Anda di halaman 1dari 259

BIO P2000Z + PHOSMIT

PT. ALAM LESTARI MAJU INDONESIA,


Deptan R.I.: L 204/HAYATI/PPI/V/2008 (perpanjangan Th. 2000)
International Patent: PCT/ID 01/00003 / National Patent: ID 0 000 438 S
MURI Kedelai Terbesar, tertinggi dan terbanyak polongnya
Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa Bidang Pangan Th. 2009
Anugerah Kalyana Kretya Utama Tahun 2004

Pupuk Bio P 2000 Z adalah pupuk unggulan yang teruji dan terbukti memiliki keunggulan lintas komoditi,
lintas ekologi dan lintas teknologi. Pupuk hayati Bio P 2000 Z terdiri dari sekumpulan mikro-organisme
indegenus terseleksi dan bersifat unggul yang berguna dan saling bersinergi secara harmonis. Mikro
organisme tersebut menjaga, mempertahankan, meningkatkan kesuburan tanah yang berpengaruh pada
produksi tanaman yang berkelanjutan.
Sekumpulan mikro-organisme unggul berguna yang dikemas dalam pupuk hayati Bio Perforasi terdiri dari
dekomposer (Hetrotrop, Putrefaksi), pelarut mineral dan phospat, fiksasi nitrogen, Autotrop (fotosintesis)
dan mikroba fermentasi serta mikroba penghubung ( Mycorrhiza ) yang bekerja bersinergi dan nutrisi
bahan organik sederhana, seperti senyawa protein/peptida, karbohidrat, lipida, Vitamin, senyawa
sekunder, enzim dan hormon; serta unsur hara makro: N, P, K, S, Ca, dan lainnya berkombinasi dengan
hara mikro: seperti Mg, Si, Fe, Mn, Zn, Mn, Mo, Cl, B, Cu, yang semua unsur yang disebut di atas
diproses melalui cara fermentasi.
Unsur hara yang terkandung:
N = 2,71-9,5%, P = 1,95-5%, K = 2-6 (3,11%), Mg = 0,04 -0.3%, Co = 5 - 30 ppm,
Fe = 0,02 - 0.2%, Zn = 0,05 10,9 ppm , Mn = 7,85 ppm, S = 0,5-1,06%, Ca = 0,2-1,02%,
B = 19,7 - 50 ppm, dll (dapat berubah berikut sel ekuilibrium)
Mikroba yang terkandung:
Azotobacter sp. = 7,0 x 10 6. Bacillus sp. = 7,7 x 10 8. Brady rhizobium sp. = 6,1 x 10 6
Azospirillum sp. = 4,6 x 10 6. Mold (Mycomycetes) = 30,000-100,000 SPK / ml,
Level elemen pupuk dalam label kemasan :
- Bio Agen: 15-45%, - Bio Aktif: 8-12%, - Bio Ditambah: 35-16%
1. Kemampuan bakteri yang ada di pupuk hayati Bio P 2000 Z diantaranya mengikat kelebihan senyawa
racun di alam seperti Al+, Fe2+, Mn2+, H2S,
Kemampuan menetralkan Keasaman (pH) tanah sebagai faktor penghambat pertumbuhan tanaman.
2. Kemampuan mengubah Tekstur, struktur dan porositas tanah menjadi lebih baik.
3. Kemampuan Mengelola unsur hara di sekitarnya dan disediakan untuk tanaman.
Salah satu keunggulan pupuk hayati Bio P 2000 Z adalah berfungsi sebagai pengelola unsur hara baik di
udara maupun di tanah yang siap tersedia setiap saat untuk tanaman.
Beberapa proses pengelolaan mikroba tersebut adalah sebagai berikut :
1. Menguraikan unsur yang terikat oleh tanah, Mengubah unsur an organik menjadi unsur hara organik.
2. Memacu metabolisme tumbuh kembang akar dan bagian atas tanaman dengan merangsang hormon
auxin, giberilin dan sitokinin serta hormon florigen yang merupakan hormon pertumbuhan pembungaan.

POC PHOSMIT ORIGINAL + EXTRA

Pupuk organic cair merupakan hasil salah satu pupuk yang berbentuk cair yang berisikan unsur hara
organic. Proses pembuatan pupuk organic cair ini bermacam-macam, mulai dari proses sederhana
sampai pada proses ilmiah.
Hal yang yang perlu dipersyaratkan dalam pupuk organic cair adalah kandungan unsur N,P,K dan unsurunsur hara lain yang berperan dalam penyediaan unsur hara tanaman, selain unsur hara, maka pupuk
organic cair berisikan mikroba yang mempunyai sifat fiksasi nitrogen dan pelarut phospat. Pupuk Organik
berupa cairan suspensi dan media carier berkonsentrasi tinggi, dengan warna coklat abu-abu kehitaman,
dengan pH antara 6 7,3
Kandungan unsur hara organik terdiri dari:
C organik= 4,5 %, N Organic = 4,3 % besi (Fe) = 176 ppm, Mangan (Mn) = 10 ppm, Cuprum (Cu) = 7
ppm, Zink (Zn) = 5 ppm, Boron (B) = 13 ppm, Cobalt (Co) = 0,10 ppm, , Molybdenum (Mo) 0,2 ppm.
Kandungan mikrobia:
Azotobacter sp, Azospirillum, Bacillus sp., Pseudomonas, Rhizobium sp., Aspergillus pinicillium,
Aspergilus ninger, beberapa mikrobia bersifat spesifik dan yeast dengan kepadatan sel masing-masing
jenis strain n x 10 2-4.Uji mutu dan uji efektifitas: menyatu sebagai persyaratan pada saat pendaftaran
pupuk organik.
Keunggulan dari pupuk Phosmit terletak dari bahan yang dibuat dan proses pembuatannya.
Keunggulan pada bahan digunakan yaitu pada bahan asli yang berasal dari hewan, tumbuh-tumbuhan
dan terutama yang mengandung unsur makro dan mikro bagi tanaman.
Namun demikian tanpa adanya proses yang tepat bahan tersebut tidak menghasilkan unsur hara yang
optimal.
Pada Phosmit dilakukan proses peramuan dan proses fermentasi, sehingga ramuan yang tepat tersebut
diproses secara fermentasi oleh mikroba khusus membentuk partikel-partikel organik yang mudah
diserap tanaman. Pada proses fermentasi tersebut akan terbentuk enzym-enzym yang berperan pada
pertumbuhan tanaman secara optimal.
Ketahanan internal dan eksternal terhadap hama dan penyakit.
1) Ketahanan internal diperoleh karena pupuk Bio P 2000 Z dilengkapi dengan unsur hara mikro yang
dapat digunakan tanaman. Disamping itu, pertumbuhan yang cepat oleh pengaruh pupuk tersebut,
memberikan kemampuan tanaman dari kerusakan hama. sebagai senyawa yang bersifat imun terhadap
hama dan penyakit
2) Ketahanan eksternal diperoleh dari supleme n/ Pupuk Organik Cair yang digunakan sebagai
pencampur pupuk hayati Bio P 2000 Z. Suplemen yang disebut dengan PHOSMIT selain materi
suplemen pencampur pupuk, unsur hara juga dilengkapi dengan pestisida hayati, yaitu pestisida yang
dibuat dari rempah-rempah. Suplemen / POC ( PHOSMIT ) yang digunakan sebagai pencampur pupuk
hayati Bio P 2000 Z.

Cara Aplikasi Tradisional :

Bahan-bahan yang diperlukan (Cara Tradisional)


1 Liter Pupuk Biop2000Z Pangan/Perkebunan : 1 Kg Gula Pasir/Gula Tebu : 1 Kg Urea
18 Liter Air tanah/Air Bersih.
Peralatan yang dibutuhkan:
1 unit ember plastic, 1 unit Jurigen 20 Liter, 1 unit Adukan kayu, 1 unit Alat Penyemprot
tanaman
I. Cara Tradisional :
1. Larutkan 1 Kg Urea dan 1 Kg Gula pasir dalam 20 liter air ke dalam ember bersih.
2. Pindahkan larutan urea dan gula yang telah dilarutkan sempurna ke dalam jurigen bersih.
3. Kocok 1 liter Pupuk Biop2000Z dan kemudian tuangkan kedalam jurigen yang telah berisi
campuran gula dan urea.
4. Kocok Jurigen, pastikan larutan telah bercampur dengan sempurna
5. Simpan Jurigen di tempat teduh (jangan terkena sinar matahari langsung) selama 48jam.
6. Setelah 48jam, Fermentasi sudah jadi, akan timbul gas, buih dan bau wangi seperti tuak.
7. Setiap 1 liter hasil fermentasi, encerkan dengan 7-10 liter air dan siap diseprotkan
Cara Penyemprotan
1. Semprotkan secara merata pada tanah, akar, batang dan daun (utamakan pada tanah, untuk
perbaikan unsur hara dalam tanah)
2. Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada pagi hari antara Pk: 06.00-09.00 atau sore hari Pk:
15.00-18.00
Catatan: 1 Liter Pupuk Biop2000Z dapat digunakan untuk area lahan seluas 1 Ha. Jika lahan
kurang dari 1 Ha, proses pencampuran/fermentasi dapat disesuaikan dengan kebutuhan
dengan perbandingan urea, gula atau pupuk phosmit dan Biop2000Z adalah 1: 1.
Contoh: Jika lahan hanya 200 m2, maka campuran urea dan gula masing-masing 200 gr dan
Biop2000Z sebanyak 200 ml pada cara tradisional. Dan Phosmit Original sebanyak 200 ml
pada cara modern

Cara Aplikasi Modern Pupuk Biop2000Z

Bahan-bahan yang diperlukan (cara Modern)


1. 1 Liter Pupuk Biop2000Z Pangan/Perkebunan : 1 Liter Pupuk Organik Phosmit/extra : 18
Liter Air tanah/Air Bersih
Peralatan yang dibutuhkan:
1 unit ember plastic , 1 unit Jurigen 20 Liter, 1 unit Adukan kayu, 1 unit Penyemprot tanaman
Cara Modern :
1. Campurkan 1 liter Biop2000Z dengan 1 liter Pupuk phosmit original/extra yang sudah dikocok
terlebih dahulu ke dalam 18 Liter air bersih didalam jurigen.
2. Campuran telah siap digunakan. Per 1 liter hasil pencampuran, encerkan dengan 7-10 liter
air dan siap disemprotkan.
3. Untuk mendapatkan hasil yang lebih dahsyat, lebih baik jika hasil pencampuran di jurigen
disimpan selama 2 x 24 jam di tempat yang teduh sebelum digunakan.
Cara Penyemprotan
1. Semprotkan secara merata pada tanah, akar, batang dan daun (utamakan pada tanah, untuk
perbaikan unsur hara dalam tanah)
2. Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada pagi hari antara Pk: 06.00-09.00 atau sore hari Pk:
15.00-18.00
Catatan: 1 Liter Pupuk Biop2000Z dapat digunakan untuk area lahan seluas 1 Ha. Jika lahan
kurang dari 1 Ha, proses pencampuran/fermentasi dapat disesuaikan dengan kebutuhan
dengan perbandingan urea, gula atau pupuk phosmit dan Biop2000Z adalah 1: 1.
Contoh: Jika lahan hanya 200 m2, maka campuran urea dan gula masing-masing 200 gr dan
Biop2000Z sebanyak 200 ml pada cara tradisional. Dan Phosmit Original sebanyak 200 ml
pada cara modern

FERRE SOIL ( NPK ORGANIK + MIKROBA BIO P2000Z )


SOIL SELF MANAGEMENT ( MEMBUAT KAYA DILAHAN SENDIRI )

Ijin Deptan no : 12.01.2012.129.


Diproduksi : PT. NUSA BERKAT ALAM
BOULEVARD GADING BARAT BLOK LC 6/53 KELAPA GADING PERMAI JAKARTA 14240 INDONESIA.

Trobosan spektakuler !!!


Inilah penemuan terbaru NPK Organik majemuk "Ferre soil", lebih bertenaga dan dahsyat,
komposisinya kebanyakan bibit mikroba google yang diperbaharui, tapi kita cantumkan hanya
komposisi NPK dan Unsur organik dan mikronya. Produk trial dah dikirim ke pertambangan
Nikel di morowali untuk menyuburkan tanah yang rusak dan beracun, produksi berikutnya
sedang disiapkan untuk orderan di timur tengah: Qatar, Saudi arabia, Bahrain dan Dubai.
Pupuk FERRE SOIL NPK organik Plus Mikroba BioP2000Z untuk mengatasi dan
menyembuhkan Tanah sakit Kronis, jenuh racun, sarang penyakit menjadi produktivitas tinggi.
Solusi canggih pecinta produk organik dan reklamasi tambang untuk pertanian. Pupuk organik
plus mikroba google dengan fungsi ganda yaitu memperbaiki kerusakan tanah dan mengatur
distribusi nutrisi.
FERRE SOIL adalah pupuk organik Slow Release yang kaya nutrisi lengkap dan diperkaya
dengan mikroba unggul penyubur diformulasikan dengan bahan organic hasil fermentasi yang
kaya protein, C-Organik, N-Organik, Mn, Zn,Cu, B, Co, asam amino, senyawa phenol dan ester,
asam organic ( humic acid ), enzim dan hormone yang meningkatkan pertumbuhan, kekebalan
dan anti stress serta mampu mengembalikan kesuburan tanah.
KANDUNGAN NPK FREE SOIL :
N: 3,0%, P2O5: 6,3%, S: 3,0%, MgO: 4,0%, C Organik :17%, Humat: 4 %, K20: 4.0%Fe: 9247
ppm, Ca: 24%Mn:1401 ppm, Cu: 218 ppm Zn: 577 ppm

PLUS mikroba penyubur :


Tricoderma= 7,0 x 10 3, Mikoriza= 7,7 x 10 4. Azotobacter sp= 7,0 x 10 3, Bacillus sp= 7,7 x 10
4, Brady rhizobium sp = 6,1 x 10 3, Azospirillum sp= 4,6 x 10 3
PLUS hormon pertumbuhan organik: Phytase, Auxin, Giberellin, Cytokinin, Fitoalexin
FERRE SOIL mengandung paket mikroba penyubur khusus lengkap dengan nutrisi yang siap
membantu dan dipekerjakan untuk membuat lahan anda kaya unsur hara yang cocok ditanami
segala jenis tanaman dengan hasil produksi yang melimpah.
FERRE SOIL merupakan pupuk NPK Organik dari hasil teknologi paten international
bioperporasi yang telah terbukti keunggulannya dalam mengatasi permasalahan produksi
yang tidak maksimal karena tersumbatnya distribusi hara pada tanaman, keracunan tanah
akibat penggunaan pupuk kimiadan pestisida yang berlebihan, defisiensi hara, pemadatan
tanah karena miskin bahan organik dan mikro biota tanah yang menjadikan tanah asam dan
kehilangan kemampuan untuk menyimpan air.
KEUNGGULAN PUPUK NPK FREE SOIL :
1. Meningkatkan mutu dan hasil panen tanaman baik berupa biji, buah, umbi, daun dan batang,
proses fotosintesis berlangsung secara efektif sehingga hasil panen lebih berbobot, lebih
banyak dan kaya nutrisi.
2. Mempercepat pertumbuhan akar, Cabang batang dan daun secara berimbang sehingga
tanaman tampak subur dan sehat serta kokoh.
3. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadapserangan hama dan penyakit serta stress
lingkungan (kekeringan).
4. Mengembalikan kesuburan tanah yang telah rusak seperti tanah pertanian yang padat dan
asam akibat pemakaian pupuk kimia secara terus menerus dan berlebihan tanah asam yang
mampu dinetralkan kembali.
5. Menambah dan memperbanyak mikro biota penyubur tanah yang memiliki kemampuan
menghasilkan bahan organik dan hara secara alami.
6. Memaksimalkan penyerapan pupuk yang diberikan kepada tanaman sehingga efisien dalam
penggunaan pupuk dan hemat dalam pembiayaan, karena pupuk ferre soil memiliki sifat slow
release.
Dosis pemakaian 1-3 sendok makan/pot pada tanaman hias. 100kg-300kg/ha pada tanaman
komoditas :
1. Ditugal , pupuk dimasukan 5-10cm jarak dari tanaman ke dalam lubang yang ditugal (
tanaman pangan )
2. Ditanam , pupuk ditanam dalam parit piringan lubang parit 20cm ( tanaman perkebunan )
3. Ditabur , tabur merata disawah / bedengan dalam kondisi tanah lembab basah macak-macak
( berair ) seperti padi, bawang merah.
4. Disiram , larutkan 1kg dalam 20-50liter dan ditambahkan 300gram gula pasir dan 1-3 liter
urine sapi ( 300gr Urea ) , aduk rata dan tutup rapat diamkan semalam, siap dipakai dengan
cara penyiraman atau dikucurkan.

Mikroba Google, Bekal Meraih Google Pageran

Mikroba google adalah jenis sebuah mikroba yang berfungsi sebagai pelacak potensi kandungan
mineral tanah yang tersembunyi sebagai bioaktivator sehingga diharapkan mampu untuk
mengkondisikan kesuburan tanah secara alami. Kemampuan lainnya adalah menetralisir racun
dalam tanaman serta membangkitkan gen yang tertidur dalam sebuah tanaman. Nama mikroba
google digunakan karena fungsinya seperti mesin pencari pada layanan Google.
Yang menemukan mikroba google ini adalah Ir Ali Zum Mashar MSi. Ali merupakan penerima
Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa 2009 dari Pemerintah atas temuan mikroba google
yang diberi nama Bio P 2000 Z. Produk mikroba google ini diformulasikan dari 18 mutan
mikroba unggul dan telah diproduksi secara massal dalam bentuk pupuk cair hayati. Mikroba
google juga telah menyandang hak paten internasional
Mikroba google adalah solusi untuk mereklamasi lahan kritis, mereklamasi lahan bekas tambang
, termasuk untuk mengembalikan daratan akibat tumpukan lumpur Lapindo Porong, di Sidoarjo,
Jawa Timur Dengan menggunakan mikroba tersebut, lumpur Lapindo saya jamin bisa
ditumbuhi tanaman dan bisa ditanami lagi dalam tempo satu tahun dengan perlakuan mikroba itu
jelas Ali Zum Mashar.
Reklamasi lahan yang terkena lumpur Lapindo tidak efektif dengan tanaman biasa karena
tanahnya mengandung unsur-unsur logam yang bersifat racun untuk tanaman, juga kecilnya
partikel lumpur sehingga tanah tidak memiliki pori-pori. Namun setelah penggunaan mikroba
google maka akan terjadi perubahan.
Pengalaman menunjukkan hasil dari penggunaan mikroba ini di lahan normal terbukti mampu
meningkatkan hasil produksi padi hingga dua kali lipat dan kedelai hingga tiga kali lipat.
Mikroba dari beberapa kali percobaanya dan kemudian dikembangkan, dikloning dengan jenis
mikroba lain pada akhirnya menemukan mikroba google. Semoga bermanfaat bagi alam dan
manusia.
Penggunaan pupuk mikroba BIO P 2000 Z ternyata turut mengurangi ketergantungan terhadap
pupuk kimia yang selama ini banyak digunakan oleh petani. Selain menambah kesuburan
tanah, penggunaan pupuk mikroba BIO P 2000 Z dapat membuat lahan gambut dan bekas
tambang menjadi lahan pertanian yang produktif.
Formula pupuk mikroba BIO P 2000 Z ini ditemukan oleh Ali Zum Mashar, mahasiswa program
doktor pengelolaan sumber daya alam dan li.ngkungan Institut Pertanian Bogor IPB, telah
memperoleh hak paten internasional pada tahun 2000
Mahluk super mini jenis mikroba, itulah yang berperan penting meningkatkan hasil tanah

produktif ini. Keistimewaan mikroba, menurut Ali, mampu menghasilkan zat hara dan nutrisi
penyubur tanah. Alumnus Universitas Jenderal Sudirman, Purwokerto itu selama sekitar 10
tahun berkutat meneliti mikroba apa saja yang bisa menyuburkan tanaman, sekaligus ramah
bagi manusia mau pun lingkungan.
Ali mencari dan memburu mikroba-mikroba yang bagus di daerah gambut yang sangat masam.
Di daerah tersebut ada semacam danau yang air gambutnya hitam sekali yang di situ sangat
masam dan kehidupan di situ relatif kecil. Tetapi ternyata di situ ada mikroba-mikroba spesial
yang hidup dengan baik. Setelah diambil dan dikultur itu adalah mikroba-mikroba bermanfaat
dan bukan patogen
Dari hasil perburuan itu, terkumpul 18 jenis mikroba. Dengan formula tertentu, jazad renik itu
diadon menjadi pupuk hayati baru, yang oleh Ali diberi nama Bio P 2000 Z.
Bio artinya bahan/makhluk hidup,
P untuk Perforation technology,
2000 sebagai tahun pembuatan.
Z adalah inisial dari nama tengah Ali

Google Penyubur Tanah by Majalah Tempo

1 Desember 2009
Tiga tahun menggunakan pupuk organik benar-benar memberikan untung besar buat Suwito
Wardi, petani Desa Cikutu, Kabupaten Serang, Banten. Kini produksi padinya melonjak dari 4
ton per hektare menjadi rata-rata 7,5 ton. Bahkan pernah mencapai 9 ton, kata petani berusia
50 tahun ini. Suwito, yang memiliki 60 hektare sawah, pun lantas menjadi penangkar bibit
sekaligus pemasok beras di sejumlah kios lokal.
Pupuk yang digunakan Suwito sejenis mikroba penyubur tanah yang sudah difermentasi. Pupuk
mikroba ini temuan mahasiswa program doktor pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan
Institut Pertanian Bogor, Ali Zum Mashar. Pada awal Oktober lalu, pupuk yang diberi nama
BIOP 2000Z ini mendapat penghargaan bidang teknologi yang dilindungi hak paten dalam
Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa yang pertama kali digelar oleh lima departemen dan
kementerian.
Mikroba temuan Ali menyuburkan tanah dengan cara mengaktifkan beberapa potensi pada
mineral tanah yang tersembunyi dan tidak berfungsi. Mikroba ini tidak hanya menyuburkan
lahan pertanian, tapi juga lahan kritis, bahkan bekas tambang. Lahan bekas tambang bisa
disuburkan kembali dalam jangka tiga tahun. Padahal biasanya lahan tambang bisa kembali
subur setelah 30 tahun, kata Ali, Selasa pekan lalu. Kehebatan temuan inilah yang membuat Ali
mendapat anugerah luar biasa tersebut.
Di tanah kritis atau berpasir, mikroba tersebut melacak potensi mineral yang tersembunyi dan
menjadi bioaktivator tanah sehingga mampu menyuburkan tanah secara alami serta menetralkan
racun dalam tanaman dan membangkitkan gen yang tertidur dalam tanaman tersebut. Jadi, selain

menyuburkan tanah, mikroba ini membuat tanaman tumbuh maksimal. Karena cara kerjanya
mencari potensi mineral, Ali menamakan temuannya itu Mikroba Google, meniru nama mesin
pencari di Internet.
Adapun nama BIOP 2000Z merupakan kepanjangan dari teknologi bioperforasi. Angka 2000
adalah tahun pencatatan pada paten internasional, sedangkan Z kependekan Zum, nama tengah
sang penemu. Meski sudah memperoleh paten internasional pada 2000, Ali mengatakan proses
penemuan mikroba tersebut berlangsung sejak 1996. Sampai saat ini, ia menambahkan, proses
penyempurnaan temuannya terus berlangsung. Ia juga membuat produk-produk turunan dan
variasi dari mikroba itu untuk keperluan pertanian.
Ali, ayah tiga anak, menceritakan penemuan mikroba itu berawal ketika ia diberi tugas
mendampingi transmigran proyek lahan gambut sejuta hektare di Kalimantan Tengah. Proyek itu
merupakan ambisi Presiden Soeharto pada 1996, yang ingin membuka sawah di lahan gambut di
Kalimantan. Ali, yang baru menjadi pegawai Departemen Transmigrasi, bertugas mendampingi
transmigran bercocok tanam di lahan gambut itu. Saya ikut pada rombongan pertama, kata
sarjana pertanian Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, ini.
Setelah berbulan-bulan bercocok tanam, para petani setempat frustrasi karena padi tidak tumbuh.
Bekerja di lahan gambut juga berdampak pada keadaan fisik petani. Tingkat keasaman yang
sangat tinggi membuat petani kehilangan kuku tangan dan kaki. Ini dampak logam yang
berinteraksi pada tanah asam sehingga menggerogoti kalsium kuku. Kelak, proyek lahan gambut
itu memang dianggap gagal total, bahkan disebut-sebut merusak lingkungan karena ratusan ribu
hektare hutan yang sudah dibuka dibiarkan terbengkalai.
Di tengah lahan gambut itulah Ali melihat ada tumbuhan pangan yang dapat hidup dengan subur
di lahan terbatas. Tumbuhan itu ibarat seberkas cahaya di ujung lorong gelap. Ali yakin, ada
jalan keluar untuk menyuburkan lahan gambut. Ia pun mengambil tanah di dekat pohon yang
tumbuh subur itu, lalu memindahkannya ke lubang di lahan gambut yang akan ditanami pohon.
Ternyata berhasil, pohon yang ditanam tumbuh subur dan normal. Saya yakin ada sekelompok
makhluk mini tak kasatmata yang menyuburkan tanah, katanya.
Ali lalu membawa contoh tanah itu ke Jakarta untuk diteliti. Benar saja. Di antara sampel tanah
itu terdapat aneka mikroba, seperti Lactobacillus sp, Rhizobium sp, Heterotrop, Saccharomyces
sereviceae, Cianobacterium sp, Pseudomonas, dan Ectomycetes. Mikroba-mikroba itu dibiakkan,
lalu dicoba di berbagai kondisi tanah dan tumbuhan. Hasilnya, selain menyuburkan tanah, juga
membuat pohon tumbuh lebih besar. Kedelai yang umumnya hanya setinggi satu meter, dengan
diberi mikroba ini, bisa mencapai tiga meter.
Mikroba-mikroba tersebut menyuburkan tanah dan tanaman karena mengeluarkan zat bioaktif.
Zat itu meningkatkan energi tanaman. Bila disemprotkan pada tanaman, mikroba masuk ke
jaringan tumbuhan melalui stomata yang terdapat pada daun. Zat bioaktif adalah enzim yang
berfungsi memotong rantai senyawa yang mengandung fosfat. Hasilnya berupa fosfat aktif yang
mudah diserap tanaman. Mikroba seperti rhizobium pseudomonas membantu efektivitas
penyerapan unsur hara oleh tanaman.
Soal pohon yang bisa tumbuh jumbo, ada pengakuan dari Museum Rekor Indonesia. Pohon
kedelai yang ditanam Ali di rumahnya berukuran 3,8 meter, memiliki 2.500 polong. Menurut
Robertus L., Manajer Teknologi PT Alam Lestari Maju Indonesia, perusahaan pembuat BIOP

2000Z yang didirikan Ali dan teman-temannya, hasil kedelai dalam satu hektare lahan dengan
menggunakan pupuk ini 3-4 ton. Biasanya hasil kedelai satu hektare 1,5-2 ton dengan rata-rata
seratus polong, katanya.
Ali mengatakan penggunaan pupuk mikroba akan mengurangi ketergantungan pupuk kimia yang
selama ini digunakan kebanyakan petani. Ini bisa mengatasi kelangkaan pupuk, katanya.
Apalagi dampaknya terhadap produksi pangan sangat besar. Selain menambah subur lahan di
Jawa yang selama ini menjadi sentra beras dan palawija, pupuk mikroba bisa membuat tanah
gambut dan bekas tambang menjadi lahan pertanian dan perkebunan. Saya ingin menyuburkan
lahan gambut yang terbengkalai, katanya.
Meski hasil kerja pupuk itu sudah terbukti dan sejumlah kelompok tani memanfaatkannya, Ali
mengaku penggunaan pupuknya masih terbatas. Padahal ia sudah berulang kali
mempresentasikan temuannya di hadapan sejumlah petinggi Departemen Pertanian. Mereka
memang menyambut baik dan mendukung penggunaannya secara luas. Tapi, ya sudah, hanya
sampai situ, katanya. Ia berharap pemerintah melalui penyuluh tani mengenalkan pupuk ini
kepada petani sampai ke pelosok daerah, sehingga meningkatkan produktivitas.
Tak banyak mendapat perhatian di negeri sendiri, Ali justru beroleh tawaran dari sejumlah
negara untuk mengembangkan temuannya, antara lain Australia dan Qatar. Tawaran mereka
macam-macam. Ada yang menawarkan kepemilikan bersama, pemenuhan kebutuhan hidup kelas
satu, hingga pindah kewarganegaraan. Ini adalah bagian dari politik pangan mereka, katanya.
Tapi Ali mengaku lebih memilih mengembangkan mikrobanya di Indonesia. Saya sudah merasa
cukup di sini.
Cara kerja pupuk hayati Bio P 2000 Z yang dapat digambarkan sebagai berikut:

A.Mengurangi seoptimal mungkin faktor penghambat tumbuh kembang tanaman.


Faktor penghambat optimalnya tumbuh kembang tanaman adalah kondisi alam yang tidak
sesuai dengan faktor tumbuh tanaman.
Kemampuan bakteri yang ada di pupuk hayati Bio P 2000 Z diantaranya adalah:
1) Kemampuan yang mengikat kelebihan senyawa racun di alam seperti Al+, Fe2+, Mn2+, H2S,
hal ini telah dibuktikan dengan adanya uji lokasi di daerah-daerah bukaan baru yang
mengandung unsur-unsur tersebut. Budidaya penanaman dengan menggunakan pupuk hayati
Bio P 2000 Z pengaruh racun tersebut pada tanaman menjadi relatif hilang. Setelah di chek
laboratorium dapat bukti bahwa kadar unsur tersebut yang bersifat racun jauh berkurang dan
diubah dalam bentuk senyawa tidak beracun.

2) Keasaman (pH) tanah sebagai faktor penghambat pertumbuhan tanaman. Budidaya di tanah
masam yang biasanya di lahan gambut dengan menggunakan pupuk hayati Bio P 2000 Z telah
terbukti tanpa menggunakan kapur atau dolomit tanaman tumbuh subur dan berbuah lebat.
Setelah di chek laboratorium pada tanah sehabis panen dapat diketahui keasaman tanah
mendekati normal.
3) Tekstur, struktur dan porositas tanah merupakan suatu penghambat pertumbuhan tanaman
akibat kejenuhan budidaya dan pengaruh penggunaan pupuk an organik. Beberapa penelitian
dilakukan di lahan di Pulau Jawa dapat dibandingkan budidaya menggunakan pupuk hayati Bio
P 2000 Z dan dengan yang tidak menggunakan diketahui bahwa tingkat tekstur, struktur dan
porositas menjadi lebih baik. Hasil analisis diketahui sebagai berikut: Secara filosofi bahwa
bakteri merupakan makluk hidup yang memerlukan kondisi lingkungan sesuai dengan faktor
tumbuh yang dimilikinya. Jika ada faktor-faktor lingkungan yang tidak sesuai maka bakteri
tersebut dengan sifat biotiknya berusaha mengubah kondisi lingkungan agar nyaman untuk
tumbuh kembangnya.
B. Mengelola unsur hara di sekitarnya dan disediakan untuk tanaman.
Salah satu keunggulan pupuk hayati Bio P 2000 Z adalah berfungsi sebagai pengelola unsur
hara yang siap tersedia setiap saat untuk tanaman. Beberapa proses pengelolaan mikroba
tersebut adalah sebagai berikut:
Menyerap unsur hara bebas di alam baik di udara maupun di tanah dalam proses kehidupan
bakteri, hasil proses tersebut berupa unsur hara yang siap diserap oleh tanaman. Termasuk
juga unsur racun yang semula menjadi penghambat dapat diubah menjadi senyawa tidak
beracun yang siap diserap tanaman.
Menguraikan unsur yang terikat oleh tanah yang pada keadaan biasa tidak dapat diserap oleh
tanaman, namun dengan bantuan mikrobia di dalam pupuk hayati Bio P 2000 Z maka unsur
tersebut terlepas kemudian diikat oleh mikrobia dan selanjutnya disediakan untuk diserap
tanaman.
Mengubah unsur an organik menjadi unsur hara organik merupakan proses makhluk hidup
termasuk bakteri. Unsur an organik baik dari alami maupun pemupukan dicerna dan diikat oleh
bakteri yang ada di pupuk hayati Bio P 2000 Z dalam proses kehidupannya. Selanjutnya unsur
tersebut akan dilepas sesuai dengan daya serap tanaman.
Berdasarkan proses tersebut maka pupuk selalu tersedia bagi tanaman, pemberian pupuk lebih
efektif dan efisien karena terikat oleh bakteri sehingga tidak menguap atau terbawa oleh air,
unsur hara tanaman disediakan dalam bentuk unsur organik dan mudah terserap tanaman.
C. Memproduksi dan merangsang bio aktif seperti enzim, senyawa organik dan energi
kinetik yang memacu metabolisme tumbuh kembang akar dan bagian atas tanaman
Terdapat 2 sumber bio aktif pada proses pemupukan ini, yaitu:
1) berasal dari pupuk itu sendiri dan
2) hasil kerja bakteri merangsang bio aktif tanaman:
a) Bio aktif yang berasal dari pupuk itu sendiri, sewaktu memproduksi pupuk Bio P 2000 Z
disertakan juga beberapa hormon yang langsung diserap tanaman dan enzim dan hormon
tersebut merangsang pertumbuhan tanaman.
b) Bio aktif yang dirangsang oleh bakteri yang terdiri hormon auxin dan hormon pertumbuhan

lainnya yang membuat pertumbuhan vegetatif tanaman menjadi cepat dan besar. Hormon
florigen merupakan hormon yang dirangsang oleh mikriobia dari pupuk hayati Bio P 2000 Z.
Hormon ini berfungsi merangsang pembungaan, sehingga tanaman dapat berbunga dan
berbuah lebih lebat.
Berdasarkan fungsi tersebut di atas maka pupuk hayati Bio P 2000 Z merangsang pertumbuhan
tanaman lebih subur, dan hasil bunga dan buah lebih lebat dengan pengisian biji yang penuh.
D. Ketahanan internal dan eksternal terhadap hama dan penyakit.
1) Ketahanan internal diperoleh karena pupuk Bio P 2000 Z dilengkapi dengan unsur hara mikro
yang dapat digunakan tanaman. Disamping itu, pertumbuhan yang cepat oleh pengaruh pupuk
tersebut, memberikan kemampuan tanaman dari kerusakan hama. sebagai senyawa yang
bersifat imun terhadap hama dan penyakit.
2) Ketahanan eksternal diperoleh dari suplemen/Pupuk Organik Cair yang digunakan sebagai
pencampur pupuk hayati Bio P 2000 Z. Suplemen yang disebut dengan Phosmit selain materi
suplemen pencampur pupuk, unsur hara juga dilengkapi dengan pestisida hayati, yaitu
pestisida yang dibuat dari rempah-rempah. Suplemen/POC (Phosmit) yang digunakan sebagai
pencampur pupuk hayati Bio P 2000 Z.

Teknologi Bio P2000Z Sebagai Penyubur Lahan dan Produktivitas Tanaman


Akibat pembukaan hutan untuk pertanian, pemupukan yang berlebihan, pemakaian pestisida
yang melebihi daya dukung lingkungan adalah penyebab kemerosotan mutu lahan dan
lingkungan mikro di dalamnya. Tumpukan residu racun dalam tanah baik yang bersifat alamiah
seperti pirit, sulfat masam, alumunium dan residu racun pestisida dan pupuk jika tidak terurai di
dalam tanah akan menjadi racun tanah dan tanah menjadi Sakit. Ion-ion yang tidak seimbang
di tanah tersebut cenderung menyebabkan tanah menjadi masam, dan berpengaaruh besar
terhadap terhambatnya tumbuh kembang tanaman.
Upaya mengembalikan keseimbangan alami melalui penyuburan organik terus digalakkan
melalui paket pertanian organik, tetapi banyak orang beranggapan pertanian organik adalah
pemakaian pupuk organik seperti kompos yang terasa berat dalam penerapannya dan mahal yang
belum tentu sesuai dengan peningkatan produksinya. Pemanfaatan jasa mikroba sinergistik
yang mampu membuat bahan organik alami di dalam tanah belum banyak dipahami, padahal
kunci dari kesuburan biologi (organik) dikendalikan oleh mikroba ini.
Teknologi mikrobial hayati komersial yang dikenalkan dipasaran sebagian besar justru
sebaliknya mempercepat penurunan bahan organik didalam tanah seperti EM-4. beberapa
teknologi sinergistik yang dikenalkan seperti CM-Series untuk tanaman Padi, Mikorhyza untuk
Jagung, dan bakteri-bakteri pelarut fosfat alam belum mampu menunjukkan hasil yang
memuaskan sehingga hilang dari pasaran kalah dengan penggunaan pupuk kimia.
Telah diketahui bahwa semua mikro-organisme unggul berguna dapat diintroduksikan ke tanah
dan dapat diberdayakan agar mereka berfungsi sebagaimana mestinya. Selain itu, sekumpulan
mikro-organisme diketahui menghuni permukaan daun dan ranting. Sebagian dari mereka ada
yang hidup mandiri, bahkan dapat menguntungkan tanaman. Ternyata diketahui beberapa
mikroorganisme tersebut melakukan assosiasi dengan tanaman dan saling memanfaatkan
sekresi yang dihasilkan, dimana mikroba memanfaatkan sisa-sisa nutrisi dan cairan mineral
tanaman sedangkan mikroba menghasilkan sejumlah senyawa dan energi, nutrisi organik

intermediate yang dapat diserap langsung dan dibutuhkan oleh tanaman untuk memacu
metabolisme tumbuh-kembang yang optimal-maksimal tanaman. Prinsip-prinsip di atas telah
diungkapkan dalam kaidah-kaidah penerapan pupuk Hayati Bio P 2000 Z.
Hal ini dirasa perlu untuk kembali ke keadaan seimbang semula dengan jalan melakukan
rekayasa alamiah. Keseimbangan alami dalam tanah secara nutrisional (kimia), mikro-organisme
dan tanaman (biologi), kondisi alam dan perlakuan manusia (fisik) diciptakan agar dapat
menunjang sebesar-besarnya pencapaian produksi tanaman setinggi-tingginya tanpa
mengganggu keseimbangan lestari ini harus menjadi landasan bagi usaha pertanian tradisional
maupun modern yang berkelanjutan. Teknologi hayati Bio P 2000 Z dapat menjawab tantangan
di atas dan menjamin kualitas dan lestarinya pertanian yang berkelanjutan, tetapi pada kondisi
seperti ini diperlukan dukungan pemerintah seperti memberikan subsidi pada petani melalui
kebijakan yang kondusif karena petani transmigran jauh dari kemampuan untuk membeli.
Pupuk Hayati Bop2000Z merupakan hasil Teknologi Bio Perforasi dengan menggunakan proses yang ke2 (yaitu dengan proses lisis) dalam bentuk mikrobia dan campurannya yang mempunyai kemampuan luar
biasa bekerja sama merespon tanaman, sehingga tanaman dapat tumbuh cepat dan besar serta
produktivitas meningkat. Hasil Teknologi Bio Perforasi ini tersebut selanjutnya dinamakan dalam bentuk
merk dagang pupuk hayati Bio P 2000 Z.
Hasil dari teknologi bio perforasi dibuat dari sekumpulan bakteri yang dapat bekerja sama dengan
tanaman dalam penyerapan unsur hara. Pada saat ini kandungan bakteri di alam baik di tanah maupun di
tanaman sangat berkurang. Padahal bakteri tersebut secara alami dapat membantu proses pengelolaan
tanah dan proses pertumbuhan tanaman.
Pada awalnya penemuan pupuk hayati Bio P 2000 Z berasal dari berbagai proses yang lama dan panjang.
Yaitu berawal dari pemikiran bahwa: Secara alami ada pabrik pupuk yang membuat subur tanaman dan
tanah tempat tanaman bertumbuh. Namanya, mikroba, jasad renik itu banyak jenisnya, diantaranya ada
yang menghasilkan unsur natrium, fospat, kalium, dan zat kimia lain yang terdapat dalam pupuk kimia
buatan. Mereka memproduksi zat hara dan nutrisi melalui proses bio-perforasi. Selain memberikan zat
hara pada tanah, mereka juga bahu-mambahu menciptakan keseimbangan mikro-ekologi ke dalam
jaringan secara cepat. Sayangnya, tak semua tanah disusupi mikroba. Di sinilah pupuk hayati Bio P 2000
Z mengambil alih peran mikroba.
Untuk mendapatkan mikroba yang berpotensi tersebut dilakukan pencarian/ pemburuan dengan berbagai
uji laboratorium dan lapangan kurang lebih satu dekade. Hasilnya terkumpullah 18 jenis mikroba, di
antaranya cyano-bacter, azospirella, pseudonomy bacter, dan lain-lainnya. Dari 18 bakteri tersebut
diproses secara bio teknologi yaitu dilakukan secara lisis dan bio chemis menghasilkan 11 bakteri yang
bersifat mampu mengubah sifat-sifat lingkungan di sekitar tanaman dan juga dapat bersimbiosis mutualis
(kerjasama) dengan tanaman.
Pada proses tersebut dilakukan pemilihan sifat-sifat baik, dan menggabungkan antar bakteri sehingga
diperoleh bakteri baru yang mempunyai sifat-sifat yang mampu mempengaruhi keadaan tanah dan
pertumbuhan vegetatif juga generatif tanaman secara spektakuler. Bakteri tersebut dibentuk dengan sifatsifat hidup bekerja sama dengan tanaman hidup, mampu menyerap unsur hara dari alam dan menyediakan
unsur hara yang mudah diserap oleh tanaman.
Mikro-organisme yang ada di pupuk hayati Bio P 2000 Z dibentuk mempunyai sifat unggul, dengan
sistem kehidupan yang dikondisikan sesuai dengan lingkungan tumbuh kembang tanaman. Di dalam
pupuk tersebut disertakan pula nutrisi dan unsur hara yang mampu menjadi katalisator dan pemicu
pertumbuhan mikro organisme maupun tanaman sehingga kinerja dari mikro organisme lebih optimal
Komposisi pupuk hayati Bio P 2000 Z hasil teknologi Bio Perforasi berisikan sekumpulan mikro-

organisme unggul yang terdiri dari dekomposer (Hetrotrop, Putrefaksi), pelarut mineral dan phospat,
fiksasi nitrogen, Autotrop (fotosintesis) dan mikroba fermentasi serta mikroba penghubung (seperti
Mycorrhiza) yang bekerja bersinergi dan nutrisi bahan organik sederhana, seperti senyawa
protein/peptida, karbohidrat, lipida, vitamin, senyawa sekunder, enzim dan hormon; serta unsur hara
makro: N, P, K, S, Ca, dan lainnya berkombinasi dengan hara mikro: seperti Mg, Si, Fe, Mn, Zn, Mn, Mo,
Cl, B, Cu, yang semua unsur yang disebut di atas diproses melalui cara fermentasi.
Cara kerja pupuk hayati Bio P 2000 Z secara komprehenship membentuk dan mengkondisikan
keseimbangan ekologis alamiah melalui sekumpulan jasa mikro-organisme unggul berguna yang
dikondisikan, bersinergi dengan mikroba alami indogenus dan nutrisi; dan dengan menggunakan prinsip
mem-bioperforasi secara alami oleh zat anorganik, organik dan biotik pada mahluk hidup (seperti
tanaman) sehingga memacu dan/atau mengendalikan pertumbuhan dan produksinya. Ternyata dengan
sistem demikian masalah rendahnya produksi komoditi pertanian dan lahan bermasalah dapat dipecahkan.
Mengurangi Penggunaan Pupuk An organik bahkan meniadakannya
Makin tingginya harga pupuk anorganik (kimia) serta kelangkaan di pasar disinyalir menyebabkan
produksi pertanian kian merosot. Hal ini menyebabkan petani makin terpuruk, jika hal ini dibiarkan akan
menyebabkan terjadinya kelangkaan pangan.
Bio P 2000 Z secara ekonomis mampu mengurangi biaya pembelian pupuk anorganik (kimia). Sebagai
contoh, satu hektare lahan membutuhkan pupuk anorganik Rp 1.700.000, namun dengan tambahan Bio P
2000 Z cukup mengeluarkan sekitar Rp 800.000 dengan rincian penggunaan Bio P 2000 Z cukup empat
liter dan empat liter pupuk organik phosmit, sudah menghemat biaya hingga 50%.
Selain itu Penggunaan pupuk ini bisa dikombinasikan dengan pupuk lain, sehingga akan lebih
memaksimalkan hasil.Selain menghemat biaya, produksi akan berlipat ganda sehingga panen akan
meningkat sampai 300%.
Dari beberapa jenis tanaman yang sudah diuji coba Bio P 2000 Z dan kemudian memperoleh penghargaan
MURI adalah jenis tanaman kedelai yang mampu mencapai ketinggian empat meter. Padahal tanaman
tersebut layak kita jumpai hanya setengah meter.
Penggunaan Pupuk Hayati Biop2000Z dan Pupuk Organik Cair Phosmit tidak membahayakan lingkungan
dikarenakan unsur mikroba dan hara yang terkandung berasal dari alam. Mikroba berkembangbiak dan
kemudian mati secara alami jika tugasnya telah selesai.
Mikroba Biop2000Z mampu mengolah tanah menjadi pabrik pupuk alami dengan menguraikan zat-zat
beracun menjadi unsur hara yang bermanfaat. Hormon yang dihasilkan oleh mikroba tersebut mampu
meningkatkan Kesehatan dan ketahanan tanaman terhadap serangan patogen lebih bagus. Bahkan mampu
memicu hijau daun secara efisien. Sehingga menciptakan tanaman yang unggul terhadap penyakit dan
meningkatkan hasil secara luar biasa.

Kedelai 4 meter, tahu tempe tidak akan menghilang lagi dari pasaran.

Baru-baru ini tersiar berita yang sangat memperihatikan. Tahu dan Tempe menghilang dari pasaran akibat
naiknya harga kedelai impor. Sungguh sangat memperihatinkan, tahu tempe yang merupakan makanan
khas bangsa Indonesia bisa hilang akibat tidak mampunya petani kedelai lokal untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri.
Secara alami ada pabrik pupuk yang membuat subur tanaman dan tanah tempat tanaman bertumbuh
yaitu mikroba. Jasad renik ini banyak jenisnya, di antaranya ada yang menghasilkan unsur natrium,
fospat, kalium, dan zat kimia lain yang terdapat dalam pupuk kimia buatan.
Untuk menciptakan tanaman produktif para ahli tidak harus melakukan rekayasa genetika langsung pada
tanaman itu. cukup dengan pupuk yang diformulasikan secara khusus, tanaman kedelai bisa dipaksa
menghasilkan kacang kedelai berlipat ganda.
Tanaman kedelai yang biasanya memiliki tinggi tak lebih dari 70 cm, dengan jumlah polong antara 40
80, ternyata bisa ditingkatkan menjadi tanaman jangkung setinggi 4,5 m dengan jumlah polong 2.300
2.800 polong. Untuk membuat tanaman kedelai menjadi raksasa, Ali melakukan rekayasa pada
pupuknya. Tanamannya tidak diotak-atik sama sekali. Lingkungan penanamannya pun tidak diberi
perlakuan khusus, meskipun sebenarnya kedelai merupakan tanaman subtropis. Yang dia sentuh cuma
tanah tempat kedelai itu tumbuh dengan memberi pupuk yang diformulasikan secara spesial.
Logikanya, jika tanahnya subur, tentu akan dihasilkan tanaman yang bagus. Hanya saja, Ali tidak lantas
latah menggunakan pupuk kimia yang banyak tersedia di pasaran. Ia menggunakan pupuk hayati yang ia
rekayasa secara khusus.
Mikroba memproduksi zat hara dan nutrisi melalui proses bio-perforasi. Selain memberikan zat hara pada
tanah, mereka juga bahu-mambahu menciptakan keseimbangan mikro-ekologi ke dalam jaringan secara
cepat. Sayangnya, tak semua tanah disusupi mikroba. Di sinilah pupuk hayati Bio P 2000 Z mengambil
alih peran mikroba. Dari hasil berburu mikroba itu, terkumpul 18 jenis mikroba, di antaranya cyanobacter, azospirella, dan pseudonomy bacter. Dengan formula tertentu, para jasad renik itu dicampur
menjadi pupuk hayati baru yang oleh Ali diberi nama Bio P2000 Z (Bio = bahan hidup, P = perforation
technology, 2000 = tahun pembuatan, Z = Zum, nama tengah Ali).
Meski cuma 18 mikroba yang terkumpul, ternyata tidak mudah memadukannya. Ada yang saling
membunuh (kanibal), ada ratusan kali percobaan untuk membuat mereka bisa berpadu. Pupuk ini aman

bagi manusia dan lingkungan, karena Secara alami mikroba ini akan tumbuh dan berkembang terus.
Namun secara alami pula ia akan mati dengan sendirinya jika sudah jenuh dan tugas dan kewajibannya
selesai.
Diharapkan, pupuk Bio P2000Z ini bisa menjadi alternatif, menyusul mahalnya harga pupuk kimia
dipasaran dan kelangkaan kedelai. Nilai lebih pupuk hayati ini, ia mampu mengembalikan kesuburan
tanah yang rusak akibat bertahun-tahun dijejali pupuk kimia buatan pabrik. Endapan pupuk di dalam
tanah bisa diurai oleh mikroba dalam pupuk Bio. Petani tak perlu lagi membeli pupuk kimia.
Soal harga pun, bisa diadu. Harga seliter pupuk Bio P2000Z dipasaran hanya Rp 150.000-180.000,-.
Padahal, isinya setara dengan 200 kg urea (seharga Rp 900.000,-), 50 kg fosfat (Rp 200.000,-), dan setara
40 kg pupuk KCL (Rp 90.000,-). Jika merasa kemahalan, pupuk ini bias diencerkan lagi dengan cara
fermentasi selama 48 jam (dengan menambah 1 kg gula/air kelapa, 1 kg urea (bisa digantikan dengan air
kencing), dan 20 liter air). hasil fermentasi tersebut bisa diencerkan menjadi 200 liter pupuk cair. Jadi,
harganya memurah menjadi sekitar Rp.700-1000/liter.
Pupuk Biop2000Z telah diujicoba pada berbagai macam tanaman produksi dan lahan pertanian dalam
kurun waktu lebih dari 10 tahun, termasuk pada lahan gambut. Sebagai contoh bukti hasil pemakaian
pupuk BioP2000Z, jumlah panen kedelai, yang semula 1,2 ton per ha menjadi 4,5 ton per ha dalam enam
kali pemupukan dengan jeda 1 2 minggu.
Untuk mendapatkan kedelai tingkat raksasa seperti pada gambar, tanaman perlu dipupuk dua kali
seminggu. Tiap ada tunas baru, semprotlah daun, batang, dan tanahnya dengan pupuk ini.
Pupuk Bio P200Z tercipta dari rasa prihatin melihat kondisi ekonomi petani. Akibat revolusi hijau,
produksi pertanian digenjot menggunakan pupuk kimia. Pada awal panen hasilnya memang
memuaskan, tetapi untuk selanjutnya petani malah merugi. Setiap musim tanam, petani harus
punya modal untuk membeli bibit, pupuk, dan pestisida. Ketika panen, belum tentu petani bisa langsung
tersenyum bahagia meraup untung dan menutup utang modalnya. Soalnya, harga jual hasil panen masih
bias digoyang untuk menguntungkan pihak tertentu. Petani akan lebih merana lagi jika tanamannya
ludes diserang hama.
Jika kondisi seperti itu berlangsung terus-menerus, petani bisa makin jatuh melarat dan kemudian
menggantung paculnya, ini sangat berbahaya, Indonesia bisa krisis pangan seperti langkanya kedelai
dipasaran. Salah satu kunci penyebab kemelaratan petani adalah karena ketergantungan petani dengan
pupuk buatan. Takaran penggunaan pupuk buatan ini untuk satu satuan luas perlu terus meningkat. Dari
segi biaya, ini tentu menambah ongkos produksi yang memberatkan petani. Pemakaian urea yang
berlangsung terus-menerus dan bertahun-tahun juga membuat tanah menjadi seperti plastik.
Akibatnya, tanah tidak bias bernapas dan air pun tidak bisa meresap. Ini baru dampak dari urea.
Belum lagi akibat pupuk lain seperti TSP dan fosfat yang membuat tanah menjadi asam. Kalau sudah
begitu, akar tanaman sulit berkembang dan hidup. Padahal sesungguhnya tanaman bisa subur secara
alami tanpa diberi pupuk kimia buatan.
Harga Pupuk Medan (Oktober 2013)
Last Updated on Monday, 14 October 2013
Urea non-subsidi: 4.200~4.300
ZA/Amsul: 2.250~2.350
Rock Phosphate Mesir: 1.550~1.650
TSP: 4.800~4.900
KCl Rusia: 4.800~4.900

Dolomit mesh 100: 500~550


Kiesrite China sintetis: 2.000~2.150
Borate: 8.800~8.900
Copper Sulphate: 27.000~28.000
Ferro Sulphate: 3.500~4.000
Zinc Sulphate: 7.500~7.700
Catatan: harga Rupiah per kilogram, termasuk ppn10%.
cek di http://www.fertibros.com/index.php/dolomite/85-medan
CARA MENGGUNAKAN PUPUK HAYATI BIO P 2000 Z
A. Dengan cara fermentasi.
- Siapkan air 20 liter di ember, berikan 1 kg gula dan 1 kg urea.
- Aduk hingga merata, dan tuangkan 1 liter pupuk bio P 2000 Z.
- Diamkan 48 jam, setiap 1 liter air fermentasi tambahkan 6 liter air
- Gunakan semprotkan untuk 1 ha ke tanah dan tanaman.
- Waktu pagi sebelum pkl. 10.00 atau sore sesudah pkl 16.00.
B. Dengan cara menggunakan dicampur PHOSMIT
Phosmit berfungsi sebagai zat yang mampu membangunkan mikroba dari kondisi tidur, dan sekaligus
sebagai bahan makanan untuk tanaman maupun mikroba. Dengan demikian, daya kerja penggabungan
Bio P 2000 Z dan Phosmit dibuat saling mendorong pertumbuhan tanaman.
- siapkan air 200 liter air tambahkan pupuk Bio P 2000 Z 1 liter dan 1 liter phosmit dan siap digunakan
untuk lahan 1 ha ke tanah dan tanaman.
- Waktu pagi sebelum pkl. 10.00 atau sore sesudah pkl 16.00.
Dosis extra tuk lahan gambut, ex tambang,pasir, 3liter bio p kebun+ 3liter phosmit extra tiap 10-15hri +
ferre soil 300kg / 10-15hari slama 3bulan. slama 1 th 2liter 20-30hri. stlah 1th 40-60hri buktikan hasilnya.
disarankan tuk pembukaan lahan baru setelah 3x aplikasi /1bulan sudah bisa ditanami bibit
kedele,jagung, kacag hijau dll sebagai tumpang sari tanaman inti tuk membantu kos operasional kebun
sebelum panen tanaman kebun inti.setelah tanaman inti menutupi tanah bisa diganti tanamn sela dgn
jenis tanaman teduh spti jahe,kunyit dll.
minimal order 1siklus tanam sampe panen perlu 6liter bio p 2000z + 6liter phosmit ( 1dus/12 liter ).
harga khusus dari pabrik tuk agen / distributor.
order hub. Bimanuar email : konsultanpks99@gmail.com
( sms only ) 085378877277 / 02123650877
DOWNLOAD FILE brosur+PERIJINAN klik:
https://www.facebook.com/groups/173851086038054/522874224469070/
Cara pemakaian youtobe klik:
http://www.youtube.com/watch?v=TxPFAkgwK0A&amp%3Bnoredirect=1
Penemuan Luar Biasa dimuat di Iptek Talk TVRI :
1. http://www.youtube.com/watch?v=X2D8bcogP3M
2. http://www.youtube.com/watch?v=uizjjmhfq_Y
3. http://www.youtube.com/watch?v=A5ODLdWZGqI
Anugerah Presiden : http://www.youtube.com/watch?v=7ZQkf5-84tQ
Padi Hibrida : http://www.youtube.com/watch?v=7ZQkf5-84tQ
Hibrida Anyer : http://www.youtube.com/watch?v=iBqjnbrTjpI
Hasil yang Berbeda Nyata : http://www.youtube.com/watch?v=9BNYkhOyfPU
Proyek Mikroba Google Qatar : http://www.youtube.com/watch?v=hgwJOjt7t9A

Perbedaan pupuk kimia vs Bio P2000Z klik:


http://www.youtube.com/watch?v=9BNYkhOyfPU&amp%3Bfeature=relmfu
Artikel BioP2000Z klik : https://www.facebook.com/biop2000z

Memacu Produktivitas Tanaman Pertanian dan Perkebunan

Dengan teknologi mutakhir sistem pupuk hayati Bio P 2000 Z; Pupuk hayati Bio Perforasi
diramu dari kumpulan mikro-organisme indegenus terseleksi bersifat unggul berguna yang
dikondisikan agar dapat hidup harmonis bersama saling bersinergi dengan kultur mikroorganisme komersial serta dibekali nutrisi dan unsur hara mikro dan makro yang berguna bagi
mikroba dan komoditas budidaya. Sekumpulan mikro-organisme unggul berguna dikemas
dalam pupuk hayati Bio Perforasi terdiri dari dekomposer (Hetrotrop, Putrefaksi), pelarut mineral
dan phospat, fiksasi nitrogen, Autotrop (fotosintesis) dan mikroba fermentasi serta mikroba
penghubung (seperti Mycorrhiza) yang bekerja bersinergi dan nutrisi bahan organik sederhana,
seperti senyawa protein/peptida, karbohidrat, lipida, Vitamin, senyawa sekunder, enzim dan
hormon; serta unsur hara makro: N, P, K, S, Ca, dan lainnya berkombinasi dengan hara mikro:
seperti Mg, Si, Fe, Mn, Zn, Mn, Mo, Cl, B, Cu, yang semua unsur yang disebut di atas diproses
melalui cara fermentasi.
Bio Perforasi secara komprehenship membentuk dan mengkondisikan keseimbangan ekologis
alamiah melalui sekumpulan jasa mikro-organisme unggul berguna yang dikondisikan,
bersinergi dengan mikroba alami indogenus dan nutrisi; dan dengan menggunakan prinsip
mem-bioperforasi secara alami oleh zat inorganik, organik dan biotik pada mahluk hidup
(seperti tanaman) sehingga memacu dan/atau mengendalikan pertumbuhan dan produksinya.
Ternyata dengan sistem demikian masalah tersumbatnya produksi komoditi pertanian dapat
dipecahkan.
Efek sinergi tersebut diwujudkan dalam bentuk :
(1) diredamnya faktor penghambat tumbuh kembang tanaman yang dijumpai dalam tanah,

(2) adanya produksi senyawa bio-aktif seperti enzim, hormon, senyawa organik, dan energi
kinetik yang memacu metabolisme tumbuh kembang akar dan bagian atas tanaman,
(3) fotosintesis makin efisien karena jalur reaksi Hill teraktifkan,
(4) fixasi nitrogen non-simbiotik dan simbiotik meningkat,
(5) pasok dan penyerapan hara oleh akar makin efesien, lancar, dan berimbang,
(6) ketahanan internal terhadap hama dan penyakit meningkat, dan
(7) produksi dan mutu hasil meningkat.
Melalui jasa mikro-organisme unggul yang sebelumnya telah dikondisikan terhadap lingkungan
tumbuh kembang tanaman serta dibekali nutrisi dan unsur hara, faktor pembatas produksi dan
kendala tumbuh asal tanah dan lingkungan dapat direndam sehingga tanaman dapat dipacu
berproduksi tanpa menggangu hasil rekayasa konstelasi genetik yang telah dimiliki tanaman
sebelumnya. Hal ini seiring dengan tujuan meningkatkan produktivitas hasil dari tanaman
varietas unggul yang memiliki potensi genetik tinggi seperti padi Hibrida, PTB dan padi unggul
lain yang akan dikembangkan untuk daerah-daerah kritis lebak rentan cekaman kesuburan
tanah yang labil.
Penggunaan mikroba Bio P 2000 Z secara teratur dan sesuai anjuran ternyata mampu
mendongkrak potensi produksi tanaman yang bersangkutan melebihi referensi Genetik yang
dimilikinya dan cekaman anasir penghambat dalam tanah.
Uji Pembuktian pada padi di lapangan menunjukkan bahwa pada lahan sawah yang masam
dan kesuburan rendah dapat mendongkrak tumbuh kembang tanaman dengan performa 2 3
kali tanaman normalnya (Kalijati-Subang), pemakaian yang rutin di lahan sawah irigasi yang tua
dapat menurunkan pemakaian pupuk kimia sampai 60% dengan diiringi peningkatan produksi
padi IR-64 dan Ciheurang (mencapai 8 10 ton/ha GKG) dilahan yang sama kontrol petani
hanya mendapatkan 4,5 5.5 ton/ha.
Penerapan Bio P 2000 Z pada padi hibrida Pusaka (umur 90-97 hari) mencapai hasil 9,7 10.5
ton/ha (skala petani di Karawang); Padi Hibrida Pusaka 2 hasil mencapai 12 14 ton/ha (skala
uji coba di Cibitung); Penerapan Bio Teknologi Penyubur ini pada padi PTB (Padi Tipe baru)
menunjukkan hasil yang melebihi potensi determinasinya, 10 13 ton/ha (dalam penerapan
paket bioteknologi Bio P 2000 Z padi unggul di sawah kritis Kalijati-Subang).
Keunggulan penerapan teknologi Bio Perforasi pada padi adalah meningkatnya produktivitas
dan kualitas beras. Pada padi unggul nasional memacu bertambahnya anakan produktif ratarata 19 35 anakan dan kuatnya perakaran (gambar A), tahan rebah dan serangan penggerek
batang; malai lebih besar (berisi) sehingga dibanding tanpa Bio P2000Z pada volume gabah
kering giling (GKG) yang sama rendemen meningkat 30% 40%.
Karena proses keseimbangan hara ini beras lebih jernih dan tidak mudah remuk/patah saat
digiling. Sedangkan hasil kering panen rata-rata riil yang dicapai petani di lapangan adalah 8,5
11,5 ton/ha dan yang tanpa Bio P hanya 5,5 7,0 ton/ha. Potensi hasil uji coba penelitian
dapat menghasilkan gabah 13 15 ton/ha. Penggunaan bio P 2000 Z untuk Padi hanya 4 6
liter/ha. Penerapan pada jagung telah dikembangkan dalam skala luas di Jawa Tengah,
Teknologi ini telah mendongkrak hasil rata-rata panen petani daerah binaan teknologi dari 3 4
ton/ha menjadi 6 10 ton/ha (Panen telah dilakukan oleh Dirjen Bina Produksi Tanaman
Pangan dan Bupati Grobogan Januari 2003)

Pupuk Mikroba Bio P2000Z dan Kedelai Raksasa

16 Tahun lalu petani kedelai kita makmur. Waktu itu produksi kedelai surplus hingga 1,8 juta
ton. Namun kejayaan itu tak lama, maklum kran impor dibuka tahun 1998. Gelontoran kedelai
dari luar negeri pun terus mengucur, akibatnya petani enggan menanam kedelai. Lahan kedelai
terus menyempit. Tiba-tiba kedelai hilang dan harganya melambung, Indonesia pun
kelimpungan. Negeri ini sudah sangat bergantung pada kedelai Amerika. Kelangkaan kedelai,
seharusnya tidak perlu terjadi jika pemerintah tak mengacuhkan temuan-temuan kedelai plus
para peneliti. Pupuk temuan mikroba Bio P2000Z bisa membuat kedelai biasa tumbuh menjadi
kedelai raksasa setinggi empat meter.
Menyuburkan
Pabrik pupuk organik Bio P2000Z berada di Cileungsi, Jawa Barat. Pupuk ini mampu
menyuburkan kedelai hingga berukuran raksasa, dengan tinggi hampir empat meter. Jumlah
polongnya pun mencapai sekitar 3000 buah. Biasanya, tanaman kedelai paling-paling hanya
setinggi 70 cm, dengan jumlah polong rata-rata 50 buah.
Penemu pupuk ini adalah Ali Zum Mashar. Belakangan dia begitu sibuk diundang ke berbagai
tempat gara-gara kisruh kedelai. Ia diminta memaparkan temuan kedelai supernya. Memang
berkat pupuk ciptaannya, kedelai mampu menghasilkan kacang berlipat ganda.
Ali Zum Mashar: Benih ini setaraf dengan lima kedelai lokal yang dulu. Kalau mau kedelaikedelai yang bagus, kita sumber benihnya ada semua
Mahluk super mini jenis mikroba, itulah yang berperan penting menghasilkan kedelai produktif
ini. Keistimewaan mikroba, menurut Ali, mampu menghasilkan zat hara dan nutrisi penyubur
tanah. Alumnus Universitas Jenderal Sudirman, Purwokerto itu selama sekitar 10 tahun
berkutat meneliti mikroba apa saja yang bisa menyuburkan tanaman, sekaligus ramah bagi
manusia mau pun lingkungan.
Ali Zum Mashar: Saya mencari dan memburu mikroba-mikroba yang bagus di daerah gambut
yang sangat masam. Itu ada semacam danau yang air gambutnya hitam sekali yang di situ
sangat masam dan kehidupan di situ relatif kecil. Tetapi ternyata di situ ada mikroba-mikroba
spesial yang hidup dengan baik. Setelah kita ambil, kita kultur itu adalah mikroba-mikroba
bermanfaat dan bukan patogen
Dari hasil perburuan itu, terkumpul 18 jenis mikroba. Dengan formula tertentu, jazad renik itu

diadon menjadi pupuk hayati baru, yang oleh Ali diberi nama Bio P2000Z. Bio artinya bahan
hidup, P untuk perforation technology, 2000 sebagai tahun pembuatan. Tak lupa ia
mengabadikan inisial namanya Z.
Memanfaatkan mikroba
Lalu bagaimana pupuk ini menyuburkan tanah?
Ali Zum Mashar: Di alam ini kan banyak sekali mikroba ya, ada wah, ratusan juta jenis mikroba.
Manakala dia sudah kita rubah, dimutankan sesuai kebutuhan kita, maka dia kita taburkan di
tanah-tanah yang gersang itu, maka dengan sendirinya dia akan hidup di tanah itu,
menggunakan bahan-bahan racunnya tanah itu menjadi berguna, menjadi organik. Nah bahanbahan organik yang diciptakan oleh mikroba itu sebetulnya adalah pupuk organik. Kemudian
enzym, hormon, kemudian unsur makro dan mikro yang tercipta dari aktivitas mikroba itu
sendiri. Jadi kenapa kita pusing dengan kelangkaan pupuk atau tidak ada pabrik pupuk, kalau
memang alam ini juga kita buat menjadi bio reaktor pabrik pupuk?
Pupuk ini juga ramah lingkungan, itulah kelebihan lainnya. Para petani tak perlu lagi
menggunakan macam-macam pupuk kimia yang mengancam kelangsungan tanah. Bahkan
tanah yang tak lagi subur akibat terus-terusan ditabur pupuk kimia buatan pabrik, dapat subur
kembali.
Ali Zum Mashar: Sering kita jumpai tanah itu disebut tanah yang sakit, tanah yang kurus, tanah
yang padat, tanah yang terlapisi plastik karena dampak urea. Nah, kalau mikroba-mikroba itu
cukup dan jumlahnya banyak, maka racun seberapa pun bisa diserap. Asal gak melebihi daya
dukung lingkungan, daya dukung kemampuan mikroba mendegradasi. Kuncinya kan
sederhana, bertani secara organik, kan? Atau secara ramah lingkungan kan?
Akrab lingkungan
Tak hanya itu, di lahan gambut yang merupakan proyek gagal era Soeharto, kedelai mampu
berbuah banyak.
Ali Zum Mashar: Teknologi untuk menyuburkan lahan ada. Kita sudah banyak bukti. Contohnya
kedelai di lahan gambut itu bisa punya potensi 4,5 ton per hektar, di lahan gambut Kalimantan
tengah. Itu kita sudah pernah coba. Rata-rata kalau hanya mencari 2,5 ton itu gampang di
sana
Pupuk itu kini telah dipatenkan secara internasional. Pabrik Ali yang seluas lapangan sepakbola
mempekerjakan enam orang, dengan kapasitas produksi hingga dua juta liter sel mikroba.
Hasilnya dipasarkan dengan harga per liter maksimal Rp. 100 ribu.
Ali Zum Mashar: Ada 60 unit bioreactor. 40 yang besar, berkapasitas sekitar 4000 liter, per bio
reaktor dan ini setiap hari keluar barang, berproduksi. Memang ini kita disain satu harinya itu
dihasilkan 11 ribu liter konsentrat mikroba. Nah kalau kita kembangkan, berarti sekitar dua juta
liter sel mikroba yang bisa langsung ditebar
Tak butuh lahan besar
Bekerja di laboratorium tidak butuh peralatan canggih. Cukup di atas satu petak pekarangan, Ali
Zum mengembangkan tanaman kedelai hasil rekayasa.
Ali Zum Mashar: Di sini saya taman sekitar 20 jenis kedelai hasil persilangan-persilangan. Jadi
di tempat yang sempit ini mungkin sekitar dari lahan 1500 saya tanam kedelai kita paling sekitar
2500 meterlah untuk penyelamatan temuan, atau pembuatan bibit-bibit jalur kedelai baru. Ya di
lahan pekarangan ini. Jadi kalau kita berniat meneliti atau mengawinkan kedelai, kenapa harus
kita pakai laboratorium yang canggih? Di lahan-lahan yang kosong bisa, ini buktinya

Sudah tujuh tahun pupuk buatan Ali dimanfaatkan sejumlah petani. Namun pemerintah hingga
kini belum melirik, padahal kehebatan pupuk ini telah teruji.
Tak butuh waktu lama untuk melihat hasil panen kedelai melimpah, ketika Wardi beralih
menggunakan pupuk bio P2000Z. Ia telah panen tiga kali dengan hasil memuaskan. Untuk
lahan seluas satu hektar, Ketua Kelompok Tani Sadatani, di Serang Banten itu mampu menuai
kedelai minimal tiga ton.
Hasilnya dua kali lipat
Wardi: Sebelum ada pupuk bio P, kedelai kurang dari satu ton per hektar. Tapi setelah
menggunakan pupuk-pupuk bio P, di sini bisa mencapai tiga sampai tiga setengah ton. Jadi
peningkatannya ya dua kali lipatlah, dua kali lipat lebih
Padahal, menurut Wardi, lahan di Serang sebenarnya tak cocok ditanami kedelai karena tanah
tandus bercampur pasir.
Wardi : Di sini pegunungan, sehingga jenis tanah berbatu dan bercampur pasirlah. Di sisi lain
itu seperti merah-merah tanahnya, sehingga kalau ditanami kedelai kurang bagus. Tapi
alhamdullilah sejak ada bio P tanah berubah menjadi bagus. Jadi ditanami nanti untuk
kelanjutannya bisa lebih baik
Keberhasilan di Toba
Tanah di dataran tinggi gunung Toba Samosir, Sumatera Utara juga tak kalah gersang dan
keringnya. Para petani, menurut Dian Ketua kelompok Tani Toba Samosir, sampai putus asa,
ketika mencoba bercocok taman. Apalagi untuk kedelai, pada lahan tak berhumus itu mustahil
kedelai bisa tumbuh.
Dian: Susah payah sekali kalau untuk kedelai, karena dataran tinggi Toba tanahnya sangat
asam dan gersang. Jadi memang untuk tanaman itu tidak bisa bertahan kalau tanpa bantuan
teknologi yang benar. Sehingga kalau ditanami akan kerdil dan tidak tumbuh dan tidak ada
humusnya sama sekali Dengan teknologi pupuk Bio P, lahan yang tadinya mustahil ditanami,
bisa menghasikan berton-ton kedelai, berkualitas tinggi lagi !
Dian: Jagung saja paling tinggi empat ton per hektar. Nah, kemudian dikenalkan bio P,
sehingga untuk pembukaan lahan baru saja, yang tanahnya sangat merah itu, langsung
hasilnya berlipat, bisa sembilan ton per hektar untuk jagung. Nah untuk kedelai juga meningkat.
Jadi, biasanya misalnya satu ton itu sudah berusaha sekali, sekarang bisa meningkat dua
setengah sampai tiga ton per hektar.
Ketika harga kedelai meroket, Imron mengantongi keuntungan berlimpah. Di lahan satu hektar
ia mampu membawa pulang keuntungan bersih sekitar Rp. 11 juta. Padahal dulu, ketika masih
menggunakan pupuk kimia, Imron kadang tekor alias rugi.
Imron: Hasilnya sangat memuaskan. Dari satu setengah ton, meningkat menjadi minimal dua
setengah ton, sampai tiga ton. Itu kalau satu setengah ton hasilnya, sebelum menggunakan Bio
P, petani mengalami kerugian, karena hasilnya paling banter hanya Rp. 4 juta, tapi ongkos
produksinya mencapai dua juta. Setelah kami menggunakan Bio P, apalagi diangkat dengan
harga kedelai saat ini sekitar Rp. 6000 sampai Rp. 7000, satu hektarnya bisa mencapai hasil
kira-kira Rp. 12-15 juta, sementara ongkos produksi paling-paling cuma Rp. 4 juta
Mudah
Untuk mendapatkan kedelai super, gampang caranya. Kembali Ali Zum Mashar
Ali Zum Mashar: Petunjuk pemakaian sederhana. Kalau punya lahan satu hektar, misalnya
untuk kedelai, penyemprotannya bisa empat sampai enam kali. Misalkan umur 14, umur 21,

umur 30, umur 35 umur 45, atau maksimal sampai umur 50 hari
Waktu penyemprotan pun harus dilakukan sesuai aturan.
Ali Zum Mashar: Pagi-pagi jam enam sampai sembilan. Kalau sore antara jam tiga sampai
tujuh. Nah, kalau nyemprot siang-siang bolong kan nanti banyak kena sinar. Begitu cepat kering
atau kepanasan, bisa jadi banyak yang mati mikrobanya
Tak hanya untuk kedelai, pupuk ini juga cocok untuk semua jenis tanaman dan buah-buahan.
Ali Zum Mashar: Ini bukan hanya kedelai, semua jenis tanaman. Ada padi, kita dah terbukti
waktu panen menteri. Lalu jagung di Sumut juga petaninya fanatik menggunakan ini
Dengan begini, pemerintah, kata Ali Zum, tidak perlu repot mencari lahan berjuta juta hektar
untuk menggenjot swasembada kedelai. Namun yang juga tak kalah penting, menurut staf Ahli
Menteri Transmigrasi dan Tenaga Kerja ini, jika petani mendapatkan hasil panen melimpah,
pemerintah harus tetap melindungi mereka. Saat ini, petani susah tersenyum meraup untung
hasil panen. Pasalnya, harga jual hasil panen sering digoyang, sehingga hanya menguntungkan
pedagang.
Kebijakan hati
Ali Zum Mashar: Buatlah kebijakan dengan hati, dengan kesadaran, dan dengan melihat
kenyataan agar masyarakat ini bisa makmur. Artinya apa? Jangan hanya karena kepentingankepentingan tertentu itu menjadi kebijakan yang membunuh petani. Sekarang ini dengan
gonjang-ganjing kedelai, masak pedagang jadi pahlawan, masak kalau mereka bisa impor
dikasih hadiah Rp. 1000 perkilogram dan dapat bebas bea masuk impor. Bukannya petani yang
susah payah yang menjadi pahlawan. Kalau hadiah itu diberikan ke petani, mereka akan ramram menanam. Kalau hadiah itu diberikan pada importir mereka akan rame-rame impor, nah
siapa yang dirugikan petani lagi kan?
Kata Ali, pemerintah tak perlu mencanangkan berbagai target muluk-muluk untuk menggenjot
produksi kedelai. Kuncinya cuma satu.
Ali Zum Mashar: Kenapa kita itu gak optimis? Ini permasalahannya kita ini mau serius gak,
kalau serius ayo kita gerakkan
Harapan untuk Swasembada Pangan Indonesia.
Hitunglah penduduk Indonesia saat ini sudah menembus angka 200 juta jiwa. Hitunglah berapa
pangan yang harus tersedia di dalam negeri. Kini terjadi kesenjangan antara produksi pangan
dalam negeri dengan kebutuhan pangan. Terjadi ketidakseimbangan supllai dan demand. Impor
bahan pangan terus meningkat dari waktu ke waktu. Kondisi ini merupakan ancaman sekaligus
peluang bagi kita. Kita perlu meningkatkan produksi pangan dalam negeri. Akankah mikroba
BIOP2000Z dapat memberikan manfaat. Menurut saya kita perlu mengoptimalkan temuan putra
putri Indonesia, khususnya temuan mikroba penawar tanah tandus ini. Tanah di Indonesia perlu
di suburkan. Produksi pangan Indonesia perlu ditingkatkan.
Harapan bagi UMKM Sektor Pertanian Indonesia
Sebagian besar pelaku UMKM Indonesia adalah yang bergerak di sektor pertanian. Sebut saja
petani tanaman pangan dan holtikultura. Petani padi, jagung, kedele, gandum, ubi, pisang, tebu,
sayur mayur dan buah-buahan sangat banyak jumlahnya. Demikian juga petani ikan,
pembudidaya ikan, nelayan budidaya, nelayan yang menghasilkan produksi produk pangan
ikan. Atau pelaku UMKM yang bergerak di sektor peternakan. Peternak sapi, kerbau, kuda,
kambing, domba. Peternak unggas, ayam, itik, puyuh, dll. Atau yang bergerak di bidang
perkebunan, perkebunan rakyat, kebun karet, kebun sawit, kebun kelapa, hingga kebun di
halaman disamping rumah. Semua membutuhkan perhatian kita. Di tangan mereka kita

menggantungkan asa untuk produksi pangan. Produksi produk hewani dan nabati.
Bapak/Ibu/Saudaraku, para UMKM Sektor Pertanian Indonesia. Mari kita manfaatkan temuan
ini untuk meningkatkan kesuburan tanah pertanian, meningkatkan produksi, meningkatkan
pendapatan . Hingga akhirnya dapat memajukan UMKM Sektor Pertanian Indonesia.
Terimakasih ALI ZUM MASHAR, semoga ilmu yang Anda berikan menjadi amal sholeh dan
bermanfaat bagi rakyat dan bangsa Indonesia.

Wawancara Ekslusif di TVRI

Wawancara ekslusif dengan Ir. Ali Zum Mashar, MA, M.Si, ID, peneliti dari Kementerian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang didampingi Drs. Michael M. Oendoen, MA, Komisaris
Utama PT. Changa Halmahera Resources, pada Iptek Talk, Minggu, 25 Juli 2010, pkl. 18.3019.00 WIB di TVRI.
Ali menuturkan bahwa penemuan mikroba yang digunakan untuk pupuk organik ini merupakan
suatu terobosan baru, karena mikroba yang ditemukan oleh Ali ini cara kerjanya seperti mesin
pencari internet (search engine) google. Mikroba ini bisa mencari kesuburan kemudian
mengumpulkannya sehingga bisa dengan mudah untuk dimanfaatkan, seperti menjadikan tanah
lebih subur atau mencari potensi tersembunyai yang ada di dalam tanaman muncul. Salah satu
contohnya adalah memunculkan gen kedelai sehingga kedelai mampu tumbuh menjadi raksasa
dengan ketinggian hampir 2 meter, kemudian kelapa sawit bisa berbuah sangat lebat dan lain
sebagainya.
Sebagai seorang peneliti Ali merasakan keprihatihan terhadap masyarakat yang hidup di
kampung-kampung pedalaman sangat kesusahan dalam mendapatkan pupuk, kemudian juga cara
bertani yang selalu mendapatkan hasil rendah. Apalagi ketika Ali ditugaskan di daerah
transmigrasi di lahan gambut sejuta hektar dengan sejuta permasalahannya. Hal inilah yang
melatarbelakangi Ali untuk melakukan penelitian tentang mikroba untuk pupuk organik.
Di lahan gambut Kalimantan Tengah yang paling masam dengan pH 2-3 ini juga Ali
mendapatkan anugerah kekuasaan dari Tuhan Yang Maha Esa yang kemudian dilanjutkan
dengan penelitian pribadi yang kemudian langsung diujicobakan di lahan tersebut. Ternyata
jerih payah Ali tidak sia-sia, lahan gambut yang semua menjadi masalah ternyata bisa
mendatangkan anugerah. Tidak hanya di lahan gambut, Ali juga melakukan ujicoba di daerah
pasir kwarsa di Kalimantan Tengah untuk memantabkan bahwa makhluk-makhluk kecil
(mikroba) inilah yang dapat memberikan kesuburan dan ternyata pasir tersebut menjadi dapat

memproduksi bahan organik dan bisa menjadi media tanam yang bagus. Disinilah keberhasilah
pertama untuk membuat pasir bisa ditanami berbagai macam tanaman bahkan tanaman sayuran,
kali Ali.
Konsep Bioperforasi dalam produksi organik dengan memanfaatkan keseimbangan komposisi
mikroba unggul yang ada dalam pupuk organik mikroba google ini telah menunjukkan
keajaiban dalam merekayasa tanah marginal menjadi subur untuk pertanian dalam waktu yang
singkat (+ 3 bulan), bahkan tumbuh-produksi tanaman dapat optimal dan maksimal meskipun
ditanam di lahan marginal seperti lahan Pasir tropis, Gambut, bekas tambang, dan di daerah
padang pasir gurun untuk pengembangan tanaman yang sesuai iklim setempat seperti jagung,
padi, kedelai, hortikultura dan rumput hijauan ternak serta tanaman penghijauan.
Keuntungan yang diperoleh dalam memproduksi komoditi pertanian dengan memanfaatkan
pupuk organik ini yaitu :
1) Nilai jual produk tinggi (Premium class),
2) secara komperatif lebih hemat karena dapat menekan penggunaan agroinput seperti pupuk
kimia, pertisida dan penggunaan air, sedangkan produktivitas mampu meningkat sampai 300%
sehingga biaya produksi per unit produk menjadi lebih rendah,
3) Kesuburan lahan tetap terjamin bahkan makin lama makin meningkat berkat kerja mikroba
pensintesis bahan dan unsur organik tanah,
4) Meningkatkan mutu nutrisi dan kelengkapan bahan organik (kompos) yang diproduksi oleh
petani sehingga kompos lebih subur, dan
5) Tidak berdampak negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
Keberhasilan yang telah dilakukan Ali dalam membuktikan bahwa tanah pasir bisa menjadi
subur dan dapat ditanami menarik minat dari negara di Timur Tengah untuk segera
memanfaatkannya, a.l. di Arab Saudi, Bahrai, Dubai; juga akan dikembangkan di Srilanka dan
Sudan. Ali memiliki keinginan untuk merubah paradigma yang selama ini ada bahwa warga
Indonesia yang ke Timur Tengah bukan hanya sebagai TKI tetapi juga sebagai Tenaga Ahli.
Ali menjelaskan proses produksi pangan organik tentu berbeda dengan produksi pangan secara
konvensional dan kimiawi yang lebih menekankan pada kemudahan dan pemaksaan dalam
menghasilkan kuantitas. Cara produksinya telah banyak mengorbankan lingkungan dan
keselamatan mahluk lain termasuk manusia.
Jika tidak berubah pertanian dengan cara pemupukan kimia berlebihan akan mewariskan
malapetaka bagi generasi manusia yang akan datang akibat terkurasnya sumberdaya dan
kerusakan kesuburan lahan, terakumulasinya bahan kimia yang penghambat produksi, dan
dampak buruk kesehatan yang menakutkan apabila akumulasi kimianya di konsumsi terus
menerus. Oleh karena itu ke depan produk pangan hasil cara ini menjadi bernilai rendah dan
sulit untuk diekspor, maka produk pangan organik yang menerapkan kaidah kelestarian
lingkunganlah yang menjadi harapan masa depan. Dengan adanya peningkatan pada
masyarakat akan kesadaran kesehatan dan ekonomi yang lebih baik, otomatis mereka
menginginkan kualitas hidup yang lebih baik, dimana kualitas hidup yang lebih baik tentu saja
masyarakat tidak menginginkan pula untuk merusak tubuhnya dengan mengkonsumsi bahan
makanan yang mengandung bahan-bahan kimia atau cemaran-cemaran yang merusak
lingkungan, merusak tubuh dengan digunakannya pupuk non organik.

Sekitar tahun 2002, Michael mencoba untuk mengaplikasikan apa yang telah ditemukan oleh Ali
di daerah Kalimantan yang notabene sebagian besar merupakan rawa-rawa, dan ternyata hasil
panen yang didapatkan sangat melimpah. Menurut Michael kalau diprosentasikan keberhasilah
tanam bisa mencapai 300 %. Kedelai yang biasa ditanam tanpa menggunakan pupuk organik dari
mikroba google hanya menghasilkan 1-1,5 ton per hektar, dengan menggunakan pupuk organik
dari mikroba google hasil panen mampu mencapai 4-5 ton per hektar. Bagi seorang pengusaha
seperti Michael, hal ini sangatlah menguntungkan dari segi bisnis.

REKLAMASI LUMPUR LAPINDO (inilah.com, Jakarta 3 Nov 2009)

Penemuan mikroba google bisa membuka peluang untuk mereklamasi lahan kritis, termasuk untuk
mengembalikan lahan lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur.
Penemu mikroba google, Ir Ali Zum Mashar MSi bahkan menjamin, lahan yang sudah tertimbun lumpur
Lapindo bisa ditanami lagi dalam tempo satu tahun dengan perlakuan mikroba itu. "Dengan
menggunakan mikroba tersebut, lumpur Lapindo saya jamin bisa ditumbuhi tanaman dalam tempo satu
tahun," katanya di Bogor. "Paling tidak, teknologi ini bisa membantu meminimalisir dampak dari
melubernya lumpur tersebut, karena selama ini kita hanya fokus pada bagaimana menghentikan
semburan lumpur itu," kata peneliti Depnakertrans yang tengah mengambil program S3 di Institut
Pertanian Bogor (IPB) itu. Ali merupakan penerima Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa 2009 dari
Pemerintah atas temuan mikroba google yang diberi nama Bio P 2000 Z.
Produk mikroba yang diformulasikan dari 18 mutan mikroba unggul tersebut telah diproduksi secara
massal dalam bentuk pupuk hayati cair. Produk yang sudah memperoleh hak paten internasional itu
mengandung mikroba google yang sudah dibuat dalam keadaan mati suri dan bisa bertahan hingga dua
tahun. Mikroba google merupakan jenis mikroba yang berperan sebagai pelacak potensi mineral tanah
yang tersembunyi sebagai bioaktivator tanah sehingga mampu mengkondisikan kesuburan secara alami
serta menetralisir racun dalam tanaman dan membangkitkan gen yang tertidur dalam tanaman tersebut.
Disebut mikroba google karena fungsinya seperti mesin pencari di situs Google.
Ia mengatakan, reklamasi lahan yang tertimbun lumpur Lapindo tidak bisa dilakukan dengan tanaman.
"Masalah yang dihadapi adalah lumpur mengandung unsur-unsur logam yang bersifat racun terhadap

tanaman serta kecilnya partikel lumpur sehingga tanah tidak berpori," katanya. Selain lumpur Lapindo,
mikroba google juga bisa dimanfaatkan untuk mereklamasi lahan bekas tambang, limbah tambang
(tailing) dan mengurai sisa minyak (sludge).
Penggunaan mikroba ini di lahan normal mampu meningkatkan produksi padi hingga dua kali lipat dan
kedelai hingga tiga kali lipat.. Ali mengatakan, penemuan mikroba ini bermula dari keprihatinannya saat
masih bertugas di Kalimantan sebagai Kepala UPT Transmigrasi.
"Saat itu pemerintah mempunyai program sejuta lahan gambut, dan pada tahun 1996 sudah membuka
sekitar 41 juta hektare lahan gambut di dekat Barito Selatan," katanya.
Namun, lahan gambut tersebut ternyata tidak bisa ditanami karena tanah tetap masam meski telah diberi
kapur serta adanya kandungan logam terendapkan yang menjadi racun bagi tanaman dan mikroba.
"Setiap tanam selalu gagal, baik itu tanam padi, jagung, kedelai, sayur. Padahal agro input dari
pemerintah sudah luar biasa," katanya. Bahkan, saking masamnya tanah gambut itu, petani-petani di
wilayah itu sebagian besar sudah tidak mempunyai kuku kaki dan tangan. "Itu karena logam yang
berinteraksi di tanah masam memakan kalsium kuku," katanya. Meski demikian ia masih menemukan
beberapa jenis tanaman yang sanggup hidup di tanah yang masam tersebut sehingga Ali kemudian
mencoba menanam kedelai dan ternyata bisa hidup dengan akar lebat dan rhizobium.
"Tanaman itu bisa hidup karena adanya mikroba tertentu di dalamnya," katanya. Mikroba itu kemudian
dikembangkannya dan dikloning dengan beberapa jenis mikroba lain.
Temuan itu terus dia kaji hingga akhirnya dia menemukan mikroba google. Kelangkaan pupuk di
Indonesia dan harganya yang tinggi menimbulkan masalah bagi petani kita. Padahal, dengan kemajuan
teknologi, akan banyak penemuan baru yang nantinya membuat hidup manusia dan semua mahluk hidup
di bumi ini menjadi lebih baik dan lebih mudah. Salah satunya adalah penemuan dari Ir. Ali Zum Mashar,
MA.M.Si., peneliti di Depnakertrans, yaitu Pupuk Organik Unggul Mikroba Google dengan teknologi
Bioperforasi (yang diberi nama Bio P 2000 Z), dengan harga yang relatif murah. Untuk temuan ini, Ali
menjadi salah satu pemenang Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa 2009 di bidang pangan.
Menurut Ali, mahasiswa S3 program studi Ekonomi Sumber Daya Lingkungan Institut Pertanian Bogor
(IPB) ini, Teknologi Bioperforasi (menyuntikkan mikroba ke dalam tanah) berfungsi untuk menyuburkan
tanah dengan memanfaatkan mikroba yang ditambah energi matahari dan air. Fungsi lainnya juga
menyuburkan kembali tanah yang tidak subur/lahan kritis, seperti tanah bekas tambang, tanah berpasir,
lahan gambut, atau tanah yang sudah rusak/terjadi kekentalan tanah karena penggunaan pupuk kimia
yang sudah terlalu lama.
Ali mengatakan, pupuk mikroba google sudah pernah diujicobakan pada bekas tambang emas di
Kerengpangi, Kalimantan Tengah. Dengan menggunakan 3 liter pupuk mikroba google untuk tiap
hektarnya, lahan penambangan emas dapat subur kembali. Sedangkan untuk tanah berpasir,
membutuhkan waktu yang lebih singkat. Untuk menyuburkan tanah bekas tambang, ungkap Ali cukup
menggunakan pupuk organik ini sebanyak 8 liter per hektar selama 3 tahun, dijamin kondisi tanah
menjadi subur kembali. Mikroba google juga dapat mereklamasi lahan kritis akibat tumpukan lumpur
Lapindo Porong, Sidoarjo Jawa Timur. Dengan menggunakan mikroba google, saya jamin dalam tempo
satu tahun, lumpur Lapindo bisa ditanami kembali tegas Ali.
Ali menerangkan disebut mikroba google karena mikroba tersebut bekerja seperti google, mencari
secara otomatis apa yang perlu untuk menyusun bahan organik yang dibutuhkan di dalam tanah. Mikroba
google adalah mikroba yang mencari/melacak zat potensial dari kandungan mineral tanah yang
tersembunyi sebagai pemacu pembangun biosintesis mikroorganik dan bioaktivator tanah, sehingga
mampu mengkondisikan kesuburan tanah secara alami. Kemampuan lainnya adalah menetralisir racun
dalam tanaman serta membangkitkan gen yang tertidur dalam tanaman, sehingga memacu pertumbuhan
dan produksinya.
Ali menegaskan bahan pupuk mikroba google ini bahan hayati baik flora maupun fauna yang digunakan
sebagai bahan yang membantu menyuburkan tanah yang gersang atau sebagai nutrisi yang dibutuhkan
tanaman. Penggunaan pupuk cair mikroba google Bio P 2000 Z ini mampu meningkatkan hasil pertanian
dua sampai tiga kali lipat. Produksi kedelai meningkat tiga sampai empat kali lipat dari sebelumnya.

Begitu juga dengan hasil pertanian lainnya, seperti jagung, padi, durian, mangga, rambutan, kelapa sawit,
karet, dan kakao.
Pupuk organik ini, kata Ali, tidak mempunyai efek samping dan ramah lingkungan dan hemat. Selain
dapat digunakan oleh petani tradisional, pupuk ini juga dapat digunakan untuk tanaman hidroponik. Untuk
aplikasinya, Ali mengatakan telah kerja sama dengan kelompok tani di 30 Kabupaten di Indonesia (antara
lain Jawa, Sumatera, dan Kalimantan). Saat ini, telah dibangun Pusat Pelatihan dan Penerapan
Bioteknologi di Cianjur, sebagai ajang para petani untuk bertukar pikiran dan juga untuk yang
memerlukan pelatihan bertani.
Produk jadi pupuk ini berbentuk cair. Petani atau user tinggal menambahkan air sebanyak 200 kalinya
dan zat aktifnya sudah bisa dipakai. Kalau biasanya petani menggunakan kompos 1 hektar sebanyak 4-6
ton, dengan pupuk ini cukup menggunakan 500 kg.
Saat ini, ungkap Ali, mikroba ini telah berhasil merambah pasaran dalam negeri dan luar negeri. Petani
di Jawa Timur dan Jawa Tengah telah banyak yang menggunakan mikroba ini, katanya. Pupuknya telah
menghijaukan tanah Arab Saudi yang tandus dan juga menghasilkan panen berlipat di ChengDu, China.
Tak hanya itu, Malaysia dan Australia turut mengimpor mikroba Google. Saat ini, mikroba Google ini
dipasarkan oleh PT Alam Lestari sebagai fabrikator induk.
Ali mengharapkan dia bisa membantu petani yang kurang informasi dan teknologi agar lahan sebagai
aset dapat mempunyai hasil yang lebih tinggi, yang akhirnya dapat mensejahterakan petani Indonesia. Ali
juga menghimbau petani kita bisa percaya diri untuk memberdayakan teknologi ini, kemudian negara kita
akan mencapai swasembada pangan.
Tak membutuhkan lama bagi Ali untuk mematenkan mikroba Google miliknya. Saat ini, mikroba Google
telah mendapatkan empat lisensi paten dari WIPO, sebuah lembaga paten yang berdomisili di Swedia.
Teknologi turunan dari mikroba ini juga akan kami patenkan, tegasnya

Ubah Gurun Pasir dan Lahan Gambut menjadi Lahan Pertanian

100 % pakai pupuk NPK organik Ferre Soil dan BIO P 2000Z + POC PHOSMIT (cair) :
Jagung Hibrida mampu bertongkol produktif 2-4 tongkol/ tanaman, Kedelai tumbuh subur
produksi rata-ratanya 3 -4,5 ton/ha per panen ( 2 x rata-rata kedelai India, cina dan brasil );
Bawang merah jadi besar, bawang putih pun tumbuh subur.
kenapa pemerintah lebih suka menyuburkan impor daripada berpihak mengembang suburkan
karya bangsa sendiri ??? Yah! mereka para pejabat memang pandai panen tanpa harus
menanam, oknum pejabat yang bermental broker. ( Ali Zum Muhzar 13 mei 2012 )
Inilah penemuan terbaru NPK Organik majemuk "Ferre soil", lebih bertenaga dan dahsyat,
komposisinya kebanyakan bibit mikroba google yang diperbaharui, tapi kita cantumkan hanya

komposisi NPK dan Unsur organik dan mikronya. Produk trial dah dikirim ke pertambangan
Nikel di morowali untuk menyuburkan tanah yang rusak dan beracun, produksi berikutnya
sedang disiapkan untuk orderan di timur tengah: Qatar, Saudi arabia, Bahrain dan Dubai.
KEDATANGAN profesor dari Arab Saudi awal 2009 menjanjikan tantangan baru bagi Ali Zum
Mashar. Profesor Nabil Y Kurashi, salah satu ilmuwan penting di Arab, mewakili negaranya
datang menemui Ali di Indonesia. Mereka rupanya penasaran dengan Strain (varian) mikroba
temuan Ali yang bisa menyuburkan lahan marginal seperti pasir, gambut, bahkan bekas galian
tambang. Di kepala mereka, tebersit harapan menghijaukan gurun pasir.
Ali lantas membawa profesor Universitas King Faisal tersebut ke laboratoriumnya di Cianjur dan
Bogor. Utusan negara kaya minyak itu terkesan. Strain mikroba temuan doktor dari Institut
Pertanian Bogor itu bisa menyuburkan pasir, tahan perubahan iklim yang ekstrem, bahkan
bekerja sangat baik pada eks lahan tambang.
Penerapannya juga mudah. Bagaimanapun, di negara-negara berpadang pasir, bertani di gurun
ialah obsesi. Apalagi Arab Saudi punya gengsi setidaknya mengimbangi teknologi pertanian
Israel yang maju. Ali pun dipinang.
Tawaran itu mengobarkan jiwa peneliti Ali. Dalam benaknya, gurun hijau akan menjadi
penyeimbang emisi yang diakibatkan bahan bakar-Arab Saudi ialah negara kaya minyak.
Mantan pembina transmigrasi di Kalimantan Tengah itu menyanggupi. Jadilah proyek bermodal
dana hibah itu berjalan dengan salah satu rencana ialah mendirikan pendidikan agrikultural.
Sebagai awalan, ada lahan seluas 300 hektare di Dubai dan 30 hektare di Jeddah yang siap
digarap.
Untuk proyek itu, Ali menyiapkan satu tim ahli pertanian. Ali juga mengajak serta ahli kultur
jaringan. Mikroba unggulan pun disiapkan untuk berkerja menjadikan gurun berpasir sebagai
tanah pertanian. Sebetulnya, pinangan Arab Saudi bukan satu-satunya tawaran dari luar negeri.
Ali semata tertarik karena tantangan menyuburkan gurun. Plus, mengirimkan ahli pertanian dan
formula penting untuk menyulap gurun pasir sebagai lahan pertanian ialah langkah penting
Indonesia menjadi lebih terhormat. Bagi pemerintah, pengiriman TKI (tenaga kerja Indonesia)
ke Arab ialah sumber devisa. Bagi TKI, itu sumber penderitaan. Tapi tetap dilakukan juga toh?
Saya kira mengirimkan tenaga ahli ke sana kan jauh lebih terhormat, ujar Ali,
Sore itu Ali tengah bertemu kolega bisnisnya. Maklum, menjadi peneliti di Indonesia harus
tangkas menggerakkan roda kesejahteraan sendiri. Salah satu produknya ialah pupuk hayati
BioP2000Z-pupuk berbahan baku ragam mikroba. Bagi petani, pupuk organik itu benar-benar
menjadi solusi. Panen kedelai, misalnya, berlipat ganda setelah menggunakan pupuk buatan
Ali. Lahan 1 hektare yang biasanya hanya menghasilkan 1-1,5 ton menjadi 4 ton. Padahal
kedelai itu ditanam di lahan gambut yang hanya memiliki sedikit unsur hara.
Pupuk buatan Ali terbukti andal untuk ragam palawija dan sudah dipatenkan internasional-mulamula di Swiss lalu menyusul 121 negara. Lantaran itu pula, Ali dianugerahi penghargaan Hak
Kekayaan Intelektual Luar Biasa tahun 2009. Ali juga didapuk menjadi Staf Ahli Menteri
Transmigrasi dan Tenaga Kerja. Mudah-mudahan implementasi teknologi pe-nyuburan lahan
di negara ini tidak kalah cepat dengan Arab Saudi, kata Ali.
Sekilas, ada nada miris pada pernyataannya. Kerap kali, teknologi yang tersedia tidak cepat
diimplementasikan meski rakyat nyata-nyata membutuhkan. Ali menyebutkan, ekspor
pengetahuan-nya ke Arab Saudi ialah bagian dari mengamalkan ilmu. Ini kemerdekaan saya
sebagai ilmuwan, ujar Ali.
Berburu mikroba

Lebih dari separuh hidupnya, Ali bergumul dengan mikroba. Sejak kuliah pertanian di
Universitas Soedirman Purwakarta, Jawa Tengah, Ali sudah menemukan banyak varian
mikroba. Mental penelitinya diuji sejak menyiapkan skripsi. Saat itu Ali berupaya menghidupkan
mikroba di media air jambu mete yang keras. Penelitiannya tergolong tidak umum di antara
rekan-rekannya satu jurusan yang banyak meneliti tempe dan nata de coco. Laboratorium yang
dipakai bersama-sama membuat sampel Ali kerap terkontaminasi. Saat dibekukan di mesin
pendingin tukang es malah terkontaminasi garam. Air jambu mete jadi asin. Akhirnya pakai
oven. Saya panas-kan sampai 200 derajat. Saya pakai sarung tangan dan melakukan
pemindahan kultur di oven. Ya panas, tapi bisa, katanya, terkekeh.
Kelak, pengetahuan sterilisasi ini menuntun kesuksesan Ali mengondisikan lahan gambut di
Kalimantan Tengah. Namun saat itu, siasat Ali tidak diamini dosen pembimbing karena
melenceng dari prosedur. Penelitian itu dituntaskan Ali dalam tiga tahun. Ya itulah dosa saya,
kata Ali lalu tertawa.
Sukses di lahan gambut
Pada 1996, Ali ke Palangkaraya. Saya melihat sendiri, di sana tidak ada satu pun petani yang
mengusahakan lahannya untuk bertani. Jadi mereka tefgantung pangan dari Jawa, katanya.
Lahan di Palangkaraya tergolong ganas bagi pertanian konvensional. Lapisan atasnya ditutupi
gambut, sedangkan di lapisan bawah terdapat pasir kuarsa. Ada yang kemudian membakar
gambut untuk bertani. Kalau terus-terusan, Palangkaraya bisa jadi gurun pasir.
Saat itu, Ali membawa strain mikroba temuannya saat kuliah. Dia mencobakan mikroba itu ke
dalam pot berisi tanah gambut untuk menanam tomat. Berhasil. Meski belum yakin betul, Ali
mulai punya bayangan bahwa gambut tidak seburuk sangkaan orang.
Lulus tahun 1997, sarjana baru itu bergabung dengan program transmigrasi andalan Soeharto
Proyek Pengembangan Lahan Gambut Sejuta Hektare. Pada 1998, Ali ditempatkan di daerah
Kapuas. Faktor kesulitannya tinggi. Di atas gambut, di bawah racun. Banyak kandungan pirit
(FeS2), aluminium, besi dan mangan (Mn).
Lantaran itu lahan Kapuas seolah membal. Jika dipaksakan, tanaman tahunan keburu mari
sebelum dipanen. Tanaman musiman seperti palawija juga tidak akan bertahan karena unsur
haranya sangat minim. Saat itu, solusi instan datang dari pemerintah. Berton-ton kapur
dikapalkan ke Kalimantan untuk menetralisasi keasaman gambut. Satu ten kapur ditebar di atas
1 hektare lahan. Saat Sungai Kapuas meluap, tanah itu kembali asam karena kapurnya tercuci.
Sistem drainase juga bukan solusi karena pirit justru masuk ke perairan dan membunuh ikanikan di Kapuas. Ali makin yakin, substansi masalah terletak pada gambut itu sendiri, yaitu
bagaimana mengondisikan kesuburannya.
Pertanyaan itu menggayuti Ali berhari-hari. Ia belum yakin, temuannya yang sukses di
Palangkaraya-membenamkan mikroba pada pasirbisa berhasil di Kapuas. Saat berjalan-jalan
mengunjungi temannya yang bertugas di kawasan dekat Barito Selatan, Ali menemui anomali.
Di sana, gambutnya lebih dalam. Tapi ada tanaman sejenis kacang-kacangan, juga ada yang
berdaun lebar. Tumbuhan itu bukan vegetasi asli gambut, tapi bisa hidup normal.
Cepat Ali mengambil sampel dan membawanya ke tempat ia bekerja. Ia melakukan isolasi di
laboratorium sederhana. Pengalaman saat skripsi menyelamatkan Ali. Kuncinya api. Kita
bekerja pada tabung reaksi diatas api. Yang penting steril, ujarnya, tersenyum.
Strain mikroba yang ia biakkan itu kemudian dicobakan ke petani binaannya. Beberapa kali,

kedelai, jagung, dan cabai terbukti berhasil ditanam di lahan gambut yang sudah diberi mikroba.
Saat ber-tanam padi, Ali seperti berjudi. Dalam sejarah, belum ada yang mampu menanam padi
di lahan gambut. Toh Ali berhasil, panen padi menjadi 6 ton per hektare.
Keberhasilan itu tersiar cepat. Ahli tanah dari IPB, Profesor Goes-wono Soepardi, termasuk
yang angkat topi. Ali mematahkan pendapat buruknya Kalimantan untuk pertanian karena tanah
tidak subur -mengandung pasir kuarsa, sulfat masam, pirit, dan gambut.
Tapi orang salah. Iklim di sana luar biasa untuk pertanian. Kalau tanah bisa dikondisikan, kita
bisa jadikan Kalimantan sebagai sentra tebu dan singkong. Juga kedelai. Pangan kita bisa
mandiri segera. Negara ini akan merdeka lepas dari tekanan-tekanan negara lain, tegasnya,

Ekspor Pupuk Mikroba ke Arab Saudi

Inilah penemuan terbaru NPK Organik majemuk "Ferre soil", lebih bertenaga dan dahsyat,
komposisinya kebanyakan bibit mikroba google yang diperbaharui, tapi kita cantumkan hanya
komposisi NPK dan Unsur organik dan mikronya. Produk trial dah dikirim ke pertambangan
Nikel di morowali untuk menyuburkan tanah yang rusak dan beracun, produksi berikutnya
sedang disiapkan untuk orderan di timur tengah: Qatar, Saudi arabia, Bahrain dan Dubai.
Masyarakat di pulau jawa memiliki kebiasaan bertani atau berkebun diluar pekerjaaan seharihari. Karena di pulau Jawa banyak terdapat gunung berapi yang membuat tanah Jawa begitu
subur sehingga ibarat tinggal menancapkan tongkat saja besoknya sudah tumbuh pohon baru.
Lain halnya di Kalimantan yang memiliki banyak gunung batubara. Akibatnya tanah di
Kalimantan tidak terlalu subur. Seringkali tanaman menjadi kering sendiri karena sang akar
tersengat panas yang tersimpan dalam tanah, Karena itulah untuk menyalurkan hobi berkebun,
warga kalimantan lebih suka menanam dalam pot atau polibag.
Di pelosok Kalimantan,banyak ditemui tanah berawa becek yang kita sebut sebagai tanah
gambut. Di beberapa daerah ada lahan gambut yang di lapisan bawahnya terdapat pasir
kuarsa. Di daerah yang lain ada lahan gambut yang di bawahnya terdapat kandungan racun
dan logam tinggi seperti pirit, aluminium, besi dan mangan. Karena itulah saya angkat topi
terhadap keuletan para transmigran dari Jawa yang dengan tekun dan sabar mau menjadi
petani di Kalimantan sini, padahal tanaman musiman tidak akan bertahan karena unsur haranya
yang sangat kurang.
Di penghujung masa pemerintahan Soeharto terdapat Proyek Pengembangan Lahan Gambut
Sejuta Hektar. Saat itu ada solusi instan dari pemerintah. 1 ton kapur di tebar di atas setiap 1
hektar lahan gambut. Tapi kalau Sungai Kapuas meluap, tanah kembali menjadi asam karena

kapurnya sudah tercuci kembali. Solusi lain untuk membangun sistem drainase, ternyata
membuat Pirit masuk ke sungai dan membunuh ikan-ikan di sungai.
Pada tahun 1996, Ali pergi ke Palangkaraya sambil membawa strain mikroba temuannya saat
kuliah. Dia mencobakan mikroba tersebut ke dalam pot tanah gambut bercampur pasir kuarsa
dengan tanaman tomat. Dan cara ini berhasil.
Pada proyek gambut sejuta hektar, Ali menemukan bahwa di salah satu lahan gambut di Barito
ada tanaman kacang-kacangan dan tanaman berdaun lebar yang tumbuh subur, padahal itu
bukan tanaman asli lahan gambut. Langsung saja di ambil tanah di sekitar lokasi itu. Di
laboratorium, strain mikroba yang berada di sampel tanah tersebut dibiakkan lalu dicobakan ke
petani binaannya. Teorinya berhasil dengan berhasilnya pertanian kedelai, jagung, cabai dan
padi di lahan gambut Kalimantan. Bahkan panen padi bisa sampai 6 ton per hektarnya.
Karuan saja, Ali mengambil langkah lanjutan untuk membuat pabrik sendiri yang salah satu
produknya adalah pupuk hayati Bio P2000Z, pupuk berbahan baku ragam mikroba. Pupuk
tersebut diklaim sudah menjadi solusi bagi para petani lahan gambut. Pupuk tersebut bahkan
sudah dipatenkan secara internasional di Swiss dan 121 negara lainnya. Tahun 2009, Ali
mendapatkan penghargaan Hak Kekayaan Intelektual Luar Biasa. Ali juga diminta menjadi staf
ahli Menteri Transmigrasi dan Tenaga Kerja.
Awal tahun 2009, datanglah Prof. Nabil Y. Kurashi sebagai utusan Arab Saudi untuk meminta
Ali membantu Arab Saudi menghijaukan gurun pasir di sana bersama mikrobanya. Sebagai
awal, Ali diberikan lahan 300 ha di Dubai dan 30 ha di Jeddah untuk proyek ini. Untuk itu Ali
menyiapkan 1 tim ahli pertanian dan kultur jaringan. Mikroba unggulan disiapkan untuk bekerja
menjadikan gurun pasir menjadi tanah pertanian. Ali berkata bahwa bagi pemerintah,
pengiriman TKI ke Arab Saudi adalah sumber devisa, padahal bagi TKI itu sumber penderitaan.
Tapi toh tetap dilakukan pemerintah juga. Sekarang Pak Ali memilih untuk mengirim tenaga ahli
plus mikroba untuk ke Arab Saudi, itu jauh lebih terhormat ketimbang yang dilakukan
pemerintah.

KEDELAI UNTUK MAKANAN, PAKAN TERNAK DAN MINYAK BAKAR


(SOYBEAN FOR FOOD, FEED AND FUEL) Oleh: Dr. Ir. Listyanto, MSc)

A. Pendahuluan:
Kedelai sebagai makanan manusia (food) dapat diketahui dari perannya merupakan salah
satu bahan komoditas penting dalam sembilan kebutuhan pokok rakyat Indonesia. Ia cukup
populer sebagai bahan baku pembuatan tempe, tahu, kecap, juga dijadikan susu. Kendati tingkat
konsumsi kedelai di Indonesia masih rendah, yakni 8 sampai 9 kg per kapita/tahun, namun
Indonesia adalah importir kedelai terbesar di Asia. Pada tahun 2004 Indonesia masih mengimpor
sebanyak 1,1 juta ton dan pada 2006 impornya mencapai 1,2 juta ton dengan nilai mencapai Rp 3
triliun/tahun.
Selain sebagai makanan langsung berupa biji dan hasil olahan, secara besar-besaran kedelai
dapat dijadikan minyak goreng. Data Oil Word 2004-2005, menunjukkan bahwa dari 136,94 juta
metrik ton konsumsi minyak makan (edible oil) dunia, kedelai menyumbang 32,68 juta metrik
ton (23,9%) dan Minyak Goreng Sawit (MGS) menyumbang 33,14 juta metrik ton (24%).
Selebihnya dari minyak matahari, kanola, zaitun dan jagung (Khomsan A., 2006). Sebelumnya
minyak kedelailah yang paling tinggi pangsanya.
Kedelai juga sebagai pakan ternak (feed) yang termasuk bahan kebutuhan utama. Baik
untuk sapi, ayam, ikan dan lain-lainnya. Pakan ternak dari kedelai ini pada umumnya dihasilkan
dari ampas kedelai (bungkil) yang telah diambil minyaknnya. Kebutuhan bungkil kedelai sebagai
pakan ternak saat ini menduduki posisi kedua setelah jagung.
Beberapa tahun belakangan ini, dengan terjadinya krisis minyak tanah (fuel) maka telah
dilakukan research menggunakan kedelai sebagai bahan minyak bakar (fuel). Namun sampai saat
ini penggunaan kedelai untuk minyak bakar tersebut masih dipengaruhi oleh adanya kebutuhan
akan kedelai untuk food dan feed yang masih belum tercukupi. Disamping itu, harga proses
pengolahan masih lebih tinggi dibandingkan dengan harga minyak bumi. Namun dengan
semakin menipisnya cadangan minyak bumi tersebut maka merupakan peluang paling tinggi
penggantinya adalah dari kedelai. Walaupun ada sumber bahan fuel dari tanaman lain, namun
kebanyakan tanaman tersebut menghisap unsur hara tinggi. Sehingga tahun ke 3 dan seterusnya
menjadi penurunan produktivitas. Hal ini lain dengan tanaman kedelai justru membuat tanah
menjadi subur, sehingga kontinuitas produksi terjaga.
B. Permasalahan selama ini.
1. Pada tahun 1980-an, kedelai merupakan tanaman kedua terpenting sesudah beras. Posisi
itu lambat laun menurun dan digantikan oleh jagung. Jika produksi kedelai nasional pada
tahun 2000 berjumlah 1.017.600 ton maka pada tahun 2004 hanya 721.300 ton (menurun
29,1%) pada tahun 2006 meningkat 780.808 ton, sedangkan jagung produksinya pada
tahun 2000 berjumlah 676.900 ton meningkat 15,4% menjadi 11.162.800 ton pada tahun
2004.
Luas tanam kedelai di Indonesia pada tahun 2000 mencapai 824.500 Ha, pada 2004
tinggal 563.000 ha (turun 31,7%). Padahal sepuluh tahun sebelumnya (1992) luas tanam
kedelai 1,67 juta ha, berarti telah terjadi penurunan lebih separuhnya.
2. Tanaman kedelai sebelum ditemukan varietas baru rawan terhadap hama penyakit seperti
ulat tanah pada musim hujan (kedelai tidak dianjurkan tanam pada Musim Hujan), lalat
bibit, ulat pemakan daun, penggerek polong, penggrek batang, dll. Belum lagi
pengolahan tanah yang maksimal (harus dibajak dan digaru) dan pembuatan pembubunan

tanah yang memerlukan tambahan biaya tenaga kerja. Sehingga biaya total kedelai jauh
lebih tinggi daripada jagung.
3. Hasil di Indonesia hanya 1,3 ton, hanya memberikan keuntungan Rp 2,25 juta/ha,
sedangkan dibandingkan di daerah subtropis kedelai mampu berproduksi lebih tinggi,
berkisar 2- 4 ton ose kering/ha. Argentina misalnya mampu menghasilkan kedelai 2,78
ton/ha, Amerika Serikat wilayah selatan sebesar 2,87 ton/ha, Brasil 2,67 ton/ha, dan RRC
sebesar 3,15 ton/ha. Pada tahun 2006 produsen utama kedelai dunia adalah Amerika 86,8
juta ton, Brasil 56,0 juta ton, RRC 16,2 juta ton dan Argentina 42,5 juta ton (Sinar Tani,
2006)
C. Terobosan Baru.
a. Penemuan di Bidang Genetika.
Telah ditemukan Varitas Unggul Baru (VUB) berdaya hasil tinggi yang dapat berproduksi riel
minimal 2 ton/Ha. Varitas saat ini seperti Orba dan Willis, ditemukan VUB seperti Tanggamus
dan Sibayak (potensi 1,0 2,5 ton/ha), Rajabasa (3,9 ton/ha), Argopuro (3,1 ton/ha), varitas
Kawi (1,5 2,8 ton/ha), yang dilepas hanya karena ia berumur lebih pendek 20 30 hari dari
varitas lainnya. Selain meningkatkan produktivitas, variaetas baru ini tahan terhadap hama dan
penyakit.
b. Penemuan di Bidang Fenotip.
(1) Ditemukan pupuk hayati khusus untuk kedelai yaitu yang Bio P 2000 Z mampu
meningkatkan produksi hingga 200 % dibandingkan produksi kedelai tanpa menggunakan
pupuk ini, pada varietas yang sama.
(2) Pupuk ini dibuat dari sekumpulan bakteri yang dapat bekerja sama dengan tanaman dalam
penyerapan unsur hara, yang bersifat mampu bersimbiosis mutualis (kerjasama) dengan
tanaman. Bakteri tersebut hidup bekerja sama dengan tanaman hidup, sehingga mampu
menyerap unsur hara dari alam dan menyediakan ke tanaman.
(3) Pemupukan dan perannya:
Pada Daun dan Batang, pupuk dapat bersimbiosis dengan tanaman dan mampu menyerap unsur
Nitrogen, Oksigen dan Carbon dan uap air dari udara. Unsur tersebut sebagai dasar penyusunan
makanan.
(a) Merangsang enzym auxin, meningkatkan pertumbuhan vegetatif.
(b) Merangsang florigen, meningkatkan dan memper-banyak bunga dan buah.
Di tanah, bersimbiose dengan akar; beberapa bakteri yang ada mempunyai sifat sebagai berikut:
(a) Mengikat Nitrogen bebas menjadi nitrogen siap diserap tanaman,
(b) Mampu menguraikan zat-zat Phospat, Kalium, Calsium/ potasium sulfur dan Magnesium
yang ada dalam tanah/ batuan menjadi bentuk siap diserap tanaman, sehingga kebutuhan unsur
terpenuhi.
(c) Mengolah pupuk an organik yang diberikan menjadi pupuk organik
(d) Mampu mengikat kelebihan senyawan racun di alam seperti Al+, Fe2+, Mn2+,H2S,
sehingga mampu menjadikan pH tanah yang mengarah ke netral. Dengan demikian untuk tanam
masam tidak perlu dilakukan pengapuran.
(e) Mengeluarkan O2, menambah porositas shg menggemburkan tanah. Dampak pada tanah:
Tanah menjadi berstruktur lebih baik, sifat kimia terkontrol, mikrobia terjaga.

(4). Pengaruh pada tanaman:


1) Terpacu pertumbuhan dan produksi karena kesediaan unsur hara.
2) Unsur hara yang terserap tanaman dalam bentuk organik, sehingga produksi tanaman aman
bagi manusia.
Hasil produktivitas yang telah dilakukan menggunakan Pupuk Bio Hayati P 2000 Z yaitu:
Tabel : Hasil Produktivitas Pada Beberapa Lokasi dan Beberapa Varietas.
UNGGUL LINTAS LOKASI
BBI Malang = 3,55 ton/ha
Kerawang
= 3,6 ton/ha
Majalengka = 3,1 ton/ha
LAMPUNG = 2,54,2 t/h
JAMBI
= 3,38 ton/ha
KAPUAS
= 3,6 ton/ha
Maros Sulsel = 2,8 ton/ha
NTB (Lombok) = 2,8 t/ha
SUMSEL
= 2,8 ton/ha
SUMUT
= 4,16 ton/ha

UNGGUL LINTAS VARIETAS


(berdasar Pengujian-pengujian a.l. di Malang)
Wilis
= 3,22 ton/ha
Slamet
= 3,32 ton/ha
Mahameru = 3,55 ton/ha
Anjasmoro = 3,41 ton/ha
Baluran
= 3,46 ton/ha
Panderman = 3,3 ton/ha
Jumbo NS
= 3,16 ton/ha
Edamame
=8,5 ton/ha (bsh)
Wilis Kontrol = 1,86 ton/ha

Rata- rata produksi di Indonesia saat ini sekitar 1,65 ton / ha. Dengan penggunaan pupuk Bio
Hayati P2000Z pada lintas daerah maupun lintas varietas menunjukkan peningkatan
produktivitas sekitar 200 % sampai 300 %
D. Potensi dan Peluang.
a. Potensi dan peluang pengembangan budidaya pertanian
(1) Ketersediaan lahan di luar jawa masih sangat luas, pada umumnya bermasalah dengan
keasaman tanah. Penggunaan pupuk hayati Bio P 2000 Z mampu membuat kedelai dapat
tumbuh dengan subur dan masalah keasaman teratasi.
(2) Dengan adanya penemukan genotif (varietas) dan fenotif (pupuk Bio P 2000 Z) maka sangat
dimungkinkan produktivitas meningkat, dengan demikian dilihat dari segi ekonomi sangat
menguntungkan.
(3) Dengan potensi pengembangan tersebut maka kedelai dapat digunakan sebagai penyediakan
bahan baku untuk makanan (food), pakan ternak (feed) dan minyak bakar (fuel) yang tidak
pernah habis.
b. Pengembangan Hasil Olahan Kedelai.
(1) Kedelai merupakan bahan baku makanan manusia (food), untuk minyak goreng sekitar 23,9
% dari kebutuhan dunia , sama jumlahnya dengan minyak dari kelapa sawit. Sebagai bahan baku
makanan (tahu, tempe, kecap, dll). Sampai saat ini belum dipenuhi dari dalam negeri. Sehingga
potensi produksi dari hasil budidaya tersebut menjadi peluang untuk menyuplay bahan makanan
dan bahan minyak kedelai.
(2) Kedelai sebagai bahan pakan ternak (feed) yang menduduki peringkat ke 2 setelah jagung.
Perbedaannya untuk jagung merupakan hasil produk utama, sedangkan kedelai merupakan

produk sampingan (misal: bungkil kedelai). Dengan demikian produk tanaman ini selalu
dibutuhkan dalam skala besar.
(3) Pada beberapa tahun ini sudah ada research tentang penggunaan kedelai sebagai bahan
energi dari tanaman (bio energi/ bio diesel). Telah dihasilkan bahan tersebut, hanya
permasalahan bahwa kedelai masih dibutuhkan umat manusia sebagai makanan dan makanan
ternak. Namun untuk masa yang akan datang tanaman ini merupakan bahan unggulan utama
untuk pengganti bio fuel dibandingkan tanaman lainnya.

Kedelai Raksasa Hasil Aplikasi Pupuk Biop2000Z.

Baru-baru ini tersiar berita yang sangat memperihatikan. Tahu dan Tempe menghilang dari
pasaran akibat naiknya harga kedelai impor. Sungguh sangat memperihatinkan, tahu tempe
yang merupakan makanan khas bangsa Indonesia bisa hilang akibat tidak mampunya petani
kedelai lokal untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Secara alami ada pabrik pupuk yang
membuat subur tanaman dan tanah tempat tanaman bertumbuh yaitu mikroba. Jasad renik ini
banyak jenisnya, di antaranya ada yang menghasilkan unsur natrium, fospat, kalium, dan zat
kimia lain yang terdapat dalam pupuk kimia buatan.
Untuk menciptakan tanaman produktif para ahli tidak harus melakukan rekayasa genetika
langsung pada tanaman itu. cukup dengan pupuk yang diformulasikan secara khusus, tanaman
kedelai bisa dipaksa menghasilkan kacang kedelai berlipat ganda.
Tanaman kedelai yang biasanya memiliki tinggi tak lebih dari 70 cm, dengan jumlah polong
antara 40 80, ternyata bisa ditingkatkan menjadi tanaman jangkung setinggi 4,5 m dengan
jumlah polong 2.300 2.800 polong.
Untuk membuat tanaman kedelai menjadi raksasa, Ali melakukan rekayasa pada pupuknya.
Tanamannya tidak diotak-atik sama sekali. Lingkungan penanamannya pun tidak diberi
perlakuan khusus, meskipun sebenarnya kedelai merupakan tanaman subtropis. Yang dia
sentuh cuma tanah tempat kedelai itu tumbuh dengan memberi pupuk yang diformulasikan
secara spesial.

Logikanya, jika tanahnya subur, tentu akan dihasilkan tanaman yang bagus. Hanya saja, Ali
tidak lantas latah menggunakan pupuk kimia yang banyak tersedia di pasaran. Ia menggunakan
pupuk hayati yang ia rekayasa secara khusus.
Mikroba memproduksi zat hara dan nutrisi melalui proses bio-perforasi. Selain memberikan zat
hara pada tanah, mereka juga bahu-mambahu menciptakan keseimbangan mikro-ekologi ke
dalam jaringan secara cepat. Sayangnya, tak semua tanah disusupi mikroba. Di sinilah pupuk
hayati Bio P 2000 Z mengambil alih peran mikroba.
Dari hasil berburu mikroba itu, terkumpul 18 jenis mikroba, di antaranya cyano-bacter,
azospirella, dan pseudonomy bacter. Dengan formula tertentu, para jasad renik itu dicampur
menjadi pupuk hayati baru yang oleh Ali diberi nama Bio P2000 Z (Bio = bahan hidup, P =
perforation technology, 2000 = tahun pembuatan, Z = Zum, nama tengah Ali).
Meski cuma 18 mikroba yang terkumpul, ternyata tidak mudah memadukannya. Ada yang
saling membunuh (kanibal), ada ratusan kali percobaan untuk membuat mereka bisa berpadu.
Pupuk ini aman bagi manusia dan lingkungan, karena Secara alami mikroba ini akan tumbuh
dan berkembang terus. Namun secara alami pula ia akan mati dengan sendirinya jika sudah
jenuh dan tugas dan kewajibannya selesai.
Diharapkan, pupuk Bio P2000Z ini bisa menjadi alternatif, menyusul mahalnya harga pupuk
kimia dipasaran dan kelangkaan kedelai. Nilai lebih pupuk hayati ini, ia mampu mengembalikan
kesuburan tanah yang rusak akibat bertahun-tahun dijejali pupuk kimia buatan pabrik. Endapan
pupuk di dalam tanah bisa diurai oleh mikroba dalam pupuk Bio. Petani tak perlu lagi membeli
pupuk kimia.
Soal harga pun, bisa diadu. Harga seliter pupuk Bio P2000Z dipasaran hanya Rp 150.000180.000,-. Padahal, isinya setara dengan 200 kg urea (seharga Rp 600.000,-), 50 kg fosfat (Rp
150.000,-), dan setara 40 kg pupuk KCL (Rp 90.000,-). Jika merasa kemahalan, pupuk ini bisa
diencerkan lagi dengan cara fermentasi selama 48 jam (dengan menambah 1 kg gula/air
kelapa, 1 kg urea (bisa digantikan dengan air kencing), dan 20 liter air). hasil fermentasi
tersebut bisa diencerkan menjadi 200 liter pupuk cair. Jadi, harganya memurah menjadi sekitar
Rp.700-1000/liter.
Pupuk Biop2000Z telah diujicoba pada berbagai macam tanaman produksi dan lahan pertanian
dalam kurun waktu lebih dari 10 tahun, termasuk pada lahan gambut. Sebagai contoh bukti
hasil pemakaian pupuk Bio P200Z, jumlah panen kedelai, yang semula 1,2 ton per ha menjadi
4,5 ton per ha dalam enam kali pemupukan dengan jeda 1 2 minggu.
Untuk mendapatkan kedelai tingkat raksasa seperti pada gambar, tanaman perlu dipupuk dua
kali seminggu. Tiap ada tunas baru, semprotlah daun, batang, dan tanahnya dengan pupuk ini.
Pupuk Bio P200Z tercipta dari rasa prihatin melihat kondisi ekonomi petani. Akibat revolusi
hijau, produksi pertanian digenjot menggunakan pupuk kimia. Pada awal panen hasilnya
memang memuaskan, tetapi untuk selanjutnya petani malah merugi. Setiap musim tanam,
petani harus punya modal untuk membeli bibit, pupuk, dan pestisida.
Ketika panen, belum tentu petani bisa langsung tersenyum bahagia meraup untung dan
menutup utang modalnya. Soalnya, harga jual hasil panen masih bisa digoyang untuk
menguntungkan pihak tertentu. Petani akan lebih merana lagi jika tanamannya ludes diserang
hama.
Jika kondisi seperti itu berlangsung terus-menerus, petani bisa makin jatuh melarat dan
kemudian menggantung paculnya, ini sangat berbahaya, Indonesia bisa krisis pangan seperti
langkanya kedelai dipasaran.
Salah satu kunci penyebab kemelaratan petani adalah karena ketergantungan petani dengan

pupuk buatan. Takaran penggunaan pupuk buatan ini untuk satu satuan luas perlu terus
meningkat. Dari segi biaya, ini tentu menambah ongkos produksi yang memberatkan petani.
Pemakaian urea yang berlangsung terus-menerus dan bertahun-tahun juga membuat tanah
menjadi seperti plastik. Akibatnya, tanah tidak bisa bernapas dan air pun tidak bisa meresap. Ini
baru dampak dari urea. Belum lagi akibat pupuk lain seperti TSP dan fosfat yang membuat
tanah menjadi asam.
Kalau sudah begitu, akar tanaman sulit berkembang dan hidup. Padahal sesungguhnya
tanaman bisa subur secara alami tanpa diberi pupuk kimia buatan.
BUDIDAYA TANAMAN PADI LADANG (Oriza sativa L) Oleh : Dr. Ir. Listyanto, MSc

A. Manfaat.
Padi (Oriza sativa L) Sudah tidak asing lagi bahwa padi merupakan bahan makanan utama bagi
bangsa Indonesia. Padi ladang merupakan budidaya padi yang dilakukan oleh pada petani di
ladang selain palawija. Keuntungan penanaman padi adalah dalam perawatan relatif lebih
muda dibandingkan tanaman palawija dan hortikultura. Sedangkan hasilnya dipastikan ada
kecuali ada serangan hama yang hebat.
B. Tempat Tumbuh Tanaman Padi
Padi ladang dapat tumbuh dengan kondisi air yang menggenang maupun ladang yang relatif
sedikit airnya/tidak selalu menggenang.
1. Padi sawah ditanam di daerah yang airnya secara kontinyu relatif ada di lahan bersangkutan,
sedangkan padi gogo/ladang ditanam pada lahan yang kurang airnya.
2. Ditanam di lahan yang berhumus, struktur remah dan cukup mengandung air dan udara.
3. Memerlukan ketebalan tanah 25 cm, tanah yang cocok bervariasi mulai dari yang berliat,
berdebu halus, berlempung halus sampai tanah kasar dan air yang tersedia diperlukan
cukup banyak. Sebaiknya tanah tidak berbatu, jika ada harus < 50%.
3. Keasaman tanah bervariasi dari 4,0 sampai 8,0.

C. Teknologi Budidaya Tanaman Padi ladang


1. Penyiapan lahan.
Waktu yang tepat adalah di akhir musim kemarau atau menjelang musim hujan.
Cara pengolahan tanah adalah sebagai berikut:
a) Lahan dibersihkan dari tanaman penggangu dan rumput sambil memperbaiki pematang dan
saluran drainase.
b) Tanah dibajak dua kali pada kedalaman 25-30 cm, tanah dibalik.
c) Pemupukan organik diberikan pada waktu pembajakan yang kedua sebanyak 20 ton/ha.
d) Untuk menghaluskan tanah, tanah digaru lalu diratakan.
e) Tanah dibiarkan sampai hujan turun.
2. Penyiapan benih.
Syarat benih yang baik:
a) Tidak mengandung gabah hampa, potongan jerami, kerikil, tanah dan hama gudang.
b) Warna gabah sesuai aslinya dan cerah.
c) Bentuk gabah tidak berubah dan sesuai aslinya.
d) Daya perkecambahan 80%.
3. Pembibitan.
Untuk padi sawah perlu dilakukan pembibitan dengan menyebarkan benih pada lahan
pembibitan. Setelah berumur antara 20 hari maka bibit dicabut dan ditanam pada lahan untuk
penanaman Sedangkan pada padi ladang tidak perlu dilakukan pembibitan.
4. Penanaman
Pada padi sawah dilakukan penamanan dengan jarak tanam antara 20 x 20 cm sampai ada
yang 30 x 30 cm. Sistem penanaman ini bermacam-macam tergantung dari teknologi yang
akan diterapkan.
Penanaman padi ladang dengan cara ditanam pakai ditugal dengan alat dari kayu. Jarak tanam
antara 20 cm X 20 cm, dan setiap lubang diberi benih antara 2 s/d 3 biji. Setelah diberi benih
ditutup dengan abu atau pasir atau ditanah tetapi tidak terlalu penuh.
5. Pengendalian gulma.
Padi memerlukan pengendalian gulma. Pada padi sawah dengan cara manual maupun dengan

cara mekanik. Untuk padi ladang mememerlukan pengendaklian gulma atau disebut dengan
dangir. Pendangiran mempunyai tujuan mengendalikan gulma, menggemburkan tanah dan
membumbum tanaman. Pengendalian gulma dilakukan pada umur antara 15 s/d 25 hari dan
pendangiran kedua antara umur 35 s/d 45 hari setelah tanam.
6. Pengendalian Hama dan Penyakit.
Hama;Wereng, walang sangit, kepik hijau, penggerek batang, sundep, beluk, tikus, burung.
Pengendalian: menggunakan varietes yang tahan terhadap hama tersebut, penenaman
serentak, dan pada tikus dan burung dengan mengendalikan secara fisik, seperti gropyokan/
pengusir burung, dll. Pada kondisi hama yang diperkirakan dapat merugikan di atas ambang
ekonomi, makadilakukan penyemprotan insektisida kimia. Jenis insektisida disesuaikan dengan
jenis serangan, namun jangan dilakukan satu produk terus menerus. Gunakanlah insetisida
berselang-seling untuk mengurangi resisten terhadap hama.
Penyakit:
Penyakit pada tanaman padi diantaranya adalah becak daun coklat oleh jamur Helmintosporium
oryzae, Blast Pyricularia oryzae, Penyakit garis coklat daun (Narrow brown apot), busuk
pelepah daun Rhizoctonia sp penyakit fusarium, penyakit kresek, penyakit kerdil, dll
Pengendalian: pengedalian penyakit dilakukan mulai sejak awal dalam benih sampai pada saat
panen. Pada benih sebaiknya sebelum disebarkan diberikan fungisida atau bakteri sida.
Sedangkan pengendalian pada saat pertumbuhan dan sampai akan panen dilakukan
berdasarkan pengamatan di lapangan. Jika ada serangan yang mengawatirkan maka segera
mungkin dilakukan pengendalian dengan memakai fusngisida atau bakterisida yang sesuai.
7. Pemupukan.
Budidaya tanaman padi ladang berbeda dengan budidaya di lahan sawah. Salah satu upaya
untuk meningkatkan produktivitas padi dengan cara menggunakan pupuk Bio P 2000 Z. Bakteri
yang ada di pupuk tersebut mampu mengolah unsur hara alam dan pupuk an organik yang
diberikan untuk diikat dalam bentuk organik dan siap disediakan tanaman secara
optimal.Rangsangan terhadap hormon dan zat pengatur tumbuh oleh kerja mikrobia membuat
tanaman berusaha tumbuh dengan optimal. Didukung kesediaan unsur hara maka tanaman
dapat tumbuh dengan subur, sehingga tanaman mempunyai malai lebih panjang, biji buah lebih
banyak dan berisi.
Tabel. Jadwal dan Dosis Pupuk hayati Bio P 2000 Z pada Tanaman Padi.
Umur Tanaman Dosis Penggunaan Pupuk
Bio P 2000 Z
3 liter/ha 4 liter/ha 5 liter/ha 6 liter/ha
4 hari Sblm tnm 1 liter/ha 1 liter/ha 1 liter/ha
20 21 HST
1 liter/ha 1 liter/ha 1 liter/ha 1 liter/ha
35 - 36 HST
1 liter/ha 1 liter/ha 1 liter/ha 1 liter/ha
50 51 HST
1 liter/ha 1 liter/ha 1 liter/ha 1 liter/ha
65 - 66 HST
1 liter/ha 1 liter/ha
Untuk padi sebaiknya menggunakan pencampur PHOSMIT , karena pada padi diperlukan
sekali kandungan unsur mikro dan hormon tambahan sebagai pemicu pertumbuhan dan
perkembangan serta produksi padi.
8. Panen.
Padi siap panen: 95 % butir sudah menguning (33-36 hari setelah berbunga), bagian bawah
malai masih terdapat sedikit gabah hijau, kadar air gabah 21-26 %, butir hijau rendah Keringkan
sawah 7-10 hari sebelum panen, gunakan sabit tajam untuk memotong pangkal batang, simpan
hasil panen di suatu wadah atau tempat yang dialasi.

Panen dengan menggunakan mesin akan menghemat waktu, dengan alat Reaper binder,
panen dapat dilakukan selama 15 jam untuk setiap hektar sedangkan dengan Reaper harvester
panen hanya dilakukan selama 6 jam untuk 1 hektar

REKLAMASI LAHAN TAMBANG DENGAN TANAMAN JABON / SAWIT


(Anthocephalus cadamba) Oleh : Dr. Ir. Listyanto, MSc *

A. Reklamasi Lahan Jenis Tanah Boksit.


Lahan yang dirombak keadaanyanya biasanya mengalami kerusakan yang cukup parah.
Misalnya: lahan bekas tambang merupakan lahan sisa hasil proses pertambangan Dampak
negatif pada lahan tersebut diantaranya:
1. Pada lahan yang dibongkar misalnya: pada lahan bekas pertambangan terbuka
menimbulkan kerusakan lahan yang berupa:
a. Isi / kandungan flora dan fauna di atasnya.
Kegiatan petambangan jelas meghilangkan kehidupan di atasnya yang selama ini telah tertata
sinergis oleh alam. Dengan hilangnya kandungan flora dan fauna tersebut maka siklus
makanan dan unsur hara juga terputus.
b. Kontruksi lahan sifat fisik lahan.
Kontruksi lahan berubah total, seperti lobang besar, tanah sudah tercampur aduk antara top
soil, sub soil, dan bahan batuan atau bahan tambang. Bentuk permukaan lahanpun berubah
dratis, terdapat lahan menjadi datar, cekung, cembung dengan tingkatan kemiringan yang
berbeda-beda.
Sifat fisik lahan juga mengalami perubahan yang sangat dratis. Ikatan tanah (tekstur tanah),
susunan tanah (struktur), ikatan antara senyawa tanah labil dan tidak homogen sehingga
kemantapan tanah labil, porositas tidak menentu dam tanah menjadi padat (bulk density).
c. Kandungan mineral dan sifat tanah dan air tanah.
Pada lahan yang sudah mengalami perombakan misalnya lahan bekas tambang mineral
sebagian besar mengandung zat yang digunakan proses penambangan, yang tidak sesuai

dengan kebutuhan tanaman. Bahkan banyak mengandung racun bagi tanaman, hewan maupun
manusia. Bahan-bahan yang berasal dari tempat dibongkar atau mengalami explorasi ke luar.
Pada umumnya bahan tersebut masih banyak berupa bahan yang belum lapuk, bahan-bahan
logam yang ada di batuan pun ikut terbongkar keluar.
Pada proses pembongkaran materi yang terekplorasi ke permukaan sebagian mengalami suatu
perubahan persenyawaan yang dapat dilihat dari proses terurai tanah, penggumpal, perubahan
warna, dan jika ditelili maka terbukti adanya perubahan persenyawaan tersebut.
Adanya proses tersebut berakibat tanah pada umumnya menjadi masam, jasat renik dan
tanaman tidak dapat hidup karena tanah kekurangan unsur kebutuhan tanaman, tanah
mengandung racun bagi tanaman.
Untuk pertambangan dengan cara penggalian yang berupa terowongan., berpengaruh terhadap
kandungan air tanah, namun jika galian yang dalam tidak banyak pengaruhnya.
d. Sifaf biologi tanah
Unsur hara yang digunakan oleh makluk renik dan tumbuhan berasal dari olahan mikroba dan
fungsi yang mengubah zat kimia alam menjadi zat organik. Jika tidak ada mikroba maka hal
yang mustahil suatu tanaman dapat tumbuh. Mikroba ini jumlah dan jenisnya beribu-ribu, ada
yang bersifat merusak (dekomposer), membangun, bersimbiosis dengan tanaman, patogen
terhadap tanaman/ hewan/manusia. Tempat pertumbuhan dan perkembangan mikroba paling
banyak di lapisan top soil, kemudian menurun pada lapiran sub soil, dan semakin sedikit di
lapisan semakin ke bawah.
Pada proses pembongkaran terjadi perombakan yang membuat mikroba yang ada di
permukaan banyak yang mati oleh pembongkaran tersebut, dan sewaktu pengembalian tanah
terjadi pencampuran tanah maka sebagian besar mikroba yang semula ada menjadi tidak ada.
Dampak yang terjadi tidak ada mikroba yang seharusnya berfungsi sebagai mengubah,
penyedia unsur hara untuk jasat renik dan tanaman.
B. Budidaya Tanaman Jabon di Lahan Bosit Untuk Reklamasi.
Tanah boksit merupakan tanah kurus dengan unsur hara yang minim untuk tanaman. Beberapa
kandungan yang menonjol untuk tanah bosit adalah kalsium, besi den mangan.
Berdasarkan kondisi lahan reklamasi dengan jenis tanah boksit pada umumnya sangat miskin
akan unsure hara. Untuk melakukan reklamasi lahan pada lahan bersangkutan perlu dilakukan
teknik yang tepat agar tanaman yang ditanam menjadi hidup dan tanah disekitarnya menjadi
subur.
Beberapa cara yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Tanaman Jabon (Anthocephalus cadamba) mempunyai sifat cepat tumbuh, dengan
kecepatan tumbuh, sepadan dengan sengon Dapat tumbuh tinggi hingga 45 m dengan panjang
bebas cabang 30 m dan diameter dapat mencapai 160 cm Batang secara alami cenderung
lurus, silindris, tinggi bebas cabang tinggi (cabang gugur secara alami).
Ciri dan karakteristik batang jabon adalah : Permukaan kayu licin serta arah tegak lurus,
berwarna putih kekuningan mirip meranti kuning, batang mudah dikupas, dikeringkan,
direkatkan, bebas dari cacat mata kayu dan susutnya rendah.
Pertumbuhan sangat cepat dibandingkan dengan kayu keras lainnya termasuk bila
dibandingkan dengan sengon (albasia), Jabon tergolong tumbuhan pionir sebagaimana sengon.
Ia dapat tumbuh di tanah liat, tanah lempung podsolik cokelat, atau tanah berbatu. dari tanah
kering sampai tanah-tanah yang kadang-kadang tergenang. Jabon tumbuh di dataran rendah
sampai ketinggian 1000 m dari permukaan laut
Penyebaran Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur,

seluruh Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, dan Papua.


Saat ini Jabon menjadi andalan industri perkayuan, terma-suk kayu lapis, karena Jabon
memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan tanaman kayu lainnya termasuk sengon/
albasia.
Dari hasil uji coba yang telah dilakukan, keunggulan tanaman jabon dapat diuraikan dari
beberapa sisi, diantaranya adalah:
o diameter batang dapat tumbuh berkisar 10 cm/th
o Masa produksi jabon yang singkat hanya 4 5 tahun
o Berbatang silinder dengan tingkat kelurusan yang sangat bagus
o Tidak memerlukan pemangkasan karena pada masa pertumbuhan cabang akan rontok
sendiri (self purning)
2. Penanganan Lahan Bosit Untuk Penanaman.
Telah dijelaskan di atas bahwa tanah bosit merupakan tanah kurus yang miskin kandungan
unsure hara. Agar tanaman dapat tumbuh dengan baik pada awalnya harus ditanam di media
yang ada unsur organiknya. Bersamaan dengan itu, tanah boksit harus mulai ditangani agar
pada waktu tanaman mulai besar dan tumbuh di tanah bosit maka tanah tersebut sudah
berubah mengandung unsure hara untuk pertumbuhan tanaman.
Untuk mensiasati kondisi tersebut dilakukan cara sebagai berikut:
Pada awal yang dibenahi adalah tempat tumbuh. Pertama-tama lahan digali dengan jarak
tanam yang telah ditentukan.misalnya 4 meter x 4 meter. Upaya agar tanaman dengan jarak
tanah sama dan teratur maka dilakukan dengan anjir.
Sebagai media awal maka diperlukan tempat / media penanaman yang yang dapat digunakan
sebagai media tumbuh tanaman. Pada media tanam tersebut dicampur dengan penyerap air
(water asorbtion) yang dapat dibuat berbagai bahan yang bersifat sebagai penyerap air.
Setelah 5 sampai 7 hari tanah seluruh permukaan mulai disemprot/ disiramkan lamat-lamat ,
dengan bio P 2000 Z yang telah difermentasi atau dilakukan pencampuran dengan superjet
dengan dosis 1 liter Bio P 2000 Z, 1 liter Phosmit dan 200 liter air.
Tujuan pemberian Bio P2000 Z ini adalah untuk mengelola tanah bosit dengan mengintroduksi
mikroba yang mampu mengelola tanah. Untuk daerah galian penyemprotan agak banyak mulai
disemprot atau disiram lamat-lamat
Setelah disemprot atau disiram dengan larutan Bio P 2000 Z, untuk setiap lobang diberi
dengan pupuk organik granul Bio Alami antara 10 kg. semakin banyak media maka semakin
baik. Tujuan memberikan media organik yaitu digunakan sebagai media tumbuh awal tanaman
jabon. Tanaman Jabon jika langsung ditanam pada tanah bosit sulit untuk berkembang, bahkan
dapat menjadi mati.
Penggunaan pupuk an organic, sebaiknya diberikan setelah tanaman mulai tumbuh di lahan
tersebut. Akan lebih baik diberikan pada umur antara 3 bulan sampai dengan 6 bulan setelah
penanaman. Tujuan pemberian pupuk an organic pada waktu tersebut agar tanaman tidak
mengalami stress karena adanya pupuk an organic yang bereaksi cepat dengan tanah bosit,
sedangkan tanaman belum siap untuk tumbuh sepenuhnya.
Pemberian pupuk an organic pada tanah ini setelah umur 3 bulan berfungsi sebagai bahan
makanan yang dikelola oleh mikroba. Dengan pertumbuhan jabon yang relative cepat maka
unsure hara tidak cukup mengandalkan dari pupuk organic material dan kinerja mikroba.
3. Pembibitan

Pembibitan dimulai dari persemaian, selakukan sebebai berikut: Benih jabon ditabur pada
media pasir halus
Sebaiknya menggunakan wadah bak plastik yang telah dilubangi bagian bawahnya Penyiraman
dilakukan memasukkan bak ke bak lain berisi air sehingga air merembes dari bawah
Pengamatan dan pemberantasan terhadap penyakit perlu dilakukan karena rawan dumping off.
Setelah daun berukuran 1 cm2 dipindahkan ke polybag yang telah diisi media (tanah: kompos=
2 : 1)
Setelah di pembibitan maka dilakukan perawatan diantaranya adalah penyiraman, pemberian
pupuk dan perawatan lainnya. Pada saat di pembibitan diusahakan bibit dapat tumbuh dengan
baik, jangan sampai patah, dan mendapatkan unsure hara yang cukup.
4. Penanaman.
Penanaman perlu air, hal tersebut mutlak dilakukan. Walaupun kondisi lainnya cukup baik tetapi
jika air tidak memungkinkan maka tanaman tersebut menjadi mati. Untuk menimalkan keadaan
tersebut maka dapat dilakukan dengan strategi sebagai berikut:
Penamanan dilakukan pada awal musim penghujan. Sehingga selama musim hujan tanaman
tersebut sudah tumbuh cukup kuat untuk memasuki musim kemarau.
Media untuk tanam sebaiknya mengandung media organic, karena media organic lebih tanah
lama menyerap air dibandingkan dengan tanah bosit. Penyimpanan air di dalam media organic
ini dilakukan oleh bakteri atau jamur yang mampu menyimpan air.
Untuk membantu dalam penyediaan air di musim kemarau dapat dilakukan dengan
memberikan batang pisang, yang dipotong ukuran sedang dan ditimbun pada media tanaman di
dekat pohon jabon.
Jika keadaan cukup dratis maka diperlukan penyiraman, untuk penyiraman sebaiknya
dilakukan pada sore hari agar tanaman tidak mengalami perubahan temperature yang tiba-tiba
yang dapat membuat tanaman menjadi mati.
Berikan pupuk hayati Bio P 2000 Z. Salah satu mikroba yang ada di pupuk Bio P 2000 Z ada
yang berasal dari daerah pasir kwarsa yang yang mempunyai panas 50o C, kondisi tersebut
mikroba masih dapat menyimpan air yang diperoleh pada saat diambil pada malam dan pagi
hari.
5. Pemupukan Dengan Pupuk An Organik dan Organik Material.
Seperti diketahui bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah keberhasilan reklamasi lahan dengan
criteria keberhasilan adalah tanaman yang di tanam di atasnya dapat tumbuh dengan baik, dan
tanah bersifat bersahabat dengan manusia. Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan suatu
kontinuitas kondisi lahan yang dapat menyuburkan tanaman minimal pada masa tanaman jabon
ini masih kecil ( kurang dari 5 tahun), kaena masa ini dapat dinyatakan masa sulit untuk
mereklamasi lahan dan menentukan berhasil tidaknya reklamasi.
Khusus untuk lahan jenis boksit perlu dilakukan perombakan tanah tersebut agar tanah
mengandung unsur-unsur hara yang digunakan untuk tanaman. Penambahan pupuk an organic
saja tidaklah menyelesaikan masalah, karena pupuk tersebut di tanah bosit tidak dapat
bertahan lahan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, perawatan selama 5 tahun pertama dengan melakukan cara
sinergis yaitu:

Pemberian pupuk an organik.


Pupuk an organic merupakan pupuk yang mengandung unsure hara yang cepat saji.
Penggunaan pupuk an organic telah terbukti memberikan dampak pada pertumbuhan tanaman
yang cukup signifikan. Permasalahannya bahwa penggunaan secara tunggal (tidak disertai
pupuk hayati dan pupuk organic material) pupuk an organic ini dapat membuat kondisi
kimia/fisik dan biologi tanah menjadi rusak. Karena adanya reaksi kimia dan ketidak
seimbangan unsure unsur lainnya yang membuat tanah bereaksi negative seperti menjadi
masam, menggumpal, menjadi racun, dan lain-lain.
Pemberian pupuk organik material (raw organic).
Kondisi fisik, kimia dan biologi tanah bosit tanpa adanya tambahan pupuk organic material
membuat tidak optimalnya pertumbuhan tanaman,. Bahkan menjadikan tanaman setelah
ditanam tidak berkembang bahkan mati.
Beberapa hal yang menjadikan pupuk organic material mempengaruhi pertumbuhan tanaman
diantaranya:
(1) sebagai media /tempat terabsorbsinya air dan unsure hara lainnya.
(2) sebagai media tumbuh tanaman,
(3) sebagai tempat awal pertumbuhan mikroba sebelum bekerja mengubah tanah bosit menjadi
tanah yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman.
6. Pupuk Hayati Bio P 2000 Z pada Perbaikan dan Perawatan Lahan. (Reklamasi).
Mikroba Google Pupuk Bio P 2000 Z, telah diuji di berbagai lokasi seperti lahan gambut, lahan
bekas tambang, lahan pasir, lahan yang mengandung racun bagi tanaman, lahan keasaman
tinggi, termasuk lahan batubara menunjukkan adanya keberhasilan yang sangat signifikan.
Pada akhir-akhir ini telah dilakukan ujicoba pada endapan lumpur lapindo menunjukkan
keberhasilan sebagai media pertumbuhan tanaman, bahkan rencananya akan melakukan
kerjasama dengan Arab Saudi untuk menghijaukan gurun.
Mikroba google Pupuk P 2000 Z untuk mereklamasi lahan mempunyai peran sebagai
berikut:
Mereklamasi unsur-unsur yang menjadi penghambat tumbuh kembang tanaman.
Tanah bekas tambang Faktor penghambat optimalnya tumbuh kembang tanaman adalah
kondisi alam yang tidak sesuai dengan faktor tumbuh tanaman. Diantaranya zat-zat bekas
penambangan baik yang berasal dari alami maupun sebagai bahan pengolah tambang. Dengan
menggunakan mikroba geogle ini maka:
- Mampu mengikat kelebihan senyawa racun di alam seperti Pb+ Al+, Fe2+, Mn2+, H2S, hal ini
telah dibuktikan dengan adanya uji lokasi di daerah-daerah bukaan baru dan lahan bekas
tambang emas atau nikel yang mengandung unsur-unsur tersebut.
Budidaya penanaman dengan menggunakan mikroba google pupuk hayati Bio P 2000 Z
pengaruh racun tersebut pada tanaman menjadi relatif hilang. Setelah di chek laboratorium
dapat bukti bahwa kadar unsur tersebut yang bersifat racun jauh berkurang dan diubah dalam
bentuk senyawa tidak beracun.
- Mampu mengubah keasaman (pH) tanah, Keasaman (pH) tanah sebagai faktor penghambat
pertumbuhan tanaman. Budidaya di tanah masam yang biasanya di lahan gambut dengan
menggunakan pupuk hayati Bio P 2000 Z + Phosmit telah terbukti tanpa menggunakan kapur
atau dolomit tanaman tumbuh subur dan berbuah lebat. Setelah di chek laboratorium pada
tanah sehabis panen dapat diketahui keasaman tanah mendekati normal.
- Mampu memperbaiki Tekstur, struktur dan porositas tanah, Tekstur, Struktur dan porositas

tanah merupakan suatu penghambat pertumbuhan tanaman akibat kejenuhan budidaya dan
pengaruh penggunaan pupuk an organik. Beberapa penelitian dilakukan di lahan di Pulau Jawa
dapat dibandingkan budidaya menggunakan pupuk hayati Bio P 2000 Z + Phosmit dengan yang
tidak menggunakan diketahui bahwa tingkat tekstur, struktur dan porositas menjadi lebih baik.
Hasil analisis diketahui sebagai berikut:
Secara filosofi bahwa bakteri merupakan makluk hidup yang memerlukan kondisi lingkungan
sesuai dengan faktor tumbuh yang dimilikinya. Jika ada faktor-faktor lingkungan yang tidak
sesuai maka bakteri tersebut dengan sifat biotiknya berusaha mengubah kondisi lingkungan
agar nyaman untuk tumbuh kembangnya. Di pihak lain, faktor tumbuh bakteri tersebut telah
disesuaikan dengan faktor tumbuh tanaman, dengan demikian lingkungan yang mempunyai
faktor penghambat tersebut di atas diubah oleh bakteri sesuai faktor tumbuh bakteri secara
otomatis selaras dengan faktor tumbuh tanaman.
Mengelola unsur hara di sekitarnya dan disediakan untuk tanaman.
Salah satu keunggulan pupuk hayati Bio P 2000 Z + Phosmit adalah berfungsi sebagai
pengelola unsur hara yang siap tersedia setiap saat untuk tanaman. Beberapa proses
pengelolaan mikrobia tersebut adalah sebagai berikut:
- Menyerap unsur hara bebas di alam baik di udara maupun di tanah dalam proses kehidupan
bakteri, hasil proses tersebut berupa unsur hara yang siap diserap oleh tanaman. Termasuk
juga unsur racun yang semula menjadi penghambat dapat diubah menjadi senyawa tidak
beracun yang siap diserap tanaman.
- Menguraikan unsur yang terikat oleh tanah yang pada keadaan biasa tidak dapat diserap oleh
tanaman, namun dengan bantuan mikrobia di dalam pupuk hayati Bio P 2000 Z + Phosmit
maka unsur tersebut terlepas kemudian diikat oleh mikrobia dan selanjutnya disediakan untuk
diserap tanaman.
- Mengubah unsur an organik menjadi unsur hara organik merupakan proses makhluk hidup
termasuk bakteri. Unsur an organik baik dari alami maupun pemupukan dicerna dan diikat oleh
bakteri yang ada di pupuk hayati Bio P 2000 Z + Phosmit dalam proses kehidupannya.
Selanjutnya unsur tersebut akan dilepas sesuai dengan daya serap tanaman.
Berdasarkan proses tersebut maka pupuk selalu tersedia bagi tanaman, pemberian pupuk lebih
efektif dan efisien karena terikat oleh bakteri sehingga tidak menguap atau terbawa oleh air,
unsur hara tanaman disediakan dalam bentuk unsur organik dan mudah terserap tanaman.
Memproduksi dan merangsang bio aktif seperti enzim, senyawa organik dan energi kinetik
yang memacu metabolisme tumbuh kembang akar dan bagian atas tanaman
Terdapat 2 sumber bio aktif pada proses pemupukan ini, yaitu: (a) berasal dari pupuk itu sendiri
dan (b) hasil kerja bakteri merangsang bio aktif tanaman:
- Bio aktif yang berasal dari pupuk itu sendiri, sewaktu memproduksi pupuk Bio P 2000 Z +
Phosmit disertakan juga beberapa hormon yang langsung diserap tanaman dan enzim dan
hormon tersebut merangsang pertumbuhan tanaman.
- Bio aktif yang dirangsang oleh bakteri yang terdiri hormon auxin dan hormon pertumbuhan
lainnya yang membuat pertumbuhan vegetatif tanaman menjadi cepat dan besar. Hormon
florigen merupakan hormon yang dirangsang oleh mikriobia dari pupuk hayati Bio P 2000 Z +
Phosmit. Hormon ini berfungsi merangsang pembungaan, sehingga tanaman dapat berbunga
dan berbuah lebih lebat.
Berdasarkan fungsi tersebut di atas maka mikroba google pupuk hayati Bio P 2000 Z
merangsang pertumbuhan tanaman lebih subur, dan hasil bunga dan buah lebih lebat dengan
pengisian biji yang penuh.

7. Perawatan tanaman.
Perawatan pada saat tanaman sudah ditanam adalah :
Pengendalian gulma, jika ditanam di daerah yang subur maka tidak dapat dipungkiri gulma
menjadi tumbuh dan bersaing untuk pertumbuhan tanaman. Sedangkan untuk lahan reklamasi
kondisi gulma tidak banyak justru dapat dijadikan sebagai tempat untuk penyerapan air hujan/
embun di pagi hari.
Penyiraman. Hal ini dilakukan jika terjadi kemarau yang membuat kondisi lahan mendekati
kapasitas lapang.
Kondisi kekeringan selain dengan penyiraman dapat dikurangi dengan berbagai cara yaitu:
(a) menggunakan pupuk organic material,
(b) memberikan pohon pisang di sekitar tanaman,
(c) pemberian pupuk hayati yang mengandung fungsi dan mikroba khusus untuk lahan panas.
Pengendalian hama dan penyakit. Sejauh ini jabon bebas serangan hama dan penyakit,
termasuk karat tumor yang kini banyak menyerang sengon. Ulat daun, tidak mematikan tetapi
mengurangi laju pertumbuhan pohon karena daun dimakan (batang mudah patah waktu kecil,
daun dapat dimakan ternak); waspadai uret memakan akar dan mematikan bibit yang baru
ditanam.
8. Biaya
Tahun 1. Biaya yang dikeluarkan untuk tahun I merupakan biaya yang terbesar dalam
rekalamasi lahan Bosit ,jarak tanam 4 m x 4 m.
1. Pengajiran, penggalian lobang untuk penanaman 625 lobang x Rp. 5.000,- 3.125.000
2. Tanaman Jabon dengan jarak tanam 625 phn sejumlah batang x Rp. 10.000,- 6.250.000
3. Pupuk an organic NPK 1 kg per lobang x 625 x Rp 8000,- (pemupukan 3 kali) 5.000.000
4. Media Organik material 10 kg per lobang x 625 x Rp. 1.500,- + bahan penyerap air. 937.500
5 Pupuk Hayati dan suplemennya 5 pasang x Rp.170.000. 850.000
6.Tenaga kerja untuk pemupukan, peyiraman dan perawatan 1.000.000 Jumlah Tahun
pertama 17.162.500
Tahun 2 s/d tahun ke 5. biaya per tahun adalah
Pupuk an organic NPK 0,30 kg per lobang x 625 x Rp 8000,Pupuk Hayati dan suplemennya 6 pasang x Rp.240.000.
Tenaga kerja untuk pemupukan, peyiraman dan perawatan
3.125.000+1.440.000+2.000.000=Jumlah Tahun pertama 6.565.000,Biaya selama 4 tahun (tahun ke 2 sampai ke 5 ) adalah
Rp.6.565.000,- x 5 = Rp. 32.825.000,- Total biaya dalam 5 tahun adalah
Rp. 17.162.500,- + Rp. 32.825.000,- = Rp 49.977.500,9. Nilai Bisnis.
Karena jenis kayunya yang berwarna putih agak kekuningan dan tanpa terlihat seratnya, maka
kayu jabon sangat dibutuhkan oleh industri kayu lapis (plywood), industri meubel, pulp,
produsen peti buah, mainan anak-anak, korek api, Alas sepatu, Papan, Tripleks. Hal inilah yang
menyebabkan pemasaran kayu jabon sama sekali tidak mengalami kesulitan.
Budidaya tanaman jabon akan memberikan keuntungan yang sangat menggiurkan apabila
dikerjakan secara serius dan benar. Perkiraan dalam 4 5 tahun mendatang, diperoleh dari

penjualan 625 pohon berumur 4 5 tahun sebanyak 800 1.000 m3 per ha. Prediksi harga
jabon pada 5 tahun mendatang Rp1,2-juta/m3. Dengan harga jual Rp1,2-juta per m3 dan
produksi 800 m3, maka omzet dari penanaman jabon mencapai Rp960-juta per ha. Saat ini
harga per m3 jabon berumur 4 tahun mencapai Rp716.000; umur 5 tahun, Rp 837.000. Andai
harga jabon tak terkerek naik alias Rp716.000 per m3, maka omzet dari budidaya jabon adalah
Rp572.800.000.

BUDIDAYA TANAMAN SAWIT (Elaeis guineensis Jacg) DILAHAN GAMBUT


Oleh : Dr. Ir. Listyanto, MSc

A. Pendahuluan
Budidaya kepala sawit di lahan gambut mempunyai suatu tantangan tersediri. Lahan gambut
merupakan lahan yang berpotensi tinggi, namun dalam kondisi tidur. Hal ini dapat diketahui
bahwa kandungan bahan organik di dalam lahan gambut sangat tinggi, bahan tersebut
merupakan sumber unsur hara yang sangat potensial.
Namun lahan gambut merupakan lahan yang bermasalah beberapa masalahan pada umumnya
terjadi di lahan gambut adalah sebagai berikut:
(1) Permasalahan bahwa unsur hara tersebut dalam kondisi tidak dapat diserap oleh tanaman
dikarenakan adanya keasaman tanah, dan beberapa unsur terikat dampak dari proses
penimbunan dan perendaman yang beratus-ratus tahun.
(2) Kandungan unsur hara tertentu yang berasal dari tanah relatif sangat sedikit. Walaupun
dibutuhkan tanaman relatif sedikit, namun karena ketersediaan di lahan tidak mencukupi maka
tanaman yang ada di atasnya sering mengalami kekurangan unsur tersebut yang berdampak
pada proses metabolisme dan kesehatan tanaman.
(3) Kandungan unsur-unsur racun bagi tanaman dan hewan yang merupakan dampak dari
keasaman tanah tersebut. Secara proses kimiawi hidroksida akan diikat, sedangkan unsurunsur kation yang biasanya berupa logam menjadi terlepas yang menjadi senyawa racun bagi
tanaman, hewan dan manusia.
(4) Kandungan air yang ada di lahan gambut. Struktur lahan gambut tidak padat, yaitu terdiri
dari sisa-sisa tanaman yang tidak membusuk secara total. Sehingga antara satu bagian dengan

bagian lainnya mempunyai rongga. Pada saat lahan digenangi air maka seluruh lapisan terisi
air. Kondisi ini terjadi beratus tahun karena lahan gembut biasanya pada lahan yang tergenang
air yang tidak teralirkan. Upaya membuat drainase dan mengalirkan air yang menggenang akan
berdampak pada mengalirnya seluruh air yang ada di lahan tersebut. Sehingga lahan menjadi
kering kerontang.
(5) Ketebalan gambut berpengaruh terhadap tanaman. Tekstur lahan tidak mantap, banyak
rongga, bahan berasal dari materi tanaman, kandungan tanah alam sangat sedikit atau bahka
tidak ada. Untuk tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan besar, maka ketebalan gambut
menjadi masalah. Lahan gambut pada umumnya tidak padat, sehingga tanaman besar dapat
miring atau bahkan rubuh jika ditanam di lahan gambut.
(6) Banyak lagi permasalahan yang ada di lahan gambut yang tidak seluruhnya dituliskan di
sini.
B. Pemanfaatan Lahan Gambut Untuk Lahan Pertanian
Pemanfaatan lahan gambut untuk lahan pertanian yang subur telah terjadi di berbagai daerah,
di luar negeripun lahan-lahan subur di benua Amerika, Canada, dan Amerika Tengah dan
Amerika Selatan (Argentina, Brazil dan Chili) sebagian berasal dari lahan gambut. Demikian
pula lahan di Indonesia sendiri sebagian berasal dari lahan gambut. Khusus untuk budidaya
tanaman sawit sudah banyak lahan gambut yang digunakan.
Adanya inovasi baru di bidang teknologi pertanian sangat memungkinkan penanganan lahan
gambut dengan hasil yang optimal. Selama ini penanganan lahan gambut di Indonesia masih
menggunakan sederhana, namun hasilnya cukup menggembira-kan. Proses sederhana ini
akan lebih optimal dengan menambah atau menyempurnakan dengan menggunakan inovasi
teknologi yang saat ini telah ditemukan.
Beberapa proses penanganan lahan gambut menjadi lahan pertanian khususnya untuk
budidaya kelapa sawit adalah:
1. Proses fisik:
dilakukan dengan membangun/menata lahan sehingga drainase dan pembentukan lahan untuk
media tanaman tersedia. Lahan yang semula digenangi air, maka dilakukan drainase yang
membuat lahan tidak tergenang lagi. Jika ada tanaman di atasnya maka tanaman dapat tumbuh
dan tidak terganggu dengan adanya air yang tergenang. Pembangunan drainase ini dinamakan
tata air makro dan tata air mikro. Proses ini tetap dilakukan karena pembenahan fisik sangat
diperlukan.
2. Proses kimia:
dilakukan pada lahan-lahan yang mempunyai keasaman tinggi atau pH rendah, maka
berpengaruh pada pertumbuhan tanaman. Dalam kondisi tertentu membuat tanaman tidak
dapat tumbuh. Upaya perlakukan yang digunakan adalah memberikan kapur tohor dan dolomit.
Proses ini membutuhkan waktu yang relatif lama dan membutuhkan materi kapur dan dolomit
relatif banyak. Sedangkan hasil yang dicapai masih meragukan, jika kondisi keasaman sangat
kuat justru kapur menggumpal dan lahan tidak berubah.
Penanganan lahan asam menjadi netral dapat dilakukan dengan cara memproduksi bahan
katalisator yang mengubah sifat asam tanah menjadi netral, dan bahan tersebut dapat
diproduksi dari bahan gambut bersangkutan. Proses tersebut hanya dapat dilakukan oleh
makluk hidup mikroba/ jasat renik.
Ada jenis mikroba yang dapat menghasilkan enzym bersifat katalisator yang mampu mengubah
senyawa asam menjadi netral. Mikroba tersebut ditemukan pada tanaman yang seharusnya

tidak tumbuh di lahan gambut, tetapi ditemukan tumbuh. Setelah diteliti ternyata terdapat
mikroba yang bersifat seperti yang dijelaskan di atas. Pada saat ini mikroba tersebut telah
dikembangkan dengan mikroba lain dalam produk dariTeknologi Bio Perforasi (pupuk hayati
Bio P 2000 Z, pupuk organik granul Bio Alami dan pupuk organik cair Phosmit
3. Proses alami:
biasanya penanganan lahan gambut ini dengan cara alami yaitu ditanami dengan jenis tanaman
yang cocok. Dengan berjalannya waktu dicoba dengan tanaman lainnya dan semakin beragam.
Biasanya menunggu antara 5 tahun untuk lahan gambut jenis D dan E, sedangkan pada lahan
gambut C dan B membutuhkan antara 5 sampai 10 tahun. Bahkan untuk lahan A dan sebagian
B membutuhkan waktu lebih dari 10 tahun.
Lamanya proses tersebut dikarenakan kondisi dan kandungan unsur-unsur kimia yang perlu
diubah menjadi kondisi yang cocok dengan pertumbuhan tanaman.
Misalnya: Tanah asam perlu dinetralkan; kandungan unsur yang bersifat penghambat tanaman
(logam-logam berat) perlu diubah persenyawaannya menjadi tidak beracun, bahan organik
yang belum busuk perlu dibusukkan.
Proses ini sebenarnya secara alami dilakukan oleh mikroba. Lamanya waktu yang dibutuhkan
dalam proses ini karena keberadaan mikroba relatif sedikit, dan bahkan tidak ada. Dengan
jumlah relatif sedikit tingkat pencapaian hasil menjadi lambat dan kurang sempurna sesuai
harapan.
Inovasi yang dilakukan Teknologi Bio Perforasi (pupuk hayati Bio P 2000 Z, pupuk organik
granul Bio Alami dan pupuk organik cair Phosmit adalah gabungan penyediaan unsur hara
siap serap dan mikroba-mikroba digunakan sebagai pengelola tanah dan tanaman yang terdiri
dari:
(1) Mikroba pengelola kondisi lahan, yang mempunyai kemampuan sebagai pengubah
keasaman tanah, mikroba yang mampu mengubah unsur racun bagi tanaman menjadi
senyawa tidak beracun.
(2) Mikroba pengelola unsur hara tanaman yang mempunyai kemampuan: menyerap unsur N2,
O2, H20, CO dari udara; mempunyai kemampuan menguraikan ikatan Phospat di tanah.
Mengubah zat-zat kimia termasuk pupuk an organik menjadi organik dan menyimpannya dalam
tubuh yang siap diserap tanaman.
Dari dua kemampuan tersebut maka lahan gambut dapat dipercepat paling lambat 2 tahun
sudah sama dengan kondisi secara biasa mencapai 10 tahun.
4. Proses pembakaran:
Proses ini sering dilakukan untuk penanganan lahan gambut. Proses ini diawali dengan
mengalirkan air yang tergenang dengan membuat saluran drainase. Setelah kering lahan
dibakar.
Dampak yang ditimbulkan dengan proses pembakaran ini adalah:
1) hilangnya timbunan unsur hara (gambut) yang bernilai milyaran jika dikonversikan dengan
harga pupuk an organik.
2) tanah menjadi sangat miskin, dan biasanya jika digunakan untuk lahan pertanian
memerlukan unsur tambahan termasuk nitrogen yang seharusnya melimpah di lahan gambut.
3) berpengaruh terhadap emisi carbon yang sangat ini semarak dibicarakan.
Penggunaan teknologi bio perforasi yaitu memfungsikan Mikroba dekomposer yang mempunyai
kemampuan menguraikan/ membusukkan baik bahan organik maupun membongkar bahanbahan an organik dari tanah maupun batuan lunak.

Dengan demikian lahan gambut yang berasal dari tanaman yang tidak diuraikan karena
tergenang, dengan bantuan mikroba pada proses teknologi bio perforasi akan terdekomposing
(teruraikan) atau mengalami proses pembusukan menjadi bahan organik yang tidak beracun
bagi tanaman dengan kandungan unsur hara tidak hilang baik oleh pembakaran maupun tercuci
air.
C. Teknik Budidaya Tanaman Sawit di Lahan Gambut.
Penyiapan Lahan.
Kondisi lahan di setiap tempat berbeda-beda, sebagian terdiri dari genangan air yang
membenami lahan bersangkutan (kondisi ini ditemukan paling banyak), lahan yang tidak
tergenangi lahan dan banyak ditumbuhi semak belukar, lahan yang banyak ditumbuhi pohon
bakau atau pohon yang tumbuh di rawa, dll. Kondisi gambut juga berlain-lainan ketebalannya
mulai dari ketebalan kurang dari 50 cm sampai pada ketebalan lebih dari 3 meter.
Teknik penyiapan lahan perlu dilihat dari secara makro dan mikro.
Penanganan makro adalah:
(1) Pembuatan Saluran.
(a) Pembuatan saluran primer, yaitu saluran yang dibuat antar wilayah yang digunakan untuk
drainase, Saluran ini digunakan mengalirkan air yang ada di lahan antar wilayah.
Pembuatannya basanya didasarkan pada countur tanah, dan dibuat pada tanah yang paling
rendah diantara lahan di sekelilingnya.
(b) Pembuatan saluran sekunder,yaitu saluran yang dibuat di dalam wilayah antar area. Saluran
ini mengarah ke saluran primer diupayakan air diusahakan tidak menggenang namun air tanah
jangan langsung habis mengalir. Jika langsung mengalir habis pada umumnya lahan kering
kerontang karena air mudah mengalir diantara gambur yang mempunyai struktur longgar.
(c) Pembuatan saluran tersier, yaitu saluran-saluran kecil sebagai saluran untuk mengalirkan
kebelihan air yang ada di lahan. Diusahakan bahwa saluran ini selain dighunakan sebagai
saluran drainase juga dapat digunakan sebagai saluran pengairan
(2) Penanganan Lahan.
Pada penanganan lahan sering menjadi suatu dilema. Jika dilakukan secara manual seperti
pembersihan dari semak belukar, dan tanaman baik besar maupun kecil maka memerlukan
biaya yang relatif besar dan hasil yang diperoleh berkejaran dengan waktu. Pada umumnya
para pengusaha melakukan dengan cara pembakaran, dengan demikian biaya yang digunakan
untuk penanganan lahan menjadi lebih kecil, dengan hasil terlihat dengan segera. Namun
dampak negatif yang diperolehnya dari proses pembakaran adalah: (a) humus di lahan gambut
menjadi hilang, (b) adanya penambahan emisi carbon di udara yang pada saat ini banyak
mendapatkan sorotan dari dunia. (c) kesuburan hanya bertahan beberapa tahun, yang
dampaknya pada perawatan tanaman yang memerlukan cost ( biaya ) lebih tinggi (d) kerusakan
tanah cepat terjadi.
Cara natural merupakan cara yang bijaksana yaitu dengan membuat lahan tersebut dilakukan
penanganan secara alami. Artinya bahwa proses-proses yang dilakukan untuk mengubah dari
lahan yang sifatnya gambut menjadi lahan pertanian dilakukan dengan cara alami. Sebenarnya,
alam telah memberikan suatu proses alam yang maha dasyat, yang mampu mengubah suatu
kondisi yang ekstrim menjadi kondisi yang dapat diterima. Namun untk mencapai hal tersebut
diperlukan waktu yang relatif lama dengan dukungan kondisi lingkungan yang memadai.

Penanganan fisik yang selama ini dilakukan oleh para pengusaha, petani seperti pembuatan
guludan, pembuatan mencampurkan lahan yang padat dengan lahan dari gambut, dan lain-lain
seluruhnya dapat diterima. Hanya saja proses tersebut perlu disertai dengan proses alami yang
mendasar dalam perbaikan kondisi tanah yaitu proses jasat renik/ mikroba sebagai pengelola
alami.
Di alam terdapat jutaan mikroba, namun hanya sedikit yang mempunyai kemampuan untuk
mengubah lahan gambut menjadi lahan yang subur untuk tanaman. Dalam hal ini kandungan
beberapa mikroba yang terkandung di dalam Bio P 2000 Z memang specialis mikroba untuk
kebutuhan tersebut.
Lahan yang telah dilakukan pengolahan secara fisik maka dapat dilakukan perubahan dengan
mikroba yang ada di dalam prosesTeknologi Bio Perforasi(pupuk hayati Bio P 2000 Z, pupuk
organik granul Bio Alami dan pupuk organik cair Phosmit dengan cara sebagai berikut:
a) Pada lahan gambut tebal di awal pembukaan.
- Pada lahan ini dilakukan berbagai usaha fisik seperti dilakukan di atas diantaranya pembuatan
saluran, pembentukan teras sesuai dengan kultur.
- Lahan yang sudah kering disemprotkan dekomposer yang sesuai dengan lahan gambut
dengan dosis 2 hingga 3 liter per hektar disiramkan.
- Setiap 2 bulan diulangi dengan merata, dari perlakukan tersebut selama 1 tahun maka lahan
banyak mengalami perubahan terutama dalam kondisi keasaman dan tekstur tanah. pH tanah
menjadi mengarah ke netral, sedangkan teksturnya mengalami kepadatan karena banyak yang
mengalami dekomposi (pelapukan).
- Pada lahan yang sudah dapat ditanami maka dilakukan penanaman dengan tanaman yang
sesuai dengan kondisi tersebut seperti jenisnya seperti pohon yang dapat tumbuh di daerah
rawa, akasia, nangka, mangga, dll.
- Bersamaan itu dilakukan pengelolaan lahan dengan memberikan penyemprotan/ penyiraman
menggunakan larutan pupuk hayati Bio P 2000 Z + pupuk organik cair Phosmit
- Setelah lahan sudah mengalami perubahan baik secara tekstur/ struktur maupun kimia tanam
maka tanaman siap untuk dilakukan penamanan komoditi utama (mis: Sawit, karet, tanaman
pangan, dll).
- Pemupukan an organik yang diperlukan pada lahan gambut adalah pupuk Kalium (KCl),
Phospat (SP36, atau sejenisnya) dan Calsium (Ca) dari kapur, dolomit dan sejenisnya.
b) Pada lahan gambut tipis di awal pembukaan.
- Pada lahan gambut tipis yang belum dilakukan budidaya maka caranya dilakukan suatu
petakan sesuai dengan counture permukaan bumi. Tujuannya untuk pengaturan baik draenasi
maupun pengairan.
- Penggunaan pupuk Mikroba Bio P 2000 Z pada 3 bulan sebelum melakukan penanaman
lahan disiramkan/ didsemprotkan dengan Bio P 2000 Z dengan dosis 2 hingga 3 liter per hektar.
Diulangi lagi 2 bulan berikutnya, 1 minggu sebelum tanam maka dilakukan lagi penyemprotan
dengan dosis 1 liter per hektar.
- Pemupukan an organik yang diperlukan pada lahan gambut adalah pupuk Kalium (KCl),
Phospat (SP36, atau sejenisnya) dan Calsium (Ca) dari kapur, dolomit dan sejenisnya.
c) Pada lahan gambut yang telah mengalami pelapukan atau yang telah dilakukan
budidaya pertanian.
- Lahan gambut yang telah mengalami pelapukan biasanya bermasalah terhadap kandungan
unsur hara yang kurang seimbang bagi pertumbuhan tanaman. Hal tersebut terjadi karena
kandungan unsur hara yang baik perlu keseimbangan antara unsur-unsur organik dan an
organik sebagai bahan untuk enzym mineral dan vitamin.

- Untuk menyeimbangkan kebutuhan tersebut harus dilakukan pembongkaran zat-zat yang


masih terikat secara persenyawaan menjadi zat yang dapat terserap oleh tanaman. Proses
tersebut hanya dapat dilakukan oleh mikroba tertentu.Pupuk Bio P 2000 Z berisikan mikroba
tersebut selain mikroba yang berfungsi lainnya.
- Penggunaan pupuk Mikroba Bio P 2000 Z pada 3 bulan sebelum melakukan penanaman
lahan disiramkan/ didsemprotkan dengan Bio P 2000 Z dengan dosis 2 hingga 3 liter per hektar.
Diulangi lagi 2 bulan berikutnya, 1 minggu sebelum tanam maka dilakukan lagi penyemprotan
dengan dosis 1 liter per hektar.
- Pemupukan an organik yang diperlukan pada lahan gambut adalah pupuk Kalium (KCl),
Phospat (SP36, atau sejenisnya) dan Calsium (Ca) dari kapur, dolomit dan sejenisnya, dan
Nitrogen (N) seperti Urea dan sejenisnya.
(3) Pemeliharaan Tanaman.
Selama pemeliharaan maka dilakukan penyemprotan / penyiraman ( pada beberapa lobang
yang dibuat sekitar tanaman) dengan dosis 1 liter per hektar per aplikasi. Periodik pemberian
periodik 5 kali yaitu pada bulan Januari, Maret, Mei, Juli, Nopember.
BUDIDAYA TANAMAN SAWIT (Elaeis guineensis Jacg) Oleh : Dr. Ir. Listyanto, MSc

1. Kriteria Iklim dan Kondisi Lokasi.


Beberapa kriteria iklim yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman sawit, kakao, cengkeh, kopi
dan lada secara umum adalah:
Wilayah penanaman yang sesuai dengan pertumbuhan daerah-daerah yang berada pada 10
derajat LU sampai dengan 10 derajat LS. Pada umumnya pada wilayah tersebut mempunyai
distribusi curah hujan dan jumlah penyinaran matahari sepanjang tahun.
Sawit: Lama penyinaran matahari rata-rata 5-7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500-4.000 mm.
Temperatur optimal 24-280C. Ketinggian tempat yang ideal antara 1-500 m dpl. Kecepatan
angin 5-6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan
Kondisi Lahan
1) Penyiapan Lahan Penanaman.
Lahan perkebunan sawit, kakao dapat berasal dari hutan asli, hutan sekunder, tegalan, bekas
tanaman perkebunan atau pekarangan. Lahan yang miring harus dibuat teras-teras agar tidak
terjadi erosi. Areal dengan kemiringan 25-60% harus dibuat teras individu.

2) Pembukaan Lahan
Cara penyiapan lahan dapat dengan cara pembersihan selektif dan pembersihan total. Alangalang di tanah tegalan harus dibersihkan/ dimusnahkan supaya tanaman kakao dan pohon
naungan dapat tumbuh baik. Untuk memperlancar pembuangan air, saluran drainase yang
secara alami telah ada harus dipertahankan dan berfungsi baik.
a. Keasaman tanah.
Keasaman tanah merupakan keadaan tanah yang berasal dari lahan gambut. Lahan ini dapat
terjadi di daerah bekas rawa atau pasang surut atau lebak atau daerah hutan primer. Lahan ini
di Indonesia mempunyai pontensi sangat luas. Dan baru digarap kurang dari 30 %, sisanya
masih terbuka untuk dikembangkan. Permasalahan pada lahan ini tanaman sulit tumbuh atau
pertumbuhannya terganggu.
b. Kandungan unsur logam yang bersifat racun tanaman.
Lahan yang beracun pada umumnya mempunyai kandungan logam berat tertentu melebihi
ketentuan untuk hidup tanaman atau kandungan senyawa dalam bentuk yang tidak dikehendaki
tanaman. Permasalahan lahan ini pada pertumbuhan tanaman menjadi terhenti atau bahkan
mati, karena kandungan senyawa yang ada tidak dikehendaki pada metabolisme tanaman.
c. Struktur tanah.
Berdasarkan struktur tanah, lahan yang ditemui untuk pertanaman ada bermacam-macam.
Terdapat lahan dengan tekstur kwarsa (banyak cadar, pasir, batu kecil), liat (jenis lempung),
tekstur remah (banyak kandungan humus, labil, tidak rekat), rapuh (mudah tererosi, mudah
pecah) dan lain-lainnya. Masalah dengan struktur tersebut berlain-lainan terhadap tanaman.
d. Kadungan biologi tanah.
Kandungan biologi atau zasat renik di tanah sangat penting sekali. Jasat renik atau mikroba
yang ada di tanah bermacam-macam ada ratusan ribu jenis mikroba dan masing-masing
mikroba mempunyai sifat yang berbeda-beda. Sebagian bersifat patogen, dekomposer
(pembusuk), penambat unsur nitogen, penyakit bagi tanaman, menyerap unsur logam, menjadi
katalisator persenyawaan kimia tanah, pengurai, dan lain-lainnya. Jika lahan mengandung
mikroba yang menguntungkan tanaman maka lahan menjadi sangat subur. Sebaliknya jika
lahan minim atau kekurangan mikroba yang menguntungkan tanaman maka lahan tidak subur
walaupun diberi pupuk banyak. Karena kandungan unsur hara baru dapat diserap oleh tanaman
jika dalam kondisi telah diuraikan mikroba menjadi unsur sederhana yang dapat diserap oleh
tanaman.
e. Kandungan unsur hara.
Kandungan unsur hara tanaman secara garis besar ada dua macam yaitu kandungan unsur
hara oleh adanya material yang ada di lokasi tersebut, dan kandungan unsur hara hasil mikroba
yang menambat, mengelola dan menyusun unsur hara tanah yang dapat bermanfaat bagi
tanaman.
3) Penyediaan unsur hara Lahan selama penanaman.
Sampai saat ini pemupukan untuk lahan perkebunan masih mengandalkan pupuk an organik.
Dengan penggunaan pupuk tersebut terlihat nyata perbedaan pertumbuhan pada saat itu.
Namun keberhasilan tersebut diiringi beberapa hal diantaranya adalah:
Kerusakan tanah akibat kejenuhan bahan kimia, sehingga tanah menjadi keras dan sulit
menyerap unsur hara tambahan.
Kertergantungan menggunakan pupuk an organik semakin besar dalam jumlah per hektar. Hal
ini karena miskinnya jasat renik (mikroba) yang mengolah unsur an organik, sehingga banyak
pupuk an organik yang diberikan menjadi hilang mubazir oleh penguapan dan pencucian.
Ketidakkeseimbangan jasat renik yang berpengaruh terhadap sifat fisik, kimia dan biologi
tanah. Sehingga terjadi ketidakseimbangan antara unsur hara dalam tanah yang akhirnya
mempengaruhi pertumbuhan tanaman baik masa vegetatif dan generatif.

4) Teknologi Bio Perforasi Pupuk hayati Bio P 2000 Z, pupuk organik cair Phosmit
sebagai Solusi Utama.
Peran Pupuk Hayati Bio P 2000 Z + Pupuk Organik Cair Phosmit
Peran pupuk organik cair adalah sebagai bahan untuk membangunkan mikroba yang dibuat
dengan kondisi tidur pada pupuk Bio P 2000 Z. disamping itu pupuk phosmit berfungsi sebagai
unsur hara yang siap diserap baik oleh tanaman maupun pengembangan bakteri. Dengan
demikian gambungan antara Bio P 2000 Z dan Phosmit mampu mengoptimalkan penyiapan
dan perbaikan tanah secara menyeluruh.
Peran pupuk Bio P 2000 Z sebagai pupuk hayati yang sekaligus pupuk organik menjadi pilihan
untuk memperbaiki kondisi lahan, penyediaan unsur hara, dan pemicu pertumbuhan vegetatif
dan generatif tanaman sawit.
Mikro-organisme yang ada di pupuk hayati Bio P 2000 Z dibentuk mempunyai sifat unggul,
dengan sistem kehidupan yang dikondisikan sesuai dengan lingkungan tumbuh kembang
tanaman. Di dalam pupuk tersebut disertakan pula nutrisi dan unsur hara yang mampu menjadi
katalisator dan pemicu pertumbuhan mikro organisme maupun tanaman sehingga kinerja dari
mikro organisme lebih optimal.
Komposisi pupuk hayati Bio P 2000 Z + pupuk organik cair Phosmit hasil teknologi Bio Perforasi
berisikan sekumpulan mikro-organisme unggul yang terdiri dari dekomposer (Hetrotrop,
Putrefaksi), pelarut mineral dan phospat, fiksasi nitrogen, Autotrop (fotosintesis) dan mikroba
fermentasi serta mikroba penghubung (seperti Mycorrhiza) yang bekerja bersinergi dan nutrisi
bahan organik sederhana, seperti senyawa protein/peptida, karbohidrat, lipida, vitamin,
senyawa sekunder, enzim dan hormon; serta unsur hara makro: N, P, K, S, Ca, dan lainnya
berkombinasi dengan hara mikro: seperti Mg, Si, Fe, Mn, Zn, Mn, Mo, Cl, B, Cu, yang semua
unsur yang disebut di atas diproses melalui cara fermentasi.
Cara kerja pupuk hayati Bio P 2000 Z + pupuk organik cair Phosmit secara
komprehenship membentuk dan mengkondisikan keseimbangan ekologis alamiah melalui
sekumpulan jasa mikro-organisme unggul berguna yang dikondisikan, bersinergi dengan
mikroba alami indogenus dan nutrisi; dan dengan menggunakan prinsip mem-bioperforasi
secara alami oleh zat anorganik, organik dan biotik pada mahluk hidup (seperti tanaman)
sehingga memacu dan mengendalikan pertumbuhan dan produksinya.
(1). Kemampuan Menguraikan Faktor Penghambat pertumbuhan menjadi faktor
pendukung.
- Kemampuan yang mengikat kelebihan senyawa racun di alam seperti Al+, Fe2+, Mn2+, H2S,
hal ini telah dibuktikan dengan adanya uji lokasi di daerah-daerah bukaan baru yang
mengandung unsur-unsur tersebut. Budidaya penanaman dengan menggunakan pupuk hayati
Bio P 2000 Z pengaruh racun tersebut pada tanaman menjadi relatif hilang. Setelah di chek
laboratorium dapat bukti bahwa kadar unsur tersebut yang bersifat racun jauh berkurang dan
diubah dalam bentuk senyawa tidak beracun.
- Keasaman (pH) tanah sebagai faktor penghambat pertumbuhan tanaman. Budidaya di tanah
masam yang biasanya di lahan gambut dengan menggunakan pupuk hayati Bio P 2000 Z telah
terbukti tanpa menggunakan kapur atau dolomit tanaman tumbuh subur dan berbuah lebat.
Setelah di chek laboratorium pada tanah sehabis panen dapat diketahui keasaman tanah
mendekati normal.
Supaya lebih efektif dan efisien untuk memperbaiki keasaman lahan maka Penggunaan
pengapuran dapat kombinasikan dengan menggunakan pupuk Bio P 2000 Z. Komposisi kapur
dengan pupuk Bio P 2000 Z per hektar adalah 2 liter Bio P 2000 Z + 750 kg/ ha kapur.

Cara dan waktu penggunaan kapur dan Bio P 2000 Z untuk menetralkan keasaman lahan.
Pemupukan lahan untuk menetralkan keasaman dilakukan dengan jalan menyemprotkan
larutan Bio P 2000 Z ( pupuk Bio P 2000 Z + phosmit + air dengan perbandingan 1 : 1 :
300 ) ke seluruh permukaan lahan seluas 1 ha. Kapur disebarkan tersendiri.
Waktu:
Penggunaan kapur dan Bio P 2000 Z untuk menetralkan keasaman lahan dilakukan minimal 1
minggu sebelum tanam.
- Tekstur, struktur dan porositas tanah merupakan suatu penghambat pertumbuhan tanaman
akibat kejenuhan budidaya dan pengaruh penggunaan pupuk an organik. Beberapa penelitian
dilakukan di lahan di Pulau Jawa maupun di luar Pulau Jawa dapat dibandingkan budidaya
menggunakan pupuk hayati Bio P 2000 Z + Phosmit dengan yang tidak menggunakan diketahui
bahwa tingkat tekstur, struktur dan porositas menjadi lebih baik.
(2) Mengelola unsur hara di sekitarnya dan disediakan untuk tanaman.
Salah satu keunggulan pupuk hayati Bio P 2000 Z + Phosmit adalah berfungsi sebagai
pengelola unsur hara yang siap tersedia setiap saat untuk tanaman. Beberapa proses
pengelolaan mikrobia tersebut adalah sebagai berikut:
- Menyerap unsur hara bebas di alam baik di udara maupun di tanah dalam proses kehidupan
bakteri, hasil proses tersebut berupa unsur hara yang siap diserap oleh tanaman. Termasuk
juga unsur racun yang semula menjadi penghambat dapat diubah menjadi senyawa tidak
beracun yang siap diserap tanaman.
- Menguraikan unsur yang terikat oleh tanah yang pada keadaan biasa tidak dapat diserap oleh
tanaman, namun dengan bantuan mikrobia di dalam pupuk hayati Bio P 2000 Z + Phosmit
maka unsur tersebut terlepas kemudian diikat oleh mikrobia dan selanjutnya disediakan untuk
diserap tanaman.
- Mengubah unsur an organik menjadi unsur hara organik merupakan proses makhluk hidup
termasuk bakteri. Unsur an organik baik dari alami maupun pemupukan dicerna dan diikat oleh
bakteri yang ada di pupuk hayati Bio P 2000 Z dalam proses kehidupannya. Selanjutnya unsur
tersebut akan dilepas sesuai dengan daya serap tanaman.
Berdasarkan proses tersebut maka pupuk selalu tersedia bagi tanaman, pemberian pupuk lebih
efektif dan efisien karena terikat oleh bakteri sehingga tidak menguap atau terbawa oleh air,
unsur hara tanaman disediakan dalam bentuk unsur organik dan mudah terserap tanaman.
(3) Memproduksi dan merangsang bio aktif seperti enzim, senyawa organik dan energi
kinetik yang memacu metabolisme tumbuh kembang akar dan bagian atas tanaman
Terdapat 2 sumber bio aktif pada proses pemupukan ini, yaitu:
a. Bio aktif yang berasal dari pupuk itu sendiri, sewaktu memproduksi pupuk Bio P 2000 Z +
Phosmit disertakan juga beberapa hormon yang langsung diserap tanaman dan enzim dan
hormon tersebut merangsang pertumbuhan tanaman.
b. Bio aktif yang dirangsang oleh bakteri yang terdiri hormon auxin dan hormon pertumbuhan
lainnya yang membuat pertumbuhan vegetatif tanaman menjadi cepat dan besar. Hormon
florigen merupakan hormon yang dirangsang oleh mikriobia dari pupuk hayati Bio P 2000 Z.
Hormon ini berfungsi merangsang pembungaan, sehingga tanaman dapat berbunga dan
berbuah lebih lebat.
Berdasarkan fungsi tersebut di atas maka pupuk hayati Bio P 2000 Z merangsang pertumbuhan
tanaman lebih subur, dan hasil bunga dan buah lebih lebat dengan pengisian biji yang penuh.
(4) Ketahanan internal terhadap hama dan penyakit.
- Ketahanan internal diperoleh karena pupuk Bio P 2000 Z + Phosmit dilengkapi dengan unsur

hara mikro yang dapat digunakan tanaman. Disamping itu, pertumbuhan yang cepat oleh
pengaruh pupuk tersebut, memberikan kemampuan tanaman dari kerusakan hama.
- Dengan adanya kemampuan pertumbuhan dengan adanya rangsangan hormon auxin,
sitokinin dan giberilin, dengan didukung penyiapan unsur hara hasil dari pengelolaan mikrobia
maupun unusr hara suplemen yang diberikan pada pupuk Bio P 2000 Z dan Phosmit, maka
tanaman menjadi lebih sehat dan kemampuan atau daya tahan tanaman terhadap serangan
hama dan penyakit lebih kuat. Hal tersebut dinamakan dengan ketahanan internal
Terdapat 4 (empat) titik kerja pupuk hayati Bio P 2000 Z + Phosmit, sbb:
1. Faktor penghambat : zat racun dan pH tanah menjadi Senyawa tidak beracun dan pH tanah
normal
2. Mengelola unsur hara alami dan pemupukan yaitu Unsur hara tersedia, tidak cepat hilang/
terikat pada mikrobia, berbentuk unsur organik
3. Menyediakan dan merangsang bio aktif enzim, hormon, senyawa organik, energi kinetik
4. Merangsang pertumbuhan vegetatif dan generatif yaitu Merangsang pertumbuhan vegetatif
dan generatif. Tanaman terlindungi, dan mengurangi residu racun kimia
Berdasarkan penjelasan dapat diketahui bahwa penggunaan pupuk Bio P 2000 Z + Phosmit
mampu mengefisiensikan penggunaan pupuk an organik dengan tambahan dengan kelebihan
memperbaiki sifat fisik, kimia dab biologi tanah dan peningkatan pertumbuhan vegetatif dan
peningkatan pertumbuhan generatif.
II. Pedoman Teknis Budidaya Kepala Sawit Menggunakan Pupuk Bio P 2000 Z.
2.1. Pembibitan
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) tanaman yang dapat tumbuh baik di daerah tropis
Pembibitan bagian perkecambahan biasanya dilakukan secara khusus, dan supaya seragam
dan bermutu maka dilakukan oleh penangkar.
1) Penyemaian
Tanah sebagai isi polybag dipersiapkan dengan baik, komposisi yang baik terdiri dari : 50 %
tanah subur, 25 % pupuk kandang, 25 % pasir. yang telah dicampur kemudian media ini
diayak.
Hasil ayakan disemprotkan secara lamat-lamat dan merata larutan pupuk Bio P 2000 Z (
pupuk Bio P 2000 Z + phosmit+ air dengan perbandingan 1 : 1 : 200 ).
Kemudian masukkan media tanah tersebut ke dalam polybag 15 x 23 cm sampai 1-2 cm di
bawah tepi polybag.
Kecambah yang memenuhi syarat untuk dipindahkan ke dalam pembibitan Setelah berumur 34 bulan dan berdaun 4-5 helai bibit dipindahtanamkan berkecambah pada hari ke 4-5 dan
akarnya lurus.
Bibit dari dederan dipindahkan ke dalam polibag 40x50 cm setebal 0,11 mm yang berisi 15-30
kg tanah lapisan atas yang diayak.
2).Pemeliharaan Pembibitan
Penyiraman dilakukan dua kali sehari. Penyiangan 2-3 kali sebulan atau disesuaikan dengan
pertumbuhan gulma. Bibit tidak normal, berpenyakit dan mempunyai kelainan genetis harus
dibuang. Seleksi dilakukan pada umur 4 dan 9 bulan.
3). Penanaman bibit
Penanaman di tengah lobang dan ditimbun dengan tanah bekas galian dan diberi penyangga
agar tidak rubuh
4. Pemeliharaan Tanaman

a). Penyulaman dan Penjarangan


Penyulaman segera dilakukan pada tanaman yang mati. Umur tanaman sebagai pengganti
sulaman sebaiknya sama dengan umur tanaman yang ada di lahan ( untuk itu perlu adanya
cadangan tanaman di pembibitan yang sama umurnya dengan tanaman yang di lahan).
Penyulaman dilakukan sampai umur 1 tahun setelah tanam.
b). Penyiangan
Penyiangan dilakukan di sekitar tanaman dengan diameter sesuai dengan umur tanaman.
Sebagai patokan diperkirakan sama dengan ujung terluar dari daun tanaman sawit.
Pada penyiangan ini sekaligus sebagai penggemburan tanah di sekitar tanaman.
Penggemburan jangan sampai terlalu dalam karena dapat merusak akar tanaman.
c). Pemupukan
Pemupukan dilakukan secara periodic dengan jarak waktu dan dosis pupuk sesuai dengan
umur tanaman. Pemupukan bertujuan untuk menyediakan unsur hara yang mudah diserap oleh
tanaman dan dapat dilakukan secara efektif ( kena sasaran) dan efisien ( tidak banyak yang
terbuang dengan sia-sia. Untuk memenuhi hal tersebut diperlukan pupuk hayati Bio P 2000 Z
yang berfungsi sebagai pengolah bahan alami baik dari udara (N,C, H2O, O2) , dari tanah yang
terikat dalam persenyawaan maupun pupuk an organik pemberian. Keseluruhan unsur hara
tersebut diolah dan disimpan serta disediakan oleh mikroba yang ada di pupuk Bio P 2000 Z

Bioprospecting: Kebun Organik Mikroba 'Google' Asal Kalimantan Tengah

Inilah adalah bukti inovasi masa depan dari bioprospecting yang dikelola oleh bangsa sendiri.
Banyak yang terlewatkan dalam kesilauan kita yang selalu mengacu pada teknologi luar negeri
tanpa menilai kepakaran anak bangsa sendiri yang sudah ada. Saya menikmati dan belajar
banyak dari Ali Zum Mashar (35tahun), Putra Purwokerto, tumbuh inovatif ketika bekerja di
Kalimantan Tengah.
Penemuan mikroba yang diambilnya dari sebuah lahan gambut di Kalimantan membuahkan
hasil inovasi pupuk mikroba yang dapat mencari dan memperkaya nutrisi untuk tanaman. Ali
memang seorang "pemberontak" yang cerdas, mempunyai mimpi besar dan kepekaan
campuran, instink inovasi melihat ada anomali (kelainan) di lahan gambut Kalimantan dan
menganalisis kelainan itu yang menjadikan penemuan ini lalu menjadi inovasi besar.
Ali Zum, menjelaskan inovasi yang ditemukannya pada Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi, Muhaimin Iskandar


Saya kutipkan wawancara dengan Media Indonesia tentang penemuan yang diciptakannya:
"Pada 1996, Ali ke Palangkaraya. "Saya melihat sendiri, di sana tidak ada satu pun petani yang
mengusahakan lahannya untuk bertani. Jadi mereka tefgantung pangan dari Jawa," katanya.
Lahan di Palangkaraya tergolong ganas bagi pertanian konvensional. Lapisan atasnya ditutupi
gambut, sedangkan di lapisan bawah terdapat pasir kuarsa. "Ada yang kemudian membakar
gambut untuk bertani. Kalau terus-terusan, Palangkaraya bisa jadi gurun pasir."
Saat itu, Ali membawa strain mikroba temuannya saat kuliah. Dia mencobakan mikroba itu ke
dalam pot berisi tanah gambut untuk menanam tomat. Berhasil. Meski belum yakin betul, Ali
mulai punya bayangan bahwa gambut tidak seburuk sangkaan orang.
Lulus tahun 1997, sarjana baru itu bergabung dengan program transmigrasi andalan Soeharto
Proyek Pengembangan Lahan Gambut Sejuta Hektare. Pada 1998, Ali ditempatkan di daerah
Kapuas. Faktor kesulitannya tinggi. "Di atas gambut, di bawah racun. Banyak kandungan pirit
(FeS2), aluminium, besi dan mangan (Mn)."
Lantaran itu lahan Kapuas seolah membal. Jika dipaksakan, tanaman tahunan keburu mari
sebelum dipanen. Tanaman musiman seperti palawija juga tidak akan bertahan karena unsur
haranya sangat minim. Saat itu, solusi instan datang dari pemerintah. Berton-ton kapur
dikapalkan ke Kalimantan untuk menetralisasi keasaman gambut. Satu ten kapur ditebar di atas
1 hektare lahan. Saat Sungai Kapuas meluap, tanah itu kembali asam karena kapurnya tercuci.
Sistem drainase juga bukan solusi karena pirit justru masuk ke perairan dan membunuh ikanikan di Kapuas. Ali makin yakin, substansi masalah terletak pada gambut itu sendiri, yaitu
bagaimana mengondisikan kesuburannya.
Pertanyaan itu menggayuti Ali berhari-hari. Ia belum yakin, temuannya yang sukses di
Palangkaraya-membenamkan mikroba pada pasir--bisa berhasil di Kapuas. Saat berjalan-jalan
mengunjungi temannya yang bertugas di kawasan dekat Barito Selatan, Ali menemui anomali.
"Di sana, gambutnya lebih dalam. Tapi ada tanaman sejenis kacang-kacangan, juga ada yang
berdaun lebar. Tumbuhan itu bukan vegetasi asli gambut, tapi bisa hidup normal."
Cepat Ali mengambil sampel dan membawanya ke tempat ia bekerja. Ia melakukan isolasi di
laboratorium sederhana. Pengalaman saat skripsi menyelamatkan Ali. "Kuncinya api. Kita
bekerja pada tabung reaksi diatas api. Yang penting steril," ujarnya, tersenyum.
Strain mikroba yang ia biakkan itu kemudian dicobakan ke petani binaannya. Beberapa kali,
kedelai, jagung, dan cabai terbukti berhasil ditanam di lahan gambut yang sudah diberi mikroba.
Saat ber-tanam padi, Ali seperti berjudi. Dalam sejarah, belum ada yang mampu menanam padi
di lahan gambut. Toh Ali berhasil, panen padi menjadi 6 ton per hektare.
Keberhasilan itu tersiar cepat. Ahli tanah dari IPB, Profesor Goes-wono Soepardi, termasuk
yang angkat topi. Ali mematahkan pendapat buruknya Kalimantan untuk pertanian karena tanah
tidak subur -mengandung pasir kuarsa, sulfat masam, pirit, dan gambut.
"Tapi orang salah. Iklim di sana luar biasa untuk pertanian. Kalau tanah bisa dikondisikan, kita
bisa jadikan Kalimantan sebagai sentra tebu dan singkong. Juga kedelai. Pangan kita bisa
mandiri segera. Negara ini akan merdeka lepas dari tekanan-tekanan negara lain," tegasnya.
"Ketika, saya menjumpai pencilan, di salah satu sudut lahan gambut, melihat ada tanaman
yang mampu tumbuh di lahan gersang dan penuh pirit yang beracun, saya curiga, pasti ada
sesuatu dengan kawasan ini. Ternyata benar, ada mikroba yang bisa memperkaya nutrisi dan
mengambil simbiosis dan mencari nurtrisi dari sekitarnya," ujar Ali bercerita pada saya.
"Jadi seperti google yang mencari nutrisi khusus, mikroba ini adalah mikroba google yang
membantu tanaman mengidentifikasi dan sekaligus menggunakannya."

Subhanallah. Saya sarankan Ali untuk menyederhanakan penemuannya itu dengan menyebut
Mikroba "Google" dalam tanda petik, sambil mendompleng nama populer mesin pencari internet
di dunia maya karena pasti orang pusing dengan angka dan gelar pupuk yang dibuatnya-setidaknya saya: BioP2000Z. Jangan lupa membubuhkan tanda petik untuk kata:'Mikroba
Google" karena ini bukan nama resmi, salah-salah nanti digugat paten namanya.
Bayangkan, Ali hanya menanam dengan media yang sederhana, berupa air dan sekam,
menghasilkan tanaman bersih: bayam, tomat, kacang, cabe, brokoli dan sayur mayur serta
anggrek yang siap jual di pasar. Tumbuhannya pun bersih, karena selain ditempatkan di dalam
'green house' yang besar dan modern juga penanganan sangat serius. Popuk P2000Z yang
diproduknya kini banyak digunakan untuk meningkatkan produktifitas dan bukti-bukti
produktifitas itu ditunjukkan pada kami melalui laboratoriumnya di Cianjur ini.
Ini contoh konkrit bioprospecting seperti yang pernah saya singgung dalam satu bab dalam
buku: Bertahan di Bumi, Gaya Hidup Menghadapi Perubahan Iklim. Inovasi seperti inilah yang
bisa menyelamatkan peradaban dan dapat dijadikan kebanggaan, bahwa Indonesia tidak
sekedar kaya biodiversitasnya, tetapi juga kaya dengan intelektual dan praktisi seperti Ali Zum
Mashar ini.

Pupuk Mikroba Bio P2000Z dan Kedelai Raksasa

16 Tahun lalu petani kedelai kita makmur. Waktu itu produksi kedelai surplus hingga 1,8 juta
ton. Namun kejayaan itu tak lama, maklum kran impor dibuka tahun 1998. Gelontoran kedelai
dari luar negeri pun terus mengucur, akibatnya petani enggan menanam kedelai. Lahan kedelai
terus menyempit. Tiba-tiba kedelai hilang dan harganya melambung, Indonesia pun
kelimpungan. Negeri ini sudah sangat bergantung pada kedelai Amerika. Kelangkaan kedelai,
seharusnya tidak perlu terjadi jika pemerintah tak mengacuhkan temuan-temuan kedelai plus
para peneliti. Pupuk temuan mikroba Bio P2000Z bisa membuat kedelai biasa tumbuh menjadi
kedelai raksasa setinggi empat meter.
Menyuburkan
Pabrik pupuk organik Bio P2000Z berada di Cileungsi, Jawa Barat. Pupuk ini mampu
menyuburkan kedelai hingga berukuran raksasa, dengan tinggi hampir empat meter. Jumlah
polongnya pun mencapai sekitar 3000 buah. Biasanya, tanaman kedelai paling-paling hanya
setinggi 70 cm, dengan jumlah polong rata-rata 50 buah.
Penemu pupuk ini adalah Ali Zum Mashar. Belakangan dia begitu sibuk diundang ke berbagai
tempat gara-gara kisruh kedelai. Ia diminta memaparkan temuan kedelai supernya. Memang
berkat pupuk ciptaannya, kedelai mampu menghasilkan kacang berlipat ganda.
Ali Zum Mashar: Benih ini setaraf dengan lima kedelai lokal yang dulu. Kalau mau kedelai-

kedelai yang bagus, kita sumber benihnya ada semua


Mahluk super mini jenis mikroba, itulah yang berperan penting menghasilkan kedelai produktif
ini. Keistimewaan mikroba, menurut Ali, mampu menghasilkan zat hara dan nutrisi penyubur
tanah. Alumnus Universitas Jenderal Sudirman, Purwokerto itu selama sekitar 10 tahun
berkutat meneliti mikroba apa saja yang bisa menyuburkan tanaman, sekaligus ramah bagi
manusia mau pun lingkungan.
Ali Zum Mashar: Saya mencari dan memburu mikroba-mikroba yang bagus di daerah gambut
yang sangat masam. Itu ada semacam danau yang air gambutnya hitam sekali yang di situ
sangat masam dan kehidupan di situ relatif kecil. Tetapi ternyata di situ ada mikroba-mikroba
spesial yang hidup dengan baik. Setelah kita ambil, kita kultur itu adalah mikroba-mikroba
bermanfaat dan bukan patogen
Dari hasil perburuan itu, terkumpul 18 jenis mikroba. Dengan formula tertentu, jazad renik itu
diadon menjadi pupuk hayati baru, yang oleh Ali diberi nama Bio P2000Z. Bio artinya bahan
hidup, P untuk perforation technology, 2000 sebagai tahun pembuatan. Tak lupa ia
mengabadikan inisial namanya Z.
Memanfaatkan mikroba
Lalu bagaimana pupuk ini menyuburkan tanah?
Ali Zum Mashar: Di alam ini kan banyak sekali mikroba ya, ada wah, ratusan juta jenis mikroba.
Manakala dia sudah kita rubah, dimutankan sesuai kebutuhan kita, maka dia kita taburkan di
tanah-tanah yang gersang itu, maka dengan sendirinya dia akan hidup di tanah itu,
menggunakan bahan-bahan racunnya tanah itu menjadi berguna, menjadi organik. Nah bahanbahan organik yang diciptakan oleh mikroba itu sebetulnya adalah pupuk organik. Kemudian
enzym, hormon, kemudian unsur makro dan mikro yang tercipta dari aktivitas mikroba itu
sendiri. Jadi kenapa kita pusing dengan kelangkaan pupuk atau tidak ada pabrik pupuk, kalau
memang alam ini juga kita buat menjadi bio reaktor pabrik pupuk?
Pupuk ini juga ramah lingkungan, itulah kelebihan lainnya. Para petani tak perlu lagi
menggunakan macam-macam pupuk kimia yang mengancam kelangsungan tanah. Bahkan
tanah yang tak lagi subur akibat terus-terusan ditabur pupuk kimia buatan pabrik, dapat subur
kembali.
Ali Zum Mashar: Sering kita jumpai tanah itu disebut tanah yang sakit, tanah yang kurus, tanah
yang padat, tanah yang terlapisi plastik karena dampak urea. Nah, kalau mikroba-mikroba itu
cukup dan jumlahnya banyak, maka racun seberapa pun bisa diserap. Asal gak melebihi daya
dukung lingkungan, daya dukung kemampuan mikroba mendegradasi. Kuncinya kan
sederhana, bertani secara organik, kan? Atau secara ramah lingkungan kan?
Akrab lingkungan
Tak hanya itu, di lahan gambut yang merupakan proyek gagal era Soeharto, kedelai mampu
berbuah banyak.
Ali Zum Mashar: Teknologi untuk menyuburkan lahan ada. Kita sudah banyak bukti. Contohnya
kedelai di lahan gambut itu bisa punya potensi 4,5 ton per hektar, di lahan gambut Kalimantan
tengah. Itu kita sudah pernah coba. Rata-rata kalau hanya mencari 2,5 ton itu gampang di
sana
Pupuk itu kini telah dipatenkan secara internasional. Pabrik Ali yang seluas lapangan sepakbola
mempekerjakan enam orang, dengan kapasitas produksi hingga dua juta liter sel mikroba.
Hasilnya dipasarkan dengan harga per liter maksimal Rp. 100 ribu.
Ali Zum Mashar: Ada 60 unit bioreactor. 40 yang besar, berkapasitas sekitar 4000 liter, per bio
reaktor dan ini setiap hari keluar barang, berproduksi. Memang ini kita disain satu harinya itu
dihasilkan 11 ribu liter konsentrat mikroba. Nah kalau kita kembangkan, berarti sekitar dua juta
liter sel mikroba yang bisa langsung ditebar

Tak butuh lahan besar


Bekerja di laboratorium tidak butuh peralatan canggih. Cukup di atas satu petak pekarangan, Ali
Zum mengembangkan tanaman kedelai hasil rekayasa.
Ali Zum Mashar: Di sini saya taman sekitar 20 jenis kedelai hasil persilangan-persilangan. Jadi
di tempat yang sempit ini mungkin sekitar dari lahan 1500 saya tanam kedelai kita paling sekitar
2500 meterlah untuk penyelamatan temuan, atau pembuatan bibit-bibit jalur kedelai baru. Ya di
lahan pekarangan ini. Jadi kalau kita berniat meneliti atau mengawinkan kedelai, kenapa harus
kita pakai laboratorium yang canggih? Di lahan-lahan yang kosong bisa, ini buktinya
Sudah tujuh tahun pupuk buatan Ali dimanfaatkan sejumlah petani. Namun pemerintah hingga
kini belum melirik, padahal kehebatan pupuk ini telah teruji.
Tak butuh waktu lama untuk melihat hasil panen kedelai melimpah, ketika Wardi beralih
menggunakan pupuk bio P2000Z. Ia telah panen tiga kali dengan hasil memuaskan. Untuk
lahan seluas satu hektar, Ketua Kelompok Tani Sadatani, di Serang Banten itu mampu menuai
kedelai minimal tiga ton.
Hasilnya dua kali lipat
Wardi: Sebelum ada pupuk bio P, kedelai kurang dari satu ton per hektar. Tapi setelah
menggunakan pupuk-pupuk bio P, di sini bisa mencapai tiga sampai tiga setengah ton. Jadi
peningkatannya ya dua kali lipatlah, dua kali lipat lebih
Padahal, menurut Wardi, lahan di Serang sebenarnya tak cocok ditanami kedelai karena tanah
tandus bercampur pasir.
Wardi : Di sini pegunungan, sehingga jenis tanah berbatu dan bercampur pasirlah. Di sisi lain
itu seperti merah-merah tanahnya, sehingga kalau ditanami kedelai kurang bagus. Tapi
alhamdullilah sejak ada bio P tanah berubah menjadi bagus. Jadi ditanami nanti untuk
kelanjutannya bisa lebih baik
Keberhasilan di Toba
Tanah di dataran tinggi gunung Toba Samosir, Sumatera Utara juga tak kalah gersang dan
keringnya. Para petani, menurut Dian Ketua kelompok Tani Toba Samosir, sampai putus asa,
ketika mencoba bercocok taman. Apalagi untuk kedelai, pada lahan tak berhumus itu mustahil
kedelai bisa tumbuh.
Dian: Susah payah sekali kalau untuk kedelai, karena dataran tinggi Toba tanahnya sangat
asam dan gersang. Jadi memang untuk tanaman itu tidak bisa bertahan kalau tanpa bantuan
teknologi yang benar. Sehingga kalau ditanami akan kerdil dan tidak tumbuh dan tidak ada
humusnya sama sekali
Dengan teknologi pupuk Bio P, lahan yang tadinya mustahil ditanami, bisa menghasikan bertonton kedelai, berkualitas tinggi lagi! Dian: Jagung saja paling tinggi empat ton per hektar. Nah,
kemudian dikenalkan bio P, sehingga untuk pembukaan lahan baru saja, yang tanahnya sangat
merah itu, langsung hasilnya berlipat, bisa sembilan ton per hektar untuk jagung. Nah untuk
kedelai juga meningkat. Jadi, biasanya misalnya satu ton itu sudah berusaha sekali, sekarang
bisa meningkat dua setengah sampai tiga ton per hektar.
Ketika harga kedelai meroket, Imron mengantongi keuntungan berlimpah. Di lahan satu hektar
ia mampu membawa pulang keuntungan bersih sekitar Rp. 11 juta. Padahal dulu, ketika masih
menggunakan pupuk kimia, Imron kadang tekor alias rugi.
Imron: Hasilnya sangat memuaskan. Dari satu setengah ton, meningkat menjadi minimal dua
setengah ton, sampai tiga ton. Itu kalau satu setengah ton hasilnya, sebelum menggunakan Bio
P, petani mengalami kerugian, karena hasilnya paling banter hanya Rp. 4 juta, tapi ongkos
produksinya mencapai dua juta. Setelah kami menggunakan Bio P, apalagi diangkat dengan
harga kedelai saat ini sekitar Rp. 6000 sampai Rp. 7000, satu hektarnya bisa mencapai hasil

kira-kira Rp. 12-15 juta, sementara ongkos produksi paling-paling cuma Rp. 4 juta
Mudah
Untuk mendapatkan kedelai super, gampang caranya. Kembali Ali Zum Mashar
Ali Zum Mashar: Petunjuk pemakaian sederhana. Kalau punya lahan satu hektar, misalnya
untuk kedelai, penyemprotannya bisa empat sampai enam kali. Misalkan umur 14, umur 21,
umur 30, umur 35 umur 45, atau maksimal sampai umur 50 hari
Waktu penyemprotan pun harus dilakukan sesuai aturan.
Ali Zum Mashar: Pagi-pagi jam enam sampai sembilan. Kalau sore antara jam tiga sampai
tujuh. Nah, kalau nyemprot siang-siang bolong kan nanti banyak kena sinar. Begitu cepat kering
atau kepanasan, bisa jadi banyak yang mati mikrobanya
Tak hanya untuk kedelai, pupuk ini juga cocok untuk semua jenis tanaman dan buah-buahan.
Hasil Uji Lokasi Penggunaan Tek Bio Perforasi pada Tanaman Kedelai
UNGGUL LINTAS LOKASI
BBI Malang = 3,55 ton/ha
Karawang = 3,6 ton/ha
Majalengka = 3,1 ton/ha
Lampung = 2,54,2 t/h
Jambi = 3,38 ton/ha
Kapuas = 3,6 ton/ha
Maros (Sul-Sel) = 2,8 ton/ha
Lombok (NTB) = 2,8 t/ha
Sum-Sel = 2,8 ton/ha
Sumut = 4,16 ton/ ha
Unggul LINTAS Varietas
Wilis = 3,22 ton/ ha
Slamet = 3,32 ton/ ha
Mahameru = 2,55 ton/ ha
Anjasmoro = 3,41 ton/ ha
Baluran = 3,46 ton/ ha
Pandermen = 3,30 ton/ ha
Jumbo NS = 3,16 ton/ ha
Control Wilis = 1,8 ton/ ha
( Uji di BB Palawija Malang )
Hasil uji varietas pada kedelai Sedangkan uji lintas varietas yang dilakukan di Malang
memperoleh hasil sangat dratis. Produktivitas seluruh varietas di atas 3 ton per hektar.
Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh peningkatan produktivitas Sedangkan kontrol
sekitar 1,86 ton per hektar.kedelai sangat signifikan.
Hasil Penelitian menunjukkan perbedaan signifikan antara penanaman kedelai menggunakan
pupuk Bio P 2000 Z dengan tanpa menggunaan Bio P 2000 Z.
Lokasi dan luasan
Hasil Produksi Riil PLG Kapuas Kalteng 300 ha pola lahan gambut 2,5 ton/ ha- potensi
laboratorium 7,5 ton/ha.
Sei Gohong: 100 ha Pola lahan pasir kwarsa 3,2 ton/ha potensi lab 4,2 ton/ha.

Mesuji Lampung 100 ha. Pola lahan pasang surut 2,5 hingga 5,2 ton/ ha
Majalengka Pola petani penggarap3,4 ton /ha.
Gagutur (barsel) 400 ha Pola pasir krisis 2,0 s/d 3,5 ton / ha
Parung Bogor 5 ha Pola kebun 3,0 ton
Tanjung Marowa 144 ha Pola Lahan sawah 4,16 ton/ha.
Mempawah Kalbar: 75 ha Pola tegalan 3,4 ton/ha
Pandeglang Banten : 60 ha Pola kemitraan lahan 3,2 ton/ha.
Cibitung 1 ha. Pola Demplot Diklat 4,0 s/d 5 ton/ha
Jember jatim 300 ha Pola Tumpangsari Tanaman Hutan 3,2 s/d 3,4 ton/ ha
Banyuwangi 1.300 ha Pola Kemitraan investasi PT ASI3,2 s/d 4 ton/ ha
Citereup Jawa barat 20 ha Pola penanganan lahan tidur 2,8 s/d 3 ton/ ha
Karawang 75 100 ha pola kedelai industri Deperindag 3,1 - 3,6 ton/ha
Musi rawas Linggau 5 ha 2,7 s/d 3,3 ton/ ha
Sukoharjo Jateng 50 ha dipanen Dirjen BP. Tan Pangan 2,5 3,8 ton/ ha
Mataram, NTT. Jayapura, Nabire,dll > 2,7 ton/ ha
Ogan kemiling Ilir Sumsel 85 ha Bukaan baru 1,8 s/d 4,3 ton/ha
100 % pakai pupuk NPK organik Ferre Soil dan BIO P 2000Z + POC PHOSMIT (cair) :
Jagung Hibrida mampu bertongkol produktif 2-4 tongkol/ tanaman, Kedelai tumbuh subur
produksi rata-ratanya 3 -4,5 ton/ha per panen ( 2x rata-rata kedelai India,cina dan brasil)
Bawang merah jadi besar, bawang putih pun tumbuh subur.
kenapa pemerintah lebih suka menyuburkan impor daripada berpihak mengembang suburkan
karya bangsa sendiri ???
Yah! mereka para pejabat memang pandai panen tanpa harus menanam, oknum pejabat yang
bermental broker. ( Ali Zum Muhzar 13 mei 2012 )
inilah penemuan terbaru NPK Organik majemuk "Ferre soil", lebih bertenaga dan dahsyat,
komposisinya kebanyakan bibit mikroba google yang diperbaharui, tapi kita cantumkan hanya
komposisi NPK dan Unsur organik dan mikronya. Produk trial dah dikirim ke pertambangan
Nikel di morowali untuk menyuburkan tanah yang rusak dan beracun, produksi berikutnya
sedang disiapkan untuk orderan di timur tengah: Qatar, Saudi arabia, Bahrain dan Dubai.
Bupati Toba Samosir Drs. Monang Sitorus, SH,MBA bersama Perguruan Pusat dan Daerah
Yayasan DEL, Kadis Pertanian Kab Tobasa, Kepala Desa Sibarani Nasampuluh dan Kelompok
Tani Dosroha Nasampuluh melaksanakan panen raya perdana jagung dengan pola kemitraan
dan Bio Perforasi ( Bio P2.000 Z).
Dengan teknologi pertanian Bio Perforasi (Bio P2.000 Z) produksi jagung dapat ditingkatkan 9
sampai 11 ton per hektare.
Hal ini sungguh menyenangkan hati para anggota Kelompok Tani Dosroha karena selama ini
lahan pertanian tersebut sangat tandus sehingga sulit untuk dikelola menjadi lahan pertanian
yang baik. Tapi berkat adanya Program YayasanDEL dibidang pertanian terbukti telah berhasil
melakukan pola kemitraan dengan menerapkan Bioteknologi Perforasi. Teknologi pertanian Bio
Perforasi ditemukan oleh Ir. Ali Zum Mashar, M.A,M.S Hasibuan dan dibantu oleh saudari
Fidian sebagai pembina petani pendamping teknologi yang langsung terjun di lapangan untuk
membantu petani jagung untuk meningkatkan hasil produksinya.
Atas nama Yayasan DEL Brigjend TNI (Purn) SP. Sitorus dalam sambutanya memaparkan
dengan pola kemitraan yang dilakukan oleh Yayasan DEL, petani mendapatkan modal bibit,
pengolahan tanah, pupuk dan obat-obatan serta ahli teknologi Bio Perforasi serta bimbingan
dan kawalan budidaya sampai panen dan jaminan pemasaran.Bupati Toba Samosir

memberikan arahan kepada para Kepala Desa Se-Kecamatan Laguboti untuk lebih sungguhsungguh mengusahakan setiap lahan-lahan kosong dengan tetap menjalin kerjasama yang baik
dengan Yayasan DEL. Bupati juga menegaskan bahwa pemerintah Toba Samosir sangat
mendukung program kemitraan yang telah dilaksanakan Yayasan DEL agar keberhasilan
panen raya pada saat ini dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat petani yang ada di setiap
kecamatan Se-Toba Samosir.
Bupati juga memberikan bimbingan kepada para petani agar selalu memulai pekerjaan dengan
doa agar setiap pekerjaan memberikan hasil yang baik dimasa yang akan datang. Juga
menghimbau masyarakat yang ada di sekitar YayasanDEL karena perguruan ini merupakan
kebanggaan Kabu[paten Toba Samosir sebagai lembaga pendidikan tinggi yang berstandar
internasional yang diharapkan mampu menjadi pemimpin pada masa yang akan datang baik
ditengah bangsa maupun negara.
Para petani juga mengajukan beberapa pertanyaan yang langsung dijawab oleh penemu
teknologi Bio Perforasi (Bio P 2.000 Z) Ir. Ali Zum Mashar,M.A,M.S yang meberikan penjelasan
bahwa sebagai peneliti tidak akan meninggalkan petani sampai betul-betul petani mandiri
berhasil menghasilkan produksi yang terbaik, juga mengajak petani untuk betul-betul mengikuti
anjuran yang diarahkan oleh peneliti agar hasil produksi betul-betul sesuai dengan harapan
yang diinginkan.

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG

Di Indonesia jagung merupakan komoditi tanaman pangan penting, namun tingkat produksi
belum optimal. PT. Alam Lestari Maju Indonesia berupaya meningkatkan produksi tanaman
jagung secara kuantitas, kualitas dan ramah lingkungan/berkelanjutan
II. SYARAT PERTUMBUHAN
Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan
pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan atau
menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari, tanaman yang ternaungi,
pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak optimal. Suhu optimum
antara 230 C - 300 C. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang
gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan
ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat kemiringan
lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. Ketinggian antara 1000-1800 m
dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl
III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
A. Syarat benih
Benih sebaiknya bermutu tinggi baik genetik, fisik dan fisiologi (benih hibryda). Daya tumbuh
benih lebih dari 90%. Kebutuhan benih + 20-30 kg/ha.
Sebelum benih ditanam, sebaiknya direndam dalam BIO P2000Z (dosis 2-4 cc/lt air semalam).

B. Pengolahan Lahan
Lahan dibersihkan dari sisa tanaman sebelumnya, sisa tanaman yang cukup banyak dibakar,
abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dicangkul dan diolah dengan bajak. Tanah
yang akan ditanami dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Setiap 3 m dibuat
saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm, kedalaman 20 cm.
Saluran ini dibuat terutama pada tanah yang drainasenya jelek.Di daerah dengan pH kurang
dari 5, tanah dikapur (dosis 300 kg/ha) dengan cara menyebar kapur merata/pada barisan
tanaman, + 1 bulan sebelum tanam. Sebelum tanam sebaiknya lahan disebari BIO P2000Z +
FERRE SOIL yang sudah dicampur dengan pupuk kandang matang untuk mencegah penyakit
layu pada tanaman jagung.
C. Teknik Penanaman
1. Penentuan Pola Tanaman
Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan :
a. Tumpang sari ( intercropping ),
melakukan penanaman lebih dari 1 tanaman (umur sama atau berbeda). Contoh: tumpang sari
sama umur seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda umur seperti jagung, ketela pohon,
padi gogo.
b. Tumpang gilir ( Multiple Cropping ),
dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk
mendapat keuntungan maksimum. Contoh: jagung muda, padi gogo, kedelai, kacang tanah, dll.
c. Tanaman Bersisipan ( Relay Cropping ):
pola tanam dengan menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok
(dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu yang berbeda). Contoh: jagung disisipkan
kacang tanah, waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang.
d. Tanaman Campuran ( Mixed Cropping ) :
penanaman terdiri beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya,
semua tercampur jadi satu. Lahan efisien, tetapi riskan terhadap ancaman hama dan penyakit.
Contoh: tanaman campuran seperti jagung, kedelai, ubi kayu.
2. Lubang Tanam dan Cara Tanam
Lubang tanam ditugal, kedalaman 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih. Jarak
tanam jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin panjang umurnya jarak tanam
semakin lebar. Jagung berumur panen lebih 100 hari sejak penanaman, jarak tanamnya 40x100
cm (2 tanaman /lubang). Jagung berumur panen 80-100 hari, jarak tanamnya 25x75 cm (1
tanaman/lubang).
D. Pengelolaan Tanaman
1. Penjarangan dan Penyulaman
Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting tajam tepat di
atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena
akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk
mengganti benih yang tidak tumbuh/mati, dilakukan 7-10 hari sesudah tanam (hst). Jumlah dan
jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman.
2. Penyiangan
Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda
dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll. Penyiangan jangan sampai mengganggu
perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah

maka dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.


3. Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi batang
agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas permukaan
tanah karena adanya aerasi. Dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan
waktu pemupukan. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul,
kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang
memanjang.
4. Pengairan dan Penyiraman
Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab,
tujuannya menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang
diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman
jagung.
E. Hama dan Penyakit
1. Hama
a. Lalat bibit (Atherigona exigua Stein)
Gejala: daun berubah warna menjadi kekuningan, bagian yang terserang mengalami
pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati.
Penyebab: lalat bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu, warna punggung kuning kehijauan
bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, dan panjang lalat 3-3,5 mm.
Pengendalian:
(1) penanaman serentak dan penerapan pergiliran tanaman.
(2) tanaman yang terserang segera dicabut dan dimusnahkan.
(3) Sanitasi kebun.
b. Ulat Pemotong
Gejala: tanaman terpotong beberapa cm diatas permukaan tanah, ditandai dengan bekas
gigitan pada batangnya, akibatnya tanaman yang masih muda roboh.
Penyebab: beberapa jenis ulat pemotong: Agrotis ipsilon; Spodoptera litura, penggerek batang
jagung (Ostrinia furnacalis), dan penggerek buah jagung (Helicoverpa armigera).
Pengendalian:
(1) Tanam serentak atau pergiliran tanaman;
(2) cari dan bunuh ulat-ulat tersebut (biasanya terdapat di dalam tanah)
2. Penyakit
a. Penyakit bulai (Downy mildew)
Penyebab: cendawan Peronosclerospora maydis dan P. javanica serta P. philippinensis,
merajalela pada suhu udara 270 C ke atas serta keadaan udara lembab.
Gejala:
(1) umur 2-3 minggu daun runcing, kecil, kaku, pertumbuhan batang terhambat, warna
menguning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora cendawan warna putih;
(2) umur 3-5 minggu mengalami gangguan pertumbuhan, daun berubah warna dari bagian
pangkal daun, tongkol berubah bentuk dan isi;
(3) pada tanaman dewasa, terdapat garis-garis kecoklatan pada daun tua.
Pengendalian:
(1) penanaman menjelang atau awal musim penghujan;
(2) pola tanam dan pola pergiliran tanaman, penanaman varietas tahan;
(3) cabut tanaman terserang dan musnahkan;

b. Penyakit bercak daun (Leaf bligh)


Penyebab: cendawan Helminthosporium turcicum. Gejala: pada daun tampak bercak
memanjang dan teratur berwarna kuning dan dikelilingi warna coklat, bercak berkembang dan
meluas dari ujung daun hingga ke pangkal daun, semula bercak tampak basah, kemudian
berubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan, kemudian berubah menjadi coklat tua.
Akhirnya seluruh permukaan daun berwarna coklat.
Pengendalian:
(1) pergiliran tanaman.
(2) mengatur kondisi lahan tidak lembab;
c. Penyakit karat (Rust)
Penyebab: cendawan Puccinia sorghi Schw dan P.polypora Underw. Gejala: pada tanaman
dewasa, daun tua terdapat titik-titik noda berwarna merah kecoklatan seperti karat serta
terdapat serbuk berwarna kuning kecoklatan, serbuk cendawan ini berkembang dan
memanjang.
Pengendalian:
(1) mengatur kelembaban;
2) menanam varietas tahan terhadap penyakit;
(3) sanitasi kebun;
d. Penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil smut)
Penyebab: cendawan Ustilago maydis (DC) Cda, Ustilago zeae (Schw) Ung, Uredo zeae Schw,
Uredo maydis DC.
Gejala: masuknya cendawan ini ke dalam biji pada tongkol sehingga terjadi pembengkakan dan
mengeluarkan kelenjar (gall), pembengkakan ini menyebabkan pembungkus rusak dan spora
tersebar.
Pengendalian:
(1) mengatur kelembaban;
(2) memotong bagian tanaman dan dibakar;
e. Penyakit busuk tongkol dan busuk biji
Penyebab: cendawan Fusarium atau Gibberella antara lain Gibberella zeae (Schw), Gibberella
fujikuroi (Schw), Gibberella moniliforme.
Gejala: dapat diketahui setelah membuka pembungkus tongkol, biji-biji jagung berwarna merah
jambu atau merah kecoklatan kemudian berubah menjadi warna coklat sawo matang.
Pengendalian: menanam jagung varietas tahan, pergiliran tanam, mengatur jarak tanam,
perlakuan benih;
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum
mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida
kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810,
dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
F. Panen dan Pasca Panen
1. Ciri dan Umur Panen
Umur panen + 86-96 hari setelah tanam. Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen
sebelum bijinya terisi penuh (diameter tongkol 1-2 cm), jagung rebus/bakar, dipanen ketika
matang susu dan jagung untuk beras jagung, pakan ternak, benih, tepung dll dipanen jika
sudah matang fisiologis.

2. Cara Panen
Putar tongkol berikut kelobotnya/patahkan tangkai buah jagung.
3. Pengupasan
Dikupas saat masih menempel pada batang atau setelah pemetikan selesai, agar kadar air
dalam tongkol dapat diturunkan sehingga cendawan tidak tumbuh.
4. Pengeringan
Pengeringan jagung dengan sinar matahari (+7-8 hari) hingga kadar air + 9% -11 % atau
dengan mesin pengering.
5. Pemipilan
Setelah kering dipipil dengan tangan atau alat pemipil jagung.
6. Penyortiran dan Penggolongan
Biji-biji jagung dipisahkan dari kotoran atau apa saja yang tidak dikehendaki (sisa-sisa tongkol,
biji kecil, biji pecah, biji hampa, dll). Penyortiran untuk menghindari serangan jamur, hama
selama dalam penyimpanan dan menaikkan kualitas panenan

Budidaya Tanaman Tebu Lahan Kering ( BIO P2000Z )

PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Tebu merupakan sumber pemanis utama di dunia, hampir 70 % sumber bahan pemanis berasal
dari tebu sedangkan sisanya berasal dari bit gula. Produksi gula tebu nasional pada tahun 2008
sebesar 2.8 juta ton. Luas areal pertanaman tebu sekitar 438 960 ha dengan produktivitas
nasional 6.11 ton tebu/ha dan rendemen tebu sekitar 7.75 %. Produktivitas tebu nasional 64 %
dihasilkan di pulau Jawa. Total produksi gula pada tahun 2009 sekitar 4,5 juta ton, kebutuhan
impor rafinasi 379.000 ton dan konsumsi gula sekitar 4,3 juta ton (Dewan Gula Indonesia,
2009).
Pengembangan tebu lahan kering di luar pulau Jawa menghadapi sejumlah kendala terutama
sifat tanah yang kurang sesuai untuk pertumbuhan tanaman semusim. Keberhasilan usaha
budidaya tebu di lahan kering selalu dibatasi dengan faktor alam yang sulit dikendalikan. Salah
satu faktor ini adalah iklim (Premono, 1984). Kondisi iklim yang paling berperan dan sangat

berkaitan dengan masalah ketersediaan air bagi tanaman tebu adalah curah hujan dan laju
penguapan air. Curah hujan memiliki jumlah dan penyebaran yang tidak merata dalam setiap
tahunnya. Jumlah dan penyebaran curah hujan tersebut akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman tebu (Yusuf, 1988).
Pengelolaan air pada budidaya tanaman tebu berkaitan dengan kebutuhan air yang disesuaikan
dengan fase pertumbuhan tanaman. Wardojo dan Priyono (1996) menyatakan bahwa pada
masa pertumbuhan, tanaman tebu banyak memerlukan air sedangkan menjelang tua dan
panen tidak memerlukan banyak air. Penanaman tebu pada lahan beririgasi dilakukan pada
musim kering, sedangkan untuk lahan yang pengairannya memanfaatkan air hujan, penanaman
dilakukan pada saat musim hujan.
Dalam kondisi jumlah air yang terbatas maka perlu dilakukan pengaturan guna melakukan
optimasi pemanfaatan air irigasi. Ada dua azas yang dapat digunakan dalam optimasi
pemanfaatan air irigasi yaitu : azas prioritas dan azas proposionalitas (Irianti dan Agus, 2000).
Azas prioritas artinya pemanfaatan airirigasi didasarkan pada prioritas tanaman tanaman yang
akan diairi, sedangkan azas proposionalitas mengetengahkan bahwa penggunaan air dibagi
secara proposional antar tanaman untuk mencari kombinasi optimumnya. Pengaturan waktu
tanam harus disesuaikan dengan kondisi iklim. Pengaturan tata waktu tanam yang kurang
cermat seringkali menimbulkan masalah yang diakibatkan kelebihan atau kekurangan air
sehingga perlu dilakukan pengelolaan air yang baik.
Menurut Hoffman et. al.(1992) pemberian irigasi dilakukan dengan tujuan pemberian dan
penyimpanan air dalam profil tanah untuk tanaman. Untuk mencapai keseragaman
pertumbuhan tanaman, diperlukan pemberian air yang merata dalam suatu luasan lahan
sehingga air yang diberikan menjadi efisien. Waktu pemberian irigasi dipengaruhi oleh
beberapa parameter diantaranya fase pertumbuhan tanaman, kebutuhan evaporasi,
ketersediaan air, kapasitas sistem irigasi, budaya pemberian irigasi, nilai ekomomi tanaman,
dan prakiraan cuaca (Hoffman et. al.,1992).
1.2. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya :
Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis masalah masalah yang terdapat
di lapang.
Mempelajari pengelolaan irigasi curah pada budidaya tebu lahan kering dan menganalisis
pengaruh pemberian mikroba google terhadap produktivitas tanaman.
PEMBAHASAN
2.1. Komoditas Tanaman Tebu
Tanaman tebu (Saccharum officinarum L) adalah satu anggota familia rumput-rumputan
(Graminae) yang merupakan tanaman asli tropika basah, namun masih dapat tumubh baik dan
berkembang di daerah subtropika, pada berbagai jenis tanah dari daratan rendah hingga
ketinggian 1.400 m diatas permukaan laut (dpl). Tanaman tebu telah dikenal sejak beberapa
abad yang lalu oleh bangsa Persia, Cina, India dan kemudian menyusul bangsa Eropa yang
memanfaatkan sebagai bahan pangan benilai tinggi yang dianggap sebagai emas putih, yang
secara berangsur mulai bergeser kedudukan bahan pemanis alami seperti madu. Berdasarkan
catatan sejarah, sekitar tahun 400-an tanaman tebu telah ditemukan tumbuh di beberapa
tempat di P. Jawa, P. Sumatera, namun baru pada abad XV tanaman tersebut diusahakan
secara komersial oleh sebagian imigran Cina. Diawali kedatangan bangsa Belanda di Indonesia
tahun 1596 yang kemudian mendirian perusahaan dagang Vereeniging Oost Indische

Compagnie (VOC) pada bulan Maret 1602, mulailah terbentuknya industri pergulaan di
Indonesia, yang kemudian dipacu dengan semakin meningkatnya permintaan gula dari Eropa
pada saat itu.
Sejarah Indusri gula di Indonesia, khususnya di Jawa penuh dengan pasang surut. Pada
dekade 1930-an industri gula di Indonesia mencapai puncaknya dengan produksi gula sebesar
3 juta ton dengan areal pertanaman seluas 200.000 ha yang terkonsentrasi di Jawa. Pada
masa itu terdapat +179 pabrik gula yang mampu memproduksi 14,8 ton gula/ha.
Usaha budidaya tebu di Indonesia dilakukan pada lahan sawah berpengairan dan tadah hujan
serta pada lahan kering/tegalan dengan rasio 65% pada lahan tegalan dan 35% pada lahan
sawah. Sampai saat ini daerah/wilayah pengembangan tebu masih terfokus di Pulau Jawa
yakni di Provinsi, Jawa Timur, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta dan Jawa Barat yang diusahakan
di lahan sawah dan tegalan. Sedangkan usahatani tebu pada lahan tegalan pengembangannya
diarahkan ke Luar Jawa seperti di Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung,
Sulawesi Selatan dan Gorontalo.
Kedepan Pemerintah juga telah mecanangkan rencana pengembangan ke provinsi lain yang
cocok dan sesuai berdasarkan agroklimat dengan membuka peluang investasi pembangunan
industri gula berbasis tebu yang terintegarasi di beberapa provinsi seperti Provinsi Sulawesi
Tenggara, Kalimantan Barat dan Nusa Tenggara Barat. Adapun berdasarkan hasil survey P3GI
potensi untuk pengembangan industri gula masih terbuka seperti di Provinsi Papua, Maluku,
Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur dan Sulawesi Tengah seluas + 800.000 Ha. Hal
penting yang perlu diperhatikan dalam pengembangan usaha industri gula berbasis tebu adalah
Pengelolaan pada aspek on-farm yakni penerapan kaidah teknologi pertanaman yang baik
dan benar mulai dari persiapan lahan, pengolahan dan penanaman yang mengikuti kaidah
masa tanam optimal,
Pemilihan dan komposisi varietas bibit unggul bermutu,
Penggunaan, pemeliharaan serta tebang angkut muat (panen).
Dalam budidaya tanaman tebu bibit merupakan salah satu modal (investasi) yang menentukan
jumlah batang dan pertumbuhan selanjutnya hingga menjadi tebu giling beserta potansi hasil
gulanya. Oleh karena itu penggunaan bibit unggul bermutu merupakan faktor produksi yang
mutlak harus dipenuhi. Sehingga Pemerintah merasa perlu mengatur pengawasan peredaran
bibit melalui sertifikasi yang merupakan satu proses pemberian sertifikat bibit setelah melalui
pemeriksaan, pengujian dan pengawasan untuk persyaratan dapat disalurkan dan diedarkan.
Sampai saat ini pusat Penelitian telah menghasilkan berbagai macam varietas unggul seperti
PS851, PS862, PS863, PS864, PSBM901, PS921, Bululawang, PSCO902,PSJT941, Kidang
Kencana, PS865, PS881, PS882 dan varietas Kentung yang merupakan varietas-varietas
unggulan dengan kategori pengelompokan masak awal, masak tengah dan masak akhir
sebagai salah satu penerapan manajemen pembibitan untuk menyelaraskan pelaksanaan tertib
tanam dan panen.
Sejauh ini pengadaan bibit tebu dilakukan melalui tahapan penjenjangan kebun pembibitan,
mulai dari Kebun Bibit Pokok (KBP), Kebun Bibit Nenek (KBN), KebunBibit Induk (KBI) hingga
Kebun Bibit Datar (KBD) sebagai sumber bibit bagi pertanaman atau Kebun Tebu Giling (KTG).
Kedepan dalam mengantisipasi ketersediaan bibit telah dicanangkan pengadaan bibit melalui
tahapan kultur jaringan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dalam jumlah maupun
waktu. Pada aspek off-farm peranan Pabrik Gula selaku unit pengolah tebu menjadi gula kristal
putih sangat menentukan. Dari proses tersebut akan dihasilkan produk berupa gula kristal putih
yang dikenal dipasar dengan plantation white sugar atau gula pasir.
Disamping hasil ikutan lainnya berupa tetes (molases) yang saat ini masih dimanfaatkan untuk

bahan baku pabrik alkohol/spritus dan bumbu masak/MSG disamping hasil ikutan lainnya
berupa Particle Board, pakan ternak, kertas dan bahan baku industri lainnya. Kegiatan
pengolahan tebu menjadi gula ditempuh melalui berapa tahapan yaitu pasokan tebu ke pabrik
gula, penilaian tebu, penggilingan, pemurnian nira, penguapan, pengkristalan, pengeringan dan
pengemasan serta penyimpanan.
2.2. Permasalahan Budidaya Tanaman Tebu.
Tanaman tebu merupakan tanaman perkebunan rakyat dimempunyai lokasi sama yaitu lahan
sawah, lahan ladang dan lahan pekarangan atau disebut dengan lahan kering. Pada masa
dahulu, lahan yang digunakan untuk tebu lebih banyak di lahan sawah dan ladang. Desakan
kebutuhan akan pangan (padi dan jagung) membuat lahan tebu bergeser ke lahan ladang dan
pekarangan. Penanaman di lahan sawah untuk tebu sudah relative kecil kemungkinannya,
hanya pada program-program tertentu masih mampu menanam di lahan sawah. Sedangkan
tanaman masih banyak di lahan sawah, hal ini dikarenakan nilai jual per satuan luas jauh lebih
tinggi dari tanaman pangan. Permasalah lain berkaitan dua komodite tersebut adalah kualitas
produk yang mengalami kemerosotan. Banyak faktor yang membuat kualitas , diantarannya:
2.2.1. Varietas Tanaman.
Varietas tanaman menentukan kualitas ini bukan dikarenakan kualitas tanamannya jelek.
Namun lebih banyak kepada kandungan gula atau rendemen dari tanamannya itu sendiri.
Dengan demikian sebelum menanam komodite ataupun tebu sebaiknya mengetahui varietas
dan tujuan serta distribusi penjualan setelah panen nantinya.
2.2.2. Kondisi Lahan.
Tanaman tebu lebih luas dan tidak memerlukan tanah yang khas seperti halnya . Pada akhirakhir ini kualitas tebu dari beberapa daerah tersebut mulai merosot. Kemerosotan ini
dimungkinkan besar karena kandungan tanah dan unsur hara tanaman yang mulai berubah
dengan adanya penambahan sarana produksi berupa bahan an organik seperti pupuk maupun
pestisida yang tidak diiringi dengan pengolah nutrisi yaitu mikroba.
Akibatnya terjadi perubahan kondisi lahan secara kimia, fisik, biologi tanah.
a. Perubahan Sifat Kimiawi Tanah:
Adanya kurang keseimbangan antara unsur-unsur hara baik makro (N,P,K) maupun unsur
mikro. Sehingga terdapat unsur yang berlebihan yang membuat kondisi tanaman kurang stabil.
Misalnya kelebihan Nitrogen dari urea menjadikan tanaman mempunyai struktur lebih keras dan
kurang halus, yang berpengaruh terhadap produksi yaitu rendemen pada tebu maupun yang
semakin jelek.
Ketidak seimbangan unsur hara menyebabkan kekurangan atau defisiensi salah satu unsur
mikro yang selanjutnya berdampak pada kesuburan dan ketahanan tanaman.
Penambahan unsur an organik memberikan pengaruh tingkat keasaman tanah. Pada lahan
yang mengalami penambahan pupuk dan pestisida kimia mengubah sifat tanah menjadi lebih
masam dikarenakan adanya penggumpalan senyawa yang mengikat senyawa basa dan
menghasilkan asam.
b. Perubahan Kandungan Biota Tanah.
Perlakukan budidaya pertanian yang kurang benar misalnya menggunakan pestisida yang
berlebihan dan penggunaan pupuk an organik yang berlebihan menjadikan Biota tanah banyak
yang mati.
Berkurangnya biota tanah (mikroba, fungi, cacing, biota lainnya) yang menggemburkan tanah,
memberikan oksigen tanah, menyerap air, dan lain-lainnya. Sehingga tanaman tebu kurang
optimal dalam pertumbuhannya karena media tumbuhnya secara fisik kurang mendukung.
Berkurangnya biota tanah (mikroba) sebagai pengelola unsur hara. Unsur tanah baik dari

pemberian pupuk maupun dari alami akan lebih baik jika diolah dahulu oleh mikroba.
Kemampuan mikroba adalah mengubah unsur anorganik menjadi organik, menyeimbangkan
unsur hara di lahan, menetralkan unsur yang menjadi racun tananam, dll.
Jika mikroba pengolah tanah mempunyai jumlah berkurang, maka penyediaan unsur hara
untuk tanaman juga kurang optimal. Pada umumnya penggunaan pupuk an organik semakin
tidak efektif dan efisien, karena tidak terolah oleh mikroba sehingga justru lebih banyak yang
larut dalam air dan menguap serta menggumpal dalam tanah.
c. Perubahan Sifat Fisik Tanah:
Lahan yang dilakukan budidaya kurang baik maka sifat fisik tanah menjadi berubah lebih
mampat. Hal ini dikarenakan terjadikan struktur tanah menggumpal senyawa kimia dari
penggunaan pupuk an organik yang tidak tepat.
Porositas dan kandungan oksigen berkurang karena banyak biota yang berkurang, sehingga
tidak mengeluarkan oksigen, membentuk atau menggemburkan tanah. Pengaruh pada
tanaman dan tebu dengan adanya sifat fisik tersebut yaitu pertumbuhan perakaran tanaman
kurang optimal sehingga suplay makanan kurang optimal pula. Banyak kandungan unsur hara
yang terikat dalam gumpalan yang sulit diserap oleh tanaman.
3. Iklim
Kualitas tebu dipengaruhi oleh iklim. Walaupun tanaman yang sama namun iklim yang berbeda,
maka kualitasnyapun berbeda. Secara umum persyaratan pertumbuhan tanaman tebu adalah
sebagai berikut: curah hujan rata-rata 2000 mm/tahun, Untuk tanaman dataran rendah, curah
hujan rata-rata 2.000 mm/tahun, sedangkan untuk dataran tinggi, curah hujan rata-rata 1.5003.500 mm/tahun. Suhu udara yang cocok antara 21-32 derajat C, pH antara 5-6. Ketinggian
tempat yang paling cocok adalah 0 900 mdpl.
Beberapa kondisi iklim yang membuat kualitas tebu menurun adalah sebagai berikut:
a. Tanaman pada umumnya tidak menghendaki iklim yang kering ataupun iklim yang sangat
basah.
b. Penyinaran cahaya matahari yang kurang dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman
kurang baik sehingga produktivitasnya rendah. Oleh karena itu lokasi untuk tebu sebaiknya
dipilih di tempat terbuka dan waktu tanam disesuaikan dengan jenisnya.
c. Curah hujan yang terus menerus mengurangi kualitas tebu.
d. Suhu udara yang cocok untuk pertumbuhan tebu berkisar antara 21-32,30 C.
e. Khusus kelembaban yang tinggi memudahkan pertumbuhan penyakit yang mengurangi
kualitas.
2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Tebu
Supriyadi Ahmad (1992) mengatakan tebu tidak menyukai tempat yang terlalu kering tetapi juga
tidak menyukai tempat yang terlalu basah. Bila tersedia, cukup air maka tanah-tanah yang
ringan dapat diusahakan untuk budidaya tebu. Tanah yang tidak cocok untuk tanaman tebu
adalah tanah masam dan tanah garaman. Tanah garaman ini menghasilkan tebu yang kaya
garam dan sukar diambil gulanya. Tanah dengan lapisan kedap menyukarkan pertumbuhan
tebu. Tebu yang berkualitas baik adalah tebu yang memiliki kandungan sukrosa tinggi.
Untuk menghasilkan tebu berkualitas baik, penanamannya harus memperhatikan beberapa
faktor antara lain sebagai berikut :
a. Iklim
Bila iklim panas, kurang lebih tiga hari sekali tanaman tebu harus disiram. Namun bila curah
hujan agak banyak maka harus diperhatikan saluran airnya, karena jika sampai air itu
menggenang akan dapat menimbulkan kerusakan pada bibit (terjadi pembusukan) yang dapat

mengakibatkan turunnya kadar gula karena terlalu banyak air.


b. Pengairan
Air sangat dibutuhkan untuk mempercepat tumbuh mata tunas, memperbanyak batang dan
menyuburkan tanaman tebu. Masa tebu membutuhkan air hingga pada umur 8 bulan, setelah
itu pada bulan selanjutnya air harus dikurangi karena kandungan sukrosa akan bertambah jika
airnya berkurang.
c. Tanah
Tanah yang paling banyak untuk tanaman tebu adalah tanah yang bertekstur geluh. Keadaan
tanah ini dapat mempengaruhi kadar sukrosa dalam tebu. Pengolahan tanah dilakukan dengan
cara memperbaiki sifat tanah yang pengolahannya dipadu dengan teknik bercocok tanam.
2.4. Peran Mikroba Google Pupuk Hayati Bio P 2000 Z.
Peran mikroba google Pupuk Bio P 2000 Z diantaranya memperbaiki tanah disesuaikan
dengan keadaan secara alami. Beberapa faktor yang merusak kondisi lahan seperti kelebihan
bahan kimia dari pupuk an organik dan pestisida seperti digambarkan di atas sedapat mungkin
dilakukan perbaikan/diuraikan secara alami. Proses tersebut dapat dilakukan hanya dengan
penggunaan jazat renik yaitu mikroba. Sebenarnya mikroba pelapuk/ pengurai material yang
beracun maupun tidak beracun sudah ada di alam ini namun jumlahnya relative bervariasi. Di
beberapa tempat mempunyai mikroba yangmenguntungkan tanaman, sedangkan di tempat lain
mempunyai kandungan relative sedikit. Dengan demikian proses pelapukan/ penguraian bahan
beracun maupun tidak beracun kurang optimal.
Peranan mikroba di alam bukan hanya sebagai pengurai dan pelapuk saja tetapi terdapat
beberapa mikroba yang mempunyai kemampuan di berbagai hal. Pupuk hayati Bio P 2000 Z
berisikan mikroba pilihan dan dilakukan proses bio kimiawi yang dibuat dari sekumpulan bakteri
yang dapat bekerja sama dengan tanaman dalam penyerapan unsur hara yang saat ini bakteri
tersebut di alam relatif kurang. Dari awalnya 18 bakteri diproses secara bio teknologi
menghasilkan 11 bakteri. Bakteri tersebut hidup bekerja sama (simbiosis mutualisme) dengan
tanaman hidup dan mempunyai kemampuan menyerap unsur hara dari alam (tanah dan udara)
untuk disediakan ke tanaman. Dengan kekuatan sinergi Enzim & Mikroorganisme di seluruh
tanaman berperan dalam pertumbuhan dan produksi pada tanaman.
Disebut dengan mikroba google karena kemampuannya mikroba tersebut mencari hambatanhambatan atau kerusakan lahan kemudian diperbaiki secara alami sesuai dengan kebutuhan
tanaman pada umumnya. Di tanaman mikroba google ini mencari sifat-sifat atau gen-gen
yang masih tidur ditanaman kemudian dibangunkan untuk mendapatkan kemampuannya
merangsang pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman. Kemampuan tersebut dimiliki oleh
mikroba google karena sifat mikroba ini mampu memproduksi semacam enzym yang
disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi (proses kerjanya seperti tubuh membuat
antibody). Kemampuan mikroba Google yang ada di pupuk hayati Bio P 2000 Z diantaranya
adalah:
2.4.1. Memperbaiki Kondisi Tanah.
a. Kemampuan yang mengikat kelebihan senyawa racun
di alam seperti Al+, Fe2+, Mn2+, H2S, hal ini telah dibuktikan dengan adanya uji lokasi di
daerah-daerah bukaan baru yang mengandung unsur-unsur tersebut. Budidaya penanaman
dengan menggunakan pupuk hayati Bio P 2000 Z pengaruh racun tersebut pada tanaman
menjadi relatif hilang. Setelah di chek laboratorium dapat bukti bahwa kadar unsur tersebut
yang bersifat racun jauh berkurang atau bahkan hilang. Hak ini terjadi karena senyawa tersebut
diubah dalam bentuk senyawa tidak beracun.

b. Keasaman (pH) tanah


sebagai faktor penghambat pertumbuhan tanaman. Budidaya di tanah masam yang biasanya di
lahan gambut dengan menggunakan pupuk hayati Bio P 2000 Z telah terbukti tanpa
menggunakan kapur atau dolomit tanaman tumbuh subur dan berbuah lebat. Setelah di chek
laboratorium pada tanah sehabis panen dapat diketahui keasaman tanah mendekati normal.
c. Tekstur, struktur dan porositas tanah
yang kurang baik merupakan suatu penghambat pertumbuhan tanaman akibat kejenuhan
budidaya dan pengaruh penggunaan pupuk an organik. Beberapa penelitian dilakukan di lahan
di Pulau Jawa dapat dibandingkan budidaya menggunakan pupuk hayati Bio P 2000 Z dan
dengan yang tidak menggunakan diketahui bahwa tingkat tekstur, struktur dan porositas
menjadi lebih baik.
Hasil analisis diketahui sebagai berikut: Secara filosofi bahwa bakteri merupakan makluk hidup
yang memerlukan kondisi lingkungan sesuai dengan faktor tumbuh yang dimilikinya. Jika ada
faktor-faktor lingkungan yang tidak sesuai maka bakteri tersebut dengan sifat biotiknya
berusaha mengubah kondisi lingkungan agar nyaman untuk tumbuh kembangnya. Di pihak lain,
faktor tumbuh bakteri tersebut telah disesuaikan dengan faktor tumbuh tanaman, dengan
demikian lingkungan yang mempunyai faktor penghambat tersebut di atas diubah oleh bakteri
sesuai faktor tumbuh bakteri secara otomatis selaras dengan faktor tumbuh tanaman.
2.4.2. Mengelola Unsur Hara Di Sekitarnya Dan Disediakan Untuk Tanaman.
Salah satu keunggulan pupuk hayati Bio P 2000 Z adalah berfungsi sebagai pengelola unsur
hara yang siap tersedia setiap saat untuk tanaman.
Beberapa proses pengelolaan mikrobia tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menyerap unsur hara bebas di alam
baik di udara maupun di tanah dalam proses kehidupan bakteri, hasil proses tersebut berupa
unsur hara yang siap diserap oleh tanaman. Termasuk juga unsur racun yang semula menjadi
penghambat dapat diubah menjadi senyawa tidak beracun yang siap diserap tanaman.
b. Menguraikan unsur yang terikat oleh tanah
yang pada keadaan biasa tidak dapat diserap oleh tanaman, namun dengan bantuan mikrobia
di dalam pupuk hayati Bio P 2000 Z maka unsur tersebut terlepas kemudian diikat oleh mikrobia
dan selanjutnya disediakan untuk diserap tanaman.
c. Mengubah unsur an organik menjadi unsur hara organik
merupakan proses makhluk hidup termasuk bakteri. Unsur an organik baik dari alami maupun
pemupukan dicerna dan diikat oleh bakteri yang ada di pupuk hayati Bio P 2000 Z dalam proses
kehidupannya. Selanjutnya unsur tersebut akan dilepas sesuai dengan daya serap tanaman.
Berdasarkan proses tersebut maka pupuk selalu tersedia bagi tanaman, pemberian pupuk lebih
efektif dan efisien karena terikat oleh bakteri sehingga tidak menguap atau terbawa oleh air,
unsur hara tanaman disediakan dalam bentuk unsur organik dan mudah
terserap tanaman.
2.4.3. Memproduksi dan Merangsang Bio Aktif seperti Enzim, Senyawa Organik dan
Energi Kinetik.
Mikroba Google memproduksi dan merangsang bio aktif enzym, senyawa organik dan energi
kinetik yang memacu metabolisme tumbuh kembang akar dan bagian atas tanaman.
Terdapat 2 sumber bio aktif pada proses pemupukan ini, yaitu:
1) berasal dari pupuk itu sendiri dan
2) hasil kerja bakteri merangsang bio aktif tanaman:

a. Bio aktif yang berasal dari pupuk itu sendiri, sewaktu memproduksi pupuk hayati Bio P 2000
Z disertakan juga beberapa hormon yang langsung diserap tanaman dan enzim dan hormon
tersebut merangsang pertumbuhan tanaman.
b. Bio aktif yang dirangsang oleh bakteri yang terdiri hormon auxin dan hormon pertumbuhan
lainnya yang membuat pertumbuhan vegetatif tanaman menjadi cepat dan besar.
c. Merangsang hormon florigen merupakan hormon yang dirangsang oleh mikriobia dari pupuk
hayati Bio P 2000 Z. Hormon ini berfungsi merangsang pembungaan, sehingga tanaman dapat
berbunga dan berbuah lebih lebat.
Berdasarkan fungsi tersebut di atas maka pupuk hayati Bio P 2000 Z merangsang pertumbuhan
tanaman lebih subur, dan hasil bunga dan buah lebih lebat dengan pengisian biji yang penuh.
2.4.4. Meningkatkan Ketahanan Internal dan Eksternal Terhadap Hama dan Penyakit.
Ketahanan internal diperoleh karena pupuk hayati Bio P 2000 Z dilengkapi dengan unsur hara
mikro yang dapat digunakan tanaman. Disamping itu, pertumbuhan yang cepat oleh pengaruh
pupuk tersebut, memberikan kemampuan tanaman dari kerusakan hama.
2.5. Teknik Budidaya Tebu pada Lahan Kering
2.5.1. Persiapan Lahan
Persiapan lahan merupakan kegiatan untuk mempersiapkan tanah tempat tumbuh tanaman
tebu sehingga kondisi fisik dan kimia tanah menjadi media perkembangan perakaran tanaman
tebu. Kegiatan tersebut terdiri atas beberapa jenis yang dilaksanakan secara bertahap sesuai
dengan kronologis. Pada prinsipnya, persiapan lahan untuk tanaman baru (PC) dan tanaman
bongkaran baru (RPC) adalah sama tetapi untuk PC kegiatan persiapan lahan tidak dapat
dilaksanakan secara intensif. Hal tersebut disebabkan oleh tata letak petak kebun, topografi
maupun struktur tanah pada areal yang baru dibuka masih belum sempurna sehingga kegiatan
mesin/peralatan di lapang sering terganggu. Pada areal tersebut masih terdapat sisa sisa
batang/perakaran yang dapat mengganggu operasional mesin di lapang. Petak dibuat dengan
ukuran 200 m x 500 m (10 ha) yang dibatasi oleh jalan produksi dan jalan kebun.
2.5.2. Pembajakan
Pembajakan I bertujuan untuk membalik tanah serta memotong sisa sisa kayu dan vegetasi
awal yang masih tertinggal. Peralatan yang digunakan adalah Rome Harrow 20 disc dengan
diameter 31 inci yang ditarik dengan Bulldozer 155 HP. Awal kegiatan pembajakan dimulai dari
sisi petak paling kiri, kedalaman olah mencapai 25 30 cm dan kapasitas kerja mencapai 0,8
jam/ha sehingga untuk satu petak kebun ( 10 ha) dibutuhkan waktu 8 jam mesin operasi.
Pembajakan dilakukan merata di seluruh areal dengan kedalaman diusahakan lebih dari 30 cm
dan arah bajakan menyilang barisan tanaman tebu sekitar 450. Pembajakan II dilaksanakan
sekitar tiga minggu setelah pembajakan I dengan arah memotong tegak lurus hasil pembajakan
I dan kedalaman olah minimal 25 cm. Peralatan yang digunakan adalah Disc Plow 3 4 disc
diameter 28 inci dan traktor 80 90 HP.
2.5.3. Bakar Sampah
Kegiatan bakar sampah bertujuan untuk mempermudah operasional peralatan di areal bekas
tebangan Bundled dan Loose Cane. Jika pengolahan tanah pertama menggunakan Rome
Harrow, maka kegiatan ini tidak perlu dilakukan. Pembakaran sampah dilaksanakan setelah
sampah kering dan arah bakaran harus berlawanan dengan arah angin. Kapasitas kerja
tergantung pada ketebalan sampah. Sampah tebal bekas tebangan Bundled Cane (hijau)
adalah 0,15 HK/ha dan sampah tipis bekas tebangan Bundled Cane (bakar) adalah 3,00 HK/ha.
2.5.4. Penggaruan

Penggaruan bertujuan untuk menghancurkan bongkahan bongkahan tanah dan meratakan


permukaan tanah. Penggaruan dilaksanakan merata pada seluruh areal dengan menggunakan
alat Baldan Harrow yang ditarik oleh traktor 140 HP. Pada areal RPC, tujuan penggaruan
adalah untuk menghancurkan bongkahan bongkahan tanah hasil pembajakan, mencacah dan
mematikan tunggul maupun tunas tanaman tebu. Penggaruan dilakukan pada seluruh areal
bajakan dan menyilang dengan arah bajakan. Traktor yang digunakan adalah traktor 120 HP
dan alat Baldan Harrow dengan kapasitas kerja 1,15 Ha/jam.
2.5.5. Pengumpulan Akar
Pengumpulan akar merupakan kegiatan pengumpulan sisa sisa kayu yang terangkat akibat
pembajakan I, II dan pembuatan alur tanam, dilaksanakan secara manual oleh tenaga kerja
borongan. Akar maupun sisa sisa kayu dikumpulkan dan ditumpuk dengan jarak 10 15
meter kemudian dibakar di areal tersebut.
2.5.6. Pembuatan Alur Tanam
Pembuatan alur tanam merupakan kegiatan untuk mempersiapkan tempat bibit tanaman tebu.
Alur tanam dibuat menggunakan Wing Ridger dengan kedalaman lebih dari 30 cm dan jarak
dari pusat ke pusat adalah 1,30 meter. Pembuatan alur tanam dilaksanakan setelah
pemancangan ajir. Traktor berjalan mengikuti arah ajir sehingga alur tanam dapat lurus atau
melengkung mengikuti arah kontur. Arah kairan harus sedikit menyilang dengan kemiringan
tanah, memudahkan drainase petak dan memudahkan pada pelaksanaan transportasi tebu.
Pada daerah miring, arah kairan ditentukan sesuai dengan arah kemiringan petak (kemiringan
2%), sedangkan pada lahan dengan kemiringan lebih dari 5% dibuat teras bangkun (Contour
Bank). Kapasitas kerja adalah sekitar 1 ha/jam.
2.5.7. Penanaman
Pada prinsipnya persiapan bibit yang ditanam di areal lahan kering sama dengan yang ditanam
di sawah. Namun karena kondisi yang terlalu kering kadang dipakai pula bagal mata empat.
Waktu tanam tebu di lahan kering terdiri dari dua periode, yaitu.
Periode I
Menjelang musim kemarau (Mei Agustus) pada daerah daerah basah dengan 7 bulan
basah dan daerah sedang yaitu 5 6 bulan basah, atau pada daerah yang memiliki tanah
lembab. Namun dapat juga diberikan tambahan air untuk periode ini.
Periode II
Menjelang musim hujan (Oktober November) pada daerah sedang dan kering yaitu 3 4
bulan basah.
Kebutuhan bibit yang akan ditanam adalah 11 mata tumbuh per meter juringan. Selain itu juga,
untuk menghindari penyulaman yang membutuhkan biaya besar. Bibit ditanam dengan posisi
mata disamping dan disusun secara end to end (nguntu walang). Cara penanaman ini
bervariasi menurut kondisi lahan dan ketersediaan bibit, perlu diketahui, pada umumnya
kebutuhan air pada lahan kering tergantung pada turunnya hujan sehingga kemungkinan tunas
mati akan besar. Oleh karena itu, dengan over lapping atau double row, tunas yang hidup
disebelahnya diharapkan dapat menggantikannya.
Cara penanaman tebu bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut: bibit yang telah diangkut
menggunakan keranjang diecer pada guludan agar mudah dalam mengambilnya, kemudian
bibit ditanam merata pada juringan/kairan dan ditutup dengan tanah setebal bibit itu sendiri,
untuk tanaman pertama pada lahan kering biasanya cenderung anakannya sedikit berkurang
dibandingkan tanah sawah (reynoso), sehingga jumlah bibit tiap juringan diusahakan lebih bila
dibandingkan dengan lahan sawah ( 80 ku), dan bila pada saat tanam curah terlalu tinggi,

diusahakan tanam dengan cara glatimongup (bibit sedikit terlihat).


PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Tanaman tebu (Saccharum officinarum L) adalah satu anggota familia rumput-rumputan
(Graminae) yang merupakan tanaman asli tropika basah, namun masih dapat tumubh baik dan
berkembang di daerah subtropika, pada berbagai jenis tanah dari daratan rendah hingga
ketinggian 1.400 m diatas permukaan laut (dpl). Pengembangan tebu lahan kering di luar pulau
Jawa menghadapi sejumlah kendala terutama sifat tanah yang kurang sesuai untuk
pertumbuhan tanaman semusim. Keberhasilan usaha budidaya tebu di lahan kering selalu
dibatasi dengan faktor alam yang sulit dikendalikan.
Peran mikroba google Pupuk Bio P 2000 Z diantaranya memperbaiki tanah disesuaikan
dengan keadaan secara alami. Beberapa faktor yang merusak kondisi lahan seperti kelebihan
bahan kimia dari pupuk an organik dan pestisida seperti digambarkan di atas sedapat mungkin
dilakukan perbaikan/diuraikan secara alami. Peranan mikroba di alam bukan hanya sebagai
pengurai dan pelapuk saja tetapi terdapat beberapa mikroba yang mempunyai kemampuan di
berbagai hal.
Disebut dengan mikroba google karena kemampuannya mikroba tersebut mencari hambatanhambatan atau kerusakan lahan kemudian diperbaiki secara alami sesuai dengan kebutuhan
tanaman pada umumnya. Di tanaman mikroba google ini mencari sifat-sifat atau gen-gen
yang masih tidur ditanaman kemudian dibangunkan untuk mendapatkan kemampuannya
merangsang pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman. Kemampuan tersebut dimiliki oleh
mikroba google karena sifat mikroba ini mampu memproduksi semacam enzym yang
disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi (proses kerjanya seperti tubuh membuat
antibody).

BUDIDAYA TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogeae L)


Oleh : Dr. Ir. Listyanto, MSc

A. Manfaat.
Kacang tanah (Arachis hypogeae L.) merupakan tanaman panganberupa semak yang berasal
dari Amerika Selatan, tepatnya berasal dari Brazilia. Sebagai bahan pangan dan pakan ternak
yang bergizi tinggi, kacang tanah mengandung lemak (40,50%), protein (27%), karbohidrat
serta vitamin (A, B, C, D, E dan K), juga mengandung mineral antara lain Calcium, Chlorida,

Ferro, Magnesium, Phospor, Kalium dan Sulphur. Di masyarakat kacang tanah dapat
digunakan untuk berbagai keperluan bermacam-macam makanan baik makanan kecil, bumbu,
selai dan berbagai kegunaan yang bersifat industri seperti minyak, bungkil, dan lain-lain.
B. Tempat Tumbuh
Kacang tanah dapat tumbuh pada ketinggian kurang dari 600 dpl, dengan curah hujan antara
800-1.300 mm/tahun. Hujan yang terlalu keras mengakibatkan rontok dan bunga. Suhu sekitar
2832 derajat C. Kelembaban berkisar antara 65-75 %, Penyinaran sinar matahari secara
penuh. jenis tanah yang gembur/ bertekstur ringan dan subur. pH antara 6,06,5. Di tingkat
Internasional mula-mula kacang tanah terpusat di India, Cina, Nigeria, Amerika Serikat dan
Gombai, kemudian meluas ke negara lain. Di Indonesia kacang tanah terpusat di Pulau Jawa,
Sumatra Utara, Sulawesi dan kini telah ditanam di seluruh Indonesia.
C. Teknologi Budidaya.
(1) Penyiapan lahan
Penyiapan lahan pada awal tanam bersamaan dengan HTR dilakukan bersama-sama dengan
penyiapan untuk tanaman hutan. Namun pada tahun pada penanaman selanjutnya maka
penyiapan dikhususkan untuk tanaman sela. Naumn bersamaan itu berfungsi sebagai
pemeliharaan untuk tanaman hutan. Karena fungsinya sebagai tanaman sela maka tanah
dibuat bedengan diantara tanaman utama.tanah digemburkan dengan dicangkul. Dan dibuat
bedengan untuk drainase apalagi di musim penghujan.
a. Setelah ada hujan maka tanah dengan sendirinya akan hancur, maka diratakan.
b. Sekiranya hujan mencukupi maka 4 hari sebelum tanam dilakukan pemupukan pupuk
organik granule/ pellet Bio Alami antara 400 hingga 1 ton per hektar.
c. Tanah dibuat dengan bedengan, dengan tujuan untuk drainase.
d. Dapat digunakan pupuk kandang, atau kompos sebagai materi organik.
2) Penyiapan benih.
Pemilihan benih menentukan sekali produksi yang akan dipanen, karena berdasarkan varietas
tanaman maka terdapat tanaman kacang yang berbeda-beda hasilnya.
Varietas unggul yang dianjurkan antara lain : Gajah, Macan, Banteng, Tapir, Kelinci dan
Mahesa, varietas-varietas ini tahan terhadap penyakit layu, karat dan bercak daun. Atau
varietas lain yang sesuai dengan kondisi setempat.
3) Penanaman
- Penanaman dilakukan segera setelah hujan turun cukup.
- Penanaman kedalaman 3 cm, dengan 2 biji per lubang
- Jarak tanam
Pj = 40 cm X Lb=12 cm X Jrk parit 40 cm .
Pj = 30 cm X Lb= 20 cm X Jrk parit 40cm.
Pj = 35 cm X Lb=15 cm X Jrk parit 40cm
4) Menjaga kelembaban, pengairan, penyiraman.
- Untuk menjaga kelembaban tanah sangat baik lahan diberi seresah dari mulsa (jerami,
kompos, daun-daun).
- Jika ada pengairan maka perlu dilakukan pengairan tetapi jangan sampai tergenang.
- Jika kekeringan cukup lama perlu dilakukan penyiraman dari sumber air yang ada ( sumur,
sungai, dll).
- Jangan melakukan penyiraman, pemupukan pakai semprot pada saat pembungaan.
5) Penyiangan dan Pembumbunan.
- Penyiangan sangat diperlukan untuk mengendalikan gulma.

- Penyiangan dilakukan pada minggu ketiga yaitu antara umur 14 s/d 20 HST.
- Penyiangan kedua dilakukan pada minggu ke 6 yaitu antara 36 s/d 42 HST.
- Bersamaan penyiangan II dilakukan pembumbunan tanaman untuk persiapan tempat buah
(polong).
6) Pengendalian Hama dan Penyakit/Hama:
a) Uret Gejala: memakan akar, batang bagian bawah dan polong akhirnya tanaman layu dan
mati. Pengendalian: menanam serempak, penyiangan intensif, tanaman terserang dicabut dan
uret dimusnahkan.
b) Ulat berwarna. Gejala: daun terlipat menguning, akhirnya mengering.
Pengendalian:penyemprotan insektisida Azodrin 15 W5C, Sevin 85 S atau Sevin 5 D.
c) Ulat grapyakGejala: ulat memakan epidermis daun dan tulang secara
berkelompok.Pengendalian: (1) bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran tanaman; (2)
penyemprotan insektisida lannate L, Azodrin 15 W5C.
d) Ulat jengkal Gejala: menyerang daun kacang tanah. Pengendalian: penyemprotan insektisida
Basudin 60 EC Azodrin 15 W5C, Lannate L Sevin 85 S.
e) Sikada Gejala: menghisap cairan daun. Pengendalian: (1) penanaman serempak, pergiliran
tanaman; (2) penyemprotan insektisida lannate 25 WP, Lebaycid 500 EC, Sevin 5D, Sevin 85
S, Supraciden 40 EC.
f) Kumbang daun Gejala: daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga makan pucuk
bunga. Pengendalian: (1) penanaman serentak; (2) penyemprotan Agnotion 50 EC, Azodrin 15
W5C, Diazeno 60 EC.
Penyakit
a) Penyakit layu Pengendalian: penyemprotan Streptonycin atau Agrimycin, 1 ha membutuhkan
0,5-1 liter. Agrimycin dalam kelarutan 200-400 liter/ha.
b) Penyakit sapu setan Pengendalian: tanaman dicabut, dibuang dan dimusnahkan, semua
tanaman inang dibersihkan (sanitasi lingkungan).
7) Pemupukan.
Pemupukan dilakukan dengan pupuk organik granule/pelet Bio Alami pada awal tanam sekitar
400 kg hingga 1 ton per hektar, pupuk hayati Bio P 2000 Z dan pupuk organik cair Phosmit.
Tabel 5. Jadwal dan Dosis Pemupukan Bio P 2000 Z pada Tanaman Kacang Tanah. (untuk 5
Liter / hektar).
Umur Tanaman Dosis Penggunaan
Pupuk Bio P2000Z 3 litr/ ha 4 liter /ha 5 liter /ha 6 liter / ha
4 hari Sblm tnm 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha
20 21 HST
1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha
35 - 36 HST
1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha
50 51 HST
1 liter /ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha
65 - 66 HST
1 liter/ ha 1 liter/ ha
Dengan cara dicampurkan maka dosis pupuk organik cair PHOSMIT sama dengan pupuk
hayati BIO P 2000 Z.
Terdapat 2 jenis kacang tanah, yaitu berumur genjah dan berumur panjang pada umur genjah
dapat menggunakan tabel sampai pemupukan umur 60 hari, sedangkan umur panjang dapat
menggunakan pengukuran sampai 75 hari.
Panen.
Umur panen tanaman kacang tanah tergantung dari jenisnya yaitu umur pendek 3-4 bulan
dan umur panjang 5-6 bulan. Adapun ciri-ciri kacang tanah sudah siap dipanen antara lain:
a) Batang mulai mengeras.

b) Daun menguning dan sebabian mulai berguguran, Polong sudah berisi penuh dan keras.
c) Warna polong coklat kehitam-hitaman.
BUDIDAYA TANAMAN CABE (Capsicum Annum) Oleh : Dr. Ir. Listyanto, MSc

A. Manfaat.
Tanaman cabe merupakan tanaman yang sangat menggiurkan hasilnya. Keberhasilan petani
cabe sudah terjadi di mana-mana. Untuk mencapai keberhasilan tersebut diperlukan usaha
yang cukup berat. Terutama dalam pembiayaan dan pemeliharaan yang dikaitkan dengan
tingkat kegagalan oleh adanya penyakit.
B. Tempat Tumbuh.
Cabe memerlukan tanah yang subur, dan tidak tergenang. Akan lebih baik jika agak miring. Jika
lahan datar maka perlu dibuatkan draenasi yang dapat mengalirkan air pada saat hujan. Cabe
tumbuh baik di dataran rendah sampai ketinggian 600 m dpl. Cahaya cukup banyak, dengan
kelembaban air agak kering. Diperlukan air untuk pertumbuhannya terutama pada saat masa
vegetatif. Dengan demikian perlu penyiraman pada masa tersebut.
C. Teknologi Budidaya CabePenyiapan Benih, Persemaian dan pembibitan
1. Penyiapan Benih.
Benih bersifat unggul, diambil dari buah yang matang dan sehat dengan biji bernas. Setelah
dibersihkan dan direndam dengan larutan benlate 3 gr/lt dalam 3 menit. Benih siap disimpan
dan atau disebarkan.
2. Persemaian.
Persemaian dilakukan di dalam kotak atau hamparan tanah ukuran secukupnya (1 x 1 meter)
atau tergantung kebutuhan.
Media tanam merupakan campuran pasir: POG/Pellet Bio Alami = 1 : 1.
Taburkan benih di atas media dan ditutup dengan media tersebut 0,5 cm, dan disirami setiap
hari. Lahan dinaungi agar tidak terkena terik matahari.
3. Pembibitan
- Tanaman yang berumur 30 hari di perbenihan siap dipindahkan di pembibitan yaitu di polybag
ukuran kecil atau pelepah batang pisang,

- Media dari pupuk kandang, pasir dan kompos perbandingan 1 : 1 : 1. Campurkan pupuk
Hayati/ organik Bio P 2000 Z 10 cc + 10 cc POC Phosmit + 2 liter air untuk 1000 tanaman.
- Tanaman dijemur dari pagi sampai jam 9.00 selama 1 minggu, seminggu selanjutnya sampai
jam 10.00, dan seminggu selanjutnya sampai jam 10.30. setelah jam tersebut diteduhkan
kembali, dan jangan terkena hujan.
- Penyiraman dilakukan sekali setiap hari.
- Setelah 3 minggu tanaman siap dipindahkan ke lahan pertanian.
- Untuk biji tomat hanya diperlukan 15 s/d 17 hari siap dipindahkan ke lahan pertanian.
4. Persiapan Lahan Tanaman dan Penanaman.
- Penyiapan lahan dengan dibajak, atau dicangkul, Kalau perlu digunakan herbisida.
- membentuk bedeng/gulutan membujur barat dan timur dengan ukuran 100 - 120 cm, tinggi
gulutan 20 cm jarak antar bedeng/gulut 50 cm dan panjang sesuai kebutuhan. Setelah itu
biarkan 1 minggu.
- Berikan POG/Pellet Bio Alami dengan 500 kg s/d 1.000 ton per hektar
- Semprotkan larutan pupuk hayati Bio P 2000 Z dari hasil fermentasi dengan dosis 1 liter per
ha ke tanah.
- Berikan mulsa di atas tanah dengan menggunakan jerami (sebelumnya lahan disirami hingga
basah). Dapat juga dilakukan dengan menggunakan mulsa plastik hitam perak .
- Dibuat lobang di bedeng/gulutan dengan jarak 70 X 60 cm (1 gulud 2 baris ) diameter 8-10 cm.
- Setelah 3 atau 4 hari kemudian dilakukan penanaman
5. Pemeliharaan.
- Pada awal penanaman dapat diberi naungan dari daun sampai dirasakan kuat terkena terik
matahari.
- Penyiaraman tanaman awal dilakukan pagi dan sore, setelah itu disesuaikan dengan
kebutuhan.
- Penyiangan diperlukan jira gulma mengganggu tanaman. Jika menggunakan pulsa plastik
maka gulma dapat ditekan lebih efektif.
6. Pemupukan
- Penggunaan pupuk an organik
- Penggunaan pupuk organik granul / pelet Bio Alami pada awal sebelum diberikan mulsa
dengan dosis 500 kg s/d 1 ton per hektar.
- Penggunaan pupuk hayati Bio P 2000 Z dianjurkan dengan dicampur Phosmit yang berfungsi
sebagai pecampur pupuk dan pupuk organik cair.
- Jika menggunakan fungisida atau bakterisida maka perlakuan berjarak 7 hari sesudah atau
sebelumnya.
Tabel 6. Jadwal dan Dosis Pupuk hayati Bio P 2000 Z pada Cabe
Umur Tanaman Dosis Penggunaan
Pupuk Bio P 2000 Z 4 liter/ ha 5liter / ha 6 liter / ha 7 liter / ha
4 hari Sbl tnm 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha
20 21 HST
1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha
40 - 41 HST
1 liter/ ha 1 liter/ ha
60 - 61 HST
1 liter/ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha
80 - 81 HST
1 liter/ ha
100 - 101 HST
1 liter /ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha
120 - 121 HST
1 liter /ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha
Dengan cara dicampurkan maka dosis pupuk organik cair PHOSMIT sama dengan pupuk

hayati BIO P 2000 Z.


Untuk tanaman dengan umur lebih dari 150 hari dapat dilakukan 1 kali atau 2 kali lagi dengan
interval 15 hari dengan tujuan memperjangan umur produksi tanaman.
BUDIDAYA KACANG HIJAU (Oleh : Dr. Ir. Listyanto, MSc

A. Manfaat.
Kacang hijau merupakan pilihan penggunaan tanaman sela yang sesuai dengan kondisi lahan.
Berdasarkan manfaatnya maka kacang hijau di masyarakat sangat dibutuhkan untuk berbagai
keperluan diantaranya berbagai makanan sampingan (kue-kue). Untuk bahan sayur (taouge)
yang merupakan tanaman khas di berbagai daerah menggunakan bahan baku ini. Ketersediaan
kacang hijau di pasaran masih sangat kekurangan, berdasarkan harga cukup tinggi, maka
budidaya tanaman kacang hijau sangat menjanjikan.
B. Tempat Tumbuh
Kacang hijau tumbuh dan penyebarannya seperti kedelai, namun kelebihan kacang hijau
adalah ketahanan terhadap kekeringan. Karena pada lahan dimana kedelai sudah mengalami
gangguan dengan adanya kekeringan, tetapi untuk tanaman hijau masih dapat tumbuh dengan
subur.
Tanaman kacang hijau dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki curah hujan sekitar 100-400
mm/bulan. Sedangkan untuk mendapatkan hasil optimal, tanaman kedelai membutuhkan curah
hujan antara 70-200 mm/bulan. c) Suhu yang dikehendaki tanaman kedelai antara 21-34
derajat C, akan tetapi suhu optimum bagi pertumbuhan tanaman kedelai 23-30 derajat C.
Tanah-tanah yang cocok yaitu: alluvial, regosol, grumosol, latosol dan andosol. Pada tanahtanah podsolik merah kuning dan tanah yang mengandung banyak pasir kwarsa, pertumbuhan
kedelai kurang baik, kecuali bila diberi tambahan pupuk organik atau kompos dalam jumlah
cukup.
C. Budidaya kacang hijau dengan Teknologi Bio Perforasi.
Tanaman kacang hijau dapat digunakan sebagai tanaman utama maupun tanaman sela. Untuk
Tanaman sela dengan sasaran dapat menunjang penambahan pendapatan dari hasil tanaman
sela sebelum tanaman utama dipanen.
Tanaman kacang hijau sama sefamili dengan kedelai yaitu legumenoseae. Tanaman ini
mempunyai ciri khas dapat bersimbiosis dengan mikroba yang disebut dengan bakteri

Rhizobium dengan cara membentuk bintil akar yang mampu menyerap (fiksasi ) nitrogen dari
udara.
Untuk mempercepat penyediaan mikroba rhizobium ini dapat dilakukan dengan pemberian
pupuk hayati Bio P 2000 Z yang mengandung rhizobium. Selain itu pupuk ini juga mengandung
mikrobia lainnya yang dapat membantu pertumbuhan dan produksi kacang hijau.
Sebagai bahan atau unsur hara yang diserap tanaman cepat saji yang dapat digunakan pupuk
organik cair Phosmit dan pupuk organik granul Bio Alami.
Penggunaan teknologi bio perforasi yaitu menggunakan pupuk hayati Bio P 2000 Z pupuk
organik granule Bio Alami dan pupuk organik cair Phosmit untuk tanaman kacang hijau
mampu meningkatkan produktivitas antara 50 % hingga 100 %. Peningkatan tersebut sangat
dratis jika dilihat pada saat ini masih belum ada teknologi yang dapat meningkatkan produksi
hingga tingkat sama.
(1) Penyiapan Lahan.
Penyiapan lahan untuk tanaman sela terdiri dari:
a) Lahan akan lebih baik jika digemburkan 2 kali yaitu awal dan penghalusan.
b) Dibuat bedengan memanjang timur-barat sesuai dengan jarak tanam tanaman hutan sebagai
tanaman utama dengan ketinggian bedeng 20 cm.
c) Berikan pupuk dasar sesuai rekomendasi.
d) Berikan pupuk organik granule/pelet Bio Alami 400 kg hingga 1 ton per hektar.
(2) Penanaman.
1. Penamanan dilakukan setelah ada hujan cukup untuk pertumbuhan.
2. Jarak tanam 20 x 25 cm, atau 20 x 30 cm, atau 25 x 30 cm sesuai dengan varietas dan
kondisi tanah.
(3) Pengairan.
Tanah yang digunakan untuk tanaman kacang hijau pada umumnya tidak mendapatkan
pengairan. Padahal dalam kehidupannya tanaman menggunakan air.
Untuk menanggulangi kekeurangan air maka dilakukan berbagai hal diantaranya sebagai
berikut:
1. Bagi lahan yang ada air atau tergenang pada saat ada hujan maka maka perlu dilakukan
penampungan air hujan.
2. Dilakukan pembuatan sumur tampungan.
3. Dilakukan pembuatan sumur tanah.
4. Dibuat aliran dari sumber air jika memungkinkan.
5. Sedangkan dibuatkan bedengan dengan drainase cukup.
6. Pengaturan waktu tanam disesuaikan dengan kondisi ketersediaan air.
(4) Pemupukan.
Pemupukan dilakukan dengan pupuk organik granule/pelet Bio Alami pada awal tanam sekitar
400 kg hingga 1 ton per hektar, pupuk hayati Bio P 2000 Z dan pupuk organik cair Phosmit.
Tabel 2. Jadwal dan Dosis Pupuk hayati Bio P 2000 Z pada Tanaman Kacang Hijau.
Umur Tanaman Dosis Penggunaan
Pupuk Bio P2000Z 3 liter/ha 4 liter /ha 5 liter/ha 6 liter / ha
4 hari Sblm tnm 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha
20 21 HST
1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha
35 - 36 HST
1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha
50 51 HST
1 liter /ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha
65 - 66 HST
1 liter/ ha 1 liter/ ha

Pupuk organik cair Phosmit dosis dan jadwal penggunaan sama dengan Bio P 2000 Z,
pupuk phiosmit ini dapat dicampurkan yang berfungsi sebagai zat membangunkan mikroba juga
sebagai penambahan unsur organik pada tanaman.
5) Pemeliharaan.
(a) Penyiangan. Perlakuan penyiangan sering diabaikan karena dianggap tidak sebanding
dengan hasilnya. Namun dengan menggunakan pupuk hasil teknologi bio perforasi biaya
penyiangan dapat meningkatkan produksi jauh lebih tinggi dari biaya penyiangan.
(b) Pembumbunan: Pembumbunan digunakan untuk memperkuat berdirinya tanaman.
Penggunaan pupuk hasil teknologi bio perforasi dapat membuat tanaman kacang hijau yang
tambah besar dan tinggi, maka perlu pembumbunan.
(c) Pengendalian hama: dilakukan sesuai dengan jenis serangan. Penerapan dilakukan dengan
sistem Pengendalian Hama Terpadu.
Hama daun dan hama polong dikendalikan dengan pestisida berbahan aktif organofosphat,
petroid sintetik dan carbonatkhusus untuk hama trips (Frankliniella sp) yang membuat tanaman
puso dilakukan dengan insektisida kontak sesuai dengan tingkat serangan di lapangan.
6) Panen.
Panen dilakukan setelah buah tua, dan sudah menunjukan buah mulai mengering.
BUDIDAYA TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao) Oleh : Dr. Ir. Listyanto, MSc *

1. Kriteria Iklim dan Kondisi Lokasi.

Kakao:bercurah hujan 1.100-3.000 mm/tahun memiliki keasaman (pH) 6-7,5, kedalam air tanah
diisyaratkan minimal 3 m, tanaman dapat tumbuh pada pH tidak lebih tinggi dari 8 serta tidak
lebih rendah dari 4; suhu udara ideal bagi pertumbuhan kakao adalah 30-32 derajat C
(maksimum) dan 18-21 derajat C (minim) ketinggian 100-700 m dpl. tanaman kakao
memerlukan penyinaran lebih banyak namun intensitas sedang maka perlu
Melihat persyaratan pada masing-masing komodite tersebut secara garis besar wilayah
indonesia cocok untuk pertumbuhan komodite perkebunan tersebut. Namun tidak setiap
wilayah cocok dengan komodite tersebut. Karena kecocokan komodite tergantung dari kondisi
iklim seperti suhu, curah hujan, ketinggian, kemiringan tanah dan yang lebih utama adalah
kandungan unsur hara tanah sebagai media tumbuh.
2. Kondisi Lahan.
1) Penyiapan Lahan Penanaman.
Lahan perkebunan sawit, kakao dapat berasal dari hutan asli, hutan sekunder, tegalan, bekas
tanaman perkebunan atau pekarangan. Lahan yang miring harus dibuat teras-teras agar tidak
terjadi erosi. Areal dengan kemiringan 25-60% harus dibuat teras individu.
2) Pembukaan Lahan
Cara penyiapan lahan dapat dengan cara pembersihan selektif dan pembersihan total. Alangalang di tanah tegalan harus dibersihkan/ dimusnahkan supaya tanaman kakao dan pohon
naungan dapat tumbuh baik. Untuk memperlancar pembuangan air, saluran drainase yang
secara alami telah ada harus dipertahankan dan berfungsi baik.
3. Pembibitan.
Perbanyakan tanaman kakao lebih sering dilakukan dengan cara generatif karena bibit
dihasilkan dalam waktu yang cepat dan jumlah yang banyak.
1). Persyaratan Benih
Benih yang baik berasal dari buah berbentuk normal, sehat dan masak di pohon Buah tersebut
berwarna kuning, jika diguncang timbul suara dan jika diketuk dengan tangan timbul gema. Bibit
yang baik harus memenuhi persyaratan, antara lain:
a) Pertumbuhan bibit normal, yaitu tidak kerdil dan tidak terlalu jagur.
b) Bebas hama dan penyakit serta kerusakan lainnya.
c) Berumur 46 bulan.
2). Penyiapan Benih
Buah dipotong membujur, lalu benih yang berada di bagian tengah diambil sebanyak 20-25.
Bersihkan lendir buah dengan meremas-remasnya dalam serbuk gergaji lalu dicuci dengan air
dan direndam dengan fungisida. Benih dijemur di bawah sinar matahari. Benih yang baik
memiliki daya kecambah sedikitnya 80%.
3). Teknik Penyemaian Benih.
Lokasi bedengan persemaian dibersihkan dari pohon dan rumput serta batu dan kerikil. Ukuran
bedengan 1,2 x 1,5 m panjang 10-15 m dan tinggi 10 cm arah utara-selatan. Tanah bedengan
dicangkul 30 cm, setelah dirapikan diberi lapisan pasir 5-10 cm dan tepi bedengan diberi
dinding penahan dari kayu/batu bata. Bedengan diberi naungan dari anyaman daun alangalang, kelapa/tebu dengan tinggi atap di sisi Timur 1,5 m dan di sisi Barat 1,2 m.
Sebelum disemai benih dicelup ke dalam formalin 2,5% selama 10 menit. Benih dibenamkan
(mata benih diletakkan di bagian bawah) ke dalam lapisan pasir sedalam 1/3 bagian dengan
jarak tanam 2,5 x 5 cm. Segera setelah penyemaian, benih disiram. Penyiraman selanjutnya
dilakukan dua kali sehari dan disemprot insektisida jika perlu. Keping biji terbuka tidak serentak

sehingga perlu dibantu dengan tangan. Setelah 4-5 hari di persemaian benih sudah
berkecambah dan siap dipindahtanamkan ke polybag.
4). Penyiapan tanah di polybag:
Tanah sebagai isi polybag dipersiapkan dengan baik, komposisi yang baik terdiri dari : 50 %
tanah subur, 25 % pupuk kandang, 25 % pasir. yang telah dicampur kemudian media ini diayak.
Hasil ayakan disemprotkan secara lamat-lamat dan merata larutan pupuk Bio P 2000 Z (
pupuk Bio P 2000 Z + Phosmit + air dengan perbandingan 1 : 1 : 200 ).
Kemudian masukkan media tanah tersebut ke dalam polybag 20 x 30 cm sampai 1-2 cm
sampai 2 cm di bawah tepi polybag.
Kecambah yang memenuhi syarat untuk dipindahkan ke dalam pembibitan berkecambah pada
hari ke 4-5 dan akarnya lurus. Satu kecambah kakao dimasukkan ke dalam lubang sedalam
telunjuk, lalu lubang ditutup dengan media.
Polybag berisi kecambah disimpan di lokasi pembibitan dengan jarak 60 cm dalam pola
segitiga sama sisi. Supaya tidak bergerak, polibag diletakkan di dalam alur sedalam 5 cm atau
ditimbun dengan tanah secukupnya.
Pembibitan dinaungi oleh pohon pelindung atau dibuat atap dari anyaman bambu Pembibitan
disiram dua kali sehari kecuali jika hujan. Air siraman tidak boleh menggenangi permukaan
media.
Bibit dipupuk setiap 14 hari sampai berumur 3 bulan dengan ZA (2 gram/bibit) atau urea (1
gram/bibit) atau NPK (2 gram/bibit). Pupuk diberikan pada jarak 5 cm melingkari batang kecuali
untuk urea yang diberikan dalam bentuk larutan.
Semprotkan setiap 30 hari larutan secara lamat-lamat larutan Bio P 2000 Z (pupuk Bio P 2000
Z + Phosmit + air dengan perbandingan 1 : 1 : 200), di daun dan tanah sekitar batang.
Pengendalian hama dilakukan dengan penyemprotan insektisida dan fungisida setiap 8 hari.
5). Pemindahan Bibit.
Setelah berumur 3 bulan, bibit dalam polybag dipindahkan ke lapangan dan naungan dikurangi
secara bertahap. Bibit yang baik untuk ditanam di lapangan berumur 4-5 bulan, tinggi 50-60 cm,
berdaun 20-45 helai dengan sedikitnya 4 helai daun tua, diameter batang 8 mm dan sehat.
Dengan jarak tanam 3 x 3 m, kebutuhan bibit untuk satu hektar adalah 1250 batang termasuk
untuk penyulaman.
3.2. Penyiapan Tempat/ Media Penanaman di Lahan.
1). Penentuan Pola Tanaman
Jarak Tanam:
Jarak tanam kakao digunakan adalah 3 x 3 meter sedangkan untuk lahan dengan kemiringan
lebih tajam maka jarak tanam lebih lebar
Arah penanaman adalah timur ke barat dan utara ke selatan. Dengan demikian bentuk pola
bujur sangkar.
Pohon pelindung:
Tanaman kakao mutlak memerlukan pohon pelindung yang ditanam sebagai tanaman lorong
diantara tanaman-tanaman kakao. Terdapat dua macam pohon pelindung yaitu:
a) Pohon pelindung sementara. Pohon ini diperlukan untuk melindungi tanaman kakao muda
(belum berproduksi) dari tiupan angin dan sinar matahari. Jenis pohon yang dapat ditanam
adalah pisang (Musa paradisiaca), turi (Sesbania sp.), Flemingia congesta atauClotaralia sp.
Pohon ini ditanam 1 bulan sebelum ditanam kakao atau bersamaan waktunya dengan
penanaman kakao. Untuk pohon pelindung dari pisang usahakan tanaman pisang jangan
sampai anakan menjadi banyak, jumlah pohon yang ada hanya 3 batang. Pohon pelindung

sementara ini harus sudah di hilangkan setelah 4 atau 5 bulan.


b) Pohon pelindung tetap. Pohon ini harus dipertahankan sepanjang hidup tanaman kakao dan
berfungsi sebagai melindungi tanaman kakao yang sudah produktif dari kerusakan sinar
matahari dan menghambat kecepatan angin. Jenis pohon yang cocok adalah Lamtoro (Leucena
sp.), Sengon Jawa (Albizia stipula), Dadap (Erythrina sp.) dan Kelapa (Cocos nucifera). Pohon
pelindung tetap ditanam dengan jarak tanam 6 x 3 m. Jarak tanam yang diajurkan adalah 3 X 3
m2 dengan kerapatan pohon 1.100 batang pohon/hektar. Jarak ini sangat ideal karena nantinya
pohon akan membentuk tajuk yang seimbang sehingga tanaman tidak akan mudah tumbang.
2). Penyiapan media penanaman.
Setelah dipersiapkan letak lobang sesuai dengan desain yang dinginkan maka langkah
selanjutnya
a) Pembuatan lobang tanam.
Lubang tanam dibuat 2-3 bulan sebelum tanam dengan ukuran:
40 x 40 x 40 cm untuk tanah bertekstur sedang.
60 x 60 x 60 cm atau 80 x 80 x 80 cm untuk tanah bertekstur berat
30 x 30 x 30 cm untuk tanah bertekstur ringan.
b) 14 hari sebelum tanam lubang diisi dengan campuran tanah dan pupuk organik granul /pellet
bio Alami 2 kg hingga 3 kg per lobang dan timbun bersama tanah hingga separuh lobang
tertimbun.
c) Berikan pupuk NPK 300 gram/lubang atau campuran urea 200 gram/lubang dan Sp-36 100
gram/lubang.
d) Semprotkan larutan pupuk Bio P 2000 Z ( pupuk Bio P 2000 Z + Phosmit + air dengan
perbandingan 1 : 1 : 200 ). Penyemprotan hanya di lubang tanam, atau:
Campurkan pupuk Bio P 2000 Z ke dalam pupuk organik granul/pellet Bio Alami sebagai
bahan campuran untuk penutup tanah.
e) Tutup kembali lubang dengan tanah yang dicampur pupuk organik granul Bio Alami himgga
permukaan tanah.
3). Cara Penanaman
a) Polybag yang berisi bibit tanaman disayat pada bagian sisi dan bawah, keluarkan bibit dan
media dalam keadaan utuh.
b) Lubangi lubang tanam yang telah ditutup lagi tersebut selebar diameter polybag. Letakkan
bibit dengan media sejajar dengan tanah.
c) Masukkan kembali tanah galian dan padatkan tanah di sekeliling bibit.
d) Topang batang bibit dengan dua potong kayu/bambu.
e) Untuk mencegah gangguan hewan, tanaman kakao harus diberi pagar pengaman dari
bambu
3.3. Pemeliharaan Tanaman
1). Penyulaman
Tanaman yang mati segera dilakukan penyulaman dengan tanaman baru yang sehat.
Penyulaman dapat dilakukan sampai tanaman berumur 10 tahun.
2). Penyiangan
Pengendalian gulma dilakukan dengan membabat tanaman pengganggu sekitar 50 cm dari
pangkal batang atau dengan herbisida sebanyak 1,5-2,0 liter/ha yang dicampur dengan 500600 liter air. Penyiangan yang paling aman adalah dengan cara mencabut tanaman
pengganggu.Tujuan penyiangan/pengendalian gulma adalah untuk mencegah persaingan
dalam penyerapan air dan unsur hara, untuk mencegah hama dan penyakit serta gulma yang

merambat pada tanaman kakao/kakao.


3). Pemangkasan
Tujuan pemangkasan adalah untuk menjaga/pencegahan serangan hama atau penyakit,
membentuk pohon, memelihara tanaman dan untuk memacu produksi.
a) Pemangkasan bentuk
1. Fase muda. Dilakukan pada saat tanaman berumur 8-12 bulan dengan membuang cabang
yang lemah dan mempertahankan 3-4 cabang yang letaknya merata ke segala arah untuk
membentuk jorquette (percabangan)
2. Fase remaja. Dilakukan pada saat tanaman berumur 18-24 bulan dengan membuang cabang
primer sejauh 30-60 cm dari jorquette
b) Pemangkasan pemeliharaan.
Membuang tunas yang tidak diinginkan, cabang kering, cabang melintang dan ranting yang
menyebabkan tanaman terlalu rimbun.
c) Pemangkasan produksi.
Bertujuan untuk mendorong tanaman agar memiliki kemampuan berproduksi secara maksimal.
Pemangkasan ini dilakukan untuk mengurangi kelebatan daun.
4). Pemupukan.
Berikut disajikan jadwal dan dosis penggunaan pupuk Bio P 2000 Z dengan kombinasi pupuk
organisk dibandingkan dengan penggunaan pupuk an organik saja.
Umur Tanaman Dosis Pupuk Kombinasi Bio P 2000 Z dan An Organik
2 bulan
1 liter / ha 20 gr/phn
6 bulan
1 liter / ha 20 gr/phn
10 bulan
1 liter / ha 30 gr/phn
14 bulan
1 liter / ha 30 gr/phn
18 bulan
1 liter / ha 50 gr/phn
2 tahun
1 liter / ha 50 gr/phn
2 tahun
1 liter / ha 60 gr/phn
3 tahun
1 liter / ha 60 gr/phn
3 tahun
1 liter / ha 60 gr/phn
4 tahun
1 liter / ha 80 gr/phn
4 tahun
1 liter / ha 80 gr/phn
5 tahun
1 liter / ha 100 gr/phn
setiap tahun 1 liter / ha 100 gr/phn

20 gr/phn
20 gr/phn
30 gr/phn
30 gr/phn
60 gr/phn
60 gr/phn
80 gr/phn
80 gr/phn
80 gr/phn
100 gr/phn
100 gr/phn
120 gr/phn
120gr/phn

10 gr/phn
10 gr/phn
15 gr/phn
15 gr/phn
30gr/phn
30 gr/phn
40 gr/phn
40 gr/phn
40 gr/phn
50 gr/phn
50 gr/phn
60 gr/phn
60 gr/phn

10 gr/phn
10 gr/phn
15 gr/phn
15 gr/phn
30 gr/phn
30 gr/phn
40 gr/phn
40 gr/phn
40 gr/phn
50 gr/phn
50 gr/phn
60 gr/phn
60 gr/phn

Dosis pemupukan tanaman di atas jika dibandingkan dengan dosis penggunaan pupuk an
organik tanpa pupuk Bio P 2000 Z terdapat selisih penggunan cukup signifikan.
Dosis anjuran tanpa pupuk Bio P 2000 Z adalah sebagai berikut:
Pada bulan ke 2 dosis anjuran Urea 50 gr/phn, SP 36 = 50 gr/ phn, KCl 25 gr/phn.
Sehingga terjadi efieisensi urea 30 gr/ phn, SP 36 = 30 gr/ph dan KCl = 15 gr/ph. Dengan
jumlah tanaman 1100 pohon/ hektar maka terjadi perbedaan maka terjadi efisiensi urea 33 kg
urea, SP 36 = 33 kg/ha dan KCl 16 kg/ha.
Pada tahun ke 2 dibandingkan dengan dosis anjuran bahwa Urea = 120 gr/ phn, SP 36 = 100
gr/phn dan KCl= 70 gr/phn serta kleserit =70 gr/phn.
Maka terjadi efisiensi pupuk Urea = 70 gr/phn, SP 36 = 40 gr/phn dan KCl = 30 gr/phn dan
kliserit = 30 gr/phn. Dengan jumlah tanaman 1100pohon per hektar maka. Terjadilah efisiensi
sejumlah Urea = 77 kg/ ha, SP 36 44 kg/ ha, KCl = 33 kg/ha dan kliserit 33 kg/ha.

Angka tersebut jika dirupiahkan maka nilainya di atas harga pupuk Bio P 2000 Z dimana pada
tahun 2009 dan 2010 adalah Rp. 120.000,- per liter.
Pengurangan pupuk yang cukup dratis ini dikarenakan adanya mikrobia yang ada di dalam
pupuk mempunyai sifat-sifat adalah:
(1) Bersifat fiksasi atau penambat unsur Nitrogen baik di udara dan di tanah. Diketahui bahwa
Nitrogen di udara mempunyai komposisi 70 % dari kandungan seluruh unsur di udara.
Sehingga pengurangan pupuk urea dapat mencapai 50 % dari dosis yang dianjurkan.
(2) Kemampuan mikrobia yang menambat pupuk an organik yang diberikan. Sehingga pupuk
tersebut tidak menguap atau tercuci, unsur hara yang ada diserap dilindungi dan disediakan
pada saat tanaman menyerapnya. Efisiensi penggunaan pupuk urea dapat mencapai 50 %
sedangkan untuk SP 36 dan KCl dan Kliserit hanya sekitar 30 % saja.
Disamping kemampuan dalam efisiensi pupuk, maka beberapa keuntungan dengan
menggunakan pupuk Bio P 2000 Z secara garis besarnya adalah sebagai berkut:
(1) Kemampuan memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi tanah.
(2) Kemampuan menetralkan sifat racun dan pH tanah
(3) Kemampuan merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman. Dan kemampuan merangsang
pertumbuhan generatif, sehingga buah lebat dan bagus.
(4) Ketahanan internal lebih baik dari serangan hama dan penyakit.
Cara Pemupukan Menggunakan pupuk hayati Bio P 2000 Z dan pupuk organik cair Phosmit.
Bio P 2000 Z adalah pupuk hayati dan pupuk organik cair Phosmit. Cara penggunaannya dapat
dilakukan dengan 2 cara.Menggunakan Phosmit.
Phosmit yang mengandung berbagai hormon tanaman, unsur-unsur mikro, dan pupuk organik
cair lengkap yang berfungsi sebagai pasangan dari pupuk Bio P2000 Z.
Lakukan pencampuran pupuk Bio P 2000 Z + Phosmit + air dengan perbandingan 1 : 1 : 200.
Untuk 1 ha lahan digunakan digunakan Bio P 2000 Z 1 liter + Phosmit1 liter dan air 200
liter untuk satu kali aplikasi.
5). Penyiraman
Penyiraman tanaman kakao yang tumbuh dengan kondisi tanah yang baik dan berpohon
pelindung, tidak perlu banyak memerlukan air. Air yang berlebihan menyebabkan kondisi tanah
menjadi sangat lembab. Penyiraman pohon kakao dilakukan pada tanaman muda terutama
tanaman yang tak diberi pohon pelindung.
6). Penyemprotan Pestisida
Walaupun terdapat ketahanan internal dari pupuk Bio P 2000 Z, pada kondisi tertentu tanaman
juga terkena hama dan penyakit. Hal ini sama dengan kondisi manusia walaupun telah
diupayakan sehat, namun tetap tidak luput terkena penyakit.
Penyemprotan pestisida dilakukan dengan dua tahapan, pertama bersifat untuk pencegahan
sebelum diketahui ada hama yang benar-benar menyerang. Kadar dan jenis pestisida
disesuaikan. Penyemprotan tahapan kedua adalah usaha pemberantasan hama, selain jenis
juga kadarnya ditingkatkan. Misal untuk pemberantasan digunakan insektisida berbahan aktif
seperti Dekametrin (Decis 2,5 EC), Sihalotrin (Matador 25 EC), Sipermetrin (Cymbush 5 EC),
Metomil Nudrin 24 WSC/Lannate 20 L) dan Fenitron (Karbation 50 EC).
3.7. Penyerbukan Buatan
Dari bunga yang muncul hanya 5% yang akan menjadi buah, peningkatan persentase
pembuahan dapat dilakukan dengan penyerbukan buatan. Bagian bunga yang mekar digosok

denga bunga jantan yang telah dipetik sebelumnya, kemudian bunga ditutup dengan sungkup.
3.8. Rehabilitasi Tanaman Dewasa
Tanaman dewasa yang produktivitasnya mulai menurun tidak diremajakan (ditebang untuk
diganti tanaman baru), tetapi direhabilitasi dengan cara okulasi tanaman dewasa dan sambung
samping tanaman dewasa.
Cara yang kedua lebih unggul karena peremajaan dapat dilakukan dalam waktu yang lebih
singkat, murah dan lebih cepat berproduksi. Entres (bahan sambungan) diambil dari kebun
entres atau produksi yang telah diseleksi, berupa cabang berwarna hijau, hijau kekakaoan atau
kakao, diameter 0,75-1,50 cm dan panjang 40-50 cm. Sambungan dapat dibuka setelah 3-4
minggu.
3.4. Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit ditangani sesuai dengan serangan yang ada. Sistem pengendalian hama
terpadu diterapkan untuk menlindungi seluruh ekosistem yang ada.
3.5. Panen
Ciri dan Umur Panen
Buah kakao/kakao bisa dipenen apabila perubahan warna kulit dan setelah fase pembuahan
sampai menjadi buah dan matang usia 5 bulan. Ciri-ciri buah akan dipanen adalah warna
kuning pada alur buah; warna kuning pada alur buah dan punggung alur buah; warna kuning
pada seluruh permukaan buah dan warna kuning tua pada seluruh permukaan buah.
Kakao masak pohon dicirikan dengan perubahan warna buah:
a) Warna buah sebelum masak hijau, setelah masak alur buah menjadi kuning.
b) Warna buah sebelum masak merah tua, warna buah setelah masak merah muda, jingga,
kuning. Buah akan masak pada waktu 5,5 bulan (di dataran rendah) atau 6 bulan (di dataran
tinggi) setelah penyerbukan. Pemetikan buah dilakukan pada buah yang tepat masak. Kadar
gula buah kurang masak rendah sehingga hasil fermentasi kurang baik, sebaliknya pada buah
yang terlalu masak, biji seringkali telah berkecambah, pulp mengering dan aroma berkurang.
2). Cara Panen
Untuk memanen kakao digunakan pisau tajam. Bila letak buah tinggi, pisau disambung dengan
bambu. Cara pemetikannya, jangan sampai melukai batang yang ditumbuhi buah. Pemetikan
kakao hendaknya dilakukan hanya dengan memotong tangkai buah tepat dibatang/cabang
yang ditumbuhi buah..
3). Periode Panen
Panen dilakukan 7-14 hari sekali. Selama panen jangan melukai batang/cabang yang ditumbuhi
buah karena bunga tidak dapat tumbuh labi di tempat tersebut pada periode berbunga
selanjutnya.
4). Prakiraan Produksi
Tanaman kakao mencapai produksi maksimal pada umur 5-13 tahun. Produksi per hektar
dalam satu tahun adalah 1.000 kg biji kakao kering.

BUDIDAYA TANAMAN GAHARU DENGAN MODEL ROTASI DAN MULTIPLE CROPING


DENGAN TANAMAN SELA Oleh : (Dr. Ir. Listyanto, MSc)

A. Tujuan.
Tanaman gaharu tidak memerlukan suatu persyaratan tumbuh yang istimewa. Tanaman yang
berasal dari hutan tropis ini tumbuh subur di daerah lahan tropis. Saat pohon gaharu berumur
sekitar 5-8 tahun, pohon yang tumbuh seperti pohon hutan alam itu perlu disuntik dengan obat
pemuncul getah. Panen dengan produksi optimal pada umur 10 tahun.
Selain dapat tumbuh di kawasan hutan, pohon gaharu juga dapat tumbuh di pekarangan warga.
Karena itu sebenarnya warga memiliki banyak kesempatan untuk menanam pohon yang
menghasilkan getah wangi ini. Beberapa jenis tumbuhan berpotensi untuk memproduksi gaharu
sudah dieksplorasi. Jenis tumbuhan itu meliputi Aquilaria spp, Aetoxylon sympetallum,
Gyrinops, dan Gonsystylus.
Berbagai jenis tumbuhan itu tersebar di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan
Papua. Tetapi, keberadaannya sekarang mulai langka.
Gaharu (Aquilaria Malaccensis) mulai berproduksi pada umur 5 tahun yaitu mulai dirangsang
dengan dilukai dan diberi zat perangsang tumbuh getah. Budidaya gaharu yang diambil adalah
mulai dari kayu, cabang dan paling utama adalah getahnya.
Teknik budi daya gaharu dengan cara penginfeksian jamur pembentuk gaharu ke dalam batang
pohon potensial. Isolat jamur penginfeksi atau pembentuk gaharu sudah dieksplorasi Balitbang
Kehutanan dengan hasil diperoleh dari genusFusarium dan Cylindrocarpon.
Saat ini diperoleh dari genus Fusarium sebanyak 23 isolat jamur. Empat isolate jamur Fusarium
paling cepat menginfeksi kayu berpotensi menjadi gaharu.
Banyaknya getah yang dihasilkan dari pohon gaharu tergantung dari masa tanam dan panen
pohon tersebut. Misalnya untuk usia tanam selama 9 sampai 10 tahun, setiap batang pohon

mampu menghasilkan sekitar 2 kilogram Gaharu itu sendiri sebagai hasil persenyawaan enzim
jamur tertentu yang menginfeksi kayu jenis tertentu pula. Persenyawaan itu menghasilkan
damar wangi yang kemudian dikenal sebagai gaharu. Kayu yang mengandung damar wangi
atau gaharu kategori paling bagus atau kelas super mencapai harga Rp 50 juta per kilogram.
Melalui metode penyulingan, gaharu umumnya dimanfaatkan sebagai pewangi. Selama ini
gaharu alam yang paling bagus disebut gaharu super yang berwarna hitam pekat, padat, keras,
mengilap, dan beraroma kuat khas gaharu. Gaharu super tidak menampakkan serat kayunya.
Bentuknya seperti bongkahan yang di dalamnya tidak berlubang.
Klasifikasi mutu gaharu ditetapkan ada enam, berturut-turut dari yang paling bagus, yaitu kelas
super, tanggung, kacangan, teri, kemedangan, dan cincangan, kata Sulistyo.
Kelas cincangan merupakan potongan kecil-kecil dari kayu yang terinfeksi menjadi gaharu.
Meskipun tidak berwarna kehitaman atau tidak mengandung getah gaharu, kelas cincangan
masih menunjukkan aroma khasnya. Biasanya, gaharu ini digunakan untuk pembuatan dupa
atau hio. Dalam proses produksi gaharu buatan, yang sangat penting dikuasai adalah proses
pembenihan, persemaian, penanaman, dan pemeliharaan pohon-pohon berpotensi
Melihat adalah hutan- hutan yang dibangun dan dikelola oleh rakyat, kebanyakan berada di
atas tanah milik atau tanah adat meskipun ada pula yang berada di atas tanah Negara atau
kawasan hutan negara. Program Hutan Tanaman Rakyat juga menjawab adanya kesenjangan
antara peningkatan kesejahteraan gaharu dan memperoleh keuntungan dari pohon yang
menghasilkan produk bernilai tinggi.
Ada 3 prinsip penyelenggaraan Tanaman Gaharu, yaitu:
1. Masyarakat mengorganisasikan dirinya berdasarkan kebutuhan, pembangunan tanaman
gaharu yang berkesinambungan. Pada lahan tersebut dengan memanfaatkan seoptimal
mungkin waktu yang ada dengan sistem multiple cropping.
2. Multiple cropping yaitu memanfaatkan lahan sewaktu tanaman utama (gaharu masih kecil)
dengan ditanamai kedelai. Fungsi tanaman kedelai selain menghasilkan juga sebagai
pengurangai biaya pengendalian gulma, juga menyuburkan tanah.
3. setelah tahun ke 3, diantara tanaman gaharu dapat dibudidayakan tanaman yang tidak
membutuhkan sinar matahari seperti rempah-rempah (jahe, kencur, temulawak, dll)
Sasaran program Tanaman Gaharu dengan Multicroping
Tanaman Gaharu merupakan tanaman elite artinya untuk menghasilkan produk yang
diharapkan memerlukan biaya yang sangat mahal. Biaya mahal tersebut karena digunakan
teknologi inokulasi yang sampai saat ini masih mahal. Rata-rata biaya per tanaman dapat
mencapai antara Rp. 300.000,- sampai Rp 600.000,- per pohon.
Dengan tingginya biaya tersebut maka sasaran program tanaman gaharu adalah:
1. Jumlah sedikit, atau di bawah 100 pohon dapat menyatu dengan tanaman pekarangan. Maka
sasaran budidaya dapat ke seluruh petani yang ada.
2. Jika berbentuk kawasan, maka sasaran dapat berupa sekelompok petani. Sehingga biaya
yang digunakan dapat ditanggung oleh pemiliknya dengan demikian dapat membentuk
kawasan cukup luas.
3. Jika dilakukan secara perkebunan khusus, maka diperlukan pengusaha Kawasan hutan
produksi yang tidak produktif, tidak dibebani hak/izin, letaknya diutamakan dekat dengan
industri hasil hutan dan telah ditetapkan pencadangannnya sebagai lokasi Hutan Tanaman
Rakyat atau hutan reboisasi.
4. Kegiatan yang menjadi sasaran program adalah terwujudnya kawasan hutan Gaharu yang
dapat dilakukan sebagai kawasan hutan produktif.
5. Sebagai tempat atau kawasan percontohan untuk masayarakat sekitar program dalam
budidaya tanaman hutan yang produktif.

B. Model / Pola Budidaya Tanaman Gaharu system Rotasi dan Multiple cropping.
Pada kegiatan budidaya tanaman gaharu, dapat dilakukan pada lahan sedikit di pekarangan
atau di lahan luas dalam bentuk perkebunan, misalnya: luas antara 8 sampai 15 hektar. Areal
tersebut dikelola dengan menanam tanaman hutan yang diharapkan dapat dimanfaatkan untuk
produksi yang menjanjikan
Namun selama menunggu waktu sampai produksi, masayrakat perku ada penyangga
kebutuhan pangan dan menambah pendapatan selama pertumbuhan tanaman hutan maka
diantara tanaman hutan dibudidayakan tanaman pangan yang berfungsi sebagai tanaman sela.
Model atau pola tanam yang direncanakan/ diharapkan adalah pola tanam yang
berkesinambungan. Artinya dalam luasan areal yang diberikan penanaman tanaman gaharu
dilakukan secara periodik tertentu, dengan demikian panen tanaman gaharu dapat dilakukan
secara periodik juga. Hal tersebut berkelanjutan dari tahun ke tahun sehingga penanaman dan
panenan terus berlangsung. Model di atas hanya salah satu dari model yang digunakan untuk
pengembangan yang berkelanjutan.
Penentuan Model/ Pola tanam budidaya rotary dan multiple cropping:
Beberapa hal yang mempengaruhi untuk budidaya gaharu dengan system rotasin dan multiple
cropping ini adalah:
1. Umur tanaman gaharu yang rencananya di panen
2. Jarak tanam yang dilakukan untuk tanaman gaharu.
3. Luasan lahan yang di olah.
Contoh 1.
Usaha gaharu dalam luasan besar misalnya 120 ha, dengan menanam tanaman gaharu yang
dapat dipanen dalam waktu 10 tahun. Dia berkeinginan menanam setiap tahun maka luas lahan
per tahun adalah 120/10 ha atau 12 ha. Model atau Pola tanam yang dibuat adalah
Tahun 1 = 12 ha; tahun 2 = 12 ha, tahun 3 = 12 ha.. tahun 8 = 12 ha. Untuk tahun ke 9
dilakukan panen 12 ha dan untuk tahun ke 10 tanam 12 ha dan panen 12 ha, dst

BUDIDAYA KEMIRI (Oleh : Dr. Ir. Listyanto, MSc *)

A. Manfaat.
Pada lapangan yang berkonfigurasi datar sampai pada tempat-tempat bergelombang dan
curam. Jenis ini dapat tumbuh pada tanah yang berpasir, maupun pada tanah-tanah podsolik
yang kurang subur. pohon ini masih dapat tumbuh dengan baik. Tinggi pohon sampai 35 cm,

panjang batang bebas cabang 10-14 m , diameter sampai 100 cm, kulit luar berwarna kelabu,
beralur sedikit dan dangkal, tidakmengelupas. Kemiri mulai berbuah pada umur 3,5 sampai
dengan 4 tahun. pada umur 5 tahun produksi buah rata-rata 200 kg/pohon/tahun. Dari biji kemiri
dapat diolahmenjadi minyak atau lemak kemiri yang digunakan sebagai bahan obat-obatan,
kosmetik, coating dan industri cat.
Kayu teras berwarna putih kekuning-kuningan, mudah diserang jamur biru, gubal tidak dapat
dibedakan dari kayu teras. Berat jenis rata-rata 0,31, kelas kuat IV (V) dan kelas awet V. Kayu
dapat digunakan untuk plywood, peti, korek api dan barang kerajinan.
B. Tempat Tumbuh.
Pohon kemiri atau Aleurites moluccana Wild, dapat dijumpai hampir sebagian besar Indonesia,
pohon ini dapat tumbuh pada ketinggian 0-800 m diatas permukaan laut. Pada daerah yang
beriklim kering seperti di Sulawesi Selatan, maupun pada daerah yang beriklim basah seperti di
Jawa Barat.
C. Teknologi Budidaya Tanaman Kemiri.
1. Pembibitan
a) Benih.
Buah yang masak dapat diperoleh setelah 3-4 bulan dari masa berbunga, buah masak akan
jatuh. Buah yang berbiji satu disebut biji jantan bentuknya bulat dan lama berkecambahnya
lebih panjang dari biji betina.
Beberapa cara perlakuan yang dapat dilakukan sebelum biji disemai antara lain.
- Biji direndam dalam air dingin 15 hari, kemudian dipukul dengan palu kecil hingga biji retak.
Usahakan pemukulan tidak terlalu keras, cukup asal belah sedikit.
- Mengikir biji pada bagian yang akan keluar lembaga. Sesudah +/- 45 hari semai siap disapih
dan dilaksanakan seleksi semai dan yang harus diperhatikan pilih semai yang tegak lurus,
sehat dan sehat dan ketika dilakukan pencabutan agar hati-hati agar akar tidak rusak/luka.
b) Pembibitan.
Biji yang diperoleh di semaikan dengan media tabur dari tanah dan pasir dengan perbandingan
1 : 2 dan campuran ini disaring dengan kawat saringan berukuran 2 mm. Kemudian campuran
ini sebaiknya disterilkan dengan cara digoreng sebelum dimasukkan kedalam bak plastik
dengan tujuan agar bebas dari bibit penyakit. Biji kemiri disemai sedalam +/- 2,5 10 cm.
Pembibitan baru dapat digunakan setelah berumur 6 sampai 1 tahun.
2. Penyiapan lahan.
a) Program HTR mengarahkan adanya rotasi penanaman tanaman Hutan, dengan demikian
perlu desaign sedemikian rupa, agar lahan yang disediakan untuk digarap dapat secara
periodik menghasilkan tanaman hutan. Untuk itu pemilihan tanaman didasarkan pada luas yang
digarap dan komodite yang ditanam sesuai dengan umur panen. (lihat Model Budidaya Hutan
Tanaman Rakyat).
b) Budidaya di lahan HTR menggunakan sistem tumpang sari pada tahun pertama sampai
dengan tahun ke empat. Dengan sistem tersebut menentukan jarak tanam yang memberikan
peluang bagi tanaman sela untuk tumbuh dan jarak tanam yang tepat. Untuk tanaman kemiri
maka jarak tanam yang digunakan adalah 4 m x 4 m atau 5 m x 5 m. Untuk membantu jarak
tanam dan arahnya tertata rapi maka dibuat dengan diajir dahulu.
c) Lahan dibersihkan dari tanaman penggangu dan pada ajir dilobangi dengan ukuran : 40 x 40
x 30 cm.
3. Penanaman.

a) Penanaman dilakukan pada awal musim hujan.


b) 7 hari sebelum dilakukan pemupukan dengan pupuk an organik masing-masing lobang 75
gram Urea + 50 gram KCl dan 50 gram SP.
c) Penggunaan pupuk hayati yang berguna untuk pembenah tanah yang mampu memperbaiki
sifat fisik, kimia dan biologi tanah dengan menggunakan: bio P 2000 Z + Phosmit + air dengan
perbandingan 1 : 1: 180. siramkan pada lobang tersebut 0,5 liter air campuran tersebut.
d) Penanaman dilakukan dengan menimbun sampai batas leher akar, hati-hati akar jangan
sampai bengkok. Jika ada akar yang sudah keluar sebaiknya dipotong.
4. Pemeliharaan.
a) Pada penenaan di HTR dilakukan dengan sistem tumpangsari selama 4 tahun, maka
pemeliharaan yang berupa penyiangan, pemupukan dan pendangiran dilakukan pada lahan
tanaman sela tersebut, yang sekaligus sebagai pemeliharaan di tanaman hutan.
b) Pada tanaman hutan yang perlu mendapatkan perhatian adalah penyulaman, karena
penanaman tidak ada penjarangan maka diupayakan tanaman yang telah dilokasikan tetap
hidup. Jika mati cepat dilakukan penyulaman.
c) Keamanan, dengan adanya aktivitas budidaya tanaman sela dimungkinkan adanya
kerusakan. Maka agar tetap aman dapat diberikan pagar pengaman atau tonggak penyangga
tanaman.
d) Pemupukan. Khusus untuk tanaman hutan yang sudah tidak ada tanaman selanya maka
perlu adanya pemupukan.
Jenis pupuk yang digunakan ada dua macam yaitu:
(1) penggunaan pupuk an organik seperti Urea, KCl dan SP.
(2) pupuk hayati, yaitu berupa mikroba yang mampu mengelola unsur hara alam untuk
disediakan bagi tanaman, selain memperbaiki kondisi tanah.
5. Panen.
Tanaman kemiri mempunyai dua produk yang diperoleh yaitu:
a) Buah kemiri yang dapat digunakan berbagai kebutuhan. Tanaman kemiri akan berbuah
setelah berumur 3,5 s/d 4 tahun. Buah dalam 1 tanaman cukup banyak dengan nilai cukup
menjanjikan.
b) Kayu kemiri, merupakan kayu yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan. Setidaktidaknya sebagai kayu bakar. Pertumbuhan tanaman kemiri yang relatif cepat merupakan suatu
potensi pengadaan kayu untuk berbagai kebutuhan tersebut.
PENERAPAN TEKNOLOGI PERFORASI BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK UNTUK
KONSUMSI SUPERMARKET (Oleh : Dr. Ir. Listyanto, MSc *)

I. PENDAHULUAN
Go back to nature to be health, saat ini bukan hanya slogan tetapi banyak yang mengharapkan
dan menerapkan. Berbagai upaya dilakukan manusia untuk membuat makanan benar-benar
natural atau orang sering bilang sayuran/ beras/jagung/kedelai organik. Melihat animo
masyarakat yang demikian besar maka banyak produsen bahan makanan memproduksi dan
menawarkan bahan makanan organik. Sekarang timbul pertanyaan kepada konsumen maupun
produsen bahan makanan organik
Bagaimana pengertian bahan makanan organik?, dan apakah yang bahan makanan yang
diproduksi dan dikonsumsi tersebut benar-benar organik yang menyehatkan ?
Jawaban menimbulkan perdebatan yang cukup seru. Produsen bahan makanan organik akan
tetap mengklaim bahwa produk yang dihasilkan adalah benar-benar organik. Sedangkan para
pengamat dan pemerhati bahan makanan organik mempunyai pandangan yang lain. Untuk
konsumen banyak yang kurang tahu apa itu yang disebut bahan makanan organik? Mereka
berkeinginan untuk konsumsi bahan makanan organik untuk memperoleh kesehatan dalam
hidupnya. Dari pernyataan-pernyataan tersebut dapat digaris bawahi bahwa tujuan
mengkonsumsi bahan makanan organik yaitu untuk kesehatan.
Mengacu pada pengertian untuk kesehatan tersebut maka dapat dibuat pengertian garis besar
bahwa bahan makanan organik yang sehat adalah sebagai berikut:
a. Bahan makanan tidak mengandung unsur-unsur yang dapat mengganggu/ menghambat
metabolisme tubuh manusia/ hewan dalam hidupnya.
b. Namun bahan makanan tersebut mengandung unsur-unsur untuk kebutuhan metabolisme
tubuh manusia/ hewan dalam hidupnya.
Pertanyaan bagi produsen bahan makanan organik: Apakah bahan makanan yang diproduksi
memenuhi kriteria tersebut?
Case I.
Bahan makanan diproduksi di lahan yang dahulunya telah dilakukan penanaman dengan
menggunakan zat-zat kimia sintetis baik berupa pupuk maupun pestisida. Walaupun saat ini
menggunakan bahan kompos, organik dalam budidayanya, namun belum tentu tanaman
bersifat bahan makanan organik yang sehat.
Permasalahannya adanya residu pestisida yang terserap oleh tanaman.
Case 2.
Bahan makanan yang diproduksi dari media organik (kompos). Belum tentu sebagai bahan

makanan organik, permasalahannya adalah:


1. Apakah media organik tersebut tidak mengandung bahan yang berbahaya bagi manusia
(misal: diambil dari jerami yang berasal dari tanaman yang disemprot pestisida.
2. Apakah kandungan unsur hara di media kompos tersebut memenuhi kriteria/ mengandung
unsur-unsur untuk kesehatan manusia. (misalnya: manusia membutuhkan unsur-unsur mineral:
Fe, Zn, Mn, Mg, dan lain-lainnya)
Case 3.
Penanaman yang ditanam dari tanah/ lahan yang sebelumnya tidak pernah ditanam oleh
tanaman pangan dan dalam budidayanya tidak menggunakan zat sintetis kimia. Hasil produk
tersebut belum tentu sebagai produk tanaman organik.
Permasalahannya adalah:
Tanah asli belum tentu mempunyai kandungan yang sesuai untuk kesehatan manusia. Banyak
diantaranya mengandung unsur-unsur logam berat (Al, Fe, Pb, dll) bahkan tidak hanya beracun
bagi manusia, tetapi banyak yang beracun bagi tanaman itu sendiri.
Berdasarkan beberapa case tersebut di atas maka akan timbul pernyataan apakah produk
yang selama ini dinyatakan sebagai produk bahan makanan organik dapat memenuhi dua
kriteria yaitu: (1) tidak mengandung unsur yang dapat mengganggu pertumbuhan metabolisme
manusia dan (2) mengandung unsur-unsur yang mendukung kesehatan manusia.
Untuk mencapai kriteria bahan makanan organik dan menyehatkan tersebut dapat ditempuh
pada saat budidaya tanaman tersebut, yaitu:
1. Penggunaan media tanaman yang bebas dari unsur-unsur yang menjadi pengganggu/
penghambat pertumbuhan kehidupan tanaman, hewan dan manusia
2. Proses perawatan selama budidaya tersebut yang mampu menjaga menjadi tanaman
organik yang sehat.
II. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI DALAM MEMPRODUKSI BAHAN MAKANAN
ORGANIK UNTUK KONSUMSI SUPERMARKET
Produk bahan makanan organik merupakan usaha yang sarat dengan resiko, karena pada
budidaya produk bahan makanan organik mempunyai permasalahan sebagai berikut:
1. Budidaya bahan makanan organik yang diinginkan tidak menggunakan bahan an organik
(pupuk dan pestisida) pada umumnya produktivitasnya jauh lebih rendah dibandingkan dengan
produk yang menggunakan saprodi an organik.
2. Resiko kegagalan oleh serangan hama dan penyakit jauh lebih tinggi. Pada umumnya
tanaman organik lebih sering mendapatkan hama dan penyakit dari pada tanaman yang
menggunakan bahan pestisida.
3. Biaya sarana/ prasarana budidaya dan pemeliharaan jauh lebih mahal.
Dengan adanya resiko tersebut para petani berkeinginan bahwa produk bahan makanan
organik dihargai dengan nilai lebih tinggi dibandingkan dengan produk non organik.
Di pihak lain, Supermarket merupakan tempat penjualan yang bergengsi dengan sasaran pada
konsumen kalangan menengah ke atas. Untuk menjaga pelanggan untuk tetap membeli di
supermarket maka pengelola supermarket menjamin bahwa produk yang dijual mempunyai
kualitas tinggi.
Beberapa persyaratan yang diberikan diantaranya:
1. Informasi yang diberikan pada produk dapat dipertanggung jawabkan. Misal: produk organik
maka jika dilakukan pengujian maka dapat dibuktikan kebenarannya.
2. Kualitas penampakan menarik. Selain kualitas sebagai bahan makanan organik, maka juga

dituntut untuk penampakan yang menarik. Penampakkan ini sangat dibutuhkan untuk
mendapatkan daya tarik konsumen. Keadaan yang menarik ini sangat sulit dipenuhi para
produsen. Karena pada umumnya tanaman organik yang tidak menggunakan bahan an organik
dan kimia sintesis kurang subur dan sasaran untuk hama dan penyakit.
3. Keberadaan (jumlah dan rutinitas terjamin). Keberadaan atau jumlah pasokan harus terjamin
sesuai dengan jumlah yang dipesan, dan rutinitas selalu tersedia. Untuk memenuhi hal tersebut
tidak dapat dilakukan oleh petani kecil maupun pedagang kecil. Memerlukan suatu pola tanam
luasan produksi dan jenis taman serta jadwal budidya yang ketat.
Ketiga hal di atas sering menjadi kendala bagi para produsen untuk menjadi mitra tetap super
market. Pada umumnya para produsen tidak dapat menujukkan bukti kuat sesuai dengan
informasi yang diberikan. Bahan makanan organik yang diproduksi masih sebatas pengetahuan
yang dimiliki, seperti penjelasan di atas.
Untuk memecahkan masalah tersebut dapat dilakukan melalui 2 sisi yaitu : (1) sisi kualitas
produk yaitu dapat dicapai dengan teknologi perforasi. (2) pemenuhan kuantitas dan kontinuitas
dengan cara menajemen desain dan pola tanam.
III. TEKNOLOGI PERFORASI MENGHASILKAN PRODUK TANAMAN ORGANIK
Untuk menghasilkan tanaman organik yang dapat dipertanggung jawabkan perlu perlakukan
secara total yang saling mendukung. Perlakuan dimulai dari persiapan lahan/ media tanam,
permeliharaan mulai penggunaan pupuk, dan pengendalian hama dan penyakit. Pada masingmasing tahapan diperlukan pembenahan untuk memperoleh hasil yang benar-benar optimal
sebagai tanaman organik.
Penerapan teknologi perforasi budidaya tanaman ini selain untuk menjamin kualitas produk,
juga digunakan untuk meningkatkan produktivitas hasil atau peningkatan produksi per
hektarnya.
1. Penyiapan media/ lahan tanaman.
Terdapat berbagai cara untuk menyediakan media/ lahan tanaman.
a). Media khusus.
Membuat media bahan organik sebagai tempat tumbuh untuk menghasilkan tanaman organik
yang sehat bukan hanya dilihat dari media yang bersumber bahan organik saja tetapi lebih jauh
dari itu, secara keilmuan dan hasil pengecekan laboratorium dapat dipertanggung-jawabkan.
Proses pembuatan media organik pada umumnya dibagi menjadi 3 Tahapan pembuatan yaitu:
1. Penyiapan bahan: Pada umumnya pembuatan media bahan organik berasal dari bahan
organik dari tanaman dan hewan baik berupa langsung, kotoran, limbah produks ikan, dll.
Bahan-bahan tersebut diproses dengan cutting (pencacahan), mixing (pencampuran)
2. Proses fermentasi: Merupakan proses alami diantaranya proses penguraian atau
(decomposing), memproses dengan mikroba dari bahan mentah menjadi kompos.
3. Proses finishing (granuling, packing, distribusing, dll).
Pada umumnya proses fermentasi menggunakan jenis mikroba yang berfungsi sebagai
pengurai/pembusuk (decomposer), ada yang tambahkan mikroba yang berfungsi sebagai
pelarut phospat, penghimpun Nitrogen dan pengubah keasaman tanah.
Media Bahan Organik Bio Performasi atau media bahan organik dengan menggunakan proses
Bio Perforasi yaitu proses alami dengan menfaatkan mikroba unggulan yang dapat menyerap,
menguraikan, memproduksi, mengelola, menyimpan, mengubah unsur alam menjadi bahan
organik (unsur hara organik) yang sehat bagi tanaman hewan dan manusia.
Beberapa kemampuan mikroba tersebut adalah:

1. Adanya mikroba yang mempunyai kemampuan mengeluarkan enzyme yang mengubah


senyawa beracun (logam berat, pestisida, dll) dan keasaman tanah menjadi senyawa netral
yang tidak racun/ penghambat metabolisme tanaman, hewan dan manusia. Dengan demikian
residu racun dari bahan-bahan yang digunakan sebagai media organik maupun tanah tersebut
menjadi netral.
2. Adanya mikroba yang mampu menyerap dan mengumpulkan unsur hara alam yang berasal
dari udara (Nitrogen, Oksigen, Carbon Dioksida, Air, dll) selanjutnya disedikan untuk makanan
tanaman.
3. Adanya mikroba yang mampu merangsang zat tumbuh tanaman (auxin, giberillin dan
sitokinin) dan kemampuan merangsang hormon florigen yang berfungsi untuk produktivitas
tanaman).
Dengan demikian Media Bahan Organik hasil proses bio perforasi ini dipastikan bersifat unsur
hara organik dan bebas dari racun baik berasal dari alam maupun residu perbuatan manusia.
Hasil tanaman dengan menggunakan media bahan organik Bio Perforasi dan dalam proses
pelaksanaan tidak ditambahkan unsur-unsur yang berbahaya bagi manusia dan hewan maka
dapat dipastikan hasil tanaman yang diproduksinya bersifat organik.
b). Lahan / media tanah.
Pada tanah yang digunakan sebagai media tanaman mempunyai masalah bahwa tanah/media
tersebut dimungkinkan mengandung unsur-unsur yang tidak dikehendaki untuk kesehatan
tanaman, hewan maupun manusia.
Agar tanaman yang dihasilkan bersifat organik maka perlu adanya perlakukan khusus untuk
memperbaikinya:
1. Disemprotkan dengan pupuk Bio P 2000 Z yang berisikan mikroba. Kemampuan mikroba
yang ada di dalam pupuk tersebut sama dengan kemampuan mikroba yang digunakan untuk
pembuatan media organik (lihat penjelasan pada media organik).
2. Sebagai unsur bahan organik yang diserap oleh tanaman, maka lahan ditambahkan media
organik di atas dengan dosis 2 ton per hektar untuk tahun pertama.
2. Pemeliharaan Tanaman.
Pemeliharaan disesuaikan dengan jenis komodite yang ditanam. pemeliharaan pada budidaya
seperti pembibitan, penanaman, pengairan, perawatan, pengendalian gulma, dan lain-lain
dilakukan sesuai dengan teknik budidaya pada umumnya. Beberapa hal yang mendapatkan
perhatian adalah sebagai berikut:
a. Pemupukan dihindari dengan menggunakan pupuk an organik. Untuk menggantikan
kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan tanaman maka dilakukan dengan pupuk organik cair.
Dalam hal ini menggunakan pupuk organik cair PHOSMIT. Pupuk Phosmit berisikan unsur
organik cair sebagai unsur makanan, hormon dan enzym yang berguna untuk pertumbuhan
tanaman. Disamping itu Phosmit mengandung mikroba sehingga dapat dinyatakan Pupuk Bio
Organik
Penggunaan pupuk Phosmit mempunyai dua fungsi yaitu:
1. Meningkatkan produktivitas tanaman, dengan cara menyediakan unsur hara makanan
,enzym dan hormon tanaman.
2. Membuat produk tanaman bersifat organik.
Paduan antara unsur hara yang disedikan oleh media organik, dan dipadukan dengan pupuk
organik cair phosmit yang bersifat multi fungsi tersebut maka dapat menghasilkan sayuran yang
bersifat organik dan berproduktivas tinggi.
b. Pengendalian hama dan penyakit.

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan berbagai metode diantaranya:


1. Melakukan budidaya sayuran pada lokasi yang tepat. Tanaman yang mempunyai tingkat
resiko tinggi seperti cabe, tomat, dilakukan budidaya di dalam green house. Sedangkan
sayuran yang tahan serangan hama dan penyakit seperti buncis, kangkung, kacang panjang,
daun bawang, wortel, bayam, dll.
2. Melakukan tindakan preventif dengan cara fisik seperti: pengolahan lahan dengan benar
(dijemur dengan waktu tertentu), perlakukan pola tanam untuk memutus rantai hama dan
penyakit, gropyokan, perangkap hama, pengaturan irigrasi dan drainase, proteksi dan isolasi,
system ganti komodite sampai beberapa periode.
3. Melakukan pengendalian dengan menggunakan bahan-bahan alam . Seperti penggunakan
kapur, dolomite, abu, dedak, dll.
4. Penggunaan bio control, yaitu pestisida nabati yang dibuat dari bahan-bahan tanaman yang
mempunyai sifat mengendalikan hama dan penyakit dalam waktu tertentu. Setelah
penyerangan dapat dikendalikan, maka dilakukan penetralan dengan Phosmit atau Bio P
2000 Z yang berisikan mikroba dengan kemampuan menrombak sifat racun menjadi sifat
alami.
IV. DESIGN / POLA TANAM.
Salah satu permasalahan yang dihadapi sebagai pemasok selain kualitas juga berkenaan
dengan keberadaan barang. Keberadaan barang ini dipengaruhi oleh banyak fakto,
diantaranya:
a. Jenis: artinya jenis tanaman apa saja yang akan dipasok
b. Kuantitas : artinya seberapa banyak barang yang dipasok.
c. Waktu pasokan: kapan saja barang tersebut di pasok.
d. Waktu produksi: yaitu waktu yang digunakan produsen untuk menghasilkan bahan tersebut.
e. Rotasi penanaman: perlu diketahui untuk memutuskan
Sebagai pemasok sebaiknya tidak memproduksi banyak jenis tanaman, hal ini menyulitkan
dalam penyediaan bahan. Jika memang dituntut penyediaan banyak jenis maka harus dibuat
pengelompokan usaha tani.
Beberapa ketentuan dalam mendesain/ pola tanam adalah sebagai berikut:
1. Penentuan Luas Tanam: dipengaruhi banyaknya dan periode pemasokan.
Misal 1: Tanaman Sawi pasokan setiap 4 hari dengan kuota 2 kuintal. Umur tanaman
pembibitan 8 minggu, penanaman hingga panen membutuhkan 32 hari dan persiapan lahan 8
hari, produktivitas per 1000 meter persegi 0,5 kuintal (bersih).
Dari data tersebut makakebutuhan luas tanam adalah
Misal 2:
Wortel periode pasokan setiap 4 hari dengan kuota 5 kuintal, Umur tanaman + persiapan lahan
80 hari, produktivitas 1 kuintal per 1000 m2
Berdasarkan data tersebut maka:
Pemenuhan per 1 periode pasokan = 2 kuintal : 0,5 x 1000 m2 = 4000 meter2
o Lama produksi (40 hari ) dan periode pasokan maka perlu setiap 4 hari maka lahan yang
dipersiapan adalah 10 periode.
o Dengan demikian luas lahan yang digunakan budidaya adalah 4000 m2 x 10 perode = 40.000
m2 atau 4 hektar.
o Kebutuhan lahan setiap periode = 5.000 m2
o Berdasarkan umur tanaman maka perlu penyiapan untuk 80 : 4 = 20 periode.
o Luasan yang dibutuhkan adalah 20 periode x 5.000 m2 = 100.000 m2 atau 10 ha.
2. Penentuan pola tanam.

Pola tanam digunakan adalah pola gilir:


Misal: dalam beberapa periode tanam untuk 4 jenis tanaman adalah sebagai berikut:
Berdasarkan pola tanam dan umur tanaman maka penentuan desain tanam dikelompokkan
tanaman yang mempunyai umur hampir sama. Hal ini mempermudah pengaturan pola tanam.
Pada umumnya tanaman sayuran dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu:
a. Kelompok tanaman dengan umur 35hari.
Pada kelompok ini umur tanaman tidak persis 35 hari tetapi mempunyai variasi antara 25 hari
hingga 40 hari. Sisa waktu yang ada digunakan untuk perbaikan lahan. Sehingga secara bergilir
tanaman diusahakan dengan masa panen antara 35 hari. Sehingga antara periode tanam antar
komodite dapat dilakukan secara berkesinambungan.
b. Kelompok tanaman dengan umur 60 hari
Hal sama desain penanamannya dilakukan dengan waktu umur panen dan periode pasokan ke
konsumen. Kelompok tanaman berumur antara 45 hari hingga 70 hari. Di sela waktu tersebut
dilakukan dengan cara perawatan/ perbaikan media/lahan.
c. Kelompok tanaman dengan umur 90 hari.
Pada tanaman ini pada umumnya merupakan tanaman semusim yang dipengaruhi oleh cuaca,
pada musim tertentu sulit dilakukan penanaman. Walaupun dapat dilakukan tetapi mempunyai
resiko lebih besar. Misal tanaman padi, jagung, kedelai, dll yang waktu tanam lebih baik
dilakukan pada musim yang sesuai.
Hal-hal tertentu sebagai pertimbangan penentuan desain pola tanam.
Beberapa pertimbangan yang digunakan untuk menentukan desain adalah:
Teknik mendetail pelaksanaan dituangkan dalam Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk
Teknis (Juknis) kegiatan.
1. Jenis tanaman yang sangat respon terhadap perubahan iklim.
2. Penentuan jumlah kebutuhan pasokan.
3. Usaha preventif dan curative terhadap serangan hama dan penyakit
BUDIDAYA KACANG TANAH (Arachis hypogeae L.) (Oleh : Dr. Ir. Listyanto, MSc *)

A. Manfaat.
Kacang tanah (Arachis hypogeae L.) merupakan tanaman panganberupa semak yang berasal
dari Amerika Selatan, tepatnya berasal dari Brazilia. Sebagai bahan pangan dan pakan ternak
yang bergizi tinggi, kacang tanah mengandung lemak (40,50%), protein (27%), karbohidrat
serta vitamin (A, B, C, D, E dan K), juga mengandung mineral antara lain Calcium, Chlorida,
Ferro, Magnesium, Phospor, Kalium dan Sulphur. Di masyarakat kacang tanah dapat
digunakan untuk berbagai keperluan bermacam-macam makanan baik makanan kecil, bumbu,
selai dan berbagai kegunaan yang bersifat industri seperti minyak, bungkil, dan lain-lain.
B. Tempat Tumbuh
Kacang tanah dapat tumbuh pada ketinggian kurang dari 600 dpl, dengan curah hujan antara
800-1.300 mm/tahun. Hujan yang terlalu keras mengakibatkan rontok dan bunga. Suhu sekitar
2832 derajat C. Kelembaban berkisar antara 65-75 %, Penyinaran sinar matahari secara
penuh. jenis tanah yang gembur/ bertekstur ringan dan subur. pH antara 6,06,5. Di tingkat
Internasional mula-mula kacang tanah terpusat di India, Cina, Nigeria, Amerika Serikat dan
Gombai, kemudian meluas ke negara lain. Di Indonesia kacang tanah terpusat di Pulau Jawa,
Sumatra Utara, Sulawesi dan kini telah ditanam di seluruh Indonesia.
C. Teknologi Budidaya.
(1) Penyiapan lahan
Penyiapan lahan pada awal tanam bersamaan dengan HTR dilakukan bersama-sama dengan
penyiapan untuk tanaman hutan. Namun pada tahun pada penanaman selanjutnya maka
penyiapan dikhususkan untuk tanaman sela. Naumn bersamaan itu berfungsi sebagai
pemeliharaan untuk tanaman hutan. Karena fungsinya sebagai tanaman sela maka tanah
dibuat bedengan diantara tanaman utama.tanah digemburkan dengan dicangkul. Dan dibuat
bedengan untuk drainase apalagi di musim penghujan.
a. Setelah ada hujan maka tanah dengan sendirinya akan hancur, maka diratakan.
b. Sekiranya hujan mencukupi maka 4 hari sebelum tanam dilakukan pemupukan pupuk
organik granule/ pellet Bio Alami antara 400 hingga 1 ton per hektar.
c. Tanah dibuat dengan bedengan, dengan tujuan untuk drainase.
d. Dapat digunakan pupuk kandang, atau kompos sebagai materi organik.
2) Penyiapan benih.
Pemilihan benih menentukan sekali produksi yang akan dipanen, karena berdasarkan varietas
tanaman maka terdapat tanaman kacang yang berbeda-beda hasilnya.
Varietas unggul yang dianjurkan antara lain : Gajah, Macan, Banteng, Tapir, Kelinci dan
Mahesa, varietas-varietas ini tahan terhadap penyakit layu, karat dan bercak daun. Atau
varietas lain yang sesuai dengan kondisi setempat.
3) Penanaman
- Penanaman dilakukan segera setelah hujan turun cukup.
- Penanaman kedalaman 3 cm, dengan 2 biji per lubang
- Jarak tanam
Pj = 40 cm X Lb=12 cm X Jrk parit 40 cm .
Pj = 30 cm X Lb= 20 cm X Jrk parit 40cm.
Pj = 35 cm X Lb=15 cm X Jrk parit 40cm
4) Menjaga kelembaban, pengairan, penyiraman.
- Untuk menjaga kelembaban tanah sangat baik lahan diberi seresah dari mulsa (jerami,
kompos, daun-daun).

- Jika ada pengairan maka perlu dilakukan pengairan tetapi jangan sampai tergenang.
- Jika kekeringan cukup lama perlu dilakukan penyiraman dari sumber air yang ada ( sumur,
sungai, dll).
- Jangan melakukan penyiraman, pemupukan pakai semprot pada saat pembungaan.
5) Penyiangan dan Pembumbunan.
- Penyiangan sangat diperlukan untuk mengendalikan gulma.
- Penyiangan dilakukan pada minggu ketiga yaitu antara umur 14 s/d 20 HST.
- Penyiangan kedua dilakukan pada minggu ke 6 yaitu antara 36 s/d 42 HST.
- Bersamaan penyiangan II dilakukan pembumbunan tanaman untuk persiapan tempat buah
(polong).
6) Pengendalian Hama dan Penyakit/Hama:
a) Uret Gejala: memakan akar, batang bagian bawah dan polong akhirnya tanaman layu dan
mati. Pengendalian: menanam serempak, penyiangan intensif, tanaman terserang dicabut dan
uret dimusnahkan.
b) Ulat berwarna. Gejala: daun terlipat menguning, akhirnya mengering.
Pengendalian:penyemprotan insektisida Azodrin 15 W5C, Sevin 85 S atau Sevin 5 D.
c) Ulat grapyakGejala: ulat memakan epidermis daun dan tulang secara berkelompok.
Pengendalian:
(1) bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran tanaman;
(2) penyemprotan insektisida lannate L, Azodrin 15 W5C.
d) Ulat jengkal Gejala: menyerang daun kacang tanah.
Pengendalian: penyemprotan insektisida Basudin 60EC Azodrin 15 W5C, Lannate L Sevin 85S.
e) Sikada Gejala: menghisap cairan daun.
Pengendalian:
(1) penanaman serempak, pergiliran tanaman;
(2) penyemprotan insektisida lannate 25 WP, Lebaycid 500 EC, Sevin 5D, Sevin 85 S,
Supraciden 40 EC.
f) Kumbang daun Gejala: daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga makan pucuk
bunga.
Pengendalian:
(1) penanaman serentak;
(2) penyemprotan Agnotion 50 EC, Azodrin 15 W5C, Diazeno 60 EC.
Penyakit
a) Penyakit layu Pengendalian: penyemprotan Streptonycin atau Agrimycin, 1 ha membutuhkan
0,5-1 liter. Agrimycin dalam kelarutan 200-400 liter/ha.
b) Penyakit sapu setan Pengendalian: tanaman dicabut, dibuang dan dimusnahkan, semua
tanaman inang dibersihkan (sanitasi lingkungan).
7) Pemupukan.
Pemupukan dilakukan dengan pupuk organik granule/pelet Bio Alami pada awal tanam sekitar
400 kg hingga 1 ton per hektar, pupuk hayati Bio P 2000 Z dan pupuk organik cair Phosmit.
Tabel 5. Jadwal dan Dosis Pemupukan Bio P 2000 Z pada Tanaman Kacang Tanah. (untuk 5
Liter / hektar).
Umur Tanaman Dosis Penggunaan
Pupuk Bio P2000Z 3 litr/ ha 4 liter /ha 5 liter /ha 6 liter / ha
4 hari Sblm tnm 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha
20 21 HST
1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha
35 - 36 HST
1 liter/ a 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha

50 51 HST
1 liter /ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha 1 liter/ ha
65 - 66 HST
1 liter/ ha 1 liter/ ha
Dengan cara dicampurkan maka dosis pupuk organik cair PHOSMIT sama dengan pupuk
hayati BIO P 2000 Z.
Terdapat 2 jenis kacang tanah, yaitu berumur genjah dan berumur panjang pada umur genjah
dapat menggunakan tabel sampai pemupukan umur 60 hari, sedangkan umur panjang dapat
menggunakan pengukuran sampai 75 hari.
Panen.
Umur panen tanaman kacang tanah tergantung dari jenisnya yaitu umur pendek 3-4 bulan
dan umur panjang 5-6 bulan. Adapun ciri-ciri kacang tanah sudah siap dipanen antara lain:
a) Batang mulai mengeras.
b) Daun menguning dan sebabian mulai berguguran, Polong sudah berisi penuh dan keras.
c) Warna polong coklat kehitam-hitaman.
PENERAPAN TEKNOLOGI PERFORASI BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK UNTUK
KONSUMSI SUPERMARKET (Oleh : Dr. Ir. Listyanto, MSc *)

I. PENDAHULUAN
Go back to nature to be health, saat ini bukan hanya slogan tetapi banyak yang mengharapkan
dan menerapkan. Berbagai upaya dilakukan manusia untuk membuat makanan benar-benar
natural atau orang sering bilang sayuran/ beras/jagung/kedelai organik. Melihat animo
masyarakat yang demikian besar maka banyak produsen bahan makanan memproduksi dan
menawarkan bahan makanan organik. Sekarang timbul pertanyaan kepada konsumen maupun
produsen bahan makanan organik
Bagaimana pengertian bahan makanan organik?, dan apakah yang bahan makanan yang
diproduksi dan dikonsumsi tersebut benar-benar organik yang menyehatkan ?
Jawaban menimbulkan perdebatan yang cukup seru. Produsen bahan makanan organik akan
tetap mengklaim bahwa produk yang dihasilkan adalah benar-benar organik. Sedangkan para
pengamat dan pemerhati bahan makanan organik mempunyai pandangan yang lain. Untuk
konsumen banyak yang kurang tahu apa itu yang disebut bahan makanan organik? Mereka
berkeinginan untuk konsumsi bahan makanan organik untuk memperoleh kesehatan dalam
hidupnya. Dari pernyataan-pernyataan tersebut dapat digaris bawahi bahwa tujuan
mengkonsumsi bahan makanan organik yaitu untuk kesehatan.

Mengacu pada pengertian untuk kesehatan tersebut maka dapat dibuat pengertian garis besar
bahwa bahan makanan organik yang sehat adalah sebagai berikut:
a. Bahan makanan tidak mengandung unsur-unsur yang dapat mengganggu/ menghambat
metabolisme tubuh manusia/ hewan dalam hidupnya.
b. Namun bahan makanan tersebut mengandung unsur-unsur untuk kebutuhan metabolisme
tubuh manusia/ hewan dalam hidupnya.
Pertanyaan bagi produsen bahan makanan organik: Apakah bahan makanan yang diproduksi
memenuhi kriteria tersebut?
Case I.
Bahan makanan diproduksi di lahan yang dahulunya telah dilakukan penanaman dengan
menggunakan zat-zat kimia sintetis baik berupa pupuk maupun pestisida. Walaupun saat ini
menggunakan bahan kompos, organik dalam budidayanya, namun belum tentu tanaman
bersifat bahan makanan organik yang sehat.
Permasalahannya adanya residu pestisida yang terserap oleh tanaman.
Case 2.
Bahan makanan yang diproduksi dari media organik (kompos). Belum tentu sebagai bahan
makanan organik, permasalahannya adalah:
1. Apakah media organik tersebut tidak mengandung bahan yang berbahaya bagi manusia
(misal: diambil dari jerami yang berasal dari tanaman yang disemprot pestisida.
2. Apakah kandungan unsur hara di media kompos tersebut memenuhi kriteria/ mengandung
unsur-unsur untuk kesehatan manusia. (misalnya: manusia membutuhkan unsur-unsur mineral:
Fe, Zn, Mn, Mg, dan lain-lainnya)
Case 3.
Penanaman yang ditanam dari tanah/ lahan yang sebelumnya tidak pernah ditanam oleh
tanaman pangan dan dalam budidayanya tidak menggunakan zat sintetis kimia. Hasil produk
tersebut belum tentu sebagai produk tanaman organik.
Permasalahannya adalah:
Tanah asli belum tentu mempunyai kandungan yang sesuai untuk kesehatan manusia. Banyak
diantaranya mengandung unsur-unsur logam berat (Al, Fe, Pb, dll) bahkan tidak hanya beracun
bagi manusia, tetapi banyak yang beracun bagi tanaman itu sendiri.
Berdasarkan beberapa case tersebut di atas maka akan timbul pernyataan apakah produk
yang selama ini dinyatakan sebagai produk bahan makanan organik dapat memenuhi dua
kriteria yaitu: (1) tidak mengandung unsur yang dapat mengganggu pertumbuhan metabolisme
manusia dan (2) mengandung unsur-unsur yang mendukung kesehatan manusia.
Untuk mencapai kriteria bahan makanan organik dan menyehatkan tersebut dapat ditempuh
pada saat budidaya tanaman tersebut, yaitu:
1. Penggunaan media tanaman yang bebas dari unsur-unsur yang menjadi pengganggu/
penghambat pertumbuhan kehidupan tanaman, hewan dan manusia
2. Proses perawatan selama budidaya tersebut yang mampu menjaga menjadi tanaman
organik yang sehat.
II. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI DALAM MEMPRODUKSI BAHAN MAKANAN
ORGANIK UNTUK KONSUMSI SUPERMARKET
Produk bahan makanan organik merupakan usaha yang sarat dengan resiko, karena pada
budidaya produk bahan makanan organik mempunyai permasalahan sebagai berikut:

1. Budidaya bahan makanan organik yang diinginkan tidak menggunakan bahan an organik
(pupuk dan pestisida) pada umumnya produktivitasnya jauh lebih rendah dibandingkan dengan
produk yang menggunakan saprodi an organik.
2. Resiko kegagalan oleh serangan hama dan penyakit jauh lebih tinggi. Pada umumnya
tanaman organik lebih sering mendapatkan hama dan penyakit dari pada tanaman yang
menggunakan bahan pestisida.
3. Biaya sarana/ prasarana budidaya dan pemeliharaan jauh lebih mahal.
Dengan adanya resiko tersebut para petani berkeinginan bahwa produk bahan makanan
organik dihargai dengan nilai lebih tinggi dibandingkan dengan produk non organik.
Di pihak lain, Supermarket merupakan tempat penjualan yang bergengsi dengan sasaran pada
konsumen kalangan menengah ke atas. Untuk menjaga pelanggan untuk tetap membeli di
supermarket maka pengelola supermarket menjamin bahwa produk yang dijual mempunyai
kualitas tinggi.
Beberapa persyaratan yang diberikan diantaranya:
1. Informasi yang diberikan pada produk dapat dipertanggung jawabkan. Misal: produk organik
maka jika dilakukan pengujian maka dapat dibuktikan kebenarannya.
2. Kualitas penampakan menarik. Selain kualitas sebagai bahan makanan organik, maka juga
dituntut untuk penampakan yang menarik. Penampakkan ini sangat dibutuhkan untuk
mendapatkan daya tarik konsumen. Keadaan yang menarik ini sangat sulit dipenuhi para
produsen. Karena pada umumnya tanaman organik yang tidak menggunakan bahan an organik
dan kimia sintesis kurang subur dan sasaran untuk hama dan penyakit.
3. Keberadaan (jumlah dan rutinitas terjamin). Keberadaan atau jumlah pasokan harus terjamin
sesuai dengan jumlah yang dipesan, dan rutinitas selalu tersedia. Untuk memenuhi hal tersebut
tidak dapat dilakukan oleh petani kecil maupun pedagang kecil. Memerlukan suatu pola tanam
luasan produksi dan jenis taman serta jadwal budidya yang ketat.
Ketiga hal di atas sering menjadi kendala bagi para produsen untuk menjadi mitra tetap super
market. Pada umumnya para produsen tidak dapat menujukkan bukti kuat sesuai dengan
informasi yang diberikan. Bahan makanan organik yang diproduksi masih sebatas pengetahuan
yang dimiliki, seperti penjelasan di atas.
Untuk memecahkan masalah tersebut dapat dilakukan melalui 2 sisi yaitu : (1) sisi kualitas
produk yaitu dapat dicapai dengan teknologi perforasi. (2) pemenuhan kuantitas dan kontinuitas
dengan cara menajemen desain dan pola tanam.
III. TEKNOLOGI PERFORASI MENGHASILKAN PRODUK TANAMAN ORGANIK
Untuk menghasilkan tanaman organik yang dapat dipertanggung jawabkan perlu perlakukan
secara total yang saling mendukung. Perlakuan dimulai dari persiapan lahan/ media tanam,
permeliharaan mulai penggunaan pupuk, dan pengendalian hama dan penyakit. Pada masingmasing tahapan diperlukan pembenahan untuk memperoleh hasil yang benar-benar optimal
sebagai tanaman organik.
Penerapan teknologi perforasi budidaya tanaman ini selain untuk menjamin kualitas produk,
juga digunakan untuk meningkatkan produktivitas hasil atau peningkatan produksi per
hektarnya.
1. Penyiapan media/ lahan tanaman.
Terdapat berbagai cara untuk menyediakan media/ lahan tanaman.
a). Media khusus.
Membuat media bahan organik sebagai tempat tumbuh untuk menghasilkan tanaman organik
yang sehat bukan hanya dilihat dari media yang bersumber bahan organik saja tetapi lebih jauh

dari itu, secara keilmuan dan hasil pengecekan laboratorium dapat dipertanggung-jawabkan.
Proses pembuatan media organik pada umumnya dibagi menjadi 3 Tahapan pembuatan yaitu:
1. Penyiapan bahan: Pada umumnya pembuatan media bahan organik berasal dari bahan
organik dari tanaman dan hewan baik berupa langsung, kotoran, limbah produks ikan, dll.
Bahan-bahan tersebut diproses dengan cutting (pencacahan), mixing (pencampuran)
2. Proses fermentasi: Merupakan proses alami diantaranya proses penguraian atau
(decomposing), memproses dengan mikroba dari bahan mentah menjadi kompos.
3. Proses finishing (granuling, packing, distribusing, dll).
Pada umumnya proses fermentasi menggunakan jenis mikroba yang berfungsi sebagai
pengurai/pembusuk (decomposer), ada yang tambahkan mikroba yang berfungsi sebagai
pelarut phospat, penghimpun Nitrogen dan pengubah keasaman tanah.
Media Bahan Organik Bio Performasi atau media bahan organik dengan menggunakan proses
Bio Perforasi yaitu proses alami dengan menfaatkan mikroba unggulan yang dapat menyerap,
menguraikan, memproduksi, mengelola, menyimpan, mengubah unsur alam menjadi bahan
organik (unsur hara organik) yang sehat bagi tanaman hewan dan manusia.
Beberapa kemampuan mikroba tersebut adalah:
1. Adanya mikroba yang mempunyai kemampuan mengeluarkan enzyme yang mengubah
senyawa beracun (logam berat, pestisida, dll) dan keasaman tanah menjadi senyawa netral
yang tidak racun/ penghambat metabolisme tanaman, hewan dan manusia. Dengan demikian
residu racun dari bahan-bahan yang digunakan sebagai media organik maupun tanah tersebut
menjadi netral.
2. Adanya mikroba yang mampu menyerap dan mengumpulkan unsur hara alam yang berasal
dari udara (Nitrogen, Oksigen, Carbon Dioksida, Air, dll) selanjutnya disedikan untuk makanan
tanaman.
3. Adanya mikroba yang mampu merangsang zat tumbuh tanaman (auxin, giberillin dan
sitokinin) dan kemampuan merangsang hormon florigen yang berfungsi untuk produktivitas
tanaman).
Dengan demikian Media Bahan Organik hasil proses bio perforasi ini dipastikan bersifat unsur
hara organik dan bebas dari racun baik berasal dari alam maupun residu perbuatan manusia.
Hasil tanaman dengan menggunakan media bahan organik Bio Perforasi dan dalam proses
pelaksanaan tidak ditambahkan unsur-unsur yang berbahaya bagi manusia dan hewan maka
dapat dipastikan hasil tanaman yang diproduksinya bersifat organik.
b). Lahan / media tanah.
Pada tanah yang digunakan sebagai media tanaman mempunyai masalah bahwa tanah/media
tersebut dimungkinkan mengandung unsur-unsur yang tidak dikehendaki untuk kesehatan
tanaman, hewan maupun manusia.
Agar tanaman yang dihasilkan bersifat organik maka perlu adanya perlakukan khusus untuk
memperbaikinya:
1. Disemprotkan dengan pupuk Bio P 2000 Z yang berisikan mikroba. Kemampuan mikroba
yang ada di dalam pupuk tersebut sama dengan kemampuan mikroba yang digunakan untuk
pembuatan media organik (lihat penjelasan pada media organik).
2. Sebagai unsur bahan organik yang diserap oleh tanaman, maka lahan ditambahkan media
organik di atas dengan dosis 2 ton per hektar untuk tahun pertama.
2. Pemeliharaan Tanaman.

Pemeliharaan disesuaikan dengan jenis komodite yang ditanam. pemeliharaan pada budidaya
seperti pembibitan, penanaman, pengairan, perawatan, pengendalian gulma, dan lain-lain
dilakukan sesuai dengan teknik budidaya pada umumnya. Beberapa hal yang mendapatkan
perhatian adalah sebagai berikut:
a. Pemupukan dihindari dengan menggunakan pupuk an organik.
Untuk menggantikan kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan tanaman maka dilakukan dengan
pupuk organik cair. Dalam hal ini menggunakan pupuk organik cair PHOSMIT. Pupuk
Phosmit berisikan unsur organik cair sebagai unsur makanan, hormon dan enzym yang
berguna untuk pertumbuhan tanaman. Disamping itu Phosmit mengandung mikroba sehingga
dapat dinyatakan Pupuk Bio Organik
Penggunaan pupuk Phosmit mempunyai dua fungsi yaitu:
1. Meningkatkan produktivitas tanaman, dengan cara menyediakan unsur hara makanan
,enzym dan hormon tanaman.
2. Membuat produk tanaman bersifat organik.
Paduan antara unsur hara yang disedikan oleh media organik, dan dipadukan dengan pupuk
organik cair phosmit yang bersifat multi fungsi tersebut maka dapat menghasilkan sayuran yang
bersifat organik dan berproduktivas tinggi.
b. Pengendalian hama dan penyakit.
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan berbagai metode diantaranya:
1. Melakukan budidaya sayuran pada lokasi yang tepat. Tanaman yang mempunyai tingkat
resiko tinggi seperti cabe, tomat, dilakukan budidaya di dalam green house. Sedangkan
sayuran yang tahan serangan hama dan penyakit seperti buncis, kangkung, kacang panjang,
daun bawang, wortel, bayam, dll.
2. Melakukan tindakan preventif dengan cara fisik seperti: pengolahan lahan dengan benar
(dijemur dengan waktu tertentu), perlakukan pola tanam untuk memutus rantai hama dan
penyakit, gropyokan, perangkap hama, pengaturan irigrasi dan drainase, proteksi dan isolasi,
system ganti komodite sampai beberapa periode.
3. Melakukan pengendalian dengan menggunakan bahan-bahan alam . Seperti penggunakan
kapur, dolomite, abu, dedak, dll.
4. Penggunaan bio control, yaitu pestisida nabati yang dibuat dari bahan-bahan tanaman yang
mempunyai sifat mengendalikan hama dan penyakit dalam waktu tertentu. Setelah
penyerangan dapat dikendalikan, maka dilakukan penetralan dengan Phosmit atau Bio P
2000 Z yang berisikan mikroba dengan kemampuan menrombak sifat racun menjadi sifat
alami.
IV. DESIGN / POLA TANAM.
Salah satu permasalahan yang dihadapi sebagai pemasok selain kualitas juga berkenaan
dengan keberadaan barang. Keberadaan barang ini dipengaruhi oleh banyak fakto,
diantaranya:
a. Jenis: artinya jenis tanaman apa saja yang akan dipasok
b. Kuantitas : artinya seberapa banyak barang yang dipasok.
c. Waktu pasokan: kapan saja barang tersebut di pasok.
d. Waktu produksi: yaitu waktu yang digunakan produsen untuk menghasilkan bahan tersebut.
e. Rotasi penanaman: perlu diketahui untuk memutuskan
Sebagai pemasok sebaiknya tidak memproduksi banyak jenis tanaman, hal ini menyulitkan
dalam penyediaan bahan. Jika memang dituntut penyediaan banyak jenis maka harus dibuat
pengelompokan usaha tani.
Beberapa ketentuan dalam mendesain/ pola tanam adalah sebagai berikut:
1. Penentuan Luas Tanam: dipengaruhi banyaknya dan periode pemasokan.

Misal 1: Tanaman Sawi pasokan setiap 4 hari dengan kuota 2 kuintal. Umur tanaman
pembibitan 8 minggu, penanaman hingga panen membutuhkan 32 hari dan persiapan lahan 8
hari, produktivitas per 1000 meter persegi 0,5 kuintal (bersih).
Dari data tersebut makakebutuhan luas tanam adalah
Misal 2:
Wortel periode pasokan setiap 4 hari dengan kuota 5 kuintal, Umur tanaman + persiapan lahan
80 hari, produktivitas 1 kuintal per 1000 m2
Berdasarkan data tersebut maka:
Pemenuhan per 1 periode pasokan = 2 kuintal : 0,5 x 1000 m2 = 4000 meter2
oLama produksi (40 hari ) dan periode pasokan maka perlu setiap 4 hari maka lahan yang
dipersiapan adalah 10 periode.
o Dengan demikian luas lahan yang digunakan budidaya adalah 4000 m2 x 10 perode = 40.000
m2 atau 4 hektar.
o Kebutuhan lahan setiap periode = 5.000 m2
o Berdasarkan umur tanaman maka perlu penyiapan untuk 80 : 4 = 20 periode.
o Luasan yang dibutuhkan adalah 20 periode x 5.000 m2 = 100.000 m2 atau 10 ha.
2. Penentuan pola tanam.
Pola tanam digunakan adalah pola gilir:
Misal: dalam beberapa periode tanam untuk 4 jenis tanaman adalah sebagai berikut:
Berdasarkan pola tanam dan umur tanaman maka penentuan desain tanam dikelompokkan
tanaman yang mempunyai umur hampir sama. Hal ini mempermudah pengaturan pola tanam.
Pada umumnya tanaman sayuran dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu:
a. Kelompok tanaman dengan umur 35hari.
Pada kelompok ini umur tanaman tidak persis 35 hari tetapi mempunyai variasi antara 25 hari
hingga 40 hari. Sisa waktu yang ada digunakan untuk perbaikan lahan. Sehingga secara bergilir
tanaman diusahakan dengan masa panen antara 35 hari. Sehingga antara periode tanam antar
komodite dapat dilakukan secara berkesinambungan.
b. Kelompok tanaman dengan umur 60 hari
Hal sama desain penanamannya dilakukan dengan waktu umur panen dan periode pasokan ke
konsumen. Kelompok tanaman berumur antara 45 hari hingga 70 hari. Di sela waktu tersebut
dilakukan dengan cara perawatan/ perbaikan media/lahan.
c. Kelompok tanaman dengan umur 90 hari.
Pada tanaman ini pada umumnya merupakan tanaman semusim yang dipengaruhi oleh cuaca,
pada musim tertentu sulit dilakukan penanaman. Walaupun dapat dilakukan tetapi mempunyai
resiko lebih besar. Misal tanaman padi, jagung, kedelai, dll yang waktu tanam lebih baik
dilakukan pada musim yang sesuai.
Hal-hal tertentu sebagai pertimbangan penentuan desain pola tanam.
Beberapa pertimbangan yang digunakan untuk menentukan desain adalah:
Teknik mendetail pelaksanaan dituangkan dalam Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk
Teknis (Juknis) kegiatan.
1. Jenis tanaman yang sangat respon terhadap perubahan iklim.
2. Penentuan jumlah kebutuhan pasokan.
3. Usaha preventif dan curative terhadap serangan hama dan penyakit.

KETAHANAN PANGAN DAN TEKNOLOGI PRODUKTIVITAS MENUJU KEMANDIRIAN


PERTANIAN INDONESIA Oleh: Dr. Jaegopal Hutapea dan Ali Zum Mashar, SP.

Dengan penduduk 216 juta jiwa, Indonesia saat ini membutuhkan bahan pangan pokok
sekurang-kurangnya 53 juta ton beras, 12,5 juta ton jagung dan 3,0 juta ton kedelai. Jika tidak
diimbangi dengan laju pertumbuhan produksi pangan dalam negeri secara signifikan, dapat
menyebabkan ketahanan pangan nasional rendah. Meskipun upaya peningkatan produksi
pangan di dalam negeri saat ini terus dilakukan, namun laju peningkatannya masih belum
mampu mencukupi kebutuhan pangan dalam negeri karena produktivitas tanaman pangan
serta peningkatan luas areal yang stagnan bahkan cenderung menurun.
Untuk meningkatkan produksi pangan nasional, dapat dilakukan peningkatan produktivitas
dengan menerapkan teknologi produksi antara lain melalui penggunaan pupuk organik/hayati.
Pupuk tersebut dapat mengembalikan kesuburan lahan melalui jasa mikroba yang
menguntungkan. Sejalan dengan itu, juga perlu dilakukan perluasan lahan pertanian antara lain
melalui pengembangan kawasan transmigrasi.
Pangan adalah kebutuhan yang paling mendasar dari suatu bangsa. Banyak contoh negara
dengan sumber ekonomi cukup memadai tetapi mengalami kehancuran karena tidak mampu
memenuhi kebutuhan pangan bagi penduduknya. Sejarah juga menunjukkan bahwa strategi
pangan banyak digunakan untuk menguasai pertahanan musuh. Dengan adanya
ketergantungan pangan, suatu bangsa akan sulit lepas dari cengkraman penjajah/musuh.
Dengan demikian upaya untuk mencapai kemandirian dalam memenuhi kebutuhan pangan
nasional bukan hanya dipandang dari sisi untung rugi ekonomi saja tetapi harus disadari
sebagai bagian yang mendasar bagi ketahanan nasional yang harus dilindungi.
Jumlah penduduk Indonesia saat ini mencapai 216 juta jiwa dengan angka pertumbuhan 1.7 %
per tahun. Angka tersebut mengindikasikan besarnya bahan pangan yang harus tersedia.
Kebutuhan yang besar jika tidak diimbangi peningkatan produksi pangan justru menghadapi
masalah bahaya latent yaitu laju peningkatan produksi di dalam negeri yang terus menurun.

Sudah pasti jika tidak ada upaya untuk meningkatkan produksi pangan akan menimbulkan
masalah antara kebutuhan dan ketersediaan dengan kesenjangan semakin melebar.
Keragaan laju peningkatan produksi tiga komoditi pangan nasional padi, jagung dan kedelai
menunjukkan bahwa laju pertumbuhan produksi pangan nasional rata-rata negatif dan
cenderung menurun, sedangkan laju pertumbuhan penduduk selalu positif yang berarti
kebutuhan terus meningkat. Keragaan total produksi dan kebutuhan nasional dari tahun ke
tahun pada ketiga komoditas pangan utama di atas menunjukkan kesenjangan yang terus
melebar; khusus pada kedelai sangat memprihatinkan.
Kesenjangan yang terus meningkat ini jika terus di biarkan konsekwensinya adalah peningkatan
jumlah impor bahan pangan yang semakin besar, dan kita semakin tergantung pada negara
asing. Impor beras yang meningkat pesat terjadi pada tahun 1996 dan puncaknya pada tahun
1998 yang mencapai 5,8 juta ton. Kondisi ini mewarnai krisis ekonomi yang terjadi pada tahun
1997 dimana produksi beras nasional turun yang antara lain karena kekeringan panjang.
Pada komoditi jagung meskipun pada tahun 1996 terjadi penurunan produksi, namun pada
tahun 1998 justru terjadi surplus (ekspor) meskipun hanya kecil. Hal ini diduga karena banyak
masyarakat yang memanfaatkan lahan tidur untuk komoditas jagung. Namun pada tahun-tahun
berikutnya sampai saat ini produksi jagung cenderung turun dan impor semakin besar (lebih
dari 2 juta ton/tahun).
Produksi kedelai nasional tampak mengalami kemunduran yang sangat memprihatinkan. Sejak
tahun 2000, kondisi tersebut semakin parah, dimana impor kedelai semakin besar. Hal ini
terjadi antara lain karena membanjirnya Impor akibat fasilitas GSM 102, kredit Impor dan Triple
C dari negara importir yang dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh importir kedelai Indonesia,
disisi lain produktivitas kedelai nasional yang rendah dan biaya produksi semakin tinggi di
dalam negeri. Akibat kebijakan di atas harga kedelai impor semakin rendah sehingga petani
kedelai semakin terpuruk dan enggan untuk menanam kedelai. Dampaknya pada harga kedelai
petani tidak bisa bersaing dengan membanjirnya kedelai Impor dan petani kedelai tidak
terlindungi.
Melihat kenyataan tersebut seakan kita tidak percaya sebagai negara agraris yang
mengandalkan pertanian sebagai tumpuan kehidupan bagi sebagian besar penduduknya tetapi
pengimpor pangan yang cukup besar. Hal ini akan menjadi hambatan dalam pembangunan dan
menjadi tantangan yang lebih besar dalam mewujudkan kemandirian pangan bagi bangsa
Indonesia. Oleh karena itu diperlukan langkah kerja yang serius untuk mengoptimalkan sumber
daya yang ada dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.
Permasalahan Produksi Dan Upaya Mengatasi Masalah Pangan Nasional
Rendahnya laju peningkatan produksi pangan dan terus menurunnya produksi di Indonesia
antara lain disebabkan oleh:
(1) Produktivitas tanaman pangan yang masih rendah dan terus menurun;
(2) Peningkatan luas areal penanaman-panen yang stagnan bahkan terus menurun khususnya
di lahan pertanian pangan produktif di pulau Jawa. Kombinasi kedua faktor di atas memastikan
laju pertumbuhan produksi dari tahun ke tahun yang cenderung terus menurun. Untuk
mengatasi dua permasalahan teknis yang mendasar tersebut perlu dilakukan upaya-upaya
khusus dalam pembangunan pertanian pangan khususnya dalam kerangka program ketahanan
pangan nasional.

Upaya Meningkatkan Produktivitas Tanaman Pangan


Rata-rata produktivitas tanaman pangan nasional masih rendah. Rata-rata produktivitas padi
adalah 4,4 ton/ha (Purba S dan Las, 2002) jagung 3,2 ton/ha dan kedelai 1,19 ton/ha. Jika
dibanding dengan negara produsen pangan lain di dunia khususnya beras, produktivitas padi di
Indonesia ada pada peringkat ke 29. Australia memiliki produktivitas rata-rata 9,5 ton/ha,
Jepang 6,65 ton/ha dan Cina 6,35 ton/ha ( FAO, 1993).
Faktor dominan penyebab rendahnya produktivitas tanaman pangan adalah
(a) Penerapan teknologi budidaya di lapangan yang masih rendah;
(b)Tingkat kesuburan lahan yang terus menurun (Adiningsih, S, dkk., 1994),
(c) Eksplorasi potensi genetik tanaman yang masih belum optimal (Guedev S Kush, 2002).
Rendahnya penerapan teknologi budidaya tampak dari besarnya kesenjangan potensi produksi
dari hasil penelitian dengan hasil di lapangan yang diperoleh oleh petani. Hal ini disebabkan
karena pemahaman dan penguasaan penerapan paket teknologi baru yang kurang dapat
dipahami oleh petani secara utuh sehingga penerapan teknologinya sepotong-sepotong
(Mashar, 2000). Seperti penggunaan pupuk yang tidak tepat, bibit unggul dan cara
pemeliharaan yang belum optimal diterapkan petani belum optimal karena lemahnya sosialisasi
teknologi, sistem pembinaan serta lemahnya modal usaha petani itu sendiri.
Selain itu juga karena cara budidaya petani yang menerapkan budidaya konvensional dan
kurang inovatif seperti kecenderungan menggunakan input pupuk kimia yang terus menerus,
tidak menggunakan pergiliran tanaman, kehilangan pasca panen yang masih tinggi 15 20 %
dan memakai air irigasi yang tidak efisien. Akibatnya antara lain berdampak pada rendahnya
produktivitas yang mengancam kelangsungan usaha tani dan daya saing di pasaran terus
menurun. Rendahnya produktivitas dan daya saing komoditi tanaman pangan yang diusahakan
menyebabkan turunnya minat petani untuk mengembangkan usaha budidaya pangannya,
sehingga dalam skala luas mempengaruhi produksi nasional.
Untuk mengatasi permasalahan di atas pemerintah harus memberikan subsidi teknologi kepada
petani dan melibatkan stakeholder dalam melakukan percepatan perubahan (Saragih, 2003).
Subsidi teknologi yang dimaksud adalah adanya modal bagi petani untuk memperoleh atau
dapat membeli teknologi produktivitas dan pengawalannya sehingga teknologi budidaya dapat
dikuasai secara utuh dan efisien sampai tahap pasca panennya. Sebagai contoh petani dapat
memperoleh dan penerapan teknologi produktivitas organik hayati (misal : Bio P 2000 Z),
benih/pupuk bermutu dan mekanisasi pasca panen dan sekaligus pengawalan
pendampingannya.
Tingkat kesuburan lahan pertanian produktif terus menurun; revolusi hijau dengan
mengandalkan pupuk dan pestisida memiliki dampak negatif pada kesuburan tanah yang
berkelanjutan dan terjadinya mutasi hama dan pathogen yang tidak diinginkan. Sebagai contoh
lahan yang terus dipupuk dengan Urea (N) cenderung menampakkan respon kesuburan
tanaman seketika, tetapi berdampak pada cepat habisnya bahan organik tanah karena memacu
berkembangnya dekomposer dan bahan organik sebagai sumber makanan mikroba lain habis
(< 1%).
Pemakaian pupuk kimia, alkali dan pestisida yang terus menerus menyebabkan tumpukan
residu yang melebihi daya dukung lingkungan yang jika tidak terurai akan menjadi racun tanah
dan tanah menjadi Sakit. Akibatnya disamping hilangnya mikroba pengendali keseimbangan
daya dukung kesuburan tanah, ketidak-seimbangan mineral dan munculnya mutan-mutan
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang kontra produktif. Di lahan sawah/irigasi dengan

berbagai upaya program revolusi hijau yang telah ada tidak lagi memberikan kontribusi pada
peningkatan produktivitas karena telah mencapai titik jenuh (Levelling Off) dan produktivitas
yang terjadi justru cenderung menurun.
Upaya yang harus dilakukan adalah melakukan Soil Management untuk mengembali-kan
kesuburan tanah dengan memasukkan berbagai ragam mikroba pengendali yang mempercepat
keseimbangan alami dan membangun bahan organik tanah, kemudian diikuti dengan
pemupukan dengan jenis dan jumlah yang tepat dan berimbang serta teknik pengolahan tanah
yang tepat. Telah diketahui bahwa mikro-organisme unggul berguna dapat diintroduksikan ke
tanah dan dapat diberdayakan agar mereka berfungsi mengendalikan keseimbangan
kesuburan tanah sebagaimana mestinya. Selain itu, sekumpulan mikro-organisme diketahui
menghuni permukaan daun dan ranting. Sebagian dari mereka ada yang hidup mandiri, bahkan
dapat menguntungkan tanaman (Mashar, 2000). Prinsip-prinsip hayati yang demikian telah
diungkapkan dalam kaidah-kaidah penerapan pupuk hayati (misal : Bio P 2000 Z).
Eksplorasi potensi genetik tanaman yang masih belum optimal tampak pada kesenjangan hasil
petani dan hasil produktivitas di luar negeri atau hasil dalam penelitian. Dalam hal ini teknologi
pemuliaan telah mengalami kemajuan yang cukup berarti dalam menciptakan berbagai varietas
unggul berpotensi produksi tinggi. Meskipun upaya breeding modern, teknologi transgenik dan
hibrida dirancang agar tanaman yang dikehendaki memiliki kemampuan genetik produksi tinggi
(Gurdev S Kush, 2002), tetapi jika dalam menerapkannya di lapangan asal-asalan, maka
performa keunggulan genetiknya tidak nampak. Hasil penggunaan varietas unggul di lapangan
seringkali masih jauh dari harapan. Penyebabnya adalah masih belum dipahaminya teknik
budidaya sehingga hasil yang didapat belum menyamai potensinya, apalagi melebihi.
Untuk mendapatkan performa hasil maksimal dari tanaman unggul baru yang diharapkan
memerlukan persyaratan-persyaratan khusus Presisi dalam budidayanya seperti kesuburan
lahan, pemupukan, mengamankan dari OPT (Anonim, 2003) dan/atau perlakuan spesifik
lainnya. Pada kenyataannya baik tanaman unggul seperti padi VUB, Hibrida dan PTB; dan
kedelai serta Jagung hibrida akan mampu berproduksi tinggi jika pengawalan manajemen
budidayanya dipenuhi dengan baik, tetapi jika tidak justru terjadi sebaliknya. Hasilnya lebih
rendah dari varietas lokal. Hal ini berarti bakal calon penerapan varietas unggul berproduktivitas
tinggi harus dilakukan pengawalan dan manajemen teknologi penyerta dengan baik dan
diterapkan secara paripurna. Untuk hal tersebut petani harus diberikan dampingan dan
memanejemen budidaya secara intensif.
Upaya Menambah Perluasan Lahan Pertanian Baru
Sulitnya melakukan peningkatan produksi pangan nasional antara lain karena pengembangan
lahan pertanian pangan baru tidak seimbang dengan konversi lahan pertanian produktif yang
berubah menjadi fungsi lain seperti permukiman. Lahan irigasi Indonesia sebesar 10.794.221
hektar telah menyumbangkan produksi padi sebesar 48.201.136 ton dan 50 %-nya lebih
disumbang dari pulau Jawa (BPS, 2000). Akan tetapi mengingat padatnya penduduk di pulau
Jawa keberadaan lahan tanaman pangan tersebut terus mengalami degradasi seiring
meningkatnya kebutuhan pemukiman dan pilihan pada komoditi yang memiliki nilai ekonomi
yang lebih tinggi seperti hortikultura. Jika tidak ada upaya khusus untuk meningkatkan
produktivitas secara nyata dan/atau membuka areal baru pertanian pangan sudah pasti
produksi pangan dalam negeri tidak akan mampu mencukupi kebutuhan pangan nasional.
Dari sisi perluasan areal lahan tanaman pangan ini upaya yang dapat ditempuh adalah:
(1) Memanfaatkan lahan lebak dan pasang surut termasuk di kawasan pasang surut
(Alihamsyah, dkk, 2002)

(2) Mengoptimalkan lahan tidur dan lahan tidak produktif di pulau Jawa. Kedua pilihan di atas
mutlak harus di barengi dengan menerapkan teknologi produktivitas mengingat sebagian besar
lahan tersebut tidak subur untuk tanaman pangan.
Luas lahan pasang surut dan Lebak di Indonesia diperkirakan mencapai 20,19 juta hektar dan
sekitar 9,5 juta hektar berpotensi untuk pertanian serta 4,2 juta hektar telah di reklamasi untuk
pertanian (Ananto, E.,2002). Memanfaatkan lahan lebak dan Pasang Surut dipandang sebagai
peluang terobosan untuk memacu produksi meskipun disadari bahwa produktivitas di lahan
tersebut masih rendah. Produktivitas rata-rata tanaman pangan padi, Jagung dan Kedelai di
lahan lebak/pasang surut dengan penerapan teknologi konvensional hasilnya masih rendah
yaitu : secara berturut turut sekitar 3,5 ton/ha; 2,8 ton/ha dan 0,8 ton/ha. Kendala utama
pengembang di lahan ini adalah keragaman sifat fisiko-kimia seperti pH yang rendah,
kesuburan rendah, keracunan tanah dan kendala Bio fisik seperti pertumbuhan gulma yang
pesat, OPT dan cekaman Air (Moeljopawiro, S., 2002)
Ditemukannya teknologi baru (misalnya Bio P 2000 Z) dengan memanfaatkan mikroba
penyubur dan pengendali kesuburan alami tanah di lahan lebak dan pasang surut memberikan
bukti bahwa produktivitas tanaman pangan tersebut mampu lebih tinggi dibanding produktivitas
konvensional di lahan subur atau produktivitas rata-rata nasional yaitu: 5,5 8 ton/ha padi; 2,5
3,5 ton/ha kedelai dan 5 8 ton/ha jagung JPK). Ternyata dengan sistem demikian masalah
tersumbatnya produksi komoditi pertanian dapat dipecahkan.
Efek mikroba memiliki manfaat yang besar dalam mengendalikan lingkungan mikro tumbuh
kembang tanaman yang secara sinergi memberikan manfaat:
(1) diredamnya faktor penghambat tumbuh kembang tanaman yang dijumpai dalam tanah
termasuk menetralkan kemasaman lahan,
(2) adanya produksi senyawa bio-aktif seperti enzim, hormon, senyawa organik, dan energi
kinetik yang memacu metabolisme tumbuh kembang akar dan bagian atas tanaman
(3) pasok dan penyerapan hara oleh akar makin efesien, lancar, dan berimbang,
(4) ketahanan internal terhadap hama dan penyakit meningkat. Budidaya dengan menerapkan
teknologi ini secara baik di lahan jenis tersebut mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi
sehingga usaha tani pangan di lahan tersebut akan dapat bersaing. Menjadikan lahan lebak
dan pasang surut untuk usaha pertanian harus didukung dengan teknologi dan infrastruktur
yang memadai sehingga luasan lahan ini dapat menjadi pendukung dan buffer untuk
peningkatan produksi pangan dan swasembada.
Lahan kering di Indonesia sebesar 11 juta hektar yang sebagian besar berupa lahan tidur dan
lahan marginal sehingga tidak produktif untuk tanaman pangan. Di Pulau Jawa yang padat
penduduk, rata-rata pemilikan lahan usaha tani berkisar hanya 0,2 ha/KK petani. Namun,
banyak pula lahan tidur yang terlantar. Ada 300.000 ha lahan kering terbengkelai di Pulau Jawa
dari kawasan hutan yang menjadi tanah kosong terlantar. Masyarakat sekitar hutan dengan
desakan ekonomi dan tuntutan lapangan kerja tidak ada pilihan lain untuk memanfaatkan lahanlahan kritis dan lahan kering untuk usaha tani pangan seperti jagung, padi huma dan kedelai
serta kacang tanah.
Secara alamiah hal ini membantu penambahan luas lahan pertanian pangan, meskipun disadari
bahwa produktivitas di lahan tersebut masih rendah, seperti jagung 2,5 3,5 ton/ha dan padi
huma 1,5 ton/ha dan kedelai 0,6 1,1 ton/ha, tetapi pemanfaatannya berdampak positif bagi
peningkatan produksi pangan.
Melihat kenyataan di atas maka solusi terbaik adalah:

(1) pemerintah sebaiknya memberikan ijin legal atas hak pengelolaan lahan yang telah
diusahahan petani yaitu semacam HGU untuk usaha produktif usaha tani tanaman pangan
sehingga petani dapat memberikan kontribusi berupa pajak atas usaha dan pemanfaatan lahan
tersebut,
(2) memberikan bimbingan teknologi budidaya khususnya untuk menerapkan teknologi organik
dan Bio/hayati guna meningkatkan kesuburan lahan dan menjamin usaha tani yang
berkelanjutan dan ramah lingkungan dan
(3) Melibatkan stakeholder dan swasta yang memiliki komitmen menunjang dalam sistem
Agribisnis tanaman pangan sehingga akan menjamin kepastian pasar, Sarana Input teknologi
produktivitas dan nilai tambah dari usaha tani terpadunya. Pengelolaan lahan kering untuk
pertanian dapat dilakukan dengan menerapkan teknologi produktivitas organik agar
memberikan kontribusi yang nyata bagi peningkatan produksi pangan dan kesejahteraan
masyarakat. Sebagai contoh jika 150.000 ha lahan ini digunakan untuk budidaya Jagung jika
dengan tambahan teknologi produktivitas organik dapat menghasilkan rata-rata 6,5 ton/ha yang
dilakukan dengan 2 kali MT maka akan terjadi penambahan produksi sebesar: 1,95 juta ton
jagung, berarti akan mensubstitusi lebih dari 60% impor Jagung. Multiple effek dari usaha tani
tanaman pangan ini sangat berarti dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani dan
masyarakat sekitar dan bagi kepentingan nasional.
Mencapai Swasembada Pangan 2003 2010 Untuk Mewujudkan Kemandirian Dan Ketahanan
Pangan Nasional
Membangun Ketahanan pangan berbasis Agribisnis pangan rakyat di Indonesia perlu
mendapatkan perhatian serius. Pada tahun 1984 swasembada pangan pernah tercapai yang
diukir sebagai prestasi gemilang saat itu, namun tahun-tahun selanjutnya semakin merosot
sehingga upaya-upaya mempertahankan dan mencukupi kebutuhan pangan nasional semakin
terancam.
Proyek pembukaan lahan pertanian sejuta hektar lahan gambut di Kalimantan Tengah,
implementasi BIMAS, INSUS, SUPRA INSUS; tampaknya tidak memberikan manfaat bahkan
dalam dasawarsa terakhir kita terjebak dalam kesejangan pangan dan dengan produksi pangan
nasional semakin terancam dan impor pangan dijadikan sebagai solusi instan. Seharusnyalah
dibangun kembali kerangka pembangunan pertanian berkerakyatan dan berorientasi
kemandirian dan kesejahteraan yang merata di dalam sistem agribisnis yang terpadu. Masalah
penyediaan pangan untuk penduduk harus dipandang secara utuh, bukan sekedar dinilai
secara untung rugi saja tetapi lebih jauh dicermati pada aspek politik, dan sosialnya karena di
dalam pandangan nasional ketahanan pangan harus merupakan bagian dari ketahanan
nasional.
Menempatkan pangan sebagai bagian menempatkan kepentingan rakyat, bangsa dan negara
serta rasa nasionalisme untuk melindungi, mencintai dan memperbaiki produksi pangan lokal
harus terus dikembang-majukan. Pertanian pangan termasuk di kawasan transmigrasi
hendaknya jangan dipandang sebagai lahan untuk menyerap tenaga kerja atau petani
dikondisikan untuk terus memberikan subsidi bagi pertumbuhan ekonomi sektor lain dengan
tekanan nilai jual hasil yang harus rendah dan biaya sarana produksi terus melambung. Tetapi
seharusnya petani pangan mendapatkan prioritas perlindungan oleh pemerintah melalui harga
jual dan subsidi produksi karena petani membawa amanah bagi ketahanan pangan, petani
pangan perlu mendapatkan kesejahteraan yang layak. Dalam hal ini adalah wajar jika
pemerintah berpihak kepada petani dan pelaku produksi pertanian pangan karena merupakan
golongan terbesar dari masyarakat Indonesia .

Kebijakan Impor pangan yang menonjol sebagai program instant untuk mengatasi kekurangan
produksi justru membuat petani semakin terpuruk dan tidak berdaya atas sistem pembangunan
ketahanan pangan yang tidak tegas. Akibat over suplai pangan dari impor seringkali memaksa
harga jual hasil panen petani menjadi rendah tidak sebanding dengan biaya produksinya
sehingga petani terus menanggung kerugian. Hal ini menjadikan bertani pangan tidak menarik
lagi bagi petani dan memilih profesi lain di luar pertanian, sehingga ketahanan pangan nasional
mejadi rapuh.
Melihat kondisi saat ini dan trend produksi pangan yang semakin tergantung impor dan
bergesernya pola konsumsi masyarakat maka untuk mencapai kemandirian pangan ke depan
harus dilakukan melalui upaya-upaya terpadu secara terkonsentrasi pada peningkatan produksi
pangan nasional yang terencana mulai presisi di sektor hulu proses (on farm) dan hilirnya.
Yang perlu ditekankan adalah: peningkatan produktivitas dan penerapan teknologi bio/hayati
organik, perluasan areal pertanian pangan dan optimalisasi pemberdayaan sumber daya
pendukung lokalnya, kebijakan tataniaga pangan dan pembatasan impor pangan, pemberian
kredit produksi dan subsidi bagi petani pangan, pemacuan kawasan sentra produksi dan
ketersediaan silo untuk stock pangan sampai tingkat terkecil dalam mencapai swasembada
pangan di setiap daerah. Untuk itu pemacuan peningkatan produksi pangan nasional harus
ditunjang dengan kesiapan dana, penyediaan lahan, teknologi, masyarakat dan infrastrukturnya
yang dijadikan sebagai kebijakan ketahanan pangan nasional.
Padi
Dalam kurun waktu satu dasa warsa ke depan Indonesia harus mampu mandiri dalam
memenuhi kebutuhan pangan bagi masyarakat-nya. Tabel 2 menggambarkan keragaan
pemacuan produksi dan pengurangan impor padi yang dipandang rasional.
Dengan asumsi pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun 1,5 % dan impor beras sekitar 1,5
2 juta ton pada tahun 2003 dan produksi dalam negeri sekitar 52 juta ton, maka untuk mencapai
swasembada pada tahun 2010 diperlukan trend peningkatan produksi sebesar 1,8 2,1 %
pertahun. Peningkatan ini sangat rasional dan dapat dilakukan dengan melihat potensi produktivitas yang dapat ditingkatkan dan potensi ketersediaan lahan baru yang dapat dibuka seperti
lahan pasang surut, lebak dan lahan kering untuk padi (Suprihatno, dkk, 1999; Irianto, Gatot,
dkk., 2002).
Jagung
Pada tahun 2002 impor jagung mencapai 2,2 juta ton dan sejak tahun 2000 pertumbuhan
produksinya menunjukkan trend yang cenderung negatif. Melihat potensi yang ada bahwa hal
upaya memacu produksi jagung dalam 10 tahun kedepan masih dapat dilakukan, bahkan
sekalipun untuk dapat mencapai surplus (ekspor). Dengan menciptakan tingkat pertumbuhan
produksi 2 % sampai 6,5 %per tahun maka pada tahun 2010 Indonesia akan dapat mengekspor
jagung. Hal ini sangat rasional untuk dapat diwujudkan dan dicapai mengingat masih banyak
lahan tidur dan lahan kering potensial yang dapat dimanfaatkan secara optimal untuk dapat
meningkatkan produksi jagung. Peluang penerapan teknologi produktivitas Bio hayati organic
dan penerapan benih hibrida untuk meningkatkan produktivitas dari rata-rata 3,5 ton/ha menjadi
lebih dari 6,5 ton/ha di lahan tersebut masih sangat rasional apalagi agribisnis jagung telah
didukung dengan tersedia dan kesiapan stakeholder dari hulu sampai hilirnya.
Kedelai
Upaya mendongkrak produksi kedelai memang berat mengingat ada sekitar 70 % kebutuhan
kedelai dipenuhi dari impor. Terus membanjirnya impor kedelai tahun 2000 memiliki dampak
yang tragis bagi petani kedelai dan untuk dapat mencapai imbangan impor harus ada perlakuan

khusus dengan mengembalikan kepercayaan petani kembali bertanam kedelai. Upaya


perimbangan impor dan pertumbuhan produksi kedelai jika produksi dapat terus ditingkatkan
secara linear dari 13 % di tahun 2003 terus tumbuh meningkat hingga 20 % pada tahun 2010.
Selama dasawarsa ke depan (2003 2013), yang rasional dilakukan adalah menekan impor
dengan substitusi dari produksi dalam negeri sampai tinggal 10 20 % impor. Hal ini relevan
dengan kondisi saat ini dan dapat terjadi jika ada pengaturan tata niaga untuk kepastian harga
yang layak saat petani panen raya dan menciptakan produktivitas kedelai yang tinggi sehingga
menurunkan biaya produksinya per satuan hasil.
Menerapkan kebijakan tata niaga kedelai, pembatasan impor (tarif bea masuk) dan
insentif/subsidi bagi petani produsen dipandang perlu pada komoditas ini karena merupakan
komoditi hajat hidup orang banyak (Inkopti, 2001), jika memang keputusan kemandirian pangan
sebagai keputusan politik untuk ketahanan pangan. Persoalan teknologi produktivitas kedelai
dan lahan sebenarnya bukan lagi sebagai permasalahannya, hanya saja jika petani tidak
diberikan subsidi teknologi, produktivitasnya tetap rendah (< 1,2 ton/ha) dan biaya produksi per
satuan produk menjadi tinggi sehingga ke depannya tidak dapat bersaing dipasaran bebas.
Upaya ini perlu dilakukan dengan dengan menerapkan kebijakan yang simultan untuk
merangsang pertumbuhan tinggi baik dengan melibatkan stakeholder pelaku bisnis kedelai dari
hulu hingga hilir, teknologi, petani, perbankan dan pemerintah.
Harus diciptakan kondisi yang kondusif untuk memberikan perlindungan pada petani.
Menciptakan dan mewujudkan kemandirian pangan nasional agar lebih ditekankan pada peran
petani serta stakeholder yang mengawal sistem produksi dari keterjaminan penyediaan
teknologi, sarana produksi hingga industri hilirnya. Fasilitas kebijakan yang memberikan
kemudahan petani pangan mendapatkan subsidi teknologi, mekanisasi dan fasilitasi penunjang
budidaya (seperti infrastruktur untuk pertanian seperti irigasi dan jalan, dan kredit produksi),
perlindungan pasar serta kebijakan impor terbatas diperlukan untuk kembali menggairahkan
pertanian pangan. Dalam hal ini perlu adanya rencana dan pedoman yang jelas dan sistematis
sebagai komitmen bagi stakeholder khususnya dari pemerintah melalui Departemen Pertanian
dan departemen terkait dalam mewujudkan kemandirian pangan nasional yang tangguh
sebagai keputusan nasional yang didukung oleh pemerintah daerah sebagai pelaksana di
lapangan.
Upaya menciptakan kemandirian pangan dengan mengembangkan produksi sumber pangan
alternatif substitusi pangan impor dilakukan seiring dengan pemacuan tiga komoditi pangan
utama di atas. Sumber pangan karbohidrat yang dapat dimanfaatkan untuk substitusi pangan
impor seperti kentang, jagung putih dan umbi-umbian. Mengembangkan sumber pangan
alternatif ini justru memiliki nilai ekonomis tinggi karena disamping produktivitas per hektarnya
tinggi, pangan tersebut sebagai bahan baku industri. Dengan keragaman sumber bahan
pangan yang dikonsumsi dan dapat diproduksi di dalam negeri diharapkan dapat menekan
impor pangan secara nyata dan mengurangi ketergantungan pangan dari luar negeri sehingga
ketahanan dan kemandirian pangan nasional semakin mantap.
Peran Teknologi Produktivitas Organik Dalam Menunjang Ketahanan Pangan Yang
Berkelanjutan
Subsidi teknologi yang menjadi bagian penting dari upaya menciptakan ketahanan pangan yang
tangguh, harus mengutamakan teknologi produktivitas yang ramah lingkungan. Teknologi
tersebut harus telah terbukti memberikan kontribusi yang nyata bagi peningkatan produktivitas
dan teruji bukan hanya untuk meningkatkan produktivitas tanaman pangan tetapi juga mampu
menjaga kelestarian produksi dan ramah lingkungan. Disamping itu teknologi yang diterapkan
harus bersifat sederhana, mudah dimengerti dan dilaksanakan petani sehingga dapat

diterapkan di lapangan secara utuh dan memiliki kawalan/pendampingan di lapangan untuk


menjamin keberhasilannya.
Sebagai contoh teknologi pupuk hayati Bio P 2000 Z yang diramu dari kumpulan mikroorganisme indegenus terseleksi bersifat unggul berguna yang dikondisikan agar dapat hidup
harmonis bersama saling bersinergi dengan kultur mikro-organisme komersial serta dibekali
nutrisi dan unsur hara mikro dan makro yang berguna bagi mikroba dan komoditas budidaya.
Sekumpulan mikro-organisme unggul berguna dikemas dalam pupuk hayati Bio Perforasi terdiri
dari dekomposer (Hetrotrop, Putrefaksi), pelarut mineral dan phospat, fiksasi nitrogen, Autotrop
(fotosintesis) dan mikroba fermentasi serta mikroba penghubung (seperti Mycorrhiza) yang
bekerja bersinergi dan nutrisi bahan organik sederhana, seperti senyawa protein/peptida,
karbohidrat, lipida, Vitamin, senyawa sekunder, enzim dan hormon; serta unsur hara makro: N,
P, K, S, Ca, dan lainnya berkombinasi dengan hara mikro: seperti Mg, Si, Fe, Mn, Zn, Mn, Mo,
Cl, B, Cu, yang semua unsur yang disebut di atas diproses melalui cara fermentasi.
Bio Perforasi secara komprehenship membentuk dan mengkondisikan keseimbangan ekologis
alamiah melalui sekumpulan jasa mikro-organisme unggul berguna yang dikondisikan,
bersinergi dengan mikroba alami indogenus dan nutrisi; dan dengan menggunakan prinsip
mem-bioperforasi secara alami oleh zat inorganik, organik dan biotik pada mahluk hidup
(seperti tanaman) sehingga memacu dan/atau mengendalikan pertumbuhan dan produksinya.
Ternyata dengan sistem demikian masalah tersumbatnya produksi komoditi pertanian dapat
dipecahkan (Mashar, 2000).
Melalui jasa mikro-organisme unggul yang sebelumnya telah dikondisikan terhadap lingkungan
tumbuh kembang tanaman serta dibekali nutrisi dan unsur hara, faktor pembatas produksi dan
kendala tumbuh asal tanah dan lingkungan dapat direndam sehingga tanaman dapat dipacu
berproduksi tanpa menggangu hasil rekayasa konstelasi genetik yang telah dimiliki tanaman
sebelumnya. Hal ini seiring dengan tujuan meningkatkan produktivitas hasil dari tanaman
varietas unggul yang memiliki potensi genetik tinggi seperti padi Hibrida, PTB dan padi unggul
lain yang akan dikembangkan untuk daerah-daerah kritis lebak rentan cekaman kesuburan
tanah yang labil.
Seperti daerah transmigrasi Penggunaan mikroba Bio P 2000 Z secara teratur dan sesuai
anjuran ternyata mampu mendongkrak potensi produksi tanaman yang bersangkutan melebihi
referensi Genetik yang dimilikinya dan cekaman anasir penghambat dalam tanah.
Keunggulan penerapan teknologi Bio Perforasi pada padi adalah meningkatnya produktivitas
dan kualitas beras. Pada padi unggul nasional memacu bertambahnya anakan produktif ratarata 19 35 anakan dan kuatnya perakaran (gambar A), tahan rebah dan serangan penggerek
batang; malai lebih besar (berisi) sehingga dibanding tanpa Bio P2000Z pada volume gabah
kering giling (GKG) yang sama rendemen meningkat 30% 40%. Karena proses
keseimbangan hara ini beras lebih jernih dan tidak mudah remuk/patah saat digiling.
Kesimpulan
1. Laju pertumbuhan produksi pangan nasional dalam dasa warsa terakhir rata-rata cenderung
terus menurun sedangkan laju pertumbuhan jumlah penduduk terus meningkat yang berarti
semakin meningkat ketergantungan pangan nasional pada impor merupakan bahaya laten bagi
kemandirian dan ketahanan pangan nasional.
2. Produksi pangan yang terus menurun lebih disebabkan karena: produktivitas hasil budidaya
petani rata-rata masih rendah dan perluasan areal lahan pertanian stagnan serta lahan yang
ada cenderung menurun kualitasnya sehingga perlu upaya mengatasi permasalahan tersebut

dengan terobosan yang konstruktif dalam produktivitas dan perluasan lahan.


3. Meningkatkan produktivitas dapat ditempuh melalui cara antara lain: menerapkan teknologi
budidaya produktivitas tinggi dengan memberikan subsidi teknologi kepada petani seperti
teknologi pupuk hayati Bio P 2000 Z; melakukan Soil Management di lahan pertanian dengan
mengintroduksikan agen mikroba penyubur dan nutrisi (seperti pupuk berimbang) untuk
mengembalikan keseimbangan alami yang membangun kesuburan tanah dan tanaman
diatasnya; melakukan eksplorasi potensi genetik tanaman yang memiliki performa tanaman
unggul hasil maksimal seperti varietas hibrida dan tipe baru dengan memberikan perlakuan
presisi kawalan teknologi yang sesuai sehingga efisiensi hasil maksimal dapat tercapai .
4. Upaya memacu pertumbuhan produksi pangan dengan membuka areal Lahan pertanian baru
yang dapat di gunakan untuk pertanian produktif adalah potensi lahan pasang surut dan lahan
lebak, serta lahan kering yang sebagian besar belum tergarap secara optimal dengan disertai
penerapan teknologi produktivitas.
5. Untuk mewujudkan swasembada dan kemandirian serta ketahanan pangan dalam satu
dasawarsa ke depan (2010), diperlukan perangkat kebijakan yang mengarah pada perbaikan
implementasi sistem agribisnis dan tataniaga (impor) bahan pangan. Disamping itu laju
pertumbuhan produksi nasional harus dipacu pertahun secara bertahap, pada komoditas
padi/beras dari tahun 2003 sebesar 1,8 % menjadi 2,1% pada tahun 2010, komoditas jagung
dari 2 % tahun 2003 menjadi 6,5 % tahun 2010, dan kedelai 13 % tahun 2003 terus meningkat
menjadi 20 % pada tahun 2010.
6. Penerapan teknologi organik seperti Bio P 2000 Z yang memanfaatkan sinergi jasa mikroba
unggul mampu meningkatkan produktivitas tanaman lebih tinggi dari teknologi pupuk
konvensional/kimia dan memiliki manfaat memperbaiki kesuburan lahan serta menjaga
produktivitas tinggi lahan yang berkelanjutan.
Pertumbuhan Per Tahun Peroduksi Beras, Jagung, Kedelai, 1992-1993
Komoditi 1992
Padi
7.99
Jagung 28.36
Kedelai 20.17
Penduduk 1.4

1993
0.12
-19.68
-8.63
1.42

1994
3.18
6.25
-8.37
1.45

1995
6.75
22.12
7.41
1.52

1996
2.73
12.87
-9.69
1.55

1997
-3.37
-5.76
-10.56
1.57

1998
-0.28
15.95
-3.76
1.59

1999
3.31
-9.49
5.91
1.61

2000
2.03
5.14
-26.41
1.63

2001
-2.77
-3.41
-16.74
1.66

2002
1.82
1.92
-21.06
1.69

2003
0.04
1.42
13.36
1.72

Target Produksi dan Proyeksi Impor Padi Nasional Tahun 2000 2010
(000 ton) 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Kebutuhan 52,055 52,114 52,078 53,000 53,795 54,601 55,421 56,252 57,096 57,952 58,822
Produksi 49,429 49,144 50,078 51,000 51,941 52,900 53,877 54,890 56,023 57,191 58,387
Impor 2,626 2,970 2,000 2,000 1,854 1,701 1,544 1,362 1,073 761 435
Target Produksi dan Proyeksi Impor Jagung Nasional Tahun 2000 2010
(000 ton)
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Kebutuhan
10.500 11.000 11.500 11.663 11.832 12.016 12.196 12.339 12.564 12.753 12.945
Produksi
9.676 9.165 9.278 9.409 9.625 9.969 10.445 11.065 11.735 12.466 13.285
Impor
824
1.835 2.222 2.254 2.213 2.047 1.251 1.314 229 257 -340
Target Produksi dan Proyeksi Impor Kedelai Nasional Tahun 2000 2010
(000 ton)
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Kebutuhan
2.295 2.335 2.376 2.417 2.460 2.503 2.547 2.541 2.637 2.025 2.730

Produksi
Impor

1.017 923
837
915
1.010 1.126 1.271 1.453 1.653 1.685 2.380
1.277 1.412 1.558 1.902 1.450 1.376 1.276 1.138 951
697 350

http://zaifbio.wordpress.com/2010/05/31/ketahanan-pangan-dan-teknologi-produktivitasmenuju-kemandirian-pertanian-indonesia/#comment-4632
PENERAPAN TEKNOLOGI PUPUK BIO DALAM PENGEMBANGAN BUDIDAYA JAGUNG
HYBRIDA (Zea mays) DI KELURAHAN NANGGEWER MEKAR KECAMATAN CIBINONG,
KABUPATEN BOGOR : IPTEKDA 2009 Koordinator: Endi Rochandi

Kawasan Cibinong Science Center (CSC) LIPI yang berada di Kelurahan Cibinong dan
Nanggewer Mekar, Kecamatan Cibinong memiliki luas 189,6 hektar. Sejak zaman
pemerintahan Presiden Pertama Soekarno, kawasan ini memang ditujukan untuk kawasan ilmu
pengetahuan. Namun dalam perkembangannya kemudian pemerintah cq. LIPI belum
mempunyai dana yang cukup untuk membangun seluruh fasilitas ilmu pengetahuan yang akan
dikembangkan di kawasan ini, sehingga banyak lahan-lahan kosong yang dimanfaatkan oleh
para penduduk sekitar kawasan ini sebagai penggarap untuk bercocok tanam sampai saat ini.
Keberadaan CSC-LIPI ini juga tidak bisa lepas dari masyarakat sekitarnya. Sebagai pemanfaat
lahan CSC-LIPI para penggarap ini tetap dihormati, dengan mendayagunakan lahan garapan
tersebut sekaligus sebagai upaya meningkatkan pendapatan para penggarap itu sendiri.
Program Iptekda ini dimaksudkan agar para penggarap tersebut ditingkatkan pemberdayaannya
dengan diajak kerjasama dalam budidaya jagung hybrida, menggantikan budidaya singkong
yang sudah turun temurun dilakukan oleh para penggarap di lahan CSC. Salah satu upaya
peningkatan produksi jagung adalah dengan menggunakan benih jagung unggul serta
kombinasi aplikasi Bio P 2000 Z dengan kompos Biomix serta pupuk lainnya sebagai pupuk
tambahan. Penggunaan pupuk-pupuk tersebut di atas sudah terbukti dapat meningkatkan
produksi sampai 50 % dari rata-rata produksi dengan menggunakan pupuk yang lazimnya
dipakai para petani.

Pupuk Bio P 2000 Z merupakan pupuk organik hasil penelitian para peneliti Indonesia yang
saat ini sudah kepada tahapan produksi masal. Percobaan penggunaan Bio P 2000 Z telah
dilakukan di berbagai lokasi dan diperlakukan untuk berbagai jenis tanaman baik tanaman
pangan, tanaman hortikultura maupun tanaman kehutanan. Uji coba di lapangan telah terbukti
dapat meningkatkan kesuburan tanaman, kesuburan tanah dan hasil akhirnya adalah
meningkatkan produksi. Dengan mempergunakan pupuk ini juga dapat mengurangi
penggunaan pupuk kimia lainnya. Kombinasi pemupukan dengan kompos menjadikan hasil
yang diperoleh dapat meningkat secara signifikant.
Dalam pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara bertahap sebagai berikut :
a. Sosialisasi
Sosialisasi kepada para petani penggarap dilaksanakan pada tanggal 22 April 2009, bertempat
di Auditorium Puslit. Bioteknologi-LIPI di Cibinong, yang dihadiri oleh 14 petani penggarap dari
sekitar 33 orang yang diundang. Salah satu kesulitan dalam mengundang para petani
penggarap adalah ketidakpedulian para petani terhadap program yang akan dilaksanakan.
Dalam pertemuan ini disepakati dibentuk 2 (dua) kelompok petani penggarap yaitu Kelompok
Tani "Usaha Jaya" (penggarap lahan Biotek), dengan anggota sekitar 22 orang, dengan Ketua
Bapak Sabda, dan Kelompok Tani "Tani Makmur" beranggotakan 11 orang, dengan ketua
Bapak Udin Sapen.
Diharapkan kedua kelompok tani dapat berperan dalam pengembangan budidaya jagung,
sehingga perlahan-lahan para petani penggarap dapat memilih komoditas tanamannya dengan
yang lebih menguntungkan.
Walaupun sosialisasi ini sudah dilakukan beberapa kali baik melalui pertemuan maupun
langsung di lapangan, belum semua petani penggarap mau bergabung dengan program
budidaya jagung. Masih saja ada beberapa petani yang tetap menanami lahan garapannya
dengan komoditas singkong., dengan alasan tanaman singkong tahan kekeringan, biaya murah
(tidak dibebani modal kembali), pemeliharaan mudah. Apalagi dengan kejadian banyak
pertanaman jagung yang mati karena kekeringan dan tidak bisa diselamatkan.
Untuk itu perlu dilakukan kerja keras dalam meyakinkan petani penggarap bahwa menanam
jagung bisa lebih menguntungkan, dengan pembuktian pada para petani penggarap yang ikut
program ini.
b. Inventarisasi lahan
Menginventarisasi luasan lahan yang akan digunakan pada program Iptekda ini. Tercatat ada
sekitar 87.300 m2 lahan yang diikutsertakan dalam program ini (daftar petani penggarap serta
luasan lahan pada lampiran). Disamping itu ada sekitar 10.000 m2 lahan garapan Koperasi
Pegawai Biologi-LIPI dan 15.000m2 lahan disekitar Pusbindiklat juga akan digunakan untuk
budidaya jagung ini.
Pada pelaksanaan di lapangan tahap pertama hanya sekitar 3 hektar yang bisa digarap
sedangkan yang berhasil ditanami hanya sekitar 2 hektar, karena lebih dari 1 hektar lahan yang
sudah diolah tidak bisa ditanami karena kekeringan.
Pada pelaksanaan tahap II, ditargetkan sekitar 5 hektar lahan yang bisa ditanami. Ternyata
dengan kondisi hujan yang belum normal dan masih banyak petani yang tidak mau bergabung
dengan program ini, hanya bisa terlaksana sekitar 3 hektar saja. Sampai akhir Desember 2009,
diharapkan sekitar total 4 hektar bisa digarap untuk pertanaman jagung.
c. Pengolahan tanah
Pengolahan lahan mulai dilakukan pada awal bulan Mei 2009 pada lahan-lahan yang sudah
selesai ditanami singkong. Target luas lahan yang akan digarap setiap bulan tidak tercapai

karena masih banyak lahan yang masih ditanami singkong, sehingga penggarapan baru bisa
dimulai setelah singkongnya dicabut. Pengolahan tanah sangat tergantung pada ketersediaan
air tanah di lahan tersebut. karena musim kemarau sudah mulai melanda Cibinong, sejak
pertengahan bulan Juni yl. ada lahan seluas 8000 m2 yang sudah mulai digarap, namun tidak
bisa dilanjutkan karena ketiadaan air. Pada pelaksanaan tahap pertama, luas lahan yang sudah
digarap baru sekitar 2,0 hektar.
Pada pelaksanaan tahap II (awal musim hujan) sudah mulai diolah pada awal bulan Agustus
2009. Pekerjaan pengolahan tanah dilakukan secara bertahap, disesuaikan dengan kondisi
lahan yang sudah kosong dan tenaga kerja yang tersedia. Sampai laporan ini dibuat (13
November 2009) baru sekitar 30.400 m2 lahan yang sudah diolah, seperti pada tabel di bawah
ini. Setelah dilakukan pengolahan tanah, kemudian dibuat lubang tanam dengan jarak tanam
sesuai dengan tujuan penanamannya. Di sekitar lubang tanam itu diberikan pupuk kandang
yang sudah diproses menjadi biomix sebanyak 2-3 genggam (sekitar 0,25 kg) per lubang
tanamnya.
d. Penanaman
Penanaman jagung pada tahap pertama ini sebenarnya ditujukan untuk memproduksi jagung
pipilan, namun karena kondisi iklim sehingga tidak memungkinkan untuk dilanjutkan. Banyak
sekali tanaman yang mengalami kekeringan dan mati. Untuk itu pertanaman yang masih hidup
akhirnya diperuntukkan sebagai hijauan makanan ternak (HMT).
Pada penanaman tahap dua, telah disediakan benih jagung hybrida dari berbagai sumber
dalam jumlah yang cukup untuk menanami lahan seluas 5 hektar atau sebanyak lebih dari 200
kg. Untuk tujuan jagung pipilan disiapkan benih jagung hybrida dengan merk dagang Pak Tani
2 sebanyak 30 kg. Sedang untuk tujuan HMT disediakan jagung hybrida F1 dari Pioner
sebanyak 200 kg.
Untuk tujuan jagung pipilan, jarak tanam yang digunakan sekitar 30 x 70 cm, dengan biji yang
ditanam setiap lubangnya maksimal 2 butir. Sedangkan untuk HMT memakai jarak tanam 30 x
60 cm, dengan 3-4 butir per lubangnya,
e. Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan pertanaman jagung dilakukan berupa penyiangan dan pendangiran pada
tanaman jagung yang sudah berumur 20 hari. Penyiangan maupun pendangiran dilakukan oleh
para penggarap maupun tenaga kerja yang diupah untuk pekerjaan tersebut. Keterlambatan
dalam penyiangan dan pendangiran dapat menyebabkan gulma yang tumbuh di sekitar
tanaman akan membesar dan bertambah banyak, sehingga menyulitkan dalam
pelaksanaannya. Disamping itu juga akan menyebabkan aplikasi pupuk bio juga bisa terlambat.
Disamping itu juga banyak para petani yang tidak bisa meninggalkan kebiasaan menanam
singkong, sehingga di beberapa lahan penggarap, tanaman jagung masih dicampur dengan
tanaman singkong. Sudah barang tentu pencapaian target pertumbuhan tanaman maupun
produksi tidak akan tercapai.
f. Aplikasi pupuk kimia maupun pupuk bio
Aplikasi pupuk baik pupuk kimia (UREA) dan pupuk Bio P dilakukan sesuai dengan umur
tanaman, yaitu pada umur 10, 20 dan 30 hari setelah tanam. Pelaksanaan aplikasi pupuk di
lapangan pada tahap pertama masih belum optimal karena di Cibinong sejak pertengahan
bulan Juni sudah jarang sekali hujan, sehingga banyak pertanaman jagung yang kekeringan,
karena sumber air untuk penyiraman tidak ada. Pemupukan dalam kondisi seperti ini jelas
sangat tidak efektif, sehingga hasilnya kurang bagus.
Untuk penanaman tahap kedua, hal tersebut sangat diperhatikan, sehingga tidak ada
keterlambatan dalam aplikasi pupuk tersebut.

Aplikasi pemupukan dilakukan sebagai berikut :


1. Pupuk kompos Biomix. Pupuk kompos Biomix merupakan pupuk kandang yang diperkaya
dengan jasad renik melalui fermentasi tertutup, agar pupuk kandang tersebut bisa menjadi
kompos yang sudah terdegradasi oleh jasad renik. Inokulum yang dipakai merk Katalek, yang
merupakan inokulum hasil karya Peneliti Mikrobiologi dari Puslit Biologi-LIPI. Untuk
memperoleh pupuk Biomix yang sempurna dilakukan pembalikan sebanyak 4 kali. Dalam hal ini
petani penggarap diajak untuk mengerjakan pembuatan pupuk kompos ini. Sayangnya banyak
petani yang kurang responsip dengan pembuatan pupuk ini. Aplikasi pupuk Biomix ini dilakukan
pada saat pembuatan lubang tanam, atau kalau terlambat bisa diberikan di sekitar benih jagung
yang sudah mulai tumbuh. Pupuk yang digunakan sekitar 2 ton per hektarnya.
2. Pupuk kimia (Urea, TSP dan KCL). Pupuk kimia diberikan sesaat sebelum dilakukan
penyiangan dan pendangiran, sehingga pupuk bisa langsung terkubur di sekitar tanaman
jagung. Dosis yang digunakan hanya 50 % dari dosis standar yang biasa dipakai yaitu
sebanyak 150 kg/hektar Urea, sedangkan TSP dan KCL masing-masing : 50 kg/hektar. Pupuk
kimia ini diberikan cukup sekali saja.
3. Pupuk Bio P. Pupuk bio ini berupa cairan yang mengandung berbagai jenis jasad renik yang
berguna sebagai perombak unsur hara tanah dan menstimulasi pengembangan jasad renik
dalam tanah maupun tanaman yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Sebelum diaplikasikan di
lapangan, pupuk bio ini harus melalui proses fermentasi yaitu mencairkannya dalam suatu drum
plastik yang telah diisi air bersih. Bio P sebanyak 1 liter dilarutkan dalam 200 liter air, dicampur
dengan 1 kg Urea dan 1 kg gula pasir, kemudian diaduk sehingga homogen. Drum plastik
tersebut ditutup dengan plastik, dibiarkan sekitar 2 x 24 jam agar terjadi fermentasi yang
sempurna. Larutan akan mengeluarkan aroma seperti tape dan sudah dapat disemprotkan
kepada tanaman, dengan memakai hand sprayer.
Larutan sebanyak 200 liter ini cukup untuk menyemprot tanaman seluas 1 hektar.
Penyemprotan pupuk Bio P ini dapat dilakukan berulang sampai 3 kali dengan selang antara 10
15 hari, namun apabila pertumbuhan tanaman menunjukkan perubahan yang sangat
mencolok, penyemprotan pupuk bio cukup 2 kali, agar tanaman tidak roboh karena terlalu berat.
Penggunaan pupuk bio ini dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia sampai 50 %.
4. Penggunaan pupuk bio ini sebagai pembeda antara budidaya jagung dengan sistem
konvensional dan dengan aplikasi pupuk bio.
g. Panenan
Sehubungan dengan kondisi serta kendala-kendala di lapangan, target produksi pada tahap I
bukan jagung pipilan tetapi biomasa jagung (seluruh bagian tanaman) untuk hijauan makan
ternak. Untuk itu akan dimulai panenan biomasa jagung pada akhir bulan Juli 2009, di areal
seluas sekitar 1.500 m2 milik salah satu penggarap (Sdr. Andi) di lahan garapan Biotek.
Panenan biomasa jagung dari pertanaman tahap pertama yang masih bisa diselamatkan dapat
dilaporkan seperti pada Tabel 2.
Produk HMT ini dijual ke peternakan Biotek, dengan harga jual Rp. 150,- / kg. Dari produksi
HMT tersebut hanya berhasil diperoleh pendapatan Rp. 3.545.550,- , dan ini jauh dari modal
yang dikeluarkan untuk membiayai budidaya jagung HMT.
PELAKSANAAN USAHA DAN PERKEMBANGANNYA

Pelaksanaan usaha yang dikerjakan para penggarap adalah perbaikan cara budidaya jagung
dengan pengenalan cara pembuatan pupuk kompos Biomix serta introduksi aplikasi pupuk bio
di lapangan, sebagai upaya meningkatkan produksi biomasa jagung maupun jagung pipilannya.
Di tingkat lanjutannya, para penggarap akan dilibatkan dalam kegiatan penanganan prosesing
pencacahan biomasa jagung untuk pakan serta penanganan pasca panen dari jagung pipilan,
dengan mempergunakan mesin-mesin yang sudah dibeli pada semester pertama. Disamping
itu akan diperkenalkan pula cara penanganan administrasi keuangan yang baik, yang selama
ini masih dilakukan oleh Koperasi Pegawai Biotek, sehingga diharapkan pada akhirnya para
penggarap itu sendiri yang menangani usaha ini.
Tahapan-tahapan pengenalan teknologi kepada penggarap dilakukan sebagai berikut :
1. Pengenalan dan praktek pembuatan pupuk kompos Biomix dengan mempergunakan bibit
kompos/inokulum Katalek. Dengan cara ini petani diberi pengetahuan tentang proses
pengomposan untuk memperbaiki mutu pupuk kandang, serta keuntungan lain
mempergunakan kompos Biomix dibandingkan mempergunakan pupuk kandang dari limbah
ayam.
2. Pengenalan cara budidaya jagung yang baik dan benar, mulai dari pengolahan lahan, cara
bertanam, penyiangan, pendangiran sampai cara pemupukan.
3. Pengenalan dan pelaksanaan pembuatan larutan serta aplikasi pupuk bio Bio P 2000 Z di
lapangan.
4. Melibatkan para petani penggarap dalam prosessing HMT maupun pasca panen jagung
pipilan dengan mempergunakan mesin-mesin yang ada.
Seperti diuraikan sebelumnya bahwa pelaksanaan usaha budidaya pada semester I (tahap I)
boleh dikatakan gagal, disebabkan berbagai kendala yang dihadapi baik kendala internal
maupun eksternal. Sesuai dengan rekomendasi tim monitoring Iptekda, untuk selanjutnya
dilakukan perubahan baik target capaian maupun sasarannya.
Dalam pelaksanaannya di lapangan, ternyata mengatasi kendala-kendala yang ada tidaklah
mudah. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program Iptekda ini adalah :
1. Masih banyak petani penggarap yang masih enggan untuk bekerjasama dalam program
budidaya jagung ini. Ini dapat dilihat pada pelaksanaan di lapangan dimana masih banyak para
petani yang masih tetap menanam singkong, walaupun semua dana dan sarana produksi yang
diperlukan untuk budidaya jagung telah tersedia. Sehingga target sampai semester I maupun II
ini baik luasan lahan maupun pertumbuhan tanaman tidak tercapai. Disamping itu banyak
petani yang tidak mau mengambil resiko kegagalan dalam menghadapi musim kemarau ini.
Menanam singkong lebih kecil resikonya apabila ditanam pada musim kemarau dibandingkan
menamam jagung. Sehingga masih banyak petani yang enggan menanam jagung secara
monokultur.
2. Di Wilayah Cibinong, musim kemarau terjadi sejak pertengahan bulan Juni yang lalu,
sehingga ada beberapa lahan yang semestinya sudah bisa diolah, terpaksa menunggu sampai
awal musim hujan berikutnya. Ternyata pula musim hujan pada tahun 2009 ini terlambat
datang, sehingga pengolahan tanah dan penanaman baru bisa dilakukan setelah musim hujan
turun stabil, yaitu pada bulan Oktober 2009. Target panenan jagung baik untuk HMT maupun
jagung pipilan pada bulan Desember 2009, baru dapat dilakukan mulai bulan Januari 2010.
3. Faktor kondisi keamanan yang belum kondusif menyebabkan banyak petani penggarap yang
tidak mau menanam jagung untuk tujuan jagung pipilan, sehingga untuk tahap pertama
pertanaman jagung ditujukan untuk hijauan makan ternak. Untuk selanjutnya apabila budidaya

jagung ini sudah dilakukan semua petani dalam satu areal yang terkonsentrasi pada satu areal
yang luas, baru akan dilakukan budidaya jagung untuk jagung pipilan. Untuk penanaman tahap
kedua, telah diproyeksikan pertanaman seluas 1 hektar untuk jagung pipilan. Untuk mengatasi
faktor keamanan ini telah disediakan petugas yang akan memantau keamanan lingkungan di
kawasan pertanaman jagung.
PENUTUP
Pada pelaksanaan program Iptekda ini masih terkendala faktor internal maupun eksternal,
sehingga capaian target tidak terpenuhi, sehingga harus dilakukan revisi kegiatan baik dari
produk yang akan dihasilkan serta target capaiannya.
Untuk faktor internal, akan dilakukan pendekatan secara intensif kepada para petani
penggarap, agar bisa melaksanakan program budidaya jagung ini dengan sepenuh hati,
sehingga dapat meningkatkan produksi baik biomasa maupun jagung pipilannya. Sudah barang
tentu, apabila produksinya dapat ditingkatkan serta secara ekonomi menguntungkan, para
penggarap di kawasan CSC-LIPI akan beralih menjadi petani jagung yang dibanggakan.
Mengatasi faktor eksternal terutama kekurangan air pada musim kemarau, harus dilengkapi
dengan sarana pompa air serta kelengkapannya. Untuk daerah yang jauh dari sumber air,
diperlukan selang air sampai 200 m'. Untuk itu apabila memungkinkan pada musim kemarau
yang akan datang akan diupayakan meminjam sarana dinas yang ada, atau membeli baru dari
hasil keuntungan budidaya jagung.
Hubungan kerjasama antara Koperasi Pegawai Biotek-LIPI dengan para Kelompok Tani yang
terlibat telah dituangkan dalam suatu surat perjanjian kerjasama (SPK), sehingga hak dan
kewajiban masing-masing pihak dapat dilaksanakan sesuai kesepakatan bersama. Namun
demikian apabila usaha ini sudah berjalan dengan baik, perlu ada perbaikan atau penambahan
klausul yang disesuaikan dengan perkembangan selanjutnya.
Apabila program ini dapat berjalan dengan baik dan dapat menjadi contoh, tidak menutup
kemungkinan para petani penggarap yang selama ini tidak mau bekerja sama dalam
pengembangan budidaya jagung dapat bergabung dengan petani penggarap yang sudah
tergabung dalam kelompok tani yang ada.
Diharapkan dengan adanya kegiatan Iptekda bagi masyarakat sekitar kawasan Cibinong
Science Center akan lebih mengharmoniskan hubungan yang sudah ada, yang pada akhirnya
LIPI dapat tempat di hati masyarakat sebagai tempat mencari nafkah serta saling
membutuhkan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar
kawasan CSC.

Inilah penemuan terbaru NPK Organik majemuk "Ferre soil", lebih bertenaga dan dahsyat,

komposisinya kebanyakan bibit mikroba google yang diperbaharui, tapi kita cantumkan hanya
komposisi NPK dan Unsur organik dan mikronya. Produk trial dah dikirim ke pertambangan
Nikel di morowali untuk menyuburkan tanah yang rusak dan beracun, produksi berikutnya
sedang disiapkan untuk orderan di timur tengah: Qatar, Saudi arabia, Bahrain dan Dubai.
KEDATANGAN profesor dari Arab Saudi awal 2009 menjanjikan tantangan baru bagi Ali Zum
Mashar. Profesor Nabil Y Kurashi, salah satu ilmuwan penting di Arab, mewakili negaranya
datang menemui Ali di Indonesia. Mereka rupanya penasaran dengan Strain (varian) mikroba
temuan Ali yang bisa menyuburkan lahan marginal seperti pasir, gambut, bahkan bekas galian
tambang. Di kepala mereka, tebersit harapan menghijaukan gurun pasir.
Ali lantas membawa profesor Universitas King Faisal tersebut ke laboratoriumnya di Cianjur dan
Bogor. Utusan negara kaya minyak itu terkesan. Strain mikroba temuan doktor dari Institut
Pertanian Bogor itu bisa menyuburkan pasir, tahan perubahan iklim yang ekstrem, bahkan
bekerja sangat baik pada eks lahan tambang.
Penerapannya juga mudah. Bagaimanapun, di negara-negara berpadang pasir, bertani di gurun
ialah obsesi. Apalagi Arab Saudi punya gengsi setidaknya mengimbangi teknologi pertanian
Israel yang maju. Ali pun dipinang.
Tawaran itu mengobarkan jiwa peneliti Ali. Dalam benaknya, gurun hijau akan menjadi
penyeimbang emisi yang diakibatkan bahan bakar-Arab Saudi ialah negara kaya minyak.
Mantan pembina transmigrasi di Kalimantan Tengah itu menyanggupi. Jadilah proyek bermodal
dana hibah itu berjalan dengan salah satu rencana ialah mendirikan pendidikan agrikultural.
Sebagai awalan, ada lahan seluas 300 hektare di Dubai dan 30 hektare di Jeddah yang siap
digarap.
Untuk proyek itu, Ali menyiapkan satu tim ahli pertanian. Ali juga mengajak serta ahli kultur
jaringan. Mikroba unggulan pun disiapkan untuk berkerja menjadikan gurun berpasir sebagai
tanah pertanian. Sebetulnya, pinangan Arab Saudi bukan satu-satunya tawaran dari luar negeri.
Ali semata tertarik karena tantangan menyuburkan gurun. Plus, mengirimkan ahli pertanian dan
formula penting untuk menyulap gurun pasir sebagai lahan pertanian ialah langkah penting
Indonesia menjadi lebih terhormat. Bagi pemerintah, pengiriman TKI (tenaga kerja Indonesia)
ke Arab ialah sumber devisa. Bagi TKI, itu sumber penderitaan. Tapi tetap dilakukan juga toh?
Saya kira mengirimkan tenaga ahli ke sana kan jauh lebih terhormat, ujar Ali,
Sore itu Ali tengah bertemu kolega bisnisnya. Maklum, menjadi peneliti di Indonesia harus
tangkas menggerakkan roda kesejahteraan sendiri. Salah satu produknya ialah pupuk hayati
BioP2000Z-pupuk berbahan baku ragam mikroba. Bagi petani, pupuk organik itu benar-benar
menjadi solusi. Panen kedelai, misalnya, berlipat ganda setelah menggunakan pupuk buatan
Ali. Lahan 1 hektare yang biasanya hanya menghasilkan 1-1,5 ton menjadi 4 ton. Padahal
kedelai itu ditanam di lahan gambut yang hanya memiliki sedikit unsur hara.
Pupuk buatan Ali terbukti andal untuk ragam palawija dan sudah dipatenkan internasional-mulamula di Swiss lalu menyusul 121 negara. Lantaran itu pula, Ali dianugerahi penghargaan Hak
Kekayaan Intelektual Luar Biasa tahun 2009. Ali juga didapuk menjadi Staf Ahli Menteri
Transmigrasi dan Tenaga Kerja. Mudah-mudahan implementasi teknologi pe-nyuburan lahan
di negara ini tidak kalah cepat dengan Arab Saudi, kata Ali.
Sekilas, ada nada miris pada pernyataannya. Kerap kali, teknologi yang tersedia tidak cepat
diimplementasikan meski rakyat nyata-nyata membutuhkan. Ali menyebutkan, ekspor
pengetahuan-nya ke Arab Saudi ialah bagian dari mengamalkan ilmu. Ini kemerdekaan saya
sebagai ilmuwan, ujar Ali.

Bupati Toba Samosir Drs. Monang Sitorus, SH,MBA bersama Perguruan Pusat dan Daerah
Yayasan DEL, Kadis Pertanian Kab Tobasa, Kepala Desa Sibarani Nasampuluh dan Kelompok
Tani Dosroha Nasampuluh melaksanakan panen raya perdana jagung dengan pola kemitraan
dan Bio Perforasi ( Bio P2.000 Z).
Dengan teknologi pertanian Bio Perforasi (Bio P2.000 Z) produksi jagung dapat ditingkatkan 9
sampai 11 ton per hektare. Hal ini sungguh menyenangkan hati para anggota Kelompok Tani
Dosroha karena selama ini lahan pertanian tersebut sangat tandus sehingga sulit untuk dikelola
menjadi lahan pertanian yang baik.
Tapi berkat adanya Program YayasanDEL dibidang pertanian terbukti telah berhasil melakukan
pola kemitraan dengan menerapkan Bioteknologi Perforasi. Teknologi pertanian Bio Perforasi
ditemukan oleh Ir. Ali Zum Mashar, M.A,M.S Hasibuan dan dibantu oleh saudari Fidian sebagai
pembina petani pendamping teknologi yang langsung terjun di lapangan untuk membantu
petani jagung untuk meningkatkan hasil produksinya.
Atas nama Yayasan DEL Brigjend TNI (Purn) SP. Sitorus dalam sambutanya memaparkan
dengan pola kemitraan yang dilakukan oleh Yayasan DEL, petani mendapatkan modal bibit,
pengolahan tanah, pupuk dan obat-obatan serta ahli teknologi Bio Perforasi serta bimbingan
dan kawalan budidaya sampai panen dan jaminan pemasaran.
Bupati Toba Samosir memberikan arahan kepada para Kepala Desa Se-Kecamatan Laguboti
untuk lebih sungguh-sungguh mengusahakan setiap lahan-lahan kosong dengan tetap menjalin
kerjasama yang baik dengan Yayasan DEL. Bupati juga menegaskan bahwa pemerintah Toba
Samosir sangat mendukung program kemitraan yang telah dilaksanakan Yayasan DEL agar
keberhasilan panen raya pada saat ini dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat petani yang
ada di setiap kecamatan Se-Toba Samosir. Bupati juga memberikan bimbingan kepada para
petani agar selalu memulai pekerjaan dengan doa agar setiap pekerjaan memberikan hasil
yang baik dimasa yang akan datang.
Juga menghimbau masyarakat yang ada di sekitar YayasanDEL karena perguruan ini
merupakan kebanggaan Kabupaten Toba Samosir sebagai lembaga pendidikan tinggi yang
berstandar internasional yang diharapkan mampu menjadi pemimpin pada masa yang akan
datang baik ditengah bangsa maupun negara.
Para petani juga mengajukan beberapa pertanyaan yang langsung dijawab oleh penemu
teknologi Bio Perforasi (Bio P 2.000 Z) Ir. Ali Zum Mashar,M.A,M.S yang meberikan penjelasan
bahwa sebagai peneliti tidak akan meninggalkan petani sampai betul-betul petani mandiri
berhasil menghasilkan produksi yang terbaik, juga mengajak petani untuk betul-betul mengikuti
anjuran yang diarahkan oleh peneliti agar hasil produksi betul-betul sesuai dengan harapan
yang diinginkan.
Dosis extra tuk lahan gambut, ex tambang,pasir, 3liter bio p kebun+ 3liter phosmit extra tiap 1015hri + ferre soil 300kg / 10-15hari slama 3bulan. slama 1 th 2liter 20-30hri. stlah 1th 40-60hri
buktikan hasilnya. disarankan tuk pembukaan lahan baru setelah 3x aplikasi /1bulan sudah bisa
ditanami bibit kedele,jagung, kacag hijau dll sebagai tumpang sari tanaman inti tuk membantu
kos operasional kebun sebelum panen tanaman kebun inti.setelah tanaman inti menutupi tanah
bisa diganti tanamn sela dgn jenis tanaman teduh spti jahe,kunyit dll.

Sinar Mas dan Teknologi Bio Perforasi ( BIO P2000Z )

Dengan memasukkan komponen Teknologi Bio Perforasi dari bahan organik dan ramah
lingkungan, akan menjamin sustainable productivity of lands dan menepis black campaign
terhadap harga jual CPO Indonesia di eropa yang selalu ditekan dengan isu lingkungan.itulah
salah satu alasan sinarmas mau mengapresiasi produk Bio P2000Z .Ujar Ali Zum Mashar (2909-2013)
.
Direktur Utama PT Smart Tbk (Sinar mas Group) Daud Dharsono di Jakarta, mengakui,
pihaknya tidak merasa khawatir dengan mulai maraknya black campaign (kampanye gelap)
terhadap CPO. Pasalnya, Daud akan berkerjasama dengan Gabungan pengusaha kelapa sawit
Indonesia (GAKPI ) untuk mencoba mengimbangi dengan memberi pencitraan sebaliknya
tentang peranan CPO di dunia. Kita akan gaungkan CPO itu secara tenaga kerja sangat
menguntungkan karena industri ini, yang padat tenaga kerja,jelasnya.
Daud mencontohkan, salah satu black campaign yang terjadi di Perancis. Dimana salah satu
supermarket disana yakni Casino, memproklamirkan, tidak akan menjual produk yang
mengandung CPO.
Daud menilai, maraknya black campaign yang terjadi terhadap CPO, adalah dalam upaya untuk
meningkatkan pengunaan minyak nabati. Padahal, secara efisiensi, kata dia, CPO lebih tinggi
dibandingkan minyak nabati lainnya.
Makanya ada black campaign agar pengunaan minyak CPO berkurang dan berganti ke minyak
nabati,tukasnya. Berdasarkan data United States Department of Agriculture Foreign
Agricultural Service, konsumsi penggunaan CPO, terus mengalami peningkatan. Pada tahun
2008, sebesar 41,65 juta ton dan pada tahun 2009 mencapai 44,28 juta ton
Beberapa anak perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL). telah menggunakan sebanyak
lebih dari 50 (lima puluh unit) FIN Komodo, yang terus bertambah sesuai degan kebutuhan
sejak pertengahan tahun 2012, dan digunakan sebagai operasional, terutama sekali digunakan

sebagai perbaikan jalan di area perkebunan Kelapa Sawit.


perawatan jalan yang umum dilakukan Group Astra Agro Lestari, dibandingkan dengan
menggunakan FIN Komodo bisa menghemat hampir 90% dan ditinjau dari investasi dan biaya
operasionalnya untuk Aplikasi Penyiraman Pupuk Cair BIO P2000Z dan Penyiraman Cairan
Pembunuh Gulma di Perkebunan Kelapa Sawit.

Bintang Delapan Mining dengan Teknologi Bioperforasi .

Strain (varian) mikroba temuan Ali bisa menyuburkan lahan marginal seperti pasir, gambut,
bahkan bekas galian tambang milik PT. Bintang Delapan Mining seperti difoto hasil reklamasi.
Dengan menyuntikkan mikroba ke dalam tanah yang berfungsi untuk menyuburkan tanah,
dengan memanfaatkan mikroba yang ditambah energi matahari dan air. Fungsi lainnya juga
menyuburkan kembali tanah yang tidak subur/lahan kritis, seperti tanah bekas tambang, tanah
berpasir, lahan gambut, atau tanah yang sudah rusak/terjadi kekentalan tanah karena
penggunaan pupuk kimia yang sudah terlalu lama.
Ali mengatakan, pupuk mikroba google sudah pernah diujicobakan pada bekas tambang emas
di Kerengpangi, Kalimantan Tengah. Dengan menggunakan 3 liter perbulan pupuk mikroba
google untuk tiap hektarnya, lahan penambangan emas dapat subur kembali. Sedangkan untuk
tanah berpasir, membutuhkan waktu yang lebih singkat. Untuk menyuburkan tanah bekas
tambang milik PT Bintang Delapan Mineral, ungkap Ali cukup menggunakan pupuk organik ini
sebanyak 8 liter per hektar per bulan selama 3 tahun, dijamin kondisi tanah menjadi subur
kembali. Mikroba google juga dapat mereklamasi lahan kritis akibat tumpukan lumpur Lapindo
Porong, Sidoarjo Jawa Timur. Dengan menggunakan mikroba google, saya jamin dalam tempo
satu tahun, lumpur Lapindo bisa ditanami kembali tegas Ali.

Ali menerangkan disebut mikroba google karena mikroba tersebut bekerja seperti google,
mencari secara otomatis apa yang perlu untuk menyusun bahan organik yang dibutuhkan di
dalam tanah. Mikroba google adalah mikroba yang mencari/melacak zat potensial dari
kandungan mineral tanah yang tersembunyi sebagai pemacu pembangun biosintesis
mikroorganik dan bioaktivator tanah, sehingga mampu mengkondisikan kesuburan tanah
secara alami. Kemampuan lainnya adalah menetralisir racun dalam tanaman serta
membangkitkan gen yang tertidur dalam tanaman, sehingga memacu pertumbuhan dan
produksinya.
Ali menegaskan bahan pupuk mikroba google ini bahan hayati baik flora maupun fauna yang
digunakan sebagai bahan yang membantu menyuburkan tanah yang gersang atau sebagai
nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Penggunaan pupuk cair mikroba google Bio P 2000 Z ini
mampu meningkatkan hasil pertanian dua sampai tiga kali lipat. Produksi kedelai meningkat tiga
sampai empat kali lipat dari sebelumnya. Begitu juga dengan hasil pertanian lainnya, seperti
jagung, padi, durian, mangga, rambutan, kelapa sawit, karet, dan kakao.
Pupuk organik ini, kata Ali, tidak mempunyai efek samping dan ramah lingkungan dan hemat.
Selain dapat digunakan oleh petani tradisional, pupuk ini juga dapat digunakan untuk tanaman
hidroponik. Untuk aplikasinya, Ali mengatakan telah kerja sama dengan kelompok tani di 30
Kabupaten di Indonesia (antara lain Jawa, Sumatera, dan Kalimantan). Saat ini, telah dibangun
Pusat Pelatihan dan Penerapan Bioteknologi di Cianjur, sebagai ajang para petani untuk
bertukar pikiran dan juga untuk yang memerlukan pelatihan bertani.
Produk jadi pupuk ini berbentuk cair. Petani atau user tinggal menambahkan air sebanyak 200
kalinya dan zat aktifnya sudah bisa dipakai. Kalau biasanya petani menggunakan kompos 1
hektar sebanyak 4-6 ton, dengan pupuk ini cukup menggunakan 500 kg.
Saat ini, ungkap Ali, mikroba ini telah berhasil merambah pasaran dalam negeri dan luar negeri.
Petani di Jawa Timur dan Jawa Tengah telah banyak yang menggunakan mikroba ini,
katanya. Pupuknya telah menghijaukan tanah Arab Saudi yang tandus dan juga menghasilkan
panen berlipat di ChengDu, China. Tak hanya itu, Malaysia dan Australia turut mengimpor
mikroba Google.
Bio P 2000 Z pada Perbaikan dan Perawatan Lahan. (Reklamasi).
Mikroba Google Pupuk Bio P 2000 Z, telah diuji di berbagai lokasi seperti lahan gambut, lahan
bekas tambang, lahan pasir, lahan yang mengandung racun bagi tanaman, lahan keasaman
tinggi, termasuk lahan batubara menunjukkan adanya keberhasilan yang sangat signifikan.
Pada akhir-akhir ini telah dilakukan ujicoba pada endapan lumpur lapindo menunjukkan
keberhasilan sebagai media pertumbuhan tanaman, bahkan rencananya akan melakukan
kerjasama dengan Arab Saudi untuk menghijaukan gurun.
Mikroba google Pupuk P 2000 Z untuk mereklamasi lahan mempunyai peran sebagai berikut:
- Mereklamasi unsur-unsur yang menjadi penghambat tumbuh kembang tanaman. Tanah bekas
tambang Faktor penghambat optimalnya tumbuh kembang tanaman adalah kondisi alam yang
tidak sesuai dengan faktor tumbuh tanaman. Diantaranya zat-zat bekas penambangan baik
yang berasal dari alami maupun sebagai bahan pengolah tambang. Dengan menggunakan
mikroba geogle ini maka:
- Mampu mengikat kelebihan senyawa racun di alam seperti Pb+ Al+, Fe2+, Mn2+, H2S, hal ini
telah dibuktikan dengan adanya uji lokasi di daerah-daerah bukaan baru dan lahan bekas
tambang emas atau nikel yang mengandung unsur-unsur tersebut. Budidaya penanaman

dengan menggunakan mikroba google pupuk hayati Bio P 2000 Z pengaruh racun tersebut
pada tanaman menjadi relatif hilang. Setelah di chek laboratorium dapat bukti bahwa kadar
unsur tersebut yang bersifat racun jauh berkurang dan diubah dalam bentuk senyawa tidak
beracun.
- Mampu mengubah keasaman (pH) tanah, Keasaman (pH) tanah sebagai faktor penghambat
pertumbuhan tanaman. Budidaya di tanah masam yang biasanya di lahan gambut dengan
menggunakan pupuk hayati Bio P 2000 Z + Phosmit telah terbukti tanpa menggunakan kapur
atau dolomit tanaman tumbuh subur dan berbuah lebat. Setelah di chek laboratorium pada
tanah sehabis panen dapat diketahui keasaman tanah mendekati normal.
- Mampu memperbaiki Tekstur, struktur dan porositas tanah, Tekstur, Struktur dan porositas
tanah merupakan suatu penghambat pertumbuhan tanaman akibat kejenuhan budidaya dan
pengaruh penggunaan pupuk an organik. Beberapa penelitian dilakukan di lahan di Pulau Jawa
dapat dibandingkan budidaya menggunakan pupuk hayati Bio P 2000 Z + Phosmit dengan yang
tidak menggunakan diketahui bahwa tingkat tekstur, struktur dan porositas menjadi lebih baik.
- Hasil analisis diketahui sebagai berikut: Secara filosofi bahwa bakteri merupakan makluk
hidup yang memerlukan kondisi lingkungan sesuai dengan faktor tumbuh yang dimilikinya. Jika
ada faktor-faktor lingkungan yang tidak sesuai maka bakteri tersebut dengan sifat biotiknya
berusaha mengubah kondisi lingkungan agar nyaman untuk tumbuh kembangnya. Di pihak lain,
faktor tumbuh bakteri tersebut telah disesuaikan dengan faktor tumbuh tanaman, dengan
demikian lingkungan yang mempunyai faktor penghambat tersebut di atas diubah oleh bakteri
sesuai faktor tumbuh bakteri secara otomatis selaras dengan faktor tumbuh tanaman.
-Mengelola unsur hara di sekitarnya dan disediakan untuk tanaman.
Salah satu keunggulan pupuk hayati Bio P 2000 Z + Phosmit adalah berfungsi sebagai
pengelola unsur hara yang siap tersedia setiap saat untuk tanaman.
Beberapa proses pengelolaan mikrobia tersebut adalah sebagai berikut:
-Menyerap unsur hara bebas di alam baik di udara maupun di tanah dalam proses kehidupan
bakteri, hasil proses tersebut berupa unsur hara yang siap diserap oleh tanaman. Termasuk
juga unsur racun yang semula menjadi penghambat dapat diubah menjadi senyawa tidak
beracun yang siap diserap tanaman.
-Menguraikan unsur yang terikat oleh tanah yang pada keadaan biasa tidak dapat diserap oleh
tanaman, namun dengan bantuan mikrobia di dalam pupuk hayati Bio P 2000 Z + Phosmit
maka unsur tersebut terlepas kemudian diikat oleh mikrobia dan selanjutnya disediakan untuk
diserap tanaman.
-Mengubah unsur an organik menjadi unsur hara organik merupakan proses makhluk hidup
termasuk bakteri. Unsur an organik baik dari alami maupun pemupukan dicerna dan diikat oleh
bakteri yang ada di pupuk hayati Bio P 2000 Z + Phosmit dalam proses kehidupannya.
Selanjutnya unsur tersebut akan dilepas sesuai dengan daya serap tanaman.
Berdasarkan proses tersebut maka pupuk selalu tersedia bagi tanaman, pemberian pupuk lebih
efektif dan efisien karena terikat oleh bakteri sehingga tidak menguap atau terbawa oleh air,
unsur hara tanaman disediakan dalam bentuk unsur organik dan mudah terserap tanaman.
Memproduksi dan merangsang bio aktif seperti enzim, senyawa organik dan energi kinetik yang
memacu metabolisme tumbuh kembang akar dan bagian atas tanaman
Terdapat 2 sumber bio aktif pada proses pemupukan ini, yaitu:
(a) berasal dari pupuk itu sendiri dan
(b) hasil kerja bakteri merangsang bio aktif tanaman:

-Bio aktif yang berasal dari pupuk itu sendiri, sewaktu memproduksi pupuk Bio P 2000 Z +
Phosmit disertakan juga beberapa hormon yang langsung diserap tanaman dan enzim dan
hormon tersebut merangsang pertumbuhan tanaman.
-Bio aktif yang dirangsang oleh bakteri yang terdiri hormon auxin dan hormon pertumbuhan
lainnya yang membuat pertumbuhan vegetatif tanaman menjadi cepat dan besar. Hormon
florigen merupakan hormon yang dirangsang oleh mikriobia dari pupuk hayati Bio P 2000 Z +
Phosmit. Hormon ini berfungsi merangsang pembungaan, sehingga tanaman dapat berbunga
dan berbuah lebih lebat.
Berdasarkan fungsi tersebut di atas maka mikroba google pupuk hayati Bio P 2000 Z
merangsang pertumbuhan tanaman lebih subur, dan hasil bunga dan buah lebih lebat dengan
pengisian biji yang penuh.

Perbedan Pupuk Organik, Pupuk Hayati, dan Pupuk Kimia

Pupuk Kimia
Seperti namanya pupuk kimia adalah pupuk yang dibuat secara kimia atau juga sering disebut
dengan pupuk buatan. Pupuk kimia bisa dibedakan menjadi pupuk kimia tunggal dan pupuk
kimia majemuk. Pupuk kimia tunggal hanya memiliki satu macam hara, sedangkan pupuk kimia
majemuk memiliki kandungan hara lengkap. Pupuk kimia yang sering digunakan antara lain
Urea dan ZA untuk hara N; pupuk TSP, DSP, dan SP-26 untuk hara P, Kcl atau MOP untuk
hara K. Sedangkan pupuk majemuk biasanya dibuat dengan mencampurkan pupuk-pupuk
tunggal. Komposisi haranya bermacam-macam, tergantung produsen dan komoditasnya.
Pupuk Organik
Kompos, pupuk organik yang murah dan mudah dibuat.
Pupuk organik seperti namanya pupuk yang dibuat dari bahan-bahan organik atau alami.

Bahan-bahan yang termasuk pupuk organik antara lain adalah pupuk kandang, kompos,
kascing, gambut, rumput laut dan guano. Berdasarkan bentuknya pupuk organik dapat
dikelompokkan menjadi pupuk organik padat dan pupuk organik cair. Beberapa orang juga
mengkelompokkan pupuk-pupuk yang ditambang seperti dolomit, fosfat alam, kiserit, dan juga
abu (yang kaya K) ke dalam golongan pupuk organik. Beberapa pupuk organik yang diolah
dipabrik misalnya adalah tepung darah, tepung tulang, dan tepung ikan. Pupuk organik cair
antara lain adalah compost tea, ekstrak tumbuh-tumbuhan, cairan fermentasi limbah cair
peternakan, fermentasi tumbuhan-tumbuhan, dan lain-lain.
Pupuk organik memiliki kandungan hara yang lengkap. Bahkan di dalam pupuk organik juga
terdapat senyawa-senyawa organik lain yang bermanfaat bagi tanaman, seperti asam humik,
asam fulvat, dan senyawa-senyawa organik lain. Namun, kandungan hara tersebut rendah.
Berdasarkan pengalaman saya, tidak ada pupuk organik yang memiliki kandungan hara tinggi
atau menyamai pupuk kimia. Orang sering kali menghitung kebutuhan pupuk organik
berdasarkan kandungan haranya saja. Kandungan hara pupuk organik disetarakan dengan
kandungan hara dari pupuk kimia yang biasa digunakan. Akibatnya kebutuhan pupuk organik
jadi berlipat-lipat dibandingkan dengan dosis pupuk kimia.
Sebagai contoh kompos dengan kandungan sebagai berikut: 2.79 % N, 0.52 % P2O5, 2.29 %
K2O. Maka dalam 1000 kg (1 ton) kompos akan setara dengan 62 kg Urea, 14.44 kg SP 36,
dan 38.17 kg MOP. Cara menghitungnya sebagai berikut:
Hara N = (%N Kompos x 1000 kg)/%N Urea = (2.79% x 1000 kg)/45% = 62 kg
Hara P= (%P2O5 kompos x 1000 kg)/%P2O5 SP-36 = (0.52% x 1000 kg)/36% = 14.44 kg
Hara K= (%K2O kompos x 1000 kg)/%K2O MPO = (2.29% x 1000 kg)/60% = 38.17 kg
Misalkan padi biasanya diberi pupuk kimia dengan dosis 200 kg Urea,100 kg SP-36, dan 150kg
MOP/KCl. Agar haranya sama maka kompos yang diperlukan kurang lebih sebanyak 7 ton.
Dosis yang besar ini akan berimplikasi langsung terhadap biaya pemupukan. Jika dihitung biaya
pemupukan dengan pupuk organik/kompos jauh lebih besar daripada biaya pemupukan dengan
pupuk kimia. Belum lagi biaya untuk aplikasi kompos tersebut.
Perbandingan biayanya sebagai berikut:
Kenyataan di lapangan membuktikan bahwa pupuk organik/kompos tidak bisa dihitung
berdasarkan unsur haranya saja. Kalau Anda tidak percaya Anda bisa melakukan percobaan
sederhana untuk membandingkan kedua pupuk ini. Ambil tanah, sebaiknya gunakan tanahtanah marjinal. Masukkan ke dalam dua polybag yang ukuran dan isinya sama. Satu polybag
diberi kompos dengan dosis 0.5 1 kg. Polybag yang lain diberi pupuk kima beberapa
sendok. Ya kira-kira kandungan haranya sebanding. Trus tanam sembarang tanaman, bisa
biji cabe, tomat, cay sim, mentimum, atau tanaman-tanaman lainnya. Letakkan di tempat yang
sama. Beri perlakuan penyiraman, penyiangan, dan perlakuan lainnya yang sama. Tunggu
beberapa lama hingga tanaman tumbuh besar dan menghasilkan. Coba bandingkan, tanaman
mana yang lebih bagus hasilnya?
Cara sederhana menguji pupuk kimia, pupuk organik, dan pupuk hayati.
(A) kontrol, tanpa pemupukan sama sekali. Tanaman terlihat sangat merana.
(B) Diberi pupuk kimia, tanaman tetap merana meskipun tumbuh lebih baik.
(C) Diberi kompos/pupuk organik. Hasilnya jauh lebih baik.
(D) Diberi pupuk organik/kompos dan biofertilizer. Tumbuhnya paling baik.
Saya hampir yakin 90% kalau tanaman yang diberi kompos akan tumbuh lebih baik daripada
tanaman yang diberi pupuk kimia, meskipun kandungan haranya sebanding.
Pertanyaannya adalah MENGAPA BISA DEMIKIAN????

Orang sering lupa bahwa selain kandungan hara, pupuk organik juga mengandung senyawasenyawa organik lain. Meskipun kandungan haranya rendah tetapi kandungan senyawasenyawa organik di dalam kompos ini memiliki peranan yang lebih penting dari pada peranan
hara saja. Misalnya, asam humik dan asam fulvat. Kedua asam ini memiliki peranan seperti
hormon yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Kompos diketahui dapat
meningkatkan nilai KTK (kapasitas tukar kation) tanah. Artinya tanaman akan lebih mudah
menyerap unsur hara. Tanah yang diberi kompos juga menjadi lebih gembur dan aerasi tanah
menjadi lebih baik. Tanah yang diberi kompos lebih banyak menyimpan air dan tidak mudah
kering. Jika diamati lebih jauh, aktivitas mikroba pada tanah yang diberi kompos akan lebih
tinggi daripada tanah yang tidak diberi kompos. Mikroba-mikroba ini memiliki peranan dalam
penyerapan unsur hara oleh tanaman. Singkat cerita, kompos dapat memperbaiki sifat kimia,
sifat fisik, dan sifat biologi tanah.
Lalu bagaimana menghitung kebutuhan pupuk organik/kompos?
Sampai saat ini saya belum menemukan rumus, baik dari pengalaman saya sendiri atau dari
literatur orang lain, untuk menghitung kebutuhan pupuk organik/kompos ini. Kandungan pupuk
organik sangat beragam. Karakteristiknya pun bermacam-macam. Sama-sama pupuk kandang,
pupuk kandang di P Jawa bisa saja sangat berbeda dengan pupuk kandang di P Sulawesi.
Belum lagi hubungannya dengan jenis tanah, iklim, kondisi lingkungan, cara budidaya dan
komoditas tanaman yang berbeda-beda. Umumnya dosis pupuk organik/kompos ditentukan
secara empirik. Ini adalah hasil penelitian dan ujicoba. Mungkin juga pengalaman lapang petani
selama bertahun-tahun.
Dalam kondisi tertentu, pupuk organik/kompos dapat diberikan tanpa menambahkan pupuk
kimia sama sekali. Cara ini dipraktekkan dalam budidaya pertanian organik. Yang lebih sering
dilakukan adalah mengkombinasikan antara pupuk organik dengan pupuk kimia. Sebagian
kebutuhan hara tanaman disubstitusi antara pupuk kimia dan pupuk organik. Caranya dengan
menghitung berapa kombinasi yang paling ekonomis, baik dilihat dari sisi biaya maupun
hasilnya. Patokan yang sering dipakai adalah 50% dosis pupuk kimia diganti dengan sejumlah
pupuk organik. Dosisnya bisa 1 2 kg atau bahkan hingga 30 kg/pokok.
Untuk mendapatkan dosis yang paling tepat dilakukan dengan ujicoba di rumah kaca dan di
lapang dalam skala yang cukup luas.
Pupuk Hayati
Contoh biofertilizer import dalam bentuk cair.
Nama keren pupuk hayati adalah biofertilizer. Ada yang juga menyebutnya pupuk bio. Apapun
namanya pupuk hayati bisa diartikan sebagai pupuk yang hidup. Sebenarnya nama pupuk
kurang cocok, karena pupuk hayati tidak mengandung hara. Pupuk hayati tidak mengandung N,
P, dan K. Kandungan pupuk hayati adalah mikrooganisme yang memiliki peranan positif bagi
tanaman. Kelompok mikroba yang sering digunakan adalah mikroba-mikroba yang menambat N
dari udara, mikroba yang malarutkan hara (terutama P dan K), mikroba-mikroba yang
merangsang pertumbuhan tanaman.
Kelompok mikroba penambat N sudah dikenal dan digunakan sejak lama. Mikroba penambat N
ada yang bersimbiosis dengan tanaman dan ada juga yang bebas (tidak bersimbiosis).
Contoh mikroba yang bersimbiosis dengan tanaman antara lain adalah Rhizobium sp
Sedangkan contoh mikroba penambat N yang tidak bersimbiosis adalah Azosprillium sp dan
Azotobacter sp. Rhizobium dilihat di bawah mikroskop dengan pembesaran 30.000x
Bintil yang aktif jika dipecah akan berwarna merah darah (kiri), sedangkan bintil yang tidak aktif

berwarna pucat (kanan)


Mikroba pelarut P dilaporkan oleh orang Rusia bernama Pikovskaya pada tahun 1948 yaitu
Bacillus megatherium var. phosphaticum, dan mulai digunakan sebagai inokulum pertanian
sejak tahun 1950-an Beberapa mikroba yang diketahui dapat melarutkan P dari sumber-sumber
yang sukar larut ditemukan baik dari kelompok kapang/fungi seperti Penicillium sp dan
Aspergillus sp, atau dari kelompok bakteri seperti Bacillus sp dan Pseudomonas sp.
Mikroba pelarut fosfat dimanfaatkan untuk memperkaya fosfat alam.
Fosfat alam granul di dalam foto di atas sudah diperkaya dengan mikroba pelarut fosfat.
Mikroba lain yang juga sering digunakan adalah Mikoriza, yang terdiri dari dua kelompok utama
yaitu: endomikoriza dan ektomikoriza. Mikoriza bersimbiosis dengan tanaman. Secara
mudahnya endomikoriza berarti mikoriza yang ada di dalam dan ektomikoriza adalah mikoriza
yang ada di luar. Endomikoriza atau VAM umumnya adalah fungi tingkat rendah sedangkan
ektomikoriza adalah jamur tingkat tinggi. Mikroriza memiliki peranan yang cukup komplek. Dia
tidak hanya berperan membantu penyerapan hara P, tetapi juga melindungi tanaman dari
serangan penyakit dan memberikan nutrisi lain bagi tanaman.
Mikoriza
Mikroba yang juga sering digunakan sebagai biofertilizer adalah mikroba perangsang
pertumbuhan tanaman. Mikroba dari kelompok bakteri sering disebut dengan Plant Growt
Promoting Rhizobacteria (PGPR), namun sekarang juga diketahui bahwa ada juga fungi yang
dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Bakteri yang diketahui dapat merangsang
pertumbuhan tanaman antara lain adalah Pseudomonas sp, Azosprillium sp, Sedangkan fungi
yang sudah diketahui adalah Trichoderma sp.
Pseudomonas sp, salah satu bakteri PGPR yang menghasilkan hormon.
Mikroba-mikroba bahan aktif pupuk hayati dikemas dalam bahan pembawa, bisa dalam bentuk
cair atau padat. Pupuk hayati juga ada yang hanya terdiri dari satu atau beberapa mikroba saja,
tetapi ada juga yang mengklaim terdiri dari bermacam-macam mikroba. Pupuk hayati ini yang
kemudian diaplikasikan ke tanaman.
Saat ini dipasaran banyak beredar pupuk hayati. Sebagian mengklaim memiliki kandungan
mikroba yang banyak dan lengkap dengan kemampuan luar biasa. Secara pribadi saya tidak
percaya dengan biofertilizer yang memiliki banyak mikroba dan efektif di semua tempat, semua
komoditas, dan semua kondisi.
Salah satu kelembahan mikroba adalah sangat tergantung dengan banyak hal. Mikroba sangat
dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya, baik lingkungan biotik maupun abiotik. Jadi biofertilizer
yang cocok di daerah sub tropis belum tentu efektif di daerah tropis. Demikian juga biofertilizer
yang efektif di Indonesia bagian barat, belum tentu efektif juga di wilayah Indonesia bagian
timur. Mikroba yang bersimbiosis dengan tanaman lebih spesifik lagi. Misalnya Rhizobium sp
yang bersimbiosis dengan kedelai varietas tertentu belum tentu cocok untuk tanaman kacangkacangan yang lain. Umumnya mikroba yang bersimbiosis berspektrum sempit.
Trend Saat Ini
Pupuk hayati, pupuk organik, dan pupuk kimia adalah jenis pupuk yang tegas perbedaannya.
Namun saat ini ada kecenderungan untuk mengkombinasikan jenis-jenis pupuk tersebut.
Misalnya ada produk pupuk yang menyebut dirinya pupuk NPK organik. Pupuk ini merupakan
pupuk kimia yang dikombinasikan dengan pupuk organik. Ada juga yang menyebut sebagai
pupuk bioorganik. Maksudnya adalah kombinasi antara pupuk organik dengan pupuk bio
(hayati). Namun masih sedikit atau bahkan tidak ada yang mengkombinasikan pupuk NPK
dengan pupuk hayati. Karena umumnya mikroba tidak tahan jika disatukan dengan pupuk kimia

dalam konsentrasi tinggi.


Begitu banyak sekali produk-produk pupuk mikroba dipasaran, katanya produknya unggulan,
tetapi setelah di uji dilahan gambut, tambang, pasir ??????.
Saya sarankan anda memilih pupuk hayati atau pupuk organik yang memiliki sertifikat paten
international dan teruji dan terbukti di lahan tambang, gambut, berpasir, tandus.
Pupuk Organik Mikroba Google yang Menghijaukan Tanah Arab Saudi Februari 10, 2010

Kelangkaan pupuk di Indonesia dan harganya yang tinggi menimbulkan masalah bagi petani
kita. Padahal, dengan kemajuan teknologi, akan banyak penemuan baru yang nantinya
membuat hidup manusia dan semua mahluk hidup di bumi ini menjadi lebih baik dan lebih
mudah. Salah satunya adalah penemuan dari Ir. Ali Zum Mashar, MA.M.Si., peneliti di
Depnakertrans, yaitu Pupuk Organik Unggul Mikroba Google dengan teknologi Bioperforasi
(yang diberi nama Bio P 2000 Z), dengan harga yang relatif murah. Untuk temuan ini, Ali
menjadi salah satu pemenang Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa 2009 di bidang
pangan.
Menurut Ali, mahasiswa S3 program studi Ekonomi Sumber Daya Lingkungan Institut Pertanian
Bogor (IPB) ini, Teknologi Bioperforasi (menyuntikkan mikroba ke dalam tanah) berfungsi untuk
menyuburkan tanah dengan memanfaatkan mikroba yang ditambah energi matahari dan air.
Fungsi lainnya juga menyuburkan kembali tanah yang tidak subur/lahan kritis, seperti tanah
bekas tambang, tanah berpasir, lahan gambut, atau tanah yang sudah rusak/terjadi kekentalan
tanah karena penggunaan pupuk kimia yang sudah terlalu lama.
Ali mengatakan, pupuk mikroba google sudah pernah diujicobakan pada bekas tambang emas
di Kerengpangi, Kalimantan Tengah. Dengan menggunakan 3 liter pupuk mikroba google untuk
tiap hektarnya, lahan penambangan emas dapat subur kembali. Sedangkan untuk tanah
berpasir, membutuhkan waktu yang lebih singkat. Untuk menyuburkan tanah bekas tambang,
ungkap Ali cukup menggunakan pupuk organik ini sebanyak 8 liter per hektar selama 3 tahun,
dijamin kondisi tanah menjadi subur kembali.
Mikroba google juga dapat mereklamasi lahan kritis akibat tumpukan lumpur Lapindo Porong,
Sidoarjo Jawa Timur. Dengan menggunakan mikroba google, saya jamin dalam tempo satu
tahun, lumpur Lapindo bisa ditanami kembali tegas Ali.

Ali menerangkan disebut mikroba google karena mikroba tersebut bekerja seperti google,
mencari secara otomatis apa yang perlu untuk menyusun bahan organik yang dibutuhkan di
dalam tanah. Mikroba google adalah mikroba yang mencari/melacak zat potensial dari
kandungan mineral tanah yang tersembunyi sebagai pemacu pembangun biosintesis
mikroorganik dan bioaktivator tanah, sehingga mampu mengkondisikan kesuburan tanah
secara alami. Kemampuan lainnya adalah menetralisir racun dalam tanaman serta
membangkitkan gen yang tertidur dalam tanaman, sehingga memacu pertumbuhan dan
produksinya.
Ali menegaskan bahan pupuk mikroba google ini bahan hayati baik flora maupun fauna yang
digunakan sebagai bahan yang membantu menyuburkan tanah yang gersang atau sebagai
nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Penggunaan pupuk cair mikroba google Bio P 2000 Z ini
mampu meningkatkan hasil pertanian dua sampai tiga kali lipat. Produksi kedelai meningkat tiga
sampai empat kali lipat dari sebelumnya. Begitu juga dengan hasil pertanian lainnya, seperti
jagung, padi, durian, mangga, rambutan, kelapa sawit, karet, dan kakao.
Pupuk organik ini, kata Ali, tidak mempunyai efek samping dan ramah lingkungan dan hemat.
Selain dapat digunakan oleh petani tradisional, pupuk ini juga dapat digunakan untuk tanaman
hidroponik. Untuk aplikasinya, Ali mengatakan telah kerja sama dengan kelompok tani di 30
Kabupaten di Indonesia (antara lain Jawa, Sumatera, dan Kalimantan). Saat ini, telah dibangun
Pusat Pelatihan dan Penerapan Bioteknologi di Cianjur, sebagai ajang para petani untuk
bertukar pikiran dan juga untuk yang memerlukan pelatihan bertani.
Produk jadi pupuk ini berbentuk cair. Petani atau user tinggal menambahkan air sebanyak 200
kalinya dan zat aktifnya sudah bisa dipakai. Kalau biasanya petani menggunakan kompos 1
hektar sebanyak 4-6 ton, dengan pupuk ini cukup menggunakan 500 kg. Saat ini, ungkap Ali,
mikroba ini telah berhasil merambah pasaran dalam negeri dan luar negeri. Petani di Jawa
Timur dan Jawa Tengah telah banyak yang menggunakan mikroba ini, katanya. Pupuknya
telah menghijaukan tanah Arab Saudi yang tandus dan juga menghasilkan panen berlipat di
ChengDu, China. Tak hanya itu, Malaysia dan Australia turut mengimpor mikroba Google. Saat
ini, mikroba Google ini dipasarkan oleh PT Alam Lestari sebagai fabrikator induk.
Ali mengharapkan dia bisa membantu petani yang kurang informasi dan teknologi agar lahan
sebagai aset dapat mempunyai hasil yang lebih tinggi, yang akhirnya dapat mensejahterakan
petani Indonesia. Ali juga menghimbau petani kita bisa percaya diri untuk memberdayakan
teknologi ini, kemudian negara kita akan mencapai swasembada pangan.
Tak membutuhkan lama bagi Ali untuk mematenkan mikroba Google miliknya. Saat ini, mikroba
Google telah mendapatkan empat lisensi paten dari WIPO, sebuah lembaga paten yang
berdomisili di Swedia. Teknologi turunan dari mikroba ini juga sudah kami patenkan, tegasnya.
Untuk menciptakan tanaman produktif para ahli tidak harus melakukan rekayasa genetika
langsung pada tanaman itu. cukup dengan pupuk yang diformulasikan secara khusus, tanaman
kedelai bisa dipaksa menghasilkan kacang kedelai berlipat ganda.
Tanaman kedelai yang biasanya memiliki tinggi tak lebih dari 70 cm, dengan jumlah polong
antara 40 80, ternyata bisa ditingkatkan menjadi tanaman jangkung setinggi 4,5 m dengan
jumlah polong 2.300 2.800 polong.
Untuk membuat tanaman kedelai menjadi raksasa, Ali melakukan rekayasa pada pupuknya.
Tanamannya tidak diotak-atik sama sekali. Lingkungan penanamannya pun tidak diberi
perlakuan khusus, meskipun sebenarnya kedelai merupakan tanaman subtropis. Yang dia
sentuh cuma tanah tempat kedelai itu tumbuh dengan memberi pupuk yang diformulasikan
secara spesial.

Logikanya, jika tanahnya subur, tentu akan dihasilkan tanaman yang bagus. Hanya saja, Ali
tidak lantas latah menggunakan pupuk kimia yang banyak tersedia di pasaran. Ia menggunakan
pupuk hayati yang ia rekayasa secara khusus.
Mikroba memproduksi zat hara dan nutrisi melalui proses bio-perforasi. Selain memberikan zat
hara pada tanah, mereka juga bahu-mambahu menciptakan keseimbangan mikro-ekologi ke
dalam jaringan secara cepat. Sayangnya, tak semua tanah disusupi mikroba. Di sinilah pupuk
hayati Bio P 2000 Z mengambil alih peran mikroba.
Dari hasil berburu mikroba itu, terkumpul 18 jenis mikroba, di antaranya cyano-bacter,
azospirella, dan pseudonomy bacter. Dengan formula tertentu, para jasad renik itu dicampur
menjadi pupuk hayati baru yang oleh Ali diberi nama Bio P2000 Z (Bio = bahan hidup, P =
perforation technology, 2000 = tahun pembuatan, Z = Zum, nama tengah Ali).
Meski cuma 18 mikroba yang terkumpul, ternyata tidak mudah memadukannya. Ada yang
saling membunuh (kanibal), ada ratusan kali percobaan untuk membuat mereka bisa berpadu.
Pupuk ini aman bagi manusia dan lingkungan, karena Secara alami mikroba ini akan tumbuh
dan berkembang terus. Namun secara alami pula ia akan mati dengan sendirinya jika sudah
jenuh dan tugas dan kewajibannya selesai.
Diharapkan, pupuk Bio P2000Z ini bisa menjadi alternatif, menyusul mahalnya harga pupuk
kimia dipasaran dan kelangkaan kedelai. Nilai lebih pupuk hayati ini, ia mampu mengembalikan
kesuburan tanah yang rusak akibat bertahun-tahun dijejali pupuk kimia buatan pabrik. Endapan
pupuk di dalam tanah bisa diurai oleh mikroba dalam pupuk Bio. Petani tak perlu lagi membeli
pupuk kimia.
Soal harga pun, bisa diadu. Harga seliter pupuk Bio P2000Z dipasaran hanya Rp 150.000180.000,-. Padahal, isinya setara dengan 200 kg urea (seharga Rp 800.000,-), 50 kg fosfat (Rp
155.000,-), dan setara 40 kg pupuk KCL (Rp 90.000,-). Jika merasa kemahalan, pupuk ini bisa
diencerkan lagi dengan cara fermentasi selama 48 jam (dengan menambah 1 kg gula/air
kelapa, 1 kg urea (bisa digantikan dengan air kencing), dan 20 liter air). hasil fermentasi
tersebut bisa diencerkan menjadi 200 liter pupuk cair. Jadi, harganya memurah menjadi sekitar
Rp.700-1000/liter.
Pupuk Biop2000Z telah diujicoba pada berbagai macam tanaman produksi dan lahan pertanian
dalam kurun waktu lebih dari 10 tahun, termasuk pada lahan gambut. Sebagai contoh bukti
hasil pemakaian pupuk Bio P200Z, jumlah panen kedelai, yang semula 1,2 ton per ha menjadi
4,5 ton per ha dalam enam kali pemupukan dengan jeda 1 2 minggu.
Untuk mendapatkan kedelai tingkat raksasa seperti pada gambar, tanaman perlu dipupuk dua
kali seminggu. Tiap ada tunas baru, semprotlah daun, batang, dan tanahnya dengan pupuk ini.
Pupuk Bio P200Z tercipta dari rasa prihatin melihat kondisi ekonomi petani. Akibat revolusi
hijau, produksi pertanian digenjot menggunakan pupuk kimia. Pada awal panen hasilnya
memang memuaskan, tetapi untuk selanjutnya petani malah merugi. Setiap musim tanam,
petani harus punya modal untuk membeli bibit, pupuk, dan pestisida.
Ketika panen, belum tentu petani bisa langsung tersenyum bahagia meraup untung dan
menutup utang modalnya. Soalnya, harga jual hasil panen masih bisa digoyang untuk
menguntungkan pihak tertentu. Petani akan lebih merana lagi jika tanamannya ludes diserang
hama.
Jika kondisi seperti itu berlangsung terus-menerus, petani bisa makin jatuh melarat dan
kemudian menggantung paculnya, ini sangat berbahaya, Indonesia bisa krisis pangan seperti
langkanya kedelai dipasaran. Salah satu kunci penyebab kemelaratan petani adalah karena

ketergantungan petani dengan pupuk buatan. Takaran penggunaan pupuk buatan ini untuk satu
satuan luas perlu terus meningkat. Dari segi biaya, ini tentu menambah ongkos produksi yang
memberatkan petani.
Pemakaian urea yang berlangsung terus-menerus dan bertahun-tahun juga membuat tanah
menjadi seperti plastik. Akibatnya, tanah tidak bisa bernapas dan air pun tidak bisa meresap. Ini
baru dampak dari urea. Belum lagi akibat pupuk lain seperti TSP dan fosfat yang membuat
tanah menjadi asam.
Kalau sudah begitu, akar tanaman sulit berkembang dan hidup. Padahal sesungguhnya
tanaman bisa subur secara alami tanpa diberi pupuk kimia buatan.

Pestisida Alami.

Pupuk Organik Cair ( PHOSMIT) merupakan hasil salah satu pupuk yang berbentuk cair yang
berisikan unsur hara organic. Proses pembuatan pupuk organic cair ini bermacam-macam,
mulai dari proses sederhana sampai pada proses ilmiah.
Hal yang yang perlu dipersyaratkan dalam pupuk organic cair adalah kandungan unsur N,P,K
dan unsur-unsur hara lain yang berperan dalam penyediaan unsur hara tanaman, selain unsur
hara, maka pupuk organic cair berisikan mikroba yang mempunyai sifat fiksasi nitrogen dan
pelarut phospat.
Pupuk Organik berupa cairan suspensi dan media carier berkonsentrasi tinggi, dengan warna
coklat abu-abu kehitaman, dengan pH antara 6 7,3
Kandungan unsur hara organik terdiri dari: C organik= 4,5 %, N Organic = 4,3 % besi (Fe) = 176

ppm, Mangan (Mn) = 10 ppm, Cuprum (Cu) = 7 ppm, Zink (Zn) = 5 ppm, Boron (B) = 13 ppm,
Cobalt (Co) = 0,10 ppm, , Molybdenum (Mo) 0,2 ppm.
Kandungan mikrobia: Azotobacter sp, Azospirillum, Bacillus sp., Pseudomonas, Rhizobium sp.,
Aspergillus pinicillium, Aspergilus ninger, beberapa mikrobia bersifat spesifik dan yeast dengan
kepadatan sel masing-masing jenis strain n x 10 2-4.Uji mutu dan uji efektifitas: menyatu
sebagai persyaratan pada saat pendaftaran pupuk organik.
Keunggulan dari pupuk Phosmit terletak dari bahan yang dibuat dan proses pembuatannya.
Keunggulan pada bahan digunakan yaitu pada bahan asli yang berasal dari hewan, tumbuhtumbuhan dan terutama yang mengandung unsur makro dan mikro bagi tanaman. Namun
demikian tanpa adanya proses yang tepat bahan tersebut tidak menghasilkan unsur hara yang
optimal.
Pada Phosmit dilakukan proses peramuan dan proses fermentasi, sehingga ramuan yang
tepat tersebut diproses secara fermentasi oleh mikroba khusus membentuk partikel-partikel
organik yang mudah diserap tanaman.Pada proses fermentasi tersebut akan terbentuk enzymenzym yang berperan pada pertumbuhan tanaman secara optimal.
N ( organik) = 4,3% - 15,56 % ; P2O5 = 1.47 %; K2O = 1,4 %; Fe = 176 ppm; Zn = 5 ppm; Mn =
10 ppm; Cu = 7 ppm; Co = 0.1 ppm; B = 13 ppm
Ketahanan internal dan eksternal terhadap hama dan penyakit.
1) Ketahanan internal diperoleh karena pupuk Bio P 2000 Z dilengkapi dengan unsur hara mikro
yang dapat digunakan tanaman. Disamping itu, pertumbuhan yang cepat oleh pengaruh pupuk
tersebut, memberikan kemampuan tanaman dari kerusakan hama. sebagai senyawa yang
bersifat imun terhadap hama dan penyakit
2) Ketahanan eksternal diperoleh dari suplemen/Pupuk Organik Cair yang digunakan sebagai
pencampur pupuk hayati Bio P 2000 Z. Suplemen yang disebut dengan PHOSMIT selain materi
suplemen pencampur pupuk, unsur hara juga dilengkapi dengan pestisida hayati, yaitu
pestisida yang dibuat dari rempah-rempah. Suplemen/POC ( PHOSMIT ) yang digunakan
sebagai pencampur pupuk hayati Bio P 2000 Z.
Pengendalian Hama dan Penyakit dengan Pestisida Organik
Dampak Negatif dari Penggunaan Pestisida Kimia
Petani selama ini tergantung pada penggunaan pestisida kimia untuk mengendalikan hama dan
penyakit tanaman. Selain yang harganya mahal, pestisida kimia juga banyak memiliki dampak
buruk bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Dampak negatif dari penggunaan pestisida
kimia antara lain adalah:
1. Hama menjadi kebal (resisten)
2. Peledakan hama baru (resurjensi)
3. Penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen
4. Terbunuhnya musuh alami
5. Pencemaran lingkungan oleh residu bahan kimia
6. Kecelakaan bagi pengguna
Kira-kira sudah berapa lama petani menggunakan pestisida kimia ini? Jadi bisa dibayangkan
sendiri akibatnya bagi tanah pertanian di Indonesia.
Fungsi dari Pestisida Organik
Pestisida Organik memiliki beberapa fungsi, antara lain:

1. Repelan, yaitu menolak kehadiran serangga. Misal: dengan bau yang menyengat
2. Antifidan, mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot.
3. Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa
4. Menghambat reproduksi serangga betina
5. Racun syaraf
6. Mengacaukan sistem hormone di dalam tubuh serangga
7. Atraktan, pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada perangkap serangga
8. Mengendalikan pertumbuhan jamur/bakteri
Bahan dan Cara Umum Pengolahan Pestisida Organik
Bahan mentah berbentuk tepung (nimbi, kunyit, dll)
Ekstrak tanaman/resin dengan mengambil cairan metabolit sekunder dari bagian tanaman
tertentu
Bagian tanaman dibakar untuk diambil abunya dan dipakai sebagai insektisida (serai,
tembelekan/Lantana camara)
Contoh beberapa tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida Organik :
MIMBA (Azadirachta indica)
Bahan Pestisida Organik ini mengandung senyawa aktif azadirachtin, meliantriol, dan salanin.
Berbentuk tepung dari daun atau cairan minyak dari biji/buah. Efektif mencegah makan
(antifeedant) bagi serangga dan mencegah serangga mendekati tanaman (repellent) dan
bersifat sistemik. Mimba dapat membuat serangga mandul, karena dapat mengganggu produksi
hormone dan pertumbuhan serangga.
Mimba mempunyai spectrum yang luas, efektif untuk mengendalikan serangga bertubuh lunak
(200 spesies) antara lainL belalang, thrips, ulat, kupu-kupu putih, dll. Disamping itu dapat juga
untuk mengendalikan jamur (fungisida) pada tahap preventif, menyebabkan spora jamur gagal
berkecambah.
Jamur yang dikendalikan antara lain penyebab: embun tepung, penyakit busuk, cacar
daun/kudis, karat daun dan bercak daun. Dan mencegah bakteri pada embun tepung (powdery
mildew). Ekstrak mimba sebaiknya disemprotkan pada tahap awal dari perkembangan
serangga, disemprotkan pada dun, disiramkan pada akar agar bisa diserap tanaman dan untuk
mengendalikan serangga di dalam tanah.
AKAR TUBA (Deris eliptica)
Senyawa yang telah ditemukan antara lain adalah retenon. Retenon dapat diekstrak
menggunakan eter/aseton menghasilkan 2 4 % resin rotenone, dibuat menjadi konsentrat air.
Rotenon bekerja sebagai racun sel yang sangat kuat (insektisida) dan sebagai antifeedant yang
menyebabkan serangga berhenti makan. Kematian serangga terjadi beberapa jam sampai
beberapa hari setelah terkenal rotenone. Rotenon dapat dicampur dengan piretrin/belerang.
Rotenon adalah racun kontak (tidak sistemik) berpspektrum luas dan sebagai racun perut.
Rotenon dapat digunakan sebagai moluskisida (untuk moluska), insektisida (untuk serangga)
dan akarisida (tungau).
TEMBAKAU
Tembakau sebagai Pestisida Organik karena senyawa yang dikandung adalah nikotin. Ternyata
nikotin ini tidak hanya racun untuk manusia, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk racun
serangga Daun tembakau kering mengandung 2 8 % nikotin. Nikotin merupakan racun syaraf
yang bereaksi cepat. Nikotin berperan sebagai racun kontak bagi serangga seperti: ulat perusak
daun, aphids, triphs, dan pengendali jamur (fungisida).

INSEKTISIDA ORGANIK ATAU PESTISIDA NABATI


Seperti halnya dengan manusia, tanaman juga akan mengalami sakit atau terserang hama
maupun penyakit, bila kondisi fisiknya tidak baik. Dikarenakan adanya perubahan iklim /cuaca
atau memang sejak awal menggunakan benih /bibit yang tidak baik jadi mudah terserang , bisa
juga dari kondisi tanahnya, dan lain-lain.
Banyak kendala-kendala yang mempengaruhinya. Untuk mengatasinya tentu saja dapat
menggunakan obat-obatan yang pilihannya banyak di pasaran. Tergantung dari tanamannya
menderita apa dan kejelian serta kecerdasan kita untuk dapat memulihkan tanaman agar dapat
sehat kembali.
Bila kita menghendaki hidup sehat dan ramah lingkungan ada pilihan atau opsi yang ditawarkan
yaitu menggunakan BAHAN-BAHAN ALAMI untuk mengusir atau menghalau musuh-musuh
alami yang menyerang tanaman , tanpa harus mematikannya, sehingga siklus EKOSISTEM
masih tetap terjaga.
Adapun bahan-bahan INSEKTISIDA ALAMI itu adalah sebagai berikut: Tembakau, Kenikir,
Pandan, Kemangi, Cabe Rawit, Kunyit , Bawang Putih, Gadung , Sereh dan masih banyak lagi
yang dapat di pakai sebagai bahan-bahan pembuat insektisida alami . Bila melihat bahanbahan tersebut, semua ada di lingkungan kita, mudah di dapat dan murah, yang pasti juga
aman karena tidak beracun.
Berikut RESEP pembuatan Insektisida Alami untuk menghilangkan hama kutu dan ulat pada
tanaman. Bahan :
Tembakau 100gr
Kenikir 100gr
Pandan 100gr
Kemangi 100gr
Cabe rawit 100gr
Kunyit 100 gr
Bawang Putih 100gr
Aquadestilata 1 lt
Decomposer BSA (mikro organisme pengurai) 1-2 cc
Gula pasir 2 sendok makan.
Cara Pembuatan :
Semua bahan di blender dan di tambah 1lt air suling
Masukkan ke dalam botol yang steril
Tambahkan gula pasir 2 sdm
Tambahkan Decomposer BSA 1-2 cc
Tutup dan biarkan 1 minggu supaya terjadi fermentasi
Kemudian di saring.
Siap dipergunakan
Pengaplikasian /dosis pemakaian:
60 cc untuk 1 lt air
Disemprotkan ke tanaman yang terkena hama pada daun dan batangnya
1 minggu 1 kali
Pencairan 1lt harus habis 1kali pemakaian.
Untuk tanaman padi, hama yang terkenal menyerang tanaman padi adalah HAMA KRESEK,
HAMA PENGGEREK BATANG, HAMA WERENG. Masyarakat Paguyuban Petani Organik

Purwakarta untuk mengatasi ini mereka membuat bakteri CORYNE BACTERIUM dengan cara
merebus AIR KENTANG sebanyak 20 liter ditambah GULA dan DECOMPOSER BSA. Bakteri
Coryne bacterium dapat melawan Xanthomonas campestris pv oryzae (bakteri penyebab
penyakit kresek). Bakteri Coryne ini mempunyai sifat Pathogen, dapat menekan serangan ,
dan mengurangi kerusakan lebih dari 80%. Untuk menumpas hama penggerek batang yang
diperlukan adalah bakteri Tryclogramma spp(agen hayati parasitoid). Dan untuk jamur
tumbuhan di pakai bakteri Trychoderma sp. Sedangkan untuk menekan populasi hama wereng
batang coklat laba-laba dan kumbang dibiarkan hidup untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
TEH KOMPOS BISA DIPAKAI SEBAGAI PESTISIDA ORGANIK
Perekayasa dari Lab. Remediasi Lingkungan, Balai Teknologi Lingkungan, BPPT, Ir. Dominikus
H. Akhadi mengatakan, teh kompos bermanfaat selain sebagai sumber nutrisi, juga bisa dipakai
sebagai pestisida alami untuk membrantas hama, kutu dan beberapa penyakit tanaman.
Dengan menggunakan teh kompos ini bisa didapatkan produk pertanian yang sifatnya organik,
karena tidak lagi digunakan pestisida buatan dan pupuk dari pabrik, sehingga hasil
pertaniannya sangat aman bagi manusia dan lingkungan karena tidak lagi menimbulkan
pencemaran, kata Dominikus di Pameran Teknologi Memperingati HUT BPPT Ke -29 di
Jakarta, Jumat (24/8).
Dominikus menjelaskan, teh kompos adalah cairan yang berasal dari leaching (air rembesan)
dari kompos, bukan hanya mengandung nutrisi buat tanaman tapi juga kaya akan mikroba yang
bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman dan juga bisa berfungsi sebagai pestisida alami.
Kelebihan teh kompos tersebut adalah kandungan mikrobanya, kalau kompos ekstrak ditujukan
hanya ke arah nutrisinya, pada teh kompos selain nutrisinya, juga unsur pupuk dan mikrobanya
sangat bermanfaat.
Jadi pada ekstrak kompos tujuan utamanya adalah kandungan nutrisi yang bisa didapatkan
dari leaching ketika proses pengomposan, sementara pada teh kompos yang tumbuh adalah
mikroba yang bermanfaat karena sistemnya dibuat sedemikian rupa sehingga hanya mikroba
aerobik (yang membutuhkan oksigen) yang nantinya berguna dan tumbuh, ungkapnya.
Menurut dia, pembuatan teh kompos sangat mudah, diibaratkan seperti menyeduh teh kantong,
namun ada hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan dan pemanfaatannya
yaitu bahan pembuat teh kompos yang berkualitas, suplai oksigen yang cukup diperlukan untuk
merangsang pertumbuhan mikroba aerobik, dan produk akan berdaya guna tinggi jika
pemakaian kurang dari 24 jam setelah diproduksi. (T. Gs/id/b)
Usir Pengganggu dengan Bahan Alam
Tanaman itu ibarat manusia. Ia bisa hidup sehat alias subur, bisa juga sakit akibat terserang
penyakit. Banyak penyakit pada tanaman. Salah satunya adalah ulat. Si ulat merupakan bagian
dari biang keladi pengrusak tanaman. Bagaimana menghindarinya?
Kehadiran si ulat dan teman-temannya memang membawa kerisauan sendiri bagi pemilik
tanaman jenis hortikultura. Mahkluk kecil pengacau ini bisa jadi merusak tampilan dan
kesehatan tanaman, sehingga tak sedikit yang menggunakan alternatif semprotan racun
pestisida untuk melindungi tanaman dari hama, penyakit, dan binatang.
Saat ini, penggunaan pestisida berbahan dasar zat kimia sudah mulai banyak ditinggalkan
karena sudah banyak diketahui bahwa memakai bahan kimia itu bisa membahayakan, apalagi
dengan takaran yang berlebihan. Kesuburan tanah jadi berkurang, serta pestisida kimia
berbentuk cair itu bisa meresap di permukaan daun atau buah. Bahkan serangga-serangga

pemakan ulat dan telur, ikut pula binasa. Untuk mencegah pengaruh itu, sebaiknya
menggunakan bahan alami yang tidak berbahaya. Bentuk ini adalah pemberantasan hama
yang ramah lingkungan.
Pestisida alami itu adalah bahan-bahan yang berasal dari alam. Ia memanfaatkan jenis
tumbuhan yang memiliki kelebihan mengusir hama, penyakit, dan binatang.
MIMBA PESTISIDA NABATI RAMAH LINGKUNGAN
Pestisida Organik
Sampai saat ini pestisida kimia masih merupakan satu-satunya senjata pamungkas petani
untuk pengendalian OPT di lahan pertanian, karena mudah didapat, tidak repot, dan hasilnya
segera dapat dilihat. Penggunaan pestisida oleh petani cenderung sangat berlebihan, sehingga
berdampak negatif terhadap konsumen maupun ekosistem pertanian.
Salah satu cara alternatif untuk mengurangi pencemaran lingkungan adalah dengan
penggunaan pestisida nabati. Prinsip penggunaan pestisida nabati tersebut hanya untuk
mengurangi, dan bukan untuk meninggalkan pemakaian pestisida kimia, karena efektivitasnya
juga masih di bawah pestisida kimia.
Indonesia memiliki flora yang sangat beragam, mengandung cukup banyak jenis tumbuhtumbuhan yang merupakan sumber bahan insektisida yang dapat dimanfaatkan untuk
pengendalian hama. Lebih dari 1500 jenis tumbuhan di dunia telah dilaporkan dapat
berpengaruh buruk terhadap serangga. Di Indonesia terdapat 50 famili tumbuhan penghasil
racun. Famili tumbuhan yang dianggap merupakan sumber potensial insektisida nabati adalah
Meliaceae, Annonaceae, Asteraceae, Piperaceae dan Rutaceae.
Bahan Baku Pestisida Organik
Aman dan Ramah Lingkungan
Pestisida Organik ini dikenal juga dengan pestisida nabati atau pestisida organik. Merupakan
bahan aktif tunggal atau majemuk yang berasal dari tumbuhan yang bisa digunakan untuk
mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan. Pestisida nabati ini bisa berfungsi sebagai
penolak, penarik, antifertilitas (pemandul), pembunuh, dan bentuk lainnya.
Secara umum, pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya dari
tumbuhan yang relatif mudah dibuat dengan kemampuan dan pengetahuan terbatas. Karena
terbuat dari bahan alami atau nabati, maka jenis pestisida ini bersifat mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan
ternak peliharaan, karena residu (sisa-sisa zat) mudah hilang.
Indonesia ada banyak jenis tumbuhan penghasil pestisida nabati. Bahan dasar pestisida alami
ini bisa ditemui di beberapa jenis tanaman, dimana zat yang terkandung di masing-masing
tanaman memiliki fungsi berbeda ketika berperan sebagai pestisida.
Dalam fisiologi tanaman, ada beberapa jenis tanaman yang berpotensi jadi bahan pestisida.
Apa saja tanaman itu?
1. Kelompok tumbuhan insektisida nabati. Merupakan kelompok tumbuhan yang menghasilkan
pestisida pengendali hama insekta. Bengkoang, serai, sirsak, dan srikaya diyakini bisa
menanggulangi serangan serangga.
2. Kelompok tumbuhan antraktan atau pemikat. Di dalam tumbuhan ini ada suatu bahan kimia
yang menyerupai sex pheromon pada serangga betina dan bertugas menarik serangga jantan,

khususnya hama lalat buah dari jenis Bactrocera dorsalis. Tumbuhan yang bisa diambil
manfaatnya, daun wangi (kemangi), dan selasih.
3. Kelompok tumbuhan rodentisida nabati, kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida
pengendali hama rodentia. Tumbuh-tumbuhan ini terbagi jadi dua jenis, yaitu sebagai penekan
kelahiran dan penekan populasi, yaitu meracuninya. Tumbuhan yang termasuk kelompok
penekan kelahiran umumnya mengandung steroid. Sedangkan yang tergolong penekan
populasi biasanya mengandung alkaloid. Jenis tumbuhan yang sering digunakan sebagai
rodentisida nabati adalah gadung racun.
4. Kelompok tumbuhan moluskisida adalah kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida
pengendali hama moluska. Beberapa tanaman menimbulkan pengaruh moluskisida.
Diantaranya daun sembung dan akar tuba.
5. Satu lagi, kelompok tumbuhan pestisida serba guna, dimana kelebihan kelompok ini tak
hanya berfungsi untuk satu jenis. Misalnya insektisida saja, tapi juga berfungsi sebagai
fungisida, bakterisida, moluskisida, dan nematisida. Tumbuhan yang bisa dimanfaatkan dari
kelompok ini, yaitu jambu mete, lada, tembakau, dan cengkeh
Ramuan Insektisida Organik Serba Guna Bahan :
1. Air cucian beras (leri0 sebanyak 1 liter.
2. Alkohol 10 sendok makan atau dapat diganti dengan 2 butir ragi.
3. Cuka 10 sendok makan.
4. Gula pasir 1kg
5. Perasan umbi gadung 10 sendok makan.
6. Bakteri 10 sendok makan.
7. Daun klekeh, daun sirih, daun kecubung, daun mahoni, daun sirsak masing-masing satu
genggam dan ditumbuk halus.
Pembuatan
1. Seluruh bahan dicampur dan diaduk menjadi satu dan didiamkan selama 3 hari
2. Bahan siap digunakan dengan cara mencampurkan air sebanyak 10-15liter untuk 1 gelas
3. Sebelum digunakan tambahkan larutan air tumbukan bawang putih atau cabai.
Ramuan Mengatasi Ulat Bahan :
1. Daun gamal 1 kg
2. Air 5 liter
3. Tembakau 2 gram
Cara Pembuatan
1. Daun gamal ditumbuk sampai halus dan dimasak dengan 5 liter air, lalu dinginkan.
2. Tambahkan tembakau sambil diaduk-aduk.
3. Didiamkan selama satu malam.
4. Air sarinya siap digunakan dengan perbandingan liter untuk 10 liter air.
Ramuan Pengendali Kupu-kupu dan Ngengat Bahan:
1. Bawang putih atau bawang merah 1 kg
2. Air secukupnya
Ramuan Pengendali Ulat, Wereng dan Jamur Bahan :
1. Lengkuas/laos 1 kg
2. Jahe 1 kg
3. Kunyit/kunir 1 kg

4. Umbi gadung 1 kg
5. Akar jenu/tuba 1 kg
Cara pembuatan
1. Seluruh bahan ditumbuk atau diparut
2. Peras airnya dan dicampur satu sama lainnya
3. Bahan disimpan dalam botol selama 1 minggu dan siap digunakan
4. Satu sendok bahan dapat dicampur dengan 1 liter air
Ramuan Pemberantas Keriting Pada Cabai Bahan
1. Abu dapur 2 kg
2. Tembakau kg
3. Bubuk belerang 3 ons
Cara Pembuatan
1. Semua bahan dilarutkan kedalam air selama 3 5 hari
2. Bahan siap digunakan dengan mencampurkan air 10 liter untuk 1 gelas
Fungsida organik untuk Memberantas Jamur Bahan
1. Lengkuas/laos 1 kg
2. Kunyit/kunir 1kg
3. Jahe 1 kg
Cara Pembuatan
1. Ketiga bahan ditumbuk atau diparut
2. Ambil sarinya dengan cara diperas
3. Bahan siap digunakan untuk 2 sendok makan dicampur dengan air 10 15 liter
Pembuatan Pestisida Alami
Penggunaan pestisida kimia memang berbahaya bagi Manusia. Kita sering merasa waswas bila
anak kita akan bisa menjangkaunya. Nah, semoga artikel tentang pembuatan pestisida alami ini
dapat membantu memecahkan Persoalan Anda (petani) dalam melindungi kebun (lahan
pertanian) sekaligus keluarga.
Mimba (Azadiracta indica)
Cara pembuatannya dapat dilakukan dengan mengambil 2 genggam bijinya, kemudian
ditumbuk. Campur dengan 1 liter air, kemudian diaduk sampai rata. Biarkan selama 12 jam,
kemudian disaring. Bahan saringan tersebut merupakan bahan aktif yang penggunaannya
harus ditambah dengan air sebagai pengencer. Cara lainnya adalah dengan menggunakan
daunnya sebanyak 1 kg yang direbus dengan 5 liter air. Rebusan ini diamkan selama 12 jam,
kemudian saring. Air saringannya merupakan bahan pestisida alami yang dapat digunakan
sebagai pengendali berbagai hama tanaman.
Tembakau (Nicotium tabacum)
Tembakau diambil batang atau daunnya untuk digunakan sebagai bahan pestisida alami.
Caranya rendam batang atau daun tembakau selama 3 - 4 hari, atau bisa juga dengan direbus
selama 15 menit. Kemudian biarkan dingin lalu saring.Air hasil saringan ini bisa digunakan
untuk mengusir berbagai jenis hama tanaman.
Tuba, Jenu (Derriseleptica)
Bahan yang digunakan bisa dari akar dan kulit kayu. Caranya dengan menumbuk bahan
tersebut sampai betul-betul hancur. Kemudian campur dengan air untuk dibuat ekstrak. Campur
setiap 6 (enam) sendok makan ekstrak tersebut dengan 3 liter air. Campuran ini bisa digunakan
untuk mengendalikan berbagai jenis hama tanaman.

Temu-temuan (Temu Hitam, Kencur, Kunyit)


Bahan diambil dari rimpangnya, yang kemudian ditumbuk halus dengan dicampur urine (air
kencing) sapi. Campuran ini diencerkan dengan air dengan perbandingan 1 : 2 - 6 liter.
Gunakan untuk mengendalikan berbagai jenis serangga penyerang tanaman.
Kucai (Allium schonaoresum)
Kalau menggunakan kucai, cara meramunya adalah dengan menyeduhnya, yang kemudian
didinginkan. Kemudian saring. Air saringannya ini mampu untuk memberantas hama yang
biasanya menyerang tanaman mentimun.
Bunga Camomil (Chamaemelum spp)
Bunga yang sudah kering diseduh, kemudian dinginkan dan saring. Gunakan air saringan
tersebut untuk mencegah damping off atau penyakit rebah.
Bawang Putih (Allium sativum)
Bawang putih, begitu juga dengan bawang bombai dan cabai, digiling, tambahkan air sedikit,
dan kemudian diamkan sekitar 1 jam. Lalu berikan 1 sendok makan deterjen, aduk sampai rata,
dan kemudian ditutup. Simpan di tempat yang dingin selama 7 - 10 hari. Bila ingin
menggunakannya, campur ekstrak tersebut dengan air. Campuran ini berguna untuk
membasmi berbagai hama tanaman, khususnya hortikultura.
Abu Kayu
Abu sisa bakaran kayu ditaburkan di sekeliling perakaran tanaman bawang bombay, kol atau
lobak dengan tujuan untuk mengendalikan root maggot. Abu kayu ini bisa juga untuk
mengendalikan serangan siput dan ulat grayak. Caranya, taburkan di sekeliling parit tanaman.
Mint (Menta spp)
Daun mint dicampur dengan cabai, bawang daun dan tembakau. Kemudian giling sampai halus
untuk diambil ekstraknya. Ekstrak ini dicampur dengan air secukupnya. Dari ekstrak tersebut
bisa digunakan untuk memberantas berbagai hama yang menyerang tanaman.
Kembang Kenikir (Tagetes spp)
Ambil daunnya 2 genggam, kemudian campur dengan 3 siung bawang putih, 2 cabai kecil dan
3 bawang bombay. Dari ketiga bahan tersebut dimasak dengan air lalu didinginkan. Kemudian
tambahkan 4 - 5 bagian air, aduk kemudian saring. Air saringan tersebut dapat digunakan untuk
membasmi berbagai hama tanaman.
Cabai Merah (Capsium annum)
Cara pembuatannya dengan mengeringkan cabai yang basah dulu. Kemudian giling sampai
menjadi tepung. Tepung cabai tersebut kalau dicampur dengan air dapat digunakan untuk
membasmi hama tanaman.
Sedudu
Sedudu (sejenis tanaman patah tulang) diambil getahnya. Getah ini bisa dimanfaatkan untuk
mengendalikan berbagai hama tanaman.
Kemanggi (Ocimum sanetu)
Cara pembuatannya: kumpulkan daun kemangi segar, kemudian keringkan. Setelah kering,
baru direbus sampai mendidih, lalu didinginkan dan disaring. Hasil saringan ini bisa digunakan
sebagai pestisida alami.

Dringgo (Acarus calamus)


Akar dringgo dihancurkan sampai halus (menjadi tepung), kemudian dicampur dengan air
secukupnya. Campuran antara tepung dan air tersebut dapat digunakan sebagai bahan
pembasmi serangga.
Tembelekan (Lantara camara)
daun dan cabang tembelekan dikeringkan lalu dibakar. Abunya dicampur air dan dipercikkan ke
tanaman yang terserang hama, baik yang berupa kumbang maupun pengerek daun.
Rumput Mala (Artimista vulgaris)
Caranya bakar tangkai yang kering dari rumput tersebut. Kemudian manfaatkan asap ini untuk
mengendalikan hama yang menyerang suatu tanaman.
Tomat (Lycopersicum eskulentum)
Gunakan batang dan daun tomat, dan dididihkan. Kemudian biarkan dingin lalu saring. Air dari
saringan ini bisa digunakan untuk mengendalikan berbagai hama tanaman.
Gamal (Gliricidia sepium)
Daun dan batang gamal ditumbuk, beri sedikit air lalu ambil ekstraknya. Ekstrak daun segar ini
dan batang gamal ini dapat digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama tanaman,
khususnya jenis serangga.
Bunga Mentega (Nerium indicum)
Gunakan daun dan kulit kayu mentega dan rendamlah dalam air biasa selama kurang lebih 1
jam, kemudian disaring. Dari hasil saringan tadi dapat digunakan untuk mengusir semut.
Pengendalian Hama Alami / Obat Hayati Bahan:
1. Daun Sengon Jowo
2. Daun Suren
3. Daun Ketepeng Kebo / Maloka
4. Daun Ligundi
5. Daun Pucung
6. Daun Batang Umbi Kecubung
7. Buah / Umbi Gading
8. Akar Jenu
Cara Pembuatan:
Semua bahan ditumbuk halus lalu direndam air atau difermentasi selama 2 hari, setelah 2 hari
bahan dapat dipakai.
Penggunaan:
30 kg daun-daunan + 8 buah kecubung + 5 kg umbi gadung + 1 kg akar jenu + air secukupnya.
Tempatnya yaitu dengan menggunakan drum aspal.
Fungisida dari Alam / Fungisida Nabati Bahan:
1. Lengkuas 1 kg
2. Kunyit 1 kg
3. Jahe 1 kg
4. Alkohol 100 cc
Cara Pembuatan:
Semua bahan diparut /dihaluskan lalu diperas diambil airnya dan disaring. Kemudian masukkan
ke dalam jerigen dan ditambahkan alkohol. Setelah itu lalu difermentasi selama 12 jam.

Kegunaan:
Untuk pengendalian jamur pada tanaman, buah-buahan dengan aturan pemakaian 2 sendok
makan ditambah 14 liter air (1 tangki), dengan pemakaian seminggu 2 kali.
Daun-daun Mujarab
Bahan:
1. Kumis Kucing
2. Mangkokan
3. Sirsat
4. Ginseng
5. Biji Bunga Matahari
6. Ketepeng Kebo
7. Sampang
8. Buah Pace
9. Johar
10. Awar-awar
11. Jenu / Tuba
12. Lerak (buahnya)
13. Mindi
14. Senggugu
15. Brotowali
16. Mahoni
17. Umbo
18. Umbi Gadung
19. Pepaya
20. Kapur / Gamping 10 kg
21. Garam 1 kg
22. Pupuk Kandang 1 zak
23. Kunyit / Kunir 1 kg
24. Belerang secukupnya
Cara pembuatan:
1. Semua bahan direndam + 25 liter air di drum + garam, pupuk kandang, dan kapur. Kemudian
ditutup rapat selama 1 minggu.
2. Kunyit diparut, kemudian diperas dalam ember ditambah air secukupnya.
3. Campurkan cara 1 dan 2 dengan perbandingan 2:1
Cara penggunaan:
1 + 5 liter air disemprotkan pada tanaman padi yang sedang berbunga untuk mengusir walang
sangit.
Fungsi:
1. Untuk menghalau hama tikus, wereng, walang sangit, budag kacanag, dna ulat.
2. Untuk mengendalikan hama ulat bisa ditambahkan belerang dicampur gamping direbus
dengan air 1 liter dampai larut.
3. Mencegah penyalit busuk pisang dengan cara merendam dalam larutan pisang selama 1
malam.
4. Bahan sisa atau ampasnya bisa digunakan sebagai pupuk organik.
5. untuk mengusir hama walang sangit, penyemprotan dilakukan pada saat tanaman padi
sedang berbunga dan diulang beberapa kali jika diperlukan.
Rodentisida / Umpan Tikus Bahan:

1. Katul / Dedak 10 kg
2. Ikan asin / remukannya 0, 5 kg
3. Kemiri 1 ons
4. Ubi Gadung 2 kg
5. Kulit Batang Semboja 1 kg
6. Air secukupnya
Pembuatan:
Semua bahan dihaluskan, dijadikan satu diaduk-aduk (diuleni) dengan ditambah air sedikit demi
sedikit, kemudian dibuat kelereng. Setelah itu dijemur hingga kering. Bila tidak digunakan bahan
disimpan dengan ditutup rapat agar tidak menguap.
Kegunaan:
Sebagai umpan tikus yang akan menyebabkan tikus mati atau menjadi mandul. Rodentisida ini
aman bagi lingkungan.
Pestisida dari Kulit kemboja Bahan:
1. Kulit batang kemboja 1 kg
2. Air 3 liter
3. Drum (tempat untuk merendam)
Cara Pembuatan:
Kulit batang semboja dihaluskan dengan cara ditumbuk lalu direndam dengan air dalam drum
selama 24 jam (lebih lama lebih baik). Setelah itu disaring, air saringan ini merupakan pestisida
alami. Kegunaan:
Air rendaman sebanyak 1 gelas ditambah dengan 10 liter air semprotkan pada tanaman.
Daun-daun Mujarab Bahan:
1. Kleresede
2. Ketepeng Kebo
3. Koro pahit
4. Johar
5. Kenikir Londo
6. Mahoni
7. Brotowali
8. Belerang kg
9. Gamping kg
Cara Pembuatan:
Semua bahan daun-daunan dicampur dengan gamping dan belerang kemudian direndam di
dalam drum yang ditutup rapat selama 7 hari. Setelah diaduk secukupnya kemudian disaring
hingga diperoleh cairan yang dapat disemprotkan. Penggunaan ramuan obat 1 bagian dicampur
dengan air 1 bagian.
Fungsi:
1. Untuk mengendalikan hama walang sangit
2. Untuk mengendalikan hama-hama pada tanaman.
Ulat Brayak
Cara pembasmian:
1. Daun sengon disebarkan secara merata di sawah
2. Abu kayu ditaburkan di sekeliling parit
3. 100 gram biji mahoni + 500 lembar daun jarak direbus dengan air 1 liter hingga mendidih.
Setelah itu ditambahkan 50 gram tembakau, aduk rata hingga dingin. Cara penggunaannya
yaitu 2 cc + 1 liter air disemprotkan
4. 100 gram bawang putih + 0, 5 liter air + 2 sendok makan minyak mineral dihaluskan dan

direndam selama 24 jam. Kemudian disaring dan dicampur dengan larutan sabun 0, 5 liter.
Berbagai Serangga
Cara pembasmian:
1. Bawang-bawangan, yaitu dari tanaman bawang dibuat bubur dan dicampur dengan air
kemudian difermentasi.
2. Daun kenikir 2 genggam + 3 bawang putih + 2 cabe rawit + 2-3 bawang bombay direbus,
kemudian didinginkan. Tambahkan 4-5 bagian air, aduk, kemudian saring.
3. Tembelekan, yaitu dari daun dan cabangnya dikeringkan kemudian dibakar dan ditambah air.
Setelah itu disaring dan disemprotkan.
4. Bawang putih dan bawang bombay dihaluskan dan ditambah air kemudian didiamkan selama
1 jam. Tambahkan 1 sendok makan deterjen lalu simpan di tempat yang dingin selama 1
minggu.
5. Haluskan 1 kg daun, bunga, dan biji kecubung. Kemudian rendam air 10 liter + 2 sendok
makan minyak tanah + 50 gram sabun selama 3 jam. Setelah itu kemudian disaring dan
disemprotkan.
6. Daun pepaya segar 1 kg dihancurkan. Setelah itu direndam air 10 liter + 2 sendok makan
minyak tanah + sabun selama 2 jam, baru kemudian disaring.
7. Bubur hama, yaitu dari berbagai jenis serangga hama sebanyak 1 ons diblender dan
ditambah air, kemudian disaring. Perbandingannya yaitu 5 cc : 10 liter air disemprotkan.
8. Daun kemangi direbus lalu disaring
9. Akar dringo ditambah air dan tepung
10. Cabe merah dikeringkan dan digiling, ditambah tepung dan air, kemudian disaring.
Walang Sangit Cara pembasmian:
1. Damen / sekam dibakar dan ditambah belerang.
2. Daun pucung / kluwek, daun dan kulitnya ditumbuk dan direndam selama 24 jam. Setelah itu
disaring lalu disemprotkan.
3. Daun sirih + daun jarak + puntung rokok dengan perbandingan 1:1:1 dihaluskan kemudian
ditambah air dan disaring. Cara penggunaannya yaitu 3 cc + 1 liter air kemudian disemprotkan.
4. 100 daun sirsat + 15 daun dringo + belerang dihaluskan dan ditambah 1 liter air. Setelah itu
diperas dan disaring, baru kemudian disemprotkan.
5. Bunga kenanga 1 genggam + kg gadung parut + 2 ibu jari belerang + 1 liter air dihaluskan
kemudian disaring dan disemprotkan.
6. Minyak wangi + deterjen + air dicampur kemudian disemprotkan.
7. Batang laus dibalik, ditaruh di pinggir petak dengan jarak 5 meter.
Yuyu Kangkang Cara pembasmian:
Burus dikupas hatinya dan ditumbuk halus dengan ditambahkan air, kemudian dimasukkan ke
lubang yuyu.
Sente dicacah ke sawah yang terserang yuyu.
Pepaya tua keras dipotong kecil-kecil kemudian ditabur pada lubang yuyu.
Tungro Bahan:
Garam dapur 1 kg
Abu 15 kg
Cara penggunaan:
Ditaburkan ke sawah dalam keadaan macak-macak dan pematang. Jangan sampai bocor.
Tikus
Cara pembasmian:

1. Daging biji karet direbus matang, kemudian setelah kering dijadikan umpan.
2. Nasi aking direndam dan ditambah tepung gadung selama 1 malam, kemudian ditambah lagi
dengan ikan asin.
3. Gadung diiris dan dijemur, kemudian ditambahkan tepung dan ikan asin.
4. 1 semen + 2 bekatul + 2 beras + 1 ikan asin dicampur di dalam bumbung.
5. Jengkol diiris kemudian disebar di lahan dalam keadaan kerig jengkolnya.
6. Kopra diiris kecil-kecil kemudian disebar di pematang sawah.
7. 2 kg gadung parut + 20 daging karet ditumbuk kasar + ikan asin.
Nematoda Sista Kuning (NSK) Bahan:
Ekstrak daun Mindi
Kirinyuh
Cara pembuatan: Semua bahan digerus @ 100 gram + 2, 5 kg tanah, kemudian disebarka di
lahan. Fungsi: Untuk mematikan larva instar
Karat Daun Kopi
Bahan: Ekstrak biji mahoni dengan konsentrasi 0, 1 0, 2%
Fungsi: Mengatasi cendawan (hemeleia vasttatrix)
Pupuk Organik Alami :
Pupuk KCL Cair Bahan:
1. Air
2. Sabut kelapa secukupnya
3. Drum (diperlukan untuk merendam bahan)
Cara pembuatan:
Masukkan sabut kelapa ke dalam drum sampai setengahnya. Setelah drum diisi sabut kelapa
berilah air sampai penuh. Tutuplah rapat-rapat dengan plastik. Biarkan drum tertutup selama 2
minggu. Setelah air berubah menjadi berwarna hitam pertanda air sudah melarutkan
kandungan KCL pada sabut kelapa. Air tersebut sudah siap digunakan, jika airnya sudah habis
dapat ditambah air sehingga air berwarna jernih.
Cara penggunaan: Disemprotkan atau disiramkan pada tanaman.
Fungsi:
Batang dan akar tanaman akan menjadi kuat, biji akan lebih berisi dan berwarna cerah. Untuk
buah akan berwarna harum dan rasanya manis.
EM 4 / Mikroorganisme Nabati
Bahan:
1. Sari buah yang terbuat dari buah apa saja yang sudah tua atau masak (nanas atau jeruk atau
mangga)
2. Tetes / legen / nira kelapa / gula pasir yang diencerkan seperti tetes
Cara Pembuatan:
Buah yang sudah tua dan masak diblender atau dihancurkan sampai halus, kemudian diambil
air buahnya dengan cara disaring, lalu air sari buah ini dicampur dengan tetes.
Perbandingannya adalah 1:1 (1 liter air sari buah dicampur dengan 1 liter tetes).
Cara penggunaannya:
1 sendok makan cairan mikro organisme nabati dicampur dengan air 1 liter lalu disemprotkan
pada:
- Pembuatan Kompos / Bokashi
- Tanaman padi, palawija ataupun sayuran

Fungsi:
Cairan mikroorganisme nabati ini berfungsi sebagai makanan mikro organisme yang ada di
dalam tanah, sehingga tanah menjadi gembur.
Perangsang Buah I
Bahan:
1. EM 4 1 liter
2. Kuning telur ayam kampung 3 butir
Cara Pembuatan:
Bahan dicampur lalu dikocok sampai rata, kemudian difermentasi selama 24 jam. Aturan
penggunaan:
Setiap akan digunakan, kocok 1 sendok makan ditambah 5 liter air, lalu disemprotkan. Fungsi
1. Merangsang pertumbuhan bunga calon buah / biji
2. Membuat buah beraroma dan manis rasanya
3. Membuat biji menjadi bernas / mentes.
Perangsang Buah II
Bahan:
1. Susu segar mentah 1 liter
2. Kuning telur ayam kampung 3 butir
Cara Pembuatan:
Bahan dicampur lalu dikocok sampai rata, kemudian difermentasi selama 24 jam.
Aturan penggunaan:
Setiap akan digunakan, kocok 1 sendok makan ditambah 5 liter air, lalu disemprotkan.
Fungsi:
1. Merangsang pertumbuhan bunga calon buah / biji.
2. Membuat buah beraroma dan manis rasanya.
3. Membuat biji menjadi bernas / mentes.
Pupuk Daun / Buah
Bahan:
1. Kuning telur ayam kampung 3 butir
2. Gula jawa kg
3. Susu murni segar gelas
Cara Pembuatan:
Semua bahan dicampur dan diaduk secara merata kemudian ditambahkan 30 liter air.
Kegunaan: Hasil dari komposisi disemprotkan pada tanaman hingga merata.
EM 4 / Mikroorganisme Nabati (dari batang pisang) Bahan:
1. Batang / pelepah pisang 1 kg
2. Tetes tebu / legen 1 kg
3. Tempayan keramik
Cara Pembuatan:
Batang / pelepah pisang diparut atau dipotong-potong lembut (jangan dicincang). Lalu dicampur
dengan tetes tebu atau legen. Masukkan ke dalam tempayan sampai padat, kemudian
tambahkan sisa tetes / legen ke tempayan hingga merata. Tutup rapat dan simpan di tempat
yang sejuk dan jauh dari sinar matahari selama 2 minggu.
Penggunaan: Sebagai pupuk daun dengan perbandingan 1 cc EM 4 : 1000 cc air dengan cara
disemprotkan.
PUPUK Organik :

Nitrogen Sumber:
Azzola
Tumbuhan kacang-kacangan
Jerami (daun hijau)
Kotoran hewan / manusia
Fungsi:
Menghijaukan daun
Membuat bentuk akar, daun dan batang menjadi muda
Phospat Sumber:
Ampas tebu
Kotoran hewan / manusia
Sampah organik
Kompos
Azzola
Abu dapur
Fungsi:
Memperkuat akar dan batang
Memacu bunga agar cepat berbuah
Menjadikan rasa buah lebih manis
Kalium Sumber:
Pelepah / batang pisang
Kotoran ayam
Urine kambing, kelinci, dan manusia
Abu kayu
Sampah organik, misalnya kulit pisang, umbi-umbian, dan lain-lain
Fungsi:
Memperkuat akar dan batang
Memacu bunga agar cepat berbuah atau mengeluarkan biji
Membuat biji / bulir menjadi bernas
Menjadikan rasa buah atau umbi lebih manis
Urine (Pupuk Cair) Bahan:
100 liter urine
300 cc tetes tebu / air gula jawa / air gula pasir
0, 5 kg temu ireng dalam bentuk serbuk / ekstrak
0, 5 kg lawak dalam bentuk serbuk / ekstrak
0, 5 kg laos dalam bentuk serbuk / ekstrak
0, 5 kg kunyit dalam bentuk serbuk / ekstrak
Cara pembuatan:
Semua bahan dicampur dan difermentasi selama 21 hari
Kegunaan:
5-10 cc / 2 sendok makan + 15 liter air, pada daun dengan cara disemprotkan, pada akar
dengan cara disiramkan / dikocor.
Urine Kelinci:
Perbandingannya 1 : 13 liter air, kemudian disiramkan / dikocor pada tanaman.
Bokashi Bahan:
1. Kotoran ayam / sapi / kambing 500 kg

2. Sekam padi / gergajian kayu 500 kg


3. Bekatul 20 kg
4. Abu dapur / abu sekam padi 30 kg
5. Gula pasir 15 ons
6. EM4 / mikroorganisme nabati secukupnya
7. Air secukupnya
Cara pembuatan:
Semua bahan dicampur jadi satu dan diaduk supaya merata sambil dibasahi dengan air yang
dicampur gula pasir dengan mikroorganisme nabati, sehingga bahan menjadi lembab. Tutup
dengan plastik / tenda agar bokashi mengalami fermentasi. Proses fermentasi sangat
membutuhkan air, udara, dan panas. Proses fermentasi ini normal terjadi dalam jangka waktu
selama 14-21 hari dengan suhu 40-50C (dijaga kestabilannya).
Bila melebihi dari 50C tenda dibuka dan bahan diaduk-aduk hingga panas stabil lalu ditutup
kembali. Lebih baik setiap 5 jam bahan dibuka untuk mengetahui suhunya.
Bila kurang panas, atau kurang dari 40C disemprot dengan air yang dicampur gula dan
mikroorganisme nabati. Begitu seterusnya sehingga bahan bokashi tidak berbau kotoran dan
kalau dipegang sudah tidak panas lagi, artinya bahan ini sudah dapat digunakan.
Cara penggunaan:
Untuk tanaman padi, palawija, sayuran dan tanaman hias sebagai pupuk dengan dosis 1-1, 5
ton / Ha. Andaikan tanahnya terlalu liat dapat ditingkatkan menjadi 2 ton / Ha.
Pupuk Daun Bahan:
Urine kelinci 5 liter
Terasi 10 gram
Jahe 1 ons
Kunyit 1 kg
Susu 1 liter
Gula jawa 1 kg
Cara pembuatan:
Semua bahan dicampur dan disaring, kemudian difermentasikan selama 10 hari. Setelah itu
selama 2 hari berikutnya tiap 2 jam dibuka. 2 hari berikunya tiap 2 jam dibuka. 3 hari berikutnya
2 jam dibuka.
Pupuk Bunga Bahan:
Nanas 2 buah
Gula jawa 1 kg
Air 5 liter
Cara pembuatan:
Semua bahan dimasak dengan suhu api sedang, kemudian didiamkan hingga dingin. Lalu
masukkan ke dalam jerigen dan difermentasikan.

Budidaya Singkong BIO P2000Z

Alhamdulillah, seorang peneliti dari Samarinda bernama Prof. Dr Ristono MS, Mantan Dosen Di
Universitas Mulawarman, telah berhasil menemukan Varietas Singkong Super tadi. Singkong Temuannya
umbinya berukuran Super Besar Dibanding Singkong Pada Umumnya. Lihat saja sendiri Umbinya Bisa
Mencapai 50 Kg/pohon. Kalau singkong Biasa berat umbi Maksimal Seberat 3 Kg/pohon, sangat jauh
berbeda bukan. Makanya singkong ini kemudian dikenal dengan nama singkong gajah.
Disamping super besar, Singkong Gajah Juga lebih enak rasanya dan lebih Tahan Terhadap Serangan
Hama. Singkong Gajah rasanya lebih gurih dan tekstur umbi lebih lunak jika dibandingkan dengan
singkong biasa. Cuma kalau mau digoreng utuh kayaknya wajan dirumah anda tidak muat deh.
Banyaknya permintaan sigkong baik untuk makanan, makanan ternak serta yang baru-baru ini ada
bietanol, berkebun singkong gajah ini layak untuk diusahakan secara profitable. Apalagi bibit Singkong
gajah kini sudah banyak menyebar di Indonesia tidak hanya di kalimantan timur saja. Untuk budidaya
singkong gajah tidaklah sulit seperti tanam singkong biasa saja. Singkong yang juga dikenal sebagai
ketela pohon atau ubi kayu, adalah pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae.
Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran.
Syarat Tumbuh Tanaman Singkong
Tanaman Singkong tumbuh optimal pada ketinggian antara 10-700m dpl. Tanah yang sesuai adalah
tanah yang berstruktur remah, gembur, tidak liat juga tidak poros. Selain itu kaya akan unsure hara.
Jenis tanah yang sesuai adalah tanah alluvial, latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan
andosol. Sementara itu pH yang dibutuhkan antara 4,5-8, dan untuk pH idealnya adalah 5,8.
Curah hujan yang yang diperlukan antara 1.500 2500 mm/tahun. Kelembaban udara optimal untuuk
tanaman antara 60%-65%. Suhu udara minimal 10C. Kebutuhan akan sinar matahari sekitar 10 jam tiap
hari. Hidup tanpa naungan.
Persiapan Bibit Singkong
Ubu kayu paling mudah untuk diperbanyak. Cara yang lazim digunakan adalah perbanyakan dengan cara
setek batang dari batang panenan sebelumnya. Setek yang baik diambil dari batang bagian tengah
tanaman agar matanya tidak terlalu tua maupun tidak terlalu tua. Batang yang baik berdiameter 2-3 cm.

Pemotongan batang stek dapat dilakukan dengan menggunakan pisau atau sabit yang tajam dan steril.
Jangan memakai gergaji untuk memotongnya karena gesekan gergaji akan menimbulkan panas yang
akan merusak bagian pangkal dari batang. Potongan batang untuk setek yang baik adala 3-4 ruas mata
atau 15-20 cm. Bagian bawah dari batang stek dipotong miring dengan maksud untuk menambah dan
memperluas daerah perakaran.
Persiapan Lahan Budidaya Singkong
Untuk menanam ubi kayu ini tidak begitu sulit. Untuk daerah yang mempunyai curah hujan cukup tinggi
ataupun terlalu banyak air, penanaman dilakukan dalam sebuah guludan atau bedeng. Selain itu, dengan
menggunakan guludan memudahkan kita dalam pemanenan.
Untuk daerah yang mempunyai curah hujan sedikit atau kering, penanaman tidak perlu dilakukan dengan
membuat guludan. Penanaman dapat dilakukan pada tanah yang rata. Tanah di cangkul dan di remahkan
kemudian diratakan dan pengguludan dapat dilakukan setelah tanaman berumur 2-3 bulan setelah
tanam. Pada saat perataan dapat pula disebarkan pupuk kandang atau kompos untuk penambahan
unsure hara. Pengolahan tanah yang sempurna diikuti dengan pembuatan guludan yang dibuat searah
dengan kontur tanah sebagai upaya pengendalian erosi. Selain itu dengan pembuatan guludan juga
dapat memaksimalkan hasil dibandingkan dengan system tanpa olah tanah setelah tanam.
Penanaman Ubi Kayu
Waktu penanaman yang baik dilakukan pada awal musim kering atau kemarau dengan maksud untuk
hasil penanaman dapat dipanen pada awal musim hujan.
Batang yang telah dipotong tadi kemudian ditanamkan dalam tanah. Jangan sampai terbalik, tanda yang
dapat kita lihat dari arah mata dari tiap ruas batang yang disetek. Arah mata menuju ke atas dibawahnya
bekas tangkai daun.
Batang setek di tanam agak miring dengan kedalaman 8-12 cm. Pada lahan tanaman yang subur dapat
digunakan populasi tanaman 10.000 batang/ha dan untuk lahan yang kurang begitu subur dapat
digunakan populasi 14.500 batang/ha. Jarak tanam dengan system monokultur adalah 100 x 50 cm.
Untuk system tumpang sari, penanaman dapat menyesuaikan dengan lahan dan tanaman lainnya.
Pemeliharaan Tanaman Singkong
Tanaman ini termasuk tanaman yang dapat mandiri sehingga, tanaman ini menjadi mudah dalam
pemeliharaanya.
Penyulaman dapat kita lakukan 2-3 minggu setelah tanam. Bibit penyulaman seharusnya sudah
disediakan ketika pengadaan bibit tanaman yang dapat pula ditanam pada pinggir lahan pertanaman. Hal
ini untuk membuat tanaman ini seragam dalam pemanennya.
Agar tanaman dapat tumbuh baik dan optimal dilakukan dengan pengurangan mata tunas saat awal
tunas itu muncul atau 1-1,5 bulan setelah tanam. Sisakan maksimal 2 tunas yang paling baik dan sehat
dalam satu tanaman.
Penyiangan dilakukan pada umur 2-3 bulan setelah tanam dan menjelang panen. Hal ini dimaksudkan
untuk memudahkan pemanenan serta mencegah kehilangan hasil panen selain mengendalikan populasi
gulma yang tumbuh. Selain itu saat penyiangan dilakukan dengan membumbuni batang tanaman
sehingga dapat menjadi guludan.
Hama dan penyakit Tanaman Singkong
Hama yang sering menyerang tanaman ini biasanya adalah hama tungau merah (Tetranus urticae) dan
serangan bakteri layu (Xanthomonas campestis) serta penyakit Hawar Daun (Cassava Bacterial Bligh /
CBB)

Panen Singkong
Kriteria ubi kayu yang optimal adalah pada saaat kadar pati optimal. Yakni ketika tanaman itu berumur 69 bulan apabila untuk konsumsi. Untuk pembuatan produk seperti tepung sebaiknya ubi kayu dipanen
pada umur lebih dari 10 bulan, dan itu juga tergantung akan varietas yang ditanam. Ciri saat panen
adalah warna daun menguning dan banya yang rontok.
Cara pemanenan dilakukan dengan membuat atau memangkas batang ubi kayu terlebih dahulu dengan
tetap meninggalkan batang sekitar 15 cm untuk mempermudah pencabutan. Batang dicabut dengan
tangan atau alat pengungkit dari batang kayu atau linggis. Hindari pemakaian cangkul, karena
permukaannya yang lebar yang tanpa disadari dapat memotong ubi.
Umbi yang baik setelah panen hanya berumur 1-3 hari tergantung penyimpanan. Setelah itu umbi sudah
melakukan banyak perombakan kalori. Bahkan, kadang umbi berwarna kebiruan apabila kandungan
HCNnya tinggi. Dan munculnya warna ini sangat mempengaruhi kualitas tepung.
Singkong alias ketela pohon mungkin sampai saat ini masih identik dengan image kemiskinan. Yaa
karena umumnya singkong menjadi tanaman andalan di daerah yang tandus dan kurang air dan menjadi
makanan pokok didaerah tandus tadi. Namun kini singkong telah menjadi tanaman yang cukup
menguntungkan dengan adanya pemuliaan tanaman singkong oleh para ahli pertanian di Indonesia.
Kalau jaman dulu kita kenal ketela mukibat yang umbinya lumayan gede, kini telah muncul singkong
super yang diberi nama Singkong Gajah.
Budidaya Singkong Gajah.
A. SYARAT PERTUMBUHAN
1. IKLIM
Untuk dapat berproduksi optimal, ubikayu memerlukan curah hujan 150- 200 mmpada umur 1-3 bulan,
250-300 mm pada umur 4-7 bulan, dan 100- 150 mm pada fase menjelang dan saat panen (Wargiono,
dkk., 2006).
Suhu udara minimal bagi tumbuhnya ketela pohon/singkong sekitar 10 derajat C. Bila suhunya dibawah
10 derajat C menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, menjadi kerdil karena pertumbuhan
bunga yang kurang sempurna.
Kelembaban udara optimal untuk tanaman ketela pohon/singkong antara 60 65%.
Sinar matahari yang dibutuhkan bagi tanaman ketela pohon / singkong sekitar 10 jam / hari terutama
untuk kesuburan daun dan perkembangan umbinya.
2. MEDIA TANAM
Tanah yang paling sesuai untuk ketela pohon / singkong adalah tanah yang berstruktur remah,
gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros serta kaya bahan organik. Tanah dengan struktur remah
mempunyai tata udara yang baik, unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah.
Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ketela pohon / singkong adalah jenis aluvial latosol, podsolik
merah kuning, mediteran, grumosol dan andosol.
Derajat keasaman (pH) tanah yang sesuai untuk budidaya ketela pohon berkisar antara 4,5 8,0
dengan pH ideal 5,8. pada umumnya tanah di Indonesia ber pH rendah (asam), yaitu berkisar 4,0- 5,5,
sehingga seringkali dikatakan cukup netral bagi suburnya tanaman ketela pohon.
B. PEDOMAN BUDIDAYA
a) BIBIT
Gunakan varietas unggul yang mempunyai potensi hasil tinggi, disukaikonsumen, dan sesuai untuk
daerah penanaman. Sebaiknya varietas unggul yang dibudidayakan memiliki sifat toleran kekeringan,
toleran lahan pH rendah dan/atau tinggi, toleran keracunan Al, dan efektif memanfaatkan hara P yang
terikat oleh Al dan Ca.
Ketela pohon berasal dari tanaman induk yang cukup tua (10-12 bulan).

Ketela pohon harus dengan pertumbuhannya yang normal dan sehat serta seragam
Batang telah berkayu dan berdiameter 2,5 cm lurus.
Belum tumbuh tunas-tunas baru
b) PENGOLAHAN MEDIA TANAM
a. Persiapan, kegiatan yang perlu dilakukan sebelum pengolahan lahan adalah :
Pengukuran pH tanah dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus, pH meter dan atau cairan pH
tester.
Penganalisaan jenis tanah pada contoh atau sempel tanah yang akan ditanami untuk mengetahui
ketersediaan unsur hara, kandungan bahan organik.
Penetapan jadwal / waktu tanam berkaitan erat dengan saat panen. Hal ini perlu diperhitungkan
dengan asumsi waktu tanam bersamaan dengan tanaman lainnya (tumpang sari), sehingga sekaligus
dapat memproduksi beberapa variasi tanaman sejenis.
Luas areal penanaman disesuaikan dengan modal dan kebutuhan setiap petani ketela pohon.
Pengaturan volume produksi penting juga diperhitungkan karena berkaitan erat dengan perkiraan harga
saat panen dan pasar.
b. Pembukaan dan Pembersihan Lahan
Pembukaan lahan pada intinya merupakan pembersihan lahan dari segala macam gulma (tumbuhan
pengganggu) dan akar-akar tanaman sebelumnya. Tujuan pembersihan lahan untuk memudahkan
perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit yang
mungkin ada.
c. Pembentukan Bedengan (Guludan)
Bedengan dibuat pada saat lahan sudah 70% dari tahap penyelesaian. Bedengan atau pelarikan
dilakukan untuk memudahkan penanaman, sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Pembentukan
bedengan ditujukan untuk memudahkan dalam pemeliharaan tanaman, seperti permbersihan tanaman
liar maupun sehatnya pertumbuhan tanaman.
d. Pengapuran (Bila diperlukan)
Untuk menaikan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat asam / tanah gambut, perlu
dilakukan pengapuran. Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit/kaptan (CaCO3). Dosis yang biasa
digunakan adalah 1 2,5 ton / hektar. Pengapuran diberikan pada waktu pembajakan atau pada saat
pembentukan bedengan kasar bersamaan dengan pemberian pupuk kandang.
C. TEKNIK PENANAMAN
Penentuan Pola Tanam Pola tanaman harus memperhatikan musim dan curah hujan. Pada lahan
tegalan/kering, waktu tanam yang paling baik adalah awal musim hujan atau setelah penanaman padi.
Jarak tanam yang digunakan pada pola monokultur adalah 80 x 120 cm.
Cara Penanaman Sebelum bibit ditanam disarankan agar bibit direndam terlebih dahulu dengan pupuk
Bio P2000Z= POC Phosmit yang telah dicampur dengan air selama 3-4 jam. Setelah itu baru dilakukan
penanaman dilahan hal ini sangat bagus untuk pertumbuhan dari bibit.
Cara penanaman dilakukan dengan meruncingkan ujung bawah stek ketela pohon, Batang yang telah
dipotong tadi kemudian ditanamkan dalam tanah. Jangan sampai terbalik, tanda yang dapat kita lihat
dari arah mata dari tiap ruas batang yang disetek. Arah mata menuju ke atas dibawahnya bekas tangkai
daun.
Batang stek di tanam agak miring dengan kedalaman 8-12 cm. Pada lahan tanaman yang subur dapat
digunakan populasi tanaman 10.000 batang/ha dan untuk lahan yang kurang begitu subur dapat
digunakan populasi 14.500 batang/ha. Jarak tanam dengan system monokultur adalah 100 x 50 cm.
Untuk system tumpang sari, penanaman dapat menyesuaikan dengan lahan dan tanaman lainnya.
D. PEMELIHARAAN TANAMAN
- Penyulaman
Untuk bibit yang mati/abnormal segera dilakukan penyulaman, yakni dengan cara mencabut dan diganti

dengan bibit yang baru/cadangan. Bibit atau tanaman muda yang mati harus diganti atau disulam.
Penyulaman dilakukan pada pagi hari atau sore hari, saat cuaca tidak terlalu panas.
Penyulaman dapat kita lakukan 2-3 minggu setelah tanam. Bibit penyulaman seharusnya sudah
disediakan ketika pengadaan bibit tanaman yang dapat pula ditanam pada pinggir lahan pertanaman. Hal
ini untuk membuat tanaman ini seragam dalam pemanennya.
Agar tanaman dapat tumbuh baik dan optimal dilakukan dengan pengurangan mata tunas saat awal
tunas itu muncul atau 1-1,5 bulan setelah tanam. Sisakan maksimal 2 tunas yang paling baik dan sehat
dalam satu tanaman.
- Penyiangan
Penyiangan bertujuan untuk membuang semua jenis rumput/tanaman liar./ pengganggu (gulma) yang
hidup disekitar tanaman. Penyiangan dilakukan pada umur 2-3 bulan setelah tanam dan menjelang
panen. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pemanenan serta mencegah kehilangan hasil panen
selain mengendalikan populasi gulma yang tumbuh. Selain itu saat penyiangan dilakukan dengan
membumbuni batang tanaman sehingga dapat menjadi guludan.
Dalam satu musim penanaman minimal dilakukan 2 kali penyiangan. Periode kritis atau periode tanaman
harus bebas gangguan gulma adalah antara 5-10 minggu setelah tanam. Bila pengendalian gulma tidak
dilakukan selama periode kritis tersebut, produktivitas dapat turun sampai 75% dibandingkan kondisi
bebas gulma.
-Pembubunan
Cara pembubunan dilakukan dengan menggemburkan tanah disekitar tanaman dan setelah dibuat seperti
gundukan.
Waktu pembubunan bersamaan dengan waktu penyiangan, hal ini dapat menghemat biaya. Apabila
tanah sekitar tanaman ketela pohon terkikis karena hujan atau terkena air siraman sehingga perlu
dilakukan pembubunan /ditutup dengan tanah agar akan tidak kelihatan. Perempelan / Pemangkasan
Pada tanaman ketela pohon perlu dilakukan pemangkasan/pembuangan tunas karena minimal setiap
pohon harus mempunyai cabang 2 atau 3, hal ini agar batang pohon tersebut bisa digunakan sebagai
bibit lagi dimusim tanam mendatang. .
E. PEMUPUKAN
Pemupukan Secara Konvensional / Kebiasaan Petani Pemupukan dilakukan dengan system pemupukan
berimbang antara N, P, K dengan dosis Urea : 135 kg, TSP/SP36 : 75 kg dan KCL : 135 kg. pupuk
tersebut diberikan pada saat tanam dengan dosis N:P:K = 1/3 : 1: 1/3 atau Urea : 50 kg, TSP/SP36 : 75
kg dan KCL : 50 kg (sebagai pupuk dasar) dan pada saat tanaman berumur 2-3 bulan yaitu sisanya
dengan dosis N:P:K = 2/3:0:2/3 atau Urea : 85 kg dan KCL : 85 kg.
Pemupukan dengan Sistem Teknologi bio perforasi, dapat mengurangi kebutuhan pupuk kimia/anorganik
sampai dengan 50% bahkan meniadakannya, adapun cara pemupukannya adalah sebagai berikut :
Disarankan saat pengolahan lahan diberikan pupuk kandang pada setiap lubang yang akan ditanami
bibit. Kebutuhan 5ton/ha. 3 hari sebelum tanam diberikan 2 liter BIO P2000Z per hektar dengan
campuran setiap 1 liter BIO P2000Z dicampur sengan 1liter Phosmit Extra dilarutkan dengan air max 200
liter disemprotkan pada lahan secara merata disarankan disemprotkan pada pupuk kandang/kompos agar
fungsi dari pupuk kandang/kompos lebih maksimal.
Setelah 3 hari bibit / stek siap ditanam. 5 hari setelah tanam berikan campuran pupuk NPK Organik Ferre
soil pada lahan 1 hektar, 1 pohon diberikan sebanyak 500 gram dengan cara ditugalkan pada jarak 15
cm dari tanaman dengan kedalaman 10cm. Pemberian BIO P2000Z selanjutnya pada saat tanaman
singkong berumur 2 bulan: 2 liter, umur 4 bulan: 2 liter, umur 6 bulan: 2 liter dan 8 bulan: 2 liter.
Pemberian pupuk NPK organic Ferre soil selanjutnya pada umur tanaman 60-90 hari dengan dosis 500
gram . Asumsi bila 1 hektar lahan ditanam 7.500 pohon berarti 1 pohon diberikan sebanyak 500 gram
dengan cara ditugalkan pada jarak 15 cm dari tanaman dengan kedalaman 10cm.
F. PENGAIRAN DAN PENYIRAMAN
Kondisi lahan ketela pohon dari awal tanam sampai umur 4-5 bulan hendaknya selalu dalam keadaan

lembab tapi tidak terlalu becek. Pada tanah yang kering perlu dilakukan penyiraman dan pengairan dari
sumber air yang terdekat. Pengairan dilakukan pada saat musim kering dengan cara menyiram langsung
akan tetapi cara ini dapat merusak tanah. System yang baik digunakan adalah system genangan
sehingga air dapat sampai kedaerah perakaran secara resapan. Pengairan dengan system genangan
dapat dilakukan dua minggu sekali dan untuk seterusnya diberikan berdasarkan kebutuhan.
G. WAKTU PENYEMPROTAN PESTISIDA / INSEKTISIDA
Jenis dan dosis pestisida disesuaikan dengan jenis penyakitnya. Penyemprotan pestisida paling baik
dilakukan pada pagi hari setelah embun hilang atau pada sore hari. Dosis pestisida disesuaikan dengan
serangan hama/penyakit, baca dengan baik penggunaan dosis pada label merk obat yang digunakan.
Apabila hama dan penyakit menyerang dengan ganas maka dosis pestisida harus lebih akan tetapi
penggunaannya harus hati-hati karena serangga yang menguntungkan dapat ikut mati.
PANEN
Kriteria ubi kayu yang optimal adalah pada saaat kadar pati optimal. Yakni ketika tanaman itu berumur 69 bulan apabila untuk konsumsi. Untuk pembuatan produk seperti tepung sebaiknya ubi kayu dipanen
pada umur lebih dari 10 bulan, dan itu juga tergantung akan varietas yang ditanam. Ciri saat panen
adalah warna daun menguning dan banya yang rontok.
Cara pemanenan dilakukan dengan membuat atau memangkas batang ubi kayu terlebih dahulu dengan
tetap meninggalkan batang sekitar 15 cm untuk mempermudah pencabutan. Batang dicabut dengan
tangan atau alat pengungkit dari batang kayu atau linggis. Hindari pemakaian cangkul, karena
permukaannya yang lebar yang tanpa disadari dapat memotong ubi.
Umbi yang baik setelah panen hanya berumur 1-3 hari tergantung penyimpanan. Setelah itu umbi sudah
melakukan banyak perombakan kalori. Bahkan, kadang umbi berwarna kebiruan apabila kandungan
HCNnya tinggi. Dan munculnya warna ini sangat mempengaruhi kualitas tepung.

Budidaya Bawang Merah

Bawang merah (Alium cepa) merupakan komoditi sayuran yang sangat dibutuhkan oleh banyak
orang baik untuk industry maupun kebutuhan dapur rumah tangga sebagai bumbu masak

penyedap. Sebenarnya budidaya bawang merah tidaklah sulit asalkan mau mengganti pola lama
yaitu penggunaan pupuk kimia dan pestisida berlebihan, menjadi budi daya semi organic murah
namun produksi tinggi. PT. ALAMI berupaya memberikan bimbingan budi daya bawang merah
yang berorientasi pada visi pertanian Sehat, Produktif dan Ramah lingkungan, sehingga hasilnya
bias berkompetisi di era perdagangan bebas.
A. PRA TANAM
1. Syarat tumbuh
Jenis tanah yang dikehendaki oleh bawang merah adalah Alluvial, Glay Humus atau Latosol,
tektur tanah sedang sampai liat, ketinggian 0 400 m dpl, kelembaban 50 70 %, pH 5,6 6,5
dan suhu 25 320C. Bawang merah dapat tumbuh pada tanah sawah atau tegalan asalkan air
selalu tersedia.
2. Pengolahan tanah
Tanah di bajak kemudian di garu sampai rata dengan kedalaman 20 cm biarkan sampai beberapa
hari, bedengan di buat dengan ukuran lebar 120 180 cm di antara bedengan dibuat saluran air
(salir) dengan ukuran lebar 40 cm dan kedalaman 50 cm. Usahakan tanah galian diletakkan di
bedengan dengan posisi terbalik untuk menghindari rumput tumbuh.
3. Pupuk Dasar
Usahakan menggunakan pupuk majemuk N P K S (15-15-15-10) dosis 100 kg/ha dicampur sapai
rata pada tanah bedengan. Siram atau semprot BIOP2000Z 200 liter dengan dosis 2 3 ltr/ ha
biarkan selama 5-7 hari.
4. Pemilihan Bibit
Pilih bibit yang baik dan sehat, telah mengalami proses pengeringan dan telah disimpan selama
2-3 bulan,umbi masih ada daun dan terikat. Umbi berukuran 3-4 gram/umbi, bentuk umbi
kompak/keras dan kulit tidak terkelupas
B. PENANAMAN
1. Jarak Tanam
a. Pada musim rendengan(hujan) 20 x 15 cm untuk variets Tiron
b. Pada musim kemarau 15 x 15 cm varietas Ilokos,Tadayung dan Bangkok
2. Cara Tanam
Umbi bibit terlebih dahu dilepas daun keringnya atau dipotong dengan pisau yang bersih. Pada
saat sebelum tanam, celupkan umbi bibit pada larutan BIOP2000Z 200 liter dengan dosis 10 ml
atau 1 tutup botol /5 ltr air. Penanaman dilakukan dengan cara membenamkan umbi bibit pada
permukaan tanah. Satu lubang ditanam satu umbi bibit.
C. PEMELIHARAAN
1. Pembersihan Gulma
Pembersihan gulma dilakukan secara manual (di Indramayu disebut rambet/matun) pada saat
tanaman berumur7 hari setelah tanam (HST), pada waktu pembersihan gulma lakukan
pengambilan telur ulat bawang. Pembersihan gulma kedua dilakukan pada saat tanaman berumur
25 HST.
2. Pendangiran
Lakukan pendangiran yaitu tanah disekitar tanaman didangir dan dibumbum agar perakaran
bawang selalu dalam keadaan tertutup tanah. Selain itu jika bedengan sudah rusak harus di per

baiki yaitu memperkuat tepi bedengan dengan lumpur dari dasar saluran. Pendangiran dan
pembumbunan di lakukan pada saat tanaman berumur 7 HST , bersamaan dengan pembersihan
gulma. Selanjutnya pendangiran dan pembumbunan dilakukan pada saat tanaman berumur 25
HST.
3. Pemupukan Dan Aplikasi BIOP2000Z
a. Tahap pertama
o Setelah bawang merah berumur 13 HST lakukan pemupukan N P K S (15-15-1510) dosis 100kg/ha. Berikan pupuk tersebut di sekitar rumpun. Pada saat
pemberian pupuk jangan sampai terkena tanaman.
o Setelah tanaman umur 15 HST segera lakukan penyemprotan BIOP2000Z 200
liter dengan dosis 1 ltr /ha atau 6 tutup botol / tangki ukuran 17 ltr air.
b. Tahap kedua
o Setelah bawang merah berumur 28 HST pemupukan susulan kedua N P K S (1515-15-10) dosis setengah dari pupuk susulan pertama yaitu 50 kg/ha.
o Setelah tanaman umur 30 HST penyemprotan BIOP2000Z 200 liter dilakukan
dengan dosis 6 tutup botol/ tangki.
4. Pengairan
Pada awal pertumbuhan penyiraman dilakukan pagi dan sore. Penyiraman pagi dilakukan sepagi
mungkin sekitar jam 05 di saat daun bawang merah ada masih kelihatan basah untuk
menghindari hama dan penyakit. Penyiraman sore di hentikan pada saat tanaman daya
tumbuhnya sudah mencapai lebih 90%. Tinggi permukaan air pada saluran air (salir)
dipertahankan setinggi 20 cm dari permukan bedengan pertanaman bawang merah. Hati hati
pengaturan air pada saat musim hujan jangan sampai kebanjiran.
D.PEMBENTUKAN UMBI
Pembentukan umbi terjadi apabila tanaman bawang merah berumur 30 50 HST,pada masa
pembentukan umbi yang perlu diperhatikan adalah pengairan, khususnya pada musim kemarau
membutuhkan air yang banyak sehingga penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan
sore hari.
E. PEMATANGAN UMBI
Pematangan umbi bawang merah pada umur 50 -65 HST. Pada masa pematangan umbi
penyiraman cukup sore hari .
F. PANEN DAN PASCA PANEN
1. Apabila sebagian daun sudah rebah dan berumur 55-70 HST untuk dataran rendah dan
70-90 HST untuk dataran tinggi, maka bawang siap di panen. Panen dilakukan pagi hari
pada saat cuaca cerah dan tanah tidak becek. Pemanenan dilakukan dengan mencabut
batang dengan daun-daunnya, selanjutnya 5 10 rumpun diikat menjadi satu ikatan yang
disebut pocong dan beberapa pocong diikat menjadi satu disebut gedeng ( bahasa jawa).
2. Pasca Panen penjemuran harus menggunakan alas geribig atau anyaman bambu.
Pejemuran pertama selama 57 hari posisi bagian daun menghadap ke atas, penjemuran
ke dua selama 3 4 hari dengan posisi umbi mengjadap ke atas. Tanah yang nempel
/melekat pada umbi bawang merah harus di bersihkan. Kadar air 85% baru di simpan.

Penyimpanan, ikatan bawang merah digangungkan pada rak-rak bambu, aerasi diatur
dengan baik, suhu gudang 26-29o C dan kelembaban 70 80 %.
3.
G. PENGAMATAN HAMA DAN PENYAKIT
1. Hama ulat bawang S. litura dan S.exigua
Trips, mulai menyerang umur 30 HST disebabkan kelembaban disekitar tanaman relatif
tinggi dengan suhu rata rata diatas normal. Daun bawang yang terserang warnanya putih
mengkilat seperti perak. Serangan berat terjadi apabila suhu udara di atas normal dengan
kelembaban diatas 70%.
Pencegahan jika ditemukan adanya gejala seerangan, penyiraman dilakukan pada waktu
siang hari dan amati predator kumbang macan.
2. Penyakit bercak ungu atau trotol, disebabkan oleh jamur Alternaria porii melalui umbi atau
percikan air dari tanah.
Gejala serangan ditandai dengan adanya bintik lingkaran konsentris berwarna ungu atau
putih kelabu di daun dan ditepi daun kuning serta mongering ujung-ujungnya.
Pencegahan jika ada hujan rintik-rintik atau gerimis segera lakukan penyiraman.
3. Penyakit Antraknose atau Otomatis,disebabkan oleh jamur Colletotricum gloespoodes.
Gejala serangan ditandai terbentuknya bercak putih pada daun, selanjutnya terbentuk
lekukan yang akan menyebabkan patahnya daun secara serentak ( istilah indramayu
otomatis).
Pencegahan jika ditemukan tanaman terserang segera di cabut bakar dan musnahkan.
Untuk jamur yang ada didalam tanah siram dengan larutan BIOP2000Z 200 liter dengan
dosis 1 tutup botol ciremai untuk 5 liter air.
4. Penyakit oleh virus
Gejala pertubuhan tenaman kerdil,daun menguning, melengkung ke segala arah dan
terkulai serta anakan sedikit.
Pencegahan gunakan bibit bebas virus dan pergiliran tanaman selain tanaman
bawang,akan lebih baik apabila tanaman kacang-kacangan.
BUDIDAYA KELAPA

1.1. Sejarah Singkat


Kelapa merupakan tanaman perkebunan/industri berupa pohon batang lurus dari famili Palmae. Ada
dua pendapat mengenai asal usul kelapa yaitu dari Amerika Selatan menurut D.F. Cook, Van Martius
Beccari dan Thor Herjerdahl dan dari Asia atau Indo Pasific. Tanaman kelapa adalah salah satu anggota
genus Cocos pertama kali digunakan oleh Vasco da Gama dan daerah asalnya adalah lembah-lembah
Andes di Columbia. Para peneliti berkesimpulan kelapa berasal dari kawasan yang sekarang kita kenal
Malaysia-Indonesia. Dari kawasan inilah, baik melalui arus laut maupaun perantaraan manusia,kelapa
menyebar ke daerah daerah lain.
1.2. Sentra Penanaman
Kelapa banyak terdapat di negara-negara Asia dan Pasifik yang menghasilkan 5.276.000 ton (82%)
produksi dunia dengan luas 8.875.000 ha (1984) yang meliputi 12 negara, sedangkan sisanya oleh
negara di Afrika dan Amerika Selatan. Indonesia merupakan negara perkelapaan terluas (3.334.000 ha
tahun 1990) yang tersebar di Riau, Jateng, Jabar, Jatim, Jambi, Aceh, Sumut, Sulut, NTT, Sulteng, Sulsel
dan Maluku, tapi produksi dibawah Philipina (2.472.000 ton dengan areal 3.112.000 ha), yaitu sebesar
2.346.000 ton.
1.3. Jenis Tanaman
Kelapa (Cocos nucifera) termasuk familia Palmae dibagi tiga bagian:
(1) Kelapa dalam dengan varietas viridis (kelapa hijau), rubescens (kelapa merah) Macrocorpu
(kelapa kelabu), Sakarina (kelapa manis).
(2) Kelapa genjah dengan varietas Eburnea (kelapa gading), varietas regia (kelapa raja),
pumila
(kelapa puyuh), pretiosa (kelapa raja malabar).

(3) Kelapa hibrida


1.4. Manfaat Tanaman
Kelapa dijuluki pohon kehidupan, karena setiap bagian tanaman dapat dimanfaatkan seperti berikut:
(1) sabut
: keset, sapu, matras, bahan pembuat spring bed.
(2) tempurung
: charcoal, carbon aktif dan kerajinan tangan.
(3) daging buah : kopra, minyak kelapa, coconut cream, santan, kelapa parutan kering.
(4) air kelapa
: cuka, Nata de Coco.
(5) batang kelapa : bahan bangunan untuk kerangka atau atap.
(6) daun kelapa : lidi untuk sapu, barang anyaman (dekorasi pesta atau Mayang).
(7) nira kelapa
: gula merah (kelapa).
II. SYARAT-SYARAT TUMBUH
2.1. Iklim
Kelapa tumbuh baik pada daerah dengan curah hujan antara 1300-2300 mm/tahun, bahkan
sampai 3800 mm atau lebih, sepanjang tanah mempunyai drainase yang baik.
(1). Kelapa menyukai sinar matahari dengan lama penyinaran minimum 120 jam/bulan sebagai sumber
energi fotosintesis.
(2). Kelapa sangat peka pada suhu rendah dan tumbuh paling baik pada suhu 20-27 derajat C. Pada suhu
15 derajat C, akan terjadi perubahan fisiologis tanaman kelapa.
(3). Kelapa tumbuh baik pada rH bulanan rata-rata 70-80% minimum 65% rH udara sangat rendah,
tetapi bila tanaman rH terlalu tinggi menimbulkan hama dan penyakit.
2.2. Media Tanam
(1). Tanaman kelapa tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti alluvial,laterit,vulkanis, berpasir, tanah
liat, ataupun tanah berbatu, tetapi paling baik pada endapan aluvial.
(2). Kelapa dapat tumbuh subur pada pH 5-8, optimum pada pH 5.5-6,5. Pada tanah dengan pH diatas 7.5
dan tidak terdapat keseimbangan unsur hara, sering menunjukkan gejala-gejala defisiensi besi dan
mangan.
(3). Kelapa membutuhkan air tanah pada kondisi tersedia yaitu bila kandungan air tanah sama dengan
persediaan air ditambah curah hujan selama 1 bulan atau sama dengan potensi evapotranspirasi, maka air
tanah cukup tersedia. Keseimbangan air tanah dipengaruhi oleh sifat fisik tanah terutama kandungan
bahan organik dan keadaan penutup tanah. Jeluk atau kedalaman tanah yang dikehendaki minimal 80-100
cm.
(4) Tanaman kelapa membutuhkan lahan yang datar (0-3%). Pada lahan yang tingkat kemiringannya
tinggi (3-50%) harus dibuat teras untuk mencegah kerusakan tanah akibat erosi, mempertahankan
kesuburan tanah dan memperbaiki tanah.
2.3.
Ketinggian
Tempat
Tanaman kelapa tumbuh baik didaerah dataran rendah dengan Ketinggian yang optimal 0-450 m dpl.
Pada ketinggian 450-1000 m dpl waktu berbuah terlambat, dan kadar minyaknya rendah.
III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
3.1.1. Persyaratan Benih
Syarat pohon induk adalah berumur 20-40 tahun, produksi tinggi (80-120 butir/pohon/tahun) terus
menerus dengan kadar kopra tinggi (25 kg/pohon/tahun), batangnya kuat dan lurus dengan mahkota
berbentuk sperical (berbentuk bola) atau semisperical, daun dan tangkainya kuat, bebas dari gangguan
hama dan penyakit.
Ciri buah yang matang untuk benih, yaitu umur 12 bulan, 4/5 bagian kulit berwarna coklat, bentuk
bulat dan agak lonjong, sabut tidak luka, tidak mengandung hama penyakit, panjang buah 22-25 cm, lebar
buah 17-22 cm, buah licin dan mulus, air buah cukup, apabila digoncang terdengar suara nyaring.

3.1.2. Penyiapan Benih.


Seleksi benih sesuai persyaratan, istirahatkan benih selama 1 bulan dalam gudang dengan kondisi
udara segar dan kering, tidak bocor, tidak langsung terkena sinar matahari dan suhu udara dalam gudang
25-27 derajat C dan dilakukan dengan menumpuk buah secara piramidal tunggal setinggi 1 meter dan
diamati secara rutin.
3.1.3. Teknik Penyemaian Benih
1. Pembibitan di bedengan
(1). Syarat lokasi persemaian: topografi datar, drainase baik, dekat sumber air dengan jumlah Ju cukup
banyak, dekat lokasi penanaman.
(2). Persiapan bedengan dengan polybag.
Olah tanah sampai gembur sedalam 30-40 cm,dengan bentuk bedengan dengan lebar 2 m tinggi 25
panjang tergantung lahan dengan jarak antar bedengan 60-80 m.
Untuk polybag, terbuat dari poliprophylene berwarna hitam dengan ukuran 50x40cm dan tebal 0.2
mm,bagian bawah berlubang diameter 0.5 cm dengan jarak antara lubang 7,5cm sebanyak 48 buah untuk
aerasi,drainase dan selanjutnya diisi dengan tanah top soil halus (bila tanah berat harus dicampur pasir
2:1).
(3). Pendederan, dengan menyayat benih selebar 5 cm pada tonjolan sabut sebelah tangkai berhadapan
sisi terlebar dengan alat yang tajam dan jangan diulang.
(4). Tanam benih dalam tanah sedalam 2/3 bagian dengan sayatan menghadap keatas dan mikrofil ke
timur.
(5). Penanaman dengan posisi segitiga bersinggungan. Setiap satu meter persegi dapat
di isi30 - 35 benih atau 25.000 butir untuk areal 1 hektar.
- Lama pembibitan 5-7 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 24.000/ha.
- Lama pembibitan 7-9 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 17.000/ha.
- Lama pembibitan 9-11 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 1.000/ha.
(6). Bila disemai di bedengan, maka setelah benih berkecambah (panjang tunas 3-4 cm) perlu dipindahkan
ke polybag.
(7). Persemaian di polybag berlangsung selama 6-12 bulan, berdaun 6 helai dan tinggi 90-100 cm.
Persemaian bibit dalam polybag
2.Pembibitan Kitri
(1). Syarat tempat: tanah datar, terbuka, dekat sumber air, dekat arel pertanaman,cukup subur dan mudah
diawasi
(2). Cara membuat bedengan:
- Tanah diolah sedalam 30-40 cm, dibersihkan dari gulma/batuan dan digemburkan.
- Bentuk bedengan berukuran 6 x 2 x 0.2 meter dengan jarak antar bedengan 80 cm.
(3). Mengajir: Mengajir sesuai dengan jarak tanam bibit yaitu 60 x 60 x 60 cm.
(4). Menanam kecambah:
- Menanam kecambah sesuai dengan besarnya benih.
- Menanam kecambah dalam lubang dengan tertanam sampai pangkal pemula.
3.1.4. Pemeliharaan Penyemaian
Pemeliharaan saat pendederan, meliputi:
(1). Penyiraman, dilakukan dengan menggunakan gembor atau springkel pada dua hari I 5 liter/m2/hari,
tiap pagi dan sore, dan Selanjutnya 6 liter/m2/hari. Untuk mengetahui cukup tidaknya penyiraman, maka
setelah 2 jam pada bagian sayatan ditekan dengan ibu jari, apabila keluar air maka penyiraman telah
cukup.
(2). Pembersihan rumput-rumputan untuk mencegah adanya inang hama dan dan penyakit.

Pemeliharaan pada saat pembibitan, yaitu:


(1). Penyiraman, dilakukan sampai jenuh, selanjutnya dapat disiram dengan gembor, selang atau spingkel
pada pagi dan sore hari. Kebutuhan penyiraman per polybag per hari, tergantung pada umur bibit.
(2). Proteksi, dengan pemberian insektisida atau fungisida dengan dosis rata-rata 2 cc/liter dan
disemprotkan pada tanaman sampai basah dan merata.
(3). Penyiangan gulma, dilakukan setiap satu bulan sekali, dengan mekanis maupun herbisida.
(4). Pemupukan, yaitu Nitrogen, Phosphat, Kalium dan Magnesium yang dilakukan setiap bulan sekali
dengan mencampurakannya kedalam tanah polybag setebal 3 cm.
(5). Seleksi bibit, meliputi: memisahkan tanaman yang kerdil, terkena penyakit,hama dan dilakukan terus
menerus dengan interval 1 bulan setelah bibit berumur 1 bulan Syarat-syarat bibit yang baik.
3.1.5. Pemindahan Bibit
Pemindahan bibit sebaiknya saat musim hujan, dengan cara:
(a). Bibit kitri; dipindahkan dalam bentuk bibit cabutan yang dibongkar dari persemaian bibit. Umur bibit
sewaktu pemindahan telah mencapai 9-12 bulan.
(b).Bibit polybag; dipindahkan pada umur 9-12 bulan. Dua sampai tiga hari sebelum sebelum
dipindahkan akar yang keluar dari polybag harus dipotong.
3.2. Pengolahan Media Tanam
3.2.1.Persiapan
Persiapan yang diperlukan adalah persiapan pengolahan tanah dan pelaksanaan survai. Tujuannya
untuk mengetahui jenis tanaman, kemiringan tanah, keadaan tanah, menentukan kebutuhan tenaga kerja,
bahan paralatan dan biaya yang diperlukan.
3.2.2. Pembukaan Lahan.
Lahan berupa hutan. Kegiatan yang dilakukan meliputi:
(a) Penebasan semak dan dikumpulkan, dikeringkan dan dibakar.
(b) Penebangan pohon, dengan tinggi penebangan tergantung besarnya pohon.
(c) Lahan tanaman kelapa tua. Pohon kelapa tua ditebang pada leher akar.
Apabila memungkinkan batang kelapa dapat dijual sebagai bahan bangunan.
1. Areal alang-alang.
Tindakan yang dilakukan dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
(1). Alang-alang tinggi > 80 cm
- Babat alang-alang menjadi 20 cm, selanjutnya dibiarkan agar tumbuh kembali sampai 30-40 cm.
- Semprot dengan herbisida yang mengandung bahan aktif glyphosate (Round up) sebanyak 5liter, 2,4
diamine,dan Dowpon. Pengguanan Round up untuk tiap hektar diperlukan.
- Setelah dua minggu, lakukan penyemprotan koreksi dengan cara spot spraying menggunakan round
up sebanyak 0.5 liter per hektar.
(2).LahanbekasPertanian pertanian
Tidak perlu pembukaan lahan lagi, dan dapat langsung dilakukan dengan tindakan-tindakan pengajiran,
pembuatan lubang tanam, penanaman legume dan tindakan lain yang diperlukan selanjutnya.
3.2.3.Pembentukan Bedengan
Bedengan dibuat melingkar lokasi dengan diameter 200 cm untuk mencegah hujan masuk
ke leher batang tanaman bibit.
3.2.4.Pengapuran
Pengapuran dilakukan apabila tanah mempunyai keasaman yang tinggi. Pengapuran dilakukan pada
tanah sampai pH 6-8.

3.2.5.Pemupukan
Pemupukan menggunakan pupuk TSP sebanyak 300 gram untuk tiap lubang (lokasi yang ditanami)
dengan cara dicampurkan pada tanah top soil yang berada di sebelah utara lubang, kemudian
memasukkan tanah tersebut dalam lubang. Atau diganti dengan 3liter Bio P2000Z + Phosmit + NPK
Organik Ferresoil dosis 500-1000gram/pohon per 3bulan disesuaikan dengan kondisi lahan.
3.3. Teknik Penanaman
3.3.1.PenentuanPolaTanam
Sistem tanam yang baik yaitu sistem tanam segi tiga karena pemanfatan lahan dan pengambilan
sinar matahari akan maksimal. Jarak tanam 9 x 9 x 9 meter, dengan pola ini jumlah tanaman akan lebih
banyak 15% dari sistem bujur sangkar.
3.3.2. Pembuatan Lubang Tanam
Pembuatan lubang tanam dilakukan paling lambat 1-2 bulan sebelum penanaman untuk
menghilangkan keasaman tanah, dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm sampai dengan 100 x 100 x 100 cm.
Pembuatan lubang pada lahan miring (>20o) dilakukan dengan pembuatan teras individu selebar 1.25 m
ke arah lereng diatasnya dan 1 m ke arah lereng di bawahnya. Teras dibuat miring 10 derajat ke arah
dalam.
3.3.3. Cara Penanaman
Penanaman dilakukan pada awal musim hujan, setelah hujan turun secara teratur dan cukup untuk
membasahi tanah; waktu penanaman adalah pada bulan setelah curah hujan pada bulan sebelumnya
mencapai 200 mm. Adapun cara penanaman adalah sebagai berikut:
(1). Top soil dicampur dengan pupuk phospat 300 gram per lubang dan dimasukkan ke lubang
tanam.Polybag dipotong melingkar pada bagian bawah, dimasukkan ke lubang tanam, dan dibuat irisan
sampai ke ujung, bekas polybag selanjutnya digantungkan pada ajir untuk meyakinkan bahwa polybag
sudah dikeluarkan dari lubang tanam. Arah penanaman harus sama.
(2). Kebutuhan bibit 1 ha, apabila jarak tanam 9 x 9x 9 m , segitiga sama sisi, adalah 143 batang dan
bibit cadangan yang harus disediakan untuk sulaman 17 batangj, sehingga jumlah bibit yang harus
disediakan 160 batang.
3.4. Pemeliharaan Tanaman
3.4.1. Penjarangan dan Penyulaman
Penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang tumbuh kerdil terserang hama dan penyakit berat
dan mati, dilakukan pada musim hujan setelah tanaman sebelumnya didongkel dan dibakar pada musim
kemarau. Kebutuhan tanaman tergantung pada iklim dan intensitas pemeliharaan biasanya untuk 143
batang/Ha 17 batang.
3.4.2. Penyiangan
Penyiangan dilakukan pada piringan selebar 1 meter pada tahun, tahun kedua 1,5 meter, dan ketiga
2 meter. Caranya menggunakan koret atau parang yang diayunkan ke arah dalam, memotong gulma
sampai batas permukaan tanah dengan interval penyiangan 4 minggu sekali (musim hujan) atau 6
minggu-2 bulan sekali (musim kemarau).
3.4.3. Perempalan
Dilakukan terhadap daun dan penutup bunga yang telah kering (berwarna coklat), dengan cara
memanjat pohon kelapa ataupun dibiarkan sampai jatuh sendiri.
3.4.5. Pemupukan.
Pemupukan dilakukan apabila tanah tidak dapat memenuhi unsur hara yang dibutuhkan
a) Pada umur 1 bulan diberi 100 gram urea/pohon menyebar pada jarak 15 cm dari pangkal batang.

b) Selanjutnya 2kali setahun yaitu pada bulan April/mei (akhir musim hujan) dan
bulan Oktober/Nopember (awal musim hujan).
3.4.6.PengairandanPenyiraman
Penyiraman dilakukan pada musim kemarau untuk mencegah kekeringan dilakukan dua atau tiga hari
sekali pada waktu sore. Caranya dengan mengalirkan air melalui parit-parit di sekitarbedengan atau
dengan penyiraman langsung.
3.4.7.WaktuPenyemprotanPestisida
Dilakukan setiap 20 hari dengan mengggunakan Sevin 85 WP, Basudin 10 gram, Bayrusil 25 EC
dengan kosenttrasi 0.4% setiap 10 hari atau 0.6% setiap 20 hari.
3.5. Analisis daun
Analisis daun sangat bermanfaat untuk menentukan jenis dan dosis pupuk yang diperlukan. Tahap tahap
pengambilan contoh daun kelapa untuk dianalisis adalah sebagai berikut :
1.
Contoh daun diambil dari tiap tiap blok yang berisi tanaman kelapa yang produktif.
2. Tiap tiap contoh daun diambil dari +25 pohon ( mewakili blok yang bersangkutan).
3.
Dari setiap helai anak daun yang terkumpul diambil daun sepanjang +10 cm pada bagian
tengahnya,dengan membuang tulang daun.
4.
Potongan helaian daun tersebut dibersihkan dengan kapas secara hati hati untuk menghilangkan
kotoran yang melekat.
5.
Salah satu jaringan ( sebelah kanan atau kiri ) setelah kering dikirimkan untuk dianalisis.
6.
Contoh daun yang telah dikeringkan dan dikirim untuk analisis beratnya 50 gram percontoh.
7.
Pengiriman contoh daun untuk dianalisis dilaboratorium harus disertai label.
8.
Contoh daun sebaiknya diambil 3 bulan sebelum pemupukan
9.
Untuk pengeringan contoh daun untuk dianalisis dilakukan pada hari pengambilan contoh
Menurunnya minat petani untuk membudidayakan komoditi kelapa sebenarnya merugikan secara
nasional, karena tanaman kelapa mempunyai kesesuaian syarat tumbuh hampir di seluruh wilayah
Indonesia.
PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT
1. Golongan Coleoptera
Hama golongan ini yang paling banyak menyerang adalah Oryctes rhinoceros . Cara mengendalikan
dengan membuat trap/ jebakan berupa kotak-kotak yang diisi sampah dan secara preventif dikendalikan
dengan dengan menggunakan musuh alaminya yaitu tikus, tupai, ayam , bebek , dan burung hantu.
2. Golongan Lepidoptera
Species yang sering menyerang adalah Tiratabha rufivena yang larvarnya memakan bunga kelapa, dan
Acritocera negligens yang mengebor tangkai bunga yang belum membuka dan memakan isinya.
3. Golongan Hemiptera
Jenis yang menghisap cairan daun sehingga daun mati adalah jenis homoptera (Gareng pong= Jawa).
Jenis lain yang menghisap cairan buah adalah Heteroptera, sehingga buah menjadi rontok sebelum
matang.
4. Penyakit yang juga mungkin menyerang adalah:
Busuk tunas atau pucuk yang disebabkan oleh jamur Phytophthora palmivora dan penyakit Lingkar merah
pada daun yang disebabkan cacing / belut tanah Rhadinaphelencus cocophilus. Kedua macam penyakit ini

hanya dengan eradikasi atau pemusnahan tanaman yang terkena serangan.


PEMANENAN
Untuk kelapa jenis dalam, umur berbuah setelah 8-10 tahun, dan umur bisa mencapai 60 - 100
tahun dengan produksi yang diharapkan adalah kopra. Untuk kelapa jenis genjah berbuah setelah
umur 3 - 4 tahun dan berbuah maksimal pada saat umur 9 - 10 tahun, dan bisa mencapai umur 30
- 40 tahun kurang bagus untuk kopra karena daging buahnya yang lunak.
Panen buah kelapa dilakukan menurut kebutuhannya. Jika kelapa yang diinginkan dalam keadaan
kelapa masih muda kira-kira umur buah 7 -8 bulan dari bunganya. Jika ingin mengambil buah tua
untuk santan atau kopra dipanen di saat umur sudah mencapai 12-14 bulan dari berbunga atau
jika sudah tidak lagi terdengar suara air di dalam buahnya.
PASCA PENEN
Pengolahan buah kelapa yang tua pada akhir-akhir ini mulai mengarah pada pemanfaatan minyak kelapa
murni atau virgin coconut oil yang mampu meningkatkan nilai jual dari produk kelapa, ataupun masih
dalam bentuk nira ( legen =Jawa) untuk keperluan industri gula kelapa, nata de coco, asam cuka, produk
minuman dan substrat,serta alkohol yang juga mampu meningkatkan nilai jual dari produk kelapa.
Gula kelapa :
kandungan sukrosa yang dominan di antara kandungan bahan kimia non air lainnya menjadikan nira
sebagai sumber gula yang sangat potensil.
Nata de coco :
Adalah bahan olahan nira kelapa berbentuk gel, tekstur kenyal seperti kolang kaling, yang proses
fermentasinya dibantu oleh mikrorganisme Acetobacter xylium.
Asam cuka :
dikenal sebagai penegas rasa, warna dan juga sebagai bahan pengawet karena membatasi pertumbuhan
bakteri.
Produk minuman:
Dapat dibuat minuman segar non alcohol maupun alkohol dalam kadar rendah (tuak) ataupun dalam kadar
tinggi (arak).
Substrat :
Yaitu bahan nutrient yang dipergunakan untuk menumbuhkan mikroba. Substrat ini sangat diperlukan
bagi pekerjaan di lab bioteknologi.

BUDIDAYA KARET ( Mikroba Google)

Tanaman karet merupakan salah satu komoditi perkebunan yang menduduki posisi cukup penting
sebagai sumber devisa non migas bagi Indonesia, sehingga memiliki prospek yang cerah. Oleh sebab itu
upaya peningkatan produktifitas usahatani karet terus dilakukan terutama dalam bidang teknologi
budidayanya.
Karet adalah tanaman perkebunan tahunan berupa pohon batang lurus. Pohon karet pertama kali hanya
tumbuh di Brasil, Amerika Selatan, namun setelah percobaan berkali-kali oleh Henry Wickham, pohon ini
berhasil dikembangkan di Asia Tenggara, di mana sekarang ini tanaman ini banyak dikembangkan
sehingga sampai sekarang Asia merupakan sumber karet alami. Di Indonesia, Malaysia dan Singapura
tanaman karet mulai dicoba dibudidayakan pada tahun 1876. Tanaman karet pertama di Indonesia
ditanam di Kebun Raya Bogor.
Indonesia pernah menguasai produksi karet dunia, namun saat ini posisi Indonesia didesak oleh dua
negara tetangga Malaysia dan Thailand. Lebih dari setengah karet yang digunakan sekarang ini adalah
sintetik, tetapi beberapa juta ton karet alami masih diproduksi setiap tahun, dan masih merupakan bahan
penting bagi beberapa industri termasuk otomotif dan militer
Tanaman karet ( Hevea brasilliensis Muell Arg ) adalah tanaman getah-getahan. Dinamakan demikian
karena golongan ini mempunyai jaringan tanaman yang banyak mengandung getah ( lateks ) dan getah
tersebut mengalir keluar apabila jaringan tanaman terlukai
Tanaman karet berupa pohon dengan ketinggian bisa mencapai 15 m sampai 25 m. Batang tumbuh lurus
dan memiliki percabangan yang tinggi keatas. Batang tersebut berbentuk silindris atau bulat, kulit
kayunya halus, rata-rata berwarna pucat hingga kecoklatan, sedikit bergabus.
Botani Tanaman
Menurut Nazaruddin dan Paimin (1998) klasifikasi botani tanaman karet adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Hevea
Spesies : Hevea braziliensis Muell. Arg.
Daun karet terdiri dari tangkai daun utama dan tangkai anak daun. Panjang tangkai daun utama 3-20cm.
Panjang tangkai anak daun sekitar 3-10cm dan pada ujungnya terdapat kelenjar. Biasanya ada tiga anak
daun yang terdapat pada sehelai daun karet. Anak daun berbentuk eliptis, memanjang dengan ujung
meruncing, tepinya rata dan gundul.
Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar, tinggi pohon dewasa
mencapai 15-25 meter. Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi
diatas. Dibeberapa kebun karet ada beberapa kecondongan arah tumbuh tanamanya agak miring kearah
utara. Batang tanaman ini mengandung getah yang dikenal dengan nama lateks.
Sesuai dengan sifat dikotilnya, akar tanaman karet merupakan akar tunggang. Akar ini mampu
menopang batang tanaman yang tumbuh tinggi dan besar. Sistem perakaran yang bercabang pada
setiap akar utamanya. Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah. Jadi jumlah biji biasanya ada tiga
kadang enam sesuai dengan jumlah ruang. Ukuran biji besar dengan kulit keras. Warnaya coklat
kehitaman dengan bercak-bercak berpola yang khas.
Bunga pada tajuk dengan membentuk mahkota bunga pada setiap bagian bunga yang tumbuh. Bunga
berwarna putih, rontok bila sudah membuahi, beserta tangkainya. Bunga terdiri dari serbuk sari dan
putik.
Syarat Tumbuh Tanaman Karet
Iklim
Daerah yang cocok untuk tanaman karet adalah pada zone antara 150 LS
dan 150 LU. Diluar itu pertumbuhan tanaman karet agak terhambat sehingga memulai produksinya juga
terlambat.
Suhu yang dibutuhkan untuk tanaman karet 25 C sampai 35 C dengan suhu optimal rata-rata 28 C.
Dalam sehari tanaman karet membutuhkan intensitas matahari yang cukup antara 5 sampai 7 jam.
Curah Hujan
Tanaman karet memerlukan curah hujan optimal antara 2.500 mm sampai 4.000 mm/tahun,dengan hari
hujan berkisar antara 100 sd. 150 HH/tahun. Namun demikian, jika sering hujan pada pagi hari, produksi
akan berkurang.
Ketinggi Tempat
Pada dasarnya tanaman karet tumbuh optimal pada dataran rendah dengan ketinggian 200 m dari
permukaan laut. Ketinggian > 600 m dari permukaan laut tidak cocok untuk tumbuh tanaman karet.
Angin
Angin juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman karet. Angin yang kencang dapat mengakibatkan
kerusakan tanaman karet yang berasal dari klon-klon tertentu dalam berbagai jenis tanah, baik pada
tanah latosol, podsolik merah kuning, vulkanis bahkan pada tanah gambut sekalipun.
Kecepatan angin yang terlalu kencang pada umumnya kurang baik untuk penanaman karet Untuk lahan
kering/darat tidak susah dalam mensiasati penanaman karet, akan tetapi untuk lahan lebak perlu adanya
trik-trik khusus untuk mensiasati hal tersebut. Trik-trik tersebut antara lain dengan pembuatan petakpetak guludan tanam, jarak tanam dalam barisan agar lebih diperapat. Metode ini dipakai berguna untuk
memecah terpaan angin.

Tanah
Lahan kering untuk pertumbuhan tanaman karet pada umumnya lebih mempersyaratkan sifat fisik tanah
dibandingkan dengan sifat kimianya. Hal ini disebabkan perlakuan kimia tanah agar sesuai dengan syarat
tumbuh tanaman karet dapat dilaksanakan dengan lebih mudah dibandingkan dengan perbaikan sifat
fisiknya.
Berbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet baik tanah vulkanis muda dan
tua, bahkan pada tanah gambut < 2 m. Tanah vulkanis mempunyai sifat fisika yang cukup baik terutama
struktur,btekstur, sulum, kedalaman air tanah, aerasi dan drainasenya, tetapi sifat kimianya secara umum
kurang baik karena kandungan haranya rendah. Tanah alluvial biasanya cukup subur, tetapi sifat
fisikanya terutama drainase dan aerasenya kurang baik. Reaksi tanah berkisar antara pH 3, 0 pH 8,0
tetapi tidak sesuai pada pH < 3,0 dan > pH 8,0.
Sifat-sifat tanah yang cocok untuk tanaman karet pada umumnya antara lain :
- Sulum tanah sampai 100 cm, tidak terdapat batu-batuan dan lapisan cadas
- Tekstur tanah remah, poreus dan dapat menahan air
- Struktur terdiri dari 35% liat dan 30% pasir
- Kandungan hara NPK cukup dan tidak kekurangan unsur hara mikro
- Reaksi tanah dengan pH 4,5 pH 6,5
- Kemiringan tanah < 16% dan
- Permukaan air tanah < 100 cm
PEMELIHARAAN TANAMAN KARET
Pemeliharaan yang umum dilakukan pada perkebunan tanaman karet meliputi pengendalian gulma,
pemupukan dan pemberantasan penyakit tanaman.
Pengendalian Gulma
Areal pertanaman karet, baik tanaman belum menghasilkan (TBM) maupun tanaman sudah menghasilkan
(TM) harus bebas dari gulma seperti alang alang,Mekania, Eupatorium, dll sehingga tanaman dapat
tumbuh dengan baik.
Program Pemupukan
Selain pupuk dasar yang telah diberikan pada saat penanaman, program pemupukan secara
berkelanjutan pada tanaman karet harus dilakukan dengan dosis yang seimbang minimal dua kali
pemberian dalam setahun. Jadwal pemupukan pada semeseter I yakni pada Januari/Februari dan pada
semester II yaitu Juli/Agustus. Seminggu sebelum pemupukan, gawangan lebih dahulu digaru dan
piringan tanaman dibersihkan. Pemberian SP-36 biasanya dilakukan dua minggu lebih dahulu dari Urea
dan KCl. Sementara itu untuk tanaman kacangan penutup tanah, diberikan pupuk RP sebanyak 200
kg/ha, yang pemberiannya dapat dilanjutkan sampai dengan tahun ke-2 (TBM-2) apabila
pertumbuhannya kurang baik ( versi pupuk kimia).
dapat diganti dengan full organik yaitu menggunakan Mikroba Google dengan NPK Organik Ferresoil 5001000gram/pohon +2liter BIO P2000Z Perkebunan + 2liter PHOSMIT Extra dengan aplikasi 3-4 kali
pertahun disesuaikan dengan kondisi lahan, bila ada tanaman tumpang sari mengikuti dosis aplikasi
tumpang sari aplikasi per 10-15hari.
Pemberantasan Penyakit Tanaman
Penyakit karet sering menimbulkan kerugian ekonomis di perkebunan karet. Kerugian yang
ditimbulkannya tidak hanya berupa kehilangan hasil akibat kerusakan tanaman, tetapi juga biaya yang
dikeluarkan dalam upaya pengendaliannya. Oleh karena itu langkah-langkah pengendalian secara
terpadu dan efisien guna memperkecil kerugian akibat penyakit tersebut perlu dilakukan. Lebih 25 jenis
penyakit menimbulkan kerusakan di perkebunan karet. Penyakit tersebut dapat digolongkan berdasarkan
nilai kerugian ekonomis yang ditimbulkannya. Penyakit tanaman karet yang umum ditemukan pada

perkebunan adalah :
a. Jamur Akar Putih (Rigidoporus microporus)
Penyakit akar putih disebabkan oleh jamur Rigidoporus microporus (Rigidoporus lignosus). Penyakit ini
mengakibatkan kerusakan pada akar tanaman. Gejala pada daun terlihat pucat kuning dan tepi atau
ujung daun terlipat ke dalam. Kemudian daun gugur dan ujung ranting menjadi mati. Ada kalanya
terbentuk daun muda, atau bunga dan buah lebih awal. Pada perakaran tanaman sakit tampak benangbenang jamur berwarna putih dan agak tebal (rizomorf). Jamur kadang-kadang membentuk badan buah
mirip topi berwarna jingga kekuning-kuningan pada pangkal akar tanaman. Pada serangan berat, akar
tanaman menjadi busuk sehingga tanaman mudah tumbang dan mati. Kematian tanaman sering
merambat pada tanaman tetangganya.
Penularan jamur biasanya berlangsung melalui kontak akar tanaman sehat ke tunggultunggul, sisa akar
tanaman atau perakaran tanaman sakit. Penyakit akar putih sering dijumpai pada tanaman karet umur 15 tahun terutama pada pertanaman yang bersemak, banyak tunggul atau sisa akar tanaman dan pada
tanah gembur atau berpasir. Pengobatan tanaman sakit sebaiknya dilakukan pada waktu serangan dini
untuk mendapatkan keberhasilan pengobatan dan mengurangi resiko kematian tanaman. Bila
pengobatan dilakukan pada waktu serangan lanjut maka keberhasilan pengobatan hanya mencapai di
bawah 80%.
Cara penggunaan dan jenis fungisida anjuran yang dianjurkan adalah :
Pengolesan : Calixin CP, Fomac 2, Ingro Pasta 20 PA dan Shell CP.
Penyiraman: Alto 100 SL, Anvil 50 SC, Bayfidan 250 EC, Bayleton 250 EC, Calixin 750 EC, Sumiate 12,5
WP dan Vectra 100 SC.
Penaburan : Anjap P, Biotri P, Bayfidan 3 G, Belerang, Triko SP+
b. Kekeringan Alur Sadap (Tapping Panel Dryness, Brown Bast)
Penyakit kekeringan alur sadap mengakibatkan kekeringan alur sadap sehingga tidak mengalirkan lateks,
namun penyakit ini tidak mematikan tanaman. Penyakit ini disebabkan oleh penyadapan yang terlalu
sering, terlebih jika disertai dengan penggunaan bahan perangsang lateks ethepon. Adanya kekeringan
alur sadap mula-mula ditandai dengan tidak mengalirnya lateks pada sebagian alur sadap. Kemu-dian
dalam beberapa minggu saja kese-luruhan alur sadap ini kering tidak me-ngeluarkan lateks. Bagian yang
kering akan berubah warnanya menjadi cokelat karena pada bagian ini terbentuk gum (blendok).
Kekeringan kulit tersebut dapat meluas ke kulit lainnya yang seumur, tetapi tidak meluas dari kulit
perawan ke kulit pulihan atau sebaliknya. Gejala lain yang ditimbulkan penyakit ini adalah terjadinya
pecah-pecah pada kulit dan pembengkakan atau tonjolan pada batang tanaman.
Pengendalian penyakit ini dilakukan dengan:
Menghindari penyadapan yang terlalu sering dan mengurangi pemakaian Ethepon terutama pada klon
yang rentan terhadap kering alur sadap yaitu BPM 1, PB 235, PB 260, PB 330, PR 261 dan RRIC 100. Bila
terjadi penurunan kadar karet kering yang terus menerus pada lateks yang dipungut serta peningkatan
jumlah pohon yang terkena kering alur sadap sampai 10% pada seluruh areal, maka penyadapan
diturunkan intensitasnya dari 1/2S d/2 menjadi 1/2S d/3 atau 1/2S d/4, dan penggunaan Ethepon
dikurangi atau dihentikan untuk mencegah agar pohon-pohon lainnya tidak mengalami kering alur
sadap.
Pengerokan kulit yang kering sampai batas 3-4 mm dari kambium dengan memakai pisau sadap atau alat
pengerok. Kulit yang dikerok dioles dengan bahan perangsang pertumbuhan kulit NoBB atau Antico F-96
sekali satu bulan dengan 3 ulangan.
Pengolesan NoBB harus diikuti dengan penyemprotan pestisida Matador 25 EC pada bagian yang dioles
sekali seminggu untuk mencegah masuknya kumbang penggerek. Penyadapan dapat dilanjutkan di
bawah kulit yang kering atau di panel lainnya yang sehat dengan intensitas rendah (1/2S d/3 atau 1/2S

d/4). Hindari penggunaan Ethepon pada pohon yang kena kekeringan alur sadap. Pohon yang mengalami
kekeringan alur sadap perlu diberikan pupuk ekstra untuk mempercepat pemulihan kulit.
KRITERIA BIDANG SADAP
Tanaman karet siap sadap bila sudah matang sadap pohon. Matang sadap pohon tercapai apabila sudah
mampu diambil lateksnya tanpa menyebabkan gangguan terhadap pertumbuhan dan kesehatan
tanaman. Kesanggupan tanaman untuk disadap dapat ditentukan berdasarkan umur dan lilit batang.
Diameter untuk pohon yang layak sadap sedikitnya 45 cm diukur 100 cm dari pertautan sirkulasi dengan
tebal kulit minimal 7 mm dan tanaman tersebut harus sehat. Pohon karet biasanya dapat disadap
sesudah berumur 5-6 tahun. Semakin bertambah umur tanaman semakin meningkatkan produksi
lateksnya.
Mulai umur 16 tahun produksi lateksnya dapat dikatakan stabil sedangkan sesudah berumur 26 tahun
produksinya akan menurun.
Penyadapan dilakukan dengan memotong kulit pohon karet sampai batas kambium dengan
menggunakan pisau sadap. Jika penyadapan terlalu dalam dapat membahayakan kesehatan tanaman,
dan juga untuk mempercepat kesembuhan luka sayatan maka diharapkan sadapan tidak menyentuh kayu
(xilem) akan tetapi paling dalam 1,5 mm sebelum cambium.
Sadapan dilakukan dengan memotong kulit kayu dari kiri atas ke kanan bawah dengan sudut kemiringan
30 dari horizontal dengan menggunakan pisau sadap yang berbentuk V. Semakin dalam sadapan akan
menghasilkan banyak lateks. Pada proses penyadapan perlu dilakukan pengirisan. Bentuk irisan berupa
saluran kecil, melingkar batang arah miring ke bawah.. Melalui saluran irisan ini akan mengalir lateks
selama 1-2 jam. Sesudah itu lateks akan mengental. Lateks yang yang mengalir tersebut ditampung ke
dalam mangkok aluminium yang digantungkan pada bagian bawah bidang sadap. Sesudah dilakukan
sadapan, lateks mengalir lewat aluran V tadi dan menetes tegak lurus ke bawah yang ditampung dengan
wadah.
WAKTU PENYADAPAN
Waktu penyadapan yang baik adalah jam 5.00 7.30 pagi dengan dasar pemikirannya:
Jumlah lateks yang keluar dan kecepatan aliran lateks dipengaruhi oleh tekanan turgor sel
Tekanan turgor mencapai maksimum pada saat menjelang fajar, kemudian menurun bila hari semakin
siang.
Pelaksanaan penyadapan dapat dilakukan dengan baik bila hari sudah cukup terang.
Tanda-tanda kebun mulai disadap adalah umur rata-rata 6 tahun atau 55% dari areal 1 hektar sudah
mencapai lingkar batang 45 Cm sampai dengan 50 Cm. Disadap berselang 1 hari atau 2 hari setengah
lingkar batang, denga sistem sadapan/rumus S2-D2 atau S2-D3 hari.
Waktu bukaan sadap adalah 2 kali setahun yaitu, pada
(a) permulaan musim hujan (Juni) dan
(b) permulaan masa intensifikasi sadapan (bulan Oktober). Oleh karena itu, tidak secara otomatis
tanaman yang sudah matang sadap lalu langsung disadap, tetapi harus menunggu waktu tersebut di atas
tiba.
BAGIAN-BAGIAN TANAMAN KARET YANG DISADAP
Tanaman karet siap sadap bila sudah matang sadap pohon. Matang sadap pohon tercapai apabila sudah
mampu diambil lateksnya tanpa menyebabkan gangguan terhadap pertumbuhan dan kesehatan
tanaman. Kesanggupan tanaman untuk disadap dapat ditentukan berdasarkan umur dan lilit batang.
Diameter untuk pohon yang layak sadap sedikitnya 45 cm diukur 100 cm dari pertautan sirkulasi dengan
tebal kulit minimal 7 mm dan tanaman tersebut harus sehat. Pohon karet biasanya dapat disadap
sesudah berumur 5-6 tahun. Semakin bertambah umur tanaman semakin meningkatkan produksi

lateksnya. Mulai umur 16 tahun produksi lateksnya dapat dikatakan stabil sedangkan sesudah berumur
26 tahun produksinya akan menurun.
Penyadapan dilakukan dengan memotong kulit pohon karet sampai batas kambium dengan
menggunakan pisau sadap. Jika penyadapan terlalu dalam dapat membahayakan kesehatan tanaman,
dan juga untuk mempercepat kesembuhan luka sayatan maka diharapkan sadapan tidak menyentuh kayu
(xilem) akan tetapi paling dalam 1,5 mm sebelum cambium.
Sadapan dilakukan dengan memotong kulit kayu dari kiri atas ke kanan bawah dengan sudut kemiringan
30 dari horizontal dengan menggunakan pisau sadap yang berbentuk V. Semakin dalam sadapan akan
menghasilkan banyak lateks.
Pada proses penyadapan perlu dilakukan pengirisan. Bentuk irisan berupa saluran kecil, melingkar batang
arah miring ke bawah.
Melalui saluran irisan ini akan mengalir lateks selama 1-2 jam. Sesudah itu lateks akan mengental. Lateks
yang yang mengalir tersebut ditampung ke dalam mangkok aluminium yang digantungkan pada bagian
bawah bidang sadap. Sesudah dilakukan sadapan, lateks mengalir lewat aluran V tadi dan menetes tegak
lurus ke bawah yang ditampung dengan wadah.
PEMULIHAN BIDANG SADAP
Lateks adalah getah seperti susu dari banyak tumbuhan yang membeku ketika terkena udara. Ini
merupakan emulsi kompleks yang mengandung protein, alkaloid, pati, gula, minyak, tanin, resin, dan
gom. Pada banyak tumbuhan lateks biasanya berwarna putih, namun ada juga yang berwarna kuning,
jingga, atau merah Untuk memperoleh hasil sadap yang baik, penyadapan harus mengikuti aturan
tertentu agar diperoleh hasil yang tinggi, menguntungkan, serta berkesinambungan dengan tetap
memperhatiakan faktor kesehatan tanaman agar tanaman dapat berproduksi secara optimal dan dalam
waktu yang lama.
Dalam praktiknya untuk kelangsungan produksi, hal yang sangat mendasar adalah di dalam pemulihan
bidang sadap. Agar bidang sadap dapat kembali pulih tentu ada yang dipelukan di dalam penyadapanya.
Menghindari penggunaan Ethepon pada pohon yang kena kekeringan alur sadap adalahsalah satu cara
agar bidang sadp dapat kembali pulih dan pohon yang mengalami kekeringan alur sadap perlu diberikan
pupuk ekstra untuk mempercepat pemulihan kulit.
Memperistirahatkan tanaman dalam waktu tertentu juga merupakan konsep pemulihan bidang sadap,
karena tanaman akan mengoptimalakan kembali bagian-bagian tanaman yang telah mengalami
pelukaan. Begitu juga dengan pemberian unsur hara untuk kelnjutan tanaman itu sendiri sehingga
pertumbuhanya akan lebih optimal tentunya pemulihan bagian-bagian yang disadap.
Karet (Havea brasiliensis) merupakan salah satu komoditas perkebunan. Susunan taksonomi sebegai
berikut;
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Dicotyledonae
Kelas : Euphorbiales
SUku : Euphorbiaceae
Marga : Havea
Jenis : Havea brailiensis
Tanaman karet berasal dari Brasil. Tanaman ini merupakan sumber utama bahan karet alam dunia.
Sebagai penghasil lateks, tanaman karet merupakan satu-satunya yang dikebunkan secara besarbesaran. Devisa negara yang dihasilkan dari komditas karet ini cukup besar.
Luas areal perkebunan karet di Indonesia pada tahun 2009 mencapai 3,435,417 Ha dengan total
produksi 2,440,346 tons. Jumlah petani yang terlibat dalam usaha budidaya karet ini ini adalah 2,075,954
KK dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 195,325 orang. Volume ekspor komoditas karet pada tahun
2008 mampu menghasilkan devisa bagi negara sebesar US $ 6,056,572 dari total ekspor sebesar
2,295,456 tons.

TEKNIS BUDIDAYA
1. Lahan dan Agroklimat
Faktor lahan mempunyai andil yang cukup besar dalam mendukung produktifitas karet. Agar memperoleh
pertumbuhan dan produktifitas yang baik, tanaman karet memerlukan persyaratan tumbuh sebagai
berikut;
a. Tanah
Tanah latosol dan aluvial bisa dikembangkan untuk penanaman karet Kadar keasaman (pH) 5-6
Dapat tumbuh di ketinggian 1 - 600 m diatas permukaan laut
b. Iklim
Dapat tumbuh dengan baik pada 15deg LU - 10deg LS
Suhu udara 25deg-30deg C
Curah hujan optimal 2000-2500 mm/tahun
2. Kualitas dan Standar Mutu Benih
Kualitas dan standar mutu benih harus diperhatikan mulai dari biji untuk batang bawah sampai bibit karet
yang siap ditanam dilapang (klon).
- Biji batang bawah
Berasal dari pohon induk yang berumur minimal 10 tahun dan berasal dari klon diketahui pasti. Biji masih
segar, bernas, mengkilat, tidak berlobang dan tidak cacat.
- Biji yang sudah disemai dan akan dipindahkan ke pembibitan.
Telah berkecambah sebelum hari ke-22, akar tunggang kecambah lurus, biji bebas hama dan penyakit
- Bibit batang bawah untuk okulasi
Pertumbuhan bibit relatif seragam, sudah mencapai diameter batang tertentu untuk diokulasi hijau atau
coklat.
- Mata okulasi entres
Berasal dari kebun kayu okulasi (kebun entres) yang sudah dimurnikan, terawat baik dan sehat.
- Stum mata tidur
Akar tunggang lurus, tidak bercabang, mempunyai akar lateral 5-10 cm dan panjang akarnya 35cm.
Umur stum tidak lebih dari 12 bulan.
-Bahan tanam dalam polybag
Tinggi daun payung pertama diukur dari pertautan okulasi sampai titik tumbuh >25 cm dan diameter
minimal 8 mm diukur pada ketinggian 10 cm dari pertautan okulasi. Daun hijau segar dan sehat.
3. Klon Karet
Klon di Indonesia dihasilkan oleh lembaga riset pemerintah atau swasta, misalkan Balai penelitian Karet
Getas, Sungai Putih atau Sembawa atau Bah Lias Riset PT London Sumatera Plantation.
Klon Lateks : BPM 24, BPM 107, BPM 109, IRR 104, PB 260, PB 217
Klon Lateks-Kayu : BPM 1, PB 330, PB 340, RRIc 100, AVROS 2037, IRR 5, IRR 32
Klon Kayu : IRR 70, IRR 71, IRR 72, IRR 78
4. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dimulai dengan cara penebangan/pembabatan pohon-pohon besar dan alang-alang
dengan herbisida dan membasmi sisa penyakit dengan fungisida
- Tanah dengan dengan kemiringan diatas 10deg dibuat teras, lebar teras minimal 1.5 m, jarak antar
teras 6 untuk jarak tanam (6x3) m. Pada tanah yang landai dibuat rorak yang berguna untuk mencegah
erosi dan sabagai aliran air.
- pemancangan dilakukan dengan jarak tanam dan kerapatan pohon yang diinginkan. Untuk kerapatan
per Ha 550 pohon maka jarak tanam adalah 6 x 3 meter.
- Lubang tanam dibuat minimal 2 minggu sebelum tanam. Pada titik pancang dibuat lobang tanam
dengan ukuran minimal 40 cm x 40 cm x 40 cm.
- Sebelum penanaman dilakukan pemupukan untuk memacu pertumbuhan akar karet yang baru ditanam.

5. Penanaman
Bibit karet dalam polybag yang siap ditanam kelapang ditandai dengan payung daun terakhir sudah tua.
Penanaman dilakukan dengan cara kantong polybag dibuka, bibit diletakkan ditengah-tengah lubang
tanam, kemudian ditimbun dengan tanah. Penanaman sebaiknya dilakukan saat musim hujan. Apabila
ditanam pasa musim panas sebaiknya lubang tanam disiram dahulu.
6. Penyulaman
Bibit yang baru ditanam harus diperiksa setiap 1-2 minggu. Bibit yang mati segera disulam agar populasi
tanaman dapat dipertahankan.
7. Pembuangan tunas palsu dan tunas cabang
Tunas palsu adalah tunas yang tumbuh bukan dari mata okulasi. Tunas palsu ini harus dibuang sebelum
berkayu. Tunas cabang adalah tunas yang tumbuh pada batang utama pada ketinggian sampai dengan
2.75 - 3 m. Pemotongan tunas cabang dilakukan sebelum tunas berkayu.
8. Pembentukan Percabangan
Pembentukan dan perangsangan percabangan dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti
penyanggulan, pengguguran daun, pengikatan batang, pembuangan ujung tunas, pemenggalan ujung
batang dan pengeratan batang. Cara yang dianjurkan adalah dengan penyanggulan.
9. Penanaman Tumpang Sari
Tumpangsari bertujuan meningkatkan produktivitas lahan, mengurangi resiko rendahnya harga pada
suatu komoditas, dan memberikan pendapatan pada masa sebelum produksi.
10. Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan dan matang sadap. Pemberian pupuk sebaiknya
dilakukan pada saat pergantian musim dari musim penghujan ke musim kemarau.
Rekomendasi umum pemupukan tanaman karet
HAMA DAN PENYAKIT
1. Hama yang sering menyerang tanaman karet adalah;
> Serangga: rayap, uret tanah, kutu tanaman, dan tungau
> Siput
> Tikus
> Binatang menyusui: babi hutan, rusa, kera gajah dsb
2. Penyakit yang sering dijumpai adalah
> Penyakit akar: akar putih, akar merah
> Penyakit batang: jamur upas, kanker bercak, busuk pangkal batang
> Penyakit bidang sadap: kanker garis, mouldy rot, kering alur sadap
> Penyakit daun: penyakit embun tepung, colletotrichum, penyakit phytophthora, penyakit corynespora
Pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan penanaman klon yang tahan terhadap penyakit,
memberikan pupuk dan fungisida dengan dosis dan waktu yang tepat.
PENYADAPAN
1. Penentuan Matang Sadap
Dikatangan matang sadap jika lilit batang sudah mencapai 45 cm pada ketinggian 1 m, dan jumlah
tanaman yang matang sadap 60% dari populasi. Penyadapan dapat dilakukan mulai dari ketinggian 130
cm diatas pertautan okulasi dengan sudut sadapan 30deg-40deg
2. Peralatan Sadap
Peralatan sadap terdiri dari Mal sadap, pisau sadap, Talang lateks, Mangkuk, Cincin mangkuk, Tali cincin,

Meteran, Pisau mal, dan Quadri atau sigmat.


3. Penggambaran Bidang Sadap
Untuk menggambarkan bidang sadap digunakan mal sadap. langkah-langkah yang harus dilakukan
adalah;
> Seng dipakai pada bagian ujung sebelah atas kayu dengan kemiringan 30-45 deg
> Kayu beserta keping seng diletakan pada batang pohon, ujung seng tidak diarahkan kesebelah kiri
kayu.
> Tegakkan pangkal kayu tepat diatas tinggi rata-rata pertautan okulasi
> Keping seng dililitkan pada sebelah kiri batang pohon
> Buat garis mengikuti seng tersebut, irisan sadap dibuka mengikuti garis tersebut dengan panjang
setengah lingkaran batang
4. Pelaksanaan Penyadapan
> Kedalam irisan 1-1.5 mm dari lapisan cambium kayu
> Tebal irisan kulit (konsumsi kulit) 1.5-2 mm
> Konsumsi kulit diberi patokan dengan membuat titik dengan cat putih atau goresan pada bagian
bawah bidang sadap. Jarak antara 2 titik menunjukan batas konsumsi kulit per bulan yaitu 5 cm diatas
pertautan okulasi.
> Waktu penyadapan pada pagi hari antara pukul 05.00 - 06.00 pagi, sedangkan pengumpulan lateksnya
dilakukan antara pukul 08.00 - 10.00 pagi.
PRAKOAGULASI
1. Penyebab terjadinya prakoagulasi
Prakoagulasi merupakan pembekuan pendahuluan yang menghasilkan lumps atau gumpalan pada cairan
getah sadap. Prakoagulasi terjadi karena kemantapan bagian koloidal yang terkandung dalam lateks
berkurang. Bagian-bagian kolidal ini kemudian menggumpal menjadi satu dan membentuk komponen
yang lebih besar dan membeku.
2. Tindakan Pencegahan Prakoagulasi
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah prakoagulasi adalah;
> Menjaga kebersihan alat yang dipakai
> Mencegah pengenceran lateks dari kebun dengan air kotor
> Memulai penyadapan pada pagi hari supaya bisa segera sampai pabrik pengolahan, sebelum udara
panas
PENGOLAHAN KARET
1. Pengolahan karet sheet
pengolahan karet sheet adalah mengubah lateks segar menjadi lembaran-lembaran sheet melalui proses
penyaringan, pengenceran, pembekuan, pengggilingan, dan pengasapan
2. Pengolahan Crepe
mengubah lateks segar melalui proses penyaringan, pengenceran, pembekuan, penggilingan dan
pengeringan menjadi lembaran crepe.
3. Pengolahan karet Spesifikasi Teknis
lateks disaring dalam bak atau tangki sehingga terbentuk bongkahan atau koagulum kemudian dipotongpotong, dilakukan pembutiran dengan mesin pelletiser lalu dicuci dikeringkan dengan mesin dan ban
berjalan. Hasilnya dikempa agar ukuran seragam kemudian dikemas dengan polyethylene.

Budidaya Buah Naga (Dragon Fruit)

Buah Naga merupakan buah istimewa bagi masyarakat Tionghoa. Bentuk buah ini memang unik.
Kulitnya berwarna cerah lengkap dengan sisik berukuran besar. Boleh jadi karena kehadiran sisik
tersebutlah sehingga dinamai Dragon Fruit. Buah dengan sisik serupa naga. Buah ini dianggap membawa
berkah mengikut pada sifat naga. Maka itu, buah naga selalu jadi pelengkap persembahan di altar pada
acara keagamaan Tionghoa. Tak hanya istimewa, ternyata buah naga juga memiliki rasa nikmat dan
segar. Daging buahnya lembut dengan perpaduan rasa manis dan asam. Selain lezat, ahli gizi juga
memastikan buah tropis yang satu ini memiliki sejuta khasiat. Sayangnya, permintaan dunia terhadap
buah ini masih belum seimbang dengan kemampuan budidaya. Bahkan vietnam dan Thailand yang
dikenal sebagai pemasok terbesar buah naga hanya mampu memenuhi 50% permintaan pasar global.
Celah ini seharusnya bisa dimanfaatkan oleh Indonesia untuk ikut berperan aktif dalam ekspor buah
naga. Terlebih, tanamam tersebut tumbuh subur di negara tropis. Cara menanam buah naga pun
terbilang mudah dan tidak memerlukan keahlian tertentu.
Persiapan Awal
Untuk memulai budidaya buah naga, hal yang patut diperhatikan adalah persyaratan tumbuh tanam
buah naga. Tanaman ini digolongkan ke dalam keluarga kaktus. Oleh sebab itu medim tanamnya di
dataran rendah, tepatnya di ketinggian 20 hingga 500 meter di atas permukaan laut. Tanah tempat
menanam buah naga harus gembur, porus dan juga mengandung banyak bahan organik serta unsur
hara. Lebih optimal lagi jika pH tanah 5 sampai 7. Pastikan lahan tersebut sedikit kering sebab jika kadar
air lebih, tanaman ini akan membusuk. Hal penting lainnya adalah tingkat penyinaran matahari. Pastikan

tanaman terpapar sinar matahari secara penuh pada siang hari sebab buah naga memang menyukai
panas yang terik.
Selain medium tanam, tahap persiapan awal juga mencakup penyediaan penopang tanaman. Pohon
buah naga memang tidak memiliki batang primer yang kokoh. Biasanya ia tumbuh dan memanjat pada
penopang. Oleh sebab itu, ketersediaan tiang penopang tumbuh adalah penting. Anda bisa
menggunkanan tiang kayu atau beton. Ukuran yang pas adalah 10cm x 10cm dengan ketinggian
maksimal 2 meter. Tancapkan pada tanah dengan kedalaman kira-kira 50 cm. Di sekitar titik penancapan
tiang, buatlah lubang tanam sejumlah 3 sampai 4. Ukuran masing-masing lubang yakni 40 x 40 x 40cm
dengan jarak tanam kira-kira sekitar 2m x 2,5m. Lubang yang telah tersedia diberi pupuk organik sekirat
10 kg yang telah dicampur dengan tanah.
Proses Tanam
Setelah medium tanam siap, bibit sudah bisa ditanam. Pada umumnya, cara menanam buah naga
dilakukan melalui dua cara yakni steak dan juga biji. Tetapi di lapangan, cara paling yang paling banyak
digunakan yakni dengan stek. Batang tanaman yang menjadi bibit baiknya memiliki panjangn 25 sampai
30 cm. Proses awal penumbuhan stek batang dimulai dengan medium polybag yang terdiri dari
campuran tanah dengan pasir dan juga pupuk kandang. Perbandingannya 1:1:1. Setelah berumur kurang
lebih 3 bulan, bibit tersebut sudah bisa dipindahkan ke lahan sebenarnya.
Setelah bibit ditanam pada lahan, proses selanjutnya adalah langkah pemeliharaan yang mencakup
pengairan, pemupukan, penaggulangan hama/gulma dan juga penyiangan. Proses pengairan dilakukan
sebanyak 1 sampai 2 hari dalam sehari. Proses ini harus cermat sebab tanaman buah naga tidak
menyukai air berlebih. Selanjutnya adalah pemupukan. Jenis pupuk terbaik adalah Ferresoil dengan
jarak pemberian 2bulan sekali. jumlah pupuknya sekitar 500gram/pohon.
Hal lain yang tak kalah penting adalah pengendalian hama dan gulma. Selama ini, hama yang menyerang
tanaman buah naga masih jarang ditemukan. Pengganggu utama adalah gulma yang dikenal bisa
menghambat pertumbuhan tanaman, Oleh sebab itu pengendalian dilakukan secara rutin agar tumbuh
kembang tanaman lebih optimal. Proses pemeliharaan selanjutnya adalah pemangkasan. Langkahnya
dimulai dengan memangkas batang utama atau primer pada kondisi dimana tingginya telah mencapai
bagian paling atas tiang. Setelah pemangkasan, biasanya akan tumbuh tunas baru sehingga batang
memiliki cabang sekunder. Setelah batang tumbuh sempurna, pangkas lagi hingga muncul batang
tersier. Batang tersier inilah yang kemudian berfungsi sebagai cabang produksi.
Setelah semua proses selesai, petani tinggal menunggu masa panen buah naga. Jika dicermati, cara
menanam buah naga cukup mudah. Potensi ekonominya yang tinggi tentu menawarkan keuntungan
memuaskan. Karenanya, jangan ragu untuk bergerak memulai usaha budidaya buah naga.
LAHAN TANDUS Menjadi SUBUR
Profesor dari Arab Saudi awal 2009 menjanjikan tantangan baru bagi Ali Zum Mashar. Profesor Nabil Y
Kurashi, salah satu ilmuwan penting di Arab, mewakili negaranya datang menemui Ali di Indonesia.
Mereka rupanya penasaran dengan Strain (varian) mikroba temuan Ali yang bisa menyuburkan lahan
marginal seperti pasir, gambut, bahkan bekas galian tambang. Di kepala mereka, tebersit harapan
menghijaukan gurun pasir. Ali lantas membawa profesor kesehatan keluarga dan masyarakat Universitas
King Faisal itu ke laboratoriumnya di Cianjur dan Bogor. Utusan negara kaya minyak itu terkesan. Strain

mikroba temuan doktor dari Institut Pertanian Bogor itu bisa menyuburkan pasir, tahan perubahan iklim
yang ekstrem, bahkan bekerja sangat baik pada eks lahan tambang.
Penerapannya juga mudah. Bagaimanapun, di negara-negara berpadang pasir, bertani di gurun ialah
obsesi. Apalagi Arab Saudi punya gengsi setidaknya mengimbangi teknologi pertanian Israel yang maju.
Ali pun dipinang. Tawaran itu mengobarkan jiwa peneliti Ali. Dalam benaknya, gurun hijau akan menjadi
penyeimbang emisi yang diakibatkan bahan bakar-Arab Saudi ialah negara kaya minyak. Mantan
pembina transmigrasi di Kalimantan Tengah itu menyanggupi. Jadilah proyek bermodal dana hibah itu
berjalan dengan salah satu rencana ialah mendirikan pendidikan agrikultural. Sebagai awalan, ada lahan
seluas 300 hektare di Dubai dan 30 hektare di Jeddah yang siap digarap.
Untuk proyek itu, Ali menyiapkan satu tim ahli pertanian. Ali juga mengajak serta ahli kultur jaringan.
Mikroba unggulan pun disiapkan untuk berkerja menjadikan gurun berpasir sebagai tanah pertanian.
Sebetulnya, pinangan Arab Saudi bukan satu-satunya tawaran dari luar negeri. Ali semata tertarik karena
tantangan menyuburkan gurun. Plus, mengirimkan ahli pertanian dan formula penting untuk menyulap
gurun pasir sebagai lahan pertanian ialah langkah penting Indonesia menjadi lebih terhormat. Bagi
pemerintah, pengiriman TKI (tenaga kerja Indonesia) ke Arab ialah sumber devisa. Bagi TKI, itu sumber
penderitaan. Tapi tetap dilakukan juga toh? Saya kira mengirimkan tenaga ahli ke sana kan jauh lebih
terhormat, ujar Ali, Selasa (3/2) di Hotel Ibis, Slipi, Jakarta.
Sore itu Ali tengah bertemu kolega bisnisnya. Maklum, menjadi peneliti di Indonesia harus tangkas
menggerakkan roda kesejahteraan sendiri. Ali menakhodai PT Alam Lestari Maju Indonesia. Salah satu
produknya ialah pupuk hayati BioP2000Z-pupuk berbahan baku ragam mikroba. Bagi petani, pupuk
organik itu benar-benar menjadi solusi. Panen kedelai, misalnya, berlipat ganda setelah menggunakan
pupuk buatan Ali. Lahan 1 hektare yang biasanya hanya menghasilkan 1-1,5 ton menjadi 4 ton. Padahal
kedelai itu ditanam di lahan gambut yang hanya memiliki sedikit unsur hara. Pupuk buatan Ali terbukti
andal untuk ragam palawija dan sudah dipatenkan internasional-mula-mula di Swiss lalu menyusul 121
negara. Lantaran itu pula, Ali dianugerahi penghargaan Hak Kekayaan Intelektual Luar Biasa tahun 2009.
Ali juga didapuk menjadi Staf Ahli Menteri Transmigrasi dan Tenaga Kerja. Mudah-mudahan
implementasi teknologi pe-nyuburan lahan di negara ini tidak kalah cepat dengan Arab Saudi, kata
suami Sonni Anna itu.
Sekilas, ada nada miris pada pernyataannya. Kerap kali, teknologi yang tersedia tidak cepat
diimplementasikan meski rakyat nyata-nyata membutuhkan. Ali menyebutkan, ekspor pengetahuan-nya
ke Arab Saudi ialah bagian dari mengamalkan ilmu. Ini kemerdekaan saya sebagai ilmuwan, ujar ayah
tiga anak itu. Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa nilai kesuburan tanah merupakan
interaksi dari beberapa komponen termasuk keberadaan bahan organik dan mikroorganisme yang
berada di dalam tanah. Keberadaan mikroorganisme ini semakin berkurang seiring dengan peningkatan
penggunaan pupuk dan pestisida kimia.
Padahal keberadaan mikroorganisme tersebut dibutuhkan untuk perombakan bahan organik agar
tersedia untuk tanaman, menekan perkembangan mikroorganisme tanah yang dapat menimbulkan
penyakit pada tanaman dan yang lainnya.
Pengembalian bahan organik sudah jarang dilakukan lagi karena dinilai tidak praktis, padahal dalam
bahan organik tersebut juga tersedia unsur hara yang dibutuhkan tanaman selain juga dapat
memperbaiki struktur tanah (keras menjadi lebih gembur)

BUDIDAYA AREN

I. Pendahuluan
Masyarakat pada umumnya, sudah sejak lama mengenal pohon aren sebagai pohon yanh dapat
menghasilkan bahan-bahan untuk industri kerajinan. Hamper semua bagian atau produk tanaman
ini dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi. Akan tetapi, tanaman ini kurang mendapat
perhatian untuk dikembangkan atau dibudidayakan secara sungguh-sungguh oleh berbagai pihak.
Selama ini pemenuhan akan permintaan bahan baku industri yang berasal dari bagian-bagian
pohon aren, masih dilayani dengan mengendalikan tanaman aren yang tumbuh liar (tidak
ditanam orang). Bagian-bagian fisik pohon aren yang dimanfaatkan, misalnya akar ( untuk obat
tradisional), batang (untuk berbagai peralatan), Ijuk (untuk kerpeluan bangunan), daun (kususnya
daun muda untuk pembungkus dan merokok). Demikian pula hasil produksinya seperti buah dan
nira dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman.
Permintaan produk-produk yang dihasilkan dari tanaman ini akan selalu meningkat sejalan
dengan perkembangan pembangunan yang ada. Oleh karena itu penanaman atau pembudidayaan
tanaman aren mempunyai harapan atau prospek yang baik dimasa datang.
Saat ini telah tercatat ada empat jenis pohon yang termasuk kelompok aren yaitu : Arenge pinata
(Wurmb) Merr, Arenge undulatitolia Bree, Arenge westerhoutii Grift dan Arenge ambcang Becc.

Diantaranya keempat jenis tersebut yang sudah dikenal manfaatnya adalah arenge piata, yang
dikenal sehari-hari dengan nama aren atau enau.
Usaha pengembangan atau pembudidayaan tanaman aren di Indonesia sangat memungkinkan.
Disamping masih luasnya lahan-lahan tidak produktif, juga dapat memenuhi kebutuhan
konsumsi di dalam negeri atas produk-produk yang berasal dari tanaman aren, sekaligus
meningkatkan pendapatan petani dari usaha tani tanaman aren dan dapat pula ikut melestarikan
sumber daya alam serta lingkungan hidup.

II Mengenal Aren
A. Bentuk Pohon, Bunga dan Buah
Aren termasuk suku Aracaceae (pinang-pinangan). BAtangnya tidak berduri, tidak bercabang,
tinggi dapat mencapai 25 meter dan diameter pohon dapat mencapai 65 cm.
Tanaman ini hamper mirip dengan pohon kelapa. Perbedaannya,, jika pohon kelapa batang
pohonnya bersih (pelepah daun yang tua mudah lepas), maka batang pohon aren ini sangat kotor
karena batangnya terbalut oleh ijuk sehingga pelepah daun yang sudah tua sulit diambil atau
lepas dari batangnya. Oleh karena itulah, batang pohon aren sering ditumbuhi oleh banyak
tanaman jenis paku-pakuan.
Tangkai daun aren panjangnya dapat mencapai 1,5 meter, helaian daun panjangnya dapat
mencapai 1.45 meter, lebar 7 cm dan bagian bawah daun ada lapisan lilin.
B. Penyebaran dan Syarat Tumbuh
Wilayah penyebaran aren terletak antara garis lintang 20 LU 11LS yaitu meliputi : India,
Srilangka, Banglades, Burma, Thailand, Laos, Malaysia, Indonesia, Vietnam, Hawai, Philipina,
Guam dan berbagai pulau disekitar pasifik. (Burkil, 1935); Miller, 1964; Pratiwi (1989).
Di Indonesia tanaman aren banyak terdapat dan tersebar hamper diseluruh wilayah Nusantara,
khususnya di daerah perbukitan dan lembah.
Tanaman aren sesungguhnya tidak membutuhkan kondisi tanah yang khusus (Hatta-Sunanto,
1982) sehingga dapat tumbuh pada tanah-tanah liat, berlumur dan berpasir, tetapi aren tidak
tahan pada tanah yang kadar asamnya tinggi (pH tanah terlalu asam). Aren dapat tumbuh pada
ketinggian 9 1.400 meter di atas permukaan laut. Namun yang paling baik pertumbuhannya
pada ketinggian 500 800 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan lebih dari 1.200 mm
setahun atau pada iklim sedang dan basah menurut Schmidt dan Ferguson.
C. Nama-nama Daerah
Aren (Arrenge pinnata) mempunyai banyak nama daerah seperti : bakjuk/bakjok (Aceh),
pola/paula (Karo), bagot (Toba), agaton/bargat (Mandailing), anau/neluluk/nanggong (Jawa),
aren/kawung (Sunda), hanau (dayak,Kalimantan), Onau (Toraja, Sulawesi), mana/nawa-nawa
(Ambon, Maluku).
D. Kegunaan Pohon Aren.
Pohon aren dapat dimanfaatkan, baik berfungsi sebagai konservasi, maupun fungsi produksi
yang menghasilkan berbagai komoditi yang mempunyai nilai ekonomi.
a. Fungsi Konservasi
Pohon aren dengan perakaran yang dangkal dan melebar akan sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya erosi tanah. Demikian pula dengan daun yang cukup lebat dan batang yang

tertutup dengan lapisan ijuk, akan sangat efektif untuk menahan turunnya air hujan yang
langsung kepermukaan tanah. Disamping itu pohon aren yang dapat tumbuh baik pada tebingtebing, akan sangat baik sebagai pohon p[encegah erosi longsor.
b. Fungsi Produksi
Fungsi produksi dari pohon aren dapat diperoleh miulai dari akar, batang, daun, bunga dan buah.
Di Jawa akar aren digunakan untuk berbagai Obat Tradisional (Heyne, 1927; Dongen, 1913
dalam Burkil 1935). Akar segar dapat menghasilkan arak yang dapat digunakan sebagai obat
sembelit, obat disentri dan obat penyakit paru-paru.
Batang yang keras digunakan sebagai bahan pembuat alat-alat rumah tangga dan ada pula yang
digunakan sebagai bahan bangunan. Batang bagian dalam dapat menghasilkan sagu sebagai
sumber karbohidrat yang dipakai sebagai bahan baku dalam pembuatan roti, soun, mie dan
campuran pembuatan lem (Miller, 1964). Sedangkan ujung batang yang masih muda (umbut)
yang rasanya manis dapat digunakan sebagai sayur mayor (Burkil, 1935).
Daun muda, tulang daun dan pelapah daunnya, juga dapat dimanfaatkan untuk pembungkus
rokok, sapu lidi dan tutup botol sebagai pengganti gabus. Tangkai bunga bila dipotong akan
menghasilkan cairan berupa nira yang mengandung zat gula dan dapat diolah menjadi gula aren
atau tuak (Steenis et.al., 1975). Buahnya dapat diolah menjadi bahan makanan seperti kolangkaling yang banyak digunakan untuk campuran es. Kolak atau dapat juga dibuat manisan kolangkaling.

III. Penanaman Aren


A. Pengumpulan dan Pemilihan Biji.
Tanaman aren dapat diperbanyak secara generatif (dengan biji). Dengan cara ini akan diperoleh
bibit tanaman dalam jumlah besar, sehingga dapat dengan mudah mengembangkan
(membudidayakan) tanaman aren secara besar-besaran.
Langkah yang perlu dilakukan dalam pengumpulan dan pemilihan biji adalah sebagai berikut :
Pengumpulan buah aren yang memenuhi persyaratan.
o Berasal dari pohon aren yang pertumbuhannya sehat, berdaun lebat.
o Buah aren masak benar (warna kuning kecoklatan dan daging buah lunak).
o Buah berukuran besar (diameter minimal 4 cm)
o Kulit buah halus (tidak diserang penyaklit).
Keluarkan biji aren buah yang telah dikumpulkan dengan membelahnya.
Memilih biji-bijian aren yang memenuhi syarat :
o Ukuran biji relative besar
o Berwarna hitam kecoklat0coklatan
o Permukaan halus (tidak keriput)
o Biji dalam keadaan sehat/tidak berpenyakit.
Yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan biji adalah bahwa buah aren terkandung
asam oksalat yang apabila mengenai kulit kita akan menimbulkan rasa sangat gatal. Oleh
Karen itu perlu perlu dilakukan pencegahan antara lain dengan cara :
o Memakai sarung tangan apabila kita sedang mengambil biji dari buahnya.
o Hindari agar tangan kita tidak menyentuh bagian tubuh lain, ketika mengeluarkan
biji-biji aren tersebut dari buahnya.
o Cara lain untuk mencegah agar tidak terkena getah aren ketika kita sedanga
mengeluarkan bijinya dari buah yaitu dengan memeram terlebih dahulu buah-

buah aren yang sudah tua sampai membusuk. Pemeraman dapat dilakukan dengan
memasukan buah aren de dalam kotak kayu dan ditutup dengan karung goni yang
selalu dibasahi. Setelah 10 hari, buah aren menjadi busuk yang akan
memudahkan pengambilan biji-bijian.
Pembibitan
Pengadaan bibit dapat dilakukan dengan dua cara yaitu bibit dari permudaan alam dan bibit dari
hasil persemaian biji.
a. Pengadaan bibit dari permudaan alam/anakan liar.
Proses pembibitan secara alami dibantu oleh binatang yaitu musang. Binatang tersebut memakan
buah-buahan aren dan bijinya dan bijinya keluar secara utuh dari perutnya bersama kotoran.
Bibit tumbuh tersebar secara tidak teratur dan berkelompok. Untuk menanamnya dilapangan,
dapat dilakukan dengan mencabut secara putaran (bibit diambil bersama-sama dengan tanahnya).
Pemindahan bibit ini dapat langsung segera ditanam di lapangan atau melalui proses penyapihan
dengan memasukan anakan dke dalam kantong plastic (polybag) selama 2-4 minggu.
b. Pengadaan bibit melalui persemaian
Untuk mendapatkan bibit dalam jumlah yang besar dengan kualitas yang baik, dilakukan melalui
pengadaan bibit dengan persemaian.
Proses penyemaian biji aren berlangsung agak lama. Untuk mempercepatnya dapat dilakukan
upaya perlakuan biji sebelum disemai yaitu :
Merendam biji dalam larutan HCL dengan kepekatan 95 % dalam waktu 15 25 menit.
Meredam biji dalam air panas bersuhu 50 selama 3 menit.
Mengikir biji pada bagian dekat embrio.
Media penyemaian dapat dibuat dengan kantong plastic ukuran 20 x 25 cm yang diisi dengan
kompos, pasir dan tanah 3 : 1 : 1 dan lubangi secukupnya pada bagian bawahnya sebagai saluran
drainase. Biji-biji yang telah diperlakukan tersebut dimasukan kedalam kantong plastic tersebut
sedalam sekitar bagian biji di bawah permukaan tanah dengan lembaga menghadap ke bawah
dengan posisi agak miring.
Untuk mencapai bibit siap tanam di lapangan (ukuran = 40 cm) diperlukan waktu persemaian 12
15 bulan.
Pemeliharaan bibit di persemaian dilakukan dengan cara :
Penyiraman 2 kali sehari, pagi jam 08.00 09.00 dan sore hari jam 15.00 16.00
Penyiangan persemaian yaitu menghilangkan rumput-rumput pengganggu.
Pemberantasan hama dan penyakit, apabila ada gejala serangan hama dan penyakit.
C. Penanaman
Teknik penanaman aren dapat dilakukan dengan sistim monokultur atau dengan sistim
agroforestri/tumpangsari. Dengan sistim monokultur terlebih dahulu dilakukan pembersihan
lapangan dari vegetasi yang ada (land clearing) dan pengolahan tanah dengan pembajakan atau
pencangkulan serta pembuatan lubang tanaman.
Pembuatan lubang tanaman dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm dan jarak antar lubang (jarak tanam)
5 x 5 m atau 9 x 9 m. untuk mempercepat pertumbuhan pada lubang tanaman diberi tanah yang
telah dicampur dengan pupuk kandang, urea, TSP, sekitar 3 5 hari setelah lubang tanaman

disiapkan, baru dilakukan penanaman. Bibit yang baru ditanam, sebaiknya diberi naungan atau
peneduh.
Sistim agroforestri/tumpangsari, ini dapat dilakukan dengan menamai bagian lahan yang terbuka
yaitu diantara kedua tanaman pokok dengan tanaman penutup tanah seperti leguminose atau
tanaman palawija
D. Pemeliharaan Tanaman
Agar budidaya aren dapat berhasil dengan baik diperlukan pemeliharaan tanaman yang cukup.
Pemeliharaan tanaman aren meliputi :
a. Pengendalian Hama Penyakit
Hama dan penyakit pohon aren belum terlalu banyak di ketahui. Namun sebagai langkah
pencegahan dapat didekat dengan mengetahui hama dan penyakit yang biasa menyerang jenis
palmae yang lain seperti kelapa, kelapa sawit dan sagu.
Hama pada tanaman jenis Palmae antara lain berupa kumbang badak (Oryctes thinoceros),
kumbang sagu (Rhinochophorus ferrugineus(, belalang (Sexava spp). Hama lain untuk pohon
aren ini adalah pengisap nira dan bunga seperti lebah, kelelawar dan musang. Pengendalian hama
dapat dilakukan dengan cara :
Mekanis, yaitu pohon-pohon aren yang mendapat serangan hama ditebang dan dibakar.
Kimiawi, yaitu dengan penyemprotan pestisida tertentu seperti Heptachlor 10 gram,
Diazonin 10 gram dan BHC.
Jenis penyakit yang sering menyerang pohon aren di persemaian adalah bercak dan kuning pada
daun yang disebabkan oleh Pestalotia sp., Helmiathosporus sp. penanggulangan penyakit ini
dapat dilakukan dengan fungisida seperti Dithane N-45, Delsene NX 200.
b. Penanggulangan tanaman pengganggu (gulma)
Tanaman pengganggu (gulma) pada tanaman aren sangat mengganggu pertumbuhannya. Oleh
karena itu, pengendalian gulma harus dilakukan.
Gulma pada tanaman/pohon aren umumnya terdapat di dua tempat yaitu pada bagian batang
(seperti benalu dan kadaka) dan pada tanah di sekitar pangkal teratur yaitu 4 kali setahun sampai
tanamanberumur 3-4 tahun. Teknis pemberantasannya dilakukan dengan cara mekanis yaitu
dengan menghilangkan tanaman pengganggu tersebut dari pohon aren.
c. Pemupukan
Pemupukan dilakukan untuk merangsang pertumbuhan pertumbuhan agar lebih cepat.
Pemupukan dilakukan pada tanaman berumur 1 -3 tahun dengan memberikan seperti pupuk
Biop2000z, NPKOrganikFerresoil, pupuk kandang yang ditaburkan pada sekeliling batang
pohon aren yang telah digemburkan tanahnya.

IV. Pemungutan Hasil


A. Jenis Hasil
Seperti telah diuraikan di muka, hamper semua bagian dari pohon aren dapat dimanfaatkan atau
menghasilkan produk yang mempunyai nilai ekonomi.
Jenis produk yang dihasilkan dari pohon aren yaitu sebagai berikut :
Ijuk sebagai bahan baku pembuatan peralatan keperluan rumah tangga.
Nira sebagai bahan baku gula merah, tuak, dan cuka.
Kolang-kaling yang dihasilkan dari buah pohon aren.

Tepung aren sebagai bahan baku pembuatan sabun, mie, dawet (cendol).
Batang pohon sebagai bahan bangunan dan peralatan rumah tangga.

B. Pemungutan Hasil
Ijuk
Ijuk dihasilkan dari pohon aren yang telah berumur lebih dari 5 tahun sampai dengan tongkoltongkol bunganya keluar. Pohon yang masih muda produksi ijuknya kecil. Demikian pula, pohon
yang mulai berbunga kualitas dan hasil ijuknya tidak baik.
Pemungutan ijuk dapat dilakukan dengan memotong pangkal pelepah-pelapah daun, kemudian
ijuk yang bentuknya berupa lempengan anyaman ijuk itu lepas dengan menggunakan parang dari
tempat ijuk itumenempel.
Lempenganlempengan anyaman ijuk yang baru dilepas dari pohon aren, masih mengandung lidilidi ijuk. Lidi-lidi ijuk dapat dipisahkan dari serat-serat ijuk dengan menggunakan tangan. Untuk
membersihkan serat ijuk dari berbagai kotoran dan ukuran serat ijuk yang besar, digunakan sisir
kawat. Ijuk yang sudah dibersihkan dapat dipergunakan untuk membuat tambang ijuk, sapu ijuk,
atap ijuk dll.
Nira
Nira aren dihasilkan dari penyadapan tongkol (tandan) bunga, baik bunga jantan maupun bunga
betina. Akan tetapi biasanya, tandan bunga jantan yang dapat menghasilkan nira dengan kualitas
baik dan jumlah yang banyak. Oleh karena itu, biasanya penyadapan nira hanya dilakukan pada
tandan bunga jantan.
Sebelum penyadapan dimulai, dilakukan persiapan penyadapan yaitu :
Memilih bunga jantan yang siap disadap, yaitu bunga jantan yang tepung sarinya sudah
banyak yang jatuh di tanah. Hal ini dapat dilihat jika disebelah batang pohon aren,
permukaan tanah tampak berwarna kuning tertutup oleh tepungsari yang jatuh.
Pembersihan tongkol (tandan) bunga dan memukul-mukul serta mengayun-ayunkannya
agar dapat memperlancar keluarnya nira.
Pemukulan dan pengayunan dilakukan berulang-ulang selama tiga minggu dengan selang dua
hari pada pagi dan sore dengan jumlah pukulan kurang lebih 250 kali.
Untuk mengetahui, apakah bunga jantan yang sudah dipukul-pukul dan diayun-ayun tersebut
sudah atau belum menghasilkan nira, dilakukan dengan cara menorah (dilukai) tongkol (tandan)
bunga tersebut. Apabila torehan tersebut mengeluarkan nira maka bunga jantan sudah siap
disadap.
Penyadapan dilakukan dengan memotong tongkol (tandan) bunga pada bagian yang ditoreh.
Kemudian pada potongan tongkol dipasang bumbung bamboo sebagai penampung nira yang
keluar.
Penyadapan nira dilakukan 2 kali sehari (dalam 24 jam) pagi dan sore. Pada setiap penggantian
bumbung bamboo dilakukan pembaharuan irisan potongan dengan maksud agar
saluran/pembuluh kapiler terbuka, sehingga nira dapat keluar dengan lancer.
Setiap tongkol (tandan) bunga jantan dapat dilakukan penyadapan selama 3 4 bulan sampai
tandan mongering. Hasil dari air aren dapat diolah menjadi gula aren, tuak, cuka dan minuman
segar.
Tepung aren

Tepung aren dapat dihasilkan dengan memanfaatkan batang pohon aren dengan proses sebagai
berikut :
Memiliki batang pohon aren yang banyak mengandung pati/tepungnya dengan cara :
o Umur pohon relative muda (15 25 tahun)
o Menancapkan kampak atau pahat ke dalam batang sedalam 10 12 cm pada dari
ketinggian 1,5 m dari permukaan tanah.
o Periksa ujung kampak atau pahat tersebut apakah terdapat tepung/pati yang
menempel.
o Apabila terdapat tepung/pati, tebang pohon aren tersebut.
Potong batang pohon yang sudah ditebang menjadi beberapa bagian sepanjang 1,5 2,0
m.
Belah dan pisahkan kulit luar dari batang dengan empelurnya.
Empelur diparut atau ditumbuk, kemudian dicampur dengan air bersih (diekstraksi).
Hasil ekstraksi diendapkan semalaman (12 jam) dilakukan pemisahan air dengan
endapannya. Lakukan pencucian kembali dengan air bersih dan diendapkan lagi, sampai
menghasilkan endapan yang bersih
Hasil endapan dijemur sampai kering.
Tepung aren dapat dipergunakan sebagai bahan baku seperti mie, soun, cendol, dan campuran
bahan perekat kayu lapis.
Kolang Kaling
Kolang kaling dapat diperoleh dari inti biji buah aren yang setengah masak. Tiap buah aren
mengandung tiga biji buah. Buah aren yang setengah masak, kulit biji buahnya tipis, lembek dan
berwarna kuning inti biji (endosperm) berwarna putih agak bening dan lembek, endosperm inilah
yang diolah menjadi kolang-kaling.
Adapun cara untuk membuat kolang-kaling :
Membakar buah aren dengan tujuan agar kulit luar dari biji dan lender yang
menyebabkan rasa gatal pada kulit dapat dihilangkan. Biji-biji yang hangus, dibersihkan
dengan air sampai dihasilkan inti biji yang bersih.
Merebus buah aren dalam belanga/kuali sampai mendidih selam 1-2 jam. Dengan
merebus buah aren ini, kulit biji menjadi lembek dan memudahkan untuk
melepas/memisahkan dengan inti biji. Inti biji ini dicuci berulang-ulang sehingga
menghasilkan kolang-kaling yang bersih.
Untuk menghasilkan kolang-kaling yang baik )bersih dan kenyal) inti biji yang sudah dicuci
diendapkan dalam air kapur selama 2 3 hari. Setelah direndam dlam air kapur, maka kolangkaling yang terapung inilah yang siao untuk dipasarkan.

Benih Aren
Prospek emas si pohon Aren sebenarnya sudah diperkenalkan oleh Kanjeng Sunan Bonang,
seorang waliyulloh penyebar Agama Islam di Pulau Jawa. Konon beliau waktu itu dirampok/
dibegal oleh berandal Lokajaya yang menginginkan harta dari Kanjeng Sunan Bonang.
Singkatnya menurut alkisah, beliau menunjuk pada pohon Aren dan mengatakan bahwa kalau
ingin harta banyak lihatlah pohon Aren itu. Maka berandal Lokajaya itu melihat emas di pohon
Aren tersebut. Buahnya laksana emas yang bergelantungan.

Emas adalah lambang kemakmuran dan kesejahteraan, bahkan lambang kemewahan. Ternyata
baru awal tahun 2000-an ini para ahli bangsa Indonesia baru menyadari isyarat tersembunyi atau
rahasia emas si pohon Aren. Kanjeng Sunan memang tidak menjelaskan secara jelas, namun
kiranya Tuhan Yang Maha Latif mengajarkannya melalui ilmunya seorang Wali yaitu Kanjeng
Sunan Bonang kepada berandal Loka Jaya.
Ternyata emas itu berasal dari Nira Aren yang keluar dari hasil sadapan tangkai bunga, baik dari
tangkai bunga betina maupun tangkai bunga jantan. Pohon yang sudah maksimal pertumbuhan
vegetatifnya (sekitar umur 6 tahun kalau tumbuh liar atau alami) akan mengeluarkan bunga
betina sampai dengan 6, 8 atau 12 tandan bunga betina. Ada juga pohon Aren yang tidak pernah
mengeluarkan tandan bunga betina, namun langsung dari awal masa generatifnya hanya tandan
bunga jantan saja sampai akhir.
Tandan bunga pertama muncul dari bagian paling atas pohon kemudian tandan berikutnya
muncul dari ketiak pelepah daun yang berada di bawahnya. Tandan bunga selanjutnya muncul
terus menerus bergantian dari atas menuju ke bawah sampai pada bekas ketiak pelepah daun
terbawah.
Dari seorang petani Aren yaitu Bapak Sarman di Mambunut Kabupaten Nunukan, Kalimantan
Timur, diketahui bahwa ternyata tandan bunga betina yang biasanya mengeluarkan buah kolangkaling, bisa disadap air niranya. Bahkan hasil nira dari tandan bunga betina ini hasil sadapannya
mencapai 40 liter Nira setiap hari per pohon. Setiap hari dilakukan dua kali sadap, yaitu pagi
sekitar jam 7.00 dan sore sekitar jam 17.00. Hasil sadapan pagi biasanya lebih banyak dari pada
yang sore hari. Keluarnya nira yang paling deras terjadi pada waktu sekitar jam 03.00 s/d jam
04.00 dini hari. Dia mengilustrasikannya, bahwa seperti manusia kalau dia kedinginan
keringatnya kurang tapi kencingnya yang banyak.
Kalau seandainya pohon Aren ini dikebunkan seperti sang pendatang dari Brazil, yaitu Kelapa
Sawit, dengan bibit yang unggul, pemeliharaan yang intensif, pemupukan yang cukup,
pengelolaan menejemen kebun yang memadai. Tentu hasilnya akan lebih baik dari pada yang
sekarang ini dihasilkan dari pohon yang alami bahkan yang tumbuh liar dengan jarak yang tidak
beraturan.
Dengan memakai asumsi produksi yang alami saja misalkan 10 liter nira/hari/pohon; jika 100
pohon yang disadap setiap harinya (dari populasi 250 pohon setiap hektar), maka akan diperoleh
nira 1.000 liter/hari/ha. Rendemen gula merah dari nira sekitar 20-26,5 %, artinya dari 1.000 liter
maka akan diperoleh sekitar 200-265 kg gula merah setiap hari. Kalau harga di tingkat petani Rp
5.000/kg, maka setiap hari pendapatan kotor petani aren dengan areal 1 hektar akan memperoleh
sekitar Rp 1.000.000/hari/ha sampai dengan Rp 1.325.000/hari/ha.
Tentu pendapatan itu masih dikurangi dengan biaya tenaga sadap sebanyak 3-5 orang, tenaga
pengolah gula 1-2 orang. Berarti setiap hektarnya kebun sudah menyerap tenaga kerja antara 4-7
orang, memberi pendapatan kepada petani pemilik yang demikian besar.
Bukankah ini yang dimaksud dengan kemakmuran, yaitu petani dengan pendapatan tinggi, tidak
ada lagi pengangguran, roda ekonomi di pedesaan akan berjalan lagi . yaaaa prospek
emas dari pohon Aren itu akan menjadi kemakmuran dan kesejahteraan bagi penduduk negeri,
seperti isyarat sang Waliulloh Kanjeng Sunan Bonang.

BUDIDAYA TANAMAN KELENGKENG

Buah lengkeng berbentuk bulat dengan ukuran kurang lebih sebesar kelereng Buah ini bergerombol
pada malainya. Kulit buahnya berwarna cokelat muda sampai kehitaman dengan permukaan agak
berbintil-bintil. Daging buahnya berwarna putih bening clan berair. Rasanya sangat manis dengan aroma
harum yang khas. Bijinya berbentuk bulat, terdiri dari dua keping, dan dilapisi kulit biji yang berwarna
hitam. Daging bijinya sendiri berwarna putih, mengandung karbohidrat, sedikit minyak, dan saponin.
Asal dan Distribusi
Asli Asia Tenggara. Dibudidayakan di seluruh daerah tropis dan Subtropis, tapi terutama di Thailand,
Cina, Taiwan, Vietnam, Australia, dan di Amerika Serikat, Florida dan Hawaii.
Istilah Latin
Euforia longana, Euphoria longan, Nephelium longana, Nephelium longan. Kultivar dan Spesies
Meskipun ada banyak klengkeng kultivar di Asia Tenggara, budidaya keragaman lebih rendah di daerah
lain. Kultivar berikut adalah yang paling umum dibudidayakan di Puerto Rico, Florida dan Hawaii :
Biew Kiew Dari Thailand, dengan produksi lebih konsisten di Hawaii daripada Kohala, tapi masih
memerlukan musim dingin yang sejuk untuk bunga dengan baik. Berkualitas baik buah, kemudian
daripada Kohala.

Diamond River ( Phetsakon) Klengkeng tropis dari Thailand yang memiliki produksi lebih handal di
daerah tropis. Buahnya berukuran sedang, kualitas baik dan panen lebih awal.
Kohala Berasal dari Hawaii, budidaya paling penting di Florida, namun mempunyai produksi yang
tidak menentu di daerah tropis. Berbuah awal, besar, kualitas baik, dan dengan biji kecil.
Sri Chompoo Dari Thailand, akan lebih konsisten berbuah di Hawaii daripada Kohala, tapi masih
memerlukan musim dingin yang sejuk untuk berbunga dengan baik. Buah besar dan berkualitas baik.
Kultivar lainnya termasuk Egami, E Wai, Edo, Edau dan Tiger Eye. Dimocarpus longan var.
malesianus, yang mata Kucing, adalah subspesies dari klengkeng yang lebih cocok di daerah tropis.
Penggunaan Lengkeng sebagai buah konsumsi segar, dikeringkan, beku dan kaleng.
Komposisi gizi per 100 gram buah lengkeng
Karbohidrat 16-25 g
Lemak 0,1-0,5 g
Protein 1 g
2-10 mg Kalsium
6-42 mg fosfor
Besi 0,3-1,2 mg
Vitamin A 28 IU
Vitamin B1 0,04 mg
Vitamin B2 0,07 mg
0,6 mg niacin
Vitamin C 6-8 mg
Buah-buahan segar dikonsumsi untuk mengurangi demam, dan buah-buahan kering sebagai obat untuk
insomnia. Daun mengandung quercetin, dengan sifat antioksidan dan antivirus, dan digunakan dalam
pengobatan alergi, kanker, diabetes dan penyakit kardiovaskular. Menghasilkan biji digerus busa, yang
digunakan sebagai sampo. Kayu yang digunakan dalam konstruksi perabot dan barang lainnya. Pohon ini
juga ditanam sebagai hiasan.
Manfaat
Daging lengkeng enak dimakan segar dan dap at dibuat minuman dalam kaleng (canning). Bijinya
mengandung saponin yang baik untuk sampo pencuci rambut. Daunnya biasa digunakan untuk obat
tradisional terhadap penyalat dalam karena mengandung quercetin. Pohonnya dapat digunakan untuk
kayu bakar seperti halnya pohon rambutan. Selain itu, tanaman lengkeng bermanfaat untuk taman,
pelindung jalan, dan konservasi lahan yang curam.
Syarat Tumbuh
Lengkeng lebih cocok ditanam di dataran rendah antara 200-600 m dpl yang bertipe iklim basah dengan
musim kering tidak lebih dari empat bulan. Air tanah antara 50-200 cm. Curah hujan 1.500-3.000 mm
per tahun dengan 9-12 bulan basah dan 2-4 bulan kering. Sementara tanaman led lebih senang pada
dataran tinggi antara 900-l.000 m dpl.
Pedoman Budidaya
Perbanyakan tanaman dilakukan dengan cangkok dan okulasi. Perbanyakan dengan biji tidak dianjurkan
karena umur berbuahnya cukup lama (lebih dari tujuh tahun). Selain itu, bibit dari biji sering tumbuh
menjadi lengkeng jantan yang tidak mampu berbuah. Bibit okulasi/cangkokan mulai berbuah pada umur
empat tahun. Budi daya tanaman Lengkeng ditanam pada jarak tanam 8 m x 10 m atau 10 m x 10 m

dalam lubang tanam berukuran 60 cm x 60 cm x 50 cm. Setiap lubang diberi pupuk kandang yang telah
matang sebanyak 20 kg dan 500-1000gram Ferre soil (NPK Organik+ Bio P2000Z).
Pemeliharaan
Pemeliharaan penting adalah pemangkasan cabang yang tidak produktif dan ranting-ranting yang
menutup kanopi. Dengan demikian, sinar matahari dapat masuk merata ke seluruh bagian cabang.
Tumbuhan parasit (benalu) harus cepat dibuang. Tanaman lengkeng termasuk mudah tumbuh, tetapi
sukar berbunga. Oleh karena itu, diperlukan stimulasi pembungaan dengan jalan mengikat kencang
batang yang berada satu meter di atas permukaan tanah. Batang dililit melingkar sebanyak 2-3 kali
dengan kawat baja. Tanaman mulai berbunga pada umur 4-6 tahun. Biasanya,tanaman ini berbunga
pada bulan Juli-oktober. Buah matang lima bulan setelah bunga mekar.
Hama dan Penyakit
Hama yang biasa menyerang tanaman lengkeng adalah serangga pengisap buah (Tessaratoma javanica).
Kelelawar merupakan binatang hama yang sering merusak buah yang matang. Penyakit yang sering
menyerang saat musim hujan adalah mildu seperti yang menyerang tanaman rambutan. Untuk
mencegah serangan kelelawar, pentil buah dibrongsong dengan brongsong yang dibuat khusus.
Cara Tanam dan Pemeliharaan
Untuk bibit ukuran besar siapkan lubang 0,75m x 0,75m x 0,75m sedang untuk bibit yang kecil siapkan
lubang ukuran 0,5m x 0,5m x 0,5m dengan media campuran 1:1:1 masing-masing untuk tanah : pasir
atau sekam : campurkan NPK Organik Ferresoil 500gram/pohon dengan pupuk kandang (sebaiknya
gunakan pupuk kandang dari kotoran kambing, karena punya kadar phosphate lebih besar daripada
kotoran sapi). Sebaiknya campuran media dibiarkan dalam lubang selama seminggu, untuk kemudian
digunakan untuk menanam (hal ini supaya mikroba dari pupuk kandang dapat menyebar dengan baik
kecampuran media sehingga media lebih gembur dan juga memberikan waktu adaptasi bagi bibit yang
akan ditanam terhadap kondisi lingkungan sekitar).
Pada saat penanaman sobek bagian bawah dari karung atau polybag, jangan dari bagian pinggir wadah
supaya media dan akar tidak goyang. Apabila perawatannya baik (sering dipupuk, disiram dan didangir)
biasanya tanaman dari stek akan mulai berbunga dan berbuah pada umur 8-12 bulan. Sedangkan yang
dari biji bisa mulai berbuah pada umur 21-24 bulan.
Sekedar mengingatkan sebaiknya penyiraman dan penyemprotan pupuk dilakukan pada malam hari
atau pagi hari sebelum matahari terbit, hal ini lebih efektif karena pada saat itulah stomata pada daun
terbuka.
Panen dan Pasca Panen
Musim panen lengkeng di bulan Januari-Februari dengan produksi 300600 kg per pohon. Lengkeng
termasuk buah non-klimakterik sehingga harus dipanen matang di pohon karena tidak dapat diperam.
Pemanenan dilakukan dengan alat yang dapat memotong tangkai rangkaian buah. Alat panen berupa
gunting bertangkai panjang yang tangkainya dapat diatur dari bawah. Tanda-tanda buah matang adalah
warna kulit buah menjadi kecokelatan gelap, licin, dan mengeluarkan aroma. Rasanya manis harum,
sedangkan buah yang belum matang rasanya belum manis.

Tabulampot Hemat dan Cepat Berbuah.

Dalam sedikit ketelatenan, kita bisa menanam sendiri tabulampot. Lebih irit dan tak perlu menunggu
hingga rambut memutih untuk menikmatinya. Ada beberapa jenis tanaman buah yang bisa ditanam dalam
pot, antara lain jeruk, sawo, kedongdong, sirsak, jambu, nangka dan rambutan. Sementara durian, kendati
bisa tumbuh subur dalam pot, tetapi sangat sulit dibuahkan. Pemilihan tanaman harus memperhatikan
iklim setempat. Jika kita bertempat di wilayah pegunungan, pilih tanaman yang biasa hidup di dataran
tinggi. Begitu pula sebaliknya, tanaman yang tidak sesuai dengan kondisi lingkungan biasanya enggan
berbuah.
Berikut ini tips langkah-langkah menanam tabulampot :
1. Memilih Pot
Pemilihan pot tergantung jenis tanamannya, tanaman berakar panjang membutuhkan pot ukuran lebih
besar. Jeruk misalnya, bisa tumbuh dan berbuah lebat dalam pot berdiameter 50 cm, tapi mangga butuh
pot yang berdiameter 70-80 cm. Supaya tambak indah, ukuran pot harus sesuai dengan besar dan umur
tanaman. Bibit dengan tinggi 50-60 cm cocok ditanam dalam pot berdiameter 35 cm. Sedangkan jika bibit
sudah setinggi 1,5 m butuh pot berdiameter 60-80 cm.
2. Meramu Media Tanam
Sebagai media tanam, campurkan satu bagian tanah, satu bagian sekam padi, dan dua bagian pupuk
kandang. Bisa juga media berupa campuran dua karing tanah gunung (sering disebut pasir malang biasa
dijual karena karungan) dengan dua karung pupuk kandang. Selain itu, bisa juga ditambahkan pupuk
kotoran burung. Dosisnya 1 kg untuk setiap pot, atau bisa menggunakan Ferresoil+ Bio p2000z sesuai

anjuran dosis. Ada satu lagi untuk media tanam, yakni campuran tiga bagian serutan kayu, dan satu
bagian tanah. Jika dicernmati, prinsip resep tersebut sebenarnya sama. Terkadang ada yang memberikan
pupuk kandang dan bahan organik dalam jumlah lebih besar dari pada jumlah tanah. Hal ini bertujuan
agar tanaman memperoleh cukup bahan makanan (unsur hara).
3. Masukan Media
Pot yang sudah dipilih segera dibuat lubang-lubang drainase pada bagian bawahnya. Sebelum memasukan
campuran media tanam, jangan lupa menutup lubang drainase tadi dengan kerikil dan batu, tujuannya
agar media tidak ikut keluar bertsama air siraman dan pengisian media tanam kira-kira sepertiga volume
pot.
4. Menanam Bibit
Selanjutnya siapkan bibit dalam polybag nyang hendak dipindahkan ke pot. Sebelum dipindah, bibit
tanaman harus disiram dulu, maksudnya agar tanah dalam polybag tidak hancur. Selain itu sisi polybag
tidak hancur. Setelah sisi polybag digunting, dan tanaman dikeluarkan dengan hati-hati, jangan sampai
bola tanah dalam polybag pecah, sebab jika itu terjadi akar tanaman bisa putus.
5. Tanam di Tengah Pot
Tanam bibit tersebut dibagian tengah pot, kemudian media tanam disikan lagi di pot, namun tidak sampai
penuh, batas maksimal pengisian media 10 cm dari bibit pot. Sehingga media tidak berhamburan saat
disiram. Jika sudah tanaman harus segera disiram. Penyiraman tidak terlalu banyak agar media tidak cepat
mengeras. Selama seminggu tanaman tadi harus diletakan ditempat yang teduh. Jika dirawat dengan baik,
diperkirakan 1 2 tahun kemudian kita sudah bisa memanen dari tabulampot buatan sendiri.
Budidaya Cabai Organik Dalam Pot atau Polibag
Bagi yang mau menanam cabai secara organik namun cuma mempunyai lahan sempit. Budidaya cabe
dalam pot atau polibag sebagai solusinya. Tanaman cabai yang tumbuh subur dalam pot dapat dipakai
sebagai hiasan halaman atau teras rumah.
Cabai yang tumbuh subur secara organik dapat kita pakai buat keperluan memasak sendiri dan sisanya
dapat kita bagi ke tetangga. Bahkan bila kita menanam sampai ratusan polibag kita dapat menjual hasil
panen kita. Bila kita menanam secara benar, produksi budidaya cabe organik dalam polibag tidak kalah
dengan yang ditanam dilahan. Menanam cabe organik dalam polibag atau pot lebih mudah
pengelolaannya dalam hal pemupukan maupun pengendalian hama penyakit.
* Hal-hal yang perlu kita persiapkan sebelum kita menanam cabe organik dalam pot/ polibag adalah:
1. Polibag atau pot yang tidak terlalu kecil minimal diameter 25 cm, kalau cabe rawit harus lebih besar
lagi lebih dari 35 cm
2. Media tanam berupa tanah yang telah dicampur dengan Npk Organik Ferresoil perbandingan 1 : 1
3. Ember dan gayung/ gembor
4. Handsprayer
5. Benih cabe
6. Pestisida organik
7. Pupuk organik cair BioP2000Z+Phosmit.
* Teknik Cara Penanam cabe organik dalam pot/polybag:
- Semai dulu biji cabe yang telah kita persiapkan. Benih cabe bisa kita beli di kios pertanian atau
membuat sendiri dengan memilih cabe yang bagus, kita ambil bijinya kemudian kita kering anginkan.
Penyemaian dapat kita kerjakan di pot, polibag atau tempayan serta media yang lain.

- Sementara menunggu bibit cabe siap sebaiknya kita persiapkan media semai dalam polybag atau pot.
Jangan lupa tanahnya kita campur dengan pupuk organik dengan perbandingan 1 : 1. Setelah itu media
kita siram dengan PGPR.
- Setelah berdaun lima (kira-kira umur 3-5 minggu) cabe kita tanam dalam media polybag atau pot yang
sudah kita persiapkan. 2-3 hari sebelum kita tanami bibit cabe media tanam dalam polybag sebaiknya kita
siram dengan larutan MOL sampai basah
-Setelah kita tanam sebaiknya polybag/ pot kita letakkan di tempat yang teduh sampai kira-kira 1 minggu,
baru kita tempatkan pada lokasi yang dapat cahaya penuh. Jangan letakkan tempat yang teduh terus, nanti
tanaman cabe akan mengalami etiolase (panjang dan lemas tapi buah sedikit).
- Rawat tanaman cabe secara hati-hati, siram bila tanahnya kering dan minimal 1 minggu sekali kita siram
dengan MOL dan kita semprot dengan pestisida nabati yang dengan mudah bisa kita buat sendiri.
- Buang tunas air/ tunas yang tumbuh di bawah cabang pertama.
- Amati adanya serangan hama dan penyakit, bila terjadi gejala serangan harus cepat kita atasi secara
mekanik (kita ambil hama dan daun yang terserang tersebut, lalu kita pisahkan tanaman yang sehat dan
yang sakit agar mudah dalam pengelolaan hama maupun penyakit). Jika musim kemarau sebaiknya sering
disiram daunnya untuk mengurangi serangan kutu, sebaliknya jika musim hujan harus kita perjarang
tanaman cabe kita agar tidak terlalu rimbun.
- Tunggu sampai tanaman cabe berbuah dan dapat kita petik serta kita nikmati pedasnya.
BUDIDAYA TOMAT DALAM POT/POLYBAG
Tomat atau nama ilmiahnya Solanum lycopersicum merupakan buah yang serbaguna, bisa dimakan
langsung atau dibaut jus, juga bisa dijadikan bahan sayuran yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Meski
buah ini sangat mudah didapatkan di pasar atau di kios terdekat dan harganya tidak terlalu mahal, namun
tidak ada salahnya bagi anda untuk menanam sendiri buah tomat di pekarangan atau halaman rumah kita.
Selain bermanfaat untuk aktivitas atau hobi juga bermanfaat untuk anda sendiri karena buah yang
dihasilkan sendiri tentunya lebih sehat dan tidak banyak terkena pestisida. Nah Jika anda tertarik untuk
budidaya tomat dalam pot bisa membaca informasi budidaya tomat dalam pot atau Polibag secara mudah
di bawah ini.
a. Tempat dan Media Tanam
Budidaya tomat dalam pot atau polybag dapat memanfaatkan kaleng bekas , ember plastik, wadah bekas
lainnya atau memakai pot atau polybag. Media tanam yang digunakan berupa tanah pupuk kandang atau
kompos. Perbandingan dapat 1:1, 1:2, atau 1:3 tergantung kesuburan atau berat ringannya tanah. Wadah
tempat yang sudah disiapkan bawahnya dilubangi dan ditutup dengan pecahan gendeng untuk aliran air
siraman. Setelah itu diisi dengan media yang telah kita siapkan sampai penuh.
b. Pesemaian
Tomat diperbanyak dengan bijinya, disemai terlebih dahulu lalu ditaruh pada wadah dan ditempatkan
pada daerah yang teduh. Sebulan kemudian biji yang sudah bertunas itu perlu dipindah (disapih) ke
tempat penanaman lain sebagai latihan bagi tananam muda ini.sesudah bibit setinggi 10 cm, baru bisa
dipindah ke pot.
c. Penanaman

Yang harus diperhatikan sebelum tanaman dipindah ke media tanam sebaiknya media tanam perlu
disiram terlebih dahulu. Untuk memindahkan tanaman dari persemaian ke pot harus hati-hati jangan
sampai akar tanamannya sampai banyak yang patah, dan pemindahannya sebaiknya dilakukan pada sore
hari.
d. Perawatan
Perawatan tanaman tomat dalam pot atau polybag lebih mudah karena kesehatan setiap tanaman lebih
terkontrol dan penularan penyakit lewat akar dapat dihindari.
Beberapa perawatan rutin yang perlu dilakukan sebagai berikut:
1. Periksa tanaman setiap hari, terutama dari hama dan penyakit. Bila dijumpai ada hama, ambil dan
matikan hama tersebut dengan cara dijepit. Bila ada tanaman yang layu cabut dan buang saja medianya
supaya tidak menular ke tanaman yang lain.
2. Bila tanaman kelihatan kurang subur, tambah pupuk kandang atau kompos yang telah matang.
3. Bila tanaman sudah tumbuh besar beri turus/pasak untuk membantu tegaknya tanaman tersebut.
4. Jangan biarkan media tanam terlalu kering, siramlah tanaman secara rutin, minimal 3 kali sehari.
Perhatikan kadar air dalam media tanam jangan terlalu basah juga.
e. Panen
Budidaya Tomat dalam Pot atau Polybag dalam waktu relatif singkat sekitar 3 bulanan sudah dapat kita
petik hasilnya.
"Tips atau cara menanam anggur" di pekarangan rumah.
TANAMAN anggur (vitis vinifera), ternyata cukup mudah dibudidayakan, termasuk di Taman Royal.
Tumbuhan merambat ini hanya memerlukan lahan 50 x 50 x 50 cm untuk setiap pohon, dan bisa tumbuh
baik di daerah-daeraah yang musim keringnya panjang.
"Untuk mendapatkan bibit anggur" pun tidak terlalu sulit. Di penjual tanaman hias bisa kita dapat
memesan bibit anggur dengan harga yang terjangkau. Umumnya Bibit anggur hijau dan merah dijual
antara Rp 10.000 s/d 15.000 per pohon.
Untuk membudidayakan tanaman anggur, kita mulai dengan pembuatan media tanaman berupa
pembuatan lubang 50 x 50 x 50 cm yang dibiarkan 2-3 minggu, diisi tanah, pasir dan pupuk kandang
dengan komposisi 1:1:2.
"Tanaman anggur" paling baik ditanam pada bulan April-Juni, bibit tananam anggur di polybag dibuka
pelan-pelan dengan silet atau gunting lalu dimasukkan ke tanah hingga rata dengan tanah. Pembukaan
polybag harus pelan-pelan dan jangan sampai merusak akar tanaman anggur.
Tanaman anggur memang membutuhkan air namun jangan sampai terjadi genangan air. Sejak awal
pertumbuhan disiram 2 kali sehari, kecuali hujan, dan sebulan sebelum dipangkas, penyiraman agar
dihentikan.
Dua-tiga hari setelah dipangkas, tanaman disiram air lagi sebanyak-banyaknya. Seminggu sebelum penen,
pengairan dihentikan dan 4 hari sebelum panen harus segera diairi lagi hingga tanahnya cukup basah.
Setelah tanaman berumur satu tahun, tunas cabang pokok disebut cabang primer dipangkas dan disisakan
0,5 meter. Tunas cabang sekunder menghasilkan cabang tersier yang tumbuh bersama bunga yang
selanjutnya menghasilkan buah. Bersamaan dengan pemangkasan, semua daun dihilangkan/dipotong.
Tunas-tunas tersier diatur agar bentuknya seperti sirip.
Hingga tanaman berumur 1 tahun, dipupuk dengan pupuk yang berunsur N (urea), dilakukan setiap 10
hari sekali sampai berumur 3 bulan, pemupukan 10 gram/pohon. Selanjutnya, tanaman 3-6 bulan butuh 15

gr/pohon setiap 15 hari sekali, 6-12 bulan butuh 50 gr/pohon setiap 30 hari sekali. Setelah tanaman
berumur 4 tahun, pemupukan diberikan setahun sekali menjelang pemangkasan pembuahan.
Beberapa hal yang juga patut diperhatikan dalam pembudidayaan tanaman anggur, bulan Maret-April
biasanya buahnya sedikit karena tidak sedang musim bunga, Juli-Agustus biasanya buahnya banyak,
dalam memotong cabang subur ditinggalkan 4-10 mata tunas. Cabang yang dipangkas harus meneteskan
air, bila tidak pemangkasan ditunda.
Selain itu, tunas yang tumbuh di atas bunga sebaiknya dipangkas, bila buhnya sudah besar sebesar biji
asem, sebaiknya dilakukan penjarangan sebanyak 40-50 persen. Agar buah tak diserang hama, buahnya
sebaiknya dibungkus dengan kertas semen atau kantong plastik transparan. Buah siap panen setelah
pemangkasan bunga 105- 110 hari.
TABULAMPOT MANGGA
Tanaman mangga (Mangifera indica) berasal dari daerah sekitar Bombay (India) dan sekitar kaki
pegunungan Himalaya (Nepal) kemudian menyebar ke segala penjuru dunia, termasuk Indonesia.
Pohon mangga bisa mencapai umur 50 tahun dan diameter batang bisa mencapai lebih dari 100 cm
dengan tajuk yang melebar dan rindang sehingga selain tanaman buah juga berguna sebagai tanaman
pelindung.
"Jenis mangga atau macam mangga" antara lain harum manis, golek, gadung, madu, manalagi dan jenis
genjah seperti oren, golek India, apel, Tanjung Pinang, cengkir, merah Brazil, green Bombay, dan lainlain.
Untuk penanaman di pot, pilihlah bibit berasal dari cangkok, stek, rundukan, sambung pucuk atau okulasi.
Bibit dari tanam biji sangat lambat menghasilkan buah dan kualitas buah sulit dipastikan. Pilih bibit
dengan umur minimal 1 tahun dengan daun yang banyak dan segar
Pakailah pot dengan diameter minimal 30 cm dan tinggi minimal 35 cm. Isilah pot secara berturut-turut
dengan ijuk atau pecahan genteng sebagai penahan keluarnya media tanam saat penyiraman atau hujan
setebal 5 cm, kemudian isi dengan humus atau cabang dan daun tanaman yang sudah lapuk, selanjutnya
isi dengan media tanam (tanah campur humus dengan perbandingan sama) sampai penuh. Setelah
penanaman tutul permukaan media tanam dengan jerami untuk mengurangi penguapan dan menahan
tumbuhnya gulma.
Setiap 4 sampai 5 tahun sekali dilakukan pergantian pot kalau ukurannya sudah tidak mencukupi atau pot
rusak. Kalau tidak melakukan pergantian pot, maka hanya media tanamnya saja yang diganti. Potonglah
sekitar 5 cm media tanam beserta akarnya di sekeliling pinggir dan bagian bawah dengan pelan
menggunakan pisau tajam, kemudian tanam kembali dengan menambahkan media tanam yang baru.
Setiap pemotongan akar harus diikuti dengan pemangkasan daun, jika tidak biasanya tanaman akan
melayukan dan menggugurkan daunnya supaya seimbang antara kemampuan menyerap air dan
penguapan air lewat daun. "TABULAMPOT MANGGA"
TABULAMPOT JAMBU AIR
Tanaman jambu air (Syzygium aqueum) diduga sebagai tanaman asli Indonesia, ada juga yang menduga
berasal dari India dan Asia tenggara. Jambu air ditanam hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Jambu air merupakan tanaman menahun (parensial) dan berbuah dua kali setahun, bulan Juli dan
September. Ketinggian pohon bisa mencapai 7 meter.
Buah jambu air mengandung kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi dan vitamin C
serta air. Bagian yang dapat dimakan dari buah jambu air sebanyak 90%.

Jambu air banyak jenis dan varitasnya, antara lain Cincola, Lilin, Semarang, Apel, Camplong, Bangkok
dan lain-lain.
Jambu air dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada ketinggian tempat rendah sampai 1.000 m dari
permukaan laut (dpl). Katinggian tempat yang optimal adalah 3 - 500 m dpl. Jambu air memerlukan curah
hujan yang cukup, tetapi hujan pada saat berbunga akan merontokkan bunganya. Tanah yang cocok
adalah tanah yang subur, gembur, banyak humus, aerasi dan drainase baik serta pH tanah 4 - 8.
Jambu air dapat diperbanyak dengan biji, cangkok, sambung, okulasi dan stek. Kecuali dengan biji, cara
perbanyakan di atas memiliki keuntungan antara lain cepat berbuah, memiliki sifat yang sama dengan
induknya dan tanaman tidak terlalu tinggi.
Untuk penanaman di pot pilihlah bibit berasal cangkok, karena dari beberapa cara perbanyakan tersebut
bibit cangkok paling cepat berbuah. Pencangkokan yang baik dilakukan pada musim hujan, karena
pertumbuhan akar lebih cepat dan dapat mengurangi penyiraman. Pilihlah cabang atau ranting yang sudah
pernah berbuah dan banyak daunnya. Kupas kulitnya sepanjang kira-kira 3 cm. Diamkan 1 - 4 minggu.
Tutup dengan media moss (lumut) yang sudah dibasahi dan bungkus dengan plastik transparan (plastik
kresek putih) atau sabut kelapa, setelah 3 bulan akar terlihat tumbuh memeuhi media cangkok dan
cangkokan sudah dapat di potong.
Pakailah pot yang sesuai dengan ukuran tanamannya, misalnya pot dengan diameter 30 cm dan tinggi 35
cm atau yang lebih besar. Makin besar ukuran pot makin mudah tanaman untuk tumbuh normal.
Isilah pot dengan ijuk atau pecahan genteng setebal 5 cm sebagai penahan keluarnya media tanam saat
penyiraman. Kemudian isi dengan media tanam yang terdiri dari campuran tanah, pupuk kandang dan
pasir dengan perbandingan volume yang sama sampai penuh.
Sesudah cangkokan dipotong, kurangi daun sampai setengahnya, untuk mengurangi penguapan. Kalau
bibit terlalu tinggi bisa dipotong agar tanaman yang baru ditanam nantinya tidak sering tergoyang karena
angin atau penyiraman.
Penanaman yang baik dilakukan pada saat suhu udara rendah seperti pagi atau sore hari. Lubangi media
tanam seukuran bungkusan akar cangkokan. Buka plastik pembungkus akar cangkokan dan bibit dapat
ditanam di pot. Tempatkan tanaman pada tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung sampai
tanaman bertunas baru dan tumbuh kokoh, sesudah itu secara bertahap ditempatkan pada tempat yang
terkena sinar matahari penuh.
Penyiraman 1 atau 2 kali sehari, pada pagi dan sore hari terutama pada musim kemarau. Penggemburan
media tanam dilakukan apabila media tanam sudah mengeras dan padat, dilakukan hati-hati agar tidak
merusak akar. Penggemburan juga dapat dilakukan dengan menyiramkan AgriSC sebanyak 1 - 1,5 cc/liter
air.
Pemangkasan dilakukan untuk membentuk tajuk tanaman. Setiap pemangkasan akan memunculkan tunas
baru, pilihlah 3 tunas baru untuk ditumbuhkan. Makin banyak cabang dan ranting, makin banyak tempat
keluarnya bunga. Pemangkasan juga dilakukan untuk membuang tunas liar yang biasanya tumbuh cepat
lurus ke atas atau membuang tunas yang sakit dan tidak produktif.
Pemupukan untuk jambu air yang belum berbuah dilakukan setiap bulan dengan memberikan Urea, TSP
dan KCl dengan perbandingan 2:1:1 sebanyak 15 gram (3 sendok makan). Pupuk ditanam sekeliling
pinggiran media tanam, dan lakukan penyiraman setiap selesai memupuk. Pemupukan untuk jambua iar
yang sudah berbuah atau akan berbuah dilakukan 2 atau 3 kali setahun menjelang berbuga dengan Urea,
TSP dan KCl dengan perbandingan 1:2:1 sebanyak 15 gram (3 sendok makan). Sebagai tambahan dapat
diberikan pupuk daun seperti Gandasil D (untuk pertumbuhan vegetatif) dan Gandasil B (untuk
pertumbhan generatif) setiap seminggu sekali dengan dosis seperti anjuran dikemasannya.
Setiap 3 -5 tahun sekali dapat dilakukan pergantian pot kalau ukuran pot sudak tidak mencukupi atau pot

rusak. Kalau tidak mengganti pot, maka media tanamnya saja yang diganti. Potonglah sekitar 5 cm media
tanam beserta akar disekeliling pinggir dan bagian bawah media tanam deng pisau tajam secara pelan,
kemudian tanam kembali dengan menambahkan media tanam yang baru. Setiap pemotongan akar harus
diimbangi dengan pengurangan daun, kalau tidak tanaman secara alami akan melayukan dan
menggugurkan daunnya.
Terlepas dari petunjuk teknis di atas, perawatan yang terbaik adalah perhatian kita terhadap tanaman
tersebut. Makin diperhatikan biasanya tanaman akan memberikan hasil yang kita harapkan.
FERRE SOIL adalah pupuk organik Slow Release yang kaya nutrisi lengkap dan diperkaya dengan
mikroba unggul penyubur diformulasikan dengan bahan organic hasil fermentasi yang kaya protein, COrganik, N-Organik, Mn, Zn,Cu, B, Co, asam amino, senyawa phenol dan ester, asam organic ( humic
acid ), enzim dan hormone yang meningkatkan pertumbuhan, kekebalan dan anti stress serta mampu
mengembalikan kesuburan tanah.
Kandungan FREE SOIL :
N: 3,0% P2O5: 6,3%, S: 3,0 % MgO: 4,0 %, C Organik :17% Humat: 4 %, K20: 4.0%Fe: 9247 ppm, Ca:
24%Mn:1401 ppm, Cu: 218 ppm Zn: 577 ppm
PLUS mikroba penyubur:
Mycorrhyza, Azotobacter sp, Bacillus sp, Rhizobium sp, Tricoderma sp, dan Azospirillum sp.
PLUS hormon pertumbuhan organik: Phytase, Auxin, Giberellin, Cytokinin, Fitoalexin
FERRE SOIL merupakan pupuk NPK Organik dari hasil teknologi paten international bioperporasi
yang telah terbukti keunggulannya dalam mengatasi permasalahan produksi yang tidak maksimal karena
tersumbatnya distribusi hara pada tanaman, keracunan tanah akibat penggunaan pupuk kimiadan pestisida
yang berlebihan, defisiensi hara, pemadatan tanah karena miskin bahan organik dan mikro biota tanah
yang menjadikan tanah asam dan kehilangan kemampuan untuk menyimpan air.
Dengan FERRE SOIL pupuk organik yang mengandung paket mikroba penyubur khusus lengkap dengan
nutrisi yang siap membantudan dipekerjakanuntuk membuat lahan anda kaya unsure hara yang cocok
ditanami segala jenis tanaman dengan hasil produksi yang melimpah.
KEUNGGULAN FERRE SOIL :
1. Meningkatkan mutu dan hasil panen tanaman baik berupa biji, buah, umbi, daun dan batang, proses
fotosintesis berlangsung secara efektif sehingga hasil panen lebih berbobot, lebih banyak dan kaya nutrisi.
2. Mempercepat pertumbuhan akar, Cabang batang dan daun secara berimbang sehingga tanaman tampak
subur dan sehat serta kokoh.
3. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit serta stress lingkungan
(kekeringan).
4. Mengembalikan kesuburan tanah yang telah rusak seperti tanah pertanian yang padat dan asam akibat
pemakaian pupuk kimia secara terus menerus dan berlebihan tanah asam mampu dinetralkan kembali.
5. Menambah dan memperbanyak mikro biota penyubur tanah yang memiliki kemampuan menghasilkan
bahan organik dan hara secara alami.
6. Memaksimalkan penyerapan pupuk yang diberikan kepadatanaman sehingga efisien dalam penggunaan
pupuk dan hemat dalam pembiayaan karena pupuk ferre soil memiliki sifat slow release.
Dosis pemakaian 1-3 sendok makan/pot pada tanaman hias. 100kg-300kg/ha pada tanaman komoditas :
1. Ditugal , pupuk dimasukan 5-10cm jarak dari tanaman ke dalam lubang yang ditugal ( tanaman pangan
)
2. Ditanam , pupuk ditanam dalam parit piringan lubang parit 20cm ( tanaman perkebunan )
3. Ditabur , tabur merata disawah / bedengan dalam kondisi tanah lembab basah macak-macak ( berair )
seperti padi, bawang merah

4. Disiram , larutkan 1kg dalam 20-50liter dan ditambahkan 100gram gula apasir dan 1-3 liter urine sapi,
aduk rata dan tutup rapat diamkan semalam, siap dipakai dengan cara penyiraman atau dikucurkan.

BUDIDAYA MANGGA

Buah mangga adalah buah yang manis rasanya dan banyak manfaatnya. Tanaman mangga jika
dibudidayakan dengan benar akan memberi hasil yang sesuai dengan yang diharapan. Berikut adalah tips
dan teknik budidaya tanaman mangga.
1. SEJARAH SINGKAT
Mangga merupakan tanaman buah tahunan berupa pohon yg berasal dari negara India. Tanaman ini
kemudian menyebar ke wilayah Asia Tenggara termasuk Malaysia & Indonesia.
2. JENIS TANAMAN
Klasifikasi botani tanaman mangga adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Keluarga : Anarcadiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera spp.
Jenis yg banyak ditanam di Indonesia Mangifera indica L. yaitu mangga arumanis, golek, gedong,
manalagi & cengkir & Mangifera foetida yaitu kemang & kweni.

3. MANFAAT TANAMAN
Buah mangga yg matang merupakan buah meja yg banyak digemari. Mangga yg muda dapat diawetkan
dengan kadar gula tinggi menjadi manisan baik dalam bentuk basah atau kering.
4. SENTRA PENANAMAN
Pusat penanaman mangga di Pulau Jawa adalah Probolinggo, Indramayu, Cirebon. Tahun 1994 jumlah
tanaman yg menghasilkan adalah 8.901.309 tanaman dengan produksi 668.048 ton.
5. SYARAT TUMBUH
5.1. Iklim
Tanaman mangga cocok untuk hidup di daerah dengan musim kering selama 3 bulan. Masa kering
diperlukan sebelum & sewaktu berbunga. Jika ditanam di daerah basah, tanaman mengalami banyak
serangan hama & penyakit serta gugur bunga/buah jika bunga muncul pada saat hujan.
5.2. Media Tanam
1. Tanah yg baik untuk budidaya mangga adalah gembur mengandung pasir & lempung dalam jumlah yg
seimbang.
2. Derajat keasaman tanah (pH tanah) yg cocok adalah 5.5-7.5. Jika pH di bawah 5,5 sebaiknya dikapur
dengan dolomit.
5.3. Tempat Ketinggian
Mangga yg ditanam didataran rendah & menengah dengan ketinggian 0-500 m dpl menghasilkan buah
yg lebih bermutu & jumlahnya lebih banyak dari pada di dataran tinggi.
6. PEDOMAN BUDIDAYA MANGGA
6.1. Pembibitan
1) Perbanyakan dengan Biji
1. Biji dipilih dari tanaman yg sehat, kuat & buahnya berkualitas. Biji dikeringanginkan & kulitnya
dibuang.
2. Siapkan kotak persemaian ukuran 100 x 50 x 20 cm 3 dengan media tanah kebun & pupuk kandang
(1:1), biji ditanam pada jarak 10-20 cm. Dapat pula mangga disemai dikebun dengan jarak tanam 30 x
40 atau 40 x 40 cm di atas tanah yg gembur. Persemaian diberi naungan dari plastik/sisa-sisa tanaman,
tetapi jangan sampai udara di dalam persemaian menjadi terlalu lembab. Biji ditanam dengan perut ke
arah bawah supaya akar tidak bengkok. Selama penyemaian, bibit tidak boleh kekurangan air. Pada umur
2 minggu bibit akan berkecambah. Jika dari 1 biji terdapat lebih dari 1 anakan, sisakan hanya satu yg
benar-benar kuat & baik. Bibit di kotak persemaian harus dipindahtanamkan ke dalam polybag jika
tingginya sudah mencapai 25-30 cm. Seleksi bibit dilakukan pada umur 4 bulan, bibit yg lemah & tumbuh
abnormal dibuang. Pindahtanam ke kebun dilakukan jika bibit telah berumur 6 bulan.
2) Okulasi
Perbanyakan terbaik adalah dengan okulasi (penempelan tunas dari batang atas yg buahnya berkualitas
ke batang bawah yg struktur akar & tanamannya kuat). Batang bawah untuk okulasi adalam bibit di
persemaian yg sudah berumur 9-12 bulan. Setelah penempelan, stump (tanaman hasil okulasi)
dipindahkan ke kebun pada umur 1,5 tahun. Okulasi dilakukan di musim kemarau agar bagian yg
ditempel tidak busuk.
3) Pencangkokan
Batang yg akan dicangkok memiliki diameter 2,5 cm & berasal dari tanaman berumur 1 tahun. Panjang
sayatan cangkok adalah 5 cm. Setelah sayatan diberi tanah & pupuk kandang (1:1), lalu dibungkus
dengan plastik atau sabut kelapa.
6.2. Pengolahan Media Tanam
1. Persiapan : Penetapan areal untuk perkebunan mangga harus memperhatikan faktor kemudahan

transportasi & sumber air.


2. Pembukaan Lahan
o Membongkar tanaman yg tidak diperlukan & mematikan alang-alang serta menghilangkan rumputrumput liar & perdu dari areal tanam.
o Membajak tanah untuk menghilangkan bongkahan tanah yg terlalu besar.
3. Pengaturan Jarak Tanam : Pada tanah yg kurang subur, jarak tanam dirapatkan sedangkan pada
tanah subur, jarak tanam lebih renggang. Jarak tanam standar adalah 10 m & diatur dengan cara:
o segi tiga sama kaki.
o diagonal.
o bujur sangkar (segi empat).
6.3. Teknik Penanaman
1) Pembuatan Lubang Tanam Lubang tanam dibuat dengan panjang, lebar & kedalaman 100 cm. Pada
waktu penggalian, galian tanah sampai kedalaman 50 cm dipisahkan dengan galian dari kedalaman 50100 cm. Tanah galian bagian dalam dicampur dengan pupuk kandang lalu dikeringanginkan beberapa
hari. Masukkan tanah galian bagian atas, diikuti tanah galian bagian bawah. Pembuatan lubang tanam
dilakukan pada musim kemarau.
2) Cara Penanaman
Lubang tanam yg telah ditimbun digali kembali dengan ukuran panjang & lebar 60 cm pada kedalaman
30 cm, taburi lubang dengan furadan 10-25 gram. Polibag bibit digunting sampai ke bawah, masukkan
bibit beserta tanahnya & masukkan kembali tanah galian sampai membentuk guludan. Tekan tanah di
sekitar batang & pasang kayu penyangga tanaman.
3) Penanaman Pohon Pelindung
Pohon pelindung ditanam untuk menahan hembusan angin yg kuat. Jenis yg biasa dipakai adalah pohon
asam atau trembesi.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penyiangan
Penyiangan tidak dapat dilakukan sembarangan, rumput/gulma yg telah dicabut dapat dibenamkan atau
dibuang ke tempat lain agar tidak tumbuh lagi. Penyiangan juga biasa dilakukan pada waktu
penggemburan & pemupukan.
2) Penggemburan/Pembubunan
Tanah yg padat & tidak ditumbuhi rumput di sekitar pangkal batang perlu digemburkan, biasanya pada
awal musim hujan. Penggemburan tanah di kebun mangga cangkokan jangan dilakukan terlalu dalam.
3) Perempelan/Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk membentuk kanopi yg baik & meningkatkan produksi. Ketika tanaman
telah mulai bertunas perlu dilakukan pemangkasan tunas agar dalam satu cabang hanya terdapat 34
tunas saja. Tunas yg dipilih jangan terletak sama tinggi & berada pada sisi yg berbeda. Tunas dipelihara
selama kurang lebih 1 tahun saat tunas-tunas baru tumbuh kembali. Pada saat ini dilakukan
pemangkasan kedua dengan meninggalkan 2-3 tunas. Pemangkasan ketiga, 1 tahun kemudian, dilakukan
dengan cara yg sama dengan pemangkasan ke-2.
4) Pemupukan
a) Pupuk organik
1. Umur tanaman 1-2 tahun: 10 kg pupuk kandang, 5 kg pupuk kandang.
2. Umur tanaman 2,58 tahun: 0,5 kg tepung tulang, 2,5 kg abu.

3. Umur tanaman 9 tahun: tepung tulang dapat diganti pupuk kimia SP-36, 50 kg pupuk kandang, 15 kg
abu.
4. Umur tanaman > 10 tahun: 100 kg pupuk kandang, 50 kg tepung tulang, 15 kg abu.
Pupuk kandang yg dipakai adalah pupuk yg sudah tercampur dengan tanah. Pemberian pupuk dilakukan
di dalam parit keliling pohon sedalam setengah mata cangkul (5 cm).
b) Pupuk anorganik
1. Umur tanaman 1-2 bulan : NPK (10-10-20) 100 gram/tanaman.
2. Umur tanaman 1,5-2 tahun: NPK (10-10-20) 1.000 kg/tanaman.
3. Tanaman sebelum berbunga: ZA 1.750 gram/tanaman, KCl 1.080 gram/tanaman.
4. Tanaman waktu berbunga : ZA 1.380 gram/tanaman, Di kalsium fosfat 970 gram/tanaman, KCl 970
gram/tanaman.
5. Tanaman setelah panen: ZA 2700 gram/tanaman, Di kalsium fosfat 1.940 gram/tanaman, KCl 1.940
gram/tanaman.
5) Peningkatan Kuantitas Buah
Dari sejumlah besar bunga yg muncul hanya 0,3% yg dapat menjadi buah yg dapat dipetik. Untuk
meningkatkan persentase ini dapat disemprotkan polinator maru atau menyemprotkan serbuk sari diikuti
pemberian 300 ppm hormon giberelin. Dengan cara ini, persentase pembentukan buah yg dapat dipanen
dapat ditingkatkan menjadi 1,3%.
7. HAMA & PENYAKIT
7.1. Hama
1. Kepik mangga (Cryptorrhynoccus gravis)
o Menyerang buah & masuk ke dalamnya.
o Pengendalian: dengan semut merah yg menyebabkan kepik tidak bertelur.
2. Bubuk buah mangga
o Menyerang buah sampai tunas muda. Kulit buah kelihatan normal, bila dibelah terlihat bagian dalamnya
dimakan hama ini.
o Pengendalian: memusnahkan buah mangga yg jatuh akibat hama ini, menggunakan pupuk kandang
halus, mencangkul tanah di sekitar batang pohon & menyemprotkan insektisida ke tanah yg telah
dicangkul.
3. Bisul daun(Procontarinia matteiana.)
o Gejala: daun menjadi berbisul & daun menjadi berwarna coklat, hijau & kemerahan.
o Pengendalian: penyemprotan buah & daun dengan Ripcord, Cymbuth atau Phosdrin tiga kali dalam
seminggu, membakar daun yg terserang, menggemburkan tanah untuk mengeluarkan kepompong &
memperbaiki aerasi.
4. Lalat buah
o Gejala: buah busuk, jatuh & menurunkan produktivitas.
o Pengendalian: dengan memusnahkan buah yg rusak, memberi umpan berupa larutan sabun atau metil
eugenol di dalam wadah & insektisida.
5. Wereng ( Idiocerus clypealis, I. Niveosparsus, I. Atkinsoni)
o Jenis wereng ini berbeda dengan yg menyerang padi. Wereng ini menyerang daun, rangkaian bunga &
ranting sambil mengeluarkan cairan manis sehingga mengundang semut api untuk memakan tunas atau
kuncup. Cairan yg membeku menimbulkan jamur kerak hitam.
o Pengendalian dengan insektisida Diazinon & pengasapan seminggu empat kali.
6. Tungau (Paratetranychus yothersi, Hemitarsonemus latus)
o Tungau pertama menyerang daun mangga yg masih muda sedangkan yg kedua menyerang permukaan
daun mangga bagian bawah. Keduanya menyerang rangkaian bunga.
o Pengendalian dengan menyemprotkan tepung belerang, insektisida Diazinon atau Basudin.
7. Codot
o Memakan buah mangga di malam hari.
o Pengendalian: dengan membiarkan semut kerangkeng hidup di sela daun mangga, memasang kitiran

angin berpeluit & melindungi pohon dengan jaring.


7.2. Penyakit
1. Penyakit mangga
o Penyebab: jamur Gloeosporium mangifera. Jamur ini menyebabkan bunga menjadi layu, buah busuk,
daun berbintik-bintik hitam & menggulung.
o Pengendalian: fungisida Bubur Bordeaux.
2. Penyakit diplodia
o Penyebab: jamur Diplodia sp. Tumbuh di luka tanaman muda hasil okulasi.
o Pengendalian: dengan bubur bordeaux. Luka diolesi/ditutup parafin-carbolineum.
3. Cendawan jelaga
o Penyebab: virus Meliola mangifera atau jamur Capmodium mangiferum. Daun mangga yg diserang
berwarna hitam seperti beledu. Warna hitam disebabkan oleh jamur yg hidup di cairan manis.
o Pengendalian: dengan memberantas serangga yg menghasilkan cairan manis dengan insektisida atau
tepung belerang.
4. Bercak karat merah
o Penyebab: jamur Colletotrichum gloeosporiodes. Menyerang daun, ranting, bunga & tunas sehingga
terbentuk bercak yg berwarna merah. Penyakit ini sangat mempengaruhi proses pembuahan.
o Pengendalian: pemangkasan dahan, cabang, ranting, menyemprotkan fungisida bubuk bordeaux atau
sulfat tembaga.
5. Kudis buah
o Menyerang tangkai bunga, bunga, ranting & daun.
o Gejala: adanya bercak kuning yg akan berubah menjadi abu-abu. Pembuahan tidak terjadi, bunga
berjatuhan.
o Pengendalian: fungisida Dithane M-45, Manzate atau Pigone tiga kali seminggu & memangkas tangkai
bunga yg terserang.
6. Penyakit Blendok
o Penyebab: jamur Diplodia recifensis yg hidup di dalam lubang yg dibuat oleh kumbang Xyleborus
affinis). Lubang mengeluarkan getah yg akan berubah warna menjadi coklat atau hitam.
o Pengendalian: memotong bagian yg sakit, lubang ditutupi dengan kapas yg telah dicelupkan ke dalam
insektisida & menyemprot pohon dengan bubur bordeaux.
7.3. Gulma
Benalu memberikan kerusakan dalam waktu pendek karena menyebabkan makanan tidak diserap
tanaman secara sempurna. Pengendalian dengan memotong cabang yg terserang, menebang tanaman
yg diserang benalu dengan berat.
8. PANEN
8.1. Ciri & Umur Panen
Mangga cangkokan mulai berbuah pada umur 4 tahun, mangga okulasi pada umur 5-6 tahun. Banyaknya
buah panen pertama hanya 10-15 buah, pada tahun ke 10 jumlah buah dapat mencapai 300-500
buah/pohon. Panen besar biasanya jatuh di bulan September-Oktober. Tanda buah sudah dapat dipanen
adalah adanya buah yg jatuh karena matang sedikitnya 1 buah/pohon, warna buah arumanis/manalagi
berubah menjadi hijau tua kebiruan, warna buah mangga golek/gedok berubah menjadi kuning/merah
Buah yg dipetik harus masih keras.
8.2. Cara Panen
Pada saat pemetikan, buah jangan sampai terpotong, tercongkel atau jatuh sampai memar. Buah dipetik
di sore hari dengan menggunakan pisau tajam atau dengan galah yg diujungnya terdapat pisau &
keranjang penampung buah.
8.3. Periode Panen
Di Indonesia pohon mangga berbunga satu tahun sekali sehingga panen dilakukan satu periode dalam
satu tahun. Dari satu pohon, buah tidak akan masak bersamaan sehingga dilakukan beberapa kali panen.

8.4. Perkiraan Produksi


Pohon muda okulasi menghasilkan 50-100 buah/tahun, meningkat sampai 300-500 buah pada umur 10
tahun, 1.000 buah pada umur 15 tahun & 2.000 buah pada waktu produksi maksimum di umur 20 tahun.
9. PASCAPANEN
9.1. Pengumpulan
Buah hasil panen dikumpulkan di tempat yg teduh.
9.2. Penyortiran & Penggolongan
Mangga yg rusak dipisahkan dengan mangga yg mulus. Setelah sortasi buah mangga dilap untuk
menghilangkan getah yg dapat menurunkan mutu terutama jika buah akan dipasarkan ke pasar swalayan
atau luar negeri. Buah yg akan dipasarkan di dalam negeri dapat diperam untuk mempercepat
pemasakan. Sortasi didasarkan berat buah atau ukuran buah. Kelas berdasarkan berat buah antara lain:
Kelas I: > 320 gram/buah
Kelas II: 270 - 320 gram/buah
Kelas III: 200 - 270 gram/buah
Sedangkan berdasarkan ukuran buah dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Klasifikasi Besar: arum manis > 17,5 cm, golek > 20 cm
Klasifikasi Sedang: arum manis 15 - 17,5 cm, golek 17,5 - 20 cm
Klasifikasi Kecil: arum manis < 15 cm, golek < 17,5 cm
9.3. Penyimpanan
Buah mangga yg telah dipetik disimpan ditempat yg kering, teduh & sejuk.

BUDIDAYA RAMBUTAN

Budidaya Rambutan dan Cara Menanamnya


Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman rambutan.
A. Faktor luar
Faktor luar adalah factor-faktor yang terdapat di luar tanaman rambutan, yaitu sebagai berikut:
1. Tanah
Jenis tanah yang baik sebagai media tanam untuk pertumbuhan rambutan adalah tanah yang gembur,
subur, dan sedikit berpasir. Walaupun sebenarnya rambutan dapat hidup dalam segala jenis tanah, namun
pada jenis tanah seperti tersebut di atas, rambutan dapat memberikan hasil yang optimal.
Tingkat derajat keasaman (pH) tanah yang optimal untuk budidaya tanaman rambutan adalah antara
6,67 dan jika pH tanahnya kurang dari 5,5 seperti daerah rawa-rawa maka perlu diadakan pengapuran
terlebih dahulu.
2. Iklim
Iklim adalah keadaan suhu rata-rata suatu tempat pada jangka waktu tertentu.
Keadaan iklim sangat dipengaruhi oleh:
a. Suhu udara,
b. Curah hujan,
c. Pancaran sinar matahari, dan
d. Arah angin

Hal yang paling mempengaruhi keadaan iklim adalah curah hujan. Curah hujan yang diperlukan rambutan
adalah 1.500-2.500 mm setiap tahunnya.
Pada saat berbunga, rambutan memerlukan musim kering selama 3 bulan agar dapat menjadi buah yang
baik. Jika musim kering berlangsung lebih dari 3 bulan, maka bunga akan menjadi gugur atau buah tidak
sempurna (menjadi kempes).
3. Letak ketinggian
Ketinggian antara 30-500 meter di atas permukaan laut adalah kondisi tempat yang dapat dipakai
bertanam untuk mendatangkan hasil lebih baik.
B. factor Dalam
Faktor-faktor dalam adalah factor yang berasal dari tubuh tanaman rambutan itu sendiri, yang
termasuk factor dalam adalah sebagai berikut:
1. Jenis rambutan yang ditanam
Terdapat beragam jenis rambutan, masing-masing memiliki sifat yang khas. Dari bermacam-macam sifat
tersebut, kita dapat menyeleksi sifst-sifst yang menguntungkan. Sifat-sifat tersebut diturunkan ini juga
perlu kita perhatikan, jika ingin memperoleh hasil lebih baik.
2. Bibit yang dipilih
Seperti kita ketahui, sifat turunan adalah sifat yang diturunkan induk pada anak-anaknya. Jika kita telah
memilih induk dengan sifat unggul atau berkualitas, kita dapat juga mengusahakan agar sifat tersebut
diturunkan pada anak-anaknya yaitu dengan cara perkembangbiakkan tak kawin, misalnya mencangkok.
Dengan cangkok, kita memiliki beberapa keuntungan yaitu:
a. Diperoleh sifat yang hampir sama dengan induknya;
b. Cepat berbuah;
c. Cepat menghasilkan keturunan.
Tetapi apabila kita mendapatkan keturunan dengan hasil perkawinan, belum tentu memperoleh sifat yang
sama dengan induk, sebab perkawinan adalah gabungan antara induk jantan dan induk betina.
Proses penanaman
Penanaman pohon rambutan di pekarangan rumah lebih mudah dari pada dikebun, karena perhatiannya
lebih banyak dan tidak mememrlukan bermacam-macam tehnik perawatan, namun tentu saja dengan
perawatan yang sederhana, hasilnya juga tidak dapat memberikan hasil yang maksimal.
Tanaman rambutan yang diusahakan di kebun dan di rawat secara maksimal maka akan diperoleh hasil
yang maksimal.
Persiapan
Untuk penanaman rambutan, yang kita perlukan pada persiapan lahan adalah:
1. Persiapan lahan
Lahan yang kita perlukan adalah:
a. Lahan yang subur,
b. Kondisi tanah yang gembur, dan
c. Sirkulasi udara dalam tanah berjalan baik.
Cara mempersiapkan lahan untuk berkebun rambutan:
a. Tanah dibersihkan dari tanaman pengganggu (semak)
b. Tanah dibajak atau dicangkul agak dalam, jika kita tanam pohon rambutan dari biji atau dengan
okulasi. Jika dari cangkokan, tidak usah terlalu dalam.

c. Pada lahan yang agak liat, kita tambahkan humus terlebih dahulu.
d. Biarkan kondisi seperti ini selama satu tahun terlebih dahulu.
2. Pembuatan Lubang Tanam
Setelah selesai mengadakan persiapan lahan, selanjutnya kita persiapkan pembuatan lubang tanam untuk
tanaman rambutan.
Lubang tanam dibuat 4 pekan sebelum proses penanaman bibit rambutan, Besar ukuran lubang tanam
adalah 1x1x0,5 meter.
Cara pembuatan lubang tanam untuk tanaman rambutan adalah sebagai berikut:
a. Ukurlah tanah dengan meteran sepanjang 1 meter, lebar 1 meter
b. Mulailah menggali lubang tanam sedalam 0,5 meter
c. Pada saat penggalian, sebaiknya pisahkan antara tanah sebelah atas dan tanah sebelah bawah
d. Jarak antara lubang tanam yang satu dengan lainnya adalah 12 meter
e. Tunggu lubang tanam selama 2 minggu
f. Tutup kembali lubanag tanam dengan sususnan seperti semula sebelum di gali
g. Tambahkan pada bagian tanah sebelah atas dengan pupuk kandang
h. Setelah 4 minggu maka bibit rambutan sudah dapat ditanam pada lubang tanam
3. Persiapan penyediaan benih
Cara penyiapan bibit dari biji rambutan:
a. Rendam biji rambutan dalam air bercampur asam klorida (HCL) 25% dengan perbandingan 1:2 atau
dalam larutan asam sulfat (H2SO4)
b. Lama perendaman selama 15 menit.
c. Ambilbiji rambutan dan cuci sampai bersih
d. Tiriskan biji rambutan selama 1 hari sampai kering agar tidak ditumbuhi dengan jamur
e. Langkah selanjutnya adalah menyemaikan benih pada lahan yang gembur sedalam 20 cm.
f. Kurang lebih 1 bulan, pohon rambutan sudah mulai tumbuh dan jika sudah ada daunnya, dua helai
dipindahkan ke tempat penanaman.
Penanaman
Pada penanaman tanaman rambutan harus diperhatikan:
1. Lubang tanam tidak terlalu dalam atau terlalu dangkal.
2. Dalam lubang kira-kira batas antara akar dan batang. Usahakan setinggi tanah yang ada dipermukaan
3. Buatkan perlindungan tanaman dari bahan bamboo dengan posisi agak tinggi bagian Timur, atau
membujur dari arah Utara ke selatan agar Matahari pagi lebih banyak dari pada sore hari
4. Pelindung bagian atap dibuat dari daun kelapa atau daun tebu
5. Lepas bibit dari keranjang atau kantung plastic, agar tidak mengundang rayap merusak akar yang
masih muda
6. Pada awal penanaman, ditambah dengan pupuk kandang dan pupuk hijau.
7. Penanaman bibit rambutan sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan. Namun, jika masih musim
kemarau, sebaiknya disiram 2 kali sehari selama 2 minggu.s
Pemeliharaan
A.

Penyiraman

1. Penyiraman pada tanaman rambutan yang baru ditanam sampai berumur 2 minggu, dilakukan dua
kali sehari yaitu pagi dan sore hari.
2. Setelah 2 minggu berlalu, penyiraman dilakukan 1 kali sehari
3. Setelah tanaman rambutan kuat, penyiraman dilakukan sesekali saja jika memerlukan.

4. Jika da air yang menggenang, segera buat saluran air agar air sgera mengalir jauh dari tanaman
rambutan, karena tanaman rambutan, karena tanaman rambutan timbuhnya kurang baik dalam air yang
menggenang.
B.

Pemupukan

Pemupukan adalah usaha untuk menambah kesuburan tanah sehingga tanaman cepat berbunga dan
berbuah. Selain itu, pemupukan juga dilakukan agar susunan unsure hara tanah tetap dalam keadaan
seimbang.
1. Untuk menanam rambutan yang berumur 2 tahun, pemupukan dilakukan dengan cara menggali tanah
di sekeliling pohon sedalam 30 cm, lebar 40 cm, dan memasukakkan campuran 30 kg pupuk kandang, 50
kg TSP, 100 gram urea setara 20 gram ZK.
2. Untuk tahun ketiga dan seterusnya, pemupukan tanaman rambutan berupa 50 kg pupuk kandang, 60
kg TSP, 150 gram urea, dan 250 gram ZK untuk setiap hectare tanah.
Selain pupuk yang diberikan pada bagian tanah, tanaman rambutan juga perlu pupuk daun.
Pupuk daun adalah pupuk yang diberikan pada tanaman lewat bagian daun dengan cara disemprotkan,
terutama pada saat stomata mulut daunnya terbuka.
Kelebihan pemberian pupuk daun adalah:
1. Unsur hara lebih cepat terserap.
2. Tunas lebih mudah terbentuk.
3. Bunga lebih cepat terbentuk.
4. Tanah tidak cepat menjadi tandus.
Penyemprotan pupuk daun dilakukan pada bagian bawah daun, karena letak stomata atau mulut daun ada
di permukaan bawah daun. Kecuali pada tumbuhan air yang memiliki stomata di permukaan atas daun.
C.

Penyiangan

Penyiangan adalah proses pembuangan atau pembersihan lahan tanaman rambutan dari tanaman lain
yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman rambutan, misalnya gulma dan rumput.Selain penyiangan,
yang tak kalah penting agar tanaman rambutan cepat berbuah adalah pemangkasan. Buah yang banyak
diperoleh dari daun yang rimbun. Sedangkan daun yang rimbun ini, dapat kita peroleh dari pemangkasan.
Pemangkasan dilakukan setelah selesai panen seluruhnya, terutama ranting-ranting yang telah kering dan
mati.
Ada beberapa cara yang dilakukan agar tanaman buah-buahan cepat berbuah, yaitu:
1. Pemangkasan
Pemangkasan ada 3 macam yaitu pemangkasan ringan (pada batang yang tidak produktif). Pemangkasan
sedang (untuk cabang yang rusak), dan pemangkasan berat (meremajakan batang yang tua).
Pemangkasan perlu memperhatikan kondisi tanaman dan lingkungan tempat hidupnya, serta waktunya
yaitu akhir musim kemarau dan awal musim hujan.
2. Pematahan Bagian Ujung Tunas
Pematahan ujung tunas hampir sama dengan pemangkasan. Pematahan hanya dilakukan pada ujung tunas.
Pematahan menghambat tambahan memanjang. Sehingga zat makanan untuk membentuk tunas ditimbun
agar terbentuk buah.
3. Melukai batang akar atau Umbi
Pembuatan luka merupakan usaha yang dilakukan oleh nenek moyang sejak zaman dahulu kala.
Pembuatan luka dilakukan pada bagian batang, akar dan bagian umbi.

Setelah dilukai sebaiknya diberi paraffin atau cat agar tidak terjadi infeksi. Bagian batang yang dapat
dilukai adalah batang yang keras, dengan lebar luka 10-20 cm pada sekeliling batang.
Dengan adanya luka maka pengangkutan zat makanan menjadi terganggu, sehingga pemusatan zat
makanan pada bagian daun akan mendorong proses pembungaan.
4. Pengikatan
Mengikat tanaman ini merupakan cara yang sudah lama dilakukan oleh nenek moyang kita.
Pada awalnya, mereka tidak tahu mengapa tanaman yang diikat menjadi cepat berbunga dan brbuah.
Pengikatan menggunakan kawat sebagai pengikat, dapat dilakukan bagian batang besar atau kecil. Setelah
berbunga dan berbuah, pengikatnya baru dilepas.
1. Hama
Hama tanaman rambutan adalah gangguan pada tanaman rambutan yang disebabkan oleh hewan. Hewan
yang biasa mengganggu tanaman rambutan adalah semut, kepik (kumbang kecil), kutu, tupai dan
kelelawar. Termasuk di dalamnya adalah ulat penggerek yang paling sering dijumpai pada buah, batang,
dan daun rambutan, serta masih banyak lagi jenis ulat pengganggu yang lain.
a. Ulat penggerek
Ciri-ciri buah rambutan yang terkena hama ulat penggerek adalah sebagai berikut:
1) Buah rambutan kering dan berwarna hitam.
2) Pada bagian daging buah terdapat ulat yang berwarna cokelat
b. Ulat pemakan daun
Ulat pemakan daun sering disebut ulat keket, memiliki ciri-ciri:
1) Menyerang daun tanaman rambutan saat musim kemarau.
2) Daun yang dimakan adalah daun yang muda.
3) Pinggir daun menjadi kering dan keriting.
c.

Ulat penggerek batang

d. Ulat jengkal
Ulat jengkal menyerang bagian daun ranbutan yang masih muda.
Ciri-ciri daunnya:
1) Bagian pinggir menjadi keriting.
2) Bagian pinggir daun berwarna coklat dan kering.
3) Dijumpai ulat yang berwarna coklat seperti tangkai daun yang kering.
2. Penyakit
Penyakit pada tanaman rambutan adalah gangguan pada tanaman rambutan yang disebabkan oleh
mikroorganisme (makhluk hidup yang sangat kecil, berupa tannaman dan hewan).
Macam-macam penyakit pada tanaman rambutan adalah:
a. Bercak daun
1) Bercak daun disebabkan oleh ganggang.
2) Yang diserang adalah bagian daun yang sudah tua
3) Penyakit ini muncul pada musim penghujan.
4) Gejala berupa bercak putih pada permukaan atas daun
5) Serat bercak berwarna jingga.
b.

Bercak pada batang

1)
2)
3)

Apenyebab bercak putih adalah lumut kerak


Warna putih
Menyerang pada bagian batang

c. Akar putih.
1) Penyebab akar putih adalah jamur.
2) Gejala adanya bercak putih pada akar.
3) Dapat menyebabkan akar menjadi kering sehingga tanaman mati.
3. Gulma
Gulma adalah gangguan pada tanaman rambutan yang berupa tanaman pengganggu.
Gulma tanaman rambutan biasanya berupa rumput liar yang hidup di sekitar tanaman tersebut, upaya
menanggulangi dengan mengadakan penyiangan secara rutin pada jarak 1 meter dari batang rambutan.
Usaha-usaha pemberantasan hama dan penyakit pada tanaman rambutan adalah sebagai berikut:
1. Pencegahan
Usaha pencagahan terhadap hama dan penyakit yang menyerang tanaman rambutan dilakukan untuk
membasmi hama tanaman berupa kutu.
2. Pemberantasan
Adalah usaha pemberantasan hama yang berupa ulat penggerek.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk pemberantasan hama, yaitu:
a. Jangan dilakukan pada saat tanaman rambutan berbunga, karena akan menggangu proses
penyerbukan
b. Jangan melakukan pemberantasan hama pada saat buah siap dipanen.
Dua puluh hari sebelum dipanen, pemakaian pestisida harus sudah dihentikan, karena residu pestisida
dapat meracuni konsumen.
Pencegahan penyakit pada tanaman rambutan, misalnya sebelum tumbuh jamur pada musim hujan ,mulai
tiba, tanaman rambutan kita semprot dengan fungisida.
Budidaya Rambutan
1. SEJARAH SINGKAT
Rambutan (Nephelium sp.) merupakan tanaman buah hortikultural berupa pohon dengan famili
Sapindacaeae. Tanaman buah tropis ini dalam bahasa Inggrisnya disebut Hairy Fruit berasal dari
Indonesia. Hingga saat ini telah menyebar luar di daerah yang beriklim tropis seperti Filipina dan negaranegara Amerika Latin dan ditemukan pula di daratan yang mempunyai iklim sub-tropis.
Teknik Budidaya Rambutan Cara Menanam Rambutan
2. JENIS TANAMAN
Dari survey yang telah dilakukan terdapat 22 jenis rambutan baik yang berasal dari galur murni maupun
hasil okulasi atau penggabungan dari dua jenis dengan galur yang berbeda. Ciri-ciri yang membedakan
setiap jenis rambutan dilihat dari sifat buah (dari daging buah, kandungan air, bentuk, warna kulit,
panjang rambut). Dari sejumlah jenis rambutan diatas hanya beberapa varietas rambutan yang digemari
orang dan dibudidayakan dengan memilih nilai ekonomis relatif tinggi diantaranya:
Teknik Budidaya Rambutan Cara Menanam Rambutan
a. Rambutan Rapiah buah tidak terlalu lebat tetapi mutu buahnya tinggi, kulit berwarna hijaukuning-merah tidak merata dengan beramut agak jarang, daging buah manis dan agak kering,
kenyal, ngelotok dan daging buahnya tebal, dengan daya tahan dapat mencapai 6 hari setelah
dipetik.

b. Rambutan Aceh Lebak bulus pohonnya tinggi dan lebat buahnya dengan hasil rata-rata 160-170
ikat per pohon, kulit buah berwarna merah kuning, halus, rasanya segar manis-asam banyak air
dan ngelotok daya simpan 4 hari setelah dipetik, buah ini tahan dalam pengangkutan.
c. Rambutan Cimacan, kurang lebat buahnya dengan rata-rata hasil 90-170 ikat per pohon, kulit
berwarna merah kekuningan sampai merah tua, rambut kasar dan agak jarang, rasa manis, sedikit
berair tetapi kurang tahan dalam pengangkutan.
d. Rambutan Binjai yang merupakan salah satu rambutan yang terbaik di Indonesia dengan buah
cukup besar, dengan kulit berwarna merah darah sampai merah tua rambut buah agak kasar dan
jarang, rasanya manis dengan asam sedikit, hasilbuah tidak selebat aceh lebak bulus tetapi daging
buahnya ngelotok.
e. Rambutan Sinyonya, jenis rambutan ini lebat buahnya dan banyak disukai terutama orang
Tionghoa, dengan batang yang kuat cocok untuk diokulasi, warna kulit buah merah tua sampai
merah anggur, dengan rambut halus dan rapat, rasa buah manis asam, banyak berair, lembek dan
tidak ngelotok.
3. MANFAAT TANAMAN
Tanaman buah rambutan sengaja dibudidayakan untuk dimanfaatkan buahnya yang mempunyai gizi, zat
tepung, sejenis gula yang mudah terlarut dalam air, zat protein dan asam amino, zat lemak, zat enzimenzim yang esensial dan nonesensial, vitamin dan zat mineral makro, mikro yang menyehatkan keluarga,
tetapi ada pula sementara masyarakat yang memanfaatkan sebagai pohon pelindung di pekarangan,
sebagai tanaman hias.
4. SENTRA PENANAMAN
Di Indonesia yang menjadi sentra penanaman rambutan adalah di Jawa khususnya yang sangat besar
produksi buah rambutan antara lain di Bekasi, Kuningan, Malang, Probolinggo, Lumajang dan di Garut.
5. SYARAT PERTUMBUHAN
5.1. Iklim
1. Dalam budidaya rambutan angin berperan dalam penyerbukan bunga.
2. Intensitas curah hujan yang dikehendaki oleh pohon rambutan berkisar antara 1.500-2.500
mm/tahun dan merata sepanjang tahun
3. Sinar matahari harus dapat mengenai seluruh areal penanaman sejak dia terbit sampai tenggelam,
intensitas pancaran sinar matahari erat kaitannya dengan suhu lingkungan.
4. Tanaman rambutan akan dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu
sekitar 25C yang diukur pada siang hari. Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan
penurunan hasil atau kurang sempurna (kempes).
5. Kelembaban udara yang dikehendaki cenderung rendah karena kebanyakan tumbuh di dataran
rendah dan sedang. Apabila udara mempunyai kelembaban yang rendah, berarti udara kering
karena miskin uap air. Kondisi demikian cocok untuk pertumbuhan tanaman rambutan.
5.2. Media Tanam
1. Rambutan dapat tumbuh baik pada lahan yang subur dan gembur serta sedikit mengandung pasir,
juga dapat tumbuh baik pada tanah yang banyak mengandung bahan organik ataui pada tanah
yang keadaan liat dan sedikit pasir.
2. Pada dasarnya tingkat/derajat keasaman tanah (pH) tidak terlalu jauh berbeda dengan tanaman
perkebunan lainnya di Indonesia yaitu antara 6-6,7 dan kalau kurang dari 5,5 perlu dilakukan
pengapuran terlebih dahulu.
3. Kandungan air dalam tanah idealnya yang diperlukan untuk penanaman pohon rambutan antara
100-150 cm dari permukaan tanah.

4. Pada dasarnya tanaman rambutan tidak tergantung pada letak dan kondisi tanah, karena keadaan
tanah dapat dibentuk sesuai dengan tata cara penanaman yang benar (dibuatkan bedengan) sesuai
dengan petunjuk yang ada.
5.3. Ketinggian Tempat
Rambutan dapat tumbuh subur pada dataran rendah dengan ketinggian antara 30-500 m dpl. Pada
ketinggian dibawah 30 m dpl rambutan dapat tumbuh namun tidak begitu baik hasilnya.
6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
1. Persyaratan Benih : Benih yang diambil biasanya dipilih dari benih-benih yang disukai oleh
masyarakat konsumen antara lain: Rambutan Rapiah, Rambutan Aceh, Lebak bulus, Rambutan
Cimacan, Rambutan, Rambutan Sinyonya.
2. Penyiapan Benih : Persiapan benih biji yang dipergunakan sebagai pohon pangkal setelah buah
dikupas dan diambil bijinya dengan jalan fermentasi biasa (ditahan selama 1-2 hari) sesudah itu di
angin-anginkan selama 24 jam (sehari semalam) dan biji siap disemaikan. Disamping itu dapat
pula direndamdengan larutan asam dengan perbandingan 1:2 dari air dan larutan asam yang
terdiri dari asam chlorida (HCl) 25% atau Asam Sulfat (H2S04) BJ = 1.84, caranya direndam
selama 15 menit kemudian dicuci dengan air tawar yang bersih sebanyak 3 kali berulang dengan
air yang mengalir selama 10 menit dan dianginkan selama 24 jam. Untuk menghidari jamur biji
dapat dibalur dengan larutan Dithane 45, Attracol 70 WP atau fungisida lainnya.
3. Teknik Penyemaian Benih : Teknik penyemaian benih dipilih lahan yang gembur dan mudah
mendapat pengairan serta mudah dikeringkan disamping itu mudah diawasi seperti: mencangkul
tanah sedalam 20-30 cm sambil dibersihkan dari rumput-rumput, batu-batu dan sisa pepohonan
dan benda keras lainnya. Kemudian tanah dihaluskan sehingga menjadi gembur dan buatkan
bedang-bedeng yang berukuran 1-1,5 m lebar dan tinggi sekitar 30 cm, panjang disesuaikan
dengan luas pekarangan/persawahan. Tetapi idealnya panjang bedengan sekitar 10 m, dengan
keadaan arah membujur dari Utara ke Selatan, supaya mendapatkan banyak sinar matahari
walaupun setelah diberi atap pelindung, dengan jarak antara bedeng 30 cm dan untuk menambah
kesuburan dapat diberi pupuk hijau, kompos/pupuk kandang yang sudah matang dan benih siap
disemaikan. Selain dengan melalui proses pengecambahan juga biji dapat langsung ditunggalkan
pada bedeng-bedeng yang sudah disiapkan, untuk menyiapkan pohon pangkal lebih baik melalui
proses pengecambahan, biji-biji tersebut ditanam pada bedeng-bedeng yang berjarak 10 X 10 cm
setelah berkecambah dan berumur 1-1,5 bulan dan sudah tumbuh daun sekitar 2-3 helai maka
bibit dapat dipindahkan dari bedeng persemaian ke bedeng penanaman.
4. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian : Setelah bibit berkecambang dan telah berumur 1-1,5
bulan disiram pagi sore, setelah kecambah dipindah ke bedeng pembibitan penyiraman cukup 1
kali tiap pagi hari sampai menjelang mata hari terbit, dengan menggunakan "gembor" supaya
merata dan tidak merusak bedengan dan diusahakan air dapat menembus sedalam 3-4 cm dari
permukaan. Kemudian dilakukan pendangiran bedengan supaya tetap gembur dan dilakukan
setiap 2-3 minggu sekali, rumput yang tumbuh disekitarnya supaya disiangi, hindarkan dari
serangan hama dan penyakit, sampai umur kurang lebih 1 tahun persemaian yang dilakukan
terhadap pohon baru setelah itu dapat dilakukan pengokulasian yang ditentukan dengan sistem
Fokkert yang sudah disempurnakan yang sebelumnya daun-daun dirontokkan pada pohon induk
yang telah dipilih mata kulitnya dan kemudian setelah disiapkan tempat untuk penempelan mata
kulit tersebut sampai mata kulit itu tumbuh tunas, setelah itu tunas asli pada pohon induk yang
telah ditempel dipangkas, kemudian rawat dengan penyiraman 2 kali sehari dan mendangir serta
membersihkan rumput-rumput yang ada disiangi, kemudian dapat juga diberi pupuk urea 10 gram
untuk tiap 1 m untuk 25 tanaman rambutan.

5. Pemindahan Bibit : Cara pemindahan bibit yang telah berkecambah atau di cangkok maupun
diokulasi dapat dengan mencungkil/membuka plastik yang melekat pada media penanaman
dengan cara hati-hati jangan sampai akar menjadi rusak dan dilakukan penyungkilan sekitar 5 cm
dan agar tumbuh akar lebih banyak maka dalam penanaman kembali akar tunggangnya dapat
dipotong sedikit untuk menjaga penguapan kemudian lebar daun dipotong separuh serta keping
yang menempel dibiarkan sebab berfungsi sebagai cadangan makanan sebelum dapat menerima
makanan dari tanah yang baru. Dan ditanam pada bedeng pembibitan dengan jarak 30-40 cm dan
ditutupi dengan atap yang dipasang miring lebih tinggi di Timur dengan harapan dapat lebih
banyak kena sinar mata hari pagi.
6.2. Pengolahan Media Tanam
1. Persiapan : Pilihlah tanah yang subur, hindari daerah yang berkondisi tanahnya terlampau liat dan
tidak memiliki sirkulasi yang baik, meskipun pada daerah perbukitan tetapi tanahnya subur
dengan cara membuat sengkedan (teras) pada bagian yang curam, kemudian untuk
menggemburkan tanah perlu dibajak atau cukup dicangkul dengan kedalaman sekitar 30 cm
secara merata.
2. Pembukaan Lahan. Tanah yang akan dipergunakan untuk kebun rambutan dikerjakan semua
secara bersama, tanaman pengganggu seperti semak-semak dan rerumputan dibuang dan bendabenda keras disingkirkan kemudian tanah dibajak/dicangkul. Bila bibit berasal dari cangkokan
pengolahan tanah tidak perlu terlalu dalam tetapi kalau dari hasil okulasi perlu pengolahan yang
cukup dalam. Kemudian dibuatkan saluran air selebar 1 meter dan kedalam disesuaikan dengan
kedalaman air tanah, guna mengatasi sistem pembuangan air yang kurang lancar. Tanah yang
kurus dan kurang humus atau tanah cukup liat diberikan pupuk hijau yang dibuat dengan cara
mengubur ranting-ranting dan dedaunan dan kondisi ini dibiarkan selama kurang lebih 1 tahun
sebelumnya.
3. Pembentukan Bedengan. : Setelah tanah keadaan gembur dan buatkan bedeng-bedengan yang
berukuran 8 m lebar dan tinggi sekitar 30 cm dengan perataan dasar atasnya guna menopang bibit
yang akan ditanam, panjang disesuaikan dengan luas pekarangan/persawahan. Tetapi idealnya
panjang bedengan sekitar 10 m, dengan keadaan arah membujur dari utara ke selatan, supaya
mendapatkan banyak sinar matahari pagi walaupun setelah diberi atap pelindung, dengan jarak
antara bedeng 1 m yang diharapkan untuk lalu-lintas para pekerja dan dapat dipergunakan sebagai
saluran air pembuangan, dan untuk menambah kesuburan dapat diberi pupuk hijau,
kompos/pupuk kandang yang sudah matang
4. Pengapuran : Pengapuran pada dataran yang berasal dari tambak dan juga dataran yang baru
terbentuk tidak bisa ditanami, selain tanah masih bersifat asam juga belum terlalu subur, setelah
lobang-lobang itu digali dengan ukuran penanaman di pekarangan dan dasarnya ditaburkan kapur
sebanyak 0,5 liter untuk setiap lobang guna menetralkan pH tanah hingga mencapai 6-6,7 sebagai
syarat tumbuhnya tanaman rambutan, setelah 1 minggu dari penaburan kapur diberi pupuk
kandang supaya tanah menjadi subur.
5. Pemupukan : Setelah jangka waktu 1 minggu dari pemberian kapur pada lubang-lubang yang
ditentukan kemudian diberikan pupuk kandang sebanyak 25 kg (kurang lebih 1 blek) dan setelah
1 minggu lahan baru siap untuk ditanami bibit rambutan yang telah jadi.
6.3. Teknik Penanaman
1. Penentuan Pola Tanaman : Penyiapan pohon pangkal sebaiknya melalui proses perkecambahan
kemudian ditanam dengan jarak 10 x 10 cm setelah berkecambah dan berumur 1-1,5 bulan atau

telah tumbuh daun sebanyak 3 helai maka bibit/zaeling dapat dipindahkan pada bedeng ke dua
dengan jarak 1-14 meter. Untuk menghindari sengatan sinar matahari secara langsung dibuat atap
yang berbentuk miring lebih tinggi ke Timur dengan maksud supaya mendapatkan sinar matahari
pagi hari secara penuh.
2. Pembuatan Lubang Tanaman : Pembuatan lubang pada bedeng-bedeng yang telah siap untuk
tempat penanaman bibit rambutan yang sudah jadi dilakukan setelah tanah diolah secara matang
kemudian dibuat lobang-lobang dengan ukuran 1 x 1 x 0,5 m yang sebaiknya telah dipersiapkan
3-4 pekan sebelumnya dan pada waktu penggalian tanah yang diatas dan yang dibawah
dipisahkan yang nantinya dipergunakan untuk penutup kembali lubang yang telah diberi tanaman,
sedangkan jarak antar lubang sekitar 12-14 m.
3. Cara Penanaman : Setelah berlangsung selama 2 pekan lubang ditutup dengan susunan tanah
seperti sedia kala dan tanah yang bagian atas dikembalikan setelah dicampur dengan 3 blek (1
blek kurang lebih 20 liter) pupuk kandang yang sudah matang, dan kira-kira 4 pekan dan tanah
yang berada di lubang bekas galian tersebut sudah mulai menurun baru rambutan ditanam dan
tidak perlu terlalu dalam secukupnya, maksudnya batas antara akar dan batang rambutan
diusahakan setinggi permukaan tanah yang ada disekelilingnya.
4. Lain-lain : Pada awal penanaman di kebun perlu diberi perlindungan yang rangkanya dibuat dari
bambu/bahan lain dengan dipasang posisi agak tinggi disebelah Timur, agar tanaman
mendapatkan lebih banyak sinar matahari pagi dari pada sore hari, dan untuk atapnya dapat
dibuat dari daun nipah, kelapa/tebu. Sebaiknya penanaman dilakukan pada awal musim
penghujan, agar kebutuhan air dapat dipenuhi secara alamiah.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
1. Penjarangan dan Penyulaman : Karena kondisi tanah telah gembur dan mudah tanaman lain akan
tumbuh kembali terutama Gulma (tanaman pengganggu), seperti rumput-rumputan dan harus
disiangi sampai radius 1-2 m sekeliling tanaman rambutan. Apabila bibit tidak tumbuh dengan
baik segera dilakukan penggantian dengan bibit cadangan.
2. Perempalan : Agar supaya tanaman rambutan mendapatkan tajuk yang rimbun, setelah tanaman
berumur 2 tahun segera dilakukan peempelan/ pemangkasan pada ujung cabang-cabangnya.
Disamping untuk memperoleh tajuk yang seimbang juga berguna memberi bentuk tanaman,
memperbanyak dan mengatur produksi agar tanaman tetap terpelihara. Pemangkasan juga perlu
dilakukan setelah masa panen buah berakhir dengan harapan muncul tajuk-tajuk baru sebagai
tempat munculnya bunga baru pada musim berikutnya dan hasil berikutnya dapat meningkat.
3. Pemupukan : Untuk menjaga agar kesuburan lahan tanaman rambutan tetap stabil perlu diberikan
pupuk secara berkala dengan aturan:
a. Pada tahun ke 2 setelah penanaman bibit diberikan pada setiap pohon dengan campuran
30 kg pupuk kandang, 50 kg TSP, 100 gram Urea dan 20 germ ZK dengan cara
ditaburkan disekeliling pohon/dengan jalan menggali disekeliling pohon sedalam 30 cm
selebar antara 40-50 cm, kemudian masukkan campuran tersebut dan tutup kembali
dengan tanah galian sebelumnya.
b. Tahun berikutnya perlu dosis pemupukan perlu ditambah dengan komposisi 50 kg pupuk
kandang, 60 kg TSP, 150 gr Urea dan 250 gr ZK dengan cara pemupukan yang sama,
apabila menggunakan pupuk NPK maka perbandingannya 15:15:15 dengan ukuran
diantara 75-125 kg untuk setiap ha, dan bila ditabur dalam musim hujan dan dengan
komposisi 250-350 kg apabila dilakukan saat awal musim penghujan

4. Pengairan dan Penyiraman : Selama dua minggu pertama setelah bibit yang berasal dari
cangkokan/okulasi ditanam, penyiraman dilakukan sebanyak dua kali sehari, pagi dan sore. Dan
minggu-minggu berikutnya penyiraman dapat dikurangi menjadi satu kali sehari. Apabila
tanaman rambutan telah tumbuh benar-benar kuat frekuensi penyiraman bisa dikurangi lagi yang
dapat dilakukan saat-saat diperlukan saja. Dan bila turunterlalu lebat diusahakan agar sekeliling
tanaman tidak tegenang air dengan cara membuat lubang saluran untuk mengalirkan air.
5. Waktu Penyemprotan Pestisida : Guna mencegah kemungkinan tumbuhnya penyakit/hama karena
kondisi cuaca/hewan-hewan perusak maka perlu dilakukan penyemprotan pestisida
umumnyadilakukan antara 15-20 hari sebelum panen dan juga apabila kelembaban udara terlalu
tinggi akan tumbuh cendawan, apabila musim penghujan mulai tiba perlu disemprot fungisida
beberapa kali selama musim hujan pestisida dan insektisida
6. Pemeliharaan Lain : Untuk memacu munculnya bunga rambutan diperlukan larutan KNO....
(Kalsium Nitrat) yang akan mempercepat 10 hari lebih awal dari pada tidak diberi KNO.... dan
juga mempunyai keunggulan memperbanyak "dompolan" bunga (tandan) rambutan pada setiap
stadium (tahap perkembangan) serta mempercepat pertumbuhan buah rambutan.
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama pada Daun
Hama tanaman rambutan berupa serangga seperti semut, kutu, kepik, kalong dan bajing serta hama lainya
seperti, keberadaan serangga ini dipengaruhi faktor lingkungan baik lingkungan biotik maupun abiotik.
misal: ulat penggerek buah (Dichocricic punetiferalis) warna kecoklat-coklatan dengan ciri-ciri buah
menjadi kering dan berwarna hitam, Ulat penggerek batang (Indrabela sp) membuat kulit kayu dan
mampu membuat lobang sepanjang 30 cm, Ulat pemakan daun (Ploneta diducta/ulat keket) memakan
daun-daun terutama pada musim kemarau. Ulat Jengkal (Berta chrysolineate) pemakan daun muda
sehingga penggiran daun menjadi kering, keriting berwarna cokelat kuning.
7.2. Penyakit
Penyakit tanaman rambutan disebabkan organisme semacam ganggang (Cjhephaleusos sp) yang diserang
umumnya daun tua dan muncul pada musim hujan dengan ciri-ciri adanya bercak-bercak kecil dibagian
atas daun disertai serat-serat halus berwarna jingga yang merupakan kumpulan sporanya. Ganggang
Chaphaleuros kesimbiose dengan lumut kerek (lichen) dan dapat dijumpai pada daun dan batang
rambutan, yang nampak seperti panu sehingga ranting yang diserang dapat mati; Penyakit akar putih
disebabkan oleh cendawan (jamur) Rigidoporus Lignosus dengan tanda rizom berwarna putih yang
menempel pada akar dan apabila akar yang kena dikupas akan nampak warna kecoklatan.
7.3. Gulma
Segala macam tumbuhan pengganggu tanaman rambutan yang berbentuk rerumputan yang berada
disekitar tanaman rambutan yang akan mengganggu pertumbuhan perkembangan bibit rambutan oleh
sebab itu perlu dilakukan penyiangan secara rutin.
8. PANEN
8.1. Ciri dan Umur Panen
Buah rambutan yang telah matang dengan ciri-ciri melihat warna yang disesuikan dengan jenis rambutan
yang ada juga dengan mencium baunya serta yang terakhir dengan merasakan rambutan yang sudah
masak dibandingkan dengan rambutan yang belum masak, dapat dipastikan bahwa pemanenan dilakukan
sekitar bulan Nopember sampai Februari, juga dapat dipengaruhi musim kemarau atau musim penghujan.
8.2. Cara Panen
Cara pemanenan yang terbaik adalah dipetik beserta tungkalnya yang sudah matang (hanya yang sudah

masak) sekaligus melakukan pemangkasan pohon agar tidak menjadi rusak. Pemangkasan dilakukan
sekaligus panen agar dapat bertunas kembali cepat berbuah apabila pemetikan tidak terjangkau dapat
dilakukan dengan menggunakan galah untuk mengkait tangkai buah rambutan secara benar.
8.3. Periode Panen
Periode pemanenan buah rambutan dilakukan pada sekitar bulan Nopember sampai dengan Februari
(masa musim penghujan). Dengan dicari buah yang masak dan yang belum masak supaya ditinggal dulu
dan kemudian dipanen kembali
8.4. Prakiraan Produksi
Apabila penanganan dan pemeliharaan semenjak pembibitan hingga panen dilakukan secara baik dan
benar serta memenuhi aturan yang ada maka dapat diperkirakan mendapatkan hasil yang maksimal.
Setiap pohonnya dapat mencapai hasil minimal 0,10 kuintal, dan maksimal dapan mencapai 1,75 kuintal
setiap pohonnya.
9. PASCAPANEN
1. Pengumpulan : Setelah dilakukan pemanenan yang benar buah rambutan harus diikat secara baik,
biasanya dikumpulkan tidak jauh dari lokasi pohon sehingga selesai pemanenan secara
keseluruhan.
2.
3. Penyortiran dan Penggolongan : Tujuan penyortiran buah rambutan yang bagus agar harga
jualnya tinggi, biasanya dipilih berdasarkan ukuran dan mutunya, buah yang kecil tetapi baik
mutunya dapat dicampur dengan buah yang besar dengan sama mutunya, yang biasanya dijual
dalam bentuk ikatan dan perlu diingat bahwa dalam 1 ikatan diusahakan sama besar dan sama
baik mutunya. Dan dilakukan sesuai dengan jenis rambutan, jangan dicampur adukkan dengan
jenis yang lain.
4. Penyimpanan : Penyimpanan yang terbaik untuk mengawetkan buah rambutan biasanya
dilakukan dengan jalan dibuat asinan/manisan dan dimasukkan dalam kaleng/botol atau dapat
juga dengan menggunakan kantong plastik. Hal ini dapat menjaga kesterlilan dan ketahanan serta
lama penyimpanannya.
5. Pengemasan dan Pengangkutan : Hasil jual dapat tinggi tidak tergantung dari rasanya saja,tetapi
pada kenampakandan cara pengikatannya,apabilaakan dijual tidak jauh dari lokasi maka cukup
diikat dan kemudian di angkut dengan kendaraan/dimasukkan dalam karung. Untuk pengiriman
dengan jarak yang agak jauh (antar pulau) yang membutuhkan waktu hingga 2-3 hari lamanya
perjalanan rambutan. Caranya di pak dengan menggunakan peti sebelum dipilih dan di pak
sebaiknya dicuci terlebih dahulu dengan air sabun dan dibilas kemudian dikeringkan, setelah
dipisah dari tangkainya, apabila ada yang terkena jamur sebaiknya direndam dulu dengan larutan
soda 1,5% selama 3-5 menit kemudian disikat dengan sikat yang lunak. Setelah itu disusun
berderet berbentuk sudut terhadap sisi peti, yang sebelumnya dialasi dengan lumut/ sabut kelapa,
setelah itu dilapisi dengan kertas minyak. Setelah penuh lapisan atas dilapisi lagi dengan kertas
minyak dan dengan sabut kelapa yang terakhir ditutup dengan papan, sebaiknya kedua sisi
panjang dibentuk agak gembung, biasanya penempatan peti bagian yang pendek ditempatkan
dibawah didalam perjalanan.
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
10.1 Analisis Usaha Budidaya
Untuk mendukung perhitungan analisis usaha tani rambutan secara konvensional ada beberapa hal yang
perlu diketahui antara lain:

1. Tanaman rambutan dibudidayakan secara pencangkokan atau mengokulasi dengan jarak tanam
12-14 m sehingga populasi tanaman setiap hektar mencapai 1000 tanaman.
2. Varietas tanaman rambutan yang dibudidayakan merupakan jenis yang disukai konsumen.
3. Di lokasi penanaman diusahakan yang dekat dengan sumber air, dekat dengan sipekerja.
4. Tenaga kerja dibedakan menjadi dua yakni tenaga kerja pria (HKP) dan tenaga kerja wanita
(HKW), dengan ongkostenaga kerja pria lebih tinggi dari pada tenaga kerja wanita dengan jam
kerja per harinya 8 jam.
5. Budidaya rambutan dilakukan pada musim (Maret-September).
10.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Buah rambutan merupakan buah populer di kawasan ASEAN, khususnya di tanh air dn di negara Jiran
Malaysia tempat asal buah rambutan. Buah rambutan dapat dikonsumsi langsung (buah segar) ataupun
diolah menjadi buah kalen dan manisan buah rambutan. Rambutan selain sebagai buah segar yang
digemari, hasil olahannya pun menjadi komoditi primadona yang memiliki prospek cukup cerah di Asia
dan di negara-negara lainnya. Pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri masih merupakan lahan
pemasaran yang menjanjikan. Sehingga sangat tepat untuk membudidayakan buah rambutan secara
intensif dengan didukung kondisi alam yang ada.
11. STANDAR PRODUKSI
11.1. Ruang Lingkup
Standard produksi ini meliputi: klasifikasi/penggolongan dan syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara
uji, syarat penandaan dan cara pengemasan
11.2. Diskripsi
Buah rambutan segar adalah buah dari tanaman rambutan (Nephelium lappaceum Linn) dalam tingkat
ketuaan optimal, utuh, segar dan bersih. Standar buah rambutan di Indonesia tercantum dalam Standar
Nasional Indonesia SNI 01-3210-1992.
11.3. Klasifikasi dan Standar Mutu
Buah rambutan segar untuk masing-masing kultvar, digolongkan dalam 2 buah jenis, yaitu: Mutu I dan
Mutu II.Klasifikasi berdasarkan ukuran berat adalah sebagai berikut:
1. Binjai: besar maksimum 20 kg; kecil : > 20 kg
2. Lebak Bulus: besar maksimum 35 kg; kecil > 35 kg
3. Rapiah: besar maksimum 30 kg; kecil > 30 kg
4. Simacan: besar maksimum 40 kg; kecil > 40 kg
5.
Persyaratan mutu untuk buah rambutan adalah sebagai berikut:
1. Keseragaman Kultivar: mutu I seragam; mutu II seragam
2. Keseragaman Ukuran: mutu I seragam; mutu II kurang seragam
3. Tingkat Kesatuan Buah: mutu I tepat; mutu II kurang Tepat
4. Tingkat Kesegaran Buah: mutu I segar; mutu II kurang segar
5. Buah cacat/busuk: mutu I 0%; mutu II 0%
6. Bentuk ikatan: mutu I maksimum 10 cm; mutu II maksimum 10 cm
7. Bentuk buah lepas: mutu I maksimum. 0,5 cm; mutu II maksimum 0,5 cm
8. Kadar Kotoran: mutu I 0%; mutu II 0%
9. Serangga hidup/mati: mutu I tidak ada; mutu II tidak ada
11.4. Pengambilan Contoh
Satu partai/lot buah rambutan segar terdiri dari maksimum 1.000 kemasan. Contoh diambil secara acak
dari jumlah kemasan dalam 1 (satu) partai/lot.

1. Jumlah kemasan dalam partai/lot 1 s/d 5, contoh pengambilan semua


2. Jumlah kemasan dalam partai/lot 6 s/d 100, contoh pengambilan sekurang-kurangnya 5
3. Jumlah kemasan dalam partai/lot 101 s/d 300, contoh pengambilan sekurang-kurangnya 7
4. Jumlah kemasan dalam partai/lot 301 s/d 500, contoh pengambilan sekurang-kurangnya 9
5. Jumlah kemasan dalam partai/lot 501 s/d 1000, contoh pengambilan sekurang-kurangnya 10
Petugas pengambil contoh harus orang yang memenuhi persyaratan yaitu orangyang telah berpengalaman
atau dilatih lebih dahulu dan mempunyai ikatan dengan suatu badan hokum
11.5. Pengemasan
Buah rambutan segar disajikan dalam bentuk ikatan atau lepas, dibungkus bahan kertas, jaring plastik atau
bahan laian yang sesuai, lalu dikemas dengan keranjang bambu atau kotak karton/kayu/bahan lain yang
sesuai dengan atau tanpa penyangga, dengan berat bersih maksimum 10 kg. Pada bagian luar kemasan,
diberi label yang bertuliskan antara lain :
1. Dihasilkan di Indonesia.
2. Nama barang/kultivar.
3. Golongan ukuran.
4. Jenis mutu.
5. Nama perusahaan/eksportir.
6. Berat bersih/kotor.

BUDIDAYA DURIAN

JENIS DURIAN UNGGUL DI INDONESIA


Indonesia sebagai tempat asal durian, punya banyak sekali jenis durian, baik yang durian yang sudah
dibudidayakan atau jenis durian hutan yang kurang komersiil. Dari sekian banyak jenis durian ini ada
beberapa varietas yang termasuk durian unggul baik karena rasa, ukuran dan kualitas daging buahnya.
Pemerintah sebenarnya sudah menetapkan 67 Jenis Durian unggul asli Indonesia, tetapi kayaknya
program ini kurang bersinar, sehingga yang kita kenal cuma durian monthong aja. Mungkin saking
banyaknya jenis durian unggul di Indonesia pemerintah jadi bingung, kalau di thailand cuma fokus pada
dua varietas saja yang dikembangkan dengan serius sehingga terkenal di seluruh dunia.
Berikut beberapa durian unggul yang berpotensi untuk dibudidayakan:
1. Durian Monthong,
Meski durian ini berhasil dimuliakan di thailand namun sejatinya bibitnya berasal dari pulau kalimantan.
Durian ini kita masukkan sebagai durian asli Indonesia saja. Buahnya terlihat menonjol dan ukurannya
besar sehingga menggoda iman. memiliki rasa manis legit dan aroma harum yang disukai kebanyakan
konsumen durian. Durian Monthong banyak disukai petani durian karena mampu berproduksi pada umur
4-5 tahun sejak di tanam. Produksi buahnya cukup banyak. Mampu beradaptasi pada berbagai
tempat, Bentuk buah bervariasi, dari bulat panjang sampai hampir persegi. Durinya besar dan tersusun
jarang. Bobot buahnya mampu mencapai 13 kg.

2. Durian Petruk.
Durian Petruk ini terkenal dengan rasanya yang ekstra legit dibanding jenis durian lain. Durian petruk
berasal dari Jepara Jawa Tengah. Ciri-ciri durian petruk adalah rasanya yang manis, bentuk buah lonjong
alur seperti buah belimbing,aroma mantab, manis, lezat agak pahit, baunya yang menyengat, daging
buahnya tebal, dan bijinya yang kecil dan daging buahnya yang tidak lembek.
Jadi kalau anda jalan-jalan di daerah Jawa Tengah jangan lupa cicipi Duren ini. Jika ke semarang jangan
lupa mampir di daerah Jepara dan rasakan durian petruk di tempat asalnya.tapi lihat juga musim panen
duren di sana.
3. Durian Mimang
Durian Mimang merupakan durian Unggul dari Kab. Banjarnegara, Jawa Tengah. Durian Mimang
pernah juara ke 2 lomba durian se Asia Tenggara, Durian Mimang memiliki rasa Lebih manis, Legit,
daging buah tebal 2-3 cm, biji kempes, kulit kempes.
4. Durian Matahari
Durian Matahari durian Unggul Nasional dengan rasa manis legit pulen daging buah tebal berwarna
kuning seperti pancaran sinar matahari oleh karena itu disebut durian matahari . Kelebihan durian
matahari adalah tanpa biji dengan daging buah tebal, rasanya manis, dan beraroma.
5. Durian Candy (Candimulyo)
Durian yang panjang dan besar asli Magelang jawa Tengah. Rasanya, sangat sesuai dengan lidah para
penggemar buah durian, manis, agak-agak pahit. Durian dari Candimulyo menjadi spesial karena buahnya
yang besar, daging tebal, rasa manis khas durian unggulan, manis-manis pahit, serta pongge (bijih durian)
kecil.
6. Durian Bawor
Durian Bawor Monthongnya Banyumas merupakan Durian monthong Orange. Bibit durian bhinneka
bawor di hasilkan dari berbagai macam jenis spesies durian yang dijadikan menjadi satu batang dengan
batang pokoknya bibit durian montong dengan spesies-spesies yang lain dari bibit durian lokal yang
mutunya bagus.
Durian Bawor Berkaki Empat merupakan durian montong orange yang memiliki batang yang di
sambung/okolasi langsung dengan tanaman durian lain yang menjadi kaki baru yang salah satunya
adalah untuk mempercepat pertumbuhan tanaman, karena serapan unsur haranya bisa lebih.
Durian Bawor mempunyai beberapa keunggulan antara lain : umur 3-4 tahun sudah mulai berbuah, satu
tahun bisa panen 3 kali, 1 buah mempunyai berbagai macam rasa, daging buahnya tebal rasanya legit,
bijinya kecil / tipis, sistim perakarannya baik karena mempunyai kaki empat sehingga memudahkan
mencari nutrisi dalam tanah maka semakin tua umur tanaman semakin lebat / banyak buahnya.
Bahkan pohon induknya yang berumur 7 tahun dalam 1 tahun mampu menghasilkan 2 ton durian. Durian
bawor dapat dipanen 3 kali dalam setahun sedangkan pohon-pohon durian yang lain hanya dapat dipanen
setahun sekali, untuk memanennyapun tidak terlalu sulit karena rata-rata tinggi tanaman durian bawor
hanya 2 s/d 3 meter .
7. Durian Si Mas
Si Mas yang asli Bogor memiliki daging buah kuning dan kenyal.

SYARAT TUMBUH
Iklim
Curah hujan untuk tanaman durian maksimum 3000-3500 mm/tahun dan minimal 1500-3000 mm/tahun.
Curah hujan merata sepanjang tahun, dengan kemarau 1-2 bulan sebelum berbunga lebih baik daripada
hujan terus menerus.
Intensitas cahaya matahari yang dibutuhkan durian adalah 60-80%. Sewaktu masih kecil (baru ditanam di
kebun), tanaman durian tidak tahan terik sinar matahari di musim kemarau, sehingga bibit harus
dilindungi/dinaungi.
Tanaman durian cocok pada suhu rata-rata 20-30 derajat C. Pada suhu 15 C durian dapat tumbuh tetapi
pertumbuhan tidak optimal. Bila suhu mencapai 35 derajat C daun akan terbakar.
Media Tanam
1. Tanaman durian menghendaki tanah yang subur (tanah yang kaya bahan organik). Partikel penyusunan
tanah seimbang antara pasir liat dan debu sehingga mudah membentuk remah.
2. Tanah yang cocok untuk durian adalah jenis tanah grumosol dan ondosol. Tanah yang memiliki ciri-ciri
warna hitam keabu-abuan kelam, struktur tanah lapisan atas bebutir-butir, sedangkan bagian bawah
bergumpal, dan kemampuan mengikat air tinggi.
3. Derajat keasaman tanah yang dikehendaki tanaman durian adalah (pH) 5-7, dengan pH optimum 6-6,5.
4. Tanaman durian termasuk tanaman tahunan dengan perakaran dalam, maka membutuhkan kandungan
air tanah dengan kedalam cukup, (50-150 cm) dan (150-200 cm). Jika kedalaman air tanah terlalu
dangkal/ dalam, rasa buah tidak manis/tanaman akan kekeringan/akarnya busuk akibat selalu tergenang.
Ketinggian Tempat
Untuk budidaya durian, dalam pemilihan lokasi budidaya ketinggian tempat untuk bertanam durian tidak
boleh lebih dari 800 m dpl. Tetapi ada juga tanaman durian yang cocok ditanam diberbagai ketinggian.
Tanah yang berbukit/yang kemiringannya kurang dari 15 kurang praktis daripada lahan yang datar rata.
PEDOMAN BUDIDAYA
I. Pembibitan
A. Persyaratan Benih
Biji untuk bibit dipilih dari biji yang memenuhi persyaratan:
Asli dari induknya.
Segar dan sudah tua.
Tidak kisut.
Tidak terserang hama dan penyakit.
B. Penyiapan Benih dan Bibit
Budidaya durian perbanyakan tanaman durian dapat dilakukan melalui cara generatif (dengan biji) atau
vegetatif (okulasi, penyusuan atau cangkokan).
a. Pengadaan benih dengan cara generatif
Memilih biji-biji yang tulen/murni dilakukan dengan mencuci biji-biji dahulu agar daging buah yang
menempel terlepas. Biji yang dipilih dikeringkan pada tempat terbuka, tidak terkena sinar matahari
langsung. Penyimpanan diusahakan agar tidak berkecambah/rusak dan merosot daya tumbuhnya. Proses
pemasakan biji dilakukan dengan baik (dengan cara diistirahatkan beberapa saat), dalam kurun waktu 2-3
minggu sesudah diambil dari buahnya. Setelah itu biji ditanam.
b. Pengadaan bibit dengan cara okulasi
Persyaratan biji durian yang akan diokulasi berasal dari biji yang sehat dan tua, dari tanaman induk yang
sehat dan subur, sistem perakaran bagus dan produktif. Biji yang ditumbuhkan, dipilih yang
pertumbuhannya sempurna.
Setelah umur 8-10 bulan, dapat diokulasi, dengan cara:

1) Kulit batang bawah disayat, tepat di atas matanya ( 1 cm). Dipilih mata tunas yang berjarak 20 cm
dari permukaan tanah.
2) Sayatan dibuat melintang, kulit dikupas ke bawah sepanjang 2-3 cm sehingga mirip lidah.
3) Kulit yang mirip lidah dipotong menjadi 2/3-nya.
4) Sisipan mata yang diambil dari pohon induk untuk batang atas (disayat dibentuk perisai) diantara
kulit. Setelah selesai dilakukan okulasi, 2 minggu kemudian di periksa apakah perisai mata tunas
berwarna hijau atau tidak. Bila berwarna hijau, berarti okulasi berhasil, jika coklat, berarti okulasi gagal.
c. Penyusuan
1) Model tusuk/susuk
Tanaman calon batang atas dibelah setengah bagian menuju kearah pucuk. Panjang belahan antara 1-1,5
cm diukur dari pucuk. Tanaman calon batang bawah sebaiknya memiliki diameter sama dengan batang
atasnya. Tajuk calon batang bawah dipotong dan dibuang, kemudian disayat sampai runcing. Bagian yang
runcing disisipkan kebelahan calon batang atas yang telah dipersiapkan. Supaya calon batang bawah tidak
mudah lepas, sambungannya harus diikat kuat-kuat dengan tali rafia.
Selama masa penyusuan batang yang disatukan tidak boleh bergeser. Sehingga, tanaman batang bawah
harus disangga atau diikat pada tanaman induk (batang tanaman yang besar) supaya tidak goyah setelah
dilakukan penyambungan. Susuan tersebut harus disiram agar tetap hidup. Biasanya, setelah 3-6 bulan
tanaman tersebut bisa dipisahkan dari tanaman induknya, tergantung dari usia batang tanaman yang
disusukan. Tanaman muda yang kayunya belum keras sudah bisa dipisahkan setelah 3 bulan.
Penyambungan model tusuk atau susuk ini dapat lebih berhasil kalau diterapkan pada batang tanaman
yang masih muda atau belum berkayu keras.
2) Model sayatan
Pilih calon batang bawah (bibit) dan calon batang atas dari pohon induk yang sudah berbuah dan
besarnya sama.
Kedua batang tersebut disayat sedikit sampai bagian kayunya. Sayatan pada kedua batang tersebut
diupayakan agar bentuk dan besarnya sama.
Setelah kedua batang tersebut disayat, kemudian kedua batang itu ditempel tepat pada sayatannya dan
diikat sehingga keduanya akan tumbuh bersama-sama.
Setelah 2-3 minggu, sambungan tadi dapat dilihat hasilnya kalau batang atas dan batang bawah ternyata
bisa tumbuh bersama-sama berarti penyusuan tersebut berhasil.
Kalau sambungan berhasil, pucuk batang bawah dipotong/dibuang, pucuk batang atas dibiarkan tumbuh
subur. Kalau pertumbuhan pucuk batang atas sudah sempurna, pangkal batang atas juga dipotong.
Maka akan terjadi bibit durian yang batang bawahnya adalah tanaman biji, sedangkan batang atas dari
ranting/cabang pohon durian dewasa.
d. Cangkokan
Batang durian yang dicangkok harus dipilih dari cabang tanaman yang sehat, subur, cukup usia, pernah
berbuah, memiliki susunan percabangan yang rimbun, besar cabang tidak lebih besar daripada ibu jari
(diameter=2-2,5 cm), kulit masih hijau kecoklatan. Waktu mencangkok adalah awal musim hujan
sehingga terhindar dari kekeringan, atau pada musim kering, tetapi harus disiram secara rutin (2 kali
sehari), pagi dan sore hari.
Adapun tata cara mencangkok adalah sebagai berikut:
1) Pilih cabang durian sebesar ibu jari dan yang warna kulitnya masih hijau kecoklatan.
2) Sayap kulit cabang tersebut mengelilingi cabang sehingga kulitnya terlepas.
3) Bersihkan lendir dengan cara dikerok kemudian biarkan kering angin sampai dua hari.
4) Bagian bekas sayatan dibungkus dengan media cangkok (tanah, serabut gambut, mos). Jika
menggunakan tanah tambahkan pupuk kandang/kompos perbandingan 1:1. Media cangkok dibungkus
dengan plastik/sabut kelapa/bahan lain, kedua ujungnya diikat agar media tidak jatuh.

5) Sekitar 2-5 bulan, akar cangkokan akan keluar menembus pembungkus cangkokan. Jika akar sudah
cukup banyak, cangkokan bisa dipotong dan ditanam di keranjang persemaian berisi media tanah yang
subur.
C. Teknik Penyemaian dan Pemeliharaan
Usaha budidaya durian, bibit durian sebaiknya tidak ditanam langsung di lapangan, tetapi disemaikan
terlebih dahulu ditempat persemaian. Biji durian yang sudah dibersihkan dari daging buah dikeringanginkan sampai kering tidak ada air yang menempel. Biji dikecambahkan dahulu sebelum ditanam di
persemaian atau langsung ditanam di polibag. Caranya biji dideder di plastik/anyaman bambu/kotak,
dengan media tanah dan pasir perbandingan 1:1 yang diaduk merata. Ketebalan lapisan tanah sekitar 2
kali besar biji (6-8 cm), kemudian media tanam tadi disiram tetapi (tidak boleh terlalu basah), suhu media
diupayakan cukup lembab (20-23 derajat C). Biji ditanam dengan posisi miring tertelungkup (bagian
calon akar tunggang menempel ke tanah), dan sebagian masih kelihatan di atas permukaan tanah (3/4
bagian masih harus kelihatan). Jarak antara biji satu dengan lainnya adalah 2 cm membujur dan 4-5 cm
melintang. Setelah biji dibenamkan, kemudian disemprot dengan larutan fungisida, kemudian kotak
sebelah atas ditutup plastik supaya kelembabannya stabil. Setelah 2-3 minggu biji akan mengeluarkan
akar dengan tudung akar langsung masuk ke dalam media yang panjangnya 3-5 cm. Saat itu tutup
plastik sudah bisa dibuka. Selanjutnya, biji-biji yang sudah besar siap dibesarkan di persemaian pembesar
atau polibag.
D. Pemindahan Bibit
Bibit yang akan ditanam di lapangan dalam budidaya durian sebaiknya sudah tumbuh setinggi 75-150 cm
atau berumur 7 9 bulan setelah diokulasi, kondisinya sehat dan pertumbuhannya bagus. Hal ini
tercermin dari pertumbuhan batang yang kokoh, perakarannya banyak dan kuat, juga adanya helaian daun
dekat pucuk tanaman yang telah menebal dan warnanya hijau tua.
II. Pengolahan Media Tanam
1. Persiapan
Penanaman durian, perlu perencanaan yang cermat. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah pengukuran
pH tanah, analisis tanah, penetapan waktu/jadwal tanam, pengairan, penetapan luas areal penanaman,
pengaturan volume produksi.
2. Pembukaan Lahan
Pembersihan dan pengolahan lahan dilakukan beberapa minggu sebelum penanaman bibit berlangsung.
Batu-batu besar, alang-alang, pokok-pokok batang pohon sisa penebangan disingkirkan. Perlu dibersihkan
dari tanaman liar yang akan menganggu pertumbuhan.
3. Pembentukan Bedengan
Tanah untuk bedengan pembesaran harus dicangkul dulu sedalam 30 cm hingga menjadi gembur,
kemudian dicampur dengan pasir dan kompos yang sudah jadi. Untuk ukuran bedengan lebar 1 m panjang
2 m, diberi 5 kg pasir dan 5 kg pupuk kompos. Setelah tanah, pasir dan kompos tercampur merata dan
dibiarkan selama 1 minggu. Pada saat itu juga tanah disemprot Vapan/Basamid untuk mencegah serangan
jamur/bakteri pembusuk jamur.
Di sekeliling bedengan, perlu dibuatkan saluran untuk penampung air. Jika bedengan sudah siap, biji yang
telah tumbuh akarnya tadi segera ditanam dengan jarak tanam 20 x 30 cm. Penanaman biji durian
dilakukan dengan cara dibuatkan lubang tanam sebesar biji dan kedalamannya sesuai dengan panjang
akar masing-masing. Setelah biji tertanam semua, bagian permukaan bedengan ditaburi pasir yang
dicampur dengan tanah halus (hasil ayakan) setebal 5 cm.
4. Pengapuran

Dalam usaha budidaya durian, keadaan tanah yang kurang subur, misalnya tanah podzolik (merah kuning)
dan latosol (merah-coklat-kuning), yang cenderung memiliki pH 5 6 dan penyusunannya kurang
seimbang antara kandungan pasir, liat dan debu, dapat diatasi dengan pengapuran. Sebaiknya dilakukan
menjelang musim kemarau, dengan kapur pertanian yang memiliki kadar CaCO3 sampai 90%.
Dua sampai 4 minggu sebelum pengapuran, sebaiknya tanah dipupuk dulu dan disiram 4-5 kali. Untuk
mencegah kekurangan unsur Mg dalam tanah, sebaiknya dua minggu setelah pengapuran, segera
ditambah dolomit.
III. Teknik Penanaman
1. Penentuan Pola Tanaman
Jarak tanam sangat tergantung pada jenis dan kesuburan tanah, kultivar durian, serta sistem budidaya
yang diterapkan. Untuk kultivar durian berumur genjah, jarak tanam: 10 m x 10 m. Sedangkan kultivar
durian berumur sedang dan dalam jarak tanam 12 m x 12 m.
Intensifikasi kebun durian, terutama waktu bibit durian masih kecil (berumur kurang dari 6 tahun), dapat
diupayakan dengan budidaya tumpangsari. Berbagai budidaya tumpangsari yang biasa dilakukan yakni
dengan tanaman horti (lombok, tomat, terong dan tanaman pangan: padi gogo, kedelai, kacang tanah dan
ubi jalar.
2. Pembuatan Lubang Tanam
Budidaya durian , pengolahan tanah terutama dilakukan di lubang yang akan digunakan untuk menanam
bibit durian. Lubang tanam dipersiapkan 1 m x 1 m x 1 m. Saat menggali lubang, tanah galian dibagi
menjadi dua. Sebelah atas dikumpulkan di kiri lubang, tanah galian sebelah bawah dikumpulkan di kanan
lubang. Lubang tanam dibiarkan kering terangin-angin selama 1 minggu, lalu lubang tanam ditutup
kembali.
Tanah galian bagian atas lebih dahulu dimasukkan setelah dicampur pupuk kompos 35 kg/lubang, diikuti
oleh tanah bagian bawah yang telah dicampur 35 kg pupuk kandang dan 1 kg fospat.
Untuk menghindari gangguan rayap, semut dan hama lainnya dapat dicampurkan insektisida butiran
seperti Furadan 3 G. Selanjutnya lubang tanam diisi penuh sampai tampak membukit setinggi 20-30 cm
dari permukaan tanah. Tanah tidak perlu dipadatkan. Penutupan lubang sebaiknya dilakukan 7-15 hari
sebelum penanaman bibit.
3. Cara Penanaman
Bibit yang akan ditanam di lapangan sebaiknya tumbuh 75-150 cm, kondisinya sehat, pertumbuhan
bagus, yang tercermin dari batang yang kokoh dan perakaran yang banyak serta kuat. Lubang tanam yang
tertutup tanah digali kembali dengan ukuran yang lebih kecil, sebesar gumpalan tanah yang membungkus
akar bibit durian.
Setelah lubang tersedia, dilakukan penanaman dengan cara sebagai berikut :
a) Polybag/pembungkus bibit dilepas (sisinya digunting/diiris hati-hati)
b) Bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam sampai batas leher
c) Lubang ditutup dengan tanah galian. Pada sisi tanaman diberi air agar pertumbuhan tanaman tegak ke
atas sesuai arah air.
d) Pangkal bibit ditutup rumput/jerami kering sebagai mulsa, lalu disiram air.
e) Di atas bibit dapat dibangun naungan dari rumbia atau bahan lain. Naungan ini sebagai pelindung agar
tanaman tidak layu atau kering tersengat sinar matahari secara langsung.
IV. Pemeliharaan Tanaman
1. Penjarangan dan Penyulaman

- Penjarangan buah bertujuan untuk mencegah kematian durian agar tidak menghabiskan energinya untuk
proses pembuahan. Penjarangan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup, rasa buah, ukuran buah dan
frekuensi pembuahan setiap tahunnya.
- Penjarangan dilakukan bersamaan dengan proses pengguguran bunga, begitu gugur bunga selesai,
besoknya harus dilakukan penjarangan (tidak boleh ditunda-tunda).
- Penjarangan dapat dilakukan dengan menyemprotkan hormon tertentu (Auxin A), pada saat bunga atau
bakal buah baru berumur sebulan. Pada saat itu sebagian bunga sudah terbuka dan sudah dibuahi. Ketika
hormon disemprotkan, bunga yang telah dibuahi akan tetap meneruskan pembuahannya sedangkan bunga
yang belum sempat dibuahi akan mati dengan sendirinya. Jumlah buah durian yang dijarangkan 50-60%
dari seluruh buah yang ada.
2. Penyiangan
Untuk menghindari persaingan antara tanaman dan rumput disekeliling selama pertumbuhan dalam
budidaya durian , perlu dilakukan penyiangan ( diameter 1 m dari pohon durian).
3. Pemangkasan/Perempelan
a. Akar durian
Pemotongan akar akan menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman sampai 40% selama 1 musim.
Selama itu pula tanaman tidak dipangkas. Pemangkasan akar selain membuat tanaman menjadi cepat
berbuah juga meningkatkan kualitas buah, menarik, buah lebih keras dan lebih tahan lama. Waktu
pemotongan akar paling baik pada saat tanaman mulai berbunga, paling lambat 2 minggu setelah
berbunga. Jika dilakukan melewati batas, hasil panen berkurang dan pertumbuhan terhambat. Cara
pemotongan: kedua sisi barisan tanaman durian diiris sedalam 60-90 cm dan sejauh 1,5-2 meter dari
pangkal batang.
b. Peremajaan
Tanaman yang sudah tua dan kurang produktif perlu diremajakan. Tanaman durian tidak harus dibongkar
sampai ke akar-akarnya,tetapi cukup dilakukan pemangkasan. Luka pangkasan dibuat miring supaya air
hujan tidak tertahan.Untuk mencegah terjadinya infeksi batang, bekas luka tersebut dapat diolesi meni
atau ditempeli lilin parafin. Setelah 2-3 minggu dilakukan pemangkasan (di musim hujan) maka pada
batang tersebut akan tumbuh tunas-tunas baru. Setelah tunas baru mencapai 2 bulan, tunas tersebut dapat
diokulasi. Cara okulasi cabang sama dengan cara okulasi tanaman muda (bibit). Tinggi okulasi dari tanah
1 1,5 m atau 2 2,5 m tergantung pada pemotongan batang pokok. Pemotongan batang pokok tidak
boleh terlalu dekat dengan tanah.
c. Pembentukan tanaman yang terlanjur tua
Dahan-dahan yang akan dibentuk tidak usah dililiti kawat, tetapi cukup dibanduli atau ditarik dan dipaksa
ke bawah agar pertumbuhan tanaman tidak mengarah ke atas. Cabang yang akan dibentuk dibalut dengan
kalep agar dahan tersebut tidak terluka. Balutan kalep tadi diberi tali, kemudian ditarik dan diikat dengan
pasak. Dengan demikian, dahan yang tadinya tumbuh tegak ke atas akan tumbuh ke bawah mengarah
horizontal.
d. Pemupukan
Sebelum melakukan pemupukan kita harus melihat keadaan tanah, kebutuhan tanaman akan pupuk dan
unsur hara yang terkandung dalam tanah.
Cara memupuk
1) Pada tahap awal buatlah selokan melingkari tanaman. Garis tengah selokan disesuaikan dengan
lebarnya tajuk pohon. Kedalaman selokan dibuat 20-30 cm. Tanah cangkulan disisihkan di pinggirnya.
Sesudah pupuk disebarkan secara merata ke dalam selokan, tanah tadi dikembalikan untuk menutup
selokan. Setelah itu tanah diratakan kembali, bila tanah dalam keadaan kering segera lakukan penyiraman.

2) Jenis dan dosis pemupukan


Jenis pupuk yang digunakan untuk memupuk durian adalah pupuk kandang,kompos, pupuk hijau serta
pupuk buatan. Pemupukan yang tepat dapat membuat tanaman tumbuh subur. Setelah tiga bulan ditanam,
durian membutuhkan pemupukan susulan NPK (15:15:15) 200gr perpohon. Selanjutnya, pemupukan
susulan dengan NPK itu dilakukan rutin setiap empat bulan sekali sampai tanaman berumur tiga tahun.
Setahun sekali tanaman dipupuk dengan pupuk organik kompos/pupuk kandang 60-100 kg per pohon
pada musim kemarau. Pemupukan dilakukan dengan cara menggali lubang mengelilingi batang bawah di
bawah mahkota tajuk paling luar dari tanaman.
Tanaman durian yang telah berumur 3 tahun biasanya mulai membentuk batang dan tajuk. Setelah itu,
setiap tahun durian membutuhkan tambahan 20-25% pupuk NPK dari dosis sebelumnya.
Apabila pada tahun ke-3, durian diberi pupuk 500 gram NPK per pohon maka pada tahun ke-4 dosisnya
menjadi 600-625 gram NPK per pohon. Kebutuhan pupuk kandang juga meningkat, berkisar antara 120200 kg/pohon menjelang berbunga durian membutuhkan NPK 10:30:10. Pupuk ini ditebarkan pada saat
tanaman selesai membentuk tunas baru (menjelang tanaman akan berbunga).
e. Pengairan dan Penyiraman
Durian membutuhkan banyak air pada pertumbuhannya, tapi tanah tidak boleh tergenang terlalu lama atau
sampai terlalu basah. Bibit durian yang baru ditanam membutuhkan penyiraman satu kali sehari, terutama
kalau bibit ditanam pada musim kemarau. Setelah tanaman berumur satu bulan, air tanaman dapat
dikurangi sekitar tiga kali seminggu.
Durian yang dikebunkan dengan skala luas mutlak membutuhkan tersedianya sumber air yang cukup.
Dalam pengairan perlu dibuatkan saluran air drainase untuk menghindari air menggenangi bedengan
tanaman.
f. Waktu Penyemprotan Pestisida
Untuk mendapatkan pertumbuhan bibit tanaman yang baik, setiap 2 minggu sekali bibit disemprot zat
pengatur tumbuh Atonik dengan dosis 1 cc/liter air dan ditambah dengan Metalik dengan dosis 0,5 cc/liter
air. Hal ini dilakukan untuk merangsang pertumbuhan tanaman agar lebih sempurna.
Jenis insektisida yang digunakan adalah Basudin yang disemprot sesuai aturan yang ditetapkan dan
berguna untuk pencegahan serangga.
Untuk cendawan cukup melaburi batang dengan fungisida (contohnya Dithane atau Antracol) agar sehat.
Lebih baik bila pada saat melakukan penanaman, batang durian dilaburi oleh fungisida tersebut.
g. Pemeliharan Lain
Pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) berfungsi mempengaruhi jaringan-jaringan pada berbagai organ
tanaman. Zat ini sama sekali tidak memberikan unsur tambahan hara pada tanaman. ZPT dapat membuat
tanaman menjadi lemah sehingga penggunannya harus disesuaikan dengan petunjuk pemakaian yang
tertera pada label yang ada dalam kemasan, sebab pemakaian ZPT ini hanya dicampurkan saja.
Agar Tanaman Durian Cepat Berbuah
Di antara sekian jenis tanaman buah yang ditanam di pekarangan, durian tergolong paling menjengkelkan
para pemiliknya. Umumnya, alasannya karena lamanya menunggu tanaman kesayangan tersebut berbuah.
Bahkan, ada yang setia menunggu sampai sepuluh tahun. Ternyata, banyak sekali faktor yang
menyebabkan tanaman durian tidak berbuah.
Faktor-faktor tersebut disebabkan kurangnya sinar matahari, kurangnya kedalaman tanah, dan bibit yang
tidak tepat. Selain itu, faktor pemupukan, penyiraman, dan pemangkasan juga berpengaruh menyebabkan
durian hingga enggan berbuah. Untuk membuahkan tanaman durian, khususnya di pekarangan rumah,
penanganan yang tepat dan benar mutlak diberikan sejak pembenihan, pemilihan lokasi, penempatan
tanaman, penanaman, serta perawatan yang meliputi pemupukan, pengairan, hingga pengendalian hama
dan penyakit.

A. Kurang Sinar Matahari


Setiap tanaman membutuhkan fotosintesis. Maka, tanaman mutlak memerlukan sinar matahari. Durian
membutuhkan sinar matahari penuh, yakni selama 8 12 jam sehari. Jika kebutuhan sinar matahari
kurang, pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman akan terganggu.
B. Jenis dan Kesuburan Tanah
Jenis tanah yang cocok untuk durian adalah tanah lempung berpasir yang gembur dan banyak
mengandung unsur hara. Jika tanah di pekarangan terlalu liat, akar tanaman biasanya susah berkembang.
Alhasil, pertumbuhan tanaman menjadi lambat.
C. Kedalaman Lapisan Tanah
Durian termasuk tanaman berakar tunggang yang dapat menembus lapisan tanah hingga kedalaman dua
meter atau lebih. Lapisan tanah yang dangkal menyebabkan durian tidak bisa tumbuh optimal, tanaman
biasanya pendek, daunnya jarang, tidak berbuah, daun menguning, kemudian lama-kelamaan akan mati.
D. Umur dan Bibit Asal Tanaman
Waktu berbuah durian tergantung umur tanaman. Tanaman yang berasal dari biji, mulai berbuah pada
umur 10 12 tahun. Untuk durian okulasi, biasanya akan berbuah pada umur 8 tahun. Untuk durian
unggul, bisa berbuah pada umur 5 tahun.
E. Pengairan dan Musim
Durian termasuk tanaman yang masa berbuahnya tergantung musim. Umumnya, tanaman durian
mengeluarkan bunga setelah mengalami masa kering dua bulan atau lebih dan mendapat masa basah
berturut-turut minimum sekitar satu bulan.
F. Penyerbukan
Adakalanya durian yang ditanam di pekarangan berhasil mengeluarkan bunga, tetapi gagal membentuk
buah. Hal ini disebabkan penyerbukan bunga yang tidak sempurna. Bisa juga karena bunga atau bakal
buah rontok.
G. Kekurangan Unsur Mikro
Tanaman durian yang kekurangan unsur mikro, seperti Zn, Fe, Mg, dan Ca menyebabkan
pertumbuhannya terhambat atau enggan berbuah.

BUDIDAYA IKAN GURAME

1.a. Penyiapan Sarana dan Peralatan Kolam


Jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan gurame antara lain:
a) Kolam penyimpanan induk
Kolam ini berfungsi untuk menyimpan induk dalam mempersiapkan kematangan telur dan
memelihara kesehatan induk, kolam berupa kolam tanah yang luasnya sekitar 10 meter persegi,
kedalamam minimal 50 cm dan kepadatan kolam induk 20 ekor betina dan 10 ekor jantan.
b) Kolam pemijahan
Kolam berupa kolam tanah yang luasnya 200/300 meter persegi dan kepadatan kolam induk 1
ekor memerlukan 2-10 meter persegi (tergantung dari sistim pemijahan). Adapun syarat kolam
pemijahan
adalah suhu air berkisar antara 24-28 derajat C; kedalaman air 75-100 cm; dasar kolam
sebaiknya berpasir. Tempatkan sarana penempel telur berupa injuk atau ranting-ranting.
c) Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan
Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm.
Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam
pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm.
d) Kolam pembesaran
Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih selepas

dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam jaring
1,251,5 cm. Jumlah penebaran bibit sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.
e) Kolam/tempat pemberokan
Merupakan tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan
Adapun cara pembuatan kolam adalah sebagai berikut:
a) Ukurlah tanah 10 x 10 m (100 m2).
b) Buatlah pematangnya dengan ukuran; bagian atas lebarnya 0,5 m, bagian bawahnya 1 m dan
tingginya 1 m.
c) Pasanglah pipa/bambu besar untuk pemasukan dan pengeluaran air. Aturlah tinggi rendahnya,
agar mudah memasukkan dan mengeluarkan air.
d) Cangkullah tanah dasar kolam induk agar gembur, lalu diratakan lagi. Tanah akan jadi lembut
setelah diairi, sehingga lobang-lobang tanah akan tertutup, dan air tidak keluar akibat bocor dari
pori-pori itu. Dasar kolam dibuat miring ke arah pintu keluar air.
e) Buatlah saluran ditengah-tengah kolam induk, memanjang dari pintu masuk air ke pintu
keluar. Lebar saluran itu 0,5 m dan dalamnya 15 cm.
f) Keringkanlah kolam induk dengan 2 karung pupuk kandang yang disebarkan merata,
kemudian air dimasukkan. Biarkan selama 1 minggu, agar pupuk hancur dan meresap ke tanah
dan membentuk lumut, serta menguji agar kolam tidask bocor. Tinggi air 0,75-1 m.

Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan gurame diantaranya adalah: jala,
waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun
benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar
(Kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan.
Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan gurame antara lain
adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan
penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish
bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat
melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang
untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk
pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk
menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk
menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas),
seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk
menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).
2.b. Pembibitan Pemilihan Induk
Ciri-ciri induk ikan gurame yang baik adalah sebagai berikut:
a) Memiliki sifat pertumbuhan yang cepat.
b) Bentuk badan normal (perbandingan panjang dan berat badan ideal).
c) Ukuran kepala relatif kecil

d) Susunan sisik teratur,licin, warna cerah dan mengkilap serta tidak luka.
e) Gerakan normal dan lincah.
f) Bentuk bibir indah sepertipisang, bermulut kecil dan tidak berjanggut.
g) Berumur antara 2-5 tahun.
Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:
a) Betina - Dahi menonjol.
- Dasar sirip dada terang gelap kehitaman.
- Dagu putih kecoklatan.
- Jika diletakkan pada tempat datar ekor hanya bergerak-gerak.
- Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.
b) Jantan - Dahi menonjol.
- Dasar sirip dada terang keputihan.
- Dagu kuning.
- Jika diletakkan pada tempat datar ekor akan naik.
- Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.
Pemeliharaan Induk
Induk-induk terpilih (20-30 ekor untuk kolam seluas 10 m2) disimpan dalam kolam
penyimpanan induk. Beri makanan selama dalam penampungan. Untuk setiap induk dengan
berat antara 2-3 kg diberi makanan daun-daunan sebanyak 1/3 kg setiap hari pada sore hari.
Makanan tambahan berupa dedak halus yang diseduh air panas diberikan 2 kali seminggu
dengan takaran 1/2 blekminyak tanah setiap kali pemberian.
Pembenihan
Bila proses pematangan gonada (kandung telur dan sperma) di kolam penampungan sudah
mencapai puncaknya, induk segera dimasukkan dalam kolam pemijahan. Adapun cara
pemijjahan ikan gurame adalah sebagai berikut:
a) Kolam dikeringkan terlebih dahulu selama 5 hari, perbaiki tanggul dan dasar kolam.
b) Lakukan pengapuran dan pemupukan. Pemupukan dasar dengan pupuk kandang dosis 7,5
kg/100 meter persegi dan biarkan selama 3 hari.
c) Tanami dasar kolam dengan tanaman ganggang buntut anjng
d) Isikan air yang telah dicampur dengan pupuk buatan TSP sebantak 500 gram/100 meter
persegi, biarkan selama 1 minggu kemudian isikan air hingga kedalaman 75 cm.
e) Untuk kolam seluas 100 meter persegi bisa disebar induk sebanyak 30 ekor betina dan 10 ekor
jantan. Setelah pemijahan berlangsung, 1-2 hari induk betina akan melepaskan telur-telurnya ke
dalam sarang yang kemudian disemproti sperma oleh si jantan sehingga terjadi pembuahan sel
telur. 20-30 hari kemudian, induk-induk yang terpelihara baik akan berpijah lagi dan beberapa
hari kemudian telur akan menetas.
Pemeliharaan Bibit
Benih-benih yang telah berumur 1-2 bulan sejak menetas dapat dibesarkan pada kolam
pendederan atau disawah sebagai penyelang. Dalam pelaksanaan pendederan adalah melakukan
pengeringan kolam atau sawah, pemupukan, perbaikan pematang dan pemasangan saringan atau
perbaikan pipa-pipa pada pintu pemasukan atau pengeluaran air.

Setelah persiapan selesai, benih ditebarkan dengan kepadatan 30 ekor/meter persegi dengan
ukuran benih 5-10 cm pada kolam pendederan. Makanan yang dapat diberikan selama
pemeliharaan adalah rayap atau daun-daunan yang telah dilunakkan dengan dosis 20-30% berat
badan ratarata. Makanan tambahan berupa dedak halus yang diseduh air panas diberikan 1 kali
seminggu dengan takaran 1 blek minyak tanah untuk 100 ekor benih. Lamanya pendederan
sekitar 1-2 bulan.
3.c Pemeliharaan Pembesaran Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara
polikultur maupun monokultur.
a) Polikultur
Ikan gurame dipeliharan bersama ikan tawes, ikan mas, nilem, mujair atau lele. Cara ini lebih
menguntungkan karena pertumbuhan ikan gurame yang cukup lambat.
b) Monokultur
Pada pemeliharaan gurame tersendiri, bibit yang disebar minimal harus berumur 2 bulan.
Penebaran bibit sejumlah 500 ekor (ukuran 10-15 cm) diperlukan luas kolam sekitar 1500 meter
persegi
Pemupukan
Pemupukan dapat dilakukan dengan bahan kimia dan pupuk kandang. Pada umumnya
pemupukan hanya dilakukan 1 kali dalam setiap pemeliharaan, dengan maksud untuk
meningkatkan makanan alami bagi hewan peliharaan.
Tahap pertama pemupukan dilakukan pada waktu kolam dikeringkan. Pada saat ini pupuk yang
diberikan adalah pupuk kandang sebanyak 7,5 kg untuk tiap 100 m2 kolam, air disisakan sedikit
demi sedikit sampai mencapai ketinggian 10 cm dan dibiarkan selama 3 hari.
Pada tahap berikutnya pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk NPK Organik
Ferresoil sebanyak 500-1000 gram untuk setiap 100 m2 kolam, ditebarkan merata ke setiap dasar
dan sudut kolam.
Pemberian Pakan
Makanan pokok ikan gurame berupa pelet yang dapat diatur gizinya, namun di daerah yang agak
sulit memperoleh pelet, daun-daunan merupakan alternatif yang sangat baik untuk dijadikan
makanan ikan, diantaranya: daun pepaya, keladi, ketela pohon, genjer, kimpul, kangkung, ubi
jalar, ketimun, labu dan dadap.
Pemberian makanan yang teratur dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi dapat meningkatkan
pertumbuhan tubuh ikan lebih cepat. Induk-induk gurame yang sehat dan terjamin makanannya
dapat dipijahkan dua kali setahun berturut-turut selama 5 tahun.
Produk Bio P2000Z yang digunakan:
BioP2000Z 100ml
Phosmit Extra 100ml
Ferresoil 100gram
100ml BioP2000Z+ 100ml Phosmit +1kg Ferresoil = untuk campuran 150 Kg pakan apa saja.
Untuk menghemat biaya pilih pakan yang paling murah, misalnya dedak / bekatul. Meski
pakannya biasa-biasa aja namun jika dicampur + Ferresoil Organik bisa memenuhi kebutuhan
protein & nutrisi. Tidak perlu pilih-pilih pakan terapung segala, meski pakan tenggelam kalau

nafsu makan ikan bagus pasti dilahap sampai habis.


Cara pakai:
BioP2000Z+Phosmit digunakan sebagai suplemen campuran pakan ikan. Campur jadi satu
wadah, 10ml BioP2000Z+ 10ml Phosmit. Kemudian ambil 1 tutup (10ml) campur dengan 2,5
Kg pakan apa saja. Cukup diberikan 1 x sehari.
Ferresoil Organik digunakan sebagai pupuk kolam/tambak. Taburkan secukupnya setiap 2
minggu / 1 bulan sekali.
Tips & trik:
Jika ingin target hasil panen optimal, target bobot 1 Kg per ekor. Caranya campur jadi satu
wadah, 10ml BioP2000Z+ 10ml Phosmit. Campur 10 cc dengan pakan apa saja. 1 x sehari.
100ml BioP2000Z+ 100ml Phosmit = 1.100 cc = cukup untuk 300 Kg pakan = cukup untuk
sekitar 200 ekor.
Manfaat BioP2000Z+Phosmit
Meningkatkan nafsu makan ikan, ikan tidak stress, sehat, tahan penyakit, angka kematian sangat
rendah, menghasilkan daging ikan bermutu tinggi karena rendah kolesterol.
Manfaat Ferresoil Organik
Cepat menumbuhkan plankton sebagai pakan alami yang disukai ikan, menetralkan &
menguraikan senyawa beracun / gas-gas beracun berbahaya, menyelaraskan ekosistem tambak /
kolam, mempercepat pertumbuhan ikan, menyediakan suplai oksigen terlarut dalam air sehingga
ekosistem kolam manjadi sehat.
Pemeliharaan Kolam/Tambak
Setiap habis panen, kolam dibersihkan/kuras. setelah itu dilakukan pemupukan agar
mempengaruhi kesuburan kolam, sehingga bila benih disebarkan, kesuburan ikan akan terjamin
dan pertumbuhan ikan akan cepat.

7. HAMA DAN PENYAKIT


7.1. Penyakit
Gangguan yang dapat menyebabkan matinya ikan adalah penyakit yang disebut penyakit non
parasiter dan penyakit yang disebabkan parasit. Gangguan-gangguan non parasiter bisa berupa
pencemaran air seperti adanya gas-gas beracun berupa asam belerang atau amoniak; kerusakan
akibat penangkapan atau kelainan tubuh karena keturunan. Penanggulangannya adalah dengan
mendeteksi keadaan kolam dan perilaku ikan-ikan tersebut.
Memang diperlukan pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk mengetahuinya. ikan-ikan
yang sakit biasanya menjadi kurus dan lamban gerakannya.
Gangguan lain yang berupa penyakit parasiter, yang diakibatkan oleh bakteri, virus, jamur dan
berbagai mikroorganisme lainnya.

Bila ikan terkena penyakit yang disebabkan parasit, dapat dikenali sebagai berikut:
1) Penyakit pada kulit; pada bagian-bagian tertentu berwarna merah terutama di bagian dada,
perut dan pangkal sirip.
2) Penyakit pada insang; tutup insang mengembang. Lembaran insang menjadi pucat, kadangkadang tampak semburat merah dan kelabu
3) Penyakit pada organ dalam; perut ikan membengkak, sisik berdiri.
Pencegahan timbulnya penyakit ini dapat dilakukan dengan mengangkat ikan dan melakukan
penjemuran kolam beberapa hari agar parasit pada segala stadium mati. Parasit yang menempel
pada tubuh ikan dapat disiangi dengan pinset.
Pengobatan bagi ikan-ikan yang sudah cukup memprihatikan keadaannya, dapat dilakukan
dengan menggunakan bahan kimia diantaranya:
1) Pengobatan dengan Kalium Permanganat (PK)
a. Sediakan air sumur atau sumber air lainnya yang bersih dalam bak penampungan sesuai
dengan berat ikan yang akan diobati.
b. Buat larutan PK sebanyak 2 gram/10 liter atau 1,5 sdt/100 l air.
c. Rendam ikan yang akan diobati dalam larutan tersebut selama 30-60 menit dengan diawasi
terus menerus.
d. Bila belum sembuh betul, pengobatan ulang dapat dilakukan 3 atau 4 hari kemudian.
2) Pengobatan dengan Neguvon.
Ikan direndam pada larutan neguvon dengan 2-3,5% selama 3 mernit. Untuk pemberantasan
parasit di kolam, bahan tersebut dilarutkan dalam air hingga konsentrasi 0,1% Neguvon lalu
disiramkan ke dalam kolam yang telah dikeringkan. Biarkan selama 2 hari.
3) Pengobatan dengan garam dapur. Hal ini dilakukan di pedesaan yang sulit mendapatkan
bahan-bahan kimia. Caranya:
a. siapkan wadah yang diisi air bersih. setiap 100 cc air bersih dicampurkan 1-2 gram (NaCl),
diaduk sampai rata;
b. ikan yang sakit direndam dalam larutan tersebut. Tetapi karena obat ini berbahaya, lamanya
perendaman cukup 5-10 menit saja.
c. Setelah itu segera ikan dipindahkan ke wadah yang berisi air bersih untuk selanjutnya
dipindahkan kembali ke dalam kolam;
d. pengobatan ulang dapat dilakukan 3-4 hari kemudian dengan cara yang sama.
7.2 Hama
Bagi benih gurame musuh yang paling utama adalah gangguan dari ikan liar/pemangsa dan
beberapa jenis ikan peliharaan seperti tawes, gurame dan sepat. Musuh lainnya adalah biawak,
katak, ular dan bermacam-macam burung pemangsa.
8. P A N E N
8.1. Penangkapan
Pemanenan benih dapat dilakukan setelah benih berumur 1 bulan. Caranya dengan menyurutkan
air sedikit demi sedikit sementara saluran air masuk diperkecil. Pasanglah jaring lembut di pintu
pengeluaran untuk menampung benih atau bisa juga dengan membuat parit di tengah kolam
menuju ke lubang pengeluaran. Bibit yang terawat baik bisa mencapai bobot 0,3 gram/ekor pada

saat dipanen.
Pemanenan hasil pembesaran ikan gurame sangat tersantung dari ukuran yang diminta
konsumen. Umumnya pemanenan dilakukan setelah ikan berumur 2-3 tahun, ikan yang berumur
2 tahun mempunyai panjang sekitar 25 cm dan berat 0,3 kg/ekor, sedangkan untuk ikan yang
berumur 3 tahun panjangnya sekitar 35 cm dan berat badan 0,7 kg/ekor. Untuk ikan berumur 4
tahun panjangnya dapat mencapai 40 cm dan berat 1.5 kg/ekor.
Adapun cara penangkapan: air disurutkan sedikit demi sedikit, penangkapan dilakukan pada pagi
hari. Hindari cara penangkapan yang dapat menyebabkan ikan terluka.
8.2. Pembersihan
Setelah air kolam surut, benih digiring masuk ke petak kecil. Kemudian diserok dan dimasukkan
ke dalam keranjang panen. Biasanya waktu panen tidak hanya gurame saja yang tertangkap,
sehingga sebelum ikan dimasukkan ke kolam pemberokan, harus diseleksi dan dibersihkan
terlebih dahulu. Pembersihan benih dilakukan selama 1 hari. tujuannya agar ikan tidak mabuk
sewaktu diangkut ke pasar. Lamanya pembersihan disesuaikan dengan besarnya benih.
9. PASCA PANEN
9.1. Penanganan ikan hidup
Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup. Hal
yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan hidup, segar dan
sehat antara lain:
a. Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat C.
b. Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
c. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.
9.2. Penanganan ikan segar
Ikan segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya.
Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain:
a. Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.
b. Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.
c. Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat (2 jam
perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun pisang/plastik. Untuk
pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum
50 kg dengan tinggi kotak maksimum 50 cm.
9.3. Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C.
Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan jumlah es dan ikan=1:1.
Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10
cm, lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es,
demikian juga antara ikan dengan penutup kotak.
Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan pascapanen benih adalah sebagai
berikut:
1. Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan tidak cacat. Setelah
itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem

terbuka).
2. Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit serta
bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air sumur yang telah diaerasi semalam.
3. Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari.
Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan aerasi yang baik. Bak
pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut,
bak pemberokan dapat menampung benih ikan mas sejumlah 50006000 ekor dengan ukuran 3-5
cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran benihnya.
4. Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi menjadi dua bagian,
yaitu:
a. Sistem terbuka
Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak memerlukan waktu yang lama.
Alat pengangkut berupa keramba. Setiap keramba dapat diisi air bersih 15 liter dan dapat untuk
mengangkut sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5 cm.
b. Sistem tertutup
Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu lebih dari 4-5 jam,
menggunakan kantong plastik. Volume media pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter yang
diberi buffer Na2(hpo)4.1H2O sebanyak 9 gram.
Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik:
(1) masukkan air bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih;
(2) hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air;
(3) alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume keseluruhan
rongga (air:oksigen=1:2);
(4) kantong plastik lalu diikat.
(5) kantong plastik dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan. Dos yang
berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2 buah kantong plastik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan adalah sebagai
berikut:
1. Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10 liter air
bersih).
2. Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam setempat sedikit demi
sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastik terjadi perlahan-lahan.
3. Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1-2 menit.
4. Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan benih ikan diberi
pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3 hari
berturut-turut. Selain tetrsikli dapat juga digunakan obat lain seperti KMNO4 sebanyak 20 ppm
atau formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit.
5. Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya

PROBIOTIK DALAM BUDIDAYA PERIKANAN


Peningkatan penggunaan antibiotik pada akuakultur malah diikuti oleh bertambahnya penyakit patogenik
dan sering kali hal ini sekarang dikaitkan dengan meningkatnya resistensi bakteri patogen terhadap bahan
kimia (antibiotik). Kekhawatiranpun muncul dari aplikasi antibiotik pada ikan yang dikonsumsi manusia.

Dari berbagai sumber ilmiah disimpulkan bahwa penggunaan antibiotik (seperti Quinolone, Tertacycline
dll) menyebabkan mutasi kromosom patogen atau akuisisi plasmid.
Berbagai solusi diupayakan antaralain vaksinasi, teknologi budidaya yang lebih baik, code of practice,
best management practice dan lain sebagainya, tentunya membawa dampak positif pada perkembangan
akuakultur. Penggunaan probitoik yang bekerja melalui mekanisme tertentu untuk melawan patogen, saat
ini dipandang sebagai langkah alternatif. Beberapa tahun terakhir probiotik yang sudah biasa digunakan
pada manusia dan binatang mulai diaplikasikan kepada bidang akuakultur (Gatesoupe, 1999; Bache're,
2003).
Probiotik terdiri dari dua kata yaitu, pro yang berarti mendukung (lawan katanya anti yang berarti
melawan) dan biotik yang berarti lingkungan hidup. bisa disimpulkan, probiotik adalah mikroorganisme
hidup yang sengaja diberikan dengan harapan memberikan efek yang menguntungkan bagi kesehatan
inang. Selain itu, probiotik diartikan sebagai mikroorganisme hidup yang apabila dikonsumsi oleh
inangnya (ternak, ikan maupun manusia) akan memberikan pengaruh menguntungkan baginya dengan
memperbaiki lingkungan mikrobiota yang ada dalam sistem pencernaan (Fuler, 1989 dalam Verschuere et
al., 2000)
Probiotik dalam media budidaya perikanan, berfungsi sebagai pengatur kondisi mikrobiologi di air atau
sedimen, membantu atau memperbaiki kualitas air, meningkatkan keragaman mikroorganisme dalam air
atau sedimen serta meningkatkan kesehatan ikan dengan menghambat efek bakteri patogen. Bakteri
probiotik dapat meningkatkan kesehatan ikan dan memperbaiki kualitas air serta digunakan sebagai pakan
tambahan sehingga dapat memacu pertumbuhan dan mencegah terjadinya serangan penyakit. Bakteri
probiotik apabila masuk kedalam tubuh ikan, udang dan moluska akan berfungsi sebagai immunostimulan
yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap bakteri patogen (Susanto et al., 2005).
Fuller (1992) menyatakan bahwa probiotik dianggap menguntungkan karena menghambat kolonisasi
intestinum oleh mikroba yang bersifat merugikan baik melalui mekanisme kompetisi nutrien maupun
kompetisi ruang serta mampu memproduksi senyawa-senyawa yang bersifat antimikrobial. Probiotik
bersifat menguntungkan bagi inangnya karena mampu memperbaiki nutrisi dengan memproduksi
vitamin-vitamin, detoksikasi pangan maupun melalui aktivitas enzimatis.
Probiotik sebagai agen pengurai (bioremediation) merupakan kelompok mikroorganisme terpilih yang
menguntungkan seperti Nitrosomonas, Cellumonas, Bacillus subtilis dan Nitrobacter. Dalam aplikasinya
di dunia perikanan, probiotik sebagai agen pengurai dapat digunakan baik secara langsung dengan
ditebarkan ke air atau melalui perantara makanan hidup (live food). Jadi melalui penambahan bakteri yang
menguntungkan ke kolam atau bak pemeliharaan kualitas air dapat ditingkatkan.
Beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan probiotik dengan pengaruh postitif
yang optimal bagi inangnya menurut Shortt (1999) meliputi;
1. Spesies bakteri probiotik merupakan mikroflora normal usus sehingga bakteri tersebut lebih
mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan usus.
2. Tidak bersifat patogen.
3. Memiliki kemampuan untuk menempel dan mengkolonisasi sel usus.
4. Memiliki aktivitas antagonistik terhadap mikroba patogen enterik.
5. Terbukti memiliki pengaruh yang menguntungkan pada kesehatan.
6. Bakteri probiotik diharapkan memiliki jumlah sel hidup yang besar (106 sampai 109)
Mekanisme kerja probiotik menurut Vershuere et al., (2000), meliputi;

Produksi senyawa inhibitor,

Kompetisi untuk senyawa atau sumber energi yang tersedia,

Perbaikan kualitas air,

Sumber makro dan mikro nutrien dan

Konstribusi enzim untuk pencernaan

PERANAN MIKROBA PROBIOTIK PADA IKAN


BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Peran penting mikrobiologi pertama kali diperkenalkan dalam karya karya Louis Pasteur,
Robert Koch, Winogradsky dan lainnya yang menjadi terkenal dengan Era Emas
Mikrobiologi, (1870-1910). Selama era ini tidak hanya sebagian besar bakteri agenpenyebab penyakit pada manusia telah diidentifikasi, tetapi juga peran mikroorganisme
sebagai pendaur-ulang sebagian besar unsur- hara penting kehidupan organisme di bumi
telah diketahui. Pertengahan pertama abad 20 para ahli (mikrobiologiwan) banyak
mengkonsentrasikan pada identifikasi bakteri (mikroba) dan upaya-upaya perawatan
penyakit yang kemungkinan disebabkan oleh jasad renik. Teknik kultur murni
(monokultur) mikroba telah dikembangkan oleh Robert Koch, yang bermanfaat untuk
mempelajari sifat patogen dan mengkaji interaksinya dalam lingkungan alami yang
heterogen.

Perkembangan bioteknologi selama paruh akhir abad 20, kemudian dipacu ledakan
perkembangan biologi molekuler, memberikan kontribusi keberhasilan perkembangan
DNA rekombinan, yang mempunyai banyak peran dalam penggunaannya di lingkungan
diantaranya bagi bidang perikanan. Hubungan antara mahluk hidup yang menguntungkan
atau disebut juga dengan simbiosis mutualisme berperan penting pada di ekosistem
perairan. Simbiosis mutualisme salah satunya dapat terlihat dari hubungan bakteri
menguntungkan yang terdapat pada usus ikan. Berdasarkan data yang ada didalam usus
ikan terdapat 107 bakteri yang hidup. Banyaknya jumlah bakteri dalam usus ikan ini
berpengarruh pada pola pemberan pakan ikan dalam hal jenis pakan ikan yang diberikan.
Sebagian ikan tertentu yang ada di Indonesia memerlukan makanan yang sesuai untuk
pertumbuhan hidupnya. Kenyataannya kita masih belum dapat memberikan pakan yang
sesuai untuk pertumbuhan secara optimal. Pakan yang kita berikan pada ikan sedikit
sekali mengandung probiotik sehingga pakan yang kita berikan tidak dapat dicerna secara
maksimal. Ini menyebabkan makanan terbuang secara percuma dan pertumbuhan bakteri
yang menguntungkan didalam usus ikan tidak maksimal. Penambahan nutrisi yang
seimbang dan probiotik yang seimbang akan menguntungkan bagi mdidalam usus ikan
rantai panjang karbohidrat dan protein dapat diolah sebaik mungkin dengan bantuan
bakteri menguntungkan. Prinsip dasar kerja probiotik adalah pemanfaatan sebagai
penambah mikroba hidup yang memiliki kemampuan mikroorganisme dalam memecah
atau pengaruh menguntungkan bagi komunitas mikroba menguraikan rantai panjang
karbohidrat, protein dan lingkungan hidupnya.

Pendapat lain oleh Salminen lemak yang menyusun pakan yang diberikan. et al, (1999)
bahwa probiotik merupakan segala Kemampuan ini diperoleh karena adanya enzimbentuk preparasi sel mikroba atau komponen sel enzim khusus yang dimiliki oleh
mikroba untuk mikroba yang memiliki pengaruh menguntungkan bagi memecah ikatan
tersebut. Enzim tersebut biasanya berpengaruh pada kesehatan dan kehidupan inangnya.

Pada saat memilih mikroorganisme yang akan digunakan sebagai probiotik harus
memiliki kuantitas dan kualitas dalam jumlah yang tepat. Ikan kerapu macan
(Ephinephelus fuscogatus) merupakan salah satu jenis ikan laut yang mempunyai nilai
ekonomi tinggi, karena sangat disukai di dalam maupun di luar negeri seperti Negaranegara Asean, Hongkong, Cina, dan Jepang. Budidaya ikan ini sangat potensial akan
tetapi masih terkendala dengan rentannya penyakit terutama oleh bakteri dan
pertumbuhannya relatif agak lambat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Pengertian mikroba
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme mikroskopik yang sebagian besar
berupa satu sel yang terlalu kecil untuk dapat dilihat menggunakan mata telanjang.
Mikroba berukuran sekitar seperseribu milimeter (1 mikrometer) atau bahkan kurang,
walaupun ada juga yang lebih besar dari 5 mikrometer. Karenanya, mikroba hanya bisa
dilihat dengan menggunakan alat bantu berupa mikroskop.
2.2. Jenis mikroba yang penting
Ada beberapa kelompok mikroba yang penting yang perlu diketahui morfologi, sifat,
struktur dan perkembangbiakannya. Diantaranya yaitu : bakteri, fungi/kapang (mold) dan
khamir (yeast).
1. Bakteri
Sumber : Terdapat secara luas di alam yang berhubungan dengan hewan, tumbuhtumbuhan, udara, air dan tanah.
Morfologi : Uniseluler (bersel tunggal)
Ukuran : panjang = 0,5-10 mm; lebar = 0,5-2,5 mm.
Bentuk sel : coccus (bulat), bacillus (batang/basil), spirillium (spiral) dan vibrios
(koma/vibrio).
Struktur : Prokariotik
Tidak memiliki membran di dalam sitoplasma
Beberapa memiliki flagella (rambut cambuk), capsul (kapsul) dan endospora.
Perkembangbiakan : Aseksual dengan pembelahan biner.
Peranan : Agen penyubur tanah, bermanfaat dalam industri pembuatan senyawa penting
(semisal alkohol), mengolah makanan, penyebab penyakit, pembusuk bahan makanan, dll
Gambar 1 : Bakteria dan macamnya
2. Kapang (Mold)
Sumber : Biasanya terdapat pada tempat-tempat lembab, semisal kertas koran yang
basah, dinding-dinding basah, buah-buahan membusuk dan bahan pangan lainnya
Morfologi : Multiseluler (bersel banyak)
Ukuran : mikroskopis sampai makroskopis
Bentuk : benang-benang.
Struktur : Eukariotik
Memiliki dinding sel yang kaku
Terdiri dari hifa (kumpulan benang-benang).

Kumpulan hifa membentuk miselium.


Beberapa memiliki septa (penyekat) pada hifa.
Perkembangbiakan : Seksual dan Askesual (spora).
Peranan : Dekomposisi (penghancuran) material, penghasil penisilin (antibiotik),
penyebab penyakit, dll.
3. Khamir (Yeast)
Sumber : Lingkungan yang berkadar gula dan pH rendah, seperti buah- buahan dan sirup.
Morfologi : Uniseluler (bersel tunggal).
Ukuran 5-20 mm. (5-10 x lebih besar dari bakteri).
Bentuk sel : Pseudomiselium .
Struktur : Eukariotik.
Memiliki dinding sel yang serupa dengan bakteri.
Sitoplasma memiliki inti bebas (discrete nucleus).
Memiliki vakuola yang berisi sejumlah besar cairan.
Perkembangbiakan : Aseksual dengan tunas.
Peranan : Fermentasi alkoholik pada bir, tape, nata dll.
Berdasarkan organisasi selularnya, protista dibagi menjadi dua golongan yaitu protista
tingkat rendah (prokaryot) dan protista tingkat tinggi (eukaryot). Alga hijau biru dan
bakteri tergolong kepada prokaryot. Sebagian mikrobiologist menganggap alga hijau biru
adalah bakteri juga. Golongan eukaryot terdiri atas protozoa, fungi (khamir dan kapang),
dan alga dimana organisasi selularnya sudah relatif sempurna menyerupai tanaman atau
hewan.
Mikroba terdapat dimana-mana dalam alam. Mikroba dapat ditemui mulai dari dasar
lautan yang paling dalam sampai ke puncak gunung yang paling tinggi. Mikroba ada
yang hidup dalam air dingin, juga ada yang tahan hidup dalam air panas pada suhu tinggi
bahkan ada yang sampai 250 derajat Celcius. (extremophilic).
Tanah yang kita injak dipenuhi oleh mikroba. Mikroba dapat terbawa bersama aliran air
ke sungai, danau dan laut. Mikroba dapat ditemui dimana mereka menemukan makanan,
kelembaban (air), dan suhu yang cocok untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya.
Karena kondisi yang cocok untuk kehidupan manusia juga cocok bagi mikroba maka
tidak dapat dihindari bila kita hidup berdampingan dengan mikroba.
Mikroba ada dalam udara yang kita hirup. Dia mungkin juga ada dalam makanan yang
kita makan dan minuman yang kita minum terutama makanan dan minuman yang sudah
terkontaminasi, dipermukaan kulit, dalam mulut, hidung dan setiap lubang pada tubuh,
serta dalam saluran pernafasan dan pencernaan.
Mikroba lebih banyak lagi ditemui pada tanaman dan hewan. Sebagian besar mikroba
tidak berbahaya bagi manusia, dan manusia yang sehat diberi kemampuan oleh Yang
Maha Kuasa untuk bertahan dari serangan mikroba yang berbahaya sampai batas-batas
tertentu.
Ada dua jenis mikroba dilihat dari manfaatnya, yaitu mikroba baik dan mikroba "jahat".
Mikroba yang baik bagi manusia diantaranya adalah mikroba pangan dan industri yang
membantu manusia dalam pembuatan keju, yoghurt, tempe, oncom, kecap, tape, ragi roti,
asam amino, asam organik, pelarut organik, enzim, obat-obatan, dan sebagainya.

Mikroba juga membantu mendekomposisi (menghancurkan) bahan organik seperti


sampah-sampah organik sehingga mengurangi jumlah sampah dan bisa pula menjadi
pupuk bagi tanaman. Tetapi mikroba yang tidak baik juga tidak kurang jumlahnya yaitu
mikroba yang menyebabkan berbagai penyakit pada manusia serta mikroba yang
mengakibatkan basi atau kerusakan bahan makanan dan minuman.
Dalam konteks makanan halal, salah satu mikroba yang cukup kontroversi akhir-akhir
ini, yaitu mikroba dari jenis bifidobacteria. Mikroba ini adalah bakteri yang banyak
ditemukan dalam usus bayi yang hanya mengkonsumsi ASI. Bifidobacteria menjadi
penting karena merupakan salah satu probiotik yang dapat menekan pertumbuhan
mikroba patogen lain dalam usus bayi dan merangsang kekebalan tubuh bayi.
Karena berfungsi sebagai probiotik maka ilmuwan dari industri mengisolasinya pertama
kali dari kotoran bayi sehat yang hanya mengkonsumsi air susu ibu. Setelah diisolasi,
bakteri ini dimurnikan berkali-kali agar tidak terkontaminasi oleh bakteri lain. Pemurnian
dilakukan dengan melarutkannya dalam air garam sampai ratusan ribu kali, kemudian
ditumbuhkan pada media agar, diisolasi lagi, dan ditumbuhkan lagi berkali-kali sampai
ratusan kali. Bifidobacteria yang dipakai sekarang adalah isolat yang sudah berumur
sekitar 35 tahun sejak diisolasi pertama kali tersebut. Setelah dibersihkan dan dimurnikan
berkali-kali dan telah 35 tahun sejak diisolasi pertama kali, maka pertanyaannya
sekarang, apakah bifidobacteria ini sudah halal digunakan untuk makanan atau minuman
yang berfungsi sebagai probiotik?
2.3. Peranan mikroba
Hampir di semua daerah biosfir dapat di jumpai mikroba. Di semua tempat yang di huni
manusia dapat dapat di jumpai mikroba yang mampu hidup dan berkembang biak.
Mikroba memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Tanpa kehadiran mereka,
dunia penuh dengan limba. Berkembangnya ilmu pengetahuan telah membuka wawasan
bahwa ternyata peran mikroba tidak hanya dapat merombak limba menjadi mineral yang
dibutuhkan oleh tanaman, tetapi masih banyak peran lainnya bahkan dalam bidang
perikanan.
1. Mikroba menguntungkan
Mikroba yang memiliki peran menguntungkan bagi manusia adalah mikroba pengurai,
nitrifikasi, nitrogen, usus,dan penghasil antibiotic
2. Mikroba merugikan
Mikroba yang diketahui mempunyai peran yang merugikan kepentingan manusia adalah
mikroba pembusuk dan pantogen.
2.4. Peranan mikroba dalam bidang perikanan
Peranan mikroba mencakup semua aspek yang dapat diperoleh dari mikroba yang
menguntungkan manusia diantaranya mikroba saluran pencernaan yang digunakan untuk
memacu pertumbuhan ikan dan menghasilkan vitamin B12 dan K yang mempunyai peran
penting dalam proses pembekuan darah, mikroba dapat digunakan untuk melawan
mikroba yang tidak diinginkan ( pengawetan dengan mikroba yang menguntung terhadap

mikroba yang merugikan ), mikroba nitrifikasi memiliki kemampuan untuk merombak


senyawa amoniak menjadi nitrat yang dapat di manfaatkan oleh tumbuhan, karena
senyawa amoniak dalam media budidaya dapat menimbulkan keracunan bagi ikan yang
di budidaya, mikroba ini mempunyai kemampuan mengikat nitrogen langsung dari udara
kemudian mengubahnya menjadi komponen yang dapat di serap oleh akar tumbuhan.
Dari segi keuntungan bdang kesehatan pengunaan mikroba sebagai pengawet ikan tidak
menimbulkan dampak buruk ( saat ini belum diketahui ), tampa harus menggunakan
formalin yang dapat merugikan kesehatan.
BAB III
ISI
3.1 Sinbiotik
Di dalam saluran pencernaan ikan terdapat enzim pencernaan. Enzim ini berasal dari
tubuh ikan sendiri dan mikroba yang hidup di saluran pencernaan, baik mikroba
menguntungkan maupun merugikan. Kedua jenis mikroba ini hidup berdampingan dalam
jumlah seimbang.
Adanya gangguan dapat menyebabkan keseimbangan populasi mikroba di dalam saluran
pencernaan berubah. Bila gangguan tersebut menyebabkan populasi mikroba
menguntungkan meningkat, maka proses pencernaan akan baik dan sebaliknya.
Komposisi mikroba di dalam saluran pencernaan dapat dikendalikan dengan dua cara,
yaitu secara prebiotik dan probiotik.
a. Prebiotik
Prebiotik adalah pengendalian mikroba usus dengan cara menambahkan makanan yang
mengandung nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan mikroba menguntungkan.
b. Probiotik
probiotik adalah menambahkan sejumlah mikroba menguntungkan untuk merubah
komposisi mikroba di dalam usus, dimana mikroba menguntungkan menjadi dominan.
Persyaratan mikroorganisme digunakan sebai probiotik adalah:
1. Tidak bersifat patogen atau mengganggu, mempermudah pencernaan lanjutan dan
penyerapan inang, tidak bersifat patogen bagi konsumen (manusia oleh saluran
pencernaan ikan. Di sisi lain, dan hewan lainnya),
2. Tidak mengganggu mikroorganisme lain sehingga dapat menjaga keseimbangan
ekosistem setempat,
3. Mikroba menguntungkan ini harus mudah dipelihara.
4. Hubungan simbiosis berkembang biak di dalam usus ikan,
5. Dapat dipelihara dalam media yang memungkinkan untuk diintroduksikan ke dalam
usus ikan,
6. Dapat hidup dan berkembang di dalam air wadah pemeliharaan ikan.
3.2 Probiotik yang Digunakan Pada Ikan Kerapu.
Bakteri yang diisolasi dari usus dan lambung ikan kerapu macan dapat tumbuh dan
berkembang pada media kultur TSA dengan pH 2, yang merupakan indikator utama
bakteri probiotik. Koloni bakteri yang tumbuh pada media terdapat dalam berbagai

macam bentuk, warna, tepian, ukuran, dan permukaan koloni (elevasi) yang berbeda.
genus Lactococcus Bakteri yang mendekati genus ini mempunyai ciri-ciri morfologi
sebagai berikut: warna koloni putih susu atau agak krem, bentuk koloni bundar atau bulat
besar, sel berbentuk bola yang berukuran 0,5-1,2 x 0,5-1,5 m, berpasangan dan
membentuk rantai pendek dalam media cair, endospora tidak terbentuk, Gram +, tidak
motil. Suhu optimum untuk pertumbuhan bakteri genus ini adalah 30-37oC dan dan
tumbuh baik pada 1-3% NaCl. bakteri ini tergolong bakteri Gram +, fakultatif anaerob,
tidak motil, tanpa kapsul, kemampuan memproduksi katalase dan oksidase negatif,
tumbuh pada suhu 100C, optimum pada suhu 300C tapi tidak dapat tumbuh pada suhu
450C, tumbuh baik dengan 0,5% NaCl. Bakteri ini memanfaatkan senyawa kimia dengan
menguraikannya secara fermentasi. Salah satunya adalah memfermentasikan karbohidrat
dengan produk yang dihasilkan sebagian besar adalah L (+) asam laktat tapi tidak dalam
bentuk gas. Untuk pertumbuhannya, bakteri ini memerlukan syarat-syarat gizi yang
lengkap. Biasanya banyak terdapat di pabrik pengolahan susu dan produk makanan dari
tumbuh-tumbuhan. Pemanfaatan zat kimia dengan penguraian secara fermentative, salah
satunya karbohidrat yaitu memfermentasi dengan memproduksi sebagian besar L (+)
asam laktat tapi tidak dalam bentuk gas. Sifat lainnya adalah katalase negatif dan
oksidase negatif. Bakteri ini tumbuh pada suhu 100C, optimum pada suhu 300C tapi
tidak dapat tumbuh pada suhu 450C, dan tumbuh baik dengan 0,5% NaCl. Bakteri ini
biasanya banyak terdapat pada pabrik pengolahan susu dan produk makanan dari
tumbuh-tumbuhan.
genus Carnobacterium Bakteri yang mendekati genus ini mempunyai ciri-ciri morfologi
sebagai berikut: warna koloni putih susu atau agak krem, bentuk koloni bulat, tepian
berlekuk, sel lurus, batang ramping, berukuran 0,5-0,7 x 1,02,0 m, berbentuk tunggal
atau dalam bentuk pasangan dan kadang-kadang dalam bentuk rantai yang pendek, Gram
+ dan dapat bergerak atau motil. Carnobacteria adalah katalase negatif, oksidase positif,
metil red positif, tumbuh optimum pada suhu 300C dan tumbuh baik pada NaCl 1-7%.
Bakteri ini Gram +, dapat atau tidak dapat bergerak dan tidak berspora, produksi kimia
dengan heterofermentatif, memproduksi sebagian besar L (+) laktat dari glukosa. Mereka
tumbuh pada 100C tapi tidak dapat tumbuh pada suhu 450C dan optimum pada suhu
300C. Bakteri ini adalah katalase negatif dan oksidase positif dan tidak menghasilkan
nitrat. Sel terdapat dalam produk daging dan ikan. Salah satu spesiesnya, yaitu C.
piscicola, adalah patogen pada ikan salmon (Zulkifli 2001).
genus Staphylococcus. Bakteri yang mendekati genus ini mempunyai ciri-ciri morfologi
sebagai berikut: warna koloni putih susu atau agak krem, bentuk koloni bulat, tepian
timbul, sel bentuk bola, diameter 0,5-1,5 m, terjadi satu demi satu, berpasangan, dan
dalam kelompok tidak teratur, Gram +, tidak motil, katalase positif, oksidase negatif,
metil red positif, tumbuh optimum pada suhu 30-370C dan tumbuh baik pada NaCl 1-7%.
bakteri Staphylococcus sp. Gram +, tidak berspora, tidak motil, fakultatif anaerob,
kemoorganotrofik, dengan dua pernapasan dan metabolisme fermentatif. Koloni biasanya
buram, bisa putih atau krem dan kadang-kadang kuning keorangeorangean. Bakteri ini
katalase positif dan oksidase negatif, sering mengubah nitrat menjadi nitrit, rentan lisis
oleh lisostafin tapi tidak oleh lisozim. Biasanya tumbuh dengan 10% NaCl. Sebagian

besar terdapat pada kulit dan mukosa membran dari vertebrata berdarah panas. Akan
tetapi sering diisolasi dari produk makanan, debu dan air. Beberapa spesies ada yang
patogen pada manusia dan hewan.
genus Lactobacillus. Bakteri yang mendekati genus ini mempunyai ciri-ciri morfologi
sebagai berikut: warna koloni putih susu atau agak krem, bentuk koloni bulat dengan
tepian seperti wol. Sel berbentuk batang dan biasanya tetap, berukuran 0,5-1,2 x 1,0-10,0
m. Mereka biasanya berbentuk batang panjang tapi kadang-kadang hampir bulat,
biasanya bentuk rantai yang pendek, Gram +, tidak motil, oksidase positif, katalase
negatif, metil red positif, optimum pada suhu 300-370C dan tumbuh baik pada NaCl 37%. Menurut Holt et al, (1994), bakteri Lactobacillus sp. ini termasuk Gram +, tidak
berspora, tidak motil oleh flagel peritrichous, fakultatif anaerob, kadang-kadang
mikroaerofilik, sedikit tumbuh di udara tapi bagus pada keadaan di bawah tekanan
oksigen rendah, dan beberapa anaerob pada isolasi. Pada umumnya bakteri ini tumbuh
baik sekali pada 5% CO2. Koloni pada media agar biasanya 2-5 mm, cembung, entire,
buram (opaque) dan tanpa pigmen, kemoorganotrof, metabolismenya adalah fermentatif
dan saccharoclastic. Sedikit dari separoh produk akhir karbon adalah laktat, tidak
menghasilkan nitrat, gelatin tidak menjadi cair, sitokrom negatif, katalase negatif dan
oksidase positif, terutama C18 : 1 rantai lurus asam lemak oleh cis-vaccenic. Tumbuh
optimum pada suhu 30-400C. Lactobacillus tersebar luas di lingkungan, terutama pada
hewan dan produk makanan sayursayuran. Mereka biasanya mendiami saluran usus
burung dan mamalia, dan vagina mamalia. Mereka tidak bersifat patogen. Yang
menggunakan Lactobacillus rhamnosus terhadap ikan rainbow trout dapat menurunkan
mortalitas dan saat uji tantang dengan Aeromonas salmonicida. Waspodo (2001)
mengatakan bahwa bakteri Lactobacillus bulgaricus adalah bakteri probiotik karena telah
lolos dari uji klinis, enzimnya mampu mengatasi intoleransi terhadap laktosa,
menormalkan komposisi bakteri saluran pencernaan serta meningkatkan sistem kekebalan
tubuh.
genus Bacillus. Bakteri yang mendekati genus ini mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai
berikut: warna koloni putih susu atau agak krem, bentuk koloni bulat dengan tepian
keriput. Sel adalah bentuk batang dan lurus, berukuran 0,5-2,5 x 1,2-10 m, dan sering
tersusun dalam bentuk sepasang atau rantai, dengan ujung bundar atau empat persegi.
Pewarnaan sel Gram +, motil, katalase dan oksidase positif, metil red negatif, optimum
pada suhu 30-370C dan tumbuh baik pada NaCl 1-3%. Menurut Holt et al, (1994),
Bacillus sp. Gram + dan biasanya motil oleh flagel peritrichous. Endospora oval, kadangkadang bundar atau silinder dan sangat resisten pada kondisi yang tidak menguntungkan.
Mereka tidak lebih dari satu spora per sel dan sporulasi tidak tahan pada udara terbuka.
Bakteri ini bersifat aerobik atau fakultatif anaerobik. Kemampuan fisiologi beragam;
sangat peka terhadap panas, pH dan salinitas; kemoorganotrof dengan metabolisme
fermentasi atau pernapasan. Biasanya katalase dan oksidase positif. Tersebar luas pada
bermacammacam habitat; sedikit spesies adalah patogen terhadap vertebrata atau
invertebrata. Pada bakteri Bacillus toyoi mampu menekan bakteri yang merugikan pada
ternak komersial.
genus Eubacterium. Bakteri yang mendekati genus ini mempunyai ciri-ciri morfologi

sebagai berikut: warna koloni putih susu atau agak krem, bentuk koloni tidak beraturan
dan menyebar, Gram +, bentuk sel batang, katalase negatif, oksidase positif, motil, metil
red positif, suhu optimum pertumbuhan pada suhu 30-370C dan tumbuh baik pada NaCl
3-7%. bakteri Eubacterium sp. biasanya bersel batang, Gram + dan ukuran tidak menentu,
beragam sekali antara spesies (0,2-2,0 x 0,3-10 m) dan bukan bentuk filamen. Spesies
berubah bentuk dari bulat ke bentuk batang yang panjang. Sel biasanya tidak menentu,
sering gembung atau ujungnya lonjong dan kadang-kadang membengkok. Mereka
biasanya tersusun satu-satu, berpasangan atau dalam rantai, Gram + dalam kultur muda,
motilitas berubah-ubah (tidak tetap), tidak ada spora, anaerob sempurna, membutuhkan
teknik anaerobik untuk pertumbuhan dan membutuhkan media yang kaya akan nutrisi,
koloni biasanya agak cembung atau flat, kemoorganotrofik, metabolisme fermentatatif;
beberapa memecahkan karbohidrat. Produk dari metabolisme adalah glukosa atau pepton.
Biasanya campuran dari asam masuk dalam jumlah besar dari butirat, asetik atau formik
dengan kelihatan gas H2, indole dan katalase negatif, dan oksidase positif.
Mungkin menghasilkan nitrat dan gelatin mungkin cair. Terdapat dalam rongga perut dari
hewan, feses, produk tumbuhan dan hewan, dan tanah. Beberapa spesies sering patogen
pada vertebrata.
genus Bifidobacterium. Bakteri yang mendekati genus ini mempunyai ciri-ciri morfologi
sebagai berikut: warna koloni putih susu atau agak krem, bentuk koloni bulat dengan
tepian Isolasi dan identifikasi bakteri probiotik ikan Kerapu Macan seperti wol. Sel
batang bentuknya sangat bervariasi, berukuran 0,5-1,3 x 1,5-8 m, biasanya agak
bengkok, bergerombol dan sering bercabang, Gram +, tidak motil, katalase negatif,
oksidase positif, metil red positif, suhu optimum pertumbuhan pada suhu 30-370C dan
tumbuh baik pada NaCl 1-3 bakteri Bifidobacterium sp. ini Gram +, tersusun satu-satu,
bentuk pasangan, tersusundalam bentuk V, kadang-kadang bentuk rantai, bentuk pagar
sel paralel. Kadang-kadang melihatkan bentuk bulat besar (gembung), stain sering tidak
tetap, tidak motil, tidak berspora, bukan asam lemak, anaerob. Sebagian kecil spesies
dapat tumbuh di udara dengan CO2 10%, tidak tumbuh di bawah pH 4,5 atau di atas pH
8,5, kemoorganotrof, aktif memfermentasi karbohidrat, dengan memproduksi sebagian
besar asetik dan asam laktik dengan perbandingan 3:2; tidak memproduksi CO2, butirik
dan asam propionik, katalase negatif (bukan positif ketika tumbuh atau berkembang di
udara dengan penambahan CO2), dan oksidase positif. Biasanya membutuhkan
macammacam vitamin. Tumbuh optimum pada suhu 37-410C. Tumbuh dan berkembang
dalam mulut dan saluran usus vertebrata darah panas, dan insekta, dalam sewage, dan
biasanya tidak patogen. bakteri Bifidobacterium sangat efektif untuk melawan bakteri
yang merugikan atau patogen yang masuk dari luar maupun bakteri yang merugikan
dalam saluran pencernaan seperti Shigella dysenteria, Salmonella typhosa,
Staphylococcus aureus, E. coli, dan bakteri lainnya. Karena bakteri ini memproduksi zatzat yang bersifat asam lemak rantai pendek terutama asam asetat dan laktat, dan bisa juga
menghasilkan zat bersifat antibiotik.
genus Micrococcus Bakteri yang mendekati genus ini mempunyai ciri-ciri morfologi
sebagai berikut: warna koloni kuning, bentuk koloni bulat tepian timbul. Sel bentuk bola,
diameter 0,5-2,0 m, dalam bentuk sepasang, empat pasang, atau kelompok tidak tetap,
tidak bentuk rantai, Gram +, tidak motil, katalase positif, oksidase negatif, metil red

positif, suhu optimum pertumbuhan pada 30-370C dan tumbuh baik pada NaCl 1-7%.
bakteri Micrococcus sp. Gram + dan biasanya jarang motil, tidak berspora, aerobik,
biasanya koloni bercorak dari kuning atau merah, kemoorganotrof, dengan metabolisme
pernapasan, sering memproduksi sedikit atau tidak ada asam dari karbohidrat. Biasanya
tumbuh pada media yang sederhana. Katalase positif dan kadang oksidase positif,
meskipun sangat jarang. Biasanya halotoleran, tumbuh pada 5% NaCl berisi sitokrom dan
tahan terhadap lisostafin. Bakteri ini tumbuh optimum pada suhu 25-370C, terjadi
terutama pada kulit mamalia dan dalam tanah, tetapi biasanya diisolasi dari produk
makanan dan udara.
genus Pseudomonas. Bakteri yang mendekati genus ini mempunyai ciri-ciri morfologi
yaitu: warna koloni agak kekuningan, termasuk bersifat Gram -, dan dalam kelompok sel
berbentuk batang dan lurus dengan ukuran 0,5-1,0 x 1,5-5,0 m. Banyak spesies dapat
menguraikan poli -hidroksibutirat sambil menyerap karbon yang ada dalam material,
bersifat fakultatif, uji katalase positif dan oksidase negatif, motil, metil red positif, suhu
optimum pertumbuhan pada 30-370C dan tumbuh baik pada NaCl 3-7%. Bakteri
Pseudomonas sp. ada yang bersifat patogen dan ada yang bersifat menguntungkan bagi
organisme lain. bakteri dari genus Pseudomonas sp dari spesies Pseudomonas bromoutilis
ini memproduksi antibiotik 2, 3, 4 tribromo-5 (I, hidroksi-2, 4,-dibromophenil)pyrole. Zat
ini bersifat menghambat perkembangan bakteri patogen seperti: Staphylococcus aureus,
Streptococcus pneumonia, Streptococcus pyogenes, dan Microbacterium tubercolosis.
Penambahan bakteri Pseudomonas fluorescens AH2 dapat menekan kematian akibat
vibriosis pada ikan rainbow trout dan secara in vitro bersifat antagonistik terhadap A.
salmonicida.
BAB IV
KESIMPULAN
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme mikroskopik yang sebagian besar
berupa satu sel yang terlalu kecil untuk dapat dilihat menggunakan mata telanjang.
Pada ikan kerapu macan memiliki 9 spesies bakteri yang berpotensi sebagai probiotik,
yaitu Lactococcus sp., Carnoacterium sp., Staphylococcus sp., Bacillus sp., Eubacterium
sp., Pseudomonas sp., Lactobacillus sp., Micrococcus sp., dan Bifidobacterium sp.
Kesembilan bakteri ini berpotensi sebagai probiotik karena memilik ketahanan pada pH 2
yang merupakan indikator utama sebagai bakteri probiotik. Bakteri pada genus Bacillus,
Bifidobacteri, Pseudomonas, Lactobacillus, dan Micrococcus telah terbukti sebagai
bakteri yang menguntungkan dan dapat hidup berasosiasi sebagai flora normal pada
organisme baik di dalam maupun di luar tubuh, sedangkan bakteri dari lainnya masih
diduga sebagai bakteri probiotik yang menguntungkan.
Banyak sekali manfaat dari mikroba bagi pengolahan maupun budidaya produk
perikanan. Di antaranya:

I .Peranan mikroba dalam bidang pengolahan hasil perikanan:


1. Pengawetan: dengan menggunakan mikroba, ikan dapat menjadi lebih tahan
lama.
Contoh. Pengawetan pada ikan peda oleh bakteri asam laktat.
2. Menambah cita rasa: dengan menggunakan mikroba, hasil produksi
perikanan jadi lebih banyak memiliki rasa. Contoh: kecap ikan, terasi,nata de sea
weet.
3. Menambah daya guna: dengan menggunakan mikroba, produk hasil
perikanan dapat memiliki banyak fungsi,seperti peralatan kosmetik dan
pengobatan.

II. Untuk mengidentifikasi suatu mikroba,hal yang harus dilakukan sebagai berikut:
1. Mempelajari karakter (morfologi): dengan mempelajari karakter mikroba,kita dapat
mengetahui pertumbuhan mikroba.
2. Mempelajari sifat kimiawi : dengan mempelajari sifat kimiawi bakteri kita dapat
mengetahui bakteri yang kita amati termasuk kedalam jenis bakteri penghasil gas/ cairan
beracun atau tidak,sehingga tepat penggunaanya.
3. Mempelajari karakter biologi: dengan mempelajari sifat biologisnya,kita dapat
mengetahui system pencernaan mikroba yang kita amati sehingga kita dapat memahami
media tumbuh yang tepat.
4. Membaca buku referesi: setelah mengetahui semua karakter,barulah kita mencari
nama mikroba dan taksonomi mikroba pada buku refrensi
3. Peranan mikroba antagonis dalam bidang budidaya perikanan:
Mikroba antagonis adalah mikroba yang memiliki sifat berlawanan (menghambat dan
membunuh) dengan mikroba pembusuk, pathogen atau mikroba yang tidak diharapkan.
Peranan mikroba patogen dalam bidang budidaya sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas air : dengan mengunakan mikroba,kita dapat meningkatkan
kualitas air,seperti pengamanan senyawa ammonia yang beracun bagi ikan dengan
menggunakan bakteri nitrifikasi.
2. Meningkatkan imun inang; dengan menggunakan mikroba antagonis, system
kekebalan ikan (inang) menjadi lebih kuat, karena bakteri antagonis yang berada dalam
system pencernaan ikan dapat membunuh bakteri patogen. Sehingga pencernaan ikan
menjadi lebih sehat.
3. Adanya interaksi dengan plankton: dengan adanya mikroba antagonis yang
menempel pada tubuh plankton, dan plankton dimakan oleh ikan, maka secara tidak
langsung ikan mengkonsumsi gizi yang lebih,sehingga pertumbuhan ikan semakin cepat.
4. Fermentasi adalah proses perombakan senyawa yang panjang dan rumit menjadi
senyawa yang sederhana yang dilakukan oleh enzim-enzim dan berlangsung secara
terkendali.
Fungsi fermentasi dalam pengolahan hasil perikanan:
1. Produk pengolahan fermentasi ditumbuhi endible microbe, sehingga nilai gizi dan
nutrisi bertambah.
2. Menghasilkan etanol.

3. Menghasilkan asam asetat.


4. Meghasilkan asam laktat
5. Produk bertahan lebih lama.

KERJA SAMA PENERAPAN TEKNOLOGI OLEH/BERSAMA PERGURUAN


TINGGI, LSM DAN ASURANSI
NO

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

NOMOR/
TANGGAL

KERJASAMA ANTARA

Pemerintah Provinsi Gorontalo


Dengan PT.Alam Lestari Maju
09/03/2002
Indonesia Departemen
Pertanian
Pembentukan Konsorsium
09/03/2002
Pengembangan Agribisnis
Tanaman Jagung
Jadwal Tanam Pilot
28/05/2002
Percontohan Penerapan
Teknologi Bio P 2000 Z
Kerjasama Pengembangan
050/530/I/Bappeda
Usaha Bidang Pertanian
20/06/2002
(Coorporate Farming).
Penunjukan Tim Konsultan
Teknis Penanaman 100 Ha
38 Tahun 2002
kedelai Pilot Proyek Usahatani
Terpadu
Deputi Bidang Pemberdayaan
Kawasan Transmigrasi Badan
012/AlamiAdministrasi Kependudukan
Deptrans/05.0025
Dan Mobilitas
/05/2000
PendudukDengan PT.Alam
Lestari MajuIndonesia
Badan Urusan Logistik
Tahun 2001
Dengan PT.Alam Lestari Maju
Indonesia
Kapet BIMA Kementerian
Percepatan Pembangunan
kawasan Indonesia Timur,
Tahun 2002
Dengan PT.Alam Lestari
MajuIndonesiadan Lembaha
Penelitian IPB

TENTANG / ISI
KERJASAMA

KOMODITI/
LUAS

Meningkatkan Produksi dan


Mutu hasil PertanianDengan
Teknologi Tepat Guna Bio P
2000 Z

Jagung
1.200 Ha

Pengembangan Agribisnis
Tanaman Pangan

Jagung

Penerapan Teknologi Bio P


Kedelai100
2000 Z Pada Budidaya Kedelai
Ha
Pilot Proyek UsahaTani
Terpadu Tanjab Timur

Jagung100 Ha

Pilot Proyek Usaha tani


Terpadu Tanjab Timur

Kedelai
100 Ha

Meningkatkan Pendapatan
Tranmigran dan mendukung
Pemantapan Produksi
Tanaman Pangan Dengan
Menggunakan Bio P 2000 Z

Padi
250 Ha

Pengembangan Tempe Dan


hasil Olahan Kedelai

Pabrik
Olahan

Kerjasam Pengembangan
Usaha Bidang Pertanian
(Coorporate Farming)

1.000 Ha

9.

3.00-PKKP/SPJ/50/
2008; 30/06/2008

184/17/P77/bup/2008
10. 486/PJJ/BLK11/07.2
00808/07/2008
11.

20/10/2000

12.

29/11/2000

13.

143/BH/KDK.7.1/V/
1999/ 15/03/2001

14.

23/02/2001

15.

30/10/2000

16.

Rekomendasi
Teknologi

17.

003/P3SDL.KK/V/
2000; 27/04/2000

18.

01.WJC.PKS02/11
/2001

19.

063/Aspan/OPRS/
IX/2001

20.

16/03/2001

21.

07/02/2001

Mengembnagkan dan
PT.Perkebunan Nusantara III
Meningkatkan Hasil Produksi
Kedelai
(Persero) Dengan yayasan
Tanaman pangan Dan Kedelai
250 Ha
Del,Bioteknologi Pertanian
Di Sumatra-Utara
BIN, Pemda kabupaten
Peningkatqan Poduksi
Dharmasraya dengan
Tanaman pangan melalui CSR Padi 164 Ha
PT. Semen Padang
PT. Semen Padang.
Induk Koperasi
Mengembangkan Tanaman
6.850 Ha
ProdusenTempeTahu
Budidya Kedelai Dan Jagung (Bertahap)
Indonesia
PT.Alam Lestari Maju
Mengembangkan Tanaman
Indonesia Dengan Komando
5.800 Ha
Kedelai
Korps Ratra
Mengembangkan Tanaman
Konsorsium PT.Alam Lestari
Budidaya Kedelai Dengan
Putera Inkopti Dengan
2.057 Ha
Teknologi Bio Perforasi (Bio
Koperasi pertanianSepakat
P 2000 Z)
PT.Alam Lestari Maju
Mengembangkan Budidaya
Indonesia Dengan Koperasi
tanaman Kedelai varetas
50 Ha
Argo Wilis
Slamet
PT.Alam Lestari Maju
Indonesia Dengan Koperasi
Mengembangkan Tanaman
100
Perekonomian Rakyat
Kedelai Dilahan Koperasi
400 Ha
Cakrabuna
Pemakaian tentang Bio-Porasi
Universitas Jendral Soedirman
pada budidya Kedelai varietas
Bekerjasam Dengan P3SDL
Slamet Dapat menghasilkan
(SCIENSIPARK)
panen
Pusat Pengkajian Dan
Sosialisai Teknologi PT.Alam
Pengembangan Sumberdaya Lestari Maju Indonesia Pada
Kedelai
Lokal Universitas Jenderal
tanaman kedelai Varietas
Soedirman Purwekerto
Slamet
PT.Alam Lestari Maju
Pemberdayaan,Sosialisasi,
Indonesia Dengan West Java
Pemasaran Dan Distribusi
Pemberdayaan
Corridor Center For Strategic
Produk Teknologi
Digital Informatiaon
Bio P2000 Z
PT.Agro Soya Industrindo
Program Asuransi tanaman
Dengan Konsorsium Asuransi
Asuransi
Kedelai Indonesia
Tanaman Kedelai Indonesia.
PT.Alam Lestari maju
Mengembangkan Tanaman
135.000 Ha
Indonesia Dengan Arnauly
Kedelai dengan Teknologi
(Bertahap)
Group
Bio-Porasi (Bio P 2000Z)
Konsorsium PT.Alam Lestari Mengembangkan Benih Dan
Putera Inkopti Dengan Ir.
Budidaya Kedelai Edaname
Edamame
Suyono, MS.
Dengan Teknologi

BioP2000Z

22.

01/03/2001

23.

/03/2001

24.

02/11/2001

25.

11/12/2001

26.

02/01/2002

27.

12/12/2000

27.

19/02/2001

28.

19/02/2001

Kononsorsium PT.Alam
Mengembangkan Budidaya
Lestari Maju Indonesia
Tanaman Kedelai dengan
Dengan Perusahaan Bengkel
Teknologi Bio P 2000 Z
Umum Nasional
Pola Bagi hasil Pengembangan
Pengembangan Perkebunan
kedelai Rakyat menggunakan
Kedelai Rakyat Menggunakan
teknologi Bio P2000Z Di
Teknologi Bio-Porasi
Tenjojaya K,Cibadak,
(BioP2000Z)
Sukabumi
Pekerjaan Enginering
PT.Alam Lestari Maju
Perancangan Pabrik Dan
Indonesia Dengan
Drawing Teknis Mesin Pupuk
PT.Prautama Jaya Perkasa
Hayati /Organik
PT.Alam Lestari maju
Pemberdayaan,Sosialisai,Pem
Indonesia Dengan PT.Agro
asaran dan Distribusi Produk
Soya Industrindo
Budidaya Penanaman Kedelai
PT.Alam Lestari Maju
Dan Jagung Dengan
Indonesia Dengan
Teknologi Hayati Pupuk Bio
Bp. Eddy Mardjozen
P 2000 Z
PT.Alam Lestari Maju
Mengembangkan Tanaman
Indonesia Dengan PT.Prima
Budidaya kedelai Dengan
Energi Lestari
Teknologi Bio P 2000 Z
PT.Alam Lestari Maju
Mengembangkan Tanaman
Indonesia Dengan PT.Savitri
Budidaya kedelai Dengan
Panen Lestari
Teknologi Bio P 2000 Z
Mengembangkan Tanaman
Konsorsium Alam Lestari
Budidaya kedelai Dengan
Putera Inkopti dengan
Teknologi Bio P 2000 Z di
PT. Mentari Mitra Jaya
Lahan pemda Pasaman

2.600 Ha
(Bertahap)

30 Ha

Teknik

50 Ha

100 Ha

170 Ha

2000 Ha

Aplikasi dan Bukti keterujian Pupuk BIOP2000Z dilapangan


1. Pabrik dan bangunan yang berada di PT. Alam Lestari Maju Indonesia yang beralamat di
Komplek Industri BUKAKA, Jl. Raya narogong Km. 19.5 Cilengsi-Bogor.
2. Pusat Perbenihan Tanaman Pangan seluas 60 Ha di Sadatani Seed Centre Serang-Banten
3. Pusat Pembibitan seluas 20 ha, dan Pusat Penelitian, Pelatihan dan Penerapan
Bioteknologi (P4B) Green House BDH, Cianjur.
4. Areal-areal pengembangan sebagai legitimasi keterujian hasil produktivitas tanaman
pangan yang diperlakukan dengan penerapan teknologi Bio P 2000 Z di beberapa daerah
pengembangan pangan potensial dan bertipe lahan marginal di Indonesia:

5. Tulang Bawang Lampung tanggal 31 08 00 kerjasama dengan Depnaker &


Transmigrasi diPanen oleh MENAKERTRANS Bp.Alhilal Hamdi & Gubernur
Lampung Bp. Oemarsono pada Kedelai dengan hasil produksi 2,5 5,2 t/ha.
6. Kalimantan Tengah tanggal 16 09 00 kerjasama dengan Departemen Tranmigrasi.
pada Kedelai hasil 2,1 3,92 t/h.
7. Sumatera Utara tangal 21- 06 01 oleh PT. Pembangunan Graha Lestari, diPanen oleh
Wakil Gubernur Sumatera Utara dan Kepala Dinas Tingkat I Sumut pada Kedelai, hasil
4,16 t/h
8. Kec. Kali Jati Subang tanggal 03 02 Kerjasama dengan Bp. Supriadi (TNI- AU) pada
Jagung 8,4 12 t/ha dan Padi dengan hasil 8 12 t/ha.
9. Kab. Tanjung Jabung Timur, tanggal 22 08 02 oleh Pemerintah Daerah Propinsi
Jambi diPanen oleh Gubernur Jambi Bp.Zulkifli Nurdin, Ketua BAPPEDA dan Kepala
Dinas Pertanian Tk. I Prop. Jambi pada Kedelai dengan hasil 2,6 4,6 t/h.
10. Kec. Klari, Karawang tanggal 13 10 03 Program Kemitraan Petani & Swasta
didukung oleh Deperindag diPanen oleh Menteri Perindustrian dan Perdagangan Ibu Rini
Suwandi pada Kedelai dengan hasil 3,6 t/h.
11. Kab. Banyuwangi tanggal 14 01- 02, Program Kemitraan LPM Unv.Jember, PT. ASI
dan PT. Alami diPanen oleh Dirjen Tanaman Pangan, Direktur Kabi,Direktur Perbenihan,
Dir.Perluasan Areal, KaDistan Jatim, Kedelai dengan hasil 3,2 4,0 t/ha.
12. BBI Bedali Lawang, Malang tanggal 24 02 04 Deptan. Prop. Jawa Timur dipanen
oleh Direktur Kabi Bp. Manurung & Kepala Dinas Tk I Jatim. Kedelai dengan hasil 2,5
2,8 t/ha
13. Sukamandi Kab. Subang tanggal 06 09 04 Kerjasama dgn Petani SHS, Padi dengan
hasil 5,6 8 1 t/ha
14. Kec. Weru Kab. Sukoharjo tanggal 26 01- 05 oleh Deptan. Sukoharjo dipanen oleh
Dirjen Tanaman Pangan Bp.Jafar Hafsah & WaBup Sukoharjo pada Kedelai dengan
hasil 2,45 3,82 t/ha.
15. Cileungsi Kab. Bogor tanggal02 05 Demplot Kebun Jagung dengan hasil 9,5 12 t/ha.
16. Sadatani Serang Banten tanggal 27 07 06 Kemitraan dan Percontohan 60 Ha Padi
Hibrida dengan hasil 7 10,5 t/ha.
17. Ogan Ilir, Sumsel tanggal 06 11 06 oleh Depnakertrans perdana kedelai dan Padi di
KTM Trans di UPT Parit dipanen oleh Menakertrans, Gub. Sumsel, Bupati OI dan Para
Dirjen Trans. dalam pencanangan KTM Trans Kedelai dengan hasil 3,2 t/ha dan padi
dengan hasil 7,9 t/ha.
18. Sipahutar Taput, tanggal 10 11 06 Percontohan Coorporate Farm Estate di GH
Simarhompa, Sipahutar Jagung dengan hasil 8 11 t/ha, Nanas dengan hasil 50 75 t/ha.
19. Toba Samosir Sumatera Utara tanggal 3 03 2008 Kemiteraan Bioteknologi DEL
Petani dan Pemda Tobasa Jagung (37 ha) Padi hibrida, dengan hasil 10 -12,4 t/ha.
20. Morowali Sulawesi Tengah tanggal 27 04 2008 Kemiteraan CSR PT. Bintangdelapan
Mineral dengan Petani pada Kedelai dengan hasil 2,7 3,4 t/ha.
21. Dharmasraya Sumatera Barat, tanggal 9 12 2008 Kemiteraan CSR PT Semen Padang
dengan Pemkab dan Petani Bukit Mindawa dipanen: oleh Presiden RI. Susilo Bambang
Yudoyono (SBY) pada Padi dengan hasil 7 9 t/ha.
22. Serang banten tanggal 3 Maret 2009. Kemitraan Produksi perbenihan dengan BPSB
Serang banten dipanen oleh Kadistan Provinsi banten dan Ka.BPSB pada padi unggul
Nasional (IR64, Ciherang) dengan hasil 8 16 ton/ha.

23. Green House P4B Cianjur 20 ha hortikultura, tanggal 9 Januari 2009. Industri Sayur
Segar hidroponik, aeroponik dan organic untuk ekspor dan supermarket di Jakarta,
launching kemitraan pemberdayaan UKMK, dikunjungi dan disaksikan oleh Menteri
Negara Koperasi dan UKM (Bp. Suryadharma Ali).
24. Sragen, padi di kecamatan Gondang Kabupaten Sragen, di beberapa tempat pada MT
2009 dan MT 2009/2010. rata-rata meningkat 2 ton/ha, yaitu semula 6.5 ton/ ha menjadi
8,5 ton per hektar. Dan untuk kedelai mengalami peningkatan dari 1,6 ton per ha menjadi
2,8 ton per hektar.
25. Di Kabupaten Gunung Kidul, di kecamatan Playen dan kecamatan Semanu
Yogyakarta, pada MT 2009 dilakukan demplot kedelai pada 20 tempat diperoleh ratarata hasil peningkatan dari 1,3 ton per hektar menjadi 2,9 ton per hektar.
26. Madiun, di desa Balerejo kecamatan Balerejo dan kecamatan Manar dilakuan demplot
padi pada MT 2009 memperoleh hasil peningkatan 1,8 ton dari control 8,1 ton/ hektar
menjadi 9,9 ton per hektar.
27. Lamongan dilakukan pada padi tambak diperoleh hasil peningkatan 2,1 ton per hektar
dibanding kontrol. 6,5 ton menjadi 8,6 ton per hektar Pada MT 2009.
28. Ngawi pada MT 2009 dan MT 2009-2010 melalui Dinas Ketahanan Pangan melakukan
demplot di 21 kecamatan dengan berbagai komodite, hasil diperoleh hampir seluruhnya
mengalami peningkatan yang signifikan.
29. Grobogan, pada MT 2009 dan MT 2010 melalui Dinas Pertanian melakukan Demplot
dengan berbagai komodite. Hasilnya menunjukkan peningkatan yang signifikan.
30. Banyuasin- Sumsel. Pada MT 2009 melalui Dinas Pertanian melakukan demplot di 20
lokasi diperloeh hasil untuk padi, jagung, kedelai seluruhnya mengalami peningkatan
cukup dratis. Sehingga berdasarkan demplot tersebut SLPTT padi memilih pupuk P 2000
Z sebagai pupuk organik.
31. Lahat Sumsel, telah menggunakan pupuk P 2000 Z pada setiap aktivitas kegiatan
pertanian karena terbukti mempunyai beda nyata dibandingkan dengan pupuk lainnya.

SERTIFIKAT dan PRESTASI PENGHARGAAN BIO P2000Z

NO

BUKTI

PRESTASI/REKOMENDASI

1.

PABRIK

Pabrik Teknologi Bio Perforasi


telah berdiri

2.

SERTIFIKAT

Patent nomer: ID 0 000 438 S

3.

SERTIFIKAT

Patent nomer: ID 0 016 722

4.

PCT / WIPO

Patent nomer: PCT/ID01/00003


Paten no.: P20000367
5. BUKTI PRIORITAS
Paten no.: P20000368

6.

SERTIFIKAT
ANUGERAH

Anugerah Kalyanakretya Utama

KETERANGAN
Pabrik Pupuk dari Teknologi Bio Perforasi yang
didirikan di atas lahan 1 Ha di Komplek Industri
BUKAKA Cilengsi Bogor telah melayani ratusan ribu
hektar petani pangan
Terlampir Sertifikat Granted Paten sejak tanggal 3
September 2003 dan Dokumen Risalah/abstak Paten
Terlampir Sertifikat Granted Paten diberikan tanggal
22 Desember 2005 dan Dokumen Risalah/abstak
Paten
Terlampir Risalah Dokumen Paten Internasional PCT
Paten BIO P2000Z dan Paten Pabrikasi
Apresiasi Negara melalui Kementerian Riset dan
Teknologi yang diberikan oleh Presiden RI pada
Hakteknas ke IX sebagai yang terunggul, teruji dan
terterapkan & berdampak besar bagi kemajuan
pembangunan dan teknologi.

7.

SERTIFIATE OF
APPRAISAL

8.

PIAGAM

9.
10.

Nilai Ekonomi Hak Paten


Teknologi Bio Perforasi (Bio P
2000 Z) = Rp. 52.593.000.000,-

Nilai Ekonomi Hak Paten Teknologi Bio Perforasi


(Bio P 2000 Z) yang dikelola oleh PT. Alam Lestari
Maju Indonesia = Rp. 52.593.000.000,- (lima Puluh
Dua Milliar Lima Ratus Sembilan Puluh Tiga Rupiah)
sebagai Aktiva Tak Berwujud.

Piagam Penghargaan Museum


Recor Indonesia (MURI)

Penemu Pupuk Bio P 2000 Z yang dapat


menghasilkan pohon kedelai tertinggi (3,8 meter)
dengan jumlah buah terbanyak (2.300 polong).

Keputusan Komisi V Produk Bio P2000Z Produk


DPR R.I.
Unggulan untuk Swasembada.

Produk Bio P2000Z sebagai Produk Unggulan yang


akan bisa membantu swasembada pangan/kedelai

Teknologi yang memberikan hasil Dirjen Bina Produksi Tanaman Pangan DEPTAN R.I.
MEMORANDUM kedelai sangat mengesankan (lebih memberikan apresiasi terhadap hasil panen yang
dua kali lipat)
mengesankan di 1000 ha lahan
SERTIFIKAT

Teknologi Bio P2000Z untuk


Pemberdayaan Daerah
Transmigrasi

Menakertrans memberikan apresiasi terhadap Bio P


2000 Z yang dapat mengangkat pendapatan
transmigran melalui uji penangkaran kedelai untuk
pengembangan kedelai daerah transmigrasi.

12.

SERTIFIKAT

Penerapan Bioperforasi untuk


Rintisan Coorporate Farming di
Provinsi Jambi

Gubernur Jambi memberikan apresiasi keberhasilan


teknologi Bioperforasi pada program rintisan
Coorporate Farming yang menghasilkan panen
kedelai produktivitas tinggi 2,6 4,6 ton/ha.

13.

SERTIFIKAT

Gubernur Sumatera Utara memberikan apresiasi


Budidaya Kacang Kedelai Dengan
keberhasilan program tanam kedelai dengan
Teknologi Bio P2000Z
produktivitas tinggi 4,16 ton/ha

11.

PENGGUNA BIO P2000Z

NO

1.

2.

3.

4.

5.

5.

6.

NAMA/ JABATAN

PERUSAHAAN/INSTANSI

ALAMAT

Komplek Industri BUKAKA


M. Simamora Komisaris PT.Alam Lestari Maju Indonesia(Pabrik
Jl. Raya Narogong Km. 19,5
Utama
Pupuk dan Teknologi)
Cilengsi Bogor
PT. Alami Food
Komplek Industri BUKAKAJl.
FH. Pangabean Direktur
Processing(Pengembangan Industri Susu Raya Narogong Km. 19,5
Utama
Kedelai)
Cilengsi Bogor
Jenderal (Purn.) Luhut PT. Toba Sejahtra (Yayasan
Graha Binakarsa, 2nd Fl.
Panjaitan
Del)(Pengembangan Pertanian Sumut
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-18
Komisaris Utama
dan Produksi pupuk Organik)
Jakarta
PTPN III (Persero) (Pengembangan
Amri Siregar
Jl. Sei batanghari No.2 Medan,
Pangan di Perkebunan dan Pupuk
Direktur Utama
Sumatera Utara
Organik)
PT. Agro Soya Industrindo
Menara Imperium lt 12 X, Suite
Michael
(Pengembangan Usaha Perbenihan
A,B, Jl. Hr Rasuna Said Kav 1.
OendoenDirektur Utama
Kedelai)
Jakarta Selatan.
PT. Bintang Delapan (Reklamasi lahan Jl. Boulevard Gading Barat Blok
Hamid MinaDirektur
tambang untuk pangan dan produksi
LC-6 No.53 Kelapa Gading
Utama
pupuk)
Permai Jakarta Timur Jakarta
Letjend (Purn.) Sintong PT. Marsada Agrotech (Pengembangan
Panjaitan Direktur
tanaman pangan dan hortikultura serta
Menara Bidakara, lt 11.
Utama
nursery)

7.

Wardi Suwito SH.


(Pimpinan/Direktur)

Sada Tani Seed Centre Serang


(Industry perbenihan tanaman Pangan)

Desa Ranca sanggal, Cinangka


Serang Banten

8.

Ir. Ridwan Zainuri


(General Menejer)

PT. Green House Pusat Penerapan


Bioteknologi Pertanian (P4B) Cianjur.
(Pembibitan, dan pertanian Terpadu)

Ds. Cirumput, Kec. Cugenang


kab. Cianjur.

9.

Djoko Sidik Pramono


Dirjen. P2MKT
Depnakertrans

Departemen Tenaga Kerja dan


Transmigrasi (Pengembangan Usaha di
kawasan KTM)

Mengembangkan dan
Meningkatkan Hasil Produksi
Tanaman pangan Dan Kedelai Di
Sumatra-Utara

10. Dan Lain- Lain

BIN, Pemda kabupaten dan provinsi, PT.


Semen Padang dll. (Peningkatqan
Poduksi Tanaman pangan melalui CSR
dan ketahanan pangan.)

Anda mungkin juga menyukai