenangi air.
- Diberi umpan beracun.
Serangan Siput/Bekicot (memakan batang tanaman muda) :
1. Sasaran adalah batang tanaman muda dengan gejala batang tanaman putus (sepert
i di potong)
2. Waktunya pada malam hari
3. Pengendalian,
- Ditebar sekam mentah di sekeliling lahan budidaya.
- Gunakan bahan kimia dengan merk dagang Metadek, Metocol dan Mesurol 50 WP.
Serangan Thrips parvispinus (menghisap cairan tanaman).
1. Sasaran adalah daun tunas daun, bunga dan buah dengan gejala keriting dan tan
aman menjadi kerdil.
2. Waktunya pada pagi dan sore hari. Disiang hari bersembunyi di celah-celah dau
n pucuk yang belum membuka.
3. Pengendalian,
- Pangkas daun yang terserang lalu musnahkan/dibakar.
- Semprot tanaman dengan beberapa insektisida, seperti Tetrin 30 EC, Kanon 400 E
C, Actara 25 WG, Curracron 500 EC, Agrimec 18 EC, Supracide 40 EC.
Serangan Kutu Daun/Aphis gossypii (menghisap cairan daun),
1. Sasaran adalah pucuk tanaman dengan gejala pucuk tanaman mejadi keriting.
2. Waktunya pada siang hari
3. Pengendalian,
- Pangkas daun yang terserang lalu musnahkan/dibakar.
- Semprot tanaman dengan beberapa insektisida, seperti Actara 20 WG, Curracron 5
00 EC. Supracide 40 EC, Tetrin 30 EC, Marshall 200 EC,
Serangan Kumbang daun/Aulacophora sp./Oteng-oteng (pemakan daun),
1. Sasaran adalah jaringan perakaran sampai pangkal batang pada stadia larva den
gan gejala tanaman menjadi layu dan pada stadia dewasa memakan daun dengan gejal
a bekas gigitan pada daun berbentuk lingkaran.
2. Waktunya pada siang hari.
3. Pengendalian,
- Penyemprotan dan pengecoran menggunakan beberapa insektisida, seperti Actara 3
,5 gr/17 liter, Larvin 75 WP, Orthene 75 SP, Curacron 500 EC, Pegassus 500 EC, S
upracide 40 EC, Trichtorphon dan Carbaryl.
Ulat Daun Spodoptera litura/Palpita/ulat jengkal/ulat grayak
1. Sasaran adalah daun dengan gejala daun menggulung dan berlubang-lubang akhirn
ya meranggas.
2. Waktunya siang hari.
3. Pengendalian,
- Agrimec 5 ml/17 liter, Decis 2,5 EC, Matador 25 EC, Curacron 500 EC, Buldok 25
EC.
Lalat Buah/Dacus sp./Bactrocera cucurbitae. (menghisap cairan buah)
1. Sasaran buah dari mulai pembentukan buah sampai buah matang dengan gejala tim
bul bercak bulat hitam bekas tusukan dan menyimpan telur, kemudian buah membusuk
di dalam karena jamur ikut berkembang.
2. Waktu pada siang hari
3. Pengendalian,
- Buah yang terserang dimusnahkan/dibuang
- Bungkus buah dengan kertas/kantong plastic
- Gunakan bahan perangkap/atraktan (mis. Metyl eugenol) di oleskan di dalam beka
s botol aqua yang dasarnya sudah dipotong.
- Semprotkan ke tanaman beberapa insektisida, seperti Supracide 40 EC, Curacron

500 EC,
Ulat Buah Heliothis armigera -> Curracron 500 EC, Supracide 40 EC.
Tungau/Tetranychus cinnabarinus/Hemitarsonemus latus. (menghisap cairan daun).
1. Sasaran adalah daun denga gejala daun melengkung dan terpelintir, berwarna ku
ning atau coklat. Bagian bawah daun berwarna abu-abu dengan jarring halus dan te
rdapat sekumpulan titik-titik berwarna kuning, oranye atau merah.
2. Waktu siang hari
3. Pengendalian,
- Mencabut dan membakar tanaman yang terserang.
- Semprot tanaman dengan beberapa insektisida, seperti Mitisun 570 EC, Omite 570
EC, Antimit 570 EC, Samite 135 SC, Marshall 200 EC, Applaud 100 EC, Pegassus 50
0 SC, Oberon 240 SC. Dan kocor dengan akarisida Meothrin 50 EC, Mitac 200 EC.
Serangan Nematoda/Melodogyne sp. (menghisap cairan akar).
1. Sasaran adalah bagian bawah tanaman (akar, pangkal batang) dengan gejala tana
man seluruhnya layu di siang hari dan pada pagi serta sore hari daun kembali seg
ar, beberapa hari kemudian tanaman mati. Akar tanaman benjol/bengkak/berbintil.
Bilamana tanaman dicabut pada pangkal batang/akar tanaman akan terlihat binatang
kecil seperti cacing (pj 0,5 - 4 Mm) menempel atau berada dalam pangkal batang.
2. Waktu 3. Pengendalian,
- Setelah penaburan/penebaran pupuk kandang/kompos seluruh bedengan ditabur deng
an salah setu jenis fungisida berbahan aktif karbofuran (Furadan 3 G dan Curater
r 3 G), Natrium metam (Nupam 370 AS), Fenamifos (Nemacur 10 G) dan Rhocap 10 G.
- Campurkan dengan pupuk pada saat ngecor dan diseling dengan cara ditabur disek
itar lubang tanam.
III. Jenis Fungisida dan Sasaran Penyakitnya (Jamur dan Bakteri)
Embun Tepung (Erysiphe cichoracearum)
Gejala serangan : spora jamur yang disebarkan oleh angin dengan gejala terdapat
bercak-bercak putih seperti tepung pada sisi bawah daun dan membesar menutupi da
un. Pada bagian atas daun tampak bercak nekrosis kekuningan.
Pengendalian : Semprot tanaman dengan beberapa fungisida, seperti Rubigan 120 EC
, Bavistin 50 WP, Derosal 60 WP, Afugan 300 EC, Calixin 750 EC.
Embun Bulu/Downy mildew/busuk daun/Pseudoperonospora Cubensis.
Gejala serangan : bercak-bercak warna kuning agak bersudut yang mengikuti tulang
daun/dibatasi tulang daun dan akhirnya menjadi ke coklat-coklatan/mengering (di
balik daun terlihat spora berwarna kelabu)
Pengendalian : Semprot tanaman dengan beberapa fungisida, seperti Dithane 80 DWG
, Previcure-N, Anvil 50 EC, Manzate 200
Bercak Daun (Cercospora spp.)
Gejala serangan : Bercak-bercak bulat kecil pada daun dengan warna dibagian dala
m lingkaran selalu berbeda dengan tepi lingkaran, ditengah berwarna pucat sampai
putih dan tepinya berwarna lebih tua. Bercak akan meluas hingga mencapai diamet
er 0,5 cm. Selain menyerang daun juga menyerang batang dan tangkai daun.
Pengendalian : Semprot tanaman dengan beberapa fungisida, seperti Daconil 75 WP,
Trineb 80 WP, Velimex 80 WP, Promaneb 80 WP, Bavistin 50 WP, Score 250 EC, Antr
acol 70 WP.
Bercak Bakteri (Pseudomonas lachrymans)
Gejala serangan : Tampak bintik-bintik berwarna coklat ditengah dikelilingi ling
karan klorosis tidak beraturan, gejalanya dapat dilihat di permukaan daun sebela
h atas. Di buah gejalanya ditandai adanya bercak coklat.
Pengendalian : Semprot tanaman dengan bakterisida (Agrept atau lainnya). Menekan
perkembangan bakteri dengan beberapa fungisida -> Cupravit OB 21, Kocide 60 WDG
, Trimiltox.
Antraknose (Colletotrichum lagenarium)
Gejala serangan : Serangan pada daun berupa bercak bulat coklat muda selanjutnya
menyatu dan menjadi coklat tua sampai hitam. Pada keadaan lembab cendawan membe
ntuk badan buah dalam lingkaran-lingkaran berwarna merah jambu. Pada buah terlih
at bercak-bercak berbentuk coklat tua (spora merah jambu), fifik buah menjadi lu
nak dan membusuk
Pengendalian : Semprot tanaman dengan beberapa fingisida, seperti Champion 77 WP

, Funguran 80 WP, Benstar 50 Wp, Benlate, Bavistin 50 WP, Antracol 70 WP.


Catatan : Tidak boleh dicampur penggunaan fungisida berbahan aktif benomyl denga
n fungisida berbahan aktif benzimidazole atau methylthiophanate/Topsin 500 F
Busuk daun Phytophthora infestans dan buah Phytophthora spp.
Gejala serangan : Bercak-bercak kecil di tepi daun tidak beraturan berwarna cokl
at kemudian menyebar ke seluruh daun. Terlihat warna coklat kebasahan memanjang
di batang dan paada buah ditandai bercak kebasahan coklat kehitaman, lunak dan a
khirnya meluas menyebabkan buah membusuk.
Pengendalian : Semprot tanaman dengan beberapa fungisida, seperti Previcure-N, D
elsene MX 80 WP, Sandovan MZ, Vandozeb 80 WP.
Keresek (Didymella sp.)
Gejala serangan : Daun "mengerupuk", cabang dan pangkal batang mengeluarkan lend
ir.
Pengendalian : Semprot tanaman dengan beberapa fungisida, seperti Bavistin 50 WP
, Champion 77 WP, Antracol 70 WP, Topsin 500 F.
Layu tanaman karena cendawan Fusarium (Fusarium sp.)
Gejala Serangan :
- Pada saat persemaian bibit gagal muncul ke permukaan media tanam/mati, walaupu
n tumbuh akan terhambat/kerdil.
- Pada tanaman dewasa daun menjadi pucat dan daun layu secara bertahap dimulai d
ari bagian bawah tanaman ke atas dan akhirnya keseluruhan daun layu, mongering d
an mati.
- Pada batang terdapat goresan (nekrotik) dan berwarna merah jambu dan bila bata
ng dibelah tampak berwarna coklat..
Penyebab Serangan,
- Pemupukan N terlalu tinggi.
- PH tanah asam.
- Drainase kurang baik.
Pengendalian,
- Pemberian kapur pada saat pemupukan dasar untuk mendapatkan PH tanah normal (6
-7),
- Waktu perendaman benih (larutkan dengan air) dan penyemaian (disemprot) dengan
salah satu jenis fungisida berbahan aktif benomyl seperti Agrosid 50 SD, Banlat
e, Masalgin 50 WP, Benstar 50 WP, Champion 77 WP, Funguran 80 WP.
- Setelah penaburan/penebaran pupuk kandang/kompos seluruh bedengan disemprot de
ngan salah setu larutan fungisida diatas.
- Perlakuan tanaman adalah pada saat ngecor pupuk (dicampur/diaduk dengan pupuk)
, penggunaannya dengan salah satu jenis fungsida di atas setiap 5 hari sekali (j
adwal pemupukan).
- Tanaman yang terserang dicabut dibuang ketempat yang aman atau di bakar, bekas
lubang tanaman di tabur kapur.
Layu tanaman karena bakteri (Pseudomonas sp.);
Gejala Serangan,
- Daun tanaman seluruhnya layu dimulai dari daun atas terus ke bawah, dan daun m
uda menjadi coklat tua dan akhirnya mongering serta batang basah membusuk (dari
gejala serangan sampai tanaman mati sekitar 2 - 3 hari).
- Bilamana pangkal batang tanaman dipotong melintang akan mengeluarkan lendir pu
tih kental dan lengket.
Penyebab Serangan,
- Pemupukan N terlalu tinggi.
- PH tanah asam.
- Drainase kurang baik.
Pengendalian,
- Pemberian kapur pada saat pemupukan dasar untuk mendapatkan PH tanah normal (6
-7).
- Setelah penaburan/penebaran pupuk kandang/kompos seluruh bedengan disemprot de
ngan salah satu bakterisida seperti Agrept 20 WP, Agrimycine dan bakteristatic s
eperti Kasumin 5/75 WP, Champion 77 WP dan Funguran 80 WP.
- Waktu perendaman benih (larutkan dalam air) dan penyemaian (semprotkan) dengan
salah satu larutan bakterisida di atas.

- Campurkan dengan pupuk pada saat ngecor dengan salah satu jenis bakterisida se
cara berselang-seling antara bakterida dan bakteristatik di lakukan pada setiap
pengecoran (5 hari sekali).
Layu tanaman karena cendawan busuk pangkal batang (Mycosphaerella melonis)
Gejala Serangan,
- Pangkal batang mula-mula seperti tercelup minyak, kemudian keluar lendir berwa
rna merah coklat.
- Tanaman tiba-tiba layu dan mati dan disekitar tanah perkaran ditemui benang-be
nang halus(miselium) berwarna putih.
Pengendalian,
- Tanaman yang terserang dimusnahkan/dibakar
- Kocor tanaman dengan beberapa fungisida, seperti Nordox 56 WP, Champion 77 WP,
Funguran 80 WP, Cefka 97 SP, Kasumin 5/75 WP, Cupravit OB 21, Vandozeb 80 WP, D
elsen MX 80 WP, Ridomilgold MZ 4/64 WP, Antila 80 WP, Manzate 200.
K e s i m p u l a n.
- Identifikasi dan catat sedini mungkin ketidak normalan pertumbuhan tanaman, ap
akah gejala tersebut akibat kekurangan/kelebihan nutrisi, hama, penyakit atau pe
rubahan factor lingkungan (cuaca dan sumber air) yang saling mempengaruhi satu d
engan lainnya.
- Ambil tindakan secepatnya sesuai dengan sasaran yang sudah teridentifikasi un
tuk menekan kerusakan tanaman yang lebih besar. .
Sumber:Dinas Pertanian & Kelautan

Anda mungkin juga menyukai